PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh : Mastayelni, Syamwil ABSTRACT This study aims to determinedifferences in learning outcomes of the economics using of model inquirywith a conventional,andlearning activity of students,and theinteraction between thelearning modelwithlearning activity of studentsof class XMANKotoBerapakSouth Coastal District.This research is aquasiexperimentwith a population ofstudents of classX1 and X2 the academic year2015/2016amounted to54students. Data were collected using a questionnaireactivityandachievement test.Datawere analyzed usingAnovatwolanes(Two Ways OfANOVA). The result of the study showed that students learning outcomes increased after the application of inquiry learning model, which amounted to80.67
Keywords: Inquiry learning model, learning activity, and interaction Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi menggunakan model inquiry dengan konvensional, dan aktivitas belajar siswa, serta interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas X MAN Koto Berapak Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan populasi siswa kelas X1 dan X2 tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 54 orang siswa. Data dikumpulkan menggunakan angket aktivitas dan tes hasil belajar. Data dianalisis dengan menggunakan Anova dua jalur (Two Ways Of ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran inquiry, yaitu sebesar 80,67.
Kata kunci : Model pembelajaran inquiry, aktivitas belajar, dan interaksi
1. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar yang semula berpusat pada guru (teacher centered) sekarang beralih pada siswa (student centered). Dengan kata lain, siswa merupakan sentral kegiatan atau
pelaku utama, sedangkan guru hanya menciptakan
suasana
yang
dapat
mendorong timbulnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, khususnya proses pembelajaran ekonomi. Tujuan pembelajaran dikatakan telah tercapai
apabila siswa dalam belajar memperoleh
dibawah KKM seperti yang terdapat pada
hasil belajar yang baik.
tabel berikut ini: Tabel 1 Nilai Ulangan Harian Ekonomi Kelas X Semester 1 MAN Koto Berapak Tahun Ajaran 2015/2016
Proses pembelajaran ekonomi saat ini, guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih banyak menggunakan model
pembelajaran
konvensional.
Jumlah
Seko lah
Kel as
Dalam prakteknya model pembelajaran
Persenta se (%) K Jmh Siswa Siswa Siswa Siswa RataK Sis Tun T. Tun T. rata M wa tas Tun tas Tun tas tas
akibatnya siswa tidak aktif, kurang
MAN Koto X.1 Berapak X.2
berpikir
Sumber data: Buku nilai guru mata pelajaran ekonomi 2015
konvensional ini berpusat pada guru,
kreatif
dan
pembelajaran
terkesan membosankan, sehingga siswa
69,48
27
18
9
67
33
67,37
27
10
17
37
63
80
Berdasarkan
tabel
1.1
dapat
tidak dapat menyerap materi pelajaran
dilihat bahwa nilai rata-rata ulangan
dengan baik yang mengakibatkan hasil
harian pelajaran ekonomi kelas X MAN
belajar ekonomi siswa menjadi rendah.
Koto Berapak masih ada siswa yang
.Proses
pembelajaran
ekonomi
belum mencapai KKM yaitu kelas X.1
saat ini, guru dalam menyampaikan
sebanyak 9 orang (33%), dan kelas X.2
materi
banyak
sebanyak 17 orang (63%). Jika dilihat
pembelajaran
dari persentase ketuntasan, belum ada di
pelajaran
menggunakan
masih
model
konvensional. Dalam prakteknya, model
antara
pembelajaran konvensional ini berpusat
mencapai tingkat ketuntasan 80%. Hal ini
pada guru, akibatnya siswa tidak aktif,
menunjukan bahwa hasil belajar ekonomi
kurang berpikir kreatif dan terkesan
yang diperoleh siswa setiap kelas belum
pembelajaran
ada mencapai KKM.
menjadi
membosankan,
sehingga siswa tidak dapat memahami
kedua
kelas
tersebut
yang
Rendahnya hasil belajar ekonomi
dan menguasai materi pelajaran, yang
siswa
mengakibatkan hasil belajar ekonomi
aktivitas siswa dalam belajar, seperti
siswa menjadi rendah. Hal ini dapat
rendahnya
dilihat dari hasil ulangan harian ekonomi
membaca sumber belajar yang lain
siswa kelas X semester 1 MAN Koto
karena keterbatasan buku penunjang
Berapak masih ditemukan nilai siswa
ekonomi di sekolah. Selain itu siswa juga
disebabkan
karena
kemauan
rendahnya
siswa
untuk
mengatakan bahwa pelajaran ekonomi
terlalu
banyak
teori
atau
hafalan
Dengan adanya keaktifan siswa dalam
mengakibatkan mereka sulit menguasai
proses pembelajaran maka akan tercipta
materi ketika saat ulangan, catatan yang
belajar aktif.
