Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
THE DEVELOPMENT OF COGNITIVE TEST DEVICES FOR COMPETENCE MEASUREMENT OF FUTURE SENIOR VOCATIONAL SCHOOL TEACHERS IN FISHING VESSEL NAUTICAL EXPERTISE PENGEMBANGAN PERANGKAT TES KOGNITIF UNTUK PENGUKURAN KOMPETENSI CALON GURU SMK KEAHLIAN NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN Oleh : Eliza Merina dan Budi Susetyo PPPPTK Pertanian Cianjur Email :
[email protected] Abstract. This research aimed to develop a valid and reliable cognitive test device for measuring the professional competence of the future teachers in the fishing vessel nautical science with a proper procedure. The method used in this study was research and development method with the following procedures: identification of measurement purposes, the development of test specifications, item writing, item review of the test (validity test), trial test 1, items analysis 1, reliability test, trial test 2, items analysis 2 , and the construction of the final test device. At the beginning of the development of test specifications and test item writing, there were 65 test items being developed and as the development going, the number of test items was decreasing. After being tested by 3 experts in the fishing vessel nautical science, the items have been reduced to 60 test items which then were being constructed to be the 1st trial test device. Following this, the 1st items analysis was carried out in accordance to classical test theory which consists the level of difficulties, item discrimination, and effectiveness of distractors. From this analysis the number of items has been reduced to 29 test items which were constructed to be 2 nd trial test device. Reliability test was conducted for the 1st trial test using the internal consistency approach by calculating the reliability of Kuder Richardson (KR 20). The result showed that the reliability coefficient is 0.71 which indicated that the 1st trial test was a reliable test. The 2nd trial test was conducted and followed by the 2 nd items analysis which left 19 test items to be constructed as a final form test devices. Keywords
: test development, competency measurement, fishing vessel nautical science
Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan sebuah perangkat tes kognitif yang valid dan reliabel untuk pengukuran kompetensi profesional calon-calon guru SMK Keahlian NKPI melalui prosedur yang benar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset dan pengembangan. Prosedur yang dilalui dalam penelitan ini yaitu : identifikasi tujuan pengukuran, pengembangan spesifikasi tes, penulisan butir soal, penelaahan butir tes (uji validitas), uji coba tes 1, analisa butir tes 1, uji reliabilitas, uji coba tes 2, analisa butir tes 2, dan perakitan bentuk akhir tes. Pada awal pembuatan spesifikasi tes dan penulisan butir, jumlah butir yang dikembangkan berjumlah 65 butir tes. Seiring proses pengembangan tes dilakukan, jumlah butir tes mengalami degradasi (penurunan). Setelah melalui tahap telaah butir (uji validitas) yang dilakukan oleh 3 orang ahli di bidang NKPI, butir tes mengalami pengurangan 5 butir tes sehingga tersisa 60 butir tes untuk dirakit menjadi perangkat tes uji coba 1. Setelah uji coba 1 dilakukan dilanjutkan dengan analisis butir 1 yang dilakukan sesuai teori ujian klasik yang terdiri dari tingkat kesukaran, daya diskriminasi butir, dan efektivitas distraktor. Dari analisis tersebut, jumlah butir soal pun mengalami pengurangan hingga tersisa 29 butir tes untuk dirakit menjadi perangkat tes uji coba 2. Dari hasil uji coba 1 pun dilakukan uji reliabilitas menggunakan pendekatan konsistensi internal (internal consistency) yaitu dengan perhitungan reliabilitas Kuder Richardson (KR20). Diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,71 yang menunjukkan bahwa perangkat tes tergolong reliabel. Uji coba 2 151 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015 dilakukan dan diteruskan dengan analisa butir 2, kembali lagi butir soal mengalami pengurangan hingga tersisa 19 butir tes untuk dirakit menjadi perangkat tes bentuk akhir. Kata Kunci : pengembangan tes, pengukuran kompetensi, nautika kapal penangkaan ikan
A. PENDAHULUAN Peraturan
Keahlian
Pemerintah
Nomor
74
Tahun 2008 Tentang Guru menerangkan bahwa
guru
harus
memiliki
empat
kompetensi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya tersebut,
untuk
memastikan
diantaranya
dengan
hal
adanya
seleksi calon guru. Dengan demikian
menyeleksi
sangat
diperlukan.
