Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM KOMUNIKASI PENJUAL DAN PEMBELI DI DEPOT SATE DAN GULE HAJI UMAR DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UN PGRI Kediri
OLEH: DENIS WAHYUNI NPM: 11.1.01.07.0028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || || 1
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || || 2
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || || 3
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM KOMUNIKASI PENJUAL DAN PEMBELI DI DEPOT SATE DAN GULE HAJI UMAR DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI Denis Wahyuni 11.1.01.07.0028 Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
[email protected] Dosen Pembimbing 1: Dosen Pembimbing 2: Dr. Subardi Agan, M.Pd Drs. Sardjono, M.M UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Peristiwa tutur selalu terjadi pada waktu, tempat, dan situasi tertentu. Salah satu contohnya adalah peritiwa tutur yang terjadi ketika penjual dan pembeli di depot sate dan gule H. Umar di Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri melaksanakan kegiatan komunikasi. Peristiwa tutur tersebut berisi serangkaian tindak tutur yang dilakukan penjual dan pembeli. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif dan ekspresif, Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui deskripsi tindak tutur direktif dan ekspresif dalam komunikasi penjual dan pembeli di depot sate dan gule H. Umar di Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Tindak tutur menurut Yule terdiri atas tiga bentuk, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, tindak ilokusi diantaranya terdiri daari direktif dan ekspresif. Kedua jenis tindak tutur tersebut digunakan penjual dan pembeli di depot sate dan Gule H. Umar di Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri pada saat melaksanakan komunikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik, yaitu pendekatan yang menggunakan ilmu pragmatik yaitu mempelajari bahasa dari segi eksternal. Sumber data ini berupa person, yaitu penjual dan pembeli di depot Sate dan Gule H. Umar Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri yang melakukan kegiatan komunikasi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode simak dengan teknik sadap dan dua teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif karena data penelitian berupa data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam komunikasi penjual dan pembeli di depot sate dan gule H. Umar Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri diketahui terdapat jenis tindak tutur direktif dan ekspresif. Tindak tutur direktif yang terdapat dalam komunikasi penjual dan pembeli di depot sate dan gule H. Umar Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri digunakan untuk melakukan berbagai tindakan, tindakan tersebut meliputi memesan, memerintah, menyarankan, meminta, mendesak. Tindak tutur ekspresif berupa tindakan memuji, meminta maaf, mengkritik, mengeluh, berterima kasih. Berdasarkan hasil simpulan penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak, yaitu 1) bagi para pembaca agar menggunakan bahasa yang baik sesuai situasi dan benar menurut kaidah, 2) bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih banyak, 3) bagi guru dan calon tenaga pendidik agar dapat menggunakan bahasa yang baik, benar dan kreatif, da 4) bagi rekan-rekan mahasiswa
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || || 4
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri agar terus melahirkan karya-karya yang dapat bermaanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kata kunci: Pragmatik, tindak tutur, direktif, ekspresif, komunikasi penjual dan pembeli, depot sate dan gule.
I. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk menjalin
digunakan dalam komunikasi ini
hubungan, memelihara, dan
sama-sama dipahami oleh pihak
memperlihatkan perasaan bersahabat dan
penutur dan pihak pendengarnya.
solidaritas sosial. Dengan menggunakan
tentunya harus berupa kode yang
Proses komunikasi terjadi karena
bahasa manusia dapat mengungkapkan
adanya kontak yaitu hubungan antar
atau menyampaikan apa yang ada dalam
individu yang kemudian akan mem-bentuk
pikirannya kepada orang lain. Menurut
interaksi dengan individu lain melalui
pendapat Chaer (2009: 32) “Bahasa
imitasi (proses belajar dengan cara meniru
merupakan satu sistem lambang bunyi
atau mengikuti orang lain), sugesti
yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh
(pemberian suatu pandangan kepada orang
sekelompok anggota masyarakat untuk
lain sehingga orang tersebut mengikuti
berinteraksi dan mengidentifikasi diri.”
pandangan atau pengaruh yang diberikan),
Manusia menggunakan bahasa untuk
identifikasi (keinginan untuk menjadi sama
berkomunikasi dengan manusia lain, dan
dengan orang lain), dan simpati (perasaan
disepakati bahwa bahasa adalah alat
tertarik yang timbul karena ingin
komunikasi.Komunikasi merupakan proses
merasakan keadaan orang lain).
