PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS X SMAMANBA’UL HUDA SERENA KECAMATAN
TANJUNGSARI KABUPATEN BOGOR TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Oleh : Daelani NIM.09.21.0856 Email :
[email protected] PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Membaca Puisi melalui Pendekatan Konstruktivisme. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Manbau’ul Huda Serena , Kecamatan Tanjungsari, Bogor khususnya di kelas X. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XB yaitu sebanyak 35 siswa sesuai dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme . Penelitian ini berhasil mendeskripsikan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester II SMA Manba’ul Huda. Dilihat dari hasil proses pembelajaran menggunakan Pendekatan Konstruktivisme, telah mengalami peningkatan baik aktivitas guru dalam mengajar maupun aktivitas dan pemahaman siswa selama mengikuti proses pembelajaran membaca puisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar membaca puisi dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme mengalami peningkatandari 74,8 pada tes awal, sehingga dapat mencapai criteria keberhasilan yang diharapkan pada tes berikutnya, Keberhasilan penggunaan Pendekatan Konstruktivisme yang dilakukan guru mempunyai peningkatan hasil belajar membaca puisi kelas X. Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran membaca puisi membuat siswa lebih cepat memahami sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik. Dari hasil pelaksanaan penelitia dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada pembelajaran membaca puisi dapat meningkatkan hasil belajar membaca puisi kelas X SMA Manbau’ul Huda Serena.
Kata Kunci :pembelajaran, membaca, pendekatan Konstruktivisme PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang / mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya dapat diukur dari hasil belajar dicapai oleh siswa. Proses belajar merupakan alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Sudjana ( 1989:45) mengutip dari Howard Kingsley, disebutkan ada tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masingmasing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Dalam kurikulum 2004, mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan perpaduan antara bahasa dan sastra. Pengajaran sastra harus disajikan dalam kegiatan berbahasa (menyimak, berbicara,membaca
dan menulis). Salah satu pengajaran sastra dalam kegiatan berbahasaadalah menulis karya sastra berbentuk puisi. Karena dengan berbahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (komunikasi)’ saling berbagi pengalaman, saling belajar untuk meningkatkan kemampuan intelektual, dan kesusastraan sebagai salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Kaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia, Kleden yang dikutip oleh Atmazaki (1993:7), disebutkan bahwa bahasa menjadi indah karena di dalamnya ada sastra/puisi. Puisi disampaikan melalui kata-kata; kata-kata bukanlah sebab keindahan dalam puisi tetapi akibatnya; puisi tidak menjadi indah karena kata-kata melainkan katakata menjadi indah karena puisi yang ada didalamnya. Dari pendapat tersebut, seorang guru mengenai apresiasi sastra ini akan memerlukan kesenimannya
dalam menghadapi para sisiwanya sehingga terjalin situsai yang menyenangkan baik dari dirinya maupun bagi siswanya. Setiap guru mempunyai kiat dalam mengajar. Strategi pengajaran sastra seyoginya didasarkan pada pendekatan yang paling sesuai serta mendukung hakekat dan tujuan pengajaran yang kita anut Salah satu pendekaan/metode yang dilakukan oleh guru dalam mempresentasikan puisi adalah dengan menggunakan pendekatan kosntruktivisme.Pendekatan konstruktivisme yakni pendekatan yang bertujuan untuk pembentukan dan perkembangan pengetahuan anak secara psikologis dengan lebih menekankan pada hubungan dialektik antara individu dan masyrakat, sebagai interaksi sosial dalam hal bahasa dan budaya sebagai proses belajar, (Suparno, 1997:45). Puisi selain dapat dinikmati oleh siswa secara apresiatif, juga dapat membuat siswa tertarik untuk menulisnya. Tetapi dalam praktek membaca puisi? Jika demikian, kapan sebaiknya latihan dilakukan. Hal ini yang menimbulkan penasaran penulis untuk menelitinya. Sebagai mata pelajaran yang inti dan ditemukan masih ada sebagian sekolah yang belum dapat berhasil dengan memuaskan. Salah satunya dengan ditemukan pada siswa lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) ada yang belum begitu memahami gaya bahasa, jenis-jenis puisi atau pantun. Kalaupun dapat berpantun dan berpuisi tidak menggunakan ragam dan gaya bahasa yang baku. Dengan demikian, melalui pendekatan konstruktivisme diharapkan siswa dapat memperdalam untuk mendalami puisi. Karena dalam proses belajar mengajar, pendekatan konstruktivisme bertujuan untuk : a. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari b. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsif c. Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian sebenarnya. d. Memberikan motivasi belajar kepada siswa e. Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok. f. Menumbuhkan gaya kreatif siswa g. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi. h. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi. Berdasarkan batasan masalah di atas , maka peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Mampukah siswa dalam membaca puisi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ?
