"INT'LATION TARGETTINGI'DI INDONESIA PASCA UU NOMOR 23 TAHUN 1999
.
Oleh : Drs. lorentino Togar Laut Dosen Fakultas Ekonomi UTM
ABSTRAKSI Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesja membawa Bank Indonesia (BI) memasuki babak baru dalan melaksankana fungsi dan tugasnya. Salah satu tugas BI adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Oleh karena itu BI berwenang menetapkan sasamn laju inflasi. Sasaran laju inflasi (inflation targeting) telatr ditetapkan mulai tahun 2000 sarnpai sekarang. penetapan InflationTargeting di lndonesia d
idasarkan atas Indek Harga Konsumen.
g"l inflasi sampai sekarang dengan tahun 2001 tidak t€rcapai sesuai apa yang Tn ditetapkan, hal ini disebabkan kurang efektifnya keijakan moneter yangdibuat dan besarnya
..
pengaruh keb ijakan pemerintah seperti pengurangan subsidiBBM, cukai rokok, kenaikan harya
BBM,.kenaikan permintaan masyarakat dalam menyambut hari raya keagamaan dan tahrin baru, dan ekspektasi dari produsen, konsumen serta masyafakat. Tingginya tingkat inflasiyang lebih besar dari sasoran arget yang ditetapkan menunjukkan bahwibelum inJependennya BI dan masih kurangnya kerjaiama antaia Bl dengan pemerintah.
KataXutrci :'iInfl ation rargeting',, Kebij.kan Monetcr, Independen.
L
Pendahuluan ' . . Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2j Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah membawaBank lndonesia(BI) memasukibabak baru dalaur melakinakan tugasnya. Dalam Undang-Undang ( U U) tersebut terl ihatjelas bahwa perang BI dalam melakstakan tugasnya haruslah independen. Mencapai dan memelihari kestabilan nilai tukar rupiah merupakan tujuan dan tugas pokok BI yang s€cara explisit tercantum di dalamnya,_dan untuk mencapai target teiscbut, BI mempunyai tugas yang dibagi dalam tiga keiompok besar : a). Menetapkan dan melaksanak; kebijat
. (Multiplier
.objectA,es) menjadi sasaran turlggat
(singli oijecrive). SingG objektive
ni[i rupiah. Dengan siigJe objective maka tingkat keberhasilan BI dalam mcnjalankan misinya akan lebih"muaai' aiutur aan dipenanggung jawabkan kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugas pokoknya, Bl drwajrbkan untuk menetapkan target Tnflasi yang akan menjadi landasan bagi perencanaan tersebut adalah mencapai dan memelihara kestab'lan
11
dan pengendalian sasamn-sasamn motreter. Kewaj iban Bl hanya terbatas pada Inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter.
Sasaran laju inflasi yang juga dikenal di dunia intemasional sebag j Inflation ,fr/getiag bukanlah suatu kebijakan moneter yang banr. Target kebijaksaraan moneter ini sebenamya sudah menjadi agenda Bank Sentral di banyak negara di dunia, walau negara sedang berkembang masihjarang yang menggunakan sasaran laju inflasi t€rsebut, negara yang dikenal sebagai negara industri telah banyak menggunakannya. Negara-negara yang telah menggunakan sasaran laju inflasi sebagai agenda pokok kebijaksanaan monetemya antara lain Selandia Baru Kanda, Inggris, Firlandia, Swedia, Australia dan Spanyol. Tingkat sasaran laju inflasi di negara-negara tersebut berkisar antar I % dan 4o%. Dan secaft umum target-target berhasil dicapai, walau dibeberapa negara terjadi inflasi yang sedikit
lebihtinggi. (RezaY Siregar 1999, 8). Pada hakekatnya, sasaran laju inflasi adalah suatu caara Bank Central untuk menuntun ekspektasi inflasi publik agar searah dan sejalan dengan sasaran atau target
inflasi yang ditetapkan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi
yang
berkesinambungan dan nen ingkatkan kesempatan kerja.
