PENGARUH PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA BTN SYARI’AH CABANG JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh: NURYAMAH NIM: 104046101690
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH JURUSAN MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
PENGARUH PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA BTN SYARIAH CABANG JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh NURYAMAH NIM: 104046101690
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, lc, MA
Dr. Hendra Kholid, MA
NIP: 150 270 614
NIP: _
KOSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan unutk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (SI) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantnmkan sesuai dengan ketantuan yang berlakau di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 7 Dzulqa’dah 1429 H 5 November 2008 M
Nuryamah
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Alhamdulilah, maha suci Allah SWT, yang telah memberikan jalan hidup setiap manusia yang berbeda-beda. Maha indah karunia-Nya yang telah membekali setiap insan dengan potensi yang beraneka rupa. Dan atas ridha dan rahmat-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada nabi dan rasul Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat dan bahkan umatnya, Insya Allah dan mudah-mudahan kita ada didalamnya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada BTN Syari’ah Cabang Jakarta” dapat penulis selesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana (S1) pada jurusan Muamalat program studi Perbankan Syari’ah di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa banyak pihak dan orang yang terlibat dan berjasa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada: 1. Ayahanda H. Fakhruddin dan Ibunda Hj. Mariyam atas doa dan upaya, kasih dan sayang, pengorbanan dan air mata, yang tiada dapat dituturkan oleh katakata, moga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda dan menempatkan engkau berdua di syurga-Nya yang paling tinggi
2. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. Selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah. Azharuddin, M.Ag selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Prof. Dr, Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA dan Bapak Dr. Hendra Kholid, MA selaku dosen pembimbing atas kesediaannya memberikan waktu luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan-masukannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Para dosen dan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT. 6. Pimpinan dan staf Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi dengan berbagai referensi. 7. Bapak Edy Setiadi Pimpinan BTN KCS Jakarta Harmoni yang telah memberikan tempat penelitian penulisan skripsi. Kepada Bapak Herry dan Bapak Ali Muntoro serta Ibu Pipih yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis melakukan penelitian serta memberikan data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini. Kepada seluruh karyawan BTN Syari’ah Ibu Suci, Ibu Putri, Ibu Indah, Ibu Liana, Ibu Esti, Bapak Aris, Bapak Wifaq, Bapak Bambang, Bapak Mukhlis terima kasih atas bantuan yang diberikan dalam proses penelitian ini. Thank’s for you all.
9. Untuk kakakku tercinta teh Sanah dan a Engkus, adikku tercinta Nurazizah serta keponakanku Rilla yang telah memberikan perhatian dan do’anya tanpa kalian semua penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik kalian semua. 10.Seluruh rekan mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta program studi perbankan Syari’ah angkatan 2004. teman-teman perbankan Syari’ah kelas D (Bocah Rusuh) yang tidak bisa disebut satu persatu, mudahmudahan persahabatan kita abadi. Rerencang Riungan Mahasiswa Sukabumi (RIMASI) Jakarta, temen-temen asrama atas do’a dan suportnya. Terutama buat “AA” yang selalu ada di kala suka dan duka, makasih “A” . 11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan semoga kebaikan dan bantuan kepada penulis manjadi amal ibadah dan mendapat Ridha dari Allah SWT. Akhir kata, penulis sadar tentu ada kekurangan pada skripsi ini oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak yang membaca skripsi ini karena hanya Tuhanlah yang maha benar dan kebenaran. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua. Amîn ya rabb al-‘âlamîn.
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... .. i PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................... .. ii KATA PENGANTAR .......................................................................... ..iii DAFTAR ISI ......................................................................................... ..vi DAFTAR TABEL DAN GRAFIK.......................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... ..1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. ..4 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................... ..4 D. Review Studi Terdahulu ...................................................... ..5
BAB
E.
Metode Penelitian ............................................................... ..7
F.
Sistematika Penulisan.......................................................... ..12
II
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA BANK SYARI’AH
A. Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Syari’ah ................. ..14 1. Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK) ........................... ..14 2. Faktor Penyebab Nasabah Menyimpan Dana di Bank ......................................................................... ..15 3. Jenis-Jenis Dana Pihak Ketiga (DPK) ........................... ..16 B. Pembiayaan ......................................................................... .. 26
1. Pengertian Pembiayaan ................................................. .. 26 2. Tujuan dan fungsi Pembiayaan ..................................... .. 26 3. Jenis-Jenis Pembiayaan ................................................. .. 29 BAB
III PROFIL BTN SYARI’AH CABANG JAKARTA A. Sejarah BTN Syari’ah Cabang Jakarta ......................... .. 44 B. Produk-Produk BTN Syari’ah Cabang Jakarta ............. .. 44 C. Informasi Keuangan BTN Syari’ah Cabang Jakarta .... .. 46
BAB
IV PEMBAHASAN PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PEMBIAYAAN A. Gambaran Umum Data ................................................. .. 55 B. Uji Asumsi Klasik ......................................................... .. 59 1. Uji Linier ................................................................. .. 61 2. Uji Normalitas ......................................................... .. 54 C. Uji Hipotesa.................................................................. .. 64 1. Uji Korelasi.............................................................. .. 65 2. Uji Regresi ............................................................... .. 67 3. Uji Koefisien Determinasi ....................................... .. 71 4. Uji Anova................................................................. .. 72 D. Analisis.......................................................................... .. 73
BAB
V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................... .. 78 B. Saran-Saran ................................................................... .. 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... .. 80
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Neraca aktiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007 ...............
Tabel 3.2
Neraca pasiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta .......................
Tabel 3.3
Laporan laba rugi BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007 ........
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
Daftar Dana Pihak Ketiga (DPK) .................................. 55 Daftar Penyaluran Pembiayaan ..................................... 57 Uji Kolmogrof Smirnov ................................................ 62 Hasil Uji Normalitas DPK ............................................ 62 Product Moment ............................................................65 Regresi .......................................................................... 67 Koefisien Determinasi .................................................. 71 Uji F Hitung .................................................................. 72
43 44 45 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
Daftar Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
Grafik Batang DPK ................................................... 56 Grafik Batang Pembiayaan ........................................ 58 Linieritas .................................................................... 43 Sebaran Data Penyaluran Pembiayaan ...................... 63 Sebaran Data dan Pihak Ketiga (DPK) ..................... 64 Histogram Sebaran Data dua Variabel ...................... 67
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syari’ah adalah lembaga intermediasi yang kegiatan pokoknya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito. Dana yang telah terkumpul akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.1 Intermediasi adalah fungsi bank untuk menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat.2 Dana yang dikumpulkan oleh bank dari masyarakat disebut Dana Pihak Ketiga (DPK) sementara dana yang disalurkan oleh bank ke masyarakat disebut pembiayaan. Menurut Ramzi Ahmad Zuhdi3 menyebutkan, pada tahun 2007 aset perbankan syari’ah mencapai Rp. 33 triliun, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 37,3 persen (year on year/yoy) atau Rp. 2,64 triliun. Perkembangan yang cukup pesat bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang hanya mencapai 32,7 persen. Menurutnya, bila dilihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syari’ah lebih tinggi dibandingkan bank konvensional meski hanya sekitar 2%. Pertumbuhan DPK bank syari’ah mencapai 12,8 persen sementara DPK bank konvensional
1
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, (Jakarta: Rasindo, 2005), cet I, h. 18. 2 Wiroso, Penghimpunan Dana, h. 18. 3 Direktur Direktorat Perbankan Syari’ah Bank Indonesia.
hanya mencapai 8,2 persen. DPK bank syari’ah mencapai Rp. 2,64 triliun sedangkan bank konvensional Rp. 104,4 triliun.4 Dana yang telah terkumpul kepada bank syari’ah kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Hingga Oktober 2007 pembiayaan murabahah mencapai 60,85% atau bernilai 12,993 triliun rupiah. Sedangkan pembiayaan mudharabah dan musyarakah masingmasing pada kisaran 20,28% atau 4,323 triliun rupiah dan 12,82% atau bernilai 2,737triliun rupiah. Untuk Pembiayaan istisna’ dan lainnya masing-masing hanya mencapai 1,6% atau senilai dengan 341,691 miliyar rupiah dan 4,49% atau senilai 958,957 miliar rupiah. Bila dilihat dari data di atas, terjadi trend kenaikan dari DPK dan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syari’ah Indonesia.5 Hal ini tentu saja sangat baik untuk perkembangan perbankan syari’ah ke depan. Namun disayangkan, pertumbuhan sektor pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan yang menggunakan akad murabahah dan ijarah yang memiliki marjin tetap. Salah satu bank syari’ah yang memberikan kontribusi penting dalam peningkatan DPK dan pembiayaan untuk masyarakat Indonesia adalah Bank Tabungan Negara (BTN). Bank Tabungan Negara (BTN) merupakan salah satu bank terkemuka yang mengembangkan pembiayaan dalam sektor perumahan. Untuk lebih mengembangkan usaha dan memberikan kemudahan kepada masyarakat luas, Pada tahun 2008 ini BTN menambah kantor cabang syari’ah yang ke-13 yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat tepatnya di ruko Kalimas, Bekasi Timur. Menurut direktur utama BTN Iqbal Latanro, Pembukaan cabang 4 5
www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008. www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, Senin, 18 Februari 2008.
syari’ah ini dimaksudkan untuk memenuhi penyediaan alternatif layanan perbankan dual banking sistem.6 Sebelumnya 14 Januari 2005 BTN meresmikan kantor cabang Jakarta. Pengembangan unit syari’ah di BTN dimaksud untuk mendukung kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional terutama pembiayaan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah termasuk program Rusunami.7 Berbagai fasilitas jasa keuangan disediakan oleh BTN Syari’ah untuk mempermudah para nasabah dalam memenuhi kebutuhan lalu lintas keuangannya. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keuntungan bank secara keseluruhan. Laporan yang belum diaudit sampai dengan 31 Desember 2007, BTN Unit Syari’ah memberikan kontribusi pembiayaan Rp. 396 miliar bagi 4.156 unit rumah. Sementara total kredit yang disalurkan BTN mencapai Rp. 8,551 triliun untuk 140.192 unit. Laba yang dicapai Rp. 613 miliar, aset Rp. 36,7 triliun, kredit yang disalurkan Rp. 23,4 triliun, Dana Pihak Ketiga Rp. 24,2 triliun. Sementara untuk rasio keuangan CAR 20,84 persen, FDR 92,42 persen,NPL 2,48 persen dan modal Rp. 2,7 triliun.8 Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar akumulasi Dana Pihak Ketiga (DPK) mempengaruhi alokasi penyaluran pembiayaan pada BTN Syari’ah, dengan bebarapa pertimbangan, maka akan memfokuskan meneliti penghimpunan DPK dan penyaluran pembiayaan pada BTN Syari’ah Cabang Jakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Penghimpunan
6
Bank yang punya sistem konvensional dan sistem syari’ah (www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008). 7 www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008. 8 www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BTN Syari’ah Cabang Jakarta.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ini difokuskan pada variabel penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pengaruhnya pada penyaluran pembiayaan, Periode variabel yang diteliti adalah dari Januari 2006 sampai Maret 2008. Guna fokus pada pembahasan skripsi ini, penulis akan membatasi pembahasan pada pengaruh penghimpunan Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran pembiayaan. Kemudian akan merumuskan hal tersebut ke dalam pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan? 2. Jika memang Dana Pihak Ketiga (DPK) telah mampu memicu pertumbuhan volume penyaluran pembiayaan, berapa besar pengaruhnya terhadap penyaluran pembiayaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, di antaranya adalah: 1. Mengetahui hubungan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan 2. Mengetahui besarnya pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan.
Diharapkan penelitaian yang dilakukan penulis memiliki nilai manfaat, Ada pun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Bagi kalangan akademisi, diharapkan mampu memperluas informasi dalam rangka menambah serta meningkatkan khazanah pengetahuan di bidang perbankan syari’ah. 2. Bagi praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan dalam merumuskan kebijakan terkait pengaruh penghimpunan Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran pembiayaan. 3. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi dan gambaran tentang produk bank syari’ah dan segala bentuk Dana Pihak Ketiga serta bentuk penyaluran pembiayaan.
