Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Pelaporan Perkebunan Berbasis WebGIS Menggunakan Google Fusion Dan Open Data Kit (Studi Kasus Kebun Kopi Banaran)
Artikel Ilmiah
Oleh : Adhikrist Soetrysno Agrapatria NIM : 672010005
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2016
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PELAPORAN PERKEBUNAN BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN GOOGLE FUSION DAN OPEN DATA KIT (Studi Kasus Kebun Kopi Banaran) Adhikrist Soetrysno Agrapatria1, Frederik Samuel Papilaya2, Michael Bezaleel Wenas3 Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penyampaian informasi pelaporan dalam suatu Perusahaan Perkebunan Kopi yang tidak baik dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan. Salah satu masalah yang terjadi dalam Perkebunan Kopi Banaran adalah keterlambatan penyampaian informasi tentang kejadian di wilayah perkebunan. Teknologi yang masih manual menjadi alasan yang menyebabkan pelaporan berjalan tidak tepat waktu. Untuk meminimalisir masalah pelaporan, maka diperlukan teknologi informasi yang dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan sistem pelaporan pada Perkebunan Kopi Banaran. Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibutuhkan teknologi informasi terkini yang dapat menggantikan teknologi terdahulu. Penelitian ini menggunakan perpaduan teknologi informasi, antara lain : Google Maps API digunakan untuk menampilkan pencitraan wilayah kebun kopi, Fusion Tables API digunakan sebagai cloud database dan Open Data Kit sebagai aplikasi pada smartphone yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan. Pada penelitian ini menggunakan aplikasi pelaporan perkebunan berbasis WebGIS. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Aplikasi Pelaporan Perkebunan dapat membantu proses pelaporan pekerjaan harian pada Kebun Kopi Banaran. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Google Maps API, Fusion Tables API, Open Data Kit
Abstract Submission of the reporting informations in a coffee plantation company that are not suitable can cause a variety of problems. One of the problem that occurs in the Coffee Plantation Banaran is the late submission of the information about some occurrences in the plantation area. The use of manual technology becomes the reasons that causes the reporting system can't be finished on time. To minimize the reporting problem, an information technology that can help to full fill the needs of the reporting system on Banaran Coffee Plantation is needed. Based on that problem, the latest information technology is needed to replace the previous technology. This study using a combination of information technology, which are: the Google Maps API that is used to portray the 1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2
1
imaging area of coffee plantations, Fusion Tables API is used as a cloud database and Open Data Kit as an application on a smartphone that is used to collect data in the field. This study also uses WebGIS-based reporting application plantations. The conclusion from these studies show that plantations Reporting Applications can help the process of reporting system on the daily work Banaran Coffee Plantation. Keywords : Geographic Information System, Google Maps API, Fusion Tables API, Open Data Kit
2
3
4
5
6
7
1. Pendahuluan PT. Perkebunan Nusantara IX merupakan salah satu perusahaan perkebunan milik Negara yang menghasilkan dan membudidayakan produk tanaman karet, kopi, kakao, gula, dan teh [1]. Salah satu perkebunannya terletak di Banaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai perusahaan yang cukup berpengaruh terhadap pemasukan Negara, diharuskan memiliki sistem pengelolaan yang baik. Perkebunan kopi banaran memiliki luas lahan 385 hektar area tentunya proses pelaporan antar pekerja lapangan dengan staf perusahaan di kantor harus cepat dan tepat. Dalam proses tersebut, sejak awal perusahaan menerapkan teknologi yang masih serba manual yang diharapkan mampu membantu kegiatan pelaporan. Perkebunan Kopi Banaran yang memiliki lahan yang begitu luas memiliki kesulitan dalam proses pelaporan pekerjaan sehari-hari sehingga proses pekerjaan dapat dikatakan berjalan lamban. Hal tersebut berdampak pada efisiensi waktu dan menimbulkan potensi kerugian bagi perusahaan. Hasil wawancara dengan salah seorang staf Kebun Kopi Banaran yaitu Bpk. Suryanto, dikemukakan bahwa potensi kecurangan yang cukup besar juga dapat terjadi dikarenakan proses pelaporan masih manual menggunakan formulir yang dapat dengan mudah dimanipulasi oleh oknum pekerja. Produk teknologi informasi menjadi keunggulan suatu perusahaan dalam menata sistem yang telah ada maupun yang akan hadir nantinya. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan Perkebunan Kopi Banaran dapat diatasi menggunakan produk teknologi informasi berbasis web yaitu Google. Prinsip teknologi Google adalah privasi yang akan memandu keputusan yang akan dibuat pada setiap jenjang perusahaan. Keunggulan teknologi Google hadir dengan berbagai fitur yang ditawarkan dan saling terintegrasi. Ruang lingkup penelitian ini adalah kehadiran teknologi WebGIS yang akan menunjang kebutuhan informasi geografis pada perkebunan kopi Banaran berbasis web. Penelitian ini akan menggunakan fitur-fitur produk dari Google yaitu Google Maps API dan Open Data Kit. Google Maps API digunakan sebagai platform Geographic Information System sebagai media penyampaian informasi di wilayah perkebunan, sedangkan Open Data Kit digunakan sebagai pengumpul data yang diimplementasi pada Smartphone berbasis Android serta fitur Google Fusion sebagai penyimpan data. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana merancang aplikasi sistem pelaporan pada kebun kopi Banaran menggunakan Open Data Kit sebagai data collecting, Google Fusion sebagai tempat penyimpanan data dan Google Maps sebagai media dalam menyampaikan informasi. Diharapkan aplikasi yang digunakan dapat mempercepat proses pelaporan kebun kopi sehingga berjalan tepat waktu. Petugas di lapangan hanya perlu membawa smartphone untuk pengambilan data-data yang dibutuhkan dalam proses penyampaian informasi. Tujuan penelitian ini adalah pemanfaatan teknologi informasi yang dapat menunjang proses pelaporan pekerjaan dan pada perkebunan kopi Banaran secara real time. Aplikasi WebGIS menggunakan Open Data Kit ini nantinya
8
dapat bermanfaat sebagai sarana yang tepat dalam proses pelaporan sekaligus sebagai ruang informasi Perkebunan Kopi Banaran berbentuk pemetaan wilayah perkebunan.
2. Kajian Pustaka Penelitian sebelumnya yang menggunakan Open Data Kit atau ODK adalah penelitian yang dilakukan oleh Benard O. Osero [2]. Penelitian tersebut menyoroti pada suatu bagian dari Cloud Computing Services seperti Google App Engine dan Open Source Tools seperti Open Data Kit serta bagaimana keduanya dapat digunakan pada efektivitas pengumpulan data dan analisisnya pada organisasi-organisasi baik itu pemerintah maupun swasta. Penelitian tersebut juga menegaskan Google App Engine menyediakan layanan pada aplikasi di mobile phone (smartphone) dan web application dapat digunakan untuk menerima data yang kemudian di analisis dari setiap kolom dan setiap fitur aplikasinya dan selanjutnya diubah menjadi data yang lebih spesifik. Open Data Kit ini dikatakan lebih bermanfaat dikarenakan Cloud Computing menghemat biaya dan lebih efisien. Penelitian tentang Pemanfaatan SIG Pemetaan Tanaman pada Balai Taman Nasional Gn. Merbabu berbasis Web oleh Dionisius Bramedya [3] juga menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian tersebut menggunakan Google Maps API dan Google Fusion Tables API sebagai tools dalam Aplikasi SIG yang mempermudah para relawan guna menentukan lokasi penanaman. Google Maps API sebagai fitur untuk menampilkan citra digital wilayah konservasi dan Fusion Tables sebagai basis data untuk menggabungkan data yang telah dimiliki para relawan kemudian divisualisasi menjadi peta digital. Output pada penelitian tersebut diatas adalah penentuan lokasi penanaman pohon yang kemudian akan ditampikan dalam bentuk visual yaitu pemetaan berbasis web. Penelitian ini bertujuan memetakan wilayah pada Gunung Merbabu yang mengalami penggundulan hutan dan kekurangan air sehingga dapat dicegah dengan melakukan konservasi mata air dan lingkungan. Google Maps API adalah kumpulan API yang memungkinkan kita menghamparkan data di peta khusus Google. API adalah kependekan dari Application Programming Interface [4]. Atau dengan kata lain, API adalah fungsi-fungsi pemrograman yang disediakan oleh aplikasi agar fungsi tersebut bisa di integrasikan dengan aplikasi yang kita buat. Pengguna dapat membuat aplikasi web dan seluler dengan platform pemetaan dari Google, termasuk basis data citra satelit, street view, profil ketinggian, petunjuk arah mengemudi, peta dengan sentuhan gaya, demografi, analisis, dan basis data yang besar.
