PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014
Oleh: Masnurdiyansyah Gestama NIM: 1112081000139
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Masnurdiyansyah Gestama
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 30 September 1993
3. Alamat
: Jl. Sedap Malam A-2/29 Pamulang Indah (M.A),
Kelurahan
Kecamatan
Pamulang
Pamulang,
Kota
Timur, Tangerang
Selatan, Provinsi Banten 4. Telepon
: 085717072380
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1. SD Dharma Karya UT
Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 68 Jakarta
Tahun 2005-2008
3. MAN 4 Jakarta
Tahun 2008-2011
4. Program Profesional TI Perbankan Syariah,
Tahun 2011-2013
CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia 5. Program Sarjana S1 Manajemen,
Tahun 2012-2015
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Pelatihan Pengaplikasian MYOB Accounting
Tahun 2011
2. Pelatihan Diagram Alur Logika GPSJakarta Consulting
Tahun 2011
3. Kuliah Informal Ekonomi Islam FSI FE UI
Tahun 2011
4. Kurus Bahasa Inggris LBPP LIA
Tahun 2012
5. Pelatihan Software Ekonomika Bank Mini FEB UIN
Tahun 2014
6. Sekolah Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015
v
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Rohis SMPN 68 Jakarta
Tahun 2007-2008
2. Sekretaris Umum Ikatan Remaja Masjid An-Naas
Tahun 2011-2015
3. Sekretaris Umum KomDa FEB LDK Syahid UIN
Tahun 2013-2014
4. Staff Departemen Kemahasiswaan BEM FEB
Tahun 2013-2014
5. Koordinator Departemen Ekonomi Kreatif DEMA FEB Tahun 2015-2016
V. KEPANITIAAN 1. Anggota Divisi Perlengkapan Muharram Fair 2013 oleh KomDA FEB LDK 2. Ketua Divisi Perlengkapan Acara EKSPRESI 2014 (Eksplorasi Potensi Diri Islami) oleh LDK Syahid UIN Jakarta 3. Mentor Acara OPAK 2014 (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) oleh BEM FEB UIN 4. Wakil Ketua Acara Company Visit BEI 2014 oleh Komda FEB LDK Syahid 5. Ketua Panwaslu FEB Acara Pemilihan Umum Raya UIN 2014 6. Mentor Acara OPAK 2015 (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) oleh DEMA FEB UIN 7. Steering Commitee Acara Economy Expo 2015 oleh DEMA FEB UIN
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of Mudharaba, Musyaraka, Financing to Deposit Ratio (FDR), and Inflation towards Profitability on Sharia Banking of Indonesia. This research using sharia bank has listed in Bank of Indonesia. The sampling technique used in this research is purposive sampling. Sharia banks are selected as the object of study as many as 7 BUS are still active in financing for five years of research to be analyzed as a sample. The data using in this research was 5 years from 2010 until 2014 periods which yearly data published financial reports sharia banking. This research used econometric and multiple linear regression techniques with methods of Ordinary Least Square (OLS) using the computer program of Eviews version 8.0 and Microsoft Excel 2013 with a significance level of alpha 0,050. The result of this research has find that the partially variable mudharaba has a positive to profitability with value 0,0008, musyaraka has a negative to profitability with value 0,0447, Whereas Financing To Deposit Ratio (FDR) and inflation doesn’t affect to profitability with value 0,5756 and 0,0680. And the relationship between the independent variable on the dependent variable is equal to 37,83%, which means that the rest is equal to 8,28% influenced by other variables not included in the model. Keywords : Mudharaba, Musyaraka, Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi, and Profitability.
vii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan mudharabah, musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah. Penelitian ini menggunakan sampel bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Bank umum syariah yang terpilih sebagai objek penelitian sebanyak 7 BUS yang masih aktif dalam pembiayaan dan selalu ada selama lima tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel.. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2014 yang telah dipublikasikan oleh bank umum syariah. Penelitian ini ekonometrik dan teknik regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menggunakan program computer Eviews versi 8.0 dan Microsoft Excel 2013 dengan tingkat signifikansi alfa 0,050. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas dengan nilai 0,0008, musyarakah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dengan nilai 0,0447, sedangkan variabel FDR dan inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan nilai 0,5756 dan 0,0680. Dan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 37,83%, yang berarti bahwa sisa nya sebesar 8,28% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Kata Kunci : Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi, dan profitabilitas
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang mengadakan dan Yang mengembalikan makhluk-Nya, Yang Maha Membuat apa yang Dia kehendaki. Pemilik arsy yang agung, Pemberi petunjuk kepada hamba-hamba pilihan-Nya menuju aturan (manhaj)-Nya yang lurus dan “jalan” yang kokoh. Pemberi nikmat kepada mereka setelah menyatakan syahadat tauhid dengan memelihara akidah mereka dari kegelapan akibat keraguan dan kebimbangan. Syukur Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang telah dilimpahkan, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2010-2014”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
ix
1. Ibunda Nurmaini dan ayahanda Dr. Masno Marjohan, S.E., M.M tercinta yang telah memberikan dukungan moral, material, spiritual, kasih sayang, cinta, dan tidak pernah berhenti mendoakan serta mendidik penulis dengan penuh kesabaran. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini yang tidak terhingga. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada ibunda tercinta, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya meskipun tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka berikan, aamiin Ya Robbal ’Alamin. 2. Adikku tercinta Annisa Nurlita Putri yang turut memberikan dukungan serta doa kepada penulis. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada adikku kelak menjadi anak yang sholehah, anak kebanggaan kedua orangtua maupun keluarga serta cepet lulus kuliah nya, sehingga tercapai semua cita-citanya, aamiin Ya Robbal ’Alamin. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Bapak Dr. Amilin, S.E.Ak, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M.H, sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
x
6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, S.E., M.A.B, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis. 8. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis 9. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E., M.Si sebagai Dosen Penasehat Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini. 10. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, M.M yang telah banyak membantu dan memberikan jalan bagi kami di konsentrasi MIPS ini. 11. Ibu Titi Dewi Warnida, S.E., M.M, sebagai Ketua Jurusan Manajemen 12. Ibu Ella Patriana, M.M, sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen 13. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis 14. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred, Pak Ali, Bu Halimah, Pak Rahmat, Pak Bonik, Pak Sofyan, Bang Arkom, dan Mas Ajiz
xi
15. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan. 16. Sahabat-sahabatku yang telah kuanggap sebagai keluargaku Hafidz Nurizal, Nino Megiawan, Ahmad Rozali, Alfin Nurfaiz, Pramonosidi Wijanarko, Subarkah Yudi Wijaya, Riyan Apriansyah, dan Rindo Khossario. 17. Keluarga besar Komda FEB LDK Syahid periode 2014/2015, keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa FEB periode 2014/2015, keluarga besar Dewan Eksekutif Mahasiswa FEB periode 2015/2016. Yang telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga dalam kepengurusan ini serta selama masa perkuliahan yang menjadikan pribadi penulis lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga. 18. Teman-teman IRMAS An-Naas Pamulang Timur, seperti Farhan, Ari, Febri, Ferdi, Liga, Edo, Imus, Jimmy, Reza, Anggita, Ka Tisa, Anggi, Ulian, Aa Dadan yang mampu memberikan semangat moril untuk tetap melanjutkan penulisan skripsi ini sama selesai 19. Teman-teman GABUTERS yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam penulisan ini tapi mampu memberikan pengalaman, pelajaran, keceriaan yang begitu berharga, terutama saat trip ke Pulau Pahawang sehingga membuat penulis menjadi bersemangat untuk tetap melanjutkan skripsi ini sampai selesai,
xii
20. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, tetapi mampu memberi semangat moril untuk tetap melanjutkan penulisan skripsi ini sampai dengan selesai. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya ridhaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, 24 Oktober 2015
Masnurdiyansyah Gestama
xiii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ....................................................................
i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ..............................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..........................................................
iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..........................................
iv
Daftar Riwayat Hidup .............................................................................
v
Abstract .....................................................................................................
vii
Abstrak .....................................................................................................
viii
Kata Pengantar ........................................................................................
xi
Daftar Isi ..................................................................................................
xiv
Daftar Tabel .............................................................................................
xviii
Daftar Gambar ........................................................................................
xix
Daftar Lampiran ......................................................................................
xx
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah......................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................
17
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
18
1. Tujuan Penelitian ........................................................
18
2. Manfaat Penelitian .......................................................
19
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................
20
A. Landasan Teori ...................................................................
20
1. Manajemen Keuangan ..................................................
20
BAB II
xiv
BAB III
2. Rasio Keuangan Bank ..................................................
21
3. Pembiayaan ..................................................................
24
4. Al-Mudharabah ............................................................
27
5. Al-Musyarakah .............................................................
31
6. Inflasi ...........................................................................
36
B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat ......
37
1. Pengaruh Mudharabah terhadap Profitabilitas ..............
37
2. Pengaruh Musyarakah terhadap Profitabilitas ................
38
3. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas ...........................
38
4. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas .........................
39
C. Penelitian Terdahulu ...........................................................
39
D. Kerangka Pemikiran ..........................................................
46
E. Hipotesis ............................................................................
48
METODE PENELITIAN .......................................................
50
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
50
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................
50
C. Metode Pengumpulan Data .................................................
51
D. Metode Analisis Data..........................................................
53
1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ....................................
53
a. Uji Normalitas .......................................................
54
b. Uji Multikolinieritas ..............................................
55
c. Uji Heteroskedastisitas ..........................................
55
d. Uji Autokorelasi ....................................................
56
xv
BAB IV
2. Analisis Regresi Linear Berganda .................................
57
3. Uji Hipotesis .................................................................
58
a. Uji Statistik F ........................................................
58
b. Uji Statistik t .........................................................
59
c. Koefisien Determinasi (R2) ....................................
59
E. Operasional Variabel Penelitian ..........................................
59
1. Variabel Dependen .......................................................
60
2. Variabel Independen ....................................................
60
HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................
62
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .........................
62
1. PT Bank Muamalat Indonesia ......................................
62
2. PT Bank BRI Syariah ...................................................
64
3. PT Bank Jabar Banten Syariah .....................................
66
4. PT Bank BNI Syariah ...................................................
68
5. PT Bank Syariah Mandiri .............................................
70
6. PT Bank Syariah Bukopin ............................................
74
7. PT BCA Syariah ..........................................................
76
B. Analisis Deskriptif .............................................................
78
C. Hasil dan Pembahasan .......................................................
80
1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ...................................
80
a. Uji Normalitas .........................................................
80
b. Uji Multikolinieritas ................................................
81
c. Uji Heteroskedastisitas .............................................
82
xvi
d. Uji Autokorelasi ......................................................
84
2. Analisis Regresi Linear Berganda ................................
86
3. Uji Hipotesis .................................................................
88
a. Uji Statistik F...........................................................
88
b. Uji Statistik t ............................................................
89
c. Koefisien Determinasi (R2) ......................................
92
D. Interpretasi .........................................................................
93
1. Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas ..........
94
2. Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas ...........
94
3. FDR terhadap Profitabilitas ...........................................
95
4. Inflasi terhadap Profitabilitas.........................................
96
PENUTUP ...............................................................................
97
A. Kesimpulan.........................................................................
97
B. Saran ..................................................................................
97
Daftar Pustaka .........................................................................................
99
Lampiran .................................................................................................
104
BAB V
xvii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah .......................
3
1.2
Perkembangan Jumlah Pembiayaan di BUS dan UUS .........
8
1.3
Perkembangan Rasio Keuangan di BUS dan UUS ...............
11
2.1
Penelitian Terdahulu ...........................................................
44
3.1
Metode Pengambilan Sampel Penelitian .............................
51
4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................
79
4.2
Hasil Uji Normalitas ...........................................................
81
4.3
Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................
82
4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas ..............................................