sehingga
diperoleh
perangkat tes yang valid dan reliabel. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan seleksi guru guna berbagai tujuan seperti seleksi calon guru dalam PPG, sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pimpinan di sekolah, pemilihan guru teladan, dan sebagainya. B. PEMBAHASAN Tes dapat didefinisikan sebagai suatu
adanya perangkat tes sebagai alat ukur untuk
NKPI
pertanyaan atau tugas atau seperangkat
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
tugas
untuk mengembangkan sebuah perangkat
memperoleh informasi tentang trait atau
tes kognitif yang valid dan reliabel untuk
atribut pendidikan atau psikologik yang
pengukuran kompetensi profesional calon-
setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
calon guru SMK Keahlian NKPI melalui
mempunyai jawaban atau ketentuan yang
prosedur yang benar. Perangkat tes yang
dianggap benar. (Zainul dan Nasoetion,
akan dikembangkan dalam penelitian ini
1993 : 2). Definisi lain dapat dikutip dari
tidak
pendapat Lee J Cronbach (Azwar, 2013 :
dimaksudkan
seluruh
kompetensi
untuk
mengukur
tersebut,
namun
3)
yang
dalam
direncanakan
bukunya
untuk
Essentials
of
khusus kompetensi profesional dari calon-
Psychological Testing yang menjelaskan
calon guru NKPI saja. Dengan demikian,
bahwa tes adalah “… a systematic
perangkat tes yang akan dikembangkan
procedure
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
behavior and describing it with the aid of a
mengukur sejauhmana penguasaan para
numerical scale or a category system”.
for
observing
a
person’s
calon guru NKPI secara kognitif terhadap
Susetyo (2011 : 39 – 54) menjelaskan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bahwa pembuatan perangkat tes dilakukan
bidang NKPI. Pokok permasalahan dalam
dalam
penelitian
bergantungan satu dengan yang lainnya.
prosedur
ini
adalah
penyusunan
bagaimanakah perangkat
tes
kognitif terstandar bagi calon guru SMK
dua
kegiatan
yang
saling
Kegiatan pertama yaitu mendesain fisik perangkat
tes
atau
perangkat
ukur.
152 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Kegiatan semacam ini dilakukan oleh ahli
profesional calon-calon guru SMK
pengukuran atau psikometri. Kegiatan
Keahlian NKPI. Perangkat tes yang
yang kedua adalah pembuat tes, yaitu
akan dikembangkan dalam penelitian
orang yang memiliki keahlian dalam isi
ini dimaksudkan untuk mengukur
atau materi tes yang akan dibuat.
kompetensi profesional saja sehingga
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset dan pengembangan, sebab dari penelitian ini tidak menutup kemungkinan dilakukannya penelitian lanjutan baik untuk perbaikan perangkat tes yang telah tersusun ataupun untuk
pengembangan
perangkat
tes
lainnya. Ali (2011 : 394) menjelaskan bahwa “riset dan pengembangan (research and
development)
merupakan
pada
suatu
mengembangkan perangkat
hakikatnya
proses dan
tertentu
dalam
memvalidasi yang
menjadi
produknya ...” Metode penelitian ini sering juga
disebut
dengan
pengembangan
berbasis riset. Berikut
proses
tes
beserta
pengetahuan dan teknologi terkait bidang Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI). 2. Pengembangan Spesifikasi Tes Dari tujuan pengukuran yang spesifik dan konkret, dapat disusun suatu tabel spesifikasi. Tabel ini merupakan suatu pedoman yang akan menjaga agar penulisan butir tetap terarah pada tujuan pengukuran tes dan tidak keluar dari batasan isi (Azwar, 2013 : 69). Tabel spesfikasi yang disusun dalam penelitian ini
pengembangan
KKNI, dan kurikulum pendidikan
hasilnya
sarjana.
dari
penelitian yang penulis lakukan :
Struktur Kurikulum SMK Paket
1. Identifikasi Tujuan Pengukuran Identifikasi tujuan merupakan penegasan tujuan pengukuran yang akan dicapai oleh tes yang diikuti oleh pembatasan kawasan ukur,
yakni
pendefinisian lingkup materi ukur yang hendak diungkap (Azwar, 2013 : 55). Perangkat tes kognitif ini disusun untuk
seputar pengetahuan bidang ilmu
mengacu pada kurikulum SMK 2013,
adalah
perangkat
tes yang disusun hanya akan berbicara
mengukur
kompetensi
Keahlian NKPI digunakan sebagai dasar penyusunan spesifikasi tes. Mengingat
perangkat
tes
yang
dikembangkan dalam penelitian ini ditujukan
untuk
mengukur
kompetensi profesional calon-calon guru SMK Paket Keahlian NKPI dan dengan memperhatikan KKNI serta kurikulum pendidikan sarjana (S1) Program
Studi
Teknologi
dan
153 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Manajemen
Perikanan
Tangkap
Kompetensi
Inti
(KI)
yang
(TMPT), maka hanya mata pelajaran
melingkupinya.
