Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Geografi Kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2014 – 2015 Oleh : Iriana Lilis Purwanti, M.Pd. Guru SMA Negeri 2 Ngawi ABSTRAK Berdasarkan hasil nilai ulangan harian prestasi belajar geografi kurang baik dari pelajaran yang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat oleh guru dalam proses pembelajaran. Sudah menjadi tugas seorang pendidik untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, agar siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa. Salah satu metode yang mampu meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devision (STAD). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2014 – 2015, sedangkan subyek penelitian adalah siswa XI-IPA1. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan angket untuk pengelolaan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa, serta metode test untuk prestasi belajar siswa di akhir siklus. Sedangkan analisis data dengan menggunakan metode didkriptif kuantitatif. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devision (STAD) padakompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global memiliki dampak positif untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas belajara siswa dalam setiap siklus, yaitu : siklus I sebesar 69,9%, siklus II menjadi 84,0%, dan siklus III sebesar 86,8%. Serta untuk prestasi belajar siswa, pada siklus I sebesar 50,9%, siklus II menjadi 81,1%, dan siklus III sebesar 86,8%. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Aktivitas, dan Prestasi PENDAHULUAN
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Latar Belakang
Nasional
Upaya
peningkatan
mutu
pendidikan
menyebutkan, nasional
bahwa berfungsi
pendidikan menjadi prioritas utama
mengembangkan
kemampuan
dari program pendidikan nasional pada
membentuk watak serta peradaban
saat ini. Undang – undang Nomor 20
bangsa yang bermartabat dalam rangka
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
dan
99
bangsa.
individual, rekognisi tim. Dalam model
untuk
pembelajaran ini, masing-masing tim
mengembangkan potensi siswa agar
terdiri dari empat atau lima siswa yang
menjadi manusia yang beriman dan
mewakili seluruh bagian dari kelas
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
dalam hal kinerja akademik, jenis
Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
utama dari tim ini adalah memastikan
warga negara yang demokratis serta
bahwa semua anggota tim benar-benar
bertanggung jawab.
belajar, dan lebih khususnya lagi
mencerdaskan
kehidupan
Pendidikan
bertujuan
Sebenarnya ada banyak metode
adalah
untuk
mempersiapkan
pembelajaran yang bisa membuat anak
anggotanya agar bisa mengerjakan kuis
lebih aktif dan cocok diterapkan dalam
dengan baik. Dari uraian di atas, maka salah
kegiatan pembelajaran geografi, salah satunya adalah cooperative learning.
satu
Dalam
memecahkan masalah tersebut adalah
penerapan
ini
didapatkan
upaya
yang
dianggap
adanya pemahaman siswa terhadap
dengan
materi
pembelajaran kooperatif sebagai salah
dan
meningkatkan
rasa
menggunakan
dapat
tanggung jawab siswa secara mandiri
satu
dan menuntut saling ketergantungan
melibatkan siswa secara aktif dalam
yang
pembelajaran geografi
positif
terhadap
teman
pembelajaran
Student
strategi
yang
model
diharapkan
sekelompoknya. Metode
Batasan Masalah Agar
Teams Achievement Devision (STAD) merupakan
salah
satu
model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama-presentasi kelas,
tim
kuis,
skor
kemajuan
pembahasan
dalam
penelitian ini tidak keluar dari masalah yang
dibahas,
maka
permasalahan
dibatasi pada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi Budaya Nasional dan Interaksi Global. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas guru dan aktivitas belajar
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
100
siswa selama proses pembelajaran.
di atas, maka tujuan penelitian ini
Prestasi belajar siswa adalah skor hasil
adalah untuk mendiskripsikan :
tes yang dilaksanakan di akhir siklus.
1. Pengelolaan pembelajaran
yang
dilakukan oleh guru selama dalam Rumusan Masalah Berdasarkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD latar
belakang
masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan
yang
dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengelolaan kelas yang dilakukan
oleh
pembelajaran
guru
kooperatif
dalam tipe
STAD pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global Kelas XI di SMA Negeri 2 Ngawi?
selama
proses
kooperatif
tipe
pembelajaran STAD
pada
kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global Kelas XI di SMA Negeri 2 Ngawi? 3. Bagaimana
kooperatif
kompetensi
dasar
Budaya
Nasional dan Interaksi Global
di
Kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi. 2. Aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi selama proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada
kompetensi
dasar
Budaya
Nasional dan Interaksi Global. 3. Ketuntasan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi dengan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD,
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa
siswa
pada
ketuntasan
dalam tipe
kompetensi
dasar
Budaya
Nasional dan Interaksi Global. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat pada: 1. Siswa :
belajar
pembelajaran STAD
pada
pada
kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global Kelas XI di SMA Negeri 2 Ngawi? Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah
a. Dapat siswa
melatih dalam
kemampuan menyampaikan
pengetahuan kepada temannya, meningkatkan kerjasama antar siswa dan kemandirian belajar siswa. b. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
101
hakiikatnya adalah usaha sadar dari
Geografi.
seorang guru untuk membelajarkan
2. Guru : a. Sebagai masukan bagi guru geografi
tentang
pembelajaran
penerapan
kooperatif tipe
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka
mencapai
tujuan
yang
diharapkan.