83
4.5
Hasil Uji Autokorelasi .........................................................
85
4.6
Hasil Analisis Regresi ........................................................
86
4.7
Hasil Uji F ...........................................................................
89
4.8
Hasil Uji t ............................................................................
90
4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................
93
xviii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Skema al-Mudharabah ........................................................
28
2.2
Skema al-Musyarakah .........................................................
33
2.3
Kerangka Pemikiran ............................................................
47
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Data Penelitian ....................................................................
104
2
Deskriptif Statistik ..............................................................
104
3
Output Hasil Pengujian ........................................................
104
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu ukuran dari kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemajuan perekonominya. Sementara itu, yang menjadi salah satu faktor dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis. Adapun permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan sebagai pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (capital) untuk membiayai usahanya. Meskipun di Indonesia terdapat lembaga keuangan non bank, akan tetapi lembaga keuangan bank yang paling banyak memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan dana (modal) pada dunia bisnis. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan (Kasmir, 2011:13). Maraknya perbankan syariah dewasa ini bukan merupakan gejala baru dalam dunia bisnis syariah. Keadaan ini ditandai dengan semangat tinggi dari berbagai kalangan, yaitu: ulama, akademisi, dan praktisi untuk mengembangkan perbankan tersebut dari sekitar pertengahan abad ke-20. Dewasa ini bank syariah sedang menjadi pilihan bagi pelaku bisnis
1
perbankan sampai dengan pertengahan tahun 2001 (Muhammad, 2008: 1). Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:26) perkembangan perbankan syari’ah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya UU No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syari’ah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bankbank konvensional untuk membuka cabang syari’ah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi bank syari’ah. Langkah Bank Indonesia yang mendorong jumlah pertumbuhan dan perkembangan bank syariah, menyebabkan beberapa bank konvensional membuka unit usaha syariah dan mengembangkan jaringannya. Hingga tahun 2007 terdapat terdapat 3 institusi bank umum syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 26 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 114 BPR Syariah Dalam kiprah bisnis perbankan syariah, Bank Syariah Mandiri merupakan Bank Umum Syariah (BUS) dengan asset terbesar disusul Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Hingga September 2006, asset BSM tercatat sebesar Rp 8,89 Triliun dengan dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan masing-masing sebesar Rp 7,57
2
Triliun dan Rp 7,23 Triliun. Sedangkan aset BMI tercatat Rp 8,05 Triliun dan aset BSMI sebesar Rp 1,964 Triliun. Begitu pula dengan perkembangan laba perbankan syariah, perkembangan laba diambil dari tiga bank umum syariah di Indonesia berkembang cukup pesat yaitu Rp 258,10 miliar laba bank syariah per September 2006 atau meningkat 30,19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 198,25 miliar Statistik perbankan syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) per April menunjukkan FDR perbankan syariah masih berada di level 101 persen dengan total pembiayaan mencapai Rp. 39,726 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp. 39,193 triliun. “Posisi FDR perbankan syariah saat ini sudah terlalu tinggi dan menjadi ancaman serius bagi likuiditas bank. Dampak krisis keuangan global masih terasa dan belum bisa dipastikan akan cepat membaik. Menurut Ahmad Riawan Amin (2009) FDR idealnya berada di posisi 80-90 persen, perbankan harus memperhatikan rasio FDR yang sudah terlampau tinggi dan harus diturunkan dari 101 persen menjadi 80-90 persen. Tabel 1.1 Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah
Kelompok Bank
2010
2011
2012
2013
2014
Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Jumlah Kantor BUS dan UUS
11 23 1477
11 24 1737
11 24 2262
11 23 2588
11 23 2651
158 401
163 402
163 430
BPRS 150 155 286 364 Jumlah Kantor BPRS Sumber : Statistik Perbankan Syariah
3
Tabel 1.1 terlihat perkembangan jumlah lembaga perbankan syariah mengalami peningkatan yang pesat dari tahun per tahun. Pada tahun 2009 lalu terdapat 6 BUS, tahun 2010-2014 meningkat menjadi 11 BUS. Pada tahun 2009 lalu terdapat 25 UUS, kemudian pada tahun 2010 mengalami penurunan yakni sebesar 23 UUS, yang artinya sudah berdiri sendiri menjadi BUS, tahun 2011-2012 terdapat 24 UUS dan kemudian pada tahun 2013-2014 kembali mengalami penurunan menjadi 23 UUS. Pada tahun 2009 terdapat 138 BPRS, tahun 2010 terdapat 150 BPRS, tahun 2011 terdapat 155 BPRS, tahun 2012 terdapat 158 BPRS dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 163 BPRS. Kemudian di tahun 2014 terdapat 163 BPRS yang di mana sama dengan tahun sebelumnya. Sebagaimana dengan bank konvensional, bank syariah juga memiliki peranan sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Untuk itu minat masyarakat dalam menyimpan dana di bank syariah semakin besar, hal ini ditandai dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yang dihimpun BUS dan UUS sepanjang tahun 2014 tercatat tumbuh sebesar 24,4% (yoy), sedangkan pada BPRS mencapai 24,8% (yoy). Dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 27,8% (yoy), pertumbuhan DPK BUS dan UUS tersebut melambat meskipun masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan nasional sebesar 13,6% (yoy). Berdasarkan jenis instrument, perlambatan pertumbuhan terutama terjadi
4
pada giro dan tabungan, masing-masing tumbuh sebesar 4,6% (yoy) untuk giro dan 26,9% untuk tabungan, sementara pertumbuhan deposito masih mencapai 27,2% (Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2014). Dilihat dari perkembangan BUS dan UUS sampai akhir tahun 2014, maka sudah mulai terlihat kepercayaan dan keinginan masyarakat untuk menabung serta melakukan transaksi di Bank Syariah. Jumlah kantor BUS dan UUS yang meningkat secara signifikan sampai tahun 2014 (yoy) ini juga membuktikan bahwa terdapat animo masyarakat terhadap bank syariah sebagai dana pihak ketiga. Faktor lainnya juga terdapat peningkatan secara signifikan jumlah kantor BPRS sampai tahun 2014 (yoy) di dorong dengan tingkat kebutuhan masyarakat dalam melakukan pembiayaan di BPRS ini. Aktivitas ekonomi dan bisnis ditentukan oleh kepentingan utama dalam bidang keuangan. Selama tahun 1900-an, pembahasan ekonomi dan keuangan menekankan pada masalah konsolidasi, merger, dan peraturan pemerintah. Artinya, masalah tersebut memperoleh perhatian yang cukup besar di bidang manajemen keuangan. Setelah keadaan ekonomi mulai meluas pada tahun 1920an, tekanan di bidang keuangan beralih ke masalah cara dan prosedur yang digunakan untuk memperoleh dana perusahaan. (Moeljadi, 2006:1) Produk-produk pembiayaan bank syariah, khususnya pada bentuk pertama, ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan masyarakat ke sektor riil dengan tujuan produktif dalam bentuk investasi bersama
5
(investment financing) yang dilakukan bersama mitra usaha (kreditor) menggunakan pola bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan dalam bentuk investasi sendiri (trade financing) kepada yang membutuhkan pembiayaan menggunakan pola jual beli (murabahah, salam, dan istishna) dan pola sewa (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik) Berdasarkan prinsip dasar produk tersebut, sesungguhnya bank syariah memiliki core product pembiayaan berupa produk bagi hasil yang dikembangkan dalam produk pembiayaan musyarakah dan mudharabah. Meskipun jenis produk pembiayaan dengan akad jual beli (murabahah, salam, dan istishna) dan sewa (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik) juga dapat dioperasionalkan, kenyataannya bank syariah tingkat dunia maupun di Indonesia, produk pembiayaannya masih di dominasi oleh produk pembiayaan dengan akad jual beli (tijarah). Sebagai dinyatakan oleh Karim (2001) bahwa “hampir semua bank syariah di dunia di dominasi dengan produk pembiayaan murabahah, sedangkan sistem bagi hasil sangat sedikit diterapkan, kecuali di dua Negara, yaitu Iran (48%) dan Sudan (62%). Perbankan di Indonesia mengalami perkembangan dengan seiring berkembangnya pemikiran masyarakat tentang sistem syariah yang tanpa mengunakan bunga (riba). Bank terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank konvensional. Kedua jenis bank ini memiliki produk bank yang hampir sama, hanya berbeda pada sistem operasinya. Bank konvensional menggunakan sistem bunga, sedangkan bank syariah menerapkan sistem bagi hasil. Produk bank yang menerapkan sistem bagi hasil adalah pada
6
pembiayaan modal kerja dan investasi dalam bentuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Pembiayaan tidak dapat lepas dari aktivitas bisnis. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan barang atau jasa. Pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya sangat membutuhkan modal usaha. Apabila pelaku tidak memiliki modal secara cukup, maka ia akan berhubungan dengan pihak lain, seperti bank guna mendapatkan suntikan dana (Muhammad, 2015: 16). Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 pasal 1 ayat 12). Sedangkan menurut Muhammad (2005) pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah ini memiliki perbedaan pada pembagian modal dan pengelolaan usaha, serta pembagian keuntungan.
Jika
pembiayaan
mudharabah,
pihak
bank
100%
menyumbangkan modal, sedangkan pihak nasabah hanya mengelola usaha saja.