dimiliki kurang lengkap, tidak memiliki
Salah satu usaha yang dapat
buku referensi, guru kurang variatif
dilakukan untuk meningkatkan aktivitas
dalam menyampaikan materi pelajaran
dan hasil belajar siswa yaitu melakukan
karena guru hanya menggunakan metode
perubahan dalam proses pembelajaran
ceramah dan tanya jawab, sehingga
untuk menciptakan suasana belajar yang
dalam belajar mereka cepat merasa bosan
efektif,
karena tidak nyaman dan gelisah selama
menyenangkan, melalui penerapan model
pembelajaran berlangsung.
pembelajaran yang menekankan pada
Menurut Slameto (2010:54-71)
kreatif,
kemampuan
menantang
berfikir
siswa
dan
untuk
rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
memecahkan masalah, sehingga siswa
oleh
faktor
dapat mengkonstruksi pengetahuan-nya
faktor
sendiri dan memberi makna melalui
eksternal(external factor).Faktor internal
pengalaman nyata, yaitu melalui model
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
pembelajaran inquiry. Menurut Amri
siswa
(2013:3)
dua
faktor,
internal(internal
itu
kemampuan,
yaitu;
factor)
dan
sendiri,
antara
lain:
minat,
motivasi
dan
ketepatan
pembelajaran
dapat
memilih
model
meningkatkan
aktivitas. Sedangkan faktor eksternal
pemahaman dan hasil belajar siswa.
adalah faktor yang berasal dari luar diri
Dengan menerapkan model pembelajaran
siswa,
guru,
inquiry pada mata pelajaran ekonomi
pendapatan orang tua dan masyarakat. Di
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
antara beberapa faktor tersebut, faktor
belajar siswa dan pada akhirnya akan
guru dan aktivitas belajar siswa sangat
meningkatkan hasil belajar siswa.
antara
berpengaruh
lain:
terhadap
faktor
keberhasilan
Berdasarkan uraian diatas, maka
proses pembelajaran. Menurut Mulyono
penulis tertarik untuk menelitinya dalam
(2001:28) aktivitas adalah suatu kegiatan
bentuk tesis dengan judul: “Perbedaan
atau keaktifan atau segala sesuatu yang
Hasil Belajar Ekonomi Menggunakan
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
Model Inquiry Dengan Konvensional
terjadi baik fisik maupun non fisik.
Dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X di
MAN Koto Berapak dan MAN Salido
waktu tertentu (Sukmadinata, 2010:223).
Kabupaten Pesisir Selatan”.
Instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian ini ada dua macam, yaitu: 1) Instrumen tes tertulis tentang materi yang
2. METODE PENELITIAN
telah dipelajari, 2) Instrumen angket Penelitian
termasuk
jenis
aktivitas
eksperimen
yang
instrumen diuji cobakan, terlebih dahulu
diberikan perlakuan (treatment), dan
disusun kisi-kisi butir pernyataan dan
diakhiri
butir
penelitian
ini
quasy
dengan
pemberian
evaluasi
belajar.
soal
tes.
Sebelum
Menurut
kedua
Arikunto
(post-test). Populasi dan sampel dalam
(2006:162), “Kisi-kisi adalah sebuah
penelitian ini adalah siswa kelas X MAN
tabel yang menunjukkan hubungan antara
Koto Berapak Kabupaten Pesisir Selatan
hal-hal yang disebutkan dalam baris
yang terdaftar pada semester 1 tahun
dengan hal-hal yang disebutkan dalam
ajaran 2015/2016 total keseluruhannya
kolom”.
adalah
54
orang siswa.
