Oma, 50 tahun, Nelayan di Tanjung Kait, Banten Dulu Sering Ada Bantuan Langsung Saat Pak Harto jadi Presiden semua serba murah, bahan bakar —terutama solar— untuk perahu, harganya terjangkau jadi penghasilan nelayan-pun lumayan. Cukuplah untuk menghidupi keluarga -isteri dan tiga anak saya. Tetapi setelah Pak Harto tidak jadi Presiden, semua berubah. Kalau dibandingkan sekarang, perbedaannya jauh sekali. Harga solar sekarang tak terjangkau buat nelayan artinya solar tak bisa terbeli karena harganya mahal, bukan karena sulit mencarinya. Tapi sebagai nelayan, saya harus tetap melaut dan mencari ikan, akhirnya sekarang bahan bakar perahu, saya ganti dengan minyak tanah itupun masih berat buat saya, karena penghasilan saya rata-rata sehari hanya Rp. 10.000 sampai Rp. 20.000, belum dikurangi dengan biaya bahan bakar. Saya sudah tiga puluh tahun menjadi nelayan, jadi saya rasakan benar perbedaannya. Selain itu di era Pak Harto, ada koperasi. Dan koperasi itu benar-benar turun ke lapangan. "Saya masih ingat, sekitar tahun 1985, kami -para nelayan— diberi bantuan dari pemerintah berupa satu unit perahu komplit dengan perlengkapan dan jaringnya. Satu perahu untuk empat orang nelayan dan itu diberikan oleh pemerintah secara gratis. Tujuannya ya untuk membantu para nelayan." Disitulah saya melihat keseriusan dan kepedulian Pak Harto terhadap rakyat kecil, terutama nelayan. Pak Harto sangat peduli dengan nasib kami, walaupun kami jauh di pinggiran, tetapi Pak Harto tetap memperhatikan. Itu adalah fakta. Bahkan di era Pak Harto dulu, kami sering mendapat bantuan berupa sembako yang dibagikan secara gratis. Walaupun harganya tidak seberapa, tetapi bagi kami itu sangat berarti dan membahagiakan. Sekarang bukan berarti tidak pernah ada bantuan. Kadang ada juga yang datang dan membagikan sembako, entah darimana, tetapi bedanya sekarang bantuan itu datang dan dibagi-bagikan tidak gratis. Kami tetap harus membayar atau membeli kupon untuk dapat mengambil sembako itu, walaupun harga kupon itu hanya Rp. 5.000,Memang saya tidak mengenal Pak Harto, tetapi saya dapat merasakan kepemimpinan Pak Harto jauh lebih baik. Dan sebagai rakyat kecil, saya berharap akan ada lagi pemimpin seperti beliau, yang bisa mengerti rakyat, memperhatikan dan mensejahterakan rakyatnya.
Mak Isah, 55 tahun, Tukang Urut asal Subang, Jawa Barat. Bangga Punya Pemimpin Seperti Pak Harto Saya sering mendengar banyak orang menghujat Pak Harto. Tetapi menurut saya yang salah itu bukan Pak Harto. Sebenarnya Pak Harto itu orang baik. Pak Harto sangat peduli dengan rakyatnya, buktinya bahan bakar dan sembako murah. Pak Harto benar-benar ingin melihat rakyatnya sejahtera. Terlepas dari segala kelemahannya, buat saya Pak Harto baik, selalu tersenyum dan berkharisma. Sebagai rakyat kecil, saya bangga punya presiden seperti Pak Harto. Meskipun banyak yang bilang Pak Harto bersalah, tapi buat saya, Pak Harto tidak bersalah, yang bersalah mungkin orang-orang dekat Pak Harto. Jujur saja saya kasihan melihat Pak Harto sekarang, sudah tua dan sakit-sakitan tetapi masih saja di salahkan, itu kan tidak adil. Padahal jasa-jasa Pak Harto sudah banyak dan bisa kita lihat karena memang ada buktinya, seperti pembangunan dan keamanan yang terkendali ketika itu. Keamanan memang lebih terjamin. Hal inilah yang sangat saya rasakan, karena sudah lebih dari lima belas tahun saya bekerja sebagai tukang urut dan pekerjaan saya ini tidak kenal waktu, kalau orang membutuhkan jasa saya, malampun saya harus datang, apalagi kalau ada ibu-ibu yang mau melahirkan atau anaknya perlu diurut. Dulu saya pulang jam sebelas malam atau keluar jam sebelas malam, tidak ada rasa takut dan cemas, tetapi sekarang baru jam sembilan malam saya sudah was-was dan takut, karena banyak orang-orang jahat di jalan. Ditambah lagi kalau kita lihat di TV, setiap hari ada aja or-ang yang mati, karena perampokan, penodongan, pemerkosaan dan lain-lain. Saya jadi takut dan sedih mfelihat itu. Waktu jaman Pak Harto, mana ada? Semua aman, karena memang ada yang ditakuti, karena presidennya punya kelebihan. Disitulah kelebihan Pak Harto. la berhasil membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang aman dan tenteram.
Sitompul, 50 tahun, Tukang Becak di Kota Medan, Sumalera Utara Ketegasannya Membuat Segalanya Jelas Kami hanya rakyat kecil yang tak tahu bagaimana sulitnya memimpin bangsa yang sangat besar ini. Tetapi saya salut dengan kepemimpinan Pak Harto yang tegas, sehingga segalanya menjadi jelas. Artinya di jaman itu rakyat merasa senang karena gampang cara makan. Kalau sekarang terasa sekali sulitnya cari makan, uangpun begitu sulit kami dapatkan. Bukan berarti saya membedakan kepemimpinan dulu dan sekarang, tetapi entah dimana salahnya, yang jelas sekarang hidup lebih sulit. Mungkin ketegasan itulah yang sekarang dibutuhkan lagi, yang harus diperhatikan oleh pemerintah kita. Tegas dan berani membela rakyat kecil. Coba bayangkan, pasti Indonesia menjadi negara yang kokoh dan bersatu jika rakyatnya sejahtera. Kalau saja pemerintah kita mau memikirkan rakyatnya, membuat keputusan yang menguntungkan rakyat banyak, pastilah bangsa ini tak akan terpecah belah. Pendapatan kami sebagai tukang becak tak menentu, apalagi semakin banyak orang yang menarik becak di Medan ini. Jangankan saya, pegawai-pun sekarang merasa kurang. Ya, karena segalanya mahal. Tetapi kalau untuk keamanan, dari dulu sampai sekarang, kota Medan sudah cukup aman, walaupun disini berbeda-beda agamanya, tetapi kita saling menghargai, tidak ada yang mempermasalahkan agama. Apalagi saling berkelahi soal agama. Saya asli orang Medan, yang lahir dan dibesarkan di kampung ini, jadi saya tahu benar bagaimana perkembangan Medan sampai dengan hari ini. Kalau saja pemerintah kita mau memikirkan rakyatnya, membuat keputusan yang meng-untungkan rakyat banyak, pastilah bangsa ini jaya, karena rakyat Indonesia banyak, kompak dan bisa b'ersatu.
Darsim, 40 tahun, Petani Sayur di Sukatani, Kab. Tangerang Mengerti Benar Kehidupan Rakyatnya Pak Harto seorang pemimpin yang pandai dan mengerti tentang kehidupan rakyatnya. Buktinya, nasib rakyat kecil beliau perhatikan. "Kalau di jaman Pak Harto, petani seperti saya tidak sulit mencari pupuk, dan harganya pun masih murah. Tapi, sekarang mau beli pupuk dengan harga tinggi saja sangat sulit didapat." Petani diberi bantuan modal dan diberikan bimbingan cara bertani yang bagus melalui penyediaan penyuluh pertanian, kemudian dibantu dalam pemasaran hasil panen. Selain itu, mencari kerja masih gampang asal kita mau bekerja dan tidak milih-milih. Jadi, rakyat kita tidak banyak yang menganggur. Pokoknya, kalau dibandingbandingkankan, rasanya masih lebih enak jaman Pak Harto. Beliau bisa memimpin negara ini dengan bijaksana. Pak Harto itu, banyak jasanya bagi rakyat kecil, terutama petani separti saya, jadi walaupun banyak orang yang bilang bahwa Pak Harto salah, bagi saya itu tidak benar. Sekarang saya kasihan dengan kondisi beliau. Kok, seorang bekas pejuang nasional dituntut untuk diadili. Sepertinya tidak menghargai hasil perjuangannya."