2. Efektifitas pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ? 3. Bagaimana pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ? Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran membaca puisi akan tercapai dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. 2. Perencanaan membaca puisi dengan menggunakan pendekatan pendekatan konstruktivisme akan lebih efektif. 3. Siswa mampu mengekpresikan membaca puisi dengan pendekatan konstruktivisme.
KAJIAN TEORI DAN METODE Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relative permanen sebagai hasil pengalaman.Belajar melalui proses yang relative terus-menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Pengalaman inilah yang membuahkan hasil yang disebut pembelajaran. Selainitu, belajar juga merupakan kegiatan yang komplek.Ini artinya bahwa di dalam proses pembelajaran yang terdapat berbaga ikondisi yang berkaitan dengan proses belajar yakni kondisi eksterenal dan kondisi internal. Kondisi eksternal adalah factor dari luar diri siswa, seperti lingkungans ekolah, guru teman sekolah, keluarga, orang tua dan masyarakat.S edangkan kondisi internal adalah factor dalam diri si siwa yang terdiri darimotivasi positif dan percaya diri dalam belajar, tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivita ssiswa, serta adanya strategi dan aspek-aspek jiwaa nak. (PujiSantosa, 2005: 19) Dari pernyataan di atas, diketahui bahwa proses belajar pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan dan mengajar para siswa mencapai atau menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik internal, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluks osial. Di dalam mencapai tujuan tersebut, siswa berinteraksi denganl ingkunganbelajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Anderson dalamTarigan (1980: 8), menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali (recoding process) dan proses pembacaan sandi (decoding process). Aspek ini menghubungkan kata-kata tulis (writen words) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning).Hal ini mencakup
pengubahan tulisana tau cetakan menja dibunyi yang bermakna. Hudgson (dalamTarigan, 1980 : 7) mengatakan membaca adalahsuatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui kata-kata dalam bahas atulis. Suatu proses yang menuntut pembaca agar dapat memahami kelompok kata yang tertulis merupakan suatu kesatuan dant erlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan makna kata-kata itudapat diketahui secara tepat. Apabila hal ini dapat terpenuhi maka pesan yang tersuratdan yang tersirat dapatdi pahami, sehingga proses membaca sudah terlaksana denganbaik. Seseorang yang membaca berarti ia sedang melakukan suatu kegiatan dalam bentuk berkomunikasi dengan diri sendiri melalui lambing tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada bahan tertulis saja, tetapi juga terletak pikiran pembaca itu sendiri.Dengan demikian makna bacaan bias berubah-ubah tergantung pembaca dan pengalaman berbeda yang dimilikinya pada waktu membaca dan dipergunakannya untuk menafsirkan kata-kata tulis tersebut.Seorangpembaca yang baika dalahseorang yang dapat mengambi ltanggapan mengena ibahasa (ide, stye, dan kematangan pengarang) dan pengertian dengan kecepatan yang lumayan .(Gusnetti, 1997 : 13). Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari dan juga memperoleh informasi yang mencakup isi, makna,dan memahami isi bacaan. (Tarigan, 1986:9) 1) Membaca untuk memperoleh rincian-rincian atau fakta. 2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama. 3) Membaca untuk mengetahui urutan serta susunan dalam organisasi cerita. 4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi. 5) Membaca untuk mengelompokan, mengklarifikasikan. 6) Membaca untuk menilai, mengevaluasi. 7) Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan. Aminudin (2000:134), mengemukakan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunkan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. MembacaPuisi, ini sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan apresiasi sastra. Atmazaki (1993:95) mengemukakan bahwa puisi adalah ungkapan imajinatif. Pengalaman ini mungkin bersifat lahir,