Sedangkan
Angket aktivitas belajar, disusun
sampel dalam penelitian ini adalah siswa
menggunakan skala Likert dalam bentuk
kelas yaitu kelas X.1 sebagai kelas
pernyataan positif dan pernyataan negatif
kontrol dan kelas X.2 sebagai kelas
dan dilengkapi dengan lima alternatif
eksperimen, yang terdiri dari 27 orang
pilihan jawaban, yaitu pernyataan positif
siswa kelas eksperimen dan 27 orang
dengan skor 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan
siswa kelas kontrol.
negatif dengan skor 1, 2, 3, 4, 5. Jumlah
Teknik yang digunakan untuk
pernyataan pada angket aktivitas belajar
mengumpulkan data penelitian ada dua,
ini sebanyak 60 pernyataan yang diuji
yaitu: angket aktivitas belajar dan tes
cobakan
hasil
daftar
Sedangkan untuk instrumen soal tes
pernyataan yang diberikan kepada orang
berbentuk pilihan ganda (multiple choice)
lain yang bersedia memberikan jawaban
dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 40
sesuai
pengguna
butir soal, yang diuji cobakan kepada 27
(Riduwan, 2010:99). Sedangkan tes hasil
orang siswa. Setelah uji coba angket
belajar
aktivitas belajar dan soal, dilakukan
belajar.
dengan
adalah
Angket
adalah
permintaan
mengukur
hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa selama kurun
analisis
kepada
untuk
27
orang
mengetahui
siswa.
validitas,
reliabilitas, dan tingkat kesukaran serta
rendah, dan uji hipotesis. menggunakan
daya pembeda soal.
ANOVA dua arah (Two-Way Anova).
Berdasarkan hasil analisis data uji
ANOVA
mempunyai
kemampuan
coba terhadap 27 orang siswa, diperoleh
membeda kan antar banyak kelompok
hasil validitas dan realibilitas aktivitas
dengan resiko kesalahan yang kecil, juga
belajar
item.
dapat memberi informasi tentang ada
Menggunakan Hasil ini diperoleh dengan
tidaknya interaksi antar variabel bebas
menggunakan SPSS version 16.0 dengan
sehubungan dengan pengukuran terhadap
menggunakan
variabel
sebanyak
46
butir
perhitungan
nilai
terikat
dan
signifikansi
Corrected Item-Total Corelation untuk
perbedaan diuji dengan F tes (Irianto,
validitas dan Cronbach Coefficient Alpha
2010:218).
untuk mengukur realibilitas. Item yang dinyatakan valid apabila rhitung> rtabel
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(0,381).
Hasil Penelitian
Nilai
Cronbach
Coefficient
Data aktivitas belajar ekonomi
alpha diperolah sebesar 0,915. Ini berarti angket untuk variabel aktivitas belajar
siswa
siswa adalah reliabel dan sudah dapat
melalui
penyebaran
dipergunakan untuk analisis berikutnya,
belajar
siswa
karena nilainya sangat tinggi. Instrumen
ekonomi yang disebarkan kepada siswa
tes hasil belajar setelah dilakukan uji
kelas X.I dan X.2 yang menjadi sampel
coba, diukur validitas, realibiltas dan
penelitian. Setelah diberikan angket pada
daya beda serta tingkat kesukaran soal,
kedua kelas sampel, maka diperoleh data
maka diperoleh 33 soal yang valid.
aktivitas
Teknik
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripitf dan analisis induktif. Sebelum melakukan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu
uji
normalitas
homogenitas,pengelompokkan
dan
uji data
berdasarkan aktivitas tinggi dan aktivitas
diperoleh
di
pada
awal
penelitian
angket
aktivitas
mata
pelajaran
belajar siswa pada tabel 2
berikut ini : Tabel 2 Deskripsi Variabel Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Kelas Kontrol Eksperimen No Indikator TCR Krite TCR Krite Mean Mean (%) ria (%) ria Mendengar 1 3,653 73,06 Baik 3,051 61,02 Baik kan Menulis 2 atau 3,245 64,91 Baik 3,102 62,04 Baik Mencatat 3 Membaca 3,412 68,23 Baik 3,074 61,48 Baik 4 Menging 3,272 65,43 Baik 3,247 64,94 Baik
at Berpikir 3,311 66,22 Baik 3,393 67,85 Latihan 6 atau 3,34 66,8 Baik 3,355 67,09 Praktek Rerata 3,372 67,44 Baik 3,203 64,07 Sumber : Pengolahan data primer 2015 5
Berdasarkan
tabel
2
Baik
64,91% siswa kelas eksperimen yang
Baik
melakukan
aktivitas
menulis
atau
Baik
mencatat sendiri materi yang mereka anggap penting tanpa diperintah oleh
dapat
guru. Sedangkan kelas kontrol, indikator
dijelaskan tentang aktivitas belajar siswa
terendahnya
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
dengan nilai rata-rata 3,05 dan TCR
Pada
kator
61,02% termasuk dalam kriteria baik. Hal
tertinggi adalah mendengarkan dengan
ini berarti hanya sebesar 61,02% siswa
nilai rata-rata 3,65 dan TCR 73,06%
kelas kontrol yang melakukan aktivitas
termasuk dalam kriteri baik. Hal ini
mendengarkan
berarti sebesar 73,06% siswa kelas
menjelaskan materi pelajaran.