STAD.
Dari makna ini jelas terlihat
b. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang
bahwa
pembelajaran
penerapan
pembelajaran
interaksi dua arah dari seorang guru
kooperatif tipe SSTAD pada
dan siswa, di mana antara keduanya
pembelajaran geografi.
terjadi
komunikasi
merupakan
(transfer)
yang
KAJIAN TEORI
intens dan terarah menuju pada suatu
Pengertian Belajar
target
Menurut hilgard, belajar adalah jantungnya
dari
proses
belajar tersebut sehingga tiap individu
optimal
akan
dalam
belajar
secara
mencapai
tingkat
kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota
masyarakat
yang
baik
Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.
diartikan
secara
sebagai
berkelanjutan
simple
produk
antara
yang
dicapai
mengerjakan
seseorang
tugas
atau
ketika kegiatan
tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran
di
sekolah
atau
di
perguruan tinggi yang bersifat kognitif
(Suyono, Hariyanto, 2012:12).
Pembelajaran
ditetapkan
sebelumnya.
psikologis untuk memelihara kegiatan
belajar
telah
sosialisasi,
pembelajaran adalah rekayasa sosio-
yang
yang
dapat
interaksi
pengembangan
dan pengalaman hidup. Dalam makna
dan
biasanya
ditentukan
melalui
pengukuran dan penilaian (Tulus Tu’u, 2014:75). Berdasarkan hal di atas, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Prestasi belajar siswa adalah hasil
yang lebih kompleks pembelajaran Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
102
belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan
kegiatan
pembelajaran
belajar
siswa
tersebut
terutama dinilai aspek kognitifnya karena
b. Pembelajaran geografi mengikuti metode spiral. c. Pembelajaran geografi menekankan
disekolah. b. Prestasi
berjenjang (bertahap).
bersangkutan
dengan
kemampuan
siswa
pengetahuan
atau
ingatan,
pemahaman,
aplikasi,
analisis,
pada pola pikir deduktif. d. Pembelajaran
kebenaran konsistensi. Pengertian
dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau
Cooperative Learning
Pengertian Pembelajaran Geografi. Pembelajaran geografi di SMA
yang
Learning
berasal
dari bahasa inggris yaitu cooperate yang berati kerja sama dan learn yang berarti belajar. Jadi secara bahasa cooperative learning dapat diartikan belajar
Inti
kemampuan
Pembelajaran
dengan
cara
bekerja
sama..(Robert E. Slavin, 2005:8)
ujian yang ditempuhnya.
adalah
Model
Cooperative
c. Prestasi belajar siswa dibuktikan
dasarnya
menganut
dalam
sintesa, dan evaluasi.
pada
geografi
merupakan
diperoleh
siswa
selama pembelajaran geografi di SMA. Pembelajaran geografi di sekolah tidak
pembelajaran
kooperatif
dalam pembelajaran adalah para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. (Abdul majid, 2014:175) Tujuan
dan
manfaat
model
bisa terlepas dari sifat-sifat geografi
pembelajaran kooperatif :
yang
a. Meningkatkan kinerja siswa dalam
terstruktur
dan
sifat
perkembangan intelektual siswa yang
tugas-tugas
akademik.
kita ajar. Oleh karena itu kita perlu
kooperatif ini memiliki keunggulan
memperhatikan beberapa sifat atau
dalam
karakteristik pembelajaran di sekolah :
memahami
a. Pembelajaran geografi adalah
sulit.
membantu
siswa
konsep-konsep
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
Model
untuk yang
103
b. Agar siswa dapat menerima teman-
masing
anggota
temannya yang mempunyai berbagai
kontribusi.
perbedaan latar belakang.
dengan memberikan tes individu
c. Mengembangkan
keterampilan
Ini
memberikan
dapat
dilakukan
untuk setiap siswa dan secara acak
sosial siswa berbagai tugas, aktif
memanggil
bertanya,
mempresentasikan karya kelompok
menghargai
pendapat
orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat,
dan
bekerja
dalam
Pembelajaran digunakan
kooperatif sebagai
dan
sebagai
untuk
mereka. d. Interpersonal dan kelompok kecil keterampilan memberikan
kelompok.
