LEMBAR PENGESAHAN ARTIKE,L Skripsi yang berjudul: Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Kota Gorontalo
Oleh
SALIIA AI{TOGIA NIM: 1314 10 051
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi
Pembimbing
II
&ft2-H Dr. X'adliahn M.Si
I[IP: 19550214198703 2 001
S.Pd, M.Pd Dr. Arwildayanto, ItilP: 19750915 200812 I001
Mengetahui' Ketua Jurusan Manaiemen Pendidikan Fakultas llmu Pendidikan . . Universitas Negeri Goronthlo
ITIIP: 1971 123 200812 1 008
EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI I KOTA GORONTALO Oleh: Salha Antogia1, Fadliah dan Arwildayanto2 Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pelaksanaan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo, 2) keberhasilan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo. Desain Penelitian ini bersifat studi evaluatif dengan menggunakan model Goal Oriented Evaluation /Goal Attainment Evaluation Model. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo masih belum maksimal karena masih terdapat beberapa program yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah seperti program pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku jujur, gemar membaca, toleransi, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan, hal ini disebabkan oleh kurangnya pembiasaan dari pihak sekolah serta pengawasan yang optimal terhadap pelaksanaan Program Pendidikan Karakter, 2) Keberhasilan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo berada pada kategori cukup tinggi di lihat dari hasil pelaksanaan secara keseluruhan program pendidikan karakter yang telah dilaksanakan. Disarankan: 1) Kepala sekolah hendaknya memberikan pengawasan secara optimal kepada seluruh warga sekolah, 2) Guru hendaknya memberikan keteladanan dan pengawasan kepada para peserta didik, 3) Pengawas hendaknya memberikan pengawasan kepada guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter, 4) Diknas hendaknya melakukan evaluasi secara berkala dalam pelaksanaan pendidikan karakter, 5) Orang tua hendaknya terus memberikan perhatian serta tindakan yang baik serta membimbing anak kearah kedewasaan, 6) Siswa hendaknya menerapkan setiap butir karakter dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan juga di luar sekolah, 7) Bagi peneliti lanjut/lain hendaknya terus mengembangkan penelitian tentang pendidikan karakter. Kata kunci: Evaluasi Program dan Pendidikan Karakter.
1
Salha Antogia, Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo 2 Fadliah dan Arwildayanto, Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo
1
PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang
menyatakan bahwa: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan karakter tidak saja merupakan tuntutan Undang-undang, tetapi juga oleh agama. Setiap agama mengajarkan karakter atau akhlak pada pemeluknya. Dalam Islam, akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajarannya yang memiliki kedudukan yang sangat penting, disamping dua kerangka dasar lainya, yaitu aqidah dan syariah. Nabi Muhammad S.A.W dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya dimuka bumi ini membawa misi pokok yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Menyadari pentingnya pendidikan karakter dewasa ini, sehingga di setiap jenjang pendidikan formal dibuat suatu program oleh pemerintah yaitu program pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan sebuah program yang terencana dan tersusun rapi berdasarkan cara pemikiran, prinsip dan implementasi strategi tertentu, sesuai dengan tujuan dan misi setiap lembaga pendidikan. Menurut Aqib dan Sujak (2011:5) bahwa: “pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat”.