kelas
eksperimen
indi
eksperimen yang melakukan aktivitas mendengar,
baik
adalah
mendengarkan
pada
saat
guru
Berdasarkan nilai rerata dan TCR
mendengarkan
di atas, maka rerata keseluruhan variabel
pertanyaan dan pendapat dari temannya
aktivitas belajar kelas eksperimen sebesar
dalam berdiskusi maupun penjelasan dari
3,37 dan TCR 67,44% dengan kategori
guru. Sedangkan kelas kontrol indikator
baik. Sedangkan di kelas kontrol rerata
tertingginya adalah berpikir, dengan nilai
keseluruhan variabel aktivitas belajar
rata-rata 3,39 dan TCR 67,85% juga
sebesar 3,20 dan TCR 64,07% dengan
masuk dalam kriteria baik. Hal ini berarti
kategori baik. Jika dibandingkan diantara
sebesar 67,85% siswa kelas kontrol
kedua kelas sampel tersebut, maka kelas
melakukan
dalam
eksperimen memiliki rerata yang lebih
menjawab pertanyaan, baik secara lisan
tinggi daripada kelas kontrol. Maka dapat
maupun
disimpulkan
akitvitas
tulisan
berpikir
serta
dalam
bahwa
aktivitas
belajar
menyelesaikan soal-soal ekonomi yang
siswa kelas eksperimen sebesar 67,44%
diberikan oleh guru.
yang menerapkan model pembelajaran
Selanjutnya
kelas
eksperimen
inqury lebih baik daripada kelas kontrol
dengan indikator terendah yaitu menulis
yang menerapkan model pembelajaran
atau mencatat dengan nilai rata-rata 3,24
konvensional.
dan TCR 64,91% termasuk dalam kriteria baik. Hal ini berarti hanya sebesar
Data hasil belajar diambil dari hasil
tes
yang
dilakukan
setelah
menerapkan
model
pembelajaran
dimasing-masing kelas sampel. Kelas
kontrol masih berada di bawah nilai KKM, yaitu 80.
eksperimen menggunakan model inquiry,
Nilai
median
pada
kelas
sedangkan di kelas kontrol menggunakan
eksperimen adalah 82, artinya 50% dari
model konvensional. Hasil dari olahan
27
data diperoleh distribusi frekuensi hasil
memperoleh nilai dibawah 82, dan 50%
belajar ekonomi siswa pada tabel 3
lainnya memperoleh nilai diatas 82.
berikut ini:
Sedangkan nilai median kelas kontrol 79,
orang
siswa
kelas
eksperimen
artinya 50% dari 27 orang siswa kelas Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Kelas Kontrol No Interval Eksperimen Ket Fi % Fi % 1
91 - 88
6
22
2
7,41
Tuntas
2
87 - 84
4
15
4
14,81
Tuntas
3
83 - 80
5
19
6
22,22
4
79 - 76
6
22
7
25,93
5
75 - 72
3
11
3
11,11
6
71 - 68
3
11
3
11,11
7
67 - 64
0
0
2
7,41
Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
27
100
100
kontrol memperoleh nilai dibawah 79, dan 50% lainnya memperoleh nilai diatas 79. Ini dapat diartikan bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai mode pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 82. Artinya, siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat dilakukan postest banyak
Jumlah
27
Mean
80,66
78,33
Median
82
79
Mode Standar Deviasi Varian
82
82
kelas sampel sama-sama memiliki hasil
6,516
6,244
belajar yang bagus.