P€ngcrtian Inllasi, Sasaran Laj
u Inflasi (Inflation Trrgeting) lnflhsi adalah k€naikan rata-rata hargajcnis barang/jasa kebutuhan pokok seharihari (Mulyono, 2001, 28). Sedangkan Budiono ( 1993, 155) menganikan Inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara terus menerus. Dal;m perekonomian, inflasi diperlukan dalam menggalakkan perkembangan ekonomi. Inflasi yang diperlukan dalam menggerakkan roda perekonomian adalah lnflasiyang
pcrgerakannya lambatdan negatifrendah dalam setahun. Hampir setiap peristiwa ekonom-i
danjuga politik yang terjadi tidak dapat dilepaskan dari fenomena inflasi. Inflasi tak ubahnya seperti alat termometer bagi perekonom ian, kareDa dapat dipaka i untuk mengukur suhu perekonomian apakah sedang memanasatau tidak. Sedcmikian pentingya arti Inflasi t€rsebut sehingga lnfalsi menajadi salah satu indikatoryang sangat penting untuk melihat kondisi perekonomian, disamping indikatorindikator lain seperti pertumbuhan ekonomi, nilaitukarrupiah terhadap dollnr . Wijoyg Santoso dan donny Fajar A. (2000, hal 550 meDgatakan bahwa pada I],akekat'rya lnflation Targerlrg adalah suatu cara Ban Sentral untuk mcnuntun eksoeitnsi Inflasi publik agar searah dengan target inflasiyang ditetapkan dalam rangka meniorong pcr(umtrhan ekonom i yan g berkesinambungan dan rncningkatkan kcscmpatan kerja. Inflatian Tarycting meruakan kerangka kebijakan monerer yang menghiruskan target inflasi sccara eksplisitdiumumkan kcpada publik, seh;ngag kebijakan moncterakan
..
diarahkan sedemikian rupa untLrk mcncapai angka infi asi yang ditet^pkan. Dcngan kerangka kerja yang rtenrikian be:|i-fti inflatio targetijr,.. Selain mcrniliki
sasaran akhir lajo i'rflasi, juga me{adikan innasi (rtpr eqa^tl iflutio,} hngsur!, sebagaijangkar (,ioni, al an;ho4 b;Ei keb;jakan moneter itu s.ndrn. Ag". h"L dapat efektif dilakukan naka pada setiap awal periode program monettr, Bank Sentral harus menetapkan dan memberikan komitmen secara eksplisil kepada masyarakat mengenaitarg€t inflasi yangakan dicapai dalam suatuperiod€ t€ftentu. Salah satu konsensus yang ada dewasa ini adalah bahwa inflasi yang stabil dan rendah melalui mekanisme pasar berperan penting bagi portunbuhan perckoDomian, dan
i;;J,i
12
kebtakan moneterderupakan faktor penentu yang paling langsung atas laju inflasi. Bank
Senaal sebaiknya membatasi diti untuk tidak mendorong p€rekonomian dengan menggunakan kebijakan moneter, yang pada akhinayaha\y^bellsifat con teryrrodatiye dan menimbulkan tekanan kebijakan mofleter inJlation taryeting. Ba$k Sentral dapat dibantu untuk mampu mencapai target inflasi dalam jangka menengah dan mernbenirk Bar k Sentral agar Iebih kredibel. 3.
