OPTIMALISASI JARINGAN KOMPUTER DENGAN LOAD BALANCING DAN PROXY SERVER DI YAYASAN BAKTI TUNAS HUSADA Malik Perwiro Joyo, Eka Wahyu Hidayat, Agi Nurhidayah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya E-mail :
[email protected] ABSTRACT The increasing number of network users needs and wants access speed internet connection, it takes a form of a network that can deliver maximum results in terms of both efficiency and security enhancements of the network itself. College of Health Sciences Tunas Bakti Husada (STIKes BTH) are in shaded by Yayasan Tunas Bakti Husada (YBTH) want to provide the best in building infrastructure computer network. The infrastructure is expected to meet quality of the internet connection in STIKes BTH and YBTH. Infrastructure to be built based on the current condition of three speedy line still used separately for different networks such as students, employees and the server. With this condition, Internet access is still slow. So the integration load balancing with proxy server as a cache engine is the right solution to overcome a slow Internet connection. Implementation of load balancing using Mikrotik routers that support the PCC (Per Connection Classifier) method, while the implementation of the proxy server using the OS (Operating System) 11:10 Ubuntu. Methods of approach in the development of the system used is NDLC (Network Development Life Cycle) which has six stages: analysis, design, prototype simulation, implementation, monitoring and management. After the implementation of the proposed system, the speed of internet access increased significantly and were able to overcome the problems that exist in a computer network Yayasan BTH. Key words: Load balancing, Proxy Server, Cache Engine. ABSTRAK Semakin tingginya kebutuhan dan banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan kecepatan akses koneksi internet, maka dibutuhkan suatu infrastruktur jaringan yang dapat memberikan bandwidth optimal sesuai dengan tingkat kebutuhan user dalam area jaringan komputer tersebut. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada (STIKes BTH) yang di naungi oleh Yayasan Bakti Tunas Husada (YBTH) ingin memberikan yang terbaik dalam membangun infrastruktur jaringan komputer. Infrastruktur tersebut diharapkan dapat memenuhi kualitas koneksi internet di STIKes BTH dan YBTH. Infrastruktur yang akan dibangun berdasarkan kondisi saat ini yaitu tiga line speedy yang digunakan masih terpisah untuk jaringan yang berbeda yaitu mahasiswa, karyawan dan server. Dengan kondisi seperti ini, akses internet masih lambat. Maka integrasi load balancing dengan proxy server sebagai cache engine merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi koneksi internet yang lambat. Implementasi load balancing menggunakan router mikrotik yang mendukung metode PCC (Per Connection Classifier), sedangkan implementasi proxy server menggunakan OS (Operating System) Ubuntu 11.10. Metode pendekatan dalam pengembangan sistem yang digunakan adalah NDLC (Network Development Life Cycle) yang memiliki enam tahap yaitu analysis, design, simulation prototype, implementation, monitoring dan management. Setelah implementasi sistem usulan, kecepatan akses internet meningkat cukup signifikan dan mampu mengatasi permasalahan jaringan komputer yang ada pada Yayasan BTH. Kata Kunci : Load balancing, Proxy Server, Cache Engine. (Virtual Local Area Network) pada switch manageable, konfigurasi inter-vLAN routing dan menerapkan manajemen bandwidth queue tree dengan router Mikrotik. Berdasarkan kondisi saat ini masih terdapat beberapa kekurangan seperti tiga line speedy yang digunakan masih terpisah untuk jaringan yang berbeda yaitu mahasiswa, karyawan dan server. Dengan kondisi seperti ini ternyata akses internet masih lambat. Maka integrasi load balancing dengan proxy server sebagai cache engine merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi koneksi internet yang lambat. Berdasarkan uraian tersebut maka penggunaan load balancing dan proxy server seharusnya dapat mengoptimalkan kualitas layanan suatu jaringan. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas kecepatan akses internet maka dalam penelitian ini dilakukan kajian penelitian tentang “Optimalisasi Jaringan Komputer dengan Load Balancing dan Proxy Server di Yayasan Bakti Tunas Husada”.
