Oleh: Agung Mustofa (6207030006) Muhammad Hisyam (6207030022) JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
Latar Belakang Penggunaan aluminium dalam dunia industri dan perkapalan semakin berkembang dengan baik, pada kenyataannya aluminium mempunyai banyak keunggulan dari pada kayu maupun baja yang lazim digunakan dalam pembuatan kapal. Aluminium juga memiliki keunggulan antara lain tahan terhadap korosi, penghantar panas dan listrik yang baik. Diantara las yang dapat digunakan untuk pengelasan aluminium adalah las GMAW, las ini merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Sedangkan penggunaan sudut bevel yang berbeda pada pengelasan akan mengakibatkan perbedaan kekuatan tarik pada masing – masing sudut dengan variabel voltase dan ampere yang sama.
Perumusan Masalah Berapa besar kekuatan tarik yang dihasilkan pada masing-masing sudut bevel. Bagaimana hasil uji bending pada masingmasing sudut bevel. Berapa banyak pemakaian kawat las terhadap material (gr) dan waktu yang dibutuhkan pada masing-masing sudut bevel.
Tujuan Penulisan Mengetahui perbedaan kekuatan tarik yang dihasilkan pada masing-masing sudut bevel. Mengetahui hasil uji bending pada masing-masing sudut bevel. Mengetahui kebutuhan material (kawat las).
Batasan Masalah
Material yang digunakan plat aluminium 5083. Tebal material yang digunakan adalah 10 mm. Variasi sudut bevel yang digunakan 30º, 40º, dan 50º. Bentuk kampuh yang digunakan adalah bentuk kampuh V. Standard yang digunakan dalam pengujian adalah ASME IX. Pengujian bending menggunakan transversal bend. Kawat las yang digunakan adalah ER5356
Metode Penelitian
Data Hasil Pengujian tensil Data awal sebelum material diuji sebagai berikut ;
Data hasil pengujian tensil dan rata - ratanya
Data hasil pengujian bending Data hasil pengujian bending dengan diameter mandrel 40
Hasil perhitungan kawat las t l ρ
= 10 mm = 300 mm = 2,7 gr/cm3
Berat logam las pada sudut 30° per 300 mm adalah 56,1 gr Berat logam las pada sudut 40° per 300 mm adalah 81,65 gr Berat logam las pada sudut 50° per 300 mm adalah 115,67 gr
Kesimpulan
Pada hasil pengujian tensil, material uji patah di weld metal dengan hasil reject pada semua benda uji. Nilai tensil terbesar pada sudut bevel 50° dengan nilai tensil 250 N/mm2 dan nilai tensil terkecil pada sudut bevel 30o dengan nilai tensil 160 N/mm2. Pada hasil pengujian bending dengan diameter mandrell ≤ 40 material dinyatakan rejek, karena baru mendapat tekanan sebentar langsung terjadi keretakan, berarti material tersebut sangat getas (britel). Pada hasil perhitungan filller sudut bevel 50o membutuhkan filler 115,67 gr sedangkan sudut bevel 40o membuthkan filler 81,65 gr dan sudut bevel 30o membutuhkan filler 56,1 gr.
Saran
Pada pengelasan aluminium dengan proses GMAW perlu diperhatikan keadaan udara disekitar pengelasan, karena udara sangat mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada proses pengelasan sehingga mempengaruhi hasil las. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan teliti dalam suatu penelitian maka perlu dilakukan range dan jumlah sampel yang lebih banyak. Untuk meminimalkan kesalahan dalam pengujian tensil dan bending perlu dilakukan nya Non Destructive Test terlebih dahulu. Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut misalnya pemakaian berbagai macam gas pelindung, variasi ketebalan pelat, posisi pengelasan, variasi sambungan pelat, dan penambahan variasi pengujian demi mendapat data yang lebih memuaskan, yang dapat dibahas dalam tugas akhir yang lain. Sebelum dilakukan pengelasan perlu dilakukan preheat agar laju pendinginan berjalan pelan sehingga tidak getas (britel) Pada pengujian bending dengan diameter mandrel >40 mungkin ada yang accept.
TERIMAKASIH……..