dari kelompok C2 dan C3 saja yang
(sebelumnya
digunakan. Sehingga ada sembilan
Kompetensi
mata pelajaran yang dijadikan dimensi
kemempuan
dalam pengembangan spesifikasi tes
kepada
yaitu :
minimal peserta didik pada aspek-
1) Hukum
Maritim,
Peraturan
Perikanan/CCRF
Kompetensi adalah
merupakan yang
klasifikasi
aspek
Standar
(SK)) dasar
Inti
merujuk
kemampuan
kemampuan
dalam
dan
pengetahuan,
Pencegahan Polusi Lingkungan
keterampilan
Laut (HMP4L2)
pendidikan tertentu (Susetyo, 2011 :
2) Bangunan dan Stabilitas Kapal Perikanan (BSKP)
75).
Dari
afektif,
dan
suatu
program
dari
Kompetensi
Inti
(KI)
dijabarkan pula Kompetensi Dasar
3) Dasar-dasar
Teknik
(KD)
beserta
indikator
Penangkapan Ikan, Penanganan
ketercapaiannya. Kompetensi Dasar
dan
(KD) merupakan penjabaran dari
Penyimpanan
Hasil
Tangkap (DTPIP2HT)
Kompetensi
4) Dasar-Dasar Keselamatan di Laut (DKL)
Perikanan (BIMP)
Jaga/P2TL
isi
berisikan
tujuan
yang
Kapal
acuan pencapaian tujuan kegiatan pembelajaran
Perikanan
(PKP) 7) Komunikasi
dari
(KI),
terkandung di dalamnya dan sebagai
5) Bahasa Inggris Maritim dan
6) Pelayaran
deskripsi
Inti
dari
program
pendidikan tertentu (Susetyo, 2011 : 76). Indikator merupakan penjabaran
dan Kapal
Dinas Perikanan
(KDJKP) 8) Manajemen Kapal Perikanan (MKP) 9) Teknik dan Alat Penangkap
dari
Dasar
(KD),
berkaitan dengan topik pembahasan (materi)
dari
suatu
program
pembelajaran tertentu (Susetyo, 2011 : 76). Baik KI maupun KD, keduanya diambil dari Kurikulum SMK 2013.
Ikan (TAPI) Spesifikasi tes disusun ke dalam
Kompetensi
Dengan merujuk kepada KI, KD, dan
indikator
ketercapaian
maka
sebuah tabel dimana mata pelajaran
dibuat estimasi tingkat kesukaran
berfungsi sebagai dimensi tes. Dari
butir soal, dimensi kognitif soal, dan
setiap mata pelajaran ini dijabarkan
jumlah soal dari setiap dimensinya.
154 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Untuk melihat gambaran kemampuan
Pada tahapan ini pula ditentukan
peserta tes secara lengkap maka butir-
bentuk tes yang akan dibuat juga lama
butir tes yang dibuat pada tingkat
waktu pengerjaan tes. Bentuk soal
kesukaran mudah, sedang, dan sukar.
yang
Dengan mempertimbangkan bahwa
mengukur
perangkat tes ini ditujukan bagi calon-
guru
calon guru, maka setiap butir tes
bidang NKPI adalah pilihan ganda.
dibuat pada tingkatan kognitif kedua,
Mengapa pilihan ganda? Kompetensi
ketiga, dan keempat yaitu pemahaman
dalam bidang NKPI bukanlah hal
(C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4).
yang sederhana. Sehingga diperlukan
Mengenai jumlah butir tes, Susetyo
bentuk tes yang komprehensif dan
(2011 : 84) menyebutkan bahwa
mampu memuat banyak butir dalam
jumlah butir tes yang terdapat dalam
waktu yang singkat.