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconnection networking) yang merupakan suatu jaringan yang kompleks. Semakin tingginya kebutuhan dan banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan kecepatan akses koneksi internet, dibutuhkan suatu bentuk jaringan yang dapat memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan keamanan jaringan itu sendiri. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada (STIKes BTH) yang di naungi oleh Yayasan Bakti Tunas Husada (YBTH) ingin memberikan yang terbaik dalam membangun infrastruktur jaringan komputer. Infrastruktur tersebut diharapkan dapat memenuhi kualitas koneksi internet di Yayasan BTH. Pada penelitian sebelumnya telah memenuhi beberapa kebutuhan dari instansi tersebut yaitu implementasi vLAN 1
implementasi proxy server yang dapat menyimpan objek pada cache. Squid dapat dikatakan sebagai sebuah software yang diaplikasikan untuk membuat cache dari HTTP (Hypertext Transfer Protocol), HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure), gopher dan beberapa aplikasi/protokol lainnya. Keuntungan penggunaan Squid (Muhammad Hafizh, 2011) : a. Squid web-cache proxy server adalah proxy server yang bersifat open source yang didesain untuk berjalan di sistem unix dan keluarganya (seperti Linux, FreeBSD, SunOS/Solaris, dan lainnya). b. Squid tidak hanya dapat melakukan caching objekobjek web saja, namun juga dapat melakukan caching DNS dan network lookup lainnya serta penggunaan squid akan sangat terasa dan membantu untuk optimalisasi penggunaan bandwidth yang kecil. c. Dapat melakukan pembatasan akses kepada situssitus tertentu (misalnya situs hacking dan situs terlarang). d. Squid merupakan cache proxy server yang mempunyai performansi tinggi dan mendukung operasional FTP (File Transfer Protocol), Gopher dan HTTP. e. Dapat melakukan pembatasan waktu-waktu yang diperbolehkan untuk melakukan download.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah : a. Bagaimana konfigurasi load balancing tiga line speedy untuk membagi beban trafik. b. Bagaimana konfigurasi fail over sebagai back up koneksi internet. c. Bagaimana mengoptimalkan kualitas koneksi internet dengan proxy server. 1.3. Batasan Masalah Dalam perancangan sistem ini, terdapat batasanbatasan masalah yang meliputi : a. Implementasi load balancing menggunakan metode PCC (Per Connection Classifier). b. Menggunakan software squid sebagai proxy server yang difungsikan sebagai cache engine. c. Sistem operasi yang digunakan untuk proxy server adalah Ubuntu server 11.10 (Oneiric Ocelot) i1386. d. Router yang digunakan untuk penerapan load balancing menggunakan dua router, yaitu RB951G dan CCR106-12. e. Jalur internet yang akan dilakukan load balancing adalah 3 line dengan ISP (Internet Service Provider) yang sama. f. Simulator menggunakan aplikasi Packet Tracer 6.0. g. Perancangan topologi menggunakan Microsoft Office Visio 2007. h. Tidak membahas QoS (Quality of Service) untuk manajemen bandwidth.
2.3. Firewall Firewall adalah sebuah sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya, sebuah Firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan lainnya. Firewall umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar (Imam Cartealy, 2013).
1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : a. Membangun load balancing yang optimal dengan menggunakan proxy server sebagai cache engine. b. Menyeimbangkan pembagian beban traffic internet. c. Menangani permasalahan kemungkinan koneksi down pada salah satu jalur internet dengan fail over.
