PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN MOTIVASI SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIK MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN GEOMETRI BIDANG (PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Margoyoso-Pati Tahun Ajaran 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika
Oleh : INDAH WULANDARI A410 100 171
PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN MOTIVASI SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN GEOMETRI BIDANG (PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Margoyoso-Pati Tahun Ajaran 2013/2014) Oleh: Indah Wulandari1 ,Sumardi2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika,
[email protected] 2 Dosen Pendidikan Matematika,
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk,meningkatkan pemahaman konsep matematika serta motivasi siswa pada pokok bahasan geometri bidang dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Margoyoso Pati yang berjumlah 32 siswa. Metode pengumpulan data melalui observasi, tes, catatan lapangan, dan review. Teknik analisis data dengan metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan pemahaman konsep dan motivasi siswa dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL. . Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika dapat dilihat dari : 1) Menyatakan kembali konsep yang telah dipelajarinya 8 siswa (25%) setelah tindakan kelas sebanyak 25 siswa (78,13%). 2)Kemampuan siswa menerapkan konsep secara tepat 4 siswa (12,5%) setelah tindakan 15 siswa (46,88%). 3)Memberi tanggapan siswa lain sebelum tindakan 6 siswa (18,75%) setelah tindakan kelas sebanyak 16 siswa (50%). 4)Membuat kesimpulan materi sebelum tindakan sebanyak 4 siswa (12,5%) setelah tindakan kelas sebanyak 25 siswa (78,13%). Sedangkan peningkatan motivasi siswa dapat dilihat dari 1)Tekun mengerjakan tugas sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (18,75%), setelah tindakan kelas sebanyak 20 siswa (62,5). 2) Ulet dalam menghadapi kesulitan sebelum tindakan 5 siswa (15,63%), setelah tindakan 18 siswa (56,25%). 3) Senang bekerja mandiri sebelum tindakan 8 siswa (25%)setelah tindakan 24 siswa (75%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran PBL dengan pendekatan Scientific dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi siswa. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Motivasi, Scientifik, Strategi PBL PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran dikelas tidak terlepas dari suatu permasalahan. Permasalahan yang terjadi dikelas bisa bersumber dari siswa maupun guru. Permasalahan yang bersumber dari siswa diantaranya adalah kurangnya pemahaman konsep dan
rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Permasalahan yang muncul dari guru diantaranya guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional sehinggga membuat proses pembelajaran kurang menarik. Pemahaman konsep dan motivasi siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Pemahaman konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika akan membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan soal matematika. Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan untuk mengenal fakta, Konsep, prinsip dan skill. Meletakkan hal-hal tersebut dalam hubungannya satu sama lain secara benar dan menggunakannya secara tepat pada situasi. Dalam proses pembelajaran motivasi berperan penting terhadap prestasi belajar. Motivasi dapat menumbuhkan minat dan dapat meningkatkan prestasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi apabila tidak mempunyai motivasi belajar maka akan tertinggal dengan siswa yang intelegensinya sedang tetapi mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Oleh karena itu, siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar bisa diakibatkan dari kurangnya guru dalam memotivasi siswa dalam belajar. Konsep merupakan pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menyelesaikan dan meramalkan. Syaiful Sagala (2010; 71). Pemahaman konsep sangat diperlukan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Siswa akan lebih mudah menyelesaikan soal setelah mereka memahami konsep-konsep sebelumnya. Dengan pemahaman konsep yang baik dan benar akan membuat siswa lebih mudah mengingatnya tanpa harus menghafal rumus. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi tertentu, sehingga seseorang bersedia dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi diartikan pula sebagai keseluruhan daya di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendakinya bisa tercapai (Sitiatava Rizema, 2013: 27). Sedangakan Menurut Sardiman (2009:75) motivasi adalah serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan beruasaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Hal inilah yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang ” peningkatan pemahaman konsep dan motivasi dengan pendekatan scientific melalui strategi PBL (PTK pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 1 Margoyoso Pati pada pokok bahasan geometri bidang) ”. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan tepat, maka penelitian ini akan dilaksanakan melalui pemberian tindakan dalam kelas. Dimana peneliti akan berkolaborasi dengan guru karena gurulah yang lebih paham dengan kondisi kelas. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian mengkaji dan mendeskripsikan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas VII A SMP Negeri 1 Margoyoso Pati. Tujuan Khusus penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi siswa dengan pendekatan scientific melalui strategi PBL (PTK). Manfaat
secara
umum
penelitian
ini
memberikan
pengetahuan
tentang
meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi siswa dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL (PTK) bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Margoyoso Pati. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau clasroom action research. Penelitian tindakan kelas menurut Sutama (2010: 15) merupakan upaya untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, peneliti memilih penelitian tindakan kelas dengan alasan bahwa dengan menggunakan strategi PBL dalam siklus penelitian pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar siswa. Kepala sekolah, guru kelas dan peneliti dilibatkan dalam rangkaian kegiatan sejak: 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, 4) observasi, 5) refleksi, 6) evaluasi, dan 7) penyimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode alur.Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data dan verifikasi data. HASIL DAN PEMBAHASAN Data – data yang diperoleh di atas mengenai pemahaman konsep matematika dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL pada siswa kelas VII A dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran II dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel peningkatan pemahaman konsep matematika dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL Sesudah Tindakan Sebelum No. Indikator pemahaman konsep Tindakan Putaran I Putaran II 1.
mampu menyatakan kembali konsep yang telah dipelajari
8 siswa
13 siswa
(25%)
(40,65%)
25 siswa (78,13%)
2.
Menerapkan konsep secara tepat
4 siswa (12,5%)
12 siswa (37,5%)
15 siswa (46,88%)
3.
Memberi tanggapan jawaban siswa lain
6 siswa
16siswa
(18,75%)
12 siswa (37,5%)
4
Membuat kesimpulan materi
4 siswa (12,5%)
24 siswa (75%)
25 siswa (78,13%)
90% 80% 70% 60% 50%
(50%)
mampu menyatakan kembali konsep yang telah dipelajari Menerapkan konsep secara tepat
40% 30% 20% 10% 0%
Memberi tanggapan jawaban siswa lain
Sebelum tindakan
Putaran I
Putaran II
Membuat kesimpulan materi
Grafik Persentase Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika dengan pendekatan Scientific melalui strategi PBL
Data yang diperoleh mengenai motivasi siswa dalam pembelajaran matematika melalui dengan pendekatan scientific melalui strategi PBL dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan putaran II disajikan dalam tabel berikut. Tabel peningkatan motivasi siswa dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL Sesudah Tindakan Indikator Sebelum No. pemahaman konsep Tindakan Putaran I Putaran II 1.
tekun mengerjakan tugas
2.
ulet dalam menghadapi kesulitan
3.
