1
PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER SPREADER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT SAWIT MAS SEJAHTERA (SINAR MAS GROUP), KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN
Oleh NURHERY FIRMANSYAH A34103035
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
2
PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER SPREADER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT SAWIT MAS SEJAHTERA (SINAR MAS GROUP), KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh NURHERY FIRMANSYAH A34103035
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
3
RINGKASAN
NURHERY FIRMANSYAH. Pemupukan Secara Mekanis dengan Fertilizer Spreader pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera (Sinar Mas Group), Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr). Magang bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader, serta menemukan dan menganalisis permasalahan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader pada tanaman kelapa sawit. Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 19 Februari 2007 sampai 19 Juni 2007 bertempat di Perkebunan Kelapa sawit PT Sawit Mas Sejahtera, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Metode yang digunakan adalah mengikuti kegiatan integral dari sistem kerja perkebunan. Selain itu juga dilakukan pengamatan dan pengumpulan data terkait dengan kegiatan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader yaitu berupa jumlah pupuk aplikasi, luas lahan yang dipupuk, prestasi kerja, kecepatan kerja pemupukan dan pengamatan terhadap ketepatan dosis dan cara pemupukan secara mekanis dengan menggunakan Fertilizer Spreader. Kegiatan yang diikuti selama magang selain pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader adalah dongkel anak kayu, tebas rendahan, semprot piringan, semprot jalan pikul, dan semprot tempat pengumpulan hasil (TPH), wiping lalang, sensus pohon, sensus produksi, sensus gejala hama tikus, sensus ulat api, kutip pupa atau pengambilan ulat api pada fase pupa, penguntilan pupuk atau membagi pupuk menjadi beberapa karung dalam jumlah yang lebih sedikit, pemupukan manual, pemanenan dan inspeksi panen detail atau pengamatan panen yang dilakukan secara mendadak, pembibitan Mucuna bracteata Kurz., leaf sampling unit (LSU), aplikasi tandan kosong kelapa sawit, dan aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader menjadi prioritas pemupukan utama karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyebaran pupuk lebih merata di atas permukaan tanah menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu juga, tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit sehingga memudahkan pengawasan sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Prestasi kerja pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader 6,25 ha/jam sedangkan pemupukan manual 0,285 ha/jam atau 2 ha/HK. Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader memiliki kelemahan antara lain : 1). Perlu ada biaya investasi untuk pembelian traktor dan Fertilizer Spreader, 2). Hanya diterapkan pada areal datar sampai landai dengan kemiringan lereng 0-50, 3). Terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul, 4). Pertumbuhan gulma lebih cepat, 5). Terjadi kompetisi penyerapan hara dengan gulma dibandingkan dengan pemupukan manual.
4
Judul
: PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER SPREADER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PERKEBUNAN PT SAWIT MAS SEJAHTERA (SINAR MAS GROUP), KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN.
Nama
: Nurhery Firmansyah
NRP
: A34103035
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr NIP : 130 422 690
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP : 131 124 019
Tanggal Lulus : .....................
5
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kuningan, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 9 Maret 1985. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Jamaludin Alif dan Ibu Ooh Sutiah. Tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Manislor I, kemudian pada tahun 2000 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri I Jalaksana. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri I Kuningan pada tahun 2003. Tahun 2003 penulis diterima di IPB lewat jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya Pertanian (sekarang Departemen Agronomi dan Hortikultura), Fakultas Pertanian. Dari tahun 2005 hingga 2006 penulis menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis juga aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Tahun 2003-2004 sebagai Sekretaris Umum BEM TPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama), tahun 2004-2005 sebagai Ketua Departemen Pertanian BEM FAPERTA (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian), tahun 2005 sebagai Pengurus BPMW II ISMPI (Badan Perwakilan Mahasiswa Wilayah II Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia). Tahun 2005-2006 sebagai Wakil Ketua Umum BEM FAPERTA. Selanjutnya tahun 2007 sebagai Anggota Tim COSA PUBLIC BEM KM IPB (Center for Study and Analysis of Public Policy) yang bertugas dalam mengatur kebijakan publik BEM KM IPB.
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini berjudul ”PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER SPREADER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT SAWIT MAS SEJAHTERA (SINAR MAS GROUP), KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN.” Selama melakukan kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini, telah banyak pihak yang memberikan bantuan kepada penulis, sehingga dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr, sebagai dosen pembimbing skripsi, atas semua saran, kritik, serta bimbingannya selama penulisan skripsi ini. 2. Bapak Purwoputro, Bapak Eddy Nisura, dan Bapak Sentot Adi S, sebagai pembimbing selama kegiatan magang di PT Sawit Mas Sejahtera. 3. Bapak dan ibu, atas doa-doamu di sepanjang sepertiga malam dan atas dorongan semangat yang senantiasa diberikan kepada penulis. Juga untuk adik-adikku tercinta, Rika dan Fitri yang selama ini memberikan sebuah kebahagiaan dan keceriaan. 4. Seluruh karyawan/staf di PT Sawit Mas Sejahtera yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data. 5. Bapak Maddin, Bapak Nurholidin, dan Bapak Darwanto, atas dorongan untuk melakukan kebaikan selama kegiatan magang di PT Sawit Mas Sejahtera 6. Teman-teman seperjuangan, Redy, Bubun, Fadhli, Ajid, Desna, Krisnoto, Deni, Mizan, Gema, Nuralim, Arizia, Akbar, Asep, Kastana, Hilman, Dadan, dan Iqbal atas segala dorongan semangat, doa dan persaudaraan yang telah diberikan selama ini. 7. Wisma Al-Ikhwan crew, Khabay, Roni, Didin, Andri, Anhar, Farhan, Ikhsan, yang telah menemani dalam penulisan skripsi baik dalam senang maupun bingung dengan senyum dan keceriaan.
7
8. Nirwan, Tatang, Suhely, Kartika dan Pytho yang telah membantu dalam seminar dan sidang. 9. Kepengurusan BEM TPB 40, BEM FAPERTA Periode 2004-2005, BEM FAPERTA Periode 2005-2006, Omda Kuningan (Himarika), teman-teman Agronomi 40, FIFA 40 dan semua saudara-saudariku atas kebersamaan yang telah dilalui di kampus IPB tercinta.
Demikian skripsi ini disusun. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Bogor, Mei 2008
Penulis
8
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .....................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
vii
PENDAHULUAN ..................................................................................... Latar Belakang .................................................................................. Tujuan ...............................................................................................
1 1 2
METODOLOGI ......................................................................................... Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................ Metode Pelaksanaan .........................................................................
3 3 3
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ............................................... Profil Perusahaan .............................................................................. Lokasi Kebun ................................................................................... Kondisi Lahan ................................................................................... Kondisi Curah Hujan......................................................................... Keadaan Tanaman ............................................................................. Luas Areal dan Tata Guna Lahan ..................................................... Jaringan Jalan ................................................................................... Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................
4 4 4 4 5 5 5 6 7
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ............................................. Perawatan Gawangan ........................................................................ Pemberantasan Lalang....................................................................... Sensus Pohon ................................................................................... Pengendalian Hama dan Penyakit .................................................... Pemupukan ..... .................................................................................. Pemanenan ........................................................................................ Pengelolaan Limbah .........................................................................
8 8 9 10 11 13 14 15
PEMBAHASAN ........................................................................................ Rekomendasi Pemupukan ................................................................. Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader ............................ Dampak Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader...............
16 16 20 24
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. Kesimpulan ....................................................................................... Saran ................ .................................................................................
31 31 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
32
LAMPIRAN ..............................................................................................
33
vi
DAFTAR TABEL
Teks
Halaman
Tabel 1. Data Kondisi Topografi Kebun Sawit PT Sawit Mas Sejahtera .. 5 Tabel 2. Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT Sawit Mas Sejahtera ........ 6 Tabel 3. Kelas Serangan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS) .... 12 Tabel 4. Jumlah Pupuk Rekomendasi Tahun 2007 PT Sawit Mas Sejahtera ........................................................................................ 17 Tabel 5. Hasil Pelaksanaan Aplikasi Fertilizer Spreader di Lapangan ...... 26 Tabel 6. Efisiensi Berbagai Macam Aplikasi Pupuk Secara Manual Maupun Mekanis ........................................................................ 30
Lampiran
Halaman
Tabel 1. Rekomendasi Pemupukan Tahun 2007 ....................................... 39 Tabel 2. Penjelasan Areal Pemupukan Non Fertilizer Spreader 2007 di Divisi 4 PT Sawit Mas Sejahtera ................................................ 43 Tabel 3. Form Pengukuran Pohon Contoh LSU ....................................... 45 Tabel 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang ................................................. 46
vii
DAFTAR GAMBAR
Teks
Halaman
Gambar 1. Traktor Ford 6610 4WD .......................................................... 23 Gambar 2. Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin) ......................... 23 Gambar 3. Loading Pupuk …………………………................................. 25 Gambar 4. Fertilizer Spreader saat menebar pupuk …….................…..... 25
Lampiran
Halaman
Gambar 1. Peta Divisi 4 PT Sawit Mas Sejahtera dan Rencana Aplikasi Pemupukan Menggunakan FS dan Manual.......................... 34 Gambar 2. Pembuatan Jalan Pikul dengan Buldoser.................................. 35 Gambar 3. Jalan Pikul yang Sudah di Buldoser ......................................... 35 Gambar 4. Ecer Pupuk …………………………....................................... 36 Gambar 5. FS Siap Menebar Pupuk ......................................................... 36 Gambar 6. Pegangan FS dan Flow Control .............................................. 37 Gambar 7. Flow Control yang Tampak Lebih Dekat ………....……....... 37 Gambar 8. Deflector atau Nozzel .............................................................. 38 Gambar 9. Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader …............... 38
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perkebunan kelapa sawit mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan sebagai sumber devisa negara, perluasan kesempatan kerja, kelestarian sumber daya alam serta sebagai wahana pembangunan. Minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) mempunyai prospek pemasaran sangat tinggi disamping harganya yang kompetitif. Permintaan dunia terhadap CPO lebih cepat meningkat daripada penawaran (Departemen Pertanian, 2006). Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit yang terus berkembang. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2006 seluas 6 074 926 ha dan produksinya sebesar 13 390 807 ton (Ditjenbun, 2007). Permintaan produk dari kelapa sawit meningkat sejalan dengan meningkatnya konsumsi minyak sawit dunia. Upaya dalam meningkatkan poduksi terus dilakukan baik melalui perluasan areal maupun dalam hal perbaikan teknis budidaya. Pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam budidaya kelapa sawit. Pemeliharaan pada perkebunan kelapa sawit meliputi sensus pohon, pemeliharaan jalan, pengendalian hama dan penyakit, penunasan pelepah daun, dan pemupukan (Sinar Mas Agribusiness Reseach and Technology, 2003). Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar 40-60% dari biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan atau sekitar 20% dari total biaya produksi. Hasil penelitian menunjukkan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman (Sastrosayono, 2003). Pemupukan kelapa sawit bertujuan menambah unsur-unsur hara yang kurang dipasok oleh tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang normal dan tandan buah segar yang optimal. Permasalahan yang sering terjadi di perkebunan kelapa sawit dalam kegiatan pemupukan adalah ketidaksesuaian dosis aplikasi dengan rekomendasi, waktu dan cara aplikasi, dan faktor pendukung yang lain tidak terkondisikan (Ridawati, 2002).
2
Pemupukan manual yang pernah dilakukan tidak mampu mencapai suatu hasil yang maksimal sehingga masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki seperti pengujian alat dan kalibrasi dosis pupuk harus sesuai dan tepat dosis, aplikasi pemupukan harus benar dan tepat sasaran, pengawasan pekerjaan pemupukan harus intensif dan efektif, serta kualitas pemupukan harus mencapai mutu hasil yang lebih baik. Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut. Penebaran pupuk yang hanya pada satu sisi akan mempengaruhi pertumbuhan akar. Penebaran pupuk secara merata di atas permukaan tanah menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang (Novizan, 2002). Efisiensi dan keefektifan pemupukan dapat dicapai dengan pelaksanaan pemupukan yang tepat dosis, tepat jenis, tepat cara serta tepat waktu pemberian berdasarkan faktor ekologi setempat. Pemupukan dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain pemupukan manual, pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader, dan pemupukan dengan pesawat. Pemupukan manual menghasilkan mutu yang beragam dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Hal ini merupakan masalah yang terjadi setiap tahun. Pemupukan dengan pesawat menghadapi kendala yaitu membutuhkan biaya operasional yang mahal. Dengan adanya permasalahan seperti itu maka salah satu alternatif untuk mencapai pemupukan yang lebih baik dan layak yaitu pemupukan secara mekanis dengan menggunakan Fertilizer Spreader (Sinar Mas Agribusiness Reseach and Technology, 2003).
Tujuan Tujuan magang adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader, serta menemukan dan menganalisis permasalahan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader pada tanaman kelapa sawit.
3
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan dari tanggal 19 Februari 2007 sampai 19 Juni 2007 di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sawit Mas Sejahtera, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan.
Metode Pelaksanaan Mahasiswa magang mengikuti semua jenis pekerjaan yang ada di kebun PT. Sawit Mas Sejahtera dengan jenjang jabatan yang ada. Dalam pelaksanaannya mahasiswa belajar mengenai teknis dan manajemen dengan berstatus sebagai pekerja harian, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung dan tidak langsung. Dalam praktek di lapangan sebagian besar mengacu pada silabus/buku panduan yang ditetapkan perusahaan dan pelaksana magang. Secara umum pelaksanaan magang yang dilakukan adalah: a. Melaksanakan teknis lapangan dan manajemen kebun Pelaksanaannya mahasiswa bekerja langsung pada berbagai kegiatan yang ada di perkebunan dengan tingkat jabatan dan rentang waktu yang telah ditetapkan bersama. b. Pengumpulan data primer dan data sekunder Pengumpulan data primer diperoleh dari aktivitas kerja, pengamatan di lapangan dengan pengamatan khusus pada kegiatan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader, wawancara dengan staf dan karyawan serta ikut aktif dalam kegiatan kebun. Pengumpulan data sekunder seperti luas areal, kondisi lahan, kondisi tanaman, organisasi kebun dan rekomendasi pemupukan berupa jumlah pupuk aplikasi dan luas lahan yang dipupuk yang diperoleh dari arsip kebun. c. Data primer dan sekunder yang didapatkan dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis secara komparatif dan bahan pertimbangan serta penunjang dalam penyusunan tugas akhir.
4
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
Profil Perusahaan Perkebunan kelapa sawit PT Sawit Mas Sejahtera merupakan salah satu anak perusahaan PT. SMART. Tbk (Sinar Mas Agro Research and Technology) yang bergerak di bidang pengembangan kelapa sawit di Indonesia. Perusahaan Sawit Mas Sejahtera merupakan perkebunan swasta nasional yang terletak di Sumatera Selatan dan berkantor di Banyuasin. PT. Sawit Mas Sejahtera merupakan perkebunan kelapa sawit Sinar Mas Group yang ada di Perkebunan Sinar Mas II Region Palembang yang terdiri atas 5 divisi. Lokasi perkebunan PT. Sawit Mas Sejahtera terpisah-pisah, Divisi I dan Divisi II terletak di Pangkalan Panji, Divisi III dan Divisi IV terletak di Tanjung Laut, serta Divisi V terletak di Pendopo. Areal yang diusahakan untuk tanaman kelapa sawit seluas 4.781,92 ha, tahun tanam tertua adalah 1975 seluas 241,38 ha yang terletak di Divisi 1. Lokasi Kebun Lokasi perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera terletak di wilayah Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi kebun Divisi I dan II dari Palembang sekitar 37 km, Divisi III dan IV dari Palembang sekitar 56 km, dan Divisi V dari Palembang sekitar 134 km. Magang dilaksanakan di Divisi IV. Batas-batas wilayah divisi IV adalah : a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Laut b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sedang c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Laut d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Stereo
Kondisi Lahan Kondisi topografi lahan Kebun Sinar Mas Tanjung Laut Divisi IV pada umumnya bervariasi dari datar hingga bergelombang. Sekitar 5 % lokasi merupakan rawa-rawa.
5
Tabel 1. Data Kondisi Topografi Kebun Sawit PT Sawit Mas Sejahtera Luas per Divisi (ha)
Topografi
Datar Bergelombang Berbukit Total
Luas
1
2
3
4
5
(ha)
1.084,69
570,96
699,45
923,42
0
3.252,52
100,88
524,24
0
119,61
0
770,73
0
0
0
0
758,67
758,67
1.185,57 1.095,20 699,45 1.043,03 758,67
4.781,92
Sumber : Administrasi Kebun PT Sawit Mas Sejahtera (2007)
Kondisi Curah Hujan Iklim di perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera menurut klasifikasi Schmidth dan Ferguson adalah iklim tipe A yaitu sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika, dengan bulan basah selama tujuh bulan dan bulan kering satu bulan. Curah hujan rata-rata dua tahun terakhir 2 441,75 mm/tahun, rata-rata hari hujan 122,25 hari hujan dan suhu rata-rata 320 C.
