Om Swastyastu Dengan mengucapkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Waça/Tuhan Hyang Maha Esa, kami menyambut dengan gembira terbitnya buku “PROFIL DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2014”. Buku ini merupakan gambaran secara umum Kabupaten Gianyar yang tersaji secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan tersedianya data dan informasi yang handal dan akurat, diharapkan dapat dijadikan dasar dalam memetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan rencana pembangunan, merumuskan kebijakan dan program/kegiatan pembangunan, pengendalian, evaluasi, serta pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan. Melalui kesempatan ini saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan buku ini. Saya berharap semoga buku ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om BUPATI GIANYAR,
A. A. GDE AGUNG BHARATA i
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan buku “PROFIL DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2014”. Buku ini memberi gambaran umum mengenai kondisi fisik wilayah, sosio demografi, potensi ekonomi, sarana prasarana, dan kondisi keuangan daerah Kabupaten Gianyar. Data dan informasi yang memadai sangat diperlukan dalam memetakan potensi dan permasalahan di daerah. Hasil pemetaan tersebut selanjutnya dijadikan pijakan dalam penyusunan strategi dan rencana pembangunan, pengambilan keputusan, serta koordinasi dalam pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan. Identifikasi permasalahan dan potensi yang akurat akan menghasilkan formulasi yang tepat sehingga pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi daerah dapat lebih optimal. Kami menyadari bahwa buku ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan penyusunan buku sejenis di waktu mendatang. Melalui kesempatan ini pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan buku ini. Akhirnya kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik kalangan pemerintah, swasta dan dunia usaha, pendidikan, serta masyarakat luas. Kepala Bappeda Kabubaten Gianyar
Ir. I Made Gede Wisnu Wijaya, M.M Pembina Utama Muda NIP . 19621130 199201 1 001
ii
SAMBUTAN BUPATI GIANYAR …….……….............…………………………......……
i
KATA PENGANTAR .………………………...……………..………………………......…
ii
DAFTAR ISI ..…………………….…………………………………………………….......
iii
SEJARAH PEMERINTAHAN ……………………………………..………………….......
1
MAKNA LAMBANG DAERAH ……………………………………...…....…………......
9
VISI DAN MISI PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR ………….…………….......
11
KONDISI FISIK KABUPATEN GIANYAR ….......………...............………….......
13
1.1. Letak dan Luas Wilayah …...........………………………..…………………….
13
1.2. Topografi …....................................………………………..…………………….
14
1.3. Iklim …....................................................…………………..…………………….
14
1.4. Pola Pembangunan Wilayah …..........………………………………………….
15
II. PEMERINTAHAN …...................……………………………………………………
16
I.
2.1. Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Dusun/Banjar ................................
16
2.2. Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Kabupaten Gianyar ........................
17 iii
iv
III. SOSIO DEMOGRAFI ….........….……….............…………………………......……
19
3.1. Penduduk ....………………………...……………..………………………......…
19
3.2. Agama ………………….…………………………………………………….......
22
3.3. Ketenagakerjaan ……….....……………………………..………………….......
23
3.4. Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan …………………...…....…………......
29
3.5. Kesehatan …..................................................................……….…………….......
32
3.6. Pendidikan .............................................................................................................
34
3.7. Indek Pembangunan Manusia ............................................................................
37
IV. POTENSI EKONOMI …...........................................………...............………….......
39
4.1. Pertanian …....................................………………………..…………………….
39
4.2. Perkebunan ....................................………………………..…………………….
41
4.3. Peternakan .............................................…………………..…………………….
43
4.4. Perikanan ...............................…..........………………………………………….
46
4.5. Perindustrian ........................................................................................................
49
4.6. Perdagangan .........................................................................................................
51
4.7. Perbankan, Koperasi dan UKM …...............…………………………......……
54
4.8. Pariwisata ...………………………...……………..………………………......…
58
KONDISI EKONOMI MAKRO .……….............…………………………......……
60
5.1. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) ...……..………………….......
60
5.2. Ketimpangan Antar Wilayah …..................………………...…....…………......
61
5.3. Tipologi Wilayah ...........................................................……….…………….......
63
VI. INFRASTRUKTUR …..............................................………...............………….......
64
6.1. Jalan dan Jembatan .............................................................................................
66
6.2. Irigasi ....................…...........................................………...............………….......
67
6.3. Drainase …......................................………………………..…………………….
68
6.4. Air Bersih ........................................………………………..…………………….
69
6.5. Pos dan Telekomunikasi ........................…………………..…………………….
71
6.6. Sarana Tempat Ibadah ..........…..........………………………………………….
73
6.7. Sarana Kesehatan .................................................................................................
74
6.8. Sarana Pendidikan ...............................................................................................
75
VII. KEUANGAN DAERAH ..............................................................................................
77
VIII. PENUTUP ....................................................................................................................
81
V.
v
Lebih dari seperempat abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1770, kurang lebih 2 Km disebelah selatan Desa Bengkel (kemudian menjadi Desa Beng) dibangunlah sebuah Puri Baru dan disebut Griya Anyar (rumah baru). Berdirinya Keraton Griya Anyar atau yang kemudian menjadi Puri Agung Gianyar, yang diresmikan dengan upacara pada tanggal 19 April 1771, menandakan telah lahirnya sebuah kerajaan baru, yang diperintah oleh Ida Anake Agung I Dewa Manggis Api atau I Dewa Manggis Shakti. Setelah dinobatkan menjadi raja, beliau bergelar I Dewa Manggis IV, sebagai raja Kerajaan Gianyar I (pertama). Puri Agung Gianyar sebagai Keraton Istana Raja selanjutnya menjadi Pusat Ibukota Kerajaan. Sesudah wafatnya I Dewa Manggis Shakti sebagai peletak dasar Kerajaan Gianyar yang berdaulat penuh, tahta diwariskan kepada putra mahkota yang bergelar Ida I Dewa Manggis Di Madia (I Dewa Manggis V) sebagai Raja Gianyar II. Beliau berkuasa tahun 1814-1839. Karena beliau wafat, kemudian digantikan oleh putra mahkota yang bergelar Ida I Dewa Manggis Di Rangki (I Dewa Manggis VI) sebagai Raja Gianyar III, yang berkuasa dari tahun 1839-1847. Pewaris tahta berikutnya adalah Ida I Dewa Manggis Mantuk Di Satria atau I Dewa Manggis VII. Beliau berkuasa sebagai Raja Gianyar IV cukup lama, selama 38 tahun, yaitu dari tahun 1847-1885, sebelum kemudian diperdaya dan ditawan oleh Ida I Dewa Agung Raja Klungkung. Setelah Ida I Dewa Manggis VII diasingkan pada tahun 1885, tahta di Keraton Gianyar mengalami kekosongan sampai wafatnya beliau pada tahun 1892 di pengasingan di Satria Klungkung. Selanjutnya wilayah kekuasaan Kerajaan Gianyar dikuasai oleh Kerajaan Bangli dan Kerajaan Klungkung. 1
Pada bulan Januari 1893 kedua putra dari Ida I Dewa Manggis Mantuk Di Satria, yaitu Ida I Dewa Pahang dan Ida I Dewa Gde Raka, beserta keluarga berhasil meloloskan diri dari pengasingan dan kembali ke Gianyar. Ida I Dewa Pahang sebagai Raja Gianyar V berhasil membebaskan diri dari pendudukan lascar Klungkung dan Bangli. Selama tiga tahun (18931896) beliau berjuang dan berhasil membebaskan Kerajaan Gianyar dari cengkraman pendudukan raja-raja tetangga sehingga Kerajaan Gianyar berdaulat kembali. Pengganti Ida I Dewa Pahang setelah wafat adalah adiknya yang bernama Ida I Dewa Gde Raka. Beliau dinobatkan sebagai Raja Gianyar VI dan berkuasa dari tahun 1896-1912. Permusuhan yang tidak henti-hentinya dengan Kerjaan-Kerajaan Badung, Mengwi, Bangli dan Klungkung menyebabkan situsi kehidupan di Kerajaan Gianyar menjadi kacau. Memperhatikan penderitaan rakyatnya dan untuk mencari perlindungan guna menyelamatkan Kerajaan dari keruntuhan karena diancam dan diserang oleh 4 Kerajaan tetangga dari pelbagai penjuru akhrinya Ida I Dewa Gde Raka menyerahkan kedaulatan Kerajaannya kepada perlindungan dan kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. Selanjutnya Ida I Dewa Gde Raka (Ida I Dewa Manggis VIII), Raja Gianyar VI, sebagai stedehouder (wakil) Pemerintah Hindia Belanda di Gianyar. Kemudian pada tanggal 23 Mei 1912, beliau secara sukarela mengundurkan diri. Ida I Dewa Gde Raka diberhentikan dengan hormat sebagai stedehouder di Kerajaan Gianyar dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal tertanggal 11 Januari 1913.
2
Ida I Dewa Ngurah Agung yang menggantikan ayahnya di Kerajaan Gianyar kemudian diangkat sebagai Regent untuk kepala Pemerintahan di Gianyar dan diberi gelar “Anak Agoeng”. Selanjutnya sejak 1 Juli 1938, daerah-daerah di Bali ditetapkan sebagai daerah swapraja yang masing-masing dikepalai oleh zelfbestuurder. Ida Anak Agung Ngurah Agung, Raja (zelfbestuurder) Gianyar, bersama-sama raja-raja di Swapraja lainnya di Bali dilantik dengan kehormatan di Pura Besakih pada tanggal 29 Juni 1938. Penjajahan Jepang di Gianyar di mulai pada tanggal 23 Pebruari 1942, pada masa itu Kerajaan Gianyar masih dipimpin oleh Raja Gianyar Ida Anak Agung Ngurah Agung. Pada tanggal 23 Agustus 1943, Putranya Ida Anak Agung Gede Agung dilantik sebagai Raja (Syutjo) Gianyar menggantikan ayahnya dan berkuasa hingga berakhirnya pendudukan Jepang pada tahun 1945. Memasuki masa kemerdekaan dan masa-masa penduduk tentara sekutu dan NICA, Kerajaan Gianyar di bawah raja Ida Anak Agung Gede Agung masih menjadi daerah Swapraja/bagian dari Pemerintahan Daerah Bali. Daerah Bali sendiri menjadi bagian adminitrasi dari Negara Indonesia Timur (NIT), sedangkan NIT adalah bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950 maka dilakukan perubahan sistem pemerintahan. Delapan bekas daerah kerajaan di Bali dijadikan daerah Bahagian/Swapraja. Pemerintahan Daerah Bahagian/Swapraja terdiri dari Ketua Dewan Pemerintahan Daerah dan DPRD (yang mempunyai hak parlementer penuh). DPR Daerah yang telah dilantik, selanjutnya bertugas memilih Ketua Dewan Pemerintahaan Daerah Bahagian/Swapraja Gianyar, yaitu Ida Anak Agung Gde Oka untuk masa bhakti 1953-1958. 3
Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II, dimana kekuasaan eksekutif dijalankan oleh seorang Kepala Daerah Swatantra, maka diangkatlah kembali Ida Anak Agung Gde Oka menjadi Kepala Daerah Tingkat II Gianyar masa bakti 1958-1960. Setelah dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, kemudian ditetapkan dengan Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 bahwa Pemerintah Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan DPRD. Kepala Daerah disamping sebagai alat pemerintah daerah, juga merupakan Pejabat Negara sebagai alat Pemerintah Pusat di daerah (Bupati). Selama pelaksanaan Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 di Gianyar (kurun waktu 1960-1969) tercatat telah empat kali pergantian Kepala Daerah Swatantra Tingkat II dan yang juga disebut Bupati. Periode masa bakti 19601963, Bupati Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Gianyar dijabat oleh Tjokorda Ngurah, menggantikan Ida Anak Agung Gde Oka. Selanjutnya masa bakti 1963-1964, Drh. Tjokorda Anom Pudak sebagai pejabat Kepala Daerah Bupati Gianyar. Berikutnya periode 1964-1965 dijabat oleh I Made Suyoga. BA. Sebagai Bupati Kepala Daerah Bupati Gianyar masa bakti 1965-1969. Memasuki masa pemerintahan Orde Baru, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 1965 maka diubahlah sebutan Daerah Swatantra Tingkat II Gianyar menjadi Kabupaten Gianyar sebagai Daerah Tingkat II. Kepala Daerahnya adalah seorang Bupati. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. 4
Selama kurun waktu 1969-2010 telah beberapa kali pergantian Kepala Daerah Tingkat II Gianyar. Anak Agung Gde Putra, SH menggantikan I Made Kembar Kerepun sebagai Bupati masa bakti 1969-1983. Kemudian Tjokorda Raka Dherana, SH sebagai Bupati Gianyar masa 1983-1993.Selanjutnya jabatan Bupati periode 1993-2003 dijabat oleh Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH. Selanjutnya dijabat oleh Anak Agung Gde Agung Bharata, SH yang dilantik menjadi Bupati Gianyar masa bakti 2003-2008. Tahun 2008 sampai 2013 jabatan Bupati dijabat oleh Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si. Hasil Pemilikuda 2012 , Anak Agung Gde Agung Bharata, SH kembali dipilih menjadi Bupati kedua kalinya untuk periode 2013-2018. Ringkasan selengkapnya mengenai sejarah pemerintahan di Kabupaten Gianyar, mulai dari periode jaman Kerajaan, periode penjajahan Belanda, periode penjajahan Jepang, jaman Kemerdekaan dan seterusnya, kami sajikan seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Pemerintahan Jaman Kerajaan, Jaman Penjajahan, dan Jaman Kemerdekaan No.
Tahun
1 2 A. Jaman Kerajaan 1 2 3 4
1771 – 1814 1814 – 1839 1839 – 1847 1847 – 1885
Periode Pemerintahan / Nama Pimpinan
Keterangan
3
4
I Dewa Manggis IV I Dewa Manggis V (Di Madia) I Dewa Manggis VI (Di Rangki) I Dewa Manggis VII (Mantuk Di Satria)
Raja Gianyar I Raja Gianyar II Raja Gianyar III Raja Gianyar IV
5
Tabel 1 (Lanjutan) No.
