ANALISIS PENGARUH SHARI’A GOVERNANCE STRUCTURE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2015
Oleh : RIKA HAYATI NIM : 1111046100087
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2016M
ANALISIS PENGARUH SHARI’A GOVERNANCE STRUCTURE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2015
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Rika Hayati NIM. 1111046100087
Dibawah Bimbingan Pembimbing
Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, Msi
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2016M
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Hari ini Jum’at, 16 Desember 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Rika Hayati : 111046100087 : Perbankan Syariah : Analisis Pengungkapan Shari’a Governance Structure Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 16 Desember 2016
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Seluruh sumber yang saya gunakan selama penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Univeristas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 14 November 2016M
Rika Hayati
iv
ABSTRAK Nama
: Rika Hayati
Jurusan
: Perbankan Syariah
Judul
: Analisis Pengaruh Shari’a Governance Structure Terhadap Tingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2011-2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Shari’a Governance Structures dengan tingkat pengungkapan Corporete Social Responsibility pada perbankan syariah di Indonesia. Faktor-faktor terkait Shari’a Governance Structures yang diuji dalam penelitian ini adalah mekanisme pengawasan dan struktur kepemilikan. Mekanisme pengawasan diwakili oleh keberadaan Dewan Pengawas Syariah yang diukur menggunakan Islamic Governance Score (IG-Score). Sementara struktur kepemilikan diukur menggunakan rasio dana pihak ketiga (invesment account holders) dan ukuran perusahaan. Selain itu penelitian ini juga menganalisis tingkat pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di Indonesia berdasarkan indeks ISR. Hasil penelitian menunjukan bahwa invesment account holders (IAH) dan ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Namun, keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perbankan syariah di Indonesia.
Kata kunci: Shari’a Governance Structures, Corporate Social Responsibility, Pengungkapan, Bank Umum Syariah
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufiq,
serta
nikmatnya
sehingga
Alhamdulillah
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul : “ Analisis Pengaruh Shari’a Governance Structure terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 20112015”. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya hingga akhir zaman. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secar langsung maupun tidak langsung, membuat penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, maka penulis berterima kasih kepada : 1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak AM Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA. selaku ketua Prodi Muamalat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, Msi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan banyak ilmu, dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan keberkahan kepada beliau. 4. Segenap pimpinan dan staff perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas dan referensi yang dibutuhkan selama penulisan skripsi.
vi
5. Mamah dan Bapak ku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan doa yang tak pernah putus serta tidak mengenal lelah sampai saat ini. 6. Adik tersayng, Rantri Rahmawati, jangan pernah lelah mencari ilmu dan menggapai cita-cita. Semoga kita menjadi anak shalelah dan bisa memberikan kebanggan. 7. Teman-teman Perbankan Syariah seperjuangan, terima kasih telah saling berbagi, mendukung, mengingatkan dan mendoakan. Semoga silaturrahim kita semua tetap terjaga dan langgeng. 8. Teman, sahabat, kerabat dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, kepada Allah jugalah penulis serahkan, semoga kebaikan yang telah diberikan menjadi amal saleh dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, semoga Allah SWT. selalu memberikan jalan kebaikan dan keridhaan dalam setiap langkah baik kita. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umunya. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
Jakarta, 14 November 2016 M
Penulis Rika Hayati
vii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ iv ABSTRAK ................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6 Pembatasan Masalah .................................................................................... 7 Rumusan Malasah ........................................................................................ 8 Tujuan dan Manfaat...................................................................................... 9 Sistematika Penulisan ................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 12 A. Landasan Teori .......................................................................................... 12 1. Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................... 12 2. Islamic Social reporting (ISR) ............................................................. 24 3. Shari’a Governance Score ................................................................... 36 B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 44 C. Kerangka Konseptual ................................................................................ 47 BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 49 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 49 B. Teknik Penentuan Sampel .......................................................................... 49
viii
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 50 1. Data sekunder ....................................................................................... 50 2. Studi Kepustakaan ................................................................................ 51 D. Operasional Variabel .................................................................................. 52 1. Variabel Bebas ..................................................................................... 52 2. Variabel Terikat .................................................................................... 54 E. Metode Analisis .......................................................................................... 55 1. Uji stasioner Data ................................................................................. 60 2. Analisis Model regresi Data Panel ....................................................... 62 3. Pengujian Signifikansi .......................................................................... 69 4. Tahapan Analisa Data .......................................................................... 72 BAB IV HASIL DAN ANALISIS ............................................................................. 73 A. Tingkat Pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di Indonesia Berdasarkan Indeks ISR ............................................................................. 73 1.Tema Pendanaan dan Investasi................................................................ 73 2. Tema Produk dan Jasa ........................................................................... 75 3. Tema Karyawan ..................................................................................... 77 4. Tema Masyarakat ................................................................................... 78 5. Tema Lingkungan................................................................................... 80 6. Tema Tata Kelola Perusahaan ................................................................ 81 7. Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial BUS Kumulatif berdasarkan indeks ISR .................................................................................................. 83 B. Korelasi Shari’a Governance Structure Terhadap Pengungkapan CSR .... 86 1. Hasil Uji Stasioner Data ....................................................................... 86 2. Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................................... 87 3. Hasil Estimasi Model ........................................................................... 92 4. Pengujian Hipotesis dengan Analisa regresi Data Panel ...................... 98 5. Pembahasan dan Analisis ekonomi Hasil Penelitian .......................... 102 BAB V PENUTUP ................................................................................................... 107 A. Kesimpulan ............................................................................................... 107 B. Saran ......................................................................................................... 109 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 111 LAMPIRAN ............................................................................................................. 116
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Bentuk Akuntabilitas dan Transparansi dalam ISR ................................... 26
Tabel 2.2
Penelitian terdahulu.................................................................................... 46
Tabel 3.1
Rangkuman Variabel Bebas dan Proxy.................................................................53
Tabel 3.2
Perhitungan IG-SCORE ............................................................................. 54
Tabel 3.3
Indeks ISR .................................................................................................. 56
Tabel 3.4
Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial bank Syariah.................... 60
Tabel 4.1
Tingkat Kinerja Sosial BUS Kumulatif Berdasarkan Indeks ISR .............. 83
Tahun 2011-2015 ........................................................................................................... 84 Tabel 4.2 Perbandingan Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial BUS Tahun 2011-2015 ........................................................................................................... 85 Tabel4.3
Hasil Uji Stasioner ..................................................................................... 87
Tabel 4.4
Hasil Uji Common effect ............................................................................ 88
Tabel 4.5
Hasil Uji Fixed effect ................................................................................. 88
Tabel 4.6
Hasil Uji Chow........................................................................................... 90
Tabel 4.7
Hasil Uji Random effect ............................................................................. 90
Tabel 4.8
Hausman..................................................................................................... 91
Tabel 4.9
Regresi Tiap Bank ...................................................................................... 93
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi ............................................................................... 97 Tabel 4.11 Uji t ............................................................................................................ 99 Tabel 4.12 Uji F ........................................................................................................... 101
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan ................................................ 15
Gambar 2.2
Tiga Dimensi Keberlanjutan ................................................................. 15
Gambar 2.3
Model Penelitian ................................................................................... 47
Gambar 2.4
Model Penelitian ................................................................................... 48
Gambar 3.1
Tahapan Analisa Data ........................................................................... 72
Grafik 4.1 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Pendanaan dan Investasi ....................... 74 Grafik 4.2 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Produk dan Jasa ..................................... 76 Grafik 4.3 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Karyawan .............................................. 77 Grafik 4.4 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Masyarakat ............................................ 79 Grafik 4.5 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Lingkungan ........................................... 80 Grafik 4.6 Rata-rata Nilai Indeks ISR TemaTata Kelola Perusahaan .......................... 82 Grafik 4.7 Perbandingan Nilai Rata-rata Indeks ISR pada BUS ................................ 86
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Uji Stasioneritas ...................................................................................... 127
Lampiran 2
Skor Indeks ISR BMI dan BSM Tahun 2011-2015 ............................... 130
Lampiran 3
Skor Indeks ISR BMSI dan BRIS Tahun 2011-2015 ............................. 132
Lampiran 4
Skor Indeks ISR BSB dan BNIS Tahun 2011-2015 ............................... 133
Lampiran 5
Skor Indeks ISR BVS dan BCAS Tahun 2011-2015 ............................. 135
Lampiran 6
Skor Indeks ISR BJBS dan PBS Tahun 2011-2015 ............................... 137
Lampiran 7
Skor Indeks ISR MBS Tahun 2011-2015 ............................................... 139
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang membawa kemajuan pesat dalam dunia industri
menyebabkan
meningkatnya
kemampuan
perusahaan
dalam
mengeksplorasi alam. Namun, tindakan perusahaan terkadang di luar batas dapat membuat kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah terkait tanggung jawab sosial perusahaan sangat diperlukan guna mengontrol setiap perilaku serta tindakan perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungannya yang diharapkan dapat menopang kemandirian sosial ke masyarakat luas. Jika kita melihat beberapa negara lain di dunia, Indonesia terbilang masih baru dalam penerapan undang – undang yang mengatur tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dijabarkan dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007, mewajibkan perseroan yang bergerak di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial tersebut pada Laporan Tahunan. Di Indonesia, pelaksanaan program CSR sudah terdapat beberapa regulasi yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaanya. Beberapa regulasi dan aturan yang dapat dijadikan sebagai acuan pelaksanaan CSR, antara lain adalah: UUD Pasal 33 UUD 1945, UU No.23/1997 tentang pengelolaan Lingkungan 1
Hidup, UU No.22/2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, UU No.40/2007 Tentang Perseroan Terbatas, UU No.25/2007 Tentang Penanaman Modal, UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, dan Peraturan Mentri BUMN no 5 Tahun 2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku, terdapat beberapa alasan lain yang mendorong perusahaan untuk melaksanakan CSR. Penelitian yang dilakukan Purwitasari (2011) menjelaskan bahwa pengungkapan CSR dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki peforma keuangan, menaikkan citra merek, serta menambah daya tarik terhadap perusahaan sebagai tempat kerja yang baik, yang hingga pada akhirnya akan mempengaruhi posisi nilai tawar perusahaan di pasaran. Pada awalnya, praktik pelaksanaan serta pelaporan CSR di Indonesia didominasi oleh perusahaan – perusahaan yang go publik dan bergerak dalam sektor pertambangan atau manufaktur, hingga kemudian diikuti oleh perusahaan sektor perbankan (Fitria dan Hartanti, 2010). Dari sisi perbankan pun dibagi menjadi dua kategori yaitu perbankan konvensional dan syariah. Secara garis besar perbedaan antara dua jenis perbankan tersebut terletak pada sistem operasional kegiatannya. Pada perbankan konvensional tidak memperhatikan faktor halal – haram, riba, gharar, maysir, serta berorientasi pada pencarian keuntungan materi semata. Sedangkan pada perbankan syariah sangat memperhatikan faktor halal – haram, pemerataan kesejahteraan sosial, hingga keberkahan usaha. 2
Konsep CSR juga terdapat dalam ajaran Islam. Lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan syariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar Al Qur‘an dan Sunah, sehingga menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Oleh karena nya ikatan hubungan antara institusi dengan lingkungannya dalam konsep syariah akan lebih kuat ketimbang dalam konsep konvensional. Hal ini didasarkan pada lembaga bisnis syariah didasarkan pada dasar-dasar relijius. Sejauh ini pengungkapan atau pelaporan CSR yang dilakukan oleh perusahaan termasuk juga perbankan dan lembaga – lembaga keuangan syariah mayoritas masih mengacu kepada Global Reporting Initiatiative Index (Indeks GRI). Jika melihat prinsip atau pedoman GRI yang bersifat konvensional, maka kurang tepat bila digunakan sebagai tolok ukur pengungkapan CSR pada perbankan syariah. Yusuf (2010) menjelaskan bahwa konsep CSR yang berkembang di barat kemungkinan besar dipengaruhi oleh nilai – nilai etika, budaya, dan keyakinan masyarakat barat, khususnya Eropa dan Amerika. Haniffa (2002) berpendapat bahwa pelaporan tanggung jawab sosial pada perusahaan-perusahaan islam seharusnya juga mengungkapkan aspek spiritual sebagai fokus utama. Terkait dengan hal tersebut, Haniffa memandang bahwa perlu adanya kerangka khusus untuk pelaporan pertanggungjawaban sosial yang sesuai dengan prinsip Islam. Haniffa (2002) mengembangkan suatu indeks pelaporan yang disebut sebagai Islamic Social Reporting. Penelitian untuk mengembangkan indeks pelaporan tanggung jawab sosial yang sesuai bagi perusahaan Islam terus dilakukan. Setelah pada tahun 2002 Haniffa mencetuskan
3
mengenai Indeks islamic Social Reporting (ISR), Othman, Thani, dan Ghani (2009) juga mengembangkan indeks ISR Haniffa (2002) yang semula terdiri dari 5 tema pengungkapan menjadi 6 tema. Keenam tema tersebut adalah tema investasi dan keuangan, tata kelola organisasi, produk dan jasa, tenaga kerja, sosial, dan lingkungan. Terkait konsep nilai dalam ISR, Haniffa (2002) menjelaskan bahwa Islam ingin menyelaraskan antara kegiatan ekonomi dan juga spiritual dalam menjalankan bisnis. Syariah Islam memiliki tiga dimensi yang saling berhubungan, yaitu mencari ridho Allah SWT sebagai tujuan utama dalam membangun keadilan sosial – ekonomi, memberikan manfaat bagi masyarakat, dan mencapai kesejahteraan hidup bersama. Sehingga, dalam menciptakan pelaporan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan prinsip syariah Islam harus berdasarkan ketiga dimensi tersebut. Corporate Social Responsibility (CSR) juga memiliki kaitan erat dengan good corporate governance. Tata kelola perusahaan, terutama dalam paradigma Islam merupakan hal yang sangat penting karena memiliki kecenderungan sebagai pendorong kejujuran, integritas, keterbukaan, akuntabilitas dan tanggung jawab diantara seluruh stakeholders dalam sebuah organisasi. Disamping itu, shari’a governance merupaka hal yang sangat esensial pada institusi keuangan Islam dalam membangun dan memelihara kepercayaan pemegang saham serta stakeholder lainnya bahwa seluruh transaksi, praktek dan kegiatan yang dijalankan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
4
Farook et al. (2011) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor penentu pengungkapan CSR di bank-bank Islam memilih proxy keberadaan dewan pengawas syariah sebagai atribut pengujian yang mewakili struktur shari’a governance. Keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) berfungsi untuk meyakinkan investor bahwa bank-bank Islam patuh pada hukum-hukum dan prinsip-prinsip syariah. Struktur kepemilikan juga menetukan tingkat pengawasan dan tentu saja tingkat pengungkapan. Karim (1990) seperti dikutip oleh Farook et al. (2011) mengklasifikasikan tiga jenis utama dari pemegang saham bank-bank Islam: manajemen, investor Islam dan investor ekonomi. Dari ketiga kategori tersebut, segmen yang paling tertarik terhadap pelaksanaan kepatuhan bank akan hukumhukum dan prinsip-prinsip Islam adalah investor Islam. Semakin besar tingkat pengawasan oleh investor Islam, semakin besar kepatuhan Bank Islam terhadap melaksanakan hukum dan prinsip Islam. Oleh karena itu sejauh mana pengungkapan CSR dapat dikatakan bergantung pada tingkat pengawasan oleh kelompok investor Islam. Pada penelitian Farook dan Lanis (2005) tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada 47 Bank Syariah yang ada di 14 negara di dunia. Kondisi Sosial Politik dan Corporate Governance merupakan dua faktor yang diangkat dalam penelitian ini. Faktor Kondisi Sosial Politik terdiri dari tingkat kebebasan politik masyarakat serta proporsi masyarakat muslim, sedangkan faktor Corporate Governance terdiri dari Tata Kelola Islam (Islamic Governance) dan struktur kepemilikan 5
saham IAH (Investment Account Holders Right). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup besar dari faktor Kondisi Sosial Politik dan Corporte Governance terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sedangkan hasil penelitian Kusumastuti (2006) yang melanjutkan penelitian Farook dan Lanis (2005), memperoleh hasil bahwa hanya ada satu sub variabel Corporate Governance, yaitu Islamic Governance, yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Penelitian ini menggunakan studi kasus pada salah satu Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu PT Bank Muamalat Indonesia. Kusumastusti menambahkan indikator manajemen risiko dalam sub variabel Islamic Governance sebagaimana disyaratkan dalam Code of Best Practice for Corporate Governance in Islamic Financial Institution. Berdasarkan fakta mengenai lemahnya implementasi Corporate Governance dan pentingnya pengungkapan Corporate Social Responsibility. Terkait dengan peran sosial Bank Syariah serta berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu maka penulis mencoba untuk meneliti pengaruh Shari’a Governance Structure terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Syariah di Indonesia serta dibahas mengenai pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR untuk melihat kesesuaian yang berbasis syariah. B. Identifikasi Masalah 1. Apa dasar rujukan pelaporan kinerja sosial atau Corporate Social Responsibility yang dilakukan industri syariah selama ini? 6
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR? 3. Apa saja faktor-faktor terkait shari’ah governance structure? 4. Apa saja komponen – komponen indeks ISR? 5. Apakah Indeks ISR merupakan standar baku dalam pengungkapan CSR pada industri syariah?
