UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PENYESUAIAN DIRI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN JATIREJO 3 KECAMATAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013 / 20141 oleh: Lilik Puji Rahayu 2 email:
[email protected] Abstract The purpose of this study was to determine the increase in the ability to understand plant adaptation to the environment through contextual learning model. The research wascarried out in SDN Jatirejo 3 Karanganyar Demak regency. The research subjects were students of class V students totaling 36 people, male students were 19 people and 17 female students. The method used in the research is Classroom Action Research with the steps: (a) action planning, (b) the implementation of the action, (c) observation / data collection, (d) reflection. Data Sources: Primary data (formative value, the value of the discussions / worksheets, daily replay value), and secondary data (observation / observation). Techniques and tools of data collection: technical and non-technical test test. Data collection tool: the grain problem and the observation sheet. Data analysis techniques used in this research is descriptive qualitative and quantitative. The results showed that the pre-cycle I turned out of 36 students were able to master / finished onlly 18 (50 % ) students (Pre Cycle). The obversation (Cycle I the encrease is slight that only21 (58, 33 %) and students who have not completed up to 15 students (41, 67 %). The results of observation and reflectio (Cycle II), the results are quite encouraging, reaching 94,44 % (34 students out of 36 students), who have completed only 2 students (5,56 %). So trought the application of contextual learning model students understanding of specific chaaceristics in plants increase or becomes more completed. Keywords: Improved capabilities, contextual learning model.
Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan melalui model pembelajaran kontekstual. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jatirejo 3 Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak. Subjek penelitian siswa adalah siswa kelas V yang berjumlah 36 orang, siswa laki-laki sebanyak 19 orang dan siswa perempuan 17 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan langkah-langkah : (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi / pengumpulan data, (d) refleksi. Sumber 1 2
Hasil Penelitian Tahun 2013 Guru SDN Jatirejo 3 Kecamatan Karanganyar
1
Data : data primer( nilai formatif, nilai hasil diskusi / LKS , nilai ulangan harian ), dan data skunder ( observasi / pengamatan). Teknik dan alat pengumpulan data: teknik tes dan teknis non tes. Alat pengumpulan data : butir soal dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pra siklus I ternyata dari 36 orang siswa yang mampu menguasai / tuntas hanya 18 (50%) orang siswa (Pra Siklus). Hasil pengamatan (Siklus I) peningkatannya sedikit yaitu hanya 21 ( 58,33 % ) orang siswa dan yang belum tuntas mencapai 15 orang siswa (41,67%). Hasil observasi dan refleksi (Siklus II ) , hasilnya cukup menggembirakan yaitu mencapai 94,44 % (34 orang siswa dari 36 orang siswa), yang belum tuntas hanya 2 orang siswa ( 5,56 % ) . Jadi melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pemahaman siswa tentang ciri-ciri khusus pada tumbuhan menjadi lebih meningkat atau tuntas. Kata Kunci : Peningkatan kemampuan, model pembelajaran kontekstual.
2
kemampuan
A. PENDAHULUAN Penggunaan berbagai strategi / Pendekatan
pembelajaran
dengan
sangat
berpikir
guru.
anak sama
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa dalam pra siklus I
diperlukan guru dalam membelajarkan
ternyata dari 36
siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi
mampu menguasai / tuntas hanya 18 (
oleh
50 % ) orang siswa
bebarapa
faktor,
diantaranya
adalah kompetensi guru, tersedianya sarana
dan
prasarana,
orang siswa yang
Dari kejadian tersebut, kami
lingkungan
merefleksi
terhadap
selama
menerima pelajaran. Tidaklah mudah
mengoptimalkan
bagi guru untuk dapat melibatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber
seluruh siswa agar dapat berperan aktif
belajar.
dalam pembelajaran. Peran aktif siswa
mengatasi
sangat penting agar materi yang akan
pemahaman
disampaikan
menggunakan
dapat
diterima
dengan baik oleh siswa.