D. Review Studi Terdahulu Sebelum melakukan penelitian ini, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas topik yang sejenis, diantaranya: 1. Subandi Arsito, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. “Analisa Hubungan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Perbankan Syari’ah Dengan Solvabilitas.” Penelitian ini membahas korelasi pertumbuhan DPK dengan solvabilitas. 2. Ahmad Mujahid, Ekonomi dan Keuangan Syari’ah Kajian Timur Tengah dan Islam, Program Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 2004. ”Analisa Proses Penyaluran Pembiayaan Usaha Kecil Menengah Pada Perbankan
Syari’ah (Study Kasus Bank BRI Unit Usaha Syari’ah)”. Penelitian ini mendeskripsikan tentang kelebihan dan kekurangan dari BRI unit usaha syari’ah dalam menyalurkan kredit KUK dengan membandingkan faktor-faktor yang sama yang dimiliki pesaing. 3. Teddy Sumirat Bassar, Ekonomi dan Keuangan Syari’ah Kajian Timur Tengah dan Islam, Program Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 2004. ”Analisa Perbandingan Kinerja Penghimpunan dan Penyaluran Dana Masyarakat Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Perbankan”. Penelitian ini menganalisis perbandingan kinerja penghimpunan
dan
penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalah Indonesia (BMI) sebelum dan sesudah kebijakan perbankan 1998 yaitu berupa UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang bank membahas tentang strategi pengelolaan dana, mekanisme perhitungan bagi hasil, analisis sistem bagi hasil mudharabah, serta prospek penerapannya. Dari
penelitian-penelitian
terdahulu,
dapat
dilihat
bahwa
fokus
pembahasan masih tertuju pada perbandingan kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, proses penyaluran pembiayaan, hubungan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan pembiayaan perbankan syari’ah dengan solvabilitas. Belum ada penelitian yang mengangkat tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran pembiayaan. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk melengkapi penelitian-penelitian di atas dengan mengadakan penelitian dengan variabel serupa namun dengan pembahasan yang berbeda.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data, pertama data primer, yaitu data utama yang digunakan dalam penulisan ini. Data tersebut adalah: 1. Neraca laba-rugi dari tahun 2006-2008 Juni BTN Syari’ah Cabang
Jakarta.
2. Laporan Tahunan Annual Report BTN Syari’ah Cabang Jakarta. Kedua data sekunder, adalah
refrensi tambahan yang digunakan
menunjang dan melengkapi data primer. Data sekunder ini sudah terlampir dalam daftar pustaka. 2. Teknik Pengumpulan Data Ada pun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah pertama wawancara, wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara tidak terstruktur dalam artian tidak menggunakan daftar pertanyaan yang baku. Wawancara dilakukan pada tanggal 11, 17, dan 20 Juni 2008 bertempat di gedung BTN Syari’ah Cabang Jakarta. Dalam wawancara ini, penulis hanya melakukan wawancara dengan pak Edi Setiadi sebagai kepala BTN Syari’ah Cabang Jakarta dan pak Heri sebagai kepala operasional BTN Syari’ah Cabang Jakarta. Kedua penelitian kepustakaan, dalam penelitian ini penulis mencari dan mengumpulkan data-data dari perpustakaan sesuai dengan objek materi yang diteliti. Dengan cara membaca, memahami dan menginterpretasikan buku-buku, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi ini. 3. Teknik Pengolahan Data Data yang telah tersedia akan diolah dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15.0 yang didalamnya sudah terdapat hal-hal sebagai berikut:
a. Uji literalis Dalam suatu penelitian, ada kecenderungan mengelompokan data ke jenis data linier. Padahal, mungkin saja sebaran data tersebut tidak linier atau berbentuk kurva sehingga harus digunakan parameter lain, bukan dengan regresi. Kepastian linier atau tidaknya suatu data, tidak dapat didasarkan pada asumsi-asumsi, melainkan harus dengan suatu uji linieritas. b. Uji normalitas Data-data bersekala interval sebagai hasil pengukuran pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak tertutup kemungkinan data tersebut tidak mengikuti asumsi. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh, harus mengikuti uji normalitas. Berbagai rumus statistik inferensial yang dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian mendasarkan pada asumsi bahwa data yang bersangkutan memenuhi ciri sebaran normal. Dengan kata lain, keadaan data distribusi normal merupakan sebuah data persyaratan yang harus terpenuhi. Sebuah data yang berdistribusi tidak normal tidak dapat digarap dengan rumus statistik tersebut. Dengan demikian, sebelum dianalisa dengan rumus tertentu, normalitas sebaran suatu data harus sudah diketahui. Jadi, uji normalitas data harus sudah dilakukan sebelum penerapan suatu rumus statistik untuk pengujian hipotesis.9 Ada pun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogrov-smirnov untuk menguji kesesuain (goodness of fit). Uji kolmogrov merupakan uji kecocokan antara data hasil pengamatan dengan hipotesa. Uji ini mengukur apakah data dari sampel yang dipilih berasal dari dari suatu sumber 9
Burhan Nugroho dkk, Statistik Terapan,( Yogyakarta: Gadjah Mada Universiats Press, 2004), h.111.
teoritis. Uji ini membandingkan antara frekuensi kumulatif sebaran data hipotesis.10 c. Regresi sederhana Regresi sederhana digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel yang lainnya. Rumus regresi adalah Y = a + bx Y : Variabel terikat x : Variabel bebas a : Konstanta (harga Y jika x=0) b : Koefisien regresi a =
b=
(∑ y )(∑ x 2 ) − (∑ x)(∑ xy) n ∑ x 2 − (∑ x ) 2
n∑ xy − (∑ x )(∑ y ) n ∑ x 2 − (∑ x ) 2
d. Korelasi Digunakan untuk mengetahui hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel adalah sama. Untuk menghitung korelasi, rumus yang digunakan adalah r-product moment, yaitu: rxy =
{n∑ x
n ∑ xy − (∑ x)(∑ y ) 2
− (∑ x ) 2
}{n∑
y 2 − (∑ y ) 2
}
e. Koefisien determinasi 10
Widayat, Riset Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), h.155.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sebuah variabel terhadap variabel yang lainnya. Rumusnya adalah r2. Nilai r didapat dari rumus r-product moment.11 Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran mengenai variabel-variabel yang diteliti, maka verifikasi variabelnya adalah sebagai berikut: X = tingkat penghimpunana dana pihak ketiga Y = penyaluran pembiayaan Pada penelitian ini, ada dua variabel yang akan diketahui hubungannya satu sama lainnya. Variabel dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah tingkat dana pihak ketiga, sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah penyaluran pembiayaan.
f. Uji Signifikan Uji signifikan adalah sebuah uji untuk mengetahui nyata dan tidak nyata atau yakin dan tidak meyakinkannya nilai hubungan antara dua variabel atau lebih. Kegunaan uji signifikan adalah untuk mengeneralisasi populasi, artinya apa yang terjadi pada sampel akan diberlakukan kepada populasi dari sampel yang diambil. Apabila pada sampel terdapat hubungan positif,
maka setelah
diberlakukan uji signifikan ternyata terdapat hubungan positif pula, maka hubungan positif
berlaku pula pada populasi. Apabila pada sampel terdapat
hubungan negatif, dan setelah dilakukan uji signifikan terdapat hubungan negatif juga, maka hubungan negatif tersebut dapat diberlakukan pada populasi.
11
Sugiono, Statistika untuk penelitian, (Bandung: Bandung, 2007), h. 250.
Akan tetapi bila pada sampel ada hubungan positif dan negatif, setelah dilakukan uji signifikan ternyata tidak ada hubungan (menerima Ho), maka hubungan positif atau negatif yang terdapat pada sampel tidak signifikan. Artinya hubungan positif atau negatif yang terjadi pada sampel tidak dapat diberlakukan pada populasi.12 Uji signifikan yang dilakukan adalah t-test, dengan rumus: t=t =
r n−2 1− r2
keterangan: n = jumlah sampel r = koefisien korelasi product moment Teknik penulisan penelitian ini mengacu pada ”Buku Pedoman Penulisan Skripsi” Fakultas Syari’ah dan Hukum tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Untuk
mempermudah
proses
penelitian
ini,
penulis
akan
mensistematisasikan skripsi ini sebagai berikut: BAB I
:Pendahuluan, di dalamnya akan diuraikan alasan penulis memilih topik ini, akan dilengkapi dengan batasan dan rumusan masalah yang akan dibahas, manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
:Berisikan kerangka pembahasan pengantar, didalamnya akan diuraikan: Pertama, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank syari’ah yang akan dilengkapi dengan pengertian Dana Pihak Ketiga 12
Ali Mauludi, Statistik 1, ( Ciputat: Pima Heza Lestari, 2006) , h. 102.
(DPK), faktor-faktor yang menpengaruhi mobilisasi dana, jenisjenis Dana Pihak Ketiga (DPK). Kedua, pembiayaan yang akan berisikan pengertian pembiayaan, tujuan dan fungsi pembiayaan, dan jenis-jenis pembiayaan. BAB III
:Membahas profile BTN Syari’ah Cabang Jakarta, produk-produk, dan informasi BTN Syari’ah Cabang Jakarta.
BAB IV
:Dibahas hasil temuan penelitian kemudian hasil temuan tersebut akan diolah dengan menggunakan teknik: uji linier, uji normalitas, hipotesa, analisa regresi serta pengujian signifikansi konstanta dan koefisien regresi, dan koefisien determinasi.
BAB V
:Penutup, berisikan kesimpulan, saran-saran, dan lampiranlampiran.
BAB II DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN PEMBIAYAAN A. Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Syari’ah 1. Pengertian Dana Pihak Ketiga
Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan persoalan utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki banak atau pun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan.13 Dana yang dimiliki atau yang dikuasai bank tidaklah berasal dari milik bank sendiri, tapi juga ada dan pihak lain. Dana yang dikuasai bank bersumber dari: a. Dana modal sendiri, dana yang bersumber dari modal bank sendiri atau berasal dari para pemegang saham. Dana ini disebut dana pihak pertama. b. Dana pinjam dari pihak luar. ini disebut dana pihak kedua. c. Dana dari masyatakat. Dana ini disebut dengan dana pihak ketiga.14 Dana dari pihak luar atau dana dari pihak ketiga adalah dana yang dimiliki bank secara tidak permanen. Dana tersebut yang sewaktu-waktu ditarik kembali. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari pemilik bank itu sendiri ditambah dengan cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali pada bank baru mencapai 7% dari total aktiva 8%.15 Jadi dana pihak ketiga adalah sejumlah uang yang dimiliki bank dan berasal dari pihak luar yang menyimpan uangnya. Dengan kata lain uang yang dimiliki bukan milik bank sendiri tapi titipan dari pihak luar. Bank hanya sebatas sebagai lembaga yang 13
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 84. 14 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana, h. 87. 15 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah Edisi Refisi, (Jakarta: Alfabeta, 2006), h.50.
menghimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
2. Faktor Penyebab Nasabah Menyimpan Dana di Bank
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab masyarakat menggunakan jasa penyimpanan uang di bank. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Kepercayaan masyarakat Kepercayaan masyarakat pada suatu bank jelas akan mempengarui bank dalam menghimpun dana dari berbagai sumber terutama dari masyarakat dan institusi. Tingakat kepercayaan masyarakat ini sangat dipengaruhi oleh kinerja bank yang bersangkutan, posisi keuangan, kapabelitas, integritas serta kredibelitas manajemen bank. b. Ekspektasi Ekspektasi adalah perkiraan pendapatan yang akan diterima penabung dibandingkan dengan alternatif investasi lainnya dengan tingkat resiko yang sama.
c. Keamanan Jaminan keamanan oleh bank atas dana nasabah. Di Indonesia sendiri sudah berdiri Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk mengakomodasi kepercayaan yang dibutuhkan masyarakat.16
3. Jenis-Jenis Dana Pihak Ketiga
16
Siamat Dahlan, Manajemen Bank umum Cetakan 2, (Jakarta: UI Press, 2004) h. 113.
Dalam menghimpun dana dari masyarakat, bank syari’ah menawarkan berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh nasabah. Masyarakat dapat menyimpan uangnya dalam bentuk giro, tabungan, atau pun deposito.17 a. Simpanan Giro (Demand Deposit) Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relative lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.18
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam prakteknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro.19 c. Simpanan Deposito (Time Deposite)
17
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2007), h. 107. 18 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana, h. 89. 19 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih, h. 107.