pertukaran informasi antar individual
Selanjutnya akan membentuk suatu
melalui sistem simbol, tanda, atau tingkah
informasi dan meng-hasilkan persepsi atau
laku yang umum. Menurut Chaer (2010:
anggapan dari individu tersebut. Didalam
26), komunikasi dibedakan menjadi dua
kegiatan berkomunikasi setiap peserta tutur
yaitu :
mempunyai hak dan kewajiban men-
Komunikasi verbal dan komunikasi
dengarkan atau merespon pembicaraan
non verbal, komunikasi verbal adalah
mitra tuturnya, sedangkan bentuk dari
komunikasi yang menggunakan
komunikasi peserta tutur disebut tindak
bahasa sebagai alatnya, sedangkan
tutur.
komunikasi non verbal adalah ko-
Tindak tutur merupakan suatu
munikasi yang menggunakan alat
tindakan, perilaku, efek yang dihasilkan
bukan bahasa. Bahasa yang
tubuh yang dilakukan oleh penutur pada
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || || 5
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
saat dia bertutur. Tindak tutur juga me-
memiliki saran kepada penjual untuk
miliki peran yang sangat besar dalam
melakukan sesuatu ter-hadap barang
proses interaksi diantaranya dengan
dagangan dari penjual. Sebaliknya
adanya tindak tutur dapat membantu
penjual berusaha melakukan tindakan
seseorang memahami ujaran peserta
yang telah disarankan oleh pembeli.
tutur saat terjadi proses interaksi, karena
Disisi lain penjual juga mem-berikan
suatu tindak tutur tidak hanya berbentuk
ucapan terima kasih atas pem-belian
pengucapan saja tetapi juga adanya
makanannya dan pembeli memberikan
suatu tindakan dari peserta tutur.
respon yang baik. Berbagai
Seorang penutur menyampaikan
permasalahan yang ada dalam
sesuatu kepada lawan tutur mempunyai
komunikasi sangat dipengaruhi oleh
maksud dan tujuan tertentu contohnya
konteks dan situasi tertentu dalam
pembicara menyampaikan sesuatu yang
tindak tutur.
bersifat perintah, yaitu pembicara mem-
Tindak tutur adalah produk dari suatu
butuhkan sesuatu hal yang diinginkan
ujaran kalimat dalam kondisi tertentu
dan selanjutnya pendengar akan
dan merupakan kesatuan terkecil dari
merespon dan melaksanakan perintah
komunikasi bahasa yang menentukan
dari pem-bicara. Selain itu ada seorang
makna kalimat. Seorang penutur yang
pembicara menyatakan permintaan
ingin mengemukakan sesuatu kepada
maaf atas se-suatu hal kepada
mitra tutur, maka yang ingin dike-
pendengar, maka pen-dengar akan
mukakannya itu adalah makna atau
merespon dengan baik maksud dan
maksud kalimat. Cara menyampaikan
tujuan pembicara. Dengan cara begitu
makna atau maksud, penutur harus
sebuah interaksi dan kerja-sama akan
menuangkannya dalam wujud tindak
terjalin terutama dalam komunikasi
tutur. Tindak tutur yang akan dipilih
penjual dan pembeli di depot sate dan
sangat bergantung pada beberapa faktor.
gule.
Maksud dalam tindak tutur perlu Penjual dan pembeli di depot sate
dipertimbangkan berbagai kemungkinan
dan gule merupakan kedua belah pihak
tindak tutur sesuai dengan posisi
yang berhubungan dalam proses jual
penutur, situasi tutur, dan kemungkinan
beli. Akan tetapi, kedua belah pihak
struktur yang ada dalam bahasa itu.
memiliki maksud dan tujuan yang
Penutur cenderung menggunakan
berbeda. oleh karena itu, bahasa
bahasa seperlu-nya dalam
keduanya dapat ber-beda. Pembeli
berkomunikasi. Tindak tutur dibagi
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 6 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menjadi 3 macam yaitu ilokusi,
pernyataan kegembiraan, kesulitan,
perlokusi dan lokusi. Tindak tutur
kesukaan, kebencian, kesenangan, atau
ilokusi terdiri dari deklarasi,
kesengsaraan (Rustono, 1991:39).
representatif, ekspresif, direktif,
Tindak tutur ini memberikan kesan yang
komisif. Begitu pula penelitian di dalam
positif dalam interaksi di depot sate dan
komunikasi penjual dan pembeli di
gule. Dalam proses komunikasi di
depot sate dan gule ini, komunikasi
dalam depot penjual lebih banyak
yang dilakukan oleh penjual dan
berinteraksi dengan pembeli.