Darsono, 39 tahun, Kuli Bangunan di Pondok Aren. Dulu Tidak Pernah Ada Keributan Selama memimpin negara ini lebih dari 30 tahun, saya nggak pernah dengar ada keributan atau kerusuhan, apalagi sampai besar-besaran. Sebab bila sedikit saja ada masalah maka beliau akan menyelesaikannya dengan bijak. Pak Harto merupakan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa. Sebagai kuli bangunan, dulu saya tidak pernah saling berebut kerjaan dengan sesama teman, dan rejeki saya pun cukup untuk sehari-hari. Untuk makan dengan sayur dan lauk masih cukup malah masih bisa menabung walau sedikit. Jadi kalau disuruh milih, pengen rasanya Pak Harto memerintah negeri ini kembali. Menyesal rasanya beliau harus lengser dari kursi Presiden. Pak Harto kan nggak salah sama rakyat, yang salah itu anak buahnya, rakus dan tidak bertanggung jawab, jadi jangan Pak Harto yang disalahkan dong...
Eko Sutiyono, 44 tahun, Pedagang Buah di Pasar Ciputat Suka Menanyakan Persoalan Rakyat Bawah Pak Harto mau turun langsung memperhatikan kami sebagai pedagang sayur yang kecil. Bahkan beliau mau berdialog, menanyakan apa saja yang menjadi persoalan kami dan menawarkan bantuan agar persoalan kami bisa menjadi ringan. Kelebihan Pak Harto lainnya, kalau dulu gampang sekali mencari usaha atau kerjaan. Mungkin karena banyak dibuka lapangan pekerjaan dan lapangan usaha. Kalau sekarang pedagang kecil seperti saya ini sulit untuk berjualan, nggak boleh berjualan di kaki lima tapi tidak disediakan tempat untuk berjualan. Kalaupun ada dibangun tempat untuk berdagang, dipungut biaya yang mahal. Jadi serba susah. Pokoknya, lebih enak ketika Pak Harto jadi Presiden. Bantuan untuk rakyat kecil selalu sampai sama yang berhak menerimanya. Dan syaratnya pun mudah. Itu saya rasakan sendiri, karena saya sering mendapat pinjaman untuk modal dagang.
Muhammad Sahili, 49 tahun, Kusir Delman di Monas Jakarta Dulu Kebutuhan Sehari-hari Bisa Dipenuhi Pak Harto merupakan sosok Presiden Republik Indonesia yang begitu melekat pada diri saya. Yang saya ingat benar jasanya hanya ada dua presiden di Indonesia, yang pertama Soekarno dan yang kedua Soeharto. Selebihnya kan cuma sepintas, karena masa jabatan mereka tidak ada yang lama, jadi ya belum bisa kita nilai banyak. Saya kasihan melihat Pak Harto yang sekarang, sudah tua dan sakit-sakitan. Mungkin kecapekan jaman dulunya ya Kerja terlalu diforsir siang malam, jadi mungkin jarang tidur. Kalau bicara kelebihan Pak Harto, tentu banyak sekali. Misalnya, beliau dapat membuat rakyat makmur, sawah-sawah subur jalanan pada di aspal semua. Juga dikebutuhan sehari-hari semua bisa terpenuhi sepert/beras, minyak tanah, ikan semua gampang didapetin, udah gitu harganya engga mahal-mahal amat, terjangkau-lah. Saya jadi Kusir Delman sejak tahun 1986 dan jika dibandingkan dengan keadaan sekarang, jauh beda. Kalau dulu, narik Delman tidak harus disekitar Monas saja, tetapi disemua kawasan Jakarta boleh dilalui oleh delman saya. Jadi pendapatan yang diperolehpun jauh lebih banyak. Sekarang, orang-orang yang mau naik Delman harus pergi ke Monas atau tempat-tempat wisata terlebih dahulu. Saya punya anak lima orang, jadi kalau mau dapat duit banyakan harus narik Delman dari jam 09.00 sampai jam 23.00, itupun nggak tentu penghasilannya. Kalau dihitung-hitung sih pendapatan bersihnya kurang lebih Rp.45.000,-. Dulu dan sekarang sebenarnya sama-sama susah cari duit, apalagi untuk orang seperti saya yang tidak sekolah, tapi kalau menghabiskan uangyang didapat lebih cepat sekarang, buktinya kalau pendapatan sekarang Rp. 45.000 perhari hanya bisa dibelikan beras 2 liter, minyak tanah 2 liter, dan sisanya sayur dan lauk pauk. Nah, belum lagi bayar listrik, bayaran anak sekolah, wah pokoknya kalau diceritain semuanya jadi pusing. Mending dijalani saja semuanya, cukup enggak cukup, ya jalani saja. Saya ikut prihatin melihat keadaan sekarang, apalagi soal Pak Harto di demonstrasikan sama orang-orang. Menurut saya sih, sudahlah enggak perlu, beliau juga kan manusia biasa, lagian kita juga harus lihat kan, Pak Harto sudah banyak jasanya buat negara kita. Saya ini memang cuma orang kecil, tetapi atas nama paguyuban Delman di Monas, saya dan teman-teman tetap mendoakan biar Pak Harto cepet sembuh, jangan sakitsakitan lagi, dan kita serahin saja semuanya pada Allah SWT. Kan kata orang tua dulu, kita harus pasrahin semuanya pada Allah.
Rahmat, 25 tahun, Pedagang Sayur Keliling di Kelapa Dua, Depok Dulu Lebih Enak Pak Harto adalah Presiden yang baik. Pak Harto juga merupakan pemimpin yang mempunyai sifat kebapakan, sayang terhadap keluarganya. Saya kagum, apalagi setelah saya tahu bahwa dia dulu berasal dari keluarga petani miskin di Jawa Tengah, saya jadi sangat salut kepadanya. Bayangkan saja, berasal dari keluarga miskin yang tidak mempunyai apa-apa, ternyata mampu untuk memimpin dan membangun negara Indonesia yang besar ini dengan periode yang sangat lama. "Inikan berarti Pak Harto mempunyai kecerdasan yang lebih dibanding dengan kebanyakan orang." Saya rasakan kalau dulu masa pemerintahan Pak Harto keadaan negeri ini lebih aman, dan semua serba murah. Bukan hanya saya yang bilang, tapi saya sering cerita dengan teman-teman, dan merekapun berpendapat sama. Harga-harga bahan makanan dan sayursayuran serta buah-buahan sekarang ini sangat jauh melambung naik. Dulu, sebelum krismon tomat dengan harga Rp. 500,- bisa mendapat empat buah. Sekarang Rp. 500,hanya dapat 1 buah. Lain lagi dengan cabe, bawang dan yang lainnya. Sampai banyak ibu-ibu langganan saya mengatakan, sekarang beli cabe Rp. 1.000 nggak pedas untuk nyambel. Kalau dulu dengan harga yang sama pedasnya minta ampun. Dan terlepas dari profesi saya, terus terang saya prihatin dengan bangsa kita sekarang ini, karena sering terjadi bencana. Saya ndak tahu kenapa, tetapi jaman Pak Harto kok ndak seperti iniya? "Kalau di timbang-timbang saya lebih cenderung memilih kepemimpinan jaman Pak Harto tempo dulu. Saya yakin dalam setiap hati kecil orang-orang di Indonesia pastilah akan mengatakan masih lebih enak jaman Pak Harto sewaktu menjadi Presiden." Mengenai maraknya demonstrasi menuntut agar Pak Harto diadili, kita harusnya menyadari dan mengingat bahwa jasa-jasanya dalam membangun negara ini cukup besar. Sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan dan dosa-dosa. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika ada kesalahan Pak Harto, kita memaafkannya dengan lapang dada. Karena sesuai dengan ajaran agama yang kita anut, apabila kita dapat memaafkan kesalahan orang maka Allah akan memberikan pahala yang sangat besar. Lagi pula kesalahan yang dituduhkan kepada Pak Harto, rasanya tidak dilakukan Pak Harto sendirian. Sebagian besar pejabat kita sekarang juga ikut terlibat karena pada masa itu mereka merupakan bawahannya. "Jadi kalau Pak Harto tetap dituntut untuk diadili maka tuntut pula pejabat-pejabat kita sekarang yang dulunya ikut membantunya dalam menjalankan roda pemerintahan."