2.4. Load Balancing Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi (Dewabroto, 2009). Secara umum, load balancing dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk mendistribusikan beban kerja secara merata pada dua atau lebih komputer, Network links, CPU (Central Processing Unit), hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal, memaksimalkan throughput, meminimalkan waktu respon dan menghindari overload. Menggunakan beberapa komponen dengan load balancing dapat meningkatkan kehandalan melalui redudansi. Program load balancing biasanya disediakan oleh program khusus atau perangkat keras (seperti multilayer switch atau DNS server) (Muhammad Hafizh, 2011).
2. Landasan Teori 2.1. Server Proxy Server proxy yang digunakan berbasis linux menggunakan Ubuntu Server 11.10 (Oneric Ocelot), dengan lisensi GPL (GNU Public Lisence). Proxy server akan digunakan untuk caching HTTP konten pada port 80. Adapun aplikasi yang digunakan adalah squid 2.7 STABLE 9. Server proxy merupakan server yang berfungsi sebagai perantara antara komputer klien dengan server lain. Server proxy akan meneruskan permintaan atas nama klien ke server lain dan menerima respon dari server tersebut untuk kemudian meneruskannya kembali ke komputer klien (Imam Cartealy, 2013). 2.2. Squid Proxy Squid merupakan salah satu aplikasi cache yang berlisensi GPL(GNU Public License) dan merupakan 2
3.
4. Gambar 2.10 Load Balancing dengan Dua Backbone Provider. (sumber : Dewabroto, 2009) 3.
Metodologi Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. a. Metode pengumpulan data yang berisi studi pustaka, wawancara dan observasi. b. Metode pengembangan sistem menggunakan pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle).
memungkinkan penyusup (sniffer) mengakses server melalui jaringan kabel. Server 1 langsung terhubung dengan modem tanpa melalui router mikrotik. Topologi tersebut sangat rentan terhadap serangan dari luar karena tidak melalui firewall dari mikrotik. Switch masih menggunakan unmanage switch, sehingga belum mendukung pembuatan vLAN untuk membagi jaringan agar mengurangi paket-paket broadcast. Selain itu susunan switch terlalu banyak tingkatan, terutama untuk switch nomor urut 1 yaitu switch server 24 port, nomor urut 6 yaitu switch perpustakaan 16 port, nomor urut 8 yaitu switch TUK 16 port dan nomor urut 9 yaitu switch mini hospital 16 port. Itu sangat tidak disarankan dalam membangun sebuah jaringan komputer karena menimbulkan packet broadcast dan collision domain semakin tinggi.
b.
Analisis User Analisis user diperlukan untuk mengetahui beberapa hal yaitu besar bandwidth yang didapat setiap user, situs yang biasa dikunjungi setiap user, dan mengetahui kualitas jaringan dengan ping test. Berikut beberapa analisis terhadap user : 1.
Pengukuran Bandwidth Gambar 4.3 Mengukur Bandwidth User 1
Gambar 3.1 Network Development Life Cycle (sumber : Muhammad Hafizh, 2011)
Beberapa kali pengukuran yang lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Analysis ada beberapa analisis yang dilakukan, diantaranya : a. Analisis Sistem dan Jaringan Komputer
Tabel 4.1 Daftar Implementasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 4.1 Topologi Jaringan Yayasan BTH Berdasarkan Gambar 4.1 diatas, maka dapat dianalisis bahwa dari topologi yang ada masih memiliki kekurangan sebagai berikut : 1. Kurang efisien dalam penggunaan Router Board Mikrotik, terlihat 3 router dipasang sejajar dengan fungsi yang sama. 2. Penempatan server sejajar client, ini kurang efektif dalam menjaga keamanan sistem. Karena