Tahun
1 5
2 1885 – 1893
Periode Pemerintahan / Nama Pimpinan
3 Kosong/Raja I Dewa Manggis VII diasingkan ke Klungkung ditempatkan di Desa Satria (suatu Desa + 3 Km disebelah Timur Kota Semarapura 6 1893 – 1896 I Dewa Pahang wafat mendadak di dalam tahun 1896 dan belum sempat dinobatkan (mabiseka ratu) sebagai Raja 7 1896 – 1900 I Dewa Manggis VIII B. Jaman Penjajahan Belanda
6
8
1900 – 1913
I Dewa Manggis VIII
9
1913 – 1937
Ida Anak Agung Ngurah Agung
10
1938 – 1942
Ida Anak Agung Ngurah Agung
Keterangan 4 Pemerintahan ditangani dari Klungkung dan Bangli Raja Gianyar V
Raja Gianyar VI Stedehuoder (Wakil Pemerintahan Belanda di Daerah Swapraja Gianyar Regent Gianyar Zelfbestuuder (Kepala Pemerintahan Swapraja Gianyar) Zelfbestuuder (Kepala Pemerintahan Swapraja Gianyar)
Tabel 1 (Lanjutan) No.
Tahun
Periode Pemerintahan / Nama Pimpinan
Keterangan
3
4
1 2 C. Jaman Penjajahan Jepang
11 1942 – 1943 Ida Anak Agung Ngurah Agung 12 1943 – 1945 Ida Anak Agung Gde Agung D. Jaman Kemerdekaan 13
1945 – 1947
Ida Anak Agung Gde Agung
14
1947- 1950
Anak Agung Gde Agung
15
1950 – 1958
Anak Agung Gde Oka
16 17
1958 – 1960 1960 – 1963
Anak Agung Gde Oka Tjokorda Ngurah
18
1963 – 1964
Drh. Tjokorda Anom Pudak
19
1964 – 1965
I Made Sayoga, BA
Syutjo Syutjo Kepala Pemerintah Swapraja Gianyar Kepala Pemerintah Swapraja Gianyar Ketua Dewan Pemerintah Daerah Gianyar Kepala Dati II Gianyar Bupati Kepala Dati II Gianyar Pejabat Kepala Daerah Bupati Bupati Kepala Dati II Gianyar
7
Tabel 1 (Lanjutan)
8
No.
Tahun
Periode Pemerintahan / Nama Pimpinan
Keterangan
1 20
2 1965 – 1969
3 I Made Kembar Kerepun
4 Pejabat Kepala Daerah Bupati
21
1969 – 1983
Anak Agung Gde Putra, SH
Bupati Kdh. Tk.II Gianyar
22
1983 – 1993
Tjokorda Raka Dherana, SH
Bupati Kdh. Tk.II Gianyar
23
1993 – 2003
Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH
Bupati Kdh. Tk.II Gianyar
24
2003 – 2008
A.A. Gde Agung Bharata, SH
Bupati Gianyar
25
2008 – 2013
Dr. Ir. Tjokorda Artha Ardhana Sukawati, M.Si
Bupati Gianyar
25
2013 – 2018
A.A. Gde Agung Bharata, SH
Bupati Gianyar
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 21/PD/DPRD/1972 Tanggal 10 Agustus 1972, lambang Daerah Kabupaten Gianyar adalah “DHARMA RAKSATA RAKSITA”
Komponen Lambang : 1. Dasar lambang berwarna kuning muda 2. Bintang dan Padi berwarna kuning emas 3. Pelinggih, Rantai, Patung dan Penari Legong berwarna merah bata 4. Nekara berwarna putih 5. Dasar gambar di dalam lingkaran rantai berwarna hijau muda 6. Tulisan “Dharma Raksata Raksita” berwarna hitam Arti Warna Lambang : 1. Warna kuning muda mengandung arti keluhuran dan cinta kasih 2. Warna merah bata mengandung arti keperwiraan 3. Warna hijau tua mengandung arti damai, kesuburan, pengharapan, dan optismisme 4. Warna hitam mengandung arti ketegasan 5. Warna putih mengandung arti kesucian
9
Arti Lambang : 1. BINGKAI SEGILIMA SAMA SISI melambangkan falsafah negara Pancasila 2. BINTANG KUNING SEGILIMA melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa 3. RANTAI dengan mata rantai berjumlah 45 buah melambangkan tahun Proklamasi Kemerdekaan 1945
4. PADI dan KAPAS melambangkan kemakmuran 5. BULIR PADI sebanyak 51 butir melambangkan Kabupaten Gianyar terdiri dari lima puluh satu desa 6. BUNGA KAPAS sebanyak 7 buah melambangkan Kabupaten Gianyar terdiri dari tujuh kecamatan 7. NEKARA (BULAN PEJENG) di dalam pelinggih pura Penataran Sasih, merupakan salah satu peninggalan sejarah (purbakala) dari nenek moyang Bangsa Indonesia yang tersohor di seluruh dunia, yang melambangkan kepahlawanan, kebesaran / kemegahan, kekuatan, dan kemakmuran 8. PELINGGIH, PATUNG dan PENARI kebudayaan dan kesenian yang tinggi
LEGONG
melambangkan
nilai-nilai
9. Tulisan DHARMA RAKSATA RAKSITA artinya “Barang Siapa yang Berbuat Dharma Maka Ia Akan Dilindungi oleh Dharma Itu Sendiri” 10
TERWUJUDNYA GIANYAR BAGUS (BERSIH, ALAMI, GIAT, BERBUDAYA, SEJAHTERA) MENUJU JAGADHITA
1. Membangun pemerintahan yang bersih, responsif, berintegritas, profesional, dan berjiwa entrepreneur yang berorientasi pada pelayanan publik. 2. Menjadikan Gianyar yang bersih, hijau, dan elok berdasarkan penerapan rencana tata ruang secara konsisten dan berwawasan lingkungan, sehingga dapat mewujudkan Gianyar yang alami, dan terbebas dari masalah-masalah kependudukan, lingkungan dan sosial. 11
3. Menumbuhkan etos dan sikap giat bekerja pada masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kreatif dan usaha ekonomi kerakyatan yang berbasis pada produk unggulan daerah (One Village One Product), melatih dan mengusahakan modal bagi komponen masyarakat untuk menjadi entrepreneur. 4. Menumbuhkembangkan budaya masyarakat yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal yang dapat menumbuhkan relegiusitas, disiplin, kerja keras berorientasi pada prestasi, dengan meningkatkan peranan desa pakraman, banjar, subak, dan sekaa-sekaa serta institusi-institusi yang telah ada dalam menjaga adat, budaya, dan agama.
5. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas SDM yang kompetitif, berintegritas, profesional dan berjiwa kewirausahaan (enterpreneurship), dengan mengimplementasikan wajib belajar 12 tahun, beasiswa bagi anak kurang mampu dan berprestasi sampai ke jenjang perguruan tinggi, meningkatkan kualitas, insentif dan remunerasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan, serta menjadikan ruang-ruang publik di desa sebagai rumah belajar. 12
1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Gianyar merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. Posisi Kabupaten Gianyar relatif di tengah-tengah Pulau Bali, dengan pusat pemerintahan di Kota Gianyar. Kabupaten Gianyar memiliki luas wilayah 368 km2 atau sekitar 6,53% dari luas wilayah Provinsi Bali (5.636,66 km2). Kabupaten Gianyar terdiri dari tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Payangan yang memiliki luas wilayah terbesar mencapai 75,88 km2 atau 26,62% dari luas Kabupaten Gianyar, diikuti oleh Kecamatan Tegallalang seluas 61,80 km2 (16,79%), Kecamatan Sukawati seluas 55,02 km2 (14,95%), selanjutnya Kecamatan Gianyar seluas 50,59 km2 (13,75%), Kecamatan Tampaksiring seluas 42,63 km2 (11,58%), Kecamatan Ubud seluas 42,38 km2 (11,52%), dan kecamatan yang paling kecil wilayahnya adalah Kecamatan Blahbatuh yang memiliki luas 39,70 km2 (10,79%). Ditinjau dari segi astronomis, Kabupaten Gianyar terletak pada 8O18’48” - 8O38’58” Lintang Selatan dan 115O13’29” 115O22’23” Bujur Timur dengan batas-batas disebelah utara Kabupaten Bangli, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bangli dan Kabupaten Klungkung, Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Badung dan Samudra Indonesia dan disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar 13
1.2. Topografi Secara topografi Kabupaten Gianyar terbagi menjadi dua wilayah dengan karakteristik yang berbeda. Bagian Utara merupakan wilayah yang bergelombang sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah yang relatif datar dan dan wilayah pantai. Luas wilayah berdasarkan kemiringan lahan terdiri dari wilayah datar (kemiringan 0-2%) seluas 15.377 hektar, bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 10.426 hektar, curam (kemiringan 15-40%) seluas 5.755 hektar, dan sangat curam (kemiringan di atas 40%) seluas 5.243 hektar. Dibandingkan dengan kabupaten lain, Kabupaten Gianyar tidak memiliki danau maupun gunung berapi. Beberapa bagian daratan memang agak tinggi letaknya namun hanya merupakan tanah perbukitan.
1.3. Iklim Wilayah Gianyar sebagaimana halnya Bali secara umum beriklim laut tropis, yang dipengaruhi oleh angin musim. Musim kemarau berlangsung sekitar bulan Juni–September dan musim hujan sekitar bulan Desember–Maret. Di antara kedua musim tersebut diselingi oleh musim pancaroba. Rata-rata curah hujan per tahun adalah sebesar 2.381 mm. Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Maret, Nopember, dan Desember. Suhu udara rata-rata mencapai 25,6OC, dengan suhu minimum 24OC dan suhu maksimum 27,2OC. Kelembaban udara relatif berkisar antara 75% hingga 85%. Semakin tinggi dari permukaan laut maka suhu udara cenderung semakin rendah. Rentang suhu minimum dan maksimum yang tidak begitu lebar disebabkan oleh variasi ketinggian wilayah yang relatif tidak begitu besar. 14
1.4. Pola Pembangunan Wilayah Kabupaten Gianyar dengan 7 Kecamatannya dikembangkan dalam 5 (lima) zona yang dipetakan sesuai dengan potensi masing-masing wilayah dengan titik berat pembangunan sebagai berikut :
Gianyar Utara (Kec. Payangan, Kec. Tegallalang, Kec. Tampaksiring) • Daerah konservasi air • Pengembangan agrowisata • Cultural heritage
Gianyar Barat (Kec. Ubud) • Pusat pengembangan seni dan budaya • Pusat kegiatan wisata alam dan budaya • Pusat industri kerajinan rumah tangga
Gianyar Selatan (Kec. Sukawati & Kec. Blahbatuh) • • • •
Pusat perdagangan seni Kegiatan wisata belanja Pertanian lahan basah Industri kerajinan rumah tangga
Gianyar Tengah (Desa Bedulu dan Desa Pejeng) • Daerah konservasi/cagar budaya • Cultural heritage
Gianyar Timur (Kec. Gianyar) • • • • • • •
Pusat pemerintahan & Fasum Pusat pendidikan Perdagangan dan jasa Cultural heritage dan wisata remaja Pertanian lahan basah Peternakan Industri pengolahan
15
2.1. Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Dusun/Lingkungan Hingga tahun 2013 di Kabupaten Gianyar terdapat 7 kecamatan dengan 70 desa/kelurahan, 506 dusun/banjar, dan 42 lingkungan. Wilayah administrasi dengan status perkotaan sebanyak 33 desa dan status perdesaan sebanyak 37 buah. Di samping wilayah administrasi pemerintahan tersebut terdapat pula lembaga/organisasi adat/tradisional lainnya seperti 271 desa pakraman, 512 subak yeh, dan 46 subak abian. Tabel 2 Wialayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Gianyar Tahun 2009 – 2013
Wilayah Administrasi
16
2009
2010
2011
2012
2013
Kecamatan
7
7
7
7
7
Desa
64
64
64
64
64
Kelurahan
6
6
6
6
6
Desa Berstatus Perkotaan
33
33
33
33
33
Desa Berstatus Perdesaan
37
37
37
37
37
Dusun
504
504
505
506
506
Lingkungan
43
43
43
42
42
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
2.2. Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Kabupaten Gianyar Sesuai dengan Perda No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar, Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Peraturan Bupati Gianyar No. 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan Akuntansi RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar, organisasi perangkat daerah pada Pemerintah Kabupaten Gianyar terdiri dari Sekretariat Daerah (3 asisten Sekda dan 12 bagian), Sekretariat DPRD, Inspektorat, 8 badan, 15 dinas, 2 kantor, 1 Badan Layanan Umum Daerah (BLUD RSU Sanjiwani), 7 kecamatan, dan 6 kelurahan.