7
Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Pembiayaan di BUS dan UUS Jenis Pembiayaan Akad Mudharabah
2010 39.844
2011 46.510
2012 48.725
2013 46.461
2014 46.134
Akad Musyarakah
22.799
29.951
40.470
50.267
59.677
Akad Murabahah
586.706
797.912
1.754.412
2.776.068
3.035.995
Akad Istishna’
Akad Ijarah
Akad Qardh
1.335 7.682 207.554
1.491 34.271 489.555
1.846 49.092 617.750
2.568 69.317 535.298
2.699 66.440 426.207
Total
865.920
1.399.690
2.512.295
3.479.979
3.637.152
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Tabel 1.2 terlihat perkembangan jumlah pembiayaan di BUS dan UUS mengalami peningkatan secara signifikan (yoy). Pada tahun 2010 terdapat 865.920 jenis pembiayaan, pada tahun 2011 meningkat menjadi 1.399.690 jenis pembiayaan, pada tahun 2012 terdapat 2.512.295 jenis pembiayaan, kemudian pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 3.479.979 jenis pembiayaan, pada tahun 2014 mengalami peningkatan
sebesar 3.637.152 jenis pembiayaan. Jadi pada data ini mengungkapkan bahwa dalam 5 tahun terakhir jumlah pembiayaan di BSM meningkat sebesar 131%. Pembagian
keuntungan
berdasarkan
besar
modal
yang
disumbangkan. Jika pembiayaan musyarakah, pihak bank dan nasabah sama-sama menyumbangkan modal dan mengelola usaha, biasanya sebesar 60% : 40%. Pembagian keuntungan juga berdasarkan besar modal yang disertakan dalam usaha tersebut. Adanya mismatch antara kebutuhan pembiayaan dan penyediaan asset yang likuidi. Adanya opportunity cost (cost adanya dana yang idle karena di jadikan cadangan) pada dana
8
likuiditas,
bank
harus
membuat
semua
investasi/pembiayaan
menguntungkan setelah mempunyai likuiditas yang cukup. Umumnya, produk pembiayaan bank syariah beroperasi dengan prinsip jual beli (murabahah), prinsip sewa (ijarah), serta bagi hasil (mudarabah). Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 mengenai perbankan, penyediaan dana tidak hanya dalam bentuk kredit, tapi dapat pula berbentuk pembiayaan syariah. Adapun dalam pembiayaan bank syariah yaitu pembiayaan murabahah. Berdasarkan pembiayaan tersebut bank syariah akan berfungsi sebagai penjual yang menyediakan asset yang dibutuhkan oleh nasabah sebagai pembeli, transaksi murabahah tidak harus dalam bentuk pembayaran tangguh (kredit), melainkan dapat juga dalam bentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan mencicil setelah menerima barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus dikemudian hari. (PSAK 102 paragraf: 8). Ada sejumlah alasan kenapa murabahah begitu populer dalam operasi investasi perbankan syariah. Menurut Usmani (2003), pertama, murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan dibandingkan dengan profit and loss sharing cukup memudahkan; kedua, mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan demikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bankbank Islam; ketiga, murabahah menjauhkan dari ketidakpastian yang ada pada pendapatan bisnis-bisnis dengan sistem profit and loss sharing;
9
keempat, murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis, karena bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan hutang-piutang dagang. Dengan fenomena yang tergambar diatas maka dapat dikatakan proyeksi trend pembiayaan masih di dominasi skim murabahah, bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bersifat konsumtif. Kebutuhan yang paling mendesak adalah kebutuhan perumahan dan kendaraan. Tidak hanya itu produk pembiayaan mudharabah tentunya juga memiliki trend yang sangat penting untuk membantu nasabah dalam mendirikan sebuah usaha, dimana bank sebagai penyedia modal dan nasabah sebagai pengelola modal di dalam transaksi ini. Lain halnya dengan akad musyarakah, dimana pihak bank dan nasabah bersama memberikan kontribusi modal dalam sebuah usaha, serta bank tidak hanya berperan sebagai kreditor ataupun debitor pada nasabah tetapi juga berperan sebagai mitra di dalam usaha yang didirikan oleh nasabah tersebut. Tiap produk bank memberikan keuntungan bagi pihak bank, sama halnya dengan kedua pembiayaan investasi tersebut. Keuntungan itu dapat dilihat dari tingkat profitabilitas yang diukur menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio Return On Equity (ROE) yaitu tingkat pengembalian modal bank tersebut. Alasan menggunakan rasio dikarenakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola modal
10
yang dimilikinya untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Rasio ini juga merupakan ukuran kepemilikan bersama dari pemilik bank tersebut. Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha dan digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Dengan kata lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan
untuk
mengukur
tingkat
efektifitas
manajemen
dalam
menjalankan operasional perusahaannya. (Kasmir, 2012: 327) Athanasoglou et al. (2006), menyatakan bahwa profitabilitas bank merupakan fungsi dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor mikro atau faktor spesifik bank yang menentukan profitabilitas. Sedangkan faktor eksternal merupakan variabel-variabel yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank, tetapi faktor tersebut secara tidak langsung memberikan efek bagi perekonomian dan hukum yang akan berdampak pada kinerja lembaga keuangan. Menurut Ogunleye (2001), faktor yang tidak dapat dikontrol atau faktor eksternal dapat mempengaruhi kinerja bank. Tabel 1.3 Perkembangan Rasio Keuangan di BUS dan UUS
Jenis Rasio 2010 2011 2012 CAR 16,25 16,63 14,13 ROA 1,67 1,79 2,14 17,58 15,73 24,06 ROE 3,02 2,52 2,22 NPF 89,67 88,94 100 FDR 80,54 78,41 74,97 BOPO Sumber : Statistik Perbankan Syariah 11
2013 14,42 2,00 13,18 2,62 100,32 78,21
2014 15,94 0,85 8,55 4,04 98,65 82,93
Tabel 1.3 terlihat perkembangan rasio keuangan di BUS dan UUS mengalami fluktuatif (yoy). Rasio keuangan profitabilitas terendah terdapat pada tahun 2014 yakni ROA sebesar 0,85% dan tertinggi terdapat pada tahun 2012 yakni ROE sebesar 24,06%. Sedangkan rasio keuangan likuiditas terendah terdapat pada tahun 2011 yakni FDR sebesar 88,94% dan tertinggi terdapat pada tahun 2013 yakni FDR sebesar 100,32%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa BUS dan UUS terlalu sering dalam menggunakan aset nya namun. Athanasoglou et al., (2006) menyatakan bahwa faktor eksternal yang perlu diperhatikan adalah inflasi, suku bunga dan siklus output, serta variabel yang mempresentasikan karakteristik pasar. Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang dialami. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi selama tahun 2013 di angka 8,38%. Mengutip data BPS, inflasi ini tercatat yang paling tinggi sejak 5 tahun terakhir. Di 2008, inflasi mencapai 11,06% karena dampak krisis ekonomi global. Bank Indonesia (BI) sendiri memprakirakan inflasi keseluruhan tahun 2013 dapat lebih rendah dari 8,5% dan terus menurun dalam kisaran target 4,5±1% pada tahun 2014. Inflasi di 2013 ini
12
juga ditopang akibat kenaikan harga BBM yang menyebabkan harga-harga ikut melambung. Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang dialami oleh Indonesia adalah inflasi yang berkepanjangan. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga barang secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara (Khalwaty, 2000). Revell (1979) menyatakan adanya hubungan antara profitabilitas bank dengan inflasi, dia memberikan catatan bahwa dampak dari inflasi tergantung apakah gaji dan biaya operasional lain yang lebih cepat tinggi dibanding dengan inflasi. Selain itu, sebagian besar penelitian (Bourke 1989; Molyneux & Thornton 1992) melihat adanya hubungan positif antara inflasi atau suku bunga jangka panjang dengan profitabilitas. Serta adanya hubungan negatif antara inflasi dengan profitabilitas bank, seperti dimukakan oleh Uche (1996) dan Ogowewo & Uche (2006). Dari uraian diatas, secara teoritis terdapat hubungan yang erat antara pembiayaan dengan profitabilitas bank syariah. Setiap bank pasti melakukan penghimpunan dana dan mengalokasikan dana nya untuk
13
kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan. Salah satu pengalokasian dana tersebut adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Kedua pembiayaan ini akan menghasilkan laba (profit) sesuai dengan perhitungan bagi hasil (profit sharing) nya. Keuntungan tersebut akan dibagi antara bank dan nasabah sebagai pengelolanya. Keuntungan tersebut akan digunakan untuk mengembalikan modal yang dialokasikan di dalam pembiayaan. Tingkat pengembalian modal tersebut dapat mengukur tingkat profitabilitas suatu bank dengan cara membandingkan keuntungan dan modal yang dmiliki nya. Kemudian adanya hubungan erat antara inflasi dengan profitabilitas bank, salah satu dampak dari inflasi tergantung pembayaran gaji dengan biaya operasional terhadap pendapatan operasional lain yang dimaan mengalami percepatan lebih tinggi dibanding dengan inflasi. Profitabilitas dan resiko memiliki keterikatan pada setiap keputusan dan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (Value of the firm). Profitabilitas dan resiko ditentukan oleh skala perusahaan, jenis peralatan operasional, proporsi hutang dengan sumber pembiayaan, posisi likuiditas, dll. Resiko tinggi maka keuntungan juga tinggi atau sebaliknya. Alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah karena berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa aspek yang membantu bank syariah berhasil berkembang, dan memiliki eksistensi di dunia perekonomian. Salah satunya karena momentum perkembangan ekonomi yang kondusif dan kepercayaan
14
masyarakat yang cukup tinggi kepada bank syariah, terbukti dengan tingkat profitablitias yang terus meningkat. Siew Chun Hong dan Sheikh Hamzah (2015) meneliti pengaruh jumlah GDP dan Inflasi terhadap profitabilitas pada Bank Islam di Malaysia. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa GDP Nominal berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Islam di Malaysia. Russely Permata, Fransisca Yaningwati, dan Zahroh (2014) menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah dan musyarakah berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Pengaruh ini dilihat dari penyertaan modal pihak bank pada pembiayaan ini namun resiko yang ditanggung berbeda beda tiap pembiayaan tersebut Hendra Gunawan (2013) meneliti pengaruh jumlah pembiayaan murabahah, mudharabah, dan Non Perfoming Financing (NPF) terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas, mudharabah berpengaruh negative terhadap profitabilitas, sedangkan non perfoming financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri
15
Aditya Satriawan dan Zainul Arifin (2012) meneliti analisis profitabilitas dari pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa seluruh variabel independen yaitu mudharabah, musyarakah, dan murabahah berpengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas. Febrina Dwijayanthy dan Prima Naomi (2009) menganalisis pengaruh inflasi, BI rate, dan nilai tukar mata uang terhadap Profitabilitas Bank. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa inflasi dan nilai tukar mata uang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank Rida Rahim dan Yuma Irpa (2008) menganalisa efisiensi operasional terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa BOPO dan NPL berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Berdasarkan dari permasalahan tersebut, timbul keinginan penulis dalam menyusun sebuah Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia periode 2010-2014”
16
B. Perumusan Masalah Bedasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? b. Bagaimana pengaruh pembiayaan Musyarakah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftari di Bank Indonesia? c. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? d. Bagaimana
pengaruh
Inflasi
secara
parsial
terhadap
tingkat
profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? e. Bagaimana
pengaruh
pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah,
Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi secara simultan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?
17
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? b. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? c. Untuk menganalisa pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? d. Untuk menganalisa pengaruh variabel Inflasi terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia? e. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?
18
2.
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut : a. Bagi Penulis Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis yang di mana sangat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang praktek manajemen perbankan syariah khususnya tentang masalah yang berkaitan dengan profitabilitas dan pembiayaan. b. Bagi Perbankan Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk membantu pihak manajemen
bank
terhadap
pengaruh
meningkatkan profitabilitas sebagai
pembiayaan
dalam
pengukuran keberhasilan
operasional bank. c. Bagi Akademisi Penelitian ini akan menambah kepusatakaan di bidang manajemen perbankan syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
untuk
menambah
wawasan
pengetahuan
tentang
pembiayaan pada perbankan syariah terhadap profitabilitas. Penelian ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya. Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan keberadaan beberapa tujuan atau sasaran, karena penilaian untuk apakah suatu keputusan keuangan efisien atau tidak harus berdasarkan pada standar tertentu. Umumnya tujuan dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan yang ada saat ini (Horne dan Wachowicz, 2005:4) Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi yang efektif, pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara efisien, dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh (Moeljadi, 2006:9) Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumber
daya
perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Dari
20
definisi tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen keuangan adalah berkutat di sekitar (Fahmi, 2013:2).: 1. Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usahanya 2. Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tercapai 3. Bagaimana perusahaan mengelola asset yang dimiliki secara efisien dan efektif Dari pengertian tersebut dalam disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan berhubungan erat dengan bagaimana mengelola keuangan di perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrumen keuangan dan lembaga keuangan salah satunya adalah bank. 2. Rasio Keuangan Bank Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b) income statement atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan tersebut, yaitu a) analisis trend (historical analysis), b) norma industry: kita harus membandingkan dengan industry sejenis. Perlu diperhatikan metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan lain, apakah sama dengan perusahaan kita (Rodoni & Ali, 2014:24). Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan
21
ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. (Kasmir, 2012:310). Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi, 2006:155) a. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Pada umumnya manajemen kurang menyukai penggunaan benchmark tertentu untuk rasio likuiditasnya. Walaupun begitu, perusahaan pada umumnya kekurangan likuid aset segera sebelum episode kepailitan terjadi dan biasanya perusahaan tersebut meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola kewajiba jangka pendeknya (Rodoni & Ali, 2014:191) Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya
22
pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2012:315). Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima bank. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada kekhususan bank, besarnya bank dan sebagainya. FDR dirumuskan sebagai berikut:
FDR =
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡
𝑥 100%
b. Rasio Profitabilitas Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai factor pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek,
kerugian segera akan menurunkan likuiditas
perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari luar. (Rodoni & Ali, 2014:192) Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio 23
mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi modal atau aset di hitung secara rata-rata selama periode tersebut (Slamet Riyadi, 2006:155).
Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setalah pajak) dengan modal (modal inti) bank, rasio ini menunjukkan tingkat % (persentase) yang dapat dihasilkan. ROE dirumuskan sebagai berikut :
ROE =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝑥 100%
3. Pembiayaan Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang direncanakan. Pendanaan tersebut diadakan berdasar kesepakatan antara lembaga keuangan dan pihak peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan imbalan atau bagi hasil (Muhammad, 2005:17). Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit (Antonio, 2001:160) Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro dan tingkat makro. Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk : (Muhammad, 2005:17)
24
1. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatka taraf ekonominya 2. Tersedianya
dana
bagi
peningkatan
usaha,
artinya:
untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan 3. Meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan peluang
bagi
masyarakat
usaha
mampu
meningkatkan daya
produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana. 4. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru. 5. Terjadi distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk: 1. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk
25
dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup 2. Upaya meminimalkan risiko, artinya: setiap usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan. 3. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber manusianya ada, dan sumber daya modal tidak ada. Maka dapat dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumbersumber daya ekonomi. 4. Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana. Berdasarkan
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pembiayaan bank syariah adalah semua pendanaan yang dilakukan oleh bank syariah kepada nasabahnya untuk mendukung investasi dalam menjalankan sebuah usaha dan mendapatkan keuntungan sesuai dengan fungsinya
26
4. Al-Mudharabah Al-Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukul kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, almudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh 100% modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio, 2001:95). Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati bersama (Muhammad, 2005:22) Jika proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal tersebut kepada penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya. Bila terjadi kerugian maka seluruh kerugian dipikul oleh shahibul maal. Sedang mudharib kehilangan keuntungan (imbalan bagi – hasil) atas kerja yang telah dilakukannya Ada dua tipe mudharabah, yaitu Mutlaqah (tidak terikat) dan Muqayyadah (terikat) (Arifin, 2002:25):
27
Mudharabah Mutlaqah : pemilik dana memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola untuk menggunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan. Pengelola bertanggung jawab untuk mengelola usaha sesuai dengan praktek kebiasaan usaha normal yang sehat (uruf).
Mudharabah Muqayyadah : pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha, dan sebagainya
Gambar 2.1 Skema al-Mudharabah Sumber : (Antonio, 2001:98) Berdasarkan
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pembiayaan mudharabah adalah suatu akad perjanjian bagi hasil antara pemilik modal baik berupa uang atau barang dengan pengusaha yang memiliki kemampuan dalam mengelola sebuah usaha.
28
Secara umum landasan dasar syariah al-mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayatayat dan hadits berikut ini. a. Al-Quran
“…dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT… (al-Muzzammil: 20) Yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari surah alMuzammil:20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kami di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT…..”(al-Jumu’ah: 10)
“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu…” (al-Baqarah: 198)
29
2) Hadist/Assunah
“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika
persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
30
3) Al-Ijma Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengelolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadist yang dikutip Abu Ubaid. 4) Kaidah fiqih
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”. (Fatwa DSN-MUI) 5) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.07/DSN-MUI/IV/2000, tentang Mudharabah. Dalam fatwa diatas bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan ketentuan Mudharabah kepada nasabah telah dirangkum dalam fatwa Dewan Syariah Nasional. 5. Al-Musyarakah Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/enterptise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan (Antonio, 2001:90).
31
Al-Musyarakah diartikan suatu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam suatu usaha atau proyek tertentu, dimana masingmasing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing. Dalam hal ini pihak bank menyediakan sebagain dana dari pembiayaan bagi usaha/kegiatan tertentu, sebagian lagi disediakan oleh mitra usaha lain. Dalam Al-Musyarakah bank tidak hanya berperan sebagai penyedia dana tetapi juga sebagai partner atau mitra usaha bagi nasabah. Jadi bukan hubungan antara kreditur dan debitur seperti halnya yang terjadi dalam bank konvensional (Martono, 2010: 110). Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian diantara para pemilik dana atau modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Muhammad, 2005:22). Aplikasinya dalam perbankan adalah pada pembiayaan proyek oleh bank bersama nasabahnya atau bank dengan lembaga keuangan lainnya, di mana bagian dari bank atau lembaga keuangan diambil alih oleh pihak lainnya dengan cara mengangsur. Akad ini juga dapat dilaksanakan pada mudharabah yang modal pokoknya dicicil, sedangkan usahanya berjalan terus menerus dengan modal yang tetap (Arifin, 2002:23).
32
Gambar 2.2 Skema al-Musyarakah Sumber : (Antonio, 2001:98)
Berdasarkan
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pembiayaan musyarakah adalah suatu akad kerjasama antara bank dan nasabah yang saling berkontribusi mengeluarkan modal baik berupa uang atau barang dalam mengelola sebuah usaha. Oleh karena itu bank disebut sebagai partner bisnis nasabah, bukan sebagai debitur kreditur. 1) Al-Quran Ayat–ayat Al–Quran yang secara umum membolehkan jual beli. Diantaranya adalah firman Allah:
Artinya : “… maka mereka berserikat pada sepertiga…” (Q.S anNisaa’:12)
33
Artinya "…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini…." (Q.S Shaad:24) Ayat ini munujukan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan Musyarakah merupakan salah satu bentuk dari jual beli. Dan firman Allah:
Artinya: “Hai orang–orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denganjalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”. (QS.An-Nisaa: 29) Dan firman Allah:
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Rabbmu”. (QS. Albaqarah : 198) 34
2) Hadis/Assunah Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Allaihi Wassallam: “Pendapatan yang paling afdhal (utama) adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar Ath Thabrani). Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al Hakim, dari Abu Hurairah). Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkanyang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syaratmereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. 3) Al-Ijma Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al-mughni, telah berkata. “Kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya” 35
4) Kaidah fiqih
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”. (Fatwa DSN MUI) 5) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.08/DSN-MUI/IV/2000, tentang Musyarakah “Tentang etentuan umum Musyarakah dalam bank syariah, ketentuan Musyarakah kepada nasabah, jaminan, utang dalam Musyarakah. penundaan pembayaran, dan kondisi bangkrut pada nasabah Musyarakah.” Dalam fatwa diatas bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan ketentuan Musyarakah kepada nasabah telah dirangkum dalam fatwa Dewan Syariah Nasional. 6. Inflasi Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi, dianggap inflasi jika terjadi proses kenaikan harga yang terus menerus dan saling mempengaruhi (Rodoni & Ali, 2014: 195). Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan yang diakibatkan oleh naiknya harga-harga secara serempak. Inflasi dapat diukur
36
dengan melihat sejumlah besar barang dan jasa dan menghitung kenaikan harga rata-rata selama beberapa periode waktu. Inflasi berkepanjangan adalah kenaikan harga secara keseluruhan yang berlangsung terus selama satu periode yang lama (Case dan Fair, 2007:57). Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Ada beberapa cara yang dikemukakan untuk menggolongkan jenis-jenis inflasi. Penggolongan pertama didasarkan pada parah atau tidaknya inflasi tersebut. membedakan beberapa macam inflasi yaitu (Sukirno, 2005:11): 1. Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun) 2. Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun) 3. Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun. Dapat disimpulkan bahwa inflasi merupakan kecenderungan hargaharga yang naik secara umum dan terus-menerus (continue) di suatu negara. B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat 1. Pengaruh Mudharabah terhadap Profitabilitas Penelitian yang dilakukan oleh Sundjaja (2003) yang menyatakan bahwa semakin besar ROE berarti semakin cepat pula tingkat pengembalian modal perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian Adhitya dan Zainul (2012)
menyimpulkan bahwa mudharabah
memberikan pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
37
penelitian dari Russely dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif terhadap ROE. 2. Pengaruh Musyarakah terhadap Profitabilitas Penelitian yang dilakukan oleh Adhitya dan Zainul (2012) menyatakan bahwa semakin besar musyarakah maka akan meningkatkan juga ROE jadi modal yang ditanamkan atau kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham yang ditanamkan atau kemapuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferent dan saham biasa akan meningkat juga sehingga tingkat pengembalian modal akan lebih cepat sesuai dengan Ruselly dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap ROE. 3. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas Penelitian yang dilakukan oleh Rafelia dan Ardiyanto (2013) menyatakan bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan tingkat ROE bank. FDR mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga pada kreditnya. Nilai positif yang ditunjukkan FDR memberi pengertian bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan tingkat ROE bank. Hal ini sejalan dengan fungsi bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
38
4. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas Penelitian yang dilakukan oleh Chun Hong & Hamzah (2015) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh secara negatif terhadap ROE bank syariah. Hal ini dikarenakan inflasi yang tinggi akan berdampak pada kinerja bank dan menjadi salah satu sebab utama kesulitan dalam institusi keuangan ini. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang baru bahwa inflasi yang tinggi mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi makro, tidak adanya lingkungan ekonomi makro yang stabil serta secara materi meningkatkan risiko bank, dan menurunkan profit bank. C. Penelitian Terdahulu Siew Chun Hong dan Shaikh Hamzah Abdul Razak (2015) penelitian ini untuk mengukur pengaruh GDP dan Inflasi terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah di Malaysia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel GDP memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan variabel inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah. Pengukuran profitabilitas ini menggunakan ROA dan ROE. Silvia dan Khusnul (2015) penelitian ini untuk mengukur pengaruh pertumbuhan GDP, inflasi, BI rate, dan nilai tukar terhadap kredit bermasalah pada bank konvensional (NPL) dan bank syariah (NPF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap dollar secara bersama-sama berpengaruh pada NPL. Variabel yang berpengaruh signifikan pada NPL dalam jangka panjang
39
adalah pertumbuhan GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap dollar. Sedangkan dalam jangka pendek hanya nilai tukar yang berpengaruh terhadap NPL. Sedangkan NPF menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap dollar secara bersamasama berpengaruh pada NPF. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap NPF jangka panjang adalah BI rate, dan nilai tukar. Dalam jangka pendek, keempat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak signifikan berpengaruh terhadap NPF Aris Munandar dkk (2015) penelitian ini menganalisis pengaruh suku bunga dan inflasi terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel suku bunga dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE (Return on Equity). Suku bunga berpengaruh negatif, sementara variabel inflasi berpengaruh positif terhadap ROE. Rusely, Fransisca, dan Zahroh (2014) penelitian ini untuk mengukur pengaruh pembiayaan mudharabah, dan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (ROE). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan mudharabah, dan musyarakah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE secara simultan. Pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat ROE secara parsial. Sedangkan pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat ROE secara parsial. Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
40
mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil yang dominan dalam mempengaruhi tingkat ROE. Slamet Riyadi dkk (2014) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli, financing to deposit ratio (fdr) dan non performing financing (npf) terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, pembiayaan jual beli tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dan FDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Ayu Yanita (2013) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh inflasi, suku bunga BI, dan GDP terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun pada pengujian inflasi dan GDP menunjukan hasil memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Serta secara bersama-sama inflasi, suku bunga BI, dan GDP berpengaruh signifikan terhadap ROA. Ana Rachmawati (2013) penelitian ini untuk menganalisis profitabilitas bank umum syariah di Indonesia menggunakan pendekatan frontier. Hasil menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah,
pembiayaan
musyarakah,
pembiayaan
ijarah
secara
signifikan mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Thyas Rafelia & Moh Didik Ardiyanto (2013) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO terhadap ROE Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan
41
variabel CAR, FDR, NPF, dan BOPO terhadap ROE. Secara parsial CAR dan FDR berpengaruh positif terhadap ROE namun NPF dan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROE. Aditya dan Zainul (2012) penelitian ini untuk menganalisis profitabilitas dari pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah pada bank syariah umum di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah secara umum memiliki pengaruh dengan kinerja profitabilitas bank umum syariah diukur menggunakan GPM, OPM, NPM, dan ROE, artinya profitabilitas sebuah bank ditentukan oleh pelaksanaan realisasi pembiayaan. Fauzan, Arfan, dan Darwanis (2012) penelitian ini untuk menganalisis risiko pembiayaan musyarakah dan murabahah terhadap tingkat profitabilitas (ROE) bank syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiko pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh simultan Ravika Fauziah (2012) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap tingkat profitabilitas bank muamalat Indonesia dan bank central asia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap ROA, ROE, dan BOPO pada Bank Muamalat Indonesia Maupun Bank Central Asia. Suryani (2011) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas perbankan syariah
42
di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA dalam 3 tahun pengamatan yaitu dari tahun 2008 sampai 2010 Febrina dan Naomi (2009) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank. Hasil penelitian ini menunjukkan inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank. Naiknya tingkat inflasi akan mengakibatkan suku bunga naik. BI rate tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Dalam penelitian ini lebih jauh tampak adanya korelasi yang cukup antara inflasi dan BI rate. Nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas
bank terbukti berpengaruh secara negatif.