Uji
Download Speed 0,35 Mbps 0,32 Mbps 0,30 Mbps 0,34 Mbps 0,33 Mbps 0,32 Mbps 0,31 Mbps 0,35 Mbps 0,34 Mbps 0,30 Mbps
Coba
Bandwidth
Sebelum
Upload Speed 0,23 Mbps 0,30 Mbps 0,24 Mbps 0,25 Mbps 0,29 Mbps 0,26 Mbps 0,28 Mbps 0,30 Mbps 0,25 Mbps 0,27 Mbps
Gambar 4.5 Grafik Kecepatan Akses Internet Sebelum Implementasi 3
Berdasarkan hasil pengujian kecepatan bandwidth dapat dianalisis bahwa : 1. Setiap user mendapatkan bandwidth yang relatif sama yaitu 0,35 Mbps atau 350 Kbps untuk downstream dan 0,30 Mbps atau 300 Kbps untuk upstream. 2. Kebutuhan yang sangat terbatas untuk melakukan akses internet apalagi untuk melakukan downloading dan streaming. 3. Manajemen bandwidth yang masih dapat dioptimalkan karena pada analisis sebelumnya telah berlangganan bandwidth yang sebetulnya sudah memadai dan dapat mengakomodasi seluruh user Yayasan BTH dan STIKes BTH. 4. Konfigurasi limitasi bandwidth masih menggunakan simple queue. Pengembangan selanjutnya dapat menggunakan queue tree. Terlihat bahwa trafik semua langsung menuju ISP (Internet service provider) tanpa dibelokan terlebih dahulu ke proxy server, karena belum mengimplementasikan proxy server pada Yayasan BTH.
Gambar 4.10 Grafik Kualitas Koneksi Sebelum Implementasi Ping digunakan untuk mengukur seberapa jauh antara client dan server. Apabila nilai yang dihasilkan semakin besar maka akan semakin jelek kualitas koneksi tersebut, sehingga mempengaruhi nilai mutu yang akan dihasilkan. Jitter digunakan untuk mengukur seberapa besar perbedaan perhitungan nilai ping antara pengukuran yang satu dengan yang lainnya (fluktuatif setiap pengukuran). Berdasarkan data-data hasil pengujian bahwa grade yang dihasilkan masih kurang baik (grade C) bahkan grade D. Packet loss (paket yang hilang) masih cukup besar, sehingga dapat dipastikan koneksi tidak maksimal.
a.
Pengujian Grade Link Menggunakan PING Test Berdasarkan pengujian ini akan diketahui grade kualitas dari koneksi sistem dimana grade tersebut memberikan keterangan bagaimana kualitas koneksi tersebut apabila digunakan untuk menjelaskan aplikasi realtime.
4.2. Design Perancangan yang dilakukan adalah perancangan topologi dan perancangan alokasi IP address. a. Perancangan Topologi
Tabel 4.2 Penjelasan Nilai Mutu Grade Link No Nilai Mutu Keterangan 1 A Baik Sekali 2 B Baik 3 C Cukup 4 D Kurang 5 E Kurang Sekali Berikut daftar gambar hasil pengujian kualitas grade link menggunakan aplikasi online yaitu pingtest.net :
Gambar 4.14 Topologi Usulan b. Perancangan Alokasi IP address Tabel 4.7 Daftar IP Address
Gambar 4.7 Ping Test 1 Beberapa kali pengukuran yang lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Perangkat Mikrotik RBB951G
Tabel 4.3 Daftar Uji Coba Grade Link Sebelum Implementasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ping 132 ms 81 ms 116 ms 150 ms 122 ms 112 ms 115 ms 98 ms 143 ms 141 ms
Jitter 58 ms 55 ms 12 ms 62 ms 70 ms 44 ms 54 ms 58 ms 63 ms 66 ms
Grade D D C D D D D D D D
Mikrotik CCR 101612G
Packet 1% 4% 4% 5% 3% 2% 5% 3% 4% 2%
4
Interface speedy1 speedy2 speedy3 Ether4 Ether5 Cable (Ether4) Hotspot Ether10 Ether7 (proxy) speedy3 VLAN 10 VLAN 21 VLAN 22 VLAN 23 VLAN 24 VLAN 25 VLAN 11 VLAN 12 VLAN 13 VLAN 14
Ip Address 192.168.2.2/30 192.168.3.2/30 192.168.4.2/30 192.6.1.1/30 192.2.5.2/24 192.6.1.2/30 192.168.3.1/24 192.168.4.2/30 192.2.1.1/24 192.2.2.1/24 192.2.3.1/24 192.2.4.1/24 192.2.5.1/24 172.11.0.1/24 172.12.0.1/24 172.13.0.1/24 172.14.0.1/24
Gateway 192.169.2.1 192.168.3.3 192.168.4.1
Switch
VLAN VLAN VLAN VLAN VLAN VLAN VLAN
15 50 40 10 20 30 40
c.