Jika ditinjau dari jumlah pegawai, kondisi kepegawaian Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam lima tahun terakhir relatif stabil. Sesuai data per 1 Desember 2013, jumlah PNS sebanyak 8.110 orang dengan jenjang kepangkatan Golongan I sebanyak 166 orang, Golongan II sebanyak 1.585 orang, Golongan III sebanyak 2.986 orang, dan Golongan IV sebanyak 3.373 orang. Sedangkan dilihat dari komposisi pegawai yang menduduki jabatan struktural, terdapat pejabat eselon II sebanyak 35 orang, eselon IIIa sebanyak 53 orang, eselon IIIb 105 orang, eselon IVa sebanyak 462 orang, eselon IVb sebanyak 99 orang, dan eselon V sebanyak 28 orang. Di samping itu terdapat pula pejabat fungsional sebanyak 5.210 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, data per 1 Desember 2013 menunjukkan PNS lulusan SD sebanyak 82 orang, lulusan SLTP sebanyak 182 orang, lulusan SLTA/sederajat sebanyak 1.785 orang, lulusan D1, D2 & D3 sebanyak 1.543 orang, lulusan S1/D4 sebanyak 4.072 orang, dan lulusan S2 sebanyak 446 orang. 17
Tabel 3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kabupaten Gianyar Tahun 2009 – 2013 Uraian
2010
2011
2012
2013
Jumlah PNS
8.743
9.135
8.808
8.494
8.110
- Golongan I
258
258
229
202
166
- Golongan II
2.006
2.250
2.128
1.705
1.585
- Golongan III
2.832
2.999
2.965
3.140
2.986
- Golongan IV
3.647
3.628
3.486
3.447
3.373
792
800
814
741
782
34
31
35
22
35
- Eselon IIIa - Eselon IIIb
55 103
55 103
55 106
50 95
53 105
- Eselon IVa - Eselon IVb
479 95
487 97
488 103
448 101
462 99
26
27
27
25
28
5.107
5.161
4.961
5.355
5.210
Jumlah Pejabat struktural
- Eselon II
- Eselon V Jumlah Pejabat Fungsional
Sumber : BKD Kabupaten Gianyar
18
2009
3.1. Penduduk Sesuai estimasi yang dilakukan oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Gianyar tahun 2013 sebanyak 486.000 jiwa yang terdiri dari 245.400 jiwa atau 50,47% penduduk laki-laki dan 240.600 jiwa atau 49,53% penduduk perempuan. Sex ratio sebesar 101,99% atau jumlah penduduk laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Gianyar, komposisi penduduk Kabupaten Gianyar tahun 2013 menurut kelompok umur adalah sebagai berikut : Penduduk Usia 0–14 tahun sebanyak 24,12%, penduduk usia 15–65 tahun sebanyak 68,33%, dan penduduk yang berusia di atas 65 tahun sebanyak 7,55%. Komposisi ini mencerminkan bahwa penduduk Kabupaten Gianyar sebagian besar merupakan penduduk usia produktif dengan angka ketergantungan (dependency ratio) sekitar 46,35%. Dengan luas wilayah 368 km2, maka kepadatan penduduk di Kabupaten Gianyar telah mencapai 1.321 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,29% dari tahun 2012. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sukawati (2.109 jiwa/km2) dan terendah di Kecamatan Payangan (553 jiwa/km2). Jumlah rumah tangga sebanyak 102.086 rumah tangga atau ratarata 4 - 5 jiwa/rumah tangga. 19
Tabel 4 Indikator Kependudukan Kabupaten Gianyar Tahun 2009 – 2013 Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Penduduk (jiwa)
441.611
469.777
477.128
484.600
486.000
- Penduduk Laki-laki
199.057
237.493
241.209
244.600
245.400
- Penduduk Perempuan
198.920
232.284
235.919
240.000
240.600
1,01
1,64
1,44
1,57
0,29
1.200
1.277
1.297
1.317
1.321
Sex Ratio (%)
100,07
102,24
102,24
101,92
101,99
Jumlah RT (Ruta)
90.750
91.253
93.627
106.449
102.086
5
5
5
5
5
- Umur 0 – 14 tahun
22,8
24,97
24,96
24,97
24,12
- Umur 15 – 65 tahun
69,89
67,84
67,57
67,64
68,33
7,31
7,19
7,47
7,39
7,55
Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/km 2)
Rata-rata Anggota Rumah Tangga (jiwa/Ruta)
Penduduk Menurut Kelompok Umur (%)
- Umur 65 tahun ke atas
20
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
Kepadatan Penduduk per Kecamatan (Jiwa/km2) 130.000
Jumlah Penduduk (Jiwa)
120.000
SKW (2.109)
110.000
Keterangan :
100.000
GYR (1.776)
90.000
SKW BLH GYR TMP UBD TGL PYN
80.000
UBD (1.682)
70.000 60.000
BLH (1.719)
50.000 40.000
TGL (835) TMP (1.101)
: Sukawati : Blahbatuh : Gianyar : Tampaksiring : Ubud : Tegallalang : Payangan
PYN (553)
30.000 20.000 35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
Luas Wilayah (km2)
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (data diolah)
21
3.2. Agama Dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang tidak hanya cerdas secara intelektual dan emosional tetapi juga cerdas secara spiritual, Pemerintah Kabupaten Gianyar juga terus berupaya mewujudkan keseimbangan pembangunan fisik dan spiritual. Demikian pula keharmonisan hubungan antar umat beragama dan antara umat beragama dan pemerintah terus dipertahankan dan ditingkatkan. Terkait hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Gianyar senantiasa memfasilitasi kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Gianyar. Tabel 5 Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Gianyar Tahun 2008-2013 JUMLAH PEMELUK AGAMA
2008 (orang)
2009 (orang)
2010 (orang)
2011 (orang)
2012 (orang)
2013 (orang)
Hindu
417.495
417.495
419.971
419.971
419.941
477.465
Islam
7.231
7.231
7.431
7.431
7.496
6.395
Budha
768
768
1.016
1.023
2.371
932
Kristen Katholik
554
554
554
554
554
411
Kristen Protestan
750
750
750
750
1.156
796
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
22
3.3. Ketenagakerjaan
375 370 365 360 355 350 345 340 335 330
80
78 76
74
TPAK
Penduduk Usia Kerja (Ribu Jiwa)
Kondisi Ketenagakerjaan
Penduduk Usia Kerja TPAK
72
70 2009
2010
2011 Tahun
2012
2013
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (data diolah)
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), dalam kurun 2009 – 2013 penduduk usia kerja Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan tetapi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan. TPAK merupakan persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Penurunan TPAK ini disebabkan karena meningkatnya penduduk usia kerja yang bukan merupakan angkatan kerja, seperti penduduk yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. TPAK Kabupaten Gianyar tahun 2013 sebesar 73,03%. 23
Tabel 6 Statistik Ketenagakerjaan Gianyar Tahun 2008-2013 Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
1. Penduduk Usia Kerja (orang)
344.335
352.490
362.218
368.666
372.678
2. Angkatan Kerja (orang)
273.316
274.563
272.944
274.661
272.179
265.362
268.093
267.054
269.947
266.288
- Mencari Pekerjaan (orang)
7.954
6.470
5.890
4.714
5.891
3. Bukan Angkatan Kerja (orang)
71.019
81.262
9.274
94.005
100.499
- Sekolah (orang)
22.013
21.601
24.137
29.154
34.272
- Mengurus Rumah Tangga (orang)
29.632
37.613
43.592
43.533
45.386
- Lainnya (orang)
19.374
22.048
21.545
21.318
20.841
79,38
77,16
75,35
74,50
73.03
2,91
2,36
2,16
1,72
2,16
842.500
925.000
1.003.625
1.104.000
1.230.000
66.549
70.273
45.109
39.451
40.565
102.619
90.027
72.316
76.057
82.727
96.192
107.793
149.629
154.430
142.996
- Bekerja (orang)
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TAPK) (%) 5. Tingkat Pengangguran (%)
6. UMK (Rp) 7. Bekerja di Sektor Primer (P) 8. Bekerja di Sektor Sekunder (S) 9. Bekerja di Sektor Tersier (T)
24 Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
Tabel 7 Persentase Penduduk Kabupaten Gianyar yang Bekerja Menurut Lapangan Usahanya Jenis Kegiatan
2009
2010
2011
2012
2013
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan
25,02
30,87
16,89
14,62
14,95
Industri Pengolahan
28,11
13,94
18,21
19,97
20,38
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan
22,41
26,24
32,09
33,38
31,12
Jasa Kemasyarakatan
8,88
14,75
15,40
15,51
15,80
Lainnya
15,58
14,20
17,40
16,52
17,76
100%
100%
100%
100%
100%
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
Dalam periode 2009 – 2013 terdapat kecenderungan penurunan porsi penduduk yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan, serta industri pengolahan. Kondisi sebaliknya terjadi pada sektor perdagangan besar, eceran, dan rumah makan, serta sektor jasa-jasa kemasyarakatan. 25
Jika ditinjau dari tiga sektor utama ekonomi, dalam periode 2009-2013 terdapat kecenderungan perubahan struktur ekonomi Kabupaten Gianyar dari pertanian dan pertambangan ke industri jasa. Hal ini terlihat dari persentase penduduk yang bekerja di sektor primer (pertanian dan pertambangan) serta sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air; serta konstruksi) cenderung mengalami penurunan sedangkan yang bekerja di sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan dan jasa perusahaan; serta jasa-jasa lainnya) mengalami peningkatan. Persentase Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi Utama Share Tenaga Kerja (%)
60 50
Sektor Primer 40 Sektor Sekunder Sektor Tersier
30
20 10 2008
2010
2012 Tahun
26
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (data diolah)
2014
Tahun 2013, porsi penduduk yang bekerja di sektor tersier menempati posisi tertinggi, yaitu 53,70% diikuti sektor sekunder sekitar 31,07% dan sektor primer sekitar 15,23%. Hal ini sejalan dengan kontribusi masing-masing sektor tersebut terhadap PDRB Kabupaten Gianyar pada tahun yang sama, yaitu sektor tersier sebesar 60,03%, sektor sekunder sebesar 24,65%, dan sektor primer sebesar 15,32%. Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi Tahun 2013
Kontribusi per Sektor Ekonomi dalam PDRB Tahun 2013 Primer 15,32%
Primer 15,23%
Tersier 53,70%
Sekunder 31,07%
Tersier 60,03%
Sekunder 24,65%
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (data diolah)
Jika dilihat dari angka pengangguran, terlihat bahwa pertumbuhan kesempatan kerja tidak dapat mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja. Hal ini terlihat dari masih adanya angkatan kerja yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. Dari 272.179 orang angkatan kerja Tahun 2013 terdapat 5.891 orang atau 2,16% yang tergolong ke dalam pengangguran. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 1,72%. 27
Pemerintah Kabupaten Gianyar senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan pekerja di Kabupaten Gianyar melalui perbaikan pendapatan pekerja yang tercermin dari kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Gianyar. Dalam kurun 5 tahun terakhir UMK Gianyar mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2013 UMK Gianyar sebesar 1,23 juta rupiah meningkat sekitar 11,41% dari tahun 2012 sebesar 1,104 juta rupiah. Kenaikan UMK tersebut diharapkan mampu mengimbangi peningkatan harga barang dan jasa yang diindikasikan oleh tingkat inflasi kalender (Januari – Desember) 2013 yang mencapai 7,35%.
UMK (Ribu Rupiah)
1300
18
16
1100
14 900
12
700
10 8
500
6 300
4
100
2 2008
2009
2010
2011
2012
Kenaikan UMK & Inflasi (%)
UMK dan Inflasi
UMK Kenaikan UMK Inflasi Kalender
2013
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Gianyar & BPS Provinsi Bali (data diolah)
28
3.4. Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan Tabel 8 Kondisi Pengangguran dan Kemiskinan di Kabupaten Gianyar
Uraian
Tingkat Pengangguran (%) Jumlah Pengangguran (Jiwa)
Tingkat Kemiskinan (%) Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
2009
2010
2011
2012
2013
2,91
2,36
2,16
1,72
2,16
7.954
6.470
5.890
4.714
5.891
5,76
6,68
5,40
4,69
4,27
24.885
31.500
26.400
22.860
20.800
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
Pada tahun 2013 terdapat 20.800 jiwa penduduk yang masih tergolong miskin, atau sekitar 4,27% dari total penduduk Kabupaten Gianyar. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2012, terjadi penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Gianyar. Hal ini membuktikan bahwa program pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan sudah terlihat ada hasilnya. Namun perlu disadari bahwa kemiskinan adalah permasalahan yang kompleks dan memerlukan penanganan secara terpadu. Pemerintah Kabupaten Gianyar juga telah melakukan upaya-upaya penurunan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) melalui program-program yang menyentuh masyarakat. Hasilnya dapat dilihat dari penurunan jumlah RTM sesuai hasil Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk (PSE) Tahun 2005 sebanyak 7.629 RTM, Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2008 dan 2011 masing-masing sebanyak 7.509 RTM dan 6.694 RTM. 29
Berdasarkan kriteria Bank Dunia, dengan memfokuskan pada kelompok 40% penduduk berpendapatan rendah, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan di Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 masih berkategori rendah, yaitu kelompok 40% penduduk berpendapatan rendah menerima lebih dari 17% dari jumlah total pendapatan. Namun demikian, perlu dicermati bahwa dalam kurun 2009–2013 telah terjadi penurunan persentase pendapatan yang dinikmati oleh kelompok tersebut, yaitu dari 25,15% pada tahun 2009 menjadi 19,51% pada tahun 2013.
Perkembangan Distribusi Pendapatan Tahun 2009 - 2013 100% 90% 80%
36,41
38,59
38,44
37,57
42,30
42,32
40,46
37,44
38,1
40,03
20,26
19,59
19,51
70% 60%
50% 40% 30% 20% 10%
25,15
23,84
0% 2009 2010 2011 40% Rendah 40% Sedang
2012 2013 20% Tinggi
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (data diolah)
30
Sementara itu persentase pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% penduduk berpendapatan sedang relatif stabil, yaitu pada kisaran 37,44% sampai 40,03% dari total pendapatan. Kondisi yang berlawanan terjadi pada kelompok 20% penduduk berpendapatan tinggi. Kelompok ini menerima sekitar 40,46% dari total pendapatan pada tahun 2013 atau meningkat dari tahun 2009 yang hanya sebesar 36,41%. Dengan demikian, secara keseluruhan tingkat pemerataan pendapatan pada tahun 2013 lebih rendah daripada tingkat pemerataan pendapatan pada tahun 2009. Hal ini perlu diwaspadai karena pertumbuhan seyogyanya dapat dinikmati secara adil oleh seluruh lapisan masyarakat.
Akumulasi Bagian Pendapatan yang Diperoleh
Kurva Lorenz Tahun 2009 & 2013 100 80
Tahun 2009
60
Tahun 2013
40
Kemerataan Sempurna
20 0 0 20 40 60 80 100 Akumulasi Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendapatan
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Rasio GINI 7,0 6,8 6,6 6,4 6,2 6,0 5,8 5,6 5,4
0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 2009
2010
LPE (Aksis Kiri)
2011
2012
2013
GINI (Aksis Kanan)
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (data diolah)
Perbandingan tingkat pemerataan pendapatan juga ditunjukkan oleh Kurva Lorenz pada tahun 2009 dan 2013. Garis kemerataan sempurna menunjukkan suatu kondisi di mana setiap kelompok penduduk menerima bagian pendapatan yang sesuai dengan persentasenya, yaitu kelompok 40% rendah, 40% sedang, dan 20% tinggi masingmasing menerima 40%, 40%, dan 20% dari total pendapatan. Semakin besar deviasi Kurva Lorenz dari garis kemerataan sempurna tersebut maka tingkat pemerataannya semakin rendah. Berdasarkan hal tersebut maka tingkat pemerataan pendapatan pada tahun 2013 lebih rendah daripada tingkat pemerataan pendapatan pada tahun 2009.
