BAGIAN 3 PENATAAN RUANG BERBASIS PASAR VS SUMBER AIR BERKELANJUTAN DI KAWASAN TERBANGUN PESISIR PANTURA JAKARTA‐ CILIWUNG BOPUNJUR
Oleh Prof. Arwin Sabar I i Ir. Nico Plamonia ,MT l i
1
Latar Belakang g Kawasan Terbangun DKI Jakarta rentan terhadap ancaman b ji (1996,2002,2007,2010) banjir (1996 2002 2007 2010) & secara geografis fi di ikli iklim siklus Hidrologi monsoon Hipotesa peningkatan genangan & intrusi air laut dampak Perubahan Iklim, konversi lahan, explotasi air tanah ,Reklamasi Pantai :
Dampak Climate Changes -> Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) : 0.57 mm / tahun (….)
Perubahan Garis Pantai Suksesif 1991- 2010 - 2015
Implementasi p Perda DKI Jakarta NO.6 Tahun 1999 RTRW DKI Jakarta Rujukan j Keputusan p Presiden (Keppres) Nomor 52 tahun 1995
Konversi lahan suksesif di DAS Ciliwung hulu :
Konsistensi Keppres 114/1999 Penataan ruang kawasan BoPunjur
Subsidence exploitasi air tanah ( degradasi infrastruktur Air Minum )
Polemik hukum reklamasi ,diterbitkan Keputusan Menteri Lin kun an Hidup No.14/2003 Lingkungan N 14/2003 dan Keputusan MA No.109 N 109 K/TUN/2006, 28 Juli 2009 (ketidaklayakan Reklamasi Pantura 2 Jakarta)
Hipotesa p Permasalahan banjir Jakarta disebabkan Oleh : Perkemb ruang berdasarkan pasar :Konversi lahan
Suksesif
di
Boundary Condition Hulu menyebabkan semakin tingginya limpasan air permukaan (C) (Surface Run Off ) dan semakin mengecilnya aliran dasar (b) (Ekstrimitas debit air) Serta Perubahan Garis Pantai Suksesif(reklamasi ) 1991- 2010 2015, menyebabkan semakin sulitnya membuang air ke laut Perubahan Iklim pengaruhnya A. Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) ->
musim perhujan
Perlambatan Air Membuang ke laut, dan musim kemarau Rob B. Perubahan Distribusi Hujan Semakin Ekstrim -> Ekstrimitas debit 3
Obyektif Meneliti pengaruh reklamasi,degradasi lahan,dan kenaikan muka laut t h d muka terhadap k air i banjir b ji di pesisir i i Jakarta, J k t dengan d melakukan l k k : Dengan menggunakan data boundary condition hilir dan hulu Banjir 2007 Ciliwung, meneliti dampak perubahan garis pantai rentang 1991 s/d 2015 dan Kenaikan Muka Laut 2060 (50 tahun). Ancaman Ekstrimitas air dari Boundary DAS Hulu sebagai dampak perubahan iklim dan konversi lahan dari Hulu tercatat melalui timeseries Komponen P(Hujan) dan Q(Debit)
4
Time series Debit Air & Sea Water Level Debit Harian Pos Sugutamu (1979‐2009)
Debit Harian (m^3/Dettik)
500,00 400 00 400,00
Debit Harian
300,00 200,00
100,00
19 979
0,00
Waktu Gambar . Observasi Debit air DAS Ciliwung Bopuncur (1979-2009)
JAN PIDATO ILMIAH
FEB
MAR
APR
MEI
JUL 5
AUG
SEP
OKT
NOV
DES
Ruang Lingkup Penelitian • • •
Pemetaan P t P b h Garis Perubahan G i Pantai P t i Teluk T l k Jakarta J k t Laju Garis Pantai Suksesif 1991-2010-2015 P Pemetaan t K Konversi i Lahan L h di hulu h l DAS 1996 – 2003 Simulasi Banjir Sebelum dan Sesudah Reklamasi, Dengan Pendekatan Finite Element 2 Dimensi Studi banding Kenaikan Muka Laut Pada Kondisi vs muka pesisir lama : Garis Pantai 2010 dan 5 Tahun Sea Level Rise Garis Pantai 2010 (tidak berubah) dan 50 Tahun Sea Level Rise
• •
Kajian K ji Fenomena F Ek t i it (P,Q,b,C) Ekstrimitas (PQ b C) di DAS Hulu H l dan d Indeks I d k Kekeringan / Banjir Tinjau Penurunan Muka Tanah & Peta Banjir 2002,2007,2010 (Sumber : DPU DKI,2010) dan
6
END
Degradasi air di DAS Hulu –Bopuncur Ciliwung Trend Penggunaan Lahan Di Bidang Batas Hulu : (Implementasi Keppres 114/1999 – konservasi bopunjur)
7
END
Konsistensi Keppres 114/1999 tentang Penataan ruang kawasan Bogor - Puncak – Cianjur Pasal 2 : Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur selanjutnya disebut Kawasan Bopunjur adalah kawasan konservasi air dan tanah yyang pemekarannya g meliputi p 19 ((sembilan belas)) kecamatan dan hasil p y di Daerah Kabupaten Bogor, Daerah Kabupaten Cianjur, Daerah Kota Depok dan Daerah Kabupaten Tangerang pada Daerah Propinsi Jawa Barat Sumber : Tambunan,2006 8
END
Tujuan T j & Sasaran S ((Keppres pp No.114/1999)) Pasal 3 Fungsi g utama kawasan adalah Menjamin j tetap p berlangsungnya konservasi air dan tanah. Menjamin tersedianya sumber air yaitu air tanah dan air permukaan serta penanggulangan banjir bagi Kawasan/daerah hilirnya 9
PETA DAS CILIWUNG DAN CISADANE PETA DAS CILIWUNG DAN CISADANE
200,0
450,00
200,0
400,00
180,0
400,00
180,0
350,00
160,0
350,00
160,0
140,0
300,00
120,0 , 250,00 100,0 200,00 80,0 150,00
Hujan Wilaya ah (m3/bln)
450,00
60,0
100,00 50,00 0,00 Jan Feb Mar Apr
Mei
HUJAN WILAYAH ARITMATIKA
Bulan Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Penggunaan n Lahan (%)