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call.20 Dalam melakukan praktek penggalangan dana dari masyarakat, bank syari’ah mempunyai prinsip tersendiri yang berbeda dengan prinsip yang digunakan bank konvensional. Prinsip tersebut adalah mudharabah dan wadi’ah.21
1. Mudharabah a. Definisi Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dhar, berarti memukul atau berjalan, secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal sedangkan pihak lainnya menyediakan pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangakan dalam kontrak, sedangkan jika mengalami kerugian ditanggung pemilik modal selama kerugian ini bukan kecurangan atau kelalaian pengelola.22 b. Skema Mudharabah
20
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih, h. 107. Adiwarman Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer,(Gema Insani: Jakarta 2001), h. 86. 22 Ahmad al-Syarbayi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami (Bairut: Dar Alamil Kutub, 1997), 10. 21
c. Landasan hukum mudharabah Akad mudharabah memiliki landasan hukum dalam al-Qur’an dan hadits nabi Muhammad SAW.23 1. Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 1
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya” (QS.AL-Maidah 1). 2. Hadits nabi Muhammad SAW Riwayat Thabrani
23
DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional untuk Lembaga Keungan Syari’ah, (DSN MUI dan Bank Indonesia, Jakarta 2001), h, 39-47.
ﷲ ُ ﻰا ﺻﻠ ﱠ َ ﷲ ِ لا ُ ﺳ ْﻮ ُ ل َر َ َﻗﺎ:ل َ ﻦ َا ِﺑ ْﻴ ِﻪ َﻗﺎ ْﻋ َ ﺐ ٍ ﺻ َﻬ ْﻴ ُ ﻦ ِ ﺢ ْﺑ ِ ﺻﺎِﻟ َ ﻦ ْﻋ َ ﺿ ُﺔ َ ﻞ َوا ْﻟ ُﻤ َﻘﺎ َر ٍﺟ َ اَﻟ َﺒ ْﻴ ُﻊ ِاَﻟﻰ َا.ﻦ ا ْﻟ َﺒ َﺮ َآ ُﺔ ث ِﻓ ْﻴ ِﻬ ﱠ ٌ ﻼ َ َﺛ:ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ 24 (ﻻ ِﻟ ْﻠ َﺒ ْﻴ ِﻊ )روﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ َ ﺖ ِ ﺸ ِﻌ ْﻴ ِﺮ ِﻟ ْﻠ َﺒ ْﻴ ط ا ْﻟ ُﺒ ﱢﺮ ِﺑﺎﻟ ﱠ ُﻼ َﺧ ْ َوَا Artinya : “Dari Shaleh bin Shuhaib ra bahwa Rasulallah bersabda, “tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqarabah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR. Ibn Majah) Dalam melakukan akad mudharabah, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain: 1. Bank akan membiayai proyek yang disetujui sepenuhnya dalam bentuk pengadaan barang modal. 2. Proyek akan dikelola sepenuhnya pengusaha selaku pemegang amanah. 3. Bank dan pengusaha sama-sama menghitung porsi pembagian laba atau resiko untuk masing-masing sebelum pelaksanaan proyek. 4. Apabila terjadi kerugian maka bank menanggung seluruh kerugian.25 Ada pun berdasarkan wewenang yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah mukayadah:26 1. Mudharabah Mutlaqah Dalam mudharabah mutlaqah tidak ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apa pun kepada bank, ke bisnis apa dan yang disimpannya itu hendak disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu atau pun mensyaratkan dananya 24
Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qizwini, Sunan Ibn Majah, vol, II, (Beirut: Dâr al-Fiqr, t.t), h. 768. 25 Yadi Janwari Djajuli, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (Jakarta:Raja Grapindo Persada, 2001), h. 66. 26 Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 109.
diperuntukan bagi nasabah tertentu. Jadi, bank memiliki kebebasan penuh. Dari penerapan sistem mudharabah mutlaqah di atas dikembangkan deposito mudharabah dan tabungan mudharabah.27 Berikut akan dibahasa pengertian dan landasan hukum deposito mudharabah. a. Deposito Mudharabah Deposito adalah simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah.28 Deposito yang dibenarkan secara syari’ah adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah (Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000). Ada pun ketentuan umum deposito berdasarkan mudharabah adalah sebagai berikut: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mâl atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang
tidak
bertentangan
dengan
prinsip
syari’ah
dan
mengembangkannya termasuk dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
10.
27
Ahmad al-Syarbayi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami (Bairut: Dar Alamil Kutub, 1997),
28
Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 109.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.29 Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening dan bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Bank
sebagai
mudharib
menutup
biaya
operasional
deposito
dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.30 Dalam deposito brdasarkan mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mâl). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.31 Penerapan sistem mudharabah mutlaqah yang keduan adalah tabungan mudharaba, berikut pembahasannya. b. Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah adalah simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. 32Tabungan yang
dibenarkan
secara
syari’ah
adalah
tabungan
berdasarkan
prinsip
mudharabah dan wadi’ah. (Fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/VI/2000). Ada pun ketentuan umum tabungan berdasarkan mudharabah adalah sebagai berikut: 1.
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mâl atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 29
DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah, h. 19. Saeful Bakhri, dkk, Ekonomi Syari’ah dalam Sorotan,(Jakarta: Yayasan Amanah, 2003), h. 175. 31 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, h. 108. 32 Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 110. 30
2.
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3.
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4.
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5.
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6.
Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.33 Dalam perspektif wewenang nasabah, tabungan mudharabah yang
digunakan di samping mudharabah mutlaqah adalah mudharabah muqayyadah. Berikut penjelasannya: b. Mudharabah Muqayadah Dalam mudharabah muqayyadah ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah memberikan persyaratan kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu.34 Mudharabah muqayyadah ada dua jenis: 1.
Mudharabah muqayyadah on balance sheet Jenis ini merupakan simpanan khusus karena pemilik dana dapat
menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank. 33 34
10.
DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah, h. 12-13. Ahmad al-Syarbayi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami (Bairut: Dar Alamil Kutub, 1997),
2. Mudharabah muqayyadah of balance sheet Jenis ini merupakan penyaluran dana mudharabah kepada pelaksana usahanya. Bank bertindak sebagai pelantara yang mempertemukan antara pemilik dengan pelaksana usaha.35 Prinsip operasional syari’ah yang diterapkan dalam penghimpunan dana di samping mudharabah adalah wadi’ah. Berikut pembahasannya: 2. Wadi’ah Wadi’ah adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik asset dan kustodian (bank) untuk melindungi asset/kapital dari kerusakan atau kehilangan serta menjaga keamanan asset.36 Ada 2 (dua) jenis wadi’ah: a) Wadi’ah Yad Amanah (trustee safe custody), wadi’ah mensyaratkan kustodian yang dapat dipercaya, asset/ kapital harus terpisah dan tidak dapat digunakan serta ditransaksikan oleh kustodian. b) Wadi’ah Yad Dhamamah (Quaranteed safe custody), kustodian terpercaya, asset/kapital tidak perlu dipisah dan dapat digunakan oleh kustodian untuk mendapat keuntungan dari penggunaan asset/kapital.37 Landasan hukum wadi’ah adalah sebagai berikut: 1. Al-Qur’an surat al-Nissa ayat 58.
35
Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 110. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, h. 148. 37 Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transakasi Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Dzikrul Hakim, 2003), h. 93. 36
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat.” (QS. AlNissa 58). 2. Hadits
ﺳﱠﻠ َﻢ َأ ِّد َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﻰ ا ﺻﻠ ﱠ َ ﻲ ل اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱡ َ َﻗﺎ.ل َ ﻲ ُه َﺮ ْﻳ َﺮ َة َﻗﺎ ْ ﻦ َأ ِﺑ ْﻋ َ ﻚ )روﻩ اﺑﻮ دود و َ ﺧﺎ َﻧ َ ﻦ ْ ﻦ َﻣ ْﺨ ُ ﻻ َﺗ َ ﻚ َو َ ﻦ ا ْﺋ َﺘ َﻤ َﻨ ِ ﻰ َﻣ َ ﻷ َﻣﺎ َﻧـ َﺔ ِإﻟ َ ْا 38 (ﺗﺮﻣﻮذي Artnya: “Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda”sampaikanlah amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang mengkhianatimu.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi). B. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan
yang
dikeluarkan
untuk
mendukung
investasi
yang
telah
direncanakan.39 Menurut ketentuan Bank Indonesia, pembiayaan atau aktiva produktif adalah penanaman dana bank syari’ah baik dalam rupiah atau maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qordh, surat berharga syari’ah,
38
Abi Isa Muhammad Isa Bin Saurah Ibn Musa Turmuzi, Jâmiut Turmuzî, (Riyadh: Dârus Salam Linnasyri wat Tauzi, 1999) ,h. 500-501 39 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YLPN), h. 16.
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administratif serta sertifikat wadi’ah Bank Indonesia.40
2. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Dalam tingkat makro pembiayaan bertujuan sebagai berikut: a. Meningkatkan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak punya akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya. b. Tersedianya dana bagi meningkatkan usaha, artinya: untuk mengembangkan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melakukan aktivitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada pihak minus dana, sehingga dana dapat bergulir. c. Meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat untuk mampu meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan jalan tanpa adanya dana. d. Membuka lapangan kerja baru, Artinya: dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru. e. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya: masyarakat yang memiliki usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh
40
Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 mei 2003.
pendapatan
dari
hasil
usahanya.
Penghasilan
merupakan
pendapatan
masyarakat. Jika ini terjadi maka pendapatan akan terdistribusi.41 Ada pun dalam tingkat mikro, pembiayaan bertujuan untuk: 1. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mendapatkan laba maksimal. Untuk dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup. 2. Upaya meminimalkan resiko, artinya: usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan. 3. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Jika sumber daya alam dan sumber manusianya ada, sementara sumber daya modal tidak ada. Maka semuanya tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya. 4. Penyaluran kelebihan dana, artinya: Dalam kehidupan masyarakat ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitanya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam menyeimbangkan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.42 41 42
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, h. 17. Muchdarsyah Sinungan, Dasar-Dasar dan Teknik, h. 19.
Sesuai dengan tujuan pembiayaan sebagaimana di atas, menurut Sinungan (1983) pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk: 1. Meningkatkan daya guna uang 2. Meningkatkan daya guna barang 3. Meningkatkan peredaran uang 4. Menimbulkan kegairahan berusaha 5. Menjaga stabilitas ekonomi 6. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.43 3. Jenis-Jenis Pembiayaan
Dana yang sudah terkumpul dari nasabah akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Secara garis besar produk pembiayaan syari’ah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba’i) b. Pembiayaan dengan prinsip sewa c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil d. Pembiayaan dengan akad pelengkap.44 Untuk keterangn lebih lanjut, di bawah ini akan dijelaskan satu-persatu. Pertama akan membahas pembiayaan dengan prinsip jual beli: 1. Prinsip jual beli Prinsip jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan barangnya, prinsip ini terbagi menjadi: a) Murabahah 43 44
Muchdarsyah Sinungan, Dasar-Dasar dan Teknik, h. Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 97.
Adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.45 Salah satu skim fiqh yang paling populer digunakan oleh perbankan syari’ah adalah jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.46 Secara sederhana murabahah berarti suatu akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.47 Menurut Djazuli dan Janwari mekanisme operasional murabahah adalah menjual suatu barang dengan harga pokok ditambah keuntungan yang disetujui bersama untuk dibayar secara cicilan. Dengan cara ini pembeli dapat mengetahui harga sebenarnya dari barang yang dibeli dan dikehendaki penjual. Mekanisme murabahah ini bermanfaat bagi seseorang yang membutuhkan suatu barang tetapi belum mempunyai uang yang diperlukan.48
45
Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 98. Adiwarman Karim, Ekonomi Islam, h. 86. 47 Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rasyid, Bidayatul Mujahid Wa Nihayatul Muqtasid, (Bairut: Darul Qalam, 1988), Vol II, h. 216. 48 Yadi Janwari Djajuli, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (Raja Grapindo Persada: Jakarta 2001),h. 67. 46
Landasan hukum transaksi murabahah adalah: Al-Qur’an al-Nissa ayat 29
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu” (QS.al-Nissa 29).49 Untuk Indonesia transaksi murabahah sudah dituangkan dalam Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.04/DSN-MUI/2000. Ada pun syarat transaksi murabahah adalah sebagai berikut: 1. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah 2. Kontrak pertama harus syah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3. Kontrak harus bebas dari riba. 4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila tejadi cacat atas barang sesudah.