Sianturi, 45 tahun, Supir Taksi asal Sumatera Utara Apa pun Yang Menyangkut Rakyat Lebih Diutamakan Saya sangat mengidolakan figur Pak Harto sejak masih duduk di bangu SMA. Di hati saya, Pak Harto sampai sekarang masih tetap terasa sebagai Presiden RI meski dia sudah tidak menjadi presiden lagi. Wajahnya yang selalu mengembangkan senyum kepada seluruh rakyatnya, masih teringat di benak saya. Rasanya kalau melihat senyumnya membuat hati terasa senang. Kita ini kan orang timur, jadi ramah tamah dan sopan santun tetap menjadi nomer satu." Terlepas dari kekurangan yang beliau miliki, kelebihan - kelebihan pak Harto pun sudah tentu sangat banyak. Contohnya di daerah tempat tinggal saya saja -Sumatera Utara— ia banyak melakukan program-program pembangunan, seperti pembuatan jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Lintas trans Sumatra, Jalan Medan-Kabanjahe. Listrik juga bisa masuk sampai ke kampung-kampung. Pokoknya apapun yang menyangkut masyarakat luas pasti lebih diutamakannya. Kelebihan lainnya yang sangat terasa bagi saya yang berprofesi sebagai supir taksi selama 12 tahun adalah pada era Pak Harto, urusan BBM tidaklah terlalu menjadi masalah yang berarti karena subsidi terus dipertahankan. Selain itu tidak pernah mengalami kelangkaan BBM. Pada masa Pak Harto penghasilan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena ongkos taksi tidak terlalu mahal sehingga orang-orang banyak yang naik taksi. Lain halnya dengan era sekarang, sudah bahan bakar mahal, setoran tinggi pula. Dan lagi penumpang kebanyakan sudah mempunyai alat transportasi sendiri. Jadi mereka tidak terlalu sering menggunakan jasa taksi. Sebagai orang kecil, pendapatan yang diperolehpun tidak menentu. Pendapatan yang bisa diperoleh per hari terkadang cukup tapi tak jarang pas-pasan bahkan pernah nombok. Maunya sih pemimpin atau pemerintah sekarang lebih baik dari Pak Harto, atau setidaknya yang masih ada kemirip-miripan dengan beliau gitu lah.. Atau kalau memang tidak ada, seorang pemimpin yang dapat mengangkat atau. mengutamakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, agar nantinya tidak ada lagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, tidak ada lagi rakyat Indonesia yang busung lapar atau luput dari kesejahteraan.
Edi, 43 tahun, Tukang Parkir di Kawasan Cawang, Jakarta Timur Semua Serba Mudah Sosok pemimpin yang metniliki pribadi sederhana dan mau melihat kepada keadaan rakyat kecil la peduli dengan kesusahan rakyatnya. Itulah penilaian saya terhadap Pak Harto. "Saat Pak Harto memimpin semua serba mudah, apa-apa tnudah diperoleh, tinggal tergantung pada kita, mau apa tidak melakukannya." Kalau sekarang, sepertinya rakyat kecil kurang diperhatikan. Subsidi untuk rakyat kecil malah dihapus, sementara kerjaan susah diperoleh. Akibatnya banyak rakyat yang menganggur kan? Kalau sudah begitu dampaknya banyak kriminalitas. Waktu Pak Harto jadi Presiden, bantuan kepada rakyat kecil benar-benar mudah di dapat. Sekarang? Katanya akan memberi bantuan kepada rakyat kecil, seperti sekolah gratis dan berobat gratis untuk rakyat susah, tapi nyatanya tidak sampai. Bahkan BLT sebagai dana bantuan dari ditariknya subsidi BBM untuk rakyat miskin-pun banyak yang tidak sampai kepada yang berhak menerimanya. "Pokoknya'masih lebih enak pada masa pemerintahan Pak Harto. Biar gaji kecil tapi kita masih bisa makan yang cukup dan layak." Untuk pendidikan, biaya sekolah juga masih murah. Bagi rakyat miskin, disediakan buku-buku paket, sehingga mereka tidak dibebani dengan biaya tambahan untuk beli buku pelajaran bagi anak-anak mereka yang bersekolah. Sebagai orang kecil yang bekerja sebagai tukang parkir, pendapatan yang diperolehpun tidak menentu. Pendapatan yang bisa diperoleh perbulannya rata-rata Rp.150.000,- saat ini hanya bisa makan nasi, ikan asin dan sambal aja. "Sudah hampir 20 tahun saya bekerja sebagai tukang parkir. Perbedaan yang saya rasakan, dulu meski pendapatan yang saya peroleh tidak jauh berbeda, tapi keluarga saya masih bisa makan cukup layak meski sangat sederhana." Jadi kalo bisa Presiden Indonesia yang akan memimpin negara ini dimasa akan datang figurnya seperti Pak Harto, walaupun tidak harus sama persis tapi yang jelas harus benarbenar membela rakyat kecil.
Hardjojo, 49 tahun, Supir Mikrolet, Jakarta Timur Memikirkan Hingga Daerah Terpencil Selain merupakan seorang pemimpin yang baik, Pak Harto juga seorang yang berwibawa dan selalu memikirkan nasib rakyat kecil. Tidak hanya bagi rakyat yang ada di perkotaan saja tetapi juga sampai ke pelosok-pelosok desa, sekalipun daerah tersebut terpencil. Bahkan pada masa pemerintahannya, pak Harto sering membagi-bagikan beras secara cuma-cuma kepada rakyat miskin -yang membutuhkan yang disalurkan melalui kelurahan. Bantuan pemerintah tersebut tepat sasaran, karena langsung diterima oleh rakyat yang benar-benar membutuhkannya. "Saya-pun pernah mendapatkan sembako secara gratis yang disalurkan pemerintah melalui kantor kelurahan-kelurahan yang ada di Depok. Waktu itu, Pak Harto masih menjabat sebagai Presiden RI". Selama lebih dari tiga belas tahun berprofesi sebagai supir Mikrolet, sangat terasa betul perbedaan antara masa peme-rintahan Pak Harto dengan pemerintah sekarang. "Kalau dulu, selesai seharian tarik mikrolet masih bisa bawa pulang uang buat memenuhi kebutuhan keluarga selama seminggu. Tidak narik seminggu pun uang masih cukup buat makan". Tapi, jaman sekarang susah, cari duit itu tidak gampang. Kadang seharian muter-muter cuma dapet setoran doang, malah pernah harus nombok buat nutupin setoran yang besarnya Rp. 110.000,-. Wahkalau dipikirin, hatiinijadinelangsa." Sekarang ini, orangorang sudah banyak yang pakai motor atau mobil sendiri. Sementara harga bensin juga sangat mahal. Kelebihan lain dari Pak Harto, ia mengerti dan mau membantu apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya. "Contohnya saja pembangunan jalan beraspal di kampung saya pada masa pemerintahan Pak Harto. Dengan adanya jalan tersebut maka hasil panen dapat di jual langsung ke kota. Kalau dulu sebelum di aspal, petani hanya bisa menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak dengan harga yang sangat murah." Apa yang dilakukan oleh Pak Harto itu, jelas-jelas sangat membantu bagi kesejahteraan petani di daerah tersebut dan sudah tentu meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi kami rakyat kecil. Apalagi, dari tayangan televisi bisa kita lihat bagaimana beliau dengan rela mau masuk ke kampungkampung guna memberikan wejangan-wejangan buat rakyat kecil.