Keadaan Tanaman Tanaman kelapa sawit yang ditanam pada perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera adalah varietas Tenera. Benih yang ditanam berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat Medan. Tanaman kelapa sawit PT Sawit Mas Sejahtera mulai ditanam pada tahun 1975 yang ditanam di Divisi I. Penanaman kelapa sawit dengan pola tanam segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9,2 mx 9,2 mx 9,2 m (136 pohon/ha) tergantung topografi lahan. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera terdiri atas lima divisi dengan luas total (areal tanaman dan non tanaman) 5.592,28 ha. Luas Divisi I 1.354,56 ha, Divisi II 1.492,72 ha, Divisi III 740,69 ha, Divisi IV 1.124,25 ha dan Divisi V 880,06 ha. Luas areal yang menghasilkan 4.781,92 ha. Rincian luas areal tanaman menghasilkan Divisi I 1.185,57 ha, Divisi II 1.095,20 ha, Divisi III 699,45 ha, Divisi IV 1.043,03 ha, dan Divisi V 758,67 ha. Tanaman belum menghasilkan tidak ada di Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera.
6
Tabel 2. Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT Sawit Mas Sejahtera NO
URAIAN
DIVISI-I
DIVISI-II
DIVISI-III
DIVISI-IV
DIVISI-V
TOTAL
............................................................... ha ................................................................. 1.
TANAMAN MENGHASILKAN Tua Umur>20 Tahun Tahun Tanam 1975
242,01
0,00
0,00
0,00
0,00
242,01
181,83
Remaja Umur 7-20 Tahun Tahun Tanam 1987
181,83
0,00
0,00
0,00
0,00
Tahun Tanam 1988
126,88
739,86
0,00
0,00
0,00
866,74
Tahun Tanam 1989
212,15
197,49
222,93
388,89
37,51
1,395,87
Tahun Tanam 1990
194,56
0,00
133,56
25,36
271,53
625,01
Tahun Tanam 1991
201,37
38,28
66,13
0,00
0,00
307,78
Tahun Tanam 1992
0,00
0,00
80,83
207,75
0,00
288,,58
Tahun Tanam 1993
0,00
61,18
194,10
238,21
0,00
493,,49
Tahun Tanam 1994
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Tahun Tanam 1995
26,77
58,39
0,00
92,87
0,00
178,03
Tahun Tanam 1996 Total TM 2.
0,00
0,00
0,00
89,95
112,63
202,58
1,185,57
1,095,20
699,45
1,043,03
758,67
4,781,92
NON TANAMAN Areal Pembibitan Perumahan/Bangunan Areal Jalan Areal Parit dan Rawa Total Tan. dan Non Tan.
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
39,30
5,26
3,42
12,19
1,87
62,04
50,52
22,12
14,69
21,36
23,71
123,40
168,99
397,52
41,24
81,22
121,39
610,36
1,492,56
740,69
1,124,25
880,06
5,592,28
1,354,56
Sumber : Administrasi Kebun PT Sawit Mas Sejahtera (2007)
Jaringan Jalan Jaringan jalan di Kebun Tanjung Laut terdiri atas jalan produksi, jalan koleksi, dan jalan kontrol. Jalan produksi adalah jalan utama atau main road yang menghubungkan antar blok-blok dalam kebun dengan lebar 6 - 8 m dan mempunyai arah timur-barat. Jalan koleksi dibuat untuk mempermudah kegiatan pengangkutan buah. Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) terletak di tepi jalan koleksi. Jalan koleksi arahnya tegak lurus dengan jalan pikul dan jalan produksi dengan lebar sekitar 5 - 6 m. Jarak antara setiap jalan koleksi 30 m. Setiap 150 m dari jalan koleksi dibuat jalan kontrol yang arahnya sejajar dengan jalan koleksi. Jalan kontrol hanya merupakan jalan setapak dengan ukuran sekitar 1 m yang berfungsi untuk mempermudah kegiatan pengawasan pemanenan.
7
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Keadaan sumberdaya manusia merupakan hal penting untuk berjalannya pengelolaan perkebunan. Pimpinan dan staf PT Sawit Mas Sejahtera terdiri atas Regional Controller, Estate Manager, Asisten Kepala dan Asisten.
Status
karyawannya terdiri atas Karyawan Umum Bulanan, Karyawan Umum Harian, dan Karyawan Tidak Tetap. PT Sawit Mas Sejahtera terletak di Regional Sumatera Selatan. Regional Sumatera Selatan dipimpin oleh seorang Regional Controller (RC). Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera dipimpin oleh seorang Estate Manager (EM). Manager dibantu oleh dua orang Asisten Kepala (Rayon I terdiri atas Divisi I dan II serta rayon II terdiri atas Divisi III, IV, dan V) dan 5 orang Asisten divisi yang masing-masing asisten bertanggung jawab terhadap divisinya. Sistem Pengupahan dan penggajian di PT Sawit Mas Sejahtera untuk jabatan staf ditentukan oleh perusahaan sedangkan Karyawan Umum Bulanan berdasarkan tingkat jabatan dan pekerjaan. Sistem pengupahan untuk Karyawan Umum Harian, Karyawan Tidak Tetap dan Honorer berdasarkan Upah Minimum Propinsi (UMP) yang berlaku di Sumatera Selatan yaitu Rp 28 800/hari. Pembayaran gaji untuk staf, Karyawan Umum Bulanan dan Karyawan Umum Harian dilakukan pada akhir bulan serta untuk Karyawan Tidak Tetap dibayar tiap dua minggu sekali yaitu minggu kedua dan akhir bulan. Jaminan yang diberikan oleh perusahaan kepada seluruh karyawan, kecuali Karyawan Tidak Tetap adalah cuti tahunan, cuti hamil, tunjangan kematian, tunjangan kelahiran, dan tunjangan hari tua.
8
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Perawatan Gawangan Dongkel Anak Kayu Kegiatan dongkel anak kayu adalah kegiatan mendongkel semua gulma yang berkayu kemudian membuangnya ke gawangan mati/di atas tumpukan pelepah dengan posisi akar di atas supaya tidak menyentuh tanah dan tidak tumbuh lagi. Untuk jahe-jahean, gadung, dan keladi diambil umbinya kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke jalan agar terlindas mobil, begitu juga dengan anakan sawit yang ada di permukaaan tanah/di sekitar tanaman kelapa sawit. Kegiatan tersebut dapat mencegah terjadinya persaingan dalam menyerap nutrisi/unsur hara di dalam tanah antara tanaman kelapa sawit dengan gulma. Alat yang digunakan adalah pecok (modifikasi dari dodos) dan karung. Prestasi kerja di lapangan dalam kegiatan dongkel anak kayu 1,275 HK/ha. Hal ini disebabkan gulma yang ada di lapangan agak sedikit berkurang. Standar atau norma yang digunakan 1,5 HK/ha.
Tebas Rendahan Tebas rendahan adalah pemotongan gulma pada daerah rendahan yang cepat berkembang akibat terendam air. Kegiatan dilakukan apabila gulma sudah terlalu banyak dan tergantung kondisi di lapangan. Alat yang digunakan yaitu parang tebas dan parang panjang. Prestasi kerja di lapangan dalam kegiatan tebas rendahan 2,6 HK/ha. Hal ini disebabkan gulma/semak
yang ada pada areal
rendahan agak sedikit berkurang. Standar atau norma dari kegiatan tebas rendahan 5 HK/ha.
Pembibitan Mucuna bracteata Kurz. M. bracteata Kurz. termasuk tanaman penutup tanah (cover crop) yang dapat melindungi permukaan tanah dari pencucian unsur hara yang berlebihan, bahaya erosi, memperbaiki sifat-sifat kimia tanah, menambah nitrogen, membantu penyimpanan air, dan memperbaiki atau mempertahankan struktur tanah. Cara penanaman bibit M. bracteata Kurz. dengan stek yaitu dengan cara mengambil batang-nya yang memiliki 2 mata tunas. Mata tunas yang pertama diletakkan di
9
bawah permukaan tanah (polybag) dan mata tunas yang kedua diletakkan di atas permukaan tanah. Cara yang kedua dengan gundukan yaitu batang utama yang panjang dipotong cabang-cabangnya. Mata tunas yang pertama diletakkan di bawah permukaan tanah (polybag 1), mata tunas yang kedua diletakkan di atas permukaan tanah, mata tunas yang ketiga diletakkan di bawah permukaan tanah (polybag 2) dan seterusnya. Standar atau norma yang digunakan 1000 polybag/HK. Pemberantasan Lalang Semprot Piringan, Jalan Pikul, dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) Kegiatan semprot piringan, jalan pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH) berupa penyemprotan gulma-gulma yang ada di piringan, jalan pikul, dan TPH. Tujuan semprot piringan dan jalan pikul adalah untuk memudahkan panen, pemupukan dan pengawasan serta mengurangi kompetisi gulma dengan tanaman kelapa sawit dalam penyerapan air dan hara. Penyemprotan piringan biasanya menggunakan system “gank” atau gabungan beberapa divisi dengan tujuan memudahkan pengawasan pekerjaan agar lebih terfokus dengan metode penyemprotan. Rotasi penyemprotan dilakukan 3 kali dalam setahun dengan system 2 Gramoxone + 1 Round-up. Tujuan metode tersebut dilakukan karena adanya pergantian/suksesi gulma. Semprot TPH bertujuan agar TPH bersih dari gulma dan memudahkan pemungutan brondolan agar tidak ada yang tertinggal. Rotasi dilakukan 6 kali setahun pada bulan genap (2, 4, 6, 8, 10, dan 12). Herbisida yang digunakan adalah Gramoxone atau Round-up dengan Ally 20 WDG. Satu hektar dibutuhkan Round-up atau Gramoxone 0,25 liter, sedangkan Ally 20 WDG dibutuhkan sebanyak 1:20 dari Round-up atau Gramoxone yaitu 0,0125 kg. Prestasi kerja semprot piringan di lapangan yaitu 0,3 HK/ha. Standar atau norma kegiatan tersebut 0,6 HK/ha. Wiping Lalang Kegiatan wiping lalang adalah pemberantasan lalang/alang-alang di sekitar tanaman kelapa sawit yang dapat merugikan tanaman pokok berupa penyerapan unsur hara. Wiping lalang dilakukan pada lalang yang jumlahnya sedikit dengan cara mengusap lalang dari pangkal hingga ujung daun menggunakan alat wiping
10
yang sudah dimodifikasi. Alat wiping yang sudah dimodifikasi berupa botol plastik yang berfungsi sebagai tempat/wadah larutan kemudian alat infus sebagai saluran larutan, larutan akan bergerak menuju pada lap bekas cuci piring yang berfungsi sebagai pengusap daun. Bahan yang digunakan adalah Round-up. Round-up dicampur dengan air dengan perbandingan 50 cc Round-up : 5 liter air. Prestasi kerja wiping lalang 0,07 HK/ha. Hal ini disebabkan karena lalang di lapangan agak sedikit berkurang. Standar atau norma dari wiping lalang 0,1 HK/ha.
Sensus Pohon Sensus Pohon Sensus pohon adalah pendataan/pencatatan mengenai jumlah pohon yang ada dalam setiap blok mencakup pohon produktif dan non produktif serta kondisi blok. Kegiatan sensus pohon dilakukan setiap tahun, hal ini agar data jumlah pohon termonitor, sehingga tidak salah dalam menentukan kebijaksanaan operasional, terutama pemupukan. Monitoring dengan menggunakan stiple card dan di update jika ada perubahan. Kegiatan sensus pohon bertujuan untuk menghitung pohon yang produktif dan non produktif. Prestasi kerja di lapangan rata-rata 0,1 HK/ha. Standar atau normanya 0,15 HK/ha.
Sensus Produksi Kegiatan sensus produksi adalah pendataan buah kelapa sawit yang bertujuan untuk memprediksi produksi di waktu yang akan datang. Buah yang diamati dan didata adalah buah berwarna merah, buah yang berwarna hitam, dan buah kopi. Cara kerja sensus produksi sesuai mendata buah yang ada pada baris ke-3 dengan selang 10 tanaman (3, 13, 23,…,dst), kemudian petugas sensus mencatatnya pada form sensus produksi. Buah yang didata antara lain buah berwarna merah dan hitam. Prestasi kerja di lapangan sensus produksi 0,025 HK/ha. Standar atau norma dari sensus produksi 0,15 HK/ha.
11
Leaf Sampling Unit (LSU) Kegiatan Leaf Sampling Unit (LSU) adalah kegiatan pengambilan daun kelapa sawit yang bertujuan untuk mendapatkan contoh daun dan dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk pemupukan. Pada pengambilan contoh LSU yang diamati antara lain tinggi pohon, panjang pelepah, serta lebar dan tebal petiol. Petugas LSU mulai mengamati dari baris ke-3 pohon yang ke-3 setelah itu Petugas LSU mengamati pohon yang ke 8, 13,..dst (kelipatan 5) dan baris ke 8, 13,...dst (kelipatan 5). Sensus dilanjutkan dengan cara memangkas pelepah yang ke-17 pada pohon contoh, mengukur tinggi pohon, panjang pelepah, serta lebar dan tebal petiole. Pada pelepah yang ke-17 yang dijadikan contoh diambil masingmasing 2 daun kiri dan kanan pada bagian pertemuan pelepah yang lancip dan tumpul. Daun tersebut dibawa ke bagian riset dan akan dijadikan sebagai rekomendasi pemupukan.
Pengendalian Hama dan Penyakit Sensus Gejala Hama Tikus Kegiatan sensus gejala hama tikus adalah pendataan pohon kelapa sawit (bunga jantan, bunga betina, tandan buah segar, dan brondolan) yang terserang hama tikus. Cara kerja sensus ini yaitu mengamati pohon (bunga jantan, bunga betina, tandan buah segar, dan brondolan) pada baris ketiga dan dilanjutkan pada setiap 10 baris berikutnya. kemudian dicatat yang terkena serangan hama tikus. Pengamatan dilakukan terhadap semua pohon dalam baris tersebut. Ciri buah yang sudah terserang hama tikus adalah berupa buah tinggal/yang sudah jatuh di piringan yang tinggal menyisakan cangkang saja, serabutnya sudah dimakan tikus. Prestasi kerja di lapangan untuk kegiatan sensus tikus 0,029 HK/ha. Standar atau normanya 0,034 HK/ha. Sensus Ulat api Sensus ulat api adalah pendataan perkembangan ulat api. Kegiatan dilakukan secara rutin satu bulan sekali untuk memantau ulat api. Sensus dilakukan dengan cara pengamatan yang dimulai pada baris ke-3 dengan selang 10 baris (3, 13, 23,…,dst), jarak pengamatan pada setiap baris selang 15 pohon. Sensus dilanjutkan dengan cara mengambil 3 pelepah pada pohon yang berbeda pada
12
salah satu bagian atas (pelepah 1-9), tengah (pelepah 10-25) dan bawah (pelepah > 25). Prestasi kerja di lapangan 0,05 HK/ha. Standar atau norma dari kegiatan tersebut 0,15 HK/ha. Serangan ulat api mudah diketahui dengan melihat pelepah daun yang terserang ulat api. Pada tanaman menghasilkan, serangan ulat api dibedakan menjadi 3 bagian yaitu serangan ringan, sedang, dan berat. Tabel tingkat serangan ulat api di kebun PT Sawit Mas Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kelas Serangan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS) Jenis UPDKS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2. 3
A. Ulat Api Thosea asigna van Eecke Setora nitens Walker Thosea bisura Moore Thosea vetusta Walker Ploneta diducta Snellen Darna trima Moore Setora pallida Moschl B. Ulat Kantong Mahasena corbetti Tams Metisa plana Walker Chremastopsyche pendula Walker
Ukuran ulat (cm) Kecil Sedang Besar
Kategori serangan ( ekor/pelepah ) Rendah Sedang Berat
Batas kritis (ekor/pelepah)
<1
1-2
>2
<5
6-10
>10
6-10
<1
1-2
>2
<5
6-10
>10
6-10
<1
1-2
>2
<5
6-10
>10
6-10
<1
1-2
>2
< 10
11-20
>20
11-20
<1
1-2
>2
< 10
11-20
>20
11-20
<0.7
0.5-2
>1
< 10
11-20
>20
11-20
5<1
1-2
>2
< 10
11-20
>20
11-20
<1
1-2
>2
< 10
11-20
>20
11-20
<0.5
0.5-1
>1
< 10
11-20
>20
11-20
*
*
*
< 10
11-20
>20
11-20
Sumber : Administrasi Kebun PT Sawit Mas Sejahtera (2007) Kutip Pupa Kegiatan kutip pupa adalah pengambilan pupa yang ada di piringan dan di ketiak pelepah yang maksudnya untuk memotong siklus ulat api yang sudah menjadi pupa. Kutip pupa dilakukan supaya tidak terjadi fase imago (kupu-kupu) yang apabila sudah bertelur bisa mencapai sekitar 300 telur per kupu-kupu. Hal ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Prestasi kerja kutip pupa 0,9 HK/ha untuk serangan ringan dan 1,4 HK/ha untuk serangan sedang.