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang terjadi pada pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.50
Dalam pelaksanaannya di bank syari’ah, bank membelikan terlebih dahulu barang yang dibutuhkan nasabah. Bank melakukan pembelian barang kepada supplier yang ditunjuk oleh nasabah atau bank, kemudian bank menetapkan harga jual barang tersebut berdasarkan kesepakatan bersama.51 Transaksi dengan murabahah bukan berarti tanpa resiko, di antara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi adalah sebagai berikut: 1. Default, atau kelalaian nasabah sengaja tidak membayar angsuran. 2. Fluktuasi harga komperatif,
ini terjadi jika harga suatu barang di pasar
mengalami kenaikkan setelah bank membelinya untuk nasabah 3. Penolakan nasabah : barang yang dikirim bisa saja ditolak nasabah karena sesuatu sebab.52 Pembiayaan yang biasa diguakan dalam bank syari’ah yang kedua adalah dengan prinsip salam, berikut pembahasannya: b) Pembiayaan Salam a. pengertian Salam Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara
50
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, h. 102. IBI, Konsep,Produk dan Implementasi Oprasional Bank Syari’ah, (Djambatan: Jakarta 2001), h. 76. 52 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, h. 107. 51
pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli sementara nasabah sebagai penjual.53 b. Skema Pembiayaan Salam
Landasan hukum pembiayaan salam adalah sebagai berikut:54 1. Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282
53
Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rasyid, Bidayatul Mujahid Wa Nihayatul Muqtasid, (Bairut: Darul Qalam, 1988), Vol XII, h.124. 54 Muhammad Syafi’i Antonoi, Bank Syari’ah, h. 108.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.al-Baqarah 282).55 2. Hadits
ﻞ ٍﺟ َ ﻰ َا َ ن َﻣ ْﻌُﻠ ْﻮ ٍم ِإﻟ ٍ ﻞ َﻣ ْﻌُﻠ ْﻮ ٍم َو َو ْز ٍ ﻲ َآ ْﻴ ْ ﺊ َﻓ ِﻔ ٍ ﺷ ْﻴ َ ﻒ ِﻓﻲ َ ﺳَﻠ ْ ﻦ َا ْ َﻣ 56 (َﻣ ْﻌُﻠ ْﻮ ٍم )اﺧﺮﺟﻪ اﻷﺋﻤﺔ اﻟﺴﺘﺔ Artinya: “Barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya dia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula untuk jangka waktu yang ditentukan.”(HR enam imam hadist). Bank syari’ah dalm pembiayaannya juga menggunakan prinsip istisna’, berikut pembahasannya:
c) Pembiayaan istisna’ a. Pengertian pembiayaan istisna’ Produk pembiayaan istisna menyerupai produk salam, tapi dalam istisna pembayarannya dapat dilakukan bank dalam beberapa kali. Skim istisna dalam bank syari’ah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi. Mengingat istisna merupakan lanjutan dari salam maka secara umum landasan hukumnya sama.57 b. Skema pembiayaan istisna’
56
Abi Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhary, Shahih al-Bukhary, (Beirut, Darul Fikr, 1995), jilid II, h. 30. 57 Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rusyd, Bidayatul Mujahid Wa Nihayatul Muqtasid, (Bairut: Darul Qalam, 1988), Vol XII, h.124.
Di samping menggunakan prinsip jual beli, pembiayaan dalam bank syari’ah
juga
biasa
menggunakan
prinsip
sewa
atau
ijarah,
berikut
pembahasannya: 2. Prinsip sewa (ijarah) Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tnapa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.58 Pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, bedanya terletak pada objek transaksinya, bila pada jual beli objeknya adalah barang maka pada ijarah objeknya adalah jasa. Dalam sistem ini tidak merubah kepemilikan barang. Pada akhir masa sewa bank dapat saja menjual barang yang disewakannya pada nasabah. Karena itu dalam perbankan syari’ah dikenal dengan ijarah muntahhiah bi al-tamlik (sewa yang diikuti dengan pemindahan kepemilikan).59 Landasan hukum ijarah adalah sebagai berikut: 1. Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 233
58 Muhammad Rawas Qal’aji, Mu’zam Lughat al-Fuqaha, (Bairut: Darun-nafs, 1985), cetakan ke-8 vol III, h. 183. 59 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, h. 117.
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah 233).60 2. Hadits nabi Muhammad SAW
ﺠ َﻢ َ ﺣ َﺘ ْ ﺳﱠﻠ َﻢ ا َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﻰ ا ﺻﻠ ﱠ َ ﻲ ن اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱠ س َأ ﱠ ٍ ﻋ ﱠﺒﺎ َ ﻦ ُ َر َوى ِا ْﺑ 61 (ﺟ َﺮ ُﻩ )رواﻩ أﺣﻤﺪ واﻟﺒﺨﺎرى وﻣﺴﻠﻢ ْ ﺠﺎ َم َأ ﺤﱠ َ ﻄﻰ ا ْﻟ َﻋ ْ َوَا Artinya “Diriwayatkan dari ibn Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabdaو “berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Prinsip yang ketiga dalam pembiayaan bank syari’ah adalah prinsip bagi hasil, berikut penjelasannya:
61
Abi Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhary, Shahih al-Bukhary, h. 36.
3. Prinsip bagi hasil Produk pembiayaan yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut:
1. Musyarakah a. Pengertian musyarakah Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko dibagi bersama sesuai kesepakatan.62 b. Skema musyarakah
62
Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rusyd, Bidayatul Mujahid Wa Nihayatul Muqtasid, (Bairut: Darul Qalam, 1988), Vol II, 253-257.
c. Landasan syari’ah transaksi musyarakah 1. Hadits nabi Muhammad SAW
ﺚ ُ ل َأﻧَﺎ َﺛﺎِﻟ ُ ﷲ َﻳ ُﻘ ْﻮ َ ن ا ل ِإ ﱠ َ ﷲ َﻗﺎ ُ ﻲ ُه َﺮ ْﻳ َﺮ َة َر َﻓ َﻌ ُﻪ ا ْ ﻦ َأ ِﺑ ْﻋ َ ﻦ ْ ﺖ ِﻣ ْ ﺟ َ ﺧ َﺮ َ ن َ ﺧﺎ َ ن ْ ﺣ َﺒ ُﻪ َﻓِﺎ ِ ﺻﺎ َ ﺣ ُﺪ ُه َﻤﺎ َ ﻦ َأ ْﺨ ُ ﻦ َﻣﺎَﻟ ْﻢ َﻳ ِ ﺸ ِﺮ ْﻳ َﻜ ْﻴ اﻟ ﱠ 63 (َﺑ ْﻴ ِﻨ ِﻬ َﻤﺎ )روﻩ اﺑﻮ دود Artinya: “Dari abu Hurairah, Rasulallah SAW bersabda, “ Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati yang lainnya.” (HR Abu Dawud). Produk pembiayaan yang didasarkan atas prinsip bagi hasil disamping musyarakah adalah mudharabah, berikut penjelasannya: b. Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih di mana pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.64 perjanjian antara penanam modal dan pengelola untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak bedasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
63
Abi Toyyib Muhammad Syamsul Haq al-Adzî abadî ma’a Syarhil Hâfidz Syamsuddîn Ibn Qayyum al-Jauziyah,’Aunul Ma’bûd Syarh Sunanul Abî Dâwud, (Beirut: Daarul Kutubul ‘Âlamiyyah, 1990), h. 170. 64 Ahmad al-Syarbayi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami (Bairut: Dar Alamil Kutub, 1997), 10.
Landasan hukum untuk sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 283
Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagaian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.alBaqarah 283).65 2. Hadits Nabi
ﷲ ُ ﻰا ﺻﻠ ﱠ َ ﷲ ِ لا ُ ﺳ ْﻮ ُ ل َر َ َﻗﺎ:ل َ ﻦ َا ِﺑ ْﻴ ِﻪ َﻗﺎ ْﻋ َ ﺐ ٍ ﺻ َﻬ ْﻴ ُ ﻦ ِ ﺢ ْﺑ ِ ﺻﺎِﻟ َ ﻦ ْﻋ َ ﺿ ُﺔ َ ﻞ َوا ْﻟ ُﻤ َﻘﺎ َر ٍﺟ َ ﻰ َا َ اَﻟ َﺒ ْﻴ ُﻊ ِاﻟ.ﻦ ا ْﻟ َﺒ َﺮ َآ ُﺔ ث ِﻓ ْﻴ ِﻬ ﱠ ٌ ﻼ َ َﺛ:ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ 66 (ﻻ ِﻟ ْﻠ َﺒ ْﻴ ِﻊ )روﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ َ ﺖ ِ ﺸ ِﻌ ْﻴ ِﺮ ِﻟ ْﻠ َﺒ ْﻴ ط ا ْﻟ ُﺒ ﱢﺮ ِﺑﺎﻟ ﱠ ُﻼ َﺧ ْ َوَا Artinya : “Dari Shaleh bin Shuhaib ra bahwa Rasulallah bersabda, “tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqarabah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR. Ibn Majah)
66 Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qizwini, Sunan Ibn Majah, vol, II, (Beirut: Dâr al-Fiqr, t.t), h. 768.
Pembiayaan dalam bank syari’ah juga biasa menggunakan pembiayaan dalam jenis akad pelengkap, berikut penjelasannya: 4. Akad pelengkap Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad ini tidak ditujuakan untuk mencari keuntungan tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun demikian, dalam akad ini dibolehkan untuk meminta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan akad ini. Pada penerapannya, akad ini terbagi menjadiakad: hiwalah (alih utang-piutang), rahn (gadai), qardh, wakalah (perwakilan), dan kafalah (garansi bank).67 Dari pemaparan di atas didapatkan ada tiga jenis bentuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga yaitu simpanan giro, tabungan, dan deposito. Pada tahap ini belum terlihat adanya perbedaan dengan produk bank konvensional. Hal yang membedakannya pada prinsip operasionalnya yaitu dengan menggunakan mudharabah dan wadi’ah. Untuk pembiayaan ada empat prinsip yang dipakai oleh bank syari’ah, prinsip jual beli, prinip sewa, prinsip bagi hasil, dan prinsip akad pelengkap.
67
Adiwarman Karim, Bank Islam, h.105.
BAB III PROFIL BTN SYARIAH CABANG JAKARTA A. Sejarah BTN Syariah
Dalam prakteknya ternyata bank syariah bukan hanya diminati oleh kalangan muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non-muslim, baik kapasitasnya sebagai nasabah, karyawan maupun pemilik. Hal ini menunjukan bahwa bank syari’ah merupakan bank yang universal dan tidak semata-mata dimanfaatkan atas pertimbangan agama, tetapi juga pertimbangan ekonomis dan manfaatnya. Untuk mengantisipasi kecenderungan tersebut, maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Januari telah menetapkan untuk membuka Unit Usaha Syariah pada tahun 2004 dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 oktober 2004 oleh Emi Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya divisi syari’ah berdasarkan Ketetapan Direksi No 14/DIR/DSYA/2004 tanggal 4 November 2004. BTN mendapat Izin Prinsip Operasional Unit Usaha Syari’ah dari Bank Indonesia melalui Surat BI No. 6/1350/DPbs tanggal 15 Desember 2004. Selanjutnya Bank BTN Unit Usaha Syari’ah disebut ”BTN Syariah” dengan motto ”Maju dan Sejahtera Bersama.”68 Dalam pelaksanaan kegiatannya, Unit Usaha Syari’ah didampingi oleh Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) yang bertindak sebagai pengawas, penasehat dan pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Divisi Syari’ah dan Pimpinan 68
Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan Annual Report, Jakarta, 2006, h. 85.
Kantor Cabang Syari’ah mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip Syari’ah. Dewan Pengawas Syari’ah adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada bank. Dewan Pengawas Syari’ah Bank BTN terdiri dari.69 1. Drs. H Ahmad Nazri Adlani
(Ketua DPS)
2. Drs. H Mohammad Hidayat, MBA, MBL
(Anggota DPS)
3. Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, AAIJ, FIIS, CPLHI,ACS (Anggota DPS) Pada tahun 2006, Bank BTN telah mengoperasikan 9 (sembilan) Kantor Cabang Syari’ah dan 27 (dua puluh tujuh) Kantor Layanan Syari’ah (Office Chenneling)
pada
kantor-kantor
cabang
dan
kantor
cabang
pembantu
konvensional. Kantor Cabang Syari’ah tersebar di Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Malang, Medan dan Batam70. BTN Syari’ah berhasil mendapatkan beberapa penghargaan baik untuk kinerja, tahun 2005 maupun pencapaian kinerja tahun 2006 yaitu: 1. The Best Customer Service and Teller dari Karim Businee Consulting 2005. 2. The Most Growing Earning Asset Market Share Unit Usaha Shariah untuk kelompok asset > 100 milyar rupiah tahun 2006. 3. The Best Sharia Unit (Overall) peringkat ke 2 Unit Usaha Syari’ah untuk kelompok asset > 100 milyar rupiah tahun 2006. 4. Sharia Acceleration Award 2007 sebagai Best Outlet Productivity (Bank Indonesia) tahun 2007.71
69
Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan h. 85 Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan, h. 86 71 Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan h. 85 70
B. Produk-Produk BTN Syari’ah
Produk BTN Syari’ah cukup beragam untuk memenuhi kebutuhan keluarga nasabah namun tetap fokus pada pembiayaan perumahan (di antaranya: KPR BTN Syari’ah dan Multiguna BTN Syari’ah untuk Kendaraan Bermotor). BTN Syari’ah memiliki produk-produk yang tentu saja berbeda dengan produk BTN konvensional produk-produk ini digunakan untuk menghimpun dan menyalurkan
dana.