Bentuk tes
suatu
pilihan
memberikan
perangkat
ditetapkan
tes
secara
tidak
umum.
dapat
dirasakan
sesuai
penguasaan
NKPI
calon-calon
terhadap
ganda
dapat
untuk
kompetensi
Azwar
kemudahan pula dalam pemeriksaan
(2013 : 77 – 78) memaparkan bahwa
jawaban dan pemberian skor secara
menentukan
banyaknya
butir
cepat
menyangkut
pertimbangan
teoritik
namun
objektivitasnya
tetap meskipun
terjaga jumlah
maupun praktis. Secara teoritik, suatu
peserta tes banyak. Selain itu, pada
tes
sebanyak-
bentuk tes pilihan ganda kualitas butir
banyaknya butir yang independen
tes dapat dianalisis secara empirik
(tidak terikat) satu sama lain. Namun
sehingga menjadikannya tidak mudah
secara
pula
untuk dalam proses pembuatannya
masalah-masalah
(Azwar, 2013 : 75). Setiap butir soal
seperti tujuan diadakan tes, waktu
dapat dikerjakan antara 15 detik
yang tersedia bagi penulisan butir dan
hingga 60 detik, tergantung tingkat
pemeriksaan jawaban tes, jumlah
kesukaran setiap soal. Oleh karena itu,
peserta yang akan dikenai tes, waktu
dengan mempertimbangkan jumlah
yang tersedia bagi peserta untuk
dan tingkat kesukaran butir tes maka
menjawab
sebagainya.
diperkirakan waktu yang cukup untuk
dengan
menjawab 65 butir soal tersebut
haruslah
berisi
praktis,
dipertimbangkan
Dengan
tes,
harus
dan
demikian,
mempertimbangkan hal-hal tersebut jumlah 65 butir tes dirasakan cukup
adalah 30 menit. 3. Penulisan Butir Soal
untuk penelitian ini. 155 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Penulisan butir tes merupakan kegiatan
menterjemahkan
6) Butir
kisi-kisi
diperlukan
butir-butir
yang
menggunakan
rumusan kalimat yang setepat
dalam bentuk operasional. Untuk memperoleh hasil tes yang berkualitas
tes
mungkin. 7) Taraf kesukaran butir tes perlu
baik
disesuaikan dengan kelompok
dalam suatu perangkat tes sehingga
dan tujuan pengetesan.
dapat mengungkap kemampuan yang
8) Perlu menghindari petunjuk ke
sebenarnya dan bukan kemampuan
arah jawaban benar yang tidak
yang semu dari responden. Penulisan
perlu.
butir
tes
merupakan
penciptaan
kreatifitas yang menuntut kombinasi dari
berbagai
kemampuan
dikembangkan
yang
melalui
latihan,
pengalaman, penguasaan bentuk tes, dan
teknik
penulisan
butir
tes
(Susetyo, 2011 : 79 – 80). Dalam
penulisan
digunakan
Pada tahapan ini butir soal ditulis dari setiap dimensi berdasar kepada indikator-indikatornya. Setiap dimensi diwakili oleh minimal satu butir soal. Semakin luas materi yang terkandung dalam suatu dimensi maka semakin banyak pula butir soal yang mewakili
butir
pedoman
soal, yang
disampaikan oleh Susetyo, (2011 : 80)
dimensi tersebut. 4. Penelaahan Butir Tes (Uji Validitas)
yaitu : Validitas
1) Penulisan setiap butir tes harus
2) Menggunakan kata-kata yang
kata-kata
kompleks atau janggal perlu
keterangan
diperlukan
secara
menjawab
yang lengkap
tes
yang
5) Penggunaan ada
dihindari.
kemampuan,
yang karakteristik
berupa atau
tingkah laku yang diukur melalui alat
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang
diberikan.
tidak
ukur
ukur yang tepat (Susetyo, 2011 : 89).
dihindari.
untuk
diinterpretasikan sebagai cerminan sasaran
mempunyai arti tepat.
4) Berikan
diartikan
sejauhmana hasil pengukuran dapat
sejelas mungkin.
3) Penggunaan
dapat
kata-kata
yang
gunanya
perlu
tepat
dan
akurat
sesuai
dengan
maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
156 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
diadakannya pengukuran dikatakan
ukur
sebagai tes yang memiliki validitas
penilaian para ahli di bidang NKPI
rendah (Azwar, 2013 : 173 – 174).
terhadap setiap butir tes. Berikut ini
Pengujian
validitas
pada
diujicobakan,
ialah
yaitu
melalui
para
a
penelitian ini dilakukan sebelum alat hli di bidang NKPI yang berkenan melakukan penelaahan butir tes pada penelitian ini. Tabel 1. Penelaah Butir Tes No.