42,46
39
Min
70
67
Max
91
88
memperoleh nilai 82. Ini berarti kedua
Standar deviasi merupakan ratarata penyimpangan setiap skor dengan
Sumber : Pengolahan Data Primer 2015
mean skornya. Standar deviasi untuk Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata
hasil
belajar
siswa
kelas
eksperimen adalah 80,66 sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 78,33. Ini berarti bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen sudah berada diatas nilai KKM dan kelas
kelas eksperimen adalah sebesar 6,52. Artinya, bahwa tingkat penyimpangan masing-masing
nilai
rata-rata
pada
postest adalah
6,52. Dan pada kelas
kontrol sebesar 6,24, artinya tingkat penyimpangan masing-masing nilai ratarata pada postest adalah 6,24. Jika dilihat
dari penyebaran data dari kedua kelas
Berdasarkan uraian di atas, bahwa
sampel tersebut, kelas kontrol memiliki
hasil
standar deviasi lebih kecil daripada kelas
eksperimen dengan menerapkan model
eksperimen. Maka dapat disimpulkan
pembelajaran
bahwa, kelas kontrol penyebaran datanya
daripada kelas kontrol yang menerapkan
lebih baik daripada kelas eksperimen.
model pembelajaran konvensional.
Varian merupakan petunjuk atas
belajar
dan
kelas
selanjutnya
diperoleh
sebesar
Inquiry
siswa
kelas
lebih
tinggi
Setelah melakukan uji normalitas
baik buruknya distribusi skor. Varian eksperimen
ekonomi
homogenitas,
maka
adalah
langkah
melakukan
uji
42,46, sedangkan varian kelas kontrol
hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian
adalah sebesar 39. Jadi dapat lihat, varian
ini menggunakan ANOVA dua arah dan
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
kriteria untuk menolak atau menerima Ho
varian kelas kontrol. Ini berarti distribusi
berdasarkan pada tingkat Significance
skor kelas kontrol lebih baik daripada
yang telah ditentukan, yaitu jika Sig < α
kelas eksperimen. Kelas eksperimen nilai
maka Ho ditolak dan sebaliknya jika Sig
terendahnya adalah 70 dan kelas kontrol
> α maka Ho diterima.
adalah 67. Ini berarti, siswa kelas
Berdasarkan
hasil
perhitungan
eksperimen dalam belajar lebih cepat
ANOVA dua arah didapat nilai R
memahami
pelajaran
Squared sebesar 0,707, artinya variabel
daripada kelas kontrol. Jadi berdasarkan
model pembelajaran dan aktivitas belajar
nilai terendahnya, kelas eksperimen lebih
menjelaskan hasil belajar ekonomi siswa
baik daripada kelas kontrol.
sebesar 70,7%. Hasil pengujian hipotesis
dan
menyerap
Kelas eksperimen nilai tertinggi-
dapat dilihat : (1) Hasil belajar ekonomi
nya adalah 91 dan kelas kontrol adalah
siswa yang diajar dengan menggunakan
88. Ini berarti, siswa kelas eksperimen
model inquiry secara signifikan tidak
dalam belajar lebih cepat memahami dan
lebih
menyerap
pelajaran
kelas
ekonomi siswa yang diajar dengan
kontrol.
Jadi
nilai
menggunakan model konvensional. (2)
daripada
berdasarkan
tinggi
belajar
daripada
ekonomi
hasil
siswa
belajar
tertingginya, kelas eksperimen lebih baik
Hasil
yang
daripada kelas kontrol.
memiliki aktivitas belajar tinggi lebih tinggi secara signifikan daripada siswa
yang memiliki aktivitas belajar rendah.
lajaran hanya mempengaruhi materi
(3) tidak terdapat interaksi antara model
pelajaran.
pembelajaran dan aktivitas belajar yang
Model pembelajaran inquiry
mempengaruhi hasil belajar ekonomi
dapat meningkatkan aktivitas dan
siswa.
hasil belajar siswa, karena siswa selama belajar dapat mengkonstruksi pengetahuannya untuk menemukan
Pembahasan Dari
hasil
analisis
data
dan
sendiri jawaban atas permasalahan
pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
yang
maka
mengemukakan
pengalaman siswa lebih terintegrasi.
pembahasan dari hasil penelitian sebagai
Sesuai dengan pendapat Mulyati-
berikut :
ningsih (2012:235) “Inquiry adalah
1. Hasil belajar ekonomi siswa yang
model yang melibatkan peserta didik
penulis
diajar
akan
dengan
menggunakan
dirumuskan
sehingga
dalam proses pengumpulan data dan
model inquiry lebih tinggi dari
pengujian
pada hasil belajar ekonomi siswa
membimbing peserta didik untuk
yang diajar dengan menggunakan
menemukan
model
mengamati perubahan pada praktik
konvensionaltapi
tidak
uji
signifikan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat diketahui nilai rata-
diajarkan
dengan
model
pengertian
coba,
dan
pengetahuan
guru
baru,
memperoleh
berdasarkan
penga-
laman belajar mereka sendiri”.