pembeli berkaitan dengan tindak tutur
Penggunaan tindak tutur ekspresif di
direktif dan ekspresif.
dalam depot dapat memberi-kan kesan
Menurut Yule (2006 : 93) “tindak tutur direktif adalah jenis tindak tutur
kepuasan dalam pembelian di depot. Penelitian ini terfokus pada masalah
yang dipakai oleh penutur untuk me-
pemakaian bahasa dalam komunikasi
nyuruh orang lain melakukan sesuatu”.
penjual dan pembeli di depot sate dan
Dengan demikian, tindak tutur direktif
gule yang terbatas pada masalah tindak
menginginkan mitra tutur (lawan bicara)
tutur direktif dan ekspresif. Dengan
melakukan tindakan sebagai dari tuturan
demikian penelitian ini berusaha untuk
tersebut. Tindak tutur dalam komunikasi
mendeskripsikan wujud tindak tutur
penjual dan pembeli memiliki banyak
direktif dan ekspresif dalam komunikasi
manfaaat dan pengaruh. Dalam proses
penjual dan pembeli. Berdasarkan latar
komunikasi di dalam depot pembeli
belakang tersebut maka penulis tertarik
lebih banyak berinteraksi dengan
untuk mengkaji penelitian ini dengan
penjual me-lalui sebuah perintah.
judul Tindak Tutur Direktif dan
Penggunaan tindak tutur direktif dapat
Ekspresif dalam Komunikasi Penjual
menarik respon penjual agar melayani
dan Pembeli Depot Sate dan Gule
penjualan di dalam depot. Di dalam
H.Umar di Desa Sumberejo Kecamatan
depot sate dan gule H. Umar tidak
Ngasem Kabupaten Kediri.
hanya terdapat tindak tutur direktif saja melainkan juga adanya tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi. Pernyataan dapat berupa Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
II. Metode Penelitian A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan merupakan landasan untuk melakukan sebuah penelitian. “Pendekat-an adalah usaha dalam
simki.unpkediri.ac.id || 7 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
rangka aktivitas penelitian untuk
positivisme digunakan untuk meneliti
mengadakan hubungan dengan apa yang
pada populasi atau sampel tertentu.
diteliti, metode-metode untuk mencapai
Ditinjau dari segi penyajian, jenis
pengertian” (KBBI, 1997: 218). Dengan
penelitian ini adalah penelitian
adanya pendekatan dalam suatu
kualitatif. Hal ini didasarkan atas
penelitian dapat membantu
pertimbangan, pada fakta bahwa data
mengarahkan penelitian tersebut kearah
penelitian ini berupa data kualitatif.
yang lebih baik sesuai dengan tujuan penelitian. Pendekatan penelitian terdiri dari ekspresif, mimetik, obyektif, prag-
B. Instrumen Penelitian Suatu penelitian tidak pernah lepas
matik. Ditinjau dari segi penyajian,
dari kehadiran seorang peneliti. Peneliti
pendekatan penelitian ini adalah pen-
memiliki peran tertentu dalam
dekatan pragmatik. Pendekatan prag-
berlangsungnya sebuah penelitian.
matik adalah pendekatan yang yang
Salah satunya adalah sebagai instrumen
mempelajari bahasa secara eksternal
penelitian. Instrumen penelitian adalah
yakni bagaimana satuan kebahasaan
alat yang digunakan untuk
digunakan dalam komunikasi.
mengumpulkan data. Hal ini sesuai
Penelitian ini menggunakan pendekatan
dengan pendapat Arikunto (2010: 203),
pragmatik dikarenakan penelitian ini
“instrumen penelitian adalah alat atau
membahas tindak tutur direktif dan
fasilitas yang digunakan oleh peneliti
ekspresif.