pembelajaran
siswa
:
guru
harus
kesempatan
bagi
telah
anggota kelompok untuk mengenal
metode
satu sama lain, menerima dan
sarana
mendukung
satu
sama
lain,
belajar di berbagai tingkat pendidikan
berkomunikasi secara akurat dan
untuk berbagai bidang studi. Johnson
menyelesaikan
dan Holubec (1994) mengusulkan lima
konstruktif.
elemen penting dari pembelajaran : a. Saling
ketergantungan
positif:
keberhasilan satu pelajar tergantung pada keberhasilan peserta didik lainnya. b. Interaksi promotif: individual dapat mencapai interaksi promotif dengan membantu satu sama lain, bertukar sumber kesimpulan memberikan
daya,
menantang masing-masing,
umpan
balik,
mendorong dan berusaha untuk saling menguntungkan. c. Akuntabilitas individual: guru harus menilai jumlah usaha yang masing-
perbedaan
secara
e. Pengolahan kelompok : guru juga harus memberikan peluang untuk kelas untuk menilai kelompok. Pengertian
Metode
Pembelajaran
STAD Pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
104
kinerja akademik, jenis kelamin, ras
Kelebihannya
dan etnis (Robert E.Slavin, 2005:143-
berikut :
144).
a. Dapat
Untuk langkah – langkah model pembelajaran
tipe
STAD (Agus
anggotanya heterogen
kelompok
yang
orang
secara
4
(campuran
menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dan
kesempatan
kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lainnya.
yang disampaikan. c. Dalam proses belajar mengajar siswa
saling
ketergantungan
positif. d. Setiap siswa dapat saling mengisi
lain-lain).
satu sama lain.
b. Guru menyajikan pelajaran. c. Guru
memberi
sebagai
b. Siswa dapat menguasai pelajaran
Suprijono, 2009 : 133-134) adalah : a. Membentuk
adalah
memberi
tugas
kepada
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti
Kelemahannya adalah sebagai berikut : a. Membutuhkan waktu yang lama. b. Siswa
yang
dapat menjelaskan pada anggota
disatukan
lainnya
kurang pandai.
sampai
semua
anggota
pandai
dengan
enggan
siswa
yang
c. Siswa diberikan kuis dan tes secara
dalam kelompok itu mengerti. d. Guru memberi kuis / pertanyaan
perorangan. Pada tahap ini setiap
kepada seluruh siswa. Pada saat
siswa
harus
memperhatikan
menjawab kuis tidak boleh saling
kemampuannya dan menunjukkan
membantu.
apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok.
e. Memberi evaluasi.
d. Penentuan
f. Kesimpulan. STAD terdiri atas lima komponen
diperiksa
skor
individu
akan
oleh
guru
dan
dalam
skor
utama, presentasi kelas, tim, kuis, skor
dimasukkan
ke
kemajuan individual, rekognisi tim.
individu
untuk
Menurut Ibrahim, dkk. (Abdul Majid,
peningkatan kemampuan individu.
2014:188)
Rata-rata
terdapat
kelebihan
kekurangan metode STAD.
dan
skor
melihat
peningkatan
individu merupakan sumbangan
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
105
bagi
kinerja
pencapaian
hasil
kelompok.
Uraian
Singkat
Materi
Nasional dan Interaksi Global
individu, maka akan diperoleh skor
Materi yang akan antara lain : a. Keragaman Budaya. b. Identitas Nasional.
kelompok. Dengan demikian skor
c. Interaksi Global.
kelompok sangat tergantung dari
d. Potensi Budaya
e. Penghargaan terhadap kelompok berdasarkan
Budaya
skor
peningkatan
dibahas
sumbangan skor individu. Kerangka Berfikir Pengertian Aktivitas Siswa
Keberhasilan suatu pembelajaran
Aktivitas belajar merupakan hal
dapat dilihat dari aktivitas belajar dan
yang sangat penting bagi siswa, karena
prestasi belajar siswa. Banyak faktor
memberikan kesempatan kepada siswa
yang
mempengaruhi
untuk bersentuhan dengan obyek yang
siswa
diantaranya
sedang
dipelajari
seluas
mungkin,
pembelajaran yang digunakan oleh
karena
dengan
demikian
proses
guru dan motivasi belajar siswa. Dalam
keberhasilan adalah
model
konstruksi pengetahuan yang terjadi
upaya
akan lebih baik. Aktivitas belajar
pembelajaran, dibutuhkan suatu model
diperlukan
aktivitas,
pada
pembelajaran
prinsipnya
belajar
berbuat
mengaktifkan
siswa
dalam
jadi
pembelajaran.