9
Gambar 1 ODK System Architecture[5]
Google Fusion Table adalah aplikasi web visualisasi data untuk mengumpulkan, menampilkan dan berbagi table data yang merupakan salah satu aplikasi penyimpanan data yang menggunakan teknologi Cloud Computing. Data pada fusion tables tersimpan dalam ‘cloud’ atau tersimpan di dalam server penyedia layanan. Aplikasi database sudah diciptakan dan dikembangkan oleh programmers. Aplikasi tersebut membutuhkan koneksi internet dan untuk mengaksesnya dibutuhkan Web Browser dan OpenAPI untuk memanfaatkan teknologi cloud database tersebut. Open Data Kit adalah aplikasi untuk membantu perusahaan, organisasi, penulis dan pengelola dalam pengumpulan data. ODK memberikan solusi dalam mengumpulkan data melalui smartphone dan mengirimkannya ke dalam server [6]. ODK tidak hanya dapat menampung data teks dan numerik, data seperti koordinat lokasi dan gambar juga dapat di tampung dalam aplikasi ini [7]. Arsitektur sistem ODK dapat dilihat pada Gambar 1.
3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang dialami [8]. Penelitian ini mempunyai 2 jenis data yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dimiliki berupa hasil wawancara, sedangkan data sekunder berupa arsip-arsip laporan dan peta wilayah kebun. Perancangan yang dilakukan menggunakan Software Development Life Cycle (SDLC). SDLC adalah sebuah model perancangan yang digunakan
10
dalam mengatur pekerjaan dengan cara menjelaskan langkah-langkah yang terlibat di dalam sebuah sistem informasi pengembangan proyek, dimulai dari sebuah studi awal sampai pemeliharaan dari sebuah aplikasi/produk yang telah jadi [9]. Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2. Studi Pustaka Mengkaji penelitian sebelumnya lewat buku dan jurnal.
Pengumpulan Data Melakukan wawancara dan mengumpulkan laporan.
Analisis Masalah Meneliti hasil wawancara. Membuat solusi dari permasalahan yang ada.
Pembuatan Sistem Aplikasi Membuat rancangan sistem untuk aplikasi. Membuat aplikasi.
Pengujian Sistem Aplikasi Menguji sistem yang telah dibuat. Memastikan sistem berjalan dengan baik. Gambar 2 Tahapan penelitian
Tahapan pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi pustaka. Pada tahap pertama dilakukan pengkajian terhadap penelitian terdahulu guna mendukung landasan teori penelitian ini. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data dengan cara wawancara dan mengumpulkan data-data laporan, seperti formulir laporan harian, daftar jenis pekerjaan, dan peta kebun pada kebun kopi Banaran. Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan kendala pada proses pelaporan dari mandor. Sinder kebun juga menyampaikan bahwa proses pelaporan dari kebun ke kantor tidak berjalan tepat waktu. Sehingga jika ada permasalahan di lapangan pihak kantor juga tidak dapat mengetahui dengan cepat, seperti pohon terbakar, serangan hama, rusaknya pohon. Tahapan selanjutnya adalah analisis masalah dengan cara menentukan kebutuhan sistem berdasarkan permasalahan yang ada. Seperti apa sistem informasi yang dibutuhkan oleh Perusahaan Perkebunan Kopi Banaran. 11
Sehingga setelah dilakukan analisis berdasarkan hasil pengamatan, maka peneliti memiliki solusi untuk membantu proses pelaporan kebun kopi. Solusi yang ditawarkan adalah aplikasi berbasis WebGIS sebagai media penyampaian informasi dan ODK sebagai aplikasi untuk membantu pengumpulan data di lapangan. Tahapan pembuatan sistem aplikasi dimulai dari melakukan desain dan perancangan sistem ini dengan Model Prototype. Model Prototype adalah proses iterative dalam pengembangan sistem di mana kebutuhan diubah ke dalam system yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara pengguna dan analis [10]. Model prototype ini juga sangat baik digunakan untuk menyelesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat pengguna tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya untuk memperlancar proses SDLC (System Development Life Cycle). Model prototype dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Metode Prototype
