ANALISIS WACANA KRITIS PIDATO POLITIK ANIES RASYID BASWEDAN DENGAN JUDUL ‘INDONESIA KITA SEMUA’ DALAM KONVENSI PEMILIHAN CALON PRESIDEN 2014 PARTAI DEMOKRAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh Adharu Dhahiru NIM: 109051000158
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
Untuk Mmak dan Ayah yang bangun dan tidurnya adalah doa bagiku
Untuk kalian yang senantiasa menyertai perjuangan ini
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 14 Februari 2014
Adharu Dhahiru
ABSTRAK Adharu Dhahiru 109051000158 Analisis Wacana Kritis Pidato Politik Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul ‘Indonesia Kita Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014 Partai Demokrat Politik merupakan wilayah kekuasaan yang sarat akan taktik, intrik dan strategi praktis untuk keberhasilan suatu kepemimpinan atau tata kelola pemerintahan. Tidak heran jika ia sarat akan berbagai kepentingan-kepentingan kelompok. Politik menyajikan berbagai fenomena, ia juga menentukan berbagai kondisi dalam suatu tatanan pemerintahan. Karenanya tidak jarang hal-hal praktis dalam politik bertentangan dengan nuansa idealisme dikalangan para akademisi. Kontrasnya dunia akademisi dan politik nampaknya tidak berlaku bagi Anies rasyid Baswedan. Nama Anies Rasyid Baswedan yang tercatat sebagai rektor termuda yang berpengaruh wilayah Asia Tenggara mengejutkan publik dengan kemunculannya sebagai salah satu peserta Konvensi Pemilihan Calon Presiden melalui Partai Demokrat. Nama Anies Baswedan tidak asing dikalangan akademisi dan para tokoh intelektual. Namun apa jadinya jika nama Anies Baswedan masuk dalam jajaran bakal calon Presiden RI 2014? Pidato politik pertamanya sebagai peserta Konvensi Partai Demokrat dinanti publik. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti mengerucutkan penelitian terhadap dua hal, pertama, bagaimana formasi teks pidato serta konteksnya sebagai peserta Konvensi, kedua, bagaimana Anies Baswedan menyusun wacana keindonesiaan dalam pidatonya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah observasi berupa pengumpulan data kemudian wawancara sebagai upaya untuk recheking dan disusul dengan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori analisis data Teun A. van Djik. Teori van Djik mengungkap sebuah teks baik lisan maupun tulis dalam beberapa dimensi, yakni teks, kognisi sosial dan analisis konteks sosial. Van Djik mengkonstruk penelitian yang mendalam dari ketiga dimensi tersebut yakni struktur teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Peneliti menyimpulkan bahwasanya formula teks yang digunakan oleh Anies Rasyid Baswedan dalam pidatonya merupakan retorika yang mendalam dari sebuah refleksi terhadap kondisi „manusia‟ Indonesia. Bagi Anies manusia merupakan titik sentral yang mampu menggerakkan perubahan dan kemajuan. Karena itu, memperbaiki kualitas manusia adalah sudah tanggungjawab bersama seluruh rakyat Indonesia sejak Indnesia menyatakan kemerdekaannya. Anies berwacana bahwa kunci dari upaya membangun kualitas manusia yang berani dan berkarakter serta berintegritas adalah melalui pendidikan. Namun dalam tempo dekat, Indonesia sudah harus berbenah diri, baik dari sisi demokrasi, ekonomi dan terutama tegaknya peradilan di Indonesia. Keyword: Pendidikan, Calon Presiden 2014, Konvensi. i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Esa dan senantiasa memberikan limpahan Rahmat serta kasih sayang-Nya kepada segenap hamba-hambanya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah bagi Sang Revolusioner Islam, Inspirator perubahan menuju peradaban yang madani.Puji dan syukur Peneliti haturkan karena berkat petunjuk dan izin-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Wacana Kritis Pidato Politik Anies Rasyid Baswedan dengan Judul ‘Indonesia Kita Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014 Partai Demokrat sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Seperti diketahui bahwa penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir peneliti sebagai persyaratan dalam menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti meyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada begitu banyak dukungan dan perhatian serta masukan dari berbagai pihak. Dengan demikian segala kesulitan dan hambatan dalam penyusunan skipsi ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Hanya ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada segenap pihak yang mendukung peneliti. Tiap dukungan baik moril dan materiil selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini semoga dibalas oleh Allah SWT dengan limpahan karunia-Nya yang luarbiasa tak terhingga. Peneliti terutama berterimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suparto, M.Ed., Wakil Dekan Bidang Administrasi ii
Umum, Bapak Drs. Jumroni, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik, dan Bapak Dr. Sunandar MA., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Bapak Rachmad Baihaki M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Ibu Umi Musyarafah, M.A., selaku Sekertaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang selalu mendukung dan memberi banyak kemudahan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Wahidin Syaputra, M.A., dosen pembimbing peneliti yang telah begitu banyak memberikan arahan, bimbingan, nasehat dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen, serta para staf-staf tata usaha Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara khusus peneliti ucapkan terima kasih kepada Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam yang berkahatasilmunyamenjadikanpenelitimampumenyelesaikanskripsiini 5. Yang sangat membantu dalam selesainya penelitian peneliti, kepada Sekretaris Bapak AniesBaswedan, Ibu Khairunnisa, kepada mas Awe, dan kepada bapak M. Chozin Amirullah yang menjadi penyambung antara peneliti dan Bapak Anies Baswedan. Terimakasih telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk peneliti. Dan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Anies Baswedan P.hD terimakasih telah meluangkan waktunya di tengah kesibukannya untuk peneliti wawancarai. 6. Terimakasih juga peneliti haturkan kepada Bapak Rahmat Baihaqi, M.A selaku ketua sidang, Ibu Fita Fatkhurrohmah, M.Si selaku penguji satu dan bapak Drs. Study Rizal, LK. M.A, selaku penguji dua. Terimakasih kepada
iii
bapak dan ibu yang telah memberikan kritik yang membangun serta saransaran untuk skripsi peneliti. 7. Secara khusus dan paling utama adalah yang peneliti banggakan, kedua orang tua, Dewasrizal Nainggolan dan Nurhasni Simamora yang telah banyak memberikan doa, dukungan dan pengorbanan yang tak terkira selama peneliti hidup hingga saat ini. 8. Adik-adik peneliti, Deva Sariyanti, Devi Rahmaini, danSyafrilNainggolan terima kasih telah menjadi bagian inspirasi kehidupan Peneliti selama ini. Kelak akan kalian rasakan perjuangan yang abang rasakan dan tentunya abang siap mendampingi perjuangan kalian. 9. Paman dan Tante, Syahril Simamora dan Saeni yang telah menjadi orangtua yang baik dan membuat peneliti tidak merasa hidup sendiri di perantauan. Terimakasih atas seluruh kesabaran memberi motivasi mori dan materilnya. 10. Sunardi Panjaitan dan Mifta Apriyanto. Dua orang saudara yang banyak mengenalkan permasalahan hidup kepada peneliti dan menjadi bagian dari motivasi bagi peneliti. 11. Lutfiyatun Nakiyah, seorang sahabat special yang dalam perjalanannya selalu setia menemani perjuangan peneliti dalam segala kondisi. Terimakasih semangat dan dukungannya ya dan terimakasih juga karena sudah menjadi bagian dari kehidupan peneliti. Semoga Tuhan mengabulkan doa dan usaha kita selama ini. Terus berjuang ya bersama-sama! 12. Teman-teman seperjuangan KPI E angkatan 2009, yang telah menjadi bagian hidup peneliti selama mengenyam pendidikan di UIN Jakarta
iv
diantaranya,Oki, Ipul, Rulli, Sadam, dan seluruh teman-teman yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi kita. 13. Sahabat-sahabat peneliti yang selalu ada di saat suka maupun duka. Ahmad Saipul Mukminin, Nurul Rizki Salam dan Fauziah Mursyid.
yang tak
pernah lelah untuk menyemangati peneliti. Kalian adalah beban terindah yang dimiliki peneliti. Semoga seluruh perjuangan dan persahabatan kita tetap terjalin selamanya. 14. Kepada Himpunan Mahasiswa Islam cabang Jakarta Selatan yang menjadi rumah besar bagi peneliti dalam mengembangkan diri. Terimakasih sudah memberikan wawasan dan segudang pengalaman serta menjadi Inspirasi yang sangat berharga bagi peneliti. YAKUSA! Pada akhirnya, tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, peneliti sangat terbuka terhadap kritik yang membangun dan saran dari segenap pembaca agar dapat menjadi acuan pembelajaran peneliti. Peneliti berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sebagai bahan pembanding untuk penelitian lainnya baik bagi mahasiswa UIN Jakarta maupun pembaca pada umumnya. Semoga tiap pena yang mengalir menjadi amal ibadah bagi semua. Amin. Jakarta,15 Maret 2014
Adharu Dhahiru
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
Latar Belakang Masalah ............................................................ Pembatasan dan rumusan Masalah ............................................ Tujuan Penelitian....................................................................... Manfaat penelitian ..................................................................... Metodologi Penelitian ............................................................... 1. Pendekatan Penelitian ......................................................... 2. Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 4. Teknik Analisis Data ........................................................... F. Tinjauan Pustaka ....................................................................... G. Sistematika Penelitian ...............................................................
1 4 4 5 5 5 6 6 7 10 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis Wacana ....................................................................... 1. Definisi ............................................................................. 2. Konsep Utama Analisis Wacana kritis .............................. 3. Analisis Wacana Teun A van Dijk ....................................
14 14 18 22
BAB III RIWAYAT HIDUP ANIES RASYID BASWEDAN A. B. C. D.
Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga Anies Rasyid ........ Masa Sekolah dan Kuliah Anies Rasyid Baswedan ............... Karir Anies Rasyid Baswedan................................................ Penghargaan Anies Rasyid Baswedan ...................................