Salah
satunya
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar
menggunakan
model
kalau tidak ada aktivitas.
kooperatif tipe STAD.
mengubah
sebab adalah
tingkah
laku,
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian
aktivitas
belajar
adalah
meningkatkan
proses
yang
mampu proses yaitu
pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
merupakan
model
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,
pembelajaran yang paling sederhana
pikiran,
dan mudah untuk diterapkan dalam
perhatian
dalam
kegiatan
belajar guna menunjang keberhasilan
pembelajaran,
proses
kompetensi dasar Budaya Nasional dan
belajar
mengajar
dan
memperoleh manfaat dari kegiatan
Interaksi
tersebut.
diterapkan,
salah
Global. aktivitas
satunya
Selain belajar
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
pada
mudah dan 106
motivasi belajar siswa juga akan
penelitian tindakan (action research)
meningkat, sehingga prestasi belajar
yang
diharapkan bisa maksimal.
memperbaiki
dilakukan
dengan
tujuan
mutu
praktik
pembelajaran di kelas. PTK berfokus HIPOTESIS TINDAKAN Melalui
pada kelas atau pada proses belajar
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat meningkatkan aktivitas belajar
mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar).
siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
geografi
pada
kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global kelas XI SMA Negeri 2
Ngawi
Tahun Pelajaran 2014 –
2015.
Dalam 2014:102) sendiri
PTK,
peneliti
praktik
(Supardi,
dapat
melihat
pembelajaran
atau
bersama guru lain dapat melakukan penelitian terhadap siswa, dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Menurut (Suhardjono,
METODE PENELITIAN
2014:61) tujuan PTK adalah untuk
Tempat Dan Waktu Penelitian
meningkatkan mutu proses dan hasil
1. Tempat Penelitian Tempat
penilitian
ini
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngawi yaitu pada siswa kelas XI semester
genap
tahun
pelajaran
pembelajaran,mengatasi pembelajaran,
meningkatkan
profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik. Studi Pendahuluan (Pra Tindakan)
2014 – 2015.
Studi pendahuluan adalah proses
2. Waktu Penelitian Penelitian
masalah
ini
akan
dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Prosedur Penelitian Prosedur PTK Menurut (Suhardjono, 2014:58), penelitian tindakan kelas adalah :
pengkajian dan analisis yang dilakukan peneliti
untuk
meningkatkan
memperdalam wawasan
dan
tentang
permasalahan hasil dari refleksi awal serta
meningkatkan
pemahaman
peneliti tentang alternatif tindakan yang dapat
dilakukan
pemecahan
dalam
masalah.
Ada
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
rangka dua 107
kepentingan
melakukan
studi
yang akan dilakuka.
pendahuluan, yaitu : a. Studi
1) Langkah demi langkah kegiatan
pendahuluan
berhubungan
yang
seharusnya
dilakukan oleh guru.
dengan perumusan fokus masalah. b. Studi pendahuluan juga penting untuk meningkatkan
2) Kegiatan
pemahaman
guru secara konseptual terhadap
3) Kegiatan
yang
diharapkan
dilakukan oleh siswa. 4) Rincian
tentang
jenis
media
fokus masalah, sehingga hasilnya
pembelajaran
yang
akan
dapat
digunakan
dan
cara
memunculkan
hipotesis
menggunakannya.
tindakan.
5) Jenis instrumen yang digunakan Pelaksanaan Penelitian PTK bentuk
untuk
dilaksanakan
siklus
dalam
berulang
yang
di
dalamnya terdapat lima tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis, dan refleksi. Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut :
ini
rancangan
penjelasan
menyusun
tindakan
yang
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
rinci
dengan bagaimana
c. Pengamatan (observasi) Tahapan ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
sedang
berjalan,
jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang
sama.
Data
dikumpulkan
saat
yang
dapat
pengamatan
berupa (hasil tes, kuis, prestasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif
b. Tindakan
yang
menggambarkan
pengelolaan kinerja gurum, aktivitas
Rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya diijabarkan mungkin
disertai
menggunakannya.
tindakan berupa
menjelaskan tentang apa, mengapa,
serinci
pengamatan
data
Pengamatan dilakukan pada waktu
a. Perencanaan Tahapan
pengumpulan
secara
tertulis.
Rincian tindakan itu menjelaskan :
belajar siswa, ant, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. d. Analisis Dari data yang sudah terkumpul
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
108
dikelompokkan
sesuai
dengan
tes tertulis yang dibuat oleh penulis
kelompok data, dianalisis secara
berdasarkan
diskriptif
dilaksanakan.
kuantitatif
dan
RPP
yang
sudah
Instrumen
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
disimpulkan.
lembar observasi dan lembar tes.
e. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji
secara
tindakan
yang
berdasarkan
Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran. a. Silabus. b. Rencana Program Pembelajaran (RPP). c. Lembar Kerja Siswa (LKS). d. Laptop. e. LCD Proyektor.
2.
Instrumen Pengumpulan Data.
menyeluruh
telah
data
1.
dilakukan,
yang
telah
terkumpul dan analisis data guna menyempurnakan
tindakan
berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penelitian
terhadap
pengamatan
atas
tindakan
hasil yang
dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan
:
perencanaan
ulang,
tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat
a. Soal tes pada tiap siklus. b. Lembar observasi guru Lembar aktivitas guru yang digunakan
oleh
pengamat
untuk menilai atau mengetahui kinerja
guru
selama
pembelajaran berlangsung dan mengungkap
aspek
keberhasilan penelitian. c. Lembar observasi siswa.
teratasi.
1) Lembar aktivitas siswa Lembar
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk
observasi
merupakan
lembar
memperoleh data dalam penelitian
pengamatan
adalah tes prestasi belajar, secara
diisi oleh observer. Lembar
lengkap mengenai soal tes dalam
observasi dalam penelitian
penelitian
ini
ini
dapat
dilihat
pada
lampiran. Tes hasil belajar ini berupa
yang
digunakan
mengetahui
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
harus
untuk aktivitas 109
belajar
siswa
dalam
Metode Observasi
kegiatan
a. Kinerja Guru
pembelajaran
dengan
Observasi
menggunakan
model
pengamat yaitu guru geografi yang
pembelajaran
STAD.
terlibat langsung dalam penelitian
mengikuti
dilakukan
Dalam penelitian ini lembar
ini.
observasi
oleh
mengamati kinerja guru selama
observer yaitu guru mata
pelaksanaan model pembelajaran
pelajaran geografi.
kooperatif tipe STAD
diisi
Lembar angket siswa berisi pertayaan
observer
yaitu
sesuai
dengan angket dan rubrik yang
2) Lembar angket siswa
berisi
Tugas
oleh
tentang
sudah dbuat. b. Aktivitas belajar Siswa
setuju atau tidak setuju
Observasi dilakukan oleh peneliti
tentang pelaksanaan model
dibantu guru geografi dengan cara
pembelajaran
pengamatan
tipe
kooperatif
STAD
pembelajaran Siswa
untuk geografi.
dianjurkan
mengisi
lembar
untuk tersebut
langsung aktivitas
belajar siswa dalam pelaksanaan model
pembelajaran
kooperatif
tipe STAD sesuai lembar observasi yang sudah dibuat.
secara jujur. Metode Tes Tes tulis diberikan kepada siswa
Teknik Pengumpulan Data data
pada setiap akhir siklus. Hasil tes
dalam penelitian tindakan kelas ini
digunakan untuk mengukur prestasi
peneliti menggunakan beberapa metode
belajar setiap siswa.
Untuk
yang
mengumpulkan
disesuaikan
penelitian.
Adapun
dengan metode
tujuan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
Metode Angket Angket
digunakan
untuk
metode observasi, metode angket, dan
mengetahui respon siswa kekurangan,
metode tes.
kelebihan, dan kendala yang ada
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
110
terhadap
pelaksanaan
model
skor minimal 0 dan skor maksimal
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
100.
ANALISA DATA
Untuk mencari nilai rata-rata kelas
Analisis data dalam penelitian ini
disesuaikan
dengan
digunakan rumus:
teknik
Nilai
rata-rata
kelas
=
pengumpulan data digunakan. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis Untuk
dari lembar observasi. Data yang
klasikal
digunakan rumus:
diperoleh dari tes dianalisis dari lembar tes.
mengetahui
=
Persentase
Teknik analisis data sebagai
X100 %.
berikut : 1.
Data Observasi Guru
4.
Untuk mengetahui kinerja guru
Nilai angket dapat dihitung dengan
dalam
rumus berikut :
pembelajaran
digunakan
rumus:
Persentase
Nilai
untuk
setuju
=
=
guru X 100
2.
