ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
Oleh :
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI 060911081
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2013
i SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
Oleh : IRFAN SETIYAWAN PRIBADI NIM 060911081
Menyetujui Komisi Pembimbing,
Dr. Kusnoto, drh., MSi. Pembimbing Utama
Boedi Setiawan, drh., MP. Pembimbing Serta
ii SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penelitian yang berjudul : PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn) Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surabaya, Agustus 2013
IRFAN SETIYAWAN P NIM.060911081
iii SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Telah dinilai pada Seminar Proposal Tanggal : 17 Januari 2013
KOMISI PENILAI SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN
Ketua Sekretaris Anggota Pembimbing Utama Pembimbing Serta
: Dr. Poedji Hastutiek, drh., M. Si. : Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., M.Kes. : Sri Mumpuni Sosiawati, drh., M. Kes. : Dr. Kusnoto, drh., M. Si. : Boedi Setiawan, drh., M.P.
iv SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Telah diuji pada Tanggal : 2 Agustus 2013
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua Anggota
: Dr. Poedji Hastutiek, drh., M. Si. : Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., M.Kes. Sri Mumpuni Sosiawati, drh., M. Kes. Dr. Kusnoto, drh., M. Si. Boedi Setiawan, drh., M.P.
Surabaya, 2 Agustus 2013 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Dekan
Prof. Hj. Romziah Sidik, Ph.D, drh. NIP. 195312161978062001
v SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
The Effect of Pegagan Leaf Ethanol Extract (Centella asiatica L. Urban) Against Mortality of Mosquito A. aegypti (Linn) Larvae Instar IV IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the effect of pegagan larviside abilities obtained result of relationship between concentration and the rate of larva mortality per 4 hours (mortality speed). 500 samples of Aedes aegypti larvae instar IV are used for this experiment. Divided in to 5 groups of experimental, 0, 500, 1000, 1500, 2000 ppm. Each plastic glass was given 100 ml of ethanol extract of pegagan, contained 20 larva’s and replicated five times. The observation of the mortalities of the larva every 4 hours until 24 hours. Anova Factorial test is used to calculate whether there are differences significance on each treatment. Correlation between concentration and mortality rate with HSD 5% test. Pegagan a concentration of 500 ppm causa larviside 0%. While the concentration of 1000 ppm with 24-hour soaking time and concentration of 1500 ppm with 20-hour soaking time was able to cause larviside 100%. Concentration of 2000 ppm with 16-hour soaking time was able to cause larviside 100%. The results of statistical correlation test between the concentration had significance differences (p<0.05). It is explained that the ethanol extract of Centella asiatica leaf is an effective larviside.
Key Words : Larviside, Aedes aegypti, Centella asiatica
vi SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Ekstrak Ethanol Daun Pegagan (Centella asiatica L. Urban) Terhadap Mortalitas Larva Instar IV Nyamuk Aedes aegypti (Linn). Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof Hj. Romziah Sidik, drh., PhD. atas kesempatan mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Dr. Kusnoto, drh., MSi. selaku pembimbing pertama dan
Boedi
Setiawan, drh., MP. selaku pembimbing serta atas kesediannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan nasehat yang berguna selama penelitian serta dalam penyusunan naskah skripsi ini. Dr. Poedji Hastutiek, drh., MSi. selaku ketua penguji, Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., MKes. selaku sekretaris penguji dan Sri Mumpuni Sosiawati, drh., MKes. selaku anggota penguji. Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., MKes. selaku dosen wali yang selalu memberi nasehat dan masukan akademis selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Bapak Herry Rijadi, SKM. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur atas saran, bimbingan, dan bantuan secara teknis dalam proses penelitian ini.
vii SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Bapak Ir. Munajib M.Sc. Badan Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) atas bimbingan, masukkan, dan bantuan secara teknis dalam proses penelitian ini. Keluarga tersayang, kedua orang tua penulis, H. Nashrulloh dan Hj. Siti Mahmudaini serta kedua mertua Syahriadi dan Husnawati Nur Windari yang telah memberikan nasihat, motivasi, doa, dan dukungan baik material maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini. Istri tercinta Nur Ikhwatul Badriyah.,ST. yang telah banyak membantu dalam proses penulisan, memberi masukan, doa, semangat serta dukungan moril yang sangat berarti dalam menyelesaikan skripsi ini. Seluruh teman-teman angkatan 2009 yang telah setia bersama saya selama menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan koreksi demi memperbaiki penulisan skripsi ini.
Surabaya, Agustus 2013
Penulis
viii SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii ABSTRACT.................................................................................................... vi UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................... vii DAFTAR ISI................................................................................................. ix DAFTAR TABEL......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiv SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ...................................................... xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 4 1.3 Landasan Teori.......................................................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 6 1.6 Hipotesis.................................................................................... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamuk Aedes aegypti............................................................... 7 2.1.1 Taksonomi Nyamuk Aedes aegypti............................... 7 2.1.2 Morfologi Nyamuk Aedes aegypti ................................ 7 2.1.3 Bionomik Nyamuk Aedes aegypti................................. 9 ix SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2.1.4 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti............................ 10 2.2 Tanaman Pegagan ..................................................................... 13 2.2.1 Taksonomi Tanaman Pegagan......................................... 13 2.2.2 Morfologi Tanaman Pegagan .......................................... 14 2.2.3 Kandungan Kimia Tanaman Pegagan ............................. 15 2.2.4 Khasiat Tanaman Pegagan Untuk Pengobatan ................ 16 2.3 Insektisida Sebagai Pengendali Nyamuk .................................. 17 BAB 3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 20 3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 20 3.3 Variabel Penelitian .................................................................... 20 3.3.1 Variabel Bebas................................................................. 20 3.3.2 Variabel Terikat ............................................................... 21 3.3.3 Variabel Kendali.............................................................. 21 3.4 Definisi Operasional Variabel................................................... 21 3.5 Sampel Penelitian...................................................................... 21 3.5.1 Kriteria Inklusi................................................................. 21 3.5.2 Kriteria Ekslusi ................................................................ 22 3.5.3 Besar Sampel ................................................................... 22 3.5.4 Cara Pengambilan Sampel............................................... 22 3.6 Alat dan Bahan.......................................................................... 22 3.6.1 Alat .................................................................................. 22 3.6.2 Bahan ............................................................................... 23
x SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3.7 Cara Kerja ................................................................................. 23 3.7.1 Persiapan Bahan .............................................................. 23 3.7.2 Prosedur Pembuatan Ekstrak Ethanol Daun Pegagan ..... 23 3.7.3. Cara Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Ethanol Daun Pegagan dan Abate.......................................................... 24 3.7.4 Pembagian Kelompok...................................................... 25 3.7.5 Pemindahan Larva Pada Gelas Plastik ............................ 25 3.7.6 Cara Pengumpulan Data .................................................. 25 3.8 Analisis Data ............................................................................. 26 3.9 Alur Penelitian .......................................................................... 26 BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 27 BAB 5 PEMBAHASAN ............................................................................... 31 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 36 6.1 Kesimpulan ............................................................................... 36 6.2 Saram ........................................................................................ 36 RINGKASAN ............................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 39 LAMPIRAN.................................................................................................. 44
xi SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Penggunaan Abate untuk Pengendalian Larva Aedes aegypti ............... 18 4.1 Jumlah Mortalitas Larva Instar IV Nyamuk Ae. aegypti pada Beberapa Lama Perendaman Ekstrak Ethanol Daun Pegagan .............................. 27 4.2 Jumlah Mortalitas Larva Instar IV Nyamuk Ae. aegypti pada Beberapa Lama Perendaman Ekstrak Ethanol Daun Pegagan ............................... 27 4.3 Jumlah Mortalitas Larva Instar IV Nyamuk Ae. aegypti pada Beberapa Lama Perendaman Ekstrak Ethanol Daun Pegagan ............................... 28
xii SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Larva Aedes aegypti ............................................................................... 12 2.2 Tanaman Pegagan (C. asiatica L. Urban).............................................. 14 3.1 Alur penelitian........................................................................................ 26
xiii SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Tabel Jumlah Kematian Larva Instar IV Nyamuk Aedes aegypti ... 44
2.
Analisis General Linier Model Perlakuan ....................................... 45
3.
Hasil Skrining Kandungan Senyawa Asiatikosida, Brahmosida, dan Beta Sisterol dalam Berbagai Konsentrasi Daun Pegagan ....... 52
4.
Dokumentasi.................................................................................... 53
xiv SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
DBD = Demam Berdarah Dengue RI
= Republik Indonesia
WHO = World Health Organitation ppm
= Part per Million
kg
= Kilogram
g
= Gram
mg
= Miligram
L
= Liter
RAL = Rancangan Acak Lengkap ml
= Mililiter
km
= Kilometer
cm
= Centimeter
%
= Persen
μ
= Mikro
o
= Celcius
C
Anova = Analysis of Variance HSD = Honestly Significant Difference SPSS = Statistical Package for the Social Sciences
xv SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Nyamuk pada umumnya dan Aedes aegypti pada khususnya merupakan
masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan iklim tropis termasuk Indonesia. Ae. aegypti merupakan vektor dari penyakit serius yang menyerang manusia, seperti malaria, encephalitis, yellow fever, demam dengue, filariasis, dan arbovirus (Ndione et al., 2007). Salah satu masalah besar yang ditimbulkan oleh nyamuk Ae. aegypti di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) (Djallalluddin dkk., 2001). Sampai saat ini DBD adalah salah satu penyakit yang tidak ada obat maupun vaksinnya. Adapun untuk vaksin untuk mencegah penyakit DBD masih dalam pengembangan. Tindakan pencegahan dengan pengendalian sarang nyamuk dan membunuh larva serta nyamuk dewasa, merupakan tindakan yang terbaik (Daniel, 2008). Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut (Kristina dkk., 2004). Di Indonesia ada 3 jenis nyamuk yang bisa menularkan virus dengue yaitu: Ae. aegypti, Ae. albopictus dan Ae. scutellaris, dari ketiga jenis nyamuk tersebut Ae. aegypti yang paling berperan dalam penularan penyakit DBD (Departemen Kesehatan RI dan Dit. Jen. PPM & PL, 2002). Cara yang tepat untuk menanggulangi penyakit DBD adalah dengan memutus rantai penularan penyakit.