2
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kongnitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari dimasyarakat. Penyelengaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri. Adapun nilai-nilai yang diinternalisasikan dalam pendidikan karakter tersebut adalah religus, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosoal dan tanggung jawab (Anonimous, 2011:11). Oleh karena itu, agar lembaga pendidikan dapat
mengetahui perkembangan dan kemajuan, serta
keberhasilan program ini, dibutuhkan standar penilaian dan tata cara evaluasi yang tepat agar program dapat diperbaiki, ditingkatkan, sehingga menjadi semakin efektif. Rumusan Masalahnya antara lain, 1) bagaimanakah pelaksanaan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo, 2) bagaimanakah keberhasilan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi tujuan penelitiannya adalah, 1) untuk mengetahui pelaksanaan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo, 2) untuk mengetahui keberhasilan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo. KAJIAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi program menurut Tyler (dalam Arikunto dan Jabar 2004:4), adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Wirawan (2011:17), mengemukakan bahwa evaluasi program adalah metode sistematik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memakai
3
informasi untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai program. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi program merupakan upaya untuk mengetahui efektivitas komponen program dalam mendukung
pencapaian tujuan program. Setiap kegiatan yang merupakan
realisasi dari suatu kebijakan harus dirancang dengan cermat dan teliti, supaya tujuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan dapat tercapai dengan sebaikbaiknya. B. Tujuan Evaluasi Program Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto dan Jabar, (2004 :13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum di arahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen. Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari evaluasi program adalah untuk melihat dampak terhadap partisipan dan keikutsertaan di dalam program, selain itu juga bertujuan untuk menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi (atau tidak terjadi). C. Model-model Evaluasi Program Dalam ilmu evaluasi ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara yang satu dengan lainnya berbeda, namun maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenan dengan objek-objek yang dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut
4
suatu program. Menurut Arikunto dan Jabar (2004: 24), terdapat beberapa model evaluasi program yang sering digunakan, yaitu 1) Goal Oriented Evalution Model/Goal Attainment Evaluation Model, 2) Goal Free Evalution Model, 3) Formatif-Sumatif Evalution Model, 4) Countenance Evalution Model, 5) CSEUCLA Evalution Model, 6) CIPP Evalution Model, 7) Discrepancy Model. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Goal Oriented Evalution Model/Goal Attainment Evaluation Model (evaluasi berbasis tujuan) yang merupakan model muncul paling awal. Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkinambungan, terus menerus, mencek sejauh mana tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Model ini dikembangkan oleh Tyler. D. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menurut Megawangi (dalam Kesuma dkk, 2011:5), adalah sebuah usaha untuk mendidk anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya. Sementara menurut Anonimous (dalam Wibowo, 2013:13), pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memilki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, pendidikan karakter dapat disimpulkan sebagai upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
5
E. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan karakter mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang mempunyai kedudukan sebagai mahluk individu dan sekaligus juga mahluk sosial tidak begitu saja terlepas dari lingkungannya. Secara operasional tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah menurut Kesuma dkk (2011:9), adalah sebagai berikut: 1) menguatkan dan mengembangkan nilainilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, 2) mengoreksi peserta didik yang tidak berkesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah, 3) membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggungjawab karakter bersama. Selanjutnya
tujuan pendidikan karakter bagi warga sekolah menurut
Fathurrohman dkk (2013:100), dibuat dengan tujuan agar dalam penerapannya: 1) kepala sekolah dapat menciptakan suasana sekolah yang mendukung kehidupan sekolah yang berakhlak mulia dan berbudi luhur, 2) setiap guru dapat mengarahkan peserta didik berkarakter luhur, bersopan santun, melalui contoh dan keteladanan, 3) pegawai tata usaha sekolah dapat membantu secara administratif pembinaan peserta didik untuk berdisiplin, jujur dan mematuhi peraturan sekolah, 4) orang tua peserta didik melalui organisasi komite sekolah turut membantu pembinaan peserta didik berbudi luhur, 5) organisasi kepesertadidikan dapat berfungsi membina warganya sesuai dengan tujuan pendidikan karakter; 6) peserta didik dapat mempraktikan sikap yang diharapkan oleh pendidikan karakter ke dalam setiap perbuatan. Tujuan pendidikan karakter yang telah dijabarkan di atas akan tercapai dan terwujud apabila komponen-komponen sekolah dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut secara konsisten. Pencapaian tujuan pendidikan karakter peserta didik di sekolah merupakan pokok dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. F. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Prinsip-prinsip
pendidikan
karakter
yang
direkomendasikan
oleh
Anonimous, 2010:23 yaitu : a) mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter, b) mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku, c) menggunakan pendekatan yang
6