13
Standar atau norma untuk serangan ringan 1 HK/ha, serangan sedang 1,67 HK/ha, dan serangan berat 2,5 HK/ha.
Pemupukan Penguntilan Pupuk Penguntilan pupuk adalah kegiatan membagi pupuk menjadi beberapa karung dalam jumlah yang lebih sedikit yang bertujuan agar memudahkan dalam pemupukan dan pemupukan lebih tepat dosis. Penguntilan menggunakan takaran khusus yang sudah dikalibrasi sesuai dengan dosis yang digunakan. Penguntilan untuk pupuk mikro yaitu pupuk HGFB menggunakan takaran khusus setara 0,075 kg atau satu karung pupuk HGFB (25 kg) harus diuntil sebanyak 333 until. Pupuk makro seperti Urea (satu karung = 50 kg) harus diuntil sebanyak 4 until atau setara dengan 12,5 kg per until. Pupuk makro yang lain seperti MOP/KCL, TSP, RP, Kieserit, dan Super Dolomite, masing-masing satu karung = 50 kg harus diuntil sebanyak 3 until atau setara dengan 16,7 kg per until. Untuk pupuk mikro normanya 1 HK/3 karung pupuk HGFB. Pupuk makro normanya 1 HK/2 ton pupuk atau 40 karung pupuk makro. Pemupukan Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Pemupukan kelapa sawit bertujuan menambah unsur-unsur hara yang kurang dipasok oleh tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Cara pemupukan manual disebar pada piringan luar (batas antara piringan dengan rumpukan pelepah) karena tudung akar lebih aktif dalam mencari atau menyerap nutrisi/unsur hara. Pemupukan secara mekanis menggunakan Fertilizer Spreader yang berfungsi sebagai penebar pupuk. Pupuk yang digunakan di PT Sawit Mas Sejahtera antara lain pupuk makro dan pupuk mikro. Pupuk makro antara lain Urea, TSP, CIRP, MOP, Kieserite, dan Dolomite. Untuk pupuk mikro adalah HGFB. Prestasi kerja rata-rata pemupukan manual 2 ha/HK atau 0,285 ha/jam. Prestasi kerja pemupukan mekanis dengan Fertizer Spreader 6,25 ha/jam. Standar atau norma pemupukan manual 1,7 ha/HK dan basis pemupukan mekanis dengan Fertizer Spreader 25 ha/hari.
14
Pemanenan Pemanenan Panen merupakan salah satu rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Panen merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam penentuan mutu produk minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO). Tenaga kerja pemanenan yaitu pemanen dan pembrondol. Alat panen antara lain egrek, dodos, angkong, gantolan, ember (6 kg) dan tombak atau gancu. Interval panen 7-8 hari. Standar kematangan panen adalah 2 brondolan segar lepas per kilogram setelah tandan buah segar (TBS) jatuh. Aturan panen antara lain semua buah matang harus dipanen dan dikeluarkan, tidak dibenarkan memanen buah mentah, brondolan harus dikutip dan jangan sampai ada yang tertinggal, tangkai TBS dipotong seperti huruf “V”, pelepah harus diletakkan di gawangan mati, TBS harus disusun dengan rapi atau seragam dan janjang yang busuk/sakit dipisahkan dengan janjang yang normal. Sistem panen yang digunakan di PT Sawit Mas Sejahtera adalah sistem ancak tetap maksudnya setiap pemanen melaksanakan panen pada areal yang sama dikerjakan secara rutin, dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai dengan luas yang ditentukan. Prestasi kerja di lapangan untuk kegiatan pemanenan 1 HK/4,15 ha. Standar atau norma yang dipakai dalam pemanenan 1 HK/4 ha.
Inspeksi Panen Detail Inspeksi panen detail bertujuan untuk mengecek hasil pekerjaan panen. Luas areal inspeksi panen 5-10% dari luas areal yang dipanen. Inti dari kegiatan inspeksi panen detail adalah memastikan disiplin panen terlaksana dengan benar yakni tidak ada buah masak tidak dipanen/tinggal, tidak ada buah busuk, tidak ada brondolan tinggal, tidak ada pelepah salah susun, tidak ada pelepah yang setelah dipotong jumlahnya kurang dari 48 pelepah dalam satu pohon (under pruning), tidak ada pelepah yang setelah dipotong jumlahnya lebih dari 48 pelepah dalam satu pohon (over pruning), dan pelepah sengkleh yaitu pelepah yang hampir patah tetapi masih menggantung pada pohon. Kegiatan tersebut diutamakan pada blok yang produksinya < 60 % budget produksi.
15
Pengelolaan Limbah Aplikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Aplikasi tandan kosong kelapa sawit dilakukan di piringan luar atau batas antara piringan dengan tumpukan pelepah (berbentuk huruf “U”). Tandan kosong harus telah diaplikasi dalam kurun waktu 6 hari ke lapangan untuk mengurangi kehilangan haranya. Satu ton TKKS setara dengan 6,1 kg urea + 1,6 kg TSP + 15,9 kg MOP + 3,3 kg Kieserite. TKKS dimuat ke dalam Empty Bunch Spreader (EBS) yang berkapasitas 7 ton dengan crane grapple. Selanjutnya EBS ditarik dengan traktor 4-WD (85 HP) ke lapangan. TKKS diecer dengan EBS sepanjang jalan pikul dengan dosis 60 ton/ha dengan kerapatan tanaman per hektar 136 pohon jadi dalam 1 pohon dosisnya sekitar 441 kg atau dalam satu kali angkut EBS (7 ton) dapat diecer sekitar 16 pohon. TKKS yang diecer kemudian diletakkan di piringan luar (batas antara piringan dengan tumpukan pelepah) membentuk huruf “U” dengan susunan yang rapi.
Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) Limbah cair yang dihasilkan 55 % dari TBS yang diolah. LCPKS merupakan produk samping yang dihasilkan PKS dalam bentuk cairan. Limbah cair PKS yang dimanfaatkan untuk aplikasi di lapangan adalah LCPKS yang tidak ada pelepah yang setelah dipotong jumlahnya kurang dari 48 pelepah dalam satu pohon sudah mendapat perlakuan di dalam kolam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) – digest effluent dan bukan LCPKS yang masih mentah (raw-effluent). Manfaat dari LCPKS ditinjau dari aspek kimia tanah sebagai hara tanaman, air, dan bahan organik tanah. Ditinjau dari aspek biologi tanah sebagai media tumbuh bagi mikroorganisme pengurai di dalam tanah. LCPKS diaplikasikan di tanah mineral non pasir yang bertofografi datar hingga agak bergelombang. LCPKS dialirkan melalui pipa utama dan pipa distribusi ke dalam blok-blok yang sudah ditentukan. Aplikasi LCPKS dilakukan secara jalur per jalur di dalam blok. Lamanya jam operasi bergantung kepada debit yang keluar dari pipa distribusi yang ditentukan oleh jarak dan kapasitas pompa. Dosis rekomendasi aplikasi LCPKS 125 m3/ha/rotasi dengan 3 kali rotasi setiap tahun.
16
PEMBAHASAN
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Pupuk dibutuhkan karena tanah kekurangan unsur-unsur hara untuk tanaman. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Fauzi, et. al., 2005).
Rekomendasi Pemupukan Rekomendasi pemupukan selain didasarkan pada hasil analisis daun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ketersediaan pupuk yang berpengaruh terhadap jumlah dan jenis pupuk yang digunakan. Kondisi keuangan perusahaan juga dapat mempengaruhi penentuan waktu pemupukan. Kebun PT Sawit Mas Sejahtera melaksanakan pemupukan berdasarkan rekomendasi lembaga riset penelitian Sinar Mas (SMARTRI). Analisis daun dilakukan setahun sekali. Pada keadaan normal, analisis daun dilaksanakan sekitar 2-3 bulan setelah pemupukan semester I. Blok-blok yang akan dijadikan contoh telah ditentukan oleh SMARTRI. Contoh daun yang diambil adalah anak daun pada pelepah ke-17. Hasil analisis daun dapat memberikan indikasi kekurangan unsur hara pada tanaman. Selain analisis daun, kebun PT Sawit Mas Sejahtera dan SMARTRI juga melakukan analisis unsur hara tanah yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Analisis kandungan hara tanah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui perkembangan kadar hara dalam tanah secara detail pada masing-masing blok, yang dapat digunakan sebagai data pendukung rekomendasi pemupukan. Ketepatan dosis dan waktu aplikasi sangat menentukan efisiensi pemupukan. Pemupukan di kebun PT Sawit Mas Sejahtera dibagi menjadi dua semester. Waktu dan jadwal pemupukan telah ditentukan, yaitu pada bulan Maret-Mei untuk semester I dan pada bulan September-Oktober untuk semester II. Jumlah Pupuk Rekomendasi Tahun 2007 PT Sawit Mas Sejahtera disajikan pada Tabel 4.
17
Tabel 4. Jumlah Pupuk Rekomendasi Tahun 2007 PT Sawit Mas Sejahtera Divisi Luas Jumlah Aplikasi Urea CIRP TSP (ha) pohon ke (ton) (ton) (ton) 1
1,185.6
153,778
MOP (ton)
Dolomite (ton)
Kieserite (ton)
HGFB (kg)
Jumlah (ton)
I II
177.35 177.35 354.71
42.48 42.48 84.96
111.31 111.25 222.56
237.50 237.50 475.00
127.71 99.24 226.94
21.71 13.22 34.93
12,408 1,934 14,342
732.06 682.97 1,415.04
I II
123.72 127.23 250.95
97.23 75.67 172.90
63.86 39.40 103.25
159.57 157.79 317.36
116.51 92.84 209.35
14.41 12.54 26.95
11,885 2,461 14,346
587.18 507.93 1,095.10
I II
131.39 131.39 262.77
93.76 83.71 177.47
30.10 30.10 60.21
147.89 147.89 295.79
69.65 58.74 128.39
28.50 22.22 50.72
7,280 0 7,280
508.57 474.05 982.62
I II
172.94 166.48 339.42
125.20 110.46 235.66
45.84 45.84 91.69
219.21 219.21 438.43
111.00 93.64 204.64
41.54 39.99 81.53
10,357 0 10,357
726.10 675.63 1,401.73
I II
124.85 124.85 249.70 730.25
39.57 39.57 79.13 398.23
59.82 59.82 119.63 310.93
151.25 151.25 302.51 915.43
63.46 50.77 114.23 488.33
46.40 40.35 86.75 152.56
7,839 1,958 9,798 49,769
493.18 468.55 961.74 3,047.09
4,781.92 622,466 II 727.30 Grand Total 1,457.55 Rata-rata pupuk/pohon (kg) 2.34 Sumber: Kantor Estate PT Sawit Mas Sejahtera (200
351.88 750.11 1.21
286.41 597.34 0.96
913.65 1,829.08 2.94
395.23 883.55 1.42
128.32 280.88 0.45
6353 56,122 0.09
2,809.13 5,856.22 9.41
Sub total 2
1,095.2
142,060 Sub total
3
699.5
97,072 Sub total
4
1,043.0
138,089 Sub total
5
758.7
91,467
Sub total Grand Total/Aplikasi
I
18
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan rekomendasi, jenis pu-puk yang digunakan di kebun PT Sawit Mas Sejahtera adalah Urea (46 % N), Chrismast Island Rock Phosphate (CIRP) (31 % P2O5), Triple Super Phosphate (TSP) (45 % P2O5), Muriate Of Potash (MOP) (60 % K2O), Dolomite (22 % MgO), dan Kieserite (27 % MgO) sebagai pemasok kebutuhan hara makro dan untuk memenuhi kebutuhan hara mikro digunakan High Grade Fertilizer Borate (HGFB) (48 % B2O3). Kebun PT Sawit Mas Sejahtera menggunakan pupuk urea untuk memasok kebutuhan tanaman akan nitrogen. Urea dibuat dari gas amoniak dangas arang. Persenyawaan kedua zat ini melahirkan pupuk urea dengan kandungan N sebanyak 46 %. Urea 46 % berarti dalam100 kg urea terkandung 46 kg N. Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Gejala defisiensi nitrogen yang ditemukan di lapangan, antara lain pelepah daun tua berwarna kekuningan serta tulang daun berwarna orange terang. Untuk memenuhi kebutuhan hara fosfor pada tanaman kebun PT Sawit Mas Sejahtera menggunakan pupuk TSP dan CIRP. Pupuk TSP mengandung kadar P2O5 46-48 %. Warnanya abu-abu. Bentuknya berupa butiran (granulated). Sifatnya mudah larut dalam air dan reaksi fisiologinya netral. Sedangkan pupuk CIRP memiliki kandungan P2O5 berkisar 32-36 %. Butirannya cukup halus. Fosfor berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar, berhubungan erat dengan unsur hara lain dan proses respirasi serta berpengaruh pada saat kematangan buah. Di lapangan tidak ditemukan tanaman yang mengalami gejala defisiensi unsur P. Sebagai indikasi defisiensi fosfor adalah tanaman mengalami
19
pertumbuhan yang terhambat (kerdil) dan pelepah pendek, serta terjadinya penurunan jumlah tandan. Pemupukan MOP/KCl yang cukup pada tanaman dapat berpengaruh pada jumlah dan ukuran tandan buah, serta ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tak bisa dilupakan ialah kalium pun merupakan sumber kekuatan tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi kalium yaitu berupa bercak-bercak kuning pada anak daun yang kemudian mengering. Untuk memasok kebutuhan hara magnesium, kebun PT Sawit Mas Sejahtera menggunakan pupuk Dolomite dan Kieserite. Dolomite merupakan jenis pupuk tunggal yang digunakan untuk hara magnesium dalam tanah. Rumus kimianya CaCO3.MgCO3. Unsur utama yang terkandung di dalam pupuk ini adalah Mg dan Ca. Kandungan MgO-nya berkisar 18-22 % dan CaO 40 %. Kelarutannya dalam air cukup baik. Pupuk ini bersifat basa sehingga kalau rutin digunakan dapat meningkatkan pH tanah. Kieserite sering disebut juga magnesium-sulfat. Rumus kimianya MgSO4.H2O. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 dan MgCO3. Kandungan kieserite murni terdiri dari 29 % MgO dan 23 % S. Kieserite berbentuk hablur berwarna putih keabu-abuan dan agak sukar larut dalam air. Sifatnya asam sehingga bila digunakan terus menerus dapat menyebabkan tanah bereaksi asam. Magnesium berperan dalam pembentukan klorofil yang penting bagi efisiensi fotosintesis. Magnesium pun memegang peranan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman. Dengan demikian, kandungan fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan dengan jalan menambah magnesuim. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi magnesium yaitu pada beberapa daun tua berwarna hijau kekuningan jika terkena sinar matahari, yang apabila dibiarkan warna daun akan berubah menjadi cokelat dan akhirnya mengering yang dimulai dari sisi helai anak daun. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang sama pentingnya dengan unsur-unsur hara makro bagi tanaman, walaupun dalam hal ini kebutuhannya hanya sedikit. Berdasarkan rekomendasi SMARTRI, aplikasi pupuk mikro di kebun PT Sawit Mas Sejahtera menggunakan HGFB. Kebun PT Sawit Mas
20
Sejahtera menggunakan HGFB untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara boron. Boron mempunyai peranan penting dalam sintesis karbohidrat dan gula, metabolisme asam nukleat dan protein. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi boron berupa anak daun yang terletak pada ujung pelepah berkerut, serta terjadi pemendekan ukuran daun dan apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama maka tanaman akan menjadi kerdil.
