PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP LINGKUNGAN SEHAT DAN MERAWAT TANAMAN (Penelitan Tindakan Kelas di Kelas I MI Al-Hasyimiyah) SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)
Oleh ROMELAH NIM 809018300508
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
i
ii
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAN KARYA ILMIAH ABSTRAK .............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .............................
5
C. Pembatasan Fokus Masalah ..............................................
5
D. Perumusan Masalah ..........................................................
6
E. Tujuan dan Kegunaan .......................................................
6
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .......................
7
1. Hasil Belajar ...............................................................
7
a. Pengertian Belajar.................................................
8
b. Indikator Hasil Belajar..........................................
10
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .........
13
d. Pengukuran Hasil Belajar .....................................
14
e. Hubungan CTL dengan Hasil Belajar ..................
14
2. Pengertian Kontekstual (CTL)....................................
15
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual .....................
15
b. Strategi pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual
16
iv
c. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ..............
18
d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual ...........
20
e. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional 22 B. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................
24
C. Hipotesis Tindakan ...........................................................
25
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................
26
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .......
26
C. Subjek Penelitian ..............................................................
28
D. Peran dan Posisi Penelitian dalam Penelitian ...................
28
E. Tahapan Intervensi Tindakan ...........................................
28
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ....................
30
G. Data dan Sumber Data ......................................................
31
H. Instrumen pengumpulan Data ...........................................
31
I. Tekhnik Pengumpulan Data .............................................
31
J. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan .............................
33
K. Analisis Data dan Interprestasi Data ................................
36
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Temuan Hasil Penelitian ...................................................
39
1. Siklus I (Pertemuan Pertama) .....................................
39
2. Siklus II (Pertemuan Kedua) ......................................
48
B. Pembahasan ......................................................................
55
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................
61
B. Saran .................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
61
LAMPIRAN
v
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Diera globalisasi pendidikan saat ini bukan lagimenjadi kewajiban tetapi sudah menjadi kebutuhan, dimana setiap individu dituntut siap bersaing demi mempertahankan diri, harkat dan martabat bangsa. Berbagai upaya untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang berkualitas, cerdas, mandiri, terampil, dan modern harus sudah dilakukan sedini mungkin oleh pemerintah dan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional untuk meningkatkan kinerja pendidikan adalah bahwa setiap individu baik kaya atau miskin mempunyai kesempatan yang sama dalam pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,masyarakatnya bangsa dan negara.Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada suatu kesatuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.1 Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemeratan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana terarah dan berkesinambungan. Menurut kajian yang dilakukan oleh Depdiknas, Bapenas, dan Bank Dunia menemukan bahwa guru merupakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu pendidikan, guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pendidikan kunci keberhasilan setiap peningkatan mutu pendidikan,
1
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya 2010 ), cet ke 15 (revisi) h.1
1
2
kurikulum peningkatan belajar, penyedian buku teks, akan berarti apabila melibatkan guru.2 Pendidikan merupakan poin utama dalam suatu bangsa, bangsa yang baik dapat dilihat dari sistem pendidikan yang ada didalamnya. Masyarakat yang terbentuk dari pendidikan yang terencana akan menghasilkan masyarakat yang memiliki pola pikir kearah yang lebih maju. Kesejahteraan bangsa kini bukan lagi pada intelektual masyarakat yang ada di bangsa tersebut. Tujuan dari suatu proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan prestasi. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas, ini merupakan masalah yang sulit yang cukup dirasakan oeh guru kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.Ada 3 aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek Intelektual, Psikologis, dan Biologis.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah tegas menggariskan bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) MI berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
didalam
kehidupan
sehari-hari.
Proses
pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kehidupan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA 2
Cicih Sutarsih dan Nurdin. Manajemen Pendidikan Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (Alfabeta) hal.311 3 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mangajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke 4, h.1
3
perlu dilakukan secara sederhana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.4 Perkembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya, hal ini erat dengan pertumbuhannya dengan perkembangan tehnologi. Perkembangan IPA yang begitu pesat, menggugah para pendidik untuk dapatmerancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan kreatifitas sumberdaya manusia merupakan syarat mutlak ditingkatkan. Jalur yang tepat untuk meningkatkan daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Untuk dapat menyiapkan manusia yang cerdas dan mampu menerapkan apa yang dipelajarinya disekolah maka seorang guru tidak hanya mengajarkan terkait teori saja, karena jika siswa belajar dari teori saja, tanpa ada tindakan langsung atau praktek, maka pengetahuan siswa hanya pengetahuan sesaat saja dan tidak tahan lama. Karena dominan dari siswa belajar menghapal teori. Oleh karena itu penerapan dalam siswa sangat dibutuhkan sekali. Dalam proses belajar ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh seorang guru diantaranya yaitu pengelolaan kelas yang baik akibat kegagalan guru mengelola kelas maka tujuan pengajaranpun sukar tercapai. Mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas adalah upaya yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Maka pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. 5 Proses pembelajaran IPA di MI Al-Hasyimiyah masih berpusat pada guru. Didalam menyampaikan materi pelajaran masih di dominasi oleh guru siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran hanya berperan sebagai pendengar dan penonton saja. Ketidak aktifan siswa dalam pembelajaran akan mematikan kreatifitas yang dimiliki siswa, padahal kebermaknaan dalam proses pembelajaran 4 5
Standar Isi Badan Standar Isi Nasional (Jakarta 2006), h.501 Djamarah, op.cit, h.2
4
diantaranya dengansiswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta konsep yang diajarkan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Cara pengajaran yang berpusat pada guru dan kurang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran membuat siswa menjadi pasif, kurang semangat dan merasa bosan akibatnyasiswa kurang tertarik dengan pelajaran IPA yang akhirnya menyebabkan hasil belajar IPA tidak maksimal. Setelah
penulis
melakukan
wawancara
dengan
siswa-siswi
kelas I MI AL-Hasyimiyah yang berjumlah 30 orang mereka menjawab bahwa pelajaran IPA sulit karena kurang sarana pembelajaran, selalu mencatat, tidak suka dengan cara guru mengajar, siswa malas mengerjakan PR yang diberikan guru.Masalah-masalah belajar tidak hanya dialami oleh murid-murid yang pandai saja tetapi juga dapat dialami oleh murid yang kurang pandai. Dimana didalam kondisi tertentu, baik merupakan kelemahan yang dimilikinya maupun berkenalan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan dirinya. Masalah belajar juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti bahan pelajaran, instrumen, lingkungan, dan kondisi individu sipelajar.Masalah dalam belajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA. Hal ini kembali kepada hasil belajar siswa yang seharusnya ditumbuh kembangkan sejak dini, baik dari guru maupun dari siswa sendiri. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil belajar yang direncanakan sebelumnya. Hasil belajar yang dicapai siswa dapat mencerminkan kemampuan dasar yang siswa miliki6.
Dalam
proses
pembelajaran masih
banyak
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satunya model pembelajaran, dalam hal ini penulis memfokuskan pada pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya 6
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2011 cet.8 h.229)
5
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.7 Dalam model pembelajaran ini guru tidak banyak berperan didalam proses pembelajaran. Disini siswa dapat berperan untuk melakukan mencoba dan mengalaminya sendiri untuk memfasilitasi siswa untuk bisa hidup (bermakna) dari
apa
yang
dipelajarinya
pendekatan
kontekstual
diharapkan
dapat
memperbaiki hasil belajar siswa khusus pada konsep lingkungan sehat dan merawat tanaman,hewan peliharaan dan lingkungan sekitar.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat didefinisikan beberapa masalah yaitu: 1. Pembelajaran IPA selama ini masih berpusat pada guru 2. Kurang variasi guru dalam memilih strategi, metode maupun model pembelajaran dalam pembelajaran IPA 3. Siswa kurang aktif dalam peroses pembelajaran 4. Kurangnya sarana dan alat peraga dalam pembelajaran IPA.
C. Pembatasan Fokus Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup dan permasalahan agar tidak menyimpang dari judul maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan kontekstual. 2. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif. 3. Konsep lingkungan sehat, merawat tanaman,hewan peliharaan dan lingkungan sekitar
D. Perumusan Masalah
7
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta, Rajawali Pers 2011, h.189
6
Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA pada konsep lingkungan sehat, merawat tanaman,hewan peliharaan dan lingkungan sekitar setelah penerapan pendekatan kontekstual di MI Al-hasyimiyah?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah: Mendeskripsikanpeningkatan hasil belajar siswaMI Al-hasyimiyah dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual. Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan: 1. Bagi Penulis, agar dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan sumbangsi terhadap khasanahpembelajaran ilmu pengetahuan alam di MI. 2. Bagi guru,dapat dijadikan sebagaisalah satu alternatif dalam memilih variasi mengajaryang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. 3. Bagi sekolah yang diteliti,agar dapat meningkatkan mutu sekolah tersebut.
7
BAB II KAJ IAN TEORITIK DAN PENGAJUAN INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hasil Belajar Siswa Didalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan yang dimaksud tersebut berupa hasil belajar siswa “Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat proses belajar yang di tempuh” Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang secara sadar untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut segi-segi pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sebagainya. Pengertian belajar menurut para ahli sebagai berikut: Menurut Skinner, yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational psychology: The Teaching-Learning Process,berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.8 Chaplin dalam Dictionary Of Pshychologymembatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya, belajar adalah proses memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus.9 Wittig dalam bukunya pshycology of Learning mendefinisikan belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam segala macam keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Artinya dengan belajar akan
8
Muhibbbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdikarya,2010), cet ke 15, h.88 9 Ibid
7
8
terjadi perubahan tingkahlaku pada diri peserta didik yang relative menetap dan di harapkan menuju perubahan yang lebih baik lagi.10 Sementara Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionery of Pshycologi membagi belajar dengan dua definisi. Pertama belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan beraksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Setelah pengetahuan didapat peserta didik maka pengetahuan tersebut akan merubah kemampuan pada diri peserta didik dan diperkuat lagi dengan latihan yang teratur.11 Muhibbinsyah, berpendapat: ”Belajar adalah suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan iteraksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 12 Menurut pengetahuan secara psikologis belajar merupakan perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto, berpendapat: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.13 Menurut Tabrani Rusyan, “Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan” artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan keterampilan maupun sikap yang meliputi semua aspek organisme atau pribadi.14
10
Ibid, h.89 ibid 12 Ibid, h.90 13 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), cet ke5 h.2 14 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2010) cet.4 h.10 11
9
Morgan dalam bukunya Introduction to Psychologymengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkahlaku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.15 Proses belajar itu adalah kompleks sekali, tetapi dapat juga dianalisa dan di perinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu kita ketahui agar kita memiliki tekhnik pedoman dan belajar yang baik sehingga dapat menentukan proses dan hasil belajar. Prinsip-prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut diantaranya: 1.
Belajar harus bertujuan dan terarah, tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
2.
Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran itu sendiri
3.
Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
4.
Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang dipelajari dapat dikuasainya
5.
Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya
6.
Belajar harus di sertai keinginan dan kemampuan yang kuat untuk mencapai tujuan
7.
Belajar dianggap berhasil apabila sanggup menerapkan kedalam bidang sehari-hari
Robert M.Gagne mengembangkan jenis-jenis belajar menjadi lima kategori, sebagaimana diuraikan dalam bukunya The Condition of Learning yaitu: 1.
Belajar informasi verbal
2.
Belajar kemahiran intelektual
3.
Belajar pengaturan kegiatan kognitif/intelektual 15
h.84
M.Ngalim Puwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya 2010)
10
4.
Belajar sikap
5.
Belajar keterampilan motorik.16
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkahlaku yang dialami oleh individu sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tingkahlaku akibat belajar itu dapat berubah memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki dan meningkatkan perilaku yang ada. Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionory of Pshycologi membatasi belajar ada dua macam definisi: pertama belajar adalah the process of acquiring knowlegde yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua belajar adalah A relativly permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced pracitice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil praktek yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar. 1.
Relatively permanent yang secara umum menetap
2.
Response potentiality, kemampuan bereaksi.
3.
Reinporsel, yang diperkuat
4.