rata hasil belajar ekonomi siswa yang
hipotesis,
Model merupakan
pembelajaraninquiry model
pembelajaran
pembelajaran inquiry yaitu sebesar
yang membuat siswa lebih aktif
80,67 lebih tinggi dari nilai rata-rata
dalam
proses
pembelajaranbaik
hasil belajar ekonomi siswa yang
secara
individu
maupun
diajarkan dengan model pembe-
lompok, karena guru merupakan nara
lajaran konvensional yaitu sebesar
sumber
78,33 tetapi tidak signifikan. Hal ini
memberikan suatu masalah berupa
berarti
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa,
dalam
kurikulum
tingkat
satuan pendidikan model pembe-
kemudian
yang
siswa
tugasnya
diajak
berke-
hanya
untuk
memecahkan
masalah
tersebut
belajar siswa yang rendah. Pembelajaran
melalui pengamatan eksplorasi atau
yang
memilih prosedur penelitian untuk
mengakibatkan siswa menjadi bosan dan
memperoleh jawabannya. Prosedur
kurang
penelitian yang dimaksudkan dalam
pembelajaran.
model inquiry pada mata pelajaran
didominasi
oleh
bersemangat
siswa
yang
cepat
guru,
mengikuti
memahami
ekonomi adalah siswa merumuskan
materi akan bekerja sendiri, sebaliknya
permasalahan dari materi, merumus-
siswa yang lambat memahami materi
kan hipotesis, mengumpulkan data,
tidak termotivasi untuk lebih giat karena
dan menarik kesimpulan. Hal ini
mereka sudah merasa kalah terlebih
juga diungkapkan oleh Mulyasa
dahulu. Selanjutnya model pembelajaran
(2005:109) bahwa kegiatan-kegiatan
inquiry yang telah peneliti laksanakan di
inquiry meliputi :
kelas eksperimen dengan membagi siswa
1) Mengajukan
pertanyaan-perta-
nyaan tentang fenomena alam. 2) Merumuskan
masalah
yang
ditemukan.
dalam
beberapa
kelompok
yang
heterogen, membagikan buku ekonomi sebelum peneliti mengajukan permasalahan, setiap kelompok merumuskan
3) Merumuskan hipotesis.
masalah,
4) Merancang
membaca
dan
melakukan
eksperimen.
masing-masing buku
kelompok
ekonomi
untuk
merumuskan hipotesis, perwakilan dari
5) Mengumpulkan
dan
meng-
analisis data.
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
6) Menarik kesimpulan, mengem-
Kelompok
yang
mempresentasikan
bangkan sikap ilmiah, yakni:
kemudian menjawab pertanyaan dari
objektif, jujur,hasrat ingin tahu,
kelompok lain dan guru membantu
terbuka,
mempertegas jawaban dari kelompok
berkemauan,
dan
tanggung jawab. Hasil belajar kelas kontrol yang
yang materi.
presentasi Adapun
sebagai sasaran
penegasan utama
diajarkan dengan model pembelajaran
pembelajaran inquiry menurut Trianto
konvensional kurang begitu mendapat
(2007:137) adalah: 1) keterlibatan siswa
respon, hal ini dapat dilihat dari hasil
secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar, 2) keterarahan kegiatan secara
“Belajar
logis
(Learning By Doing)”. Dari hasil uji
dan
sistematis
pada
tujuan
dengan
melakukan
pembelajaran, 3) mengembangkan sikap
hipotesis
yang sudah dilakukan,
percaya pada diri siswa tentang apa yang
dapat
ditemukan dalam proses inquiry.
signifikan terdapat perbedaan hasil
diketahui
bahwa
secara
Setelah dua kali tatap muka
belajar siswa yang memiliki aktivitas
dilaksanakan, pada pertemuan ketiga
belajar tinggi berbeda dengan hasil
peneliti mengadakan tes, ternyata hasil
belajar siswa yang memiliki aktivitas
belajar siswa kelas eksperimen lebih
belajar
tinggi
eksperimen maupun dikelas kontrol.
dari
kelas
kontrol.
