PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PASPOP MINI SEBAGAI PERAGA KOSTUM TARI TOPENG MALANG
ARTIKEL
OLEH DEBI BUDIANA NIM 108252410720
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN STUDI PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK Juni 2012
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PASPOP MINI SEBAGAI PERAGA KOSTUM TARI TOPENG MALANG Skripsi oleh : Debi Budiana Program Studi Pendidikan Seni Tari Dan Musik, Fakultas Sastra Jurusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang Pembimbing (I) Dra. Hj. Purwatiningsih, M.Pd (II) Tri Wahyuningtyas, S.Pd, M.Si E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Pembelajaran seni tari dibutuhkan media 3 dimensi sebagai sumber belajar selain media yang lain. Namun kenyataan di lapangan media pembelajaran untuk seni tari berupa media 3 dimensi masih minim. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran 3 dimensi berbasis kostum dalam bentuk Paspop Mini, serta untuk memperoleh data empiris tentang efektifitas, efisiensi, dan daya tarik dari hasil pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan Paspop Mini sebagai peraga kostum tari Topeng Malang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi R & D atas Borg dan Gall. Subjek coba pada penelitian ini adalah 1 dosen ahli media, 1 seniman tari Topeng Malang, 3 mahasiswa Program studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, 1 guru seni budaya, dan 22 siswa kelas VIIG SMP Negeri 4 Malang. Jenis penelitian ini adalah pengembangan. Rata-rata dari keseluruhan uji coba sebanyak 83,9% dengan keterangan ‘valid’. Peneliti menyarankan untuk pengembang selanjutnya agar memunculkan tokoh-tokoh atau karakter yang berbeda tetapi masih dalam lingkup tari Topeng Malang.
Kata Kunci: paspop mini, kostum tari Topeng Malang ABSTRACT: Dance instruction often requires three-dimensional media as an instructional tool, in addition to other tools. In practice, in the field of dance education, the use of three-dimensional figures is still minimal. This study aims to develop three-dimensional media-based learning in the form of miniature mannequins with costumes, as well as to obtain empirical data on the effectiveness, efficiency, and attractiveness of the development of instructional media using these mannequins and costumes as props. The Method used in this study is R & D on Borg and Gall. The subjects of this study are a lecturer and instructional media expert; 1 Malang dance mask artisan; 3 students in the Arts Dance and Music Education Program; and 22 students in class VIIG in Malang Junior High School 4. This type of research is development. The average for the whole trial amounts to an 83.9 percent rating of "valid". Developers are advised to employ different figures and characters, while remaining within the scope of the Malang mask dance repertoire. Key words: Miniature mannequins, Malang Mask Dance Costume Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya mendapat perhatian guru/fasilitator dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan
media pembelajaran
agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana dikatakan oleh Muchith (2007:158) bahwa “Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung”. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran. Dalam konteks kesenian tari lokal, Malang memiliki sebuah karya seni yang telah turun temurun menjadi ciri khas daerah Malang dan sekitarnya, yakni tari Topeng Malang. Tari Topeng Malang memiliki ciri dan karakter yang khas. Sebagaimana dikatakan oleh Hidajat (2008:1) bahwa “ Topeng merupakan seni pertunjukan yang sangat populer di Indonesia, bahkan genre pertunjukan tersebut merupakan salah satu yang tertua, yaitu sebagai seni panggung yang terkait dengan adat tradisi ritual”. Sehingga sudah sepatutnya pembelajaran siswa-siswi mengenai tari Topeng Malang diawali sejak dini, supaya tari tradisi masyarakat daerah Malang ini tidak punah dikemudian hari. Dalam pembelajaran seni tari, salah satu unsur yang sangat penting adalah pelajaran tentang kostum tari. Sebab salah satu pembeda antara tarian satu dengan tarian lain dapat dilihat dari segi kostum. Selain sebagai ciri dari sebuah karya tari, kostum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keindahan seni tari secara visual. Kostum tari menjadi sangat penting sebab kostum tidak hanya mewakili karakter tokoh dan peran yang dimainkan, melainkan juga