Ternyata
kami
sekolah, dan kesiapan siswa dalam
guru
ini.
kinerja
kurang
penggunaan
Dugaan
sementara
dan
untuk
meningkatkan
siswa,
penulis menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber
Selama ini prestasi belajar
belajar
siswa pada pelajaran IPA masih jauh
dan
model
pembelajaran
kontekstual.
dari harapan kita, hal ini dapat dilihat
Sesuai dengan latar belakang,
dari gejala yang nampak antara lain ( 1
penulis merumuskan masalah sebagai
) hasil ulangan harian siswa banyak
berikut ini :
yang di bawah KKM, ( 2 ) siswa lebih
a. Bagaimana
penggunaan
model
cenderung meghafal materi pelajaran, (
pembelajaran kontekstual / CTL
3
mampu meningkatkan kemampuan
)
metode
dan
pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru
siswa
monoton,
kurang
penyesuaian diri tumbuhan dengan
memperhatikan media pembelajaran
lingkungan pada siswa kelas V
yang cocok / sesuai dengan kompetensi
semester I SD Negeri Jatirejo 3
dasar yang diajarkan, ( 5 ) guru kurang
Kecamatan Karanganyar ?
memahami
(
4
)
guru
karakteristik
dan
dalam
memahami
cara
b. Bagaimana tingkat ketuntasan siswa
belajar siswa serta beranggapan bahwa
dalam memahami penyesuaian diri
3
tumbuhan
terhadap
lingkungan
Media
pembelajaran
dengan memanfaatkan tumbuhan
merupakan
sebenarnya sebagai media sederhana
perantara
pada siswa kelas V semester I SD
memudahkan proses pembelajaran,
Negeri
dan sarana untuk mengefektifkan
Jatirejo
3
Kecamatan
Karanganyar?
suatu yang
alat
atau
berguna untuk
komunikasi antara guru dan murid.
Penelitian
ini
mempunyai
Media berasal dari bahasa
tujuan yaitu :
latin merupakan bentuk jamak dari
a. Mendeskripsikan penggunaan model
“Medium” yang secara harfiah
pembelajaran kontekstual / CTL
berarti
mampu meningkatkan kemampuan
“Pengantar” yaitu perantara atau
siswa
memahami
pengantar terjadinya komunikasi
penyesuaian diri tumbuhan dengan
dari pengirim menuju penerima
lingkungan pada siswa kelas V
(Heinich et.al., 2002; Ibrahim,
semester I SD Negeri Jatirejo 3
1997; Ibrahim et.al., 2001).
dalam
Kecamatan Karanganyar. b. Mendeskripsikan ketuntasan
atau
Sedangkan
peningkatan
Oemar
Hamalik ( 1994 ) mendefinisikan,
siswa
dalam
penyesuaian
diri
digunakan dalam rangka lebih
tumbuhan terhadap lingkungan pada
mengefektifkan komunikasi antara
siswa kelas V semester I SD Negeri
guru dan murid dalam proses
Jatirejo 3 Kecamatan Karanganyar.
pendidikan
memahami
belajar
“Perantara”
media
Adapun manfaat yang dapat
sebagai
sekolah.
dan
teknik
yang
pengajaran
Media
di
pembelajaran
diambil dari penelitian ini adalah :
merupakan perantara atau alat
a. Memperbaiki proses pembelajaran
untuk memudahkan proses belajar
yang dikelolanya.
mengajar
b. Guru dapat bekerja dan berkarya
agar
pengajaran
secara professional.
tercapai tujuan
secara
efektif
dan
efisien.
c. Untuk meningkatkan hasil belajar
2. Pentingnya Media Sederhana
siswa.
Pemanfaatan sederhana
1. Media Pembelajaran
4
yang
ada
media disekitar
lingkungan
menekankan
kepada
proses
mampu meningkatkan pemahaman
keterlibatan
siswa
untuk
anak terhadap materi pelajaran
menemukan materi, artinya proses
yang dipelajari dengan lingkungan
belajar berorientasikan pada proses
dimana anak itu tinggal atau
pengalaman secara langsung.
belajar.
anak
Salah
pemanfaatan
diharapkan
satu
media
contoh
Menurut
sederhana
Elaine
adalah lingkungan.