Model
pembelajaran inquiry ini juga telah
rendah,
Pada
kelas
baik
dikelas
eksperimen,
dibuktikan oleh Sari (2015) terjadi
kelompok siswa dengan aktivitas
peningkatan hasil belajar siswa setelah
belajar
penerapan model inquiry learning.
hasil belajar 85,6 dan rata-rata
tinggi memiliki rata-rata
kelompok siswa dengan aktivitas 2. Hasil belajar ekonomi siswa yang
rendah 75,08. Sedangkan pada kelas
memiliki aktivitas belajar tinggi
kontrol, kelompok siswa dengan
dengan aktivitas belajar rendah
aktivitas belajar tinggi memiliki rata-
pada
secara
rata 84 dan rata-rata hasil belajar
signifikan berbeda dengan hasil
kelompok siswa dengan aktivitas
belajar
yang
rendah sebesar 74 artinya, hasil
memiliki aktivitas belajar tinggi
belajar siswa yang memiliki aktivitas
dengan aktivitas belajar rendah
belajar tinggi berbeda dengan hasil
pada model konvensional.
belajar siswa yang memiliki aktivitas
model
inquiry
ekonomi
siswa
Aktivitas belajar siswa dalam
belajar rendah. Ini dapat disimpulkan
proses belajar mengajar merupakan
bahwa, hasil belajar siswa kelas
hal yang sangat penting, sehingga
eksperimen yang memiliki aktivitas
John
tokoh
belajar tinggi berbeda dengan hasil
mengemukakan
belajar siswa kelas kontrol yang
Dewey
sebagai
pendidikan pentingnya
prinsip
ini
melalui
memiliki aktivitas belajar rendah.
metode proyeknya dengan semboyan
Hasil penelitian tersebut didukung
oleh
penelitian
dengan
Nurwati
(2010)
inquiry
dapat
model
mengarahkan
peserta
didik
dalam
mempelajari sebuah materi pelajaran”.
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Hasil
penelitian
lebih
lanjut
menemukan bahwa pada siswa yang 3. Interaksi yang signifikan antara
memiliki aktivitas belajar tinggi yang
model pembelajaran dan aktivitas
diajarkan dengan model konvensional
belajar terhadap
ada yang memperoleh nilai tinggi. Hal
hasil
belajar
tersebut ditunjukkan oleh siswa yang
ekonomi.
memiliki aktivitas belajar tinggi, maka Tabel 4 Interaksi Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar ekonomi Model Pembelajaran Aktivitas Konvensional Inquiry (A1) (A2) Tinggi (B1) 85,86 84 Rendah (B2) 75,08 74 Sumber : Pengolahan Data Primer 2015
mereka akan mendapat hasil belajar yang optimal. Sedangkan siswa yang memiliki hasil
belajar
eksperimen,
rendah
pada
mengindikasikan
kelas bahwa
siswa di kelas eksperimen tersebut Dari tabel 4 dapat dilihat rata-rata hasil
belajar
aktivitas
siswa
belajar
yang
tinggi
memiliki di
kelas
eksperimen sebesar 85,86 dan di kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa 84. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah di kelas eksperimen sebesar 75,08 dan kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa 74. Ini
menunjukkan
bahwa
model
pembelajaran tidak mempengaruhi hasil belajar siswa tetapi mempengaruhi materi pelajaran.
Sesuai
dengan
pendapat
Suprijono (2009:91) menyatakan bahwa “model pembelajaran inquiry merupakan model
pembelajaran
digunakan
secara
yang
dapat
efektif
untuk
memiliki aktivitas belajar rendah. Dari hasil penelitian ditemukan hasil belajar ekonomi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional tetapi tidak signifikan. Maka dapat disimpulkan siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi akan memperoleh hasil belajar yang tinggi dan siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Tetapi aktivitas belajar dan model pembelajaran tidak saling berinteraksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut :
mempengaruhi hasil belajar ekonomi siswa. Model pembelajaran inquiry yang diterapkan oleh guru dapat meningkatkan aktivitas
belajar
dan
hasil
ekonomi
siswa.
Model
belajar
inquiry
ini
bersifat oriented dan kooperatif, dimana Gambar 1.Grafik Interaksi Model Pembelajaran Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan
gambar
siswa diatas
terlihat kedua garis tidak berpotongan, ini berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar yang mempengaruhi
hasil
belajar,
karena
gambar terbentuk dalam keadaan sejajar antara model pembelajaran dan aktivitas belajar.
Peningkatan
hasil
belajar
penjelasan diarahkan
belajarnya sehingga cenderung terus mempertahankan posisinya. Sedang kan siswa yang memiliki aktivitas rendah tidak ada keinginan untuk meningkatkan
hanya
dari
mendengarkan
guru
untuk
tetapi
siswa
mengembangkan
kemampuan berpikir yang inovatif dan kreatif.