Data Angket Siswa
Persentase
tidak
setuju
=
Data Aktivitas Belajar Siswa Untuk
mengetahui
kategori
aktifitas belajar siswa digunakan
1. Untuk
Kinerja
Guru
dalam
Pembelajaran
rumus: Persentase
Kriteria Keberhasilan Penelitian
aktivitas
siswa
=
Kinerja guru dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikatakan berhasil jika 85 %
3. Data Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa diukur dengan menggunakan soal tes yang diberikan kepada siswa di akhir
langkah-langkah model STAD terlaksana dengan baik. 2. Untuk Siswa Kegiatan
Belajar
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
111
siklus. Soal tes yang diberikan
a. Aktivitas Siswa
berupa tes uraian berjumlah 5 soal untuk masing-masing siklus, dengan
Aktivitas belajar siswa
dalam
b. Menyusun Silabus dan RPP.
pelaksanaan
model
c. Menyiapkan alat bantu
pembelajaran
kooperatif
tipt
Pembelajaran.
STAD dikatakan berhasil jika
d. Menyiapkan lembar kerja siswa.
80 % kategori Baik (B).
e. Menyiapkan lembar observasi.
b. Prestasi Belajar Siswa Siswa dikatakan tuntas belajar jika minimal sama mendapat nilai batas KKM yaitu 75. Sedangkan
untuk
kelas
dikatakan tuntas belajar jika 85% dari jumlah siswa dalam kelas minimal sama dengan nilai
batas
KKM
yang
ditetapkan yaitu 75.
Tahap
pelaksanaan
Respons siswa dikatakan berhasil jumlah siswa dalam
kelas memilih setuju terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
siklus
I
dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai dengan 14 Maret 2015. Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. 1. Tahap Observasi Dalam tahap peneliti dan observator melakukan
c. Respon Siswa
jika 80%
Tahap Pelaksanaan
pengamatan
selama
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar
observasi
kinerja guru dan lembar aktivitas belajar siswa. 2. Tahap Analisa Data a. Data Kinerja Guru
HASIL PENELITIAN DAN
Skor kinerja guru yang diperoleh
PEMBAHASAN
adalah 57 atau 79,2%. Hasil ini
Siklus I
masih belum mencapai indikator
Tahapan Perencanaan
keberhasilan kinerja guru yaitu
Sebelum
melakukan
penelitian,
peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai
pelajaran.
b. Data Aktivitas Belajar Siswa Dari data aktivitas belajar siswa
berikut : a. Mengidentifikasikan
85%.
bahan
yang mencapai kategori A atau B adalah 68,75%.
Skor ini belum
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
112
mencapai indikator keberhasilan
2) Guru
aktivitas belajar siswa yang
Dari data prestasi belajar diperoleh nilai reratanya adalah 70,1 dan ketuntasan belajar 53,125% atau ada 17 siswa dari 32 siswa sudah Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara
klasikal
siswa
belum tuntas belajar, karena lebih kecil
dari
mengawasi
kelompoknya.
c. Data Prestasi Belajar Siswa
belajar.
belum
aktivitas belajar siswa dalam
ditetapkan yaitu 85%.
tuntas
pelaksanaan pembelajaran STAD.
ketuntasan
3) Siswa
kurang
aktif
dalam
pembelajaran. 4) Masih ada siswa yang berbicara dengan temannya. 5) Siswa belum tahu tugasnya dalam diskusi kelompok. 6) Siswa asal menjawab angket respons siswa. Dari refleksi diatas, perlu
yang
diadakan tindakan lebih lanjut (
ditetapkan yaitu 85%.
siklus II ) dengan memperhatikan
d. Data Angket siswa Dari data respon siswa terhadap
hasil
refleksi
siklus
I
untuk
pelaksanaan model pembelajaran
merumuskan tindakan di siklus II.
kooperartip tipe STAD sebesar
Siklus II
79,4%. Skor ini belum mencapai
Seperti pada siklus I, Pada siklus II ini
indikator
keberhasilan
yang
menggunakan 5 tahap :
ditetapkan
yaitu 80%
siswa
1. Tahap Perencanaan Sesuai
menyatakan setuju.
peneliti
3. Tahap Refleksi Dari diketahui
refleksi
analisis
diatas
bahwa
aktivitas
dapat dan
siklus
bersama
menyusun
dan
I,
maka
observator menyiapkan
instrumen-instrumen
prestasi belajar geografi siswa
diperlukan
belum
kekurangan yang ditemukan pada
mencapai
indikator
I
untuk
yang
yang
mengatasi
keberhasilan yang ditetapkan. Hal
siklus
meliputi
lembar
tersebut disebabkan oleh beberapa
observasi, RPP, dan LKS. Sehingga
hal, diantaranya :
dalam pelaksanaan sesuai dengan
1) Guru belum rinci dalam Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
113
tujuan
pembelajaran
yang
kinerja guru adalah 61 atau 84,7 %.
ditentukan.