Hal ini
menggambarkan apabila mata uang mengalami apresiasi atau depresiasi maka akan berdampak profit bank. Rida Rahim (2008) penelitian ini untuk menganalisis Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah (Studi Kasus BSM
dan
BNI
Syariah).
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa pada BSM variabel CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan variabel BOPO dan NPL berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas. Hasil penelitian pada BNI yaitu CAR berpengaruh positif dan FDR, BOPO, NPL berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uji F-statistik pada kedua bank yaitu semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen
43
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No.
Peneliti/T ahun
1.
Siew Chun Hong, Shaikh Hamzah Abdul Razak (2015)
2.
Silvia Eka Febrianti, Dr. Khusnul Ashar (2015)
3.
4.
Variabel dan Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Menggunakan Tidak variabel Inflasi menggunakan dan ROE variabel GDP dan ROA 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
1.Menggunakan variabel Inflasi
1.Tidak menggunakan variabel GDP,ROA,NPF, NPL, dan Nilai Tukar
2. Tidak menggunakan Error Correction Model (ECM) tetapi Regresi Linear Berganda Aris 1. Menggunakan Tidak Munandar variabel Inflasi menggunakan (2015) dan ROE variabel suku bunga 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Russely 1.Menggunakan Inti Dwi variabel Permata, Pembiayaan Fransisca Mudharabah, Yaningwat Musyarakah, i, ROE Zahroh
44
Hasil Penelitian
GDP memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap ROA dan ROE, sedangkan inflasi memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap ROA dan ROE Pertumbuhan GDP, Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar secara bersama berpengaruh pada NPL dan NPF
Suku bunga dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap ROE.
Pembiayaan mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE
Z.A (2014) 5.
6.
2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Slamet 1.Menggunakan Riyadi dan variabel Agung Pembiayaan Yulianto Mudharabah, (2014) Musyarakah, ROE
Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah dan NPF
Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, dan NPF berpengaruh signifikan terhadap ROE
2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda 1.Menggunakan variabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, ROE
Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah, Ijarah, dan NPF
Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Ijarah dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE
Ana Rachmaw ati (2014)
7.
Thyas Rafelia & Moh Didik Ardiyanto (2013)
8.
Aditya Satriawan, Zainul Arifin (2012)
2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda 1. Menggunakan Tidak variabel FDR menggunakan dan ROE variabel CAR, NPF, dan BOPO 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
1. Menggunakan variabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, ROE
Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah, Ijarah, dan NPF
2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
45
CAR, FDR, NPF, dan BOPO berpengaruh simultan terhadap ROE. CAR dan FDR berpengaruh positif terhadap ROE namun NPF dan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROE Pembiayaan mudharabah, murabahah, musyarakah memiliki pengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
9.
10.
Fauzan 1. Menggunakan Fahrul, variabel dkk (2012) Pembiayaan Musyarakah, ROE
Suryani (2011)
2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Menggunakan variabel FDR
Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah
Risiko pembiayaan Musyarakah, Murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh
Tidak menggunakan variabel ROA
FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda 1. Menggunakan Tidak variabel Inflasi, menggunakan Profitabilitas variabel BI Rate, Nilai 2.Menggunakan Tukar Mata Analisis Regresi Uang Linier Berganda
11.
Febrina Dwijayant hi, Prima Naomi (2009)
12.
Rida 1. Menggunakan Rahim dan variabel FDR Yuma Irpa dan ROE (2008) 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
Tidak menggunakan variabel CAR, BOPO, NPL
Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitablitas bank
CAR, FDR, BOPO, NPL berpengaruh terhadap ROE
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2014:114).
Kerangka pemikiran
membahas
saling ketergantungan
hubungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi paradigman situasi dan kondisi yang sedang diteliti. Kerangka pemikiran di dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
46
Bank Indonesia
Bank Umum Syariah
Profitabilitas (Y)
Mudharabah (X1)
Musyarakah (X2)
FDR (X3)
Inflasi (X4)
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Multikolinie ritas
Heteroskeda stisitas
Autokorelasi
Model Regresi Berganda Uji Hipotesis
Uji F
Uji t
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
47
Uji R2
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi merupakan variabel bebas (Independent Variables) yang dapat mempengaruhi parameter kinerja di bank umum syariah dengan diukur dari indikator Profitabililtias sebagai variabel terikat (Dependent Variable). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2014:116). E. Hipotesis Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo (belum tentu benar) dan thesis (kesimpulan) (Noor, 2012:79). Hipotesis bisa di definisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat di uji (Sekaran, 2014:135). Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. H0:β1=0
:Diduga tidak terdapat pengaruh Pembiayaan Mudharabah
secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah. Ha:β1≠0
:Diduga terdapat pengaruh Pembiayaan Mudharabah secara
parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah. 2. H0:β2=0
:Diduga tidak terdapat pengaruh Pembiayaan Musyarakah
secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah. Ha:β2≠0
:Diduga terdapat pengaruh Pembiayaan Musyarakah secara
parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
48
3. H0:β3=0
:Diduga tidak terdapat pengaruh Financing to Deposit Ratio
(FDR) secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah Ha:β3≠0
:Diduga terdapat pengaruh Financing to Deposit Ratio
(FDR) secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah. 4. H0:β4=0
:Diduga tidak terdapat pengaruh Inflasi secara parsial
terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah. Ha:β4≠0
:Diduga terdapat pengaruh Inflasi secara parsial terhadap
tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah 5. H0:β1=β2=β3=β4=0 :Diduga tidak terdapat pengaruh pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi secara simultan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah. Ha:β1≠β2≠β3≠β4≠0
:Diduga
terdapat
pengaruh
pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi secara simultan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah pada perbankan syariah yang termasuk dalam bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2014. Penelitian ini termasuk ke dalam kelompok data time series dengan melihat dari dimensi waktu yang digunakan selama periode penelitian yaitu lima tahun, dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif yaitu penelitian yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel indenpenden Mudharabah, Musyarakah, FDR, dan Inflasi serta variabel dependen adalah Profitabilitas Bank Umum Syariah. B. Metode Penentuan Sampel Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Noor, 2011:155). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai berikut: 1. Bank umum syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun
50
2. Bank umum syariah yang rutin dalam melakukan penyaluran pembiayaan mudharabah dan musyarakah dengan 5 tahun waktu pengamatan (pada tahun 2010-2014) 3. Bank umum syariah yang memiliki tingkat rasio keuangan bank secara positif. 4. Bank umum syariah yang laporan keuangan nya sudah teraudit BI 5. Bank umum syariah yang sudah memiliki kantor kas serta outlet yang sudah tersebar di Indonesia. Tabel 3.1 Metode Pengambilan Sampel Penelitian No. 1.
Keterangan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia 2. Bank Umum Syariah yang tidak rutin dalam melakukan penyaluran pembiayaan mudharabah dan musyarakah dalam 5 tahun terakhir berturut-turut periode 2010-2014 a. Bank Umum Syariah yang memiliki 3. rasio keuangan secara positif dalam 5 tahun terakhir berturut-turut periode 2010-2014 b. Bank Umum Syariah yang laporan keuangan sudah teraudit BI c. Bank Umum Syariah yang memiliki kantor kas serta kantor cabang yang sudah tersebar di Indonesia 4. Total Sampel Akhir Sumber : Data diolah
Jumlah 11 (4)
7
7
C. Metode Pengumpulan Data 1. Data sekunder Data
Sekunder
(secondary
data)
yaitu
data
yang
diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau
51
yang diterbitkan atau dipublikasikan oleh berbagai instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan bank tahunan dan data tersebut berasal dari situs bank masing-masing. Dan jenis data yang diambil berdasarkan time series, menggunakan deretan waktu. Data yang digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Bank Muamalat, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014) 2. Bank BRI Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014) 3. Bank BJB Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014) 4. Bank BNI Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014) 5. Bank Syariah Mandiri, laporan keuangan tahunan bank (20102014) 6. Bank Syariah Bukopin, laporan keuangan tahunan bank (20102014) 7. Bank BCA Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014) 2. Riset kepustakaan Riset kepustakan yaitu melakukan studi kepustakaan dengan pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang berumber dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Terutama di lembaga pendidikan seperti Univesitas Indonesia, Universitas Islam Negeri, Universitas Brawijaya, dan sebagainya.
52
D. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik Setelah mendapatkan model yang tepat untuk penelitian ini, hasil regresi kemudian
diuji
untuk
mengetahui
apakah
ada
permasalahan
multicollinearity dan heteroscedasticity, sehingga hasil estimasi memenuhi teorema Gauss-Markov Best Linear Unbiase Estimator (BLUE) (Gujarati, 2004) yaitu:
Best adalah β estimator yang memiliki varians minimum;
Linear artinya estimator α dan β memiliki nilai estimator;
Unbiased berarti nilai actual dari α dan β harus sama dengan nilai sebenarnya;
Estimator artinya β sampel adalah estimator β dari populasi.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Gauss-Markov bahwa estimator yang bersifat BLUE adalah : 1. Bersifat linear, merupakan sebuah fungsi linear atas sebuah variabel random, seperti variabel dependen Y dalam suatu model regresi. 2. Bersifat tidak bias, artinya hasil nilai estimasi sesuai dengan nilai sesungguhnya. 3. Bersifat efisien, artinya model yang linear dan tidak bias harus memiliki varians yang minimum.
53
a.
Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu Chi-Square, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis. Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan jarque-bera yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada penelitian ini untuk menguji normalitas dalam persamaan regresi adalah dengan dua cara: a. Membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal.