120,0 , 250,00 100,0 200,00 80,0 150,00
60,0
40,0
100,00
40,0
20,0
50,00
20,0
0,0
0,00
0,0
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des HUJAN WILAYAH ARITMATIKA
Debit Rata-rata Bulanan Sugutamu (m3/det) (Q)
Debit Rata-rata Bulanan Sugutamu (m3/det) (Q)
Sumber : Pengolahan Data,2010
Sumber : Pengolahan Data,2010 45
140,0
300,00
Trend Penggunaan Lahan Sepanjang Tahun (1990-2003) (Tambunan,2006) 1990
1996
1999
2001
2003
40 35 30 25 20
38,78
15 25,52
10
20,87
18,75
5 0
20,91
19,05
86 8,67 10,75
Hutan
23,11
23,35
26,3
18,87
19,98
Kebun/perkebunan
Sumber : Tambunan,2006
26,86
36,01
8,68 8 68 19,67
25,74
Tegalan/ladang
10 35 10,35 9 45 9,45 9,85 21,92
Persawahan
6,1 16,11
33,54
Pemukiman
0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
Danau/air
11
Debit (m3/bln)
Grafik Kesetimbangan Air (Curah Hujan-Debit Sugutamu (1979-2009) (Pengolahan Data,2010)
Debit (m m3/bln)
Hujan Wilaya ah (m3/bln)
Grafik Kesetimbangan Air (Curah Hujan-Debit Sugutamu (1991-2003) (Pengolahan Data,2010)
Kecenderungan Nilai Koefesien Limpasan Katulampa C‐1 Tahun (1979‐2009)
1
Rainfall Area Ciliwung Rivers 4000 3500 Curah Hujan (mm/tahun)
0,8 y = 0.09x ‐ 18.93 R² = 0.939
0,6 0,4 0,2
3000 2500 2000
y = ‐0.586x + 4138. R² = 0.89
1500 1000 Linear ()
500 0
0
1979
1984
1989
1994
1999
2004
2009
1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009
Perubahan Baseflow (b) (1979‐2009 3,5 3
m3/s
2,5 2
1,5 1
y = ‐0,0364x + 3,0283 R² = 0,9289
0,5 0
Data 2010 Sumber : Pengolahan Data,2010
1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009
DAS HULU – CASCADE HULU
12
END
Rainfall Area Ciliwung Rivers 4000 3500
1,0
Curah Hujan (m mm/tahun)
Koefe esien Limpasan
Kecenderungan Nilai Koefesien Limpasan Sugutamu C-1 Tahun (1979-2009)
0,9 0,8 0,7
y = 0,0193x - 37,921 R² = 0 R 0,9313 9313
06 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 01 0,1
3000 2500 2000
yy = ‐1.401x + 5768. = 1 401x + 5768 R² = 0.81
1500 1000 Linear ()
500
0,0 1979
1984
1989
1994
1999
2004
2009 Tahun
Perubahan Baseflow (b) (1979‐2009) 3,5
0 1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009
Sumber : Pengolahan Data,2010
3
m3/s
2,5 2
DAS HULU – CASCADE HILIR
1,5 1
Baseflow
y = ‐0,0391x + 3,0837 R² = 0,9482
0,5 0 1979198119831985198719891991199319951997199920012003200520072009
13
Debit Harian Maximum Rata-rata Sugutamu & Katulampa Bulanan Average moving 10 tahunan (Pengolahan data,2010) 160
Trend debit harian maksimum rata-rata rata rata (1979-2009) (1979 2009)
45
Trend debit harian minimum rata-rata rata rata (1979 (1979-2009) 2009)
40 140 30
100
debit (m3/detikk)
debit (m3/detikk)
35
y = 4,4737x + 25,863 R² = 0,9329
120
25
80
y = ‐0,9786x + 43,643 R² = 0,9219
20
60
y = 0,5834x + 18,955 R² = 0,9358
15
40 10
y = ‐0,3031x + 11,233 R² = 0,9077
20 5
tahun
Sumber : Arwin 2010
• •
2005 5-…
2004 4-…
2003 3-…
2002-…
2001-…
2000 0-…
1999 9-…
1998 8-…
1997 7-…
1996 6-…
1995 5-…
1994 4-…
1993 3-…
1992-…
1991-…
Katulampa 1990 0-…
1989 9-…
1988 8-…
1987 7-…
1986 6-…
1985 5-…
Sugutamu 1984 4-…
0
1983 3-…
Linear (Katulampa)
1982-…
Linear (Sugutamu)
1981-…
Katulampa
1980 0-…
Sugutamu
1979 9-…
0
Tahun
Sumber : Arwin 2010
Distribusi hujan jatuh keperm tanah berubah (C menaik & b menurun 19792009 di DAS Ciliwung Hulu : Terjadi degradasi lahan di DAS Hulu di pos Sugutamu-Depok pengaruhnya p g y ekstrimitas debit air ((Kiriman air meningkat g & imbuhan air tanah menurun . (Arwin 2010) 14
Degradasi Air baku di DAS Ciliwung Hulu Periode
R10
A
R10/A
1979-1989
200.74
484470000
4.14358E-07
1990 1999 1990-1999
190 9497 190.9497
484470000
3 94141E 07 3.94141E-07
2000-2009
187.91
484470000
3.87865E-07
Debit Minimum m(m^3/detik)/Luas Lahan(A)
Degradasi Indeks Kekeringan di DAS Ciliwung Hulu 4,20E‐07 4,15E‐07 4,10E‐07 4,05E‐07 4,00E‐07 3,95E‐07 3,90E‐07 3,85E‐07 3 80E‐07 3,80E 07 3,75E‐07 3,70E‐07 1979‐1989
1990‐1999
2000‐2009
Periode 10 Tahun Degradasi Infrastruktur Air Minum
15
Degradasi indeks banjir Di DAS Ciliwung Hulu Periode
R5
A
R5/A
1979-1983
510.19
484470000
1.05309E-06
1984-1989
540.92
484470000
1.11652E-06
1990-1994
635.45
484470000
1.31164E-06
1995-1999
716.19
484470000
1.4783E-06
2000-2005
600.26
484470000
1.23901E-06
2005-2009
1172.06
484470000
2.41926E-06
Deb bit Maksimum Haarian/Luas Lahan n(A)
Degradasi Indeks Banjir 0,000003 0,0000025 0,000002 0,0000015 , 0,000001 0,0000005 0 1979‐1983
1984‐1989
1990‐1994
1995‐1999
2000‐2005
2005‐2009
Periode 5 Tahun
Peningkatan Debit Banjir oleh Konversi Lahan
16
Reklamasi & Perubahan Garis Pantai di Teluk Jakarta Trend Penggunaan Lahan Di Bidang Batas Hilir : 1.