Nama
1
Dr. Diyan Krisdiana, M. Si
2
Muldan Martin, M.Si
3
Vita Rumanti K, S.Pi, MT
Profesi Widyaiswara NKPI Widyaiswara NKPI
Unit Kerja PPPPTK Pertanian Cianjur
PPPPTK Pertanian Cianjur
Dosen TMPT
Cara yang umum digunakan
Institut Pertanian Bogor
digunakan adalah dengan persentase
untuk mengetahui validitas isi adalah
butir
teknik kecocokan para ahli yang
indikator/tujuan.
berkecimpung dalam bidang keilmuan
kecocokan
terhadap
tertentu (Susetyo, 2011 : 90). Setiap
dilakukan
dengan
ahli
besarnya persentase pada pernyataan
melakukan penilaian dengan
yang
cocok
dengan Perhitungan
validitas
isi
menghitung
atau
cocok, yaitu “persentase kecocokan
ketidakcocokannya terhadap setiap
suatu butir dengan tujuan/indikator”
butir tes berdasarkan indikatornya.
berdasarkan penilaian guru/dosen atau
Penilaian para ahli ini ditandai dengan
ahli
pembubuhan tanda centang (√) pada
92)). Butir tes yang dianggap cocok
kolom cocok atau kolom tidak cocok.
oleh penilai diberi nilai 1 (satu),
memberikan
kecocokan
Terdapat beberapa teknik dalam melakukan perhitungan validitas isi, namun pada penelitian ini teknik yang
(Noer, dalam Susetyo (2011 :
sedangkan butir tes yang dianggap tidak cocok oleh penilai diberi nilai 0 (nol).
Kemud
ian jumlah penilai yang merasa cocok akan dijumlahkan dan dipersentasekan terhadap jumlah penilai. Bila dirumuskan menjadi seperti berikut :
157 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
dimana : f
= frekuensi cocok menurut penilai
Σf = jumlah penilai Butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya mencapai
dengan
lebih besar
indikator dari
50%
responden uji coba pada penelitian ini adalah para mahasiswa tingkat akhir pada Program Studi Teknologi dan
(Susetyo, 2011 : 92). Perhitungan
Manajemen
kemudian dilakukan menggunakan
(TMPT) (S1) dan guru-guru SMK
software
Paket Keahlian NKPI.
MS
Excel.
Dari
hasil
perhitungan, terdapat 5 butir soal yang persentasenya di bawah 50 % yaitu nomor soal 29, 30, 32, 49, dan 61. Sehingga dari 65 butir soal, hanya 60 butir soal yang dianggap valid dan dapat dilanjutkan ke tahap uji coba tes.
Uji
Perikanan
coba
terhadap
pertama
Tangkap
dilakukan
mahasiswa-mahasiswa
Program
Studi
Manajemen
Teknologi
Perikanan
dan
Tangkap
(TMPT) tingkat akhir. Uji coba dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pada uji coba pertama ini
5. Uji Coba Tes 1 Pemilihan
butir
tes
dapat
dilakukan melalui ujicoba, dengan harapan akan memberikan umpan balik secara nyata dari responden secara langsung. Melalui hasil ujicoba akan diketahui kualitas butir tes yang telah dibuat apakah telah memenuhi persyaratan belum
dan
berkualitas,
jika
kualitas
dan
memenuhi
persyaratan
dilakukan
revisi-revisi
(Susetyo, 2011 : 81). Mengingat
perangkat
penulis hanya bisa mendapatkan 30 orang responden. Ketiga puluh orang mahasiswa ini diminta kesediaannya untuk menjawab 60 butir soal selama 30 menit. 6. Analisa Butir Tes 1 Analisa butir digunakan untuk menentukan kualitas butir pada suatu perangkat tes. Butir tes berkualitas rendah akan menurunkan kualitas ujian. Analisis butir pada penelitian
tes
ini
ini akan dilakukan sesuai teori ujian
ditujukan bagi calon-calon guru SMK
klasik
yang
terdiri
dari
tingkat
Paket Keahlian NKPI dan syarat
kesukaran, daya diskriminasi butir,
menjadi guru adalah lulusan S1/DIV,
dan efektivitas distraktor.
maka yang tepat untuk menjadi 158 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Tingkat
kesukaran
butir
merupakan rasio antara penjawab
butir dengan benar dan banyaknya penjawab
butir.
Formulasi
tingkat kesukaran butir adalah : p = ni / N dimana : ni
= banyaknya responden yang menjawab butir dengan benar
N
= banyaknya responden yang menjawab butir
Witherington (Susetyo, 2011 : 154)
membagi
tingkat
kesukaran
menjadi beberapa kategori seperti berikut.