Inflasi Inti dan Inflasi Sesaat Dalam rangka pemisahan anttara inflasi yang menjadi tanggungjawab BI dan diluar
tanggungjawab BI, diperlukan adanya suatu metode yang dapat memisahkan keduajenis inflasi ters€but. Di dalam literatur mengenai inflasi, p€ndekatan yang dapat digun;kan untuk memisahkan jenis-jensi inflasi tersebut pada dasamya beragarn. Namuo, secan umum dikatakan bahwa inflasi yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter disebut dengan inflasi inti (cole Wation) d^n inflasiyang tidak dipengaruhi oleh kebijakan moneter disebutdengan inflasi sesaat (ror',ra). (Wijoyo Santoso dan Dony FajarA (2000,56). Elemen dari Infl atioo Targeting lnfl asi sebagai sasaran utamakebijakan moneter Sasaran-sasaran lainhatustundukada sasaran utama. In penti[g untuk menghindari mas lah time in concislency yang akhimya mempengaruh i kredibilitas keb ijkan. Sasaran itu diumumkan kepada publik dan secam periodik dimonitor dan dilaporkan pencapaiannya. lni perlu unuk memberi aclor p da ekspektasi m ry^takat d;n bagi publik untuk mengukur keberhasilan kebijakan yang dilaksanakan. Keberhasilan ini selanj utnya menentukan kredibil itas otoritas moneter. Bank sentral yang ditugasi harus memiliki independensi dalam menentukan kebijakan. lni penting untuk memberi peluang makasimalbagi tercapainya sasaran dan sekaligus
r . . .
o .
lnluk occo untobility dati banL scn lrxl.
Cara-cara mencapai sasaran inflasi diumumkan kepada publik dan didasarkan pada mekanisme transmisi yang jelas. Mengkomunikasikan hal ini secara efektif kepada publik menrpakan salah satu kunci keberhasilan kebijakan. Bank Senhal harus memiliki kemampuan untuk m€ngumpulkao data dan informasi yang r€levan dan mutakhir selengkap-lengkapnya dan kemampuan analisa kebijakan yangprima. Flarus lebih unggu I dari pada pelaku-pelaku pasarlain.
Innasi S€bagai Sasaran Undang-Undang
Akhir
No. 23 tahun 1999 tentang Bank lndonesia
membarikan independensi pcnuh kepada BaDk IndoDesia dalam melaksaDakan kebijakan moncter. Dalam pelaksanaan kebiiakan moncter tersebut, Bank Indonesia menetapklu target target yarg akan dicapai (gool in(lependencet dan dapat menggunakan berbagai piranti atau instrumen kebijakan untuk mencapai target tel'sebut. Ada beberapa alasan yaDg dijadikan penimbangan bagi inflation targeting sebagai sasaran tunggal dalam kebijakan moneter Bemake danMishkin 1997)dan Masson (19t8) yang dikutip Santoso dan Iskandar (1999) yaitu : Pertama, inllasi sebagai satu-satunya nominal anchor dalam kebijakan moneter sehingga masyarakat yakin bahwa bank sential akan melalsanakan kebijakan monoter secara disiplin dan konsisten. Kedua, adanya suatu
t3
preposisi dalam teori makro ekonomi baiwa inflasi yang rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan efisiensi dalam jangka panjang. Ketiga, uang bersifat nehal dalam jangka menengah dan panjang, sehingga peningkatan jumlah uang beredm hanya mempengaruhi tingkat harga saja. Keempat, mahalnya biaya inflasi khususnya berkaitan dengan alokasi sumber daya dan atau perhunbuhan ekonomi dalam jangka panj ang.
Beberapa alasan lain menurut Achjar Eljas (2000) adalah ; pertama bukti-bukti empbis menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, kebijakan moneter hanya dapat memp€ngaruhi tingkat inflasi. Kebijakan moneter tidak dapat mempengaruhi variable riil, seperti pertumbuhan output ataupun tingkat pengangguran. Kedu4 pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi tercapainya sasaran makro ekonomi lainnya, seperti pertumbuhan pada tingkat kapasitas penuh full employmen ) dan penyediaan lapangan kerja seluasluasnya. Ketiga yangterpenting penetapan tingkat inflasi sebagai tujuan akhir kebij akan moneter akan menjadi nominal anchol berbagai kegiatan ekonomi.