Aplikasi Pemupukan Fertilizer Spreader Manajemen pemupukan. Sistem manajemen pemupukan di kebun PT Sawit Mas Sejahtera merupakan tanggung jawab masing-masing divisi mulai dari pelaksanaan hingga pengaturan teknik pemupukannya. Rencana kerja pemupukan dibuat oleh masing-masing Asisten divisi yang dibantu oleh Mandor pupuk. Blokblok yang sudah diaplikasi dicatat waktu aplikasinya di tabel rekomendasi. Masing-masing Asisten divisi bertanggung jawab untuk melaporkan perkembangan program pemupukan tiap semesternya pada Estate Manager. Persiapan pemupukan. Beberapa hal yang harus disiapkan sebelum pemupukan Fertilizer Spreader dilaksanakan, antara lain persiapan lahan aplikasi, material pupuk dan tenaga kerja, sarana transportasi serta alat-alat aplikasi yaitu traktor dan Fertilizer Spreader. Selain itu Mandor pupuk juga harus mengetahui luas blok yang akan diaplikasi, jenis dan jumlah pupukyang akan diaplikasikan, serta dosis aplikasi per pohon. Lahan aplikasi yang akan dipupuk dipastikan dalam kondisi bersih, baik dari gulma ataupun pelepah-pelepah yang terjatuh pada saat pemanenan. Hal ini bertujuan agar pupuk yang diberikan dapat lebih efektif diserap oleh tanaman. Untuk mencegah terjadinya keterlambatan aplikasi pemupukan sebaiknya material pupuk yang akan digunakan sudah dipersiapkan beberapa bulan sebelumnya, sehingga waktu pelaksanaan pemupukan dapat sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Kegiatan pemupukan manual di kebun PT Sawit Mas Sejahtera dimulai dengan penguntilan atau membagi pupuk menjadi beberapa karung dalam jumlah yang lebih sedikit. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan pupuk dilapangan serta mengusahakan agar banyaknya pupuk yang diterima oleh setiap
21
pohon sama (tepat dosis). Banyaknya untilan yang dibuat dari satu karung pupuk berisi 50 kg tergantung dari dosis yang digunakan. Contoh untuk aplikasi pupuk dengan dosis 1 kg, karung pupuk berisi 50 kg, diuntil untuk jumlah pohon sampai jalan pikul tengah, yaitu 16 pohon, sehingga 1 karung pupuk tersebut diuntil menjadi 3 untilan dengan berat masing-masing ± 16.6 kg. Sedangkan untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader tidak dilakukan penguntilan akan tetapi pupuk yang masih didalam karung dibawa ke lahan aplikasi pemupukan dengan truk. Jumlah pupuk yang dibawa sesuai dengan rekomendasi pemupukan. Berdasarkan pengamatan dilapangan pada kegiatan pemupukan, ada beberapa hal yang menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan Fertilizer Spreader dimulai. Pertama, terdapat beberapa jalan pikul yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur tersebut. Kedua, ada beberapa blok yang yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok Ketiga, banyak pohon sawit yang berada di daerah rendah, sehingga pada saat musim hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut, sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang. Berdasarkan tujuan efisiensi dan kefektifan pemupukan, maka hal tersebut harus sangat diperhatikan dan diselesaikan sebelum kegiatan pemupukan berlangsung dengan baik dan tepat sasaran. Mandor pupuk sebaiknya melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan blok yang akan dipupuk, sehingga jika terdapat kendala dapat diselesaikan terlebih dahulu sebelum pemupukan dimulai. Untuk jalan pikul yang dipisahkan oleh parit sebaiknya jalan traktor dibuat membelok. Jalan pikul yang tertutup oleh gulma yang sangat rapat sebaiknya di buldoser dulu akan lebih baik lagi kalau semua jalan pikul yang dilintasi oleh traktor di buldoser. Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar tanaman, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, serta jenis dan dosis pupuk.
22
Efektivitas pemupukan dipengaruhi oleh pemilihan jenis pupuk, pemakaian dosis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan cara penempatan pupuk. Pengaturan cara penempatan pupuk memiliki tujuan sebagai berikut: 1). Tanaman dapat memanfaatkan semaksimal mungkin unsur hara dari pupuk melalui minimalisasi terjadinya pencucian dan penguapan, 2). Cara aplikasi yang dipilih harus aman bagi tanaman dan biji yang ditanam, 3). Cara aplikasi yang tepat menjadikan jumlah pupuk yang ditebar sesuai dengan dosis yang diingankan (akurat), 4). Cara aplikasi yang paling efisien dalam memanfaatkan sumberdaya tenaga kerja, waktu, alat, dan bahan (Novizan. 2002) Pupuk akan sampai pada sasarannya jika diaplikasikan secara benar. Dalam memilih cara aplikasi atau penempatan pupuk, harus mempertimbangkan faktor-faktor antara lain tanaman yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan, dosis pupuk serta faktor lain seperti iklim, jenis tanah, dan ketersediaan air. Dengan aplikasi yang tepat dan benar maka akan diperoleh efisiensi dan efektivitas pemupukan. Dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan efektivitas pemupukan, kebun PT Sawit Mas Sejahtera melaksanakan pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader disamping masih menggunakan pemupukan secara manual untuk lahan-lahan yang tidak bisa digunakan dalam pemupukan menggunakan Fertilizer Spreader. Lahan aplikasi. Sebelum aplikasi pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader dilakukan sebaiknya memperhatikan kebersihan areal/ pengendalian gulma dilakukan secara jalur strip antar pohon sawit dalam barisan, karena aplikasi pupuk tertinggi terdapat pada lokasi ini (jalur baris tanaman). Selain itu juga penumpukan pelepah pada gawangan mati agar diatur sehingga tidak menumpuk terlalu tinggi, disarankan 2-3 tumpukan pelepah serta di dalam blok tidak terlalu banyak parit/titi panen, sehingga traktor tidak terlalu sering bergerak memutar (belok). Pada lahan aplikasi pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader dilakukan perataan jalur jalan traktor dengan cara melakukan scraping (dengan menggunakan buldozer D65 E8) sehingga jalan bebas dari lubang dan gundukan tanah serta tunggul/anak kayu.
23
Spesifikasi alat. Adapaun spesifikasi alat pemupukan dengan Fertilizer Spreader, antara lain :
1. Traktor Traktor yang digunakan jenis traktor Ford 6610 4WD. Dikeluarkan tahun 1983. Traktor Ford 6610 4WD memiliki ukuran ban standar (ban depan: 12.4-24, dan ban belakang: 18.4-30). Harga traktor sekitar Rp 500 juta. Traktor Ford 6610 4WD disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Traktor Ford 6610 4WD
2.
Fertilizer Spreader
Gambar 2. Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin)
24
Fertilizer Spreader adalah alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pupuk ke tanaman kelapa sawit pada areal Tanaman Menghasilkan (TM) yang datar sampai landai (kemiringan 0-50) dengan umur tanaman ≥ 7 tahun. Alat ini hanya dapat mengaplikasikam pupuk makro saja, karena dosis pupuk mikro yang terlalu kecil. Jenis Fertilizer Spreader yang digunakan Emdek-350 (Turbo Spin). Emdek-350 (Turbo Spin) memiliki kapasitas muatan maksimum 750 kg, kapasitas hopper (tempat menampung pupuk) 800 liter, tinggi muat 115 cm, PTO rpm 540. Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin) disajikan pada Gambar 2.
Proses pelaksanaan pemupukan. Sebelum dilakukan pemupukan baik manual maupun mekanis harus diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah pupuk, luas areal yang dipupuk, dan jumlah pohon per hektar. Hal ini dapat dilihat dari rekomendasi pemupukan. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan pada Fertilizer Spreader. Flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan pengatur dosis pupuk yang keluar dari deflector atau nozzel (tempat keluarnya pupuk yang berada di sebelah kiri dan kanan alat). Aplikasi pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk yang kemudian akan dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor. Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, kemudian pupuk disimpan pada tempat yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Diusahakan pupuk disimpan pada jalan poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal ini untuk memudahkan dalam proses pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader. Setelah pupuk diecer kemudian pupuk disaring ke dalam Fertilizer Spreader dengan memakai jaring besi supaya untuk menjaga keamanan loader pupuk dan menyaring sekiranya ada pupuk yang menjadi bongkahan serta adanya sampah. Loading pupuk disajikan pada Gambar 3.
25
Gambar 3. Loading Pupuk
Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 750 kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya sekitar 500-600 kg setiap kali tebar. Hal ini dikarenakan supaya pupuk tidak tercecer, menumpuk di tanah dan terbuang percuma. Setelah Fertilizer Spreader diisi oleh pupuk maka pemupukan
akan
segera dimulai. Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak melewati jalan pikul yang pertama kemudian yang kedua dan seterusnya sampai pupuk yang ada di Fertilizer Spreader habis. Seteleh itu Fertilizer spreader diisi lagi dengan pupuk kemudian melanjutkan pemupukan pada jalan pikul yang terakhir dipupuk. Pada saat aplikasi pemupukan operator traktor dibantu oleh seorang helper yang bertugas mengatur flow control. Fertilizer Spreader saat menebar pupuk disajikan pada Gambar 4. .
Gambar 4. Fertilizer Spreader Saat Menebar Pupuk
Dalam pemupukan dengan Fertilizer Spreader yang perlu diperhatikan adalah jenis pupuk, dosis pupuk, RPM pada traktor, flow control pada Fertilizer
26
Spreader, dan gear pada traktor. Jenis pupuk berbeda-beda ada yang berbentuk granular/butiran, bubuk/powder, dan kristal hal ini akan mempengaruhi keluarnya pupuk pada deflector atau nozzel. Dosis pupuk juga akan menyebabkan flow control berbeda-beda. Dosis minimum pupuk yang dapat menggunakan spreader adalah 0.75 kg/pohon. Batasan dibuat berdasarkan pertimbangan resiko kesalahan (variance) yang terkecil berkaitan dengan keterbatasan kemampuan alat. RPM pada traktor berfungsi untuk mengatur kecepatan traktor. Pengoperasian traktor dibatasi pada kisaran RPM mulai dari 1500 sampai dengan 1900. Hal ini karena pertimbangan pengaruh RPM terhadap jarak sebaran pupuk (pola sebaran), yang pada RPM tersebut (1500 s/d 1900) tidak berbeda nyata. Flow control untuk mengatur keluarnya pupuk. Posisi flow control disarankan pada kisaran mulai 2.5 sampai dengan 4.5. Gear pada traktor untuk menyesuaikan dengan areal, apakah datar ataukah bergelombang. Untuk areal datar menggunakan gear H1 atau H2, untuk areal agak bergelombang menggunakan gear L4 sedangkan untuk areal bergelombang menggunakan gear L2 atau L3. Hasil pelaksanaan aplikasi Fertilizer Spreader di lapangan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pelaksanaan Aplikasi Fertilizer Spreader di Lapangan Jenis pupuk
Dosis pupuk (kg/pohon)
Jumlah pupuk dalam wadah FS (kg)
RPM
Flow Control
Gear
Jumlah pohon yang dipupuk
Urea Urea Urea Urea Urea Urea TSP TSP TSP TSP TSP TSP
0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00
500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
1800 1800 1800 1800 1800 1800 1800 1800 1800 1800 1800 1800
3,0 3,0 4,0 3,5 4,5 4,0 3,5 3,0 4,0 4,0 3,0 4,0
L-4 L-3 H-2 L-3 H-2 L-4 H-2 L-3 H-1 L-4 L-2 L-3
670 500 400 332 284 246 668 500 402 334 286 250
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dosis pupuk, flow control, dan gear dapat mempengaruhi jumlah pohon yang dipupuk. Apabila dosis pupuk yang digunakan kecil maka menggunakan angka flow control yang kecil pula, dan sebaliknya apabila dosis pupuk yang digunakan besar maka menggunakan angka
27
flow control yang besar pula. Akan tetapi, angka flow control dapat berubah disesuaikan dengan areal. Apabila areal datar maka menggunakan flow control yang agak lebih besar sehingga pupuk yang akan dikeluarkan lebih banyak karena laju traktor lancar. Apabila areal agak bergelombang dan bergelombang maka menggunakan flow control yang lebih kecil sehingga pupuk yang akan dikeluarkan lebih sedikit karena laju traktor berjalan lambat.
Dampak Aplikasi Pemupukan Mekanis Dengan Fertilizer Spreader Dari hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader pengujian alat dicoba terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai dengan dosis yang digunakan. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik daripada pemupukan manual seperti sebaran pupuknya lebih merata dan seragam. Pada pemupukan manual seringkali masih ada pupuk yang ditabur dalam bentuk bongkahan. Pupuk yang disebar dengan Fertilizer Spreader semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena semuanya sudah melewati proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan tanaman lebih efektif lagi dalam menyerap unsur hara. Pemupukan manual sebaran pupuknya terdapat di piringan luar (batas antara piringan dengan rumpukan pelepah). Pada pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader sebaran pupuknya merata di semua tempat, hal ini akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa lagi dalam menyerap unsur hara. Seringkali pada pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader ada pupuk yang tersebar di batang, hal ini akan efektif apabila dilakukan sebelum datangnya hujan karena pupuk yang ada di batang akan dibawa oleh air hujan sampai ke bagian tudung akar. Losses atau kehilangan hara pada pemupukan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan dengan Fertilizer Spreader karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang cukup banyak sekitar 15-20 orang setiap satu kali pemupukan sehingga memungkinkan untuk terjadi losses atau kehilangan hara. Kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan secara mekanis lebih sedikit hanya membutuhkan 3 orang yang rinciannya 1 orang sebagai operator traktor, dan 2 orang sebagai helper pada Fertilizer Spreader. Helper bertugas untuk memasukan pupuk ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat menampung
28
pupuk. Basis kerja operator 25 ha/HK, dan bila operator mencapai basis, maka operator traktor mendapat premi sebesar Rp 2 000,-/ha. Setelah digunakan alat tersebut harus dicuci. Premi untuk mencuci alat Rp 2 000,-. Basis untuk helper 25 ha/2 orang. Premi yang diberikan apabila mencapai basis sebesar Rp 1 500,/orang. Biaya pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader lebih murah dilihat dari aspek tenaga kerja karena dengan sedikitnya tenaga kerja akan mengurangi kebutuhan perumahan dan biaya karyawan yang lainnya. Efektivitas pupuk yang lebih baik akan mengakibatkan kebutuhan pupuk berkurang. Karena dengan adanya ketepatan dalam pemupukan tanaman maka tanaman akan memiliki ketersediaan unsur hara yang cukup yang mengakibatkan akan mengurangi pemupukan pada periode selanjutnya. Selain itu juga, traktor dapat dioptimalkan penggunaannya untuk kegiatan di luar pemupukan seperti transportasi dan membantu dalam kegiatan semprot. Kekurangan dari penerapan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader antara lain : perlu ada biaya investasi untuk pembelian traktor dan Fertilizer Spreader dan hanya diterapkan pada areal datar sampai landai dengan kemiringan lereng 0-50, serta terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan pemupukan manual, karena pada pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang memungkinkan gulma yang hidup disana akan lebih cepat untuk hidup. Pada pemupukan manual rata-rata tenaga kerja yang biasa melakukan pemupukan 20 orang dengan satu hari kerja 7 jam. Upah tenaga kerja sebesar Rp 28 800,-. Jadi total upah tenaga kerja pemupukan manual per hari sebesar Rp 576.000,-. Setiap satu orang tenaga kerja dikenakan beban memupuk seluas 2 ha setiap satu kali pemupukan manual. Jadi luas total lahan yang dipupuk manual seluas 40 ha. Sedangkan pada pemupukan dengan Fertilelizer Spreader hanya menggunakan 3 tenaga kerja, dengan rincian 1 operator traktor dan 2 helper. Pada pemupukan dengan Fertilizer Spreader setiap hari dibebankan lahan untuk dipupuk rata-rata seluas 50 ha. Waktu yang dibutuhkan untuk memupuk 8 jam. Upah tenaga kerja untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader dengan rincian sebagai berikut:
29
a). 1 orang operator traktor: basis kerja operator 25 ha/HK dengan luas lahan yang dipupuk seluas 50 ha maka upah yang harus diberikan adalah : (Upah minimum propinsi/hari + (luas total yang dipupuk – luas basis kerja operator) x premi operator traktor) = (Rp 28 800,- + (50 ha – 25 ha) x Rp 2 000,-/ha) = Rp 78 800,b). 2 orang helper: basis untuk helper 25 ha/2 orang dengan luas lahan yang dipupuk seluas 50 ha maka upah yang harus diberikan adalah : (Upah minimum propinsi/hari + (luas total yang dipupuk – luas basis kerja helper) x premi helper/orang) = {( 2 x Rp 28 800,-) + ((50 ha – 25 ha) x (2 x Rp 1 500,-)} = Rp 132 600,Jadi total untuk upah tenaga kerja pemupukan dengan Fertlizer Spreader sebesar Rp 211 400,-. Selain itu, pada pemupukan dengan Fertlizer Spreader ditambah biaya perawatan/cuci alat per hari Rp 2 000,-, kemudian ditambah biaya solar per hari sekitar Rp 25 000,-, serta biaya penyusutan alat per hari Rp 5 000,-. Jadi, total keuangan yang dikeluarkan per hari untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader Rp 243 400,-. Biaya investasi pelaksanaan pemupukan manual sekitar Rp 1 000 000,dengan rincian, pembelian 40 piring plastik untuk menabur pupuk dan 40 ember plastik ukuran 6 kg serta timbangan untuk kalibrasi. Sedangkan biaya investasi pelaksanaan pemupukan dengan Fertilizer Spreader sekitar Rp 500 000 000,dengan rincian, pembelian traktor dan Fertilizer Spreader (Emdek). Traktor dapat berfungsi juga untuk melakukan pekerjaan lain ketika tidak digunakan untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader. Prestasi kerja kerja di lapangan untuk pemupukan manual di lapangan dengan 20 orang pekerja seluas 40 ha dengan waktu rata-rata 7 jam, sehingga prestasinya 2 ha/HK atau 0,285 ha/jam, sedangkan prestasi kerja di lapangan untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader dengan 3 orang pekerja seluas 50 ha dengan waktu rata-rata 8 jam, sehingga prestasinya 6,25 ha/jam. Efisiensi pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 6.