senang bekerja mandiri
6 siswa
12 siswa
(18,75%)
(37,5%)
5 siswa (15,63%)
10 siswa (31,25%)
(56,25%)
8 siswa
16 siswa (50%)
24 siswa (75%)
(25%)
20 siswa (62,5%) 18 siswa
80.00% 70.00% 60.00% 50.00%
tekun mengerjakan tugas
40.00% 30.00%
ulet dalam menghadapi kesulitan
20.00%
senang bekerja mandiri
10.00% 0.00% Sebelum Tindakan
Putaran I
Putaran II
Grafik Persentase Peningkatan motivasi siswa dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Scientific Melalui Strategi PBL Data yang diperoleh untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini dpat dilihat dari 4 indikator yaitu:
1. Kemampuan siswa dalam mengulang kembali konsep yang telah dipelajarinya diamati saat proses pembelajaran berlangsung yaitu banyaknya siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Data yang diperoleh dari menunjukkan bahwa siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru sebelum adanya tindakan sebanyak 8 siswa (25 %), Pada putaran I sebanyak 13 siswa (40,65%), Pada putaran II sebanyak 25 siswa (78,13%). Prosentase kemampuan siswa dalam mengulang kembali konsep yang telah dipelajarinya pada putaran I dan II mengalami peningkatan. 2. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat. Indikator ini diamati dari cara peserta didik mengerjakan tugas mandiri , yaitu apakah siswa mengetahui konsep atau algoritma pengerjaan latihan tersebut dan menerapkan konsep yang ia miliki secara tepat atau tidak dalam mengerjakan soal tersebut Sebelum adanya tindakan 4 siswa (12,5%), pada putaran I sebanyak 12 siswa (37,5%), pada putaran II sebanyak 15 siswa (46,88%). Prosentase kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat pada putaran I dan II mengalami peningkatan. 3. Kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain. Indikator ini diamati saat kegiatan pembelajaran, yaitu dilihat dari apakah siswa mampu mengoreksi jawaban siswa secara tepat dan mampu memberikan jawaban yang benar dengan algoritma yang tepat. Data yang diperoleh dari Sebelum adanya tindakan 6 siswa (18,75%), pada putaran I sebanyak 12 siswa (37,5%), pada putaran II sebanyak 16 siswa siswa (50%). Prosentase kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain pada putaran I dan II mengalami peningkatan. 4. Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi. Indikator ini diamati saat proses pembelajaran yaitu saat siswa diminta mempresentasikan jawaban dari kelompoknya dan saat peserta didik membuat kesimpulan materi. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa Sebelum adanya tindakan 4 siswa (12,5%), pada putaran I sebanyak 24 siswa (75%), pada putaran II sebanyak 25 siswa (78,13%). Prosentase kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi mengalami peningakatan pada putaran I dan II. Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Scientific Melalui Strategi PBL
Data yang diperoleh untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini dpat dilihat dari 4 indikator yaitu: a. Siswa yang tekun mengerjakan tugas. Sebelum adanya tindakan 6 siswa (18,75%), pada putaran I sebanyak 12 siswa (37,5%), pada putaran II sebanyak 20 siswa (62,5%). Prosentase siswa yang tekun mengerjakan tugas pada putaran I dan II mengalami peningkatan. b. Siswa yang ulet dalam menghadapi kesulitan. Sebelum adanya tindakan 5 siswa (15,63%), pada putaran I sebanyak 10 siswa (31,25%), pada putaran II sebanyak 18 siswa (56,25%). Dilihat dari prosentase pada putaran I dan II dapat disimpulkan bahwa siswa yang ulet dalam menghadapi kesulitan mengalami peningkatan. c. Siswa yang senang bekerja mandiri. Sebelum adanya tindakan ada 8 siswa (25%), pada putaran I sebanyak 16 siswa (50%), pada putaran II sebanyak 24 siswa (75%). Hasil prosentase dari putaran I dan II dapat disimpulkan bahwa siswa yang senang bekerja mandiri mengalami peningkatan. Dalam penelitian ini terbukti bahwa motivasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru matematika di SMP Negeri 1 Margoyoso Pati. KESIMPULAN Proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru pada penelitian ini menggunakan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL. Penerapan strategi PBL ini mengajarkan siswa agar dapat menyusun pengetahuanya sendiri dan memandirikan siswa serta meningkatkan kepercayaan diri. Guru bertugas memandu siswa dan memfasilitasi siswa jika mengalami kesulitan. Hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi dapat disimpulkan: 1. Setelah diadakan tindakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan Scientifik melalui strategi PBL dengan pemberian tugas terstruktur dapat meningkatkan pemahaman konsep geometri bidang pada siswa yang akan berdampak pada motivasi belajar siswa. Melalui metode ini, siswa harus dapat menyusun permasalahan sendiri dari materi yang diajarkan dan menumbuhkan ketrampilan siswa dalam menghadapi suatu permasalahan. Guru senantiasa memotivasi siswa untuk berani mengemukakan ide yang mereka miliki tentang apa yang belum dipahami dan