36 38 43 47
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Stuktur Teks Pidato Anies Rasyid Baswedan ........... 1. Struktur Makro (Tematik) ................................................ 2. Struktur Mikro (Semantik) ............................................... 3. Struktur Mikro (Sintaksis) ............................................... 4. Struktur Mikro (Stilistik) ................................................. 5. Struktur Mikro (Retoris) .................................................. B. Analisis Kognisi Sosial..... ...................................................... C. Analisis Sosial……………......... ............................................
vi
49 49 55 63 65 68 72 79
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... B. Saran ......................................................................................... C. Daftar Pustaka ......................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
84 85 87
Transkip Pidato Anies Rasyid Baswedan dengan Judul ‘Indonesia Kita Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014 Partai Demokrat Pada Tanggal 15 September 2013 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat malam dan salam sejahtera. Izinkan pada kesempatan ini kami berbagi visi mengenai Indonesia. Kami beri judul Indonesia Kita Semua. Republik ini merdeka bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Republik ini datang bukan dengan cita-cita. Republik ini bukan datang dengan harapan. Republik ini datang dengan janji. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita raih. Denganlah kita meraihnya, maka kita syukuri. Tapi bila gagal, kita revisi cita-cita itu. Republik ini berjanji dan janji tidak bisa direvisi. Janji harus dilunasi pada setiap anak bangsa Indonesia. Apa janji republik ini? Republik ini berjanji melindungi, berjanji mencerdaskan, berjanji mensejahterakan dan berjanji membuat setiap kita menjadi bagian dari dunia. Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa Indonesia. Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun tangan, ramairamai melunasi janji kemerdekaan Indonesia. Ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini tanggung jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini adalah panggilan untuk sama-sama. Mari kita lunasi janji ini. Kita berjanji melindungi. Artinya apa? Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas, tidak dirancang untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara Indonesia secara tanpa syarat. Siapa pun, di mana pun, agama apa pun, keyakinan apa pun, etnis apa pun, bahasa apa pun memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan republik ini. Yang kedua, kita berjanji untuk mensejahterakan. Kita berjanji untuk mencerdaskan. Dan kita lihat di sini, alhamdulillah, hari ini, penduduk kita 240 juta orang. Pada saat kita merdeka penduduk kita sekitar 70 juta, ada yang menyebut 73 juta. Dan dari 73 juta itu 95 persen buta huruf. Mereka memiliki seluruh persyaratan untuk pesimis. Terbelakang, miskin, tak terdidik. Hari ini, penduduk kita 240 juta. Dan 95 persen buta huruf itu hari ini tinggal delapan persen. Tak banyak bangsa di dunia mengubah dari buta huruf total menjadi melek huruf total seperti sekarang. Tak banyak bangsa di dunia bisa melakukan itu. Dan Indonesia melakukan ini. Dan hari ini, kita memiliki persyaratan untuk optimis. Karena itu, kita turun tangan sama-sama membangkitkan optimisme republik ini. Tapi itu tidak cukup. Hari ini yang terdidik pendidikan tinggi hanya 8 persen. Dan bila kita lihat hari ini, yang berada di ruangan ini, yang bisa berdiri di sini, yang bisa mengelola, yang bisa merasakan kemajuan, adalah mereka yang terdidik, mereka yang merasakan manfaat ketercerdasan, mereka yang diangkat naik kelas. 45 persen, hari ini, masih berpendidikan SD.
viii
Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar, jangan fokus pada material. Jangan fokus pada sumber daya alam, tapi fokus pada manusia Indonesia. Kunci memajukan Indonesia, pada manusianya. Tapi kita sering merasa kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut, hutan. Itu kekayaan, tapi kekayaan terbesar adalah manusia Indonesia. Itu kekayaan terbesar kita. Begitu manusianya terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita meraih kesejahteraan. Karena itu saya melihat, mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya garisbawahi, mengembangkan manusia, bukan semata mata-mata sumber daya. Kenapa? Karena manusia harus dikembangkan seutuhnya. Dalam mengembangkan ini, yang paling krusial hari ini di Indonesia.Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di segala level. Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas. Tiadanya integritas. Karena itu pendidikan kita adalah untuk membangun integritas, menghasilkan orang-orang jujur, orangorang berkarakter yang bila diberi amanah maka dia akan mengubah amanah itu menjadi kebahagiaan, kemajuan dan kesejahteraan bagi semua. Pendidikan adalah kunci, tapi dalam jangka pendek, kita harus bereskan ekonomi kita, kita harus bereskan penegakan hukum kita. Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang baik, maka dia akan hanya meningkatkan angka-angka laporan. Padahal yang kita butuhkan adalah perubahan realita di masyarakat. Dan dalam konteks penegakan hukum ini, hari ini, kita harus dorong satu sisi tingkatkan soal integritas, sisi lain kita harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Tak pandang latar belakangnya, tak lihat agamanya, tak lihat warna kelompoknya, tak lihat warna partainya. Siapa melanggar hukum, mereka dihadapkan dengan penegakkan hukum. Saya rasa ini menjadi kunci bila kita miliki tiga pilar, ada pilar ekonomi, ada pilar demokrasi. Dua ini berjalan. Tapi pilar ketiga yang menopang adalah kepastian hukum, keadilan, rule of law. Di sini kita perlu hadirkan. Dalam jangka pendek ini, kita harus menghadirkan pilar ketiga melalui kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan yang menggerakkan, karena tidak bisa urusan sebesar Indonesia diselesaikan satu orang. Kita harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan, terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu. Indonesia ini adalah Indonesia kita semua, milik kita. Mari kita miliki masalah yang ada di bangsa ini, lalu kita turun tangan ramai-ramai menyelesaikan masalah yang ada di bangsa ini. Biarkan nanti kita bisa mempertanggung jawabkan peran kita hari ini kepada Tuhan dan kepada anak-anak kita, serta anak-anak dari anak-anak kita, bahwa di era ini kita tidak tinggal diam, kita turun tangan dan kita wariskan republik yang berdiri lebih tegak untuk semuanya. Terima kasih.
ix
TRANSKIP WAWANCARA Judul Skripsi
: Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul ‘Indonesia Kita Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat Pada Tanggal 15 September 2013
Waktu Interview
:15:00 WIB
Tanggal
: Minggu, 26 Januari 2014
Pewawancara
: Adharu Dhahiru
Narasumber
: Anies Rasyid Baswedan
Peneliti
: Tema besar dari pidato yang berjudul “Indonesia Kita Semua”?
Anies R. Baswedan
:Kenapa saya pilih istilah Indonesia Kita Semua, Indonesia ini adalah negeri yang kita bangun, Republik ini kita dirikan dan tanggungjawab atas negeri ini ada pada kita semua. Sekarang ini ada kesan bahwa republic ini hanya diurus oleh sebagian orang, hanya dinikmati sebagian orang, dan kalau ada masalah hanya menjadi tanggungjawab sebagian orang. Saya ingin menawarkan prespektif lain bahwa ini negeri milik kita karena ini negeri bukan hanya milik mereka, ini milik kita Kalau memang negeri ini milik kita, mari kita miliki masalah yang ada di negeri ini. Saya analogikan ya, kalau anda memiliki motor, anda bersihkan motor itu karena anda merasa memiliki motor itu. Tapi belum tentu jika itu motor teman anda, karena anda tidak merasa memilikinya. Itulah yang dirasakan negeri ini. Jika dalam satu rumah hanya ada 1 motor dan dipakai oleh sekeluarga, siapa yang harus membersihkan motor itu? “semuanya” tapi yang paling merasa memiliki adalah yang paling sering membersihkan.
Peneliti
: Posisi tema besar dalam pidato ini adalahkeseluruhan. Bisa dijelaskan tentang 3 pilar penting yang ada dalam pidato? (ekonomi, demokrasi dan kepastian hukum)
Anies R. Baswedan
: Tugas pemimpin adalah menjalankan tugas itu secara efektif agar 3 hal tadi berjalan dengan baik. Ekonomi, pemerintahan dan demokrasi dan ketiga adalah pro of law. Indonesia hari ini ekonominya sudah berjalan dengan
x
baik, dengan segala macam masalahnya, lebih relative baik. Demokrasi dan pemerintahan kita perlu perbaikan. Tapi yang masalah besarnya di Negara ini, perlu penegakan hukum. Penegakan hukum ini dari bawah sampai kepuncak bermasalah. Jadi ini harus dibereskan secara cepat. Dan kalau tidak ada kepastian hukum, Negara ini tidak akan berbuatapa-apa. Peneliti
: Apakah maksudnya bahwa pilar kepastian hukum adalah kunci dari pilar ekonomi dan pilar demokrasi?
Anies R. Baswedan
: Iya
Peneliti
: Selain itu, ada pilar pendidikan yang menurut kanda sangat penting untuk diupayakan. Bisa dijelaskan?Tentang pilar pendidikan yang menurut kanda sangat urgen untuk diupayakan?
Anies R. Baswedan
: Kalau kita bicara mengenai tema utama, saya ingin mengembalikan agar manusia menjadi sentral pambicaraan. Nomor satu manusianya. Kalau manusianya itu berkualitas, republic ini akan hebat. Tapi kalau manusianya tak berkualitas bagaimana republik ini akan hebat? Kualitas manusia nomor satu itu sehat. Anda juga tidak bisa wawancara seperti ini kalau sakit. Yang kedua, berintegritas, lalu berkompetensi, dan ini didapat lewat pengembangan kualitas manusia. Perhatikan, saya tidak sebut kata sumber daya manusia, saya selalu mengatakan kualitas manusia.Karena saya mau menempatkan manusia lebih dari sekedar sumber daya. Kita selalu mengatakan SDM, dan SDM itu kental dengan alat produksi. Dalam fungsi produksi itu ada namanya, tanah, modal, manusia (tenaga) dan teknologi, itu factor produksi. Di pidato ini saya mengatakan bahwa republik ini tidak akan maju kalau kita bicara tentang alam. Sederhana saja, kita lebih tahu jumlah ekspor minyak dibandingkan jumlah ekspor buruh. Kita lebih tahu tentang kualitas batu bara dari pada kualitas dokter. Kita lebih tahu jumlah ekspor impor tambang dari pada jumlah puskesmas. Ini lebih penting yang mana? Kualitas manusia, atau kualitas alam?
Peneliti
: Yang mendorong keikutsertaan dalam konvensi partai democrat?
Anies R. Baswedan
: Konvensi ini adalah sebuah proses pencarian calon presiden. Dan seharusnya calon presiden itu melalui sebuah proses evaluasi, bukan mendadak jadi calon presiden. Dan partai demokrat membuat sebuah xi
mekanisme yang membuka pintu kepada setiap warga Negara untuk bisa mengikuti proses pencarian calon presiden. Tentu mereka menseleksi, tapi setelah di seleksi ada proses karena itu saya melihat ini baik. Yang kedua, ketika saya diundang, maka buat saya hukumnya berubah. Kalau saya tidak diundang, maka saya tidak kena hukum. Tapi saya diundang dan hukumnya berubah, mau ikut bertanggungjawab atau tidak mau ikut tanggungjawab?! Lain hal kalau saya daftar, kalau saya daftar, berarti saya yang ingin jadi calon presiden, tapi saya diundang. Nah ketika diundang, kalau saya bilang tidak, bagi saya berarti bukan saya tidak ingin jadi calon presiden, tapi saya tidak ingin mengurusi republik ini. Peneliti
: Ada tulisan yang mengatakan bahwa kanda lebih senang membaca tentang biografi tokoh. Bisa jelaskan siapa tokoh yang menginspirasi kanda sehingga ingin seperti mereka? Agus salim, Muhammad hatta, cokroaminoto, sutomo, wahidin, mahatma Gandhi, Nehru, Tito, Nabi Muhammad, Lincoln, George Washington,
Peneliti
: Secara eksplisit dan implisit, apa yang ingin kanda sampaikan dari isi pidato?
Anies R. Baswedan
: Secara eksplisit ada disini. Secara implisit, republic ini memiliki seluruh persyaratan untuk optimis. Dan saya ingin kembalikan itu. Bahwa hadirnya pemimpin membawa suasana. Dia belum tentu bisa langsung merubah tapi dia memberi suasana baru. Dan suasana baru itu bisa membuat kita optimis. Saya beri satu contoh, kita lihat Jakarta hari ini, masih banjir? Masih, masih macet? Masih. Tapi kita melihat ada seorang gubernur baik sedang bekerja, dia membuat suasana baru. Kita nggak ngomel-ngomel dari dua tahun yang lalu. Kenapa? Karena kita tahu ada orang yang membaikkan. Saya ingin simpulkan bahwa Indonesia itu selalu berhasil mengecewakan kaum pesimis. Kita akan terus mengecewakan kaum pesimis. Secara implisit, pesan pidato itu adalah kita mempunya isyarat untuk optimis tapi harus ada pemimpin yang menggerakkan. Dan jangan harap satu orang bias menyelesaikan semua masalah. Kita semuanya bersama-sama turun tangan!!