(2007),
B.
Johnson,
mendefinisikan
pengertian CTL sebagai berikut: CTL
3. Fungsi Media atau Alat Peraga Seperti
yang
di
adalah
pendidikan
sebuah yang
para
proses bertujuan
kemukakan oleh Pakasi fungsi alat
menolong
siswa
melihat
peraga adalah menjauhkan system
makna di dalam materi akademik
verbalisme sekolah – sekolah kita
yang mereka pelajari dengan cara
, supaya segala sesuatu yang kita
menghubungkan
ajarkan kepada anak-anak dengan
akademik dengan konteks dalam
mudah ditangkap karena kongkrit
kehidupan
dan jelas.
yaitu dengan konteks keadaan
subjek-subjek
keseharian
mereka,
pribadi, sosial, dan budaya mereka.
4. Pengertian Contextual Teaching
Untuk mencapai tujuan ini, system
and Learning Menurut Wina Sanjaya
tersebut
meliputi
delapan
(2009), Contextual Teaching and
komponen
berikut:
membuat
Learning adalah suatu strategi
keterkaitanketerkaitan
yang
pembelajaran yang menekankan
bermakna, melakukan pekerjaan
kepada proses keterlibatan siswa
yang
secara
dapat
pembelajaran yang diatur sendiri,
menemukan materi yang dipelajari
melakukan kerja sama, berpikir
dan menghubungkannya dengan
kritis
situasi kehidupan
individu
untuk
tumbuh
berkembang,
mencapai
standar
penuh
Saefudin
Sa’ud
mengungkapkan pembelajaran
untuk
nyata.
Udin (2009), bahwa
berarti,
dan
kreatif,
melakukan
membantu
yang tinggi, dan menggunakan
kontekstual
penilaian autentik.
5
c. Menemukan (Inquiry)
5. Asas-Asas Contextual Teaching
d. Masyarakat Belajar (Learning
and Learning Menurut Wina Sanjaya (2009),
mengemukakan
Community)
bahwa
e. Pemodelan (Modeling)
Contextual Teaching and Learning
f. Refleksi (Reflection)
merupakan
g. Penilaian
suatu
model
Sebenarnya
pembelajaran yang memiliki 7
(Authentic Assessment)
asas. Asas-asas ini yang melandasi
B. METODE PENELITIAN
pelaksanaan proses pembelajaran
1. Setting Penelitian
dengan menggunakan model CTL.
a. Waktu penelitian
Seringkali asas-asas ini disebut
Penelitian dilaksanakan pada
juga komponen-komponen CTL,
semester I tahun pelajaran 2013 / 2014.
antara lain : a. Konstruktivistik (Constructivist). b. Bertanya (Questioning) Tabel 1 Alokasi Waktu Penelitian No.
Uraian Kegiatan
Okt. √ √
1 2 3
Menyusun Proposal PTK Menyusun instrument Penelitian Pengumpulan data a. Siklus I b. Siklus II 4 Analisa data 5 Pembahasan / diskusi 6 Menyusun laporan hasil Penelitian b. Tempat Penelitian
Jan 2014
√ √ √ √ Subjek
Pelaksanaan Penelitian dan perbaikan
Bulan Nop Des
Penelitian
√ siswa
adalah siswa kelas V SD Negeri
pembelajaran
Jatirejo 3 Kecamatan Karanganyar
dilaksanakan di kelas V SD Negeri
Kabupaten Demak yang berjumlah
Jatirejo 3 Kecamatan Karanganyar
36 orang siswa, yang terdiri dari 19
Kabupaten Demak.
orang laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.
2. Subjek Penelitian
6
Data
3. Sumber Data Sumber data yang penulis
kualitatif
observasi,
(misalnya
wawancara),
dapat
analisa ada dua macam yaitu :
divalidasi melalui triangulasi:
a. Data primer yaitu data yang
a. Triangulasi
sumber,
data
bersumber dari subjek penelitian
berasal dari beberapa sumber.