tajam, proaktif dan efekti untuk membangun karakter, d) menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian, e) memberi kesempatan kpeada peserta didik untukmenunjukkan perilaku yang baik, f) memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses, g) mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik, h) memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama, i) adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter, j) memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter, k) mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta didik. G. Pelaksanaan Pendidikan Karakter a. Pelaksanaan Pendidikan Karakter secara Terpadu Melalui Manajemen Sekolah Manajemen sekolah yang berkarakter baik (mengandung nilai-nilai karakter) adalah pemanfaatan dan pemberdayaan seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah, melalui proses dan pendekatan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, berdasarkan dan mencerminkan nilai-nilai dan normanorma yang luhur, baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, berbangsa maupun lingkungan. Dalam pengertian ini pendidikan karakter tidak dimaksudkan sebagai payung manajemen sekolah, melainkan
sebagai upaya
menerapkan nilai-nilai karakter dalam penyelenggaraan manajemen di sekolah, atau dengan kata lain bahwa nilai-nilai karakter ditanamkan secara terpadu ke dalam pengelolaan sekolah. b. Pelaksanaan Pendidikan Karakter secara Terpadu dalam Proses Pembelajaran Pendidikan karakter
secara terpadu di dalam pembelajaran adalah
pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilainilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
7
c. Pelaksanaan pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan (Ekstrakurikuler) Gunawan
(2012:258), mengemukakan bahwa kegiatan pembinaan
kesiswaan merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan didalam atau diluar lingkungan sekolah dalam rangka
memperluas
pengetahuan,
meningkatkan
keterampilan,
dan
mengiternalisasikan nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang seutuhnya. Dengan kata lain, kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan diluar jam peajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik,sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemapuan dan berkewenangan disekolah. H. Evaluasi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan lingkungan pendidikan akan sulit diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak dikaitkan dengan evaluasi hasil. Apakah peserta didik memiliki karakter “jujur” atau belum, memerlukan suatu evaluasi. Jadi evaluasi untuk pendidikan karakter memilki makna suatu proses untuk menilai kepemilikan suatu karakter oleh anak yang dilakukan secara terencana, sistematis, sistemik dan terarah pada tujuan yang jelas. Evaluasi untuk pendidikan karakter dilakukan untuk mengukur apakah anak sudah memilki satu atau sekelompok karakter yang ditetapkan oleh sekolah dalam kurun waktu tertentu. Karena itu substansi evaluasi dalam konteks pendidikan karakter adalah upaya membandingkan perilaku anak dengan standar (indikator) karakter yang ditetapkan oleh guru atau sekolah. Tujuan evaluasi pendidikan karakter menurut Kesuma dkk (2011: 38-39), adalah: a) mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertetu, b) mengetahui kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang dibuat oleh guru, c) mengetaui tingkat
8
efektivitas proses pembelajaran yang dialami oleh anak, baik pada seting kelas maupun rumah. I. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Keberhasilan program pendidikan karakter menurut Anonimous (2010:910), dapat diketahui terutama
melalui pencapaian
butir-butir
Standar
Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut: 1) mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja, 2) memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri, 3) menunjukkan sikap percaya diri, 4) mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas, 5) menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional, 6) mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; 7) menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, 8) menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya, 9) menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, 10) mendeskripsikan gejala alam dan sosial, 11) memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, 12) menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia, 13) menghargai karya seni dan budaya nasional, 14) menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya, 15) menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik, 16) berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun, 17) memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat, 18) menghargai adanya perbedaan pendapat, 19) menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana, 20) menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana, 21) menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah, 22) memiliki jiwa kewirausahaan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah studi evaluatif dengan menggunakan
model evaluasi Goal Oriented
Evaluation /Goal Attainment
(evaluasi berbasis tujuan). Model evaluasi goal oriented (berbasis tujuan) adalah model yang muncul paling awal yang dikembangkan oleh Tyler. Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai (Arikunto dan Jabar, 2004:25). Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Program Pendidikan Karakter.
9
Untuk menentukan subjek penelitian ini, yang akan menjadi informan penelitian difokuskan kepada siswa dengan jumlah informan sebanyak 87 orang siswa. Objek dalam Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Kota Gorontalo. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian karena lokasinya memiliki letak geografis yang berada diperkotaan sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket. Sugiyono (2013:199), mengemukakan bahwa kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan dengan persentase dengan rumus: Pr =
100
Keterangan: Pr
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah informan
100% : Bilangan Tetap Untuk menghitung skor presentase menggunakan formula: Pr =
100%
Keterangan: Pr
: Persentase
Skor Capaian : Jumlah seluruh frekuensi jawaban informan Skor Ideal
: Jumlah informan X skor tertinggi
Setelah melakukan analisis data lapangan dengan menggunakan rumus di atas, langkah selanjutnya adalah mencocokkan dengan kualifikasi kriteria keberhasilan seperti pada tabel berikut ini.