Gambar 3 merupakan alur prototype, dimulai dari listen to customer, build atau revise mock-up dan customer test-drives mock-up. Pada tahap listen to customer dilakukan analisa permasalahan dan kebutuhan yang harus diselesaikan sistem dengan melakukan penelitian dalam bentuk wawancara kepada Sinder kebun kopi Banaran. Informasi yang diperoleh adalah peta dan luas wilayah kebun, sistem pelaporan kebun, permasalahan yang dihadapi perkebunan Banaran. Pada tahap build atau revise mock-up dilakukan perancangan desain sistem dan prototype dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML). Penjelasan menggunakan UML mengenai seluruh fitur dan fungsi sistem dapat diketahui dengan mudah dan jelas oleh pengguna. Perancangan aplikasi ini menggunakan metode UML dalam bentuk Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, dan Deployment Diagram. Tahapan terakhir pada penelitian ini adalah melakukan pengujian sistem. Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah wawancara dan blackbox-testing. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi. Sedangkan blackbox-testing digunakan untuk menguji fungsi-fungsi yang terdapat di dalam aplikasi. 12
Gambar 4 Use Case Diagram
Berdasarkan user requirement maka diterdapat dua aktor pelaksana yang menggunakan aplikasi ini yaitu admin yang memiliki wewenang seperti pada gambar 4 yakni login, edit laporan, melihat laporan, upload formulir, cetak laporan, dan melihat peta wilayah. Sedangkan mandor memiliki hak untuk ambil form laporan, edit laporan tersimpan, melihat laporan, hapus laporan tersimpan, isi form laporan, dan kirim laporan.
13
Gambar 5 Activity Diagram mengirim formulir
Berdasarkan hasil wawancara, user atau mandor memiliki kendala yaitu dalam melakukan proses pelaporan terdapat interval waktu yang cukup jauh dari user kepada admin. Activity Diagram diatas dibuat agar kendala user dapat teratasi, sehingga proses pelaporan dapat berjalan dengan cepat. Gambar diatas menjelaskan Activity Diagram yang dilakukan oleh mandor pada aplikasi Open Data Kit (ODK). Pada menu utama ODK user akan menemukan menu Fill Blank Form, Edit Saved Form, Send Finalized Form, Get Blank Form, dan Delete Saved Form. Selanjutnya user memilih menu Fill Blank Form yang formulirnya sudah disediakan oleh admin. Setelah semua formulir terisi, maka formulir tersebut dikirim kedalam Web Server.
14
Gambar 6 Activity Diagram lihat Laporan
Berdasarkan hasil wawancara, admin memiliki kendala yaitu dalam menerima laporan dari user yang cukup lama berakibat pada informasi kepada pimpinan memakan waktu yang lama pula. Pada gambar 6 Activity Diagram diatas, admin dapat melihat laporan dan mem-publish informasi lebih tepat waktu. Menjelaskan aktifitas yang dapat dilakukan oleh admin. Dimulai dari admin membuka halaman utama website, kemudian admin diharuskan login terlebih dahulu untuk dapat masuk kedalam halaman utama admin. Setelah login admin dapat memilih beberapa menu yaitu upload form, cetak laporan, melihat laporan, melihat peta wilayah.
15
Gambar 7 Desain table Database
Berdasarkan gambar diatas, pada aplikasi ini menggunakan 3 buah tabel yang saling berelasi. Tabel T_LaporanHarian merupakan tabel yang berelasi dengan tabel T_Wilayah dan T_Pegawai.
Gambar 8 Deployment Diagram
Berdasarkan hasil wawancara, perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat sistem pelaporan perkebunan yaitu, smartphone sebagai hardware yang digunakan untuk mengambil data, ODK sebagai software untuk pengambilan data, Fusion Tables sebagai cloud database untuk menyimpan data, GIS Application digunakan sebagai aplikasi berbasis web guna menampilkan data-data yang tersimpan di Google Fusion, Computer sebagai hardware untuk menjalankan web browser, printer sebagai hardware untuk mencetak laporan yang terdapat di GIS Application. Selain perancangan sistem, dilakukan juga perancangan user interface (UI) agar pembuatan aplikasi lebih mudah dan terarah. Beberapa UI yang dirancang adalah UI Pemetaan dan UI Laporan. Perancangan UI dapat dilihat pada gambar 9 dan 10 dibawah ini.