mencerminkan identitas dan status sosial tokoh yang bersangkutan, sehingga kehadiran dan peran yang dijalankannya memperkuat tema cerita (tarian). Terkait dengan penerapan di lapangan, Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama di Kota Malang, umumnya masih menggunakan media pembelajaran 2 dimensi berupa foto, buku dan hanya beberapa saja menggunakan video. Masih sangat sedikit yang menggunakan media pembelajaran Seni Budaya seni tari dengan menggunakan media 3 dimensi. Hal ini dipertegas oleh pernyataan dari beberapa guru seni budaya yang berada di kota Malang (wawancara guru Seni Budaya Februari 2012). Sehingga pengenalan secara mendalam tentang seni tari, khususnya tari Topeng Malang masih jauh dari harapan disebabkan oleh penyampaian yang kurang sempurna dikarenakan keterbatasn media pembelajaran. Salah satu penyebab dan faktor utamanya adalah karena siswa masih belum terlibat langsung dengan obyek/media 3 dimesi. Sebab selama ini kegiatan pembelajaran seni hanya berkutat pada media-media 2 dimensi yang hanya bisa dilihat tapi belum bisa diraba. Atas dasar latar belakang di atas, perlu kiranya penulis mengangkat sebuah judul “Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Paspop Mini sebagai Peraga Kostum Tari Topeng Malang”. Media Paspop Mini ini merupakan media 3 dimensi, dengan adanya media ini guru memiliki media baru dalam mengajar materi Seni Budaya khususnya seni tari. Selain itu media ini juga memiliki nilai yang lebih ekonomis dibandingkan dengan kostum tari Topeng Malang yang sesungguhnya.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R and D) dari Borg dan Gall. Peneliti memodifikasi metode tersebut menjadi 7 langkah penelitian yaitu: (1) analisis kebutuhan; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) pengembangan produk; (5) validasi (6) revisi; (7) hasil akhir produk pengembangan media pembelajaran berbasis Paspop Mini sebagai alat peraga kostum tari Topeng Malang. Untuk memperoleh data awal peneliti melakukan observasi dan wawancara ke lapangan secara langsung terhadap siswa dan guru yang berada di kota daerah Malang. Dalam uji coba produk terdapat beberapa bagian nyaitu: subjek uji coba, jenis data, instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data. Subjek uji coba dalam penelitian ini diantaranya 1 ahli media, 1 ahli materi, 3 mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, 1 guru Seni budaya dan 22 siswa SMP Negeri 4 Malang. Ada dua jenis data yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan ini. Data yang pertama adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Salah satu langkah yang ditempuh untuk memperoleh data ini adalah dengan metode observasi. Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian pada suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera atau dengan kata lain pengamatan secara langsung. Data kedua adalah data sekunder, yaitu data yang digunakan untuk menjelaskan suatu masalah yang diperoleh. Sumber datanya dapat berupa buku-buku pengetahuan dan video. Pada pengembangan ini instrumen yang digunakan adalah: Angket, observasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian pengembangan ini adalah mendeskripsikan semua pendapat, saran dan tanggapan
evaluator yang didapat dari lembar angket atau saran. Seperti yang dikatakan oleh Poerwanti (2000:21) menyatakan bahwa: “analisis deskripsi adalah analisa data yang lebih banyak hendak menggambarkan fakta sebagaimana adanya”. Data angket di analisis dengan menggunakan skala Likert. Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:
P=
∑X x100% ∑ Xi
Keterangan: P
= Prosentase
ΣX
= Jumlah Skor Penilaian
ΣXi
= Jumlah Skor Tertinggi
HASIL Hasil Pengembangan Paspop Mini sebagai Alat Peraga Kostum Tari Topeng Malang Pengembangan Paspop Mini ini merupakan suatu pengembangan dari kostum tari Topeng Malang yang sesungguhnya, yang mana ukurannya sesuai dengan tubuh orang dewasa. Analisis Kebutuhan Langkah awal yang dilakukan dalam pengembangan Paspop Mini ini adalah observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 4 Malang. Alasan pemilihan sekolah ini adalah karena di sekolah tersebut memiliki intra tari.