Practice, praktek atau latihan.17
2. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar yang dapat dijadikan tolak ukur dalam keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah: (1)daya serap terhadap materi pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok (2)Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional khusus atau (TIK) telah dicapai oleh siswa baik seara individual atau kelompok.18
16
M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurukulum Nasional (cv. Pedoman Ilmu Jaya 2007) h.95 17 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung PT.Remaja Rosdakarya 2010 cet 15) h.89 18 Djamarah op.cit, h.106
11
Dalam sistem Pendidkan Nasional, rumusan pendidikan nasional tujuan pendidikan nasional baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom atau lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom yang secara garis besar dibedakan menjadi tiga ranah yaitu: Ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. 1) Ranah kognitif Ranah kognitif mencangkup hal-hal yang bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objektives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk, dikategorikan lebih perinci secara hirarkis kedalam enam jenjang kemampuan, yaitu pengetahuan (ingatan) (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4) sintesis (C5) dan evaluasi (C6). a.
Pengetahuan (Recalling), yaitu kemampuan memahami
b.
Pemahaman (Comprehension), yaitu kemampuan memahami
c.
Aplikasi (Aplication), yaitu kemampuan penerapan
d.
Analisis (Analysis), yaitu kemampuan menganalisa suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil
e.
Sintesis (Syntesis), yaitu kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan
f.
Evaluasi (Evaluation), yaitu kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan
2) Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan pemilikan kecakapan peroses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkahlaku seperti, perhatian terhadappelajaran, motivasi belajar, penghargaan terhadap gurunya dan sebagainya.
12
Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yaitu: a.
Perhatian/penerimaan (Receiving), yaitu kemampuan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang dari siswa, seperti kesadaran, keinginan, untuk menerima stimulus respon, kontrol dan menerima rangsangan dari luar.
b.
Tanggapan (Responding), yaitu reaksi yang diberikan terhadap stimulus yang datang dari luar seperti, ketepatan reaksi, perasaan kepuasan.
c.
Penilaian penghargaan (Valuing), yaitu kesadaran menerima norma, sistem, latar belakang nilai dan lain-lain
d.
Pengorganisasian (organization), yaitu pengembangan norma dan nilai
e.
Karakteristik terhadap suatu atau nilai (Characterization), yaitu sistem nilai
yang
terbentuk
mempengaruhi
pada
keperibadian
dan
tingkahlaku.19
3) Ranah Psikomotorik Hasil belajar pada ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ada tujuh tingkatan keterampilan yakni: a.
Persepsi (Perseption)
b.
Kesiapan melakukan kegiatan (Sef)
19
c.
Mekanisme (Mechanisme)
d.
Respon terbimbing (Guided response)
e.
Kemahiran (Complex overt response)
f.
Adaptasi (Adaption)
g.
Originasi (Origination)
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung PT.Remaja Rosdakarya, 2009) cet.14 h.30
13
Keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya terpaku pada satu ranah saja melainkan ketiga ranah harus dikuasasai oleh peserta didik dengan pengetahuan (kognitif) yang dimiliki maka akan membentuk sikap dan tingkahlaku peserta didik kearah yang lebih baik lagi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa sendiri). Yang meliputi: a.
Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh melalui usaha. Termasuk aspek ini adalah tonus (tegangan otot), kondisiorgan tubuh, panca indera, dan kelenjar hormonal tertentu yang membawa kelainan tingkah laku.
b.
Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah), banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan dan berfikir.
2. Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa), Meliputi: a.
Faktor lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kelompok keempat lingkungan sosial ini akan membentuk watak dan sifat dari pesertadidik selain itu juga akan memberikan pengaruh kepada siswa pada saat belajar.
b.
Faktor lingkungan non sosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 20
20
cet.5 h.54
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta Rineka Cipta, 2010)
14
4. Pengukuran Hasil Belajar Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi atau penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa baik kemampuan penguasaan konsep, sikap maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai umpan balik yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi belajar siswa. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan yang dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai pelajaran baru. Hasil belajar anak dipengaruhi oleh kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukuan eksplorasi terhadap lingkungannya. Penilaiaan untuk mengukur hasil belajar ini dapat menggunkan suatu alat ukur yang berbentuk tes atau non tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus di jawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuanpengetahuan serta kemampuan penalarannya. Sedangkan alat ukur yang berbentuk non tes mencangkup kuesioner,wawancara,skala sikap,minat dan sebagainya.21
5. Hubungan CTL dengan Hasil Belajar Pendekatan CTL meminta siswa untuk bertindak dengan cara alami bagi manusia cara itu berfungsi sesuai dengan fungsi otak, dengan psikologi dasar manusia, saling bergantungan, memperhatikan keberagaman individu, dan pengaturan diri sendiri. Kesesuaian ini membantu siswa mengolah informasi baru secara bermakna sehingga berimplikasi pada hasil belajar yang menyenangkan. Pendekatan CTL yang dajarkan menghubungkan materi yang sudah ada dengan pengalaman dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Siswa memperoleh informasi baru dengan mengalami langsung dan mengkontruksi sendiri pengetahuan barunya dengan menghubungkannya dengan pengetahuan 21
Nana sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar,(Bandung,PT Remaja Rosdakarya 2009), h.67
15
yang dmilikinya. Hal tersebut akan berimplikasi pada meningkatnya minat siswa terhadap matapelajaran dan memperoleh hasil yang diinginkan. Dengan demikian jelaslah bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dihasilkan dari proses perubahan tingkahlaku yang meliputi aspek kognitif, apektif, dan psikomotorik sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan IPA pada konsep benda langit dan peristiwa alam.
a.
Pengertian Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan pada pemberdayaan
siswa sehingga hasil belajar bukan hanya sebatas pada pengenalan nilai, melainkan lebih pada penghayatan dan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan nyata. Terdapat beberapa definisi mengenai konsep CTL. 1. CTL adalah suatu
pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang
mengkaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan bangsa. (US Department of Education). 2. Dalam artikel Depdiknas menyebutkan bahwa CTL (1)Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultur) sehingga siswa memiliki pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (transfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lainnya. (2) Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dan situasi dunia nyata dengan mendorong pembelajaran membuat hubungan antara materi yang diajarkan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.22
22
Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung, PT. Karsa Mandiri Persada 2008) h.26-27
16
Sementara Howey R, Keneth mendefinisikan CTL sebagai berikut. CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.23 Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam pendekatan kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
b. Strategi pengajaran dan pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. 1.
CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa
23
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h.190
17
hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. 2.
CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajarri dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar
disekolah dengan
kehidupan nyata. 3. CTL
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.24
Dalam kelas tugas guru adalah menbantu siswa mencapai tujuannya. guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Dalam kurikulum pengajaran berdasarkan strategi pebelajaran kontekstual harus dirancang untuk merangsang 5 (lima) bentuk dasar dari pembelajaran: (1) Menghubungkan (relating) adalah belajar dalam suatu konteks sebuah pengalaman hidup yang nyata atau awal sebelum pengetahuan itu diperoleh siswa. (2) Mencoba (experiencing) siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. (3) Mengaplikasi (applying) (4) Bekerja sama (cooperating) (5) Proses transfer ilmu (transferring)25 Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki bekal wawasan yang cukup luas, menggunakan sumber belajar, dan media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif mencari dan melakukan serta sendiri kaitan antara konsep yang dipelajari dengan pengalamannya. 24
Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, kencana Prenada Media Group2006) h.255 25 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep Landasan dan implementasinya pada kurikulum KTSP. (Jakarta, cet.Kencana Prenada Media Group 2009) h.109
18
c.
Karakteristik pembelajaran CTL
CTL memiliki karakteristik tersendiri, ciri khas atau karakteristik pendekatan CTL ditandai oleh tujuh hal utama yaitu (1)Contruktivisme (2)Inquiry (3)Questioning (4)learning Community, (5)Modeling, (6)Reflection (7)Authentic Assesment.26 Dalam pembelajaran kontekstual ada 7 hal pokok yang harus dikembangkan oleh guru yaitu: 1.
Kontruktivisme (Contruktivisme) Bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
2. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan kegiatan inti dari pendekatan CTL, melalui upaya akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri. 3. Bertanya (Questioning) Penerapan unsur bertanya dalam penekatan CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Membiasakan siswa untuk bekerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.
5. Pemodelan (modelling) Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan mengalami 26
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran. (Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI 2009) h. 281
19
hambatan untuk memberikan pelayanan sesuai keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. 6. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. 7. Authentic Assessmen Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan imformasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa
Sehubungan dengan hal tersebut, Zahorik, mengemukakan terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL. 1.
Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yag sudah ada (activating knowledge)
2.
pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge)
3.
Pemahaman pengetahuan (understanding kowledge) artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal, melainkan untuk diyakini dan dipahami, dengan cara (1) menyusun konsep sementara (2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (3) merevisi konsep dari tanggapan tersebut kemudian dekembangkan.
4.
mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge).
5.
Melakaukan refleksi(reflecting knowledge)terhadap strategi pengembangan pengetahuan.27
Melalui pendekatan kontekstual diharapkan proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, baik itu dari segi kualitas, produktivitas maupun kreatifitas karena pada dasarnya dalam pendekatan kontekstual ini, semua pancaindera siswa diaktifkan dan dimanfaatkan pada saat proses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang lebih aktual, realistis. Dan menyenangkan. 27
Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual h.28
20
Sedangkan karakteristik pembelajaran yang membedakan dengan model lainnya yaitu: (1) kerjasama (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, mengsyikan,
(4)tidak
membosankan
(5)
belajar
dengan
bergairah,(6)
pembelajaran terintegrasi,(7) menggunakan berbagai sumber siswa aktif.28
d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual sebuah pilihan terbaik dalam pembelajaran karena sasaran utamanya sebagaimana yang telah dijelaskannya adalah untuk mencari makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan kehidupan siswa. Pinsip-prinsip kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebagai berikut: 1.
Berpusat pada siswa Artinya bahwa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) harus berpusat pada siswa, dimana siswa dibiarkan untuk aktif menggali pengetahuan baru sedangkan guru hanyalah sebagai pasilitator yaitu bertugas mengarahkan para peserta didik.
2.
Pengetahuan adalah pengalaman yang bermakna dalam kehidupan Yaitu bahwa pengetahuan baru yang didapatkan peserta didik merupakan pengalaman yang dapat bermanfaat dalam kehidupan peserta didik seharihari.
3.
Siswa praktik bukan menghapal Proses pembelajaran dilakukan bukan dengan kegiatan peserta didik mempraktekkan langsung terhadap pengetahuan baru yang didapatnya, bukan dengan cara menghapalkan pengetahua yang sudah didapatnya.
4.
Hasil belajar berupa hasil karya siswa dan perubahan prilaku Artinya bahwa dalam proses pembelajaan, diharapkan para peserta didik dapat menghasilkan sebuah karya dari apa yang telah didapatnya berupa
28
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep Landasan dan Implementasinya Pada KTSP. h.110
21
berbagai macam karya, baik itu berupa gambar maupun artikel dan sebagainya. 5.
Penilaian yang sebenarnya Jadi pada intinya adalah yang dinilai dari proses pembelajaran yaitu peserta didik itu belajar, bukan apa yang sudah diketahui peserta didik sehingga peserta didik dinilai kemampuannya dengan berbagai cara, tidak melalui dari hasil ulangan tulis.
6.
Model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak dan konteks lingkungan Bahwa pembelajaran kotekstual mampu menyesuaikan kondisi dengan karakter peserta didik sehingga tercipta keselarasan diantara keduanya akan melahirkan lulusan yang mampu menghadapi dan memecahkan permasalah kehidupan.29
Johnson menjelaskan tiga prinsip ilmiah dalam CTL yang perlu dipahami dan di implementasikan guru ketiga prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Prinsip kesalingbergantungan
Menurut para ilmuan modern, segala segala sesuatu dialam semesta yang saling berhubungan. Prinsip kesaling bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan lainnya, siswa-siswa mereka, masyarakat, dan dengan bumi.
2.
Prinsip diferensiasi
Kata diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk menghasilkan keragaman yang tak terbatas, perbedaan dan keunikan. 3.
29
Prinsip pengaturan diri
Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, h.30-31
22
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa setiap identitas terpisah dialam semesta memiliki sebuah potensi bawaan, suatu kewaspadaan, atau kesadaran.
e.