16
Gambar 9 Lembar Kerja Tampilan Halaman Pemetaan
Pada gambar 9, terlihat bahwa terdapat fitur filter laporan dan tampilan pemetaan kebun. Dengan menggunakan fitur filter laporan, pengguna dapat menampilkan laporan yang pada peta berdasarkan tanggal yang diinginkan.
Gambar 10 Lembar Kerja Tampilan Halaman Laporan
Gambar 8 merupakan rancangan UI data laporan. Terdapat fitur-fitur yang berguna dalam memudahkan penyajian data, yaitu tanggal awal sampai akhir, filter berdasarkan kolom dan cetak laporan.
17
4. Pembahasan Hasil temuan berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan pihak Perkebunan Kopi Banaran, diperoleh beberapa masalah yang menjadi kendala pada perusahaan antara lain pelaporan hasil kebun kopi Banaran. Sistem pelaporan hasil kebun saat ini masih bersifat pencatatan manual oleh mandor pada buku report yang kemudian diserahkan kepada sinder. Hal ini juga memakan waktu yang cukup lama, dan resiko manipulasi data dapat dengan mudah dilakukan oleh pihak mandor. Dilihat dari temuan tersebut, pihak Perkebunan Kopi Banaran membutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mengurangi atau membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis masalah, maka dibangun suatu aplikasi sistem informasi yang sesuai yakni sistem informasi geografis. Aplikasi GIS ini bermanfaat sebagai sarana yang tepat dalam proses pelaporan sekaligus sebagai ruang informasi Perkebunan Kopi Banaran berbentuk Pemetaan kebun Kopi. Aplikasi ini menjadi solusi yang penulis tawarkan kepada pihak Perkebunan sehingga proses pelaporan hasil perkebunan kopi tidak terkendala oleh waktu dan mengurangi tindak kecurangan. Aplikasi ini menyediakan fitur yang dapat diakses dengan mudah dan rapi dimanapun menggunakan smartphone berbasis OS Android oleh pihak mandor maupun sinder. Proses pengisian data dilakukan oleh mandor, dimulai dengan pengisian detail pekerjaan di lokasi kebun. Data yang wajib diisi oleh mandor, yaitu : tanggal, ID mandor, nama mandor, nomor rekening, jenis pekerjaan, hasil kerja, koordinat lokasi pekerjaan, jumlah tenaga (pria/wanita) dan foto keterangan pekerjaan. Setelah proses pengisian data selesai, mandor mengirim data ODK. Data dari ODK kemudian tersimpan pada server ODK yang disebut Data Aggregate System. Data Agregate System akan menyimpan data dari formulir yang diisi oleh mandor sebelum di teruskan dan disimpan dalam fusion tables yang berada di dalam google drive. Data yang tersimpan pada google drive dapat diakses oleh website admin. Laporan harian ini akan langsung dapat dilihat oleh admin secara real time setelah mandor mengirim formulir laporan melalui smartphone. Penggunaan Google Fusion Tables sebagai media penyimpanan data hasil pekerjaan pada kebun kopi Banaran dikarenakan integrasi yang sangat baik dengan dokumen-dokumen lainnya yang disimpan dalam aplikasi Google yang lain seperti Google Drive. Kapasitas Google Drive diberikan 15 Gigabyte secara gratis, dan kapasitas premium yang besar dengan harga yang tergolong sangat rendah [11].
18
Gambar 14 Tampilan database Google Fusion Tables
Gambar 14 menerangkan mengenai simpanan data hasil penginputan pekerjaan harian oleh mandor. Fusion tables diatas dapat menyimpan file yang berupa teks, angka, koordinat keruangan dan keterangan gambar. Dari gambar 14 pada baris pertama menyimpan data tanggal : 01/17/2016, ID mandor : Md001, nama mandur : Bayu, nomor rekening : 902.21.00, jenis pekerjaan : Persiapan sarana petik, tahun tanam : 1992, tempat kerja file KML yang berisi : 110.4407750700,-7.2446133000,585.00, hasil kerja 12.755 kg, hingga keterangan foto lokasi. Pada Penelitian ini, penulis menggunakan database Fusion Tables yang secara otomatis tersimpan dalam Google Drive dalam pengolahan data dari Open Data Kit. Interface Google Drive dapat dikatakan user-friendly dengan bantuan informasi langsung yang disediakan oleh Google. Fusion tables berupa hasil laporan yang tersimpan di Google Drive, kemudian akan di olah menggunakan Google Maps API menjadi Informasi yang ditampilkan dalam bentuk peta lokasi yang terintegrasi dengan Google Maps. Kode Program 1 Kode koneksi Database 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
var query = "SELECT "+getfield+" FROM " + tableID + queryString; console.log(query); var encodedQuery = encodeURIComponent(query); var url = ['https://www.googleapis.com/fusiontables/v2/query']; url.push('?sql=' + encodedQuery); url.push('&key=AIzaSyDFJ7e-Tsk4YvPWz8bjoD4JjQR1w6jobF0'); url.push('&callback=?');
Kode program 1 merupakan fungsi untuk koneksi database. Pada baris 1 adalah script untuk mengambil data pada fusion tables. Pada baris 6 adalah script yang digunakan untuk koneksi Google API sehingga data dapat diakses ke halaman website admin.