( nilai formatif, nilai hasil diskusi
(melalui
/ LKS , nilai ulangan harian )
teman sejawat)
b. Data skunder yaitu data yang
kolaborasi
b. Triangulasi
dengan
metode,
data
diperoleh dari pengamatan yang
berasal dari beberapa metode.
dilakukan oleh teman sejawat
(dengan menggunakan beberapa
maupun penulis sendiri.
teknik/alat pengumpulan data )
4. Teknik dan Alat Pengumpulan
6. Analisis Data Teknik analisis data yang
Data a. Teknik pengumpulan data 1) Teknis tes,
digunakan
berupa tes tulis,
non
tes,
ini
Teknik kuantitas digunakan untuk
berupa
menganalisis hasil / nilai lembar
wawancara, dan pengamatan.
kerja siswa dan hasil tes pada pada
b. Alat pengumpulan data
akhir siklus 1 dan siklus 2,
1) Teknik tes ( soal tes ) 2) Teknik
penelitian
adalah secara kuantitas dan kualitas.
lesan, maupun tes perbuatan 2) Teknik
dalam
7. Prosedur Penelitian Tindakan
non tes (lembar
Kelas ( PTK )
observasi maupun lembar
Penelitian
wawancara.)
dilaksanakan
tindakan
melalui
kelas
pengkajian
prosedur yang terdiri dari empat
5. Validasi Data
tahap,
Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah
yaitu
planning,
:
perencanaan
pelaksanaan /
/
acting,
data yang berbentuk angka atau
pengumpulan data (observing), dan
nilai dari pekerjaan siswa. Validasi
refleksi / reflecting.
data diperlukan agar memperoleh
a) Perencanaan / Planning
data yang valid.
Dalam merencanakan ada tiga hal
Data Kualitatif
yang dilakukan yaitu :
7
Menyusun rencana perbaikan
bertindak sebagai pemantau /
pembelajaran (RPP) siklus I. Menyiapkan
observer.
instrumen
media
aktivitas
(
guru
dalam
menggunakan media (tumbuhan
tumbuhan )
); dan aktivitas anak dalam proses
(2) lembar observasi tentang guru
menggunakan
belajar
dalam media
dengan
pendekatan
belajar yang dipakai oleh guru.
(
Observasi
tumbuhan )
dilakukan
menggunakan lembar observasi
(3) lembar observasi tentang
yang sudah direncanakan dan
aktivitas anak dalam proses
disiapkan.
pembelajaran. (4) lembar
(
tumbuhan ) yang digunakan guru;
(1) lembar observasi tentang
aktivitas
observasi
adalah: ketepatan media
pengumpul data, yaitu:
ketepatan
Sasaran
c) Pengumpulan Data
evaluasi
untuk
Data
mengukur
tingkat
oleh
ketercapaian
tujuan
teman sejawat guru, mencakup
perbaikan
pembelajaran
data
Penulis,
dikumpulkan
tentang:
dibantu
(1)
oleh
ketepatan
berdasarkan kriteria-kriteria
penggunaan media ( tumbuhan )
keberhasilan
yang
yang
ditetapkan. kriteria
Menentukan
keberhasilan
ketercapaian
aktivitas
/
perbaikan
dalam media
(
aktivitas
anak
dalam
mengamati media ( tumbuhan );
/
dan (4) tingkat ketercapaian
Acting. Dalam
melakukan
tindakan
ini
berkolaborasi
dengan
tujuan perbaikan pembelajaran
penulis
berdasarkan
teman
3.
Teman
kriteria-kriteria
keberhasilan yang ditetapkan.
sejawat yang ada di SD Negeri Jatirejo
(2)
tumbuhan ) yang diuji cobakan; (3)
Tindakan
guru;
guru
menggunakan
pembelajaran. b) Melaksanakan
digunakan
d) Refleksi / Reflecting
sejawat
Pada
8
kegiatan
ini
Penulis
mengadakan refleksi
lingkungan. Dari 36 orang siswa
atau peninjauan ulang terhadap
yang tuntas hanya 18 ( 50 % ) orang
proses dan hasil pembelajaran.
siswa ( Pra Siklus ).