1 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2
Pemutusan rantai penularan penyakit dapat dilakukan dengan pengendalian sarang nyamuk dan larvisida. Pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan pengabutan (fogging), sedangkan larvisida dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida kimia, misalnya abate atau insektisida hayati. Penggunaan abate di Indonesia sudah sejak tahun 1976. Empat tahun kemudian yakni tahun 1980, temephos 1% (abate) ditetapkan sebagai bagian dari program pemberantasan Ae. aegypti di Indonesia (Daniel, 2008). Hal penting yang harus dicermati adalah biaya yang tinggi dari penggunaan pestisida kimiawi dan munculnya resistensi dari berbagai macam spesies nyamuk yang menjadi vektor penyakit. Penggunaan temephos yang bisa dikatakan lebih dari 30 tahun di Indonesia menimbulkan resistensi. Laporan resistensi larva Ae. aegypti terhadap temephos sudah ditemukan di beberapa negara seperti Brazil, Bolivia, Argentina, Kuba, Perancis, Karibia, dan Thailand. Selain itu juga telah dilaporkan resistensi larva Ae. aegypti terhadap temephos di Surabaya (Raharjo, 2006). Pengendalian nyamuk berwawasan lingkungan yang menggunakan bahan alami dengan memanfaatkan berbagai macam tumbuhan. Lebih dari 1000 spesies tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional. Penggunaan obat tradisional yang terbuat dari suatu tanaman merupakan sumber utama jika dikonsumsi
oleh
masyarakat
tanpa
menimbulkan
efek
samping
yang
membahayakan (Agustina dkk., 2008). Salah satu tanaman yang diduga dapat digunakan sebagai obat tradisional tersebut adalah pegagan. Pegagan (C. asiatica L. Urban) telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering maupun dalam bentuk ramuan
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3
(jamu). Di Australia telah dibuat obat dengan nama “Gotu Kola” yang bermanfaat sebagai anti pikun dan anti stress. Di Asia Tenggara pegagan telah banyak dimanfaatkan sebagai obat untuk penyembuhan luka, radang, reumatik, asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam dan penambah selera makan. Di India dan Sri Langka, pegagan dimanfaatkan sebagai obat untuk memperlancar sirkulasi darah, bahkan dianggap lebih bermanfaat dibandingkan dengan ginseng. Pegagan juga digunakan untuk mengobati sakit kulit, rematik, epilepsi dan pengobatan lepra (Matsuda et al., 2001). Kandungan kimia pegagan antara lain asiatikosida, saponin,
madekassoda,
asam
brahmik,
asam
madasiatik,
messoinositol,
centellosida, karotenoida, hidrokotilin, vellarin, tannin serta garam mineral (Lasmadiwati, 2003). Menurut Zhang (2009), kandungan pegagan asiatikosida merupakan komponon utama dari triterpene dalam bentuk saponin triterpenoid. Komponen senyawa tersebut ada yang bersifat polar maupun non polar. Triterpenoid adalah senyawa yang pokok dengan kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skulena. Senyawa ini berstruktur rumit kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat. Dapat menarik komponen utama bahan aktif tersebut pada saat ekstraksi, maka diperlukan pelarut yang dapat memisahkan gugus yang diinginkan. Ethanol 96% merupakan pelarut yang mampu melarutkan senyawa polar struktur komponen utama bahan aktif triterpenoid (asiatikosida) terdapat gugus OH sehingga bisa berikatan dengan alkohol dan benzene (James dan Dubery, 2011).
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4
Metode Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambah pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Departemen Kesehatan RI dan Dirjen POM, 2000). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui manfaat dan efektivitas tanaman pegagan terhadap larva instar IV Ae. aegypti.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Apakah terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti? 2) Apakah terdapat perbedaan lama perendaman ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti? 3) Apakah terdapat pengaruh interaksi antara lama perendaman dan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalias larva instar IV nyamuk Ae. aegypti?
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5
1.3
Landasan Teori Khasiat insektisida pegagan telah lama diketahui. Ekstrak etanol daun
pegagan mampu menghambat pertumbuhan Culex quinquefasciatus serta dapat digunakan secara langsung dalam volume yang kecil di habitat air. Aktivitas biologis tanaman ini berhubungan dengan senyawa phenol, terpenoid, dan alkaloid yang ada di dalam tanaman tersebut. Senyawa ini secara bersama-sama atau secara terpisah berperan untuk menghasilkan aktivitas larvisida dan menghambat nyamuk Cx. quinquefasciatus (Rajkumar and Jebanesan, 2005). Aktivitas untuk ekstrak etanol daun pegagan sebagai anticestoda pada konsentrasi 5-40 mg/mL, dengan waktu rata-rata kematian berkisar dari 4-14,66 jam (Temjenmongla and Arun, 2005). Taemchuay et al., (2008) mengatakan ekstrak pegagan mempunyai inhibitory concentration pada konsentrasi 2-3 mg/ml terhadap bakteri Staphylococcus auerus. Hasil penelitiannya Rachmawati dkk. (2010) uji antibakteri terhadap gram negatif hanya Pseudomonas aeruginosa yang bisa dihambat sedangkan Escherichia coli dan Salmonella typhi tidak bisa dihambat. Hal ini disebabkan karena E. coli dan S. typhi mempunyai strutur antigenik yang kompelks dibandingkan P. aeruginosa.
1.4
Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang ada maka penelitian ini dimaksudkan untuk : 1) Mengetahui perbedaan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
6
2) Mengetahui perbedaan lama perendaman ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti. 3) Mengetahui pengaruh interaksi antara lama perendaman dan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalias larva instar IV nyamuk Ae. aegypti.
1.5
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi tentang
pengaruh ekstrak ethanol daun pegagan sebagai larvisida, dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat untuk membasmi nyamuk Ae. aegypti dalam usaha menurunkan angka kejadian DBD di Indonesia. Serta menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lebih luas dan lebih dalam.
1.6
Hipotesis 1) Terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti. 2) Terdapat perbedaan lama perendaman ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti. 3) Terdapat pengaruh interaksi antara lama perendaman dan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan pada mortalias larva instar IV nyamuk Ae. aegypti.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Aedes aegypti
2.1.1 Taksonomi Nyamuk Ae. aegypti Klasifikasi Ae. aegypti menurut Sudarto (2002) adalah sebagai berikut : Domain Eukaryota, Kingdom Animalia, Phylum Arthropoda, Class Insecta, Ordo Diptera, Subordo Nematocera, Family Culicidae, Subfamily Culicinae, Genus Aedes, Subgenus Stegomya, Species Aedes aegypti.
2.1.2 Morfologi Nyamuk Ae. aegypti Menurut Borah (2010) Secara umum nyamuk Ae. aegypti sebagaimana serangga lainnya mempunyai tanda pengenal yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat sepasang antena yang berbulu dan moncong yang panjang (probosis) untuk menusuk kulit hewan/manusia dan menghisap darahnya. Pada dada ada 3 pasang kaki yang beruas serta sepasang sayap depan dan sayap belakang yang mengecil yang berfungsi sebagai penyeimbang (halter). Nyamuk dewasa Ae. aegypti berukuran kecil dengan warna dasar hitam. Pada bagian dada, perut, dan kaki terdapat bercak-bercak putih yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada bagian kepala terdapat pula probosis yang pada nyamuk betina berfungsi untuk menghisap darah, sementara pada nyamuk jantan berfungsi untuk menghisap bunga. Terdapat pula palpus maksilaris yang terdiri dari 4 ruas yang berujung hitam dengan sisik berwarna putih keperakan. Pada palpus maksilaris Ae. aegypti tidak tampak tanda-tanda pembesaran, ukuran palpus
7 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
8
maksilaris ini lebih pendek dibandingkan dengan probosis. Sepanjang antena terdapat diantara sepasang dua bola mata, yang pada nyamuk jantan berbulu lebat (Plumose) dan pada nyamuk betina berbulu jarang (pilose) (Fahmi, 2006). Nyamuk Ae. aegypti memiliki dada agak membongkok dan terdapat scutelum yang berbentuk tiga lobus. Bagian dada ini kaku, ditutupi oleh scutum pada punggung (dorsal), berwarna gelap keabu-abuan yang ditandai dengan bentukan menyerupai huruf Y yang ditengahnya terdapat sepasang garis membujur berwarna putih keperakan. Pada bagian dada ini terdapat dua macam sayap, sepasang sayap kuat pada bagian mesotorak dan sepasang sayap penyembang (halter) pada metatorak. Pada sayap terdapat saluran trachea longitudinal yang terdiri dari chitin yang disebut venasi. Venasi pada Ae. aegypti terdiri dari vena costa, vena subcosta, dan vena longitudinal. Terdapat tiga pasang kaki yang masing-masing terdiri dari coxae, trochanter, femur, tibia dan lima tarsus yang berakhir sebagai cakar. Pada pembatas antara prothorax dan mesothorax, dan antara mesothorax dengan metathorax terdapat stigma yang merupakan alat pernafasan (Thomas, 2008). Bagian perut nyamuk Ae. aegypti berbentuk panjang ramping, tetapi pada nyamuk gravid dan atau kenyang perut mengembang. Perut terdiri dari sepuluh ruas dengan ruas terakhir menjadi alat kelamin. Pada nyamuk betina alat kelamin disebut cerci sedang pada nyamuk jantan alat kelamin disebut hypopigidium. Bagian dorsal perut Ae. aegypti berwarna hitam bergaris-garis putih, sedang pada bagian ventral serta lateral berwarna hitam dengan bintik-bintik putih keperakan (Fauziah, 1995).
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
9
2.1.3 Bionomik Nyamuk Ae. aegypti Bionomik adalah kesenangan memilih tempat perindukan (breeding habit), kesenangan menggigit (feeding habit), dan kesenangan tempat hinggap istirahat (resting habit) (Departemen Kesehatan RI dan Dit. Jen. PPM & PL, 2002). Nyamuk Ae. aegypti mula-mula banyak ditemukan di kota-kota pelabuhan dan dataran rendah, kemudian menyebar ke pedalaman. Penyebaran nyamuk Ae. aegypti terutama dengan bantuan manusia, mengingat jarak terbang rata-rata yang tidak terlalu jauh, yaitu sekitar 40 – 100 meter. Meskipun jarak terbang Ae. aegypti bisa mencapai 2 km namun jarang sekali terbang sampai sejauh itu karena tiga hal penting yang dibutuhkan untuk berkembang biak terdapat dalam satu rumah, yaitu tempat perindukan, tempat mendapatkan darah, dan tempat istirahat (Bowers et al., 2008). Aedes aegypti jantan yang lebih cepat menjadi nyamuk dewasa tidak akan terbang terlalu jauh dari tempat perindukan untuk menunggu nyamuk betina yang muncul untuk kemudian berkopulasi. Ae. aegypti bersifat antropofilik dan hanya nyamuk betina saja yang menggigit. Nyamuk ini memiliki kebiasaan menghisap darah pada jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-17.00 WIB. Kebiasaan menghisap darah ini dilakukan berpindah-pindah dari individu satu ke individu lain (Soegijanto, 2006). Sifat sensitif dan mudah terganggu menyebabkan Ae. aegypti dapat menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, hal ini sangat membantu dalam memindahkan virus dengue ke beberapa orang sekaligus, sehingga dilaporkan adanya beberapa penderita DBD dalam satu rumah. Meskipun tidak menggigit, nyamuk jantan juga tertarik pada manusia
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
10
apabila melakukan kopulasi. Nyamuk Ae. aegypti suka bertelur di air yang jernih dan menyukai kontainer dalam rumah yang relatif stabil. Disamping itu Ae. aegypti juga lebih menyukai kontainer berwarna gelap dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung (Chowdhury et al., 2008; Kadarkarai, 2009).