Dan hal tersebut merupakan suatu kehormatan besar bagi warga karena merasa diperhatikan oleh pemimpinnya. Sifatnya yang welas asih menjadikan kita ikut merasa memiliki seorang figur bapak yang mengerti akan kebutuhan rakyatnya. "Oleh karena itu, jika nanti Pak Harto sudah sembuh dan mau mencalonkan diri jadi Presiden kembali, saya yakin seluruh rakyat Indonesia akan mendukungnya. Walaupun sudah tua tetapi banyak orang-orang yang ahli akan membantunya. Presiden itukan cuma kasih instruksi ke anak buah untuk menjalankan tugas. Jadi tidak perlu harus bekerja keras kan...???"
Sarwi, 35 tahun, Kuli Bangunan di Jakarta Timur Berani Mengambil Resiko Menurut saya, Pak Harto adalah seorang pemimpin yang berani mengambil resiko dalam mengambil keputusan demi kesejahteraan rakyatnya. Selain tenang dalam pembawaannya, Pak Harto bukan tipe pemimpin yang suka berkoar-koar dengan janji yang muluk-muluk. Dia juga mempunyai kharisma yang kuat sewaktu menjadi presiden Indonesia dan disegani oleh rakyat, teman ataupun lawannya. Selain itu, mantan presiden kita ini mempunyai sifat yang pendiam. Mungkin karena sifat pendiamnya itulah maka setiap orang yang bertemu dengan Pak Harto menjadi sungkan. "Sifat-sifat demikian selalu saya perhatikan, karena terlihat jelas di beberapa tayangan TV khususnya TVRI dalam setiap kunjungannya ke daerah-daerah, rapat-rapat, pidatonya dan lain-lain. Saya selalu memperhatikan karena saya sangat mengagumi karakter Pak Harto." Pemerintahan sekarang juga baik, misalnya dengan njemberikan bantuan langsung untuk rakyat sebesar Rp. 100.000,-/bulan, tapi jika dibandingkan dengan melambungnya semua harga-harga kebutuhan pokok akibat ditariknya subsidi BBM, tetap saja kurang. Kalau saya hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Tidak mengerti bagaimana mengatur Negara ini, tetapi saya bisa rasakan pada masa pemerintahan Pak Harto ada saja proyek yang saya kerjakan baik itu membangun rumah, bikin pagar, rehab rumah dan lain-lain. "Padahal tukang seperti saya ini, jumlahnya kala itu lumayan banyak. Namun demikian, meski jumlahnya banyak tapi semuanya tetap aja kebagian proyek. Bahkan tiap bulannya, saya bisa mengantongi keuntungan rata-rata dua jutaan lebih." Tapi sekarang situasi sangat berbeda dengan yang dulu. Or-ang harus berpikirpikir terlebih dulu untuk merehab rumahnya karena semua bahan-bahan bangunan terus melonjak naik. Bayangkan saja, saat ini harga semen satu sak sudah mencapai Rp. 50.000 belum lagi bahan-bahan bangunan yang lainnya. Dan juga kalaupun seseorang akan membangun rumah atau merehab rumahnya, mereka lebih selektif memilih pekerja buruh bangunan seperti saya. Dengan situasi seperti sekarang ini persaingan untuk mendapat proyek sangat terasa sekali. Oleh karena itu, saya harap pemimpin kita sekarang ini mau belajar dan mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Pak Harto. Semua tanggung jawabnya sebagai pemimpin pada saat itu sangat berpihak kepada rakyat. Dan sudah seharusnya kepada Pak Harto kita berikan penghormatan yang besar karena jasa-jasanya dalam membangun bangsa ini dengan baik. Mungkin butuh dua ratus tahun lagi kita harus menunggu, baru menemukan sosok pemimpin seperti Pak Harto, tetapi saya tetap berharap.
Agus Jolly, 47 tahun, Seniman di TIM, Jakarta Pusat Pembangunan di Bidang Seni Mengalami Kemajuan Terlepas dari segala kekurangannya, sosok Pak Harto merupakan seorang pemimpin yang banyak jasanya bagi bangsa dan negara. Contohnya saja, selama ia memimpin negara pembangunan maju dengan pesat, memperhatikan nasib rakyat dimana subsidi yang diberikan sampai kepada rakyat kecil yang membutuhkannya. Selain itu ia merupakan figur pemimpin yang bijaksana memiliki jiwa kerakyatan, ini terlihat dengan tercapainya swasembada pangan di masa pemerintahannya. Sebagai seorang pemimpin, Pak Harto memiliki kelebihan. Terbukti dengan mampunya dia memerintah negara ini selama 32 tahun, meski banyak kritikan yang dilayangkan selama masa pemerintahannya. "Saya melihat figur Pak Harto sebagai pemimpinyang hebat, karena ia tegas dalam bertindak dan bisa menjaga kestabilan keamanan. Sebagai contoh, pada masa ia jadi Presiden, provokator tidak dibiarkan merajalela sehingga tidak terjadi kerusuhan yang bisa mengganggu stabilitas keamanan, seperti yang sering terjadi saat ini. Jangankan untuk memprovokator untuk ngomong seenaknya saja tidak bisa". Memang disatu sisi hal ini menimbulkan kesan bahwa ia seorang yang otoriter. Tapi hal tersebut pada kondisi tertentu harus dimiliki oleh seorang pemimpin. "Menurut saya yang terpentingkan negara ini bisa aman. Bahkan saya sangat terkesan akan ketegasan beliau tersebut dalam bertindak menyelesaikan suatu masalah." Sebagai seniman saya merasa di era Pak Harto ide-ide bisa muncul dan dapat lebih berkembang walaupun kadang ada keterbatasan namun hal itu saya jadikan tantangan dalam berekspresi, dalam melukis. Dan satu hal lagi, bahwa di era Pak Harto sering diadakan pameran dan pertunjukan seni, bersama-sama seniman lain baik dari dalam maupun luar negeri. Dan ternyata perhatian Ibu Tien terhadap kesenian juga tinggi, ini dibuktikannya dengan memberikan sebagian lahan di TMII untuk dijadikan musium seni rupa. Sayangnya, setelah Pak Harto lengser, musium tersebut tidak mendapat perhatian yang maksimal dari pemerintah. Pada era pemerintahan Pak Harto pembangunan dibidang seni dan teater juga mengalami kemajuan. Pembangunan fasilitas untuk seni cukup berkembang pesat diantaranya pembangunan Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Pasar Seni Taman Ancol. Lembaga-lembaga pendidikan seni juga cukup banyak yang dibangun. Kita bisa lihat kalau di DKI Jakarta, ada Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Di Bandung ada Fakultas Seni Rupa dan Design ITB, dan di DI Jogyakarta ada ITI (Institut Ilmu Teater Indonesia).
Pembangunan fasilitas seni dan teater tidak hanya di pusat saja tetapi juga sudah menyebar sampai ke daerah-daerah. "Saya harapkan pemerintah sekarang bisa melakukan lebih baik dari beliau sehingga kedepan bangsa ini bisa menghargai seni karena seni itu kan bersifat mengedepankan nilai keindahan." Jangan lagi seperti yang terjadi pada saat ini, dimana ada kesan bahwa seni masih di campakkan.