Peneliti
: Dari tokoh-tokoh yang kanda sebutkan, dibagian mana yang menginspirasi kanda untu terjun kedunia politik?
xii
Anies R. Baswedan
: Tidak ada satu orang tokoh yang saya rujuk habishabisan. Saya belajar dari teladan negative dan teladan positif. Nama-nama itu saya kutip karena mereka teladan positif, dan teladan negative saya tidak ungkapkan. Tapi tetap saya belajar dari mereka, yang berarti jangan seperti mereka. Teladan itu teladan positif dan teladan negative, dari keduanya kita bias belajar tapi tidak diambil total. Labih mudah membuat daftar tidak boleh dari pada daftar seharusnya. Buat saja, jangan mencuri, jangan berbohong, jangan selingkuh. Jadi kita harus belajar dari kedua teladan itu, kita belajar dari banyak orang, dan kemudian dari situ kita meniti langkah. Dan akhirnya kita bias mengambil keputusan dalam perjalanan hidup kita. Salah satu dalam pengalaman, penting. Jangan takut ambil keputusan. Anda baca sejarah orang-orang yang disebut tadi, berani dalam mengambil keputusan. Bayangkan jadi Moh Hatta itu seperti apa menjalani 1942-1945? Dipenjara itu mudah, tapi dicap sebagai penghianat itu yang berat. 42-45 dia bekerjasama dengan Jepang. Kalau sebelumnya dia ditangkap belanda ya biasa saja, dia pejuang, ditangkap. Tapi dianggap penghianat? Berat itu. Ini kalau kita mambaca biografi itu, 42-45 terasa 5 menit. Tapi bagi yang menjalani? 3 tahun lho, itu berat tapi membuat ringan dikemudian.
Peneliti
: Basic yang membuat kanda merasa yakin dan mampu dalam hal politik dan menjaadi calon presiden?
Anies R. Baswedan
: Mengapa seseorang dianggap sebagai pemimpin? Karena ada orang yang dipimpin dan diakui oleh orang yang dipimpin. Seorang yang sholat sendiri kemudian diikuti oleh orang lain, seketika itu namanya berubah menjadi imam. Kenapa? Karena orang lain yang mengikutinya mempercayakan. Dan makmumnyalah yang membuat dia menjadi imam. Ada begitu banyak orang yang dalam posisi “Anies kami berharap anda mewakili kita.” Jadi bukan karena saya diminta demokrat, lalu saya ajukan. Tapi saya Tanya kepada semuanya dan semuanya bersama-sama mengatakan, saya berada dibelakang anda. Dan itulah sebabnya saya yakin.
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anies Rasyid Baswedan Ph.D, adalah pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 merupakan salah satu tokoh intelektual muda di Indonesia. Beliau memiliki kepedulian terhadap masyarakat akar rumput khususnya dalam bidang pendidikan. Ia menelurkan Gerakan Indonesia Mengajar yang mengirimkan pemuda terbaik negeri untuk mengajar di Sekolah Dasar selama satu tahun. Selain memiliki pemahaman terhadap masyarakat nasional, ia merupakan seorang intelektual yang memiliki kompetensi internasional, hal ini terbukti dari beberapa penghargaan internasional yang ia dapatkan, baik tingkat asia maupun internasional1. Sepak terjang Anies Rasyid Baswedan dalam dunia pendidikan tidak diragukan lagi. Ia menginspirasi kaum muda untuk mengajar di daerah-daerah tertinggal dan pelosok. Gagasannya tentang kelompok Indonesia Mengajar, Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi dan lainnya populer di kalangan para pendidik dan kaum muda. Namun secara tiba-tiba dan mengejutkan Anies Rasyid Baswedan terjun ke dunia politik. Ia mengejutkan publik dengan keikutsertaannya sebagai peserta konvensi Pemilihan Calon Presiden melalui Partai Demokrat. Seorang akademisi yang terjun ke dunia politik tentu mengejutkan banyak pihak. 1
http://id.wikipedia.org/wiki/Anies_Baswedan. 20/09/2013pkl 00:21
1
2
Keikutsertaannya sebagai peserta konvensi menuai pro dan kontra. Ada yang menyayangkan ada yang mendukung. Elektabilitas Partai Demokrat yang juga merupakan Partai penguasa (2010-2014) yang tengah menurun membuat sebagian kalangan menyayangkan keikutsertaan seorang Anies Rasyid Baswedan mengikuti konvensi tersebut. Belitan kasus yang menimpa kader Partai Demokrat seperti menjadi penanda awal dari kematian partai binaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. "Saya rasa ini awal dari kematian Partai Demokrat menuju pemilu 2014. Kalau rakyat disurvei sekarang, popularitas dan kelayakan SBY pasti sudah turun," ujar Iberamsjah, pakar politik Universitas Indonesia di Jakarta2
Data Politicawave, sebagaimana dilangsir oleh kompas.com, ada tiga besar calon yang paling banyak dibicarakan netizen adalah Dahlan Iskan (8,4 persen), Gita Wirjawan (5 persen), dan Anies Baswedan (4,6 persen). Fenomena kampanye melalui jejaring sosial media twitter memang bisa dimanfaatkan untuk memupuk citra positif, tetapi juga dapat memukul balik. Kemunculan pidato resmi Anies Rasyid Baswedan sendiri mendapatkan respon yang cepat. Di Youtube, misalnya, pengguna akun Adi Prasetya memberi komentar pidato Anies, ”Subhanallah. Begitu cerdas dan tenang dalam penyampaiannya. Semoga kelak mampu membawa amanah bangsa ini.” ”World Class Speech,” kata Edi Supriyanto. 3 Dalam akun Mario Bross
2
https://www.facebook.com/notes/cak-ripin-kartun/partai-demokrat-sebagai-bunker-parakoruptor/10150361521822105, Tanggal 11 November 2011 pukul 13:56 3 http://nasional.kompas.com/read/2013/09/23/0923423/Mencari.Capres.di.Media.Sosial, tanggal 23 September 2013, pukul 09:23 WIB
3
ia berkomentar “Muda, Berpendidikan, Aksi nyata, Bersih, Nasionalis berwawasan global, itulah Anies Baswedan RI1 2014”.4
Pro dan Kontra kemunculan Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi partai Demokrat itulah yang menarik untuk peneliti kaji. Terutama pidato resmi pertama Anies sebagai peserta Konvensi. Pidato memberikan manfaat sebagai penyampai buah pikiran dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar atau khalayak). Di dalam Islam, sesama manusia diwajibkan untuk saling mengingatkan satu sama lain. Sebelum zaman nabi Muhammad SAW, nabi Musa AS pun sudah melakuan kegiatan berpidato ini dan beliau sebelum menyampaikan ajarannya kepada masyarakat pada waktu itu memohon doa agar dilancarkan urusannya kepada Allah SWT. Sebagaimana yang dituliskan dalam surat Thoha ayat 25 smpai 28, yang berbunyi:
. يَ ْفقَ ُهىاقَ ْى ِلي, سانِي َْ ع ْقدَةَ ِم َْ ُ َواحْ ل, س ِْر ِلي أ َ ْم ِري ََ قَا ُ ل ّ َوي, ص َْد ِري َ ن ِل َ ل َربَِّ ا ْش َرحْ ِلي Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku5. Peneliti tertarik untuk meneliti pidato resmi, terutama tentang makna dan tujuan yang terkandung dalam pidato. Selain itu, sekaligus meneliti tentang wacana apa yang ada dibalik pemikiran sang orator (pembicara atau yang menyampaikan pidato). Maka dari itu, penelitian ini menggunakan metode Analisis Wacana. 4 5
https://www.youtube.com/watch?v=omsc8KTFlIo Al-Qur‟an Al Karim, PT. Mizan Pustaka, 2009, Cet, Ke-1, hal 314
4
Analisis Wacana adalah penelitian komunikasi yang bersifat kualitatif. Analisis wacana juga merupakan studi penelitian tentang struktur yang terkandung dalam bahasa. Lebih tepatnya adalah tentang penggunaan dari bahasa itu sendiri. Analisis wacana biasa digunakan untuk meneliti pesan baik lisan maupun tulisan, umumnya adalah mengungkapkan gagasan yang dimiliki oleh objek penelitian. Peneliti memilih judul dari skripsi ini: “Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat Pada Tanggal 15 September 2013”. B. Pembatasan dan rumusan Masalah Agar penelitian lebih fokus terkait isi pidato Konvensi Demokrat ini, maka peneliti akan membatasi penelitian hanya pada poin-poin penting terkait pidato Anies Rasyid Baswedan ketika mengikuti konvensi pemilihan calon presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013. Untuk itu peneliti akan merumuskan beberapa persoalan terkait pidato Anies Rasyid Baswedan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah formasi teks pidato yang disampaikan oleh Anies Rasyid Baswedan dalam pidato resmi konvensi pemilihan calon presiden partai Demokrat? 2. Bagaimana wacana keindonesiaan yang dibangun oleh Anies Rasyid Baswedan dalam pidato „Indonesia Kita Semua‟? C. Tujuan Penelitian
5
Sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan penelitian di atas, secara khusus penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui Bagaimana deskripsi teks yang disampaikan oleh Anies Rasyid Baswedan terkait visi misinya menjadi salah satu peserta Konvensi untuk calon Presiden dari Partai Demokrat. 2. Untuk mengetahui wacana keindonesiaan yang dibangun Anies Rasyid Baswedan dalam pidato „Indonesia Kita Semua‟. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Manfaat Akademisi Melalui hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan di bidang akademis mengenai gambaran metode analisis wacana dalam kajian teks pidato para tokoh. Sehingga dapat membantu mahasiswa dalam melakukan penelitian studikritis, melalui metode analisis wacana. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan informasi untuk penelitian sejenis di masa mendatang.
2.
Manfaat Praktis Kajian tentang analisis wacana pidato resmi seorang tokoh ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam penelitian terkait analisis wacana pidato selanjutnya untuk dijadikan bahan rujukan atau referensi penelitian.
E. Metodologi Penelitian
6
1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).6 Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang terkandung dibalik data yang tampak.7 2. Subjek Penelitian dan objek penelitian Subjek Penelitian skripsi ini adalah Anies Rasyid Baswedan. Sedangkan Objek penelitian ini adalah transkip pidato Anies Rasyid Baswedan dalam pidato resminya ketika mencalonkan diri menjadi calon presiden melalui Konvensi Partai Demokrat. Penelitian ini tidak akan melibatkan aspek politik tersendiri dari Partai Demokrat, namun hanya membahas formasi teks Anies Rasyid Baswedan serta wacana keindonesiaannya. Sedangkan waktu penelitian ialah dari bulan 15 September 2013 -15 Februari 2014. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Peneliti akan menggunakan jenis
6
Lexy J. Maleong (ed, 13), Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) h. 4. 7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 3.
7
penelitian kualitatif dengan metode wawancara, dan juga dokumentasi.8 Wawancara langsung dengan Anies Rasyid Baswedan tentu akan memberikan ruang klarifikasi yang pas untuk memaknai pidato serta wacana yang dikembangkan oleh Anies Rasyid Baswedan untuk kemudian akan peneliti analisa dalam perspektif peneliti. a. Observasi Tenik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dibagi menjadi tiga: pertama, Observasi partisipasi, yakni metode pengumpulan yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam kesehatian responden. Kedua, Observasi Kelompok, observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Ketiga, Observasi tidak terstruktur, ia merupakan observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide (pedoman) observasi. Pada observasi ini peneliti harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Dalam skripsi ini peneliti menggunakan observasi tidak terstruktur. b. Wawancara Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi dan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Jenis 8
John W. Creswell, Desain penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: KIK Press, 2003) h. 143.
8
wawancara ini adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab dengan atau tanpa menggunakan guide. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur ataupun tidak terstruktur serta dapat dilakukan melalui telpon ataupun bertemu langsung. Peneliti menggunakan jenis wawancara langsung / face to face dan secara terstruktur serta menggunakan alat perekam dan dokumentasi berupa foto dengan narasumber/subjek. 4. Teknis Analisis Data Selanjutnya setelah mengumpulkan data adalah menyusun atau mngorganisir data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola dan membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis wacana Teun A. van Djik. Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van Dijk ialah menggabungkan tiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Kaitannya dengan dimensi teks, penelitian diarahkan pada bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang digunakan subjek dalam menegaskan suatu wacananya. Sedangkan pada level kognisi sosial maka, yang diteliti adalah proses produksi teks pidato yang melibatkan kognisi individu dari komunikator. Yang terakhir adalah mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat terhadap
9
suatu permasalahan. Model analisis van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut :9 Gambar 1 Model Analisis Wacana van Dijk
Konteks Kognisi Sosial
Teks
F. Tinjauan Pustaka Judul penelitian mengenai Analisis Wacana sudah banyak sekali terdapat dalam tinjauan peneliti. Namun setelah menelaah dan membaca skripsi-skripsi di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti belum menemukan kesamaan judul dengan yang peneliti punya. Peneliti hanya menemukan jenis metode yang hampir sama dengan metode yang akan peneliti teliti sekarang ini. Selama tinjauan tersebut peneliti menemukan beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang peneliti teliti, yaitu: 9
Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 225.
10
1. Analisis Wacana „Temukan Kembali Api Islam‟ pidato DR.Honoris Causa Presiden Ir. Soekarno di IAIN Jakarta. Yang ditulisolehSuhendi, mahasiswa jurusan Jurnalistik, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini menggunakan metode analisis teks teori Teun A. van Djik. Selanjutnya penelitian di fokuskan pada dimensi praktik wacana, dimensi yang berkaitan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Tentu berbeda dengan penelitian yang penelitilakukan. Karena objek penelitian peneliti adalah pidato Anies Rasyid Baswedan.10 2. Analisis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah DzikrulmautUstaz Dr. H. Sunandar, M.Ag (2010-2011). Yang ditulis oeh Faiz Fikri AlFahmi, NIM: 109051000071, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2009. Pada skripsi ini terdapat kesamaan yaitu menggunakan metode analisis teks yang sama yaitu analisis wacana dengan model Analisis Wacana Teun A. van Djik. Dan perbedaannya adalah skripsi ini lebih menganalisis wacana materi khotbah jumat selama beberapa waktu yang dimiliki oleh objek yang berbeda, yaitu Dr. H. Sunandar, M.Ag. Sedangkan pada penelitian yang peneliti ambil adalah
10
Suhendi, Analisis Wacana Temukan Kembali Api Islam Pidato DR.Honoris Causa Presiden Ir. Soekarno di IAIN Jakarta, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
11
wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi pemilihan calon presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013.11 3. Analisis Wacana Teun A. van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI 2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika di Majalah Pantau yang ditulis oleh Mochamad Arifin mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2005. Persamaan dengan skripsi ini adalah menggunakan metode Analisis Wacana Teun A. van Djik. Dan perbedaannya adalah skripsi ini lebih menganalisa wacana materi berita Calon Presiden di Harian Republika. Sedangkan pada penelitian yang peneliti angkat adalah wacana pidato yang disampaikan oleh calon presiden.12 4. Analisis Wacana Rubrik Motivasi pada Majalah Gontor Edisi Maret, Mei dan September 2012 yang ditulis oleh Nur Azhima, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah angkatan tahun 2008.13 Pada skripsi ini terdapat persamaan teori yakni menggunakan metode Analisis Wacana Teun A. van Djik. Perbedaannya adalah skripsi ini lebih menganalisa wacana materi rubrik motivasi pada majalah Gontor edisi Maret, Mei dan
11
Faiz Fikri al-Fahmi, Analisis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah Dzikrulmaut Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag (2010-2011), Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013 12 Mochamad Arifin, Analisis Wacana Teun A. van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI 2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika di Majalah Pantau, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 13 Nur Azhima, Analisis Wacana Rubrik Motivasi pada Majalah Gontor Edisi Maret, Mei dan September 2012, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
12
September 2012. Sedangkan pada penelitian yang peneliti ambil adalah wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi pemilihan calon presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013. 5. Analisis Hermeneutik Teks Pidato Hamka : Islam Sebagai Dasar Negara yang ditulis oleh Enny Khurniasari, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah angkatan tahun 2008.14 Pada skripsi ini, terdapat persamaan yang menganalisa teks pidato dari seorang tokoh. Namun, perbedaan yang terdapat pada skripsi ini adalah penggunaan teori yang berbeda. Skripsi ini menggunakan analisis Hermeneutika Paul Ricouver. Sedangkan penelitian yang peneliti angkat adalah menggunakan analisis wacana Teun A. van Dijk. Dari
beberapa
skripsi
tersebut
maka
peneliti
mengambil
kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa yang meneliti dengan judul skripsi Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat (15/9/2013). Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk. yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, tahun 2007.
14
Enny Khurniasari, Analisis Hermeneutik Teks Pidato Hamka : Islam Sebagai Dasar Negara,Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
13
G. Sistematika Penulisan Dalam pembahasan penelitian ini, peneliti akan membahas secara sistematis penulisannya dalam V (lima) BAB, yaitu sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan,
Meliputi
Latar
Belakang
Masalah,
Pembatasan dan rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. BAB II Landasan Teoritis, berisi landasan teoritis yang meliputi : Definisi analisis wacana secara terminologi dan etimologis, model analisis wacana Teun A. van Dijk. Pidato Konvensi Anies Rasyid Baswedan yang meliputi : Pengertian Pidato danjenis-jenis pidato. BAB III Biografi Anies Rasyid Baswedan, meliputi : riwayat hidup Anies Rasyid Baswedan, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, Penghargaan dan karier Anies Rasyid Baswedan. BAB IV Temuan Penelitian berisi analisis wacana, dalam materi “Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013” berdasarkan teorin Teun A. van Dijk BAB V Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran serta lampiran-lampiran hasil temuan yang didapat oleh penelitian.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Istilah analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu sifat penelitian, kupasan. Sedangkan analisa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya.1 Menurut Syamsuri, wacana adalah rekaman utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasan lisan dan dapat pula memakai bahasa tulisan.2 Dalam buku Alex Sobur dituliskan pengertian wacana menurut Ismail Maharimin, yakni kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut uruturutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan resmi dan teratur.3 Hal ini sama seperti apa yang dituliskan dalam Kamus Besar Bahasa Inggris yang memaknai
wacana sebagai
discourse, kata discourse berasal dari bahasa latin yaitu discursus yang memiliki arti lari kian kemari (dis berarti dari, dalam arah berbeda, dan currere berarti lari).4 Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menggambarkan wacana dari aspek kebahasaan, di antaranya:
1
HasanAlwi (ed), KamusBesarBahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 2002, h. 60 Panuti Sudjiman. Bunga Rampai Stilistika. (Jakarta : Pustaka Utama Grifiti, 1993), hal 6 3 Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal.10 4 Rivers, et.al, Media Massa & Masyarakat Modern hal. 192 2
14
15
1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasangagasan konverasi atau percakapan. 2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu objek studi atau pokok telaah. 3. Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.5 Sementara ituEriyanto mendefinisikan wacana, di antara lain sebagai berikut: 1. Wacana adalah komunikasi verbal, ucapan, percakapan, sebuah perlakuan formal, dari subjek dalam ucapan atau tulisan, sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari kalimat. (Collins Concise English Dictionary, 1998) 2. Wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaraan di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas persoalan dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya. (Hawthorn, 1992) 3. Wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan disini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman. (Roger Fowler 1997).6 Dari apa yang dituliskan oleh Alex Sobur dan Eriyanto, peneliti melihat tidak ada perbedaan yang bertentangan dari keduanya. Hanya saja definisi tentang wacana Eriyanto lebih spesifik dibandingkan Alex 5
Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001) 6 Eriyanto, Analisis Wacana; PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001)
16
Sobur.Sekilas dari definisi keduanya, Alex mendefinisikan wacana langsung pada esensi wacana itu sendiri, dan Eriyanto menjelaskan proses dari munculnya suatu wacana tadi. Secara etimologi, analisis wacana sebagaimana dikutip Mulyana berasal dari bahasa sanskerta wac/wak/vac yang memiliki arti „berkata‟, „berucap‟. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan menjadi wacana, kata „ana‟ yang berada setelah kata wa adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna „membedakan‟. Dengan demikian kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan.7 Dari segi terminologi, istilah wacana memiliki arti yang luas, luasnya makna wacana ini dikarenakan perbedaan ruang lingkup dan disiplin ilmu dalam memaknai istilah wacana tersebut.sudut pandang tersebut bisa dilihat dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, dan sastra.8Karena luasnya arti wacana ini, Alex Sobur merangkum pengertian wacana tersebut. Ia memandang wacana sebagai suatu rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkap sesuatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan koheren yang dibentuk oleh unsur segmentet atau unsur non segmentet bahasa.9 Bagaimanapun juga, pengertian wacana yang paling mendekati adalah apa yang dikemukakan oleh James Lull. Lull mendefinisikan wacana secara
7
Dedi Mulyna. Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi, prinsip-prinsip Analisis Wacana. (Yogyakarta : Tiara Wacana 2005), hal.3 8 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta : Modern English Press, 2002), edisi ke-3, hal 1709 (Ibnu Khamdan 2009) 9 Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal.11
17
sederhana, tidak sebatas tulisan atau ujaran, lebih dari itu wacana mengandung arti komunikasi yang tidak hanya linier (satu arah). Wacana bisa diperbincangkan, menimbulkan suatu respon berupa pemahaman, tersebar luas. Menjadi perbincangan (diskursus) dimana didalamnya akan terjadi pergulatan.10 Analisis Wacana merupakan penelitian komunikasi yang bersifat kualitatif. Analisis wacana juga merupakan studi penelitian terkait struktur yang terkandung dalam bahasa. Lebih tepatnya ialah tentang penggunaan atau fungsi dari bahasa itu sendiri. Analisis wacana biasanya digunakan untuk meneliti
pesan, baik
lisan maupun
tulisan,
dan
umumnya
untuk
mengungkapkan gagasan yang dimiliki oleh objek yang diteliti. Analisis wacana merupakan studi penelitian analisis yang baru berkembang terutama sejak tahun 1970-an. Seiring dengan waktu,
studi
mengenai struktur, fungsi, dan proses dari suatu teks dalam analisi wacana semakin berkembang.11Topik utama dalam analisis wacana merupakan representasidariobjek dan mengungkapkan bahwa segala sesuatu itu tidak tampil sendiri, namun ditampilkan melalui mediasi bahasa, baik secara tertulis, suara, ataupun gambar. Bahasa disini juga tidak dimaknai sebagai sesuatu yang netral yang bisa mentransmisikan dan menghadirkan realitas keadaansebagaimana aslinya. Namun sudah tercelup oleh ideologi yang membawa muatan kekuasaan tertentu. Bahasa disini merupakan suatu praktik
10
James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan global, Terj. A. Setiawan, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998, hal.225-226. 11 Dennis McQuail, Mass Commuication theory: An Introduction (London: Sage Publication, third edition, 1995), hal. 276-277
18
sosial, melalui bahasa akan diketahuibagaimana seseorang atau kelompok ditampilkan dan didefinisikan. Melalui bahasa pula, seseorang ditampilkan secara baik dan buruk.12 Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana diantaranya:13 1.
Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use—menurut Windowson)
2.
Analisis wacana merupakan usaha memaknai makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi.
3.
Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik.
4.
Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what is said from what is done—menurut Labov)
5.
Analisis wacana diarahkan pada masalah memakai bahasa secara fungsional (fungsional use language—menurut Coulyhard).
Pidato merupakan kegiatan berbicara dan menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan gambaran di depan khalayak umum. Pidato biasanya disampaikan pada saat acara atau forum resmi. Kegiatan berpidato sudah memenuhi empat unsur komunikasi, yakni, adanya komunikan, adanya komunikator, adanya pesan, dan adanya media sebagai penyampai pesan. Pidato juga berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.
12
Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), hal
343 13
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal.75
19
Pidato sendiri memerlukan seni berbicara dan retorika. seni dan retorika ini bisa berupa wawasan dan pengetahuan komunikator. Adakalanya berupa analogi, story atau cerita, bahkan intonasi suara. Dengan demikian pidato politik tentu memerlukan seni karena tujuan dari pidato politik adalah menyiarkan kepada komunikan hal-hal yang penting dan bahkan menggiring wacana komunikan atau publik pada suatu level pemahaman persoalan / isu tertentu. Upaya pengaruh-mempengaruhi dalam pidato politik sangat jelas. Dalam hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Doyle Paul Johnson, Weber mengatakan14: “Apa yang diminta adalah „empati‟ – kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuannya mau dilihat menurut perspektif orang itu. Konsep ini menunjuk pada konsep pengambilan peran yang terdapat dalam interaksi simbolik” Selanjutnya dengan demikian analisis wacana kritis suatu pidato politik merupakan upaya mengungkap dan menganalisa wacana yang coba dikemukakan komunikator melalui suatu pidato politik yang sarat akan kepentingan dan upaya mempengaruhi komunikan dan atau publik. B. Konsep Utama Analisis Wacana Kritis Fairclough dan Wodak berpendapat bahwa analisis wacana kritis adalah menelaah
wacana-pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan-
sebagai bentuk dari praktik sosial.Karena padadasarnya, praktik sosial dalam wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi. Ia juga memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelompok 14
Deddy Mulyana & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) h. 33
20
mayoritas dan minoritas. Eriyanto mengutip pernyataan Teun A. van Dijk, Fairclough, dan Wodak, berikut ini merupakan karakteristik penting dalam analisis wacana kritis: 1. Tindakan Dalam wacana, prinsip pertama yang harus dipahami adalah tindakan (action). Wacana diasosiasikan sebagai bentuk interaksi bukan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara untuk dirinya sendiri namun bagian daripenggunaan
bahasa
adalah untuk berinteraksi dan
berhubungan dengan orang lain. Akibatnya, pemahaman ini memiliki beberapa konsekuensi bagaimana wacana diintepretasikan. Pertama, yakni wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, diantaranya untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah, bereaksi, dan sebagainya. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu ekspresi sadar, terkontrol.Kesimpulannya, wacana bukan sesuatu yang tidak disadari namun ia muncul dibawah gagasan, ide dan tentu kesadaran. Wacana lebih merupakan suatu gambaran dari konsepsi dan gagasan.15 2. Konteks Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti kondisi, situasi,latar belakang danperistiwa. Dalam hal ini wacana dipandang sebagai sesuatu yang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Bahasa di sinijuga dipahami dalam konteks 15
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeksMedia, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 8.
21
secara keseluruhan. Sebagaimana pernyataan Guy Cook bahwa ada tiga hal yang penting dalam pengertian wacana: teks, konteks, dan wacana. Selain itu semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks mengandung segala situasi serta hal lain yang berpengaruh diantaranya bahasa, situasi-situasi di mana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan lainnya.16 Meskipun perlu teks dan konteks dalam analisis wacana, tidak semua konteks dimasukkan dalam analisis, hanya yang relevan dan dalam banyak hal mempengaruhi produksi dan penafsiran teks yang dimasukkan dalam analisis. Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana. Kedua, setting sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara, dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana. 3. Historis Sejarah atau historis ialah menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu.Wacana sebagai sesuatu yang diproduksi dalam konteks tertentu tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Menempatkan wacana dalam konteks historis tertentu merupakan aspekpenting untuk bisa mengerti teks.17 Dengan begitu maka suatu wacana dapat dianalisa dan diesuaikan dengan kondisi dan situasi saat itu.
17
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 10.
22
4. Kekuasaan Selain beberapa karakteristik diatas, analisis wacana kritis juga sangat mempertimbangkan elemen kekuasaan (power). Dalam hal ini wacana tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan sebagai salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat disebabkan
pengaruh
dari
pertarungan
kekuasaan
yang
sangat
besar.18Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana, penting untuk melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Satu orang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain lewat wacana. Kelompok yang dominan mungkin membuat kelompok lain bertindak seperti yang diinginkan olehnya, berbicara, dan bertindak sesuai yang diinginkan. 5. Ideologi Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam analisis wacana kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi tertentu. Dalam kerangka ideologi, peranan wacana seperti yang dikatakan oleh Teun A. van Dijk, ideologi bertujuan untuk mengatur tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok. Disini ideologi memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak individual; ia membutuhkan sharediantara anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas dengan orang lainnya. Hal yang di-sharekan tersebut bagi anggota kelompok
18
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 11.
23
digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam bertindak dan bersikap.Yang kedua, ideologi meskipun bersifat sosial, ia secara internal digunakan diantara anggota kelompok atau komunitas. Karenanya, ideologi tidak hanya membentuk identitas diri kelompok, membedakan dengan kelompok lain namun juga menyediakan fungsi koordinatif dan kohesi.8 C. Analisis Wacana Teun A. van Dijk Analisis wacana van Dijk melihat penelitian analisis wacana tidak hanya didasarkan pada analisis atas teks semata. Selain daripada teks, perlu dilihat pula bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga dapat diketahui bagaimana teks bisa seperti itu. Model yang sering digunakan dalam penelitian adalahmodel analisis wacana van Dijk. Hal ini dikarenakan model van Dijk adalah model paling lengkap karena mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga dapat digunakan secara praktis. Model van Dijk ini sering disebut sebagai kognisi sosial.9 Dalam
buku
Aims
of
Critical
Discourse
Analysis,van
Dijk
memaparkan pengertian mengenai analisis wacana yakni; Critical Discourse analysis has become the general label for a study of text and talk,emerging from critical lingustics, critical semiotics, and in general from socio-politically conscious and oppositional way of investigating language, discourse, and communication. As in the case many fields, approaches, and subdisciplines in language and discourse studies, however, it is not easy precisely delimit the special principles, practices,aims, theories or methods of CDA.10 8
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 7-14. Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 221. 10 Teun Van Dijk, Aims of Critical Discourse Analysis, (Japan Discourse, 1995) Vol. 1, h. 17. 9
24
Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari model ini adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Analisis model van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Dimensi teks meneliti bagaimana struktur teks serta strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Sedangkan tahap kognisi sosial diteliti terkait proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dari penyampai pesan. Sedangkan aspek ketiga yakni mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu persoalan. Model dari analisis van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut:11 Gambar 2. Model Analisis Wacana van Dijk
Teks
Kognisi sosial
Konteks Sosial
Struktur/elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut.19
11
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 225.
25
1. Teks Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/ tingkatan
yang
masing-masing
bagian
saling
mendukung.
Ia
membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang ditonjolkan dalam suatu teks pidato. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun kedalam pidato secara utuh. Ketiga, struktur mikro. Adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar. Berikut adalah gambaran struktur analisis van Djik: Tabel. 2.1 Struktur Analisis van Dijk Struktur Makro Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/ tema yang diangkat oleh suatu teks. Superstruktur Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Struktur Mikro Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
Sedangkan struktur/elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut.12
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006) h. 74. 12 Alex Sobur, AnalisisTeks Media, h. 74.
26
Tabel. 2.2 Elemen Analisis Wacana van Dijk Struktur Wacana Struktur Makro
Superstruktur
Struktur Mikro
Struktur Mikro
Struktur Mikro
Struktur Mikro
a.
Hal yang Diamati
Elemen
Tematik (apa yang dikatakan). Tema atau topik ini berupa hal yang diutamakan dalam suatu pidato. Skematik (bagaimana pendapat disusun dan dirangkai). Bagian dan uruta yang disusun dalam teks pidato secara utuh. Semantik (makna yang ingin ditekankan dalam pidato). Misalnya memberikan detil di satu sisi, serta eksplisit atau mengurangi detil disisi yang lain. Sintaksis (bagaimana pendapat disampaikan). Dengan kata lain bagaimana bentuk dan susunan kalimat dipilih. Stilistik (pilihan kata apa yang dipakai dalam suatu teks pidato). Retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan)
Topik
Skema
Latar, detail, maksud, praanggapan
Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti Leksikon
Grafis, Metafora Ekspresi
Tematik Kategori elemen tematik menunjukkan gambaran umum dari suatu teks. Gagasan ini disebut juga sari atau inti ataupun ringkasan dari teks utama. Van Dijk menyebut topik ini sebagai properti dari arti atau isi teks. Mainwords atau topik penting dalam teks memiliki peran sentral. Karena tidak mungkin dapat
27
memahami teks secara global tanpa topit utama tadi. Tanpa topik utama, kita hanya akan dapat memahami fragmen lokal teks, dan tidak merupakan pemahaman secara keseluruhan, baik hierarki maupun organisasi.13 Dalam hal ini, suatu topik akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain agar terbentuk satu topik umum. Kemudian subtopik juga didukung oleh serangkaian fakta yang disuguhkan untuk menggambarkan subtopik lainnya. Ketika masing-masing subtopik sudah saling menguatkan maka teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan komprehensif.14 b.
Skematik Elemen selanjutnya dalam teks atau wacana biasanya mempunyai skema atau kerangka dan alur dari awal hingga akhir. Dalam alur tersebut akan digambarkan bagian-bagian ataupun polapola dari teks yang disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti atau makna. Susunan ini juga menentukan suatu sudut pandang daripada teks itu sendiri.20 Menurut van Djik, ada arti penting dalam elemen skematik ini yaitu strategi komunikator untuk mendukung suatu topik atau isu tertentu dengan alur atau urutan tertentu pula. Karena skematik memberi tekanan pada titik mana yang mesti didahulukan dan
13
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 230, Eriyanto mengutip dari karya Teun A. van Dijk, News as Discourse, (Amsterdam: University of Amsterdam, 1988), h. 31. 14 Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 230. 20 Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 233
28
bagian mana yang disembunyikan atau dikemukakan secara eksplisit
saja.
Upaya
menyembunyikan
dilakukan
dengan
menempatkan bagian akhir yang kurang menonjol.21 Terkait susunan teks tersebut bisa disebut story yakni isi pidato secara keseluruhan. Isi pidato ini juga mempunyai dua subkategori. Pertama, berisi situasi yakni proses atau jalan terjadinya peristiwa, sedangkan yang kedua merupakan komentar yang ditampilkan dalam suatu teks. Subkategori situasi yakni suatu teks yang menggambarkan kisah suatu peristiwa pada umumnya terdiri dari dua bagian. Pertama kisah utama dari peristiwa tersebut. Kedua, latar untuk mendukung episode yang disuguhkan. Selanjutnya subkategori komentar yakni suatu subkategori yang menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat memberikan komentar atas suatu peristiwa terdiri dari dua bagian. Yang pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh yang dikutip komunikator. Kedua, kesimpulan yang diambil oleh komunikator dari komentar beberapa tokoh untuk mengungkapkan gambaran suatu teks dari sudut pandang tokoh tersebut.16 c.
Semantik (Latar, Detil, Maksud, Pra-Anggapan) Semantik dalam skema van Dijk dikagorikan sebagai makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan
21
antarkalimat,
hubungan
antarproposisi,
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 234. Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 232.
16
yang
29
membangun makna tertentu dari suatu teks. Analisis wacana memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang eksplisit maupun implisit.17 Latar merupakan bagian pidato yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan masyarakat hendak dibawa. Latar
umumnya
komunikator
ditampilkan
yang
di
sebenarnya
awal
sebelum
pendapat
dengan
maksud
muncul
mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat komunikator sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.18 Elemen
wacana
detil
berhubungan
dengan
kontrol
informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana komunikator mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh komunikator kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari detil bagian mana yang dikembangkan dan mana yang dikemukakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan oleh komunikator.19 Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detil. Bedanya, dalam detil, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detil yang panjang. Elemen maksud melihat 17
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78. Eriyanto, Analisis Wacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 235. 19 Eriyanto, AnalisisWacana: ... h. 238. 18
30
informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. Tujuan akhirnya
adalah
publik
hanya
disajikan
informasi
yang
menguntungkan komunikator.20 Elemen wacana pra-anggapan (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti upaya mendukung dengan jalan memberi latar belakang, maka pra-anggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis
yang dipercaya kebenarannya.
Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan.21 d.
Sintaksis (Koherensi, Bentuk Kalimat, Kata Ganti) Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta
yang
tidak
berhubungan
sekalipun
dapat
menjadi
berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seseorang secara strategis menggunakan wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang saling terpisah, berhubungan, atau malah sebab akibat. Pilihan – pilihan 20
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 240. Eriyanto, Analisis Wacana:... h. 256.
21
31
mana yang diambil ditentukan oleh sejauh mana kepentingan komunikator terhadap peristiwa tersebut.22 Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Di mana ia menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika kausalitas ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya.23 Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata. Akan tetapi, ketika memakai kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator 22
dengan
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 242. Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 251.
23
khalayak
sengaja
dihilangkan
untuk
32
menunjukkan apa yang menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan. Pemakaian kata ganti yang jamak
seperti
“kita”
atau
“kami”
mempunyai
implikasi
menumbuhkan solidaritas, aliansi serta mengurangi kritik dan oposisi.24 e.
Stilistik (Leksikon) Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut bukan dilakukan secara kebetulan, tetapi juga secara ideologis
menunjukkan bagaimana pemaknaan
seseorang terhadap fakta/realitas. Pemilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama dapat digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda.25 f.
Retoris (Grafis, Metafora) Elemen grafis ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam wacana teks pidato, grafis ini muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Bagian-bagian yang ditonjolkan ini menekankan kepada khalayak pentingnya bagian tersebut. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh
24
Eriyanto, Analisis Wacana: ...h. 253-254. Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 255.
25
33
komunikator, disana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.26 Dalam suatu wacana, seorang komunikator tidak hanya menyampaikan pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu teks pidato. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.27 a. Kognisi Sosial Dalam pandangan van Dijk, analsis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi.28 Van Dijk menyebut sebagai kognisi sosial. Untuk mengetahui bagaimana makna tersembunyi dari teks, diperlukan analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
26
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 257. Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 259. 28 Teun A. van Dijk, The Interdisciplinary Study of News as Discourse, dalam Klaus Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski. Ed. Handbook of Qualitative Methodologies for Mass Communication Research, (London and New York, Routledge, 1993), h. 117. 27
34
penelitian atas representasi kognisi dan strategi komunikator dalam memproduksi suatu teks pidato.29 Disini komunikator tidak dikategorikan sebagai individu yang netral, namun individu dengan ideologi dan prinsip serta nilai tertentu yang ia pegang. Selain itu pengalaman, pengaruh dan hal lain dari kehidupannya. Dengan demikian van Djik menyebutkan skema dikonseptualkan berdasarkan sktruktur mental. Skema ditentukan oleh pengalaman dan sosialisasi.22 Sosok komunikator atau peneliti sendiri merupakan individu yang tidak terlepas dari nilai dan pandangan hidup yang membantunya mereduksi serta mengkontrusikan dan menjelaskan realitas menjadi sesuatu yang dapat kita pahami. b. Analisis Sosial Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Menurut van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua poin yang penting: kekuasaan (power), dan akses (acces). a. Praktek Kekuasaan Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya) 29
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 259. Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 261.
22
35
untuk mengontrol kelompok (atau anggota) dari kelompok lain. Kekuasaan dalam hal ini bisa dalam hal politik, nilai, prinsip dan idelogi. Karenanya kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status, dan pengetahuan. Selain berupa kontrol yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan itu dipahami oleh van Dijk, juga dapat berbentuk persuasif; tindakan seseorang untuk secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.23 Dari sini analisis wacana dapat memberikan perhatian pada hegemoni. Hal ini dikarenakan dominasi direproduksi oleh pemberian suatu akses khusus pada kelompok lain (diskriminasi). Dengan demikian faktor untuk menelaah dan menganalisis proses dan produksi kekuasaan yang pada akhirnya membentuk konsensus sangatlah penting. b. Akses mempengaruhi Wacana Analisis wacana van Dijk melibatkan analisa pada akses, bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam masyarakat. Umumnya, kelompok elit memiliki akses lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Hal ini menyebabkan mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi kesadaran khalayak. Peran penting akses juga pada tahap selanjutnya yakni kontrol khalayak
23
Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 272
36
yang lebih besar. Selai itu juga menentukan topik apa dan isi wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak tersebut.30Semisal ideologi komunisme, negara memiliki akses yang lebih besar untuk menjangkau masyarakat melalui institusi dan kelembagaan untuk menentukan diskursus mengenai komunisme. Van Djik menyebutkan peran besar pemerintah dalam mengejewantahkan komunisme menjadi suatu diskursus dalam negara tersebt tentu lebih besar ketimbang kelompok-kelompok lain yang memiliki akses yang lebih terbatas ketimbang pemerintah.s
30
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 273.
BAB III RIWAYAT HIDUP ANIES RASYID BASWEDAN A. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga Anies Rasyid Baswedan Anies Rasyid Baswedan terlahir dengan nama lengkap Anies Rasyid baswedan pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Anies Rasyid Baswedan lahir dari pasangan dosen yakni Drs. Rasyid Baswedan, SU dan Prof. DR. Aliyah Rasyid, M.Pd. Ayahnya adalah dosen Fakutas Ekonomi UII Yogyakarta sedangkan Ibunya dosen di IKIP Negri Yogyakarta. 1 Dengan latar belakang dari kalangan akademisi, tidak heran jika perkenalan Anies dengan dunia pendidikan telah berlangsung sejak dini. Nama Anies dimaksudkan untuk mengenang kakak perempuan Anies yang telah meninggal yakni Anisah. Ibunya menyertakan nama keluarga, yaitu Rasyid dan Baswedan. Sejak kecil Anies Rasyid Baswedan dikenal sebagai anak yang aktif. Bahkan ia dikenal berani hingga sering berkelahi hanya karena membela teman-teman yang lebih kecil yang dipukul temannya yang bertubuh lebih besar dari dirinya sendiri. Meskipun ibunya mengetahui bahwa Anies sering berkelahi, ibunya tidak terlalu membesarbesarkan perkara itu. Menurutnya bahwa itu adalah bagian dari latihan Anies kecil untuk menyelesaikan persoalan-persoalannya serta sosialisasi dengan lingkungan. 2 Anies Rasyid Baswedan tumbuh di kalangan keluarga yang sederhana dan pendidik. Ia dan orangtuanya tinggal bersama kakeknya yakni 1 2
Adhe Riyanto, The True Wisdom, Yogyakarta: Kanal Publika, 2012, Hal: 5 Adhe Riyanto, ... Hal: 6
37
38
Abdurrahmana Baswedan, yang dikenal AR Baswedan, yakni jurnalis serta perintis kemerdekaan. Kakeknya yang juga pendidi Partai Arab Indonesia pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan dan anggota Dewan Konstituante. Dari kakeknyalah Anies mengenal berbagai macam buku. Buku yang sangat ia sukai adalah buku tentang biografi tokoh dunia.3 Kecintaan Anies Rasyid Baswedan terhadap tokoh-tokoh dan karakter tokoh dunia menginspirasi ia untuk menjadi seperti mereka. Karena hal tersebut Anies rajin bersekolah. Sosialisasi Anies Rasyid Baswedan kecil ternyata tidak hanya berisi perkelahian semata. Anies memiliki kecenderungan memimpin sejak kecil. Ia memiliki inisiatif untuk berbagai persoalan teman-teman sebayanya. Anies juga sudah menunjukkan naluri pelopor dalam dirinya. Karena hal itu, ayahnya tidak tinggal dian, ia memasukkan Anies dalam berbagai kegiatan, salah satunya adalah klub sepakbola PS Gema. Anies Rasyid Baswedan kecil membentuk suatu klub yang diberi nama Kelabang yang berarti Kelompok Anak Berkembang. Saat itu Anies Rasyid Baswedan berusia 12 tahun. Klub tersebut bahkan memiliki lambang gambar binatang kelabang (Bahasa Jawa: lipan). Klub yang diinisiasi Anies Rasyid Baswedan tersebut mengadakan berbagai kegiatan olahraga dan seni. Anies sendiri ditunjuk sebagai pemimpin klub.4 Disekolah, Anies beberapa kali dipercaya untuk menjadi ketua kelas di SD Laboratori. Anies Rasyid Baswedan memang didukung penuh 3 4
Adhe Riyanto, ... Hal: 8 Adhe Riyanto, ... Hal: 11
39
kedua orangtuanya untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi.