2.1.4 Siklus Hidup Nyamuk Ae. aegypti Siklus hidup nyamuk Ae. aegypti secara sempurna yaitu melalui empat stadium, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Nyamuk Ae. aegypti akan menghasilkan telur 100 sampai 102 butir setiap kali bertelur (Gunandini, 2002). Pada interval 1-5 hari, telur yang diletakkan seluruhnya berkisar 300-750 butir dan waktu yang dibutuhkan untuk bertelur sekitar 6 minggu (Cahyati dan Suharyo, 2006). Telur pada waktu dikeluarkan, telur aedes berwarna putih, dan berubah menjadi hitam dalam waktu 30 menit. Telur diletakkan satu demi satu dipermukaan air, atau sedikit di bawah permukaan air dalam jarak lebih kurang 2,5 cm dari tempat perindukan. Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan dalam suhu 20C – 40C, namun akan menetas dalam waktu 1 – 2 hari pada kelembaban rendah. Pada umumnya nyamuk Ae. aegypti akan meletakkan telurnya pada suhu sekita 200C sampai 300C. Pada suhu 300C telur akan menetas setelah 1 sampai 3 hari dan pada suhu 160C akan menetas dalam waktu 7 hari (Sudarmaja dan Mahardihusodo, 2009). Telur Ae. aegypti berukuran kecil (50μ), sepintas lalu tampak bulat panjang dan berbentuk lonjong (oval) mempunyai torpedo. Di bawah mikroskop, pada dinding luar (exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garisgaris membentuk gambaran seperti sarang lebah. Berdasarkan jenis kelaminnya,
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
11
nyamuk jantan akan menetas lebih cepat dibanding nyamuk betina, serta lebih cepat menjadi dewasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas telur adalah suhu, pH air, perindukkan, cahaya, serta kelembaban disamping fertilitas telur itu sendiri (Kostic et al., 2008; Elango, 2009). Telur setelah menetas akan berkembang menjadi larva (jentik-jentik). Pada stadium ini, kelangsungan hidup larva dipengaruhi suhu, pH air, perindukan, ketersediaan makanan, cahaya, kepadatan larva, lingkungan hidup, serta adanya predator. Adapun ciri-ciri larva Ae. aegypti menurut Iskandar (2005) adalah adanya corong udara pada segmen terakhir. Pada segmen-segmen abdomen tidak dijumpai adanya rambut-rambut berbentuk kipas (Palmate hairs). Pada corong udara terdapat pecten. Sepasang rambut serta jumbai pada corong udara (siphon). Pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb scale sebanyak 8 – 21 atau berjejer 1 – 3. Bentuk individu dari comb scale seperti duri. Pada sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut di kepala. Corong udara (siphon) dilengkapi pecten. Temperatur optimal untuk perkembangan larva ini adalah 250C – 300C. Larva berubah menjadi pupa memerlukan waktu 4 – 9 hari dan melewati 4 fase atau biasa disebut instar. Perubahan instar tersebut disebabkan larva mengalami pengelupasan dan kulit atau biasa disebut moulting. Perkembangan dari instar I ke instar II berlangsung dalam 2 – 3 hari, kemudian dari instar II ke instar III dalam waktu 2 hari, dan perubahan dari instar III ke instar IV dalam waktu 2 – 3 hari (Pandey et al., 2007; Pavela, 2009).
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
12
Larva instar IV akan berubah menjadi pupa yang berbentuk bulat gemuk menyerupai tanda koma. Jika pupa diganggu oleh gerakan atau sentuhan, maka pupa akan bergerak cepat untuk menyelam dalam air selama beberapa detik kemudian muncul kembali cara menggantungkan badannya menggunakan tabung pernafasan pada permukaan air di wadah (Cahyati dan Suharyo, 2006). Untuk menjadi nyamuk dewasa kurang lebih 1 sampai 2 hari. Suhu untuk perkembangan pupa yang optimal adalah sekitar 270C – 320C. Pada pupa terdapat kantong udara yang terletak diantara bakal sayap nyamuk dewasa dan terdapat sepasang sayap pengayuh yang saling menutupi sehingga memungkinkan pupa untuk menyelam cepat dan mengadakan serangkaian jungkiran sebagai reaksi terhadap rangsang. Selama fase ini pupa tidak makan (puasa). Bentuk nyamuk dewasa timbul setelah sobeknya selongsong pupa oleh gelembung udara karena gerakan aktif pupa (Rahuman, 2008).
Gambar 2.1 Larva Ae. aegypti. Sumber : Manorenjitha (2006).
Setelah keluar dari selongsong pupa, nyamuk akan diam beberapa saat di selongsong pupa untuk mengeringkan sayapnya. Nyamuk betina dewasa mengisap
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
13
darah sebagai makanannya, sedangkan nyamuk jantan hanya makan cairan buahbuahan dan bunga. Setelah berkopulasi, nyamuk betina menghisap darah dan tiga hari kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih 100 butir. Nyamuk akan mengisap darah lagi. Nyamuk dapat hidup dengan baik pada suhu 240C – 390C dan akan mati bila berada pada suhu 60C dalam 24 jam. Nyamuk dapat hidup pada suhu 70C – 90C. Rata-rata lama hidup nyamuk betina Ae. aegypti selama 10 hari (Hendratno, 2001).
2.2
Tanaman Pegagan (C. asiatica L. Urban) Pegagan termasuk tanaman liar yang tumbuh menjalar di atas tanah,
terutama di tempat yang agak lembap, tetapi cukup terkena sinar matahari. Tanaman ini banyak terdapat di Pematang Sawah dan di Tegalan. Perbanyakan tanaman ini dilakukan dengan setek. Cabangnya banyak dan membentuk tumbuhan baru sehingga menjadi rumpun yang menutupi tanah. Daunnya bundar dan tepinya bergerigi. Buahnya kecil – kecil berupa buni yang berbentuk lonjong. Baunya agak wangi dan rasanya pahit (Mangoting dkk., 2006).
2.2.1 Taksonomi Tanaman Pegagan Suhartono (2000) melaporkan, secara taksonomi klasifikasi pegagan adalah sebagai berikut: Divisi Spermatophyta, Sub divisi Angiospermae, Kelas Dycotyledonae, Sub kelas Dialyptetalae, Bangsa Umbelliflorae (Apiales), Suku Umbelliferae (Apiaceae), Genus Centella, Species C. asiatica L. Urban, Sinonim Hydrocotyle asiatica.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
14
2.2.2 Morfologi Tanaman Pegagan Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropik, tersebar luas di Asia Tenggara (Indonesia), India, Tiongkok, Jepang, dan Australia. Nama daerah atau lokalnya adalah pegagan, daun kaki kuda, daun penggaga, rumput kaki kuda, pegagan, kaki kuda, pegago, pugago (Sumatera); cowet gompeng, antanan, antanan bener, antanan gede (Sunda); gagan-gagan, ganggagan; kerok batok, panegowang, panigowang, rendeng, calingan rambat, pacul gowang, gan gagan (Jawa); bebele, paiduh, penggaga, kelai lere (Nusa Tenggara); sarowati, kolotidi manora (Maluku); pagaga, wisu- wisu, cipubalawo, hisu-hisu, (Sulawesi); dogauke, gogauke, sandanan (Papua) (Winarto dan Surbakti, 2003).
Gambar 2.2 Tanaman pegagan. Sumber : Tatok (2006).
Tanaman pegagan merupakan herbal menahun yang tidak berbatang dengan akar rimpang pendek dan akar merayap atau menjalar, dengan panjang stolon yang bisa mencapai 2,5 m (Tatok, 2006). Pegagan juga memiliki daun berwarna hijau dan berbentuk kipas, punggungnya licin, tepinya agak melengkung keatas, kadang-kadang berambut, tulangnya berpusat dipangkal dan tersebar ke
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
15
ujung serta daunnya diameter 1-7 cm. Pegagan memiliki tangkal daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang dan berukuran 5-15 cm. Pegagan memiliki bunga putih atau merah muda yang tersusun dalam karangan yang berbentuk payung. Pegagan merupakan tumbuhan berbiji tertutup dan berkeping dua. Pegagan memiliki akar rimpang yang pendek serta geragih, akar keluar dari buku dan berupa akar tunggang berwarna putih (Savitri, 2006). Stolon tumbuh dari sistem perakaran, memiliki ukuran yang panjang dan tumbuh menjalar. Pada setiap buku dari stolon akan tumbuh tunas yang akan menjadi cikal bakal tumbuhan pegagan yang baru (Winarto dan Subakti, 2003).
2.2.3 Kandungan Kimia Tanaman Pegagan Sifat kimia pegagan memiliki efek farmakologis anti bakteri, antitoksik, penurun panas dan peluruh air seni. Kandungan secara kimiawi : asiticoside, isonthankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, caotenoids, garam-garam mineral (kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak) (Sathyal and Uthaya, 2007; Rahmasari, 2006). Brahmic acid lebih banyak berperan di dalam penyakitpenyakit mental seperti penyakit gila, tekanan, dan epilepsy. Penggunaannya dapat digunakan dalam berbagai kelainan mental yaitu dalam bentuk obat psikotropik (Sathyal and Uthaya, 2007).
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
16
2.2.4 Khasiat Tanaman Pegagan untuk Pengobatan Senyawa asiatikosida yang terdapat di dalam tanaman pegagan mampu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan kewaspadaan. Hal ini asiatikosida yang terkandung di dalamnya mampu membantu kelancaran sirkulasi oksigen dan nutrisi serta melindungi sel-sel otak (Bermawi dkk., 2005). Kandungan asiatikosida dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit lepra, menyembuhkan luka, mengatasi radang tenggorokan, dan menghilangkan sakit perut. Kandungan glukosida berkhasiat untuk membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, dan menambah aroma manis. Disamping itu, pegagan yang seluruh bagian tanamannya dapat digunakan untuk mengobati infeksi hepatitis, termasuk pembengkakan hati. Keuntungan menggunakan pegagan adalah bisa menurunkan panas, membangkitkan nafsu makan, dan menyegarkan badan (Afifah, 2003). Cheng et al., (2004) melaporkan bahwa ekstrak pegagan dan senyawa asiatikosida, yang merupakan senyawa aktif dalam ekstrak tersebut potensial sebagai ramuan aktif atau obat untuk mencegah radang usus. Pegagan juga mampu mempercepat proses regenerasi kulit pada bagian yang terluka lebih cepat. Hal ini disebabkan asiatikosida dapat memacu proliferasi sel fibroblast yang berperan besar pada penyembuhan luka, yaitu melalui kemampuannya dalam memproduksi substansi dasar pembentuk kolagen. Serat kolagen inilah yang mempertautkan tepi kulit yang luka (Barnes et al., 2002).