Perbedaan CTL dengan pembelajaran konvensional
Untuk membangun pemahaman yang lebih jelas tentang pembelajaran CTL dengan pembelajaran tradisional beberapa perbedaan dari pendekatan ini dapat dilihat dalam tabel berikut.30 Tabel 2.1Perbedaan CTL dengan pembelajaran konvensional Komponen Perbedaan
CTL
Konvensional
Penempatan siswa
Menempatkan siswa
Siswa ditempatkan
sebagai subjek belajar.
sebagai objek belajar
Artinya, siswa berperan
yang berperan sebagai
aktif dalam setiap
penerima informasi
pembelajaran dengan
secara pasif.
cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Cara belajar
Siswa belajar melalui
Siswa lebih banyak
kegiatan kelompok,
belajar secara individual
berdiskusi, saling
dengan menerima,
menerima, dan memberi. mencatat, dan menghapal materi pelajaran. Komponen Perbedaan
CTL
Konvensional
Konteks belajar
Pembelajaran dikaitkan
Pembelajaran bersifat
dengan kehidupan nyata
teoritis dan abstrak.
secara riil. Kemampuan belajar
30
Kemampuan didasarkan
Kemampuan diperoleh
Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, h.39-40
23
atas pengalaman
melalui latihan-latihan.
Tujuan akhir
Kepuasan diri
Nilai atau angka
Tindakan atau prilaku
Tindakan atau perilaku
Tindakan atau perilaku
yang dibangun atas
individu didasarkan
kesadaran diri sendiri,
oleh faktor dari luar
misalnya individu tidak
dirinya, misalnya
melakukan perilaku
individu tidak
tertentu karena ia
melakukan sesuatu
menyadari bahwa
disebabkan takut
prilaku itu merugikan
hukuman atau sekedar
dan tidak bermanfaat.
untuk memperoleh angka atau nilai dari guru.
Pengetahuan
Pengetahuansetiap
Kebenaran yang
individu selalu
dimilikinya bersifat
berkembang sesuai
absolut dan final karena
dengan pengalaman
pengetahuan
yang dialaminya. Oleh
dikontruksi oleh orang
karena itu, setiap siswa
lain.
bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakekat pengetahuan yang dimilikinya Komponen Perbedaan
CTL
Konvensional
Peran siswa
Siswa bertanggung
Guru adalah penentu
jawab dalam memonitor
jalannya proses
dan mengembangkan
pembelajaran.
pembelajaran mereka
24
masing-masing. Setting/tempat
Pembelajaran bisa
Pembelajaran dapat
terjadi dimana saja,
terjadi didalam kelas.
dalam konteks setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi
Keberhasilan
Keberhasilan
pembelajaran diukur
pembelajaran biasanya
dengan berbagai cara,
hanya diukur dari tes.
yaitu evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, dan wawancara.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Dari beberapa hasil penelitian yang diperoleh bahwa penggunaan pendekatan kontekstual memberikan hal yang positif terhadap proses pembelajaran. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ria Irmawati dalam skripsinya“Pengaruh
pembelajaran
kimia
terintegrasi
nilai
melalui
pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa” didapatkan hasil penelitian bahwa dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswadengan menerapkan nilai-nilai kepribadian siswa.31 Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nurhayati dalam skripsinya “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA di Kelas V Pada
31
Konsep
pesawat
Sederhana”
mengatakan
bahwa
penggunaan
Ria Irmawati, “Pengaruh pembelajaran kimia terintegrasi nilai melalui pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa” (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah)
25
pendekatan kontekstual terdapat hasil belajar baik pada aspek kognitif, apektif, dan psikomotorik selama proses pembelajaran.32
Penelitian yang juga telah dilakukan oleh Encih Suwarsihdalam skripsinya “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Bernuansa Nilai Terhadap Hasil Belajar Fisika” dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami perkembangan yang signifikan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.33
C. Hipotesis Tindakan Penulis menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual pada konsep lingkungan sehat mampu meningkatkan hasil belajar IPA.Karena pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, artinya, belajar itu lebih bermakna jika anak belajar mengalami sendiri, belajar berkerja sama dan siswa lebih aktif.
32
Nurhayati, Pengaruh Pendekatan Kontekstual di kelas v Pada Konsep Pesawat Sederhana, (Jakarta: FITK UIN Syarif hidayatullah) 33 Encih Suwarsih, “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Bernuansa Nilai terhadap Hasil Belajar Fisika, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah)
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakkan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Hasyimiyah Pondok Cabe Kembangan Utara Jakarta Barat. Untuk mata pelajaran IPA kelas I pada semester ganjil 2013, waktu penelitian di mulai pada bulan Nopember 2013. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan metode penelitian tindakan kelas.34 Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru bidang studi IPA, sedangkan posisi guru IPA sebagai Observer. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And Learning). Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini peneliti merencanakan untuk menggunakan dua siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: 1.
Perencanaan (Planning) Pada tahapan ini peneliti menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) dan instrument penelitian. Instrument yang digunakan adalah skala hasil belajar, lembar observasi, dan lembar wawancara.
2.
Tindakan (Acting) Yang dilakukan peneliti dalam tahap ini yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.
3.
Pengamatan (Observing) Proses pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan oleh observer untuk proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar.
34
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:PT.Bumi Aksara 2007),cet. Ke-7,h.16
27
4.
Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini hasil dari pengamatan yang didapat dari lembar observasi dan skala hasil belajar dianalisis bersama dengan observer sehingga dapat diketahui kekurangan pada siklus I kemudian hasil analisis dapat di jadikan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus II dan begitu seterusnya hingga penelitian ini mencapai keriteria keberhasilan lalu siklus dihentikan. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.35
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar. 3.1Siklus Penelitian
35
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta PT. Bumi Aksara 2010) cet.9 h.17
28
C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MI. Al-Hasyimiyah Kembangan Jakarta Barat yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 21 siswa Perempuan untuk semester I Tahun Pelajaran 2013.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan melakukan pendekatan kontekstual dibantu oleh guru bidang studi IPA sebagai kolabolator dan observer.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat perkembangan maka diberikan pada siklus II lebih diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. Tabel. 3.1 Tahapan Siklus I dan II Tahap Perencanaan 1
Menyiapkan kelas tempat penelitian
2
Membuat
S
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
yang
menggunakan pendekatan kontekstual
I
3
Mendiskusikan RPP dengaan dosen pembimbing dan korabolator
K
4
Menyiapkan
L U
ajar
untuk
setiap
pertemuan
dengan
penggunaan pendekatan kontekstual 5
S I
materi
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, alat peraga, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lannya
6
Menyiapkan soal latihan pada setiap pertemuan tentang lingkungan sehat dan tidak sehat
7
Menyiapkan soal akhir siklus I
29
8
Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap pelaksanaan Pretes 1
Peneliti melaksanakan proses belajar-mengajar
2
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual
3
Guru memberikan tugas pada siswa untuk menyebutkan lingkungan sehat dengan alat peraga gambar.
4
Guru memberikan hadiah dan pujian pada siswa yang terbaik
Tahap Observasi Postes Memberikan lembar observasi dan wawancara untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan membandingkan hasil belajar dan wawancara siklus I. Hasil belajar dan wawancara dianalisis dengan mengunakan metode yang sama pada tahap analisis I Postes Tahap Refleksi Mengevaluasi perkembangan kondisi siswa setelah dilakukan tindakan kedua dengan melihat hasil lembar observasi hasil belajar dan hasil wawancara berdiskusi dengan kolabolator terhadap hasil yang telah didapat dalam setiap instrumen penelitian mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada siklus II membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan.
Tahap perencanaan 1
Memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I
S
2
Menyiapkan kelas tempat penelitian
I
3
Menyusun RPP berdasarkan pendekatan kontekstual sesuai
K
dengan hasil refleksi
L
4
Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing dan kolaborator
U
5
Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
30
S
6
II
Menyiapkan soal latihan pada setiap pertemuan tentang merawat tanaman dan hewan peliharaan
7
Menyiapkan soal akhir siklus II
Tahap pelaksanaan Pretes 1
Peneliti melaksanakan proses belajar-mengajar
2
Peroses pembelajaran menggunakan kontekstual
3
Guru memberikan tugas pada siswa untuk menyebutkan merawat tanaman dan hewan peliharaan dengan alat peraga gambar.
4
Guru memberikan hadiah dan pujian pada siswa yang terbaik
Tahap Observasi
wawancara untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan membandingkan hasil belajar dan wawancara siklus I. Hasil belajar dan wawancara dianalisis dengan mengunakan metode yang sama pada tahap analisis I Postes Tahap Refleksi Mengevaluasi perkembangan kondisi siswa setelah dilakukan tindakan kedua dengan melihat hasil lembar observasi hasil belajar dan hasil wawancara berdiskusi dengan kolabolator terhadap hasil yang telah didapat dalam setiap instrumen penelitian mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada siklus II membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan.
31
F. Hasil intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dengan menerapkan pendekatan kontekstual yaitu 85% siswa mampu mencapai skor belajar > kriteria ketuntasan minimal (KKM=70,00) IPA sekolah tersebut.
G. Data dan Sumber Data Pengertian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dianalisis berdasarkan hasil belajar serta hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru sebagai peneliti, siswa, observer. Tabel: 3.2 Jenis Data, Instrumen, dan Sumber Data Data
Sumber Data
Instrumen
Hasil belajar
Siswa
Tes objektif
Kegiatan peroses belajar
Siswa dan Guru
Lembar observasi
mengajar (PBM)
H.
Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut: 1.
Tehnik Wawancara Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
Pewawancara
disebut
intervieuwer
sedangkan
yang
diwawancarai disebut intervieuwe. 2.
Tehnik Observasi Obsevasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti. Tehnik observasi dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran IPA.
3.
Tes, untuk memperoleh hasil penilaian pembelajaran IPA pada konsep lingkungan sehat dengan menggunakan dua macam test yaitu test lisan dan test perbuatan.
32
I.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen untuk mengukur produk atau hasil belajar dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes obyektif sedangkan untuk mengamati proses belajar menggunakan lembar observasi. 1. Tes obyektif Soal-soal bentuk obyektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya jawaban yang diberikan. Penelitian ini menggunakan tes obyektif berupa pilihan ganda. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Soal pilihan ganda terdiri dari 25 butir soal untuk siklus I dan silkus II. Kisi-kisi Tabel 3.3 Kisi-kisi soal Tahap
Konsep
C1
C2
Jumlah Soal yang digunakan
Siklus I
Siklus II
Lingkungan * * * * * * * 1,2,3,4,6,7,8,10,11,12, sehat dan * * tidak sehat 13,14,15,16,17,18,19, * 20,21,22,23,24,25 Merawat
*
tanaman,
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
Hewan peliharaan
*
5,9
13
* * *
* *
*
11,12, 13, 14, 15, 16, 17,
dan
* *
*
lingkungan
18, 19, 20, 21, 22, 23,
sekitar
* 24,25
Keterangan: * = yang tidak digunakan
15
33
2. Lembar observasi Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banayak digunakan untuk mengukur tingkahlaku individu ataupun proses terjadinya kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, tingkat
partisipasi
dalam
suatu
kegiatan,
proses
kegiatan
yang
dilakukannya, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatanya. Observasi dilakukan saat kegiatan itu berlangsung. Pengamatan terlebih dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkahlaku apa yang akan diamati. Dalam pengisian observasi dilakukan dengan memberitanda centang atau check list ( ) pada kolom jawaban yang telah disediakan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi langsung yang akan dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan observer lain yaitu guru IPA dikelas tersebut.
J.
Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan Analisis butir soal digunakan program anatest V4. 1.
Uji Validitas Sebuah tes dikatakan memiliki validitas apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.36 Peserta didik harus dapat menjadi alat ukur terhadap tujuan yang sudah di tentukan sebelum tes dilaksanakan. Untuk mengukur validitas soal menggunakan rumus korelasi Point Beserial, yaitu:37
rpbi=
36
Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) cet. Ke5, h.65 37 Annas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Pt. Raja Grapindo Persada, 2010). Cet. Ke22, h.258
34
Keterangan: rpbi = r point biserial Mp = Mean (Nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai peserta tes menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. Mt
= Mean skor total, yang behasil dicapai oleh peserta tes.