Produk-produk
di
bawah
ini
merupakan
produk
penghimpunan dana: 1. Tabungan Batara Mudharabah Tabungan Batara Mudharabah adalah tabungan yang bersifat investasi yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu dengan imbalan yang disyaratkan dan disepakati dalam bentuk nisbah yang tertuang dalam akad pembukaan rekening. 2. Tabungan Batara Wadi’ah Tabungan Batara Wad’iah adalah tabungan yang bersifat simpanan yang bisa diambil kapan saja, tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian (‘athaya) bonus yang bersifat sukarela, tidak disyaratkan dan tidak diinformasikan baik secara lisan maupun tulisan dari pihak bank. 3. Deposito Batara Mudharabah Deposito Batara Mudharabah adalah jenis penanaman dana pada yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Deposito ini menggunakan prinsip Mudharabah Muttlaqah yakni suatu perkongsian antara dua pihak dimana pihak pertama selaku pemilik dana (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua selaku pengelola dana
akan dibagikan sesuai dengan nisbah atau rasio yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. 4. Giro Batara Wadi’ah Giro Batara Wadi’ah adalah simpanan pihak ketiga pada bank berdasarkan prinsip Wadi’ah Yad Dhamanah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Menurut keterangan Kepala Operasional BTN Syari’ah Cabang Jakarta, dari prodak di atas yang paling banyak diminati dan efektif adalah produk deposito mudharabah.72 Untuk selanjutnya akan dibahas produk-produk pembiayaan. Berikut rinciannya:
1. Pembiayaan KPR BTN Syari’ah (Murabahah) Peruntukan pembiayaan KPR BTN Syari’ah adalah untuk membiayai nasabah yang akan membeli rumah, rumah toko, rumah kantor, apartemen dan jenis rumah tinggal lainnya dan/atau berikut tanah untuk dimiliki atau dipergunakan sendiri (rumah baru/lama). 2. Pembiayaan Multiguna BTN Syari’ah (Murabahah) Pembiayaan Multiguna BTN Syari’ah peruntukan adalah untuk membiayai nasabah yang akan membeli kendaraan bermotor untuk dimiliki dan dipergunakan sendiri. 3. Pembiayaan Musyarakah BTN Syari’ah
72
Wawancara Pribadi dengan Herry, Jakarta, 2 Juli 2008.
Pembiayaan musyarakah BTN Syari’ah adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada pengembang atau developer berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, CV, atau perorangan, untuk membantu modal kerja pengembang dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan yang meliputi rumah atau bangunan berikut sarana dan prasarananya. 4. Pembiayaan Mudharabah modal Kerja BTN Syari’ah Pembiayaan Mudharabah modal kerja BTN Syari’ah adalah penyediaan dana oleh bank (shahibul mâl) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah (mudharib) berbentuk PT, CV, Koperasi, BUMN, Swasta, BMT, BPRS. 5. Pembiayaan KPR indensya BTN Syari’ah Pembiayaan
kepemilikan
rumah
inden
syari’ah
adalah
fasilitas
pembiayaan kepemilikan rumah yang diberikan bank kepada nasabah untuk membeli tanah atau rumah dari pengembang dengan kondisi rumah belum terbangun atau sedang dalam tahap pembangunan berdasarkan pesanan sesuai dengan prinsip Istisna’. Dari prodak pembiayaan ini yan banyak dilakukan BTN Syari’ah adalah pebiayaan KPR BTN Syari’ah murabahah.73 Berikutnya akan dipaparkan informasi keuangan BTN Syari’ah Cabang Jakarta:
C. Informasi Keuangan BTN Syariah Cabang Jakarta
1. Neraca
73
Wawancara Pribadi dengan Herry, Jakarta, 2 Juli 2008.
Neraca adalah laporan menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tangal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tetentu.74 Tabel 3.1. Neraca aktiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007 Pos-Pos No
Aktiva
Per Desember 2007 Jutaan rupiah
6.877
1
Kas
2
Giro Bank Indonesia
3
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
4
Penempatan Pada Bank Lain
5
PPA-Penempatan Pada Bank Lain
6
Surat Berharga yang Dimiliki
7
PPA-Surat Berharga yang Dimiliki
8
Piutang Murabahah
9
PPA-Piutang Murabahah
10
Piutang Istishna
11
PPA-Piutang Istishna
12
Piutang Lainnya
-
13
PPA-Piutang Lainnya
-
14
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
15
PPA-Pembiayaan
74
32.355 56.099 (564) 142.407 (1.424) 399.519 (4.624) 876 (9)
146.547 (1.470)
Sopian Safri Harahap, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta:Raja Grapindo Persada, 1998), h. 5.
16
Pendapatan yang Masih Akan Diterima
5.079
17
Biaya Yang Dibayar Dimuka
1.230
18
Aktiva Tetap
6.436
19
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
20
Aktiva Lain-lain
(3.173) 2.844
Jumlah Aktiva
789.005
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BTN Syari’ah Dari tabel neraca aktiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta di atas hingga bulan Desember 2007 mencapai Rp. 789.005. Jumlah tersebut jauh lebih besar bila dibanding dengan aktiva 2006 yang berjumlah Rp. 57.365.75 Selanjutnya akan dikemukakan jumlah pasiva 2007. Tabel 3.2. Neraca pasiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007 Pos-pos pasiva NO
Per Desember 2007 Jutaan rupiah
Pasiva
51.358
1
Dana Simpanan Wadiah
2
Kewajiban Segera Lainnya
3
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
-
4
Kewajiban Kepada Bank Lain
-
5
Surat Berharga Yang Diterbitkan
-
6
Kewajiban Lain-lain
7
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi
8
Dana Investasi Tidak Terikat
75
Neraca BTN Syari’ah Cabang Jakarta, 2006.
6.226
228.087 142 -
a. Tabungan Mudharabah
46.609
b. Deposito Mudharabah
452.535 4.048
Saldo Laba (Rugi)
9
Jumlah
789.005
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BTN Syari’ah Dari tabel neraca pasiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta di atas hingga bulan Desember 2007 mencapai Rp. 789.005. Jumlah tersebut jauh lebih besar bila dibanding dengan aktiva 2006 yang berjumlah Rp. 57.365. Hal ini menandakan aktiva dengan pasiva sudah sesuai. Untuk informasi keuangan selanjutnya adalah laba rugi. Berikut tabelnya: 2. Laba Rugi Laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan usah bank syari’ah pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama bank dan operasi lainya.76 Tabel 3.3. Laporan laba rugi BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007 Per 31 Desember No
Pos-pos laba rugi
2007 (jutaan rupiah)
A.
Pendapatan Operasional
1
Margin murabahah
2
Margin istisna’
3
Bagi hasil mudharabah 76
35.958 17 5.466
Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syari’ah Indonesai , (Jakarta: Ikatan Akutansi Indonesia, 2003), h. 195.
4
Bagi hasil musyarakah
1.889
5
Bonus wadi’ah
6
Pendapatan operasional lainnya
25.263
Jumlah Pendapatan Operasional
68.607
14
Bagi Hasil untuk Investor Dana Investor tidak Terikat B
A. Bank B. Bukan bank C. Bank indonesia
C
32.216 -
Jumlah Bagi Hasil
32.216
Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi
36.391
Hasil Untuk Investor Dana Investasi tidak Terikat Beban Operasional 1. Bonus wadi’ah
1.181
2. Penyisihan penghapusan aktiva produktif
3.654
3. Beban umum & administrasi
5.968
4. Beban personalia
8.931
5. Beban lainnya
6.716
D
Jumlah Beban Operasional
26.450
E
Pendapatan (Beban) Operasional Bersih
9.941
F
Pendapatan Non Operasional
26.261
G
Beban Non Operasional
32.632
H
Laba (Rugi) Non Operasional
I
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
(6.371) 3.570
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BTN Syari’ah Sejalan dengan meningkatnya kinerja BTN Syari’ah, pada akhir tahun 2007, total aset tercatat sebesar Rp. 789 miliar, naik sebesar 47 % dari tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 413 miliar. Sedangkan terhadap aset perbankan syari’ah nasional yang mencapai Rp. 36, 57 trilyun, porsi aset BTN Syari’ah tercatat sebesar 2%. Dari sisi kegiatan penghimpunan dana, terjadi peningkatan yang cukup pesat. Dimana total pembiayaan yang disalurkan pada akhir 2007 sebesar Rp. 546,9 miliar. Naik sebesar 112 % dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 256,8 miliar. Total pembiayaan tersebut dibagi dalam tiga pos, yaitu murabahah,
istisna’,
serta
mudharabah-musyarakah.
Pada
tahun
2007
pembiayaan murabahah tercatat sebesar Rp. 399,5 miliar, naik sebesar 69% dari tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 236 miliar. Untuk pembiayaan mudharabahmusyarakah pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 146,5 miliar, naik sebesar 603% dari pembiayaan tahun sebelumnya sebesar Rp. 20,8 miliar. Sedangkan untuk pembiayaan istina’ baru diluncurkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 876 juta. Sejalan dengan peningkatan penghimpunan dana dan pembiayaan yang diberikan maka FDR (financing to deposit ratio) tahun 2007 tercatat sebesar 99%. Turun sebesar 69% dari tahun sebelumnya yang mencapai 168%. FDR yang mencapai 168% tentu tidak sehat, karena modal bank terlalu banyak tersedot ke pembiayaan, jauh melebihi dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi mengingat pada tahun 2006, BTN syari’ah masih
satu tahun berjalan, sehingga dalam menyalurkan pembiayaan jauh melebihi DPK untuk mengejar tingkat pengembalian yang tinggi. Namun pada tahun berikutnya, hal tersebut sudah terkoreksi dimana FDR tercatat dalam posisi yang ideal, yaitu 99%. Ini berarti hampir seluruh dana yang berhasil dihimpun dapat disalurkan kembali pada sektor pembiayaan. Sedangkan NPF (non performing financing) tercatat sebesar 0,78% pada akhir tahun 2007. Suatu pencapaian prestasi yang sangat baik. Dari sisi profitabilitas, ROA (return on asset) BTN Syari’ah tercatat sebesar 0,4% pada akhir tahun 2007. Tidak berubah dari tahun sebelumnya yang juga mencatat ROA sebesar 0,4%. Dalam pasar keuangan syari’ah, BTN syari’ah tidak menempatkan dananya sama sekali pada SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia) sampai akhir tahun 2007. BTN Syari’ah menempatkan dananya pada Bank Indonesia dalam bentuk giro sebesar Rp. 32,3 miliar. Naik sebesar 66% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 19,4 miliar. Sedangkan untuk kepemilikan surat berharga, BTN Syari’ah mencatat sebesar Rp. 105,6 miliar pada tahun 2006 yang kemudian meningkat sebesar 34% pada tahun berikutnya menjadi Rp. 142,4%. Namun hingga akhir 2007 lalu, BTN Syari’ah msih belum menerbitkan obligasi syari’ah. Demikian profil BTN Syari’ah Cabang Jakarta yang di dalamnya dilengkapi dengan informasi keuangan dan produk penghimpunan serta penyaluran dananya.
BAB IV PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PEMBIAYAAN BTN SYARI’AH CABANG JAKARTA A. Gambaran Umum Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah neraca laba rugi dari BTN Syari’ah Cabang Jakarta yang dimulai dari Januari 2006 sampai Maret 2008. Data yang telah tersedia kemudian akan diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 15.0. Sebelum proses uji penelitian dilakuakan, akan dikemukakan terlebih dahulu jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syari’ah Cabang Jakarta yang terdiri dari: giro wadi’ah, tabungan wadi’ah, tabungan mudharabah, dan deposito midharabah.77 Tabel 4.1. Jumlah DPK BTN Syari’ah Cabang Jakarta periode 2006-2008 DPK (Rp) NO
BULAN 2006
2007
2008
1
Januari
8.065.668.420
61.116.450.925
312.477.793.847
2
Februari
8.719.126.068
82.956.620.090
323.351.482.829
3
Maret
10.041.718.060
16.298.107.355
310.090.235.200
4
April
11.174.388.780 239.693.132.370 304.210.077.098
5
Mei
12.302.817.549 282.191.873.172 276.300.770.920
6
Juni
14.153.133.081 285.132.023.116 269.437.425.424
7
Juli
14.558.882.876 320.372.728.307
77
BTN Syari’ah Cabang Jakarta , neraca laba rugi 2006-2008.