54
b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel independen didalam regresi berganda. Ada beberapa metode untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model regresi berganda. multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu kehati-hatian terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:75.77). c.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varianmvariabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas (Suliyanto, 2011:95). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji park untuk menguji masalah heteroskedastisitas data.. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
55
heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas signifikansi variabel independen lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 5%, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang dari derajat kesalahan 5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Winarno, 2009:5.12). Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Sebaliknya,
jika
nilai
signifikansi
variabel
independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model regresi mengandung heterokedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson
56
(D-W), dengan tingkat kepercayaan = 5%. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi (Santoso. 2002 : 219). Pendapat lain untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa diambil patokan (Singgih, 2000:218): 1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi 3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Pendapat lain dari Danang Sunyoto (2011:134) salah satu ukuran dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2) 2) Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan =2 atau -2 < DW , +2 3) Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau DW > +2 2. Analisis Regresi Linear Berganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada (dalam hal ini mudharabah, musyarakah, FDR, inflasi, dan ROE) tanpa ada pengaruh unsur variabel lain. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel
57
independen, analisis regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel dependen Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: 𝐘 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏 𝐗 𝟏 + 𝛃𝟐 𝐗 𝟐 + 𝛃𝟑 𝐗 𝟑 + 𝛃𝟒 𝐗 𝟒 + 𝛆 Keterangan: Y
: Profitabilitas dengan perhitungan Return on Equity (ROE)
β0
: Konstanta
X1
: Mudharabah
X2
: Musyarakah
X3
: FDR
X4
: Inflasi
β
: Koefisien regresi
ε
: Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F untuk uji simultan dan Uji t untuk uji parsial. a. Uji Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05. Jika
58
nilai signifikan < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika signifikan > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak (Ghozali, 2006: 84). b. Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05, jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84). c. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk membuat presentase variasi variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Jika nilai koefisien determinasi adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2006:83). E. Operasional Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002:61). Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen. Seluruh variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan indicator-indikator tertentu yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini
59
menggunakan skala pengukuran Likert atau Ordinal. Berikut ini adalah operasionalisasi variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel Dependent (Y) Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (ROE) yaitu menunjukan kemampuan manajemen bank dalam laba selama periode tertentu dan untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga atau hutangnya. ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir, 2012:328). ROE dirumuskan sebagai berikut :
ROE =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝑥 100%
2. Variabel Independent (X) Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Pembiayaan Mudharabah (X1) Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukul kakinya dalam menjalankan usaha (Antonio, 2010:95) b. Pembiayaan Musyarakah (X2) Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan 60
kontribusi dana (atau amal/enterptise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan (Antonio, 2010:90). c. FDR (X3) Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2012:315). d. Inflasi (X4) Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. dengan kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggirendahnya tingkat harga (Rodoni & Ali, 2014:195)
61
BAB IV PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. PT Bank Muamalat Indonesia a. Sejarah PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.
62
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. b. Visi dan Misi PT Bank Muamalat Indonesia 1) Visi PT Bank Muamalat Indonesia "The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence" 2) Misi PT Bank Muamalat Indonesia Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan
dengan
penekanan
pada
semangat
kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang islami dan professional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.
63
2. PT Bank BRI Syariah a. Sejarah Singkat PT Bank BRI Syariah PT Bank BRI Syariah resmi beroperasi berdasarkan izin dari Bank Indonesia pada anggal 16 Oktober 2008 melalui surat No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008. Pada tanggal 17 November 2008 PT Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi berdasarkan prinsip Syariah Islam. Sejak saat ini, tanggal 17 November ditetapkan sebagai hari ulang tahun PT Bank BRI Syariah. Berawal dari akuisisi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam. Aktivitas PT Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., untuk melebur ke dalam PT Bank BRI Syariah (Proses Spin Off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRI Syariah.
64
Tiga tahun lebih PT Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah. Berdasarkan perhitungan asset, saat ini PT Bank BRI Syariah berhasil menduduki peringkat ketiga dalam kategori bank syariah. Angka ini dilandasi oleh pesatnya pertumbuhan dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah dan mikro, PT Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dengan memanfaatkan jaringan kerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah (KLS) dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan consumer berdasarkan prinsip syariah. b. Visi dan Misi PT Bank BRI Syariah 1) Visi PT Bank BRI Syariah Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna
65
2) Misi PT Bank BRI Syariah a) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah. b) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. c) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana pun. d) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran. 3. PT Bank Jabar Banten Syariah a. Sejarah PT Bank Jabar Banten Syariah Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah, manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
66
dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010. Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham bank bjb syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah). Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya, setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal bank bjb syariah.
67
b. Visi dan Misi PT Bank Jabar Banten Syariah 1) Visi PT Bank Jabar Banten Syariah Menjadi 5 Bank Umum Syariah terbesar, sehat dan berkinerja baik di Indonesia. 2) Misi PT Bank Jabar Banten Syariah a) Memberikan layanan perbankan syariah secara amanah dan profesional. b) Mendorong
pertumbuhan perekonomian daerah
melalui
peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). c) Memberikan nilai tambah bagi stakeholders. 4. PT Bank BNI Syariah a. Sejarah Bank BNI Syariah Tempaan
krisis
moneter
tahun
1997
membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling)
68
dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah. Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
69
b. Visi dan Misi PT Bank BNI Syariah 1) Visi PT Bank BNI Syariah “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja” 2) Misi PT Bank BNI Syariah a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian
lingkungan.Mendorong
pertumbuhan
perekonomian daerah melalui peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. d) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. 5. PT Bank Syariah Mandiri a. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri Lahirnya Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut
70
memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT. Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Syariah Mandiri (Persero). PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah.langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
71
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT BankMandiri (Persero). PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. b. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri 1) Visi Bank Syariah Mandiri “Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”
72
2) Misi Bank Syariah Mandiri a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembangdengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melaluisinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka diIndonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang sahamdan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. c. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengertioperasional perbankan syariah d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankandengan
pemanfaatan
teknologi
mutakhir,
serta
memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian e. Mengutamakan
mobilisasi
masyarakatmenengah
dan
pendanaan ritel,
dari
golongan
memperbesar
portofolio
pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen zakat,infak dan shadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain,segenap lapisan masyarakat dan investor asing
73
6. PT Bank Syariah Bukopin a. Sejarah PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan operasi
berdasarkan
surat
Bank
Indonesia
(BI)
nomor
24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank. Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 yang dituangkan ke dalam akta nomor 109
74
Tanggal 31 Januari 2003. Dalam perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah memperolah izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang
Pemberian
Izin
Perubahan
Kegiatan
Usaha
Bank
Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008, kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009. Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam) Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin. b. Visi dan Misi PT Bank Syariah Bukopin 1) Visi PT Bank Syariah Bukopin “Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik” 2) Misi PT Bank Syariah Bukopin a. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah
75
b. Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah c. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah) d. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder 7. PT BCA Syariah a. Sejarah PT BCA Syariah Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997%
76
dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia
melalui
Keputusan
12/13/KEP.GBI/DpG/2010
tanggal
Gubernur 2
Maret
BI 2010.
No. Dengan
memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah. b. Visi dan Misi PT BCA Syariah 1) Visi PT BCA Syariah “Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat” 2) Misi PT BCA Syariah a. Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka memahami kebutuhan dan memberikan layanan yang lebih baik bagi nasabah.Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah b. Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang penyelesaian
pembayaran,
penghimpunan
dana
dan
pembiayaan bagi nasabah perorangan, mikro, kecil dan menengah.Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder
77
B. Analisis Deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang sudah berdiri kurang lebih 5 tahun sesuai dengan tahun pengamatan penelitian, yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data penelitian diambil dari masing-masing laporan keuangan yang di publikasikan oleh bank umum syaiah tersebut. Adapun bank umum syariah yang terdaftar sampai dengan tahun 2014 sebanyak 11 BUS. Namun dari bank umum syariah yang memiliki laporan keuangan lengkap dengan akad pembiayaan nya hanya 7 BUS, sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan objek penelitian, yaitu bank umum syariah yang konsisten dengan akad pembiayaan aktif selama lima tahun masa penelitian. Bank umum syariah tersebut akan dilihat laporan keuangan akhir tahunan masing-masing bank selama periode penelitian, yaitu lima tahun. Namun di karenakan data yang tersedia hanya sampai tahun 2014, maka pengambilan data tahunan yang digunakan hanya selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, FDR, Inflasi, dan ROE Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, FDR, ROE pertahun diperoleh dari laporan keuangan tiap-tiap bank umum syariah. Inflasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Sedangkan perkembangan bank umum syariah di Indonesia diperoleh dari Bank Indonesia periode 2010 sampai dengan 2014. Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian ini:
78
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif LNMUD 19.99845 19.89436 22.24732 16.37353 1.374091 -0.180031 2.735066
LNMUS 20.98889 20.68922 23.69622 17.67249 1.454778 0.085298 2.373662
Jarque-Bera Probability
0.291426 0.864406
0.614544 0.735450
1.414851 0.492912
4.715522 0.094632
3.266715 0.195273
Sum Sum Sq. Dev.
699.9459 64.19628
734.6113 71.95688
3090.340 2839.284
222.5300 135.0222
408.0200 2817.464
Observations
35
35
35
35
35
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
FDR (%) INFLASI (%) 88.29543 6.358000 89.70000 6.960000 103.6700 8.380000 68.93000 3.790000 9.138290 1.992797 -0.337699 -0.241312 2.283048 1.267783
ROE (%) 11.65771 9.980000 29.16000 0.240000 9.103108 0.411560 1.749998
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah) Statistik deskriptif di atas memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai mean, median, maksimum, minimum standar deviasi. Berdasarkan tabel 4.1 nilai observation menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 35 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode penelitian 2010 sampai dengan 2014. Data-data laporan keuangan bank umum syariah sudah teraudit oleh Bank Indonesia. Tabel
4.1
di
atas
menunjukkan
nilai
rata–rata
Mudharabah
sebesar 19.99845 dengan standar deviasi sebesar 1.374091, nilai minimum sebesar 16.37353 dan maksimum sebesar 22.24732. Variabel Musyarakah menunjukkan nilai rata–rata sebesar 20.98889 dengan standar deviasi sebesar 1.454778, nilai minimum sebesar 17.67249 dan maksimum sebesar 23.69622. Variabel FDR menunjukkan nilai rata–rata sebesar 88.29543 dengan standar deviasi sebesar 9.138290, nilai minimum sebesar 68.93000 dan maksimum 79
sebesar
103.6700.
Variabel
Inflasi
menunjukkan
nilai
rata–rata
sebesar 6.358000 dengan standar deviasi sebesar 1.992797, nilai minimum sebesar 3.790000 dan maksimum sebesar 8.380000. sedangkan variabel ROE menunjukkan nilai rata–rata sebesar 11.65771 dengan standar deviasi sebesar 9.103108, nilai minimum sebesar 0.240000 dan maksimum sebesar 29.16000. C. Hasil dan Pembahasan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2013, dan Eviews 8.0 1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu Chi-Square, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis Pada
penelitian
ini,
Uji
normalitas
menggunakan
probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat
80
kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal. Tabel 4.2 Uji Normalitas 7
Series: Residuals Sample 1 35 Observations 35
6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
5.96e-16 0.161915 13.85649 -14.98280 7.177413 -0.106995 2.571211
Jarque-Bera Probability
0.334910 0.845815
0 -15
-10
-5
0
5
10
15
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah) Pada tabel 4.4 terlihat bahwa uji normalitas dengan nilai prob= 0.8458 > 0.05, sehingga H0 diterima, yang berarti data residual berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien kolerasi diantara masing-masing variabel bebas lebih
besar
dari
0,85
maka
Widarjono,2010 : 77)
81
terjadi
multikolinieritas
(Agus
Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu diperhatikan terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77). Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas LNMUD LNMUS FDR INFLASI
LNMUD 1.000000 0.825665 0.378470 0.185998
LNMUS 0.825665 1.000000 0.331228 0.098431
FDR 0.378470 0.331228 1.000000 0.346508
INFLASI 0.185998 0.098431 0.346508 1.000000
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah) Pada tabel 4.5 terlihat pada bahwa hasil perhitungan nilai kolerasi menunjukkan semua variabel berada dibawah 0,85 yang berarti tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas. Homoskedastisitas adalah kesamaan varians dalam model regresi. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
82
heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas signifikansi variabel independen lebih besar dari α = 5%, maka dalam model
regresi
tidak
terjadi
heteroskedastisitas
atau
terjadi
homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang α = 5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Winarno, 2009:5.12). Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Glejser Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:26 Sample: 1 35 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNMUD LNMUS FDR INFLASI
9.976755 1.333832 -1.199727 -0.045021 -0.290588
11.96620 1.004309 0.928873 0.094124 0.408373
0.833744 1.328109 -1.291594 -0.478317 -0.711574
0.4110 0.1942 0.2064 0.6359 0.4822
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.080391 -0.042223 4.412433 584.0869 -98.92013 0.655641 0.627519
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5.647684 4.322129 5.938293 6.160486 6.014994 1.337015
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah) Dari hasil uji asumsi klasik diatas terlihat tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena probabilitas dari variabel independen pada model ini tidak signifikan yaitu berada diatas 0,05
83
d. Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi (Winarno, 2009:5.27). Untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa diambil patokan (Singgih, 2000:218): 1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi 3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Autokolerasi terjadi ketika kesalahan pengganggunya saling kolerasi satu sama lainnya. Uji autokolerasi ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problema autokolerasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). Pendapat lain dari Danang Sunyoto (2011:134) salah satu ukuran dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2) 2) Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan = 2 atau -2 < DW , +2
84
3) Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau DW > +2 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
2.566505 5.422247
Prob. F(2,28) Prob. Chi-Square(2)
0.0947 0.0665
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:26 Sample: 1 35 Included observations: 35 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNMUD LNMUS FDR INFLASI C RESID(-1) RESID(-2)
-0.677609 -0.237897 0.201469 -0.466879 3.682532 0.278520 0.312650
1.694418 1.535630 0.178833 0.704646 19.99730 0.194223 0.194690
-0.399906 -0.154918 1.126578 -0.662572 0.184152 1.434024 1.605885
0.6923 0.8780 0.2695 0.5130 0.8552 0.1626 0.1195
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.154921 -0.026167 7.270712 1480.171 -115.1927 0.855502 0.539005
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5.96E-16 7.177413 6.982442 7.293512 7.089823 1.882784
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah) Dari hasil uji asumsi klasik diatas terlihat tidak terjadi gejala autokorelasi. Hal ini karena nilai Durbin Watson adalah sebesar 1.882784. maka dapat dilihat nilai Durbin Watson adalah -2 < 1.882784 < 2, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik secara positif maupun negatif.