Tujuannya
adalah
untuk
mengetahui
keberhasilan, siswa
Setelah diadakan perbaikan (
dan
dalam
penyesuaian
siklus
hambatan
HASIL
)
yang
peningkatannya sedikit
tuntas
yaitu 21 (
memahami
58,33 % ) orang siswa dan yang
tumbuhan
belum tuntas mencapai 15 orang
diri
dengan lingkungan. C.
I
siswa ( 41,67 % ). Begitu selesai
PENELITIAN
DAN
proses
pembelajaran
tentunya
diadakan tes akhir / evaluasi akhir,
PEMBAHASAN
berikut hasilnya :
1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ( 7 - 12 Oktober 2013 ) Berdasarkan
hasil
dari
pembelajaran pra siklus I ternyata masih banyak anak yang belum tuntas
dalam
penyesuaian
memahami
tumbuhan
dengan
Tabel 2 Rekapitulasi Nilai Tes Akhir Siklus I KKM
60
NILAI SISWA
BANYAK SISWA
96 – 100 86 – 95 76 – 85 66 – 75 56 – 65 46 – 55 36 – 45 26 – 35 0 – 25 Jumlah
0 5 8 5 3 10 5 0 0
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas
36 orang siswa
Berdasarkan temuan diatas, ternyata
KETERANGAN
pembelajaran
kegagalan proses perbaikan
pada
disebabkan oleh :
9
siklus
I
ini
a.
Kemampuan
guru
mengelola
tanpa diberi kesempatan untuk
pembelajaran belum maksimal. b. Guru
langsung
tumbuhan
(
mengamati langsung.
menunjukkan
kaktus,
enceng
gondok, teratai ) kepada siswa Tabel 3 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran pada Siklus I No
Aspek yang diamati
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Memotivasi siswa √ Mengaitkan / memanfaatkan 2. kehidupan nyata atau masalah √ yang diajarkan Memeperhatikan pengetahuan 3. √ prasyarat / awal siswa. Menyesuaikan / memperhatikan 4. karakteristik siswa. √ Aktivitas belajar berlangsung 5. dalam suasana yang √ menyenangkan Guru membimbing dan 6. √ memperhatikan siswa. Penjelasan, demonstrasi, 7. permodelan yang dilakukan guru √ secara jelas dan mudah diterima. Guru menggunakan alat peraga 8. yang cocok. √ Guru memberikan penghargaan 9. √ pada siswa. Guru memperhatikan 10. √ ide/pendapat siswa. Guru memfasilitasi siswa dalam 11. memahami konsep materi. √ Guru melakukan refleksi diri 12. tentang apa yang telah dikerjakan. √ Jumlah 2 3 7 0 Persentase (%) 16,7 25 58,3 0 Keterangan : Selalu ,jika aspek yang diamati muncul lebih dari 3 kali; Sering , jika 1.
aspek yang diamati muncul 2-3 kali; Jarang ,jika aspek yang diamati muncul 1-2 tetepi tidak periodik; Tidak pernah, jika aspek yang diamati tidak muncul sama sekali.
10
Dari data tabel 2 di atas
yang muncul lebih dari 3 kali ( selalu )
menggambarkan bahwa kemampuan
hanya 2 aspek ( 16,7 % ) .
guru dalam mengelola pembelajaran
Data yang penulis peroleh
pada siklus I masih rendah . Hal ini
ternyata kurang sesuai dengan apa yang
dapat dilihat dari kemunculan aspek
penulis rencanakan dari awal. Semula
yang diamati , dimana guru dalam
direncanakan
mengaitkan / memanfaatkan kehidupan
pemahaman siswa tentang penyesuaian
nyata atau masalah yang diajarkan,
diri
penjelasan
lansung ke lingkungan ( sungai ).