30
Tabel 6. Efisiensi Berbagai Macam Aplikasi Pupuk Secara Manual Maupun Mekanis Uraian
Manual
FS
1,58 ha/HK
6,4 ha/jam
Kecil
Sedang
Banyak
Sedikit
Kurang terjamin
Terjamin/seragam
Intensif
Mudah
Tidak merata
Merata
Terjadi/ada
Terjadi/ada
Pertumbuhan gulma
Normal
Lebih cepat
Kompetisi penyerapan hara dengan gulma
Terjadi
Lebih terjadi
Pemadatan tanah
Tidak terjadi
Terjadi
Areal aplikasi
Tidak terbatas
Kemiringan 0-50
Optimalisasi
Resiko tinggi
Resiko minimum
Prestasi Kerja Investasi Tenaga Kerja Kualitas aplikasi Pengawasan Distribusi Kehilangan hara
Sumber : http://smaweb/smartri/Smartri%20Edisi%2004-2006
Dari pembahasan sebelumnya dan tabel di atas dapat dilihat bahwa cara pemupukan yang lebih efisien dan efektif adalah dengan sistem sebar secara mekanis dengan menggunakan Fertilizer Spreader (FS).
31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader menjadi prioritas pemupukan utama karena hasil pengamatan menunjukan bahwa penyebaran pupuk lebih merata di atas permukaan tanah menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu juga, tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit sehingga memudahkan pengawasan sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Prestasi kerja pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader 6,25 ha/jam sedangkan pemupukan manual 0,285 ha/jam atau 2 ha/HK. Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader memiliki kelemahan antara lain : 1). Perlu ada biaya investasi untuk pembelian traktor dan Fertilizer Spreader, 2). Hanya diterapkan pada areal datar sampai landai dengan kemiringan lereng 0-50, 3). Terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul, 4). Pertumbuhan gulma lebih cepat, 5). Terjadi kompetisi penyerapan hara dengan gulma dibandingkan dengan pemupukan manual.
Saran Pengawasan dan pengecekan pelaksanaan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader harus terus dilakukan agar tercapai mutu hasil yang optimal. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader (FS) harus dilakukan agar tercapai prestasi kerja yang diinginkan.
32
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Emdek Agricultural Mechanization System. http://www.emdek.com.my/p_turbo_spin.asp [10 Agustus 2007] Daywin, F. J., R. G. Sitompul, dan I. Hidayat. 1998. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 187 hal. Departemen Pertanian. 2006. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit. Departemen Pertanian. Jakarta. 56 hal. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistika. www.ditjenbun.deptan.go.id [8 Januari 2007] Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2005. Kelapa Sawit. Penebar Sawadaya. Jakarta. 168 hal. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. 114 hal. Ridawati. 2002. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). di PTPN VII Unit Usaha Betung Krawo, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 88 hal. Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka. Jakarta. 65 hal. Sinar Mas Agribusiness Reseach and Technology. 2003. Teknis Budidaya Kelapa Sawit. Management Committee Agronomy and Research – Sinar Mas Group. Jakarta. 128 hal. Smith, H.P dan Wilkes, L.H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 167 hal. .
33
LAMPIRAN
34
Gambar Lampiran 1. Peta Divisi IV PT. Sawit Mas Sejahtera dan Rencana Aplikasi Pemupukan Menggunakan FS dan Manual
35
Gambar Lampiran 2. Pembuatan Jalan Pikul dengan Buldoser
Gambar Lampiran 3. Jalan Pikul yang Sudah di Buldoser
36
Gambar Lampiran 4. Ecer Pupuk
Gambar Lampiran 5. FS Siap Menebar Pupuk
37
Gambar Lampiran 6. Pegangan FS dan Flow Control
Gambar Lampiran 7. Flow Control yang Tampak Lebih Dekat
38
Gambar Lampiran 8. Deflector atau Nozzel
Gambar Lampiran 9. Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader
39
Tabel Lampiran 1. Rekomendasi Pemupukan Tahun 2007 (lanjutan) Divisi:4 Luas
Jumlah
(ha) A37
TT
Pohon
Pohon per ha
5,32
750
141
A37
25,00
3.523
A38
12,90
A43
Blok
Total
(kg/ph)
(ton)
Total
(kg/ph)
(ton)
(kg/ph)
(kg)
Total
CIRP
Total
TSP
Total
MOP
Total
ke
(kg/ph)
(ton)
(kg/ph)
(ton)
(kg/ph)
(ton)
(kg/hh)
(ton)
1989
I II
0,75 0,75
0,56 0,56
1,00 1,00
0,75 0,75
1,50 1,50
1,13 1,13
1,00 1,00
0,75 0,75
75
141
1989
I II
0,75 0,75
2,64 2,64
1,00 1,00
3,52 3,52
1,50 1,50
5,28 5,28
1,00 1,00
3,52 3,52
75
264
1.737
135
1989
I II
0,75 0,75
1,30 1,30
1,00 1,00
1,74 1,74
1,50 1,50
2,61 2,61
1,00 1,00
1,74 1,74
75
130
4,71
612
130
1989
I II
1,00 1,00
0,61 0,61
1,00 1,00
0,61 0,61
2,00 2,00
1,22 1,22
1,00 1,00
0,61 0,61
75
46
A43
30,00
3.886
130
1989
I II
1,00 1,00
3,89 3,89
1,00 1,00
3,89 3,89
2,00 2,00
7,77 7,77
1,00 1,00
3,89 3,89
75
291
A44
22,96
2.852
124
1989
I II
1,50 1,50
4,28 4,28
1,25 1,25
3,57 3,57
75
214
A45
14,00
1.624
116
1989
I II
0,75 0,75
1,22 1,22
1,00 1,00
1,62 1,62
2,00 2,00
3,25 3,25
1,00 1,00
1,62 1,62
75
122
A45
27,14
3.152
116
1989
I II
0,75 0,75
2,36 2,36
1,00 1,00
3,15 3,15
2,00 2,00
6,30 6,30
1,00 1,00
3,15 3,15
75
236
A46
33,64
3.920
117
1989
I II
1,25 1,25
4,90 4,90
1,25 1,25
4,90 4,90
2,00 2,00
7,84 7,84
1,25 1,25
4,90 4,90
75
294
A47
25,93
3.369
130
1989
I II
1,25 1,25
4,21 4,21
1,25 1,25
4,21 4,21
2,00 2,00
6,74 6,74
1,25 1,25
4,21 4,21
75
253
A48
5,50
721
131
1989
I
1,25
0,90
1,25
0,90
1,50
1,08
1,00
0,72
75
54
1,00 0,75
TGL
HGFB
Urea
3,57 3,57
S.DOL
Total
Apl
1,25 1,25
TGL
KIESGRN
2,85 2,14
40
II
1,25
0,90
1,25
0,90
1,50
1,08
0,75
0,54
A48
18,00
2.346
130
1989
I II
1,25 1,25
2,93 2,93
1,25 1,25
2,93 2,93
1,50 1,50
3,52 3,52
1,00 0,75
2,35 1,76
75
176
A49
1,79
240
134
1989
I II
1,25 1,25
0,30 0,30
1,25 1,25
0,30 0,30
1,50 1,50
0,36 0,36
1,00 0,75
0,24 0,18
75
18
A49
9,00
1.220
136
1989
I II
1,25 1,25
1,53 1,53
1,25 1,25
1,53 1,53
1,50 1,50
1,83 1,83
1,00 0,75
1,22 0,92
75
92
A50
5,39
437
81
1989
I II
1,25 1,25
0,55 0,55
1,25 1,25
0,55 0,55
1,25 1,25
0,55 0,55
1,00 0,75
0,44 0,33
75
33
A50
28,00
3.878
139
1989
I II
1,25 1,25
4,85 4,85
1,25 1,25
4,85 4,85
1,25 1,25
4,85 4,85
1,00 0,75
3,88 2,91
75
291
A39
1,60
232
145
1989
I II
0,75 0,75
0,17 0,17
1,25 1,25
0,29 0,29
1,75 1,75
0,41 0,41
1,25 1,00
0,29 0,23
75
17
A39
23,00
3.323
144
1989
I II
0,75 0,75
2,49 2,49
1,25 1,25
4,15 4,15
1,75 1,75
5,82 5,82
1,25 1,00
4,15 3,32
75
249
A40
9,85
1.458
148
1989
I II
1,00 1,00
1,46 1,46
1,25 1,25
1,82 1,82
1,75 1,75
2,55 2,55
1,25 1,00
1,82 1,46
75
109
A40
15,00
2.229
149
1989
I II
1,00 1,00
2,23 2,23
1,25 1,25
2,79 2,79
1,75 1,75
3,90 3,90
1,25 1,00
2,79 2,23
75
167
A41
7,96
1.106
139
1989
I II
0,75 0,75
0,83 0,83
1,25 1,25
1,38 1,38
1,75 1,75
1,94 1,94
1,25 1,00
1,38 1,11
75
83
A41
20,00
2.774
139
1989
I II
0,75 0,75
2,08 2,08
1,25 1,25
3,47 3,47
1,75 1,75
4,85 4,85
1,25 1,00
3,47 2,77
75
208
A42
7,20
986
137
1989
0,74 0,74 3,59
1,50 1,50 1,50
1,48 1,48 7,19
74
35,00
0,75 0,75 0,75
75
A42
I II I
75
359
1989
1,00 1,00 1,00
0,99 0,99 4,79
1,00 1,00 1,00
0,99 0,99 4,79
41
4.791
137 II
0,75
3,59
1,00
4,79
1,50
7,19
1,00
4,79
388,89
51.166
132
B16
15,88
1.870
118
1990
I II
0,75 0,75
1,40 1,40
1,25 1,25
2,34 2,34
1,25 1,25
2,34 2,34
1,00 0,75
1,87 1,40
75
140
B17
9,48
1.290
136
1990
I II
0,75 0,75
0,97 0,97
1,25 1,25
1,61 1,61
1,25 1,25
1,61 1,61
1,00 0,75
1,29 0,97
75
97
25,36
3.160
125
C8
28,82
3.003
104
1992
I II
1,25 1,00
3,75 3,00
1,50 1,25
4,50 3,75
2,00 2,00
6,01 6,01
1,25 1,00
3,75 3,00
75
225
C9
1,56
187
120
1992
I II
1,25 1,00
0,23 0,19
1,50 1,25
0,28 0,23
2,00 2,00
0,37 0,37
1,25 1,00
0,23 0,19
75
14
C9
25,00
2.997
120
1992
I II
1,25 1,00
3,75 3,00
1,50 1,25
4,50 3,75
2,00 2,00
5,99 5,99
1,25 1,00
3,75 3,00
75
225
C10
13,08
2.242
171
1992
I II
1,50 1,50
3,36 3,36
1,50 1,25
3,36 2,80
1,75 1,75
3,92 3,92
1,25 1,00
2,80 2,24
75
168
C11
3,61
440
122
1992
I II
1,25 1,00
0,55 0,44
1,00 1,00
0,44 0,44
2,00 2,00
0,88 0,88
1,25 1,25
0,55 0,55
75
33
C11
40,00
4.889
122
1992
I II
1,25 1,00
6,11 4,89
1,00 1,00
4,89 4,89
2,00 2,00
9,78 9,78
1,25 1,25
6,11 6,11
75
367
C12
3,79
610
161
1992
I II
1,25 1,00
0,76 0,61
1,00 1,00
0,61 0,61
2,00 2,00
1,22 1,22
1,25 1,25
0,76 0,76
75
46
C12
25,00
4.011
160
1992
I II
1,25 1,00
5,01 4,01
1,00 1,00
4,01 4,01
2,00 2,00
8,02 8,02
1,25 1,25
5,01 5,01
75
301
I II
50,63 50,63
I II
37,63 37,63
2,37 2,37
21,06 21,06
3,95 3,95
86,02 86,02
0,00 0,00
34,71 29,00
3,95 3,95
21,06 21,06
3,16 2,37
3781 0
0,00 0,00
237 0
42
10 C13
1,19
127
107
1992
I II
1,50 1,50
0,19 0,19
1,50 1,25
0,19 0,16
1,75 1,75
0,22 0,22
1,25 1,00
0,16 0,13
75
C13
6,00
643
107
1992
I II
1,50 1,50
0,96 0,96
1,50 1,25
0,96 0,80
1,75 1,75
1,13 1,13
1,25 1,00
0,80 0,64
75
48
C14
4,45
650
146
1992
I II
1,50 1,50
0,98 0,98
1,50 1,25
0,98 0,81
1,75 1,75
1,14 1,14
1,25 1,00
0,81 0,65
75
49
C14
18,00
2.637
147
1992
I II
1,50 1,50
3,96 3,96
1,50 1,25
3,96 3,30
1,75 1,75
4,61 4,61
1,25 1,00
3,30 2,64
75
198
C15
5,25
588
112
1992
I II
1,50 1,50
0,88 0,88
1,50 1,25
0,88 0,74
1,75 1,75
1,03 1,03
1,25 1,00
0,74 0,59
75
44
C15
32,00
3.583
112
1992
I II
1,50 1,50
5,37 5,37
1,50 1,25
5,37 4,48
1,75 1,75
6,27 6,27
1,25 1,00
4,48 3,58
75
269
207,75
26.607
128
D9
25,32
3.338
132
1993
I II
1,50 1,50
5,01 5,01
1,00 1,00
3,34 3,34
1,75 1,75
5,84 5,84
1,25 1,00
4,17 3,34
75
250
D10
34,73
4.218
121
1993
I II
1,50 1,50
6,33 6,33
1,00 1,00
4,22 4,22
1,75 1,75
7,38 7,38
1,25 1,00
5,27 4,22
75
316
D11
10,61
1.602
151
1993
I II
1,50 1,50
2,40 2,40
1,50 1,25
2,40 2,00
1,00 1,00
1,60 1,60
0,75 0,75
1,20 1,20
75
120
D11
65,00
9.810
151
1993
I II
1,50 1,50
14,72 14,72
1,50 1,25
14,72 12,26
1,00 1,00
9,81 9,81
0,75 0,75
7,36 7,36
75
736
D12
15,55
1.882
121
1993
I II
1,50 1,50
2,82 2,82
1,50 1,25
2,82 2,35
1,75 1,75
3,29 3,29
1,25 1,00
2,35 1,88
75
141
D12
87,00
10.530
121
1993
I
1,50
15,80
1,50
15,80
1,75
18,43
1,25
13,16
75
790
I II
35,88 31,84
24,99 20,82
9,95 9,95
50,60 50,60
25,53 22,91
7,73 6,19
1996 0
43
II
1,50
15,80
1,25
13,16
1,75
18,43
1,00
10,53
238,21
31.380
132
E9
4,55
532
117
1995
I II
1,50 1,50
0,80 0,80
1,50 1,25
0,80 0,67
1,00 1,00
0,53 0,53
1,00 0,75
0,53 0,40
75
40
E10
3,46
516
149
1995
I II
1,50 1,50
0,77 0,77
1,50 1,25
0,77 0,65
1,00 1,00
0,52 0,52
1,00 0,75
0,52 0,39
75
39
E11
11,58
1.794
155
1995
I II
1,50 1,50
2,69 2,69
1,00 1,00
1,79 1,79
2,00 2,00
3,59 3,59
1,25 1,00
2,24 1,79
75
135
E12
17,79
2.440
137
1995
I II
1,50 1,50
3,66 3,66
1,00 1,00
2,44 2,44
2,00 2,00
4,88 4,88
1,25 1,00
3,05 2,44
75
183
E13
20,49
2.869
140
1995
I II
1,50 1,50
4,30 4,30
1,50 1,25
4,30 3,59
1,00 1,00
2,87 2,87
1,00 0,75
2,87 2,15
75
215
E13
35,00
4.881
139
1995
I II
1,50 1,50
7,32 7,32
1,50 1,25
7,32 6,10
1,00 1,00
4,88 4,88
1,00 0,75
4,88 3,66
75
366
92,87
13.032
140
F6
67,65
9.701
143
1996
I II
1,25 1,00
12,13 9,70
F7
22,30
3.043
136
1996
I II
1,75 1,75
5,33 5,33
89,95
12.744
142
I II
17,45 15,03
9,70 7,28
3,04 3,04
15,03 15,03
0,00 0,00
12,74 12,74
956 0
1043,03
138.089
132
I II
172,94 166,48
125,20 110,46
45,84 45,84
219,21 219,21
111,00 93,64
41,54 39,99
10300 0
I II
47,07 47,07
I II
35,74 29,78
19,55 19,55
7,56 7,56
13,20 11,00 1,00 0,75
4,23 4,23
9,70 7,28 1,00 1,00
3,04 3,04
33,52 28,53
46,36 46,36
17,27 17,27
0,00 0,00
14,09 10,83
2354 0
0,00 0,00
977 0
1,00 1,00
9,70 9,70
1,00 1,00
9,70 9,70
75
728
1,75 1,75
5,33 5,33
1,00 1,00
3,04 3,04
75
228
44
Tabel Lampiran 2. Penjelasan Areal Pemupukan Non Fertilizer Spreader 2007 di Divisi 4 PT Sawit Mas Sejahtera Kompleks
Blok
Luas
Cara Aplikasi
(Ha)
Manual
%tase Cara Aplikasi
Fertilizer
Total
Manual
Fertilizer
Spreader SMSE89D24
5,32
25,00
30,32
17,55
82,45
100
Rendahan
A38
12,90
-
12,90
12,90
-
100
100
Rendahan
A43
34,71
4,71
30,00
34,71
13,57
86,43
100
Bukit dan Rendahan
A44
22,96
-
22,96
22,96
-
100
100
A45
41,14
14,00
27,14
41,14
34,03
65,97
100
Bukit Rendahan dan tanaman muda
A46
33,64
-
33,64
33,64
-
100
100
Rendahan
A47
25,93
-
25,93
25,93
-
100
100
Rendahan
A48
23,50
5,50
18,00
23,50
23,4
76,6
100
Tebing dan rendahan
A49
10,79
1,79
9,00
10,79
16,59
83,41
100
Rendahan Bukit dan Rendahan
33,39
5,39
28,00
33,39
16,14
83,86
100
269,28
36,71
232,57
269,28
13,63
86,37
100
A39
24,60
1,60
23,00
24,60
6,5
93,5
100
A40
24,85
9,85
15,00
24,85
39,64
60,36
100
A41
27,96
7,96
20,00
27,96
28,47
71,53
100 100
A42
Rendahan Ex galian puru dan rendahan Bukit dan rendahan Ex galian puru dan rendahan
42,20
7,20
35,00
42,20
17,06
82,94
119,61
26,61
93,00
119,61
22,25
77,75
100
B16
15,88
-
15,88
15,88
-
100
100
Rendahan
B17
9,48
-
9,48
9,48
-
100
100
Rendahan
25,36
-
25,36
25,36
-
100
100
Sub Total
Sub Total SMSE92D27
Spreader
30,32
A50
SMSE90D26
Non Fertilizer Spreader
A37
Sub Total SMSE89G25
Penjelasan Areal Total
C08
28,82
-
28,82
28,82
-
100
100
C09
26,56
1,56
25,00
26,56
5,87
94,13
100
Pinggiran parit alam Pinggiran parit alam
C10
13,08
-
13,08
13,08
-
100
100
Bukit
C11
43,61
3,61
40,00
43,61
8,28
91,72
100
Bukit
45
C12
Pinggiran parit alam
6,00
7,19
16,55
83,45
100
Bukit
18,00
22,45
19,82
80,18
100
Bukit Bukit dan rendahan
37,25
5,25
32,00
37,25
14,09
85,91
100
207,75
19,85
187,90
207,75
9,55
90,45
100
D09
25,32
25,32
-
25,32
100
-
100
Rendahan
D10
34,73
34,73
-
34,73
100
-
100
Pinggiran parit alam
60,05
60,05
-
60,05
100
-
100
75,61
10,61
65,00
75,61
14,03
85,97
100 100
D11
Rendahan Ex galian puru dan rendahan
102,55
15,55
87,00
102,55
15,16
84,84
178,16
26,16
152,00
178,16
14,68
85,32
100
E09
4,55
4,55
-
4,55
100
-
100
Bukit
E10
3,46
3,46
-
3,46
100
-
100
Bukit
E11
11,58
11,58
-
11,58
100
-
100
Rendahan
E12
17,79
17,79
-
17,79
100
-
100
Rendahan
37,38
37,38
-
37,38
100
-
100
E13
55,49
20,49
35,00
55,49
36,93
63,07
100
55,49
20,49
35,00
55,49
36,93
63,07
100
F06
67,65
67,65
-
67,65
100
-
100
Rendahan
F07
22,30
22,30
-
22,30
100
-
100
Enclave
89,95
89,95
-
89,95
100
-
100
1.043,03
317,20
725,83
1.043,03
30,41
69,59
100
Sub Total
Total Divisi 4
100
1,19
Sub Total
Sub Total
86,84
4,45
D12
SMSE96D32
13,16
7,19
Sub Total
SMSE95D31
28,79
22,45
Sub Total
SMSE95D30
25,00
C14 C15
SMSE93D29
3,79
C13
Sub Total SMSE93D28
28,79
Rendahan
46
Tabel Lampiran 3. Form Pengukuran Pohon Contoh LSU PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology (SMART) Tbk Agribusiness Division SMART Research Institute (SMARTRI) PENGUKURAN POHON CONTOH LSU Kebun Divisi Nama Pencatat Tanggal
:………….. :………….. :………….. :…………..