10
Tabel 3.2: Kualifikasi Kriteria No
Rentang Skor (%)
Kualifikasi
1
91-100
Sangat Tinggi
2
81-90
Tinggi
3
71-80
Cukup Tinggi
4
61-70
Rendah
5
<60
Sangat Rendah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4.35 Rekapitulasi Hasil Persentase Pelaksanaan dan Keberhasilan Program Pendidikan Karakter N o
Nilai
1
Religius
2
Jujur
3
Toleransi
4
Disiplin
5
Kerja Keras
6
Kreatif
7
Mandiri
8
Demokratis
9
Rasa Ingin Tahu
10
Semangat Kebangsaan
11
Cinta Tanah Air
12 13
Menghargai Prestasi Bersahabat/ Komunikatif
14
Cinta Damai
15
Gemar Membaca
16
Peduli Lingkungan
Program Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku religius Pembinaan/pembentukan sikap dan berperilaku jujur Pembinaan/pembentukan sikap toleransi terhadap seluruh warga sekolah Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku tertib dan patuh terhadap peraturan Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku kerja keras Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku kreatif Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku mandiri Pembinaan/pembentukan sikap dan cara fikir dalam bertindak demokratis Pembinaan/pembentukan sikap dan rasa ingin tahu Pembinaan/pembentukan sikap semangat kebangsaan Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku cinta tanah air Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku menghargai prestasi PembinAan/pembentukan sikap bersahabat/komunikatif Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku cinta damai Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku gemar membaca Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku peduli lingkungan
11
Skor Capaian
Pr (%)
Ks
259
74,43
CT
193
55,46
SR
237
68,10
R
291
83,62
T
244
70,11
R
214
61,49
R
260
74,71
CT
283
81,32
T
240
68,97
R
231
66,38
R
269
77,30
CT
280
80,46
CT
268
77,01
CT
267
76,72
CT
200
57,47
SR
264
70,69
CT
17
Peduli Sosial
Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku peduli sosial
18
Tanggung Jawab
Pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku tanggung jawab
262
75,29
CT
256
73,56
CT
4518
1293, 10
JUMLAH SKOR CAPAIAN 251
CT
71,84
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, Juni 2014
Berdasarkan hasil rekapitulasi tentang pelaksanaan serta keberhasilan program pendidikan karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo masih berada pada kategori cukup tinggi. Hal ini disebabkan masih terdapat beberapa program yang pelaksanaannya belum maksimal dan masih berada pada kategori rendah dan sangat rendah seperti program poembinaan/pembentukan sikap dan perilaku jujur, gemar membaca, toleransi, kerja keras, kratif, rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Dengan memperhatikan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo masih belum maksimal karena masih terdapat beberapa program yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah seperti program pembinaan/pembentukan sikap dan perilaku jujur, gemar membaca, toleransi, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pembiasaan dari pihak sekolah serta pengawasan yang optimal terhadap pelaksanaan Program Pendidikan Karakter. 2. Keberhasilan Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri I Kota Gorontalo berada pada kategori cukup tinggi di lihat dari hasil pelaksanaan secara keseluruhan program pendidikan karakter yang telah dilaksanakan.
12
b. Saran Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini antara lain pada: 1. Kepala sekolah hendaknya memberikan pengawasan secara optimal kepada seluruh warga sekolah sehubungan dengan perilaku warga sekolah di lingkungan sekolah khususnya dalam memberikan pengawasan terhadap pelaksanaan program pembinaan/pembentukan sikap dan berperiilaku jujur,gemar membaca, toleransi, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan agar program tersebut dapat terlaksana dengan baik. 2. Guru hendaknya memberikan keteladanan dan pengawasan kepada para peserta didik. 3. Pengawas hendaknya memberikan pengawasan kepada guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter. 4. Diknas hendaknya melakukan evaluasi secara berkala dalam pelaksanaan pendidikan karakter agar pelaksanaannya dapat diketahui ketercapaian program pendidikan karakter. 5. Orang tua hendaknya terus memberikan perhatian serta tindakan yang baik serta membimbing anak kearah kedewasaan supaya anak dapat memperoleh keseimbangan antara perasaan dan akal budaya serta dapat mewujudkan keseimbangan dalam perbuatannya kelak. 6. Siswa hendaknya menerapkan setiap butir karakter dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan juga di luar sekolah. 7. Bagi peneliti lanjut/lain hendaknya terus mengembangkan penelitian tentang pendidikan karakter.
13
DAFTAR PUSTAKA
Akib, Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya Anonimous. 2010. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Pertama. Anonimous. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Arikunto, Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Fathurrohman, dkk. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Gunawan. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Kesuma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional. Wibowo, A. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah Konsep dan Praktik Implementasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wirawan. 2011. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
14