Setelah malakukan wawancara observasi diketahui bahwa sekolah ini belum pernah menggunakan media berupa Paspop Mini. Siswa biasanya hanya ditampilkan tayangan video saja. Oleh sebab itu, pengembang ingin mengenalkan media ini kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar seni tari. Setelah melakukan pemilihan sekolah, langkah berikutnya adalah penyebaran angket. Angket diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui seberapa banyak manfaat dan ketertarikan terhadap media Paspop Mini. Dari hasil penyebaran angket diketahui bahwa penggunaan media ini bermanfaat dan siswa menjadi tertarik untuk belajar.
Pengumpulan Data Data yang akan diuraikan berikut ini meliputi: (1) satu data atas ahli materi yaitu seniman yang mengetahui tentang seluk beluk tari Topeng Malang, dan satu data ahli media adalah dosen di Jurusan Seni Desain Program Studi Pendidikan Seni Tari; (2) Data atas praktisi yaitu satu guru PPST SMP Negeri 4 Malang; (3) data atas 3 mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang angkatan 2008; (4) data uji coba lapangan pada 22 siswa kelas VII G SMP Negeri 4 Malang, dengan menggunakan media Paspop Mini.
Desain Produk Pada pengembangan media Paspop Mini ini penulis mengacu pada kostum tari Topeng Malang yang sebenarnya. Adapun rancangan kostum yang dibuat terdiri dari 4 karakter yaitu:
1. Kostum Putra Halus
Pada karakter ini kostum yang digunakan berwarna hitam. Karakter yang dipilih adalah tokoh Panji, yang membedakan karakter pada tokoh ini yaitu terletak pada bentuk tekesnya berupa tekes gelung serta pada warna topeng yaitu hijau. 2. Kostum Putra Gagah
Pada karakter ini kostum yang digunakan berwarna hitam. Karakter yang dipilih adalah tokoh Patih, yang membedakan karakter ini dengan yang lain yaitu menggunakan tekes Garuda Mungkur, menggunakan Badong, corak pada topeng lebih tegas dibandingkan dengan tokoh Panji serta berwarna putih dengan mata Melotot.
3. Kostum Putra Keras
Pada karakter ini kostum yang digunakan berwarna merah. Karakter yang dipilih adalah tokoh Bapang, yang membedakan tokoh ini dengan tokoh yang lain yaitu terletak pada pemakaian tekes Garuda Mungkur yang digunakan terbalik hal ini dikarenakan sejarah tokoh Bapang yang memiliki sifat sombong, angkuh, dan suka disanjung. Topeng Bapang berwarna merah dengan hidung panjang serta mata melotot. 4. Kostum Putri
Karakter yang dipilih adalah tokoh Sekar Taji. Pada karakter ini kostum yang digunakan berwarna hitam. Yang membedakan tokoh ini yaitu topeng berwarna putih dengan paras yang cantik selain itu tekes yang digunakan yaitu tekes gelung.
PEMBAHASAN Analisis Data Penilaian Uji Ahli Setelah rancangan Paspop Mini dibuat, tahap selanjutnya yaitu uji validasi yang meliputi uji ahli media, uji ahli materi dan uji ahli praktisi. Uji ahli media yaitu Drs. Supriyono, ahli materi yaitu Bapak Dyiono Bardjo, dan ahli praktisi adalah guru seni budaya SMPN 4 Malang Ibu Tri Ida. Data Tinjauan Ahli Media
Uji coba pada ahli media dan ahli materi dilakukan terhadap dua orang yang meliputi, satu orang ahli media dan satu orang ahli materi. Tujuan uji coba pada kedua ahli tersebut adalah untuk mengetahui ketepatan dan kesesuaian pengembangan media Paspop Mini yang hendak diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angket penilaian, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil tanggapan, kritik dan saran dari validator. Validator media yang menilai kualitas media ini adalah Drs. Supriyono yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari Dan Musik dalam hasil uji coba ahli media terdapat 10 aspek penilaian. Dari validasi ahli media diperoleh skor 85%, oleh karena itu media Paspop Mini dikatakan “ valid”. Data kualitatif diperoleh dari saran, kritik, dan tanggapan dari ahli media yaitu proporsi replika tubuh kurang tepat, konstruksi anatomi dan busana yang dirancang sedikit mungkin tingkat perbedaan. Pemberian furing pada kostum dan didekatkan pada keadaan aslinya.