8 9 10
Agustus
31.384.161.710 174.062.785.974
September 11.059.460.141 268.917.478.375 Oktober
45.127.101.742 271.082.444.491
11
November 49.607.120.728 277.660.613.516
12
Desember
55.241.614.238 311.811.237.371
Data: Neraca laba rugi BTN Syari’ah Cabang Jakarta tahun 2006-2008. 350.000.000.000,00
300.000.000.000,00
Januari 250.000.000.000,00
Februari Maret April
200.000.000.000,00
Mei Juni 150.000.000.000,00
Juli Agustus September
100.000.000.000,00
Oktober November 50.000.000.000,00
-
2006
2007
2008
Gambar 4.1 Diagram Batang DPK Dilihat dari data di atas, untuk tahun 2006-2007 jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syari’ah Cabang Jakarta mengalami fluktuasi pada tiap bulannya, namun secara umum terjadi peningkatan dari jumlah 55.241.614.238 juta rupiah menjadi 311.811.237.371 juta rupiah. Khusus unutk DPK pada Juni 2008 mengalami penurunan menjadi 269.437.425.424 juta rupiah. Dari jumlah Dana Pihak ketiga (DPK) yang terkumpul antara 2006-2008 di atas, berikutnya akan dikemukakan jumlah pembiayaan pada tahun yang sama
dan terdiri dari: murabahah, salam, istisna’, pembiayaan mudharabah pembiayaan musyarakah, berikut rinciannya:78 Tabel 4.2. Jumlah pembiayaan BTN Syari’ah Cabang Jakarta periode 2006-2008 PEMBIAYAAN NO
BULAN 2006
2007
2008
1
Januari9 (2006)
2.104.621.409
6.513.099.177
18.348.357.967
2
Februari
2.067.520.162
6.577.180.850
23.373.865.248
3
Maret
3.948.918.301
6.831.790.348
24.665.841.489
4
April
4.706.937.397
7.186.409.110
22.824.022.598
5
Mei
4.842.283.318
4.744.306.169
31.731.244.542
6
Juni
5.200.509.371
7.553.331.685
35.021.135.476
7
Juli
5.621.675.263
8.551.067.756
8
Agustus
6.302.776.576
2.169.251.447
9
September
6.873.403.825
17.502.889.001
10
Oktober
7.336.772.019
18.621.333.249
11
November
7.093.249.066
19.127.039.231
12
Desember
6.997.282.594
22.911.920.239
Data: Neraca laba rugi BTN Syari’ah Cabang Jakarta tahun 2006-2008.
40,000,000,000.00
35,000,000,000.00
Januari 30,000,000,000.00
Februari Maret
25,000,000,000.00
April Mei
20,000,000,000.00
78
BTN Syari’ah Cabang Jakarta, neraca laba rugi 2006-2008.
15,000,000,000.00
Juni Juli Agustus September
10,000,000,000.00
Oktober November
5,000,000,000.00
-
Desember
Gambar 4.2 Diagram Batang Pembiayaan Dalam penelitian ini, pasangan data antara variabel x (DPK) dan y (pembiayaan) tidak sesuai dengan urutan bulan. Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bulan Januari 2006 berpasangan dengan pembiayaan pada bulan Februari 2006. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bulan Februari 2006 akan berpasangan dengan pembiyaan pada bulan Maret 2006, begitu seterusnya. Hal ini dikarenakan Dana Pihak Ketiga (DPK) dihitung setiap akhir bulan, sehingga akan disalurkan pada pembiayaan bulan berikutnya. Sehingga penyaluran pembiayaan dipengaruhi oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bulan sebelumnya. B. Uji Asumsi Klasik
Setelah diketahui data yang akan dijadikan referensi dalam penelitian ini, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu yang bertujuan untuk memastikan kualitas data yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga output dari pengolahan data berkualitas baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji linearitas.79 Uji klasik yang pertama adalah uji linier, berikut penjelasanya: 1. Uji Linier
79
Sugiono, Statstek untuk Penelitian, (Bandung: Bandung, 2007), h.55.
Analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan linear atau tidak. Berdasarkan hasil uji linearitas yang dilakukan melalui program SPSS versi 15,0 melalui diagram pencar (scatter plot) dengan sub menu Curve Estimation diperoleh hasil sebagai berikut : Uji linearitas antara Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan penyaluran pembiayaan : Model Summary and Parameter Estimates80 Dependent Variable: Pembiayaan Equati on
Model Summary R Square .289
Linear
F 10.950
df1
Parameter Estimates df2
1
27
Sig. .003
Constant 22.301
b1 3.20E-012
The independent variable is DPK. Dana Penyaluran Pembiayaan
Grafik 4.1. Grafik Linieritas
Observed Linear
24.00
23.00
22.00
21.00
20.00 0.00E0
1.00E11
2.00E11
3.00E11
4.00E11
5.00E11
6.00E11
Dana Pihak Ketiga
Grafik 4.3 prnyaluran dana pembiayaan Dari tabel model summary, Hasil penghitungan uji linieritas menunjukkan bahwa nilai sig 0.003. Oleh karena 0,003 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara kedua variabel. 80 Burhan Nugroho, dkk, Statistik Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2004), h. 111.
Hubungan linear menunjukkan bahwa variable independen (Dana Pihak Ketiga) dengan variabel dependennya (penyaluran pembiayaan) berbanding lurus. Hal tersebut mengakibatkan semakin meningkat nilai Dana Pihak Ketiga maka semakin besar penyaluran pembiayaan. Dari grafik di atas, terlihat bahwa titik-titik data (observed) cenderung mengikuti arah dari garis linear, yaitu dari kiri bawah ke kanan atas dengan kemiringan tertentu, meskipun tidak secara sempurna. Oleh karena itu, hasil analisis grafik ini bisa dijadikan data pendukung yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang linear antara kedua variabel.
2. Uji Normalitas Analisis statistik selanjutnya adalah uji normalitas. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kesesuaian (goodness of fit). Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel (observasi) dengan distribusi teoritis tertentu. Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis). Berikut adalah hipotesisnya : a) H0 : F(x) = F0(x), dengan F(x) adalah fungsi distribusi frekuensi hasil pengamatan, dan F0(x) adalah distribusi frekuwensi harapan (teoritis) dalam artian populasi berdistribusi normal. b) H1 : F(x) ≠ F0(x) atau distribusi populasi tidak normal Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05: a. Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima
b. Jika probabilitas < 0,05 , maka H1 ditolak.81 hasil dari pengujian normalitas untuk pembiayaan dan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3. Uji Kolmogorov-Smirnov Hasil uji normalitas sebelum data di trasnformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Dana Pihak Ketiga 30 1.72E+011 1.49E+011 .209 .204 -.209 1.143 .147
Dana Penyaluran Pembiayaan 30 11362742223 9423226536 .290 .290 -.129 1.590 .013
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas setelah di trasnformasi variabel Y yang tidak normal, di transformasi menggunakan fungsi logaritma, berikut adalah hasilnya: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Dana Pihak Ketiga N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
30 1.72E+011 1.49E+011 .209 .204 -.209 1.143 .147
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.4 hasil uji coba DPK
81
Widayat, Riset Bisnis, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2002), h. 155.
Dana Penyaluran Pembiayaan 30 22.7945 .91817 .155 .155 -.139 .847 .469
Hasil uji normalitas pada data penyaluran pembiayaan, berdasarkan uji kolmogorov-Smirnov diperoleh angka probabilitas sebesar 0.469 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % atau (0.05), maka diketahui nilai probabilitas 0.469 lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS versi 15.0 Untuk lebih jelas besarnya pembiayaan, akan dilengkapi dengan grafik di bawah ini:
Normal Q-Q Plot of Pembiayaan
2
Expected Normal
1
0
-1
-2 -1.0E10
0.0E0
1.0E10
2.0E10
3.0E10
4.0E10
Observed Value
Grafik 4.4. Grafik Sebaran Data penyaluran pembiayaan Berdasarkan uji kolmogorov-Smirnov diperoleh angka probabilitas sebesar 0.147 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % atau (0.05), maka diketahui nilai probabilitas 0.147 juga lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar diagram Q-plot keluaran SPSS versi 15.0 Untuk lebih menjelaskan prosentasenya akan dilengkapi dengan grafik di bawah ini:
Normal Q-Q Plot of DPK
2
Expected Normal
1
0
-1
-2 -1.0E11
0.0E0
1.0E11
2.0E11
3.0E11
4.0E11
5.0E11
Observed Value
Grafik 4.5. Grafik Sebaran Data Dana Pihak Ketiga (DPK) Demikian hasil uji normalitas terhahap pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
C. Uji Hipotesa
Setelah melalui tahapan uji linieritas dan normalitas, hasil uji menunjukan data yang telah tersedia memenuhi standar kelayakan. Untuk selanjutnya akan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan dan pengaruh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan dengan menggunakan uji
hipotesa. Uji hipotesa ini dilakukan dengan beberapa cara: uji korelasi, uji regresi, koefisien determinasi, dan uji f (annova). 1. Uji Korelasi Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, menggunakan rumus korelasi Product Moment. Dalam penghitungannya, menggunakan program SPSS versi 15.0. Adapun hasil uji hipotesis yang didapatkan maka diperoleh nilai koefisien korelasi antara penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah 0.537 korelasi tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini : Correlations Tabel 4.4. Product moment Correlations Dana Penyaluran Pembiayaan Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Dana Penyaluran Pembiayaan Dana Pihak Ketiga Dana Penyaluran Pembiayaan Dana Pihak Ketiga Dana Penyaluran Pembiayaan Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga
1.000
.537
.537
1.000
.
.001
.001
.
29
29
29
29
Berdasarkan table di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar 0.537, hal ini menunjukkan adanya korelasi (hubungan) yang sedang atau tidak terlalu kuat antara penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding lurus, artinya peningkatan satu
variabel akan diikuti oleh penaikan variabel lain, sehingga semakin tinggi Dana Pihak Ketiga (DPK) akan membuat penyaluran pembiayaan makin tinggi juga. Perhatikan tabel interpretasi r-product moment untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut. Tabel 4.4. Histogram Sebaran Data Regresi Dua Variabel Interval koefisien
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah 0,00 – 0,199 Rendah 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat Kuat Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis : H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel H1 : ada hubungan (korelasi) antara dua variabel Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) : Jika Probabilitas > 0.05, maka Ha diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ha ditolak. Pada bagian output (kolom Sig. (2-tailed)), untuk korelasi variabel penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) didapat angka probabilitas sebesar 0.001 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.001 < 0.05). Dengan demikian H0 ditolak atau hal ini berarti memang ada hubungan antara penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). 2. Uji Regresi Dari histogram secara umum batang berada di bawah kurva normal dan dari gambar P-P plot of regression standardized residual dapat terlihat bahwa sebaran data regresi antara penyaluran pembiayaan dengan aspek Dana Pihak Ketiga (DPK) berada disekitar garis regresi yang mengarah ke kanan sehingga
data tersebut berdistribusi normal.
Histogram
Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan
10
Frequency
8
6
4
2 Mean = -6.17E-15 Std. Dev. = 0.982 N = 29
0 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Residual
Gambar 4.6. Histogram Grafik Sebaran Data Dua Variabel
Tabel 4.6 Regresi Coefficientsa
Model 1
(Constant) Dana Pihak Ketiga
Unstandardized Coefficients B Std. Error 22.301 .217 3.20E-012 .000
Standardized Coefficients Beta .537
t 102.763 3.309
Sig. .000 .003
a. Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan
Pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dan konstanta dari persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah : Y = a + bx
dimana :
Y = Penyaluran Pembiayaan
X = Dana Pihak Ketiga (DPK) a = Konstanta b = Koefisien regresi Dari hasil pengolahan didapatkan model persamaan regresi : Y = 22 ,301 + 0.00000000000320 X Dari model regresi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Nilai Konstanta sebesar 22 ,301 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai Dana Pihak Ketiga (DPK), maka besarnya penyaluran pembiayaan adalah sebesar Rp. 22 ,301. 2. Nilai Koefisien regresi X (Dana Pihak Ketiga) sebesar 0.00000000000320 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp. 1,00 dari Dana Pihak Ketiga maka nilai
Y
(penyaluran
pembiayaan)
akan
bertambah
sebesar
Rp.
