PENGARUH KEPROFESIONALAN DAN METODE MENGAJAR GURU SERTIFIKASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH I BANTUL KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO KELAS XII PADA MATA DIKLAT KOMPETENSI KEJURUAN THE EFFECT OF PROFESSIONALISM AND TEACHING METHODS FOR CERTIFIED TEACHERS TOWARDS STUDENTS ACHIVEMENT IN SMK MUHAMMADIYAH I BANTUL SKILLS COMPETENCE AUDIO VIDEO OF GRADE XII ON COMPETENCE VOCATIONAL TRAINING DISCIPLINE
Oleh: Ayu Sandra Dewi Pendidikan Teknik Elektronika Email:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian untuk mengungkap pengaruh keprofesionalan dan metode mengajar guru sertifikasi terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian menggunakan pendekatan expost facto. Populasi adalah siswa SMK Muhammadiyah 1 Bantul Kompetensi Keahlian Audio Video Kelas XII sebanyak 62 siswa. Data dikumpulkan dengan instrumen angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier berganda. Uji hipotesis menemukan bahwa keprofesionalan guru sertifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa sebesar 2,399 (sig. 0,020). Begitu pula metode mengajar guru sertifikasi sebesar 2,797 (sig. 0,007). Terdapat pengaruh antara keprofesionalan dan metode mengajar guru sertifikasi secara bersamasama terhadap prestasi belajar siswa dilihat dari nilai F sebesar 6,306 (sig. 0,003), serta memberi sumbangan sebesar 17,6%. Kata kunci: keprofesionalan, metode mengajar guru sertifikasi, prestasi belajar siswa Abstract The aim of the research is to reveal the effects of professionalism and teaching method for certifed teachers on students achievement. This study was ex-post facto approach. Population was students of SMK Muhammadiyah I Bantul Skills Competence Audio Video Class XII as many as 62 students. Data were collected with a questionnaire instrument and documentation. Data analysis was descriptive statistics and multiple linear regressions. The hypothesis testing is found that professionalism of certified teachers on students achievement is of 2.399 (sig. 0.020). it is similar to the teaching methods for certified teachers of 2.797 (sig. 0.007). The effect of professionalism and teaching methods for certified teachers taken together on students achievement is seen for F value of 6.306 (sig. 0.003) as well as give a contribution of 17,6%. Keywords: professionalism, teaching method of certified teachers, students achievement
bidangnya. Guru yang sudah lolos sertifikasi
PENDAHULUAN Sertifikasi guru
merupakan salah satu
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
program pemerintah yang digunakan untuk
peserta didik sebaik mungkin, karena guru
memajukan dunia pendidikan khususnya dalam
sertifikasi mempunyai kompetensi pedagogik
meningkatkan prestasi belajar siswa. Sertifikasi
(pengelolaan
guru diciptakan untuk memberikan sertifikat
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional
kepada guru sebagai bukti keprofesionalannya
(tingkat penguasaan materi ajar), kompetensi
dalam dunia kependidikan yang sesuai dengan
sosial, dan kompetensi mengajar.
pembelajaran
peserta
didik),
Beberapa kompetensi yang sudah dimiliki
luas pada siswa. Guru sertifikasi yang sudah
oleh guru sertifikasi pada praktiknya belum
memiliki kompetensi profesional seharusnya
diterapkan secara baik, karena masih ditemukan
dapat memberikan materi secara mendalam agar
prestasi belajar siswa yang tidak baik. Salah satu
siswa paham terhadap materi yang disampaikan.
faktor yang dapat menghambat prestasi belajar
Seorang guru wajib mengajar sesuai dengan
siswa adalah guru mata pelajaran itu sendiri.
kualifikasi yang dia miliki ( Sismono La Ode,
Guru sertifikasi dituntut dapat mengelola kelas
2010:80). Tetapi banyak ditemukan prestasi
dengan baik, karena guru sertifikasi sudah
belajar
memiliki kompetensi pedagogik yang diharapkan
sertifikasi
dapat
disebabkan
membantu
guru
dalam
mengelola
siswa
yang
tidak guru
menurun akibat
menguasai tersebut
materi tidak
guru yang
memiliki
pembelajaran di dalam kelas. Tetapi pada
kualifikasi sesuai dengan bidang yang diampu,
kenyataannya masih banyak ditemukan siswa
sehingga siswa enggan untuk bertanya.
yang merasa bosan dan malas mengikuti
Cara bersosialisasi guru kepada siswa juga
pelajaran dengan baik diakibatkan guru tidak
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar,
dapat mengelola pembelajaran dengan baik.
karena siswa akan merasa senang dan nyaman
Guru
sertifikasi
diharapkan
memiliki
dengan
guru
tersebut
sehingga
dia
akan
kepribadian yang baik, luhur, arif, berwibawa,
bersemangat untuk mempelajari materi yang
dewasa, dan dapat dijadikan tauladan bagi anak
diajarkan
didiknya. Menurut Sismono La Ode (2010:80)
kenyataannya masih banyak ditemukan guru
guru yang tidak mau belajar maka guru tersebut
sertifikasi yang tidak dapat bersosialisasi dengan
dapat dikatakan tidak arif. Pada kenyataannya
seluruh siswanya secara baik dan efektif
ada saja guru yang berperilaku kurang baik
dikarenakan guru bersikap terbuka hanya dengan
sehingga murid tidak bersimpati dan tidak
beberapa siswa yang disukai saja, sehingga siswa
menyukai pelajaran yang disampaikan guru
merasa tidak nyaman dengan guru tersebut dan
tersebut.
bersikap
Hal
seperti
ini
juga
dapat
mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa. Keprofesionalan guru dalam hal ini adalah
guru
acuh
tersebut.
dengan
Tetapi
materi
ajar
pada
yang
disampaikan. Guru
sertifikasi
mengembangkan
metode
dituntut mengajarnya
dapat agar
penguasaan materi ajar juga dapat menjadi salah
siswa tidak bosan dan siswa lebih mengerti
satu faktor meningkatnya prestasi belajar siswa.
maksud dari materi yang disampaikan. Tetapi
Guru yang dapat menguasai materi dengan baik
banyak siswa menganggap belajar itu tidak
dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
menyenangkan, karena proses pembelajaran
mengembangkan kemampuannya, karena ketika
monoton yang disebabkan oleh metode mengajar
siswa bertanya mengenai materi yang belum dia
guru tidak bervariasi. Menurut Adi W. Gunawan
mengerti, guru akan memberikan jawaban yang
(2007:86) guru cenderung hanya menggunakan
jelas dan juga dapat memberikan wawasan yang
satu cara saja dalam mengajar, yaitu gaya visual.
Prestasi belajar siswa diharapkan dapat
mudah, tetapi metode mengajar yang digunakan
meningkat lebih baik dibandingkan sebelumnya,
oleh guru monoton sehingga menimbulkan
karena adanya guru sertifikasi yang memiliki
kebosanan saat pelajaran berlangsung.
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
kompetensi profesional (tingkat penguasaan
tertarik untuk mengangkat penelitian yang
materi ajar), kompetensi sosial, dan kompetensi
berjudul :
mengajar
Metode Mengajar Guru Sertifikasi Terhadap
sehingga
permasalahan
dapat
pembelajaran.
mengatasi pada
Prestasi Belajar Siswa SMK Muhammadiyah I
kenyataannya masih ditemukan prestasi belajar
Bantul Kompetensi Keahlian Audio Video kelas
siswa yang menurun akibat guru sertifikasi tidak
XII pada Mata Diklat Kompetensi Kejuruan”.
menerapkan
Tetapi
“Pengaruh Keprofesionalan dan
kompetensi-kompetensi
dalam
pembelajaran dengan baik. Sekolah
Menengah
Rumusan penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh keprofesionalan dan metode mengajar
(SMK)
guru sertifikasi terhadap prestasi belajar siswa
Muhammadiyah I Bantul mendidik peserta didik
SMK Muhammadiyah I Bantul Kompetensi
agar
Keahlian Audio Video kelas XII pada mata
berprestasi
Muhammadiyah I
Kejuruan
dalam
bidangnya.
SMK
Bantul memiliki tenaga
diklat Kompetensi Kejuruan?
pendidik berjumlah 88 orang yang terbagi ke
Tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui
dalam tiga bidang yaitu normatif, adaptif, dan
pengaruh keprofesionalan dan metode mengajar
produktif. Sebagian guru tersebut juga telah lolos
guru sertifikasi terhadap prestasi belajar siswa
sertifikasi, yakni sebanyak 35 orang, dua
SMK Muhammadiyah
diantaranya merupakan guru produktif dari
keahlian Audio Video kelas XII pada mata diklat
kompetensi
Kompetensi Kejuruan.
keahlian
audio
video
yang
mengampu mata diklat kompetensi kejuruan kelas XII. Berdasarkan observasi dan wawancara
I Bantul kompetensi
Keprofesionalan Guru Sertifikasi Profesionalisme
berasal dari kata profesi
yang dilakukan di SMK Muhammadiyah I
yang berasal dari bahasa Yunani “pbropbaino”
Bantul pada hari Rabu 5 September 2012 pada
artinya menyatakan secara publik dan dalam
jam 08.00 WIB, ketika diberikan pertanyaan
bahasa
mengenai keprofesionalan dan metode mengajar
digunakkan
guru,
menduduki
Satriya
mengatakan
bahwa
guru
Latin
disebut
untuk suatu
“professio”
menyebut
orang
jabatan publik.
yaitu yang
Menurut
menyampaikan materi secara membingungkan
Kunandar (2010 : 46) profesi dapat diartikan
sehingga dia kurang mengerti tentang materi
suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam
yang diajarkan dan juga metode mengajar guru
suatu
kurang bervariasi pada saat menyampaikan
kompetensi
(pengetahuan,
pelajaran. Sedangkan menurut Rudiansah guru
keterampilan)
tertentu secara khusus
dapat
diperoleh
menyampaikan
materi
dengan
baik
sehingga dia dapat memahami materi dengan
jabatan
intensif.
dari
tertentu
yang
pendidikan
mensyaratkan sikap,
akademis
dan yang yang
Berdasarkan
uraian
dapat
kriteria, yaitu menguasai bahan pengajaran
disimpulkan profesi merupakan sebutan untuk
kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta
seseorang
menguasai bahan pengayaan.
yang
di
memiliki
atas
keahlian
dan
kewenangan pada suatu jabatan yang memiliki
Dari
berbagai
pendapat
diatas,
dapat
kompetensi tertentu yang dapat diperoleh dari
diketahui seorang guru yang memiliki wibawa
pendidikan akademis yang intensif.
akademis
Kompetensi
profesional
mampu
menguasai
proses
merupakan
pembelajaran dengan baik. Dengan wibawa
kompetensi yang cukup berpengaruh dalam
akademis guru akan lebih dihormati siswanya,
dunia
Direktorat
karena guru tersebut memiliki wawasan yang
Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi
mendalam terhadap materi ajar yang akan
Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas kompetensi
disampaikan.
kependidikan.
profesional
Menurut
adalah
penguasaan
materi
Kompetensi profesional adalah kemampuan
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
penguasaan materi secara luas dan mendalam
mencakup penguasaan materi kurikulum mata
yang
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
dalam Standar Pendidikan Nasional (Zainal dan
struktur dan metodologi keilmuannya (dalam
Elham, 2007 : 46). Pernyataan tersebut diperkuat
Kunandar, 2010:77). Hal ini diperkuat pula oleh
oleh Mulyasa (2007 : 59) yang menyatakan guru
Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang
harus menguasai materi standar dalam bidang
Guru dan Dosen Pasal 10.
studi
memungkinkan
yang
menjadi
membimbing
tanggung
siswa
jawabnya,
Sementara itu, Piet A. Sahertian dan Ida
memperbaiki keterampilan, dan mengembangkan
Alaida Sahertian (dalam Kunandar, 2010 : 56)
untuk mentransfer bidang studi itu. Sementara
menyatakan
profesional
itu, Usman (2006 : 50) mengatakan penguasaan
adalah kemampuan dalam penguasaan akademik
materi bagi guru merupakan hal yang sangat
(mata pelajaran / bidang studi) yang diajarkan
menentukan, khususnya dalam proses belajar-
dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya
mengajar yang melibatkan guru mata pelajaran.
sekaligus
bahwa
guru
kompetensi
tersebut
memiliki
wibawa
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah
akademis. Menurut Mulyasa (2007 : 37) guru
dikemukakan diatas, kompetensi profesionalisme
yang berwibawa adalah guru harus memiliki
merupakan kompetensi yang sangat identik
kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual,
dengan
emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam
penguasaan materi ajar, guru akan lebih mudah
pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam
menggali kemampuan anak dalam pembelajaran
pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan
sehingga dapat membimbing siswa memenuhi
seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Sementara itu, Usman (2006 : 18) menjelaskan
Standar Pendidikan Nasional.
bahwa penguasaan akademik memiliki beberapa
penguasaan
materi
ajar.
Dengan
intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan
Metode Mengajar Guru Sertifikasi Metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
dan penentuan metode mengajar. Tugas guru adalah berusaha menciptakan
kependidikan khususnya kegiatan penyajian
suasana
materi kepada siswa (Tardif, 1989 dalam
menyenangkan bagi semua anak didik (Syaiful
Muhibbin Syah, 2008 : 201). Sedangkan menurut
Bahri dan Aswan, 2010:37). Pembelajaran yang
Syaiful Bahri dan Aswan dalam bukunya
menyenangkan dapat dilihat melalui metode
Strategi Belajar Mengajar (2010 : 74) metode
mengajar yang digunakan oleh guru. Semakin
mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat
aktif siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
untuk
diharapkan.
maka materi yang disampaikan oleh guru akan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode
diserap siswa lebih banyak dibandingkan dengan
mengajar merupakan cara yang dilakukan oleh
pembelajaran yang membosankan.
mencapai
tujuan
yang
belajar
yang
menggairahkan
dan
seorang guru untuk melaksanakan kegiatan
Pada hakikatnya mengajar adalah suatu
kependidikan khususnya kegiatan penyajian
proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
materi kepada siswa untuk mencapai tujuan yang
lingkungan yang ada disekitar anak didik,
diharapkan.
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan (2010 : 78-81)
terdapat
lima
faktor
yang
anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap
harus
berikutnya mengajar adalah proses memberikan
dipertimbangkan ketika seorang guru akan
bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam
memilih metode mengajar, yaitu :
melakukan
proses
belajar
(Nana
Sudjana,
1) Anak didik
1991:29 dalam Syaiful Bahri dan Aswan,
Anak didik adalah manusia berpotensi yang
2010:39).
menghajatkan pendidikan.
Keterampilan yang perlu dikuasai guru
2) Tujuan
dalam mengelola kelas adalah menunjukkan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari
sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan
setiap kegiatan belajar mengajar.
perhatian kelompok, menuntut tanggung jawab
3) Situasi
siswa, memberikan petunjuk yang jelas, menegur
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru
siswa,
ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. 4) Fasilitas Fasilitas
dan
Program
memberikan
Pengalaman
penguatan Lapangan
(Unit (UPPL)
Universitas Negeri Yogyakarta, 2007 : 17). adalah
kelengkapan
yang
menunjang belajar anak didik di sekolah.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran
dengan
meragakan
atau
5) Guru
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
Kepribadian, latar belakang pendidikan, dan
situasi,
pengalaman mengajar merupakan permasalahan
atau
benda
tertentu
yang
sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang
disertai dengan penjelasan lisan (Syaiful Bahri dan Aswan, 2010 : 90). Sementara
itu
Sertifikasi Guru Sertifikasi guru adalah proses pemberian
Wina
(2012
:
152)
sertifikat
pendidik
kepada
guru.
Sertifikat
menjelaskan bahwa metode demonstrasi adalah
pendidik diberikan kepada guru yang telah
metode
dengan
memenuhi standar professional guru. Sertifikasi
memperagakan dan mempertunjukkan kepada
guru adalah proses untuk memberikan sertifikat
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
kepada guru yang telah memenuhi standar
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
kualifikasi dan standar kompetensi (Kunandar,
tiruan. Sedangkan Mulyasa (2007 :
2010 : 79).
penyajian
mengatakan
metode
pelajaran
dapat
Sertifikasi diberikan kepada seseorang yang
digunakan oleh guru untuk meperlihatkan suatu
telah memiliki keprofesionalan dalam melakukan
proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat
tugas dan tanggung jawabnya.
kepada peserta didik.
diberikan oleh suatu organisasi professional
Berdasarkan disimpulkan
demonstrasi
107)
penjelasan
kepada
seseorang
untuk
menunjukkan
kelayakannya dalam mengemban suatu tugas
merupakan cara yang dapat dilakukan oleh guru
yang sesuai dengan bidang yang ia tekuni.
untuk memperlihatkan atau mepertunjukkan
Sertifikasi dapat diperoleh seseorang jika sudah
suatu proses, situasi atau benda tertentu baik
lolos dalam mengikuti tahapan-tahapan yang
sebenarnya ataupun hanya tiruan dan guru tetap
sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara.
memberikan penjelasan secara lisan.
Program sertifikasi dilakukan di perguruan tinggi
dengan
metode
dapat
demonstrasi
Sesuai
bahwa
diatas,
Sertifikasi
pengertian
metode
yang
memiliki program pengadaan tenaga
demonstrasi, yaitu guru memberikan penjelasan
kependidikan yang sudah terakreditasi dan
secara lisan serta memperlihatkan suatu proses
perguruan tinggi tersebut sudah ditetapkan oleh
kepada siswa, pembelajaran akan berlangsung
pemerintah
dengan
sertifikasi.
efektif,
karena
siswa
akan
lebih
untuk
mengadakan
program
memperhatikan penjelasan dari guru serta dapat
Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 dalam
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
Kunandar ( 2010 : 90) menjelaskan bahwa
metode yang demikian, materi yang disampaikan
sertifikasi guru dalam jabatan dapat diikuti oleh
oleh guru akan terserap oleh siswa karena dalam
guru
proses pembelajaran siswa belajar berdasarkan
kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
pengamatan,
menirukan,
empat (D-IV), sedangkan guru Non-PNS yang
memperagakan sesuai dengan pengarahan. Tidak
dapat disertifikasi adalah guru Non-PNS yang
hanya materi yang terserap secara efektif, siswa
berstatus sebagai
juga dapat mengoperasikan atau menjalankan
pendidikan tempat yang bersangkutan bertugas.
pendengaran,
suatu benda sesuai dengan petunjuk dan arahan dari guru.
dalam
jabatan
yang
telah
memiliki
guru tetap pada satuan
Guru yang ingin memperoleh sertifikat keprofesionalan
sebagai
pendidik
harus
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum
Belajar juga dapat diartikan sebagai proses yang
dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 Pasal
terjadi karena adanya usaha untuk melakukan
8 dan 9 (dalam Syaiful, 2009 : 11) guru wajib
perubahan
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
maksud memperoleh perubahan dalam dirinya
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
sikap (Arikunto, 1990 dalam Syaiful, 2009 :
tujuan
166).
pendidikan
nasional.
Kualifikasi
akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
terhadap
Sementara
diri
itu
Wina
manusia,
(2012
dengan
:
112)
diperoleh melalui pendidikan tinggi program
mengatakan bahwa belajar adalah proses mental
sarjana atau program diploma empat.
yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
Berdasarkan persyaratan-persyaratan yang
menyebabkan munculnya perubahan tingkah
telah dijelaskan, dapat disimpulkan sertifikasi
laku.
guru adalah proses pemberian sertifikat guru dari
Kunandar, 2010 : 320) learning is a change in
pemerintah kepada seseorang yang sudah lolos
performance as a result of practice (belajar
uji
adalah perubahan penampilan sebagai hasil
kompetensi
pedagogic,
kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
Sedangkan
menurut
Geoch
(dalam
praktik).
professional serta memiliki kualifikasi akademik
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas,
S-1 atau D-IV yang berlaku dalam jangka waktu
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
5 tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah
proses perubahan tingkah laku seseorang yang
Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru.
diakibatkan
Prestasi Belajar Siswa
lingkungannya. Belajar dapat merubah seseorang
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta (1976 : 768) prestasi
oleh
interaksi
dengan
dalam pengetahuannya, keterampilan, ataupun sikap.
adalah hasil yang telah dicapai. Menurut Zainal
Prestasi belajar siswa adalah besarnya
Arifin (1990 : 2) prestasi berasal dari bahasa
perubahan tingkah laku dari hasil belajar ilmu
Belanda yaitu “prestatie” yang berarti hasil
teori dan praktik kompetensi kejuruan yang
usaha.
dapat dicapai oleh siswa pada saat dilakukan
Berdasarkan
pengertian-pengertian
tersebut, prestasi merupakan
hasil yang telah
penilaian terhadap aspek proses dan hasil kerja
dicapai seseorang setelah berusaha. Nilai prestasi
yang dilakukan secara berulang-ulang, teratur
harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa
dan sistematika terhadap berbagai hal yang
sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang
pernah diajarkan guru dalam periode waktu
ditetapkan di setiap bidang studi (Suharsimi,
tertentu yang diwujudkan dalam bentuk nilai
2005 : 276).
raport. Sedangkan prestasi belajar siswa pada
Belajar perilaku
merupakan
akibat
interaksi
proses
perubahan
individu
mata diklat kompetensi kejuruan adalah besarnya
dengan
perubahan tingkah laku dari hasil belajar ilmu
lingkungan (Zainal dan Elham, 2007 : 58).
teori dan praktik pada mata diklat kompetensi
kejuruan yang dapat dicapai oleh siswa pada saat
sederhana, uji regresi ganda serta dicari besarnya
dilakukan penilaian terhadap aspek proses dan
sumbangan efektif dan sumbangan relatif.
hasil kerja yang dilakukan secara berulangulang, teratur dan sistematika terhadap berbagai
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
hal yang pernah diajarkan guru dalam periode
Uji Hipotesis Pertama
waktu tertentu yang diwujudkan dalam raport.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
METODE PENELITIAN
Keprofesionalan Guru Sertifikasi (X1) terhadap
Jenis Penelitian
Prestasi
Penelitian ini menggunakan desain penelitian ex-post
facto.
dilakukan
Adapun
dalam
pendekatan
penelitian
ini
(Y).
Hal
tersebut
dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 2,399 dengan sig. 0,020, sehingga dapat disimpulkan
adalah
bahwa hipotesis tersebut positif dan bernilai signifikan. Sedangkan
Waktu dan Tempat Penelitian ini
Siswa
yang
pendekatan kuantitatif.
Penelitian
Belajar
dilakukan
di
SMK
persamaan
regresi
linier
sederhananya adalah Y = 74,041 + 0,314X.
Muhammadiyah 1 Bantul yang beralamat di Jl.
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
Parangtritis Km. 12, Manding, Trirenggo. Waktu
koefisien X1 sebesar 0,314 yang berarti apabila
penelitian dilaksanakan pada bulan November
nilai Keprofesionalan Guru Sertifikasi (X1)
2012 sampai Maret 2013.
meningkat satu satuan maka pertambahan nilai
Populasi-Sampel
pada Prestasi Belajar Siswa (Y) sebesar 0,314
Populasi dan sampel dalam penelitian ini
satuan atau apabila nilai Keprofesionalan Guru
adalah seluruh siswa SMK Muhammadiyah 1
Sertifikasi (X1) meningkat 10 satuan maka
Bantul Kompetensi Keahlian Audio Video Kelas
pertambahan nilai pada Prestasi Belajar Siswa
XII sebanyak 62 siswa.
(Y) sebesar 3,14 satuan. Berdasarkan persamaan
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
regresi linier sederhana tersebut,
Data
diketahui
Instrumen
yang
digunakan
merupakan
sumbangan
efektif
maka dapat dari
keprofesionalan guru sertifikasi terhadap prestasi
instrument angket tertutup dengan penilaian
belajar siswa, yaitu sebesar 7,38%.
berpedoman
Uji Hipotesis Kedua
pada
skala
likert
dan
juga
menggunakan dokumentasi nilai raport.
variabel
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
Teknik Analisis Data Analisis data terdiri dari pendeskripsian data
Metode Mengajar Guru Sertifikasi (X2) terhadap
penelitian terlebih dahulu. Kemudian diuji
Prestasi
prasyarat
uji
dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 2,797
normalitas, uji linieritas dan uji multikolinieritas.
dengan sig. 0,007, sehingga dapat disimpulkan
analisisnya
menggunakan
Uji hipotesis penelitian menggunakan uji regresi
Belajar
Siswa
(Y).
Hal
tersebut
bahwa hipotesis tersebut positif dan bernilai
Prestasi Belajar Siswa (Y) sebesar 0,137 satuan
signifikan.
dengan asumsi X1 tetap.
Sedangkan
persamaan
regresi
linier
sederhananya adalah Y = 78,567 + 0,155X.
Koefisien determinasi (R2 y(1,2,3)) sebesar 0,176
yang
menunjukkan
bahwa
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
Keprofesionalan dan Metode Mengajar Guru
koefisien X1 sebesar 0,155 yang berarti apabila
Sertifikasi secara bersama-sama memberikan
nilai Metode Mengajar Guru Sertifikasi (X2)
sumbangan efektif sebesar 17,6%.
meningkat satu satuan maka pertambahan nilai
Pembahasan
pada Prestasi Belajar Siswa (Y) sebesar 0,155
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan,
satuan atau apabila nilai Metode Mengajar Guru
variabel
Sertifikasi (X2) meningkat 10 satuan maka
memiliki pengaruh yang positif terhadap Prestasi
pertambahan nilai pada Prestasi Belajar Siswa
Belajar Siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
(Y) sebesar 1,55 satuan. Berdasarkan persamaan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa guru
regresi linier sederhana tersebut,
sertifikasi diharapkan mampu mengembangkan
diketahui
dari
Sertifikasi
keprofesionalannya secara optimal, dalam hal ini
keprofesionalan guru sertifikasi terhadap prestasi
adalah penguasaan materi ajar. Berdasarkan uji
belajar siswa, yaitu sebesar 10,22%.
statistik yang dilakukan pada penelitian ini,
Uji Hipotesis Ketiga
menunjukkan bahwa penelitian ini juga selaras
penelitian
efektif
Guru
variabel
Hasil
sumbangan
maka dapat
Keprofesionalan
bahwa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Aighta
Keprofesionalan dan Metode Mengajar Guru
Jemila Seti (2010) dan Esthi Kumala Sari (2008)
Sertifikasi
memiliki
yang mengemukakan bahwa keprofesionalan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
guru memberikan pengaruh yang positif terhadap
Prestasi Belajar Siswa. Hal tersebut dibuktikan
prestasi belajar siswa.
secara
menunjukkan
bersama-sama
dengan harga F sebesar 6,306 dan signifikan 0,003.
Selain
keprofesionalan
guru
sertifikasi,
metode mengajar guru sertifikasi juga berperan
Persamaan garis regresi ganda yang didapat adalah Y = 69,919 + 0,265X1 + 0,137X2.
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode mengajar guru yang bervariasi dapat
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti
nilai koefisien X1 sebesar 0,265 yang berarti
pembelajaran. Berdasarkan uji hipotesis yang
apabila nilai Keprofesionalan Guru Sertifikasi
dilakukan, variabel Metode Mengajar Guru
(X1) meningkat satu satuan maka pertambahan
Sertifikasi memiliki pengaruh yang positif
nilai pada Prestasi Belajar Siswa (Y) sebesar
terhadap
0,265 satuan dengan asumsi X2 tetap. Nilai
menunjukkan
koefisien X2 sebesar 0,137 yang berarti apabila
prestasi belajar siswa guru sertifikasi diharapkan
nilai
mampu
Metode
Mengajar
Guru
Sertifikasi
meningkat satu satuan maka pertambahan nilai
Prestasi
Belajar
bahwa
Siswa.
untuk
mengembangkan
Hal
ini
meningkatkan
metode
mengajar
secara optimal, dalam hal ini adalah metode
demonstrasi. Berdasarkan uji statistik yang
2,797>1,671, rx2y (0,340) lebih besar dari rtabel
dilakukan pada penelitian ini, menunjukkan
(0,244) pada taraf signifikansi 5%.
bahwa penelitian ini juga selaras dengan
3. Terdapat
pengaruh
yang
positif
antara
penelitian yang dilakukan oleh Isnani (2010) dan
keprofesionalan dan metode mengajar guru
Rina
sertifikasi secara bersama-sama
Fitria
Kusumayanti
(2008)
yang
dengan
mengemukakan bahwa metode mengajar guru
prestasi belajar siswa SMK Muhammadiyah I
memberikan pengaruh yang positif terhadap
Bantul Kompetensi Keahlian Audio Video
prestasi belajar siswa.
Kelas XII pada mata diklat kompetensi
Baik buruknya Prestasi Belajar Sisawa
kejuruan yang dibuktikan dengan harga
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
Fhitung>Ftabel yaitu 6,306>3,17 pada taraf
Keprofesionalan Guru Sertifikasi dan Metode
signifikansi 5%, Rx1x2(y) (0,420) lebih besar
mengajar
guru
dari rtabel (0,244) pada taraf signifikansi 5%.
sertifikasi yang mempunyai Keprofesionalan
Koefisien determinasi (R2 y(1,2)) sebesar 0,176
dalam hal ini penguasaan materi serta Metode
berarti
Mengajar dalam hal ini metode demonstrasi yang
diberikan
baik
Keprofesionalan Guru Sertifikasi sebesar
Guru
maka
sertifikasi.
akan
Seorang
sangat
mendukung
bahwa
sumbangan
sebesar
efektif
17,6%,
yang dari
7,38% dan dari Metode Mengajar Guru
meningkatnya Prestasi Belajar Siswa.
Sertifikasi sebesar 10,22%. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
pembahasan dapat disimpulkan: 1. Terdapat
pengaruh
keprofesionalan
guru
yang
positif
sertifikasi
antara dengan
prestasi belajar siswa SMK Muhammadiyah I Bantul Kompetensi Keahlian Audio Video Kelas XII pada mata diklat kompetensi kejuruan yang dibuktikan dengan harga thitung>ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,399>1,671, rx1y (0,296) lebih besar dari rtabel (0,244) pada taraf signifikansi 5%. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara metode mengajar guru sertifikasi
dengan prestasi
belajar siswa SMK Muhammadiyah I Bantul Kompetensi Keahlian Audio Video Kelas XII pada mata diklat kompetensi kejuruan.yang dibuktikan
dengan
harga
thitung>ttabel
DAFTAR PUSTAKA Adi W. Gunawan. 2007. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kunandar.2010. Guru Profesional. Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sismono La Ode. 2010. Wasiat Prof. Sugeng Mardiyono, Ph.D Menjadi Guru Sejati. Yogyakarta : UNY Press. Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
TIM UPPL UNY. 2011. Panduan Pengajaran Mikro. Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wina Sanjaya. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zainal Aqib dan Elham Rahmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: YRama Widya. Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip-Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Disetujui,
Dosen Pembimbing,
Muhammad Munir, M.Pd NIP. 19630512 198901 1 001
Penguji Utama
Drs. Slamet, M.Pd. NIP. 19510303 197803 1 004