6,
Targ€tlnllasiBanklndonesia Taryet inflasi pemerintah yang digunakan dalam p€nyusunan APBN telah biasa dikenal masyarakat. Namun, karena hanya ditujukan untuk keperluan asumsi APBN, maka selama ini masyarakat tidak terlalu p€duli t€rhadap tercapai atau tidaknya target inflasi itu. Digunakannyataget inflas i sebaga i dasar dalam penysusunan APBN inidisebabkan karena inflasi secara makro mempunyai pengaruh kuat. baik terhadap berbagai variable ekonomi yang menentukan pertumbuhaD, stabilitas maupun distribusi. Secara rnakro, inflasijuga berpengaruh langsung terhadap perencaraan dan organisasi perusahaan.
Kcbiasaan target iDflasi dibuat semata-mata untuk kepcrluan APBN mulai diuba. S€lain target inflas i yang dibuat pemerintah tersebut, Ban lndonesia sejak awaltahun 2000 hingga sekarang telah menotapkan inflasi seb^gai be'rtlrk ind€pendensi uDtuk melaksanakan kebijakar) moneter dan intlasitersebut mcrupakan satu-satunya tujuan dari kebijakan monctcr Pcnentuan laju sasaran inflasi inijuga mcnjadi salah salu program pemulihan ekonomi dari sisi moneterperbankan, yangdimuatdalam LOI Ill. Pasa awal tahun 2000 sasaran laju inflasiyang ditetapkan BI adalah 5% s/d 7%. Dan pada tahun 2001 ini sasarau l.ju inflasi yan g d itetapkan adalah 6-8%, adapun secara lebih lengkap sasaran laju inflasi, realisasi dan seberapan besar sasaran laiu inflasi tersebut diakibatkan kcbijakan moneteratau danpak kebijakan pcmcrintah !edihat padatable 2.
Bl
Tabel2 Sasaran Laju lntlasiTahun 2000 dan 200'1
2000 Target Sasaran alu niasi(dalam %) Kebllakan Moneter(Bl)
argel
5-7v"
935%
6
35
593
4,6
8,72
20
342
2-2,5
1,83
Sumb8rI Lapo€nTahLrnan BlTahun 2000dan 2001
l4
2001 8%
t2 55
Dla
Pe*embangan harga-harga selama talun 2000 mendapat tekanan yang berat sejalan dengan meniDgkatnya kegiatan ekonomi, adarya kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan, melemahkan nilai tukar dan meningkatnya ekspektasi inflasi. Berbagai factor terebut telal menyebabkan laju inflasi IHK tahun 2000 mencapai 9,35% (Y OY) jauh lebih tinggi dibandirtgkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,01%. Dampak kebijakan pemerintah dibidang harga dan pendapatan secara komulatif bulanan diperkirakan memberikan sumbangan inflasi gebesar 3,19%. Sementara itu secara tahuan (Y OY) dampak kebijakan pemerintah tersebut diperkirakan memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 3,42yo. Angka ini lebih dari yang semula diperkirakan yakni sebesar 2,0%. Dengan perkembangan tersebut, laju inflasi diluar dampak kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan diperkirakan sebesar 5,93% lebih tinggi dari sasaran inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia pada awalnya tahun sebesar 3-5,0o2. Sasaran laju inflasitahun 2001, dengan mempertimbankan perk€mbangan harga yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter di luar dampak kebijakan pemerintah di bidang harga dal pendapatan adalah sebesar 4-6%. Sedangkan inflasi yang disebabkan
oleh adanya kebijakan pemerintah
di
bidang harga dan pendapatan diperkirakan
menimbulkan tambalan kenaikan sebesar 2-2,5olo.