Data Tinjauan Ahli Materi Disamping validasi ahli media, Paspop Mini ini juga divalidasi oleh ahli materi. Ahli materi pada pengembangan media Paspop Mini ini adalah Bapak Dyiono Bardjo. Dari validasi ahli media diperoleh skor 87,5%, oleh karena itu media Paspop Mini dikatakan “ valid” .
Data kualitatif dari saran, kritik, dan tanggapan dari ahli materi yaitu untuk memperbaiki motif pada kostum serta menambah sampur dengan warna yang berbeda yaitu hijau dan kuning.
Data Hasil Dari Ahli Praktisi Data hasil uji coba praktisi dilakukan pada guru Seni Budaya siswa kelas VIIG SMPN 4 Malang. Data hasil uji coba praktisi diperoleh dengan menggunakan angket. Ahli praktisi yang menilai media ini adalah ibu Tri Idha Rochana guru mata pelajaran Seni Budaya kelas VIIG. Dalam hasil uji coba ahli praktisi terdapat 5 aspek penilaian. Dari hasil validasi ahli praktisi diperoleh skor 90% oleh karena itu media ini dikatakan “Valid”. Dari skor yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media pspop mini ini efektif dan efisien hal ini dapat dilihat darai hasil penilaian angket. Data kualitatif diperoleh dari saran, kritik, dan tanggapan dari ahli praktisi yaitu ukuran paspop mini lebih distandarkan dan diusahakan kerapian lebih ditingkatkan sehingga bisa mewakili figur manusia.
Uji Coba Kelompok Kecil Data hasil uji coba kelompok kecil dilakukan oleh 3 mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang. Data hasil uji coba kelompok kecil diperoleh dengan menggunakan angket. Dari validasi uji coba pada kelompok kecil diperoleh prosentase sebesar 72,49%, oleh karena itu media paspop mini dikatakan “ cukup baik”. Sehingga peneliti harus melakukan revisi.
Uji Coba Kelompok Besar
Data hasil uji coba kelompok besar dilakukan pada 22 siswa kelas VIIG SMPN 4 Malang. Data hasil uji coba kelompok besar diperoleh dengan menggunakan angket. Dari hasil validasi pada kelompok besar diperoleh skor 84,54% oleh karena itu media ini dikatakan “ Valid”. Dari prosentase dan pengisian angket yang diperoleh di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran ini efektif dan efisien dalam menunjang pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya khususnya seni tari. Dari hasil masukan dapat disimpulkan pula bahwa para siswa sangat antusias dan tertarik dengan hadirnya media pembelajaran berbasis Paspop Mini ini. Revisi Produk Berdasarkan hasil analisis data dari data uji coba dilakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan. Tahap revisi dilakukan setelah uji coba ahli materi, ahli media dan uji coba kelompok kecil. Data yang diperoleh akan dijadikan landasan untuk melakukan revisi tahap akhir pada produk Paspop Mini sebagai media pembelajaran khususnya seni tari. Adapun revisi yang dilakukan berdasarkan masukan ahli materi, ahli media dan uji coba kelompok kecil. Proporsi replika tubuh kurang tepat, lebih tepat jika membuat yang postur tubuhya sesuai orang dewasa. Produk awal yang semula proporsi tubuh tidak sesuai telah direvisi dengan membuat Paspop Mini dari bahan dempul. Sehingga bentuk Paspop memiliki proporsi tubuh sesuai dengan postur tubuh orang dewasa. Konstruksi anatomi busana yang dirancang sedikit mungkin tingkat perbedaan. Produk awal yang semula bentuknya tidak seimbang antara bagian
kostum yang satu dengan yang lain telah diperbaiki sehingga memiliki proporsi yang pas. Diberi furing pada bagian belakang kostum. Produk awal kostum tidak menggunakan furing telah diperbaiki yaitu memberi furing pada bagian belakang kostum sehingga kostum menjadi lebih rapi. Memperbaiki kejelasan motif pada kostum. Awal produk yang dikembangkan motif pada kostum tidak rapi dan kurang sesuai dengan motif kostum tari Topeng Malang telah diperbaiki dengan memperbaiki motif pada kostum dan memperbaiki tingkat kerapian pada kostum. Warna sampur sebaiknya lebih dari 1 warna yaitu bisa menggunakan warna hijau dan kuning. Produk awal yang semula proporsi tubuh tidak sesuai telah direvisi dengan membuat Paspop Mini dari bahan dempul. Sehingga bentuk Paspop memiliki proporsi tubuh sesuai dengan postur tubuh orang dewasa.