batin realistis dan bahkanp erasaan, kemudian diungkapkan dengan kata-kata. Walaupun demikian, puisi memililki karakteristik yang bersifat umum. Diantara karakteristik atau ciriciri puisi adalah: 1. Unsur formal sajak/puisi adalah bahasa yang tersusun dalam baris dan bait, sedangkan unsur nonformalnya adalah irama 2. Berbeda dengan karya sastra berbentuk prosa, puisi terutama tidak merupakan sesuatu deretan peristiwa, tidak bercerita dan tetntunya juga tidak mengutamakan plot. Kekuatan sebuah puisi terletak pada kekuatan ekpresinya. 3. Keterikatan sebuah kata dalam puisi lebih cenderung kepada struktur sintaksis sebuah kalimat seperti dalam prosa. 4. Bahasa dalam puisi cenderung kepada makna konotatif 5. Sebuah karya sastra disebut puisi karena pembaca membacanya sebagai sebuah puisi/sajak (Atmazaki, 1993:8-13). Metode penelitian yang digunakan dalampenelitiani ni adalah metode deskriptif teknik observasi, pada metodeini digunakan untuk menguraikan( mendeskripsikan ) segala kejadian, proses yang terjadi ( berlangsung ) dengan carape ngumpulan data, lalu ditafsirkan sesuai dengan prosedur penelitian yang berlaku, dalam tesatau evaluasi keterampilan membaca puisi, sehingga penulis mendapat gambaran secara menyeluruh mengenai masalah yang diteliti. Menurut Ismail (200 : 5-3 ) “ Metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan untuk membelajarakan suatu bahan pelajaran. Pelaksanaan suatu metode pembelajaran diperlukan satu ataul ebih teknik. Teknik penelitian yang digunakan adalah yaitu teknik kepustakaan yang di gunakan penulis penulis gunakan untuk mengetahui minat belajar siswaX SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor dalam pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Selain teknik kepustakaan juga digunakan teknik yang lain yaitu: Teknik tes a. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengamati adanya permasalahan yaitu dalam kenyataan siswa kelas X SMA Manba’ul Huda mengalami kesulitan dalam membaca puisi, berekpresi bahkan tidak ada keberanian untuk tampil di muka kelas. b. Kedua, mengadakan dialog atau wawancara singkat dengan siswa mengapa mereka tidak mau atau tidak bisa untuk membaca puisi didepan
kelas apakah takut atau tidak berani, malu atau tidak mampu? c. Ketiga, melakukan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran membaca puisi di kelas X SMA Manba’ul Huda, tes awal sebelum diberikan pembelajaran dengan tes akhir sesudah diberikan pembelajaran pendekatan keterampilan proses untuk melihat bagaimana kondisi proses pembelajaran yang terjadi antara interaksi guru dan siswa di kelas ketika mengaplikasikan. d. Keempat, melihat dari respon siswa ketika dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa dalam membaca puisi yang dalam proses merupakan sarana untuk lebih memahami menghayati cara membaca puisi yang baik Populasi adalah keseluruhan objek penelitian ( Suharsimi, 1993 : 102 ) Populasi penelitian adalah seluruh hasil tes membaca puisi siswa kelas X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor. Jumlah siswa kelas X seluruhnya 102 orang terdiri atas 3 kelas Sampel adalah sebagai atau wakil populasi yang diteliti : “Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk meneruskan hasil penelitian sampel ” ( Suharsimi, 1993 : 188 ) sampel diambil dari populasi yang random menjadi 35 sisawa X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor. Kelas yang terpilih yaitu kelas X B Penelitian dilakukan di kelas X B SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor, yang terdiri dari 16 perempuan dan 19 laki-laki (jumlah seluruhnya 35 siswa). Dengan latar belakang akademik hanya standar saja, artinya belum mencapai maksimal yang diharapkan khusunya dalam keberanian dan kemampuan membaca puisi secara imajinasi yang ada pada diri siswa itu sendiri. Hal ini merupakan kendala untuk dapat meningkat, sehingga perlu diadakan observasi atau pengamatan langsung pada waktu terjadinya proses belajar mengajar jika ditinjau dari latar belakang ekonomi sosial mereka adalah dapat digolongkan pada kriteria menengah kebawah dan pada umumnya kedua orang tua mereka adalah para petani pekerja ada yang berdagang, PNS, buruh pabrik. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari tes awal, dapat disimpulkan bahwa nilai rata – rata kelasnya 74,8 jumlahsiswa yang mempunyainilai di bawah rata – rata 0 orang (0%). Sedangkansiswa yang rata – rata nilainya di atas rata – rata kelasada 35 orang.( 100 % )
Setelah peneliti amati, ternyata 7 orang diam saja tanpa memberikan tanggapand an 15 orang berani bertanya, 8 orang siswa yang menjawab pertanyaan. Sedangkan 5 orang yang memberikan argumen. Setelah diskusi berakhir peneliti menyimpulkan hasil diskusi tersebut, dan peneliti melaksanakan tes akhir. Setelah siswa selesai melaksanakan penilaian terhadap kelompok lain. Setelah mendeskripsikan dan ditafsirkan keseluruhan data yang diperoleh pendeskripsian dan penafsiran data ini berdasarkan pada tiap-tiap faktor yang diberi . Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari jumlah tiap skor yang diperoleh siswa lalu dikalikan denganj umlah siswa yang menjadi sampel. Setelah itu skor keseluruhan dari setiap factor dibagi jumlah siswa.Adapun hasil tiap faktor yang dapat dihasilkan dalam penelitian inia dalah : 1. Vokal dan Konsonan, Hasil skor yang dapat diperoleh dari aspek penilaian vokal dan konsonan sebesar 2705 ini dibagi dengan jumlah siswa menjadi sampel penelitian 35 siswa, maka hasil yang didapat angka skor rata-rata sebesar 77,3. Ini memberikan gambaran kemampuan membaca puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa Kelas X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor, secara umum menunjukan hasil baik. 2. Intonasi, Hasil skor yang dapat diperoleh dari aspek penilaian intonasi, naik turunnya suara, tekanan suku kata sebesar 2710 ini dibagi dengan jumlah siswa menjadi sampel penelitian siswa, maka hasil yang didapat angka skor rata-rata sebesar 77,4. Ini memberikan gambaran kemampuan membaca puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa Kelas X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor secara umum menunjukan hasil yang baik. 3. Pilihan kata atau Diksi, Hasil skor yang dapat diperoleh dari aspek penilaian kosa kata atau diksi ini sebesar 2591, ini dibagi dengan jumlah siswa menjadi sampel penelitian 35 siswa, maka hasil yang didapat angka skor rata-rata sebesar 70,4. Ini memberikan gambaran kemampuan membaca puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa Kelas X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor secara umum menunjukan hasil cukup baik. 4. Penghayatan, Hasil skor yang dapat diperoleh dari aspek penilaian penghayatan, , ini sebesar 2649 ini dibagi dengan jumlah siswa menjadi sampel penelitian 35 siswa, maka hasil yang didapat angka skor rata-rata sebesar 75,7. Ini
memberikan gambaran kemampuan membaca puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa Kelas X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor secara umum menunjukan cukup memuaskan 5.
Kewajaran dan Kelancaran, Hasil skor yang dapat diperoleh dari aspek penilaian kewajaran dan kelancaran, ini sebesar 2720 ini dibagi dengan jumlah siswa menjadi sampel penelitian 35 siswa, maka hasil yang didapat angka skor rata-rata sebesar 77,7. Ini memberikan gambaran kemampuan membaca puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa Kelas X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor secara umum menunjukan cukup menggembirakan 6. Penampilan dan Gaya, Hasil skor yang dapat diperoleh dari aspek penilaian kewajaran dan kelancaran, ini sebesar 2750 ini dibagi dengan jumlah siswa menjadi sampel penelitian 35 siswa, maka hasil yang didapat angka skor ratarata sebesar 78,6. Ini memberikan gambaran kemampuan membaca puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa Kelas X SMA Manba’ul Huda Serena Desa Sirnasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor secara umum menunjukan cukup memuaskan dan menggembirakan Dari Skor rata – rata 76,8 ini memberikan gambaran bahwa kemampuan membaca puisi menunjukan hasil yang baik Dengan demikian selain dapat meningkatkan cara belajar yang efektif dan menyenangkan juga memberikan keuntungan-keuntungan lain yang di dapat antara lain : 1. Siswa dilatih membaca puisi dengan vokal dan konsonan yang jelas sebab membaca puisi dituntut dengan suara yang jelas dan intonasi
atau naik turunya suara dan tekanan suku kata yang tepat. 2. Siswa dilatih untuk menggunakan pilihan kata atau diksi dan kalimat yang tepat, ini sebab dituntut untuk mampu memilih kata-kata yang tepat ketika melakukan kegiatan membaca puisi 3. Siswa ketika membaca puisi dituntut untuk memahami maksud dan gambaran atau isi puisi sehingga dapat melakukan penghayatan 4. Siswa belajar tampil membaca puisi dengan penampilan gaya yang baik. KESIMPULAN Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan yang efektif dan dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa SMA Ma nba’ul Huda kelas X, sekaligus dapat memotivasi siswa untuk mempunyai keberanian dalam tampil di muka umum. Karena pmbelajaran dengan pendekatan keterampilan proses merupakan saran untuk lebih memahami dan menghayati cara membaca puisi yang baik. Pendekatan konstruktivisme yang digunakan dalam pembelajaran membaca puisi di kelas X SMA Manba’ul Huda Serena : a. Dapatmeningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca puisi, terbukti dengan bertambahnya kemampuan siswa dalam membaca puisi menjadi lebih baik, b. Terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa dalam membaca puisi dilihat dari tes awal sebelum diberikan pembelajaran dengan tes akhir sesudah diberikan pembelajaran pendekatan keterampilan proses. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian. Jakarta: PT. RinekaCipta Dedi Supriadi, 2003.Modul Bimbingan Belajar dan Pengelolaan Kelas yangKonstruktif. Program Pasca Sarjana UPI Bandung Nurgiyantoro, Burhan.(2009). TeoriPengkajianFiksi.Yogyakarta.GadjahM ada University Press