85
2. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS versi 22 terhadap keempat variabel independen yaitu cash flow, investment opportunity set, leverage, dan capital expenditure terhadap cash holding. Hasil analisis regresi ditunjukkan pada tabel 4.10 di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:25 Sample: 1 35 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNMUD LNMUS FDR INFLASI C
6.474669 -3.370818 -0.092267 -1.338941 -30.41618
1.739146 1.608515 0.162993 0.707173 20.72168
3.722901 -2.095609 -0.566079 -1.893372 -1.467843
0.0008 0.0447 0.5756 0.0680 0.1526
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.378335 0.295446 7.640940 1751.519 -118.1384 4.564374 0.005343
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
11.65771 9.103108 7.036482 7.258674 7.113183 1.481462
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah) Dari tabel 4.6 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh mudharabah, musyarakah, FDR, dan inflasi terhadap profitabilitas (ROE) sebagai berikut:
86
𝐑𝐎𝐄 = −𝟑𝟎, 𝟒𝟏𝟔𝟏𝟖 + 𝟔, 𝟒𝟕𝟒𝟔𝟔𝟗𝐦𝐮𝐝 − 𝟑, 𝟑𝟕𝟎𝟖𝟏𝟖𝐦𝐮𝐬 − 𝟎, 𝟎𝟗𝟐𝟐𝟔𝟕𝐟𝐝𝐫 − 𝟏, 𝟑𝟑𝟖𝟗𝟒𝟏𝐢𝐧𝐟
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, dapat dilihat nilai konstanta sebesar -30,41618 yang berarti jika Mudharabah (X1), Musyarakah (X2), FDR (X3), dan Inflasi (X4) bernilai nol atau konstan maka ROE (Y) nilainya -30,41618. Apabila koefisien regresi mudharabah (X1) adalah sebesar 6.474669 yang menunjukkan bahwa jika nilai mudharabah mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menaikkan profitabilitas sebesar 6.474669% dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap. Apabila koefisien regresi musyarakah (X2) adalah sebesar -3.370818 yang menunjukkan bahwa jika nilai musyarakah mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas sebesar -3.370818% dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap. Apabila koefisien regresi FDR (X3) adalah sebesar -0.092267 yang menunjukkan bahwa jika nilai FDR mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas sebesar -0.092267% dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap. Apabila koefisien regresi inflasi (X4) adalah sebesar -1.338941 yang menunjukkan bahwa jika nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas sebesar -1.338941% dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap
87
3. Uji Hipotesis a. Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini akan masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Berikut hasil uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F:
88
Tabel 4.7 Hasil Uji F Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:25 Sample: 1 35 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNMUD LNMUS FDR INFLASI C
6.474669 -3.370818 -0.092267 -1.338941 -30.41618
1.739146 1.608515 0.162993 0.707173 20.72168
3.722901 -2.095609 -0.566079 -1.893372 -1.467843
0.0008 0.0447 0.5756 0.0680 0.1526
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.378335 0.295446 7.640940 1751.519 -118.1384 4.564374 0.005343
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
11.65771 9.103108 7.036482 7.258674 7.113183 1.481462
Sumber: Output Eviews 8.0 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.8 di atas, nilai Fhitung sebesar 4.564374 dengan tingkat signifikansi 0.005343. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Mudharabah, Musyarakah, FDR, dan Inflasi secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROE). b. Uji Statistik t Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka 89
hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung > t tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai t hitung < t tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependennya. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji t Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:25 Sample: 1 35 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNMUD LNMUS FDR INFLASI C
6.474669 -3.370818 -0.092267 -1.338941 -30.41618
1.739146 1.608515 0.162993 0.707173 20.72168
3.722901 -2.095609 -0.566079 -1.893372 -1.467843
0.0008 0.0447 0.5756 0.0680 0.1526
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.378335 0.295446 7.640940 1751.519 -118.1384 4.564374 0.005343
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber: Output Eviews 8.0 (data diolah)
90
11.65771 9.103108 7.036482 7.258674 7.113183 1.481462
Dari hasil regresi uji t di atas terlihat bahwa Mudharabah menunjukkan hubungan positif terhadap profitabilitas bank umum syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Mudharabah sebesar 3.722901 > nilai t tabel sebesar 2,042 dengan probabilitas 0.0008 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel Mudharabah secara parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Variabel
Musyarakah
pada
uji
ini
terlihat
bahwa
Musyarakah menunjukkan hubungan negatif terhadap profitabilitas bank umum syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Musyarakah sebesar --2.095609 < nilai t tabel sebesar 2,042 dengan probabilitas 0.0447 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel musyarakah secara parsial berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio) pada uji ini dengan nilai t hitung (t-statistik) FDR sebesar -0.566079 < nilai t tabel sebesar 2,042 dengan probabilitas 0.5756 lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel FDR secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
91
Variabel inflasi pada uji ini dengan nilai t hitung (t-statistik) inflasi sebesar -1.893372 < nilai t tabel sebesar 2,042 dengan probabilitas 0.0680 lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel
inflasi
secara
parsial
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas. c. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut
maka
digunakan
koefisien determinasi
yang
disesuaikan. Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square pada :
92
telah
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:25 Sample: 1 35 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNMUD LNMUS FDR INFLASI C
6.474669 -3.370818 -0.092267 -1.338941 -30.41618
1.739146 1.608515 0.162993 0.707173 20.72168
3.722901 -2.095609 -0.566079 -1.893372 -1.467843
0.0008 0.0447 0.5756 0.0680 0.1526
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.378335 0.295446 7.640940 1751.519 -118.1384 4.564374 0.005343
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
11.65771 9.103108 7.036482 7.258674 7.113183 1.481462
Sumber: Output Eviews 8.0 (data diolah) Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square sebesar 0.378335 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (murabahah,musyarakah,fdr,inflasi)
dalam
menjelaskan
variabel
dependen (profitabilitas/roe) adalah sebesar 37,8335%, sisanya sebesar 8,2889% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini. D. Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat diuraikan bahwa dari empat variabel yang diteliti ada dua variabel yang berpengaruh dan dua variabel yang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan pengukuran Return on Equity (ROE). Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
93
1. Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas Dari hasil regresi uji t di atas terlihat baik karena apabila pembiayaan mudharabah meningkat maka akan meningkatkan ROE sesuai dengan teori Sundjaja (2003) yang menyatakan bahwa semakin besar ROE berarti semakin cepat pula tingkat pengembalian modal perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian Satriawan dkk (2012) menyatakan adanya hubungan positif antara pembiayaan mudharabah terhadap ROE. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian dari Permata dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif terhadap ROE. Pengaruh
positif
yang
ditunjukkan
oleh
mudharabah
mengindikasikan bahwa semakin tinggi jumlah pembiayaan mudharabah yang dihimpun oleh bank maka akan meningkatkan profitabilitas bank. 2. Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas Dari hasil regresi uji t di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan musyarakah kepada nasabah maka ROE yang dihasilkan rendah. Penyebab dari hubungan negatif antara pembiayaan musyarakah pertama nasabah yang telah mendapatkan pembiayaan musyarakah dari bank belum tentu mengembalikan dana yang didapat dari bank pada tahun yang sama, kemudian belum tentu bank sepenuhnya menjadi partner bisnis dalam melakukan usaha dengan nasabah. Hasil penelitian ini didukung oleh Rachmawati (2013) yang menyatakan bahwa Musyarakah terdapat
94
pengaruh negatif signifikan terhadap ROE. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian dari Satriawan dkk (2012) dan Permata dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap ROE. Hal ini dapat dilihat dari pembagian penyertaan modal yang dibagi oleh masing-masing pihak, sehingga resiko yang diambil tidak besar, meskipun keuntungan yang didapatkan dibagi dua. Adanya pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas, dimana pembiayaan musyarakah dari bank belum tentu mengembalikan dana yang diperoleh dari bank pada tahun yang sama, kemudian belum tentu bank sepenuhnya menjadi partner bisnis dalam melakukan usaha dengan nasabah. Disamping itu masih ada pembiayaan lain yang digunakan oleh bank umum syariah. Akibatnya profitabilitas bank akan mengalami perubahan. 3.
FDR terhadap Profitabilitas Dari hasil regresi uji t di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi FDR maka tidak akan mengalami perubahan terhadap ROE. Hasil penelitian ini didukung oleh Rahim dan Irpa (2008) yang menyatakan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROE. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafelia dan Ardiyanto (2013) menyatakan bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan tingkat ROE bank. FDR mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga pada kreditnya. Nilai positif yang ditunjukkan FDR memberi
95
pengertian bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. 4. Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Dari hasil regresi uji t di atas mengindikasikan bahwa semakin besar nilai inflasi, maka nilai ROE tidak akan mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan sistem pada umumnya Bank Umum Syariah tidak menganut sistem bunga dalam operasionalnya, sehingga uang yang dikelola tidak menganut sistem bunga, dan tidak akan mengalami gejolak apabila mengalami inflasi seperti halnya bank konvensional. Hal ini sesuai dengan penelitian Osamwonyi dan Michael (2014) yang menyatakan inflasi tidak berpengaruh terhadap ROE.
96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil uji parsial (uji-t), bahwa variabel jumlah pembiayaan mudharabah, berpengaruh positif, sedangkan pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif, namun Financing To Deposit Ratio (FDR) dan inflasi tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2010-2014 2. Hasil uji simultan atau serempak (Uji F) menunjukkan bahwa setiap variabel independen (Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi secara bersamaan berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2010-2014. B. Saran Saran untuk penelitian pendatang yaitu : 1. Penelitian
ini
menggunakan
variabel
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah, FDR, dan Inflasi. Dengan demikian, penelitian yang akan datang dapat menguji variabel-variabel lain yang juga berpengaruh terhadap profitabilitas, seperti jumlah deposito mudharabah, musyarakah, serta variabel rasio keuangan dan faktor internal bank lainnya yang lebih beragam.