Solihin, 35 tahun, Sopir Bajaj di Jakarta Pusat Dulu Semua Bisa Terjangkau Pak Harto merupakan sosok pemimpin yang bijak dan memperhatikan kehidupan ekonomi rakyat kecil. Pada jaman pemerintahan Pak Harto segala kebutuhan hidup masyarakat kecil dapat terjangkau, karena semua harga barang-barang relatif murah, BBM pun tidak naik. Sementara itu, cari kerjaan tidak begitu susah dan biaya untuk pendidikan tidak begitu mahal. "Pokoknya pada masa Pak Harto memerintah semuanya serba terjangkau. Hidup kita lebih enak karena harga sembako masih dapat di jangkau meski pendapatan pas-pas an. Berbeda dengan kondisi sekarang ini, apa-apa serba mahal. Jangankan bisa makan enak, untuk bisa memenuhi makan tiga kali sehari saja bagi keluarga rasanya sangat sulit." Kalau bisa memilih maka rasanya ingin kembali Pak Harto yang pimpin negara ini, karena hanya beliau-lah yang cocok memimpin bangsa ini. Dan menyesal rasanya, waktu itu saya mau ikut-ikutan demo menjatuhkan pemerintahannya. Sebagai pemimpin negara, Pak Harto memiliki pemikiran yang gemilang dan penuh perencanaan dalam mengatasi semua persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa kita. Beliau cukup berhasil, karena setelah masa kepemimpinannya selama 32 tahun cukup banyak pembangunan yang dilakukannya. Bahkan karena keberhasilan tersebut, Pak Harto dikenal sebagai Bapak Pembangunan Bangsa. Saya punya anak berumur dua tahun, tetapi dengan keadaan sekarang ini saya mulai harus berpikir bagaimana caranya agar pada waktunya tiba, anak saya juga bisa mengecap pendidikan seperti anak-anak lainnya. "Sekarang ini, biaya untuk sekolah sangat mahal, apalagi tahun-tahun berikutnya. Jadi, harus berpikir 100 kali untuk menyekolahkan anak ketingkat yang lebih tinggi. Bayangkan saja, untuk masuk Taman Kanak-Kanak (TK) saja mesti harus membayar kira-kira 4 sampai 5 Juta. Belum lagi kocek yang harus dikeluarkan untuk melanjutkan ketingkat SD, SMP, SMA dan seterusnya? Ngeri rasanya membayangkan hal tersebut, dengan penghasilan saya sekarang yang tidak menentu, kadang Rp. 30.000,- kadang 40.000,-/hari, belum lagi untuk membeli bensin-nya."
Warni, 46 tahun, Pedagang Lemang di Senen - Jakarta Pusal Melihat Senyumnya Sudah Senang Pak Harto merupakan figur seorang Bapak yang selalu memperhatikan semua kebutuhan anak-anaknya. Selain itu Pak Harto juga selalu terlihat murah senyum didepan rakyatnya. "Kalau dia dateng ke kampung-kampung semua orang senang karena ngeliat senyumnya aja membuat kita ngerasa aman, ikut bahagia." Kelebihan Pak Harto banyak banget. Contohnya, semua orang yang menggantikan jabatannya sebagai Presiden belum ada yang sama seperti beliau, harga barang-barang jaman dahulu murah. Jadi kalau mau beli apa-apa gampang. Mungkin, kalo dulu orang gampang cari duitnya, jadi mereka pun tak terlalu mikir kalau mau jajan, jadi lebih menguntungkan saya, karena orang masih cari yang tradisional. Kalau sekarang sudah jarang orang beli lemang. Kalau dili'nat-lihat, Pak Harto itu ngemong, perhatian. Kayaknya beliau nggak rela kalau rakyatnya susah. Kelihatan banget di wajahnya kalau beliau orangnya sabar. Saya berharap semoga Pak Harto diberi oleh Gusti Allah kesehatan dan panjang sabar menghadapi segala cobaan karena orang sabar pasti disayang Allah.
Sadiman, 40 tahun, Penjaga Pintu Kereta di Kampung Prigi Baru, Serpong Ikut menanam Padi dan Menggali Tanah Sebagai seorang Presiden, Pak Harto begitu perhatian pada rakyat kecil, beliau punya sifat merakyat. Walaupun Presiden, tapi tidak malu kalau harus ikut menanamkan padi disawah bersama-sama dengan rakyatnya atau ikut menggali tanah untuk penanaman pohon. Ini tidak hanya omongan saja. Saya melihat langsung kok, waktu Pak Harto sedang mengunjungi daerah saya yang terpencil. Beliau ikut langsung menanam padi bersama warga desa. "Waktu itu daerah saya dianggap daerah kering dan tandus, tapi sejak didatangi oleh Pak Harto dan ditanami padi oleh beliau ternyata daerah kami tidak lagi merupakan daerah gersang dan tandus. Buktinya daerah kami tetap menghasilkan padi-padi yang gemuk sampai sekarang, kualitas berasnya pun tidak kalah dengan daerah lain." Menurut saya antara dulu dan sekarang nggak jauh berbeda. Hanya saja perubahan harga-harga yang membedakan. Sejak tahun 1986 saya bekerja sebagai penjaga rel kereta api, gajiyang saya terima-pun tak jauh berbeda cuma kalau sekarang dengan uang yang saya terima, lebih cepat habis karena kebutuhan sehari-hari yang jauh lebih mahal. Kelebihan Pak Harto lainnya dalam hal pembangunan. Coba saja, dulu jalan dikampung saya masih tanah dan berbatu-batu dan sulit dilalui angkutan umum. Tapi begitu Pak Harto menyuruh ABRI Masuk Desa (AMD) jalan-jalan dikampung kami sudah diaspal, otomatis semua kegiatan bisa berjalan dengan lancar. Memang jasa-jasa beliau sangat besar bagi rakyat kecil. Sedih rasanya, melihat dihari tuanya sekarang ini masih ada orang yang mencari-cari kesalahan beliau. Tapi saya berharap Pak Harto tetap bersabar karena semakin orang membenci, menghina dan mencaci, berarti kita sedang diuji. Mudah-mudahan saja orang-orang itu sadar dan jadi sayang sama Pak Harto. Semoga cepat sembuh pak, kalau bisa sih bapak jadi presiden lagi.
Suwandi, 36 tahun, Tukang Bakso di Jakarta Barat Seperti Seorang Bapak Memimpin Anaknya Pak Harto dalam memimpin negeri ini seperti oleh seorang Bapak memimpin anakanaknya. Apapun kebutuhan anak-anaknya pasti selalu dipenuhi oleh. Tidak hanya kesejahteraan saja, keamanan dan kemakmuran juga tetap diprioritaskan. Selama pemerintahan Pak Harto, banyak jasa-jasa yang sudah beliau berikan kepada bangsa ini terutama untuk rakyat kecil. Misalnya saja, jalan-jalan kampung yang diaspal, dan saluran listrik masuk sampai ke pelosok-pelosok desa. Itu sudah merupakan bukti yang kuat bahwa beliau sangat perhatian terhadap semua rakyatnya. Kalau dipikir-pikir, lebih enak ketika Pak Harto masih jadi Presiden. Waktu itu, semua harga barang-barang murah dan terjangkau bagi rakyat kecil. Uang Rp. 50.000 sudah cukup buat modal dagang segerobak, karena bahannya murah. Minyak tanah, mie dan bahan-bahan lain. Kata orang-orang, sekarang jaman edan. Serba sulit. Kalau keadaan begini terus, lamalama rakyat kecil bisa berontak. Tetapi masih ada harapan, semoga saja bisa cepat berubah.