19
Gambar 15 Data Laporan Harian
Hasil Pengisian data pekerjaan harian Kebun Kopi yang dilakukan oleh Mandor akan dapat dilihat pada laporan yang di publish oleh sinder. Pada Gambar 15 merupakan tampilan hasil laporan yang dilakukan oleh Mandor. Laporan harian pekerjaan pada kebun kopi Banaran tersebut dapat dilihat menggunakan web browser.
Gambar 16 Tampilan Informasi Peta wilayah Kebun Kopi Banaran
Gambar 16 menerangkan mengenai peta lokasi Perkebunan kopi Banaran. Pada setiap wilayah peta terdapat informasi mengenai nama area kebun kopi, jumlah pekerja, waktu panen. Informasi ini di publish oleh Sinder, dengan menggunakan fitur aplikasi google maps API. Seperti pada gambar 16. sebelumnya, informasi dapat dilihat menggunakan web browser pada computer ataupun smartphone. Kode Program 2 Kode untuk menampilkan Google Maps pada browser
20
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
var map = new google.maps.Map(document.getElementById('map_canvas'), { center: new google.maps.LatLng(-7.236584, 110.432560), zoom: 14, mapTypeControl: true,panControl: false,zoomControl: true,scaleControl: true, zoomControlOptions: {style: google.maps.ZoomControlStyle.SMALL}, mapTypeId: google.maps.MapTypeId.ROADMAP, streetViewControl: false}); var displayLayer = new google.maps.FusionTablesLayer({ query: {select:'\'geometry\'',from:'1ZVMFgNn1oJ7KJLTSBwefwhU9a1qvPi_UeqxE_hnf'} 10. styles: [{polygonOptions: {fillColor: '#00FF00',fillOpacity: 0.3} }] });
Kode program 2 merupakan fungsi untuk menampilkan Google Maps pada browser. Pada baris ke 2 terdapat script yang berfungsi untuk menentukan koordinat awal peta pada saat halaman admin ditampilkan. Baris ke 9 dan 10 pada kode program diatas berfungsi untuk menampilkan batas wilayah dan membuat warna pada wilayah perkebunan kopi. Pengujian pada aplikasi sistem pelaporan kebun kopi Banaran dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan blackbox-testing. Metode wawancara dilakukan dengan cara melakukan uji coba kepada pengguna. Metode ini dilakukan untuk mengetahui kegunaan dan kepuasan pengguna. Berdasarkan hasil wawancara kepada pengguna, aplikasi pelaporan perkebunan ini dapat digunakan untuk membantu kegiatan pelaporan pekerjaan sehari-hari. Dari sisi mandor menyatakan bahwa penggunaan smartphone sebagai sarana untuk mengumpulkan data di lapangan dapat dilakukan dengan mudah. Seluruh mandor saat ini sudah memiliki smartphone yang dapat di install aplikasi ODK. Sedangkan menurut admin yang bertugas menerima laporan menyatakan bahwa aplikasi ini membantu dalam proses melihat laporan. Fungsi-fungsi filter data dalam aplikasi berguna dalam mencari dan melihat laporan harian. Fungsi cetak laporan dapat mempermudah proses pengarsipan dan proses pelaporan kepada atasan. Tabel 1 Pengujian Blackbox Skenario Pengujian
Hasil Uji
Status Uji
Memilih tanggal awal dan tanggal akhir laporan yang akan ditampilkan pada halaman Pemetaan Wilayah
Berhasil menampilkan data yang diinginkan
Valid
Memilih tanggal awal dan tanggal akhir pada halaman Data Laporan
Berhasil menampilkan data yang diinginkan
Valid
Memlilih parameter dan menginputkan nilai/parameter yang diinginkan pada halaman Data Laporan
Berhasil menampilkan data yang diinginkan
Valid
Mencetak Laporan dengan cara mengklik tombol cetak laporan
Berhasil mencetak laporan
Valid
Pengujian blackbox dilakukan oleh Admin sebagai pengelola data Aplikasi Pelaporan Kebun. Pada pengujian blackbox dilakukan pengujian fungsional terhadap fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi. Pengujian ini dilakukan terhadap semua proses pada aplikasi, yaitu Login, Logout, Filter Laporan 21
pada halaman Pemetaan, Filter Laporan pada Halaman Data, dan fitur cetak laporan. Berikut ini adalah hasil pengujian fungsi sistem yang ditunjukan pada Tabel 1.