97
2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel Bank Umum Syariah di Indonesia. Untuk itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengujian pada Unit Usaha Syariah di Indonesia. 3. Dapam penelitian ini, peneliti menggunakan periode tahun 2010-2014 berjangka 5 tahun. Disarankan untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif dan lebih baik, penelitian selanjutnya lebih menambah periode tahun yang lebih banyak. 4. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis regresi berganda atau bisa disebut juga dengan metode estimasi least square. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan alat analisis berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
98
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Syahirul. Analisis Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Modenisasi. Vol. 10 No.3, Oktober 2014
Ascarya.“Akad & Produk Bank Syariah”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2011.
Azwar Karim, Adiwarman. “Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan”. Rajawali Pers. Jakarta. 2013.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”. Gema Insani: Jakarta. 2001
Arifin, Zainul. “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. AlvaBet : Jakarta. 2002
Bank Indonesia,1992, UU No. 7 tahun 1992, tentang Perbankan, Jakarta. ____________, 1998, UU No. 10 tahun 1998, tentang perubahan terhadap UU No. 7 tahun 1992, Jakarta.
Case, karl E. & Fair, Ray C. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi 8 Erlangga; Jakarta. 2007.
Chun Hong, Siew & Abdul Razak, Shaikh Hamzah The Impact of Nominal GDP and Inflation on the Financial Perfomance of Islamic Banks in Malaysia. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol. 11 No. 1, JanMarch 2015
Dwijayanthy, Febrina. “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”. Karisma. Vol 3. No. 2.2009.
Dewan Syariah Nasional MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. MUI, Jakarta, 2003.
99
Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Alfabeta. Bandung. 2013
Fahrul, Fauzan, Arfan M., & Darwanis. “Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah”. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 2012.
Ghozali, Imam. “Statistik Nonparametrik”. Badan Penerbit UNDIP. Semarang. 2006
Horne, J. C. V., Wachowicz, J. M. “Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”. Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. 2005
Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012
--------- “Pengantar Manajemen Keuangan”. Kencana. Jakarta. 2010
Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Ekonisia. Yogyakarta. 2010
Moeljadi. “Manajemen Keuangan”. Bayumedia. Malang. 2006
Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah”. Rajawali Pers. Jakarta. 2008.
---------------, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. 2005.
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 2006.
100
Ningtian, Irianti Yuni, Saifi M., dan Husaini, Achmad. “Analisis Perbandingan Antara Rasio Keuangan Dan Metode Economic Value Added (Eva) Sebagai Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 9, No. 2, 2014
Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian”. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2012
Osamwonyi, Ifuero Osad & Michael, Chijuka Ify. “The Impact of Macroeconomic Variabels on the Profitability of Listed Commercial Bank in Nigeria” European Journal of Accounting Auditing and Finance Research Vol. 2, No. 10, pp.85-95. December 2014
Permata, Russely Inti Dwi, Yaningwati, Fransisca, dan Z.A Zahroh. “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas (Return On Equity)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 12, No. 1, 2014 Perwataatmadja, Karnaen & Antonio, M Syafi’i. “Apa & Bagaimana Bank Islam”. Dana Bhakti Wakaf. Yogyakarta. 1999.
Rafelia, Thyas & Ardiyanto, Didik. Pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Dipenogoro Journal of Accounting. Vol. 1, No. 1, 2013
Rahim, Rida & Irpa, Yuma. “Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 4, No. 3, 2008
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006
Rodoni, Ahmad & Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern” Mitra Wacana Media. Jakarta. 2014
101
Satriawan, Aditya & Arifin, Zainul. Analisis Profitabilitas dari Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi. Vol. 12, No. 1 April 2012 Singgih, Santoso. “Buku Latihan SPSS Parametrik”. Elex Media Komputindo. Jakarta, 2000.
Subramanyam & John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta, 2010. Sukirno, Sadono. “Makroekonomi Teori Pengantar” Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2004
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. Penerbit Andi, Yogyakarta. 2009
Sundjaja, Ridwan. S, dan Berlian, Inge, Manajemen Keuangan 1, PT.Intan Sejati. Klaten. 2003
Widarjono, Agus. “Analisa Statistika Multivariat Terapan”, Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. 2010.
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.
Yanita Sahara, Ayu. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto Terhadap Return on Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 1 No. 1. 2013 Data Statistik Perkembangan Perbankan Syariah, data diakses pada 28 Juni 2015 dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx
102
Data Statistik Perkembangan Mudharabah, data di akses pada 28 Juni 2015 dari http://www.bapepam.go.id/syariah/fatwa/pdf/
Data Statistik Perkembangan Musyarakah, data di akses pada 28 Juni 2015 dari http://www.bapepam.go.id/syariah/fatwa/pdf/
Data produk-produk bank syariah, data di akses pada 28 Juni 2015 dari http://www.mozaikislam.com/194/produk-produk-bank-syariah.htm
Data Statistik Inflasi di Indonesia, data di akses pada 20 Oktober 2015 dari http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907
Data Bank Syariah Mandiri, data diakses pada 20 September 2015 http://www.syariahmandiri.co.id
Data Bank Muamalat Indonesia, data diakses pada 28 Oktober 2015 http://www.bankmuamalat.co.id
Data
Bank Syariah Bukopin, data http://www.syariahbukopin.co.id
diakses
pada
28
Oktober
2015
Data Bank BRI Syariah, di akses pada 28 Oktober 2015 http://www.brisyariah.co.id
Data
Bank BNI Syariah, di http://www.bnisyariah.co.id
akses
pada
28
Oktober
2015
Data Bank Jabar Banten Syariah, di akses pada http://www.bjbsyariah.co.id
Data
Bank BCA Syariah, di http://www.bcasyariah.co.id
akses
103
pada
28
Oktober
2015
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian NO
KODE
TAHUN
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7
BMUA BMUA BMUA BMUA BMUA BRIS BRIS BRIS BRIS BRIS BJBS BJBS BJBS BJBS BJBS BNIS BNIS BNIS BNIS BNIS BSMA BSMA BSMA BSMA BSMA BSMA BSMA BSMA BSMA BSMA BCAS BCAS BCAS BCAS BCAS
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
LNMUD 21.03408 21.12759 21.40918 21.49809 21.26769 19.77503 20.20988 20.57157 20.65786 20.59123 19.11137 19.02507 19.27993 19.89436 19.91699 18.23677 18.30844 19.47522 20.37967 20.73982 22.15206 22.24732 22.14914 22.03260 21.82396 18.60126 19.20894 19.08474 19.21867 19.39337 18.33158 16.37353 18.64193 19.12312 19.05382
104
LNMUS 22.51153 22.82457 23.27426 23.60560 23.69622 20.64245 20.83960 21.27590 21.83299 22.11089 19.02507 19.58895 20.57210 19.27993 19.36122 20.20334 20.56773 20.68922 20.78067 21.06331 22.16341 22.35489 22.52317 22.67611 22.71535 19.85994 19.84131 20.28630 20.56074 20.87962 17.67249 19.08221 19.64333 20.09317 20.51368
FDR (%)
INFLASI (%)
91.52 85.18 94.15 99.99 84.14 91.23 93.34 102.77 103.67 95.14 71.54 72.95 74.09 96.47 93.18 68.93 78.60 84.99 97.86 92.58 82.54 86.03 94.40 89.37 82.13 99.15 83.54 91.98 100.29 92.89 77.90 78.80 79.90 89.70 89.40
6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36
ROE (%) 17.78 20.79 29.16 11.41 2.13 1.28 1.52 9.98 14.81 0.24 24.95 21.00 25.02 24.48 19.10 3.25 6.63 10.18 11.73 13.98 25.05 24.24 25.05 15.34 1.49 9.65 6.19 7.32 7.63 2.44 1.90 2.30 2.80 4.30 2.90
Lampiran 2 Deskriptif Statistik LNMUD 19.99845 19.89436 22.24732 16.37353 1.374091 -0.180031 2.735066
LNMUS 20.98889 20.68922 23.69622 17.67249 1.454778 0.085298 2.373662
FDR (%) 88.29543 89.70000 103.6700 68.93000 9.138290 -0.337699 2.283048
INFLASI (%) 6.358000 6.960000 8.380000 3.790000 1.992797 -0.241312 1.267783
ROE (%) 11.65771 9.980000 29.16000 0.240000 9.103108 0.411560 1.749998
Jarque-Bera Probability
0.291426 0.864406
0.614544 0.735450
1.414851 0.492912
4.715522 0.094632
3.266715 0.195273
Sum Sum Sq. Dev.
699.9459 64.19628
734.6113 71.95688
3090.340 2839.284
222.5300 135.0222
408.0200 2817.464
Observations
35
35
35
35
35
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Lampiran 3: Output Hasil Pengujian
Estimation Command: ========================= LS ROE LNMUD LNMUS FDR INFLASI C Estimation Equation: ========================= ROE = C(1)*LNMUD + C(2)*LNMUS + C(3)*FDR + C(4)*INFLASI + C(5) Substituted Coefficients: ========================= ROE = 6.47466887274*LNMUD - 3.37081785809*LNMUS - 0.092266943738*FDR 1.33894067037*INFLASI - 30.4161832483
105
30 20 10 20 0 10 -10 0 -10 -20 5
10
15
20
Residual
25
Actual
30
35
Fitted
Uji Normalitas 7
Series: Residuals Sample 1 35 Observations 35
6 5
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
4 3 2
Jarque-Bera Probability
1
5.96e-16 0.161915 13.85649 -14.98280 7.177413 -0.106995 2.571211 0.334910 0.845815
0 -15
-10
-5
0
5
10
15
Uji Multikolinieritas
LNMUD LNMUS FDR INFLASI
LNMUD 1.000000 0.825665 0.378470 0.185998
LNMUS 0.825665 1.000000 0.331228 0.098431
106
FDR 0.378470 0.331228 1.000000 0.346508
INFLASI 0.185998 0.098431 0.346508 1.000000
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.655641 2.813690 2.406732
Prob. F(4,30) Prob. Chi-Square(4) Prob. Chi-Square(4)
0.6275 0.5895 0.6614
Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:26 Sample: 1 35 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNMUD LNMUS FDR INFLASI
9.976755 1.333832 -1.199727 -0.045021 -0.290588
11.96620 1.004309 0.928873 0.094124 0.408373
0.833744 1.328109 -1.291594 -0.478317 -0.711574
0.4110 0.1942 0.2064 0.6359 0.4822
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.080391 -0.042223 4.412433 584.0869 -98.92013 0.655641 0.627519
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
107
5.647684 4.322129 5.938293 6.160486 6.014994 1.337015
Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
2.566505 5.422247
Prob. F(2,28) Prob. Chi-Square(2)
0.0947 0.0665
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:26 Sample: 1 35 Included observations: 35 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNMUD LNMUS FDR INFLASI C RESID(-1) RESID(-2)
-0.677609 -0.237897 0.201469 -0.466879 3.682532 0.278520 0.312650
1.694418 1.535630 0.178833 0.704646 19.99730 0.194223 0.194690
-0.399906 -0.154918 1.126578 -0.662572 0.184152 1.434024 1.605885
0.6923 0.8780 0.2695 0.5130 0.8552 0.1626 0.1195
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.154921 -0.026167 7.270712 1480.171 -115.1927 0.855502 0.539005
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
108
5.96E-16 7.177413 6.982442 7.293512 7.089823 1.882784
Hasil Uji Statistik Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:25 Sample: 1 35 Included observations: 35 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNMUD LNMUS FDR INFLASI C
6.474669 -3.370818 -0.092267 -1.338941 -30.41618
1.739146 1.608515 0.162993 0.707173 20.72168
3.722901 -2.095609 -0.566079 -1.893372 -1.467843
0.0008 0.0447 0.5756 0.0680 0.1526
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.378335 0.295446 7.640940 1751.519 -118.1384 4.564374 0.005343
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
109
11.65771 9.103108 7.036482 7.258674 7.113183 1.481462