SDt = Standar deviasi total skor P
= Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan hasil yang didapat
kemudian
disesuaikan
dengan
rtabel
dengan
kriteriapengujian sebagai berikut : Jika rhitung> r tabel maka butir soal tesebut valid dan jika rhitung< rtabelmaka butir soal tersebut tidak valid. 2.
Uji Reliabilitas Alat ukur Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relative sama. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus Kader Richardson atau yang dikenal dengan K – R 20, yaitu:38 r11=
∑
Keterangan
38
r11
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
P
= Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
q
= banyaknya siswa yang menjawab item dengan salah
n
= banyaknya item
S2
= standar deviasi dari tes atau simpangan baku
Suharsimi Arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta (PT.Bumi Aksara, 2005) cet. Ke 5 Hal.100-101.
35
Adapun kriteria kategori reliabilitas adalah sebagai berikut 0,00 - 0,020 reliabilitas kecil 0,20 – 0,40 reliabilitas rendah 0,40 – 0,70 reliabilitas sedang 0,70 – 0,90 reliabilitas tinggi 0,90 – 1,00 reliabilitas sangat tinggi 3.
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran (TK) sebenarnya merupakan nilai rata-rata dari kelompok peserta tes. Untuk mengetahui apakah soal itu sukar, sedang atau mudah maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Makin tinggi nilai TK makin mudah nilai tersebut. Pengujian taraf kesukaran ini menggunakan rumus.39 Pada I=
Keterangan: I
= Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B
= Banyak siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal
N
= Banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud kriteria Indeks Kesukaran:40
0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,70 – 1,00 Mudah
4.
Daya Pembeda Daya pembeda suatusoal berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur 39
Nana sudjana, penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) cet. Ke15, h.137 40 Ibid, h.137
36
sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu tujuan dari pengujian daya pembeda adalah untuk melihat kemampuan butir soal dalam membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik berkemampuan rendah. Cara perhitungan daya pembeda adalah menggunakan rumus sebagai berikut:41
D = PA – PB, Dimana PA =
dan PB =
Keterangan: D
= Daya pembeda soal
PA
= Proporsi kelas atas
PA
= Proporsi kelas bawah
BA = Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal BB
= Banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal
JA
= Jumlah soal kelas atas
JB
= Jumlah siswa kelas bawah
Klasifikasi daya pembeda soal D < 0,2
Buruk
D = 0,2 – 0,4
Cukup
D = 0,4 – 0,7
Baik
D = 0,7 – 1
Sangat Baik
K. Analisis Data dan interprestasi Data Setelah data terkumpul maka dilakukan tehnik analisis data. Data yang diperoleh dari hasil Wawancara, Observasi dan Test, yaitu peneliti memberi uraian hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara
41
Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) cet. Ke5, h.213
37
yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa pada proses pembelajaran. Data tersebut diolah dengan tehnik deskripsi prosentase, kemudian dijumlahkan dikelasifikasikan, dan dibuat tabulasi (tabel). Rumus penilaianya adalah sebagai berikut:42
NP=
X 100
Keterangan: NP
= Nilai prestasi yang dicari atau diharapkan
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM
= Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100
= Bilangan tetap
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah penelitian ini berakhir peneliti menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini telah berhasil menguji adanya peningkatan hasil belajar IPA kelas I MI Al-Hasyimiyah dengan pendekatan kontekstual pada konsep lingkungan sehat,merawat tanaman,hewan peliharaan dan lingkungan sekitar. Masih banyak faktor-faktor yang belum diketahui, untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut. Setelah perencanaan tindakan dilakukan, maka untuk mengembangkan tindak lanjut dilakukan evaluasi yaitu evaluasi tujuan yang dharapkan dari penelitian ini, hasil belajar siswa yang sesuai dengan indikator ketercapaian dan tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
42
Maifalinda Fatra, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tundakan kelas, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.139.
38
Kemudian jika hasilnya belum memuaskan atau tercapai maka evaluasi ini digunakan untuk melakukan refleksi kembali. Refleksi dilakukan peneliti yaitu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Hasil observasi dalam monitoring dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan hasil observasi yang berupa proses dan hasil tindakan. Hasil observasi juga digunakan untuk evaluasi terhadap prosedur, apakah yang terjadi sudah sesuai dengan skenario pembelajaran, apakah terjadi penyimpangan dan apakah hasilnya sudah memuaskan sesuai apa yang diharapkan.
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian 1. Siklus I a). Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah: Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat lembar observasi untuk mengamati suasana pembelajaran di kelas melalui pendekatan
pembelajaran kontekstual, menyusun lembar kerja siswa
sebagai media pembelajaran dan mendesain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa. b). Pelaksanaan tindakan Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 6 dan 7 Nopember 2013. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebagai berikut Tabel 4.1. Tahapan Tindakan Siklus I Tahapan Bertanya (Questioning)
Tindakan
Aktifitas Siswa
Memberikan pertanyaan
Menjawab soal yang
dalam bentuk LKS kepada
diberikan guru
siswa menurut urutan nomor pada kelompoknya masing-masing Permodelan (Modelling)
Menunjukkan gambar yang
Memperhatikan
ada dibuku LKS yang
kegiatan yang akan
termasuk lingkungan sehat
dilakukan
dan tidak sehat
40
Tahapan Masyarakat Belajar (Learning Community)
Tindakan - Membagi kelompok
Aktifitas Siswa -
Membentuk
menjadi 6 kelompok
kelompok sesuai
pembagian kelompok di
dengan ketentuan
dasarkan pada hasil
guru
belajar siswa sebelumnya - Memberikan nomor
Kontruktivisme (Constructivisme)
-
Menyimak dan
secara berurutan kepada
mendengarkan
anggota kelompok
perintah guru
- Meminta siswa dalam
-
Memikirkan
kelompok untuk
jawaban secara
menyebutkan lingkungan
bersama-sama soal
sehat dan tidak sehat dan
yang diajukan guru
menjawab soal yang di berikan guru Inquiry (Menemukan)
- Meminta siswa untuk
-
Mengerjakan tugas
menyebutkan alat-alat
yang di berikan
kebersihan masing-
guru
masing kelompok - Memberikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok Refleksi (Reflection)
- Memberikan informasi
-
yang sebenarnya bahwa
Memperhatikan penjelasan guru
lingkungan sehat dan tidak sehat sangat berguna bagi kehidupansehari-hari. Penilaian sebenarnya
- Melakukan evaluasi dan
-
Bersama dengan
41
Tahapan
Tindakan
(Authentic Assessmen)
Aktifitas Siswa
postes untuk mengukur
guru
pemahaman siswa
menyimpulkan
terhadap materi yang di
materi dengan
pelajari
menjawab
- Bersama dengan siswa
pertanyaan yang di
menyimpulkan materi
berikan.
yang sudah di berikan dengan tanya jawab dan mengklarifikasi materi yang telah di bahas
a. Pengamatan Siklus I 1. Hasil belajar Untuk melihat ketercapaian indikator dilakukan tes berupa soal pilihan ganda, hasil tes kemampuan siswa sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Siswa Siklus I No
Siklus 1
KKM
Siklus 1
KKM
N. Gain
Pretes
70
Pos Test
70
1.
69
Tidak tuntas
92
Tuntas
0,74
2.
31
Tidak tuntas
69
Tidak tuntas
0,55
3.
62
Tidak tuntas
77
Tuntas
0,39
4.
38
Tidak tuntas
54
Tidak tuntas
0,25
5.
23
Tidak tuntas
46
Tidak tuntas
0,29
6.
92
Tuntas
85
Tuntas
0,87
7.
31
Tidak tuntas
61
Tidak tuntas
0,43
8.
62
Tidak tuntas
77
Tuntas
0,39
9.
31
Tidak tuntas
46
Tidak tuntas
0,22
10.
23
Tidak tuntas
69
Tidak tuntas
0,59
42
11.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
12.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
13.
62
Tidak tuntas
54
Tidak tuntas
0,21
14.
23
Tidak tuntas
69
Tidak tuntas
0,59
15.
92
Tuntas
85
Tuntas
0,87
16.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
17.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
18.
15
Tidak tuntas
54
Tidak tuntas
0,45
19.
77
Tuntas
69
Tidak tuntas
0,34
20.
62
Tidak tuntas
69
Tidak tuntas
0,18
21.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
22.
23
Tidak tuntas
54
Tidak tuntas
0,40
23.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
24.
69
Tidak tuntas
77
Tuntas
0,25
25.
85
Tuntas
92
Tuntas
0,46
26.
23
Tidak tuntas
38
Tidak tuntas
0,19
27.
62
Tidak tuntas
77
Tuntas
0,39
28.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
29.
77
Tuntas
85
Tuntas
0,34
30.
69
Tidak tuntas
77
Tuntas
0,25
Rata2
58
72,36
0,39
SD
24,42
15,06
0,18
Tabel 4.3 Kesimpulan Hasil Tes Kemampuan SiswaSiklus I Data
Pretes
Postes
Ngain
Max
85
92
0,47
Min
15
38
0,27
X
58
72,36
0,39
SD
24,42
15,06
0,18
43
Untuk hasil belajar pada siklus I dapat disimpulkan sebagai berikut Tabel. 4.4 Kategori Hasil Belajar Kategori
Siklus
> 0.70 = Tinggi
4 Orang
0.30 – 0.70 = Sedang
16 Orang
<0.30
10 Orang
= Rendah
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Dilakukan No.
Aspek yang dinilai
Ya
Tidak
1.
Siswa hadir dalam proses belajar mengajar
2.
Siswa memperhatikan dan mendengarkan saat guru menyampaikan materi
3.
Siswa dapat menerima materi dengan baik
4.
Siswa dapat mengerjakan kegiatan kelompok yang terdiri atas 6 kelompok
5.
Siswa tampak antusias selama melakuan kegiatan dikelas
6.
Siswa saling membantu dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok
7.
Siswa bertanya tentang konsep yang belum dipahami
8.
Setiap kelompok di berikan kesempatan untuk bertanya
9.
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru
44
10.
Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa awal pembelajaran yang diberikan dengan menerapkan pembelajaran pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus I belum berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat dari kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang belum siap masih bercanda dan kurang memperhatikan pelajaran ketika guru memberikan materi pelajaran. Pada saat guru mengajukan pertanyaan, banyak siswa yang berjalan-jalan didalam kelas melihat jawaban teman.
3. Lembar Observasi Aktivitas guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru di muat pada tabel 4.4 Tabel 4.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dilakukan No.
Aspek yang dinilai
Ya
1.
Guru membuat rencana Program pembekajaran (RPP)
2.
Guru membuka pelajaran dengan baik
3.
Guru menannyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya
Tidak
(Appersepsi) 4.
Guru menguasai materi
5.
Guru mengelola kelas dengan baik
6.
Guru memberikan tugas
7.
Memberikan pendekatan kontekstual. Langkah-langkahnya: a. Bertanya (Questioning)memberikan pertannyaan dalam bentuk LKS b. Permodelan (Modelling) menunjukkan gambar yang ada di LKS c. Masyarakat belajar (learning Community) membagi kelompok menjadi 6 kelompok d. Kontruktivisme (Contructivisme) meminta siswa
45
Dilakukan No.
Aspek yang dinilai
Ya
Tidak
bekerja kelompok e. Inquery (Menemukan) menyebutkan alat-alat kebersihan f. Refleksi (Reflection) memberikan informasi yang benar g. Penilaian (Autentic Assessmen)Melakukan evaluasi 8.
Guru bersikap Luwes, terbuka dan membantu
9.
Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas
10.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang konsep yang belum dipahami
11.
Guru menutup pelajaran dengan baik
Dari tabel diatas menunjukan bahwa awal pembelajaraan siklus 1 pertemuan pertama guru belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran.Kurang memotivasi siswa. Ketika memberikan tugas belum sepenuhnya mengkondisikan siswa.Begitu juga dalam menggunakan pendekatan kontekstual langkahlangkahnya belum maksimal melibatkan siswa,sehingga ada siswa yang kurang aktif dan kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas kelompok.