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
2. Jenis Penelitian
lebih baik, dalam arti lebih cermat,
Jenis penelitian merupakan suatu
lengkap dan sistematis sehingga lebih
tindak-an yang digunakan untuk
mudah diolah”. Dengan demikian,
mendapatkan data dengan tujuan dan
instrumen memiliki peranan penting
kegunaan pene-litian tertentu. Jenis
dalam penelitian terutama dalam proses
penelitian terdiri dari dari ilmu dua
pengumpulan data.
macam yaitu kualitatif dan kuantitatif,
Peneliti dalam penelitian kualitatif
penelitian kualitatif adalah penelitian
merupakan instrumen utama. Hal ini
yang menggunakan data yang
sesuai dengan pendapat Djajasudarma
ditemukan di lapangan, sedangkan pe-
(2006: 12), “peneliti dalam penelitian
nelitian kuantitatif adalah penelitian
kualitatif dengan bantuan orang lain
yang berlandaskan pada filsafat
merupakan alat pengumpulan data
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 8 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
utama”. Untuk mengumpulkan data
studi pustaka, latar belakang
yang diperlukan, peneliti menggunakan
masalah, rumusan masalah,
ins-trumen pendukung yang berupa
menentukan tujuan secara spesifik
rekaman suara komunikasi penjual dan
dan operasional, teori-teori yang
pembeli di depot sate dan gule H. Umar
berkaitan dengan masalah
di Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem
penelitian dan metode-metode
Kabupaten Kediri. Rekaman suara ini
beserta teknik-teknik yang akan
berisi data yang diperlukan peneliti,
digunakan dalam penelitian.
yaitu tindak tutur direktif dan ekspresif. Peneliti juga menggunakan instrumen
2. Pelaksanaan Penelitian Tahap ini terdiri atas tiga
pendukung yang berupa tabel untuk
kegiatan, yaitu pengumpulan data,
mengumpulkan dan mengklasifikasikan
pengolahan data dan penyimpulan
data sesuai permasalahan penelitian.
hasil pengolahan data.
Penggunaan manusia sebagai instrumen utama menyebabkan
3. Penulisan Laporan Penelitian Tahap terakhir dari kegiatan
kehadiran peneliti di lapangan mutlak
penelitian bahasa adalah pelaporan
diperlukan. Hal ini berguna agar peneliti
penelitian dan perbaikan laporan.
dapat berinteraksi dengan subjek
Semua kegiatan penelitian baik mulai
penelitian secara langsung dan dapat
dari tahap prapenelitian dan
dengan bebas mengumpulkan data yang
pelaksanaan harus dituangkan dalam
dibutuhkan. Peneliti juga berperan
laporan penelitian dengan sistematis
sebagai pengamat penuh dalam
penulisan yang baik. Tujuan penulisan
penelitian ini. Peneliti dengan bebas
laporan penelitian ini adalah untuk
melakukan pengamatan tanpa diketahui
memberitahukan hasil penelitian kepada
kehadirannya oleh subjek penelitian.
pihak-pihak yang terkait, yaitu dosen
C. Tahapan Penelitian
pembimbing dan penguji. Hasil
Pelaksanaan penelitian bahasa dibagi
penelitian yang berjudul “Tindak Tutur
atas tiga tahapan, yaitu tahapan pra-
Direktif dan Ekspresif di Depot Sate
penelitian, pelaksanaan penelitian dan
dan Gule H. Umar Desa Sumberejo
penulisan laporan penelitian.
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri”
1. Tahap Prapenelitian Hal-hal yang dirumuskan dalam
ini akan dituangkan dalam bentuk laporan penelitian. Laporan ini akan
tahapan prapenelitian adalah
dikonsultasikan kepada dosen
pemilihan judul, konsultasi judul,
pembimbing untuk mendapat
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 9 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
persetujuan. Selanjutnya laporan tesebut akan dipertanggungjawabkan
Jenis Tindak Tutur Direktif
keabsahannya kepada dosen penguji.
Perintah (7) Pemberian Saran (7)
Langkah selanjutnya adalah revisi
Meminta (4)
laporan penelitian. Setelah seluruh laporan dinyatakan benar maka laporan
Memaksa (2)
tersebut harus digandakan kemudian diserahkan kepada pihak-pihak terkait, yaitu Kaprodi, Universitas dan Lembaga penelitian.
Bentuk Tindak tutur Ekspresif
D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Langsung (3)
Tidak langsung (0)
Penelitian ini diadakan di daerah Kediri, sedangkan tempat pengambilan data dilakukan di Depot Sate dan Gule H. Umar yang terletak di desa
Mengeluh (4) Jenis Tindak Tutur Ekspresif
Permohonan Maaf (4)
Sumberejo, Kabupaten Kediri. Alasan
Mengkritik (4)
dipilihnya lokasi atau tempat tersebut
Memuji (3)
karena dekat dengan tempat tinggal
Terima kasih (3)
peneliti, sehingga memudahkan, menghemat biaya, tenaga dan waktu dalam proses pelaksanaan penelitian.