0.00000000000320. Dari persamaan regresi yang didapatkan, akan dilakukan pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap nilai Y. Pengujian ini bisa dilakukan dengan dua metode, yang pertama dengan uji t yaitu membandingkan nilai thitung dengan ttabel dan yang kedua dengan uji signifikansi. Berikut adalah pengujiannya : a. Menguji signifikanasi konstanta (a) pada model regresi : Berikut adalah hipotesis yang diajukan : H0 : a = 0 (konstanta a tidak signifikan) H1 : a ≠ 0 (konstanta a signifikan) Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak Jika |thitung| < ttabel, maka H0 diterima Terlihat bahwa thitung untuk konstanta a adalah 102.763 Sedang ttabel bisa didapat pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 27 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 29-2=27). Didapat ttabel adalah 2.05. Oleh karena thitung > ttabel, (102.763 > 2.05), maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kostanta a berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. 1. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 : Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu kostanta a berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. a. Menguji signifikanasi koefisien b (Dana Pihak Ketiga) pada model Regresi. Berikut adalah hipotesis yang diajukan : H0 : b = 0 (koefisien b (Dana Pihak Ketiga tidak signifikan) H1 : b ≠ 0 (koefisien b (Dana Pihak Ketiga signifikan) Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode: 1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak
Jika |thitung| < ttabel, maka H0 diterima Terlihat bahwa thitung untuk koefisien Dana Pihak Ketiga adalah 3.309 Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 27 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 29-2=27). Didapat ttabel adalah 2,05. Oleh karena thitung > ttabel, (3.309 > 2,05), maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. 2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 : Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0.003 atau probabilitas di atas 0.05 (0,003 < 0,05). Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yaitu koefisien Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. 3. Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.7. Tabel Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R R Square .537a .289
Adjusted R Square .262
Std. Error of the Estimate .77215
a. Predictors: (Constant), Dana Pihak Ketiga b. Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan
Pada tabel Model Summary, didapat 1 model regresi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.537, nilai koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0.289 (28,9%). Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa 28,9% penyaluran pembiayaan dipengaruhi oleh nilai Dana Pihak Ketiga. Sedangkan sisanya 71.1% pembiayaan dipengaruhi oleh hal-hal atau variabel lain. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.262(26.2%) menunjukkan bahwa di lapangan pengaruh dari Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan hanya sebesar 26.2%, berarti terjadi penurunan nilai koefisien determinasi sebesar 2%.
4. Uji F (ANOVA)(b) Tabel 4.8. Tabel F Hitung ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 6.528 16.098 22.626
df 1 27 28
Mean Square 6.528 .596
F 10.950
Sig. .003a
a. Predictors: (Constant), Dana Pihak Ketiga b. Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan
Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk memprediksi kontribusi Dana Pihak Ketiga terhadap variabel penyaluran pembiayaan. Dari penghitungan didapat nilai F hitung sebesar 10,950. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 1 dan df2 = 27, didapat nilai Ftabel = 4,21. Karena nilai Fhitung (10.950) > nilai Ftabel (4.210) maka dapat disimpulkan bahwa aspek variabel Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel penyaluran pembiayaan. Sehingga model regresi yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi. Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan secara khusus dari tiap metode analisis statistika yang telah diujicobakan pada sampel. Beberapa kesimpulan tersebut adalah:
1. Didapat persamaan Y = 22 ,301 + 0.00000000000320 X dari hasil uji regresi. 2. Dari penghitungan koefisien determinasi didapati bahwa variabel terikat, yaitu Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh sebesar 28,9% terhadap variabel bebas, yaitu penyaluran pembiayaan. 3. Hasil uji F didapati bahwa F hitung lebih besar dari F tabel, sehingga persamaan regresi tersebut layak digunakan untuk membuat ramalan atau forecasting. Demikian penjelasan tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan BTN Syari’ah Cabang Jakarta. Dari penjelasan tersebut, ternyata Dana Pihak Ketiga (DPK) mempengaruhi terhadap penyaluran pembiayaan dengan total 28,9%).
D. Analisa
Dari penelitian yang dilakukan penulis terhadap BTN Syari’ah cabang Jakarta, ada beberap faktor yang sangat menarik untuk dikemukankan. Inilah yang menjadi salah satu objek analisis terpenting yang sangat berkaitan dengan DPK dan pembiayaan. Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada BTN Syari’ah Cabang Jakarta, antara lain: 1. Pelayanan yang baik Pelayanan merupakan salah satu faktor penunjang yang mampu menjadi penggerak dan meningkatkan pembiayaan. Dengan memberikan pelayanan yang baik, artinya mengupayakan kepuasan nasabah, ketika nasabah sudah merasa terpuaskan dalam soal pelayanan ini akan berbanding lurus dengan kepercayaan nasabah terhadap bank. Ketika nasabah telah percaya
terhadap bank maka nasabah tersebut tidak akan ragu lagi untuk menggunakan jasa bank. Inilah alasan kenapa pelayayanan yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan pembiayaan. 2. Pitur prodak yang inovatif Harus disadari, bahwa hasrat dan keinginan tiap nasabah jelas berbeda. Namun dalam beberapa hal mempunyai persamaan, antara lain: semua nasabah
menginginkan
pelayanan
yang
baik,
kemudahan
dalam
memanfaatkan dan mengakses produk bank, menginginkan hal yang baru dan lebih baik, dan menginginkan “barang” yang didapatkannya tanpa pengorbanan terlebih dahulu (cuma-cuma). Hal semacam ini disadari betul oleh BTN Syaria’ah Cabang Jakarta. Untuk itu, BTN Syaria’ah Cabang Jakarta mengeluarkan produk yang bisa memenuhi keinginan tiap nasabah, antara lain: dengan mengeluarkan kartu kredit, ATM, dan memberikan hadiah yang bisa menarik minat nasabah untuk menggunakan produk BTN. Meskipun BTN Syaria’ah Cabang Jakarta mengalami peningkatan dalam penyaluran pembiayaan, namun bukan bererti BTN Syaria’ah Cabang Jakarta tidak menghadapi hambatan. hambatan yang selama ini dihadapi BTN Syaria’ah Cabang Jakarta antara lain: 1. Masyarakat belum mengenal bank syariah Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan bank syari’ah jelas sangat berpengaruh
terhadap
pembiyaan.
Keterkaitan
antara
pengetahun
masyarakat terhadap bank syariah dengan tingkat penggunaan terhada bank syariah sangat erat sekali. Ini bisa dimengerti mengingat “tahu atau
pengetahuan” merupakan langkah awal dari segala macam aktivitas termasuk di dalamnya menggunakan produk bank syari’ah. Mana mungkin masyarakat tertarik untuk menggunakan segala produk dari bank syariah kalau keberadaan bank syariah sendiri tidak tahu. Oleh karenanya pengetahuan masyarakat terhdap keberadan bank syari’ah sangat berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada semua bank syariah tidak terkecuali BTN Syaria’ah Cabang Jakarta. 2. Kurangnya SDM yang menguasai sistem mekanisme syari’ah Eksistensi perbankan syari’ah merupakan hal yang baru dalam dunia dunia perbankan di Indonesia. Dukungan SDM yang kompeten dalam sistem syariah mutlak dibutuhkan dalam menunjang kemajuan perbankan syaria’ah. Oleh karenanya tidak tersedianya SDM yang menguasai sistem syariah berbanding lurus dengan kwalitas dan kinerja bank syari’ah itu sendiri. Sedangnkan kwalitas dan kinerja SDM berbanding lurus dengan kepercayaan masyarakt terhadap bank syari’ah dan kepercayaan mempengaruhi minat untuk menggunakan produk bank syariah, termasuk di dalmnya pembiayaan. 3. Sistem I T yang belum memadai Sama halnya dengan keberadaan SDM, ketersediaan IT (sistem imformasi dan tekologi) yang memadai juga mutlak diperlukan demi kelancaran proses transaksi yang dilakukan oleh bank syari’ah. Sementara ini IT yang dimiliki BTN Syari’ah Cabang Jakarta masih terbatas dan ini menjadi sala satu faktor penghambat penyaluran pembiayaan.
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin hari kinerja BTN Syari’ah Cabang Jakarta semakin baik dan terus ditingkatkan baik dari segi kwalitas pelayanan maupun kwalitas produk. Meskipun disadari banyak hambatan yang harus dihadapi namun tidak menjadi faktor yang membuat kinerja BTN Syaria’ah Cabang Jakarta menurun. Sebaliknya, hambatan tersebut dijadikan sebagai motifator yang menjadi mesin penggerak untuk selalu maju dan menjadi lebih baik. Dalam proses melakukan transaksinya, BTN Syaria’ah Cabang Jakarta mengeluarkan beberapa jenis pembiayaan, antara lain: 1. Murabahah 2. Salam 3. Istisna 4. Pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah Ke empat jenis pembiayaan tersebut sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Dibawah ini prosentase dari pembiayaan yang dilakukan oleh BTN Syari’ah Jakarta perbulan selama tiga tahun, 2006 sampai 2008. Khusus untuk tahun 2008 hanya menggunakan data sampai bulan Juni.
Dari prosentase di atas khusus untuk pembiayaan salam dan istisna tidak dilakukan oleh BTN Syari’ah Cabang Jakarta, hanya difokuskan pada pembiayaan musyarokah, mudharabah, dan murabahah. Dari ketiga pembiayaan tersebut pembiayaan mudharabah lebih dominan Bab selanjutnya akan membahas kesimpulan dari penelitaian yang dilakukan penulis juga akan dilengkapi dengan saran-saran.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Pembiayaan memiliki hubungan pengaruh lurus (positif), di mana fluktuasi tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terjadi pada periode Januari 2006 sampai Maret 2008 telah menyebabkan meningkatnya penyaluran pembiayaan. 2. Dana Pihak Ketiga (DPK) termasuk faktor pendukung meningkatnya penyaluran pembiayaan. Ini berarti pergerakan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) mempengaruhi pembiayaan. 3. Hasil penghitungan koefisien determinasi yang memunculkan angka 28,9% yang berarti penyaluran pembiayaan BTN syari’ah cabang Jakarta dipengaruhi oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 28,9%. Angka 28,9% adalah angka yang signifikan. Sedangkan, variabel lain yang juga dapat dikategorikan sebagai faktor yang berpengaruh dalam penyaluran pembiayaan sebesar 71,1%. 4. Ada beberapa solusi yang diambil BTN Syri’ah Jakarta dalam meningkatkan DPK, antara lain: a) Maningkatkan
kwalitas
pelayanan
dan
fasilitas
untuk
mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. b) Memperbanyak kantor cabang demi memudahkan nasabah mengakses BTN Syari’ah. c) Membuat produk yang lebih inovatif.
B. Saran
1. Manajemen Bank BTN Syari’ah harus dapat mempertahankan prestasinya dalam meningkatkan DPK melalui sosialisasi (berkelanjutan) dan pengembangan produk-produk simpanan baru. 2. Manajemen
Bank
BTN
Syari’ah
Cabang
Jakarta
harus
dapat
mempertahankan prestasinya dalam meningkatkan penyaluran pembiayaan melalui sosialisasi (berkelanjutan) dan pengembangan produk-produk pembiayaan baru. 3. Alangkah baiknya bilamana manajemen bank BTN syari’ah mulai memprioritaskan penggunaan akad kerjasama berbasis bagi hasil dalam penyaluran pembiayaan investasi dan modal kerja. Ada pun bagi pembiayaan konsumstif (seperti KPR yang menjadi domain dari bank BTN syari’ah) dapat dipertahankan dengan menggunakan akad murabahah (termasuk salam dan istisna’) dan akad sewa (IMBT).
DAFTAR PUSTAKA Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, penerjemah. Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir al-Qur’an, Bandung, Diponegoro, 2005. Bukhary, Abi Abdullah Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhary, Beirut, Darul Fikr, 1995, jilid II. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syari’ah: dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001. Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah Edisi Refisi, Jakarta: Alfabeta, 2006. Bakhri, Saeful. Dkk. Ekonomi Syari’ah dalam Sorotan, Jakarta: Yayasan Amanah, 2003. Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan Annual Report, Jakarta, 2006. Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia. Pedoman Akuntansi Perbankan Syari’ah Indonesai, Jakarta: Ikatan Akutansi Indonesia, 2003. Dahlan, Siamat. Manajemen Bank umum Cetakan 2, Jakarta: UI Press, 2004. Djajuli, Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), Jakarta:Raja Grapindo Persada, 2001. DSN. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional untuk Lembaga Keungan Syari’ah, DSN MUI dan Bank Indonesia, Jakarta 2001. Harahap, Sopian Safri. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta:Raja Grapindo Persada, 1998. IBI. Konsep,Produk dan Implementasi Oprasional Bank Syari’ah, Djambatan: Jakarta 2001. Qudamah Ibn, Abdullah Ibn Ahmad. Mughni wa Syarh Kabir, Beirut: Darul-fikr, 1979, Vol.V, t.t. Jauziyah, Abi Toyyib Muhammad Syamsul Haq al-Adzî abadî ma’a Syarhil Hâfidz Syamsuddîn Ibn Qayyum. ’Aunul Ma’bûd Syarh Sunanul Abî Dâwud, Beirut: Daarul Kutubul ‘Âlamiyyah, 1990.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2007. Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam: Suatu Kajaian Kontemporer, Gema Insani: Jakarta 2001. Mauludi, Ali. Statistik 1, Ciputat: Pima Heza Lestari, 2006. Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YLPN. BTN. Neraca BTN Syari’ah Cabang Jakarta, 2006. Nugroho, Burhan. dkk. Statistik Terapan, Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2004 Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 mei 2003. Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. Sugiono. Statstek untuk Penelitian, Bandung: Bandung, 2007. Sunarto, Zulkifli. Panduan Praktis Transakasi Perbankan Syari’ah, Jakarta: Dzikrul Hakim, 2003. Turmuzi, Abi Isa Muhammad Isa Bin Saurah Ibn Musa. Jâmiut Turmuzî. Riyadh: Dârus Salam Linnasyri wat Tauzi, 1999. Widayat. Riset Bisnis, Yogyakarta:Graha Ilmu, 2002. Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, Jakarta: Rasindo, 2005. www.kompas.com. “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008. Wawancara Pribadi dengan Herry, Jakarta, 2 Juli 2008. Qizwini, Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid. Sunan Ibn Majah, vol, II, Beirut: Dâr al-Fiqr, t.t.
Lampiran I T-Tabel df\p
0.40
0.25
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.00
1
0.324920
1.000000
3.077684
6.313752
12.70620
31.82052
63.65674
636
2
0.288675
0.816497
1.885618
2.919986
4.30265
6.96456
9.92484
31.5
3
0.276671
0.764892
1.637744
2.353363
3.18245
4.54070
5.84091
12.9
4
0.270722
0.740697
1.533206
2.131847
2.77645
3.74695
4.60409
8.61
5
0.267181
0.726687
1.475884
2.015048
2.57058
3.36493
4.03214
6.86
6
0.264835
0.717558
1.439756
1.943180
2.44691
3.14267
3.70743
5.95
7
0.263167
0.711142
1.414924
1.894579
2.36462
2.99795
3.49948
5.40
8
0.261921
0.706387
1.396815
1.859548
2.30600
2.89646
3.35539
5.04
9
0.260955
0.702722
1.383029
1.833113
2.26216
2.82144
3.24984
4.78
10
0.260185
0.699812
1.372184
1.812461
2.22814
2.76377
3.16927
4.58
11
0.259556
0.697445
1.363430
1.795885
2.20099
2.71808
3.10581
4.43
12
0.259033
0.695483
1.356217
1.782288
2.17881
2.68100
3.05454
4.31
13
0.258591
0.693829
1.350171
1.770933
2.16037
2.65031
3.01228
4.22
14
0.258213
0.692417
1.345030
1.761310
2.14479
2.62449
2.97684
4.14
15
0.257885
0.691197
1.340606
1.753050
2.13145
2.60248
2.94671
4.07
16
0.257599
0.690132
1.336757
1.745884
2.11991
2.58349
2.92078
4.01
17
0.257347
0.689195
1.333379
1.739607
2.10982
2.56693
2.89823
3.96
18
0.257123
0.688364
1.330391
1.734064
2.10092
2.55238
2.87844
3.92
19
0.256923
0.687621
1.327728
1.729133
2.09302
2.53948
2.86093
3.88
20
0.256743
0.686954
1.325341
1.724718
2.08596
2.52798
2.84534
3.84
21
0.256580
0.686352
1.323188
1.720743
2.07961
2.51765
2.83136
3.81
22
0.256432
0.685805
1.321237
1.717144
2.07387
2.50832
2.81876
3.79
23
0.256297
0.685306
1.319460
1.713872
2.06866
2.49987
2.80734
3.76
24
0.256173
0.684850
1.317836
1.710882
2.06390
2.49216
2.79694
3.74
25
0.256060
0.684430
1.316345
1.708141
2.05954
2.48511
2.78744
3.72
26
0.255955
0.684043
1.314972
1.705618
2.05553
2.47863
2.77871
3.70
27
0.255858
0.683685
1.313703
1.703288
2.05183
2.47266
2.77068
3.68
28
0.255768
0.683353
1.312527
1.701131
2.04841
2.46714
2.76326
3.67
29
0.255684
0.683044
1.311434
1.699127
2.04523
2.46202
2.75639
3.65
30
0.255605
0.682756
1.310415
1.697261
2.04227
2.45726
2.75000
3.64
inf
0.253347
0.674490
1.281552
1.644854
1.95996
2.32635
2.57583
3.29
LAMPIRAN II F Tabel α = 5% df2/ df1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
15
20
24
1
161.4 476
199.5 000
215.7 073
224.5 832
230.1 619
233.9 860
236.7 684
238.8 827
240.5 433
241.8 817
243.9 060
245.9 499
248.0 131
249.0 518
2
18.51 28
19.00 00
19.16 43
19.24 68
19.29 64
19.32 95
19.35 32
19.37 10
19.38 48
19.39 59
19.41 25
19.42 91
19.44 58
19.45 41
3
10.12 80
9.552 1
9.276 6
9.117 2
9.013 5
8.940 6
8.886 7
8.845 2
8.812 3
8.785 5
8.744 6
8.702 9
8.660 2
8.638 5
4
7.708 6
6.944 3
6.591 4
6.388 2
6.256 1
6.163 1
6.094 2
6.041 0
5.998 8
5.964 4
5.911 7
5.857 8
5.802 5
5.774 4
5
6.607 9
5.786 1
5.409 5
5.192 2
5.050 3
4.950 3
4.875 9
4.818 3
4.772 5
4.735 1
4.677 7
4.618 8
4.558 1
4.527 2
6
5.987 4
5.143 3
4.757 1
4.533 7
4.387 4
4.283 9
4.206 7
4.146 8
4.099 0
4.060 0
3.999 9
3.938 1
3.874 2
3.841 5
7
5.591 4
4.737 4
4.346 8
4.120 3
3.971 5
3.866 0
3.787 0
3.725 7
3.676 7
3.636 5
3.574 7
3.510 7
3.444 5
3.410 5
8
5.317 7
4.459 0
4.066 2
3.837 9
3.687 5
3.580 6
3.500 5
3.438 1
3.388 1
3.347 2
3.283 9
3.218 4
3.150 3
3.115 2
9
5.117 4
4.256 5
3.862 5
3.633 1
3.481 7
3.373 8
3.292 7
3.229 6
3.178 9
3.137 3
3.072 9
3.006 1
2.936 5
2.900 5
10
4.964 6
4.102 8
3.708 3
3.478 0
3.325 8
3.217 2
3.135 5
3.071 7
3.020 4
2.978 2
2.913 0
2.845 0
2.774 0
2.737 2
11
4.844 3
3.982 3
3.587 4
3.356 7
3.203 9
3.094 6
3.012 3
2.948 0
2.896 2
2.853 6
2.787 6
2.718 6
2.646 4
2.609 0
12
4.747 2
3.885 3
3.490 3
3.259 2
3.105 9
2.996 1
2.913 4
2.848 6
2.796 4
2.753 4
2.686 6
2.616 9
2.543 6
2.505 5
13
4.667 2
3.805 6
3.410 5
3.179 1
3.025 4
2.915 3
2.832 1
2.766 9
2.714 4
2.671 0
2.603 7
2.533 1
2.458 9
2.420 2
14
4.600 1
3.738 9
3.343 9
3.112 2
2.958 2
2.847 7
2.764 2
2.698 7
2.645 8
2.602 2
2.534 2
2.463 0
2.387 9
2.348 7
15
4.543 1
3.682 3
3.287 4
3.055 6
2.901 3
2.790 5
2.706 6
2.640 8
2.587 6
2.543 7
2.475 3
2.403 4
2.327 5
2.287 8
16
4.494 0
3.633 7
3.238 9
3.006 9
2.852 4
2.741 3
2.657 2
2.591 1
2.537 7
2.493 5
2.424 7
2.352 2
2.275 6
2.235 4
17
4.451 3
3.591 5
3.196 8
2.964 7
2.810 0
2.698 7
2.614 3
2.548 0
2.494 3
2.449 9
2.380 7
2.307 7
2.230 4
2.189 8
18
4.413 9
3.554 6
3.159 9
2.927 7
2.772 9
2.661 3
2.576 7
2.510 2
2.456 3
2.411 7
2.342 1
2.268 6
2.190 6
2.149 7
19
4.380 7
3.521 9
3.127 4
2.895 1
2.740 1
2.628 3
2.543 5
2.476 8
2.422 7
2.377 9
2.308 0
2.234 1
2.155 5
2.114 1
20
4.351 2
3.492 8
3.098 4
2.866 1
2.710 9
2.599 0
2.514 0
2.447 1
2.392 8
2.347 9
2.277 6
2.203 3
2.124 2
2.082 5
21
4.324 8
3.466 8
3.072 5
2.840 1
2.684 8
2.572 7
2.487 6
2.420 5
2.366 0
2.321 0
2.250 4
2.175 7
2.096 0
2.054 0
22
4.300 9
3.443 4
3.049 1
2.816 7
2.661 3
2.549 1
2.463 8
2.396 5
2.341 9
2.296 7
2.225 8
2.150 8
2.070 7
2.028 3
23
4.279 3
3.422 1
3.028 0
2.795 5
2.640 0
2.527 7
2.442 2
2.374 8
2.320 1
2.274 7
2.203 6
2.128 2
2.047 6
2.005 0
24
4.259 7
3.402 8
3.008 8
2.776 3
2.620 7
2.508 2
2.422 6
2.355 1
2.300 2
2.254 7
2.183 4
2.107 7
2.026 7
1.983 8
25
4.241 7
3.385 2
2.991 2
2.758 7
2.603 0
2.490 4
2.404 7
2.337 1
2.282 1
2.236 5
2.164 9
2.088 9
2.007 5
1.964 3
26
4.225 2
3.369 0
2.975 2
2.742 6
2.586 8
2.474 1
2.388 3
2.320 5
2.265 5
2.219 7
2.147 9
2.071 6
1.989 8
1.946 4
27
4.210 0
3.354 1
2.960 4
2.727 8
2.571 9
2.459 1
2.373 2
2.305 3
2.250 1
2.204 3
2.132 3
2.055 8
1.973 6
1.929 9
28
4.196 0
3.340 4
2.946 7
2.714 1
2.558 1
2.445 3
2.359 3
2.291 3
2.236 0
2.190 0
2.117 9
2.041 1
1.958 6
1.914 7
29
4.183 0
3.327 7
2.934 0
2.701 4
2.545 4
2.432 4
2.346 3
2.278 3
2.222 9
2.176 8
2.104 5
2.027 5
1.944 6
1.900 5
30
4.170 9
3.315 8
2.922 3
2.689 6
2.533 6
2.420 5
2.334 3
2.266 2
2.210 7
2.164 6
2.092 1
2.014 8
1.931 7
1.887 4
40
4.084 7
3.231 7
2.838 7
2.606 0
2.449 5
2.335 9
2.249 0
2.180 2
2.124 0
2.077 2
2.003 5
1.924 5
1.838 9
1.792 9
60
4.001 2
3.150 4
2.758 1
2.525 2
2.368 3
2.254 1
2.166 5
2.097 0
2.040 1
1.992 6
1.917 4
1.836 4
1.748 0
1.700 1
120
3.920 1
3.071 8
2.680 2
2.447 2
2.289 9
2.175 0
2.086 8
2.016 4
1.958 8
1.910 5
1.833 7
1.750 5
1.658 7
1.608 4
inf
3.841 5
2.995 7
2.604 9
2.371 9
2.214 1
2.098 6
2.009 6
1.938 4
1.879 9
1.830 7
1.752 2
1.666 4
1.570 5
1.517 3