apa yang telah dipahami. Guru membantu dan memfasilitasi siswa jika mengalami kesulitan. Dengan demikian guru bisa menjadi fasilitator sekaligus pembimbing yang baik. Strategi pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi siswa. 2. Peningkatan pemahaman konsep geometri bidang pada siswa dengan diterapkanya pendekatan Scientifik melalui strategi PBL dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: a. Kemampuan siswa dalam mengulang kembali konsep yang telah dipelajarinya, yaitu sebelum adanya tindakan sebanyak 8 siswa (25 %), Pada putaran I sebanyak 13 siswa (40,65%), Pada putaran II sebanyak 25 siswa (78,13%). Prosentase kemampuan siswa dalam mengulang kembali konsep yang telah dipelajarinya pada putaran I dan II mengalami peningkatan. b. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat. Sebelum adanya tindakan 4 siswa (12,5%), pada putaran I sebanyak 12 siswa (37,5%), pada putaran II sebanyak 15 siswa (46,88%). Prosentase kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat pada putaran I dan II mengalami peningkatan. c. Kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain. Sebelum adanya tindakan 6 siswa (18,75%), pada putaran I sebanyak 12 siswa (37,5%), pada putaran II sebanyak 16 siswa siswa (50%). Prosentase kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain pada putaran I dan II mengalami peningkatan. d. Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi. Sebelum adanya tindakan 4 siswa (12,5%), pada putaran I sebanyak 24 siswa (75%), pada putaran II sebanyak 25 siswa (78,13%). Prosentase kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi mengalami peningakatan pada putaran I dan II. 3. Peningkatan motivasi siswa pada kelas VIIA dengan pendekatan Scientifik melalui strategi pemeblajaran PBL dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : a. Siswa yang tekun mengerjakan tugas. Sebelum adanya tindakan 6 siswa (18,75%), pada putaran I sebanyak 12 siswa (37,5%), pada putaran II sebanyak 20 siswa (62,5%). Prosentase siswa yang tekun mengerjakan tugas pada putaran I dan II mengalami peningkatan.
b. Siswa yang ulet dalam menghadapi kesulitan. Sebelum adanya tindakan 5 siswa (15,63%), pada putaran I sebanyak 10 siswa (31,25%), pada putaran II sebanyak 18 siswa (56,25%). Dilihat dari prosentase pada putaran I dan II dapat disimpulkan bahwa siswa yang ulet dalam menghadapi kesulitan mengalami peningkatan. c. Siswa yang senang bekerja mandiri. Sebelum adanya tindakan ada 8 siswa (25%), pada putaran I sebanyak 16 siswa (50%), pada putaran II sebanyak 24 siswa (75%). Hasil prosentase dari putaran I dan II dapat disimpulkan bahwa siswa yang senang bekerja mandiri mengalami peningkatan. Dari kesimpulan di atas maka hipotesis yang diajukan diterima yakni dengan menerapkan strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific dalam proses belajar mengajar matematika, maka terjadi peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. --------------------------. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. English, Mery C. 2013. Supporting Student Self-Regulated Learning in Problem- and Project-Based Learning. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. Volume 7, No. 2 (Fall 2013): Diterbitkan. Gallager, Shelagh A. 2013. Using Problem Based Learning to Explore Unseen Academic potential. International Journal of English Linguistics, Vol.7, No.1, Maret 2013: Diterbitkan. Heruman, (2010). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Lambros, Ann. 2004. Problem-Based Learning in Midle and High School Classrooms. California: Corwin Press. Mahmud, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Moleong, Lexy J.2006. Metodologi penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosadakarya. Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman. 2007. InteraksiBelajarMengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif R & D. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosadakarya Sutama, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta: Fairuz Media. -----------, 2010. Penelitian dan Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.