Sahrul, 49 tahun, Agen Koran di Pasar Rebo, Jakarta Timur Selalu Mananamkan Nilai Kekeluargaan dan Etika Pak Harto itu seorang yang sangat tenang dalam pem-bawaannya dan bertangan dingin dalam memimpin negara serta murah senyutn dalam kesehariannya. Memang harus begitulah pembawaan seorang pemimpin bangsa. Dengan sifat dan kelebihan yang dimilikinya itu maka dalam setiap mengambil keputusan yang dikeluarkan selalu melalui pemikiran yang tenang dan penuh perencanaan yang matang. "Bagaimanapun sulitnya situasi genting yang dihadapi, belum pernah kita melihat penampilan Pak Harto yang murung atau stress. Dia selalu tersenyum." Sikap seperti itu sudah tentu dengan sendirinya akan memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi rakyat Indonesia. Ini seperti effek berantai dimana pemimpin sebagai motor penggeraknya. Kelebihan Pak Harto yang lainnya yang saya kagumi adalah sifat kekeluargaannya. Seperti yang kita ketahui dimanapun dan kemanapun beliau melakukan kegiatan atau sedang melakukan peninjauan ke daerah-daerah, selalu didampingi oleh Ibu Tien, istri tercintanya. Selain itu, sebagai orang nomor satu di Indo-nesia kala itu, Pak Harto juga memberikan tauladannya kepada seluruh masyarakat luas mengenai pentingnya nilai-nilai kekeluargaan dan nilai-nilai etika moral. Hal itu selalu ditekankannya dan sering kita lihat dan dengar melalui siaran televisi ataupun radio. Sebagai contoh, lihat saja film-film yang ditayangkan pada masa pemerintahannya, semuanya menanamkan nilai-nilai kekeluargaan, misalnya saja Film Bonanza, Laura, Oshin dan lain-lain. Jadi setiap film impor yang akan ditayangkan dan disaksikan oleh rakyat selalu dipilih film-film yang bertemakan kekeluargaan. Begitu juga dengan ceritera-ceritera anak dan sinetron-sinetron selalu menekankan pada nilai kekeluargaan dan etika. Hal tersebut jauh berbeda jika kita bandingkan pada masa setelah reformasi saat ini, fungsi dan peranan yang diharapkan dari kehadiran media cetak maupun visual telah melenceng jauh. Penanaman nilai-nilai kekeluargaan sudah mulai memudar. Bahkan yang sangat memprihatinkan, banyak media cetak saat ini yang hanya mementingkan keuntungan sepihak dengan menerbitkan majalah atau tabloid-tabloid yang menampilkan gambar-gambar syuu... .rrrr, tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulkannya pada masyarakat yaitu kemerosotan moral.
Husni, 40 tahun, Penjaga Gedung Perkantoran Menyesal Ikut Demonstrasi Pak Harto merupakan seorang pemimpin yang tegas dan memiliki pembawaan yang kalem. Selain itu, ia juga memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat, professional dan merupakan ahli strategi. Sewaktu masih menjabat sebagai presiden, Pak Harto selalu tampil dengan wajah yang penuh senyum terhadap siapa saja yang ditemuinya. Ini tentunya menunjukkan bahwa ia merupakan seorang pemimpin yang ramah kepada siapapun. Dimasa kepemimpinannya, hidup rakyat kecil masih enak karena harga barang-barang masih murah dan terjangkau oleh rakyat susah sekalipun, cari duit tidak begitu susah asal kita mau bekerja karena lapangan pekerjaan banyak tersedia. Disamping itu, keamananpun terjamin karena premanisme tidak dibiarkan merajalela. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan yang ada saat ini. "Rasanya saya sangat menyesal ikut berdemonstrasi bersama rakyat kecil lainnya untuk menggulingkan Pak Harto dari kursi Presiden." Waktu itu, tahun 1998, banyak rakyat kecil yang terpengaruh dengan janji-janji orang-orang politik yang mengatakan bahwa pemerintahan baru ini, nantinya akan lebih akan datang lebih memihak kepada kepentingan masyarakat golongan bawah. Pada saat gerakan upaya penggulingan Pak Harto yang dikenal dengan istilah 'Reformasi' berlangsung, segala keburukannya di angkat-angkat guna menjelekkan nama baiknya dimata masyarakat. "Gencarnya hasutan itu, membuat saya juga ikut terpengaruh dan sempat berpandangan negatif terhadap Pak Harto." Apalagi orang-orang yang menyuarakan reformasi saat itu berjanji akan mensejahterakan dan melakukan perubahan yang lebih baik. Ketika kepemimpinan Pak Harto benar-benar sudah jatuh, harapan akan adanya perubahan kearah yang lebih baik, besar sekali. Namun kenyataannya, setelah masa reformasi itu berjalan, perubahan itu tak kunjung datang. Malahan, orang-orang yang tadinya gencar mengembar-gemborkan reformasi malah sibuk dengan mencari keuntungan bagi dirinya sendiri dan golongannya. Mereka tidak sedikitpun memikirkan nasib rakyat kecil. Katanya 'pembangunanpembangunan' tapi ternyata tidak. Katanya cari kerjaan akan lebih gampang, kesempatan untuk mengenyam pendidikan sekolah akan terjamin. Tapi ternyata ketersediaan lapangan kerja bukannya bertambah malah banyak terjadi pengurangan karyawan (PHK)
dan biaya pendidikan mahal. Sekarang saja banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah akibat mahalnya biaya pendidikan. "Sungguh suatu kenyataan yang jauh dari harapan saya. Janji-janji yang katanya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, tidak tahunya hanya sekedar merupakan 'umbulumbul' doang." Maksudnya terlalu banyak omongnya dari pada prakteknya (tidak ada bukti)." Inilah akibat dari reformasi yang amburadul.
Harun, 28 tahun, Satpam RS. Budi Asih, Jakarta Timur Pemimpin Yang Ramah Menurut pandangan saya, Pak Harto merupakan pemimpin yang bijaksana. Beliau tahu apa yang di butuhkan oleh rakyat kecil. Bisa dibilang Pak Harto itu sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Disamping itu, Pak Harto kalau kemana-mana, meski ia berkunjung kedaerah terpencil, selalu senyum kepada rakyatnya. "Ini yang membuat saya sangat terkesan. Menunjukkan bahwa Pak Harto itu pemimpin yang ramah." Terlepas dari kekurangannya, Pak Harto banyak jasanya bagi negara ini. Contohnya saja, jika kila bandingkan pada jaman Soekarno, kata orang tua saya hidup rakyat pada waktu itu banyak yang susah. Bahkan orang tua saya pernah mengatakan pada saya bahwa pada waktu kecil mereka sekeluarga pernah hanya makan nasi dengan garam saja, karena harga barang-barang pada waktu itu sangat langka dan harganya mahal. Sedang penghasilan sangat minim. Berbeda dengan jaman Pak Harto memerintah, semua harga barang relatif serba murah terutama untuk kebutuhan pokok. "Walau gaji orang tua kecil, tapi kita masih bisa makan dengan lauk pauk yang lengkap meski cuma sederhana." Kalau sekarang gaji yang saya terima hanya cukup untuk makan pas-pasan. Untungnya saya belum nikah. Kalo tidak, wah saya bisa pusing mikirin bagaimana caranya cari uang tambahan buat kebutuhan keluarga. "Pokoknya kalau disuruh milih maka saya ingin Pak Harto memimpin lagi negara ini, biar semua harga barang-barang pokok bisa turun dan hidup rakyat kecil seperti saya ini bisa juga menikmati hidup enak."
Kardi, 45 tahun, Pedagang Sayur di Cikupa Dulu Lebih Aman Pak Harto itu mah pemimpin yang bagus. Selama beliau memimpin negara ini selama lebih dari 30 tahun, rasanya tidak ada permasalahan kantor-kantor di bom. Kemana-mana orang masih merasa aman. Disamping itu, kehidupan rakyat kita cukup makmur. "Kalau di bawah pimpinan Pak Harto, saya rasakan lebih. Dulu walau saya dagang di dalam pasar tetap ada pembelinya, sedangkan sekarang kalau saya dagang di dalam pasar jarang pembelinya, kenapa ya? Jadi terpaksa saya harus dagang di pinggir jalan." Sekarang ini pembeli sedikit sedang pedagang banyak. Mungkin karena sekarang ini banyak orang yang di PHK dari kerjaan. Pengen rasanya punya pemimpin lagi seperti Pak Harto. Negara bisa tenteram, damai dan nyaman. Bagi mereka yang masih menganggur, mencari pekerjaan jadi gampang, mencari uang-pun mudah, sehingga rakyat bisa hidup makmur. Dan bagi kami, tidak ada lagi yang berdagang di bahu jalan.