Hasil
ini
masih
mencapai
2. Tahap Pelaksanaan
belum indikator
Siklus II dilaksanakan mulai tanggal
keberhasilankinerja guru yaitu
16 Maret sampai 28 Maret 2015.
85%.
Untuk memperbaiki pada siklus I,
b. Data Aktivitas Belajar Siswa
maka peneliti lebih meningkatkan
Dari yang diperoleh aktivitas
pembelajaran dengan cara :
belajar siswa dengan kategori A
a. Peneliti
membahas
sedikit
atau B adalah 84,375 %. Skor ini
tentang materi pada siklus I dan
belum
dilanjutkan
keberhasilan
dengan
materi
mencapai
indikator
yang
ditetapkan
yaitu 85% jumlah siswa dengan
tentang balok. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, maupun meminta untuk
kategori A dan B. c. Data Prestasi Belajar Siswa
mengulangi lagi materi pada
Dari data yang diperoleh nilai
siklus I.
rerata
prestasi
adalah
75,8
c. Untuk mengetahui sampai mana siswa
memahami
materi
belajar dan
siswa
ketuntasan
belajar mencapai 81,25 % atau terdapat 26 siswa dari 32 siswa
dilakukan evaluasi.
sudah
3. Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti bersama observator melakukan pengamatan selama
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
lembar
kinerja guru dan lembar aktivitas belajar siswa. 4. Tahap Analisa Data a. Data Kinerja Guru Dari data yang diperoleh skor
tersebut
tuntas
belajar.
Hasil
menunjukkan
bahwa
siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 81,25 % lebih kecil dari ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85%. d. Data Respons Siswa Dari data yang diperoleh menunjukkan siswa
bahwa
terhadap
respon
pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 82,60 %. Skor
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
114
ini sudah mencapai indikator
instrumen-instrumen
keberhasilan
diperlukan
yaitu
yang
ditetapkan
80% dari jumlah siswa
untuk
mengatasi
kekurangan yang ditemukan pada siklu
menyatakan setuju.
yang
II
yang
meliputi
lembar
observasi, RPP, dan LKS. Sehingga
5. Tahap Refleksi Dari analisis diatas dapat diketahui
dalam pelaksanaan sesuai dengan
bahwa aktivitas dan prestasi belajar
tujuan
geografi siswa belum mencapai
ditentukan.
indikator
keberhasilan
yang
pembelajaran
yang
2. Tahap Pelaksanaan
ditetapkan. Hal tersebut disebabkan
Siklus
oleh beberapa hal, diantaranya :
tanggal 30 Maret 2015 sampai
1) Guru
dengan
belum
maksimal
III
dilaksanakan
11
April
2015.
mulai
Untuk
memberikan bimbingan terhadap
memperbaiki pada siklus II, Maka
masing-masing kelompok.
peneliti
2) Siswa
kurang
serius
dalam
lebih
pembelajaran dengan cara : a. Peneliti
diskusi kelompok. 3) Masih ada anggota kelompok
meningkatkan
membahas
sedikit
tentang materi pada siklus II dan
yang belum bias mendukung
dilanjutkan
hasil kerja kelompok.
Interaksi Global dan
Dari
refleksi
peneliti
diatas,
dan
maka
observator
dengan
materi Potensi
Budaya. b. Siswa diberi kesempatan untuk
perlu
bertanya berdiskusi secara bebas
diadakan tindakan selanjutnya (
dalam kelompok maupun dengan
siklus III ).
kelompok lain.
menyimpulkan
masih
c. Guru
Siklus III
memberikan
bimbingan
Seperti pada siklus I dan II, Pada siklus
kelompok dan menjadi naras
III ini menggunakan 5 tahap yaitu :
umber
1. Tahap Perencanaan
pemahaman
Sesuai hasil refleksi siklus II, maka peneliti menyusun
bersama dan
untuk dan
mengetahui penguasaan
materi yang diberikan.
observator menyiapkan
3. Tahap Observasi
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
115
Pada tahap observasi peneliti dan
sudah tuntas belajar, karena siswa
observator melakukan pengamatan
yang
selama
kegiatan
sebesar 87,50% lebih besar dari
dengan
menggunakan
pembelajaran lembar
kinerja guru dan lembar aktivitas belajar siswa.
kriteria
memperoleh
nilai
≥75
keberhasilan
yang
ditetapkan yaitu sebesar 85 %. d. Analisis Data Angket Siswa
4. Tahap Analisa Data
Dari
a. Data Kinerja Guru
data
menunjukkan
yang
diperoleh
bahwa
respon
Dari yang diperoleh diketahui
siswa
skor kinerja guru adalah 65 atau
model pembelajaran kooperatif
90,30
sudah
tipe STAD sebesar 85,7%. Skor
indikator
ini sudah mencapai indikator
%.