Perda DKI Jakarta NO.6 Tahun 1999 RTRW DKI Jakarta (Reklamasi 2000 – 2015)
2.
– Perubahan garis Pantai Suksesif 1991 – 2010 – 2015
Ancaman Kenaikan Muka Laut – jika Keputusan Menteri No.14/2003 Soal ketidak layakan rencana reklamasi dan Revitalisasi Pantai utara Jakarta di lahan seluas 2.700 hektar. diperkuat keputusan MA No.109 K/TUN/2006 28 Juli 2009 memutuskan mengabulkan kasasi Kementerian Lingkungan Hidup.
PROGRAM REKLAMASI KAWASAN BARAT PROGRAM PROGRAM RR EKLAMASI EKLAMASI KAWASAN KAWASAN TENGAH TIMUR Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta
Jumlah Penduduk Tahun 2007 & Prediksi Jumlah Penduduk 2010 – 2050 (BPS,2006) (Bapedda DKI Jakarta) (Tambunan, 2006) 35000000 30000000
Jumlah Pendu uduk
25000000
1972
1983 20000000 15000000 10000000 5000000 0 2007
PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
Penjaringan BADAN PELAKSANA REKLAMASI PANTAI UTARA JAKARTA PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH KHUSUS KHUSUS IBUKOTA IBUKOTA JAKARTA JAKARTA BADAN BADAN PELAKSANA PELAKSANA REKLAMASI REKLAMASI PANTAI PANTAI UTARA UTARA JAKARTA JAKARTA
1993
2010 Pademangan
1998
2020
2030 Tanjung Priok
2040 Koja
2050
Cilincing
2002
18
A. Identifikasi Perubahan Garis Pantai Citra Ikonos 2010
Peta Topografi 2007 Proyeksi, Koordinat, Skala, C t l Meridian Central M idi
Peta SRTM 2007
SCAN
DIGITASI
REGISTRASI KOORDINAT
CROPPING
Analisa Spasial Peta & Attribut KOORDINAT
Perubahan Garis Pantai 1991- 2010 & 1991-2015
Peta Bathimetri 2006 Peta Bathimetri 2005 Perubahan Garis Pantai 1991-2003 Endang,2008
Sumber : Pengolahan Data,2010 Data
Panjang Data
Skala
Sumber Data
Citra Ikonos
Januari 2010
Skala 1:100
BAKORSURTANAL
Peta Topografi
2007
Skala 1 : 25.000
BAKORSURTANAL
Peta SRTM
2007
Skala 1 : 25.000
www2.jpl.nasa.gov/srtm/
Peta Bathimetri
2006
Skala 1 : 20.000
DISHIDROS
Peta Bathimetri
2005
Skala 1 : 50.000
DISHIDROS
Penelitian Endang,2008
1991‐ 2003
Skala 1 : 25000
Thesis
END
METODE SPASIAL : CITRA IKONOS 2010
PETA TOPOGRAFI 1991 Jenis tanah
Tabel Layer
O Analisa spasial :OVERLAY
+
=
1991
2003
2010
2015 RTRWN
Kamal Muara sampai Sunda kelapa terjadi penambahan daratan kedalaman, 8 m dan lebar 2,5 km maka penambahan luas lahan Jakarta mencapai Ancol dan Kapuk Naga Indah sudah mencapai 2.5 km, 457,68 Ha (Pengolahan Data,2010) Rencana Pengembangan g g dilakukan 2000-2015 2.700 Ha.
21
Peta Perubahan Garis Pantai 1991 - 2015 Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2003 Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2015 Ellipsoid Projection Coord. System
: WGS 84 : UTM : UTM Zone 48 Southern
SUMBER : PENGOLAHAN DATA,2010
Dibuat Oleh : Nicco Plamonia 25308025 P bi bi : Pembimbing Prof.Dr.Ir. Arwin Sabar,MS,DEA
Reklamasi 1991 - 2003 Reklamasi 2000- 2010 Reklamasi 2000- 2015
Magister Teknik Lingkungan Program Studi Teknik Lingkungan 22 Fakultas Teknis Sipil & Lingkungan
END
1991‐2003 Luas (km^2) Perimeter (km) Penjaringan 0.624 8.644 0.4762 4.45 0.3507 2.808 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pademangan 0 01451 0.01451 0 8728 0.8728 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tanjung Priok 0 0 Koja 0 0 Cilincing 0.5104 5.67 0 0 0 0 0 0 km^2 1.97581 22.4448 ha 197.581 2244.48
2000 ‐ 2010 Luas (km^2) Perimeter (km) 0.5405 5.478 0.7834 2.578 0.0731 3.174 0.0117 0.4691 0 0 0 0 0.1329 2.362 0.5287 3.112 0 2917 0.2917 0 2487 0.2487 0.2099 2.103 0.2145 0.9333 0.3146 0.09246 0 8248 0.8248 1 282 1.282 0.1208 1.843 0.33 0.2498 0.1208 1.843 0 0 0 0 0.006713 0.4278 0.02772 1.683 0.05442 4.583 0 0 4.586253 32.46216 458.6253 3246.216
2000 ‐ 2015 Luas (km^2) Perimeter (km) 1.032 2.826 1.059 2.9855 1.817 3.7235 2.03 3.914 1 649 1.649 6 035 6.035 4.39095 6.199 0 0 0 0 4 2285 4.2285 9 485 9.485 4.9155 7.745 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.193 5.33 4.7625 16.57 0 0 0 0 0 0 27.07745 64.813 2707.745 6481.3
23
B. Identifikasi Kenaikan KenaikanMuka mukaLaut lautRata-rata rata-rata Teluk teluk Jakarta jakarta Kenaikan Muka Laut Rata‐rata Teluk Jakarta 1925‐2010 (datum Tanjung Priok)
St di Pustaka Studi P t k 120
Panjang Data
Sumber Data
1925 1931 1925‐1931
Permanent Mean Sea Level (PSML)
1976-1980
y = 0,5756x ‐ Tugas Akhir1057 Meliana Purbo,1990 dalam R² = 0,8855 Endang (2008)
100
1984 1989 1984 ‐
80