Masan, 46 tahun, Petani di Desa Sukamanah, Kec. Rajeg, Tangerang Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Pak Harto merupakan seorang figur pemimpin yang arif, bisa mengayomi rakyat, dan mau peduli dengan kesusahan rakyat kecil. Saya melihat bahwa Pak Harto memiliki banyak kelebihan. Beliau mampu merencanakan pembangunan di segala bidang, utamanya dibidang pertanian. Sebagai petani, saya merasa banyak sekali terbantu ketika Pak Harto jadi Presiden. Pupuk sangat mudah didapatkan dengan harga murah. Disamping itu, untuk membantu petani di bidang pengairan, dibangun saluran-saluran irigasi. Dengan adanya saluran irigasi, petani tidak bergantung pada hujan saja karena pada musim keringpun masih bisa bercocok tanam. Pem-bangunan-pembangunan yang dilakukan Pak Harto sampai ke seluruh pelosok desa. Pokoknya saya melihat, segala yang direncanakan oleh beliau selalu terwujud. Dan hebatnya apapun yang dikerjakannya selalu untuk kepentingan rakyat Indonesia.
Siti Aminah, 22 tahun, Buruh Pabrik di Tangerang Tak Ada Yang Demonstrasi Waktu Pak Harto jadi Presiden, tidak pernah terjadi kerusuhan-kerusuhan, seperti yang marak terjadi saat ini, dimana-mana kerap terjadi demonstrasi baik dilakukan oleh masyarakat maupun oleh mahasiswa bahkan sekarang buruh-pun sudah berani demonstrasi. Sedikit saja tidak suka, segera demo, mengeluh dan berteriak-teriak bahkan sampai terjadi kerusuhan. Demonstran dan aparat tak jarang saling pukul. Ini kan menyedihkan. Padahal kita semua sama-sama rakyat biasa. Unjuk rasa yang kerap terjadi itu tak jauh dari soal ekonomi. Tujuannya mungkin baik, yaitu agar pemerintah ataupun seseorang itu mendengar keluhan para demonstran, tetapi dampaknya jadi tidak baik. Dan inilah hasil dari demokrasi yang kebablasan. Kalau kita membandingkan, di era Pak Harto tidak ada yang berani begitu, karena Pak Harto tegas dan saya melihat beliau-lah yang bisa menjadikan negara kita sebagai negara yang maju dan modern.
Agus Ardianto, 30 tahun, Penjaga Pintu Tol, JakartaTimur Era Pak Harto Keamanan Terjamin Pak Harto pemimpin negara yang hebat di Indonesia. Beliau juga sangat dihormati oleh pemimpin-pemimpin negara lain, karena kemampuannya dalam menata negara sehingga bisa memerintah Indonesia selama 32 tahun. Dan, yang membuat saya kagum adalah selama pemerin-tahannya, Pak Harto berhasil melakukan pembangunan di segala bidang dan merata sampai ke daerah-daerah. Sebagai contoh, pembangunan jalan tol. Di era Pak Harto-lah jalan tol dibangun dan menjadi sangat berkembang. Bukan hanya di Jakarta, tetapi di daerah- pun dibangun jalan tol. Dan ternyata jalan tol memang sangat dibutuhkan, apalagi sekarang volume kendaraan semakin tinggi. Saya kagum karena Pak Harto punya pemikiran yang sudah jauh ke depan. Keberhasilan Pak Harto lainnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Seperti diketahui bahwa perekonomian kita pada masa pemerintahan beliau cukup stabil. Terlihat dengan tetap stabilnya nilai tukar dolar terhadap rupiah, dimana nilai tukar US$ 1 tidak pernah melewati Rp. 3.000,-. Ini menun-jukkan bahwa pembangunan di Indonesia berjalan dengan baik, para pemilik modal banyak yang membuka usaha di Indonesia. Sehingga wajar saja pada era Pak Harto angka pengangguran sangat kecil karena kesempatan untuk mendapatkan lapangan kerja terbuka lebar. Sementara, dari segi keamanan juga jauh lebih baik pada masa Pak Harto. Dulu, kita tidak perlu khawatir untuk pulang kerja malam karena keamanan cukup terjamin. Jadi, dilihat dari sisi manapun masih tetap lebih enak hidup dijaman Pak Harto. Mengenai besarnya hutang negara yang diwariskan era pemerintahan Pak Harto, menurut saya wajar-wajar saja karena membangun negara inikan membutuhkan biaya. Oleh karena itu, saya sangat mendukung sekali dengan keputusan pengadilan yang membatalkan atau menutup kasus Pak Harto. Kalau saja bisa mengulang waktu kembali ke tahun 1998, maka saya akan mendukung Pak Harto dengan semangat juang '45 agar beliau tidak jadi mengundurkan diri. Bila perlu, saya akan berada digaris depan berhadapan dengan kelompok demonstran yang menuntut lengsernya Pak Harto, sekaligus menjelaskan kepada mereka bahwa turunnya Pak Harto tidak menjamin hidup kita akan lebih baik.
Ahmad Rozali, 33 tahun, Tukang Bengkel dan Tambal Ban, Jakarta Pak Harto adalah Sahabat Rakyat Menurut saya, Pak Harto adalah pemimpin negara yang baik dan dekat dengan rakyat. Beliau mau memperhatikan nasib rakyat kecil. Bahkan, pernah beberapa kali memberikan beras secara cuma-cuma kepada rakyat miskin, yang disalurkan lewat kantor-kantor kelurahan. Bantuan tersebut benar-benar sampai kepada rakyat yang membutuhkannya. "Meski, bantuan tersebut tidak pernah saya terima karena penghasilan yang saya peroleh pada waktu itu cukup memadai." Sekarang, semua harga barang-barang serba mahal, iuran-iuran terus bertambah mahal, mulai dari pajak bangunan sampai pada biaya iuran listrik. Sementara, bantuan yang diberikan untuk rakyat miskin tidak ada. Kalaupun ada, birokrasinya berbelit-belit, contohnya mengenai penyaluran bantuan BLT sebagai kompensasi subsidi BBM. Dari Koran-koran yang saya baca, hampir disetiap daerah terjadi penyelewengan terhadap dana tersebut. Jadi, bagi saya pemerintahan Pak Harto masih jauh lebih baik. Saya berharap pemerintah yang akan datang, mudah-mudahan sama dengan Pak Harto yaitu dekat dengan rakyat.
Kardiman, 48 tahun, Tukang Sapu Jalanan di Pasar Rebo - Jakarta Timur ABRI dan Rakyat Bergotong Royong Setahu saya Pak Harto itu orangnya baik, pembela wong culik, juga pemimpin yang ramah karena selalu tersenyum kepada siapa saja. Beliau peduli sama kesusahan orang kecil seperti kami ini. Selain itu, saya lihat di TV, Pak Harto sering nyambangi rakyatnya sampai kedesa-desa. Kalo ada warga yang butuh bantuan maka beliau langsung menyuruh bawahannya untuk segera memberikan bantuan. Selama 18 tahun bekerja sebagai tukang sapu, saya merasakan masih jauh lebih enak hidup jaman Pak Harto. "Meski gaji saya kecil tapi masih cukup untuk makan seharihari." Kelebihan Pak Harto lainnya, tahu apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Contohnya saja, ABRI disuruh masuk desa untuk membantu rakyat membangun jalan, saluran irigasi, tempat ibadah. Bahkan tak jarang ikut pula membantu warga membangun rumahrumah penduduk. Semuanya itu dilakukan dengan gotong-royong. Nah, kegotong royongan itulah yang dulu begitu terasa. Waktu itu rakyat sangat dekat dengan ABRI, dan terasa kita bersatu, tidak ada perbedaan ABRI dan sipil. Kalau sekarang kan kegotong royongan nyaris hilang.