Diantara bentuk tindak tutur direktif yang ditemukan tuturan langsung sebanyak sebelas (11) yaitu terdiri dari
2. Waktu Penelitian
kalimat perintah sebanyak tujuh (7),
Kegiatan penelitian ini dilakukan
kalimat tanya sebanyak empat (4).
selama enam bulan yang dimulai
Tuturan tidak langsung sebanyak dua
pada bulan Juli 2015.
(2) menggunakan kalimat berita bermaksud memerintah. Sedangkan
III. Hasil dan Kesimpulan BentukTindak Tutur Direktif
jenis tindak tutur yang ditemukan adalah pemesanan, perintah, pemberian saran, meminta, memaksa, tuturan bentuk ‘memesan’ paling banyak
langsung (11)
Tidak langsung (2)
ditemukan. Bentuk tersebut berjumlah delapan (8). Jenis tersebut ditandai
Memesan (8)
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 10 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dengan kalimat memesan yang di-
antara penjual dan pembeli memiliki
ujarkan oleh pembeli. Bentuk ‘perintah’
jumlah yang sama dalam mengujarkan
ditemukan tujuh (7), jenis tersebut
‘permohonan maaf’. Bentuk ‘meng-
ditandai dengan satuan lingual tolong.
kritik’ ditemukan empat (4), bentuk
Bentuk ‘pemberian saran’ ditemukan
‘mengkritik’ paling dominan semua
sebanyak tujuh (7), semua pengujaran
diujarkan oleh pembeli dengan nada
‘pemberian saran’ lebih dominan di-
yang tinggi. Bentuk ‘mengeluh’ di-
ujarkan pembeli sebanyak empat (4)
temukan sebanyak empat (4), bentuk
sedangkan penjual mengujarkan
mengeluh juga paling dominan di-
‘pemberian saran’ berjumlah tiga (3).
ujarkan oleh pembeli, dan penjual
Bentuk ‘meminta’ ditemukan sebanyak
hanya merespon tindakan ‘mengeluh’
empat (4), bentuk ‘meminta’ semuanya
dari pembeli . Bentuk memuji di-
diujarkan oleh pembeli. Bentuk
temukan sebanyak tiga (3), sama
‘memaksa’ ditemukan dua (2), bentuk
halnya ‘mengeluh’ bentuk ‘memuji’
‘memaksa’ berjumlah paling sedikit
semuanya diujarkan pembeli kepada
diantara bentuk direktif yang lainnya,
penjual atas kesenangan penyajian di
karena bentuk ‘memaksa’ hanya
dalam depot yang dilakukan oleh pen-
diujarkan pembeli saat pembeli
jual. Bentuk tuturan ‘terima kasih’
memiliki keinginan sesuatu yang tinggi
ditemukan sebanyak tiga (3), bentuk ini
dari penjual.
paling dominan diujarkan oleh penjual
Diantara bentuk tindak tutur ekspresif yang ditemukan tuturan langsung sebanyak tiga (3) berupa kalimat berita, sedangkan tuturan tidak langsung tidak adanya data yang ditemukan. Jenis tindak tutur ekspresif yang ditemukan yaitu permohonan maaf, memuji, mengkritik, mengeluh, terima kasih, tuturan bentuk permintaan maaf, mengkritik, mengeluh mempunyai jumlah yang sama banyak yaitu
kepada pembeli di dalam depot pada saat diakhir pertemuan antara penjual dan pembeli di dalam depot sate dan gule. IV. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2009. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT Rineka Cipta.
empat (4). Bentuk ‘permohonan maaf’ ditemukan sebanyak empat disini
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: simki.unpkediri.ac.id || 11 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik: Sebuah Persepektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumarsono. 2008. Sosiolinguistik .Yogyakarta: Sabda.
Daryanto, S. S. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo Lestari. Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan kajian. Bandung: PT Refika Aditama. Lubis, A. Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa. Yule, George. 2006. Pragmatik. Terjemahan Indah Fajar Wahyuni. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta. Yuma Pustaka.
Mahsun. 2007. Metode Penelitian bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nadar, F. X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, R Kunjana. 2005. Pragmatik dalam Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media. Rustono.1991. Pokok-pokok Pragmatik.CV IKIP Semarang Press. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Denis Wahyuni | 11.1.01.07.0028 FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id || 12 ||