atau
permodelan
yang
untuk
tumbuhan
meningkatkan
dengan
mengajak
dilakukan oleh guru, maupun alat peraga yang dipakai dengan cocok muncul 1-2 ( jarang ) ada 7 aspek ( 58,3 % ). Sedangkan aspek yang muncul 2-3 kali ( sering ) hanya mencapai 3 aspek ( 25 % ) dan aspek Tabel 4 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang diamati
Selalu
Siswa terdorong menggunakan kemampuan berpikir kritis Siswa terdorong menggunakan kemampuan berpikir kreatif Siswa belajar dengan antusias Terjadi interaksi siswa dengan siswa Terjadi interaksi siswa dengan guru Siswa mepunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapat/ idenya Siswa dapat bekerja sama dengan baik Siswa melakukan refleksi /berpikir kembali tentang apa yang dipelajari. Jumlah
Sering
Jarang
Tidak pernah
√ √ √ √ √ √ √
√ 5 1 62, 5 12,5 0 % 25 % Persentase (%) % % Keterangan : Selalu ,jika aspek yang diamati muncul lebih dari 3 kali; Sering , jika 0
2
aspek yang diamati muncul 2-3 kali; Jarang ,jika aspek yang diamati
11
muncul 1-2 tetepi tidak periodik; Tidak pernah, jika aspek yang diamati tidak muncul sama sekali. Dari data tabel 3 di atas
3 kali ( selalu ) tidak muncul sama
menggambarkan bahwa aktivitas siswa
sekali 0 % bahkan aspek yang tidak
selama pembelajaran pada siklus I
muncul sama sekali ( tidak pernah )
belum optimal . Hal ini dapat dilihat
muncul sekali mencapai 12,5 % ( 1
dengan munculnya aspek yang diamati
aspek ) .
kurang sesuai dengan apa yang telah
Keaktifan
siswa
ternyata
direncanakan sebelumnya. Aspek yang
mempengaruhi hasil kerja anak dalam
diamati muncul 1 - 2 kali( jarang)
mengerjakan LKS. Hasil kerja anak
mencapai 62, 5 % ( 5 aspek ),
dapat penulis sajikan sebagai berikut :
Sedangkan aspek yang muncul 2-3 kali ( sering ) hanya mencapai 2 aspek ( 25 % ) dan aspek yang muncul lebih dari Tabel 5 Rekapitulasi Nilai LKS Siklus I KKM
60
NILAI SISWA
BANYAK SISWA
96 – 100 86 – 95 76 – 85 66 – 75 56 – 65 46 – 55 36 – 45 26 – 35 0 – 25 Jumlah
0 0 10 8 2 16 0 0 0
Dari data tabel 4 di atas,
KETERANGAN
Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas 36 orang siswa
mengerjakan soal dengan baik (
menggambarkan bahwa nilai LKS
belum
pada siklus I masih banyak anak
ketuntasan ini mengacu pada KKM
yang belum tuntas , dari 36 orang
yang telah ditetapkan pada awal
siswa terdapat
16 orang siswa (
semester yaitu 60. Sedangkan anak
44,44 % ) yang belum mampu
yang mendapat nilai diatas KKM
12
tuntas
).
Penentuan
adalah 20 orang siswa ( 55,56 % ) . 2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ( 11 – 16 Nopember 2013 ) Berdasarkan pengalaman dari analisis hasil pembelajaran pada siklus I penulis berupaya untuk memperbaiki tersebut.
pemebelajaran
Hasil
evaluasi
yang
diperoleh dari perbaikan siklus II sebagai berikut.
Tabel 6 Rekapitulasi Nilai Tes Akhir Siklus II KKM
NILAI SISWA
BANYAKNYA SISWA
KETERANGAN
96 – 100 86 – 95 76 – 85 66 – 75 56 – 65 60 46 – 55 36 – 45 26 – 35 0 – 25 Jumlah Dari tabel 5 di atas diketahui
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas 36 orang siswa media tumbuhan sebenarnya mencapai
bahwa tingkat ketuntasan kemampuan
94,44 % (34 orang siswa dari 36 orang
siswa dalam memahami ciri-ciri khusus
siswa), yang belum tuntas hanya 2
pada tumbuhan dengan menggunakan
orang siswa (5,56 %)
0 16 10 4 4 2 0 0 0
Tabel 7 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran pada Siklus II No 1. 2.
3.
Aspek yang diamati
Selalu
Sering
√
Memotivasi siswa Mengaitkan / memanfaatkan kehidupan nyata atau masalah yang diajarkan Memeperhatikan pengetahuan
√
13
Jarang
Tidak pernah
prasyarat / awal siswa. √ Menyesuaikan/memperhatikan karakteristik siswa. √ 5. Aktivitas belajar berlangsung dalam suasana yang √ menyenangkan 6. Guru membimbing dan meperhatikan siswa. √ 7. Penjelasan, demonstrasi, permodelan yang dilakukan guru √ secara jelas dan mudah diterima. 8. Guru menggunakan alat peraga yang cocok. √ 9. Guru memberikan penghargaan √ pada siswa. 10. Guru memperhatikan √ ide/pendapat siswa. 11. Guru memfasilitasi siswa dalam memahami konsep materi. √ 12. Guru melakukan refleksi diri tentang apa yang telah dikerjakan. √ Jumlah 6 6 0 0 Persentase (%) 50 % 50 % 0% 0% Keterangan : Selalu ,jika aspek yang diamati muncul lebih dari 3 kali; Sering , jika 4.
aspek yang diamati muncul 2-3 kali; Jarang ,jika aspek yang diamati muncul 1-2 tetepi tidak periodik; Tidak pernah, jika aspek yang diamati tidak muncul sama sekali. Dari data tabel 6 di atas
Untuk siklus
menggambarkan bahwa kemampuan
mulai
guru mengelola pembelajaran pada
perbaikan, baik dari segi keaktifan
siklus II menunjukkan peningkatan
maupun
yang cukup bagus. Dimana aspek yang
pengamatan terhadap aktivitas siswa
diamati
selama
muncul 2-3 kali ( sering )
ada
II ini juga
beberapa
kemampuan
perubahan
siswa.
perbaikan
siklus
Hasil
II
terdapat 6 aspek ( 50 % ) sedangkan
menunjukkan hasil yang maksimal.
aspek yang diamati muncul lebih dari 3
Anak-anak
kali ( selalu ) juga ada 6 aspek ( 50 % )
tumbuhan secara langsung.
dari 12 aspek yang diamati.
14
diajak
mengamati
Tabel 8 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II No.
Aspek yang diamati
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
1.
Siswa terdorong menggunakan kemampuan berpikir kritis √ 2. Siswa terdorong menggunakan kemampuan berpikir kreatif √ 3. Siswa belajar dengan antusias √ 4. Terjadi interaksi siswa dengan siswa √ 5. Terjadi interaksi siswa dengan guru √ 6. Siswa mmepunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapat/ idenya √ 7. Siswa dapat bekerja sama dengan baik √ 8. Siswa melakukan refleksi /berpikir kembali tentang apa yang dipelajari. √ Jumlah 4 4 0 0 Persentase (%) 50 % 50 % 0% 0% Keterangan :Selalu ,jika aspek yang diamati muncul lebih dari 3 kali; Sering , jika aspek yang diamati muncul 2-3 kali; Jarang ,jika aspek yang diamati muncul 1-2 tetepi tidak periodik; Tidak pernah, jika aspek yang diamati tidak muncul sama sekali. Dari data tabel 7 di atas
muncul lebih dari 3 kali ( selalu )
menggambarkan bahwa aktivitas siswa
mencapai 4 aspek ( 50 %) dan aspek
selama pembelajaran pada siklus II
yang muncul 2-3 kali ( sering ) juga
lebih bersemangat atau antusias. Ini
mencapai 4 aspek ( 50 % ).
terbukti dengan
aspek yang diamati
Tabel 9 Rekapitulasi Nilai LKS Siklus II KKM
60
NILAI SISWA
BANYAK SISWA
96 – 100 86 – 95 76 – 85 66 – 75 56 – 65 46 – 55 36 – 45 26 – 35 0 – 25 Jumlah
2 14 16 2 2 0 0 0 0
KETERANGAN Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
36 orang siswa 15
Dari data tabel 8 di atas,
mudah dalam menemukan ciri-ciri
menggambarkan bahwa nilai LKS pada
khusus pada tumbuhan.
siklus II mengalami peningkatan yang
Adapun
cukup signifikan ( tuntas semua ).
dari
perubahan
segi
keaktifan
a. 94,44 % atau 34 orang siswa
perbaikan,baik anak
hasil
pemamtauan / observasi tersebut yaitu :
Untuk siklus II ini mulai ada beberapa
prosentase
mampu mengerjakan soal tes
dalam
akhir dengan benar.
berdiskusi maupun penggunaan model
b. 5,56 % atau 2 orang siswa
pembelajaran yang betul-betul rekreatif
masih
/ menyenangkan.Hal ini berkat adanya
mampu mengerjakan soal tes
perenungan
akhir ( belum tuntas ).
atau
refleksi
terhadap
semua yang telah terjadi di dalam media Adapun tindakan – tindakan
tumbuhan
yang disempurnakan diantaranya : langsung
diajak
sepenuhnya
Dengan demikian penggunaan
kelas.
a. Siswa
belum
sederhana
yang
berupa
yang
sebenarnya
dan
penerapan pendekatan pembelajaran ke
Contextual Teaching and Learning (
lingkungan yang sebenarnya untuk
CTL ) mampu membantu siswa dalam
mengamati tumbuhan, sehingga
memahami penyesuaian diri tumbuhan
mudah dipahami oleh anak
terhadap lingkungan ( ciri-ciri khusus
b. Guru / Penulis harus mampu
pada tumbuhan ) dengan tepat.
menciptakan situasi pembelajaran
D. PENUTUP
yang betul-betul inovatif yaitu pendekatan
Dari hasil tindakan / perbaikan
pembelajaran
pembelajaran
kami
Contextual Teaching and Learning
selama
( CTL ).
disimpulkan sebaga berikut :
c. Anak mengalami langsung dalam
1.
dua
yang
siklus
ini
lakukan dapat
Penggunaan media sederhana yang
pengamatan terhadap tumbuhan
berupa tumbuhan yang sebenarnya
dan guru tidak lagi mendominasi
dan
dalam
pembelajaran.
Contextual Teaching and Learning
Dengan demikian anak akan lebih
( CTL ) mampu membantu siswa
kegiatan
pendekatan
pembelajaran
dalam memahami penyesuaian diri
16
tumbuhan terhadap lingkungan (
Pakasi , S, Arti dan Fungsi Alat Peraga
ciri-ciri khusus pada tumbuhan )
di SD, Jamara Bandung.
dengan tepat . 2.
Sardiman A. M. (2007). Interaksi dan
Tingkat ketuntasan siswa dalam
Motivasi Belajar – Mengajar.
menemutunjukkan
penyesuaian
Jakarta:
diri tumbuhan terhadap lingkungan
Persada.
yang
tumbuhan
sebenarnya
Rajagrafindo
Udin Saefudin Sa’ud. (2009). Inovasi
( ciri-ciri khusus pada tumbuhan ) dengan menggunakan
PT.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
mampu
Wina
Sanjaya.
(2009).
Strategi
membantu siswa dalam memahami
Pembelajaran
Berorientasi
ciri-ciri khusus pada tumbuhan
Standar Proses
Pendidikan.
dengan
Jakarta:
tepat
dan
signifikan,
mencapai 94,44 % atau 34 orang
Media Group.
siswa. DAFTAR PUSTAKA B. Johnson, Elaine. (2007). Contextual Teaching
dan
Learning:
Menjadikan kegiatan BelajarMengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC. Ibayati, Yayat et al, 2008, Ilmu Pengetahuan Kelas
Alam:
V,
SD/MI
Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta. Kasbolah
E.S,
Kasihani,
2001,
Penulisan Tindakan Kelas, Cet I-Malang,Universitas
Negeri
Malang. Oemar Hamalik. (2008). Kurikulum dan
pembelajaran.
Kencana
Jakarta:
Bumi Aksara.
17
Prenada