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
17
2.3
Insektisida sebagai Pengendali Nyamuk Ae. aegypti Hingga saat ini cara pencegahan atau pengendalian DBD yang dapat
dilaksanakan dengan pengendalian vektor untuk memutuskan rantai penularan. Salah satu pengendalian ditujukan pada larva Ae. aegypti. Cara yang biasa digunakan untuk membunuh larva adalah dengan menggunakan larvisida. Penggunaan larvisida dapat mengurangi penggunaan keseluruhan pestisida dalam program pengendalian nyamuk. Membunuh larva nyamuk sebelum berkembang menjadi dewasa dapat mengurangi atau menghapus kebutuhan penggunaan pestisida untuk membunuh nyamuk dewasa (Warta Medika, 2006). Temephos adalah insektisida organofosfat non sistemik yang digunakan untuk mengontrol nyamuk, larva, black fly (Simulidae), dan lain-lain. Temephos tersedia dalam sediaan mencapai 50% emulsi konsentrat, 50% serbuk basah, dan bentuk granuler yang mencapai 5% (Raharjo, 2006). Temephos murni berupa kristalin putih padat, dengan titik lebur 300C–30,50C, produknya berupa cairan kental berwarna coklat. Tidak larut dalam air pada suhu 200C (kurang dari 1 ppm). Larut dalam aseton, aseronitril, ether dan kebanyakan aromatik dan klorinasi hidrokarbon. Tidak larut dalam heksana. Mudah terdegradasi bila terkena sinar matahari, sehingga kemampuan membunuh larva tergantung dari degradasi tersebut (WHO, 2005). Pestisida-pestisida yang tergolong di dalam senyawa fosfat organik kerjanya menghambat enzim cholinesterase, sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas syaraf karena tertimbunnya acetylcholin pada ujung syaraf tersebut. Hal ini lah yang mengakibatkan kematian. Jadi, seperti senyawa-
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
18
senyawa organofosfat lainnya, maka temephos juga bersifat anticholinesterase (Raharjo, 2006). Metabolisme temephos yaitu gugus phosphorothioat (P=S) dalam tubuh binatang
diubah
menjadi
fosfat
(P=O)
yang
lebih
potensial
sebagai
anticholineesterase. Larva Ae. aegypti mampu mengubah P=S menjadi P=O ester lebih cepat dibandingkan lalat rumah, begitu pula penetrasi temephos kedalam larva berlangsung cepat lebih dari 99% temephos dalam medium diabsorpsi dalam waktu satu jam setelah perlakuan. Setelah diabsorpsi, abate diubah menjadi produk-produk
metabolisme,
sebagian
dari
produk
metabolik
tersebut
diekskresikan ke dalam air (Daniel, 2008). Dosis Abate yang dibutuhkan untuk membunuh jentik nyamuk dalam air minum adalah 10 gr untuk 100 liter (Warta Medika, 2006).
Tabel 2.1 Penggunaan Abate untuk Pengendalian Larva Aedes aegypti. Penggunaan Abate 1 g No. Jenis Air 100 L Air Cara Aplikasi Air Bersih (Kolam, Bak mandi, 1 10 g Penaburan Danau, dsb) Air agak keruh (rawa-rawa, 2 20 g Penaburan sawah, dsb) Air Keruh (air selokan, air 3 30 g Penaburan buangan rumah, dsb) Sumber: USEPA (2007).
Temephos relatif aman dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Meskipun begitu, dalam dosis tinggi, temephos, dapat menimbulkan overstimulasi sistem saraf menyebabkan pusing, mual dan kebingungan. Pada
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
19
paparan yang sangat tinggi dapat menyebakan paralisa nafas dan kematian (USEPA, 2007). Keracunan fosfat organik pada serangga diikuti oleh ketidak tenangan, tremor, konvulsi, kemudian kelumpuhan otot (paralisa). Namun demikian penyebab utama kematian pada serangga sukar ditunjukkan, kecuali pada larva nyamuk kematiannya disebabkan oleh karena tidak dapat mengambil udara untuk bernafas (WHO, 2005).
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 3 MATERI DAN METODE
3.1
Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan kurang lebih selama empat bulan pada
pertengahan bulan Februari-Mei 2013. Lokasi penelitian di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya sebagai tempat pembuatan ekstrak, telur larva nyamuk Ae. aegypti didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa timur, Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya sebagai tempat pembiakan larva instar IV nyamuk Ae. aegypti dan tempat perlakuan.
3.2
Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian true eksperiment. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Faktorial dengan pola Split Plot Design (Petak Terbagi) konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan sebagai petak utama dan waktu perendaman sebagai anak petak (Notoatmodjo, 2002).
3.3
Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas atau independent variable penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan 0, 500, 1000, 1500, 2000 ppm.
20 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
21
3.3.2 Variabel Terikat Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah persentase jumlah mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti.
3.3.3 Variabel Kendali Variabel kendali dalam penelitian ini adalah stadium nyamuk Ae. aegypti.
3.4
Definisi Operasional Variabel 1) Ekstrak ethanol daun pegagan adalah daun pegagan yang telah diekstraksi dengan metode maserasi dan menggunakan pelarut ethanol 96%. 2) Larva instar IV Ae. aegypti adalah larva Ae. aegypti yang telah berumur sekitar 5-7 hari setelah menetas. 3) Persentase mortalitas larva instar IV Ae. aegypti dihitung berdasarkan jumlah kematian tiap 4 jam dibagi satuan waktu (kelipatan 4 jam). 4) Mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti adalah larva Ae. aegypti dianggap mati dengan kriteria larva tidak bergerak atau tidak berespon terhadap rangsang dan tenggelam.
3.5
Sampel Penelitian
3.5.1 Kriteria Inklusi 1) Larva Ae. aegypti yang telah mencapai instar IV. 2) Larva bergerak aktif.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
22
3.5.2 Kriteria Eksklusi 1) Larva Ae. aegypti yang belum mencapai instar IV. 2) Larva yang telah berubah menjadi pupa ataupun nyamuk dewasa. 3) Larva yang mati sebelum perlakuan.
3.5.3 Besar Sampel Sampel penelitian yang digunakan adalah larva instar IV nyamuk Ae. aegypti yang masih hidup dan bergerak aktif. Besar sampel 20 ekor larva instar IV Ae. aegypti. Diletakkan dalam 6 gelas plastik, yang masing-masing gelas plastik berisi 20 ekor larva instar IV Ae. aegypti. Jumlah sampel dilihat berdasarkan rumus Federer (n-1) (t-1) ≥ 15. Dilakukan replikasi sebanyak 5 kali pada tiap bahan uji. Jumlah seluruh sampel yang dibutuhkan sebanyak 600 larva instar IV Ae. aegypti.
3.5.4 Cara Pengambilan Sampel Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan simple random sampling terhadap larva Ae. aegypti. Walaupun populasi homogen terdapat kriteria inklusi dan eksklusi dalam menentukan sampel untuk penelitian.
3.6
Alat dan Bahan
3.6.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, neraca analitik, pipet plastik, gelas ukur 1000cc, nampan plastik, 25 gelas plastik, kasa (sebagai
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
23
pelindung agar nyamuk yang menjadi dewasa tidak terbang keluar), ekstraktor (peralatan maserasi), kayu pengaduk, vaccum evaporator, kertas label, pisau.
3.6.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : larutan ekstrak ethanol daun pegagan dengan konsentrasi 0, 500, 1000, 1500, 2000 ppm (besarnya konsentrasi didapatkan dari penelitian pendahuluan/trial); abate 1% S.G; ethanol 96% (C2H5OH); aquadest; larva instar IV nyamuk Ae. aegypti.
3.7
Cara Kerja
3.7.1 Persiapan Bahan Pembuatan larutan ekstrak ethanol daun pegagan yang memiliki konsentrasi 100% dilakukan di Balai Penelitian dan Kosnsultasi Industri (BPKI) Surabaya. Telur Ae. aegypti, ditetaskan dalam nampan plastik berisi air bersih ±1000cc. Larva yang telah menetas diberi makan fish food setiap hari. Larva-larva tersebut dipelihara sampai instar IV, kurang lebih selama 9 hari untuk digunakan dalam penelitian. Pemberian larutan ekstrak sebagai perlakuan pada gelas plastik yang telah disiapkan dengan konsentrasi 0, 500, 1000, 1500, 2000 ppm.
3.7.2 Prosedur Pembuatan Ekstrak Ethanol Daun Pegagan Daun pegagan 2 Kg dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan dan diangin-anginkan dalam suhu ruangan yang tidak terkena matahari secara langsung. Setelah daun pegagan kering, lalu digiling dan diayak. Sebanyak 400
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
24
gram serbuk diekstrak dengan maserasi (proses perendaman) dengan memakai pelarut ethanol 96% sebanyak 300 ml. Pengadukan dua kali yaitu pada pagi dan sore, setelah 1x24 jam dilakukan penyaringan. Ampas dimaserasi kembali dengan pelarut ethanol 96% sebanyak 300 ml. maserasi tersebut dilakukan 3 kali. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan kemudian diendapkan, lalu disaring untuk selanjutnya diuapkan dengan pengurangan tekanan menggunakan Rotary evaporator pada suhu 400C-600C sampai semua alkohol terpisah sehingga diperoleh ekstrak kental 100%.
3.7.3 Cara Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Ethanol Daun Pegagan dan Abate Satuan yang digunakan sebagai konsetrasi ekstrak ethanol daun pegagan dan abate adalah ppm. mg ppm = Liter
1 mg ekstrak 1 ppm = 1 L pelarut
Dibuat larutan ekstrak ethanol daun pegagan kelompok A konsentrasi 500 ppm dengan mengambil 500 mg larutan ekstrak kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai volume 1 L. Kelompok B konsentrasi 1000 ppm dengan mengambil 1000 mg larutan ekstrak kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai volume 1 L. Kelompok C konsentrasi 1500 ppm dengan mengambil 1500 mg larutan ekstrak kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai volume 1 L. Kelompok D konsentrasi 2000 ppm dengan mengambil 2000 mg larutan ekstrak kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai volume 1 L.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
25
Abate sesuai dosis yang dianjurkan yaitu konsetrasi 100 ppm dengan mengambil 100 mg abate kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai volume 1 L. Larutan ekstrak ethanol daun pegagan dan abate diambil sebanyak 100 ml dari setiap konsentrasi dan digunakan perlakuan dengan ulangan lima kali.
3.7.4 Pembagian Kelompok Larutan yang telah dipersiapkan berisi ekstrak ethanol daun pegagan, dipindahkan kedalam gelas plastik yang telah dipersiapkan dan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan secara merata. Kelompok K sebagai kontrol (-) 0 ppm dan kontrol (+) 100 ppm. Kelompok A dengan ekstrak ethanol daun pegagan konsentrasi 500 ppm, Kelompok B 1000 ppm, Kelompok C 1500 ppm, Kelompok D 2000 ppm.