172.15.0.1/24 192.168.5.1/29 192.168.4.1/24 192.168.6.0/24 192.168.7.0/24 192.168.8.0/24
Pengujian Caching Download
192.168.6.1 192.168.7.1 192.168.8.1
4.3. Simulation Prototype
d.
Pengujian Setelah Implementasi Pengujian yang dilakukan menggunakan speedtest.net dan pingtest.net, berikut hasil pengujiannya : 1. Pengujian grade link menggunakan pingtest.net Gambar 4.15 Simulasi Jaringan Usulan 4.4. Implementation Implementasi load balancing dengan kode sumber yang diketikkan pada terminal mikrotik.
Gambar 4.24 Pengujian Link di Joglo 2 Beberapa kali pengukuran yang lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Kode Sumber 4.5 Load balancing PCC /ip firewall mangle add action=mark-connection chain=prerouting comment="" disabled=no dstaddress-type=!local new-connection-mark=con-satu \ in-interface=ether4 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addressesand-ports:3/0 add action=mark-connection chain=prerouting comment="" disabled=no dstaddress-type=!local new-connection-mark=con-dua ininterface=ether4 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses-andports:3/1 add action=mark-connection chain=prerouting comment="" disabled=no dstaddress-type=!local new-connection-mark=con-tiga in- interface=ether4 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses-and-ports:3/2
Tabel 4.8 Daftar Uji Coba Grade Link Setelah Implementasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.5. Monitoring Monitoring dilakukan terhadap sistem usulan yang telah diimplementasikan. Ada beberapa hal yang dirasa perlu dilakukan pengawasan diantaranya : a. Pengujian Performa Load Balancing
Ping 59 ms 61 ms 46 ms 32 ms 53 ms 40 ms 52 ms 38 ms 33 ms 39 ms
Jitter 20 ms 23 ms 11 ms 16 ms 13 ms 13 ms 14 ms 15 ms 11 ms 16 ms
Grade B B B B B B B B B B
Packet Loss 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Gambar 4.20 Pengujian Trafik Load balancing b.
Gambar 4.27 Grafik Perbandingan Kualitas Koneksi Internet
Pengujian Caching Youtube
4.6. Management Tahap manajemen berisi tentang penggunaan fail over yang digunakan sebagai backup koneksi internet.
Gambar 4.21 Caching Youtube 5
3.