Tabel 2. Tingkat Kesukaran Menurut Witherington Rentang
Tingkat Kesukaran
0, 00 ≤ P ≤ 0,24
Sukar
0, 25 ≤ P ≤ 0,74
Sedang
0, 75 ≤ P ≤ 1,00
Mudah
Daya diskriminasi butir adalah
Unggul) dan siswa yang mempunyai
kemampuan butir dalam membedakan
kemampuan rendah (Kelompok Asor).
antara
Formulasi daya diskriminasi butir
siswa
kemampuan
yang tinggi
memiliki (Kelompok
adalah
: d = (niU / NU) – (niA/NA) dimana : niU =
banyaknya responden dari kelompok unggul yang menjawab benar
NU =
banyaknya responden dari kelompok unggul yang menjawab
niA =
banyaknya responden dari kelompok asor yang menjawab benar
NA =
banyaknya responden dari kelompok asor yang menjawab
Menurut Susetyo
(2011
Nunnally :
161)
dalam koefisien
cukup baik dalam menetapkan daya beda pada suatu butir tes.
korelasi di atas 0,20 sudah dianggap
159 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Efektifitas distraktor diperiksa untuk
melihat
apakah
Dari hasil analisa butir tes dapat
semua
diketahui bahwa dari 60 butir tes yang
distraktor atau semua pilihan jawaban
diujicobakan hanya 28 butir tes yang
yang bukan kunci telah berfungsi
kemudian
sebagaimana mestinya, yaitu apakah
Dianggap berkualitas ditinjau dari
distraktor-distraktor
telah
daya diskriminasinya yang baik dan
dipilih oleh banyak atau semua
efektivitas distraktornya yang juga
responden kelompok asor dan hanya
baik.
sedikit atau tidak ada responden
mengatakan bahwa sekalipun suatu
kelompok unggul yang memilihnya.
butir tes terlalu sukar atau terlalu
Dalam
efektifitas
mudah, namun apabila (1) daya
distraktor umumnya lebih banyak
pembeda butir tes, dan (2) distribusi
menggunakan
atau
jawaban, memenuhi kriteria, maka
setiap
butir tes tersebut masih dapat diterima
frekuensi
sebagai butir tes yang baik. Namun
jawaban dikarenakan proporsi dapat
untuk butir soal nomor 17 walaupun
dibandingkan langsung antara satu
daya diskriminasinya tergolong tidak
butir dengan butir yang lain tanpa
baik dan efektifitas distraktornya pun
tergantung
jumlah
masuk pada kriteria jawaban terbalik,
setiap
butir soal tersebut tetap dipertahankan
alternatif diperoleh dengan membagi
karena mengingat butir tersebut satu-
frekuensi jawaban pada setiap pilihan
satunya butir yang mewakili dimensi
dengan jumlah subjek dari masing-
Bahasa
masing kelompok sehingga proporsi
Perikanan. Sehingga ada 29 butir tes
yang diperoleh merupakan proporsi
yang
dalam
menjadi sebuah perangkat tes dan siap
tersebut
memeriksa
persentase alternatif
proporsi
jawaban sebagai
responden.
bagi
ganti
terhadap Proporsi
kelompok
bagi
masing-masing
(kelompok unggul dan kelompok asor).
berkualitas.
Kartowagiran (2009
Inggris
kemudian
: 17)
Maritim
dirakit
dan
kembali
digunakan untuk ujicoba kedua. 7. Uji Reliabilitas
Perhitungan tingkat kesukaran dan daya diskriminasi butir dilakukan secara manual dengan menggunakan software
dianggap
MS
Excel.
Sementara
efektivitas distraktor dihitung dengan bantuan software ITEMAN.
Reliabilitas
merupakan
penerjemahan dari kata reliability. Suatu
pengukuran
yang
mampu
menghasilkan data yang memiliki tingkat
reliabilitas
tinggi
disebut
sebagai pengukuran yang reliabel
161 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
(reliable).
Walaupun
istilah
Koefisien
reliabilitas
alpha
reliabilitas mempunyai berbagai nama
Cronbach digunakan untuk butir yang
lain seperti konsistensi, keterandalan,
politomi, sehingga sering digunakan
keterpercayaan, kestabilan, keajegan,
untuk tes berbentuk essay. Namun
dan
demikian koefisien reliabilitas jika
sebagainya,
namun
gagasan
pokok yang terkandung dalam konsep
menggunakan
reliabilitas adalah sejauhmana hasil
dikotomi, 1 dan 0, akan menjadi
suatu
koefisien
reliabilitas
Kuder-
dipercaya. Hasil suatu pengukuran
Richardson.
Koefisien
reliabilitas
akan dapat dipercaya hanya apabila
Kuder Richardson tergolong koefisien
dalam beberapa
proses
pengukuran
pengukuran
dapat
skor
butir
yang
kali
pelaksanaan
korelasi batas bawah terutama pada
terhadap
kelompok
rumus yang ke 20 (Susetyo, 2011 :
subjek yang sama diperoleh hasil
120).