5. Simpulan Setelah dilakukan pengujian pada bab sebelumnya, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan antara lain pembuatan Aplikasi Pelaporan Perkebunan untuk mengelola laporan harian dapat dilakukan dengan menggunakan Google Maps API, Google Fusion API dan Open Data Kit. Keuntungan penggunaan teknologi tersebut adalah memberikan kemudahan dan kecepatan dalam proses pelaporan pada perkebunan. Hal tersebut memberikan keuntungan lain, yaitu staf kantor tidak perlu menunggu lama untuk dapat mendapatkan informasi secara akurat tentang kejadian di lapangan. Kesimpulan berdasarkan hasil wawancara kepada admin dan mandor perkebunan menyatakan bahwa aplikasi Pelaporan Perkebunan Kopi ini dapat membantu dalam kegiatan pelaporan perkebunan. Penggunaan smartphone dapat membantu pekerjaan mandor dalam pengumpulan data dilapangan secara mudah. Sedangkan admin menilai bahwa aplikasi website dapat membantu dalam mengelola laporan hingga cetak laporan dengan lebih mudah dan cepat. Saran dalam penggunaan dan implementasian pada aplikasi agar lebih sempurna dalam penggunaannya adalah menambah fitur-fitur lain pada aplikasi yang berkaitan dengan pekerjaan Perkebunan Kopi Banaran seharihari, seperti perhitungan pemupukan, estimasi waktu panen, dan sistem penggajian pekerja. Penambahan fitur tersebut akan memberikan kemudahan bagi staf kebun dalam mengelola pekerjaan dibandingkan dengan sistem manual yang menggunakan kertas.
6. Daftar Pustaka [1] [2]
[3]
[4]
http://kampoengkopibanaran.co.id/index.php/tentang-kami diakses pada tanggal 22 maret 2016 Osero O, Benard. 2015. Application of Open Source Tools and Cloud Computing Technologies in Real-time Data Collection and Analysis. Department of Computer science : Chuka University Kenya. Bramedya, Dionisius. 2015. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Tanaman pada Balai Taman Nasional Gn. Merbabu Desa Tajuk Berbasis Web. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana. Google Inc. Google Maps API. https://www.google.co.id/intx/id/work/mapsearth/products/mapsap i.html. (Diakses tanggal 22 maret 2016)
22
[5]
[6] [7]
[8] [9]
[10]
[11]
Woody, M., Nordling, J. 2015. GeoODK - ArcGIS Online Integration. http://blog.geoodk.com/posts/geoodk-arcgis-onlineintegration. (Diakses 19 Januari 2016). Open Data Kit. About. https://opendatakit.org/about/. (Diakses tanggal 28 maret 2016) Jeffrey-Coker, Frances, 2010, Open Data Kit: Implications for the Use of Smartphone Software Technology for Questionnaire Studies in International Development. http://sel.columbia.edu/publications/ (Diakses tanggal 22 Maret 2016) Creswell, John W. 2002. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications. Tutorials Point. SDLC Overview. http://www.tutorialspoint.com/sdlc/sdlc_quick_guide.htm. (Diakses tanggal 28 maret 2016) Al Fatta, Hanif, 2007, Analisis & Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern, Andi. Goolge Inc. Using Drive. https://www.google.com/intl/id/drive/using-drive/ (Diakses tanggal 24 maret 2016)
23