Gambar 4.36 Konfigurasi Fail over
trafik dapat dipastikan benar-benar terbagi rata pada setiap line ISP.agar dalam akses internet tidak terjadi koneksi yang lambat dikarenakan response time yang berbeda pada tiap ISP. Penambahan server untuk trafik monitoring seperti the dude, whatsap, zenoss core dan lain sebagainya, sehingga semua node yang ada dalam jaringan dapat terpantau setiap saat. Ketika ada masalah jaringan, lebih cepat dalam penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Membangun load balancing yang optimal dengan menggunakan proxy server sebagai cache engine. Metode load balancing yang digunakan adalah metode PCC (Per Connection Classifier) dapat meningkatkan kestabilan koneksi ketika terjadi perpindahan gateway. Proxy server sebagai cache engine sangat membantu menangani keterbatasan bandwidth. Semua konten internet yang telah dikunjungi tidak akan di download lagi dari web server, akan tetapi diambil dari proxy server dengan kecepatan akses layaknya jaringan lokal. Selain itu, proxy server dapat meningkatkan keamanan bagi pengguna, karena semua request dari pengguna ditangani oleh proxy server. 2. Menyeimbangkan pembagian beban traffic internet. Penerapan load balancing telah memberikan keseimbangan beban trafik diantara tiga line speedy. Namun load balancing tidak dapat mengakumulasi besar bandwidth ketiga koneksi, karena teknik load balancing bukan berarti 3 + 2 + 1 = 6 melainkan 3 + 2 + 1 = 3 + 2 + 1. 3. Menangani permasalahan kemungkinan koneksi down pada salah satu jalur internet dengan fail over. Fail over diterapkan agar dapat melakukan backup otomatis ketika salah satu line ISP terputus (down). Metode pengecekan koneksi setiap line adalah dengan menggunakan ping (Packet Internet Gopher). Jika respon yang diterima adalah RTO (Request Time Out) maka disimpulkan bahwa line tersebut down, sebaliknya jiga kembali reply maka line tersebut up.
Anonim, Urutan Kabel UTP Straight dan Crossover ; http://www.catatanteknisi.com/2011/02/urutan-kabelutp-straight-crossover.html, 1 Maret 2014. Cartealy, Imam. 2012. Tips dan Trik Mikrotik Router OS untuk SOHO. Yogyakarta : ANDI. Cartealy, Imam. 2013. Linux Networking Ubuntu, Kubuntu, Debian, dll. Jakarta : Jasakom. Dewabroto, Pujo ; Load Balance Menggunakan Metode PCC, www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34, 4 September 2013. Dwi Utomo, Andri. 2011. Implementasi Load Balancing Dua ISP Menggunakan Mikrotik. Skripsi, tidak diterbitkan. Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. ID-System Engineers. 2013. Mikrotik Academy Program (Pre Exam Mikrotik Certifiction Network Associate). Tasikmalaya : ID-system Engineers. ID-System Engineers. 2013. Cisco Network Academy Program (Cisco Certified Network Associate Pre Exam). Tasikmalaya : ID-system Engineers. Lotan, Feby. 2007. Membangun Jaringan Komputer dengan Server Linux dan Client Windows. Yogyakarta : ANDI. Muhammad, Hafizh. 2011. Load Balancing dengan Metode Per Connection Classifier (PCC) Menggunakan Proxy Server Sebagai Caching. Skripsi, tidak diterbitkan. Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Rafiudin, Rahmat. 2008. Squid Koneksi Anti Mogok. Yogyakarta : ANDI. Sofana, Iwan. 2011. Teori dan Modul Praktikum Jaringan Komputer. Bandung : Modula. Syafii, M. 2004. Konfigurasi Server Linux dengan Webmin. Yogyakarta : ANDI. Towidjojo, Rendra. 2013. Mikrotik Kungfu (Panduan Router Mikrotik Lengkap & Jelas) Kitab 2. Jakarta : Jasakom. Towidjojo, Rendra. 2012. Mikrotik Kungfu Kitab 1. Jakarta : Jasakom. Towidjojo, Rendra. 2012. Konsep & Implementasi Routing dengan Router Mikrotik 100% Connected. Jakarta : Jasakom. Wahono, Romi Satria. 2003. Cepat Mahir Linux.
5.2. Saran Berdasarkn kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut, diantaranya : 1. Sebaiknya menggunakan lebih dari satu hardisk yang didedikasikan untuk penyimpanan objek cache dan OS (Operating System). Hardisk dengan kecepatan baca dan tulis yang tinggi (berkisar di 15.000 rpm). Kecepatan hardisk yang lebih tinggi dapat meminimalisir terjadinya bottleneck pada proxy server. 2. Sebaiknya dalam pemiihan setiap line ISP (Internet Service Provider) memiliki bandwidth yang sama agar penerapan load balancing lebih optimal. Beban 6