Perkembangan tingkat pemerataan juga ditunjukkan oleh pergerakan Rasio GINI yang cenderung meningkat dalam kurun 2009 – 2013. Pergerakan Rasio GINI dalam kurun waktu tersebut mengikuti pola yang relatif sama dengan perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). 31
3.5. Kesehatan Indikator Kesehatan 105 95 AKI
AKI (per 100.000) AKB, AKBA (per 1000)
85
AKI (MDGs)
75 65
AKB
55 45
AKB (MDGs)
35
AKBA
25
AKBA (MDGs)
15 5 2009
2010
2011
2012
Tahun
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Gianyar
2013
Di Kabupaten Gianyar tersedia beragam fasilitas kesehatan sebagai tempat masyarakat mendapatkan pelayanan pengobatan dan perawatan kesehatan. Beberapa indikator pembangunan bidang kesehatan yang sering dipakai antara lain Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA). Berkaitan dengan hal tersebut, tahun 2013 tercatat 93,36% persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang berkualifikasi kebidanan. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan ibu dan bayi.
Dalam kurun 2009 – 2013 terdapat kecenderungan penurunan AKB dan AKBA, sedangkan AKI masih berfluktuasi. Namun demikian, baik capaian AKB, AKBA, maupun AKI tahun 2013 telah berada di bawah target MDGs pada tahun 2015, yaitu AKB 10 orang/1000 kelahiran (target MDGs 23 orang/1000 kelahiran), AKBA 12 orang/1000 kelahiran (target MDGs 32 orang/1000 kelahiran), dan AKI 93 orang/100.000 kelahiran (target MDGs 102 orang/100.000 kelahiran). 32
Pasien Rawat Jalan RSUD Sanjiwani 60000
Pasien (orang)
50000
40000 30000 20000
10000 0
Askes
Jamkesmas
Jampersal
JKBM
2011
25360
5205
0
20402
2012
30120
9447
1519
32747
2013
27810
12011
2159
53294
Pasien (orang)
Pasien Rawat Inap RSUD Sanjiwani 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
Askes
Jamkesmas
Jampersal
JKBM
2011
1586
735
227
5755
2012
1748
809
3557
4480
2013
1317
1184
3609
5085
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Gianyar
Hingga tahun 2013 RSUD Sanjiwani Gianyar mempunyai 210 tempat tidur dengan klasifikasi VIP sebanyak 18 buah, Kelas 1 sebanyak 43 buah, Kelas 2 sebanyak 40 buah, dan Kelas 3 sebanyak 99 buah. Di samping melayani masyarakat Gianyar, RSUD Sanjiwani juga memberikan pelayanan rujukan untuk tiga kabupaten di wilayah timur Provinsi Bali, yaitu Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli. Kesadaran masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan ditunjukkan oleh tingkat kunjungan ke rumah sakit atau pusat kesehatan lainnya. Hal ini juga menunjukkan ketercapaian sosialisasi yang telah dilaksanakan dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang keberadaan, jenis layanan dan tata cara penggunaan jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti Asuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan Kesehatan Masyarakat(Jamkesmas), Jaminan Persalinan (Jampersal), dan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM). 33
3.6. Pendidikan Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan ditunjukkan oleh beberapa indikator yang menunjukkan tingkat pemerataan dan perluasan akses pendidikan serta tingkat mutu pendidikan. Indikator pemerataan dan perluasan akses pendidikan terdiri dari Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni, dan perbandingan antar komponen pendidikan. Indikator mutu pendidikan terdiri dari nilai rata-rata ujian akhir, tingkat kelulusan, angka mengulang, angka drop out, dan angka melanjutkan. Tabel 9 Data Pendidikan di Kabupaten Gianyar Tahun 2008 – 2013 No 1
2
Uraian
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
a. SD/MI
%
109,45
112,64
112,75
112,91
112,25
111,69
b. SMP/MTs
%
108,67
112,84
112,86
110,93
112,96
109,63
c. SLTA/MA
%
95,98
95,72
96,28
95,07
96,98
106,41
a. SD/MI
%
97,86
98,11
98,82
98,85
98,56
98,89
b. SMP/MTs
%
90,11
91,38
91,79
91,99
90,18
79,15
c. SLTA/MA
%
71,6
71,93
73,15
74,54
75,66
69,72
Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Murni
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Gianyar
34
Tabel 9 (Lanjutan) No Uraian 3 Perbandingan antar jenjang SD a. Ratio Siswa/Sekolah b. Ratio Siswa/Kelas c. Ratio Siswa/Guru d. Ratio Rombel/Ruang Kelas
4
5
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sis/Sek Sis/Kls Sis/Guru Kls/RKls
165 26 16 0,99
165 26 16 0,99
168 26 13 1,01
169 26 16 1
168 26 16 1,02
165 25 14,44 1,02
e. Ratio Kelas/Guru Perbandingan antar jenjang SMP a. Ratio Siswa/Sekolah b. Ratio Siswa/Kelas c. Ratio Siswa/Guru d. Ratio Rombel/Ruang Kelas
Kls/Guru
0,62
0,62
0,54
0,63
0,61
0,58
Sis/Sek Sis/Kls Sis/Guru Kls/RKls
449 42 12 1,16
483 41 13 1,14
451 38 10 1,18
453 36 12 1,21
474 37 10 1,22
486,19 40 10 1,00
e. Ratio Kelas/Guru Perbandingan antar jenjang SLTA a. Ratio Siswa/Sekolah b. Ratio Siswa/Kelas c. Ratio Siswa/Guru d. Ratio Rombel/Ruang Kelas
Kls/Guru
0,32
0,31
0,25
0,54
0,26
0,30
Sis/Sek Sis/Kls Sis/Guru Kls/RKls
399 35 10 1,2
412 34 10 1,26
425 32 10 1,27
446 31 10 1,25
475 37 10 1,22
360 38 10 1,00
e. Ratio Kelas/Guru
Kls/Guru
0,29
0,29
0,29
0,31
0,26
0,30
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Gianyar
35
Tabel 9 (Lanjutan) No Uraian 6 Nilai rata-rata UAN/UASBN
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
a. SD/MI b. SMP/MTs c. SLTA/MA Angka kelulusan a. SD/MI b. SMP/MTs c. SLTA/MA Angka mengulang a. SD/MI b. SMP/MTs c. SLTA/MA Angka Drop Out (DO) a. SD/MI b. SMP/MTs c. SLTA/MA Angka melanjutkan a. SD/MI b. SMP/MTs c. SLTA/MA
Nilai Nilai Nilai
6,59 7,21 7,34
7,09 7,38 7,44
7,11 7,43 7,49
7,28 7,71 7,42
8,07 7,84 8,24
7,73 7,30 8,01
% % %
100 99,84 99,34
100 99,89 99,98
100 100 100
100 100 99,95
100 100 100
100 100 100
% % %
2,51 0,06 0,06
2,21 0,03 0,06
2,04 0 0,04
1,77 0,03 0,13
1,59 0,03 0,05
1,41 0,01 0,00
% % %
0,03 0,11 0,26
0,04 0,12 0,49
0,05 0,07 0,4
0,05 0,06 0,51
0,03 0,05 0,4
0,05 0,10 0,56
% % %
98,99 96,91
97,82 94,4
98,27 98,49
94,73 105,02
98,25 96,14
97,79 105,85
7
8
9
10
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Gianyar
36
3.7. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Keberhasilan pembangunan yang diukur dengan capaian Indek Pembangunan Manusia (IPM) terdiri dari tiga komponen, yaitu pembangunan kesehatan, pembangunan pendidikan, dan pembangunan ekonomi. Beberapa indikator utama dari ketiga komponen tersebut adalah Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Daya Beli Masyarakat (DBM). Tabel 10 Capaian IPM Tahun 2009 - 2013 URAIAN IPM a. AHH
b. AMH c. RLS d. DBM
Gianyar Bali Gianyar Bali Gianyar Bali Gianyar Bali Gianyar Bali
Peringkat IPM di Bali
2009
2010
2011
2012
2013
72,43 71,52 72,06 70,67 85,40 87,22 8,03 7,83 637,30 632,15
72,73 72,28 72,12 70,72 85,72 88,40 8,07 8,21 639,47 634,67
73,43 72,84 72,17 70,78 85,81 89,17 8,37 8,35 643,18 637,86
74,49 73,49 72,22 70,84 88,79 90,17 8,90 8,57 644,49 640,86
75,02 74,11 72,56 71,20 89,38 91,03 8,90 8,58 647,37 643,78
5
4
4
4
4
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
* Standar UNDP 1994
Max
Satuan
100* 85*
Tahun
100*
%
15*
Tahun
732,72**
Ribu Rupiah/Bln
** Perkiraan pada akhir PJP II 2018
37
IPM dan Reduksi Shortfall Tahun 2009 - 2013 75,5
3,99 75,02
75,0 74,5
2,57
74,49
74,0 73,5
2,08
1,54
1,09
73,43
73,0 72,5 72,0 2008
72,45
72,73 2009
2010 IPM (Aksis Kiri)
2011
2012
2013
4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 2014
Reduksi Shortfall (Aksis Kanan)
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (data diolah)
Di samping IPM, indikator yang juga sering mendapat perhatian adalah Reduksi Shortfall Tahunan yang menunjukkan perubahan IPM per tahun relatif terhadap jarak menuju titik ideal, yaitu IPM = 100. Secara sederhana angka ini menggambarkan pengurangan sisa langkah yang harus ditempuh untuk mencapai titik ideal. Dalam kurun 2009 – 2013 capaian IPM Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan setiap tahunnya, sebagaimana ditunjukan oleh angka Reduksi Shortfall yang selalu positif. Fluktuasi pada angka tersebut menunjukkan perbedaan tingkat perubahan IPM dari tahun sebelumnya. Sesuai dengan kualitas/tingkat status yang ditetapkan oleh UNDP maka capaian IPM Kabupaten Gianyar tahun 2013 adalah “Menengah Atas” (66 – 80) dengan Reduksi Shortfall berkategori “Cepat” (di atas 1,7). 38
4.1. Pertanian Pembangunan sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan ketahanan pangan dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas melalui penyediaan pangan dalam jumlah yang cukup, bermutu, bergizi, beragam, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Sektor pertanian juga memainkan peran yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan kerja, dan sebagai pendukung pembangunan sektor-sektor lainnya. Di samping itu, sektor pertanian merupakan sektor yang relatif tahan terhadap guncangan perekonomian global. Pembangunan sektor pertanian dalam arti luas di Kabupaten Gianyar diprogramkan secara berkelanjutan dengan dukungan potensi yang tersedia, seperti luas area tanam padi mencapai 31.578 Ha, Jagung seluas 553 Ha, dan Kedelai seluas 377 Ha. Disamping itu kondisi iklim, ketersediaan sumber daya manusia petani, kelembagaan subak dan kelompok tani, serta kelompok pengolahan hasil pertanian juga cukup mendukung pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Gianyar. 39
Tabel 11 Luas Areal Tanam, Produksi dan Produktivitas Pertanian di Kabupaten Gianyar Tahun 2009 – 2013 NO
KOMODITAS
SATUAN
TAHUN 2009
2010
2011
2012
2013
Luas Areal Tanam 1
Padi
Ha
31.273,00
31.395,00
30.803,00
31.663,00
31.578,00
2
Jagung
Ha
463,00
706,00
820,00
471,00
553,00
3
Kedelai
Ha
1.907,00
415,00
378,00
818,00
377,00
Produksi 1
Padi
Ton
182.758,52
185.617,62
180.290,00
173.593,00
186.383,00
2
Jagung
Ton
2.276,13
2.141,53
4.405,72
1.331,34
507,92
3
Kedelai
Ton
3.032,46
1.375,37
514,12
1.074,55
635,20
Produktivitas Pertanian 1
Padi
Kw/Ha
55,35
59,63
59,22
58,08
59,38
2
Jagung
KW/Ha
53,01
57,05
57,16
56,38
50,17
3
Kedele
Kw/Ha
17,02
16,37
16,34
16,46
16,60
Sumber : Dinas Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Gianyar
Terkait pemenuhan kebutuhan beras, dalam tahun 2013 Kabupaten Gianyar memiliki kelebihan stok beras (surplus) sekitar 40.070,65 ton. 40
4.2. Perkebuanan Subsektor perkebunan sebagai bagian dari sektor pertanian juga memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Subsektor perkebunan berperanan cukup penting dalam struktur perekonomian, baik untuk pemenuhan kebutuhan pasar lokal maupun perdagangan ekspor antar pulau.