4. Catatan lapangan Selain lembar observasi pengamatan selama proses pembelajaran dimuat dalam catatan lapangan.Uraian lengkap catatan lapangan dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.7 Catatan Lapangan Siklus I Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan penerapan pendekatan Pembelajaran Kontekstual Indikator
Uraian pelaksanaannya
46
Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan penerapan pendekatan Pembelajaran Kontekstual Penempatan siswa
Cara belajar
Konteks belajar
Siswa mengerjakan soal pretes dan postes secara mandiri.terlihat beberapa siswa bingung dengan soal pretes Sebagian siswa belum memahami konsep lingkungan sehat dan tidak sehat. Terlihat ada beberapa siswa asyik mengobrol ketika proses pembelajaran berlangsung.
Membentuk kelompok guru sebagai fasilitator dengan cara berkeliling kelas memberi arahan serta memantau proses kegiatan yang berlangsung. Guru memberikan kesempatan yang besar kepada siswa untuk berperan langsung dalam proses pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan buku paket kelas I yang materinya dikatikan dengan pengalaman nyata/riil siswa. Kemampuan belajar didasarkan kepada pengalaman sehari-hari siswa. Siswa belajar bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam melaksanakan kegiatan dan mencatat hasil kegiatan. Pada saat melakukan kegiatan siswa aktif mengikuti ada beberapa siswa yang pasif dalam kegiatan.
Tindakan atau perilaku
Peran siswa
Siswa belajar bekerja sama dengan teman sekelompok
Setting/tempat
Siswa belajar melalui kegiatan diluar kelas dengan mengamati alat-alat kebersihan dan menunjukan gambar yang sesuai materi pembelajaran.
Evaluasi
Siswa mengerjakan pretes dan postes Siswa menyebutkan alat-alat kebersihan Siswa mengamati kebersihan lingkungan sekolah
47
5. Refleksi Proses pembelajaran yang dilakukan dengan siklus ini belum menunjukkan hasil yang baik kegiatan siswa, keaktifannya masih perlu refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan, untuk menemukan kekurangan pada proses pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru ataupun dilakukan oleh siswa, refleksi yang dilakukan untuk menentukan pembelajaran selanjutnya Pada pos-tes siklus I untuk hasil belajar dari jumlah siswa 30 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 20 orang (67%) dan yang belum mencapai dari target Kriteria Ketuntsan Minimal (KKM) adalah 10 orang (33%) dari target yang ingin dicapai adalah 85% untuk kegiatan gurupun masih ada yang kurang diantaranya guru kurang membangkitkan motivasi siswa, kurang fokus siswa terhadap materi yang diajarkan, siswa malas mengerjakan (PR), kurang aktif dan siswa belum bisa merespon pertanyaan dari guru, sehingga siswa tidak dapat melakukan pembelajaran dengan baik. 6. Keputusan Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus I ini, bahwa hasil belajar siswa pada konsep lingkungan sehat belum mencapai keriteria yang diharapkan, karena masih terdapat 10orang (33%) yang belum mencapai ketuntasan (KKM).Selain itu siswa juga belum terbiasa dengan pembelajaran kontekstual. Maka dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa dan untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelasini siklus II.
2. Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi perbaikan tindakan pada siklus I maka dilakukan perencanaan ulang rencana yang dibuat pada prinsipnya sama dengan siklus I hanya materi yang berbeda.
48
b. Tindakan Tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 8 dan 11 Nopember 2013 pelaksanaan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tabel 4.8. Tahapan Tindakan Siklus II Tahapan
Tindakan
Aktivitas Siswa
Bertanya (Questioning)
Memberikan pertanyaan dalam bentuk LKS kepada siswa menurut urutan nomor pada kelompoknya masingmasing
Menjawab soal yang diberikan guru
Permodelan (Modelling)
Menunjukkan gambar yang ada dibuku LKS yang termasuk merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar
Memperhatikan kegiatan yang akan dilakukan
Masyarakat Belajar
- Membagi kelompok menjadi 6 kelompok pembagian kelompok didasarkan pada hasil belajar siswa sebelumnya
-
Membentuk sesuai yang dibagikan oleh guru
-
Menyimak dan mendengarkan perintah guru
-
Memikirkan jawaban secara bersama-sama soal yang diajukan guru
(Learning Community)
- Memberikan nomor secara berurutan kepada anggota kelompok Kontruktivisme (Constructivisme)
- Meminta siswa dalam kelompok untuk menyebutkan cara merawat tanaman dan hewan peliharaan dan menjawab soal yang diberikan guru
49
Tahapan
Tindakan
Inquiry (Menemukan)
Aktivitas Siswa
- Meminta siswa untuk mengamati tanaman kacang hijau
-
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
- Memberikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok Refleksi (Reflection)
- Memberikan informasi yang sebenarnya bahwa merawat tanaman, hewan peliharaan sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari.
-
Memperhatikan penjelasan guru
Penilaian sebenarnya
- Melakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
-
Bersama dengan guru menyimpulkan materi dengan menjawab pertanyaan yang diberikan.
(Authentic Assessment)
- Bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang sudah diberikan dengan tanya jawab dan mengklarifikasi materi yang telah dibahas c. Pengamatan Siklus II 1.
Hasil belajar
Untuk melihat ketercapaian indikator dilakukan tes berupa soal pilihan ganda, hasil tes kemampuan siswa sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Tes Kemampuan SiswaSiklus II No
Siklus 2
KKM
Siklus 2
KKM
N. Gain
Pretes
70
Pos Test
70
1.
80
Tuntas
100
Tuntas
1,00
2.
73
Tuntas
93
Tuntas
0,74
50
3.
73
Tuntas
93
Tuntas
0,74
4.
73
Tuntas
80
Tuntas
0,25
5.
60
Tidak tuntas
67
Tidak tuntas
0,17
6.
87
Tuntas
100
Tuntas
1,00
7.
73
Tuntas
67
Tidak tuntas
0,22
8.
80
Tuntas
93
Tuntas
0,65
9.
60
Tidak tuntas
80
Tuntas
0,25
10.
80
Tuntas
100
Tuntas
1,00
11.
93
Tuntas
100
Tuntas
1,00
12.
80
Tuntas
100
Tuntas
1,00
13.
67
Tidak tuntas
80
Tuntas
0,39
14.
73
Tuntas
93
Tuntas
0,74
15.
93
Tuntas
100
Tuntas
1,00
16.
80
Tuntas
100
Tuntas
1,00
17.
73
Tuntas
80
Tuntas
0,26
18.
60
Tidak tuntas
70
Tuntas
0,25
19.
73
Tuntas
80
Tuntas
0,26
20.
86
Tuntas
67
Tidak tuntas
0,36
21.
93
Tuntas
100
Tuntas
1,00
22.
73
Tuntas
86
Tuntas
0,48
23.
80
Tuntas
100
Tuntas
1,00
24.
73
Tuntas
80
Tuntas
0,26
25.
86
Tuntas
100
Tuntas
1,00
26.
73
Tuntas
80
Tuntas
0,26
27.
73
Tuntas
93
Tuntas
0,74
28.
86
Tuntas
100
Tuntas
1,00
29.
93
Tuntas
100
Tuntas
1,00
30.
80
Tuntas
100
Tuntas
1,00
51
Rata2
77,56
89,36
0,73
SD
9,40
11,86
0,36
Tabel 4.10 KesimpulanHasil Tes Kemampuan SiswaSiklus II Data
Pretes
Postes
Ngain
Max
93
100
1,00
Min
60
67
0,17
X
77,56
89,36
0,73
SD
9,40
11,86
0,36
Untuk hasil belajar pada siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut
Tabel. 4.11 Kategori Hasil Belajar Kategori > 0.70
Siklus II
= Tinggi
20 Orang
0.30 – 0.70 = Sedang
6 Orang
< 0.30
4 Orang
= Rendah
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dari hasil observasi yang di laksanakan selama pembelajaran, di peroleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Dilakukan No.
Aspek yang dinilai
Ya
1.
Siswa hadir dalam proses belajar mengajar
2.
Siswa memperhatikan dan mendengarkan saat guru menyampaikan materi
3.
Siswa dapat menerima materi dengan baik
Tidak
52
Dilakukan No.
Aspek yang dinilai
Ya
4.
Siswa dapat mengerjakan kegiatan kelompok yang terdiri atas 6 kelompok
5.
Siswa tampak antusias selama melakuan kegiatan dikelas
6.
Siswa saling membantu dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok
7.
Siswa bertanya tentang konsep yang belum dipahami
8.
Setiap kelompok di berikan kesempatan untuk bertanya
9.
Siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan guru
10.
Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik
Tidak
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa awal pembelajaran yang di berikan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus II sudah berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat dari kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa sudah siap mengikuti pelajaran dengan baik tidak ada yang bercanda memperhatikan pelajaran ketika guru memberikan materi pelajaran. Pada saat guru mengajukan pertanyaan, siswa menjawab dengan baik dan tidak ada yang berjalan-jalan didalam kelas mereka aktif dalam bekerja kelompok.
3. Lembar Observasi Aktivitas guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran di amati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru di muat pada tabel 4.9.
53
Tabel 4.13 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dilakukan No.
Aspek yang dinilai
Ya
1.
Guru membuat rencana Program pembekajaran (RPP)
2.
Guru membuka pelajaran dengan baik
3.
Guru menannyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya
Tidak
(Appersepsi) 4.
Guru menguasai materi
5.
Guru mengelola kelas dengan baik
6.
Guru memberikan tugas
7.
Memberikan pendekatan kontekstual. Langkah-langkahnya: a. Bertanya (Questioning)memberikan pertannyaan dalam bentuk LKS b. Permodelan (Modelling) menunjukkan gambar yang ada di LKS c. Masyarakat belajar (learning Community) membagi kelompok menjadi 6 kelompok d. Kontruktivisme (Contructivisme) meminta siswa bekerja kelompok e. Inquery (Menemukan) mengamati kacang hijau f. Refleksi (Reflection) memberikan informasi yang benar g. Penilaian (Autentic Assessmen)Melakukan evaluasi
8.
Guru bersikap Luwes, terbuka dan membantu
9.
Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas
10.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang konsep yang belum dipahami
11.
Guru menutup pelajaran dengan baik
Dari tabel diatas menunjukan bahwa awal pembelajaraan siklus II pertemuan kedua guru sudah maksimal dalam melaksanakan pembelajaran. Sudah memotivasi siswa. Ketika memberikan tugas sudah sepenuhnya mengkondisikan siswa. Begitu juga dalam menggunakan pendekatan kontekstual langkah-
54
langkahnya sudah maksimal melibatkan siswa, sehingga siswa aktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas kelompok.
4. Catatan lapangan Selain lembar observasi pengamatan selama proses pembelajaran di muat dalam catatan lapangan.Uraian lengkap catatan lapangan dapat di lihat pada tabel 4.12 Tabel 4.14 Catatan Lapangan Siklus II Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan penerapan pendekatan Pembelajaran Kontekstual Indikator Penempatan siswa
Uraian pelaksanaannya
Cara belajar
Konteks belajar
Tindakan atau perilaku
Peran siswa
Siswa mengerjakan soal pretes dan postes secara mandiri.terlihat siswa serius dalam mengerjakan soal pretes Sebagian siswa sudah memahami konsep merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar. Siswa serius ketika proses pembelajaran berlangsung. Membentuk kelompok guru sebagai fasilitator dengan cara berkeliling kelas memberi arahan serta memantau proses kegiatan yang berlangsung. Guru memberikan kesempatan yang besar kepada siswa untuk berperan langsung dalam proses pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan buku paket kelas I yang materinya di katikan dengan pengalaman nyata/riil siswa. Kemampuan belajar didasarkan kepada pengalaman sehari-hari siswa. Siswa belajar bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam melaksanakan kegiatan dan mencatat hasil kegiatan. Pada saat melakukan kegiatan siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa belajar bekerja sama dengan teman sekelompok
55
Setting/tempat
Siswa belajar melalui kegiatan diluar kelas dengan mengamati tanaman yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
Evaluasi
Siswa mengerjakan pretes dan postes Siswa menyebutkan hewan peliharaan Siswa mengamati tanaman kacang hijau
5. Refleksi Proses pembelajaran yang di lakukan pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang lebih baik kegiatan siswa keaktifannya sangat baik. Ada beberapa hal yang mempertimbangkannya yaitu : 1. Guru sudah bagus dalam mengajar, memberikan motivasi serta bimbingan penuh kepada peserta didik sehingga siswa merasa tertarik dan berminat. 2. Guru telah melakukan aktifitasnya dengan baik sesuai indikator yang ditetapkan. 3. ketuntasan belajar mencapai 90% (27 Orang) yang mencapai KKM. 4. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dengan nilai Gain pada siklus I adalah 0,39 meningkat menjadi 0,73 pada siklus II.
6. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada konsep lingkungan sehat dan merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar dapat berpengaruhterhadap kegiatan siswa telah memenuhi indicator. Setelah melihat nilai post-tes lembar observasi guru dan wawancara banyak peningkatan yang dicapai dalam kegiatan proses pembelajaran berlangsung pada saat tindakan post-tes. Peningkatan pembelajaran yang telah di siapkan ternyata
meningkatkan
pembelajaran
yang
mencapai
tujuan
yang
diharapkan. Nilainya pada post-tesmelebihi nilai keriteria ketuntasan minimal. Pada lembar observasi dapat menunjukan komponen-komponen pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada konsep lingkungan
56
sehat dan merawat tanaman,hewan peliharaan dan lingkungan sekitar yang terdiri
dari
Kontruktivisme,Inkuiri,Bertanya,masyarakat
belajar,pemodelan,refleksi dan penilaian Autentik.Hal ini dapat dilihat dari perhatiansiswa terhadap pelajaran padasaat guru memberikan materi, keaktifan siswa,mengemukakan pendapat,dan menunjukan kegiatan yang meningkat dan keseriusan siswa saat mengerjakan tugas,serta siswa tertib saat kegiatan belajar berlangsung sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. 7. Data Hasil Wawancara Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan pada 6siswa yang terdiri dari dua orang siswa yang mendapatkan nilai tertinggi,dua orang siswa yang mendapat kan nilai sedang dan dua orang siswa yang mendapat nilai rendah. Data hasil wawancara disajikan dalam bentuk tabel 4.13 di bawah ini
Tabel 4.15 Data Hasil Wawancara No
Pertanyaan
Jawaban Siswa
1.
Apakah kamu senang belajar IPA?
Ya
2.
Apakah kamu senang jika dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan berdiskusi
Ya,karena berdiskusi itu menyenangkan bisa bertukar informasi.
3.
Apakah kamu pernah kebersihan disekitar mu?
4.
Apakah belajar lingkungan sehat,merawat tanaman dan hewan peliharaan dan lingkungan sekitar itu sulit?
5.
Bagaimana perasaanmu ketika proses Senang,karena belajar pembelajaran IPA menggunakan pendekatan dengan pendekatan kontekstual? kontekstual materi nya sesuai dengan kehidupan nyata sehari-hari. Apa manfaat bagi kamu belajar dengan Banyak manfaat pendekatan kontekstual? nya,belajar secara nyata
6.
melihat
alat-alat Ya,pernah seperti sapu,tong sampah,kemoceng,serokan sampah dan kain pel. Kalau di hapal sulit,tetapi kalau dipraktek kan secara nyata jadi lebih mudah.
57
No
Pertanyaan
Jawaban Siswa lebih mudah dipahami dan diingat
B. Pembahasan Hasil Penelitian Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah keterkaitan setiap materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Keterkaitan itu bisa dilakukan berbagai cara, materi yang terkait secara langsung, pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar dan media, melalui
pendekatan kontekstual
diharapkan proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, baik itu dari segi kualitas, produktivitas
maupun
kreativitasnya
karena
pada
dasarnya
pendekatan
kontekstual ini, semua pancaindra siswa di aktifkan dan dimanfaatkan pada saat peroses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang lebih aktual, realistis, dan menyenangkan. Penerapan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Kontekstual pada konsep lingkungan sehat mampu meningkatkan hasil belajar siswa.Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual,keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang,pemahaman terhadap konsep materi IPA masih kurang,pengalaman langsung selama proses pembelajaran,dan kemandirian dalam belajar.Hanya beberapa saja yang belajar secara mandiri.Proses belajar mengajar lebih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa kurang aktif dalam mengembangkan materi yang telah dipelajari. Setelah dilaksanakan pembelajaran mengunakan
pendekatan
kontekstual
siswa
lebih
aktif,belajar
bekerjasama,menemukan, mencoba mengalami sendiri belajar lebih bermakna. Berdasarkan skor pretest pada konsep lingkungan sehat diketahui bahwa rata-rata nilai pretest adalah 58 dan postest 72,36 dengan ketuntasan belajar pada postest siklus 1 untuk hasil belajar dari jumlah siswa 30 orang yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 20 orang (67%) dan yang belum mencapai dari target kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 10 orang(33%), dari nilai KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah 70. Data tersebut
58
menunjukkan bahwa perlu ada tindakan terhadap siswa tersebut sehingga perlu dilanjutkan kesiklus II. Pada siklus II skor pretest pada konsep merawat tanaman,hewan peliharaan dan lingkungan sekitar diketahui bahwa rata-rata nilai pretest 77,56 dan postest 89,36 sudah dalam kategori baik. Kriteria ketuntasan minimal mencapai 27 orang ( 90% ) yang mencapai KKM. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan pendekatan kontekstual pada konsep lingkungan sehat,merawat tanaman,hewan peliharaan dan lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran,guru menyajikan materi pembelajaran melalui media gambar dan alat-alat kebersihan secara konkrit (nyata)
yang
dapat
dilihat,dipegang
oleh
menghubungkan materi pembelajaran yang
siswa.Selain
itu
guru
juga
ada dalam kehidupan sehari-hari
siswa .Dalam proses pembelajaran juga dilakukan kegiatan praktek dan diskusi dengan tujuan siswa berusaha memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama dengan teman. Dengan kerjasama yang baik siswa dapat bertukar ide atau gagasan dari setiap alternatif pemecahan masalah dengan sesama anggota kelompoknya. Dalam memahami konsep IPA siswa tidak hanya cukup diberikan penjelasan secara verbal dari konsep tersebut akan tetapi siswa perlu diberikan pemahaman lebih lanjut melalui pengalaman langsung untuk membuktikan kebenaran dari sebuah konsep, karena dengan melakukan sendiri secara langsung siswa akan lebih memahami apa yang mereka pelajari (learning by doing) dan mereka akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna sehingga ingatan mereka terhadap suatu konsep akan lebih lama (long termmemory). Berdasarkan hasil observasi siklus I aktifitas siswa belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya tentang diskusi yang terjadi dalam kelompok, siswa belum terbiasa bekerjasama dengan kelompok, dan belum terbiasa dengan model pembelajaran kontekstual. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I guru melakukan perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan pada
59
siklus II seperti lebih memantau siswa dalam diskusi kelompok, menyajikan materi pembelajaran melalui media gambar dan alat-alat peraga. Pada pertemuan pertama, guru memberikan materi tentang lingkungan sehat dan tidak sehatdengan mengenalkan pada siswa benda-benda yang termasuk alat-alat kebersihan dengan media gambar dan secara langsung dimana siswa sangat antusias dalam memperhatikan media yang disajikan oleh guru.Lalu guru memberikan kesempatan kepada
siswa
untuk bertanya
dan menjawab
pertanyaan,melalui proses pembelajaran pada pertemuan pertama siswa merasa sangat senang karena dapat berdiskusi dengan teman,selain itu proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna, dimana guru dapat mengeksplor kemampuan dan kemauan siswa dalam belajar secara optimal, hal ini terungkap pada hasil wawancara. Pada pertemuan kedua guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan hasil kerja kelompok tentang cara merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar seperti merawat bunga,kucing, ikan. Pada pertemuan kedua telah terlihat peningkatan pemahaman siswa tentang merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar. Hasil wawancara dapat dijadikan sebagai data penunjang hasil penelitian.Menurut siswa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual sangat menarik dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar IPA dan menemukan hal-hal baru yang terdapat dilingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil observasi evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II maka dapat dikatakan bahwa kekurangan yang dilakukan pada siklus I telah berhasil diatasi dengan baik pada siklus II. Aktifitas siswa yang dilakukan pada sikus II mengalami peningkatan pada saat diskusi kelompok, siswa sudah bisa bekerjasama dengan kelompok, siswa tidak malu bertanya, siswa tidak takut maju ke depan untuk membacakan hasil kelompok. Kesemuanya itu kemudian
60
mengakibatkan pencapaian hasil belajar yang cukup memuaskan, jumlah siswa mencapai ketuntasan belajar sebanyak 27 orang (90%). Selain itu sikap siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada konsep lingkungan sehat sebagian besar positif. Aktivitas
siswa yang paling dominan adalah mendengarkan, memperhatikan
penjelasan dari guru dan diskusi antar siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif sedangkan untuk aktivitas guru dalam pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan baik. Hal ini terlihat dari aktifitas guru yang muncul diantaranya aktifitas membimbing, mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS menemukan konsep, menjelaskan, umpan balik, evaluasi dan tanya jawab dimana presentase untuk aktifitas diatas cukup besar. Kelebihan
pendekatan
kontekstual
siswa
lebih
aktif
mengikuti
pembelajaran, guru tidak lagi mendominasi kelas, siswa juga mampu belajar secara mandiri. Pendekatan kontekstual merupakan suatu bentuk cara mengajar yang melibatkan peserta didik untuk bekerja sama dalam kegiatan yang bebas secara bekelompok dimana kegiatan itu menghubungkan pengetahuan yang mereka miliki dengan konteks dalam kehidupan mereka sehari-hari.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Setelah di lakukan test hasil kemampuan siswa pada konsep lingkungan sehat dan merawat tanaman setiap siklusnya mengalami peningkatan .pada siklus I skor pretest siswa 58 dan posttest 72,36 dengan nilai gain pada kategori sedang
(0,39). Hasil presentase jumlah siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan belajar mengajar dalam pembelajaran IPA belum mencapai keriteria yang diharapkan (Rerata 67%). Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan skor pretest mencapai 77,56 dan skor posttest sebesar 89,36 dengan nilai gain (0,73) kategori baik (90%). Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep lingkungan sehat dan merawat tanaman dapat ditingkatkan melalui pendekatan kontekstual. B. Saran-saran 1. Bagi guru, kurangnya pengetahuan tentang pendekatan kontekstual terhadap pembelajaran IPA agar meningkatkan kualitas mengajarnya dengan kebih menekankan metode bervariasi dalam proses pembelajaran. 2. Pada setiap pembelajaran, sebaiknya guru menganalisis kekurangankekurangan yang ada pada setiap pertemuan, sehingga pada pembelajaran selanjutnya akan menjadi lebih baik. 3. Pihak sekolah hendaknya memberi dukungan pada guru-guru dalam mengembangkan model pendekatan kontekstual, dengan memberi pasilitas yang memadai.
62
DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta, PT.Bumi Aksara, 2007) Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan (Jakarta, PT.Bumi Aksara, 2005) Bahri Djammarah Syaiful, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta, PT.Rineka Cipta, 2007) Badan Standar Isi Nasional Jakarta 2006 Fatra Maifalinda 2010, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, FITK UIN Syarif Hidayatullah) Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya 2009) Masitoh dan Laksmi Dewi, 2009, Strategi Pembelajaran (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen agama RI) Purwanto M.ngalim, Psikologi Pendidikan (Bandung PT.Remaja Rosdakarya 2010) Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta, Rajawali Pers 2011) Rosalin Elin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung, PT.Karsa Mandiri Persada 2008) Syah Muhibin 2010, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya) Sutarsih Cicih dan Nurdin, Manajemen Pendidikan Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (Alfabeta) Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Jakarta, PT.Rineka Cipta 2010) Sabri Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional (CV
63
Pedoman Ilmu Jaya 2007) Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya 2009) Sanjaya Wina , Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta, Kencana Prenada 2006) Sudijono Annas, 2010, Pengantar statistik Pendidikan (Jakarta, PT.Raja Grapindo Persada) Triyanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum KTSP (Jakarta, Kencana Prenada 2009)
Lampiran : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: I / II
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 2x35 Menit
Standar Kompetensi
: Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
I.
Kompetensi Dasar : Mengenal keadaaan cuaca disekitar kita
II.
Indikator pencapaian kompetensi pembelajaran No.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menyebutkan tanda-tanda akan turun hujan
Nilai karakter -
Berfikir logis dan kreatif
2. Menyebutkan perbedaan suhu musim penghujan
-
Ingin tahu dan kreatif
3. menyebutkan akibat perbedaan musim
-
Kreatif, berfikir logis
4. menyebebutkan manfaat musim penghujan
-
Tanggung jawab, kreatif
dan musim kemarau
III.
Tujuan Pembelajaran -
Siswa dapat menyebutkan tanda-tanda akan turun hujan.
-
Siswa dapat menyebutkan perbedaan suhu musim penghujan dan musim kemarau
IV.
-
Siswa dapat menyebutkan akibat perbedaan musim
-
Siswa dapat menyebutkan manfaat musim penghujan
Materi Pembelajaran A. Materi Pokok : Peristiwa alam
B. Sub Materi : Keadaan Cuaca C. Uraian Materi : b. Perbedaan musim hujan dan musim kemarau 1. Musim penghujan Pada musim hujan udara terasa sejuk dan dingin. Cahaya matahari menjadi redup. Hampir setiap hari turun hujan. Tanah menjadi basah. Banyak tergenang air. Persedian air melimpah. Perpohonan masih tumbuh subur. Saat turun hujan hujan kadang disertai kilat adalah cahaya seperti listrik. Setelah kilat terdengar guntur. Guntur adalah suara yang keras. Saat udara dingin pakailah jaket atau baju tebal. Jaket dan baju tebal menghangatkan badan. Pakailah baju tebal saat musim hujan. Pakailah payung atau jas hujan pada waktu hujan. Pada musim penghujan air sungai meluap. 2. Musim kemarau Musim kemarau langit cerah. Tidak berawan. Matahari bersinar terang. Matahari memancarkan sinar. Suhu udara terasa panas. Orang merasa gerah. Tubuh banyak mengularkan banyak keringat. Pada musim kemarau sebaiknya memakai kaos dan pakaian tipis. Keringat tubuh banyak diserap pakaian. Pakaian kaos menyerap keringat. Musim kemarau sedikit air. Sehingga tanah berdebu. Banyak debu bertaburan. Debu mengganggu pernapasan. Debu menyebabkan batuk. Untuk menghindari debu sebaiknya kita menggunakan masker. Pada musim kemarau tanah menjadi kering. Daun-daun berguguran. Banyak pohon tinggal rantingnya. Udara terasa panas. Udara teraa panas. Persediaan air menjadi menipis. Tanaman banyak yang layu. Kekurangan air. Banyak terjadi bencana kekeringan. Musim kemarau banayk dimanfaatkan untuk mengeringkan jemuran. Musim kemarau dimanfaatkan untuk mengeringkan bahan kerajinan.
V.
Metode Pembelajaran -
Ceramah
-
Pengamatan
-
Tanya jawab
VI.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
Datang tepat waktu
-
Masuk tepat waktu
-
Disiplin
-
Mengucap salam kepada
-
Menjawab salam
-
Santun dan peduli
-
Disiplin dan rajin
-
Religius dan peduli
-
Disiplin cinta ilmu
siswa ketika memasuki kelas -
dengan sopan
Berdoa sebelum membuka pelajaran
-
Mengecek kehadiran siswa
-
Mendoakan siswa yang tidak
-
memulai pelajaran -
hadir karena sakit atau halangan -
Berdoa sebelum
Mendengarkan dan menjawab hadir
-
Mendoakan teman
Memotivasi dengan
yang tidak hadir
mengajukan pertanyaan
karena sakit atau
1. Apakah cuaca itu?
halangan
2. Apakah tanda-tanda turun -
Siswa menjawab dan
hujan?
dan ingin tahu
-
Kreatif
siap mengikuti
bertanggung jawab
pelajaran
mandiri
Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
-
-
3. Apa perbedaan musim hujan dan musim kemarau?
B. Kegiatan Inti (50 Menit) B.1. Eksplorasi
Kegiatan guru
Mengikuti lagu
membimbing siswa untuk
dengan lafald dan
menyayikan lagu tentang
intonasi yang jelas
peristiwa alam
Percayadiri, kreatif
-
Menjelaskan kegiatan
-
yang akan dilakukan
memperhatikan
-
kegiatan yang akan
Kerjasama, mandiri, tanggung jawab.
dilakukan -
Menunjukkan gambar
-
benda langit -
Menyebutkan nama
-
dari gambar tersebut
Menyiapkan peralatan
-
Membeantu guru
yang akan dipakai dalam
menyiapkan
kegiatan percobaan
perlengkapan untuk
Kreatif, logis, tanggung jawab.
-
Tanggung jawab, peduli
kegiatan percobaan
B.2. Elaborasi Kegiatan guru
Kegiatan Murit
-
-
Membagi siswa
Siswa membagi
Nilai Karakter -
Disiplin,
kedalam kelompok
menjadi empat
bertanggung
untuk melakukan
kelompok
jawab
kegiatan -
Membagi LKS kepada
-
setiap kelompok
Setiap kelompok
-
Mandiri dan
menerima LKS
bertanggung
sebagai panduan
jawab
kegiatan dalam -
Meminta siswa untuk membuat jawaban dari
-
kegiatan siswa -
Menjawab pertanyaan
-
Kreatif, berfikir
kegiatan yang
dari guru atas hasil
logis, dan
dilakukan
kegiatan
mandiri
Meminta siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatan
-
Setiap kelompok siswa menyimpulkan hasil pengamatan, kegiatan yang di lakukan
-
Kreatif dan kerja keras
B.3. Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
-
-
Memberikan
Bertanya jawab dan
konfirmasi terhadap
meluruskan kesalah
hasil eksplorasi dan
pahaman.
Percaya diri, kritis, dan logis
elaborasi melalui berbagai kegiatan -
Memberikan pesan
-
bahwa materi benda
Memperhatikan dan
-
membenarkan
Santun dan saling menghargai
langit sangat berguna bagi kehidupan kita maka menerapkan hal-hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari
C. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru -
Bersama-sama
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
-
dengan siswa
Membuat kesimpulan
Mandiri, kerja keras
kegiatan
dan keritis
Mengerjakan soal latihan -
Percaya diri dan
membuat kesimpulan tentang kegiatan materi benda langit -
Melakukan postes
-
untuk mengukur
logis
pemahaman siswa terhadap materi yang di pelajari -
Memberi tugas setiap kelompok membawa pensil warna dan buku gambar
-
Mengerjakan soal latihan -
Tanggung jawab, kreatif dan mandiri
VII.
Alat dan Sumber Belajar Buku Sumber -
Buku paket IPA sain sahabatku, Ganesa exact, Bab 6 halaman 116117
-
Buku cemara (pegangan guru)
-
Buku LKS IPA mendali, penerbit, Suadaya Murni buku LKS IPA eksis penerbit Citra Pustaka
Alat Peraga
VIII. No.
-
Payung
-
Jas hujan
-
Mantel/jaket
Penelitian Indikator
Teknik
Bentuk
Instrumen Penelitian Soal Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring
1. Menyebutkan tandatanda akan turun hujan
Tes tertulis
PG
1. Hujan yang terjadi terus menerus menyebabkan . . . . a. Banjir b. Kebakaran c. Gempa bumi
2. Menyebutkan
2. Peralatan yang dibutuhkan saat musim
perbedaan suhu
hujan adalah . . . .
musim penghujan
a. Sepeda
dan musim kemarau
b. Payung c. Topi
3. Menyebutkan akibat perbedaan musim
3. Pada musim penghujan kita memakai baju. . . . a. Tipis b. Tebal dan hangat c. Panas
4. Menyebutkan manfaat musim
4. awan hitam menebal dan petir menyambar adalah tanda-tanda . . . .
penghujan
a. Turun hujan b. Musim kemarau c. Gempa bumi Kunci Jawaban : 1. A 2. B 3. A 4. A
Mengetahui
Jakarta, Mei
2013 Kepala Sekolah
( H.Abdul Gani S.Ag)
Guru Kelas
(Romelah)
Lampiran :2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: I / II
Pertemuan
:4
Alokasi Waktu
: 2x35 Menit
Standar Kompetensi
: Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
I.
Kompetensi Dasar : Membedakan pengaruh musim kemarau dengan musim hujan terhadap kegiatan manusia
II.
Indikator pencapaian kompetensi pembelajaran No.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menyebutkan pakaian yang digunakan pada
Nilai karakter -
musim kemarau
Berfikir logis dan kreatif
2. Menyebutkan pakaian pada musim hujan
-
Ingin tahu dan kreatif
3. Membandingkan ciri-ciri musim kemarau dan
-
Kreatif, berfikir logis
-
Tanggung jawab, kreatif
musim penghujan pada musim penghujan dan lahan kering 4. Menyebutkan tanaman yang dapat ditanamam pada musim kemarau
III.
Tujuan Pembelajaran -
Siswa dapat menyebutkan pakaian yang digunakan pada musim kemarau
-
Siswa dapat menyebutkan pakaian yang digunakan pada musim penghujan
-
Siswa dapat membandingkan ciri-ciri musim kemarau dan musim penghujan pada lahan subur dan lahan kering
-
Siswa dapat menyebutkan tanaman yang dapat ditanam pada musim kenarau
IV.
Materi Pembelajaran A. Materi Pokok : Peristiwa alam B. Sub Materi : Pengaruh musim terhadap kegiatan manusia C. Uraian Materi : Pengaruh musim terhadap kegiatan manusia Musim sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia. Musim berpengaruh terhadap pakaian yang digunakan. Saat cuaca yang panas kita menyukai makanan yang segar. Minuman dingin dan segar juga disukai. Musim kemarau tanah tampak kering dan gersang. Musim kemarau sulit mencari air. Banyak suangai dan sumur yang kering. Pepohonan rontok dan daunya. Sawah ladang kekeringan. Tumbuhan banyak yang mati. Petani banyak menanam palawija. Seperti jagung dan kedelai. Tanaman palawija tidak membutuhkan banyak air. 1. Pakaian pada musim kemarau dan musim penghujan. a. Musim kemarau Musim kemarau cahaya matahari selalu memancar. Pada siang hari sinar matahari sangat menyengat. Tubuh manusia banyak keringat. Kita harus memilih pakaian yang tipis. Pakaian sebaiknya terbuat dari kapas atau katun. Pakaian dari katun terasa sejuk dan tidak gerah. Pakaian ini dapat menyerap keringat. Musim panas makanan dan minuman yang segar lebih disukai. Kipas angin banyak dipakai pada waktu musim kemarau. Pada saat keluar rumah menggunakan payung agar tidak terkena panas. Payung berbentuk melindungi kulit dari sengat matahari. Sinar matahari yang menyengat sangat membahayakan. Melindungi diri dari panas dapat juga menggunakan topi.
b. Misim penghujan Pada musim hujan matahari terhalang awan hitam. Payung untuk melindungi tubuh dari air hujan. Jas ujan dapat di gunakan untuk melindungi tubuh dari air.
2. Pengaruh musim kemarau dan musim penghujan bagi manusia Kegiatan manusia tidak selamanya ada diruangan ada kegiatan manusia yang dilakukan diluar ruangan kegiatan ini dipengaruhi cuaca. Hujan ada yang bermanfaat dan ada pula yang merugikan.
V.
Metode Pembelajaran
VI.
-
Ceramah
-
Pengamatan
-
Tanya jawab
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
Datang tepat waktu
-
Masuk tepat waktu
-
Disiplin
-
Mengucap salam kepada
-
Menjawab salam
-
Santun dan peduli
-
Disiplin dan rajin
-
Religius dan peduli
-
Disiplin cinta ilmu
siswa ketika memasuki kelas -
Berdoa sebelum membuka
dengan sopan -
pelajaran -
Mengecek kehadiran siswa
Berdoa sebelum memulai pelajaran
-
Mendengarkan dan menjawab hadir
-
Mendoakan siswa yang tidak
-
Mendoakan teman
hadir karena sakit atau
yang tidak hadir
halangan
karena sakit atau
dan ingin tahu
halangan -
Memotivasi dengan
-
Siswa menjawab dan
-
Kreatif
mengajukan pertanyaan
siap mengikuti
bertanggung jawab
1. Musim apakah saat ini?
pelajaran
mandiri
2. Pakaian yang bagaimana
sebaiknya dipakai? 3. Apa perbedaan musim hujan dan musim kemarau?