BAKORSURTANAL
1991 ‐ 2003 2005
Pengukuran Geotindo dalam Endang(2008)
60
PROSES PENGOLAHAN DATA : DATA MSL
40 1925-1931 1925 1931
1976-1980 1984-1989 20
Penyamaan P referensi dengan hasil pengukuran PT.GMK (2005)
DATA MSL 1991-2003 0 2005-2010 1920
1930
1940
Pendekatan P d k t Regresi Linear Y=a+bx 1950
Diperoleh Di l h data MSL 1925 - 2010 1960 MSL
Pengolahan data,2010
1970 Linear (MSL)
Uji T
1980
Trendd T Kenaikan Muka Laut 1925-2010 1990
2000
2010
PENURUNAN MUKAtanah TANAH JAKARTA UTARA C. Identifikasi Penurunan muka jakarta 0 1980
1985
1990
Sumber data :
1995
2000
2005
2010
2015
2020
‐20
Data
Panjang Data j g
Pengolahan data,2010 Sumber Data
Servey Levelling
1982‐1991
Servey Levelling y g
1997
Dinas Pemetaan dan Pengukuran Tanah Dinas Pertambangan dan Energi DKI Jakarta
GPS Survey
1991 ‐ 2005
Abidin,2007 dalam Endang,2008
Bench Mark
1982 ‐ 1999
‐40
‐60
‐80
‐100 Proses
5 R² = 0,9971 Priyambodo,2005 dalam Endang,2008 ,
y = ‐2,6525x + 5243,2
pengolahan data :
4 1
‐120
4 2
‐140
Data ketinggian Muka tanah 1982,1991,dan 1997
Hitung Selisih 1982 – 1991 1991-1997 1982-1997
3
5 Trend Penurunan Muka Tanah (cm/th) 1982 – 1991 1991-1997 1982-1997
3y = ‐3,4925x + 6921,2
1
R² = 0,9999
2y = ‐4,1578x + 8244,5 y = ‐4,8668x + 9644,5 R² = 0,9956
R² = 0,9993
‐160
180 ‐180
Data Penurunan Muka Tanah 1997 2010 1997-2010 Kec.Tanjung Priok
Pilih Kesamaan Titik L k i Lokasi Kec. Pademangan
Kec. Cilincing
Linear (Kec.Tanjung Priok)
Linear (Kec. koja)
Linear (Kec. Cilincing)
y = ‐3,1623x + 6263,6 R² = 0,9961
Trend Penurunan Muka Tanah 1982-2010 Kec. Penjaringan
Kec. koja
Linear (Kec. Pademangan)
Linear (Kec. Penjaringan)
Hidrodinamika Pantai yyang terganggu g g gg oleh Reklamasi Perubahan Rejim Hidrodinamik Peningkatan potensi banjir di kawasan pantai
Kepemilikan tanah hasil reklamasi
Peningkatan potensi gangguan pada borrow area borrow area
Perubahan RUTR dan RDTR
Unsur‐unsur hidrodinamika pantai • Gelombang G l b • Arus • Pasang‐Surut • Sedimen Sumber : Nizam, 2002 • Polutan • Interaksi Dampak Negatip Reklamasi Perairan Pantai
Permasalahan pemindahan p penduduk dan pembebasan lahan
Terjadi pencemaran pantai pada saat pembangunan
Potensi terjadi kerusakan pantai dan instalasi p bawah air (kabel, pipa gas dll)
Potensi terjadi gangguan terhadap t h d lingkungan hidup
Pemecahan masalah: 1.Kepemilikan Tanah Hasil Reklamasi 2 P i k t potensi 2.Peningkatan t i banjir b ji 3.Perubahan RUTR dan RDTR 4.Pencemaran pantai saat Pembangunan 5.Kerusakan pantai & instalasi bawah air terhadap 6.Kangguan gg p lingkungan g g 7.Pemindahan penduduk dan pembebasan lahan 8.Gangguan terhadap borrow area
Sumber : Hang Tuah,2002
: UU/Perda : Engineering E i i : Perubahan RUTR- DPR : Engineering : Engineering : UU : UU : UU/Engineering
26
END
Simulasi Model 2D Hidrodinamika – Finite Element
27
END
Model Fisik Hidrologi g F( F(x,y,z,t (x,y,z,t ,y, , ) : DAS HULU (Watershed Model) DAS HILIR (Model Hidrodinamika)
Persamaan Kontinuitas
u v h h h h u v 0 t x y x y Persamaan Momentum arah x u u u h 2u 2u gun ..2 a h h hu hv Exx 2 Exy 2 gh (u2 v2 )1/2 2 1/6 t x y x y x x 1.486h
Q = C(PA) + b … 2hvsin 0 Y = a X + b … ( L3/T)
Dimana : Persamaan Momentum arah y Q : debit air ( L3/T) ( / ) u u u limpasan h 2u 2u a h gun ..2 C : koefisien h hu hv Eyx 2 Eyy 2 gh (u2 v2)1/2 2 t x hujan(L/T) y x y x x 1.486h1/6 P= curah A= Luas Area) ( L2) 2hvsin DAS (Catctment 0 b base flow ( limpasan air tanah air tanah & mata & mata air) (L3/T) air) (L3/T) b= base flow ( limpasan 28
END
Domain Komputasi Perairan di luar daerah hitungan
Daerah hitungan
Daerah studi
y
Daratan x
Titik/Node dan Elemen Titik titik / Node Titik-titik
Elemen elemen Elemen-elemen
KALIBRASI HHWL
xˆ i TP
MSL
xi
N i 1 Si l i xˆ i Simulasi
1 Err N
x LLWL A
i
xˆ x i
i
TP
* 100 %
Data
TP TunggangPa sut B
A.Diagram Menghitung nilai kesalahan Kalibrasi Data simulasi dengan lapangan. B.Persamaan menghitung Nilai kesalahan (error) Kalibrasi Data simulasi dengan lapangan Andojo Wuryanto,2008
31
Boundary Hilir Pasang Surut Peramalan NAOTIDE 2007
Kalibrasi Pasang Surut DISHIDROS 2007 (K01)
Kalibrasi Pasang Surut DPU 2007 (K02)
Boundary Hulu Sugutamu 32
END
Debit Sugutamu 31 Januari 2007 Q (m^3/s) 350,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00 0
1
2
3
4
5