Hasil
ini
mencapai
keberhasilankinerja guru
yang
ditetapkan yaitu 85%.
data
diketahui
yang
bahwa
pelaksanaan
keberhasilan yaitu sebesar 80% dari siswa menyatakan setuju.
b. Data Aktivitas Belajar Siswa Dari
terhadap
e. Tahap Refleksi
diperoleh siswa
Dari analisa data yang dilakukan
yang
peneliti dan observator, pada
mencapai kategori A atau B
siklus III disimpulkan bahwa
adalah 87,50%. Skor ini sudah
tidak perlu diadakan tindakan
mencapai indikator keberhasilan
lebih lanjut.
yang ditetapkan yaitu 85% dari
Dari hasil siklus I , siklus II dan
jumlah siswa dengan kategori A
siklus III dapat disimpulkan bahwa
atau B.
dengan
c. Data Prestasi Belajar Siswa
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Dari data diperoleh : nilai rerata
dapat meningkatkan aktivitas belajar
prestasi belajar siswa adalah 76,4
siswa dan prestasi belajar siswa kelas
dan ketuntasan belajar 87,50 %
XI SMA Negeri 2 Ngawi materi
atau terdapat 28 siswa dari 32
Budaya Nasional dan Interaksi Global.
siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan
bahwa
pada siklus III secara klasikal
PENUTUP Kesimpulan
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
116
Dari hasil penelitian tindakan kelas,
Berdsarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
maka
kesimpulan bahwa :
berikut :
1. Dengan
menerapkan
model
disampaikan
1. Dalam
saran
sebagai
melaksanakan
model
tipe
pembelajaran kooperatif tipe STAD
meningkatkan
memerlukan persiapan yang cukup
aktivitas belajar siswa dan prestasi
matang, sehingga guru harus mampu
belajar siswa dalam pembelajaran
menentukan atau memilih topik
geografi pada Standar Kompetensi :
yang benar-benar bisa diterapkan
Budaya
pada
pembelajaran (STAD),
kooperatif
dapat
Nasional
dan
Interaksi
proses
Global di kelas XI SMA Negeri 2
sehingga
Ngawi Tahun Pelajaran 2014 –
maksimal.
belajar
diperoleh
mengajar
hasil
yang
adanya
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar
peningkatan aktivitas belajar siswa
siswa, guru hendaknya lebih sering
dari siklus I yaitu 68,75%, siklus II
menerapkan
84,375 %, dan siklus III 87,50 %.
danmetode, sehingga siswa berhasil
2015.
Terbukti
2. Dengan
menerapkan
pembelajaran (STAD), prestasi
dengan
model
kooperatif
dapat belajar
tipe
Nasional
siswa
dan
Interaksi
Ngawi Tahun Pelajaran 2014 – Terbukti
dengan
adanya
peningkatan prestasi belajar geografi siswa yang tuntas dari siklus I yaitu 53,125%, siklus II 81,25%, dan siklus III 87,50%. Saran
atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya.
dalam
Global di kelas XI SMA Negeri 2
2015.
model
meningkatkan
pembelajaran geografi pada materi Budaya
berbagai
DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul, 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Majid, M.Pd., Abdul, 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Novianti, Idha, 2013. Experimentation Cooperative Learning Student Team Achievement Division (STAD) Type Viewed From Learning Motivation. Tangerang Selatan: Asian Journal of Education and e-Learning.
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
117
Prasetyo, Agus, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Pada Materi Fungsi Kuadrat Siswa Kelas XI Smk Negeri 1 Geneng Tahun Pelajaran 2013/2014. Ngawi: Perpustakaan STKIP PGRI NGAWI. Supardi dan Suhardjono, Penelitian Tindakan Jakarta: Bumi Aksara.
2011. Kelas.
Slavin, Robert E, 2005. Cooperative Leaning Teori, Model, dan Riset.
Bandung: Rosdakarya.
PT.
Remaja
Suyono, Hariyono, 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Tu’u,S.Th., MM.Pd., Tulus, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: P.T. Grasindo, Anggota Ikapi. Zakaria, Effandi, dkk, 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics. Selangor: Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education.
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
118