Pengembangan subsektor perkebunan di Kabupaten Gianyar sangat didukung oleh keadaan lahan, iklim, dan sumber daya manusia yang tersedia. Luas area tanam beberapa komoditi perkebunan di Kabupaten Gianyar antara lain Kelapa Dalam 4.143,01 Ha, Kelapa Genjah 548,10 Ha, Kelapa Hibrida 42,00 Ha, Kopi Arabika 397,83 Ha, Kopi Robusta 338,05 Ha, kakao 387,92 Ha, tembakau rakyat 409,55 Ha, cengkeh 160,50 Ha, dan Panili 51,66 Ha. Kecamatan Tegallalang, Payangan, dan Tampaksiring merupakan lokasi yang cocok untuk tanaman kakao, kopi, cengkeh, panili, kelapa, dan jahe. Kecamatan Sukawati, khususnya Desa Sukawati, Ketewel, dan Batubulan Kangin merupakan lokasi potensial untuk penanaman tembakau. 41
Tabel 12 Luas Areal Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Gianyar Tahun 2009 – 2013 No
Komoditas
Luas Areal Tanam (Ha) 1 Kelapa Dalam 2 Kelapa Hibrida 3 Kelapa Genjah 4 Kopi Arabica 5 Kopi Robusta 6 Cengkeh 7 Panili 8 Kakao 9 Tembakau Rakyat Produksi (Ton) 1 Kelapa Dalam 2 Kelapa Hibrida 3 Kelapa Genjah 4 Kopi Arabica 5 Kopi Robusta 6 Cengkeh 7 Panili 8 Kakao 9 Tembakau Rakyat
2009
2010
4.147,51 43,00 319,87 174,33 303,55 160,50 51,66 387,92 226,00
4.144,51 42,00 347,00 180,33 303,55 160,50 51,66 387,92 242,00
3.590,68 21,52 48,87 70,79 153,99 44,21 2,19 174,07 186,13
3.614,12 21,49 48,41 70,92 153,83 40,27 2,24 203,00 220,80
Tahun 2011
2012
2013
4.144,51 42,00 363,27 180,33 303,55 160,50 51,66 387,92 283,00
4.143,01 42,00 535,94 397,83 338,05 160,50 51,66 387,92 373,00
4.143,01 42,00 548,10 397,83 338,05 160,50 51,66 387,92 409,55
3.614,79 22,72 61,75 72,31 154,35 47,19 2,08 179,56 259,70
3.691,18 23,14 62,37 73,28 156,20 48,00 2,23 179,97 352,90
3.772,54 23,86 62,59 73,95 157,47 48,77 2,36 180,81 391,40
Sumber : Dinas Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Gianyar
42
4.3. Peternakan Pembangunan sub sektor peternakan sebagai bagian dari sektor pertanian dalam arti luas juga mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Gianyar. Berdasarkan pendataan ternak yang dilakukan tahun 2013, populasi ternak di Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Populasi Ternak di Kabupaten Gianyar dalam Tahun 2013 Jenis Ternak
No
Kecamatan
Sapi
Babi
Ayam Buras
Ayam Ras Ayam Ras Petelur Pedaging
Itik
Kambing
1
Gianyar
8.532
14.572
46.281
-
184.000
48.617
502
2
Blahbatuh
4.751
5.047
20.124
-
40.000
9.021
23
3
Sukawati
2.106
15.272
97.505
-
88.050
23.403
49
4
Ubud
2.260
11.674
17.030
6.000
74.000
13.060
18
5
Payangan
17.134
53.195
113.919
21.741
69.253
19.118
18
6
Tegallalang
12.147
21.453
106.979
-
53.400
16.391
-
7
Tampaksiring
669
13.151
894.624
-
43.764
26.186
-
JUMLAH
53.899
134.364
1.296.462
27.741
552.467
155.796
610
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar
43
Tabel 14 Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2008 - 2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Ternak Sapi Babi Ayam Kampung Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Kambing
Populasi (ekor) 2008
2009
2010
2011
2012
57.236 119.335 516.991 13.600 571.285 161.236 440
57.815 132.740 499.805 30.000 604.000 149.288 363
57.022 130.674 482.462 30.500 579.500 152.031 454
47.272 131.283 484.451 28.025 556.390 163.834 593
2013 53.809 53.899 136.942 134.364 500.452 1.296.462 27.740 27.741 583.500 552.467 146.399 155.796 625 610
Usaha peternakan di Kabupaten Gianyar dilakukan secara perorangan dan berkelompok. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2013 terdapat 443 kelompok tani ternak di Kabupaten Gianyar. Tabel 15 Jumlah Kelompok Tani Ternak Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Gianyar Blahbatuh Sukawati Ubud Payangan Tegallalang Tampaksiring JUMLAH
44
Sapi 87 41 32 23 47 44 28 302
Komoditas Kambing Babi Ayam Buras 0 17 2 2 0 2 1 10 2 2 3 7 0 1 14 0 2 13 0 46 12 5
79
52
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar
Itik 0 0 0 0 3 0 2
Jumlah Kelompok 106 45 45 35 65 59 88
5
443
Kabupaten Gianyar memiliki potensi sumber daya peternakan yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Produksi hasil ternak tahun 2013 dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti produksi daging dan produksi telor.
Tabel 16 Produksi Daging dan Telor Tahun 2013 No
Komoditas
Jumlah Produksi (Ton)
A. Produksi Daging
1 2 3
Sapi Babi Ayam Buras
4
Ayam Ras Petelur
5 6
Ayam Ras Pedaging Itik
7
Kambing Jumlah
483,49 4.956,50 329,12 8,85 2.187,76 51,41
96,4 8.113,53
B. Produksi Telor 1 2
Ayam Buras Ayam Ras
354,92 233,02
3
Itik
972,42 Jumlah
1.560,36
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar
45
4.4. Perikanan Terkait pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan, kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan ditekankan pada pengendalian perikanan tangkap, pengembangan budidaya perikanan, dan peningkatan nilai tambah melalui perbaikan mutu dan pengembangan produk hasil perikanan. Kegiatan perikanan laut di Kabupaten Gianyar terdapat di 3 kecamatan, yaitu di Kecamatan Gianyar, Kecamatan Blahbatuh, dan Kecamatan Sukawati.
Usaha penangkapan ikan laut umumnya dilakukan dalam sekala kecil dengan menggunakan beberapa jenis alat tangkap seperti jaring insang hanyut, pancing ulur, pancing tonda, jaring klitik, rawai dasar, dan beberapa jenis alat tangkap lainnya yang keseluruhan berjumlah 1.263 unit dengan armada tangkap sebanyak 330 buah, terdiri dari 225 buah perahu motor tempel dan 105 buah perahu tradisional (jukung). Tahun 2013 tercatat sebanyak 712 orang nelayan yang terdiri dari 269 orang nelayan penuh, 208 orang nelayan sambilan utama, dan 235 orang nelayan sambilan tambahan. Jumlah kelompok nelayan tercatat sebanyak 20 unit. Dalam tahun 2013 penangkapan ikan laut mencapai 724,70 ton atau mengalami peningkatan sekitar 0,22% dari penangkapan tahun 2012 sebesar 723,10 ton. Beberapa jenis ikan hasil tangkapan nelayan di wilayah Kabupaten Gianyar antara lain bambangan, tongkol, kakap, kerapu, lobster, tembang, lemading, lemuru, cucut, cakalang, dan tenggiri. 46
Potensi perikanan air tawar terdapat hampir di semua kecamatan di Kabupaten Gianyar. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 120 kelompok pembudidaya ikan yang tersebar di 7 kecamatan. Kegiatan di bidang perikanan darat berupa penangkapan dan restocking yang meliputi budidaya kolam, tambak/air payau, dan perairan umum. Produksi ikan air tawar tahun 2013 mencapai 1.921,8 ton yang terdiri dari penangkapan dan budidaya di perairan umum sebanyak 141,2 ton, budidaya di sawah sebanyak 40,7 ton, dan budidaya di kolam sebanyak 1.739,9 ton.
Di samping itu, terdapat pula produksi udang yang dalam tahun 2013 mencapai 389 ton. Usaha pembibitan ikan air tawar menghasilkan 255 ribu ekor benih ikan karper dan 1.001.000 ekor benih ikan nila Usaha bidang perikanan secara umum di Kabupaten Gianyar juga, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya, didukung oleh keberadaan kelompok pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang pada tahun 2013 tercatat sebanyak 11 unit dan Pokmaswas sebanyak 4 unit. 47
Tabel 17 Produksi Perikanan di Kabupaten Gianyar dalam Tahun 2009 – 2013 N o
Uraian
1
Produksi Budidaya Ikan di Perairan Umum
ton
115,50
123,0
140,80
141,10
141,20
2
Produksi Budidaya Ikan di Sawah
ton
38,20
49,10
67,00
40,70
40,70
3
Produksi Budidaya Ika di Kolam
ton
242,90
1.145,50
1.533,10
1.739,00
1.739,90
4
Luas Areal Budidaya ikan di Sawah
Ha
75,00
110,00
110,00
110,00
109,90
5
Luas Areal Budidaya ikan di Kolam
Ha
400,00
600,00
600,00
600,00
600,10
6
Produksi Benih ikan karper
Ribu ekor
755.,35
254,50
500,00
308,00
255.00
7
Nilai Produksi ikan karper
Rp.Juta
4,53
1,27
2,50
1,54
1,27
8
Produksi Benih ikan nila
Ekor
2.171.350
735.500
3.315.000
23.100.000
1.001.000
9
Nilai Produksi ikan nila
Rp.Juta
13,03
3,68
8,29
115,49
500.50
10
Produksi Udang
Ton
232,20
528,80
773,00
1.119,00
389,00
11
Nilai Produksi Udang
Rp.Juta
4.950,00
34.970,00
44.170,00
62.230,00
23.260,00
12
Produksi Penangkapan ikan laut
Ton
602,00
438,90
655,30
723,10
724,70
13
Nilai Penangkapan ikan laut
Rp.Juta
11.642,80
9.414,52
14.056,20
19.008,80
8.963,08
Satuan
2009
2010
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar
48
2011
2012
2013
4.5. Perindustrian Pembangunan sektor industri di Kabupaten Gianyar diarahkan dalam rangka peningkatan daya saing industri. Pendekatan yang digunakan meliputi 3 (tiga) aspek yaitu aspek suprastruktur, aspek SDM, dan aspek infrastruktur. Aspek suprastruktur dilaksanakan melalui penetapan kebijakan udan regulasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui pelaksanaan berbagai Diklat, baik teknis maupun manajemen. Aspek infrastruktur dilaksanakan melalui penyediaan berbagai fasilitas yang meliputi prasarana, sarana, dan promosi. Sektor industri yang ditetapkan menjadi prioritas daerah di Kabupaten Gianyar adalah industri kerajinan dan barang seni yang sangat didukung oleh sektor pariwisata yang juga menjadi andalan Kabupaten Gianyar. Adapun potensi kerajinan unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Gianyar adalah kerajinan kayu, kerajinan perak, kerajinan tekstil, kerajinan bambu, kerajinan patung batu padas, dan kerajinan lukisan.
49
Sebagian besar industri yang berkembang di Kabupaten Gianyar merupakan usaha berskala kecil dan menengah (IKM) dengan pangsa pasar domestik dan ekspor. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 163 sentra IKM dengan 23.098 unit usaha. Tenaga kerja yang terserap mencapai 72.574 orang. Nilai investasi pada sektor IKM ini mencapai 2,21 Triliun Rupiah dan nilai produksinya mencapai lebih dari 2,89 Triliun Rupiah. Angka tersebut mengalami peningkatan yang konsisten dalam kurun 2009 – 2013. Meskipun indikator IKM sebagaimana diuraikan di atas mengalami konsistensi peningkatan, nilai ekspor produk IKM tiap tahun mengalami fluktuasi karena sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, khususnya negara tujuan ekspor. Namun demikian, ekspor dari sektor industri yang mencapai US $20,04 juta pada tahun 2013 telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap ekonomi Kabupaten Gianyar. Agak berbeda dengan IKM, kondisi industri sedang/besar relatif lebih labil, terutama industri kayu dan barang dari kayu. Hal ini disebabkan adanya sistem order (pesanan) sehingga quantitas tenaga kerja cenderung berfluktuasi yang cukup tajam mengikuti jumlah pesanan. Sampai dengan akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 67 unit industri sedang/besar di Kabupaten Gianyar dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.504 orang. Terkait dengan pembangunan sektor industri, dalam rangka memberikan perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual (HKI) masyarakat Gianyar, Pemerintah Kabupaten Gianyar membuka klinik HKI pada Desember 2009 untuk memfasilitasi pendaftaran HKI bagi karya masyarakat Gianyar. Klinik HKI Kabupaten Gianyar telah banyak mengedukasi masyarakat Gianyar tentang hak kekayaan intelektual. Hingga tahun 2013, sebanyak 12 sertifikat sudah terbit yang terdiri dari 6 sertifikat merk, 4 sertifikat hak cipta, 1 sertifikat desain industri, dan 1 sertifikat terkait varietas tanaman. 50
4.6. Perdagangan Kabupaten Gianyar merupakan salah satu daerah tujuan wisata, baik internasional maupun domestik. Gianyar memiliki berbagai obyek wisata alam dan buatan yang didukung oleh potensi seni budaya yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kondisi tersebut memberi peluang yang sangat besar untuk berkembangnya berbagai usaha yang mendukung kegiatan pariwisata. Salah satu usaha yang potensial dikembangkan adalah perdagangan yang menjadi jembatan antara produsen dan konsumen barang dan jasa. Beberapa potensi yang mendukung pembangunan sektor perdagangan di Kabupaten Gianyar, antara lain adanya prospek pasar yang baik, khususnya pasar ekspor, tersedianya tenaga terampil di bidang seni kerajinan, serta adanya dukungan permodalan dari pemerintah maupun lembaga keuangan lainnya, tersedianya sarana dan prasrana pendukung industri barang dan jasa yang memadai, berkembangnya industri daerah yang mampu memenuhi pasar ekspor, dan produk unggulan daerah yang memiliki ciri khas dan diminati para konsumen.
Ditinjau dari pembentukan perekonomian Kabupaten Gianyar, sektor perdagangan memberi kontribusi yang cukup signifikan. Nilai tambah sektor perdagangan besar dan eceran, serta hotel dan restoran pada PDRB Kabupaten Gianyar Tahun 2013 mencapai 29,71%. Demikian pula serapan tenaga kerja pada sektor ini yang mencapai 31,12% dari penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja. Angkaangka tersebut merupakan peringkat teratas di antara 9 sektor perekonomian. 51
Tahun 2013 telah diterbitkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 325 buah yang terdiri dari 50 usaha berbentuk Perseroan Terbatas, 41 usaha berbentuk CV, dan 234 usaha perorangan. Sementara itu, dari 339 artshop dan kios barang kerajinan yang telah memiliki TDP pada tahun 2013, 54 di antaranya berbentuk Perseroan Terbatas, 41 berbentuk CV, dan 244 merupakan usaha perorangan. Realisasi Ekspor Kabupaten Gianyar Tahun 2013 (Berdasarkan SKA)
Nilai Ekspor (Juta US$)
2,5
2,0 1,5 1,0 0,5 0,0
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar (data diolah)
52
Terkait dengan perdagangan ekspor, berdasarkan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) tahun 2013 sebanyak 1.935 buah, tercatat realisasi nilai ekspor non migas dari Kabupaten Gianyar sebesar US$.20.042.421,13. Meskipun SKA yang diterbitkan lebih banyak daripada SKA yang terbit pada tahun 2012 sebanyak 1.874 buah tetapi total nilai ekspor tahun 2013 menurun dari tahun 2012 sebesar US$25.284.702,16. Kawasan/negara tujuan ekspor antara lain Amerika, Australia, Eropa Timur, China, Thailand, Rusia, India, Malaysia, Jepang, dan Hongkong.