Sumber : DPU DKI,2007
6
7
8
9
10
11
12
Q (m^3/s)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
33
24
END
NAO TIDE Prediction (cm) (1 Januari ‐ 22 Februari 2007 0,8
0,6
Tinggi Muka Air (cm)
0,4
02 0,2
0 0
200
400
600
800
1000
1200
1400
‐0,2
‐0,4
‐0,6
‐0,8
Sumber : Pengolahan Data,2010
Tide(cm)
34
END
Skenario Model Pengujian g j Sensitifitas Perubahan Garis Pantai & Naiknya y Muka Air Laut terhadap watak Aliran di Pesisir DKI Jakarta K di i Banjir Kondisi B ji 2007 - Batas B t hulu h l debit d bit banjir b ji (Konstan) (K t ) Pasang surut dihilir saat Banjir 2007 – Batas Hilir (Konstan) Simulasi Banjir 2007 & Aliran permukaan bebas Garis Pantai Jakarta 1991 (Tanpa Reklamasi) Simulasi Banjir 2007 & Aliran Permukaan Bebas Garis Pantai 2010 (= 2007) Simulasi m Banjir j 2007 & Aliran p permukaan m bebas Garis Pantai J Jakarta 2015 Simulasi Banjir 2007 & Aliran Permukaan Bebas Garis Pantai Jakarta 2010 + SLR 5 Tahun Simulasi Banjir 2007 & Aliran Permukaan Bebas Garis Pantai Jakarta 2010 + SLR 50 Tahun Simulasi Banjir 2007 & Aliran permukaan bebas Garis Pantai Jakarta 2015 Tanpa Kenaikan Muka Laut
35
Hasil Kalibrasi
36
K01 Grafik perbandingan Data simulasi dengan Data Pengukuran DISHIDROS 2007
Kalibrasi Elevasi Muka Air Tanjung Priok (K01) 0.8 Data (Dishidros)
Simulasi RMA2
Elevasi Muka a Air terhadap M MSL (m)
0.6
0.4
0.2
0.0
MSL
-0.2
-0.4
-0.6 Err =
6.0%
Tanggal (31 Januari - 20 Februari 2007)
-0.8 31
3
6
9
12
17
21
37
K02 Grafik perbandingan Data simulasi dengan Data Pengukuran Pintu Air Manggarai , DPU DKI 2007
4
Kalibrasi Elevasi Muka Air Pintu Manggarai 3,5
Tinggi Muka Aiir (m)
3
2,5
2
1,5
1
0,5 Err =
31 Januari 2007
1.3 %
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pintu Air Manggarai
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Data Simulasi 38
24
Hasil Simulasi
39
Rambatan Hulu – (Hilir Konstan) 12
Sensitifitas Muka Air Garis Pantai 1991 Kondisi Sebelum Reklamasi
10
Tinggi Mu uka Air (cm)
8
6
4
2
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
‐2 0 Km (Sugutamu) 25 5 Km (Tebet) 25.5 Km (Tebet) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 37.5 Km (Djakarta Loyd) 45.5 (Laut)
5 Km (Depok Jaya) 27 Km (Manggarai) 27 Km (Manggarai) 33 Km (Istana Merdeka) 39 Km (Sunda Kelapa) Boundary Hilir
10 Km (Kebagusan) 28 5 Km (Kampus UPI) 28.5 Km (Kampus UPI) 34.5 Km (Gedung Arsip) 40.5 Km (Pantai Mutiara)
24 Km (Stasiun Cawang) 30 Km (IKJ Planetarium) 30 Km (IKJ ‐ 36 Km (Glodok DownTown) 43 Km (Reklamasi 2015)
40
24
Rambatan Hilir – (Hulu Konstan) 1,60
Sensitifitas Muka Air Garis Pantai 1991 Kondisi Sebelum Reklamasi (Hulu Konstan) 1,40
1,20
Tinggi Muka Ait (cm)
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0 00 0,00 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
‐0,20
‐0,40 37.5 Km (Djakarta Loyd) 43 Km (Reklamasi 2015)
39 Km (Sunda Kelapa) 45.5 (Laut)
40.5 Km (Pantai Mutiara) Boundary Hilir
20
21
22
23
24
12
2,5000
Sensitifitas Muka Air Garis Pantai 1991 Kondisi Sebelum Reklamasi 1991Sensitivitas 2003 sebelum reklamasi 2010 2015(RTRW) Kecepatan (Garis Pantai 1991 ) 10 2,0000 2 0000
8 Tingggi Muka Air (cm) Kecep patan (m/detik)
1,5000 6 1,0000
4
0,5000 2
0 0,0000 0
10
21
32
43
54
56
67
78
89
910 1011 1112 12 13 13 14 14 15 15 1616 1717
1818
19 19
20 20
21
22
23 23
‐2 ‐0,5000
0 Km (Sugutamu) 10 Km (Kebagusan) 5 Km (Depok Jaya) 25.5 Km (Tebet) 25.5 Km (Tebet) 27 Km (Manggarai) 28.5 Km (Kampus UPI) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 33 Km (Istana Merdeka) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 34.5 Km (Gedung Arsip) 37.5 Km (Djakarta Loyd) 39 Km (Sunda Kelapa) 0 Km (Sugutamu)
5 Km (Depok Jaya) 10 Km (Kebagusan) 24 Km (Stasiun Cawang) 27 Km (Manggarai) 28.5 Km (Kampus UPI) 30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 34.5 Km (Gedung Arsip) 33 Km (Istana Merdeka) 36 Km (Glodok DownTown) 40.5 Km (Pantai Mutiara)
24 Km (Stasiun Cawang) 30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 36 Km (Glodok DownTown)
42
24 24
2,5000
14
Sensitifitas Muka Air Setelah Reklamasi (Garis Pantai 2010) 2003Kecepatan Garis 2010 2015 (RTRW) Sensitifitas Pantai 2010
1991 12 2,0000
Tiinggi Muka Air (c Kecepatan A Aliran (m/detik)cm)
10 1,5000
8
6
1,0000
4
0,5000
2
0,0000
0 0
1 0 2 1
3 2
43
54
65
76
87
89
910
1011
1112 1213 13 14 14 15 15 16 16 1717 1818
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
‐2 ‐0,5000
0 Km (Sugutamu)
5 Km (Depok Jaya)
10 Km (Kebagusan)
24 Km (Stasiun Cawang)
25.5 Km (Tebet) 0 Km (Sugutamu)
27 Km (Manggarai) 5 Km (Depok Jaya)
28.5 Km (Kampus UPI) 10 Km (Kebagusan)
30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 24 Km (Stasiun Cawang)
31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 25.5 Km (Tebet)
33 Km (Istana Merdeka) 27 Km (Manggarai)
34.5 Km (Gedung Arsip) 28.5 Km (Kampus UPI)
36 Km (Glodok DownTown) 30 Km (IKJ ‐ Planetarium)
37.5 Km (Djakarta Loyd) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I)
39 Km (Sunda Kelapa) 33 Km (Istana Merdeka)
40.5 Km (Pantai Mutiara) 34.5 Km (Gedung Arsip)
43 Km (Reklamasi 2015) 36 Km (Glodok DownTown)
45.5 (Laut) 37.5 Km (Djakarta Loyd)
Boundary Hilir 39 Km (Sunda Kelapa)
40.5 Km (Pantai Mutiara)
Jakarta Dloyd
43
24 24
14,00 1,2000
1991Sensitifitas Muka Air Setelah Reklamasi (Garis Pantai 2010 + SLR 5 ) 2003 2007/2010 2015 (RTRW) Sensitifitas Kecepatan Garis Pantai 2010 + SLR 5 12,00 1 0000 1,0000
Kecepatan (m/detik) Tinggi M Muka Air (cm)
10,00 0,8000 8,00
6,00 0,6000
4,00 0,4000 2 00 2,00
0,2000 0,00 0
1
2
3
0
0 Km (Sugutamu) 1 2 3 25.5 Km (Tebet)
4
5
6
7
8
9
4
5
6 5 Km (Depok Jaya) 7 8 9 27 Km (Manggarai)
10
11
12
13
14
15
10
11
10 Km (Kebagusan) 12 13 14 15 28.5 Km (Kampus UPI)
16
17
18
19
20
21
16
17 24 Km (Stasiun Cawang) 18 19 20 21 30 Km (IKJ ‐ Planetarium)
22
23
24
22
23
24
‐2,00 0,0000
31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 0 Km (Sugutamu)
33 Km (Istana Merdeka) 5 Km (Depok Jaya)
34.5 Km (Gedung Arsip) 10 Km (Kebagusan)
36 Km (Glodok DownTown) 24 Km (Stasiun Cawang)
25.5 Km (Tebet) 37.5 Km (Djakarta Loyd) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 45.5 (Laut) 37.5 Km (Djakarta Loyd)
27 Km (Manggarai) 39 Km (Sunda Kelapa) 33 Km (Istana Merdeka) Boundary Hilir 39 Km (Sunda Kelapa)
28.5 Km (Kampus UPI) 40.5 Km (Pantai Mutiara) 34.5 Km (Gedung Arsip)
30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 43 Km (Reklamasi 2015) 36 Km (Glodok DownTown)
40.5 Km (Pantai Mutiara)
44
0,8
Sensitifitas Muka Air Setelah Reklamasi (Garis Pantai 2010 + SLR 50) 1991 2003 20102010 + SLR 50 Tahun 2015 (RTRW) Sensitifitas Kecepatan Garis Pantai
Kecepaatan (m/detik) Tinggi Mu uka Air (cm)
14 0,7 12 0,6 10 0,5 8 0,4 6
40,3
2 02 0,2 0 0,10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
‐2 2 0,0 0
1 0 Km (Sugutamu) 2 3 4
5
25.5 Km (Tebet) 0 Km (Sugutamu) 0 K (S t ) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 25.5 Km (Tebet) 37.5 Km (Djakarta Loyd) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 45.5 (Laut) 37.5 Km (Djakarta Loyd)
6
7 8 9 10 5 Km (Depok Jaya) 27 Km (Manggarai) 5 K (D 5 Km (Depok Jaya) kJ ) 33 Km (Istana Merdeka) 27 Km (Manggarai) 39 Km (Sunda Kelapa) 33 Km (Istana Merdeka) Boundary Hilir 39 Km (Sunda Kelapa)
11
1210 Km (Kebagusan) 13 14 15
16
17
28.5 Km (Kampus UPI) 10 K (K b 10 Km (Kebagusan) ) 34.5 Km (Gedung Arsip) 28.5 Km (Kampus UPI) 40.5 Km (Pantai Mutiara) 34.5 Km (Gedung Arsip) 40.5 Km (Pantai Mutiara)
18 19 20 21 24 Km (Stasiun Cawang)
22
23
30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 24 K (St i C 24 Km (Stasiun Cawang) ) 36 Km (Glodok DownTown) 30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 43 Km (Reklamasi 2015) 36 Km (Glodok DownTown)
45
24
0,6000 14
Sensitifitas Kecepatan Garis(Garis Pantai 20152015 ) Sensitivitas Muka Air Setelan Reklamasi Pantai 12 0 000 0,5000
Tiinggi Muka Air (ccm) Kecepatan Aliran (m/detik))
10 0,4000 , 8
6 0,3000 4 0,2000 2
0,1000 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
‐2 0,0000 0
0 Km (Sugutamu) 5 Km (Depok Jaya) 10 Km (Kebagusan) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 24 Km (Stasiun Cawang) 25.5 Km (Tebet) 27 Km (Manggarai) 28 5 Km (Kampus UPI) 28.5 Km (Kampus UPI) 30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 30 Km (IKJ ‐ 31 5 Km (Abdurahman Saleh I) 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 0 Km (Sugutamu) 24 Km (Stasiun Cawang) 33 Km (Istana Merdeka) 5 Km (Depok Jaya) 34.5 Km (Gedung Arsip) 10 Km (Kebagusan)36 Km (Glodok DownTown) 39 Km (Sunda Kelapa) 28.5 Km (Kampus UPI) 40.5 Km (Pantai Mutiara) 25.5 Km (Tebet)37.5 Km (Djakarta Loyd) 27 Km (Manggarai) 30 Km (IKJ ‐ Planetarium) 43 Km (Reklamasi 2015) 33 Km (Istana Merdeka) 45.5 (Laut) Boundary Hilir 31.5 Km (Abdurahman Saleh I) 34.5 Km (Gedung Arsip) 36 Km (Glodok DownTown) 1
2
37.5 Km (Djakarta Loyd)
39 Km (Sunda Kelapa)
40.5 Km (Pantai Mutiara)
46
Pembahasan
47
0,60 8,00
Perbandingan Sensitifitas Kecepatan Aliran Pada Grid 37.5 km (Djakarta Loyd) Perbandingan Sensitifitas Muka Air di 37.5 Km (Djakarta Loyd)
7,00 0,50 6,00 0 40 0,40
K Tinggi Muka Air Kecepatan(cm/de etik) r (cm)
5,00
4,00 , 0,30
3,00 0,20 2,00 0,10 1 00 1,00
0,00 0 1 1 2 2 3
3 4
45
56
67
78
89
910
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
1817
1918 2019 2120 2221 23
24
‐1,00 ‐0,10
Garis Pantai 1991 Garis Pantai 2015 Garis Pantai 1991 Garis Pantai 1991
Garis Pantai 2010 43 Km (Reklamasi 2015) Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 + SLR 5 Garis Pantai 2010 + SLR 5
Garis Pantai 2010 + SLR 5 45.5 (Laut) Garis Pantai 2010 + SLR 50 Garis Pantai 2010 + SLR 50
Garis Pantai 2010 + SLR 50 Boundary Hilir Garis Pantai 2015 Garis Pantai 2015
48
25
0,30 7,00 Perbandingan Sensitifitas Muka Air di Grid 39 km (Sunda Kelapa )
Perbandingan Sensitifitas Kecepatan Aliran Pada Grid 39 km (Sunda Kelapa) 6,00 , 0,25
5,00 0 20 0,20
K Tinggi Muka Air Kecepatan(cm/de etik) r (cm)
4,00 0,15 0, 5 3,00
0,10 2,00
0,05 1,00
0,00 0,00 0
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
9 8
10 9
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 20 21 22 23 18 19 20 21
24
‐1,00 ‐0,05
Garis Pantai 1991
Garis Pantai 2010
Garis Pantai 2010 + SLR 5
Garis Pantai 1991 Garis PantaiGaris Pantai 2015 1991Pantai 2015Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 Garis Pantai Garis Pantai 2010 + SLR 5 Garis 43 Km (Reklamasi 43 Km (Reklamasi 2015) 2015) 2010 + SLR 45 55(Laut) 45.5 (Laut)
Garis Pantai 2010 + SLR 50
Garis Pantai 2010 + SLR 50 Garis Pantai 2010Boundary Hilir + SLR 50 Hilir Boundary
Garis Pantai 2015 Garis Pantai 2015
49
25
0,35 6,00
Perbandingan Sensitifitas Kecepatan Aliran Pada Grid 40.5 km (Pantai Mutiara) Perbandingan Sensitifitas Muka Air di Grid 40.5 km (Pantai Mutiara)
0,30 0 30 5,00
Tinggi Muka Air Kecepatan (cm/r (cm) /detik)
0,25 4,00 ,
0,20 3,00
0,15 2,00
0,10 1,00
0,05 0,00 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
11
12 13 14 15 16 Garis Pantai 2010 + SLR 5
18
19
20
21
22
23
24
0,00 ‐1,00 0
1
2
3 4 5 Garis Pantai 1991
6
7
8 9 10 Garis Pantai 2010
Garis Pantai 1991 Garis PantaiGaris Pantai 2015 1991Pantai 2015Garis Pantai 2010 Garis Pantai 2010 Garis Pantai Garis Pantai 2010 + SLR 5 Garis 43 Km (Reklamasi 43 Km (Reklamasi 2015) 2015) 2010 + SLR 45 55(Laut) 45.5 (Laut)
17 18 19 20 21 Garis Pantai 2010 + SLR 50
Garis Pantai 2010 + SLR 50 Garis Pantai 2010Boundary Hilir + SLR 50 Hilir Boundary
Garis Pantai 2015 Garis Pantai 2015
50
25
Kesimpulan HILIR 1991-2010 lebar 2,5 2 5 km , 456,36 456 36 Ha 1991-2015 lebar 3 km, 2.700 Ha
Iklim global
(Studi Pustaka) SLR : 0,575 0 575 cm/th
HULU
Laju penduduk tinggi
Konversi lahan terbangun
Iklim lokal
Eksploitasi air tanah
(Studi Pustaka ) Laju penurunan muka tanah : -4,866 cm/th
Hujan meningkat
Meningkatkan Koef.Run Koef Run off (C) 0.60
Menurunnya (b) base flow 1.21 m^3/detik
Meningkatkan debit banjir Tinggi muka air 0.02 m - 1.54 m Perlambatan k kecepatan t 3.6%-70%
Ketidakberlanjutan Air Baku
• Meningkatnya tinggi muka air 0.02 m – 1.54 m dari Sungai reklamasi (1991-2010) • Perlambatan Kecepatan Aliran Sungai Ciliwung (3.6%-70 (3 6% 70 % ) sesudah reklamasi • Meningkatnya Koefissien Run off (0.6) di DAS Hulu terjadi ekstrimitas debit air ( kiriman air meningkat , pasokan air tanah menunrun) • Exploitasi p air tanah Subsidence muka tanah ,,memberikan peluang p g degradasi g infrastruktur SDA-Drainase
V. KESIMPULAN Temuan‐temuan penting yang diperoleh dari simulasi fenomena ekstrim basah terhadap fenomena Banjir di kawasan pesisir Pantura Jakarta‐ DAS Ciliwung adalah sebagai berikut: fenomena Banjir di kawasan pesisir Pantura Jakarta DAS Ciliwung adalah sebagai berikut: a) Semakin meluasnya genangan di pesisir pantura Jakarta , disebabkan : degradasi g debit air banjir j dari DAS Ciliwung g Hulu, , parameter p statistik berubah ,membesar F (,) Subsindens permukaan tanah di pesisir pantura Jakarta seiring laju exploatasi air tanah . Perbandingan luas reklamasi berturut –turut 457,68 Ha (2010) dan 2707 ha (RTRW 2015) . Simulasi Pengaruh reklamasi pantai 2010 perbandingan kenaikan muka banjir rentan (0.02 – 0,95) m sedangkan skenario reklamasi 2010 dengan kenaikan muka laut berturut –turut 5 tahun dan 50 tahun , kenaikan muka banjir berturut‐turut rentan ( 0.23 – 1.34 ) m dan (0.26–1,39 ) m. b) b) Pengaruh kenaikan muka air banjir di pesisir Pantura Jakarta lebih dominan h k ik k i b ji di ii k l bih d i dibandingkan Pengaruh perubahan iklim: Skenario reklamasi ( 2707 ha ) sesuai RTRW 2015 tanpa memperhitungkan k ik kenaikan muka air laut diperoleh kenaikan muka air k i l t di l hk ik k i banjir maksimum lebih tinggi b ji ki l bih ti i dibanding reklamasi 2010 ( 458 ha ) dengan kenaikan SLR 50 tahun , Dengan kata lain skenario reklamasi RTRW 2015 ( 2707 Ha) kenaikan muka banjir naik 70 % dari muka air banjir tanpa reklamasi (1991) sedangkan skenario reklamasi naik 70 % dari muka air banjir tanpa reklamasi (1991) sedangkan skenario reklamasi (458 ha) tahaun 2010 + SLR 50 tahun kenaikan muka banjir naik 63,16 % dari muka 52 banjir tanpa reklamasi(1991)
Tabel :Perbandingan kenaikan muka air banjir di pesisir Jakarta oleh reklamasi vs kenaikan muka air laut pengaruh “Climat Change “ Tinggi Muka Air Pada Saat Pasang Maksimum (Time Step Ke 6) Selisih 37.5 Km
39 Km 40.5 Km 37.5 Km 39 Km 40.5 Km
Garis Pantai 1991
Perubahan
∆37 5 Km ∆37.5 Km ∆39 Km ∆39 Km ∆40 5 Km ∆40.5 Km (Djakarta Loyd) (Sunda Kelapa) (Pantai Mutiara)
Garis Pantai 2010
Selisih
%
%
%
Perubahan
1.93
1.39
0.56
3.26
0.72
0.67
1.33
‐0.68
0.11
69.21 ‐48.58 20.06
4.86
3.99
2.20
6.10
1.26
3.42
1.24
‐2.72
1.22
25.42 ‐68.37 55.28
Garis Pantai 1991
Garis Pantai 2010 + SLR 5
Selisih
Perubahan
1.93
1.39
0.56
3.31
1.02
0.80
1.39
‐0.37
0.23
71.98 ‐26.72 41.64
4.86
3.99
2.20
6.52
1.68
3.54
1.66
‐2.30
1.34
34.09 ‐57.83 60.79
Garis Pantai 1991
Garis Pantai 2010 + SLR 50 2010 + SLR 50
Selisih
Perubahan
1.93
1.39
0.56
3.37
1.06
0.82
1.44
‐0.33
0.26
74.66 ‐23.90 46.57
4.86
3.99
2.20
6.63
1.77
3.59
1.76
‐2.22
1.39
36.27 ‐55.65 63.16
Garis Pantai 1991
Garis Pantai 2015
Selisih
Persen Perubahan
1.93
1.39
0.56
3.42
1.14
0.88
1.65
‐0.25
0.32
86.18 ‐18.06 56.47
4.86
3.99
2.20
2.05
1.95
3.74
2.01
‐2.04
1.54
57.78 ‐51.19 70.00
53
C) Bila Degradasi Rezim Hidrologi berlangsung terus : degradasi lahan di DAS Hulu (debit banjir R‐5 meningkat non linair ) dan degradasi di hilir teluk Jakarta : kenaikan muka laut & laju reklamasi berlangsung terus dan exploitasi air tanah tidak dihentikan maka p j p Jakarta semakin rentan terhadap banjir pada fenomena –fenomena ekstrim basah & Rob dan intrusi air laut semakin jauh merambat ke daratan.
d) Intrusi air laut semakin merambat ke daratan ,disebabkan: Kenaikan muka air laut Kenaikan muka air laut 0,575 mm/tahun 0 575 mm/tahun Exploitasi air tanah berlebihan semakin turun permukaan air tanah Imbuhan air aquifer bh f dari daerah tanggapan d d h semakin kecil k k l ( Ik = 1‐ ( k C))
54
Saran : 1. Peraturan/perundangan pembangunan berkelanjutan khususnya penataan ruang berazaskan daya dukung air di Implementasi dengan benar dan sungguh‐sungguh. 2. Keputusan Kep.MA No.109 K/TUN/2006, 28 Juli 2009 telah diuji aspek hukun peraturan/perundangan yang berlaku, dan dari kajian yang telah dilakukan serta dituangkan dalam dituangkan dalam makalah makalah ini ini, memberikan memberikan alasan alasan akademik akademik bahwa bahwa reklamasi reklamasi tidak layak diteruskan dalam upaya preventif semakin tenggelamnya pesisir jakarta pada kejadian –kejadian ekstrim basah siklus Hidrologi tahun‐tahun mendatang. 3 Rehabitasi 3. R h bit i iinfrastruktur f t kt pengendalian d li air, i lebih l bih di diutamakan t k menahan h air i selama l mungkin di daratan pesisir Jakarta ( polder, waduk resapan, artificial recharge ) dan implementasi pengendalian air di kawasan konservasi air di DAS Ciliwung Bopunjur dan sungai‐sungai lainnya yang melintas ke Jakarta 4. Penghentian eksploatasi air tanah , Suplesi pemakaian air tanah dengan air permukaan dan kebijakan j peningkatan p g infrastruktur Air Minum Jakarta sumber air antara lain: waduk Jatiluhur.
55
TERIMA KASIH