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dari penelitian ini terfokus pada rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, yakni: 1. Penelitian ini hanya membahas tentang pengaruh shari’a governance structure terhadap pengungkapan CSR pada industri perbankan syariah di Indonesia dengan mengacu pada model Islamic Social Reporting Index (indeks ISR). 2. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah shari’a governance structure yang diproksikan dengan IAH (Invesment Account Holder), IG Score (Index Governance Score) dan SIZE (ukuran perusahaan). Variabel terikat yang digunakan adalah pengungkapan CSR yang diukur dengan ISR. 3. Data yang digunakan adalah laporan tahunan (annual report) dari perbankan syariah tahun 2011 sampai 2015. 4. Indeks ISR yang digunakan diambil dari dasar rujukan penelitian sebelumnya
7
5. Bank syariah yang digunakan sebagai sampel adalah Bank syariah yang telah menerbitkan laporan keuangan pada periode tahun 2011-2015. 6. Metode penelitian yang digunakan adalah content analysis, yang bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengungkapan CSR bank umum syariah dari perspektif Islam, serta bagaimana korelasi antar faktorfaktor terkait Shari’ah Governance Structure terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR dan untuk menganalisis korelasi antar faktor-faktor terkait Shari’ah Corporate Governance terhadap pengungkapan CSR pada perbankan syariah di Indonesia dilakukan analisis model regresi data panel.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana tingkat pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di Indonesia berdasarkan indeks ISR ? 2. Bagaimana pengaruh variabel shari’a governance structure (Islamic Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann) secara simultan terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh variabel sharia governance structure (Islamic Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann) secara
parsial
terhadap
tingkat
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
8
4. Variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian a. Menganalisis tingkat pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di Indonesia berdasarkan indeks ISR tahun 2011-2015 b. Menganalisis pengaruh variabel sharia governance structure (Islamic Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann) secara simultan terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015 c. Menganalisis pengaruh variabel sharia governance structure (Islamic Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann) secara parsial terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015 d.
Menentukan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015
2. Manfaat Penelitian a. Bagi perkembangan kajian Ekonomi Islam (Kegunaan Teoritis) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam pendalaman
9
isu kinerja sosial (Corporate Social Responsibility) di perusahaan khususnya pada perbankan syariah b. Manfaat bagi dunia praktik (Kegunaan Praktis) Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada para pelaku bisnis, khususnya perbankan syariah dalam menjalankan praktik pengungkapan CSR-nya. F. Sistematika Penulisan Penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu: BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai isi keseluruhan dari tulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi telaah pustaka yang menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis yang diuji pada penelitian ini. BAB III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, pemilihan sampel yang akan diteliti, pengumpulan data dan teknik analisis. BAB IV : Hasil dan Analisis
10
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian serta analisis data dan pembahasan. BAB V : Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan dari penelitian dan saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitianpenelitian mendatang.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Corporate Social Responsibility a. Definisi Corporate Social Responsibility Definisi CSR menurut WBCSD dalam Watts dan Holme (1999) adalah ―corporate social responsibility is the continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large‖.1 Definisi baku tentang CSR bersumber dari dialog internasional ―WBCSD Stakeholder Dialogue on CSR‖ pada 6-8 September 1998 di Netherlands. WBCSD (World Business Council for Sustainable Development) memaparkan bahwa tidak ada definisi yang baku secara umum mengenai CSR. Pengertian CSR bisa berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor lokal yang ada yaitu faktor budaya, agama, hukum, dan keadaan pemerintahan. Satu kata kunci penting dari definisi tersebut adalah komitmen. CSR merupakan komitmen perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk dapat berperilaku etis dan turut berkontribusi dalam membangun perekonomian negara. Secara garis besar, hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka membangun perekonomian negara adalah menciptakan lapangan
1
Watts, P., & Holme, L. (1999). CSR: Meeting Changing Expectations. WBCSD Publication .
12
kerja, meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, serta peduli terhadap masyarakat sekitar dan masyarakat pada umumnya.2 Konsep CSR mengarah kepada tanggung jawab bisnis secara etis kepada para pihak yang berkepentingan. CSR adalah komitmen suatu organisasi dalam melakukan bisnis berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan sekaligus menyelaraskan berbagai kepentingan para pihak (Siwar dan Hossain, 2009).3 Dalam penelitiannya, Garriga dan Mele (2004) mengklasifikasikan empat teori mengenai CSR, antara lain: 1. Teori Instrumen (Instrumental Theories) Dalam teori ini, perusahaan diasumsikan sebagai instrumen yang menciptakan kemakmuran dan itulah tanggung jawab sosialnya. Aspek ekonomi yang dipertimbangkan dalam teori ini hanya interaksi antara bisnis dengan masyarakat. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan sosial hanya akan diterima jika, dan hanya jika, konsisten dengan kegiatan menciptakan kemakmuran tersebut. 2. Teori Politik (Political Theories) Teori ini menekankan pada kekuatan sosial dari sebuah perusahaan, terutama dalam hal hubungannya dengan masyarakat dan tanggung jawabnya terhadap arena politik terkait dengan kekuatan sosial tersebut. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial tertentu. 2
Raditya, Nurul Amilia, Op. Cit., hlm. 13. Siwar, C., & Hossain, M. T. (2009). An analysis of Islamic CSR concept and the opinions of Malaysian managers. Management of Environmental Quality: An International Journal, 20 , 290298. Raditya, Nurul Amilia, Op. Cit., hlm. 14. 3
13
3. Teori Integratif (Integrative Theories) Teori ini menganggap bahwa suatu bisnis harus dapat mengintegrasikan segala tuntutan sosial. Teori ini menyatakan bahwa keberlangsungan dan pertumbuhan suatu bisnis tergantung pada masyarakat dan bahkan untuk keberadaan bisnis itu sendiri. 4. Teori Etika (Ethical Theories) Teori ini memahami bahwa hubungan antara bisnis dan masyarakat tertanam dalam nilai-nilai etika. Hal ini menghasilkan suatu visi CSR dari sudut pandang etika, akibatnya perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial sebagai bentuk dari tuntutan etika yang di atas segalanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keempat teori tersebut merupakan konsep dasar dari perkembangan teori CSR. Teori CSR yang berkembang saat ini dapat dikatakan memiliki fokus utama terhadap empat aspek, yakni mencapai tujuan yang menghasilkan profit jangka panjang, menggunakan kekuatan bisnis sebagai jalur untuk melaksanakan tanggung jawab, mengintegrasikan tuntutan atau kebutuhan sosial, dan memberikan kontribusi terhadap masyarakat sebagai bentuk dari perilaku etis perusahaan terhadap masyarakat.4
4
Ibid.,
14
Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan Corporate Responsibility (Sustainable Development)
Corporate Financial Responsibility
Corporate Environmental Responsibility
Corporate Social
Responsibility
Sumber: Watts dan Holme (1999)
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga pilar utama, yaitu tanggung jawab keuangan perusahaan, tanggung jawab lingkungan perusahaan, dan tanggung jawab sosial perusahaan (Watts dan Holme, 1999). Menurut Steurer, pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi mereka.5 Gambar 2.2 Tiga Dimensi Keberlanjutan Economic Sustainability
Enviromental Sustainability
Social Sustainability
Sumber: Dyllick dan Hockerts (2002)
Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga dimensi utama, yakni ekonomi, ekologi, dan sosial. Integrasi di antara ketiga dimensi tersebut sebagai tripple-bottom-line. Hubungan di antara ketiga dimensi tersebut ditunjukkan 5
Steurer, R., Langer, M. E., Konrad, A., & Martinuzzi, A. (2005). Corporations, Stakeholders and Sustainable Development I: A Theoretical Exploration of Business-Society Relations. Journal of Business Ethics, 61 , 263-281.
15
dalam Gambar 2.2 di atas. Dalam pemikiran yang sempit, keberlanjutan ekonomi dianggap hanya dapat memberikan keberhasilan jangka pendek. Oleh karena itu, dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial harus dipenuhi secara simultan untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang karena ketiga dimensi tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.6
b. Motif dan Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Menurut Saidi dan Abidin ada tiga tahap atau paradigma yang berbeda yang mendorong perusahaan melakukan CSR.7 1) Tahap pertama adalah corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan. 2) Tahap yang kedua adalah corporate philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial. 3) Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial. Pelaksanaan CSR akan berdampak positif bagi perusahaan tersebut. Menurut Susanto (2007:26-33) CSR memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan sebagai berikut : 8
6
Dyllick, T., & Hockerts, K. (2002). Beyond the Business Case for Corporate Sustainability. Business Strategy and the Environment, 11 , 130-141. 7 Suharto, E. (2007). Corporate Social Responsibility: What is and Benefit for Corporate., dari http://www.policy.hu/suharto 8 Gustani., 2013. Analisis Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial Bank Syariah Berdasarkan Indeks ISR, Skripsi, STEI SEBI
16
1) CSR akan mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima oleh perusahaan. perusahaan yang konsisten melaksanakan CSR akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dari aktivitas yang dijalankan. 2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian pula ketika perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkan. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik, yang secara konsisten melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 3) CSR akan memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya. 4) CSR akan meningkatkan penjualan produk. Dalam riset Roper Search Worldwide mengungkapkan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan CSR. Dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga motif yang mendorong perusahaan melaksanakan CSR. Ketiga motif tersebut setidaknya akan dipengaruhi oleh jenis perusahaan yang dijalankan. Bagi perusahaan yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah maka motif
17
yang paling berpengaruh adalah motif keagamaan. Pelaksanaan CSR juga akan membawa dampak positif bagi keberlanjutan sebuah perusahaan, hal ini juga akan meminimalisir dampak negatif dari hadirnya perusahaan bagi masyarakat dan lingkungan. Setelah melaksanakan CSR, maka perusahaan juga dituntut untuk mengungkapakan informasi CSR yang telah dilaksanakan. Berikut ini akan dibahas teori tentang pengungkapan CSR. c. Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Islam CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi kepentingan
religius,
ekonomi,
hukum,
etika
dan
discretionary
responsibilities sebagai lembaga finansial intermediari baik itu bagi individu maupun bagi institusi. Tanggung jawab religius mengacu kepada kewajiban menyeluruh bagi institusi finansial Islam untuk mematuhi hukum Islam pada seluruh kegiatannya. Tanggung jawab ekonomi mengacu kepada kewajiban bank syariah untuk mematuhi kelayakan ekonomi secara efisien dan menguntungkan. Kewajiban hukum mengacu kepada institusi finansial Islamuntuk mematuhi hukum dan peraturan di negara tempat beroperasinya institusi tersebut. Tanggung jawab etika yang dimaksud dalam AAOIFI yaitu menghormati masyarakat, norma agama, dan kebiasaan yang tidak diatur dalam hukum. Sedangkan discreationary responsibilities mengacu kepada ekspetasi yang diharapkan oleh
18
pemegang saham bahwa
institusi finansial Islam akan melaksanakan
peran sosialnya dalam mengimplementasikan cita-cita Islam. Islam adalah agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai sosial di masyarakat ketimbang hanya sekedar menghadapkan wajah kita ke barat dan ke timur dalam shalat. Tanpa mengesampingkan akan pentingnya shalat dalam Islam, Al Quran mengintegrasikan makna dan tujuan shalat dengan nilai-nilai sosial. Di samping memberikan nilai keimanan berupa iman kepada Allah SWT, Kitab-Nya, dan Hari Kiamat, Al Quran menegaskan bahwa keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak disertai dengan amalan-amalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin kesejahteraan mereka yang membutuhkan, seperti pada QS. Al Baqarah ayat 177 berikut. Allah berfirman :
“bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
19
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orangorang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Baqarah:177) Dalam konteks ini, maka CSR dalam perspektif Islam adalah praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara islami. Perusahaan memasukan norma- norma agama islam yang ditandai dengan adanya komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial di dalam operasinya. CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi kepentingan
religius,
ekonomi,
hukum,
etika,
dan
discretionary
responsibilities sebagai lembaga fianansial intermediari baik bagi individu maupun institusi.9 Dengan demikian, praktik bisnis dalam kerangka CSR Islami mencakup serangkaian kegiatan bisnis dalam bentuknya. Meskipun tidak dibatasi jumlah kepemilikan barang, jasa serta profitnya, namun cara-cara untuk memperoleh dan pendayagunaannya dibatasi oleh aturan halal dan haram oleh syariah (Suharto,2010).
9
Rizkiningsing, P. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Studi Kasus Pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara Gulf Cooperation Council. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
20
Menurut Suharto (2010) dalam Islam, CSR yang dilakukan harus bertujuan untuk menciptakan kebajikan bukan melalui aktivitas-aktivitas yang
mengandung
unsur
riba,
melainkan
dengan
praktik
yang
diperintahkan Allah berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf. CSR juga harus mengedepankan nilai kedermawanan dan ketulusan hati. Perbuatan ini lebih Allah cintai dari ibadah-ibadah mahdhah. Rasulullah SAW bersabda, “Memenuhi keperluan seorang mukmin lebih Allah cintai dari pada melakukan dua puluh kali haji dan pada setiap hajinya menginfakan ratusan ribu dirham dan dinar”. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda, “Jika seorang muslim berjalan memenuhi keperluan sesama muslim, itu lebih baik baginya daripada melakukan tujuh puluh kali thawaf di Baitullah.” Selain itu, pelaksanaan CSR dalam Islam juga merupakan salah satu upaya mendorong produktivitas masyarakat yang kemudian guna menjaga keseimbangan distribusi kekayaan di masyarakat. Islam mewajibkan sirkulasi kekayaan terjadi pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya sirkulasi kekayaan hanya pada segelintir orang (Yusanto dan Yunus, 2009:165-169). Allah Berfirman :
21
“....supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu...” (QS. Al hasyr: 7). Islam juga memerintahkan praktik CSR pada lingkungan. Prinsipprinsip mendasar yang membentuk filosofi kebajikan lingkungan yang dilakukan secara holistik oleh Nabi Muhamad SAW adalah keyakinan akan adanya saling ketergantungan di antara makhluk ciptaan Allah. Karena Allah SWT menciptakan alam semesta ini secara terukur, baik kuantitatif maupun kualitatif (lihat QS. Al Qamar: 49) dan dalam kondisi yang seimbang (QS. Al Hadid:7). Sifat saling ketergantungan antara makhluk hidup adalah sebuah fitrah dari Allah SWT. Dari prinsip ini maka konsekuensinya adalah jika manusia merusak atau mengabaikan salah satu bagian dari ciptaan Allah SWT, maka alam secara keseluruhan akan mengalami penderitaan yang pada akhirnya juga akan merugikan manusia (Sharing,2010).10 Allah SWT berfirman:
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar.” (QS. Ar Rum:41) Dari penjelasan diatas menunjukan bahwa Islam telah mengatur dengan begitu jelas tentang prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam 10
Gustani, Op. Cit., hlm. 22
22
CSR, padahal isu CSR baru dimulai pada abad ke-20. Bahkan dalam berbagai code of conduct yang dibuat oleh beberapa lembaga, Islam telah memberikan penjelasan terlebih dahulu. Misalnya, dalam draft ISO 26000, Global Reporting Initiatives (GRI), UN Global Compact, International Finance Corporation (IFC), dan lainnya telah menegaskan berbagai instrumen indikator bagi pelaksanaan komitmen CSR perusahaan demi pemenuhan target pembangunan berkelanjutan—seperti isu lingkungan hidup, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, perlindungan konsumen, tata kelola perusahaan, praktik operasional yang adil, dan pengembangan masyarakat. Dan bila ditilik lebih lanjut, sebenarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan representasi berbagai komitmen yang dapat bersinergi dengan pengamalan prinsip kehidupan Islami11. Dalam bangunan ekonomi Islam, aktivitas sosial juga menjadi salah satu elemen yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam mekanisme
perekonomian.
Sektor
sosial
dalam
sebuah
sistem
perekonomia dapat diklasifikasikan kedalam sektor sukarela (voluntary sector) atau lebih dikenal dengan sektor ketiga. Sektor ini menjadi pelengkap dari dua sektor utama yaitu sektor publik dan sektor swasta.12 CSR merupakan Komitmen dan aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Persoalan bagi para pelaku usaha adalah stategi dan konsep 11
Sampurna, M. E. (2007). Sinergi CSR dalam Perspektif Islam. Dipetik 11 15, 2012, dari www.csrindonesia.com/data/articles/20080310083332-a.pdf 12 Sakti, A. (2007). Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Tangerang: AQSA-publishing.
23
penerapan CSR di lingkungan dan masyarakat agar tepat sasaran dan sesuai dengan corporate bunisnees value. Untuk itu, riset, komunikasi, sustainable empowerment, sincerity dan stretegi lainnya sangat diperlukan. Agar proses keberlangsungan dakwah Islam dan tujuan menjadi rahmatan lil aa‘lamiin dapat tercapai. Islam mengajarkan tanggung jawab agar mampu mengendalikan diri dari tindakan melampaui batas kewajaran dan kemanusiaan. Tanggung jawab ini mencakup tanggung jawab kepada Allah, kepada sesama dan lingkungannya.
2. Islamic Social Reporting (ISR) a. ISR Bagian dari Kerangka Syariah Sebelum membahas Islamic Social Reporting (selanjutnya ISR), akan dibahas tentang kerangka syariah (the sharia framework) terlebih dahulu. Kerangka syariah pertama kali digagas oleh Haniffa dan Hudaib (2000), lalu dikembangkan oleh Haniffa (2002) menjadi landasan dasar atas terbentuknya ISR yang komprehensif. Kerangka syariah ini akan menghasilkan aspek-aspek material, moral, dan spiritual dalam pelaporan ISR perusahaan (Raditya,2012). ISR pertama kali digagas oleh Ross Haniffa pada tahun 2002 dalam tulisannya yang berjudul “Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective”. ISR lebih lanjut dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Rohana Othman, Azlan Md Thani, dan Erlane K Ghani pada tahun 2009 di Malaysia dan saat ini ISR masih terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti
24
selanjutnya. Menurut Haniffa (2002) terdapat banyak keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional, sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual ISR yang berdasarkan ketentuan syariah. ISR tidak hanya membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajiban terhadap Allah dan masyarakat. 13 ISR adalah standar pelaporan kinerja sosial perusahaan-perusahaan yang berbasis syariah. Indeks ini lahir dikembangkan dengan dasar dari standar pelaporan berdasarkan AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing peneliti berikutnya. Secara khusus indeks ini adalah perluasan dari standar pelaporan kinerja sosial yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual. Selain itu indeks ini juga menekankan pada keadilan sosial terkait mengenai lingkungan, hak minoritas, dan karyawan (Fitria dan Hartati, 2010). 14 Tujuan ISR: 1) Sebagai bentuk akuntablitas kepada Allah SWT dan masyarakat 2) Meningkatkan transparansi kegiatan bisnis dengan menyajikan informasi yang relevan dengan memperhatikan kebutuhan spiritual investor muslim atau kepatuhan syariah dalam pengambilan keputusan.
13
Gustani., dalam Haniffa, R. (2002, July). Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective. Indonesia Management & Accounting Research , 3, hal. 128-146. 14 Ibid.
25
Tabel 2.1 Bentuk Akuntabilitas dan Transparansi dalam ISR Bentuk Akuntabilitas:
Bentuk Transparansi:
1. Menyediakan prduk yang halal dan 1. Memberikan informasi mengenai baik semua kegiatan halal dan haram dilakukan 2. Memberikan informasi yang relevan 2. Memenuhi hak-hak Allah dan mengenai pembiayaan dan kebijakan masyarakat investas 3. Mengejar keuntungan yang wajar 3. Memberikan informasi yang relevan sesuai dengan prinsip Islam mengenai kebijakan karyawan 4. Mencapai tujuan usaha bisnis
4. Memberikan informasi yang relevan mengenai hubungan dengan masyarakat
5. Menjadi karyawan dan masyarakat
5. Memberikan informasi yang relevan mengenai penggunaan sumber daya dan perlindungan lingkungan
6. Memastikan kegiatan usaha yang berkelanjutan secara ekologis 7. Menjadikan pekerjaan sebagai bentuk ibadah Sumber : Gustani, Op. Cit., hlm. 22 b. Indeks ISR
Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang digunakan sebagai indikator dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis syariah. Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan Indeks ISR, yaitu Tema Pendanaan dan Investasi, Tema Produk dan Jasa, Tema Karyawa, Tema Masyarakat, dan Tema Lingkungan Hidup. Kemudian dikembangkan oleh Othman et al (2009) dengan menambahkan satu tema pengungkapan yaitu tema Tata Kelola Perusahaan. Setiap tema pengungkapan memiliki sub-tema sebagai indikator pengungkapan tema tersebut. Beberapa peneliti Indeks ISR sebelumnya
26
memiliki perbedaan dalam hal jumlah sub-tema yang digunakan, tergantung objek penelitian yang digunakan.
1) Tema Pendanaan dan Investasi (Finance & Investment Theme) 15 Konsep dasar pada tema ini adalah tauhid, halal & haram, dan wajib. Beberapa informasi yang diungkapkan pada tema ini menurut Haniffa (2002) adalah praktik operasional yang mengandung riba, gharar, dan aktivitas pengelolaan zakat. Sakti (2007) menjelaskan bahwa secara literatur riba adalah tambahan, artinya setiap tambahan atas suatu pinjaman baik yang terjadi dalam transaksi utang-piutang maupun perdagangan adalah riba. Kegiatan yang mengandung riba dilarang dalam Islam, sebagaimana ditegaskan Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 278-279. Salah satu bentuk riba di dunia perbankan adalah pendapatan dan beban bunga. Kegiatan yang mengandung gharar pun merupakan yang terlarang dalam Islam. Gharar adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya uncertainty to both parties. Praktik gharar dapat terjadi dalam empat hal, yaitu kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan. Contoh transaksi modern yang mengandung riba adalah transaksi lease and purchace, karena adanya ketidak jelasan antara transaksi sewa atau beli yang berlaku (Karim, 2004). Bentuk lain dari gharar adalah future on delivery trading atau margin trading, jual-beli valuta asing bukan transaksi
15
Ibid.
27
komersial (arbitage baik spot maupun forward, melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli (short selling), melakukan transaksi pure swap, capital lease, future, warrant, option, dan transaksi derivatif lainnya (Arifin,2009). Aspek lain yang harus diungkapkan oleh entitas syariah adalah praktik pembayaran dan pengelolaan zakat. Entitas syariah berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari laba yang diperoleh, dalam fikh kontemporer di kenal dengan istilah zakat perusahaan. Berdasarkan AAOIFI, perhitungan zakat bagi entitas syariah dapat menggunakan dua metode. Metode pertama, dasar perhitungan zakat perusahaan dengan menggunakan metode net worth (kekayaan bersih). Artinya seluruh kekayaan perusahaan, termasuk modal dan keuntungan harus dihitung sebagai sumber yang harus dizakatkan. Metode kedua, dasar perhitungan zakat adalah keuntungan dalam setahun (Hakim,2011). Selain itu bagi bank syariah berkewajiban untuk melaporkan laporan sumber dan penggunaan dana zakat selama periode dalam laporan keuangan. Bahkan jika bank syariah belum melakukan fungsi zakat secara penuh, bank syariah tetap menyajikan laporan zakat (PSAK 101, 2011). Pengungkapan selanjutnya yang merupakan penambahan dari Othman et al (2009) adalah kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan kebangkrutan klien, neraca dengan nilai saat ini (Current Value Balance Sheet ), dan laporan nilai tambah (Value added statement). Terkait dengan kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan
28
kebangkrutan klien Untuk meminimalisir resiko pembiayaan, Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mencadangkan penghapusan bagi aktiva-aktiva produktif yang mungkin bermasalah, praktik ini disebut pencadangan penghapusan piutang tak tertagih (PPAP). Dalam fatwa DSN MUI
ditetapkan
bahwa
pencadangan
harus
diambil
dari
dana
(modal/keuntungan) bank. Sedang menurut AAOIFI, pencadangan disisihkan dari keuntungan yang diperoleh bank sebelum dibagikan ke nasabah. Ketentuan PPAP bagi bank syariah juga telah diatur dalam PBI No.5 Tahun 2003. Pengungkapan lainya adalah Neraca menggunakan nilai saat ini (current value balance sheet/CVBS) dan laporan nilai tambah (value added statement/VAS). Menurut Nurhayati dan Wasilah (2009) metode CVBS digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode historical cost yang kurang cocok dengan perhitungan zakat yang mengharuskan perhitungan kekayaan dengan nilai sekarang. Sedang VAS menurut Harahap (2008) adalah berfungsi untuk memberikan informasi tentang nilai tambah yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu dan kepada pihak mana nilai tambah itu disalurkan. Dua sub-tema ini tidak digunakan dalam penelitian ini, karena belum diterapkan di Indonesia. Menurut Haniffa dan Hudaib (2007) aspek lain yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah jenis investasi yang dilakukan oleh bank syariah dan proyek pembiayaan yang dijalankan. Aspek ini cukup diungkapkan secara umum.
29
2) Tema Produk dan Jasa (Products and Services Theme) 16 Menurut Othman et al (2009) beberapa aspek yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah status kehalalan produk yang digunakan dan pelayanan atas keluhan konsumen. Dalam konteks perbankan syariah, maka status kehalalan produk dan jasa baru yang digunakan adalah melalui opini yang disampaikan oleh DPS untuk setiap produk dan jasa baru. Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank syariah. Anggota DPS harus terdiri dari para pakar di bidang syariah muamalah dan pengetahuan umum bidang perbankan. Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN. DPS juga memiliki fungsi sebagai mediator antara bank dan DSN dalam pengkomunikasian dalam pengembangan produk baru bank syariah. oleh karena itu, setiap produk baru bank syariah harus mendapat persetujuan dari DPS (Wiroso,2009). Hal ini penting bagi pemangku kepentingan Muslim untuk mengetahui apakah produk bank syariah terhindar dari hal-hal yang dilarang syariat. Selain itu pelayanan atas keluhan nasabah harus juga menjadi prioritas bank syariah dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. Saat ini hampir seluruh bisnis mengedepankan aspek pelayanan bagi konsumen
16
Ibid.
30
atau nasabah mereka. Karena pelayanan yang baik akan berdampak pada tingkat loyalitas nasabah. Hal lain yang harus diungkapkan oleh bank syariah menurut Haniffa dan Hudaib (2007) adalah glossary atau definisi setiap produk serta akad yang melandasi produk tersebut. Hal ini mengingat akad-akad di bank syariah menggunakan istilah-istilah yang masih asing bagi masyarakat, sehingga perlu informasi terkait definisi akad-akad tersebut agar mudah dipahami oleh pengguna informasi.
3) Tema Karyawan (Employees Theme) 17 Dalam ISR, segala sesuatu yang berkaitan dengan karyawan barasal dari konsep etika amanah dan keadilan. Menurut Haniffa (2002) dan Othman dan Thani (2010) memaparkan bahwa masyarakat Muslim ingin mengetahui apakah karyawan-karyawan perusahaan diperlakukan secara adil dan wajar melalui informasi-informasi yang diungkapkan. Beberapa informasi yang berkaitan dengan karyawan menurut Haniffa (2002) dan Othman et al (2009) diantaranya jam kerja, hari libur, tunjangan untuk karyawan, dan pendidikan dan pelatihan karyawan. Beberapa aspek lainya yang ditambahkan oleh Othman et al (2009) adalah kebijakan remunerasi untuk karyawan, kesamaan peluang karir bagi seluruh karyawan baik pria maupun wanita, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan, keterlibatan karyawan dalam beberapa kebijakan
17
Ibid.
31
perusahaan, karyawan dari kelompok khusus seperti cacat fisik atau korban narkoba, tempat ibadah yang memadai, serta waktu atau kegiatan keagamaan untuk karyawan. Selain itu, Haniffa dan Hudaib (2007) juga menambahkan beberapa aspek pengungkapan berupa kesejahteraan karyawan dan jumlah karyawan yang dipekerjakan.
4) Tema Masyarakat (Community Involvement Theme) 18 Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah, dan ‗adl. Konsep tersebut menekankan pada pentingnya saling berbagi dan saling meringankan beban masyarakat. Islam menekankan kepada umatnya untuk saling tolong-menolong antar sesama. Bentuk saling berbagi dan tolong-menolong bagi bank syariah dapat dilakukan dengan sedekah, wakaf, dan qard. Jumlah dan pihak yang menerima bantuan harus diungkapkan dalam laporan tahuanan bank syariah. Hal ini merupakan salah satu fungsi bank syariah yang diamanahkan oleh Syariat dan Undang-Undang. Beberapa aspek pengungkapan tema masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sedekah, wakaf, dan pinjaman kebajikan (Haniffa,2002). Sedang beberapa aspek lainya yang dikembangkan oleh Othman et al (2009) diantaranya adalah sukarelawan dari kalangan karyawan, pemberian beasiswa pendidikan, pemberdayaan kerja para lulusan sekolah atau mahasiswa berupa magang, pengembangan generasi
18
Ibid.
32
muda, peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat miskin, kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan dukunga terhadap kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan agama.
5) Tema Lingkungan Hidup (Environment Theme) 19 Konsep yang mendasari tema ini adalah mizan, i‟ tidal, khilafah, dan
akhirah.
Konsep-konsep
tersebut
menekankan
pada
prinsip
keseimbangan, kesederhanaan, dan tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga, memelihara, dan melestasikan bumi. Allah menyediakan bumi dan seluruh isinya termasuk lingkungan adalah untuk manusia kelola tanpa harus merusaknya. Namun watak dasar manusia yang rakus telah merusak lingkungan ini. Hal ini telah Allah isyaratkan dalam firmannya:
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S Ar Ruum: 41)
19
Ibid.
33
Informasi yang diungkapkan dalam tema lingkungan diantaranya adalah konservasi lingkungan hidup, tidak membuat polusi lingkungan hidup, pendidikan mengenai lingkungan hidup, penghargaan di bidang lingkungan hidup, dan sistem manajemen lingkungan (Haniffa, 2002; Othman et al, 2009; Haniffa dan Hudaib, 2007).
6) Tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme) 20 Konsep yang mendasari tema ini adalah konsep khilafah. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
“ingatlah
ketika
Tuhanmu
berfirman
kepada
Para
Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S Al Baqarah:30). Tema tata kelola perusahaan dalam ISR merupakan penambahan dari Othman et al (2009) dimana tema ini tidak bisa dipisahkan dari perusahaan
20
guna
memastikan
pengawasan
pada
aspek
syaraiah
Ibid.
34
perusahaan. Secara formal corporate governance dapat didefinisikan sebagai sistem hak, proses, dan kontrol secara keseluruhan yang ditetapkan secara internal dan eksternal atas manajemen sebuah entitas bisnis
dengan
tujuan
untuk
melindungi
kepentingan-kepentingan
stakeholder. Menurut Muhammad (2005) Corporate governance bagi perbankan syariah memiliki cakupan yang lebih luas, karena memiliki kewajiban untuk mentaati seperangkat peraturan yang khas yaitu hukum syariat dan harapan kaum muslim. Informasi yang diungkapkan dalam tema tata kelola perusahaan adalah status kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil direksi, DPS dan komisaris, laporan kinerja komisrais, DPS, dan direksi, kebijakan remunerasi komisaris, DPS, dan direksi, laporan pendapatan dan penggunaan dana non halal, laporan perkara hukum, struktur kepemilikan saham, kebijakan anti korupsi, dan anti terorisme. Dalam implementasinya di Indonesia prinsip GCG di dunia perbankan telah diatur dalam PBI No. 8 Tahun 2006 mengenai Implementasi Tata Kelola Perusahaan oleh Bank Komersial termasuk bank berbasis syariah. Penjelasan Indeks ISR diatas merupakan penyesuaian dengan tema penelitan ini, yaitu Bank Syariah. Implementasi Indeks ISR pada bank syariah memiliki perbedaan dengan implementasi pada industri syariah lainnya, karena karakteristik industri yang berbeda. Pengembangan Indeks ISR sangat dipengaruhi oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini
35
akan dijelaskan beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penerapan CSR pada bank syariah dan implementasi Indeks ISR. 3. Shari’ah Governance Structure Tata Kelola perusahaan, terutama dalam paradigma Islam merupakan hal yang sangat penting karena memiliki kecenderungan sebagai pendorong kejujuran, integritas, keterbukaan, akuntabilitas dan tanggung jawab diantara seluruh stakeholders dalam sebuah organisasi. Disamping itu, shari’ah governance merupakan hal yang sangat esensial pada institusi keuangan Islam dalam membangun dan memelihara kepercayaan pemegang saham serta stakeholder lainnya bahwa seluruh transaksi, praktek dan kegiatan yang dijalankan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Farook et al. (2011) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor penentu pengungkapan CSR di bank-bank Islammemilih proxy keberadaan Shari’ah Supervisor Board (SSB) atau dewan pengawas syariah sebagai atribut pengujian yang mewakili struktur shari’ah governance. Menurut pendapatnya,
sejumlah
bank
Islam
membentuk
lembaga
khusus
pengawasan untuk membatasi perbedaan kepentingan antara investor Islam dengan pengelolaan bank syariah. Dewan pengawas Syariah (DPS) berfungsi untuk meyakinkan investor bahwa bank-bank Islam patuh pada hukum danprinsip-prinsip syariah. Permintaan akan adanya DPS muncul akibat kebutuhan yang dirasakan untuk memastikan inovasi-inovasi yang terdapat dalam praktik perbankan termasuk dalam akuntansi terhadap
36
prinsip-prinsip ortodoksi Islam. Namun hal ini tidak menjadikan sebuah bank Islam melaporkan kepatuhan terhadap doktrin syariah (AAOIFI, 2003). Standar AAOIFI secara eksplisit menyatakan bahwa pengawsan syariah adalah dimaksudkan untuk menyelidiki sampai sejauh mana institusi keuangan menganut aturan dan prinsip-prinsip syariah dalam semua kegiatannya (Bakar, 2002). Karim (2005) menekankan bahwa dalam kebanyakan kasus, otoritas SSB adalah setara dengan auditor eksternal. Idealnya masyarakat mengharapkan SSB dapat mewakili hukum dan prinsip-prinsip Islam lebih dari manajemen (Farook et al. 2011). Jika SSB digunakan untuk memastikan kepatuhan bank Islam terhadap prinsip syariah dapat disimpulkan bahwa hal tersebut memiliki peran dalam kegiatan CSR sekaligus pengungkapannya. Namun, sejauh mana keberadaan SSB mempengaruhi pengungkapan CSR tergantung pada fungsi SSB dalam melakukan pengawasan dari sudut pandang investor. Bakar (2002) menyatakan bahwa ―kepatuhan syariah merupakan inti dari sebuah bank Islamdan bisnis perbankannya‖. Tingkat kepatuhan syariah oleh bank Islam akan bergantung pada tingkat pengawasan ditempat dalam membatasi perbedaan kepentingan antara para pelaku yang secara khusus tertarik kepada kepatuhan syariah yang dilkaukan bank dan agen yang merupakan manajemen bank (Farook et al.2011). Karim (1990) seperti dikutip oleh Farook et al. (2011) mengklasifikan tiga jenis utama dari pemegang sahambank-bank Islam: manajemen, investor Islam dan
37
investor ekonomi. Dari ketiga kategori tersebut, segmen yang paling tertarik terhadap pelaksanaan kepatuhan bank akan hukum-hukum dan prinsip-prinsip Islam adalah investor Islam. Semakin besar tingkat pengawasan oleh investor Islam, semakin besar kepatuhan Bank Islam terhadap melaksanakan hukum dan prinsip Islam. Oleh karena itu sejauh mana
pengungkapan CSR dapat dikatakan bergantung pada tingkat
pengawasan oleh kelompok investor Islam. Dua faktor penentu utama dari tingkat pengawasan yang didentifikasikan dalam literatur: mekanisme pengawasan dan struktur kepemilikan. a. Mekanisme Pengawasan 1) Keberadaan Dewan Pengawas Syariah (Shari’a Supervisory Board) Dewan pengawas syariah atau Shari’a Supervisory Board (selanjutnya disebut SSB) berperan dalam hal memberikan keyakinan kepada investor maupun stakeholder bahwa bank Islam dalam menjalankan kegiatannya telah patuh pada hukum-hukum dan prinsipprinsip syariah seperti yang tercantum dalam Al-quran dan hadits. Sifat kepatuhan terhadap hukum dan prinsip Islam ini tidak hanya dilihat dari kepatuhan dalam menerbitkan laporan syariah saja, namun juga lebih banyak terlibat dalam kegiatan CSR, termasuk pengungkapan CSR (Farook, et al. 2011)fungsi SBB seperti yang dinyatakan oleh AAOIFI juga menyangkut hal tersebut diatas. Oleh karena itu diharapkan keberadaan SBB disebuah bank Islam dapat mendorong tingkat pengungkapan CSR yang lebih luas.
38
Meskipun keberadaan SBB dapat meningkatkan pengawasan yang lebih tinggi sehingga pengungkapan CSR akan menjadi lebih luas, sejauh mana SSB akan mempengaruhi pengungkapan CSR juga bergantung pada karakteristik mekanisme tata kelola masing-masing perusahaan (Haniffa dan Cooke, 2002; Ho dan Wong, 2001; Farook et al 2011). Oleh karena itu, banyak faktor yang berhubungan dengan karakterikstik SSB dalam melakukan fungsinya dan kemudian berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan CSR oleh bank-bank syariah. 2) Jumlah Anggota Dewan Peningkatan jumlah anggota SSB mungkin mempengaruhi peningkatan level pengungkapan CSR seiring dengan meningkatkan kapasitas pengawasan. Berkaitan dengan jumlah minimum anggota SSB, standar AAOIFI menyatakan paling sedikit tiga anggota. Ini merupakan persyaratan umum bagi bank-bank syariah. Semakin besar jumlah
anggota
dalam
sebuah
SSB,semakin
tinggi
tingkat
pengawasannya maka menyiratkan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan bank terhadap hukum dan prinsip syariah. SSB akan mapu mengalokasikkan fungsinya dalam kelompok yang memiliki anggota yang lebih banyak, yang memungkinkan SSB untuk meninjau lebih banyak aspek dari kegiatan bank sehingga dapat memastikan tingkat kepatuhan yang lebih tinggi. Salah satu aspek kepatuhan ini adalah pengungkapan CSR yang lebih luas.
39
Selain itu, dengan jumlah anggota yang lebih besar, penyatuan ideide dan perspektif yang lebih beragam dapat berdampak pada aplikasi yang
lebih
baik
dari
hukum
Islam,
khususnya
dalam
hal
pengungkapan. AAOIFI merekomendasikan bahwa sebaiknya anggota yang duduk dalam SSB berasal dari berbagai latar belakang profesi (AAOIFI,
2003).
Hal
ini
memungkinkan
pengimplementasian
keragaman perspektif dalam hal penerapan syariah Islam. Agar hal tersebut dapat berlangsung, dibutuhkan jumlah anggota dewan yang lebih banyak dari persyaratan minimal yang distandarkan oleh AAOIFI. Analisis ini menunjukan bahwa ukuran SSB memiliki hubungan positif terhadap pengungkapan CSR. 3) Lintas-Keanggotaan (Cross-memberships) Menurut Dahya et al. (1996) seperti yang dikutip oleh Farook et al. (2011), lintas keanggotaan dalam SSB juga memungkinkan adanya pengungkapan informasi CSR yang lebih luas. Literatur menunjukkan bahwa lintas-direktur dapat membuat perbandingan dari pengetahuan yang didapat dari perusahaan lain; dan kedua keputusan-keputusan dari sebuah dewan (board) dapat menjadi bahan baku bagi keputusan dewan yang lain (Haniffa dan Cooke, 2002). Anggota SSB yang memiliki lintas-keanggotaan akan lebih banyak berdiskusi mengenai penerapan hukum Islam dalam perbankan karena masing-masing anggota membawa pengetahuan dan pengalamannya sendiri yang berbeda-beda dalam hal tersebut. Hal ini meningkatkan pengetahuan
40
mereka tentang penerapan prinsip-prinsip Islam untuk pelaporan perusahaan dan khususnya untuk pengungkapan CSR. 4) Kualifikasi Pendidikan (Doktoral Qualification of SSB Members) Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh direktur atau anggota dewan dalam hal ini SSB juga mempengaruhi tingkat pengungkapan. Hambrick dan Mason (1984) dalam Farook et al. (2011) menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seorang anggota SSB maka semakin besar kemungkinan ia dapat mengadopsi kegiatan yang inovativ dan menerima ambiguitas. Tingkat pendidikan dari anggota SSB dapat mempengaruhi
tingkat
pengungkapan
CSR.
Bakar
(2002)
menyebutkan bahwa : [...] ideally a Shari’a adviser (board member) must be able to understand not only Shari’a issues but also issues pertaining to law and economics, because such issues in many cases are overlapping. Biasanya anggota SSB terdiri dari ahli hukum Islam yang mungkin tidak berpendidikan tinggi dalam studi sekuler (Farook et al. 2011). Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka dalam penerapan hukum-hukum
dan
prinsip-prinsip
Islam
secara
menyeluruh
dukarenakan kurangnya pengetahuan komersial praktis mereka (Bakar, 2002; Bokhari, 2002). Oleh karena itu para ahli dengan gelar doktor dibidang ekonomi dan bisnis dapat dikatakan memiliki informasi lebih
41
baik mengenai implikasi Islam dalam lembaga keuangan, khususnya berkaitan dengan pengungkapan CSR (Farook et al., 2011). 5) Reputasi Para Ahli (Reputable Scholars) Menurut Farook et al. (2011) beberapa ahli syariah memiliki jumlah yang signifikan dalam hal pengetahuan tentang penerapan hukum Islam dalam institusi keuangan. Namun, kualifikasi yang mereka miliki mungkin belum diakui secar formal atau tidak berasal dari lembaga pendidikan sekuler. Faktor-faktor yang mempengaruhi penunjukkan direktur pada perusahaan di Bahrain adalah kemampuan yang relevan, pengalaman bisnis dan reputasi. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan bahwa reputasi sebagai proxy untuk pengetahuan industri dan oleh karena itu para ahli yang memiliki reputasi dengan tingkat pengetahuan tentang prinsip dan bisnis yang relevan dan banyak menjadi perwakilan bagi dewan pengawas syariah dilembaga keuangan dan perbankan syariah, yang paham akan implikasinya pada perbankan syariah, khususnya berkaitan dengan pengungkapan CSR. Oleh karena itu, ahli yang memiliki reputasi lebih memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan CSR serta pengungkapan informasi CSR kemudian. b. Struktur Kepemilikan Hak nasabah (Invesment Account Holders (IAH)’s Rights) Struktur kepemilikan juga menentukan tingkat pengawasan dan tentu saja tingkat pengungkapan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam
42
Farook et al. 2011). Sejumlah penelitian terdahulu melihat pengaruh struktur kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela (Ruland et al., 1990; Eng dan Mak, 2003; El- Gazzar, 1998; dalam Farook et al. 2011). Sebagaimana diuraikan di atas, investor Islam menetukan tingkat kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan berdampak pada tingkat pengungkapan
CSR.
Investor
Islam
lebih
mungkin
untuk
-
menginvestasikan dana mereka sebagai nasabah (IAH) bukan sebagai pemegang saham sejak investor Islam lebih tertarik pada layanan yang ditawarkan bank-bank syariah dari pada kepemilikan saham dari bankbank syariah tersebut. Selanjutnya, rekening di bank syariah lebih mudah diakses dari pada saham bank-bank syariah. Meskipun nasabah tidak memiliki hak suara formal, namun mereka tetap mempengaruhi tingkat pengawasan terhadap manajemen melalui pemegang saham (Archer et al. 1998). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa keuntungan pemegang saham ditentukan oleh keuntungan yang diperoleh melalui pemanfaatan dana nasabah. Jika menjadi nasabah lebih menarik daripada menjadi pemegang saham dan sesuai dengan hukum serta prinsip Islam, maka pengaruh relatif dari nasabah akan menetukan sejauh mana aktivitas bank sesuai dengan
hukum-hukum
Islam
dan
prinsip-prinsip
syariah
dan
pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan yang disajikan oleh bank. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan positif
43
dengan ukuran relatif dana nasabah sebagai proporsi dari dana pemegang saham.
B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengungkapan CSR bank syariah di Indonesia berdasarkan indeks ISR masih sedikit dilakukan. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang indeks ISR lebih banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti Malaysia. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penulis untuk lebih giat dalam mencari sumber-sumber referensi tentang indeks ISR dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut. Fadilla Purwitasari (2011) melakukan studi yang menganalisis Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah dalam Perspektif Shariah Enterprise Theory. Hasilnya penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan pelaporan tanggung jawab sosial oleh BSM dan BMI masih dipengaruhi
oleh
kepentingan
mereka
masing-masing.
Kepentingan-
kepentingan ini terutama dipengaruhi oleh money dan power. Peranan ‗prinsip‘ tidak terlalu terlihat dalam cara pelaporan tanggung jawab sosial mereka. Nisrina Widayuni (2014) melakukan analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
pada
44
Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia. Nisrina Widayuni (2014) menggunaakan metode analisis regresi berganda, penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan corporate social responsibility pada perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia masih cukup rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif sedangkan leverage memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan corporate social responsibility. Sementara itu, variabel jumlah rapat dewan pengawas syariah, jumlah anggota dewan pengawas syariah dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan.. Nadia Rahma (2012) mengnalisis Penerapan Islamic Social Reporting Indeks dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan indeks ISR pada enam bank syariah Indonesia dapat dikatakan baik, yakni sebesar 64,83% secara keseluruhan, walaupun masih belum mencapai angka sempurna 100%, dikarenakan masih adanya item-item indeks ISR yang belum diungkapkan secara penuh. Fitria dan Hartati (2010) membandingkan pengungkapan kinerja sosial berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) dan Islamic Social Reporting Index (ISRI), studi komparatif antara bank konvensional dan bank syariah di Indonesia. Penelitian tersebut membandingkan kinerja sosial tiga bank konvensional dan tiga bank syariah, dengan menggunakan GRI dan ISR. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bank konvensional memiliki pengungkapan
45
yang lebih baik dibandingkan bank syariah dan pengungkapan berdasarkan indeks GRI memiliki skor yang lebih baik dibandingkan indeks ISR Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu terkait kinerja sosial bank syariah dan indeks ISR diatas, penulis tertarik untuk meneliti tingkat pengungkapan kinerja sosial bank syariah berdasarkan indeks ISR. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan indeks ISR sebagai alat ukur pengungkapan kinerja sosial bank syariah dan penggunaan content analysis sebagai alat analisis data. Sedang perbedaannya denga penelitian sebelumnya terdapat pada objek penelitian, periode penelitian, dan tujuan utama penelitian. Ringkasan hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.2 Penelitian terdahulu No
Identitas
1
Charles, Chariri (2012) Jurnal. Analisis Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap pengungkapan CSR (studi kasus Bank Syariah di Asia)
2
Amirul Khoirudin (2013) Jurnal. Corporate Governance dan Pengungkapan Islamic Social Reporting pada perbankan syariah di Indonesia
Metode Analisis
Analisis regresi linier berganda
Analisis deskriptif dan Analisis Inferensial
Hasil Penelitian
Perbedaan
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor IG, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris independen, rapat dewan komisaris, ukuran komite audit dan profitabilitas secarabersama-sama mempengaruhi CSR hanya sebesar 55% Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris terbukti memiliki pengaruh signifikan , sedangkan ukuran dewan pengawas syariah tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting pada perbankan syariah di Indonesia
Penelitian menggunakan variabel yang berbeda, Objek penelitian juga hanya pada 1 (satu) bank syariah Penelitian menggunakan variabel yang berbeda, jumlah objek penelitian juga berbeda
46
No
Identitas
3
Septi Widiawati, Surya Raharja (2012). Jurnal. Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi ISR perusahaan yang terdapat pada daftar efek syariah tahun 2009-2011
4
Nadia Rahma (2012) Skripsi. Analisis Penerapan Islamic Social Reporting Indeks dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah di Indonesia
5
Sari Hardiyanti (2012) Skripsi. Analisis Hubungan Shari'a Governance Structures terhadap Tingkat Pengungkapan CSR pada Perbankan Syariah di Indonesia
Metode Analisis Analisis regresi linier berganda
Hasil Penelitian
Perbedaan
Pada penelitian seluruh variabel berpengaruh signifikan yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri dan jenis bank berpengaruh terhadap Islamic Social Reporting.
Objek penelitian berbeda dan variabel yang digunakan berbeda.
Analisis Deskriptif
Penelitian menemukan pengungkapan indeks ISR pada enam bank syariah Indonesia baik, yakni sebesar 64,83% , walaupun masih belum mencapai 100%, dikarenakan adanya item indeks ISR yang belum diungkapkan secara penuh.
Penelitian ini berbeda karena mengukur pengungkan CSR, tidak menghitung perkembangan pertahun. Sampel hanya 6 BUS, tahun penelitian hanya 1 tahun.
Analisis Deskriptif
Hasil Penelitian menunjukkan IAH dan ukuran perusahaan berhubungan positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR. Namun, keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Mengahubungkan pengungkapan CSR dengan Sharia Governance, Tahun penelitian berbeda.
Sumber : Data yang diolah C. Kerangka Konseptual Gambar 2.3 Model Penelitian
Corporate Social Responsibility Disclosure
Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR)
Tingkat Pengungkapan CSR BUS berdasarkan ISR
Perbandingan tingkat CSR antar BUS setiap tahun
Sumber : Hasil olah penulis
47
Salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai kinerja sosial BUS adalah melalui Laporan Tahunan (Annual Report). Informasi kinerja sosial BUS yang diungkapkan dalam laporan tahunan dianalasis dengan Indeks ISR untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengungkapan kinerja sosial yang diungkapkan. Dari analisis tersebut didapatkan hasil tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan Indeks ISR, yang kemudian dihitung tingkat perbandingan pengungkapan CSR antar Bank Umum Syariah setiap tahunnya. Gambar 2.4 Model Penelitian
Mekanisme Pengawasan - Dewan Pengawas Syariah (IG Score) Tingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Struktur Kepemilikan Invesment Account Holder (IAH)
Ukuran Perusahaan (SIZE)
Sumber : Hasil olah penulis
Model kedua dalam penelitian ini menunjukkan korelasi antara Shari’a Governance Structure yang terdiri dari mekanisme pengawasan, struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapn CSR oleh entitas berdasarkan indeks ISR.
48
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis Islamic Governance Score (IG score), Invesment Account Holder (IAH), dan ukuran perusahaan
(SIZE)
terhadap
tingkat
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011 sampai 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data runtun waktu (time series). Sebagaimana metode penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan karya ilmiahnya. Metode ini banyak menuntut penggunaan angka, konkrit, objektif, rasional dan sistematis mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data hasil dan sampai tahap kesimpulan penelitian (Mufriani, 2013 : 4142). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah data jumlah skor CSR terhadap ISR masing-masing bank syariah tahun 2011 sampai 2015. Metode analisis yang digunakan adalah metode content analysis dan analisis model regresi data panel menggunakan perangkat lunak Eviews 8.
B. Teknik Penetuan Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro,2009:118), metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. 49
Purposive sampling adalah metode untuk memperoleh informasi dari sasaransasaran sampel tertentu yang disengaja oleh peneliti, karena hanya sampel tersebut saja yang mewakili (Zulganef,2008:302). Kriteria sampel penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah shari’a governance structure yang diproksikan dengan IAH (Invesment Account Holder), IG Score (Index Governance Score) dan SIZE (ukuran perusahaan). Variabel terikat yang digunakan adalah pengungkapan CSR yang diukur dengan ISR. 2. Data yang digunakan adalah laporan tahunan (annual report) dari perbankan syariah tahun 2011 sampai 2015. 3. Indeks ISR yang digunakan diambil dari dasar rujukan penelitian sebelumnya 4. Bank syariah yang digunakan sebagai sampel adalah Bank syariah yang telah menerbitkan laporan keuangan pada periode tahun 2011-2015.
C. Metode Pengumpulan Data Penelitian
yang
penulis
lakukandengan
mencari
informasi
dan
menghubungkan korelasi antara perbandingan-perbandingan yang ada dari bukubuku dan internet. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa : 1. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau mealui sumber lain, misalkan melalui catatan atau arsip perusahaan, publikasi
50
pemerintah, atau yang disediakan media massa (Zulganef,2008:303). Adapun yang menjadi sumber peneliti dalam memperoleh data penelitian ini adalah data yang berasal dari situs Bank Syariah dalam laporan tahunan. Data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data CSR (Corporate Social Responsibility) masing-masing bank syariah diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama periode tahun 2011-2015. b. Data nilai Islamic Governance Score (IG score) masing-masing bank syariah diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama periode tahun 2011-2015. c. Data nilai Invesment Account Holder (IAH), masing-masing bank syariah diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama periode tahun 2011-2015. d. Data nilai Invesment ukuran perusahaan (SIZE) masing-masing bank syariah diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama periode tahun 2011-2015. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Library Research merupakan teknik pengambilan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang
51
tersusun. Penulis dalam hal ini melakukan penellitian dengan membaca dan mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Operasional Variabel 1. Variabel Bebas Variabel Independen identik dengan variabel bebas, penjelas, explanatory variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai variabel prediktor atau penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen (Kuncoro, 2009:50). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sebagai berikut : a. Mekanisme Pengawasan – Dewan Pengawas Syariah Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijabarkan pada landasan teori yang merupakan faktor-faktor dari shari’ah governance tersebut seluruhnya disatukan menjadi sebuah indeks yang akan diuji coba untuk mendapatkan agregat dari masing-masing faktor tersebut. Farook et al. (2011) mengembangkan skor tata kelola syariah (IGSCORE). IG-SCORE dibangun didasarkan pada keberadaan dan karakteristik Dewan Pengawas Syariah. Jumlah skor nilai dari dikotomis karakteristik dewan seperti jumlah anggota dewan DPS, keberadaan anggota DPS dengan kualifikasi doktor dan keberadaan ahli yang memiliki reputasi di dewan DPS. Variabel bebas ini diberi simbol IGSCORE. b. Struktur Kepemilikan 52
Proxy dari struktur kepemilikan dalam penelitian ini adalah rasio dari jumlah total dana rekening investasi nasabah yang nilainya diperolehdari laporan tahunan perusahaan. Variabel bebas ini diberi simbol IAH. c. Ukuran Perusahaan Ukuran
perusahaan
merupakan
variable
pengendali
dalam
penelitian ini. Proxy yang digunakan adalah natural logaritma dari total aset yang nilainya dapat diperoleh dari laporan posisi keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan perusahaan. Variabel bebas ini diberi simbol SIZE. Berikut ini merupakan tabel yang menjabarkan rangkuman variabel bebas dan proxy yang digunakan dalalm penelitian ini dan model perhitungan IG-SCORE. Tabel 3.1 Rangkuman Variabel Bebas dan Proxy Simbol Variabel
Variabel
Proxy
-
1. Keberadaan anggota DPS 2. Jumlah anggota DPS 3. Keberadaan lintas-anggota DPS 4. Kualifikasi doktor bagi anggota DPS 5. Keberadaan ahli yang memiliki reputasi DPS
IG-SCORE
Shari'ah Governance Dewan Pengawas syariah
IAH
Struktur kepemilikan
Rasio jumlah total dana syirkah temporer dibagi modal disetor penuh (fully paid-up capital) pemegang saham
SIZE
Ukuran perusahaan
Natural logaritma dari total aset
Sumber : Hasil Olah penulis
53
Tabel 3.4 perhitungan IG-SCORE SSB
Keberadaan anggota 1 jika bank memiliki DPS, DPS 0 jika tidak
NUM
Jumlah anggota DPS
CROSS
PHD
REP
1 jika bank memiliki 3 atau lebih anggota, 0 jika kurang dari itu
Keberadaan lintas1 jika ada, 0 jika tidak ada anggota DPS 1 jika terdapat anggota Kualifikasi Doktor DPS yang memiliki bagi anggota DPS kualifikasi doktor, 0 jika tidak ada Keberadaan ahli 1 jika ada, 0 jika yang memiliki tidak ada reputasi di DPS
Sumber Hasil Olah Penulis 2. Variabel Terikat Variabel Terikat adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung atau terikat oleh nilai-nilai variabel lain atau yang tergantung (depend on) kepada variabel lain (Zulganef, 2008: 297). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah luas pengungkapan CSR bank syariah berdasarkan indeks ISR. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode content analysis berdasarkan indeks Islamic Social Reporting (ISR) terhadap isi dari laporan tahunan perusahaan sampel. Dalam ISR terdapat 53 item pengungkapan yang terbagi dalam 6 indikator, antara lain adalah a. Indikator investasi dan keuangan, b. produk dan jasa, c. tenaga kerja, d. sosial, e. lingkungan, dan
54
f. tata kelola organisasi. Dari setiap tema terdapat sub-tema pengungkapan yang secara keseluruhan berjumlah 53 (lima puluh tiga) sub-tema. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengungkapan Indeks ISR pada setiap tema ISR atau secara kumulatif digunakan rumus sebagai berikut:
Sumber : Gustani, Op. Cit., hlm. 50 E. Metode Analisis Dalam penelitian ini terdapat dua tenik analisa data yang digunakan penulis untuk menjawab rumusan masalah yang terdapat di bab 1, yaitu sebagai berikut Untuk mengukur luas pengungkapan CSR perusahaan dari perspektif Islam berdasarkan indeks ISR. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode content analysis berdasarkan indeks Islamic Social Reporting (ISR) terhadap isi dari laporan tahunan perusahaan sampel. Dalam ISR terdapat 53 item pengungkapan yang terbagi dalam 6 indikator, antara lain adalah a. Indikator investasi dan keuangan, b. produk dan jasa, c. tenaga kerja, d. sosial, e. lingkungan, dan f. tata kelola organisasi.
55
Dari setiap tema terdapat sub-tema pengungkapan yang secara keseluruhan berjumlah 53 (lima puluh tiga) sub-tema. Berikut ini disajikan rincian indeks ISR yang digunakan dalam penelitian ini.21 Tabel 3.3 Indeks ISR NO ITEM PENGUNGKAPAN ISR A Pendanaan dan Investasi 1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga dan pendapatan bunga) 2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging, future on delivery trading/margin trading, arbitrage baik spot atau forward, short selling, pure swap, warrant) 3 Zakat (jumlah dan penyaluran)
SKOR 1 1
1
SUMBER Haniffa (2002) Othman et al (2009) Haniffa (2002) Othman et al (2009)
Haniffa (2002) Othman et al (2009) Othman et al (2009)
4
Kebijakan atas keterlambatan pembayaran 1 piutang dan penghapusan piutang tak tertagih
5
Kegiatan Investasi (secara umum)
1
Haniffa dan Hudaib (2007)
6
Proyek Pembiayaan (secara umum)
1
Haniffa dan Hudaib (2007)
B 7
Produk dan Jasa Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan 1 jasa baru
8
Jenis dan definisi setiap produk
9 C 10
Pelayanan atas keluhan nasabah jumlah keluhan dan penyelesaian) Karyawan Jumlah Karyawan
11
Jam Kerja
1
12
Hari libur
1
13
Tunjangan Karyawan
1
21
Haniffa dan Hudaib (2007)
1
Haniffa dan Hudaib (2007)
(bentuk, 1
Haniffa dan Hudaib (2007)
1
Haniffa dan Hudaib (2007) Haniffa (2002) Othman et al (2009) Haniffa (2002) Othman et al (2009) Haniffa (2002) Othman et al (2009)
Gustani., dalam Haniffa, R., Op. Cit., hlm. 51-53.
56
NO ITEM PENGUNGKAPAN ISR 14 Kebijakan Remunerasi 15 Pendidikan dan Pelatihan karyawan 16 17
Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan Apresiasi terhadap karyawan berprestasi
18
Kesehatan dan keselamatan karyawan
SKOR SUMBER 1 Othman et al (2009) 1 Haniffa (2002) Othman et al (2009) 1 Othman et al (2009) 1 Haniffa dan Hudaib (2007) 1 Othman et al (2009)
19 20
Keterlibatan karyawan di perusahaan Tempat ibadah yang memadai
1 1
Othman et al (2009) Othman et al (2009)
21 22
Waktu ibadah / kegiatan religius Kesejahteraan karyawan
1 1
Othman et al (2009) Haniffa dan Hudaib (2007)
D 23
Masyarakat Sedekah/donasi (Jumlah dan Penyalurannya)
1
Haniffa (2002) Othman et al (2009)
24 25
Wakaf (Jenis dan penyaluran) Qard hasan/pinjaman kebaikan (Jumlah dan Penyaluran) Sukarelawan dari kalangan karyawan Pemberian beasiswa sekolah Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja lapangan) Pengembangan generasi muda Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin Kepedulian terhadap anak-anak Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana alam, donor darah, sunatan masal, pembangunan infrastruktur, dll) Menyokong kegiatan-kegiatan ksehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan keagamaan) Lingkungan Konservasi lingkungan hidup
1 1
Haniffa (2002) Haniffa (2002)
1 1 1
Othman et al (2009) Othman et al (2009) Othman et al (2009)
1 1 1 1
Othman et al (2009) Othman et al (2009) Othman et al (2009) Haniffa dan Hudaib (2007) Othman et al (2009) Othman et al (2009)
26 27 28
29 30 31 32
33
E 34 35
1
1
36 37
Kegiatan mengurangi efek pemanasan global 1 (minimalisasi polusi, pengelolaan limbah, pengelolaan airbersih, dll) Pendidikan terhadap lingkungan hidup 1 Penghargaan dibidang lingkungan hidup 1
38
Sistem manajemen lingkungan hidup
1
Haniffa (2002) Othman et al (2009) Othman et al (2009)
Othman et al (2009) Haniffa dan Hudaib (2007) Othman et al (2009) 57
NO
ITEM PENGUNGKAPAN CSR
F 39 40
Tata Kelola Perusahaan Status kepatuhan terhadap syariah (opini DPS) Pendapatan dan Penggunaan dana non-halal
41 42 43
Struktur kepemilikan saham Kebijakan anti korupsi Kebijakan anti penyaluran dana kegiatan terorisme Perkara hukum Rincian nama dan profil dewan komisaris Kinerja komisaris (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat) Remunerasi dewan komisaris Rincian nama dan profil dewan direksi Kinerja direksi (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat) Remunerasi dewan direksi Rincian nama dan profil DPS Kinerja DPS (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat) Remunerasi DPS TOTAL
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
SKOR 1 1
SUMBER
1 1 1
Othman et al (2009) SEBI No 12/13/DPbS (2010) Othman et al (2009) Othman et al (2009) UU no 8 tahun 2010 Othman et al (2009) Othman et al (2009) Othman et al (2009)
1 1 1
Othman et al (2009) Othman et al (2009) Othman et al (2009)
1 1 1
Othman et al (2009) Othman et al (2009) Othman et al (2009)
1 53
Othman et al (2009)
1 1 1
Sumber : Gustani., dalam Haniffa, R., Op. Cit., hlm. 51-53
Selanjutnya setelah ditentukan komponen indeks ISR, dilakukan skoring indeks ISR pada BUS, yaitu dengan memberikan skor pada setiap indeks ISR yang diungkapkan pada laporan tahunan BUS. Jika terdapat subtema yang diungkapkan maka akan mendapat skor 1, dan jika tidak maka akan mendapat skor 0. Jika seluruh sub-tema diungkapkan akan memperoleh skor 53. Setelah dilakukan proses skoring indeks ISR pada tiap-tiap BUS, pada bagian pertama akan dilakukan analisis terhadap tiap-tiap tema indeks ISR pada setiap BUS untuk mengetahui tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS.
58
Selanjutnya dilakukan penilaian secara kumulatif indeks ISR pada Bank Umum Syariah (BUS) yang akan menentukan tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS. Dalam
penelitian
ini
content
analysis
digunakan
untuk
mengidentifikasi pengungkapan indeks ISR pada BUS dengan cara membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahaan. Analisis tidak menghitung berapa banyak jumlah kemunculan dari pokok yang diungkapkan dalam setiap laporan tahunan perusahaan, sepanjang terdapat minimal satu pokok yang diungkapkan dalam bentuk apapun, pokok pengungkapan tersebut dinyatakan tersedia. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengungkapan Indeks ISR pada setiap tema ISR atau secara kumulatif digunakan rumus sebagai berikut:
Setelah diketahui nilai indeks ISR pada tiap-tiap tema atau secara kumulatif, akan ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial masing-masing BUS. Dalam penilaian tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS, penulis menggunakan pendekatan yang digunakan oleh Irwanto dalam Pramono (2005) dalam Munawaroh (2007) dimana skor pengungkapan diklasifkasikan dalam 4 kategori: Sangat Informatif (81-100), cukup
59
Informatif (66-<81), Kurang informatif (51-<66) dan tidak informatif (0<51). Tabel 3.4 Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial bank Syariah
Predikat
Nilai indeks (%)
Sangat Informatif
81 s/d 100
Informatif
66 s/d <81
Kurang Informatif
51 s/d <66
Tidak Informatif
0 s/d <51
Sumber: diolah oleh peneliti,(2013) mengacu pada Irwanto, dalam Pramono (2005) dalam Munawaroh (2007)
Selanjutnya untuk menganalisis korelasi antar faktor-faktor terkait Shari’ah Corporate Governance terhadap pengungkapan CSR pada perbankan syariah di Indonesia dilakukan analisis model regresi data panel.
1. Uji Stasioner Data Literatur terkini menyarankan bahwa pengolahan data panel berdasarkan uji akar unit memiliki kekuatan yang besar bila dibandingkan dengan uji akar unit berdasarkan time series individu (Yerimias Manuhutu,2011:39). Tradisi pengujian akar-akar unit (Unit Roots) telah lama dilakukan dalam kajian yang bersifat runtun waktu dalam menangkap fenomena yang bersifat dinamis. Padadasarnya antara uji akar-akar unit pada data panel serupa dengan data runtun waktu, sekalipun tidak identik. Secara prinsip, uji akar-akar unit didata 60
panel
juga
berawal
dari
model
Auto
Regressive
(AR)
(Agung
Nusantara,2013:57). Teknik akar-akar unit yang diterapkan meliputi: Levin-Lin-dan diterapkan pada ρi, yaitu: (1) parameter bersifat ajeg dalam setiap lintas sektoral, sehingga untuk semua i. Pengujian Levin-Lin-dan Chu (LLC), Breitung dan Hadri semuanya menggunakan asumsi tersebut. Disamping itu, (2) ρi diasumsikan juga memiliki nilai yang bervariasi lintas sektor. Asumsi kedua ini dilakukan oleh uji Im-Pesaran dan Shin (IPS), Fisher-ADF, dan Fisher PP.Levin. Lim dan Chu (2002) menggunakan uji akar unit data panel dengan mempertimbangkan spesifikasi basic ADF sebagai berikut:
DYit = αYit-1 + ∑
βit DYit-j + X*it δ + ϵ
it
Dimana : DYit
= bentuk difference dari Yit
Yit1
= Data panel
α
= ρ-1
ρi
= jumlah kelambanan yang disesuaikan untuk bentuk difference
X*it
= variabel eksogen dalam model seperti fixed effect daerah trend
waktu individu Εit
= error term
61
LCC (2002) hipotesis null uji akar unit data panel yang menyatakan bahwa terdapat indikasi adanya akar unit dapat ditulis sebagai berikut: H0: hipotesis null bila data panel memiliki akar unit (asumsi proses common unit root) H1: data panel tidak memiliki akar unit Jika secara statistik signifikan maka kesimpulan adalah menolak hipotesis null atau panel data tidak memiliki akar unit. Sedangkan apabila hasil secara statistik tidak signifikan maka kesimpulannya adalah menerima hipotesis null atau memiliki akar unit. 2. Analisis Model Regresi Data Panel Untuk mencari keterkaitan antar variabel yang tercakupdalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis regresi panel data. Analisis panel data adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section) (Wahyu Purnomo, 2011). Data runtut waktu biasanya meliputi satu objek/individu (misalnya harga saham, kurs mata uang, SBI, atau tingkat inflasi), tetapi meliputi beberapa periode (bisa harian, bulanan, kuartalan, atau tahunan). Data silang terdiri dari atas beberapa atau banyak objek, sering disebut responden (misalnya perusahaan) dengan beberapa jenis data (misalnya : laba, biaya iklan, laba ditahan, dan tingkat investasi) dalam suatu periode waktu tertentu. Alat/software yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews8 dan dalam mengelompokkan data-data yang dibutuhkna peneliti menggunakan Microsoft Excel 2007. 62
Keunggulan regresi data panel menurut wibisono (2005) antara lain: a. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu; b. Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku lebih kompleks. c. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross-section yang berulangulang (time series), sehingga metode data panel ini cocok digunakan sebagai study of dynamic adjusment d. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih variatif, dan kolineritas (multiko) antara data semakin berkurang, dan derajat kebebasan (degree of freedom/df) lebih tinggi sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. e. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks. f. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. Dengan keunggulan tersebut maka pada implikasi tidak harus dilakukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel (Verbeek, 2000; Gujarati, 2006; Wibisono, 2005; Aulia, 2004, dalam Shrochrul R, Ajija, dkk. 2011). Meningat data panel merupakan gabungan dari data cross section dan data time series, maka model dalam penelitian ini ditulis dengan:
63
CSRit = β0 + β1 IGScoreit + β2IAHit + β3SIZEit + ϵ
it
Dimana : CSRit
= Total CSR berdasarkan indeks ISR 2011-2015
IGScoreit
= Nilai IGScore 2011-2015
IAHit
= Rasio dari jumlah total dana rekening investasi nasabah
SIZEit
= Natural logaritma dari total aset 2011-2015
β0
= Intercept
β1β2β3
= Besarnya konstanta variabel
ϵ
= error Dalam Rohmana (2010:2014), bahwa dalam pembahasan teknik estimasi
model regresi data panel ada 3 teknik yang dapat digunakan yaitu: a. Model dengan metode OLS (common) b. Model Fix Effect c. Model Random Effect
a. Common Effect Model Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan seluruh data time series dengan cross section, selanjutnya dillakukan estimasi
64
model dengan menggunakan OLS (Ordinary Lesat Square). Model ini menganggap bahwa intersep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap obyek observasi. kelemahan model ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan sebenarnya. kondisi setiap obyek dapat berbeda dan kondisi suatu obyek satu waktu yang lain dapat berbeda. Model Common Effect dapat diformulasikan sebagai berikut:
γit = α + βjχit + ϵ
it
Dimana: γit = Variabel depeden di waktu t untuk unit cross section i α
= intersep
βj = parameter untuk variabel ke j χit = variabel bebas diwaktu t untuk unit cross section i ϵ
it
= komponen error di waktu t untuk unit cross section i
i
= urutan bank yang diobservasi
t
= Time series (urutan waktu)
j
= urutan variabel
b. Fixed Effect Model
65
Pendekatan efek tetap (Fixed effect). Salah satu kesulitan prosedur panel data adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam data panel adalah dengan memasukkan variable boneka (dummy variable) untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit (cross section) maupun antar waktu (time series), Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variable (LSDV).
γit = α + βjχjit +∑ ϵ
ɑ iDi +
it
Dimana: γit = Variabel depeden di waktu t untuk unit cross section i α
= intersep yang berbah-ubah antar cross section
βj
= parameter untuk variabel ke j
χjit
= variabel bebas j diwaktu t untuk unit cross section i
ϵ
= komponen error di waktu t untuk unit cross section i
it
Di
= dummy variable
c. Random Effect Model (REM)
66
Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami ketidakpastian. Penggunaan dumy variable akan mengurangi derajat bebas (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang di estimasi. REM menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu. sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random. model REM secara umum dituliskan sebagai berikut:
Ŷit = ɑ + βjχjit + ϵ
it
ϵ it = ui + vt + wit Dimana : ui~N(0,ζ2u) = merupakan komponen cross section error vi~N(0,ζ2u) = merupakan komponen time series error wi~N(0,ζ2u) = merupakan komponen time series dan cross section error. Selanjutnya hanya digunakan satu metode sehingga perlu dipilih metode yang paling baik, yaitu melalui pengujian. Pengujian tersebut terdiri dari Uji Chow dan Uji Hausman. Kedua uji dijelaskan sebagai berikut : a. Uji Chow (Chow-Test)
67
Uji chow digunakan untuk memilih metode mana yang paling tepat diantara common effect model dan fixed effect model.Hipotesis yang diajukan adalah: H0
: common effect model
H1
: fixed effect model
Dengan asumsi jika Probabilita dari Chi-square > 0,05 maka Ho diterima model yang digunakan common effect. Namun jika probabilita < 0,05 maka model yang digunakan adalah Individual Effect atau model fixed effect yang dipilih. Sehingga langkah selanjutnya adalah melakukan uji hausman (Puspa dan Sumiyati 2014:163) b. Uji Hausman (Hausman-Test) Uji hausman digunakan untuk memilih antara fixed effect model dan random effect model. Hipotesis dalam yang diajukan adalah: Ho
: random effect model
H1
: fixed effect model
Dengan asumsi jika probabilita dari Chi-square > 0,05 maka Ho diterima model yang digunakan Random Effect. Namun jika probabilita < 0,05 maka model yang digunakan adalah Fixed Effect. Jika probabilitas < 0,05, berarti Ho ditolak, dan diterima H1 (Puspa dan Sumiyati 2014:164).
68
Dalam perhitungan statistik uji Hausman diperllukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. lebih lanjut, dalam estimasi statistik uji Hausman diperlukan estimasi variansi model. Apabila kondisi-kondisi ini tidak terpenuhi maka hanya dapat digunakan model fixed effect.
3. Pengujian Signifikansi a. Uji t (Parsial) Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak (Nachrowi dan Usman, 2008:24). Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel) terhadap variabel terikatnya. Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak (Suliyanto, 2011:55). Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan merumuskan hipotesis, yaitu: 1) Uji Hipotesis Ho : βi ≥ α 5% artinya secara individu tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas ke-i terhadap variabel tidak bebas. Ho : βi ≤ α 5% artinya secara individu ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas ke-i terhadap variabel tidak bebas. βi = depedent variabel ke-i 2) Uji-t dapat dilihat dari probabilitas tiap-tiap variabel secara individu:
69
Probabilitas βi dengan t-statistik > α5% = variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (terima H0, tolak H1) Probabilitas βi dengan t-statistik < α5% = variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (tolak H0, terima H1). b. Uji F (Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (depedent variable). Pengujian semua koefisien penaksiran regeresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan merumuskan hipotesis, yaitu: 1) Uji Hipotesis Ho
: β1 = β2 ≤ α 5% artinya secara bersama-sama tidak ada
pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H1
: β1 = β2 ≥ α 5% artinya secara bersama-sama ada
pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 2) Uji-t dapat dilihat dari probabilitas tiap-tiap variabel secara individu: Probabilitas βi dengan t-statistik > α5% = variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (terima H0, tolak H1)
70
Probabilitas βi dengan t-statistik < α5% = variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (tolak H0, terima H1). c. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sebaik mana variabel terikat dijelaskan oleh total variabel bebas. Ukurannya adalah semakin tinggi R2 maka garis regresi sampel semakin baik juga. R2 mengartikan apakah variabel bebas yang terdapat dalam model mampu menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R2 mendekati satu maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R2 mendekati satu maka variabe independen mampu menjelaskan perubahan variabel dependen, tetapi jika R2 mendekati 0, maka variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel dependen.
71
4. Tahapan Analisa Data Tahapan analisis akan menjelaskan alur dalam penelitian ini. Hubungan Sharia governace yang berpengaruh terhadap pengungkapkan CSR. Gambar 3.1 Analisis pengaruh sharia governance structure terhadap pengungkapan CSR pada perbankan syariah di Indonesia tahun 2011-2015 Bank Syariah
Pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility (
Sharia Governance Structure
IG SCORE (Index
IAH (Invesment
SIZE (Ukuran
Governance Score)
Account Holder)
Perusahaan
Uji Stasioner Data
Model Common Effect
Model Fixed Effect
Model Fixed Effect
Uji Chow
Model Random Effect
Uji Hausman
Hasil dan Analisis Kesimpulan
72
BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Tingkat
Pengungkapan
CSR
Bank
Umum
Syariah
di
Indonesia
Berdasarkan Indeks ISR Pada bagian ini akan dilakukan analisis dari hasil perhitungan indeks ISR pada sebelas BUS dari tahun 2011 sampai 2015. Analisis akan dilakukan terhadap setiap tema indeks ISR pada tiap-tiap BUS. Tema pengungkapan Indeks ISR yang digunakan dalam penelitian ini mencakup 6 (enam) tema: Tema Pendanaan dan Investasi, Tema Produk dan Jasa, Tema Karyawan, Tema Masyarakat, Tema Lingkungan, dan Tema Tata Kelola Perusahaan. Dari setiap tema terdiri dari beberapa sub-tema. Seluruh sub-tema dari masing-masing tema dalam penelitian ini berjumlah 53 (lima puluh tiga) sub-tema. Penentuan tingkat pengungkapan kinerja sosial pada setiap tema berdasarkan ketentuan predikat kinerja sosial sebagaimana dijelaskan pada Bab III. Hasil skoring indeks ISR pada BUS dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. 1. Tema Pendanaan dan Investasi (Finance and Investment Theme) Secara keseluruhan, sub-tema yang paling banyak diungkapkan oleh semua BUS pada tema ini adalah aktivitas yang mengandung riba, Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak tertagih, jenis investasi, dan proyek pembiayaan. Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak tertagih diungkapkan oleh seluruh BUS melalui kebijakan PPAP. Hampir seluruh BUS masih terdapat aktivitas riba berupa beban bunga atau
73
pendapatan bunga dalam jumlah yang berbeda-beda. Sedangkan sub-tema yang tidak pernah diungkapkan adalah aktivitas yang mengandung gharar. Berdasarkan hasil skoring Indeks ISR tema pendanaan dan investasi dari tahun 2011 sampai 2015 diperoleh rata-rata nilai indeks ISR setiap BUS sebagaimana ditunjukan dalam grafik berikut ini. Grafik 4.1 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Pendanaan dan Investasi (Finance and Investment Theme)
80% 73%
BMI
BSM
BSMI
BRIS
BSB
BVS
BCAS
BJBS
PBS
MBS
83% 60%
BNIS
60% 60% 50% 67% 54% 57% 40%
Tahun 2011 - 2015
Sumber: data sekunder yang diolah Dari grafik 4.1 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema pendanaan dan investasi secara ratarata dari tahun 2011 sampai 2015. BMI, dan BSM memperoleh predikat Informatif, karena nilainya berada diantara 66% sampai 81%. Sedang BRIS memperoleh predikat Sangat Informatif, karena nilai berada diantara 81% sampai 100%. Selain itu BMSI, BSB, BNIS, BVS, BCAS, BJBS dan PBS memperoleh predikat kurang informatif karena nilai berada 50%-66%, dan MBS memperoleh predikat tidak informatif karena nilai kurang dari 50%. Dapat disimpulkan pada tema ini BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial yang paling baik adalah BRIS, disusul BMI dan BSM. 74
2. Tema Produk dan Jasa (Product and Service Theme) Tema produk dan jasa dalam penelitian ini dilakukan dengan penilaian terhadap 3 (tiga) sub-tema pengungkapan. 3 (tiga) sub-tema pengungkapan pada tema ini yaitu persetujuan dari DPS terhadap produk dan jasa baru yang digunakan, jenis dan definisi pada semua produk dan jasa yang digunakan, dan pelayanan atas keluhan dari nasabah. Berikut ini disajikan nilai indeks ISR tema pendanaan dan investasi pada BUS. Secara keseluruhan, sub tema yang paling banyak diungkapkan oleh BUS pada tema ini adalah jenis dan definisi produk dan jasa. Sedangkan sub-tema paling sedikit diungkapkan adalah pelayanan atas keluhan atau pengaduan nasabah. Berdasarkan hasil skoring Indeks ISR tema produk dan jasa dari tahun 2011 sampai 2015 diperoleh rata-rata nilai indeks ISR setiap BUS sebagaimana ditunjukan dalam diagram berikut ini. Grafik 4.2
BMI
87%
BSM
BMSI
BRIS
BSB
BNIS
BVS
BCAS
BJBS
PBS
MBS
100%
93%
87% 67%
73% 60%
47%
60%
53%
60%
Sumber: data sekunder yang diolah. 75
Dari grafik 4.2 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema produk dan jasa secara rata-rata tahun 2011- 2015. BMI, BSM, BNIS dan BJBS memperoleh predikat sangat Informatif, nilai diantara
81% sampai 100%. MBS
memperoleh predikat Informatif, nilai diantara 66% sampai 81%. BRIS, BSB, BVS, PBS memperoleh predikat kurang informatif, nilai diantara 50%-65%. Sedangkan BMSI dan BCAS memperoleh predikat Tidak Informatif, nilai berada dibawah 51%. Dapat disimpulkan pada tema ini BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial yang paling baik adalah BMI, BSM, BNIS dan BJBS. Sedang BMSI dan BCAS adalah BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial paling rendah diantara BUS yang lainnya. 3. Tema Karyawan (Employess Theme) Penilaian kuantitatif pada tema karyawan dalam penelitian ini dilakukan
dengan
penilaian
terhadap
13
(tiga
belas)
sub-tema
pengungkapan. Tiga belas sub-tema yaitu jumlah karyawan, jumlah jam kerja karyawan, jumlah hari libur karyawan, biaya tunjangan karyawan, biaya kesejahteraan karyawan, kebijakan remunerasi, pendidikan dan pelatihan karyawan, kesamaan peluang bagi seluruh karyawan, apresiasi terhadap karyawan berprestasi, kebijakan kesehatan dan keselamatan karyawan, keterlibatan karyawan di perusahaan, tempat ibadah yang memadai, dan waktu ibadah atau kegiatan keagamaan. Dari perhitungan indeks ISR tema produk dan jasa pada BUS tahun 2011 sampai tahun 2015
76
diperoleh rata-rata nilai indeks ISR BUS. Berikut nilai rata-rata indeks ISR tema karyawan : Grafik 4.3 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Karyawan (Employess Theme) BMI 63%
BSM
BMSI
BRIS
BSB
BNIS
BVS
BCAS
BJBS
PBS
MBS
69%
38%
43%
49%
46%
45% 29%
46% 34% 23%
Sumber: data sekunder yang diolah. Dari grafik 4.3 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan tema karyawan. BSM memperoleh predikat Informatif, karena berada diantara 66% sampai 81%. BMI memperoleh predikat Kurang Informatif karena nilai indeks berada diantara 51% sampai 65%. Sedang BMSI, BRIS, BSB, BNIS, BVS, BCAS, BJBS, PBS dan MBS memperoleh predikat Tidak Informatif, karena berada dibawah 51%. Dapat disimpulkan pada tema ini tingkat pengungkapan kinerja sosial yang paling baik adalah BSM, kemudian disusul oleh BMI. Sedang kinerja sosial yang paling rendah adalah BVS dan MBS.
77
4. Tema Masyarakat (Society Theme) Tema Masyarakat dalam penelitian ini dilakukan dengan penilaian terhadap 11 (sebelas) sub-tema pengungkapan. Sebelas sub-tema pada Tema Masyarakat yaitu donasi atau sedekah, wakaf, qard hasan atau pinjaman kebajikan, sukarelawan dari kalangan karyawan, beasiswa, pemberdayaan kepada lulusan sekolah atau magang, pengembangan generasi muda, peningkatan hidup masyarakat miskin, kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan sokongan terhadap kegiatan-kegiatan sosial. Nilai rata-rata indeks ISR tema masyarakat pada BUS digambarkan pada diagram berikut . Grafik 4.4 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Masyarakat (Society Theme) BMI
BSM
BMSI
BRIS
BSB
BNIS
69%
73%
69%
BVS
BCAS
BJBS
PBS
MBS
85% 67%
58%
53%
60%
58%
51%
18%
Sumber: data sekunder yang diolah. Dari grafik 4.4 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema masyarakat. BSM
78
memperoleh
predikat Sangat Informatif karena nilai diatas 81%.
Sedangkan BMI, BRIS, BSB dan BNIS memperoleh predikat Informatif, karena nilai indeks berada diantara 66% sampai 81%. BMSI, BCAS, BJBS dan PBS memperoleh predikat Kurang Informatif, karena nilai indeks berada diantara 51% sampai 65%. Sedang BVS dan MBS memperoleh predikat Tidak Informatif, karena nilai indeks berada dibawah 51%. Dapat disimpulkan tingkat pengungkapan kinerja sosial yang paling baik pada tema ini adalah BSM, disusul dengan BMI, BRIS, BSB dan BNIS. Sedang BVS adalah BUS yang paling buruk tingkat pengungkapan kinerja sosialnya.
5. Tema Lingkungan (Environment Theme) Tema Lingkungan dalam penelitian ini dilakukan dengan penilaian terhadap 5 (lima) sub-tema pengungkapan. Lima sub-tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah konservasi lingkungan hidup, kebijakan mengurangi polusi, pendidikan lingkungan hidup, penghargaan dibidang lingkungan hidup, dan sistem manajemen lingkungan hidup. Berikut ini disajikan grafik nilai indeks ISR Tema Lingkungan pada setiap BUS. Nilai rata-rata indeks ISR tema lingkungan pada BUS digambarkan pada diagram berikut.
79
Grafik 4.5 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Lingkungan (Environment Theme) BMI 64%
BSM 64%
BMSI
BRIS
BSB
BNIS
BVS
BCAS
52%
BJBS
PBS
MBS
48%
36%
12%
12%
12%
12%
12%
0
Sumber: data sekunder yang diolah. Dari grafik 4.5 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema masyarakat. BMI, BSM dan BNIS memperoleh predikat Kurang Informatif, karena nilai indeks berada diantara 50% sampai 65%. Sedang BMSI, BRIS, BSB, BVS, BCAS, BJBS, PBS dan MBS memperoleh predikat Tidak Informatif, karena nilai indeks berada dibawah 50%. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengungakpan kinerja sosial paling baik pada tema ini adalah BMI, disusul oleh BSM. Sedang BMSI, BSB, BVS, BCAS, PBS dan MBS adalah BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial paling rendah. 6. Tema Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance Theme) Penilaian kuantitatif pada Tema Tata Kelola Perusahaan dalam penelitian ini dilakukan dengan penilaian terhadap 15 (lima belas) subtema pengungkapan. Lima belas sub-tema pada indeks ISR tema tata
80
kelola perusahaan adalah status kepatuhan operasional terhadap syariah, pendapatan dan penggunaan dana sosial, nama dan profil komisaris, laporan kinerja komisaris, remunerasi komisaris, nama dan profil DPS, laporan kinerja DPS, remunerasi DPS, nama dan profil direksi, laporan kinerja
direksi,
remunerasi
direksi,
struktur
kepemilikan
saham
perusahaan, laporan perkara hukum, kebijakan anti korupsi, dan kebijakan anti-terorisme. Berikut ini disajikan diagram nilai rata-rata indeks ISR BUS pada tema tata kelola perusahaan.
Grafik 4.6 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance Theme) BMI BSM 100% 99%
BMSI
BRIS
BSB 96%
83%
BNIS
BVS
91%
89%
75%
BCAS
BJBS
89%
PBS MBS 100% 88%
73%
Sumber: data sekunder yang diolah. Dari grafik 4.6 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema tata kelola perusahaan. BMI, BSM, BSB, BNIS, BCAS, BJBS, PBS dan MBS memperoleh predikat Sangat Informatif, karena nilai indeks berada diantara 81% sampai 100%, sedang BMSI, BRIS dan BVS memproleh predikat
81
Informatif, karena nilai indeks berada diantara 66% sampai 81%. Dapat disimpulkan tingkat pengungkapan kinerja sosial pada tema ini yang paling baik adalah BMI, BSM, BSB, BNIS, BCAS, BJBS, PBS dan MBS, sedang BVS adalah BUS yang kinerja sosialnya paling rendanh diantara BUS yang lainnya. Namun secara keseluruhan kinerja sosial BUS pada tema ini cukup baik, karena tidak ada BUS yang memiliki predikat Kurang Baik atau Tidak Baik. Hal ini tidak lepas dari kelengkapan informasi yang disampaikan dalam laporan pelaksanaan GCG yang merupakan kewajiban bagi lembaga keuangan untuk melaporkannya.
7. Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial BUS Kumulatif Berdasarkan Indeks ISR
Pada bagian ini akan ditentukan pengungkapan tingkat kinerja sosial BUS berdasarkan Indeks ISR secara kumulatif pada setiap tahun. Kemudian akan diperbandingkan tingkat pengungkapan kinerja sosial antar BUS secara rata-rata dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Untuk menentukan tingkat kinerja sosial BUS berdasarkan ISR mengikuti ketentuan yang telah dijelaskan pada Bab III yaitu: Sangat Informatif memiliki nilai indeks 81% s/d 100%, Informatif memiliki nilai indeks 66% s/d <81%, Kurang Informatif nilai indeks 51% s/d <66% dan Tidak Informatif memiliki nilai indeks 0% s/d <51%.
82
Berdasarkan hasil skoring indeks ISR pada BUS dari tahun 2011 sampai 2015 diperoleh poin dan nilai indeks kinerja sosial masing-masing BUS, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tingkat Kinerja Sosial BUS Kumulatif Berdasarkan Indeks ISR Tahun 2011-2015
No 1
No
2011 2012 2013 2014 Nama BUS Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai BMI
39
74%
45
85%
40
75%
42
79%
2015 Poin Nilai 44
83%
2011 2012 2013 2014 2015 Nama BUS Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai
2
BSM
45
85%
45
85%
44
83%
37
70%
45
85%
3
BMSI
23
43%
23
43%
25
47%
30
57%
35
66%
4
BRIS
32
60%
32
60%
30
57%
33
62%
39
74%
5
BSB
33
62%
33
62%
34
64%
34
64%
40
75%
6
BNIS
31
58%
31
58%
38
72%
38
72%
40
75%
7
BVS
15
28%
15
28%
25
47%
23
43%
32
60%
8
BCAS
27
51%
27
51%
30
57%
36
68%
40
75%
9
BJBS
29
55%
29
55%
34
64%
36
68%
37
70%
10
PBS
24
45%
24
45%
35
66%
35
66%
38
72%
11
MBS
23
43%
29
55%
28
53%
29
55%
34
64%
83
Tabel 4.2 Perbandingan Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial BUS Tahun 2011-2015 Berdasarkan Indeks ISR
No
BUS
1
BMI
2
2012 2014 Sangat Informatif Informatif Informatif Informatif
2015 Sangat Informatif
BSM
Sangat Sangat Sangat Informatif Informatif Informatif Informatif
Sangat Informatif
3
BMSI
Tidak Tidak Tidak Kurang Informatif Informatif Informatif Informatif
Informatif
4
BRIS
Kurang Kurang Kurang Kurang Informatif Informatif Informatif Informatif
Informatif
No
BUS
2011
Predikat 2013
Predikat 2011 2012 2013 Kurang Kurang Kurang Informatif Informatif Informatif
2014 Kurang Informatif
2015
4
BRIS
Informatif
5
BSB
Kurang Kurang Kurang Informatif Informatif Informatif
Kurang Informatif
Informatif
6
BNIS
Kurang Kurang Informatif Informatif Informatif
Informatif
Informatif
7
BVS
Tidak Tidak Tidak Informatif Informatif Informatif
Tidak Informatif
Kurang Informatif
8
BCAS
Kurang Kurang Kurang Informatif Informatif Informatif
Informatif
Informatif
9
BJBS
Kurang Kurang Kurang Informatif Informatif Informatif
Informatif
Informatif
10
PBS
Tidak Tidak Informatif Informatif Informatif
Informatif
Informatif
11
MBS
Tidak Kurang Kurang Informatif Informatif Informatif
Kurang Informatif
Kurang Informatif
Dari nilai indeks ISR secara kumulatif setiap tahun pada BUS diperoleh nilai rata-rata indeks ISR BUS Kumulatif. Nilai rata-rata indeks ISR BUS ini
84
untuk mengetahui tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS dari tahun 2011 sampai 2015. Berikut ini disajikan grafik nilai rata-rata indeks ISR pada BUS. Grafik 4.7 Perbandingan Nilai Rata-Rata Indeks ISR Pada BUS Tahun 2011-2015 BMI 76%
BSM
BMSI
BRIS
BSB
BNIS
BVS
BCAS
BJBS
PBS
MBS
81% 60%
63%
65%
57%
48%
61%
56%
52%
38%
Sumber: data sekunder yang diolah. Dari nilai rata-rata indeks ISR pada BUS ini dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial pada BUS dari tahun 2011 sampai 2015. Predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS secara kumulatif dari tahun 2011 sampai 2015 adalah BSM memperoleh predikat Sangat Informatif; BMI memperoleh predikat Informatif; BRIS, BSB, BNIS, BCAS, BJBS, PBS dan MBS memperoleh predikat Kurang Informatif; BMSI dan BVS memperoleh predikat Tidak Informatif. B. Korelasi Shari’a Governance Structure Terhadap Pengungkapan CSR 1. Hasil Uji Stasioner Data Pada tahapan awal dilakukan pengujian stasioner. Uji stasioneritas ini kita lakukan untuk menghindari spurious regression (Regresi lancung) terhadap
85
seluruh variabel dengan menggunakan unit root Levin, Lin & Chu dan PP – Fisher Chi – square. Tabel 4.3 Hasil Uji Stasioner Uji Akar-Akar Unit pada Tingkat Level CSR IG Score IAH
SIZE
LLC
-3.00656 (0.0013)
-10.0814 (0.0000)
-9.59139 (0.0000)
-1.24788 (0.1060)
IPS
0.68622 (0.7537)
-2.30695 (0.0105)
-2.61112 (0.0045)
0.83944 (0.7994)
ADFFisher
14.0708 (0.8989)
33.0603 (0.610)
35.5141 (0.0342)
3.32125 (0.9728)
PP-Fisher
18.5571 (0.6725)
46.6790 (0.0016)
51.1578 (0.00004)
2.95847 (0.9824)
Uji Akar-Akar Unit pada 1st difference CSR IG Score IAH LLC
-15.1201 (0.0000)
SIZE
-8.16864 (0.0000)
-8.40869 (0.0000)
-5.92418 (0.0000)
IPS
-1.E+159 (0.0000)
-1.E+159 (0.0000)
-1.E+159 (0.0000)
-1.86436 (0.0311)
ADFFisher
41.5205 (0.0071)
33.0839 (0.0330)
35.9892 (0.0304)
36.0865 (0.0297)
40.8740 (0.0039)
45.0605 (0.0026)
58.7189 (0.0000)
PP-Fisher
463893 (0.0018)
Sumber : output Eviews *Keterangan : Angka dalam kurunng merupakan angka probabilitas dari pengujian akar-akar unit terlihat bahwa semua variabel terbukti tidak memiliki akar-akar unit. Sehingga disimpulkan bahwa semua variabel bersifat stasioner.
86
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu common effects, fixed effect, dan random effects. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pemilihan model tegantung asumsi yang dipakai peneliti dan pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara statistik. oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih model yang tepat diantara ketiga model yang tersedia. Tabel 4.4 Hasil common effect Dependent Variable: CSR? Method: Pooled Least Squares Date: 09/25/16 Time: 23:06 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 55 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IGSCORE? IAH? SIZE?
2011.241 0.149108 -0.626134 -0.076593
1.064695 0.030169 0.309945 0.062610
1889.030 4.942447 -2.020142 -1.223334
0.0000 0.0000 0.0486 0.0268
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.324124 0.284366 1.207383 74.34640 -86.33018 0.501255
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
2013.000 1.427248 3.284734 3.430722 8.152529 0.000157
Sumber : output Eviews Tabel 4.5 Hasil fixed effect 87
Dependent Variable: CSR? Method: Pooled Least Square Date: 10/02/16 Time: 23:25 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 55 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IGSCORE? IAH? SIZE? Random Effects (Cross) _BMI--C _BSM--C _BMSI--C _BRIS--C _BSB--C _BNIS--C _BVS--C _BCAS--C _BJBS--C _PBS--C _MBS--C
2951.241 0.239108 1.826709 -0.066509
0.926543 0.069761 0.330989 0.060095
2703.096 6.809703 2.460557 1.660931
0.0000 0.0407 0.0312 0.0000
-1.109821 0.650928 -3.169042 -2.549009 1.751668 -0.309908 -2.092238 3.813661 3.037861 1.036713 -1877652 Effects Specification
Cross-section fixed(dummy variabel) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likehood F-statistic Prob (F-statistic)
0.574105 0.584364 1.207383 72.76909 -1439.540 20.18057 0.000157
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter Durbin-Watson stat
2013.000 1.427248 8.673280 8.853789 8.852465 0.501654
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.324124 74.34640
Mean dependent var Durbin-Watson stat
2013.000 0.501255
88
Sumber : output Eviews Setelah diperoleh dari model common effect dan fixed effect langkah selanjutnya adalah melakukan uji chow. Hal ini bertujuan untuk memilih model yang terbaik diantara common effect dan fixed effect. Hasil dari uji chow dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Effect Test Cross-section F Cross-section Chi-Square
Statistic
d.f.
Prob.
70.41882 144.834000
2 2
0. 0.
Sumber : output Eviews Hasil dari uji chow pada tabel 4.6 menunjukan nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau 0,05 maka Ho ditolak. Oleh karena itu model yang dipilih dalam uji chow ini adalah model fixed e ffect. Selanjutnya langkah yang dilakukan adalah melakukan model regresi random effect, untuk menentukan mana yang tepat. Hasil random effect dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil random effect Dependent Variable: CSR? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/25/16 Time: 23:25 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 55
89
Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IGSCORE? IAH? SIZE? Random Effects (Cross) _BMI--C _BSM--C _BMSI--C _BRIS--C _BSB--C _BNIS--C _BVS--C _BCAS--C _BJBS--C _PBS--C _MBS--C
2011.241 0.149108 -0.626134 -0.076593
0.904580 0.025632 0.263334 0.053195
2223.398 5.817288 2.377718 1.439870
0.0000 0.0360 0.0212 0.0000
0.000000 1.025809
0.0000 1.0000
-1.098046 0.727205 -4.805716 -2.559794 3.303763 -0.368423 -3.028497 3.781944 1.018387 1.912926 1.116249 Effects Specification
Cross-section random S.D. / Rho Idiosyncratic random S.D. / Rho Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.324124 0.284366 1.207383 8.152529 0.000157
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
2013.000 1.427248 74.34640 0.501255
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.324124 74.34640
Mean dependent var Durbin-Watson stat
2013.000 0.501255
Sumber : output Eviews Selanjutnya dilakukan uji Hausman dengan tujuan memperoleh model yang terbaik antara fixed effect atau random effect. Hasil dari uji Hausman dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. 90
Tabel 4.8 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
4.446004
2
0.1083
Dari hasil uji Hausman diperoleh nilai probabilitas dari Chi-square 0,1083 yang berarti random effect model yang dipilih. Apabila nilai probabilitas dari Chisquare > 0,05 maka model yang digunakan adalah Random Effect (Puspa dan Sumiyati 2014:164). 3. Hasil Estimasi Model Dalam penellitian ini untuk menganalisis pengaruh IG Score, IAH dan Size terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR, maka model penelitian yang akan diestimasi adalah CSR = C (1) + C(2)IGScoreit + C(3)IAHit + C(4)SIZEit + [CX=R]. Berdasarkan tabel 4.4 maka diperoleh persamaan model regresi dengan menggunakan perangkat lunak Eviews 8.0 sebagai berikut CSR = 2011,241 + 0,149108IGScoreit + 0,626134IAHit + 0,076593SIZEit + [CX=R] Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa :
91
a. Konstanta sebesar 2011,241 menunjukan bahwa variabel independen (IG Score, IAH, Size) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR adalah 2011,241. b. Jika nilai IGScore pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan menaikkan pengungkapan CSR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,149108 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan. c. Jika nilai IAH pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan menaikkan pengungkapan CSR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,626134 dan nilai variabel independen lainnya dianggap konstan. d. Jika nilai SIZE pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan menaikkan pengungkapan CSR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,076593 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan.Tabel 4.9 Model Regresi Tiap Bank Fixed Effect (Cross) _BMI--C
-1.098046
_BSM--C
0.727205
_BMSI--C
-4.805.716
_BRIS--C
-2.559.794
_BSB--C
3.303.763
_BNIS--C
-0.368423
_BVS--C
-3.028.497
_BCAS--C
3.781.944
_BJBS--C
1.018.387
_PBS--C
1.912.926
_MBS--C
1.116.249
Sumber : Output Eviews
92
Berdasarkan hasil Eviews 8 diatas, maka didapat persamaan model regresi tiap bank umum syariah sebagai berikut : 1. Persamaan model regresi Bank Muamalat Indonesia Pengungkapan CSR BMI = -1,098046 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar -1,098046 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Muamalat Indonesia adalah sebesar -1,098046. 2. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri Pengungkapan CSR BSM = 0,727205 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar 0,727205 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 0,727205. 3. Persamaan model regresi Bank Mega Syariah Indonesia Pengungkapan CSR BMSI = -4,805716 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar -4,805716 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
93
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Mega Syariah Indonesia adalah sebesar -4,805716. 4. Persamaan model regresi Bank Rakyat Indonesia Syariah Pengungkapan CSR BRIS = -2,559794 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar -2,559794 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Rakyat Indonesia Syariah adalah sebesar -2,559794. 5. Persamaan model regresi Bank Syariah Bukopin Pengungkapan CSR BSB = 3,303763+ 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar 3,303763 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Syariah Bukopin adalah sebesar 3,303763. 6. Persamaan model regresi Bank Negara Indonesia Syariah Pengungkapan CSR BNIS = -0,368423 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar -0,368423 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
94
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Negara Indonesia Syariah adalah sebesar -0,368423. 7. Persamaan model regresi Bank Victoria Syariah Pengungkapan CSR BVS = -3,028497 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar -3,028497 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Victoria Syariah adalah sebesar -3,028497. 8. Persamaan model regresi Bank Central Asia Syariah Pengungkapan CSR BCAS = 3,781944 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar 3,781944 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Central Asia Syariah adalah sebesar 3,781944. 9. Persamaan model regresi Bank Jabar Banten Syariah Pengungkapan CSR BJBS = 1,018387 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar 1,018387 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
95
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Jabar Banten Syariah adalah sebesar 1,018387. 10. Persamaan model regresi Bank Panin Syariah Pengungkapan CSR BPS = 1,912926 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit + 0,076593SIZEit + εit Konstanta sebesar 1,912926 menunjukan bahwa jika variabel independen (IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Panin Syariah adalah sebesar 1,912926. Koefisien Determinasi Koefien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varaiasi model depedennya. nilai R-Square yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut Tabel 4.10 Koefisein Determinasi Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.524124 0.284366 1.207383 8.152529 0.000157
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
2013.000 1.427248 74.34640 0.501255
Sumber : output Eviews
96
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, nilai R-Square sebesar 0,524124. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan sebesar 52,41% terhadap variabel depedennya. sedangkan 47,59% dipengaruhi oleh variabel independen lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Nilai koefisien determinasi sebesar 52,41% menunjukkan variabel Pengungkan Corporate Social Responsibility dijelaskan oleh variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size bank syariah. Sisanya 47,59% dipengaruhi faktor-faktor lainnya. 4. Pengujian Hipotesis dengan Analisa Regresi Data Panel a. Pengaruh variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR secara parsial (uji t). Untuk melihat pengaruh diantara variabel-variabel independen dalam penelitian ini dengan variabel dependen digunakan uji t. Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah IG score, Invesment Account Holder dan Size sedangkan variabel depedennya adalah pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Apabila nilai t hitung > t tabel, maka tolak Ho dan dapat disimpulkan variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara nyata, dan apabila t hitungn < t tabel, maka terima Ho dan dapat disimpulkan variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
97
secara nyata. selain itu dapat dilihat melalui indikator lain yaitu apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan dan dapat disimpulkan variabel independen tersebut mampu mempengaruhi variabel depeden secara signifikan, begitu pula sebaliknya. Uji hipotesis secara parsial menggunakn uji t, tertera pada tabel berikut ini Tabel 4.11 Tabel Uji t Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IGSCORE? IAH? SIZE?
2011.241 0.149108 -0.626134 -0.076593
0.904580 0.025632 0.263334 0.053195
2223.398 5.817288 2.377718 1.439870
0.0000 0.0360 0.0212 0.0000
Sumber : hasil Eviews 1) Pengaruh IG Score terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen IG Score 5,817288. Sementara t tabel dengan α 5% dan df = (n-k), df = 51 adalah sebesar 1,675 yang berarti bahwa nilai t hitung> t tabel. Dari tabel 1.6 juga dapat dilihat nilai probabilitas IG score sebesar 0,0000. Nilai tersebut berarti dibawah alpha 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel IG score memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Hal ini berarti
IG
Score
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR.
98
2) Pengaruh IAH terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen IAH 2.377718. Sementara t tabel dengan α 5% dan df = (n-k), df = 51 adalah sebesar 1,675 yang berarti bahwa nilai t hitung > t tabel. Dari tabel 1.6 juga dapat dilihat nilai probabilitas IG score sebesar 0,0212. Nilai tersebut berarti dibawah alpha 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel IAH memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Hal ini berarti IAH memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. 3) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan nilai probabilitas ukuran perusahaan sebesar 0,0360. Nilai tersebut berarti dibawah alpha 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. b. Pengaruh variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR secara simultan (uji F). Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk
99
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Apabila nilai F hitung > F tabel, maka tolak Ho dan dapat disimpulkan varaibel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, dan apabila F hitung < F tabel , maka terima Ho dan dapat disimpulkan variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen. Selain itu dapat dilihat melalui indikator lain yaitu apabila probabilitas F (statistik) lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan dan dapat disimpulkan variabel independen tersebut mampu mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama, begitu pula sebaliknya. Uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F, tertera pada tabel berikut ini Tabel 4.12 Tabel Uji F Effect Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.798379 0.732853 3.578023 512.0900 -137.3596 12.18404 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
32.75926 6.922578 5.605912 6.121574 5.804783 1.381215
Sumber : output eviews
100
Dengan hipotesis sebagai berikut : Ho
= tidak terdapat pengaruh signifikan antara IG score, Invesment Account
Holder dan Size secara simultan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR H1
= terdapat pengaruh signifikan antara IG score, Invesment Account Holder
dan Size secara simultan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR Berdasarkan hasil Eviews diketahui nilai F hitung sebesar 12.18404 sementara F tabel dengan tingkat ɑ = 5%, dan df1(k-1) =3 dan df2 (n-k) = 51, didapat F tabel sebesar 2.79. Dengan demikian F hitung > F tabel. Kemudian dari tabel diatas terlihat nilai prob (F statistic) sebesar 0,0000 yang berarti memiliki nilai dibawah alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkann bahwa hipotesis Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
5. Pembahasan dan Analisis Ekonomi Hasil Penelitian Analisis regresi dilakukan bertujuan untuk meneliti hubungan yang dapat diukur dari variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Dalam penelitian ini model yang dipilih adalah model Random Effect. Berikut ini merupakan tabel yang
101
merangkum hubungan yang terjadi pada variabel independen terhadap variabel dependen. a. Variabel IG Score Hasilnya dapat terlihat bahwa variabel Islamic governance score yang dinilai berdasarkan keberadaan anggota dewan pengawas syariah (DPS), jumlah anggota DPS, keberadaan lintas anggota DPS, kualifikasi doktor bagi anggota DPS, dan keberadaan anggota yang memiliki reputasi di DPS, memiliki hubungan yang nyata/korelasi positif terhadap tingkat pengungkapan CSR berdasarkan keseluruhan pengungkapan pada indeks ISR. Berarti semakin tinggi hasil scoringdari IG-SCORE pada bank syariah maka total indeks ISR pada sebelas bank semakin tinggi yang artinya semakin banyak pengungkapan CSR dilakukan. Selain itu nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi tersebut signifikan. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel IGSCORE memiliki hubungan postif (terdapat hubungan yang nyata) dan signifikan pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. b. Variabel IAH Hasilnya dapat terlihat bahwa variabel IAH, memiliki hubungan yang nyata/korelasi
positif terhadap
tingkat
pengungkapan
CSR
berdasarkan keseluruhan pengungkapan pada indeks ISR. Berarti semakin besar kemampuan BUS dalam menghimpundana pihak ketiga maka total
102
hasil scoring dari indeks ISR pada sebelas bank semakin tinggi, makasemakin banyak aktivitas CSR yang diungkapkan.. Selain itu nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi tersebut signifikan. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel IAH memiliki hubungan postif (terdapat hubungan yang nyata) dan signifikan pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Hasil ini sama dengan penelitian terdahullu yang dilakukan oleh Farook et al. (2011) dan Desiri (2011).
c. Variabel Ukuran Perusahaan
Hasilnya dapat terlihat bahwa variabel total aset, memiliki hubungan yang nyata/korelasi positif terhadap tingkat pengungkapan CSR berdasarkan keseluruhan pengungkapan pada indeks ISR. Berarti semakin besar ukuran BUS maka total nilai kombinasi indeks ISR pada sebelas bank semakin tinggi dan hal tersebut menunjukan semakin banyak aktivitas CSR yang diungkapkan.. Selain itu nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi tersebut signifikan. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel total asset memiliki hubungan postif (terdapat hubungan yang nyata) dan signifikan pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR.
103
Hasil ini sama dengan penelitian terdahullu yang dilakukan oleh Hannifa & Cooke (2005), Othman et. al (2009), dan Farook et al (2011). Berdasarkan analisi di atas, secara keseluruhan hanya variabel IG Score (Index Governance Score), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan Invesment Accout Holders (IAH) yang memiliki hubungan/korelasi positif dan signifikan pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1) Semakin baik IG Score perusahaan, maka sifat kepatuhan terhadap hukum dan prinsip Islam akan semakin baik dan juga dalam menerbitkan laporan syariah, dan lebih banyak terlibat dalam kegiatan CSR, termasuk pengungkapan CSR (Farook, et al. 2011). Oleh karena semakin baik IG Score disebuah bank Islam dapat mendorong tingkat pengungkapan CSR yang lebih luas. 2) Semakin besar ukuran perusahaan, maka asset yang dimiliki perusahaan semakin besar. Berdasarkan teori agensi, perusahaan yang besar memiliki biaya yang lebih besar dari pada perusahaan yang kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Perusahaan yang memiliki sumber daya yang relatif kecil tidak akan melakukan pengungkapan seluas perusahaan besar. Perusahaan yang kecil tentu saja mengalami persaingan yang lebih ketat dengan para kompetitornya. Apabila perusahaan tersebut mengungkapkan informasi terlalu banyak
104
mengenai hal-hal yang bersifat internal kepada stakeholder, justru akan membahayakan keberlangsungan perusahaan itu sendiri. 3) Semakin banyak jumlah dana pihak ketiga, maka perusahaan dituntut untuk lebih banyak melakukan pengungkapan oleh stakeholders atas dana masyarakat yang dihimpunnya, karena pengelolaan dana pihak ketiga memiliki resiko yang cukup besar, apalagi DPK merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh sebagian besar atau bahkan di setiap bank. Jika dalam penelitian ini terdapat hasil yang berbeda dengan penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya, mungkin hal tersebut terjadi karena beberapa alasanseperti: perbedaab sampel penelitianm periode waktu penelitian, interpretasi peneliti terhadap laporan keuangan perusahaan atas variabelyang digunakan maupun perbedaan metode pengujian yanng ditempuh oleh peneliti.
105
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sharia governance structure terhadap pengungkapan CSR pada perbankan syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan sebagaimana diuraikan di bawah : 1. Berdasarkan hasil analisis perhitungan CSR brdasarkan indeks ISR pada BUS dari tahun 2011-2015 menunjukan bahwa secara keseluruhan tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS di Indonesia masih Kurang Informatif, namun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan diantara lima BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial tertinggi adalah BSM. Walau secara kumulatif tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS di Indonesia masih kurang informatif, tapi pada setiap tema Indeks ISR menunjukan hasil yang berbeda-beda. Secara rata-rata tingkat pengungkapan kinerja sosial tertinggi pada tema pendanaan dan investasi adalah BMSI dan BRIS. BSM memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial tertinggi pada tema produk dan jasa, tema karyawan, tema lingkungan, dan tema tata kelola perusahaan. Sedang BMI memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial tertinggi pada tema masyarakat. 2. Secara Simultan, hasil penelitian menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara Index Governance score (IG Score), Invesment Accout holders (IAH)
106
dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) bank umum syariah tahun 2011-2015. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 54% menunjukan bahwa kontribusi Index Governance score (IG Score), Invesment Accout holders (IAH) dan ukuran perusahaan (SIZE) dan 46% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 3. Ssecara parsial, sharia governance yang diproksikan dengan variabel Index Governance score (IG Score), Invesment Accout holders (IAH) dan ukuran perusahaan
(SIZE)
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) bank umum syariah tahun 2011-2015. Hal ini menunjukkan bahwa jika IG Score, IAH dan Size naik maka pengungkapan CSR akan mengalami kecenderungan untuk naik. 4. Variabel yang paling dominan mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) bank umum syariah tahun 2011-2015 adalah variabel IG score dengan konstanta 0,1491. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh Indeks Governace Score (IG Score) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) bank umum syariah tahun 2011-2015. Sehingga dengan meningkatnya
IG
Score akan
meningkatkan pengungkapan CSR.
107
B. SARAN Terkait dengan keterbatasan penelitian yang ada, maka penulis memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, diantaranya : 1. Menambah jumlah sampel penelitian dan memanjangkan periode penelitian sehingga jumlah observasi penelitian menjadi lebih banyak. Dengan bertambahnya jumlah observasi pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan metode analisis dan metode scoring lain yang dapat mengurangi tingkat subjektivitas dalam menentukan tingkat pengungkapan masing-masing bank syariah. Misalnya dengan memisahkan item-item pengungkapan yang memiliki lebih dari satu kriteria sehingga dapat menggambarkan kondisi sebenarnya 3. Menambah
sumber-sumber
informasi
pengungkapan
sehingga
dapat
meningkatkan nilai pengungkapan yang telah dilakukan masing-masing bank syariah. Misalnya wawancara dengan pihak internal bank, menggunakan media-media informasi lain seperti koran, majalah. 4. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan faktor-faktor lain untuk mengetahui pengaruhnya terhadap CSR. Agar bisa diketahui, faktor-faktor lain yang memiliki korelasi terhadao CSR selain keberadaan Dewan pengawas Syariah (IG-SCORE), investment account holders (IAH), dan ukuran perusahaan (SIZE). Selain itu, jika ingin menggunakan IG-SCORE sebagai proxy penilaian Dewan Pengawas Syariah, sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih luas lagi dan membandingkan
108
dengan bank umum syariah di Negara lain agar diperoleh hasil korelasi yang signifikan.
109
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Hadist. Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001, Bank Syariah : dari Teori ke Prktik. Jakarta, Gema Insani Pers Antonio, S. M. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. Bank Indonesia. (2003). Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 Tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah. Dipetik12 20, 2012, dari http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/pbi5-9-2003.pdf Bank Indonesia. (2006). Peraturan Bank Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Dipetik 12 20, 2012, dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B1BD8DF53DBD-44FC-B649-969F874FB7E8/11939/pbi_81407.pdf Bank Indonesia. (2012). Statistik Perbankan Syariah Februari 2012. Dipetik 10 20, 2012, dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/BF07D645-8F73478D-8967-19EC1022B5A7/25922/SPSFeb2013.pdf Bank Indonesia. (2010). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbS Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
111
Ariefianto, Mochamad Daddy. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan menggunakan Eviews, Jakarta: Erlangga, 2012. Djakfar, Muhammad. 2007. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malng : UIN Maliki Ibrahim Malang Press. Fauziah, Khusnul dan Prabowo Yudho. 2013. Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Indeks. Jurnal Akuntansi. Semarang : Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIII 2010. Semarang : Universitas Jendral Soedirman. Haniffa, R. (2002, July). Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective. Indonesia Management & Accounting Research , 3, hal. 128-146. Haniffa, R. 2002. Social Reporting Disclosure – An Islamic Perspective. Indonesian Management & Accounting Research 1 (2), pp. 128 – 146. Hidayat, Sutan Emir. 2008, Tujuan dan Arah Keuangan Islam, Republika
112
Ikatan
Akuntan
Indonesia.
PSAK
No.
01
(Revisi
2009).
Online.
http://staff.blog.ui.ac.id. Diakses pada 12 Agustus 2014. Kamaludin dan Rini Indriani. Manajemen Keuangan: Konsep Dasar dan Penerapannya. Mandar Maju. Jakarta. 2012 Purwitasari, Fadilla. 2011. Analisis Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah dalam Perspektif Sharia Enterprise Theory : Studi Kasus pada Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Skripsi. Semarang : Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Rustiarini ,Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Corporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan. Universitas Mahasaraswati Denpasar. SNA XIII. Purwokerto. Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Sembiring, Eddy Rismana. 2005. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII Solo.
113
Setiawan, Aziz Budi. 2010, Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia, Jakarta Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA Suharto, dkk. 2001, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan Syafe’i A, Wirman. 2000, Pengukuran Kinerja Bank Syariah, Majalah Ekonomi Syariah, EKABA Universitas Trisakti Jakarta Tanudjaja, Bing Bedjo 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility Di Indonesia. Universitas Kristen Petra Surabaya. NIRMANA, VOL.8, NO. 2. Surabaya Tanudjaja, Bing Bedjo 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility Di Indonesia. Universitas Kristen Petra Surabaya. NIRMANA, VOL.8, NO. 2. Surabaya. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Wahjuni L. Sri, Hafiez Sofyani, Ihyaul Ulum, Daniel Syam. 2012. Islamic Social Reporting Index Sebagai model Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia). Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4, No. 1, Maret 2012, pp. 36-46.
114
Wijayanti, Feb Tri dan Sutaryo. 2011. Pengaruh Corporate Social Responibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Uns. SNA XIV Aceh. Yusuf, Muhammad Yasir. 2010. Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah : Kajian Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh. Jurnal Ekonomi Islam – La Riba Vol. IV. Yusuf, Muhammad Yasir. 2010. Model Pelaksanaan Csr Bank Yariah: Kajian Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh. Jurnal Ekonomi Islam vol. IV, No. 2.
115
LAMPIRAN Uji stationeritas Variabel CSR Tahap level Group unit root test: Summary Series: CSR_BCAS, CSR_BJBS, CSR_BMI, CSR_BMSI, CSR_BNIS, CSR_BRIS, CSR_BSB, CSR_BSM, CSR_BVS, CSR_MBS, CSR_PBS Date: 08/18/16 Time: 14:25 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic selection of lags based on SIC: 0 Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel Balanced observations for each test
Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t*
-3.00656
0.0013
Crosssections
Obs
11
44
11 11 11
44 44 44
Null: Unit root (assumes individual unit root process) Im, Pesaran and Shin W-stat ADF - Fisher Chi-square PP - Fisher Chi-square
0.68622 14.0708 18.5571
0.7537 0.8989 0.6725
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Tahap 1st difference Group unit root test: Summary Series: CSR_BCAS, CSR_BJBS, CSR_BMI, CSR_BMSI, CSR_BNIS, CSR_BRIS, CSR_BSB, CSR_BSM, CSR_BVS, CSR_MBS, CSR_PBS Date: 08/18/16 Time: 14:33 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic selection of lags based on SIC: 0 Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel Balanced observations for each test
116
Crosssections
Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -15.1201 0.0000
11
33
Null: Unit root (assumes individual unit root process) Im, Pesaran and Shin W-stat -1.E+159 0.0000 ADF - Fisher Chi-square 41.5205 0.0071 PP - Fisher Chi-square 46.3893 0.0018
11 11 11
33 33 33
Method
Statistic
Prob.**
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Variabel IG Score Tahap level Group unit root test: Summary Series: IAH_BCAS, IAH_BJBS, IAH_BMI, IAH_BMSI, IAH_BNIS, IAH_BRIS, IAH_BSB, IAH_BSM, IAH_BVS, IAH_MBS, IAH_PBS Date: 08/18/16 Time: 14:38 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic selection of lags based on SIC: 0 Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel Crosssections
Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -10.0814 0.0000
11
43
Null: Unit root (assumes individual unit root process) Im, Pesaran and Shin W-stat -2.30695 0.0105 ADF - Fisher Chi-square 33.0603 0.0610 PP - Fisher Chi-square 46.6790 0.0016
11 11 11
43 43 43
Method
Statistic
Prob.**
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Tahap 1st difference
117
Group unit root test: Summary Series: IAH_BCAS, IAH_BJBS, IAH_BMI, IAH_BMSI, IAH_BNIS, IAH_BRIS, IAH_BSB, IAH_BSM, IAH_BVS, IAH_MBS, IAH_PBS Date: 08/18/16 Time: 14:39 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic selection of lags based on SIC: 0 Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel Balanced observations for each test Crosssections
Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -8.16864 0.0000
10
30
Null: Unit root (assumes individual unit root process) Im, Pesaran and Shin W-stat -1.E+159 0.0000 ADF - Fisher Chi-square 33.0839 0.0330 PP - Fisher Chi-square 40.8740 0.0039
10 10 10
30 30 30
Method
Statistic
Prob.**
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Variabel size Tahap 1st difference Group unit root test: Summary Series: SIZE_BCAS, SIZE_BJBS, SIZE_BMI, SIZE_BMSI, SIZE_BNIS, SIZE_BRIS, SIZE_BSB, SIZE_BSM, SIZE_BVS, SIZE_MBS, SIZE_PBS Date: 08/18/16 Time: 14:45 Sample: 2011 2015 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic selection of lags based on SIC: 0 Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel Balanced observations for each test
Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process)
118
Crosssections
Obs
Levin, Lin & Chu t*
-5.92418
0.0000
11
44
Null: Unit root (assumes individual unit root process) Im, Pesaran and Shin W-stat -1.86436 0.0311 ADF - Fisher Chi-square 36.0865 0.0297 PP - Fisher Chi-square 58.7189 0.0000
11 11 11
44 44 44
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Lampiran 2 Skor Indeks ISR BMI dan BSM tahun 2011-2015 BMI BSM ITEMS 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 3 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 B 7 8 9 C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 0
1 1 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 0
1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
119
22 D 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 E 34 35 36 37 38 F 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 0 1
1 0 1 0 1
1 0 1 0 1
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 44
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 44
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 44
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45
Lampiran 3
120
Skor Indeks ISR BMSI dan BRIS tahun 2011-2015 BMSI BRIS ITEMS 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 7 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 15 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 22 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 26 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31
121
32 33 E 34 35 36 37 38 F 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 23
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 23
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 25
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 31
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 31
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 30
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 35
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 39
Lampiran 4 Skor Indeks ISR BSB dan BNIS tahun 2011-2015 BSB BNIS ITEMS 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 A 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6
122
B 7 8 9 C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 D 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 E 34 35 36 37 38 F 39
0 1 0
0 1 0
0 1 1
1 1 0
1 1 1
1 1 0
1 1 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 0 0
1 1 1 0 0
1 1 1 0 0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
123
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40
Lampiran 5 Skor Indeks ISR BVS dan BCAS tahun 2011-2015 BVS BCAS ITEMS 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 A 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 B 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 7 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 8 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 9 C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
124
15 16 17 18 19 20 21 22 D 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 E 34 35 36 37 38 F 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 1 1
1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 1 0 0 0
1 1 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 1 0 0 0
1 1 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
125
50 51 52 53
0 1 1 0 15
0 1 1 0 15
1 1 1 1 25
0 1 1 0 25
1 1 1 1 32
0 1 1 0 27
0 1 1 0 27
1 1 1 1 30
1 1 1 1 37
1 1 1 1 40
Lampiran 6 Skor Indeks ISR BJBS dan PBS tahun 2011-2015 BJBS PBS ITEMS 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 A 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 3 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 17 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 22
126
D 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 E 34 35 36 37 38 F 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 1
1 1 0 0 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 0 0 0
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37
1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 24
1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 24
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
Lampiran 7
127
Skor Indeks ISR MBS tahun 2011-2015 ITEMS MBS 2011 2012 2013 2014 2015 A 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 5 1 1 1 1 1 6 B 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 0 0 0 0 1 9 C 0 0 0 0 1 10 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 12 0 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 15 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 22 D 0 1 1 1 1 23 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 26 0 1 1 1 1 27 0 0 0 0 0 28 0 1 0 1 1 29 0 1 1 1 1 30 0 1 1 1 1 31
128
32 33 E 34 35 36 37 38 F 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 0
1 1
1 1
1 1
1 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
129
COMMON EFFECT
Dependent Variable: CSR? Method: Pooled Least Squares Date: 09/25/16 Time: 23:06 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 55 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IGSCORE? IAH? SIZE?
2011.241 0.149108 -0.626134 -0.076593
1.064695 0.030169 0.309945 0.062610
1889.030 4.942447 -2.020142 -1.223334
0.0000 0.0000 0.0486 0.2268
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.324124 0.284366 1.207383 74.34640 -86.33018 0.501255
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
130
2013.000 1.427248 3.284734 3.430722 8.152529 0.000157
FIXED EFFECT Dependent Variable: CSR? Method: Pooled Least Square Date: 10/02/16 Time: 23:25 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 55 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IGSCORE? IAH? SIZE? Random Effects (Cross) _BMI--C _BSM--C _BMSI--C _BRIS--C _BSB--C _BNIS--C _BVS--C _BCAS--C _BJBS--C _PBS--C _MBS--C
2951.241 0.239108 1.826709 -0.066509
0.926543 0.069761 0.330989 0.060095
2703.096 6.809703 2.460557 1.660931
0.0000 0.0407 0.0312 0.0000
-1.109821 0.650928 -3.169042 -2.549009 1.751668 -0.309908 -2.092238 3.813661 3.037861 1.036713 -1877652 Effects Specification
Cross-section fixed(dummy variabel) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likehood F-statistic
0.574105 0.584364 1.207383 72.76909 -1439.540 20.18057
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter Durbin-Watson stat
131
2013.000 1.427248 8.673280 8.853789 8.852465 0.501654
Prob (F-statistic)
0.000157 Unweighted Statistics
R-squared Sum squared resid
0.324124 74.34640
Mean dependent var Durbin-Watson stat
2013.000 0.501255
RANDOM EFFECT Dependent Variable: CSR? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/25/16 Time: 23:25 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 55 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C IGSCORE? IAH? SIZE? Random Effects (Cross) _BMI--C _BSM--C _BMSI--C _BRIS--C _BSB--C _BNIS--C _BVS--C _BCAS--C _BJBS--C _PBS--C _MBS--C
2011.241 0.149108 -0.626134 -0.076593
0.904580 0.025632 0.263334 0.053195
2223.398 5.817288 2.377718 1.439870
0.0000 0.0360 0.0212 0.0000
-1.098046 0.727205 -4.805716 -2.559794 3.303763 -0.368423 -3.028497 3.781944 1.018387 1.912926 1.116249 Effects Specification
132
Cross-section random S.D. / Rho Idiosyncratic random S.D. / Rho
0.000000 1.025809
0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.524124 0.284366 1.207383 8.152529 0.000157
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
2013.000 1.427248 74.34640 0.501255
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.324124 74.34640
Mean dependent var Durbin-Watson stat
133
2013.000 0.501255