PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG TUMBUH KEMBANG DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016
Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani
ABSTRAK
Proses pertumbuhan dan perkembangan individu akan mengalami siklus berbeda dalam kehidupan manusia. Faktor pengetahuan ibu balita memegang peranan penting dalam mendeteksi dini pertumbuhan dan perkembangan balita. Hasil studi pendahuluan didapatkan balita dengan perkembangan meragukan sebanyak 40 orang (10,2%), mengalami penyimpangan sebanyak 8 orang dan sebanyak 6 orang (60%) ibu balita tidak tahu tentang tumbuh kembang balita. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain/rancangan penelitian pra eksperimen dalam bentuk one group pretest posttest. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel tahun Kabupaten Majalengka 2016 yaitu sebanyak 24 ibu balita. Data yang digunakan adalah data primer. Analisis yang digunakan univariat menggunakan distribusi tendensi sentral dan bivariat menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang sebelum dilakukan pendidikan kesehatan adalah 58,10% (95%CI: 52,4 – 63,7). Rata-rata skor pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang setelah dilakukan pendidikan kesehatan adalah 72,45% (95%CI: 67,30 – 77,60). Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang terhadap peningkatan pengetahuan Ibu balita tentang tumbuh kembang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016, nilai t sebesar 6,404 dan p value sebesar 0,000 (<0,05). Saran diajukan petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan dan konseling kepada ibu balita tentang pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak. Ibu balita agar memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan khususnya dalam mencari informasi tentang tumbuh kembang anak balita.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini seperti yang dijelaskan menurut Depkes RI (2012) bahwa “Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya”. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. “Pembangunan kesehatan Indonesia difokuskan untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) dan juga Angka Kematian Balita (AKABA) yang merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat”. (Departemen Kesehatan RI, 2012). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014 “AKABA di Indonesia sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2014”. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 menunjukkan bahwa “AKABA mencapai 49 per 1000 kelahiran hidup” (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2014). Menurut Dinas Kesehatan Majalengka (2014) melaporkan bahwa “AKB tahun 2014 sebesar 179/21.390 kelahiran hidup dan AKABA pada tahun 2014 adalah 15 / 21.390 kelahiran hidup”. Menurut Depkes RI (2007) menjelaskan bahwa “pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan”. Kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi genetiknya dan mampu bersaing di era global. Marimbi (2010) menjelaskan bahwa tumbuh kembang adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh karena adanya peningkatan jumlah dan ukuran dan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Beberapa dampak tumbuh kembang balita yang mengalami penyimpangan, menurut Rika (2013) adalah sebagai berikut Keterlambatan tumbuh kembang punya dampak berbeda pada setiap anak. Umumnya, anak cenderung mengalami kesulitan sosial emosi, seperti tidak bisa berinteraksi, kurang tanggap, sulit bicara, juga kesulitan mengikuti instruksi. Jika keterlambatan tumbuh kembang dibiarkan, dampak jangka panjangnya anak menjadi anti sosial. Marimbi (2010) menjelaskan bahwa “keterlambatan tumbuh kembang memberikan dampak yang berbeda pada setiap anak. Umumnya anak akan sulit berinteraksi, kurang tanggap, sulit berbicara dan kelainan pada fungsi organ tubuh”. Berdasarkan laporan pencapaian rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun (2014) menjelaskan bahwa “Cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita sebesar 71,40% dari target 90,0%”. Sedangkan cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita dan anak pra sekolah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 adalah “52,1% dan tahun 2014 adalah 53,14%”. Cakupan SDIDTK tahun 2013-2014 tersebut masih di bawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2014 sebesar 90% (Dinkes Jabar, 2014). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2015 pemantauan tumbuh kembang
berdasarkan SDIDTK didapatkan hasil sebagai berikut : “balita yang perkembangannya meragukan yaitu sebanyak 356 balita (0,23%) dan balita yang perkembangannya mengalami penyimpangan sebanyak 23 balita (0,015%)”. Salah satu Puskesmas dengan jumlah balita dengan pertumbuhan dan perkembangannya banyak mengalami penyimpangan pada tahun 2015 yaitu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel sebanyak 10 orang, lebih tinggi dibandingkan dengan Puskesmas Kertajati sebanyak 2 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel yang dilakukan oleh peneliti didapatkan laporan hasil stimulasi dini tumbuh kembang anak tahun 2015 menunjukan bahwa balita dengan perkembangan meragukan sebanyak 40 orang (10,2%) dan balita yang perkembangannya mengalami penyimpangan sebanyak 8 orang. Hasil wawancara terhadap 10 ibu balita tentang tumbuh kembang balita didapatkan sebanyak 6 orang (60%) ibu balita tidak tahu tentang tumbuh kembang balita dan sebanyak 4 orang (40%) tahu tentang tumbuh kembang balita. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan individu akan mengalami siklus berbeda dalam kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu maupun lingkungan. Menurut Marimbi (2010) menjelaskan bahwa “Proses pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah : pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua, dan keadaan sosial ekonomi orang tua”. Faktor pengetahuan ibu balita memegang peranan penting dalam mendeteksi dini pertumbuhan dan perkembangan balita yang mengalami penyimpangan. Untuk itu perlunya peningkatan pengetahuan ibu
METODE PENELITIAN
balita salah satunya adalah melalui pendidikan kesehatan. Hal ini seperti yang dijelaskan menurut Craven dan Hirnle (1996) dalam Uha Suliha (2007) mengemukakan bahwa : Pendidikan kesehatan merupakan penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide. Pendidikan kesehatan akan mengubah pengetahuan dan kemampuan seseorang yang berhubungan dengan status kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses di mana proses tersebut mempunyai masukan (in put) dan keluaran (out put) di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh faktor masukan, metode dan faktor materi atau pesannya, pendidikan yang dipakai agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktorfaktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Penelitian yang dilakukan oleh Yuamaru (2011) menunjukan bahwa “terdapat pengaruh penyuluhan tumbuh kembang balita terhadap tingkat pengetahuan Ibu balita tentang tumbuh kembang”. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2012) menunjukan bahwa “terdapat pengaruh dari pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan Ibu balita tentang tumbuh kembang”. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Balita Tentang Tumbuh Kembang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016”.
Penelitian ini menggunakan desain/rancangan penelitian pra eksperimen dalam bentuk one group pretest posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 yaitu sebanyak 842 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel tahun Kabupaten Majalengka
2016 yaitu sebanyak 24 ibu balita. Prosedur pengambilan sampel ini menggunakan secara acak sederhana (simple random sampling). Instrumen penelitian adalah kuesioner, dan SAP untuk mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian. Kuesioner penelitian terdiri pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang dan SAP yaitu satuan acara penyuluhan untuk digunakan sebagai alat perlakukan.
HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Rata-Rata Pengetahuan Ibu Balita tentang Tumbuh Kembang Tabel 4.1 Gambaran Rata-Rata Pengetahuan Ibu balita tentang
Variabel Pengetahuan
Mean Median 58,10 55,55
Tumbuh Kembang di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 sebelum dilakukan Pendidikan Kesehatan
SD
Min-Mak
95%CI
13,3
38 – 83
52,4 – 63,7
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan rata-rata skor pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan adalah 58,10% (95%CI: 52,4 – 63,7), median 55,55% dengan standar deviasi 13,3. Pengetahuan ibu paling rendah 38% dan paling tinggi 83%.
b. Gambaran Rata-Rata Pengetahuan Ibu balita tentang Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.2 Gambaran Rata-Rata Pengetahuan Ibu Balita tentang Variabel Pengetahuan
Mean Median 72,45 75,00
SD
Min-Mak
95%CI
12,2
38 – 88
67,30 – 77,60
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan rata-rata skor pengetahuan
ibu balita tentang tumbuh kembang di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 setelah dilakukan pendidikan kesehatan adalah 72,45% (95%CI: 67,30 – 77,60), median
75,00% dengan standar deviasi 12,2%. Pengetahuan ibu paling rendah 38% dan paling tinggi 88%.
2. Analisa Bivariat a. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pengetahuan tentang Tumbuh Tabel 4.3 Pengaruh Kesehatan Terhadap
Kesehatan Ibu balita
Pengetahuan Ibu balita tentang Tumbuh Kembang di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka Tahun 2016
Pendidikan Peningkatan
Paired Differences Pengetahuan Mean Pretest - Posttest
58,10 72,45
Mean Deviasi
Std. Deviation
14,35
10,97
95% CI of the Difference Lower Upper 18,98
9,71
t
p value
6,404
0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pre test pengetahuan sebesar 58,10 dan rata-rata post test pengetahuan sebesar 72,45. Rata – rata perbedaan pengetahuan pre test dan post test adalah 14,35. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
uji t diperoleh nilai t sebesar 6.404 dan p value sebesar 0,000 (<0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian maka ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang terhadap peningkatan pengetahuan Ibu balita tentang tumbuh kembang di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang terhadap peningkatan pengetahuan Ibu balita tentang tumbuh kembang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016, dengan p value 0,000. Hal ini dapat dimengerti karena pada ibu yang diberikan pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang mendapatkan materi, masukan dan diskusi tentang sehingga menambah pengetahuan. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada merupakan suatu proses pemberian masukan bagi sehingga didapatkan keluaran tujuan pendidikan yang diharapkan yakni perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses di mana proses tersebut mempunyai masukan (in put) dan keluaran (out put) di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh faktor masukan, metode dan faktor materi atau pesannya, pendidikan yang dipakai agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja
sama secara harmonis (Notoatmodjo, 2010). Peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan merupakan suatu keberhasilan dari proses pendidikan, karena pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku. Kondisi ini akan berdampak pada pengetahuan ibu balita, sehingga labih baik dalam deteksi dini tumbuh kembang anak. Hasil penelitian ini mendukung teori Mubarak (2012) bahwa Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masayarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan adalah untuk mendorong terjadinya perilaku sehat. Selain itu menurut Craven dan Hirnle dalam Herawani (2007) menjelaskan bahwa “penyuluhan kesehatan berguna untuk penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume IV No. 10 Oktober 2016 6
mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat”. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian di lapangan bahwa asumsi adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang terhadap peningkatan pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016, terbukti secara hipotesis. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2013) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Dukupuntang ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2012) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Darmaraja Kabupaten Sumedang tahun 2012 menunjukan diperoleh hasil uji
statistic (p=0,0001) yang berarti ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan tentang tumbuh kembang balita. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan agar memberikan pendidikan kesehatan seperti penyuluhan dan konseling pada saat kunjungan kehamilan secara rutin dan berkesinambungan kepada ibu mengenai tentang tumbuh kembang khususnya pada ibu yang berpengetahuan kurang sehingga pengetahuan ibu dapat meningkat. Pelaksanaan pendidikan kesehatan agar menarik bagi ibu balita yaitu dengan menambah media audio visual dan media gambar. Bagi ibu agar aktif mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan agar pengetahuan ibu dapat bertambah dan juga rajin mencari informasi tentang tentang tumbuh kembang dari berbagai media yang dapat memperluas wawasan ibu.
KESIMPULAN Rata-rata skor pengetahuan tentang tumbuh kembang di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 sebelum dilakukan pendidikan kesehatan adalah 58,10% (95%CI: 52,48 – 63,72) 1. Rata-rata skor pengetahuan tentang Tumbuh kembang di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 setelah dilakukan pendidikan
kesehatan adalah 72,45% (95%CI: 67,30 – 77,60) 2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang terhadap peningkatan pengetahuan Ibu balita tentang tumbuh kembang di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016, nilai t sebesar 6.404 dan p value sebesar 0,000 (<0,05).
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume IV No. 10 Oktober 2016 7
SARAN Bagi UPTD Puskesmas Kasokandel agar memberikan pendidikan kesehatan secara rutin kepada ibu balita seperti melakukan bimbingan dan penyuluhan tentang tumbuh kembang terutama pada yang berpengetahuan kurang dan menambah sarana informasi yang mudah diakses oleh masyarakat luas.
Bagi ibu balita hendaknya lebih memanfaatkan kegiatan pendidikan kesehatan dengan cara secara rutin melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang Tumbuh kembang dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan terutama dalam pemilihan alat kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta
Hardjana, 2012. Komunikasi intrapersonal & Komunikasi. Interpersonal. Yogyakarta : Rajawali Press.
Depkes RI. 2006. Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes. RI _______. 2007. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas. Jakarta Depkes RI
Herawati. 2009. Kualitas Tumbuh Kembang, Pengasuhan Orangtua dan Faktor Risiko Komunitas Pada Anak Usia Prasekolah Wilayah Pedesaan di Bogor. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol 2 No 2.
_______. 2012. Profil Majalengka 2012. Depkes RI
Kesehatan Jakarta :
Hidayat. 2014. Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Teknik. Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2014. Profil Kesehatan Jawa Barat 2014. Bandung : Dinkes Jawa Barat.
Kementerian Kesehatan Tahun. 2014. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Kesehatan RI 2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Dinkes
Majalengka, 2014. Profil Kesehatan Majalengka 2014. Majalengka : Dinkes Mjalaengka
Fitriani. 2011. Tumbuh Kembang dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Syehaceh : Bandung
Koentjoroningrat. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Machfoedz, 2005. Buku ajar konsep keperawatan Anak. Jakarta : EGC
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume IV No. 10 Oktober 2016 8
Marimbi. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi. Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika Mubarak. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta. Mubarak dan Chayatin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Permasalahannya. Sagung Seto Suliha.
Jakarta:
2012. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC
Rianti, 2011. Sosiologi Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Narendra. 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi. Pertama IDAI. Jakarta : Sagung Seto Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta _______. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _______. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam, 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Medika Purwanti. 2010. Fisiologi Manusia Dan Mekanismenya Terhadap Penyakit. EGC. Jakarta Sekaran. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Soetjiningsih, 2010. Bahan Ajar:Tumbuh Kembang Remaja dan
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume IV No. 10 Oktober 2016 9
Rika. 2013. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Wawan dan Dewi. 2010. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Yuamaru. 2011. Pengaruh Penyuluhan Tentang Tumbuh Kembang Balita Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Tumbuh Kembang di Desa Panongan Kecamatan Jatitujuh. Jurnal Penelitian Yuliana. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Balita Tentang Tumbuh Kembang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bumiayu Kabupaten Berebes tahun2012. Jurnal Penelitian
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume IV No. 10 Oktober 2016 10