3.7.5 Pemindahan larva pada gelas plastik Larva pada nampan plastik dipindahkan ke beker glass. Dengan menggunakan pipet plastik, diambil 20 ekor larva dan ditaruh kedalam tiap gelas plastik. Setelah semua larva dipindahkan kedalam gelas plastik, dilakukan perlakuan pada setiap kelompok kemudian gelas plastik ditutup dengan kain.
3.7.6 Cara pengumpulan data Data yang dikumpulkan adalah dengan menghitung jumlah larva yang mati pada setiap gelas plastik. Penghitungan larva yang mati dilakukan setiap 4 jam, 8 jam, 12 jam 16 jam 20 jam, 24 jam dan dicatat dalam bentuk tabel.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
26
3.8
Analisis Data Data yang diperoleh dalam bentuk persentase mortalitas larva dianalisis
dengan uji F (Anova Faktorial) yang dilanjutkan uji HSD 5%. Analisis statistik menggunakan program statistik komputer (SPSS 20.0 for Windows).
3.9
Alur Penelitian Telur Ae. aegypti Penetasan larva Ae. aegypti Pemeliharaan larva Ae. Aegypti larva instar IV Randomisasi sampel 20 ekor larva instar IV Ae. aegypti dimasukkan kedalam gelas plastik pada setiap kelompok perlakuan
Kelompok K (-) 0ppm
Kelompok K (+) 100ppm
Kelompok A 500ppm
Kelompok B 1000ppm
Kelompok C 1500ppm
Kelompok D 2000ppm
Diamati dan dicatat jumlah larva yang mati setiap 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, 20 jam, 24 jam.
Dihitung dan dicari korelasi peningkatan konsentrasi dengan jumlah kematian per satuan waktu Gambar 3.1 Alur penelitian.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi ekstrak ethanol daun pegagan sebagai larvisida. Tolak ukur efek larvisida ini dapat dilihat dari jumlah persentase mortalitas larva instar IV Ae. aegypti pada beberapa macam konsentrasi dan lama perendaman ekstrak ethanol daun pegagan. Hal ini dinyatakan dalam bentuk Tabel (4.1-4.3) hubungan lama perendaman dan konsentrasi terhadap jumlah kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti dan dalam bentuk rerata±SD yang disajikan transformasi Vy%.
Tabel 4.1 Jumlah Mortalitas Larva Instar IV Nyamuk Ae. aegypti pada Beberapa Lama Perendaman Ekstrak Ethanol Daun Pegagan Waktu Χ ± SD 4 jam 6,714a ± 3,125 8 jam 7,541b ± 3,395 12 jam 7,894c ± 3,527 16 jam 8,155d ± 3,619 20 jam 8,276d ± 3,668 24 jam 8,361d ± 3,702 Tabel 4.2 Jumlah Mortalitas Larva Instar IV Nyamuk Ae. aegypti pada Beberapa Perlakuan Ekstrak Ethanol Daun Pegagan Perlakuan Χ ± SD Ekstrak Pegagan 0 ppm 0,224a ± 0,000 Ekstrak Pegagan 500 ppm 8,812b ± 1,181 Ekstrak Pegagan 1000 ppm 9.051b ± 0,969 Abate 100 ppm 9,359c ± 0,859 Ekstrak Pegagan 1500 ppm 9,606c ± 0,606 Ekstrak Pegagan 2000 ppm 9,886d ± 0,262
27 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
28
Tabel 4.3 Jumlah Mortalitas Larva Instar IV Nyamuk Ae. aegypti pada Kombinasi antara Beberapa Lama Perendaman dan Perlakuan Ekstrak Ethanol Daun Pegagan Perlakuan Kombinasi Χ ± SD 4 Jam*Ekstrak Pegagan 0 ppm 0,224a ± 0,00 8 Jam*Ekstrak Pegagan 0 ppm 0,224a ± 0,00 12 Jam*Ekstrak Pegagan 0 ppm 0,224a ± 0,00 16 Jam*Ekstrak Pegagan 0 ppm 0,224a ± 0,00 20 Jam*Ekstrak Pegagan 0 ppm 0,224a ± 0,00 24 Jam*Ekstrak Pegagan 0 ppm 0,224a ± 0,00 4 Jam*Ekstrak Pegagan 500 ppm 6,753b ± 0,702 4 Jam*Ekstrak Pegagan 1000 ppm 7,332bc ± 0,554 4 Jam*Abate 100 ppm 7,854cd ± 0,621 8 Jam*Ekstrak Pegagan 500 ppm 8,166cde ± 0,632 4 Jam*Ekstrak Pegagan 1500 ppm 8,639def ± 0,669 8 Jam*Ekstrak Pegagan 1000 ppm 8,818efg ± 0,554 8 Jam*Abate 100 ppm 8,825efg ± 0,379 12 Jam*Ekstrak Pegagan 500 ppm 8,879efgh ± 0,459 12 Jam*Ekstrak Pegagan 1000 ppm 8,897efghi ± 0,530 8 Jam*Ekstrak Pegagan 1500 ppm 9,367fghij ± 0,555 16 Jam*Ekstrak Pegagan 1000 ppm 9,374fghij ± 0,398 4 Jam*Ekstrak Pegagan 2000 ppm 9,479fghij ± 0,416 16 Jam*Ekstrak Pegagan 500 ppm 9,485ghij ± 0,186 12 Jam*Abate 100 ppm 9,584ghij ± 0,400 20 Jam*Ekstrak Pegagan 500 ppm 9,639ghij ± 0,296 12 Jam*Ekstrak Pegagan 1500 ppm 9,690hij ± 0,337 20 Jam*Ekstrak Pegagan 1000 ppm 9,795ij ± 0,213 8 Jam*Ekstrak Pegagan 2000 ppm 9,845j ± 0,228 16 Jam*Abate 100 ppm 9,897j ± 0,137 16 Jam*Ekstrak Pegagan 1500 ppm 9,947j ± 0,112 24 Jam*Ekstrak Pegagan 500 ppm 9,947j ± 0,296 12 Jam*Ekstrak Pegagan 2000 ppm 9,997j ± 0,00 16 Jam*Ekstrak Pegagan 2000 ppm 9,997j ± 0,00 20 Jam*Ekstrak Pegagan 1500 ppm 9,997j ± 0,00 20 Jam*Ekstrak Pegagan 2000 ppm 9,997j ± 0,00 20 Jam*Abate 100 ppm 9,997j ± 0,00 24 Jam*Ekstrak Pegagan 1000 ppm 9,997j ± 0,00 24 Jam*Ekstrak Pegagan 1500 ppm 9,997j ± 0,00 24 Jam*Ekstrak Pegagan 2000 ppm 9,997j ± 0,00 24 Jam*Abate 100 ppm 9,997j ± 0,00
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
29
Dilihat dari (Tabel 4.3) hubungan antara interaksi lama perendaman dan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan terhadap jumlah kematian larva terdapat perbedaan yang signifikan. Perbedaan tersebut terdapat peningkatan mengikuti lama perendaman (jam). Melihat perbedaan tersebut dilihat pengaruh konsetrasi pada setiap pengamatan (4 jam) pada (Tabel 4.1-4.2). Pengaruh lama perendaman ekstrak ethanol daun pegagan dan interaksi antara perendaman Fhitung > Ftabel (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ekstrak ethanol daun pegagan dengan konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000 ppm dengan lama perendaman 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, 20 jam, 24 jam dapat menyebabkan kematian larva instar IV Ae. aegypti secara signifikan. Hasil yang tercantum pada (Tabel 4.1-4.3) dengan pengamatan 4 jam sudah bisa menimbulkan kematian tetapi belum 100%. Sedangkan abate sebagai pembanding dengan dosis yang dianjurkan sudah menimbulkan kematian tetapi belum 100%. Pada perendaman 12 jam dan 16 jam sudah menimbulkan kematian. Hal ini ditunjukkan pada konsentrasi 2000 ppm sudah menimbulkan kematian 100%. Pada perendaman 20 jam ekstrak ethanol daun pegagan dengan konsentrasi 1500 ppm dan abate 100 ppm baru menimbulkan kematian 100%. Pada perendaman 24 jam ekstrak ethanol daun pegagan dengan konsentrasi 1000 ppm baru menimbulkan kematian 100%. Sedangkan pada konsentrasi 0 ppm tidak menimbulkan kematian atau 0%. Hal ini ditunjukkan bahwa aquadest bisa digunakan sebagai mediasi pertumbuhan larva. (Tabel 4.1-4.2) bahwa pengaruh ekstrak ethanol daun pegagan dengan konsentrasi 1000 ppm merupakan konsentrasi terendah yang mampu mematikan
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
30
larva instar IV nyamuk Ae. aegypti mencapai 100% dengan lama perendaman 16 jam efektif untuk menimbulkan daya larvisida pada larva instar IV nyamuk Ae. aegypti. Hasil Analisis Sidik Ragam Fhitung perlakuan konsentrasi lebih besar dari Ftabel (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata di antara berbagai tingkat konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan terhadap kemampuan untuk mematikan larva instar IV nyamuk Ae. aegypti.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan daun pegagan sebagai uji larvisida dan daun pegagan yang digunakan harus memenuhi syarat yaitu tampak bersih, dan tidak rusak. Hal ini dimaksudkan agar kandungan dari daun pegagan bahan aktifnya masih berkualitas. Daun pegagan kemudian dicuci, dipotong, dikeringkan (tanpa sinar matahari) dan diekstraksi. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian hampir semua pelarut diuapkan dan massa yang tersisa diperlakukan hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Anggraini, 2009). Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi maserasi. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari (ethanol). Hasil dari penelitian (Tabel 4.1-4.3) memperlihatkan bahwa pengaruh ekstrak ethanol daun pegagan dengan berbagai tingkatan konsentrasi yaitu 500, 1000, 1500, 2000 ppm mampu menimbulkan kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti yang signifikan dari abate dengan konsentrasi 100 ppm. Ekstrak ethanol daun pegagan ternyata mempunyai kemampuan sebagai larvisida terhadap larva instar IV Ae. aegypti. Efek kerja insektisida asiatikosida adalah menghambat metabolisme dan kerja sistem saraf. Ekstrak pegagan mampu menimbulkan kematian pada larva karena mengandung metabolit sekunder yang dikenal istilah natural product (bahan alami), bila dibandingkan dengan molekul-molekul utama (metabolit primer). Senyawa biokimia metabolit primer adalah senyawa yang
31 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
32
berperan dalam nutrisi dan proses metabolisme utama di dalam tubuh tanaman, sedangkan metabolit sekunder (termasuk bahan aktif senyawa asiatikosida pada tanaman pegagan) merupakan senyawa-senyawa yang berpengaruh terhadap interaksi ekologi antara tumbuhan dengan lingkungan. Senyawa metabolit sekunder tanaman dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama yaitu terpene atau terpenoid, alkaloid atau produk sekunder yang mengandung nitrogen, serta fenil propanoid dan senyawa fenolik lainnya (Khan et al., 2010). Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil seperti pegagan (Siregar, 2005). Aktivitas biologis tanaman ini berhubungan dengan senyawa phenol, terpenoid, dan alkaloid yang ada di dalam tanaman tersebut. Senyawa ini secara bersamasama atau secara terpisah berperan untuk menghasilkan aktivitas larvisida dan menghambat nyamuk Culex quinquefasciatus (Rajkumar and Jebanesan, 2005). Respon serangga terhadap senyawa kimia, apabila terjadi perubahan nutrisi pada serangga karena ada senyawa metabolit sekunder yang bersifat toksik terhadap serangga, maka serangga akan melakukan suatu respon kompensasi. Respon ini dilakukan serangga sebagai upaya untuk mempertahankan kehidupan serangga tersebut, yaitu dengan cara mengubah laju konsumsi dan efisiensi penceranaan serta metabolisme serangga. Metabolit sekunder yang bersifat toksik apabila terkandung dalam makanan yang dimakan oleh larva akan menyebabkan larva tidak dapat mencapai titik kritis untuk mencapai pupa, hal ini disebabkan karena serangga menurunkan laju metabolisme dan sekresi enzim pencernaan. Senyawa metabolit sekunder yang berada dalam makanan larva menyebabkan