Waktu Pengambilan
Mulai …………..
LSU No. Blok Luas LSU Sistem Mulai Pelepah
Selesai ……………
No.
Tinggi
Panjang
Tebal
Lebar
Phn
Pohon
Pelepah
Patiole
Patiole
Def.
No.
Tinggi
Panjang
Tebal
Lebar
Phn
Pohon
Pelepah
Patiole
Patiole
1
23
2
24
3
25
4
26
5
27
6
28
7
29
8
30
9
31
10
32
11
33
12
34
13
35
14
36
15
37
16
38
17
39
18
40
19
41
20
42
21
43
22
:………….. :………….. :………….. :………….. :………….. : 17
44 Rata - Rata
Keterangan Def = Defisiensi Hara Def Nitrogen (N) Def Kalium (K) Def Magnesium (Mg) Def Boron (B) Def Tembaga (Cu)
= = = = =
Daun Pucat/Kaku Daun tua orange sport tembus pandang (ujung anak daun kering) Daun tua orange merata Daun berkerut, daun pancing, pelepah muda memendek Daun muda memendek, anak daun rapat dan ujung daun kering
Def.
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang
No
Tanggal
Uraian kegiatan
1. 2.
19-02-07 20-02-07
3.
21-02-07
Tiba di lokasi magang ( PT Sawit Mas Sejahtera, Banyuasin, Sumatera Selatan) Penguntilan Pupuk HGFB Penguntilan bertujuan agar tepat dosis dan memudahkan dalam pemupukan. Penguntilan menggunakan takaran khusus yang sudah dikalibrasi sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan kemudian pupuk dimasukan ke dalam plastik yang berukuran kecil. Dosis yang digunakan adalah 75 gram (satu until). Satu karung pupuk = 25 kg. Jadi dalam satu karung pupuk terdapat 333 until. Catatan: Pastikan 1 karung 333 until, 1 until harus 75 gram sesuai dengan takaran, dan kebersihan tempat penguntilan. Penguntilan Pupuk HGFB Melakukan pengawasan karyawan yang melakukan penguntilan pupuk HGFB. Dari hasil pengamatan perlu ketelitian dan ketepatan dalam melakukan penguntilan karena akan berakibat berbedanya setiap satu dosis pupuk HGFB yaitu 75 gram.
4.
22-02-07
Inspeksi Panen Detail Inspeksi panen bertujuan untuk mengecek hasil pekerjaan panen. Luas areal inspeksi panen adalah 5-10% dari luas areal yang dipanen. Inti dari kegiatan ini adalah memastikandisiplin panen terlaksana dengan benar, yakni : - Tak ada buah masak tidak dipanen/tinggal - Tak ada buah busuk - Tak ada Brondolan tinggal di pasar pikul - Tak ada Brondolan tinggal di piringan - Tak ada Brondolan tinggal di ketiak pelepah - Tak ada Pelepah salah susun - Tak ada Pelepah sengkleh - Tak ada Pelepah under pruning - Tak ada Pelepah over pruning Catatan: Utamakan di Red Blok (blok yang produksinya < 60% budget produksi) hal ini bisa diakibatkan oleh adanya buah tinggal atau buah yang tidak dipanen).
Prestasi kerja 500 kg (20 karung) atau ada 6660 until (20x333)
600 kg (24 karung) atau ada 7992 until (24x333) -
Jumlah karyawan yang diawasi (orang) 8
Luas areal yang diawasi (ha) (tempat di gudang)
8
-
Norma
Lama kegiatan (jam)
1 HK/2,5 karung
5
(tempat di gudang)
1 HK/3 karung
6
1,5 Blok E12 (luas 17,79 ha)
-
3
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan
5.
23-02-07
6.
24-02-07
Dongkel Anak Kayu (DAK) Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh dengan sendirinya dan menjadi tumbuhan pesaing bagi tanaman utama sehingga keberadaannya tidak dikehendaki karena merugikan pertumbuhan dan produksi serta dapat mengganggu kelancaran aktivitas pengusahaan kebun kelapa sawit. Prinsip kerja Dongkel Anak Kayu (DAK) adalah mendongkel semua gulma yang berkayu kemudian membuangnya ke gawangan mati/di atas rumpukan pelepah dengan posisi akar di atas supaya tidak menyentuh tanah dan tumbuh lagi. Untuk gulma jahe-jahean, gadung, dan keladi diambil umbinya kemudian dimasukan ke karung dan dibuang ke jalan agar terlindas mobil, begitu juga dengan anakan sawit yang ada di permukaan tanah/di sekitar tanaman kelapa sawit. Kegiatan ini sangat berguna karena dapat mencegah terjadinya persaingan dalam mencari nutrisi/unsur hara di dalam tanah antara tanaman kelapa sawit dengan gulma pengganggu. Alat yang digunakan antara lain: - Pecok (modifikasi dari dodos) - Karung Gulma yang didongkel antara lain: - Jahe-jahean - Gadung - Keladi - Anakan Sawit - Krisan (Rhynchospora corymbosa) - Senduduk atau Sengganen (Melastoma malabathricum), dan lain-lain. Catatan: Kegiatan ini harus menggunakan tenaga kerja yang terlatih dalam penguasaan gulma yang didongkel dan pengawasan yang intensif. Pemupukan HGFB Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Pemupukan kelapa sawit bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang kurang dipasok oleh tanah, yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang normal dan produksi tandan buah segar yang optimal. Cara pemupukan disebar pada piringan luar/di atas rumpukan pelepah karena disana tudung akar lebih aktif dalam mencari nutrisi/unsur hara. Pemupukan yang dilakukan dengan menyebar pupuk HGFB yang sudah diuntil per satu pohon.
Prestasi kerja 5,8 ha (total yang didongkel)
-
Jumlah karyawan yang diawasi (orang) 5
Luas areal yang diawasi (ha) Blok A46 (luas 33,46 ha)
17
35,38 Blok F07 (luas 22,3 ha) Blok C10 (luas 13,08 ha)
Norma
Lama kegiatan (jam)
1,5 HK/Ha
7
0,6 HK/Ha
6
48
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
7. 8.
25-02-07 26-02-07
9.
27-02-07
10.
28-02-07
11.
01-03-07
12.
02-03-07
Uraian kegiatan Setiap pekerja yang melakukan pemupukan membawa ember yang digendong di sebelah kirinya yang berisi untilan pupuk HGFB. Setiap pekerja masuk pada gawangan hidup dengan cara zig zag dan pupuk disebar pada piringan luar (batas antara piringan dengan rumpukan pelepah). Pupuk HGFB mengandung unsur Boron. Boron mempunyai peranan penting dalam sintesa karbohidrat dan gula, metabolisme asam nukleat dan protein, serta dalam aktivitas meristematik (komponen jaringan pertumbuhan). Dosis pupuk HGFB per pohon adalah 75 gram (satu until). Catatan: Pastikan pupuk disebar merata dan jangan sampai menumpuk di piringan. Libur (hari minggu) Penguntilan Pupuk Urea Penguntilan bertujuan agar pemupukan tepat dosis dan memudahkan dalam pemupukan. Penguntilan pupuk ini menggunakan takaran khusus yang sudah dikalibrasi dengan ukuran 12,5 kg (satu until) atau satu karung pupuk urea (50 kg) dibagi menjadi 4 until. Pupuk yang diuntil ini dimasukan kedalam karung bekas pupuk. Catatan: Pastikan 1 karung pupuk urea (50 kg) dibagi menjadi 4 until sama rata (@12,5 kg) dengan takaran, dan kebersihan tempat penguntilan. Penguntilan Pupuk Urea Melakukan pengawasan karyawan yang melakukan penguntilan pupuk Urea. Dari hasil pengamatan perlu ketelitian dan ketepatan dalam melakukan penguntilan pupuk Urea. Selain itu juga, perlu menjaga kebersihan tempat penguntilan pupuk (gudang pupuk). Pupuk yang berceceran di lantai dimasukan ke dalam karung. Dongkel Anak Kayu (DAK) Gulma yang didongkel antara lain : - Bambuan (Ottocloa nodosa) - Kentangan (Boreiria latifolia) Dongkel Anak Kayu (DAK) Gulma yang didongkel antara lain : - Mikania (Mikania micrantha) - Kutu Babi (Clidemia hirta) Dongkel Anak Kayu (DAK)
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
8000 kg (8 ton) atau ada 640 until
4
(tempat di gudang)
2 ton/HK
6
16000 kg (16 ton) atau ada 1280 until 12 ha (total yang didongkel)
8
(tempat di gudang)
2 ton/HK
6
18
Blok D09 (luas 25,32)
1,5 HK/Ha
7
29 ha (total yang didongkel)
29
Blok A45 (luas 41,14)
1,5 HK/Ha
7
10 ha (total
18
Blok A45
1,5
7
Prestasi kerja
Norma
Lama kegiatan (jam)
49
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
13.
03-03-07
14. 15.
04-03-07 05-03-07
16.
06-03-07
17.
07-03-07
18.
08-03-07
Uraian kegiatan Gulma yang didongkel antara lain : - Putihan (Eupatorium odoratum) - Bayam-bayaman ( Amaranthus spinosus) Pemupukan Urea Pupuk urea mengandung unsur nitrogen (N). Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman pada proses pembentukan protein, sintesa klorofil, dan fotosintesa. Pemupukan urea secara manual menggunakan piring plastik yang isi ukurannya 1 kg. Piring ini berguna untuk menyebar pupuk yang sudah diuntil. Satu until pupuk urea adalah 12,5 kg. Banyaknya jumlah pupuk yang disebar oleh piring pada setiap pohonnya ditentukan dengan dosis yang digunakan. Jumlah pupuk = 6115 kg (490 until) Dosis per pohon = 0,75 kg Catatan: Pastikan pupuk disebar merata dan jangan sampai menumpuk di piringan. Libur (hari minggu) Pemupukan Urea Jumlah pupuk = 8000 kg (640 until) Dosis per pohon = 1,5 kg (Blok D11, pohon per ha = 151)
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
yang didongkel)
Luas areal yang diawasi (ha) (luas 41,14)
Norma
Lama kegiatan (jam)
HK/Ha
-
13
27,55
0,6 HK/Ha
5
-
16
35 (Blok D11)
0,6 HK/Ha
5
Pemupukan Urea Jumlah pupuk =5550 kg (444 until) Dosis per pohon = 0,75 kg Pemupukan Urea Jumlah pupuk = 4700 kg (376 until) Dosis per pohon = 0,75 kg (Blok A38, pohon per ha = 135) 0,75 kg (Blok A39, pohon per ha = 145) 0,75 kg (Blok A42, pohon per ha = 137)
-
21
41,63
0,6 HK/Ha
5
-
20
0,6 HK/Ha
5
Kutip Brondolan Hitam Kegiatan ini berupa membuang brondolan hitam yang berasal dari buah tinggal (busuk), cangkang dan anak sawit. Kegiatan ini bertujuan untuk pembersihan di
-
6
44,54 (Blok A38 =12,9) (Blok A39 = 24,6) (Blok A 42 = 7,2) 2,5
-
6
50
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan piringan kelapa sawit. Catatan: Pastikan pekerja membawa garukan dan karung sebagai tempat brondolan hitam yang sudah dikutip dan akan dibuang di atas rumpukan pelepah. Kutip Brondolan Hitam Brondolan hitam adalah ciri adanya buah tinggal atau buah yang busuk. Kutip Brondolan Hitam Banyaknya brondolan hitam yang ada di sebuah blok berarti itu menandakan banyaknya buah tinggal. Libur (hari minggu) Pemupukan Urea Jumlah pupuk = 5330 kg (426 until) Dosis per pohon = 1,75 kg (Blok F07, pohon per ha = 136)
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
Norma
Lama kegiatan (jam)
-
7
3
-
6
-
8
4
-
6
-
13
22,3 (Blok F07)
0,6 HK/Ha
5
20,27 (Blok C10 =13,08) (Blok C13 = 7,19) 56,89 (Blok A50 = 33,39) (Blok A48 = 23,5) Blok C08 = 28,82
0,6 HK/Ha
5
0,6 HK/Ha
5
0,15 HK/Ha
5
19
09-03-07
20.
10-03-07
21. 22.
11-03-07 12-03-07
23.
13-03-07
Pemupukan Urea Jumlah pupuk = 4000 kg (320 until) Dosis per pohon = 1,50 kg (Blok C10, pohon per ha = 171) 1,25 kg (Blok C13, pohon per ha = 107)
-
12
24.
14-03-07
Pemupukan Urea Jumlah pupuk = 9700 kg (376 until) Dosis per pohon = 1,25 kg (Blok A50, pohon per ha = 139) 1,25 kg (Blok A48, pohon per ha = 131)
-
30
25.
15-03-07
Sensus Pohon Sensus pohon bertujuan untuk mengetahui jumlah pohon (kerapatan tanaman) per hektar. Selain itu juga sensus pohon untuk mengetahui jumlah pohon yang produktif dan non produktif. Catatan: Penulisan di stiple card harus langsung dilakukan di lapang agar tidak terjadi kekeliruan, dan pekerja harus yang sudah terlatih dalam melaksanakan tugas sensus.