Tobin, 45 tahun, Penjaga Sekolah SMAN 66, Ciganjur. Tak Ada Tawuran dan Demo Pak Harto, tegas dan berwibawa. Dia seorang muslim yang taat beribadah, tidak macam-macam. Meskipun saya tidak pernah bertemu langsung, tapi kalau melihat dia di televisi, saya tahu, Pak Harto itu orangnya sopan dan ramah. Makanya saya tidak percaya, kalau dia dituduh melakukan korupsi dan menimbun harta untuk kepentingan pribadinya. Saya lihat kelebihan Pak Harto itu banyak. Tapi yang pastinya, dia mampu memimpin negara kita selama 32 tahun lebih, itu kan membanggakan. Apalagi banyak program untuk rakyat kecil yang dia buat, ada program KB, beasiswa murid sekolah dan juga program orang tua asuh (GN-OTA). Dengan petani, Pak Harto juga dekat. Acara kelompecapir yang selalu dilakukan Pak Harto menggambarkan bahwa beliau memang sangat peduli dengan petani. Saya ini orang kampung dari desa, yang orangtua saya kerjanya petani. Jadi kalau melihat acara kelompecapir itu, terasa banget kalau Pak Harto sebagai presiden sangat memperhatikan nasib petani. Kalau sebagai penjaga sekolah, yang saya rasakan di jaman Pak Harto lebih aman. Siswa waktu dulu tak kenal tawuran. Saya juga tak pernah mendengar atau melihat ada siswa atau guru yang demo. Pokoknya lebih tenang-lah. Sekarang semua berani protes. Selain itu, dulu semua juga terjangkau, saya bisa menghidupi keluarga dengan gaji yang saya terima. Sekarang tidak lagi, akhirnya istripun harus membantu cari uang. Istri saya sekarang jualan nasi goreng di kantin. Dan, kalau melihat keadaan sekarang ini, saya jadi sedih. Masak, seorang presiden yang sudah banyak jasanya buat Indo-nesia, dihujat, dicacimaki kayak penjahat. Kayaknya kita ini, orang Indonesia bukan orang beradab yang punya agama. Tapi melihat itu semua saya juga nggak bisa ngomong apa-apa. Pal-ing-paling cuma bisa berdoa supaya Pak Harto itu tabah menerima kenyataan dan memaafkan semua orang yang menghujatnya.
Anhar, 20 tahun, Pedagang Asongan di Jatinegara. Hasil Pembangunannya Memang Terasa Waktu Pak Harto jadi Presiden, memang saya masih kecil, masih sekolah. Tetapi saya banyak mendapat cerita dari orang tua saya, mereka mengatakan Pak Harto itu hebat dan memiliki banyak kelebihan, ia mampu menselaraskan pembangunan dengan kepentingan rakyat. Dengan kata lain, pembangunan yang dilakukan beliau semata-mata untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Jadi, wajar jika sampai sekarang Pak Harto selalu mendapat tempat dihati rakyat. Bahkan saya yakin sebagian besar dari rakyat Indonesia masih tetap menginginkan beliau untuk tetap menjabat sebagai kepala pemerintahan meski telah dilengserkan secara paksa oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan hasil dari pembangunan yang dilakukan oleh Pak Harto masih dapat dirasakan dan dinikmati oleh rakyat. Pada masa Pak Harto, rakyat tidak sulit untuk memperoleh segala keperluan kebutuhan hidup. Harga kebutuhan hidup terjangkau. Semua bisa sekolah karena biaya sekolah juga murah. Dan ternyata benar, sekarang saya lihat sendiri hasil dari kepemimpinan Pak Harto. Kalau dibandingkan dengan situasi saat ini, rakyat hanya memikirkan bagaimana memenuhi tuntutan perut. Akibatnya, hati nurani dan rasa kebersamaan dihilangkan dan berubah menjadi sikap saling sikut-menyikut demi memperebutkan sesuap nasi. Akhirnya sekarang, lebih banyak orang yang berjualan dari yang membeli. Tapi apa mau dikata, kalau tidak begitu kita tidak bisa makan. Sekarang keadaan Pak Harto sudah tua dan sakit-sakitan, Sudah sepantasnya kita harus mengasihani dan menghargai beliau. Biarkanlah dihari tuanya ini, Pak Harto bisa menikmati ketenangan dan ketentraman. Tidak perlu lagi kita menggugat kesalahan dan keburukan yang telah dilakukannya terhadap bangsa ini dimasa lalu. Lagi pula jasajasanya bagi kemajuan bangsa ini cukup besar. Dan menurut saya, kepemimpinan Pak Harto patut jadi panutan bagi pemimpin-pemimpin lain bangsa ini.
Anton, 50 tahun, Tukang sampah di Kramat Jati, Jakarta Timur Tak Ada Yang Mati Kelaparan Pak Harto itu orangnya sederharia. Selain itu, beliau juga seorang pemimpin yang bijaksana serta mengetahui betul kepribadian dan kondisi dari rakyatnya. Oleh karena bisa memahami kondisi rakyat Indonesia secara umum itulah maka ia menjalankan sistem pemerintahaannya dengan cara selalu menselaraskan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan rakyat. Contohnya, untuk mendukung keberhasilan produksi pertanian demi tercapainya swasembada pangan, beliau meminta kepada menteri-menterinya agar dibangun pabrik pupuk dan pembibitan. Tujuannya tidak lain agar para petani tidak kesulitan dalam memperoleh pupuk. Selain itu, beliau juga meminta agar disediakan penyuluh pertanian guna dapat mengajarkan kepada para petani bagimana caranya bercocok tanam yang baik dan tanaman apa yang cocok untuk lahan mereka. Kelebihan lain, beliau itu seorang yang pandai, jiwa kepemimpinannya sangat kuat ditambah sifat kebapakannya sehingga orang-orang merasa sungkan bila bertemu dengannya. Beliau juga cepat, tanggap dan tepat dalam mengambil suatu keputusan. Dulu semuanya serba gampang dan murah dan belum pernah terdengar orang mati kelaparan, karena pada era Pak Harto negeri ini telah mencapai swasembada pangan. Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana kerapnya terjadi bencana alam dan kekeringan di beberapa wilayah Indonesia, sementara stok pangan terbatas telah menyebabkan berkembangnya penyakit busung lapar. Dari segi keamanan, masih jauh lebih enak jaman Pak Harto dibanding sekarang. Kalo dulu, tidak ada orang atau organisasi-organisasi tertentu yang berani bikin kerusuhan dan melakukan tindakan huru-hara. Apalagi, melakukan peledakan bom di tempat-tempat keramaian. Oleh karena itu, kalau Pak Harto masih sanggup untuk memimpin negeri ini, saya berharap beliau bersedia mencalonkan diri kembali pienjadi Presiden RI.
Yuwanto Sulistio, 31 tahun, Pengamen di Kota Tangerang Dulu Banyak Lapangan Pekerjaan Pak Harto itu orang baik, selalu membela nasib rakyat kecil dan pintar. Semua permasalahan pasti bisa diselesaikannya. Dan, apa saja yang dikerjakannya, dunia pasti mengetahuinya. Pak Harto dikenal oleh pemimpin sedunia dan negara kita disegani. Dulu tak banyak pengagguran, karena banyak lapangan pekerjaan. Dan kalau Pak Harto masih jadi Presiden, mungkin sekarang saya tidak jadi pengamen, saya juga ingin bekerja seperti yang lainnya tapi mendapat pekerjaan tak semudah yang kita bayangkan. Jadi ya terpaksa saya keliling jadi pengamen aja, untuk memenuhi kebutuhan perut. Sekarang ini, bukan hanya pengangguran yang banyak, tetapi juga yang kelaparan. Belum lagi kerusuhan dan aksi pengrusakan sering terjadi. Jujur saja saya sangat terkesan dengan kedekatan Pak Harto kepada rakyat. Jadi, kalo sekarang orang-orang banyak yang ribut minta Pak Harto diadili, menurut saya mereka kurang menghargai jasa-jasa yang telah dilakukan beliau bagi bangsa ini. Kalau saja Pak Harto korupsi, yang penting kan rakyat tidak susah. Dari pada sekarang pejabat banyak yang korupsi, tetapi hidup rakyat malah jadi makin susah.