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
33
energi yang digunakan untuk pertumbuhan berkurang, karena digunakan untuk aktifitas enzim detoksifikasi Mixed function Oxidase yang mengubah senyawa tersebut menjadi mudah larut dalam air, dan dikeluarkan dalam bentuk senyawa tidak aktif, akibatnya bisa mengakibatkan kematian larva karena tidak cukup energi untuk proses pertumbuhannya (Siregar, 2005). Hasil penelitian (Tabel 4.1) dapat diketahui kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti dengan lama perendaman 24 jam mencapai 100%. Pada larva instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (cephal), dada (thorax), dan perut (abdomen). Skleritnya sudah sempurna sehingga lebih mampu menolak adanya zat racun dibandingkan dengan larva instar I, II, dan III. Ekstrak ethanol mampu menimbulkan kematian pada larva instar IV nyamuk Ae. aegypti sehingga diharapkan jika larva instar IV mati maka instar lain yang lebih rentan juga bisa mati karena efek larvisida ekstrak ethanol daun pegagan tersebut. Pengaruh perendaman tanpa ekstrak ethanol daun pegagan (kontrol) selama 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, 20 jam, 24 jam tidak terdapat kematian larva instar IV Ae. aegypti atau 0%. Hal ini menunjukkan bahwa aquadest dapat digunakan sebagai mediasi pertumbuhan larva dan tidak mempunyai daya larvisida. Semakin meningkatnya konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan maka kematian larva instar IV Ae. aegypti juga semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan, kandungan bahan aktifnya juga semakin banyak sehingga daya larvisida yang ditimbulkan juga semakin berpengaruh yang signifikan.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
34
Eksrak ethanol daun pegagan dengan konsentrasi 500 ppm sudah bisa menimbulkan kematian tetapi belum 100%. Sedangkan konsentrasi 1000 ppm dengan lama perendaman 24 jam dan konsentrasi 1500 ppm dengan lama perendaman 20 jam sudah menimbulkan kematian 100%. Konsentrasi 2000 ppm dengan lama perendaman 16 jam sudah bisa menimbulkan kematian 100%. Sedangkan abate sebagai pembanding dengan konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman 20 jam sudah mampu menimbulkan kematian 100%. Ekstrak ethanol daun pegagan lebih toksik dari abate. Pengaruh lama perendaman ekstrak ethanol daun pegagan menunjukkan bahwa lama perendaman 24 jam memberikan hasil yang lebih baik daripada perendaman 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, 20 jam. Hal ini menunjukkan bahwa waktu perendaman yang lama, kontak antara bahan aktif dengan larva juga semakin lama, sehingga racun yang ditimbulkan lebih kuat. Oleh karena itu daya larvisida yang ditimbulkan juga berpengaruh semakin nyata. Melihat efek penggunaan insektisida sebagai larvisida diperlukan periode waktu yang terbaik yaitu 24 jam. Hasil penelitian pada (Tabel 4.1-4.3) menunjukkan bahwa semakin lama periode waktu yang digunakan, semakin lama juga kontak waktu antara larva dengan bahan aktif ekstrak ethanol daun pegagan. Sehingga jumlah kematian larva yang ditimbulkan juga akan semakin besar dan berpengaruh yang signifikan. Rajkumar
dan
Jebanesan
(2005),
pemanfaatan
pegagan
sebagai
Phytochemical dinyatakan bahwa pegagan dapat bertindak sebagai alternatif yang tepat untuk insektisida sintetis pada masa mendatang karena relatif aman, tidak
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
35
mahal, dan banyak tersedia di banyak area lembab. Ekstrak ethanol daun pegagan pada konsentrasi 6,84 ppm (190C) dan 1,12 ppm (310C) dapat membunuh 50% larva Cx. quinquefasciatus. Ekstrak pegagan dapat digunakan sebagai larvisida terhadap larva instar IV nyamuk Ae. aegypti maupun larva Cx. quinquefasciatus dan lebih efektif atau lebih toksik dari abate yang selama ini digunakan.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan 1) Konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan yang paling efektif digunakan untuk membunuh larva instar IV nyamuk Ae. aegypti adalah 2000 ppm. 2) Lama perendaman yang paling efektif digunakan untuk membunuh larva instar IV nyamuk Ae. aegypti adalah 16 jam. 3) Terdapat interaksi lama perendaman dan konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan yang paling efektif pada mortalitas larva instar IV nyamuk Ae. aegypti adalah 8 jam dan 2000 ppm.
6.2
Saran 1) Penggunaan ekstrak ethanol daun pegagan untuk membunuh larva instar IV A. aegypti sebaiknya dengan konsentrasi 1500 ppm selama 24 jam. 2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menghilangkan warna yang tertinggal pada larutan ekstrak ethanol daun pegagan.
36 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN
Irfan Setiyawan Pribadi, Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti. Cara yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut dengan memutus siklus hidup menggunakan insektisida nabati pada stadium larva instar IV nyamuk Ae. aegypti. Salah satunya adalah tanaman pegagan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan dan lama perendaman pada larva instar IV nyamuk Ae. aegypti. Penelitian ini memerlukan 600 larva instar IV yang dimasukkan ke dalam 30 gelas plastik, masing-masing gelas berisi 20 ekor dengan lima kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah memasukkan ekstrak ethanol daun pegagan dengan konsentrasi 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, dan 2000 ppm sebanyak 100 ml. Kematian larva dihitung setelah 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, 20 jam, dan 24 jam. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Faktorial dengan pola Split Plot Design (Petak Terbagi) dengan ulangan sebanyak lima kali konsentrasi ekstrak ethanol daun pegagan sebagai petak utama dan waktu perendaman sebagai anak petak. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Uji F (Anova Faktorial). Apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan menggunakan Uji HSD dengan tingkat signifikasi 5%.
37 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
38
Dari data hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak ethanol daun pegagan konsentrasi 500 sudah menimbulkan daya larvisida terhadap larva instar IV nyamuk Ae. aegypti, tetapi belum 100 %. Daya larvisida yang mampu membunuh seluruh larva instar IV nyamuk Ae. aegypti didapat dari konsentrasi 1000 ppm dengan lama waktu perendaman 24 jam, konsentrasi 1500 ppm dengan lama waktu perendaman 20 jam, konsentrasi 2000 ppm dengan lama waktu perendaman 12 jam dan abate dengan konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman 20 jam. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak ethanol daun pegagan dapat digunakan sebagai larvisida terhadap larva instar IV nyamuk Ae. aegypti dan lebih efektif dari abate yang selama ini digunakan.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
Afifah E. 2003. Tanaman Obat Untuk Mengobati Hepatitis. Agromedia Pustaka. Jakarta. Agustina, Icha dan Hendri B. 2008. Struktur Histologi Folikel Primer, Sekunder dan Tersier Ovarium Mencit (Mus musculus) Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.). Seminar Nasional Sains dan Teknologi II. Universitas Lampung. Lampung. Anggraini DA. 2009. Gambaran mikroskopis sel atrosit dan sel pyramid cerebrum pada tikus putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar Setelah Pemberian Ekstrak Ethanol Daun Pegagan (C. asiatica L. Urban). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya. Barnes J, Anderson LA and Philipson JD. 2002. Herbal Medicines. Pharmaceutical Press. London. 530. Bermawi N, Ibrahim MSD dan Ma’mun. 2005. Karakteristik Mutu Aksesi Pegagan (Centella asiatica L.) Seminar Nasional TOI XXVII Balai Materia Medika Dinkes Surabaya Jatim. 259-264. Borah R. 2010. Larvicidal efficacy of Toddalia asiatica (Linn.) Lam against two mosquito vectors Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus. Environmental Biotechnology Laboratory Department of Biotechnology. Gauhati University. Guwahati. Assam. India. Bowers E, Cupp W and Lok JB. 2008. The developmental effects of 6, dimethoxy-2, 2-dimethyl chromene on the pre-imaginal stages of Aedes aegypti (Diptera: Culicidae). Springer Netherlands. 22: 23-8. Cahyati WH dan Suharyo. 2006. Dinamika Aedes aegytpi Sebagai Vektor Penyakit. Kemas 2: 38-48. Cheng L, Guo JS, Luk J and Koo MWL. 2004. The Healing Effect of Centella asiatica Ectraxt Asiaticosida on Acetic Acid Induced Gastric Uclers in Rats. Life Sciences. 74(18): 858-860. Chowdhury N, Ghosh A and Chandra G. 2008. Mosquito larvicidal activities of Solanum villosum berry extract against the dengue vector Stegomyia aegypti. BMC Complementary Altern. Med. 8: 10. Daniel. 2008. Ketika Larva dan Nyamuk Dewasa Sudah Kebal Terhadap Insektisida. FARMACIA. 7:7.