5
Orangtua Anies rasyid Baswedan percaya bahwa organisasi melatih berbagai aspek karakter dalam diri seseorang. Diantaranya adalah manajemen waktu dan perencanaan, sosialisasi dan demokrasi. Banyak hal yang menarik bagi Anies
Rasyid
Baswedan,
diantaranya
adalah
kegembiraannya
jika
menyaksikan HUT kemerdekaan serta acara Sekaten di alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. Anies juga sangat menyukai drum band. Ia bahkan mengajak teman-temannya untuk bermain drum band menggunakan kalengkaleng kosong yang ditabuh dengan kayu.6 Sejak kecil, Anies Rasyid Baswedan terbiasa dengan lingkungan yang beragam. Kakeknya Romo Mangunwijaya sendiri bersahabat dengan Romo Dick Hartoko. Romo adalah sahabat diskusi kakeknya sehari-hari. Lingkungan Anies baik kakek dan orangtuanya mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang kuat serta menghargai perbedaan.7 B. Masa Sekolah dan Kuliah Anies Rasyid Baswedan Semasa SMP dan SMA Anies Rasyid Baswedan aktif berorganisasi baik intra maupun ekstra sekolah. Kepemimpinan Anies terlihat ketika ia menjabat sebagai wakil Osis SMA Negeri 2 pada tahun 1985. Ketika itu Anies mewakili sekolahnya untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan di Jakarta. Acara tersebut diikuti oleh para ketua OSIS SMA se-Indonesia. Delegasi dari Yogyakarta sendiri ada 10 siswa sedangkan keseluruhannya ada 300 siswa dari seluruh Indonesia. Anies yang saat itu masih wakil ketua 5
Adhe Riyanto, ... Hal: 11 Adhe Riyanto, ... Hal: 10 7 Adhe Riyanto, ... Hal: 15 6
40
OSIS dan kelas satu terpilih untuk memimpin para peserta yang rata-rata merupakan siswa kelas dua atau tiga.8 Selanjutnya pada tahun 1987, kegemarannya memepelajari bahasa Inggris membuatnya terpilih menjadi peserta AFS Intercultural Program, Program Pertukaran Pelajar Indonesia-Amerika yang diselenggarakan oleh Bina Antarbudaya selama satu tahun di Amerika Serikat. Pemilihan tersebut sangat ketat karena harus mengikuti berbagai tes. Anies dan Rina, siswi SMA Muhammadiyah 1 yang terpilih mewakili daerah Yogyakarta. Di Amerika Anies tinggal bersama salah satu keluarga di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat.9 Sekembalinya dari AS pada tahun 1988 Anies Rasyid Baswedan mengalami pergolakan batin. Ia mulai menemukan banyak ketidakadilan, hal yang tidak masuk akal, dan ketidakpuasan terhadap lingkungan baik sekolah maupun lingkungannya. Anies kala itu menjadi pribadi yang memberontak. Namun berkat kesabaran ibunya yang mendengarkan keluh kesahnya dan memberinya pengertian-pengertian tentang realitas di lingkungannya yang harus diperjuangkan bukan untuk dimusuhi.10 Anies akhirnya menyadari pentingnya memperjuangkan lingkungannya bukan justru mengacuhkan atau memusuhinya. Sikap pemberontakan dan kritis Anies terlihat saat Anies Rasyid Baswedan membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) di kantor polisi. Proses pembuatan SIM mensyaratkan Surat Keterengan Dokter, formulir 8
Adhe Riyanto, ... Hal: 17-18 Adhe Riyanto, ... Hal: 19 10 Adhe Riyanto, ... Hal: 20 9
41
pendaftaran dan sebagainya disertai pembayaran dan formulir. Hal tersebut bukanlah masalah bagi Anies. Ia memberontak ketika mengambil SIM yang sudah jadi petugas menyodorkan sebuah kotak agar membayar tanpa disertai kwitansi. Perbuatan petugas tersebut Anies laporkan kepada komandan bagian pembuatan SIM. Mengetahui hal tersebut komandannya tidak saja menerima pengaduan Anies namun justru turun tangan mengambilkan SIM Anies.
11
Keberanian Anies ini makin mematangkan pribadinya untuk
bertindak “tidak” pada ketidakadilan. Kesabaran pengajaran ibunya membuahkan hasil karena Anies Rasyid Baswedan berkembang menjadi pribadi yang mampu mengatasi berbagai persoalannya. Pengalaman
demi
pengalaman
yang
Anies
dapatkan
dari
lingkungannya semakin meningkat tatkala ia melatih kemampuan jurnalistiknya. Pada tahun 1989 TVRI Stasiun Yogyakarta yang dipimpin oleh Ishadi SK merekrut anak-anak muda untuk mewawancarai tokoh-tokoh nasional untuk acara yang bertajuk Tanah Merdeka. Anies Rasyid Baswedan muda sangat bersemangat karena ia selalu mengagumi orangorang besar. Diantara tokoh-tokoh nasional yang berhasil ia wawancarai adalah Sultan Hamengku Buwono IX, Tien Soeharto, Sudomo, WS Rendra, Emil Salim, Taufiq ismail dan tokoh-tokoh lainnya. Bahkan wawancara Anies Rasyid Baswedan dengan Ibu Negara Tien Soeharto merupakan rekaman wawancara dengan durasi terlama dan terus menerus diputar di TVRI saat Ia wafat. Kekagumannya dengan tokoh-tokoh besar bahkan
11
Adhe Riyanto, ... Hal: 20-21
42
menghantarkan Anies untuk sebisa mungkin hadir dalam pemakaman para tokoh besar meski Anies tidak mengenalnya secara personal dan meski ia harus berjalan dua kilometer seperti saat ia menghadiri pemakaman Sri Sultan Hamengku Buwono IX.12 Setelah menyelesaikan pendidikan SMA Negri 2 Yogyakarta, Anies Rasyid Baswedan sedikit bimbang memilih kampus. Seperti biasa, ia berdiskusi dengan kedua orang tuanya, ia kemudian memutuskan untuk memilih Faultas Ekonomi Universitas Gajahmada (UGM). Anies Rasyid Baswedan tidak ingin hanya kuliah dan menimba ilmu, ia juga aktif dalam organisasi mahasiswa sehingga ia terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa UGM. Berkat kecerdasannya Anies Rasyid Baswedan mendapatkan kesempatan beasiswa dari Japan Airlines Foundation (JAF). Beasiswa ini menghantarkan Anies sekali lagi menimba ilmu dengan kuliah musim panas bidang Asian Studies di Universitas Sophia, Tokyo, Jepang. Pada tahun 1995, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Ekonomi UGM. Kecerdasannya dalam bidang akademik membawanya sekali lagi memperoleh beasiswa Fullbright untuk pendidikan Master dalam bidang International Security dan Ekonomic Policy di Universitas Maryland, College park, Amerika Serikat. Anies Rasyid Baswedan melanjutkan studi strata dua pada tahun 1997. Setahun kemudian, tepatnya tahun 1998 Anies Rasyid Baswedan mendapatkan penghargaan William P. Cole III Fellowship dari School of Public Policy University of Maryland. Di tahun
12
Adhe Riyanto, ... Hal: 21-23
43
sama, ia mendapatkan ASEAN Student Awards Program dari USAID – USIA – NAFSA.13 Anies Rasyid Baswedan menikah dengan Fery Farhati Ganis14 yang tidak
lain
adalah
keponakan
Ibunya,
Aliyah
pada
tahun
1996.
Pernikahannya dikaruniai dua orang anak saat Anies mendapatkan beasiswa Master di Universitas Maryland, College Park, AS. Berbeda dengan saat kuliah di UGM, Anies tidak terlalu aktif dalam organisasi. Anies dan istrinya harus hidup hemat dan rajin belajar untuk terus dapat meneruskan kuliah. Beasiswa mengharuskan mereka untuk terus mendapat nilai IPK minimal 3,75 karena jika tidak maka beasiswa dapat dicabut. Tidak heran jika kemudian Anies Rasyid Baswedan harus terus menimba ilmu dan membaca setidaknya 1000-1500 halaman buku dalam waktu satu minggu.15 Menyelesaikan gelar Master tidak membuat Anies Rasyid Baswedan puas akan keilmuannya. Tahun 1999 Anies Rasyid Baswedan melanjutkan kuliah di Departemen ilmu politik, Northen Illionis university, Amerika Serikat. Sekali lagi Anies kuliah doktoral dengan program beasiswa dari Universitas tersebut. Anies menyelesaikan kuliah doctoralnya pada tahun 2004. Ia menulis disertasi mengenai “Otonomi Daerah dan Pola Demokrasi di Indonesia”.16 Semasa kuliah doktoral, Anies aktif dalam menulis berbagai
13
Adhe Riyanto, ... Hal: 24-25 Fery juga mendapat gelar Master Parenting Wducation dari Northen Illionis University, USA. Pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak yaitu Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam, dan Ismail Hakim. (Muhammad Muhibbudin, Kisah Inspiratif 7 Anak Kampung, Yogyakarta: Mantra Books, 3013, h. 142) 15 Adhe Riyanto, ... Hal: 25-26 16 http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan, diakses pada tanggal 16/01/2014 pukul 22:33 14
44
jurnal yang dimuat di majalah-majalah international. Tema-tema yang biasa ia tulis antara lain adalah tentang desentralisasi, demokrasi dan politik Islam di Indonesia.17 Selain menulis, Anies Rasyid Baswedan juga menjadi pembicara dalam berbagai konferensi internasional.18 C. Karir Anies Rasyid Baswedan Karir Anies Rasyid Baswean telah dimulai sejak ia berkuliah. Selama di Amerika Serikat, Anies menjadi peneliti di pusat-pusat kajian universitas, terutama persoalan yang terkait dengan kabijakan dan pemerintahan. Dunia akademik ia imbangi dengan menulis berbagai artikel yang dimuat dalam jurnal-jurnal internasional tentang desentralisasi, demokrasi dan politik Islam di Indonesia. Selain menulis, Anies Rasyid Baswedan juga telah menjadi pembicara dalam berbagai konferensi internasional disana. Setelah menyelesaikan kuliah doctoralnya tahun 2004, karena tidak cukup bekal untuk pulang ke Indonesia, Anies kemudian bekerja di IPC Inc. Gaji 48000 dolas AS pertahunnya hanya cukup untuk biaya pulang ke Indonesia dan sekolah anak.19 Menurut Anies Rasyid Baswedan, ada empat hal yang bisa dipetik mahasiswa yang belajar di luar negeri. Pertama, ia tentu akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru. Kedua, ia dapat mengasah kemampuan linguistiknya, semisal kemampuan membuat karya ilmiah dengan bahasa 17
Diantara artikel karya Anies Rasyid Baswedan yang telah diterbitkan “Indonesia Politics in 2007: The Presidency, Local Elections and The Future of Democrasy” diterbitkan oleh BIES, Australian National University. Artikel lainnya berjudul “Political Islam Present and Future Trajectory” yang diterbitkan oleh Asian Survey, University of California di Berkeley. (Adhe Riyanto, ... Hal: 16) 18 Adhe Riyanto, ... Hal: 25-27 19 Adhe Riyanto, ... Hal: 26-27
45
asing. Ketiga, ia dapat membangun relasi dan jaringan internasional. Keempat, ia dapat memperoleh modal, baik dalam hal materi maupun pengalaman, kerenanya, Anies menyarankan jika kuliah di luar negeri setidaknya bekerja dan berkarir dahulu agar dapat merasakan pengalaman yang sebenarnya disana. Anies berpendapat, di luar negeri terutama di Amerika Serikat, masyarakat benar-benar menghargai keilmuan seseorang. Sehingga ilmu dapat dioptimalkan disana. Hal ini terkait minimnya sarana dan prasarana di Indonesia.20 Setelah beberapa waktu meniti karir di Amerika Serikat, Anies Rasyid Baswedan kembali ke Indonesia dengan tekad pengabdian yang kuat. Kemampuannya menjadi pembicara membawa Anies Rasyid Baswedan menjadi narasumber dalam berbagai forum baik nasional maupun internasional. Pada tahun 2006 misalnya Anies Rasyid Baswedan yang lebih dikenal dengan Anies Rasyid Baswedan menjadi utusan pada Young Leader Summit (Konferensi Tingkat Tinggi Pemimpin Muda Asia) yang diselenggarakan di Korea Selatan. Ia menjadi pembicara dalam “The Indonesian Update” yang diselenggarakan oleh The Australian National University di Canberra, The SAIS Conference on Elections and Democracy in Southeast Asia, dan juga dalam acara The Annual National Conference of Midwest Political Science Association di Chicago, Amerika Serikat.21 Sekembalinya dari Amerika Serikat, Anies Rasyid Baswedan dipercaya untuk menjadi penasihat pada Partnership and Goverment dan 20 21