PENUTUP Kajian Produk yang Telah Direvisi Setelah media Paspop Mini dibuat, kemudian produk divalidasi oleh ahli validator. Setelah melalui tahap validasi yang melibatkan ahli media, ahli materi kemudian produk diujicobakan di lapangan dan dilakukan analisis terhadap hasil uji coba produk tersebut. Data hasil validasi dan uji coba lapangan ditindak lanjuti dengan melakukan revisi produk sehingga didapatkan hasil yang baik dan memenuhi kriteria. Media ini dibuat khusus untuk matapelajaran Seni Budaya khususnya seni tari siswa SMP di Malang sebagai bahan apresiasi terhadap budaya lokal daerah setempat.
Media Paspop Mini ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan media Paspop Mini ini yaitu guru memiliki media baru dalam mengajar sehingga guru dapat mengenalkan kebudayaan lokal daerah Malang, guru juga dapat
secara langsung mempraktikkan cara pemakaian kostum tari Topeng
Malang dengan baik dan benar. Selain itu, media Paspop Mini ini memiliki nilai ekonomis dibandingan dengan kostum sesungguhnya. Dengan adanya media Paspop Mini ini siswa juga menjadi lebih mudah dalm memahami kostum tari Topeng Malang. Sedangkan kelemahan dari media ini yaitu media ini statis dalam arti media ini tidak dapat digerakkan seperti wayang golek.
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut Saran Pemanfaatan Produk pengembangan ini berupa Paspop Mini sebagai alat peraga kostum tari Topeng Malang yang dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pustaka apabila peneliti lain ingin meneliti tentang permasalahan yang relevan dengan masalah ini. Bagi guru, media pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran untuk bahan apresiasi pada siswa terutama yang berhubungan dengan apresiasi terhadap budaya daerah setempat. Saran Diseminasi Dalam penyebarluasan produk pengembangan ke sasaran yang lebih luas, peneliti memberikan saran yakni sebelum disebarluaskan sebaiknya disosialisasikan pada pihak-pihak terkait seperti: Dinas Pendidikan, sekolah-
sekolah untuk memperoleh pengakuan dan perijinan penggunaan media Paspop Mini.
Saran Pengembangan Lebih Lanjut Dalam mengembangkan penelitian ini ke arah yang lebih lanjut, peneliti menyarankan agar dalam pengembangan selanjutnya media ini lebih ditingkatkan dan inovatif dalam pembuatannya. Untuk pengembangan selanjutnya peniliti berharap agar memunculkan tokoh-tokoh atau karakter yang berbeda tetapi masih dalam lingkup tari Topeng Malang, sehingga dapat menambah media pembelajaran menjadi lebih bervariatif serta dapat mengangkat kebudayaan lokal daerah Malang.
DAFTAR RUJUKAN Hidajat, Robby. 2008. Wayang Topeng Malang. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Muchith, M, Saekah. 2007. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RASAIL. Poerwanti, Endang. 2000. Dimensi-dimensi Riset Ilmiah. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Pres.