39 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
40
Departemen Kesehatan RI dan Dirjen POM. 2000. Parameter Standart umum Esktrak Tanaman Obat. Jakarta. Departemen Kesehatan RI dan Dit. Jen. PPM & PL. 2002. Pedoman Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Departemen Kesehatan republik Indonesia. Djallalluddin, Hasni HB, Riana W dan Lisda H. 2001. Artikel Penelitian: Gambaran Penderita Pada Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru Tahun 2001. Banjar. Elango G. 2009. Oviposition-deterrent, ovicidal, and repellent activities of indigenous plant extracts against Anopheles subpictus Grassi (Diptera: Culicidae) Parasitol. Res. 105: 1567-1576. Fahmi. 2006. Perbandingan Efektivitas Abate dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) Dalam Meghambat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang. Fauziah M. 1995. Obat-obatan Tradisional. Jakarta : PT. Penebar Swadaya, Anggota IKAPI. Gunandini DJ. 2002. Kemampuan Hidup Populasi Alami Nyamuk Aedes aegypti (Linn.) yang Diseleksi Malation pada Stadium larva [Disertasi Doktor]. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hendratno S. 2001. Panduan Kuliah Mahasiswa Entomologi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang. Iskandar A. 2005. Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu. Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat. Pusdiknes Depkes RI. James J dan Dubery I. 2011. Identification and Quantification of Triterpenoid Centelloids in Centalla asiatica (L) Urban by Densitometric TLC. J. of Planar Chromatography. 24(1): 82-87. Kadarkarai M. 2009. Larvicidal and smoke repellency effect of Toddalia asiatica and Aegle marmelos against the dengue vector, Aedes aegypti (Insecta: Diptera: Culicidae) Entomol. Res. 39: 61-65. Khan S, Al-Qurainy F, Ranu M, Ahmad S and Abdin MZ. 2010. Phyllanthin Biosynthesis in Phyllanthus amarus: Schum and Thonn Growing at Different Altitudes. Jounal of Medicinal Plants Research. 4(1): 41-48.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
41
Kostic M, Popovic Z, Brkic D, Milanovic S, Sivcev I and Stankovic S. 2008. Larvicidal and antifeedant activity of some plant-derived compounds to Lymantria dispar L. (Lepidoptera: Limantriidae) Bioresour. Technol. 99: 7897-7901. Kristina, Isminah dan Wulandari L. 2004. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue. T. D. Wahono (Ed). Badan Litabangkas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Lasmadiwati E. 2003. Pegagan Meningkatkan Daya Ingat, Membuat Awet Muda, Menurunkan Gejala Stres, Meningkatkan Stamina. Penebar Swadaya. Jakarta. Lewis WH. 2001. Pharmaceutical discoveries based on ethnomedicinal plants: 1985 to 2000 and beyond. Economic Botany. 55, in press. Mangoting D, Irawan I dan Abdullah S. 2006. Tanaman Lalap Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya. Jakarta. Manorenjitha, M. 2006. The Ecology and Biology of Aedes aegypti (L.) and Aedes albopictus (Skuse) (Diptera : Culicidae) and The Resistence Status Of Aedes albopictus (Field Strain) Againts Organophosphates in Penang, Malaysia. Tesis. Faculty of Science. Namasivaya University. Malaysia. Matsuda H, Morikawa T, Ueda H and Yoshikawa M. 2001. Saponin Constituents of Gotu Kola (2): Structures of New Ursane and Oleanane Type Triterpene Oligoglycosides, Centellasaponins B, C, and D, from Centella asiatica Cultivated in Sri Lanka. Chem. Pharm. Bull. 49 (10): 1368-1371. Ndione RD, Faye O, Ndiaye M, Dieye A and Afoutou JM. 2007. Toxic effects of neem products (Azadirachta indica A. Juss) on Aedes aegypti. African Journal of Biotechnology. 6 (24): 2846-2854. Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Pandey V, Agrawa V, Raghavendra K and Das AP. 2007. Strong larvicidal activity of three species of Spilanthes (Akarkara) against malaria Anopheles stephensi Liston, Anopheles culicifacies, species C) and filaria vector (Culex quinquefasciatus Say) Parasitol. Res. 102: 171174. Pavela R. 2009. Larvicidal effects of some Euro-Asiatic plants against Culex quinquefasciatus Say larvae (Diptera: Culicidae) Parasitol. Res. 105: 887-892.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
42
Pestiside Action Network. 2009. Pestisides Database – Chemical Toxicity Studies on Aquatic Organisms “Yellow fever mosquito (Aedes aegypti) Toxicity Studies – Toxicology studies from the primary scientific literature on aquatic organisms”. San Fransisco. Rachmawati F, Nuria MC dan Sumantri. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Kloroform Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L) Urb) serta Identifikasi Senyawa Aktifnya. Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim. Semarang. Raharjo B. 2006. Uji Kerentanan (Susceptibility test) Aedes aegypti (Linnaeus) dari Surabaya, Palembang dan Beberapa Wilayah di Bandung terhadap Larvasida Temephos (Abate 1 SG) [Skripsi]. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. ITB. Bandung. Rahuman AA. 2008. Mosquito larvicidal activity of oleic and linoleic acids isolated from Citrullus colocynthis (Linn.) Schrad. Parasitol. Res, 103: 1383-1390. Rahmasari M. 2006. Journal Effect of Aqueous Leaves Exstract of Pegagan (Centella asiatica L.) on Lerning Ability and Memory, Hemoglobin Concentration, Hematocrit Value of Adult male Wistar Rats (Rattus norvegicus L.). Sekolah ilmu dan Teknologi Hayati (SITH)-ITB. Bandung. Rajkumar S and Jebanesan A. 2005. Larvicidal and Adult Emergency Inhibtion Effect of Centella asiatica Brahmi (Umbelliferae) against mosquito Culex quiquefasciatus say (Dipter: Culicidae). African Journal of Biomedical Res, 8: 31-33. Sathyal and Uthaya. 2007. Therapeutic uses of Centella asiatica (Hydrocotyle asiatica). Pegagan (Centella asiatica Urban). Asiamaya.com [26 April 2012]. Savitri ES. 2006. Studi Morfologi Tumbuhan Gulma yang Berpotensi Sebagai Obat Di Lingkungan UIN Malang. 3: 2. Siregar NES. 2005. Kandungan Kimia Ekstrak Biji Sirsak (Annosa muricat L.) Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya Terhadap Larva Aedes aegypti. s.1. : USU Repositry. Sudarmaja IM dan Mardihusodo SJ. 2009. Pemilihan Tempat Bertelur Nyamuk Aedes aegypti Pada Air Limbah Rumah Tangga Di Laboratorium. 10(4): 205-207.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
43
Sudarto. 2002. Atlas Entomologi Kedokteran. EGC. Jakarta Soegijanto S. 2006. Demam Berdarah Dengue Edisi Kedua. Airlangga University Press. Surabaya. Suhartono T. 2000. Uji aktivitas Antibakteri, Fraksi Air, Heksana dan Atil Asetat dari Ekstrak Methanol Herba Centella asiatica (L) urban terhadap Staphylococcus aerus dan E.coli dengan Metode Cakram Kertas [Skripsi]. Fakultas Farmasi. Universitas Airlangga. Taemchuy D, Rukkwamsuk T, Sukpuaram T and Ruangwises N. 2008. A Study on Antibacterial Activity of Crude Estracts of Asiatic Pennywort and Water Pennywort Against Staphylococcus aureus. 34th Congress on Science and Technology of Thailand. Tatok. 2006. Pegagan Tumbuhan Nusantara. The Esoteric Library. Sacrednagick.com. [23 Oktober 2012]. Temjenmongla and Arun KY. 2005. Anticestodal Efficacy of Folklore Medicinal Plants of Naga Tribes in North-East India. Afr. J.Trad. CAM. 2(2): 129133. Thomas S. 2008. Tinjauan keadaan dan dasar-dasar dalam pemberantasan Demam Berdarah di Indonesia. Jakarta: Sub. Dit Arbovirus Dit P2B2 Direktorat P3M. United States Enviromental Protection Agency (USEPA). 2007. Larvasides for Mosquito Control. Warta Medika. 2006. Abate: Amankah untuk tubuh?. November 2006. WHO. 2005. International Programme on Chemical Safety. Temephos. Winarto WP dan Subakti M. 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan Tanaman Penambah Daya Ingat. Agromedia Pustaka. Hal 64. Zhang. 2009. Chemical Fingerprinting and Hierachical Clustering Analysis of Centella asiatica from Different Locations in China. Chromatographia. 69(1/2): 51-57.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Jumlah Kematian Larva Instar IV nyamuk Ae. aegypti. Perlakuan
Ekstrak Pegagan 0 ppm
Abate 100 ppm
Ekstrak Pegagan 500 ppm
Ekstrak Pegagan 1000 ppm
Ekstrak Pegagan 1500 ppm
Ekstrak Pegagan 2000 ppm
Ulangan
Lama Perendaman (Jam)
4 jam
8 jam
12 jam
16 jam
20 jam
24 jam
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 11 13 13 15 10
0 0 0 0 0 15 17 15 17 14
0 0 0 0 0 18 20 19 19 16
0 0 0 0 0 20 20 19 20 19
0 0 0 0 0 20 20 20 20 20
0 0 0 0 0 20 20 20 20 20
1 2 3 4 5
7 9 12 10 8
13 15 16 12 11
15 17 18 14 15
18 19 18 18 17
18 19 20 19 17
20 20 20 19 20
1 2 3 4 5
12 10 13 9 10
17 15 18 13 15
17 16 19 14 15
17 18 20 17 16
19 20 20 18 19
20 20 20 20 20
1 2 3 4 5
13 17 18 14 13
19 18 20 16 15
19 20 20 17 18
20 20 20 19 20
20 20 20 20 20
20 20 20 20 20
1 2 3 4 5
17 19 20 16 18
20 20 20 19 18
20 20 20 20 20
20 20 20 20 20
20 20 20 20 20
20 20 20 20 20
44 SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
45
Lampiran 2. Analisis General Linier Model Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors Waktu
Perlakuan
SKRIPSI
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Value Label 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam 20 jam 24 jam E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
46
Descriptive Statistics Dependent Variable: Vy % Waktu 4 jam
8 jam
12 jam
16 jam
20 jam
24 jam
Total
SKRIPSI
Perlakuan E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total
Mean .22361 6.75317
Std. Deviation .000000 .702346
7.33171 8.63950 9.47899 7.85441 6.71356 .22361 8.16579 8.81783
.554513 .669947 .416494 .620774 3.124108 .000000 .632334 .554412
5 5 5 5 30 5 5 5