Oleh
karena
yang relatif sama, selama aspek yang
memperhitungkan
diukur dalam diri subjek memang
reliabilitas
belum berubah (Azwar, 2012 : 7).
digunakan
pada
itu,
nilai
dalam koefisien
penelitian
perhitungan
ini
reliabilitas
Kuder Richardson (KR20). Variansi butir yang diperlukan dalam perhitungan dapat disederhanakan menjadi : σ12 = p1q1
atau
Σσ12 = Σp1q1
apabila semua butir tes setara maka koefisien reliabilitas KR 20 adalah :
dimana : p
= proporsi jawaban benar
q
= proporsi jawaban salah
k
= jumlah butir tes
N
= jumlah responden
Σpq
= jumlah perkalian jawaban benar dengan salah
ρKR20
= koefisien reliabilitas = varian skor tes
162 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Suatu perangkat tes dinyatakan
jumlah responden 65 orang. Uji coba
reliabel jika telah mencapai sekurang-
dengan responden alumni TMPT
kurangnya
dilakukan
memperoleh
koefisien
melalui
berkirim
surat
korelasi sebesar 0,50. Di samping itu,
elektronik (email) dengan jumlah
besar kecilnya koefisien reliabilitas
responden 10 orang. Uji coba dengan
pada perangkat tes ditentukan juga
responden guru-guru SMK Paket
oleh standar pada cabang keilmuan
Keahlian NKPI dilakukan di kampus
masing-masing (Susetyo, 2011 : 107).
Pusat
Perhitungan reliabilitas dilakukan secara manual dengan menggunakan software
MS
Excel
dan
secara
otomatis dengan bantuan software ITEMAN.
Baik
dari
perhitungan
dengan MS Excel maupun ITEMAN diperoleh hasil yang sama yaitu nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,71. Nilai ini lebih besar sehingga
perangkat
dari 0,50 tes
dapat
Kependidikan
terhadap Program
Cianjur dan SMK Negeri 1 Karang Tengah
Manajemen
Cianjur
dengan
jumlah
responden 25 orang. Sehingga jumlah seluruh responden adalah 100 orang. Keseratus orang responden ini diminta kesediaannya untuk menjawab 29 butir soal selama 15 menit. 9. Analisa Butir Tes 2
akan dilakukan analisis butir untuk kedua
dilakukan
mahasiswa-mahasiswa Studi
(PPPPTK) Pertanian
Terhadap hasil ujicoba tersebut
8. Uji Coba Tes 2 coba
dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
dikategorikan reliabel.
Uji
Pengembangan
Teknologi
Perikanan
dan
Tangkap
(TMPT) tingkat akhir, alumni-alumni Program Studi TMPT, dan guru-guru SMK Paket Keahlian NKPI. Uji coba dengan responden mahasiswa TMPT tingkat akhir dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan
dijadikan
dasar
dalam
pertanyaan-pertanyaan
memilah
mana
saja
yang berkualitas. Kualitas tes sangat ditentukan oleh kualias butir-butirnya. Tes yang berkualitas tinggi dengan jumlah sedikit akan lebih berguna daripada tes yang berkualitas rendah dengan jumlah banyak. Sebab tes yang
berkualitas
rendah
akan
memberikan hasil pengukuran yang menyesatkan.
163 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Seperti halnya pada analisa butir
satu-satunya butir yang mewakili
tes pertama, analisa butir tes kedua ini
dimensinya, namun pada analisa butir
pun akan dilakukan sesuai teori ujian
kedua ini hal tersebut tidak dilakukan
klasik
tingkat
kembali
kesukaran, daya diskriminasi butir,
kualitas
dan efektivitas distraktor.
hanya 19 butir tes yang berkualitas
yang
terdiri
dari
Perhitungan tingkat kesukaran dan daya diskriminasi butir dilakukan secara manual dengan menggunakan software
MS
Excel.
Sementara
efektivitas distraktor dihitung dengan bantuan software ITEMAN. Dari
hasil
analisa
mempertahankan
perangkat
tes.