Tabel 18 Jumlah Artshop dan Kios Barang Kerajinan yang Telah Memiliki TDP Tahun 2009 – 2013 Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2013
Sukawati
63
104
110
146
89
Blahbatuh
26
51
89
70
68
Gianyar
26
51
118
87
54
Tampaksiring
15
25
24
26
13
Ubud
72
25
206
171
79
Tegallalang
8
17
36
24
12
Payangan
1
14
34
32
24
217
431
617
556
339
Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
53
4.7. Perbankan, Koperasi dan UKM Perbankan merupakan lembaga intermediasi yang mengumpulkan dana, terutama dari masyarakat dan swasta, serta menyalurkan kembali dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan. Jumlah dana yang berhasil dikumpulkan dari masyarakat oleh Bank Umum dan BPR yang ada di Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan dalam kurun 2011 – 2013. Berdasarkan data di dua bank umum, yaitu BRI Cabang Gianyar dan BPD Bali Cabang Gianyar, dana yang berhasil dihimpun per Desember 2013 sebesar 10,93 Triliun Rupiah lebih, naik sekitar 24,37% dari tahun 2012 sebesar 8,79 Triliun rupiah lebih. Jumlah simpanan pada tahun 2013 tersebut terdiri dari giro dan deposito BRI sebesar 2,42 Triliun Rupiah, tabungan BRI sebesar 5,11 Triliun Rupiah, Sibapa BPD sebesar 3,08 Triliun Rupiah, dan Simpeda BPD sebesar 320,83 Miliar Rupiah. Penyaluran dana melalui kredit pada tahun 2013 mencapai 628,35 Miliar Rupiah lebih, turun sekita 11,80% dari penyaluran kredit tahun 2012. Penurunan ini terjadi pada kredit yang disalurkan oleh BRI dari 182,02 Miliar Rupiah pada tahun 2012 menjadi 71,51 Miliar Rupiah pada tahun 2013 karena diterapkannya kebijakan kredit ketat oleh pihak bank. Penurunan juga terjadi pada KUK yang disalurkan oleh BPD Cabang Gianyar dari 89,93 Miliar Rupiah pada tahun 2012 menjadi 70,29 Miliar Rupiah pada tahun 2013. Sebaliknya, kredit Non KUK mengalami peningkatan sekitar 11,05% menjadi 486,55 Miliar Rupiah pada tahun 2013.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia Denpasar sebagaimana dikutip oleh BPS Kabupaten Gianyar, sebagian besar peruntukan pinjaman dari bank dipergunakan modal kerja, yaitu sekitar 53,53%, diikuti oleh konsumsi dan investasi, masing-masing sebesar 40,58% dan 5,89%. 54
Indonesia memiliki tiga pilar ekonomi, yaitu BUMN, swasta, dan koperasi. Koperasi sebagai manifestasi usaha bersama atas asas kekeluargaan merupakan salah satu bentuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Hingga akhir tahun 2013, terdapat 1.145 unit koperasi di Kabupaten Gianyar yang terdiri dari Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Pegawai Negeri (KPN), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Kopdit, Koppas, Kopkar, Koptan, Kopker, Koperasi ABRI, Koperasi Seniman, Koperasi Wanita dan koperasi lainnya. Tabel 19 Keragaan Koperasi di Kabupaten Gianyar Tahun 2008 – 2013 TAHUN Jml Koperasi (Unit) Jml Anggota (Orang) Jml Tenaga Kerja (Orang) Modal Sendiri (Rp.000) Modal Luar (Rp.000) Volume Usaha (Rp.000) Sisa Hasil Usaha (Rp.000) Total Asset (Rp.000)
2008
996 158.918 7.865 75.128.878 276.118.721 124.770.525 6.597.282 351.247.599
2009
1.036 168.601 8.494 78.353.478 283.253.375 147.822.993 7.735.388 369.867.068
2010
1.076 172.401 9.041 95.715.688 337.992.067 218.539.809 11.541.962 433.711.755
2011
1.105 175.783 9.342 111.999.546 325.459.409 287.540.083 15.097.867 433.724.767
2012
1.135 178.264 9.634 131.223.015 396.501.557 416.215.272 16.942.527 527.724.592
2013
1.145 180.130 9.786 143.571.987 496.936.999 531.770.280 19.569.697 640.508.987
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar
55
Di samping dari segi jumlah, perkembangan pembangunan perkoperasian di Kabupaten Gianyar juga ditunjukkan oleh beberapa indikator dalam keragaan koperasi Kabupaten Gianyar. Dalam kurun 2008 – 2013, jumlah anggota koperasi mengalami peningkatan rata-rata 2,55% per tahun. Demikian pula jumlah tenaga kerja yang diserap selalu mengalami peningkatan dari 7.865 orang pada tahun 2008 menjadi 9.786 orang pada tahun 2013 Dari sisi permodalan, yang terdiri dari modal sendiri dan modal luar, terdapat pertumbuhan rata-rata 13,15 persen per tahun dalam kurun 2008 – 2013. Berkat pembinaan yang intensif, indikator kinerja lainnya, seperti volume usaha, SHU, dan total aset juga menunjukkan perkembangan yang positif. Volume Usaha & Total Aset 184
1.100
176
1.050
168
1.000
160
950
152
900
144
700
2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jml Koperasi (Aksis Kiri)
56
Jml Anggota (Aksis Kanan)
600 Milyar Rupiah
1.150
(Ribu Orang)
(Unit)
Jumlah Koperasi & Jumlah Anggota
500
400 300 200 100
0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Volume Usaha
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar
Total Aset
Di samping melalui koperasi, pembangunan ekonomi kerakyatan juga dilaksanakan melalu pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). UKM memiliki kontribusi besar bagi bergulirnya roda ekonomi nasional. Keunggulan UKM terletak pada beberapa hal, yaitu fleksibilitas operasional, kecepatan inovasi, struktur biaya yang rendah, dan kemampuan untuk fokus di sektor yang spesifik yang mungkin kurang efisien bagi industri besar. Di samping itu, UKM relatif lebih imun terhadap guncangan perekonomian global. Sebagai daerah seni dan salah pusat pariwisata di Bali, Kabupaten Gianyar mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan UKM. Perkembangan UKM bersinergi dengan pembangunan kepariwisataan karena pasar bagi mayoritas produk UKM Kabupaten Gianyar, baik ekspor maupun domestik, adalah berkaitan dengan aktivitas pariwisata. Sampai dengan akhir tahun 2013 terdapat sebanyak 75.224 UKM di Kabupaten Gianyar, baik formal maupun non formal yang mencakup bidang perdagangan, industri pertanian, industri non pertanian, dan aneka jasa, dengan tenaga kerja yang terserap sebanyak 98.083 orang. Tabel 20 Keragaan UKM di Kabupaten Gianyar Tahun 2010 – 2013 No
Jenis Usaha (UKM)
1
Ind. Pertanian
2
Ind. Non Pertanian
3
Perdagangan
4
Aneka Jasa
Tahun 2010 F NF Jml
Jumlah UKM Tahun 2011 Tahun 2012 F NF Jml F NF Jml
Tahun 2013 NF Jml
F
43 33.785 33.828
60
33.832 33.892
60 33.832
33.892
60
33.832 33.892
522 21.107 21.629
601
21.127 21.728
630 21.127
21.757
630
21.127 21.757
5.378 10.836 16.214
5.589
11.171 16.760
5.972 11.171
17.143
5.972
11.171 17.143
2.260
2.432
172
2.260 2.432
75.224
6.834
68.390 75.224
98.683 19.313
78.770 98.083
172
2.417
172
Jumlah
6.115 67.973 74.088
6.422
68.390 74.812
6.834 68.390
Serapan Tenaga Kerja
7.847 78.704 86.551
7.935
78.770 86.705
19.913 78.770
F : Formal NF : Non Formal
2.245
2.260
2.432
172
Sumber : Dinas Koperasi & UKM Kabupaten Gianyar
57
4.8. Pariwisata Pariwisata merupakan sektor primadona Kabupaten Gianyar yang mempunyai andil besar dalam peningkatan pendapatan daerah. Sekitar 40,42% dari Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar tahun 2013 berasal dari pajak hotel dan restoran, serta pajak hiburan, yang semuanya terkait dengan pariwisata. Pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Gianyar adalah pariwisata budaya yang menonjolkan aktivitas seni dan budaya dengan didukung oleh keindahan alam dan keberadaan situs-situs bersejarah/purbakala yang tersebar di sebagian besar wilayah Kabupaten Gianyar. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gianyar Nomor 402 Tahun 2008, terdapat 61 obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Gianyar, baik dengan kategori sudah berkembang maupun potensial untuk dikembangkan. Dari 61 obyek dan daya tarik wisata tersebut, sebanyak 7 obyek dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar, 9 buah dikelola oleh pihak swasta, 14 buah dikelola oleh kelompok masyarakat, dan 31 buah yang belum dikembangkan. Tabel 21 Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Gianyar Obyek Wisata
Sukawati
Blahbatuh
Gianyar
Tampaksiring
Ubud
Wisata Remaja
-
-
1
-
-
-
-
1
Wisata Alam
3
1
3
-
3
1
1
12
Wisata Bahari
1
4
2
-
-
-
-
7
Wisata Budaya
3
2
2
-
8
-
-
15
Wisata Purbakala
1
6
3
8
-
1
-
19
Wisata Wana
-
-
-
-
1
1
-
2
Taman Rekreasi
3
-
1
-
-
1
-
5
11
13
12
8
12
4
1
61
JUMLAH
58
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar
Tegallalang Payangan
Jumlah
Ribu Orang
Di samping obyek dan daya tarik tersebut, terdapat pula fasilitas akomodasi pariwisata berupa hotel/penginapan, restoran/rumah makan, dan fasilitas akomodasi lainnya. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, tahun 2013 terdapat 729 buah hotel/penginapan yang terdiri dari 19 buah hotel berbintang, 147 buah hotel melati, dan 563 buah pondok wisata. Pada tahun yang sama tercatat sebanyak 412 buah restoran/rumah makan, 196 buah spa treatment, 9 usaha arung jeram, 25 usaha wisata bersepeda, dan 96 usaha jasa transportasi. Kunjungan wisatawan ke Kunjungan Wisatawan Tahun 2009 - 2013 obyek dan daya tarik wisata, baik 1800,00 yang dikelola oleh 1600,00 pemerintah, swasta, dan masyarakat 1400,00 di Kabupaten Gianyar tahun 2013 1200,00 sebanyak 1.408.650 orang yang 1000,00 800,00 terdiri dari wisatawan mancanegara 600,00 (Wisman) sebanyak 938.675 orang 400,00 dan wisatawan domestik (Wisdom) 200,00 sebanyak 469.975 orang. Data BPS 0,00 2009 2010 2011 2012 2013 Kabupaten Gianyar menunjukkan tingkat hunian kamar hotel pada Wisman 622,38 908,39 973,79 1084,33 938,68 tahun 2013 mencapai 60,20% untuk Wisdom 190,26 412,00 471,81 595,78 469,97 hotel berbintang dan 34,06% untuk Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar hotel non bintang. Pengelolaan kepariwisataan di Kabupaten Gianyar masih memerlukan terobosan-terobosan mengingat semakin berkembangnya obyek dan atraksi wisata di daerah ataupun negara lain yang juga berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan ke Bali, khususnya ke Kabupaten Gianyar. 59
11.000 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000
6,76
6,79
10.562,26
9.125,98
7.336,54
6,43
8.118,67
6.422,46 6,04
7,0
6,5
6,0
5,93 3.187,82
3.380,51
3.609,06
3.854,01
4.101,81
LPE (% )
PDRB (MILIAR RUPIAH)
5.1. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
5,5
5,0 2009
PDRB Harga Berlaku
2010
2011
PDRB Harga Konstan 2000
2012
2013
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah)
60
Dalam kurun 2009 – 2013 perekonomian Kabupaten Gianyar menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Meskipun LPE melambat pada tahun 2013, secara nominal PDRB Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan. Secara agregat PDRB Kabupaten Gianyar tahun 2013 menempati posisi ketiga setelah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Sementara itu PDRB per kapita Kabupaten Gianyar tahun 2013 sebesar 21,75 Juta Rupiah, menempati posisi kedua setelah Kabupaten Badung. LPE Kabupaten Gianyar juga lebih tinggi daripada LPE Bali yang berkisar 6,05% dan berada di posisi ketiga setelah Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar.
5.2. Ketimpangan Antar Wilayah 0,065
0,36
0,060
0,34
0,055
0,32
0,050
0,30
0,045
0,28
Indek Entropi Theil (Aksis kiri) Dispersi (Aksis kanan) Indek Williamson (Aksis kanan) 0,1 Max/Min (Aksis kanan) GINI (Aksis kanan)
Di samping agregat pendapatan yang tercermin dalam PDRB dan Laju Pertumbuhan 0,040 0,26 Ekonomi (LPE), kualitas ekonomi juga ditentukan oleh distribusi pendapatan antar wilayah. 0,035 0,24 Berdasarkan beberapa indikator 0,030 0,22 ketimpangan, seperti Indek Entropi 0,025 0,20 Theil, Dispersi, Indek Williamson, Rasio 0,020 0,18 Pendapatan Tertinggi–Terendah, dan Indek GINI, yang dihitung menggunakan PDRB per 0,015 0,16 kapita dan populasi pada level kecamatan, terlihat 0,010 0,14 bahwa dalam kurun 2003-2006 terjadi penurunan 0,005 0,12 tingkat ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Gianyar. Kondisi sebaliknya terjadi dalam kurun 2006-2013 di mana kelima indikator Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah) menunjukkan adanya peningkatan ketimpangan antarterbentuknya kecamatan kutub-kutub pertumbuhan yang Ketimpangan dalam hal ini lebih menunjukkan mempengaruhi perbedaan PDRB antar kecamatan dan bukan merupakan ketimpangan pendapatan pada level individu. Hal ini terkait dengan wilayah Kabupaten Gianyar yang relatif sempit dan konektivitas antar wilayah yang cukup baik sehingga aliran komuter menjadi relatif tinggi. 61
Sebaran PDRB per Kapita Kecamatan PDRB per Kapita (Juta Rupiah)
16
14
Rata2
12
Ubud
10
Tampaksiring
8
Gianyar Tegallalang
6
Payangan
4
Sukawati
2
Blahbatuh
0
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah)
Secara sederhana, ketimpangan pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Gianyar juga terlihat dari sebaran PDRB per kapita tiap tahunnya. Dalam kurun 2003 – 2013 terlihat bahwa sebaran pendapatan per kapita pada level kecamatan cenderung semakin lebar. Meskipun pendapatan semua kecamatan cenderung meningkat, celah antara pendapatan tertinggi dan terendah juga semakin lebar. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan per kapita yang ditunjukkan oleh kenaikan rata-rata PDRB per kapita juga diikuti oleh meningkatnya ketimpangan antar wilayah. 62
5.3. Tipologi Wilayah Berdasarkan analisis tipologi Klassen menggunakan data PDRB dan LPE kecamatan dalam kurun 2009-2013, terlihat bahwa 6,80 Kecamatan Ubud merupakan wilayah maju dan 6,70 SKW cepat tumbuh. Hasil ini sejalan dengan analisis 6,60 ketimpangan antar wilayah yang menunjukkan GYR 6,50 bahwa Kecamatan Ubud memiliki rata-rata UBD PDRB per kapita paling tinggi di antara 6 6,40 kecamatan lainnya. Capaian ini tidak bisa TMP 6,30 dilepaskan dari dukungan sektor pariwisata di 6,20 kecamatan tersebut. 6,10 TGL Dua kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan 6,00 BLH Sukawati dan Kecamatan Gianyar, masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat. Kedua 5,90 kecamatan tersebut memiliki rata-rata LPE 5,80 PYN tertinggi, bahkan lebih tinggi daripada Kecamatan 5,70 Ubud. Kecamatan Tampaksiring termasuk daerah 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 maju tapi tertekan dengan rata-rata LPE yang Rata-rata PDRB/Kapita 2009-2013 (Juta Rupiah) lebih rendah daripada LPE rata-rata seluruh Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah) kecamatan. Sementara itu, tiga kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Tegallalang dan Kecamatan Payangan merupakan daerah yang relatif tertinggal. Rata-rata PDRB per kapita dan rata-rata LPE ketiga kecamatan tersebut berada di bawah nilai rata-rata seluruh kecamatan. 63
Rata-rata LPE 2009-2013 (%)
Klasifikasi Kecamatan Menurut Tipologi Klassen
Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung, dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Infrastruktur merupakan modal sosial masyarakat (social overhead capital), yaitu barang-barang modal esensial sebagai tempat bergantung bagi perkembangan ekonomi dan merupakan prasyarat agar berbagai aktivitas masyarakat dapat berlangsung. Sebagai salah satu generator pencapaian pemerataan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Gianyar selalu memberikan perhatian khusus pada pembangunan infrastruktur, mengingat peran dan konstribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat besar. Nuansa dan sentuhan pembangunan infrastruktur merupakan muara atau implementasi dari salah satu program prioritas yakni tersedianya jaringan infrastruktur yang mampu mendorong perekonomian desa dan berkembangnya keterpaduan antar sektor dalam pengelolaan potensi ekonomi daerah yang berwawasan lingkungan.
64
6.1. Jalan dan Jembatan Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk mendukung kelancaran kegiatan perekonomian. Pembangunan prasarana umum lainnya juga memerlukan mualitas jalan yang baik untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dan jasa. Berdasarkan statusnya, tahun 2013 di Kabupaten Gianyar terdapat 48,79 km jalan negara, 111,11 km jalan provinsi, dan 555,54 km jalan kabupaten. Dilihat dari kondisi pada tahun 2013, jalan kabupaten dalam kondisi baik sepanjang 226,35 km (40,74%), kondisi sedang 230,01 km (41,40%), rusak ringan 87,48 km (15,75%), dan rusak berat 11,7 km (2,11%).
Di samping itu, pada tahun 2013 terdapat jembatan negara sebanyak 14 buah dengan panjang total 348 meter, jembatan provinsi sebanyak 12 buah dengan panjang total 362,10 meter, dan jembatan kabupaten sebanyak 36 buah dengan panjang total 1.003 meter. Dilihat dari kondisi jembatan kabupaten, 19 buah (52,78%) dalam kondisi baik, 14 buah (38,89%) dalam kondisi sedang, dan 3 buah (8,33%) dalam kondisi rusak ringan. 65
Tabel 22 Kondisi Infrastruktur Jalan dan Jembatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2008 – 2013 No
1
66
Uraian
Kondisi Jalan Kabupaten a Baik b Sedang c Rusak Ringan d Rusak Berat
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang (%) (%) (%) (%) (%) (%) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) 555,54 100,00 555,54 100,00 555,54 100,00 555,54 100,00 555,54 100,00 555,54 100,00 210,70 37,93 254,59 45,83 0,00 0,00 90,25 16,25
109,77 19,76 340,52 61,30 79,25 14,27 26,00 4,68
154,33 27,78 304,23 54,76 76,58 13,78 20,40 3,67
171,33 30,84 294,13 52,95 79,58 14,32 10,50 1,89
181,53 32,68 291,13 52,41 73,38 13,21 9,50 1,71
226,35 40,74 230,01 41,40 87,48 15,75 11,70 2,11
558,54 100,00 136,08 24,36 408,96 73,22 2,50 0,45 0,50 0,09 10,50 1,88
558,54 100,00 131,08 23,47 415,96 74,47 2,50 0,45 0,50 0,09 8,50 1,52
555,54 100,00 110,08 19,81 437,76 78,80 0,00 0,00 0,00 0,00 7,70 1,39
2
Jenis Permukaan a Aspal Lapen b. Aspal Hotmix c. Berbatu d. Kapur e. Tanah
555,54 100,00 177,48 31,95 342,06 61,57 2,50 0,45 0,90 0,16 32,60 5,87
552,54 100,00 140,78 25,48 388,76 70,36 0,00 0,00 0,00 0,00 23,00 4,16
555,54 100,00 134,38 24,19 400,76 72,14 0,00 0,00 0,00 0,00 20,40 3,67
3
Jalan Desa
946,97
950,47
999,80
1086,34
1086,34
1086,34
4
Jumlah Jembatan a. Kabupaten b. Provinsi a. Negara
60,00 34,00 12,00 14,00
61,00 35,00 12,00 14,00
61,00 35,00 12,00 14,00
61,00 35,00 12,00 14,00
62,00 36,00 12,00 14,00
63,00 36,00 12,00 14,00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar
6.2. Irigasi Tabel 23 Kondisi Infrastruktur Irigasi di Kabupaten Gianyar Tahun 2008 – 2013 No
Uraian
Satuan
Tahun 2010 2011
2008
2009
2012
2013
43 405 201,11 303,45 65 42
43 405 201,11 303,45 65 42
43 405 201,11 303,45 65 42
43 405 201,11 303,45 65 42
43 405 201,1 303,4 65 42
43 409 214,60 303,45 65 42
75 25
80 20
85 15
90 10
92 8
83,5 16,5
77 197 149,52 81
77 197 149,52 81
77 197 149,52 81
77 197 149,52 81
79 240 150,25 81
79 195 148,00 81
60 40
65 35
70 30
75 25
76 24
31,5 68,5
1 Prasarana Irigasi Teknis
1 2 3 4 5 6
Bendungan Bangunan Air Saluran Pembawa Saluran Tersier Fasilitas eksploitasi Daerah Irigasi Teknis/Semi Teknis Kondisi Baik Kondisi Rusak 2 Prasarana Irigasi Non Teknis 1 2 3 4
Bendungan Bangunan Air Saluran Pembawa Daerah Non Teknis Kondisi Baik Rusak
Buah Buah Km Km Buah Buah % % buah buah Km Buah % %
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar
67
6.3. Drainase Tabel 24 Kondisi Drainase Jalan dan Trotoar di Kabupaten Gianyar Tahun 2010 – 2013 TAHUN
NO
URAIAN
1
Panjang Saluran Drainase (meter)
2.216.336,70
2.215.622,70
2.099.311,40
2.183.538,09
a. Pasangan Beton
2.203.886,70
2.203.172,70
2.086.861,40
2.171.088,09
1) Kondisi Baik
1.295.563,00
1.295.563,00
1.301.245,68
1.301.645,84
884.445,60
884.445,60
783.046,70
860.669,70
23.878,10
23.164,10
2.569,02
1.772,55
12.450,00
12.450,00
12.450,00
12.450,00
Panjang Trotoar (meter)
253.313,50
254.027,50
402.515,40
403.619,24
a. Kondisi Baik
200.518,22
207.473,70
355.180,40
2.272.171,57
45.971,78
39.730,30
40.281,00
157.411,50
6.823,50
6.823,50
7.054,00
4.036,20
2) Kondisi Rusak Ringan 3) Kondisi Rusak Berat b. Saluran Alami 2
b. Kondisi Rusak Ringan c. Kondisi Rusak Berat
2010
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar
68
2011
2012
2013
6.4. Air Bersih Penyediaan dan pelayanan air bersih di Kabupaten Gianyar dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAM) Kabupaten Gianyar, Dinas PU Kabupaten Gianyar, dan kelompok swadaya masyarakat. Akses rumah tangga ke sumber air bersih yang layak, terus meningkat seiring dengan peningkatan kinerja pelayanan penyediaan air bersih di Kabupaten Gianyar. Pembangunan sarana air bersih yang dilaksanakan oleh Dinas PU Kabupaten Gianyar di antaranya berupa pengadaan pipa air minum yang didanai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Air Minum. Pada saat ini layanan air bersih telah mencakup 7 kecamatan di Kabupaten Gianyar. Hingga akhir tahun 2013 layanan PDAM Gianyar telah menjangkau 479 dusun/lingkungan di 70 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 307.473 jiwa atau 69,92% dari jumlah penduduk Kabupaten Gianyar. Akses terhadap pelayanan air bersih layak cenderung lebih tinggi pada rumah tangga di perkotaan daripada perdesaan. Pelayanan di wilayah perkotaan mencakup 83,87%, meningkat dari 74,51% pada tahun 2008, sedangkan pelayanan di wilayah perdesaan mencakup 65,88%, meningkat dari 56,26% pada tahun 2008. 69
Tahun 2008 jumlah pelanggan yang dapat dilayani sebanyak 44.870 SR, kemudian meningkat menjadi 49.970 Sambungan Rumah (SR) pada tahun 2012 dan 52.075 SR pada akhir tahun 2013. Dari jumlah tersebut, golongan niaga sebanyak 3.668 SR dan golongan non niaga sebanyak 48.407 SR. Jumlah produksi air (supply) mencapai 20.315.531 m3/tahun atau 653,15 L/D dan kebutuhan konsumsi air pelanggan (demand) sebesar 10.925.010 m3/tahun atau 350,30 L/D. Beberapa tantangan yang terdapat dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Gianyar antara lain : (1) keterbatasan air baku, baik secara kuantitas maupun kualitas, (2) keterbatasan investasi sarana produksi dan distribusi, (3) tingkat kehilangan air yang masih relatif tinggi, yaitu 45,74% atau di atas 20%, (4) sebagian pipa transmisi dan distribusi telah berumur di atas 20 tahun, (5) sebagian besar alat ukur sistem produksi masih menggunakan sistem mekanik, dan (6) daftar tunggu yang semakin banyak, terutama di daerah yang belum ada jaringannya. Melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar, pemerintah juga melaksanakan penyediaan prasarana dan sarana air bersih bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Air Minum tahun 2013 berupa pengadaan pipa air minum sebanyak 11 paket, yaitu 8 paket di Kecamatan Payangan, 2 paket di Kecamatan Tegallalang, dan 1 paket di Kecamatan Tampaksiring. 70
6.5. Pos dan Telekomunikasi Pembangunan pos dan telekomunikasi mencakup peningkatan jangkauan pelayanan jasa telekomunikasi dan informasi, sehingga arus berita dan informasi berjalan lancar. Beberapa usaha telah dilaksanakan untuk memperlancar pelayanan berkenaan dengan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos dan telekomunikasi. Jumlah fasilitas fisik pelayanan PT (Persero) Pos Indonesia di Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 adalah sebanyak 12 buah yang terdiri dari kantor pos, kantor pos pembantu, dan agen pos. Sepanjang tahun 2013, surat dan dokumen yang dikirim melalui PT (Persero) Pos Indonesia cabang Gianyar sebanyak 525.147 buah dan yang diterima sebanyak 1.318.353 buah. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pengiriman dan penerimaan surat dan dokumen pada tahun 2012. Pengiriman uang melalui pos sepanjang tahun 2013 mencapai 13,32 Miliar Rupiah, meningkat dari 10,70 Miliar Rupiah pada tahun 2012. Perkembangan teknologi telekomunikasi sangat berdapak pada layanan PT. Telekomunikasi Indonesia cabang Gianyar. Perkembangan teknologi telepon seluler dan bertambahnya penyedia jasa telekomunikasi seluler dan teknologi informasi secara signifikan telah menggeser peranan beberapa layanan telekomunikasi yang disediakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, seperti telepon umum dan warung internet. Pun demikian dengan layanan warung internet yang disediakan oleh pihak swasta/perorangan. Pada tahun 2013, kapasitas terpasang sentral Kancatel Gianyar mencapai 24.200 dengan pelanggan telepon kabel sekitar 30.025 pelanggan. Terkait dengan telekomunikasi seluler, terdapat 152 menara telekomunikasi yang terdaftar Dinas Perhubungan Infokom Kabupaten Gianyar, yang terdiri dari tipe greenfield tower dan rooftop tower. 71
Tabel 25 Fasilitas Pelayanan Pos dan Telekomunikasi Tahun 2008 – 2013 URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Pelanggan Telepon
18.519
25.331
26.190
25.771
19.275
30.025
Kapasitas Sentral Kancatel Gianyar
18.519
29.566
29.566
29.328
21.208
24.200
Jumlah Kantor Pos
7
7
7
7
7
7
Jumlah Kantor Pos Pembantu
-
1
-
7
1
1