9.36713 9.84523 8.82524 7.54080 .22361 8.87870 8.98749 9.68963
.555500 .227868 .379389 3.394410 .000000 .459261 .530294 .337247
5 5 5 30 5 5 5 5
9.99750 9.58444 7.89356 .22361 9.48537 9.37354 9.94736
.000000 .400836 3.526259 .000000 .186422 .398077 .112119
5 5 30 5 5 5 5
9.99750 9.89722 8.15410 .22361 9.63949 9.79508 9.99750 9.99750
.000000 .137317 3.619490 .000000 .296166 .213088 .000000 .000000
5 5 30 5 5 5 5 5
9.99750 8.27511 .22361 9.94736 9.99750 9.99750 9.99750 9.99750
.000000 3.667305 .000000 .112119 .000000 .000000 .000000 .000000
5 30 5 5 5 5 5 5
8.36016 .22361 8.81165 9.05053 9.60644 9.88570 9.35938
3.701264 .000000 1.180246 .969167 .605751 .261745 .858188
30 30 30 30 30 30 30
7.82288
3.507811
180
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
N 5 5
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
47
Descriptive Statistics Dependent Variable: y % Waktu 4 jam
8 jam
12 jam
16 jam
20 jam
24 jam
Total
SKRIPSI
Perlakuan E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm Total
Mean
Std. Deviation
.00 46.00 54.00 75.00 90.00 62.00 54.50 .00 67.00 78.00 88.00 97.00 78.00 68.00 .00 79.00 81.00 94.00 100.00 92.00 74.33 .00 90.00 88.00 99.00 100.00 98.00 79.17 .00 93.00 96.00 100.00 100.00 100.00 81.50 .00 99.00 100.00 100.00 100.00 100.00 83.17 .00 79.00 82.83 92.67 97.83 88.33 73.44
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
N
.000 9.618 8.216 11.726 7.906 9.747 29.779 .000 10.368 9.747 10.368 4.472 6.708 33.130 .000 8.216 9.618 6.519 .000 7.583 35.129 .000 3.536 7.583 2.236 .000 2.739 36.462 .000 5.701 4.183 .000 .000 .000 37.258 .000 2.236 .000 .000 .000 .000 37.840 .000 19.494 16.696 11.121 5.032 15.219 35.932
5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30 30 30 30 30 30 30 180
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
48
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Vy % Type III Sum of Squares 13201.472 a
Source Model Waktu Perlakuan Waktu * Perlakuan Error Total
df 36
Mean Square 366.708
F 3175.748
Sig. .000
57.541 2100.926 27.453
5 5 25
11.508 420.185 1.098
99.663 3638.875 9.510
.000 .000 .000
16.628 13218.100
144 180
.115
a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .998)
Post Hoc Tests Waktu Multiple Comparisons Dependent Variable: Vy % Tukey HSD
(I) Waktu 4 jam
8 jam
12 jam
16 jam
20 jam
24 jam
(J) Waktu 8 jam 12 jam 16 jam 20 jam 24 jam 4 jam 12 jam 16 jam 20 jam 24 jam 4 jam 8 jam 16 jam 20 jam 24 jam 4 jam 8 jam 12 jam 20 jam 24 jam 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam 24 jam 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam 20 jam
Mean Difference (I-J) -.82724 -1.18000 -1.44053 -1.56155 -1.64660 .82724 -.35276 -.61329 -.73431 -.81936 1.18000 .35276 -.26054 -.38155 -.46660 1.44053 .61329 .26054 -.12102 -.20606 1.56155 .73431 .38155 .12102 -.08505 1.64660 .81936 .46660 .20606 .08505
* * * * * * * * * * * * * * * * * *
* * *
* * *
Std. Error .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739 .087739
Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .040 .000 .000 .000 .000 .040 .739 .182 .000 .000 .000 .739 .927 .000 .000 .000 .182 .927
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -1.08067 -.57381 -1.43343 -.92657 -1.69396 -1.18710 -1.81498 -1.30812 -1.90003 -1.39317 .57381 1.08067 -.60619 -.09933 -.86673 -.35986 -.98774 -.48088 -1.07279 -.56593 .92657 1.43343 .09933 .60619 -.51397 -.00711 -.63498 -.12812 -.72003 -.21317 1.18710 1.69396 .35986 .86673 .00711 .51397 -.37445 .13242 -.45949 .04737 1.30812 1.81498 .48088 .98774 .12812 .63498 -.13242 .37445 -.33848 .16838 1.39317 1.90003 .56593 1.07279 .21317 .72003 -.04737 .45949 -.16838 .33848
Based on observed means. *. The mean difference is significant at the .05 level.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
49
Homogeneous Subsets Vy % Tukey HSD
a,b
Subset Waktu 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam 20 jam 24 jam Sig.
N 30 30 30 30
1 6.71356
2
3
4
7.54080 7.89356 8.15410
30 30 1.000
1.000
1.000
8.27511 8.36016 .182
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .115. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. b. Alpha = .05.
Perlakuan Multiple Comparisons Dependent Variable: Vy % Tukey HSD
(I) Perlakuan E Pgn 0 ppm
E Pgn 500 ppm
E Pgn 1000 ppm
E Pgn 1500 ppm
E Pgn 2000 ppm
Abate 100 ppm
(J) Perlakuan E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm E Pgn 0 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 2000 ppm Abate 100 ppm E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm Abate 100 ppm E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm
Mean Difference (I-J) -8.58804 * -8.82692 * -9.38283 * -9.66210 * -9.13578 * 8.58804 * -.23888 -.79479 * -1.07406 * -.54774 * 8.82692 * .23888 -.55591 * -.83518 * -.30886 * 9.38283 * .79479 * .55591 * -.27927 * .24705 9.66210 1.07406 .83518 .27927 .52632 9.13578 .54774 .30886 -.24705
* * * * * * * *
-.52632 *
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -8.84147 -8.33461
Std. Error .087739
Sig. .000
.087739 .087739 .087739 .087739 .087739
.000 .000 .000 .000 .000
-9.08035 -9.63626 -9.91553 -9.38921 8.33461
-8.57349 -9.12940 -9.40866 -8.88235 8.84147
.087739 .087739
.077 .000
-.49231 -1.04822
.01455 -.54136
.087739 .087739
.000 .000
-1.32749 -.80117
-.82062 -.29431
.087739 .087739 .087739 .087739 .087739
.000 .077 .000 .000 .007
8.57349 -.01455 -.80934 -1.08861 -.56229
9.08035 .49231 -.30248 -.58175 -.05543
.087739 .087739
.000 .000
9.12940 .54136
9.63626 1.04822
.087739 .087739
.000 .022
.30248 -.53270
.80934 -.02583
.087739 .087739 .087739 .087739 .087739
.061 .000 .000 .000 .022
-.00638 9.40866 .82062 .58175 .02583
.50048 9.91553 1.32749 1.08861 .53270
.087739 .087739
.000 .000
.27289 8.88235
.77975 9.38921
.087739 .087739 .087739
.000 .007 .061
.29431 .05543 -.50048
.80117 .56229 .00638
.087739
.000
-.77975
-.27289
Based on observed means. *. The mean difference is significant at the .05 level.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
50
Homogeneous Subsets Vy % a,b
Tukey HSD
Subset Perlakuan E Pgn 0 ppm E Pgn 500 ppm E Pgn 1000 ppm Abate 100 ppm E Pgn 1500 ppm E Pgn 2000 ppm Sig.
N 30 30
1 .22361
2
3
4
8.81165
30 30 30 30
9.05053 9.35938 9.60644 9.88570 1.000
.077
.061
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .115. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000. b. Alpha = .05.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
51
Interaksi Waktu*Perlakuan Homogeneous Subsets Vy % a
Tukey HSD
Perlakuan Kombinasi 4jam*EPgn 0 ppm 8jam*EPgn 0 ppm 12jam*EPgn 0 ppm 16jam*EPgn 0 ppm 20jam*EPgn 0 ppm 24jam*EPgn 0 ppm 4jam*EPgn 500 ppm 4jam*EPgn 1000 ppm 4jam*Abate 100 ppm 8jam*EPgn 500 ppm 4jam*EPgn 1500 ppm 8jam*EPgn 1000 ppm 8jam*Abate 100 ppm 12jam*EPgn 500 ppm 12jam*EPgn 1000 ppm 8jam*EPgn 1500 ppm 16jam*EPgn 1000 ppm 4jam*EPgn 2000 ppm 16jam*EPgn 500 ppm 12jam*Abate 100 ppm 20jam*EPgn 500 ppm 12jam*EPgn 1500 ppm 20jam*EPgn 1000 ppm 8jam*EPgn 2000 ppm 16jam*Abate 100 ppm 16jam*EPgn 1500 ppm 24jam*EPgn 500 ppm 12jam*EPgn 2000 ppm 16jam*EPgn 2000 ppm 20jam*EPgn 1500 ppm 20jam*EPgn 2000 ppm 20jam*Abate 100 ppm 24jam*EPgn 1000 ppm 24jam*EPgn 1500 ppm 24jam*EPgn 2000 ppm 24jam*Abate 100 ppm Sig.
N 5 5 5 5
1 .224 .224 .224 .224
5 5 5 5
.224 .224
2
3
6.753 7.332
7.332
5 5 5 5 5
7.854 8.166
Subset for alpha = .05 4 5 6 7
7.854 8.166 8.639
5 5 5 5
8.166 8.639 8.818 8.825 8.879 8.987
5 5 5 5
8
9
10
8.639 8.818 8.825
8.818 8.825
8.879 8.987 9.367 9.374
8.879 8.987 9.367 9.374
8.879 8.987 9.367 9.374
8.987 9.367 9.374
9.367 9.374
9.479
9.479 9.485 9.584 9.639
9.479 9.485 9.584 9.639
9.479 9.485 9.584 9.639
9.479 9.485 9.584 9.639
9.690
9.690 9.795
9.690 9.795 9.845 9.897
5 5 5 5 5 5 5 5
9.947 9.947 9.997 9.997
5 5 5 5 5
9.997 9.997 9.997 9.997 9.997
5 5
9.997 9.997 .530
1.00
.719
.057
.111
.067
.052
.067
.078
.082
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
52
Lampiran 3. Hasil Skrining Kandungan Senyawa Asiatikosida, Brahmosida, dan Beta Sisterol dalam Berbagai Konsentrasi Daun Pegagan.
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
53
Lampiran 4. Dokumentasi
Gambar 1. Daun pegagan yang masih segar
Gambar 2. Daun pegagan yang sudah dilayukan
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
54
Gambar 3. Hasil ekstraksi daun pegagan
Gambar 4. Alat ekstraksi
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
55
Gambar 5. Koloni larva Ae. aegypti
Gambar 6. Perendaman larva instar IV Ae. aegypti dengan larutan ekstrak ethanol daun pegagan
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
56
Gambar 7. Kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti pada perendaman 4 jam
Gambar 8. Kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti pada perendaman 8 jam
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
57
Gambar 9. Kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti pada perendaman 12 jam
Gambar 10. Kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti pada perendaman 16 jam
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
58
Gambar 11. Kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti pada perendaman 20 jam
Gambar 12. Kematian larva instar IV nyamuk Ae. aegypti pada perendaman 24 jam
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
59
Gambar 7. Kematian larva instar IV Nyamuk Ae. aegypti
Gambar 8. Perlakuan pada abate dan kematian larva instar IV A. aegypti
SKRIPSI
PENGARUH EKSTRAK ETHANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) TERHADAP MORTALITAS LARVA INSTAR IV NYAMUK Aedes aegypti (Linn)
IRFAN SETIYAWAN PRIBADI