C08 : Normal = 3730 Mati = 12 Abnormal = 21 Kosong = 157
3
51
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan
26.
16-03-07
Sensus Pohon Kegiatan sensus pohon dilakukan setiap tahun, hal ini agar data jumlah pohon termonitor, sehingga tidak salah dalam menentukan kebijaksanaan operasional, terutama pemupukan. Monitoring dengan menggunakan stiple card dan di update jika ada perubahan.
27.
17-03-07
Sensus Pohon Kegiatan sensus pohon diperlukan ketelitian dan ketepatan karena hasil sensus pohon akan dijadikan data kebun sebagai rekomenadsi pemupukan, sensus buah, sensus atau pendataan yang lainnya.
28. 29.
18-03-07 19-03-07
Libur (hari minggu) Pemupukan MOP/KCL secara mekanik (Fertilizer Spreader) Pemupukan secara mekanik (Fertilizer Spreader) adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pemupukan yang lebih baik. Pemupukan secara mekanik ini menggunakan: - Traktor Ford 6610 WD - FS Emdek 350 (Turbo Spin) dengan kapasitas muatan 750 kg Persiapan areal untuk aplikasi Emdek: - Areal up land kemiringan <100 - TM ≥ 7 tahun - Scraping jalan traktor (bebas tanggul dan gundukan) - Blok tidak banyak parit - Kebersihan gulma terutama antar pokok dan barisan Pupuk MOP/KCL mengandung unsur Potassium (K). Potassium sangat berperan
Prestasi kerja C12: Normal = 3780 Mati = 15 Abnormal = 10 Kosong = 40 C11: Normal = 5210 Mati = 30 Abnormal = 21 Kosong = 83 -
Jumlah karyawan yang diawasi (orang) 4
Luas areal yang diawasi (ha) 28,79 (Blok C12)
4
5 1 operator 2 helper 2 supply pupuk
Norma
Lama kegiatan (jam)
0,15 HK Ha
5
43,61 (Blok C11)
0,15 HK/Ha
5
38,3 (Blok C08 = 28,82) (Blok B17 = 9,48)
25 Ha (Basis)
8
52
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
30.
20-03-07
31.
21-03-07
32.
22-03-07
33.
23-03-07
Uraian kegiatan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan proses membuka dan menutupnya stomata, aktivator enzim, dan meningkatkan transport hasil fotosintesis ke bagian penyimpanan (buah). Jumlah pupuk = 7600 kg Dosis per pohon = 1 kg (Blok C08, pohon per ha =104) 1 kg (Blok B17, pohon per ha =136) Catatan: Pastikan sebelum pekerjaan traktor dan emdek diperiksa terlebih dahulu. Pupuk di lapangan harus memakai alas (terpal) supaya tidak tercecer. Helper yang bertugas untuk menentukan keluarnya pupuk di emdek (PC) harus tahu dosis yang digunakan dan kalibrasi dosis pupuk. Pemupukan MOP/KCL Jumlah pupuk = 5400 kg (324 until) Satu until pupuk MOP/KCL = 50 kg : 3 = 16,67 kg Dosis per pohon = 1 kg (Blok F06, pohon per ha =143) Pemupukan MOP/KCL Jumlah pupuk = 14800 kg (888 until) Satu until pupuk MOP/KCL = 50 kg : 3 = 16,67 kg Dosis per pohon = 1 kg (Blok F06, pohon per ha =143) 1 kg (Blok E13, pohon per ha =139) Pemupukan MOP/KCL Jumlah pupuk = 15420 kg (925 until) Satu until pupuk MOP/KCL = 50 kg : 3 = 16,67 kg Dosis per pohon = 1,25 kg (Blok D11, pohon per ha = 151) 1,25 kg (Blok D12, pohon per ha = 121) 1,25 kg (Blok A42, pohon per ha = 137) Pembuatan Jalan Pikul Tujuan kegiatan ini adalah untuk memudahkan traktor (emdek) dalam melakukan pemupukan secara mekanik. Kegiatan ini berguna untuk membersihkan tanggul dan gundukan yang ada di gawangan hidup untuk dijadikan jalur traktor (emdek) dalam pemupukan secara mekanik. Catatan: Pastikan pekerjaan sesuai target jangan terlalu banyak HM serta
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
Norma
-
15
37,76 (Blok F06)
0,6 HK/Ha
5
-
44
0,6 HK/Ha
5
-
46
85,38 (Blok F06 = 29,89) (Blok E13 = 55,49) 93,36 (Blok D11 = 70,61) (Blok D12 = 15,55) (Blok A42 = 7,2) Blok A41 = 27,96
0,6 HK/Ha
5
15 Ha
10 HM = 11
4,2
2 1 operator 1 helper
Lama kegiatan (jam)
53
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
34.
24-03-07
35. 36.
25-03-07 26-03-07
37.
27-03-07
38.
28-03-07
39.
29-03-07
40.
30-03-07
41. 42. 43.
31-03-07 01-04-07 02-04-07
Uraian kegiatan utamakan areal yang datar atau kemiringan <100 Pembuatan Jalan Pikul Pembuatan jalan pikul untuk mengetahui seberapa luas areal yang dapat digunakan untuk pemupukan secara mekanik. Pembuatan jalan pikul menggunakan Buldoser. Libur (hari minggu) Pembuatan Jalan Pikul Pengawasan dilakukan agar pekerjaan pembuatan jalan pikul sesuai target. Karena kadang-kadang opreator Buldoser akan memperlambat pekerjaan yang mengakibatkan HM akan bertambah berarti HKnya akan bertambah pula sedangkan pekerjaan tidak optimal. Pembuatan Jalan Pikul Rata-rata HM atau lamanya mesin Buldoser bekerja setiap harinya 11 jam.
Pembuatan Jalan Pikul Solar yang dibutuhkan setiap satu hari (pagi-petang) sebanyak 200 liter. Pembuatan Jalan Pikul Diperlukan tenaga kerja yang terlatih sebagai operator Buldoser. Pembuatan Jalan Pikul Pengambilan data pemupukan di kantor divisi
Libur (Maulid Nabi Muhamad SAW) Libur (hari minggu) Pemupukan CIRP secara mekanik (Fertilizer Spreader) Pupuk Chrismast Island Rock Phosphat mengandung unsur phosphorus (P). Phosphorus berperan dalam proses metabolisme tanaman, seperti : transfer energi Adenosine Triphosphate (ATP), Adenosine Diphosphate (ADP), dan Adenosine Monophosphate (AMP). Defisiensi P akan mengakibatkan penurunan proses metabolisme yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel, respirasi, dan fotosintesa. Jumlah pupuk = 7950 kg
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
3,8
2
Blok A41 = 27,96
15 Ha
10 HM = 10
8,4
2
Blok A41 = 27,96
15 Ha
10 HM = 11
2,3 dan 6,8
2
15 Ha
10 HM = 11
8,7
2
15 Ha
5,2
2
3,5 dan 2,15
2
10 HM = 11 10 HM = 11 10 HM = 11
-
5
Blok A41 = 27,96 Blok A40 = 24,85 Blok A40 = 24,85 Blok A40 = 24,85 Blok A40 = 24,85 Blok A39 = 24,60 44 Blok D12
Norma
15 Ha 15 Ha
25 Ha (Basis)
Lama kegiatan (jam)
8
54
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
44.
03-04-07
45.
04-04-07
46.
05-04-07
47. 48.
06-04-07 07-04-07
49. 50.
08-04-07 09-04-07
51.
10-04-07
Uraian kegiatan Dosis per pohon = 1,5 kg (Blok D12, pohon per ha = 121) Pemupukan CIRP secara mekanik (Fertilizer Spreader) Jumlah pupuk = 7850 kg Dosis per pohon = 1,5 kg (Blok D12, pohon per ha = 121) Pembuatan Jalan Pikul Pembuatan Jalan Pikul Pengambilan data pemupukan di kantor divisi Libur (Wafat Yesus Kristus) Pemupukan CIRP secara mekanik (Fertilizer Spreader) Jumlah pupuk = 5370 kg Dosis per pohon = 1 kg (Blok C11, pohon per ha = 122) Libur (hari minggu) Sensus Ulat Api Tujuan: untuk mengetahui dan mengendalikan perkembangan ulat api. Jenis ulat api antara lain: - Thosea asigna - Setora nitens - Thosea vetusta - Ploneta diducta - Thosea bisura - Darna trima -Parasa philepida Ulat api ini akan merusak daun dan akan menurunkan hasil produksi. Cara melakukan sensus ulat api: Diawali pada baris yang ke-3 dan kemudian kelipatan 10, jarak pengamatan setiap baris per 15 pohon. Utamakan pohon yang sudah terserang ulat api. Pohon yang disensus ambil 3 pelepah, masing-masing 1 pelepah bagian atas (pelepah 1-9), 1 pelepah bagian tengah (pelepah 10-25) dan 1 pelepah bagian bawah (pelepah >25). Catatan: Pastikan petugas sensus untuk menurunkan pelepah yang akan disensus dan kemudian diamati secara cermat. Sensus Ulat Api
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
Norma
-
5
43 Blok D12
25 Ha (Basis)
8
8
2
15 Ha
6
2
-
5
Blok A39 = 24,6 Blok A39 = 24,6 44 Blok C11
7 HM = 6 8 HM = 7 8
Ulat api yang ditemukan jenis Thosea asigna dan Darna trima.
3
55 (Blok A49 = 10,79) (Blok B17 = 9,48) (Blok D10 = 34,73)
0,15 HK/Ha
5
-
3
52,5
0,15
5
15 Ha 25 Ha
Lama kegiatan (jam)
55
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan Ulat api memiliki metamorfhosa yang sempurna berupa 4 fase antara lain: - Telur - Ulat (larva) - Kepompong (pupa) - Kupu-kupu (imago) Sensus Pohon
52.
11-04-07
53.
12-04-07
Supervisi Dosen Pembimbing - Kunjungan ke lokasi pemupukan mekanik (FS) - Kunjungan ke lokasi limbah dan pabrik kelapa sawit
54.
13-04-07
55.
14-04-07
56. 57.
58.
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
-
2
-
-
Pembuatan Nomor Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) A B Keterangan: A = Nama Blok B = Nomor TPH Pembuatan Nomor TPH Tujuan: Agar hasil panen dapat terkumpul dengan baik pada tempat yang sudah ditentukan atau TPH dapat dijadikan sebagai pusat hasil panen supaya mudah mengecek hasil panen.
Blok A40 dan A41 (nomor 125)
-
Blok A39 nomor TPH 01-25
15-04-07 16-04-07
Libur (hari minggu) Penguntilan Pupuk HGFB
17-04-07
Dongkel Anak Kayu (DAK) Pemasangan Nomor TPH Satu nomor TPH mewakili 3 gawangan hidup dan 2 gawangan mati. Hasil panen
750 kg (30 karung) atau ada 9990 until 5,2 (Total yang didongkel)
Luas areal yang diawasi (ha) (Blok A43 = 34,71) (Blok E12 = 17,79)
Norma
Lama kegiatan (jam)
HK/Ha
50 (Blok D12) Blok D12, Areal JJK, dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kantor Divisi
0,15 HK/Ha -
6
-
5
-
-
Kantor Divisi
5
12
(tempat di gudang)
1 HK/2,5 karung
6
8
Blok A42
1,5 HK/Ha
6
-
Blok A39
56
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
59.
18-04-07
60.
19-04-07
61.
20-04-07
62.
21-04-07
Uraian kegiatan yang ada di gawangan tersebut dikumpulkan pada TPH yang sudah dinomori. Nomor TPH dipasang pada batang kelapa sawit pada bagian depan gawangan hidup yang kedua. TPH yang baru berukuran dengan panjang 4 meter dan lebar 3 meter. TPH ini berguna untuk mengetahui hasil panen dan dapat menentukan dalam penyemprotan TPH. Catatan: Usahakan dibuat pasar kumis juga untuk memudahkan akses hasil panen ke TPH. Kutip Brondolan Busuk/Matang di Jalan Bantu. Tujuan: Untuk pembersihan brondolan di jalan. Mengutip brondolan busuk/matang yang sudah lama dipanen kemudian dibuang di atas rumpukan pelepah. Pembuatan Jalan kontrol dan Jembatan Bantu Tujuan: Untuk memudahkan dalam pemindahan buah dari pokok ke TPH. Biasanya pembuatan jalan ini di daerah rendahan yang sering tumbuh semak dan daerah rawa. Lebar jalan kira-kira 1 meter. Alat yang digunakan parang dan cangkul. Jembatan bantu dibuat dari kayu gelam kemudian dipotong sesuai kebutuhan yang diperlukan. Tebas Rendahan Tujuan: Untuk membersihkan semak di daerah sekitar kelapa sawit, khususnya di daerah rendahan karena disana cepat tumbuh semak. Babad semak dilakukan terhadap gulma-gulma yang berada di daerah rendah (rendahan), biasanya gulama ini adalah gulma berkayu. Gulma ini lebih baik ditebas karena biayanya lebih murah dan lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan herbisida yang memakai biaya yang cukup besar. Catatan: Pastikan pekerja membawa parang. Pendampingan Mandor 1 > Pembuatan rencana kerja harian (RKH)/Muster Chit > Pengecekan kerja buldoser untuk pembuatan jalan pikul > Pengecekan pemupukan HGFB/Borate > Pengecekan panen Tugas Mandor antara lain: Pagi sebelum berangkat kerja ke lapangan:
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha) (1-22) Blok A40 (1-22) Blok A41 (1-25)
-
2
400 meter dan 8 jembatan bantu.
4
Blok E12 = 17,79 Blok E11 = 11,58 Blok E12 = 17,79
5 Ha
13
Blok E12 = 17,79
2 10 38
Kantor Divisi Blok A46 Blok A39 Blok D11 dan C10
-
Norma
Lama kegiatan (jam)
-
6
-
7
5 HK/Ha
6
-
6
57
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
63. 64.
22-04-07 23-04-07
65.
24-04-07
Uraian kegiatan - Memeriksa/mengecek karyawan yang bekerja hari tersebut - Mengikuti arahan kerja dari Asisten/Askep - Memastikan alat dan bahan pada pekerjaan yang membutuhkan alat dan bahan - Mengetahui prestasi minimum yang harus dicapai oleh karyawan Di lapangan: - Memberikan pengarahan kepada karyawan terkait pekerjaan - Memastikan pekerjaan di lapangan - Mencatat prestasi kerja masing-masing karyawan pada buku kerja mandor (BKM) Pulang kerja: - Melakukan absensi ulang - Menyerahkan laporan hasil kerja. Libur (Hari Minggu) Panen Panen merupakan salah satu rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyebukan. Tenaga kerja: Pemanen dan pemberondol = 1 : 1 Tenaga transport/loading 2 orang per kemandoran Alat panen: - Egrek, digunakan saat tanaman lebih dari 2,5 m - Dodos - Angkong, untuk mengangkut buah dari pokok ke TPH - Gancu, untuk menaikan buah dari TPH ke truk - Gantolan brondolan, untuk mengambil brondolan yang masih ada di bagian atas batang kelapa sawit - Ember (6 kg), untuk tempat brondolan dari pokok ke TPH. Panen Interval panen 7-8 hari per rotasi Standar kematangan panen adalah 2 brondolan segar lepas per kilogram setelah TBS jatuh. Aturan panen: - Semua buah matang harus dipanen dan dikeluarkan - Tidak dibenarkan memanen buah mentah
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
Janjang = 1326 Brondolan = 2748 kg
27 Pemanen = 12 Pembrondol = 13 Transport = 2
44 Blok F06 = 32 Blok E13 = 12
4 Ha/HK
8
Janjang = 719 Brondolan = 1746 kg
24 Pemanen = 11 Pembrondol = 11 Transport = 2
46,2 Blok A42 = 42,2 Blok E13 = 4
4 Ha/HK
7
Prestasi kerja
Norma
Lama kegiatan (jam)
58
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
66.
25-04-07
67.
26-04-07
68.
27-04-07
Uraian kegiatan - Brondolan harus dikutip dan jangan sampai ada yang tertinggal - Tangkai TBS dipotong seperti huruf V - Tangkai TBS dianjurkan dipotong di bawah pokok - Pelepah yang dipotong harus diletakkan di gawangan mati (berbentuk huruf “L”). Pangkal pelepah yang berduri diletakan di gawangan mati sedangkan ujung pelepah disebelah pasar pikul. - TBS harus disusun rapi dengan susunan yang seragam (misal: 5 berbanjar, 10 berbaris) - Janjang yang busuk/sakit disusun terpisah dengan janjang normal. Wiping Alang-alang Tujuan: Pemberantasan alang-alang (Imperata cylindrica) di sekitar tanaman kelapa sawit sebab dapat merugikan tanaman pokok berupa perebutan unsur hara, bahkan menurunkan produksi. Catatan: Semua daerah dalam blok harus dimasuki dan pastikan agar alang-alang tidak ada yang terlewat. Wiping Alang-alang Alat wiping (Botol aqua ukuran 600 ml, infus, dan lap cuci piring) Bahan Round up Perbandingan Round up : air = 25 cc : 5 L Cara kerja: alat wiping diusapkan pada alang-alang dari bagian pangkal ke bagian ujung, kemudian di bagian ujung dipatahkan sedikit. Rawat Jalan Pembuatan jembatan betina Tujuan: Memperbaiki jalan (Collection Road) dan memudahkan transportasi atau pengangkutan TBS dari TPH ke Pabrik. Alat : - Cangkul - Golok Bahan: - Kayu Gelam Catatan: Main road adalah jalan yang mempunyai arah timur – barat dengan lebar 9 meter. Collection road merupakan jalan yang membentang utara selatan dengan lebar 7 meter, dimana jalan ini biasanya digunakan untuk pengawasan, evakuasi buah dan lain-lain. Key road yaitu jalan utama yang menghubungkan perkebunan
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
Norma
-
3
Blok A45 (luas 41,14)
0,1 HK/Ha
7
-
4
59,96 Blok D09 (luas 26,32) Blok A46 (luas 33,64)
0,1 HK/Ha
7
-
2
Blok A48A50
0,3 HK/Ha
7
Lama kegiatan (jam)
59
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan dengan PKS. Access road merupakan jalan yang menghubungkan antara jalan kebun dengan jalan negara. Sedangkan control road merupakan jalan yang membelah blok dan biasanya digunakan untuk pengawasan. Sensus Produksi Tujuan: untuk mengetahui/memperkirakan produksi 4 bulan ke depan. Buah yang diamati dan dicatat antara lain: - Buah merah - Buah hitam - Buah kopi Libur (Hari Minggu) Sensus Produksi Cara kerja sensus produksi: Menghitung buah dengan ciri-ciri di atas pada setiap pohonnya pada jalur sensus ulat api (baris 3,13,23,...,dst). Catatan: Perlu ketelitian dalam menghitung buah di setiap pohonnya.
69.
28-04-07
70. 71.
29-04-07 30-04-07
72.
01-05-07
Sensus Tikus Tujuan: Untuk mengetahui dan mendata tanaman kelapa sawit yang terserang hama tikus. Cara kerja: Mengamati setiap buah yang sudah jatuh/di piringan pada setiap baris sesuai jalur sensus ulat api (baris 3,13,23,...,dst). Ciri buah yang sudah terserang hama tikus adalah berupa buah tinggal di piringan yang menyisakan cangkang saja, serabutnya sudah dimakan oleh tikus. Catatan: Pastikan ketelitian dalam melihat buah yang ada di piringan di jalur sensus tikus.
73.
02-05-07
Pengisian Polybag Polybag ini direncanakan akan digunakan untuk pembibitan Mucona brachteata Kurz. Mucona bracteata Kurz ini akan ditanam di sekitar tanaman kelapa sawit, tanaman ini sejenis kacang-kacangan. Mucona bracteata Kurz dapat membantu
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
-
1
50,81 Blok A43 = 33,64 Blok E12 = 17,17
-
1
-
5
2700 polybag
4
Norma
Lama kegiatan (jam)
0,15 HK/Ha
5
41,81 0,15 Blok A47 = HK/Ha 25,93 Blok B16 = 15,88 169,48 0,034 Blok C09 = HK/Ha 28,56 Blok C08 = 28,82 Blok C12 = 28,79 Blok C11 = 43,61 Blok C15 = 37,25 Blok C14 = 22,45 1000 (Emplasmen) polybag /HK
5
6
7
60
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
10500 polybag
14
(Emplasme n) (Emplasme n) (Emplasme n)
1000 polybag /HK 1000 polybag /HK -
1000 polybag /HK -
7
-
7
Prestasi kerja
Tanggal
Uraian kegiatan
74.
03-05-07
dalam melembabkan tanah dan itu baik bagi tanaman pokok. Pada tempat pembibitan dibuat bedengan dengan ukuran panjang 20 polybag dan lebar 25 polybag, jadi jumlah total dalam satu bedengan ada 2000 polybag. Catatan: Perlu pengawasan dan ketelitian dalam menghitung jumlah polybag. Pengisian Polybag
75.
04-05-07
Pengisian Polybag
5500 polybag
7
76.
05-05-07
3 payon
2
77. 78.
06-05-07 07-05-07
Pembuatan Payon/Atap di Atas Bedengan Tujuan dibuat payon agar sinar matahari tidak terlalu banyak yang diserap oleh tanaman agar tanaman tidak menjadi kering, selain itu juga untuk mengatur kelembaban. Tinggi payon 1 meter dengan jumlah tiang penyangga 6 buah, bagian atas payon diberi tumpukan pelepah. Libur (Hari Minggu) Pengisian Polybag
5700 polybag
6
(Emplasmen)
79.
08-05-07
350 bibit (yang ditanam)
3
(Emplasmen)
80.
09-05-07
-
-
Penanaman Bibit Mucona brachteata Kurz Tipe 1: Stek Ambil dan potong batang Mucona brachteata Kurz dengan panjang 2 mata tunas. Mata tunas yang pertama dimasukan ke dalam tanah (dalam polybag), mata tunas yang kedua berada di atas permukaan tanah. Tipe 2: Gundukan Ambil batang utama yang panjang, potong cabang-cabangnya. Mata tunas yang pertama dimasukan ke dalam tanah (dalam polybag 1), mata tunas yang kedua berada di atas permukaan tanah, kemudian lipat batang yang dekat sebelum mata tunas yang ketiga, setelah itu dimasukan kedalam tanah (polybag kedua). Mata tunas selanjutnya mengikuti alur seperti mata tunas yang pertama, kedua dan ketiga. Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz
-
Norma
Lama kegiatan (jam)
7
7
7
7
61
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
81.
10-05-07
82.
11-05-07
83.
12-05-07
84. 85.
13-05-07 14-05-07
86.
15-05-07
87.
16-05-07
Uraian kegiatan Kegiatan ini berupa penyiraman bibit Mucona brachteata Kurz yang dilakukan pagi dan sore hari, pembersihan rumput dan sampah baik di dalam maupun di luar bedengan. Pembuatan Nomor TPH Blok A37 = 1-10 nomor TPH Blok A38 = 1-10 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A44 = 1-10 nomor TPH Blok A45 = 1-10 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A46 = 1-10 nomor TPH Blok A47 = 1-10 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok B16 = 1-10 nomor TPH Blok B17 = 1-10 nomor TPH Blok A48 = 1-10 nomor TPH Libur (Hari Minggu) Belajar administrasi di Kantor Divisi - Realisasi/laporan kegiatan - System Aplication Program (SAP) Libur (Tidak ada kegiatan di lapangan karena hujan) Belajar administrasi di Kantor Divisi - Realisasi/laporan kegiatan - SAP Pendampingan Asisten - Check roll/lingkaran pagi - Absensi/cek karyawan - Pengecekan kerja di lapangan, antara lain: - Babad semak
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha) (Emplasmen)
-
-
-
Norma
Lama kegiatan (jam)
(Emplasmen)
-
7
-
(Emplasmen)
-
7
-
-
(Emplasmen)
-
5
-
-
-
7
-
-
-
7
-
13 24 12 8
(Kantor divisi) (Kantor divisi) Blok F06 Blok E13 Blok F06 Blok A39
5
7
62
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
- Panen - Dongkel Anak Kayu - Kutib pupa Tugas Asisten: Pagi : - Memberikan pengarahan ke seluruh mandor mengenai tugas dan standar minimal yang harus dicapai oleh karyawan (Check roll pagi). - Bila ada penyimpangan kerja harus dijelaskan cara perbaikannya - Asisten melalui mandor mencatat semua karyawan yang bekerja hari itu. - Asisten harus memastikan semua bahan yang digunakan - Asisten telah mempersiapkan transportasiyang cukup untuk karyawan Di lapangan: - Memeriksa kebenaran absensi dan buku kegiatan mandor dengan cara pengecekan pekerjaan di lapangan - Memilih pekerjaan penting yang perlu diawasi (pemupukan, semprot, panen) - Pukul 12.30-14.00 asisten harus ada di lapangan untuk cek karyawan karena pada waktu itu rawan karyawan untuk pulang cepat - Memastikan buah untuk terangkut semua Pulang kerja (di kantor divisi) 88.
17-05-07
89.
18-05-07
90
19-05-07
Kutip Pupa Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil pupa di piringan dan di ketiak pelepah yang maksudnya untuk memotong fase/siklus ulat api yang sudah menjadi pupa supaya tidak terjadi fase imago (kupu-kupu). Alat yang digunakan garukan dan tempat pupa. Kutip Pupa
Belajar administrasi di Kantor Divisi - Realisasi/laporan kegiatan
Norma
Lama kegiatan (jam)
HK/Ha 4 Ha/HK 1,5 HK/Ha 1 HK/Ha (seranga n ringan) 1,67 HK/Ha (seranga n sedang) 2,5 HK/Ha (seranga n berat) -
8
Blok A39
-
8
Blok A39
-
-
(Kantor
1 HK/Ha (seranga n ringan) 1 HK/Ha (seranga n ringan) -
5
6
5
63
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
91 92
20-05-07 21-05-07
93
22-05-07
94
23-05-07
95
24-05-07
96
25-05-07
97
26-05-07
98 99
27-05-07 28-05-07
100
29-05-07
101
30-05-07
Uraian kegiatan - SAP Libur (Hari Minggu) Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A49 = 1-10 nomor TPH Blok A50 = 1-10 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A42 = 1-10 nomor TPH Blok A43 = 1-10 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A50 = 11-30 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A46 = 11-35 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A44 = 11-25 nomor TPH Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A48 = 11-25 nomor TPH Libur (Hari Minggu) Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz Pembuatan Nomor TPH Blok A47 = 11-25 nomor TPH Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru TPH baru ukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter Alat: - Cangkul, untuk meratakan tanah - Parang, untuk membabad semak Catatan: Pastikan TPH baru datar/rata dan bersih. Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
Luas areal yang diawasi (ha) divisi) (Emplasmen)
Norma
Lama kegiatan (jam)
-
7
(Emplasmen)
-
7
(Emplasme n) (Emplasme n) (Emplasme n) (Emplasme n)
-
7
-
7
-
5
-
5
(Emplasme n) Blok A47 (Nomor TPH 1-20)
-
5
-
7
-
7
Blok A48
64
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Uraian kegiatan
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
No
Tanggal
102
31-05-07
Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru Pembuatan Herbarium Gulma - Bambuan (Ottocloa nodosa) - Kentangan (Boreiria latifolia)
-
1
103
01-06-07
Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru Pembuatan Herbarium Gulma - Mikania (Mikania micrantha) - Kutu Babi (Clidemia hirta)
-
2
104
02-06-07
-
1
105 106
03-06-07 04-06-07
Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru Pembuatan Herbarium Gulma - Putihan (Eupatorium odoratum) - Bayam-bayaman ( Amaranthus spinosus) Libur (Hari Minggu) Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru Pembuatan Herbarium Gulma - Krisan (Rhynchospora corymbosa) - Senduduk atau Sengganen (Melastoma malabathricum)
-
2
107
05-06-07
Pemupukan Kieserit secara mekanik (Fertilizer Spreader) Pupuk Kieserit berbentuk butiran. Pupuk ini mengandung unsur magnesium (Mg). Magnesium merupakan kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat elektropositive yang berperan dalam proses pembentukan klorofil, aktivator enzim dan transfer energi, serta mengendalikan tingkat kemasaman (pH) dalam sel.
-
5
Luas areal yang diawasi (ha) (Nomor TPH 1-20) Blok A49 (Nomor TPH 1-8) Blok B17 (Nomor TPH 1-7) Blok A44 (Nomor TPH 1-20) Blok A41 (Nomor TPH 1-24) Blok A50 (Nomor TPH 1-18)
Blok A39 (Nomor TPH 1-20) Blok A40 (Nomor TPH 1-20) 37,9 Blok A37 = 25 Blok A38 = 12,9
Norma
Lama kegiatan (jam)
-
7
-
7
-
7
-
7
25 Ha (Basis)
7
Jumlah pupuk = 5260 kg Dosis per pohon = 1 kg (Blok A37, pohon per ha = 141)
65
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan
108
06-06-07
109
07-06-07
Pemupukan Kieserit secara mekanik (Fertilizer Spreader) Jumlah pupuk = 7500 kg Dosis per pohon = 1,25 kg (Blok C09, pohon per ha = 120) 1,25 kg (Blok C08, pohon per ha = 102)
110
08-06-07
111
09-06-07
112 113
10-06-07 11-06-07
Penanaman Bibit Mucona brachteata Kurz Catatan: Tanah di polybag diusahakan yang memiliki unsur hara atau yang sudah dipupuk. Tempat pembibitan diusahakan Semprot Piringan Tujuan kegiatan ini adalah untuk megendalikan gulma yang ada di piringan kelapa sawit. Alat : knapsack/alat semprot (14 L) Bahan: Round-up Biosorb 11,25 L (1 Ha = 0,25 L) Ally 20 WDG 0,57 kg (1:20 dari Round-up B) Libur (Hari Minggu) Pembuatan Laporan Pelatihan Leaf Sampling Unit (LSU)
1 kg (Blok A38, pohon per ha = 135) Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru Pembuatan Herbarium Gulma - Keladi - Anakan Sawit
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha)
-
2
-
5
194 bibit (yang ditanam) -
3
15
Blok A42 (Nomor TPH 1-10) Blok A38 (Nomor TPH 1-10) Blok A37 (Nomor TPH 1-10) 53,82 BlokC09 = 25 Blok C08 = 28,82 (Emplasme n) 52,81 Blok A41 = 27,96 Blok A40 = 24,85
-
-
-
15
114
12-06-07
Pembuatan Laporan
-
-
115
13-06-07
Kunjungan Ke Areal JJK dan LA - Penanganan TKKS menggunakan Empty Bunch Spreader
-
-
Norma
Lama kegiatan (jam)
-
7
25 Ha (Basis)
7
-
7
0,6 HK/Ha
6
-
-
7
Kantor Divisi Kantor Divisi Pabrik Kelapa
-
4
-
7
66
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
Uraian kegiatan 1. Lahan pada areal mineral, yang bertofografi datar dan kering. 2. Kondisi tanaman >3 meter 3. Gawangan tanaman rute dari EBS 4. Operasional: TKKS di PKS dimuat kedalam EBS untuk dibawa ke lokasi penebaran di areal tanaman. Kebutuhan TKKS unuk TM adalah 60 ton/ha. Kapasitas EBS 7 ton, sedangkan truk 4 ton. - Pemanfaatan limbah cair PKS dengan Land Aplication 1. Multiple feeding meupakan teknik pengolahan LCPKS paling efisien apabila tujuan akhir sebagai substitusi pupuk anorganik. 2. Secara umum tidak ada perbedaan potensial nutrisi diantara fraksi cair dan fraksi padatan di LCPKS, kecuali unsur Nitrogen yang menunjukan ada perbedaan lebih baik. 3. Sistem overflow tidak meunujukan perbedaan potensial nutrisi diantara posisi flatbed dalam 1 jalur flatbed. Kunjungan Ke Riset - Mengetahui lembaga riset perkebunan kelapa sawit. - Mencari data- data mengenai pemupukan
Prestasi kerja
Jumlah karyawan yang diawasi (orang)
Luas areal yang diawasi (ha) Sawit dan Divisi 2 SMSE
-
-
Kantor Riset Regional Sumsel Kantor Divisi Blok B17 = 9,48
116
14-06-07
117
15-06-07
Pembuatan Laporan
-
-
118
16-06-07
Sensus LSU Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencari contoh daun yang akan dijadikan sebagai rekomendasi pemupukan dan untuk mengetahui mengenai defisiensi unsur hara. Prinsip kerjanya adalah lihat form LSU mengenai LSU mulai dan sistem. Contoh: LSU mulai U-T, berarti masuk dari arah utara bagian timur. Sistem 5x5, mulai dari baris ke-3 pokok yang ke-3 kemudian berjalan sesuai sitem yaitu pokok kelipatan 5 (3,8,13,..dst) dan baris kelipatan 5 (3,8,13,...dst). Pangkas pelepah yang ke-7 pada pokok contoh kemudian ukur tinggi pohon, panjang pelepah, lebar petiole, tebal petiole. Amati 7 pokok di sekeliling pokok mengenai pokok yang terdefisiensi hara. Ambil masing-masing 2 daun kiri dan kanan pada bagian pertemuan pelepah yang lancip dan tumpul.
-
3 1 = pencatat di form LSU 2= Pengukur an dan mengecat pokok LSU 3 = Pangkas pelepah
Norma
Lama kegiatan (jam)
-
7
-
4
-
6
67
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
No
Tanggal
119 120
17-06-07 18-06-07
Libur (Hari Minggu) Pembuatan Laporan
-
Jumlah karyawan yang diawasi (orang) -
121
19-06-07
Penyerahan Laporan dan Pulang ke Bogor
-
-
Uraian kegiatan
Prestasi kerja
Luas areal yang diawasi (ha) Kantor Divisi Kantor Estate
Norma
Lama kegiatan (jam)
-
6
-
-
68