Jumlah Agen Pos
-
-
11
18
13
4
Jumlah Agen Pos Desa
1
1
1
-
-
-
Jumlah Depot BPM
1
1
-
-
-
-
Jumlah Pos Keliling Kota
2
2
2
-
4
-
Jumlah Pos Keliling Desa
-
-
-
-
-
-
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
72
6.6. Sarana Tempat Ibadah Tabel 26 Jumlah Tempat Peribadatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2008-2013 URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
2013
A. Hindu 1. Jumlah Pura Sad Kahyangan
1
1
1
1
1
1
2. Jumlah Pura Dang Kahyangan
767
290
46
46
46
58
3. Jumlah Pura Kahyangan Tiga
969
969
969
969
731
835
4. Jumlah Pura Lainnya
3.016
2.989
2.753
2.750
32.532
32.515
Jumlah
4.249
4.249
3.769
3.766
33.310
33.409
7
7
13
17
24
12
3
3
4
1
3
3
3
4
12
12
12
11
B. Islam Jumlah Masjid/Musola
C. Budha Jumlah Vihara / Klenteng D. Kristen Protestan/Khatolik
Jumlah Gereja
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
73
6.7. Sarana Kesehatan Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tidak bisa dilepaskan dari pembangunan bidang kesehatan. Sebagai salah satu komponen dalam penghitungan Indek Pembangunan Manusia, keberhasilan pembangunan bidang kesehatan sangat menentukan tingkat keberhasilan pembangunan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Gianyar, telah dibangun berbagai fasilitas pelayanan kesehatan serta penyediaan tenaga medis dan non medis baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Tabel 27 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Gianyar JENIS FASILITAS
Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah Sakit Swasta Puskesmas
2008
2009
2010
2012
2013
(buah) (buah) (buah) (buah) (buah) (buah) 1 1 1 1 1 1
No Jenis Tempat Tidur
Jumlah pada Tahun 2010
2011
2012
2013
1 VIP B (Madyatama)
10
10
10
10
15
18
18
18
-
-
-
-
4 Kelas I
49
43
43
43
6 Kelas III
96
99
99
99
210
210
210
210
2
2
3
3
3
3
2 VIP (Utama)
13
13
13
13
13
13
3 VIP (Pratama)
Puskesmas Pembantu
65
63
66
65
64
64
Apotek
40
26
27
43
44
52
Toko Obat
20
18
17
20
21
21
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
74
2011
Tabel 28 Fasilitas Tempat Tidur di RSUD Sanjiwani
JUMLAH
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Gianyar
6.8. Sarana Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Dengan semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan kualitas sumber daya manusia semakin baik pula. Upaya meningkatkan akses pendidikan dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan membawa konsekuensi pada keharusan menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai. Berdasarkan data sekolah Tabel 29 Sarana Pendidikan di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 tahun 2013, jumlah ruang kelas SD/MI sebanyak 1.852 buah. Dari SMP/ SMA/ jumlah tersebut 1.328 buah dalam No Kecamatan TK SD/ MI SMK MTs MA kondisi baik, 447 buah dalam 1 Jumlah Sekolah (unit) 123 291 46 15 28 kondisi kurang baik, dan 77 buah - Sukawati 31 58 7 2 6 dalam kondisi rusak. Untuk - Blahbatuh 14 40 5 2 3 jenjang SMP/MTs, dari 613 ruang - Gianyar 24 55 9 3 8 kelas, 548 buah dalam kondisi - Tampaksiring 10 30 7 3 2 baik, 58 buah dalam kondisi - Ubud 18 45 8 3 7 kurang baik, dan 7 buah dalam - Tegallalang 11 30 6 1 1 kondisi rusak. Untuk jenjang - Payangan 15 33 4 1 1 SMA/MA/SMK, dari 529 ruang 2 Jumlah Guru (orang) 678 3.311 1.774 659 1.556 kelas, 497 buah dalam kondisi baik 3 Jumlah Siswa (orang) 8.193 48.075 22.593 7.726 13.820 dan 32 buah dalam kondisi rusak. Sumber : BPS Kabupaten Gianyar
75
Tabel 30 Perkembangan Sarana Pendidikan di Kabupaten Gianyar Tahun 2008 - 2013 No Uraian Satuan 1 Banyaknya Sekolah Negeri dan Swasta
2
2008
2009
2010
2011
2012
2013
a.TK
Buah
106
110
118
120
122
123
b. SD/MI
Buah
289
289
289
289
289
291
c. SLTP/MTs
Buah
45
44
47
47
46
46
d. SMU/MA
Buah
18
18
17
17
16
15
e. SMK
Buah
23
24
26
27
28
28
a. Baik
Buah
687
687
687
-
-
-
b. Kurang Baik
Buah
109
109
109
-
-
-
c. Rusak Berat
Buah
75
75
75
-
-
-
a. Baik
Buah
1.273
1.284
1.495
1.383
1.324
1.328
b. Kurang Baik
Buah
407
339
263
348
422
447
c. Rusak Berat
Buah
218
261
56
60
89
77
a. Guru Kelas
Orang
1.965
1.965
1.980
1.858
1.866
1.869
b. Guru Agama
Orang
406
406
422
431
427
423
c. Guru Olahraga
Orang
269
269
278
369
292
303
d. Penjaga Sekolah
Orang
138
68
122
159
154
173
Keadaan Gedung SD Negeri
Keadaan Bilik SD Negeri
3
76
Jumlah Personil SD
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gianyar
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Gianyar Dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Gianyar senantiasa berupaya meningkatkan pendapatan daerah, baik yang bersumber dari pajak, retrubusi, penerimaan lain-lain, maupun dana-dana yang diterima dari pemerintah pusat. Seiring dengan meningkatnya nilai APBD, realisasi PAD Kabupaten Gianyar juga mengalami peningkatan sebagaimana disajikan dalam tabel berikut. Tabel 31 Perkembangan PAD Kabupaten Gianyar Tahun 2009 – 2013 Tahun
Realisasi PAD (Rp.Milyar)
APBD (Rp.Milyar)
% PAD terhadap APBD
2009
112,72
763,90
14,76
2010
153,62
820,38
18,73
2011
209,36
919,43
22,77
2012
261,45
1.122,15
23,30
2013
319,87
1.332,68
24,00
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Gianyar
77
Berdasarkan realisasi komponen pendapatan pada APBD Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2013, terlihat bahwa Dana Perimbangan masih menempati porsi tertinggi, yaitu 55,34% diikuti Pendapatan Asli Daerah sebesar 25,62% dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar 19,04%. Namun demikian terdapat kecenderungan penurunan persentase Dana Perimbangan selama kurun 5 tahun (2009 – 2013), di mana pada Tahun Anggaran 2009 persentase Dana Perimbangan sebesar 70,17% dari total realisasi pendapatan. Di sisi lain, persentase Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan selama kurun waktu tersebut, di mana pada Tahun Anggaran 2009 hanya sebesar 16,03% dari total realisasi pendapatan. Dari sisi belanja, alokasi dan realisasi Belanja Tidak Langsung dalam kurun 2009 – 2013 masih lebih besar daripada Belanja Langsung. Tahun 2009, realisasi Belanja Tidak Langsung mencapai 63,49% dari total belanja dan Belanja Langsung sebesar 36,51% dari total realisasi belanja. Pada Tahun 2013, realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung masingmasing sebesar 64,61% dan 35,39% dari total realisasi belanja. Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2013 yang direncanakan sebesar 148,75 Miliar Rupiah terealisasi 100%. Penerimaan pembiayaan seluruhnya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2012. Sementara itu Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang direncanakan sebesar 5,5 Miliar Rupaih juga terealisasi 100,00% yang digunakan sebagai Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah pada Badan Usaha Milik Daerah.
Berdasarkan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan pada APBD Tahun Anggaran 2013 (pra audit BPK), Pemerintah Kabupaten Gianyar memiliki SiLPA di tahun berkenan sebesar 199.62 Miliar Rupiah lebih. 78
APBD & Realisasi Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Tahun Anggaran 2009 - 2013 1.400
Milyar Rupiah
1.200
1.000 800 600
400 200 0
2009
2010
2011
2012
2013
PAD
112,72
153,62
209,36
261,45
319,87
Dana Perimbangan
493,32
468,28
505,17
604,40
690,82
Lain-lain Pendapatan
96,98
149,70
174,64
200,62
237,72
Penerimaan Pembiayaan
84,78
72,40
74,58
92,35
148,75
APBD
763,90
820,38
919,43
1.122,15
1.332,68
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Gianyar (Data diolah)
79
APBD & Realisasi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Tahun Anggaran 2009 - 2013 1.400
Milyar Rupiah
1.200 1.000 800 600 400 200 0
2009
2010
2011
2012
2013
Belanja Tidak Langsung
455,42
535,79
597,48
697,91
770,13
Belanja Langsung
261,84
218,28
259,32
308,59
421,90
Pengeluaran Pembiayaan
14,14
15,25
14,84
3,34
5,50
APBD
763,90
820,38
919,43
1122,15
1332,68
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Gianyar (Data diolah)
80
Pada awalnya pemerintah hadir sebagai regulator untuk menjamin suatu sistem di dalam masyarakat sehingga aktivitas kehidupan dapat berjalan secara wajar. Lebih lanjut, sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah, yaitu fungsi pelayanan masyarakat, fungsi pembangunan, dan fungsi perlindungan. Keberhasilan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut sangat ditentukan oleh intensitas komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Keterbukaan informasi sesuai koridor yang berlaku menjadi hal pokok dalam mewujudkan komunikasi yang berkualitas antar pelaku pembangunan. Buku Profil Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2014 ini berupaya memberikan gambaran umum tentang kondisi Kabupaten Gianyar sampai dengan tahun 2013. Data dan informasi yang disajikan merupakan bagian dari sistem informasi yang dibangun oleh pemerintah untuk memberikan gambaran tentang kondisi daerah serta pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasil yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Gianyar telah memberi dampak pada kemajuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dalam kurun empat tahun terakhir terjadi penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin. Demikian pula tinjauan IPM memperlihatkan adanya peningkatan kualitas pembangunan manusia yang ditunjukkan oleh peningkatan angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan daya beli masyarakat. Namun demikian kecepatan IPM menuju titik ideal yang ditunjukkan oleh angka reduksi shortfall masih berfluktuasi tergantung perubahan capaian tiap tahunnya. Sesuai dengan kriteria UNDP, kategori capaian IPM Kabupaten Gianyar tahun 2013 adalah “Menengah Atas” dengan reduksi shortfall berkategori “Cepat”. 81
Berdasarkan potret makro ekonomi Kabupaten Gianyar tahun 2009 – 2013, secara umum perekonomian Kabupaten Gianyar menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Agregat PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan 2000, terus mengalami peningkatan. Ditinjau dari kontribusi dan serapan tenaga kerja per sektor ekonomi terlihat adanya kecenderungan perubahan struktur ekonomi Kabupaten Gianyar dari sektor pertanian ke sektor industri jasa. Namun demikian terdapat beberapa catatan yang perlu mendapat perhatian dan pembenahan, seperti perlambatan LPE, peningkatan angka pengangguran, dan disparitas ekonomi. LPE suatu negara/daerah sangat berpengaruh pada tingkat pengangguran di negara/daerah tersebut. Guna lebih menggairahkan perekonomian dan mengurangi pengangguran, Pemerintah Kabupaten Gianyar senantiasa berupaya menggerakkan sektor-sektor perekonomian dengan memberi prioritas pada sektor-sektor yang menjadi potensi unggulan daerah. Melalui promosi daerah dan layanan perijinan yang memadai diharapkan dapat menarik investasi dan memacu tumbuhnya lapangan kerja baru. Di samping itu, kualitas sumber daya manusia juga ditingkatkan melalui peningkatan mutu pendidikan dan pemberian latihan keterampilan sehingga tercipta tenaga kerja yang mampu bersaing, baik di level lokal maupun internasional. Permasalahan lain yang juga menjadi perhatian pemerintah daerah adalah ketimpangan kemajuan antar wilayah kecamatan dan ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat. Berdasarkan besarnya PDRB dan LPE tiap kecamatan terlihat bahwa kecamatan dengan dukungan sektor pariwisata yang dominan relatif lebih maju daripada kecamatan yang sektor pariwisatanya kurang dominan. Senada dengan hal tersebut, ketimpangan antar kelompok pendapatan juga perlu mendapat perhatian serius walaupun sesuai dengan kriteria Bank Dunia, ketimpangan pendapatan di Kabupaten Gianyar masih berkategori rendah. 82
Sesungguhnya semua kecamatan di Kabupaten Gianyar mempunyai potensi ekonomi yang cukup besar dan relatif merata namun tidak dipungkiri bahwa ketimpangan kemajuan masih terjadi. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah daerah senantiasa berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur sehingga potensi tersebut dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Infrastruktur yang menjadi konektivitas antar wilayah juga sangat menentukan pelaksanaan dan pemerataan hasil pembangunan. Upaya mempercepat pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan memerlukan dukungan yang optimal dari masyarakat. Untuk lebih meningkatkan keberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Gianyar telah menerapkan Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) tingkat kecamatan yang pelaksanaannya diperkuat dengan Perda Kabupaten Gianyar No. 3 Tahun 2012 tentang Sistem Pembangunan Terintegrasi Daerah. Melalui penerapan PIK, masyarakat diajak terlibat langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan pembangunan.
Di samping penerapan PIK, peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa juga diupayakan melalui Program Siaga Desa Swatantra yang diluncurkan pada bulan Oktober 2013. Program tersebut mendorong masyarakat agar memiliki kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Upaya mengatasi kemiskinan dan ketimpangan pembangunan mengharuskan penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan sehingga prinsip pembangunan dari, oleh, dan untuk masyarakat dapat terlaksana dengan optimal. Pemerintah Kabupaten Gianyar sangat menyadari bahwa permasalahan yang ada tidak hanya menyangkut hal-hal tersebut di atas. Masih terdapat berbagai permasalahan lain, baik yang belum terpecahkan maupun potensial muncul di kemudian hari. Melalui berbagai upaya yang dilakukan secara berkesinambungan dan dengan dukungan serta kerjasama semua pemangku kepentingan, diharapkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik. 83
90