Untuk mencapai sasaran inflasi tersebut Bl telah menempuh berbagai upaya, yakni dengan mengoptidalkan seluruh instrumen moneter yarrg tersedia dan dengan mengeluarkaninstrumen regulasibarudi bidangnilai tukardandevisa. Namun upaya tersebtu bclum dapat s€cara maksimal mengurangi nreDingkatnya tekanan inflasi. Kuatnya tekanan inflasi serta adanya permasalahan yang dihadapi BI dalam pengendalian inflasi, mcnyebabkan tinggi reatisasi inflasi pada tahun 2001 yang mencapai 12,55. Tingginya tingkat inflasi yang lebih besar dari target kebijakan pemerinkh dan kebijakan mpneteroleh BL Kebijakan pemerintah di bidaDg harga dan pendapatan memberikan tambahan inflasi sebesar J,83% daritarget awal sebesar 2-2,5%. Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan tersebut. meliputi k€naikan beberapa harga barang dan tarifjasa seperti bahan bakar minyak (BBM) angkutan, listrik, air minum dan rokok serta kanaikan upah tenaga k€rja dan gaji pegawai. Adapun kebijakan moneter membcrikan penga rh terhadap inflasi sebesar 8,72% dari terget seb€sar 4-6%, disebabkan antara lain melemahkan nilaitukar, tingginya permintaan valuata asingyangridak diimbangi dengan ketersediaan pasokan yang mcmadai di pasar domestik, masih melemahnya struktur mikko di pasar keuangan domestik dan fungsi intermediasi perbankan yang belum sepeDuhnya prrlih.
'
7.
Penutup Sccara uln m tekanan irflasi berasal dari faktor lundamental dan non fundamental. Faklor fundamental yang merupakan hasil iDterflksi dalam pcrekononian di antaranya adalah 1). Ekspektasi, 2). Pcrkcmbangan tingkat pcrminlaan masyarakat, 3). pengaruh langsung dari pergerakan nilai tukar yang berasal dari perkembangan harga dunia dan perkembangan nilai tukar rup iah. Sedangkan faktor non filndamental terutamaberasal dari kebijakan pemerintah dan faktor alam s€rta terkait dengan d istribusi. Dari analisis tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa faktor-faklor yang
mempengaruhi inflasi adalah
:
15
-
Pengaruh meningkatnya kegiatan ekonoml. Penganrh kebiiakan p€merintah di bidang harga dan pendapatal
PengaruhmelemalnyaNilaiTukaRupiah. Pengaruh Ekspektasi lnllasi. Adanya UU Nomor 23 tahun 999 menuntut BI sebagai Bank Senhal yang kuat dan independen, bebas da campur tangan pihak manapun dalam melaksanakan semua tugainya dalam menghasilkan laju inflasi yang rendah, sehingga perlu adanya kerja sama dan komitmen semua oihak.
Dalam menjaga tingkat inflasi, BI menerapkan kerangka kebijakan morcter baru, dengal menggunakan jaltir suku bunga dalam menhansmisikan- kebijakan moneter Keb,-ohasilan-p-encapaian target Inflasi melalui mekanisme tingkat suku bunga akan efekif apabila didukung kebijakan yang lainnya.
DAFTARPUSTAKA Bfiiono2l}o, Watton Targeling, Seninar Progtam Paca Saf ana UGM29'9'2000 Kadek Dian Sutiisua Arth;\,2600 Kerungka Kebiiakan Moneter tlntuk Independensi Bank . Indonesia di Masa Depan Mini Economica Edisi 30,ha126'43.Mrlyono,3002. Apa Atti Inf os i S ati P ers ek,Kompas, Juli 200 I Iswara din Nopirin,985 ,Bunga Rampai Ekonomi Monete\BPFBYogyak^fta Reza Y Siregar, 1999, Sasiran Laiu Inflasi : Agenda Monetet Bank I donesia Yang Baru, Jurnal Pasat Modal,Juli l999 Hal8- I I Wiyono Santoso dan Donny Fajar A, 2000, 1rl74 tion Targeting dan ketfiungkinan Penerapan di ' Indonesia: Penge bangar Perbankan No. 84 Juli'Aguslus 2000. Hal55-61 Wiyono Santoso dan lsknndar, 1999. Perrgendalian Monetet dalat Sistem Nilai Tul@r yong Fleksibel, Buletin Moneter ddn Pefiankan,vol2 SePtember 1999. Pencapaian Target Inflasi Terdncam Gagal Jvmal Pasar Modol Seplembetr 2000hall6-18 L ap or crn Tahun an B an k In d one i a T ahrn 200 0 _, Laporah Tahunan Bank IndonesiaTahun20|l _, -,2000, s
l6