B. Kegiatan Inti (50 Menit) B.1. Eksplorasi Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
-
-
Percayadiri, kreatif
-
Kerjasama, mandiri,
Kegiatan guru
Mengikuti lagu
membimbing siswa
dengan lafald dan
untuk menyayikan lagu
intonasi yang jelas
tentang peristiwa alam -
Menjelaskan kegiatan
-
yang akan dilakukan
memperhatikan kegiatan yang akan
tanggung jawab.
dilakukan -
Menunjukkan gambar
-
benda langit
-
Menyiapkan peralatan
Menyebutkan nama
-
dari gambar tersebut
-
Membeantu guru
yang akan dipakai dalam
menyiapkan
kegiatan percobaan
perlengkapan untuk
Kreatif, logis, tanggung jawab.
-
Tanggung jawab, peduli
kegiatan percobaan
B.2. Elaborasi Kegiatan guru
Kegiatan Murit
Nilai Karakter
-
-
-
-
Membagi siswa kedalam
Siswa membagi
kelompok untuk
menjadi empat
melakukan kegiatan
kelompok
Membagi LKS kepada setiap kelompok
-
Setiap kelompok menerima LKS sebagai panduan kegiatan dalam
Disiplin, bertanggung jawab
-
Mandiri dan bertanggung jawab
kegiatan siswa -
-
Meminta siswa untuk
-
Menjawab
membuat jawaban dari
pertanyaan dari guru
kegiatan yang dilakukan
atas hasil kegiatan
Meminta siswa untuk
-
-
logis, dan mandiri
Setiap kelompok
menyimpulkan hasil
siswa menyimpulkan
pengamatan
hasil pengamatan,
Kreatif, berfikir
-
Kreatif dan kerja keras
kegiatan yang di lakukan
B.3. Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
-
-
Memberikan konfirmasi
Bertanya jawab dan
terhadap hasil eksplorasi
meluruskan kesalah
dan elaborasi melalui
pahaman.
Percaya diri, kritis, dan logis
berbagai kegiatan -
Memberikan pesan
-
bahwa materi benda
Memperhatikan dan
-
Santun dan saling
membenarkan
menghargai
langit sangat berguna bagi kehidupan kita maka menerapkan halhal tersebut dalam kehidupan sehari-hari
C. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru -
Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan materi benda langit
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
-
Membuat kesimpulan kegiatan
Mandiri, kerja keras dan keritis
-
Melakukan postes untuk
-
Mengerjakan soal
mengukur pemahaman
-
latihan
Percaya diri dan logis
siswa terhadap materi yang di pelajari -
Memberi tugas setiap
-
Mengerjakan soal
kelompok membawa
-
latihan
Tanggung jawab, kreatif dan mandiri
pensil warna dan buku gambar
VII.
Alat dan Sumber Belajar Buku Sumber -
Buku paket IPA sain sahabatku, Ganesa exact, Bab 6 halaman 116117
-
Buku cemara (pegangan guru)
-
Buku LKS IPA mendali, penerbit, Suadaya Murni buku LKS IPA eksis penerbit Citra Pustaka
Alat Peraga -
Payung
-
Jas hujan
-
Mantel/jaket
VIII. No
Penelitian Indikator
Teknik
Bentuk
. 1.
Instrumen Penelitian Soal Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring
Menyebutkan
Tes
pakaian yang
tertulis
PG
1. Pada musim kemarau tanah menjadi . . . .
digunakan pada
a. Lembek
musim kemarau
b. Kering c. Basah
2.
Menyebutkan pakaian yang
2. Musim kemarau sangat sulit untuk mencari . . . .
digunakan pada
a. Air
musim penghujan
b. Sungai c. Kayu bakar
3.
Membandingkan
3. Kekeringan mengakibatkan
ciri-ciri musim
tumbuhan menjadi. . . .
kemarau dan musim
a. Subur
penghujan pada
b. Berbunga
lahan subur dan
c. Layu
lahan kering 4.
Menyebutkan
4. Pakaian yang sesuai digunakan
tanaman yang dapat
pada musim kemarau adalah . . . .
ditanam pada musim
a. Pendek
kemarau
b. Tipis c. Tebal 5. Petani mulai mengerjakan sawah pada musim . . . . a. Penghujan b. Kemarau c. Panas Kunci Jawaban : 1. A 2. A 3. C 4. B 5. A
Mengetahui
Jakarta, Mei 2013
Kepala Sekolah
Guru Kelas
( H.Abdul Gani S.Ag)
(Romelah)
rampirantI
REKAP ANALISIS BUTIR
Rata2:18,04 SimpangBaku:3,34 KorelasiXY:0,51 ReliabilitasTes:0,67 Butir Soal:25 JumlahSubyek:24 Namaberkas:BELUM ADA NAMA.ANA
BtrBaru BtrAsli D.Pembeda(%)T. Kesukaran Korelasi Sign.Korelasi
tr
1
1
16,67 SangatMudah
0,449 Signifikan
2
2
0,00 SangatMudah
NAN
a
J
3
16,67 SangatMudah 0,512 SangatSignifikan
4
4
16,67Sedang
0,198
5
5
33,33 Sedang
0,378
6
6
0,00 Sukar
0,056
7
7
33,33 Sedang
0,306
8
8
0,00 SangatMudah
0,096
9
9
16,67 SangatMudah 0,159
10
10
16,67 SangatMudah 0,130
11
11
66,67 Sedang
0,378
t2
12
66,67 Mudah
0,478
NAN
Signifikan
i
I
L
.1
,,I
L3
13
50,00 Sedang
0,318
14
14
83,33 Sedang
0,562 SangatSignifikan
15
15
83,33SangatMudah 0,512 SangatSignifikan
16
16
50,00 Mudah
0,602 SangatSignifikan
17
t7
50,00 Sedang
0,457 Signifikan
18
18
33,33 Sedang
0,536 SangatSignifikan
19
19
-33,33Sedang
-0,013
20
2A
83,33 Mudah
0,540
21
21
-33,33 SangatSukar
-0,621
22
22
50,00 SangatMudah
23
23
33,33 SangatMudah 0,621 SangatSignifikan
24
24
33,33 SangatMudah 0,621 SangatSignifikan
25
25
33,33 SangatMudah 0,695 SangatSignifikan
SangatSignifikan
0,428 Signifikan
#I I
Lampiran9 REKAPANALISISBUTIR
Rata2:16,58 SimpangBaku:4,78 KorelasiXY:0,73 Reliabilitas Tes:0,84 ButirSoal:25 JumlahSubyek:24 Namaberkas:BELUM ADA NAMA.ANA BtrBaru BtrAsli D.Pembeda(%) T. KesukaranKorelasiSign.Korelasi I
1
Mudah 16,67Sangat
0,249
2
2
100,00Sedang
0,761 SangatSignifikan
3
3
83,33 Sedang
0,618 SangatSignifikan
4
4
33,33Mudah
0,775
5
5
50,00 Mudah
0,546 SangatSignifikan
6
6
66,67 Sedang
0,614 SangatSignifikan
7
7
50,00 SangatMudah
0,585 SangatSignifikan
8
8
16,67Sangat Mudah
0,236
9
9
33,33Sedang
0,143
10
10
0,00 Sangat Mudah -0,108
11
11
66,67Mudah
0,700 SangatSignifikan
12
12
50,00Mudah
0,480 Signifikan
13
13
-16,67Sangat Mudah A,041
14
14
33,33Mudah
15
15
66,67SangatMudah 0,589 SangatSignifikan
16
16
66,67Mudah
0,765 SangatSignifikan
l7
17
16,67Sedang
0,268
18
18
83,33 SangatMudah A,107SangatSignifikan
19
19
66,67 Mudah
20
20
83;33 SangatMudah 0,726 SangatSignifikan
0,261
0,586 SangatSignifikan
l1-
21
21
66,61 Mudah
0,150 SangatSignifikan
22
22
0,00 Sedang
-0,077
23
23
100,00 Sedang
24
24
-16,67 SangatSukar -0,249
25
25
66,67 Sedang
0,686 SangatSignifikan
0,463
Signifikan
#1 I
Lampiran10
Dokumentasi Kegiatan Selama ProsesPembelajaran
Kegiatan Siswa Pada Awal Pembelajaran KegiatanPadaSiklusI
il I
I
I
lfl KegiatanPadaSiklusII
,l
,l
.ffi0
AGAMA KEMENTERIAN urNJAKARTA
ffiffi
*"15ciputat 1s412 tndonesia i','![r,",."
FORM(FR)
No.Dokumen : Tgl.Terbit :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010
No. Revisi: Hal
01 1t1
:
IZINPENELITIAN SURATPERMOHONAN 2013 Jakarta,13September
.31........12013 Nomor: Un.O1 lF.1lKM.01 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan lzinPenelitian KepadaYth. Kepala MlAl Hasyimiyah di Tempat Assal amu'alaikum wr.wb. Denganhormatkamisampaikan bahwa, Nama
Romelah
N IM Jurusan
80901 8300508 PGMI(dualmode)
Semester
lX (sembilan)
Hasil Kontekstual untuk Meningkatkan JudulSkripsi PenerapanPendekatan BelajarIPAPadaKonsepLingkungan Sehat. danKeguruan UINJakartayang Fakultas llmuTarbiyah adalahbenarmahasiswa/i sedang menyusunskripsi, dan akan mengadakanpenelitian(riset) di yangSaudarapimpin. instansi/sekolah/madrasah Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswatersebut penelitian melaksanakan dimaksud. terimakasih. Atasperhatian kamiucapkan dankerjasamaSaudara, Wassal amu'alaikum wr.wb. a.n.Dekan Kajur PGMI
rl trlt DvP--
I
\2/
w'
l'tJl
|
FauZan/MA NrP. 197611072007011013 Tembusan: 1. DekanFITK 2. PembantuDekanBidangAkademik 3. Mahasiswayang bersangkutan
1A--/
-7f, t' I
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
Jl. lL H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesk
No.Dokumen : FITK-FR-AKD-081 Tgl,Terbit : 1 Maret 2010 No. Revisi: Hal
;
01 1t1
SURATBIMBINGANSKRIPSI Nomor : UnOl/F. l/KM .01.3/........../2013 Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta,
2013
KepadaYth.
PembimbingSkripsi FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu'alaikumwr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IIII (materi/teknis)penulisanskripsimahasiswa: Nama
:Romelah
NIM
: 809018300508
Jurusan
: PGMI(dualmode) : lX (sembilan)
Semester
JudulSkripsi : Penerapan Pendekatan Kontekstual untukMeningkatkan HasilBelajar IPAPadaKonsepLingkungan Sehat. Judultersebut telahdisetujuiolehJurusan yangbersangftutan padatanggal...................... ,
abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansialdianggap perlu, mohon pembimbing minghubungi Jurusanterlebihdahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkanselesaidalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama6 (enam) bulan berikutnyatanpasuratperpanjangan. Atas perhatiandan keda samaSaudara,kami ucapkanterima kasih. Vflas sal amu'al aikum wr.wb.
a.n.Dekan Kajur PGMI _
rl Attt1P,v \)vt Fau-zan/MA NIP. I 9761107200701 1013 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswaybs.
I
,{
a-,/
/ I; ,
YAYASAI\ TENDIDIKAN ISLA]VI ALHASYIMTYAH MADRASAH IBTIDATYAH AL.HASYIMTYAH Jl. KH. Hasyim PondokCabeRt{X}S1$I NoJl Kel. Kembangan Utara Kec. Kembangan Jakarta Barat
Surat Pernyataan Nomor:023/YPIA/M2013
Yang bertandatangan dibawah ini kepala sekolah MI Al-Hasyimiyah Jakarta Barat menerangkanbahwa nama dibawah ini: Nama
Rcmelah
Nim
809018300s08
Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PGMD
Semester
VIII (Delapan)
Nama tersebut diatas benar-benar telah melakukan penelitian (riset) di MI AlHasyimiyah selamasatu setengahbulan terhitung dari bulan Nopember 2013 Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, Nopember 2013