Sehingga
baik yang dirakit kembali menjadi sebuah perangkat tes bentuk akhir. 10. Perakitan Bentuk Akhir Tes Setelah perangkat tes melalui proses uji validitas, ujicoba, analisa butir,
uji
reliabilitas,
kemudian
tes
diujicobakan kembali dan dilakukan
tersebut dapat diketahui bahwa dari
analisa butir lagi, maka diperoleh tes
29 butir tes diujicobakan hanya 19
bentuk akhir dengan jumlah butir
butir tes yang kemudian dianggap
tersisa sebanyak 19 butir tes. Bila
berkualitas.
berkualitas
dibandingkan dengan jumlah awalnya
ditinjau dari daya diskriminasinya
sebanyak 65 butir tes, berarti hanya
yang
29% saja yang lolos seleksi hingga
Dianggap
baik
distraktornya
dan yang
butir
demi
efektivitas juga
baik.
akhir. Namun demikian, 19 butir tes
Kartowagiran (2009 : 17) mengatakan
yang tersisa tersebut telah lulus uji
bahwa sekalipun suatu butir tes terlalu
hingga dapat dikatakan sebagai soal
sukar atau terlalu mudah, namun
yang berkualitas baik, dalam hal ini
apabila (1) daya pembeda butir tes,
soal yang valid dan reliabel.
dan (2) distribusi jawaban, memenuhi kriteria, maka butir tes tersebut masih
C. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
dapat diterima sebagai butir tes yang baik. Bila pada analisa butir pertama, butir
yang
memiliki
daya
diskriminasinya tergolong tidak baik
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : Pengembangan perangkat tes melalui
pun
prosedur yang baku dapat menghasilkan
masuk pada kriteria jawaban terbalik
perangkat tes yang valid dan reliabel.
masih dipertimbangkan untuk tetap
Prosedur yang dilalui dalam penelitan ini
dimasukkan mengingat butir tersebut
yaitu : identifikasi tujuan pengukuran,
dan
efektifitas
distraktornya
164 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
pengembangan spesifikasi tes, penulisan
reliabilitas Kuder Richardson (KR 20). Baik
butir soal, penelaahan butir tes (uji
dari
validitas), uji coba tes 1, analisa butir tes 1,
maupun ITEMAN diperoleh hasil yang
uji reliabilitas, uji coba tes 2, analisa butir
sama. Nilai koefisien reliabilitas diperoleh
tes 2, dan perakitan bentuk akhir tes.
nilai sebesar 0,71. Nilai ini lebih besar dari
Pada awal pembuatan spesifikasi tes dan penulisan butir, jumlah butir yang dikembangkan berjumlah 65 butir tes. Seiring
proses
pengembangan
perhitungan
dengan
MS
Excel
0,50 sehingga perangkat tes tergolong reliabel. D. DAFTAR PUSTAKA
tes
dilakukan, jumlah butir tes mengalami degradasi (penurunan). Setelah melalui tahap telaah butir (uji validitas) yang dilakukan oleh 3 orang ahli di bidang
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung : Pustaka Cendekia Utama. Anderson, L. dan Krathwohl, D.R. (2010).
NKPI, butir tes mengalami pengurangan 5
Kerangka
Landasan
Untuk
butir tes sehingga tersisa 60 butir tes untuk
Pembelajaran,
dirakit menjadi perangkat tes uji coba 1.
Asesmen
Setelah uji coba 1 dilakukan dilanjutkan
Pendidikan Bloom). Yogyakarta :
dengan analisis butir 1. Pada tahapan ini
Pustaka Pelajar.
Pengajaran,
(Revisi
dan
Taksonomi
butir soal pun mengalami pengurangan
Anonim. (2008). Peraturan Pemerintah
hingga tersisa 29 butir tes untuk dirakit
Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
menjadi perangkat tes uji coba 2. Uji coba
Guru.
2 dilakukan dan diteruskan dengan analisa
http://www.setneg.go.id
butir 2, kembali lagi butir soal mengalami pengurangan hingga tersisa 19 butir tes untuk dirakit menjadi perangkat tes bentuk akhir.
manual
reliabilitas dengan
dilakukan
menggunakan
software MS Excel dan secara otomatis dengan
dari
website
Azwar, S. (2013). Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar (Edisi Kedua). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Perhitungan secara
Diakses
bantuan
software
ITEMAN.
Azwar, S. (2012). Relibilitas dan Validitas (Edisi Keempat). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Estimasi reliabilitas yang dilakukan secara
Kartowagiran, B. (2009). Pengantar Teori
manual dalam penelitian ini menggunakan
Tes Klasik. Makalah. Yogyakarta :
pendekatan konsistensi internal (internal
Pasca Sarjana UNY.
consistency) yaitu dengan perhitungan 165 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.2, Juni 2015
Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung : CV Cakra. Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI PRESS. Zainul, A. dan Nasoetion, N. (1993). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka.
166 Pengembangan Perangkat Tes Kognitif Untuk Pengukuran Kompetensi Calon Guru SMK Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan