PENGARUH KARAKTERISTIK WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA USAHA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHU SUMEDANG DI KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG – JAWA BARAT Oleh : Ai Sumiati, S.E., M.Si. ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh karateristik wirausaha yang terdiri atas Technical Competence, Mental Ability, Opportunity Orientation, Initiative and Responsibility, Integrity and Reliability, Tolerance for Failure ,Internal Locus of Control, Human Relation Skills, High Achievement Drive, dan Creativity terhadap kinerja usaha. Data dari 25 pengusaha responden dianalisis dengan menggunakan model analisis jalur untuk melihat pengaruh secara partial dan simultan dari karakteristik wirausaha terhadap kinerja usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kinerja usaha adalah Technical Competence, Opportunity Orientation, High Achievement Drive, dan Creativity. Kata Kunci : Technical Competence, Opportunity Orientation , High Achievement Drive, Creativity , Kinerja usaha.
Hal 134
A. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu Negara yang sedang membangun, untuk mewujudkan kesinambungan perekonomian yang lebih maju, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengembangkan sumber daya manusia. Upaya tersebut dilakukan dengan harapan supaya sumber daya manusia dapat membawa bangsa ini ke arah kemajuan masyarakat Indonesia. Karena sumber daya manusia yang maju dan berkembang merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Terdapat beberapa kelompok sumber daya manusia yang harus dikembangkan, kelompok pertama adalah sumber daya manusia yang sudah bekerja di lingkungan pemerintah atau birokrasi. Aparatur dengan tingkat pendidikan yang memadai, pelatihan yang terus ditingkatkan serta kursuskursus yang dikembangkan, akan membawa roda pemerintahan yang stabil dan bijaksana. Kelompok kedua adalah sumber daya manusia yang berada di lingkungan swasta atau perusahaan. Apabila sumber daya manusia tersebut berkembang tentu akan mempercepat dan memperlancar kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam sektor swasta itu, dan secara langsung akan mendorong proses kemajuan perekonomian Negara. Kelompok Ketiga adalah sumber daya manusia yang berada di lingkungan sektor rumah tangga yang di dalamnya terdapat individu-individu yang bukan pegawai pemerintah maupun pegawai swasta. Sumber daya manusia ini yang bebas untuk menentukan aktivitas ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, ada yang bertani dan bercocok tanam, berdagang, dan membuka usaha kecil di tempat tinggal masing-masing. Saat ini pemerintah memberikan peran besar bagi perkembangan perekonomian rakyat, yaitu dengan mengedepankan sektor usaha kecil, menengah, dan koperasi yang telah terbukti memiliki ketahanan ekonomi yang lebih dalam menghadapi krisis ekonomi. Demikian pula keberadaan masyarakat di Kabupaten Sumedang, khususnya di Kecamatan Sumedang Utara, kegiatan usaha yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari adalah dengan membuat usaha kecil yang bergerak dalam bidang pembuatan, pengolahan dan penjualan tahu sumedang. Untuk memulai usaha tahu sumedang, selain memiliki modal financial, pengusaha dituntut untuk dapat membuat olahan atau adonan tahu dengan berbagai ketrampilan dan pengetahuan yang mendalam, supaya enak, gurih dan nikmat. Pengembangan dalam pemahaman karakteristik dan latar belakang yang dimiliki oleh seseorang yang berkeinginan untuk memulai suatu usaha merupakan langkah penting untuk mendorong potensi seorang wirausaha dalam meningkatkan probabilitas mereka untuk mencapai kesuksesan. Pentingnya pemahaman terhadap karakteristik wirausaha untuk mendorong kinerja usaha, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai karakteristik-karakteristik yang dimiliki wirausaha yang dapat menunjang kinerja usahanya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan fenomena diatas, bahwa wirausaha/pengusaha tahu di Kecamatan Sumedang Utara yang berlatar belakang non-enterpreneur dan usaha yang dilakukan berdasarkan warisan turun temurun yang tidak ditunjang oleh tingkat pendidikan yang memadai dan tidak dibekali oleh kursus-kursus serta pengembangan usaha dalam menunjang kinerja usaha. Dilain pihak, wirausaha dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai, pengetahuan yang luas dan pembinaan ketrampilan yang berkembang untuk meningkatkan kinerja usaha. Sehingga identifikasi masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik wirausaha yang terdapat pada para wirausaha perusahaan manufaktur tahu di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. 2. Bagaimana kinerja usaha perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. 3. Sejauh mana pengaruh karakteristik wirausaha terhadap kinerja usahanya baik secara parsial maupun simultan. Hal 135
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik wirausaha yang terdapat pada wirausaha/pengusaha manufaktur tahu sumedang di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. 2. Mengetahui kinerja usaha perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, ditinjau dari aspek produktivitas. 3. Mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan dari karakteristik wirausaha terhadap kinerja usaha pada perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. D. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan karakteristik wirausaha yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja usaha seorang wirausaha dalam bidang usaha manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Adapun rincian dari kegunaan ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Secara Umum : 1.1. Dari sudut informasi, dapat dijadikan bahan masukan bagi wirausaha Tahu Sumedang dalam mengembangkan karakteristik yang dimiliki guna mencapai kinerja usahanya. 1.2. Dari sudut guna laksana,dapat dijadikan dasar pembinaan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Sumedang melalui Dinas ,Instansi/Unit kerja yang terkait dengan kegiatan pembinaan usaha kecil dan menengah tersebut. 2. Secara Khusus : 2.1. Dari sudut pengembangan ilmu kewirausahaan, dapat memberikan tambahan informasi dan sumbang saran. 2.2. Dari sudut khazanah ilmu, dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian lain. E. Kajian Pustaka 1. Kewirausahaan Definisi kewirausahaan (entrepreneurship) menurut John J. Kao dari Harvard Business School dalam bukunya The Entrepreneur (Kao,1991:14) memberi definisi : Entrepreneurship is the attempt to create value through recognition of business opportunity, the management of risk taking appropriate to the opportunity and through the communicate and management skills tomobilize human, financial and material resources necessary to bring project to fruition Kewirausahaan adalah suatu usaha menciptakan nilai melalui pengenalan peluang usaha, memilih pengambilan resiko yang tepat sesuai dengan peluang yang ada dan melalui keahlian komunikasi dan manajemen untuk mendayagunakan sumber daya manusia, financial, dan bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan usaha.
2. Wirausaha Menurut Tarsis Tarmudji (1996:4) seorang wirausaha dapat diartikan :” seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup” Menurut Siagian (1995:4) adalah :”Pejuang yang gagah, luhur, berani, dan pantas menjadi teladan dalam bidang usaha yang mempunyai keberanian dalam mengambil resiko keutamaan, kreativitas, dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri”. Menurut Meredith (1994:5) adalah : Hal 136
Entrepreneurship are individuals who have abilities to see and assess business opportunity;to acquire source needed to gain the profit and take proper action to ascertain success. Seorang wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapat keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Dengan kata lain, wirausaha adalah individu individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi serta mengambil resiko dalam mengejar tujuan. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha harus mampu melihat adanya peluang, menganalisa peluang dan mengambil keputusan untuk mencapai keuntungan yang berguna bagi dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya dan kelanjutan usahanya sebelum peluang tersebut dimanfaatkan oleh orang lain. 3. Karakteristik Wirausaha Menurut Richard dan Kuratko (1995: 31- 38 ), terdapat sepuluh karakteristik wirausaha yang penting untuk keberhasilan bertahan usaha, meskipun tidak semua memiliki watak atau karakteristik wirausaha tersebut. Kesepuluh karakteristik tersebut adalah : 3.1. Technical Competence Karakteristik yang paling penting untuk sukses dalam usaha kecil adalah kemampuan teknikal. Teknik merupakan cara, metode atau ketrampilan melaksanakan persyaratan teknis dari jenis keahlian atau usahanya. Para pemilik perlu mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan. Hal pertama yang harus diketahui seorang wirausaha adalah sisi ‘ bagaimana melaksanakan’ pekerjaan tersebut. 3.2. Mental Ability Kemampuan mental didefinisikan sebagai kapasitas untuk mengetahui atau mengerti. Wirausaha menggunakan kemampuan mental ini untuk mengembangkan strategi-strategi tersebut, pemilik seharusnya memiliki kemampuan untuk memandang luas ( generalist ). Pengetahuan umum untuk membantu pemilik – manajer mengerti bagaimana semua pekerjaan tersebut saling bergantungan, yang diperlukan untuk mengembangkan objek dan rencana bisnis secara keseluruhan. Hal tersebut merupakan kemampuan untuk ‘ menarik segala sesuatu bersamaan’. 3.3. Opportunity Orientation Satu pola yang jelas di antara wirausaha-wirausaha sukses yang pikirannya berkembang adalah focus mereka lebih kepada peluang daripada sumberdaya, struktur atau strategi. Mereka mulai dengan peluang dan memberikan pengertian mereka terhadap peluang tersebut menuntut hal-hal lain yang penting. Mereka berorientasi pada tujuan dan dalam pencarian peluang, mempersiapkan tujuan yang tinggi namun dapat dicapai, kemungkinan mereka untuk memfokuskan energy mereka, selektif dalam memilih berbagai macam peluang dan mengetahui kapan untuk berkata tidak. Orientasi tujuan mereka juga membantu untuk mendefinisikan prioritas-prioritas dan menyediakan mereka ukuran untuk mengetahui seberapa baik penampilan mereka. 3.4. Initiative and Responsibility Menurut sejarah, wirausaha dipandang sebagai penemu yang bebas dan sangat percaya diri. Ada kesepakatan yang dipertimbangkan yang mempengaruhi Wirausaha-wirausaha efektif yang secara aktif mencari dan mengambil inisiatif. Mereka memiliki kemauan untuk menempatkan diri dalam situasi-situasi dimana mereka bertanggungjawab secara pribadi terhadap kesuksesan atau kegagalan akan jalannya operasi usaha. Mereka suka mengambil inisiatif dalam memecahkan suatu masalah atau mengisi kekosongan dimana kepemimpinan tidak ada. Mereka juga menyukai situasi dimana Hal 137
pengaruh pribadi mereka atas masalah-masalah dapat diukur. Hal ini merupakan tindakan alami wirausaha dalam mengemukakannya. 3.5. Integrity and Reliability Jujur dan dapat dipercaya membantu membangun dan menopang rasa percaya dan keyakinan wirausaha-wirausaha bisnis kecil, menemukan bahwa jujur dan dapat dipercaya ini merupakan hal yang sangat penting menuju sukses. 3.6. Tolerance for Failure Wirausaha-wirausaha menggunakan kegagalan sebagai suatu pengalaman. Masalah coba-coba (trial and error) dalam menjadi wirausaha sukses membuat penurunan dan ketidakpuasan yang serius suatu bagian yang utuh dari proses belajar. Wirausaha-wirausaha yang paling efektif cukup realistis untuk menerima kesulitan-kesulitan seperti itu. Mereka tidak menjadi kecewa, kecil hati atau depresi karena suatu penurunan atau kegagalan. Dalam waktu-waktu yang tidak tepat dan sulit, mereka mencari peluang. Banyak dari mereka percaya bahwa mereka dapat belajar lebih banyak dari kegagalan awal mereka daripada sukses pertama. 3.7. Internal Locus of Control Wirausaha sukses percaya pada diri mereka sendiri. Mereka tidak percaya bahwa kesuksesan atau kegagalan usaha mereka ditentukan oleh nasib, keberuntungan atau hal-hal semacam itu. Mereka percaya bahwa keberhasilan atau penurunan berhubungan dengan control dan pengaruh mereka sendiri dan bahwa mereka dapat mempengaruhi hasil dan tindakan-tindakan mereka. Atribut ini konsisten dengan motivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, keinginan untuk bertanggungjawab secara pribadi, dan keyakinan diri. 3.8. Human Relation Skills Wirausaha yang sukses memiliki kemampuan yang baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Karena itu, mereka tahu bagaimana bergaul dengan orang lain, termasuk karyawan mereka, rekan bisnis, supplier dan pelanggan. Tiga hal utama dalam kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain adalah : a. Komunikasi Menurut Kotler (1995:278-279) komunikasi yang efektif adalah : “Komunikasi yang efektif dilakukan dengan cara si pengirim dan si penerima berita mengetahui kebutuhan dan keinginan masing-masing.Pengirim harus memiliki keahlian menyampaikan pesan secara efisien dengan media yang tepat, dan berupaya mendapatkan tanggapan dari si penerima pesan”. b. Motivasi Menurut Thoby Mutis (1995:24) seorang wirausaha merupakan sumber daya langka yang dimotivasi oleh tiga hal, yaitu Suatu system balas jasa moneter atas usahanya, sebagian berkaitan langsung dengan kualitas dari output dan sebagian tidak. Suatu system reward atau punishment yang berkaitan dengan individu dengan kelompok dalam hierarki yang berbeda. Suatu mekanisme interpersonal approval/dispproval antara individu dengan kelompok dalam hierarki yang berbeda. c. Kepemimpinan Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut dengan penuh semangat berusaha mencapai tujuan (Gibson,1997:3). Hal serupa dikemukakan oleh Stoner (1995:161) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota Hal 138
kelompok. Jadi kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang yang mempengaruhi orang lain supaya bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah yang telah ditetapkan. 3.9. High Achievement Drive Merupakan suatu pemikiran keberhasilan wirausaha. Wirausaha berorientasi pada tindakan dan mengukur pekerjaan mereka dengan prestasi yang dicapai. Adapun tujuannya adalah untuk mencapai suatu kenyataan yang akurat sehingga dapat dipercaya dan tidak diragukan. Tanpa pengukuran, pemilik akan menduga apakah semua aktivitas telah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.Pengukuran biasanya menggunakan data perusahaan yang terbaru. 3.10. Creativity Kemampuan untuk mengolah atau memproses informasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru, orisinil (asli), serta penuh arti. Menurut Thomas W.Zimmerer dan Norman M.Scarborough (1995:51) :”Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan penyelesaian masalah peluang”. 4. Kinerja Usaha Kata “kinerja” merupakan terjemahan dari kata “performance”, yang secara umum diartikan sebagai cara-cara dan hasil yang telah dicapai seseorang atau sekelompok atau organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam konteks pengertian kinerja “performance” tersebut maka kinerja usaha dapat diterjemahkan sebagai proses, tata cara dan hasil pekerjaan yang dilaksanakan para wirausaha. Dapat juga diartikan bahwa kinerja merupakan ukuran suatu hasil yang menyatakan pertanyaan sederhana apa yang di peroleh dari tugas yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui sejauhmana kinerja dari suatu organisasi usaha, maka dipandang perlu melakukan suatu kegiatan evaluasi kinerja. Pentingnya evaluasi kinerja dari suatu organisasi usaha oleh Keban (1995:1) mengatakan bahwa : Bagi setiap organisasi, penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu.Penilaian tersebut dapat juga dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Pendapat Dwiyanto(1995:6) mengemukakan ada dua ukuran utama untuk menilai kinerja organisasi usaha yaitu”ukuran produktivitas dan ukuran kualitas pelayanan”. Keban (1995: 1) mengemukakan beberapa indikator untuk mengukur kinerja organisasi usaha, yakni : Indikator kualitas, kuantitas dan efisiensi pelayanan, indikator motivasi para wirausaha, monitor para kontraktor, melakukan penyesuaian budget, memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntut perbaikan pelayanan publik , serta adanya keadilan dalam memberikan pelayanan. Dalam perspektif usaha, kinerja usaha dapat diukur dari kualitas, kecepatan, produktivitas dan efisiensi pelayanan kepada pelanggan. Secara filosofi system wirausaha lahir dari, oleh, dan untuk melayani yang terjalin dalam suatu mekanisme hubungan kebutuhan. 5. Faktor – faktor Kinerja Usaha Menurut pendapat Siagian (2000:126) “Kinerja usaha merupakan salah satu indicator dalam menentukan bagaimana usaha yang harus dilakukan untuk mencapai produktivitas tinggi”. Dan terdapat beberapa segi kegiatan yang dapat mengindikasikan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi adalah : (1) Produktivitas, (2) Efektivitas, dan (3) Efisiensi. 5.1. Produktivitas
Hal 139
Adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran (output ) yang optimal, bahkan kalau mungkin yang maksimal. Produktivitas memiliki dua dimensi, dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian tujuan untuk bekerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kualitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua adalah efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Jadi pada prinsipnya bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara perencanaan dan realisasi dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas serta waktu yang dipakai untuk suatu pekerjaan. Dalam hal ini bagaimana kemampuan pemimpin suatu organisasi menggerakkan berbagai fasilitas untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam organisasi untuk mencapai produktivitas kerja sesuai target yang telah direncanakan. Produktivitas mengandung arti bahwa hasil yang diperoleh para pegawai sebagai anggota organisasi khususnya dari segi kuantitas mengalami peningkatan secara terus menerus (Produktif). Dengan perkataan lain, pegawai mampu untuk bekerja dan mencapai suatu hasil dari pelaksanaan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan bahkan hasil yang melebihi ketentuan yang ditetapkan ditinjau dari segi kuantitasnya. Produktivitas kerja pegawai mengandung pengertian kemampuan professional sebagai pelaksana tugas – tugas. 5.2. Efektivitas Siagian (2000:157), mengemukakan bahwa efektivitas adalah : Penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan sesuatu dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan. Efektivitas kaitannya dengan keberhasilan organisasi, Keterkaitan efektivitas dengan pencapaian tujuan organisasi adalah sejauh mana organisasi mampu merealisasikan tujuannya. Untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Beberapa kriteria efektivitas oleh Gibson,et.al.(1996:50), yaitu: 1.Produksi, mencerminkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan sejumlah barang dan jasa seperti yang dituntut oleh lingkungan. 2.Efisiensi, sebagai rasio keluaran disbanding masukan. 3.Kepuasan, ditujukan kepada karyawan terhadap pekerjaan mereka dan peran organisasi.4. Adaptasi, yaitu kemampuan dalam menanggapi adanya perubahan sehingga sarana pencapaian tujuan berhasil.4. Perkembangan, yaitu upaya mengembangkan kegiatan hingga lebih berhasil dari rencana yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut, satu hal penting tentang faktor yang berpengaruh efektivitas terhadap organisasi adalah para keryawan (pekerja) itu sendiri. Pada kenyataannya, para anggota organisasi adalah merupakan factor pengaruh yang paling penting atas efektivitas, karena perilaku anggota organisasi itulah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. 5.3. Efisiensi Siagian (2000:160) mendefinisikan kata efisiensi sebagai kesesuaian atas kemampuan untuk menyelesaikan atau keberhasilan dalam menyelesaikan tujuan yang dimaksud. Tenaga yang memadai, keefektifan, daya guna. Efesiensi dapat pula dinyatakan sebagai upaya berpedoman pada prinsip ekonomi. Menurut Winardi(1988:1), efisiensi berarti mencapai hasil terbesar dari sumbersumber daya yang langka, guna mencapai tujuan apapun yang ingin diraih organisasi yang bersangkutan. Konsep efisiensi mengandung arti bahwa para karyawan/pegawai sebagai anggota organisasi senantiasa mampu bersikap dan berperilaku yang efisien dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. F. Kerangka Pemikiran Hal 140
Penelitian ini terdiri dari satu unsur variable independen, yaitu variable karakteristik wirausaha (Kuratko dan Hodgetts, 1995) yang mencakup sub variabel : Technical Competence(X1), Mental Ability(X2), Opportunity Orientation(X3), Initiative and Responsibility(X4), Integrity and Reliability(X5), Tolerance for Failure(X6), Internal Locus of Control(X7), Human Relations Skills(x8), High Achievement Drive(X9), dan Creativity(X10), dan satu variabel dependen, yaitu kinerja usaha(Y). Siagian(2000:126), mengemukakan bahwa kinerja usaha merupakan salah satu indicator dalam menentukan bagaimana usaha yang harus dilakukan untuk dapat mengidikasikan berhasil tidaknya pelaksanaan usahanya tersebut, yaitu melalui produktivitas yang mencakup efektivitas dan efisiensi. Karakteristik Wirausaha ------- X1 – X 10 --------------Kinerja Usaha –Produktivitas(Efektivitas dan Efisiensi) G.Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dan struktur hubungan antara karakteristik wirausaha dengan kinerja usaha diatas, dapat ditarik suatu hipotesis, yaitu: Faktor-faktor dari karakteristik wirausaha, yang terdiri dari : Technical Competence, Mental Ability, Opportunity Orientation, Initiative and Responsibility, Integrity and Reliability, Tolerance for Failure, Internal Locus of Control, Human Relations Skills, High Achievement Drive, dan Creativity, memiliki pengaruh, baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja usaha perusahaan dalam aspek produktivitas. H.Metode Penelitian 1.Metode yang digunakan Adalah descriptive dan explanatory survey, yaitu suatu metode yang tidak hanya melihat gambaran umum tetapi juga melihat apakah terdapat pengaruh antar variabel dan sejauh mana pengaruh tersebut ada. Untuk menjawab permasalahan itu digunakan pendekatan analisis jalur (Path Analysis ). Analisis jalur menganalisa hubungan kausal, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat(Kerlinger, 1973:305). 2.Operasionalisasi Variabel Variabel bebas Karakteristik Wirausaha (X) konsep : Nilai, Sikap, dan perilaku yang harus dimiliki dan dilaksanakan untuk menjalankan proses kegiatan usahanya, dalam mencapai kegunaan yang maksimal. Variabel tak bebas Kinerja (Y) konsep : Kemampuan mencapai target produktivitas usaha dan keuntungan, dalam kesinambungan dan pengembangan industri. 3.Sumber dan cara penentuan Data. 3.1.Populasi, Sampel dan Responden Yang menjadi populasi sampling dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur Tahu Sumedang di Sumedang Utara. Populasi sasaran adalah pengusaha atau manajer yang berwira usaha Tahu di Sumedang Utara. Responden adalah sampel pengusaha Tahu Sumedang di Sumedang Utara, dengan kriteria : 1.Wirausaha yang dijalankan merupakan usaha pembuatan dan pengolahan tahu siap dikonsumsi konsumen. 2. Responden berwirausaha di daerah Sumedang Utara. 3.Perusahaan tahu sebagai ladang wirausaha responden telah berjalan diatas 3 tahun, dan 4.Responden yang merupakan pengusaha adalah seorang manajer yang memiliki aset fisik dan sumber daya manusia, dalam menjalankan usahanya. 3.2.Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, wawancara, pengamatan dan observasi. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka, yaitu dengan mempelajari referensi dan hasil laporan. 4.Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis Hal 141
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (Path analisis), yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, sesuatu variabel penyebab yang terdiri atas Technical Competence(X1), Mental Ability(X2), Opportunity Orientation(X3), Initiative and Responsibility(X4), Integrity and Reliability(X5), Tolerance for Failure(X6), Internal Locus of Control(X7), Human Relations Skills(x8), High Achievement Drive(X9), dan Creativity(X10), terhadap variabel akibat kinerja usaha (Y) pada wirausaha perusahaan tahu Sumedang. Diagram jalur, diartikan sebagai berikut : 1. Hubungan antara X1,X2,…X10 ke Y merupakan kausal (panah berkepala satu), diukur besarannya berdasarkan koefisien jalur yang masing-masing adalah pyx1,pyx2,…pyx10 yang menyatakan pengaruh langsung X1 pada Y, dan seterusnya. 2. Pengaruh yang sifatnya langsung dapat terjadi dari Y ke X1, kembali ke Y. Sedangkan pengaruh yang sifatnya tidak langsung dapat terjadi dari Y ke Xi melalui Xj kembali ke Y;(i= 1,2,..10; j=1,2..10) 3. Hubungan antara X1,X2,X3…X10, merupakan hubungan korelasional(tanda panah dua arah), besaran antara korelasi antar variabel ini diukur dengan koefisien korelasi Pearson(rxi.xj), sehingga masing-masing dinyatakan sebagai: rx1.x2,rxi.x3,rx1.x4,rx2.x3…dan rx9.x10. Pengujian Hipotesis secara parsial ---Ho : py.xi = 0 melawan H1 : pyxi # 0 ( I = 1,2,3,,,10) Pengujian sifatnya dua arah, sebab proposisi hipotek tidak mengisyaratkan apakah pengaruh x1 terhadap y itu merupakan pengaruh yang positif atau negatif. Statistik uji yang digunakan untuk pengujian parsial yaitu uji t. Pengujian secara simultan (keseluruhan)----Ho : pyx1=pyx2=pyx3=…=pyx10=0 H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah pyxi # 0 (i=1,2,3,…10) Statistik uji yang digunakan untuk pengujian keseluruhan yaitu uji F. Kriteria pengujian : Ho ditolak bila F hitung > F tabel, H1 ditolak bila F hitung < F tabel Analisis data yang dilakukan untuk pengujian terhadap hipotesis penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan paket program Komputer SPSS 12,0 for Windows. I. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Profil Pengusaha Tahu Sumedang Terdapat 300 pengusaha tahu yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berada dan berdomisili di Kabupaten Sumedang. Khusus yang menjadi pengamatan dalam penelitian ini pengusaha tahu di kecamatan Sumedang Utara berjumlah 39 Pengusaha. Berdasarkan probabilitas sampel minimal dengan rumus Maximum Methods, maka sampel minimal atau responden sebanyak 25 orang. Dari 25 responden yang sudah diamati didapat hasil sebagai berikut. 1.1 Jenis Kelamin Responden pengusaha tahu di kecamatan Sumedang utara sebanyak 2 orang berjenis kelamin perempuan dan mayoritas sebanyak 23 orang berjenis kelamin laki-laki. Ini terjadi karena di Kabupaten Sumedang persaingan kerja/wirausaha ataupun aktivitas lainnya masih mempertahankan kelompok laki-laki daripada perempuan. 1.2 Usia Responden pengusaha tahu di Kecamatan Sumedang utara kebanyakan berusia 50 tahun keatas. Dapat diyakini bahwa mereka yang berusaha pada bidang usaha kecil tahu sumedang, diawali sejak mereka berusia muda, dan mereka berpengalaman dalam bidang ini, sehingga kalau diukur sampai saat ini mereka yang berpengalamanlah yang mempunyai usia minimal 50 tahun.
1.3 Jenjang Pendidikan Hal 142
Sebanyak 48% pengusaha tahu dikecamatan Sumedang utara berpendidikan SLTA dan sederajat. Ini terjadi karena di Kabupaten Sumedang khususnya di Kecamatan Sumedang utara, kurang memperhatikan masalahsumber daya manusia. Mereka beranggapan bahwa berusaha di bidang tahu tidak memerlukan pendidikan formal secara memadai. Namun pada kenyataannya, untuk mengembangkan usaha perlu mempersiapkan SDM yang memadai dari sisi tingkat pendidikannya sehingga usaha yang digeluti dapat berkembang. 1.4 Status Usaha Responden tahu di Kecamatan Sumedang utara sebanyak 52% dengan status milik sendiri. Mereka berasumsi bahwa usaha kecil atau home industri yang mereka lakukan merupakan aktivitas rumah tangga individu yang tidak harus dimiliki oleh gabungan. 1.5 Lama Usaha Responden pengusaha tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang utara sebanyak 40% yang lama usahanya sampai dengan 10 tahun, sisanya mereka berusaha selama 11 tahun hingga 20 tahun lebih. 1.6 Jumlah Karyawan Sebanyak 44% responden memiliki karyawan dengan jumlah 6-10 orang. Menurut Lupiyoadi dan J.Wacik ( 1998:13), di Negara kita usaha kecil sangat sulit didefinisikan dengan angka-angka, sehingga diambil dari pengertian secara umum saja, bahwa usaha kecil adalah suatu bentuk usaha yang tidak tergantung kepada pemilik dan manajemennya serta tidak menguasai/mendominasi pasar, tidak menjadi bagian dari bisnis lainnya.
2.Karakteristik Wirausaha 2.1.Technical Competence / Kemampuan Pengusaha Untuk Menjalankan Usahanya. Indikator : Tingkat Keterampilan. 60% responden menyatakan setuju, bahwa terdapat hubungan keterampilan dalam bekerja dengan kemampuan kerja. Menurut Subanar(1998:14) seorang wirausaha dengan keterampilan dan strateginya mampu menciptakan suatu peluang, mengantisipasinya serta mengupayakan kesuksesan bagi diri, perusahaan, maupun orang lain. Indikator : Tingkat Kemampuan. 60% responden mampu mengelola aktivitas usahanya dengan kemampuan sendiri dan tidak hanya mengandalkan orang lain. Dalam hal ini apabila karyawan berhalangan dating maka pengusaha atau pemilik tersebut dapat mengolahnya sendiri, sehingga tidak mengganggu aktivitas perusahaan. Indikator : Tingkat Pengalaman 72% responden sudah ada pengalaman dalam mengelola usahanya. Menurut Rusman Hakim(1998:8) pengalaman merupakan watak dasar bagi seseorang yang berminat menjadi wirausaha. Dalam hal ini pengusaha tahu di Kecamatan Sumedang utara memenuhi salah satu kriteria wirausaha, yaitu pengalaman dalam mengelola perusahaan yang sedang digelutinya. 2.2.Mental Ability / Kemampuan untuk mengerti atau Mengerjakan hal – hal yang khusus Indikator : Tingkat Kepekaan / Tingkat Kepedulian 52% responden peduli terhadap konsumen dalam menjalankan usahanya.
Indikator : Tingkat Kesabaran Hal 143
64% responden sabar dan peka dalam menghadapi keinginan konsumen yang beragam. Mereka beranggapan bahwa dengan kesabaran dalam menghadapi keinginan konsumen yang beragam akan tetap mempertahankan dan juga menambah kuantitas pelanggan. Indikator : Tingkat Ketekunan 72% responden memahami keinginan konsumen yang mutlak dilakukan supaya usahanya berhasil. 2.3.Opportunity Orientation / Kemampuan untuk Melihat dan Menangkap Peluang. Indikator : Peluang Usaha 64% responden atau pengusaha tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara mempunyai peluang usaha untuk masa depan. Menurut Bygrave (1994:2), bahwa seseorang wirausaha adalah orang yang melihat sebuah organisasi, kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Jadi dengan peluang itu akan membawa mereka pada masa depan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Indikator : Kejelian 52% responden kurang jeli dalam mencari peluang. Hal ini disebabkan karena pengusaha tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara sudah merasa puas dengan bidang usaha tahunya, tanpa harus mencari peluang usaha yang lain. Indikator : Usaha 56% responden setuju bahwa peluang yang ada dalam usaha kemungkinan dapat dikembangkan lagi. Sesuai dengan Bygrave (1994:2) yang menekankan pada setiap orang untuk menilai sesuatu bisnis yang baru, prosesnya adalah dengan menciptakan suatu organisasi. 2.4.Initiative and Responsibility / Kemampuan Mandiri dalam Mengambil Tindakan dan Mempertanggungjawabkan Semua Kegiatan Usaha. Indikator : Tanggung jawab 68% responden mempunyai tanggungjawab yang tinggi atas hasil kerjanya. Indikator : Problem Solving 72% responden dapat memecahkan masalah dan peduli terhadap masalah yang muncul pada perusahaannya. 2.5.Integritiy and Reability / Keinginan Berkata Jujur dan Memperoleh Kepercayaan Konsumen Indikator : Integritas Diri 60% responden meyakini dalam integritas diri dalam perusahaan itu, terdapat hubungan yang erat antara kejujuran yang mereka lakukan terhadap kepercayaan konsumen. Dengan kepercayaan tersebut, konsumen akan tetap menjadi pelanggan bagi perusahaannya. Indikator : Kepercayaan Konsumen 68% responden menyatakan tinggi tingkat kepercayaan konsumen terhadap mereka, dan dalam hal ini pengusaha tahu di Kecamatan Sumedang Utara merasa lebih mudah untuk mempertahankan kepercayaan yang diberikan oleh konsumen terhadap perusahaannya daripada harus menarik konsumen baru. 2.6.Tolerance for Failure / Kemampuan Pemilik dalam Menerima Hal – hal yang Mungkin Terjadi. Indikator : Toleransi Responden dalam menerima hal – hal yang mungkin terjadi dalam perusahaannya selalu toleransi dan cukup toleransi. Hal 144
Indikator : Resiko 48% responden memiliki sikap berani dalam menghadapi suatu pekerjaan yang mempunyai resiko. 2.7.Internal Locus Of Control / Pengendalian akan Diri Sendiri Indikator : Percaya Diri 52% responden pengusaha tahu di Kecamatan Sumedang Utara cukup percaya diri terhadap kemampuan yang ia miliki. Indikator : Keberuntungan 52% responden merasa cukup mungkin bahwa keberuntungan merupakan factor utama dalam mencapai keberhasilan. 2.8.Human Relation Skill / Kemampuan Dalam Menjalin Hubungan dengan Orang Lain Indikator : Komunikasi 44% responden pengusaha tahu di Kecamatan Sumedang Utara cukup baik dalam berkomunikasi dengan karyawan dan orang lain, karena mereka beranggapan bahwa dengan adanya komunikasi yang baik dapat membvantu di dalam bekerja. Indikator : Kerjasama 52% responden pengusaha tahu di Kecamatan Sumedang Utara kerjasama dengan karyawan dalam mengerjakan tugas berlangsung baik. 2.9.High Achievement Drive / Kemampuan Pemilik untuk Mencapai Kesuksesan Usaha Indikator : Perencanaan 40% responden pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara cukup matang dalam perencanaan sehingga hasil yang diperoleh pada saat itu sesuai dwengan yang diharapkan, Sesuai Lupiyoadi(1998:75) bahwa melakukan perencanaan strategis bagi perusahaan yang mencakup misi perusahaan, tujuan yang ingin dicapai, pemilihan dan pengembangan strategi dan penentuan pedoman kebijakan. Indikator : Ingin Maju 40% responden merasa kurang setuju/kurang puas dengan kondisi usaha saat ini. Perencanaan strategis perusahaan yang dilakukan oleh pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara walaupun tidak bersifat formal, namun setidaknya menyintesiskan intuisi dan kreativitas mereka dalam visi masa depan. 2.10.Creativity / Kemampuan Pemilik untuk Mengembangkan Usaha Indikator : Kreativitas 48% responden pengusaha tahu Sumedang di Kec.Sumedang Utara melakukan kreativitas didalam team kerja untuk dapat berhasil. Edward de Bono (1970) mengungkapkan paling tidak ada 4 tahapan dalam proses kreatif, yakni : akumulasi pengetahuan, proses inkubasi, melahirkan ide, evaluasi dan implementasi. Pendapat ini kaitannya dengan pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara, melakukan tahapan akumulasi pengetahuan, salah satunya adalah penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang tengah digelutinya. Indikator : Inovasi / Pengembangan 44% responden melakukan pengembangan/Inovasi dalam usahanya. Menurut Kuratko (1995) ada 4 jenis inovasi, yakni : Invensi (penemuan), Ekstensi (pengembangan), Duplikasi (penggandaan) dan Sintesis. Pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara melakukan salah satu jenis inovasi dari Kuratko, Hal 145
yaitu ekstensi atau pengembangan produk. Dari rasa, desain produk dfibuat sedemikian rupa, tidak lain adalah untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan mencari pelanggan baru.
3.Kinerja Usaha 3.1.Produktivitas 56% responden menyatakan baik terhadap produktivitas dari sisi hasil/produk saat ini. Di Kec.Sumedang Utara sudah melakukan perbandingan antara perencanaan produk/target produk dengan realisasi. Berapapun target tersebut selalu habis terjual di pasaran. Untuk produktivitas kerja karyawan atau pekerja pada perusahaan sudah memenuhi harapan manajemen atau pengusaha. Karyawan lah yang melakukan kegiatan produktivitas ini, tentunya karyawan yang memiliki kualitas kerja yang memadai, sesuai dengan target yang diharapkan pengusaha/pemilik. 3.2.Efektivitas 76% responden pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara dalam hal penjualan produknya sudah sesuai dengan target yang diharapkan. Berapa pun target produk yang direncanakan selalu habis terjual, baik konsumen dating sendiri ke perusahaan/kios ataupun dijajakan oleh pedagang kaki lima atau pedagang asongan. Tren penjualan dari waktu ke waktu tinggi, dengan target produksi yang sesuai target, tentu tren penjualan tersebut akan tinggi karena target yang ingin dicapai oleh pengusaha setiap saat naik. 48% responden pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara tidak setuju dengan pernyataan hasil penjualan selalu dapat menutupi ongkos produksi. Yang kita ketahui bahwa, pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara adalah wirausaha atau usaha kecil. Menurut Subanar (1998:5) bahwa wirausaha atau usaha kecil salah sdatu cirinya adalah dengan modal dibawah 100.000.000 rupiah, juga usaha kecil bisa dilakukan di rumah – rumah, atau home industri . Dari kenyataan tersebut, sebagian besar pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara membuat/memproduksi tahu di rumah – rumah, secara tidak langsung beban biaya produksi tetap dalam hal ini adalah rekening listrik, rekening air, biaya sewa gedung atau sewa tanah/lahan tempat berproduksi menyatu dengan beban rumah tangga nya. Dengan kata lain, beban biaya produksi tidak terlepas dari biaya rumah tangga yang sulit dipisahkan. Pantaslah kalau tidak selamanya hasil penjualan tahu tidak bisa menutupi ongkos produksi. 3.3.Efisiensi 48% responden pengusaha tahu Sumedang dapat mempertahankan laba perusahaannya, sesuai dengan anggaran pendapatannya. Pada saat pengusaha tahu Sumedang merencanakan target produksinya, sudah tergambar berapa pendapatan yang akan diperoleh. Dengan pendapatan tersebut akhirnya laba perusahaan dapat dipertahankan. Responden pengusaha tahu di Kec.Sumedang Utara kurang setuju dengan pernyataan bahwa tingkat laba proporsional dengan bunga uang. Bunga merupakan sejumlah nominal uang yang harus dikeluarkan oleh kas perusahaan dan menjadi beban bagi perusahaan tersebut. Apabila pihak perusahaan mendapat bantuan /kredit dari bank. Bunga yang dibayarkan perusahaan setiap bulan. Sedangkan laba perusahaan diperoleh setiap hari. Jadi jelas bahwa tingkat laba tidak proporsional dengan bunga uang. 4.Mempelajari Pengaruh Karakteristik Wirausaha Terhadap Kinerja Usaha Hasil dari Uji Validitas Instrumen Penelitian, perhitungan untuk korelasi item – item dalam kuesioner setiap variabel, menggunakan bantuan hitungan program SPSS for Windows, masing – masing diperoleh: 4.1.Variabel Karakteristik Wirausaha a.Sub Variabel “ Technical Competence” dinyatakan Valid atau dapat dipakai dalam analisa data. b.Sub Variabel “Mental Ability” dinyatakan Valid atau dapat dipakai dalam analisa data. Hal 146
c.Sub Variabel “Opportunity Orientation” dinyatakan tidak valid sehingga item ini tidak digunakan dalam penelitian selanjutnya. d.Sub Variabel “Initiative and Responsibility”dinyatakan Valid atau dapat dipakai dalam analisa data. e.Sub Variabel “Integrity and Reability” dinyatakan Valid atau dapat dipakai dalam analisa data. f.Sub Variabel “Tolerance for Failure” dinyatakan Valid atau dapat dipakai dalam analisa data. g.Sub Variabel “Internal Locus of Control” dinyatakan Valid atau dapat dipakai dalam analisa data. h.Sub Variabel “Human Relation Skill” dinyatakan tidak Valid sehingga item ini tidak digunakan dalam penelitian selanjutnya. i.Sub Variabel”High Achievement Drive” dinyatakan tidak Valid sehingga item ini tidak digunakan dalam penelitian selanjutnya. j.Sub Variabel “Creativity” dinyatakan tidak Valid sehingga item ini tidak digunakan dalam penelitian selanjutnya. 4.2.Variabel Kinerja Usaha Semua item dalam Sub Variabel Kinerja Usaha dinyatakan Valid atau dapat dipakai dalam analisa data. Uji Reliabilitas yang diperoleh dari hasil program SPSS berdasarkan menu Reliability Analysis yang hasilnya langsung dapat diperoleh dengan ukuran atau skala koefisien alpha Cronbach, yaitu: Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukur tentang Variabel Karakteristik Wirausaha (X) keandalan ujinya cukup andal. Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukur Variabel Tentang Kinerja Usaha (Y) keandalan ujinya cukup tinggi.
J. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut : 1.Dari sepuluh Sub Variabel karakteristik wirausaha yang dianalisis melalui taksiran koefisien jalur (Path Coeficient), ternyata hanya 4 sub variabel yang signifikan yang mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja usaha pada perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara. 2.Empat Sub Variabel yang signifikan tersebut adalah : Technical Competence (X1), Opportunity Orientation (X3), High Achievment Drive (X9), dan Creativity (X10). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : a.Pengaruh Technical Competence terhadap kinerja usaha perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, menunjukkan hasil atau pengaruh yang cukup dominan yaitu sebesar 43,196%. Pada prinsipnya untuk meningkatkan hasil usaha, seorang wirausaha perlu mempunyai kemampuan yang baik dalam mengembangkan hasil usahanya. b.Pengaruh Opportunity Orientation dalam karakteristik wirausaha terhadap kinerja usaha perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang sebesar 25,214%. Fakta ini menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup baik terhadap kinerja usaha perusahaan. c.Sub Variabel High Achievement Drive tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja usaha perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, karena hasil perhitungan hanya sebesar 2,445%. Namun demikian, secara teoritis kemampuan High Achievement Drive bagi wirausaha dapat mendukung kesuksesan usahanya. d.Sub Variabel Creativity dalam karakteristik wirausaha terhadap kinerja usaha perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang sebesar 10,509%. Ini menunjukkan tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap kinerja usaha. Hal 147
3.Total pengaruh ke-4 sub variabel karakteristik wirausaha yang signifikan terhadap kinerja usaha perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang sebesar 81,364%. Sedangkan 18,636% dipengaruhi oleh 6 sub variabel karakteristik wirausaha yang tidak signifikan, yaitu mental ability, initiative and responsibility, integrity and reliability, tolerance for failure, locus of control, dan human relations skills. Bukan berarti ke 6 sub variabel tersebut tidak memiliki pengaruh, tetapi pengaruh dari ke 6 sub variabel tersebut tidak cukup berarti untuk mempengaruhi kinerja usaha pada perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. 2.Saran – saran. 1.Pengusaha pada perusahaan manufaktur tahu Sumedang di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, perlu mengembangkan perencanaan yang cukup matang sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Juga perencanaan yang baik merupakan prediksi, intuisi dan kreativitas untuk masa depan yang mendukung kesuksesan usahanya. 2.Untuk meningkatkan hasil usahanya, pengusaha perlu mempunyai kemampuan creativity. Dengan kreativitas yang diciptakan, yaitu melakukan eksistensi atau pengembangan produk untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada dan menciptakan pelanggan baru. K. Daftar Pustaka Alma, Buchari.(2004). Kewirausahaan, Penuntun Perkuliahan Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi.(1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Drucker.Peter F.(1993). Inovation and Entepreneurship. New York: Harper Business Gibson, James L. John M.Ivancevich.(1997).Organizationss,Behavioral,Process and Structure. New York: Richard D.Irwin Inc. Harimurti Subanar.(1998).Manajemen Usaha Kecil.Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE. Hasibuan,Nurimansyah.(1994).Oligopoli di Indonesia : Kasus Sektor Industri.Jakarta : Prisma Hisrich,Robert D. And Michael P Peter.(1995).Enterpreneur Starting,Develoving and Managing A New Enterprice.Tokyo : Topan Company Ltd. Kao.John I. Enterpreneurship. Creativity and Organization. Text, Cases and Readings.New Jersey : Prentice Hall.Englewood Cliffs. Kotler, Phillip (1995). Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Alih Bahasa Ancella Anitawati Hermawan.Jakarta : Salemba Empat. Kuratko, Donald F and Richard M.Hodgets.(1995). Enterpreneurship: A Conterporary Approach. Third Edition. Florida : The Driden Press. Harcout Brace College Publisher. Maleong, Laxy.(1990).Metodologi Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia. Meredith.(1994). Enterpeneurship. New York Rambat Lupiyoadi dan Jero Wacik.(1999). Wawasan Kewirausahaan , Cara Mudah Menjadi Wirausaha. Jakarta : Lembaga Penelitian Penerbitan FE Universitas Indonesia. Rusman Hakim.(1998). Kiat Sukses Berwirausaha. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Scarborough. Norman M and Thomas Zemmerer (1996) Effective Small Business Management. New York. Mac Milan Publishing Company. Stoner, J.A.F (1995). Management. Ontario : Prentice – Hall Inc. Tarsis, Tarmudi.(1996). Petunjuk Praktis Wirausaha. Jakarta : Gramedia. Thoby Mutis (1995). Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta : PT. Grasindo. PERGESERAN PARADIGM DAN REKONSTRUKSI HUKUM PELAYANAN PUBLIK Oleh: H.Z.A. Sastramihardja, SH., MH. Hal 148