Sehingga
siswa
mampu
menemukan konsep dan prinsip-prinsip yang dapat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi karena siswa mengalaminya secara langsung. Dari pembahasan penelitian diatas
disebabkan siswa yang memiliki aktivitas tinggi sudah terbiasa dengan aktivitas
tidak
dapat disimpulkan bahwa semua guru bisa meningkatkan hasil belajar siswa dengan aktivitas belajar, apapun bentuk model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
hasil belajarnya melebihi siswa yang lebih baik.
4.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian di atas, bahwa aktivitas belajar dan model pembelajaran mempengaruhi hasil belajar ekonomi siswa, namun model pembelajaran dan aktivitas belajar tidak saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran inquiry denganModel pembelajaran konven-
sional terhadap hasil belajar ekonomi
belajar
siswa pada kelas X MAN Koto
pembelajaran dan aktivitas belajar
Berapak
mempunyai posisi sendiri terhadap
di
Kabupaten
Pesisir
Selatan. Hal ini dapat diketahui dari tingkat
signifikannya
besar
siswa,
dimana
model
hasil belajar ekonomi.
dari
Ada beberapa saran yang penulis
alpha (0,115 > 0,05), dan rata-rata
ungkapkan yang mungkin bermanfaat
hasil belajar ekonomi siswa di kelas
untuk meningkatkan hasil belajar siswa
eksperimen dan di kelas kontrol
sebagai berikut :
(80,67 dan 78,33).
1. Bagi Guru
2. Siswa kelas X MAN Koto Berapak
Untuk
di Kabupaten Pesisir Selatan yang
pembelajaran,
memiliki aktivitas tinggi, rata-rata
memilih dan menerapkan berbagai
hasil belajar ekonominya berbeda
macam model pembelajaran sebagai
dengan
alternatif
siswa
yang
memiliki
mencapai
tujuan
hendaknya
pembelajaran.
guru
Sehingga
aktivitas rendah, dimana siswa yang
siswa tidak cepat bosan dengan
memiliki aktivitas belajar tinggi rata-
kegiatan
rata hasil belajarnya lebih tinggi dari
dilaksanakan, salah satunya adalah
pada siswa yang memiliki aktivitas
model pembelajaran inquiry. Model
rendah.
pembelajaran
Jadi,
aktivitas
belajar
pembelajaran
inquiry
yang
membawa
memberikan pengaruh yang positif
siswa untuk belajar lebih aktif dan
terhadap hasil belajar ekonomi.
dapat meningkatkan aktivitas belajar
3. Tidak ada interaksi antara penerapan
siswa.
Dengan
meningkatnya
model pembelajaran dengan aktivitas
aktivitas belajar siswa maka hasil
belajar
belajar ekonomi siswa menjadi lebih
terhadap
hasil
belajar
ekonomi siswa, karena nilai F yang diperoleh tingkat
sebesar
0,088
signifikannya
dengan
2. Bagi siswa
dari
Siswa diharapkan lebih aktif
alpha (0,768> 0,05). Dengan tidak
bertanya mengenai hal yang belum
adanya
model
diketahui dan lebih aktif mengeluar-
pembelajaran dan aktivitas belajar
kan pendapat pada saat pembela-
tidak saling mempengaruhi hasil
jaran. Hal tersebut dikarenakan siswa
interaksi,
besar
baik.
berarti
masih kurang aktif dalam bertanya, membaca
buku,
mengeluarkan
pendapat dan mengerjakan latihan atau tugas-tugas. Dengan aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti berikutnya yang tertarik untuk meneliti dengan model pembelajaran inquiry, perlu memperhatikan waktu yang tersedia, materi pelajaran yang cocok dengan model pembelajaran inquiry, sarana dan prasarana yang mendukung, dan pembagian kelompok. Pembagian kelompok sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok terdiri dari tiga sampai empat
orang, agar
mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013, Jakarta: PT. Prestasi Pustaka
Arikunto. 2006.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Irianto, Agus. 2010. Statistik Kosep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfebeta Mulyono, Anton. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riduwan. 2010. Metode Dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung : Alfabeta. Slameto.2010. Belajar Dan FaktorFaktor Yan Mempengaruhinya. Bandung: PT.Rineka Cipta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2009 Cooperative Learning Jokyakarta : Pustaka Pelajar. Trianto.2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,LandasanDan ImplementasinyaPada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).Jakarta: Kencana Prenada Media Group.