Adhe Riyanto, ... Hal: 27 Adhe Riyanto, ... Hal: 33
46
menjadi Direktur Eksekutif The Indonesian Institute.22 Anies juga menjadi seorang peneliti di Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan aktif di Yayasan Paramadina. Setidaknya ada tiga alasan mengapa kemudian Anies Rasyid Baswedan memutuskan untuk berkarir di Jakarta meskipun ia sangat mencintai kampusnya dahulu yakni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Tiga alasan tersebut adalah Intelektualitas yang dapat berkembang secara cepat karna merupakan pusat informasi dan tentu koordinasi negara, kedua, adalah Jakarta mampu mendukung finansial dan yang ketiga, Jakarta memberikan efek serta pengaruh sosial yang cukup luas.23 Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2007, Anies Rasyid Baswedan diminta oleh Yayasan Paramadina untuk maju dalam pencalonan Rektor Universitas Paramadina (UPM). Alasannya adalah Yayasan menginginkan sosok pemmpin yang berasal dari kalangan generasi muda namun memiliki wawasan serta progresif. Meski Anies Sendiri tidak yakin dengan pencalonan dirinya, namun setelah mempertimbangka 3 hal, ia akhirnya menerima tawaran untuk maju dalam pencalonan Rektor UPM. Pertimbangan yang pertama adalah apakah dirinya mampu bertumbuh secara intelektual dan masih mampu menjalankan tanggunjawabnya sebagai kepala rumah tangga serta amanat tersebut memiliki dampak pengaruh
22
Adhe Riyanto, ... Hal: 27. (Tahun 2005, Sumber: http://aniesbaswedan.com/biografianies-baswedan, diakses pada tanggal 16/01/2014 pukul 22:36) 23 Adhe Riyanto, ... Hal: 34
47
sosial yang luas. Setelah menimbangdan bermusyawarah dengan Fery, istrinya Anies akhirnya menerima tawaran tersebut. 24 Anies Rasyid Baswedan kemudian terpilih menjadi Rektor dengan rekor usia termuda di Indonesia yakni 38 tahun setelah berhasil unggul dari calon-calon lainnya. Tanggal 15 Mei 2007 saat ia dilantik sebagai Rektor ia menyatakan “Bila ingin merubah wajah negeri ini, kita fokus pada anak muda dan bidang pendidikan. Pendidikan yang terbaik hanyalah di universitas.”. kata-kata itu dibuktikan dengan memprakarsai Program beasiswa UPM yang dnamai dengan Paramadina Fellowship. Dalam hal ini, Anies menggunakan konsep program di universitas-universitas Amerika Utara dan Eropa yang menyematkan sponsor sebagai predikat penerima beasiswa. Dibawah kepemimpinannya, UPM mempersiapkan suatu Tim yang khusus menangani proses seleksi siswa terbaik yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut. Tercatat pada tahun 2008, peminat Program paramadina Fellowship sebanyak 1300 pendaftar dari 14 kota di seluruh Indonesia dan hanya 69 siswa SLTA yang terpilih. Sedangkan pada tahun 2009 UPM telah menetapkan 100 siswa SLTA sebagai penerima Program Beasiswa Fellowship.25 Pada tahun 2010 Anies Rasyid Baswedan terpilih menjadi salah satu anggota Tim 8 untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi dua pimpinan KPK, Bibid Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah.26 Sejak tahun 2013
24
Adhe Riyanto, ... Hal: 34-35 Adhe Riyanto, ... Hal: 35-40 26 http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan diunduh pada tanggal 10/01/2014 pukul 22:54 25
48
Anies Rasyid Baswedan dipercaya untuk menempati posisi sebagai ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 27 D. Penghargaan Anies Rasyid Baswedan Perjalanan Anies Rasyid Baswedan sebagai salah satu tokoh intelektual tentu melalui lahirnya berbagai gagasan, tulisan serta aksinya. Berbagai penghargaan ia peroleh diantaranya adalah28: 1. Pada tahun 2008, majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat memilih Anies Rasyid Baswedan sebagai satu-satunya orang Indonesia yag masuk dalam “Top World Public Intelectuals”. Kriteria dari Top World Public Intelectuals sendiri adalah aktivitas publik intelektual yang memiliki pengaruh tidak saja dalam negri namun sampai melampaui negaranya. Sedangkan proses penilaian tersebut melibatkan 500 ribu koresponden di seluruh dunia. Yang masuk dalam daftar tersebut adalah 36 dari Amerika Utara, 30 dari Eropa, 4 dari Amerika Latin, 11 dari Timur Tengah, 4 dari Afrika, 12 dari Asia, 3 dari Asia Tenggara serta Osenia. Anies Rasyid Baswedan sendiri menempati angka ke-60 dari keseluruhan nama tersebut. 2. Tahun 2009, Anies Rasyid Baswedan mendapatkan penghargaan sebagai “The Young Leaders 2009” dalam The World EconomicForum (WEF). Penghargaan kali ini mengambil kategori pemimpin muda dunia yang dianggap berperan dalam memperbaiki dunia di masa mendatang. Tokoh lain yang juga masuk dalam kategori ini adalah 27
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan diunduh pada tanggal 10/01/2014 pukul 23:16 28 Adhe Riyanto, ... Hal: 42-43
49
CEO Facebook Mark Zuckerberg, Tiger Wood, CEO Youtube Chad hurley, Anchor CNBC-India Shireen Bhan, dan pembalap F-1 Michael Schumacher.29 3. Tahun 2010 Anies Rasyid Baswedan kembali diakui sebagai “20 orang berpengaruh Tahun ini” oleh majalah Foreshight. Majalah ini memilih 20 nama orang yang diperkirakan akan menjadi perhatian dunia dan membawa perubahan dunia pada maa dua dekade mendatang. Kali ini Anies Rasyid Baswedan disejajarkan dengan tokoh-tokoh dunia diantara lain adalah Perdana menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menteri Luar Negri Inggris David Miliband, Paul Ryan dan lainnya.30 Pada tahun yang sama, Anies juga masuk dalam kategori salah satu dari 500 tokoh muslim yang berpengaruh oleh Royal islamic Strategic Centre, Yordania.31
29
Adhe Riyanto, ... Hal: 43 Adhe Riyanto, ... Hal: 42 31 http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan diunduh pada tanggal 10/01/2014 pukul 22:54 30
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitan analisis wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dengan Judul „Indonesia Kita Semua‟ dalam konvensi pemilihan calon presiden Partai Demokrat (15/9/2013). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif analisis wacana model Teun A. van Dijk. Model penelitian Van Dijk menganalisis tiga elemen yaitu analisis dari segi teks, kognisi sosial dan konteks sosial. A. Analisis Stuktur Teks Pidato Anies Rasyid Baswedan 1. Struktur Makro (Tematik) a. Topik Dalam teori Van Dijk, tema merupakan struktur makro tingkatan analisis yang pertama. Tema mengisyaratkan intisari dari sesuatu dan dalam konteks penelitian peneliti adalah dalam pidato Anies Rasyid Baswedan saat Konvensi Partai Demokrat tersebut. Mainwords atau topik penting dalam teks juga memiliki peran sentral, karena tidak mungkin dapat memahami teks secara global tanpa topik utama tadi. Bahasa tema mewakili konteks suatu teks tersebut.1 Tema yang terkandung dalam pidato Anies Rasyid Baswedan pada konvensi Partai Demokrat “Indonesia Kita Semua” adalah Pendidikan dan manusia merupakan titik sentral perubahan bagi bangsa Indonesia. 1
Teun A Van Dijk, News as Discourse, (Amsterdam: University of Amsterdam, 1988), h.
31
50
51
Tema tersebut peneliti simpulkan dari pidato Anies Rasyid Baswedan sendiri serta setelah melakukan interview untuk lebih mendalami maksud serta tujuan dari narasumber, Anies Rasyid Baswedan. Anies menjelaskan dalam pidatonya bahwa seluruh warga Indonesia sesungguhnya secara tidak langsung telah berjanji untuk melindungi
warganya,
memajukan
pendidikannya
dan
mensejahterakan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan keterangannya dari hasil wawancara.2 “Kalau kita bicara mengenai tema utama, saya ingin mengembalikan agar manusia menjadi sentral pambicaraan. Nomor satu manusianya. Kalau manusianya itu berkualitas, republic ini akan hebat. Tapi kalau manusianya tak berkualitas bagaimana republik ini akan hebat?”3 2. Superstruktur (Semantik) a. Skema Elemen atau tingkatan selanjutnya yang patut diteliti dalam teori Van Dijk adalah skema atau kerangka atau alur suatu teks. Dalam hal ini perlu dijabarkan atau digambarkan bagaimana alur dalam suatu teks tersusun sedemikian rupa. Kerangka atau alur tersebut akan digambarkan bagian-bagian ataupun pola-pola dari teks yang disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti atau makna. Susunan ini akan menentukan suatu sudut pandang daripada teks itu sendiri.4 Alur dari suatu skema dalam teks ini memiliki bentuk
2
Lihat Lampiran Hasil Wawancara peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan pada tanggal 26 Januari 2014, pukul 15:00 WIB yang telah ditranskip. 3 Lihat 4 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 233
52
yang beragam. Namun secara umum esensi teks terbagi menjadi dua skema besar yaitu, summary yang terdiri dari judul dan lead, dan yang kedua adalah story yaitu isi pidato secara keseluruhan. Anies Rasyid Baswedan memulai pidatonya dengan menamai judul pidatonya dengan “Indonesia Kita Semua”. Pada awal yang juga merupakan lead pidatonya Anies menamai judul pidatonya dengan „Indonesia Kita Semua‟. Suatu kalimat yang cukup janggal untuk menjadi sebuah judul. Setelah itu ia menguatkan dengan ungkapan permulaan: “Republik ini merdeka bukan sekedar untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Peneliti memandang bahwa Anies berupaya mengingatkan kembali tujuan Indonesia merdeka dan makna kemerdekaan Indonesia. Ini sekaligus menghubungkan alasan kemerdekaan sejati yang telah dibangun dan diperjuangkan bersama menjadi hak dan kewajiban bersama seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sangat berkaitan dengan judul yang ia sampaikan di awal tadi. Ia kemudian melanjutkan ungkapannya dengan memaparkan: “Republik ini berjanji melindungi, berjanji mencerdaskan, berjanji mensejahterakan dan berjanji membuat setiap kita menjadi bagian dari dunia. Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa Indonesia.” Terdapat retorika yang cukup halus didalam pernyataan tersebut. Hal diatas merupakan penjabaran dari kalimat sebelumnya
53
terkait tujuan dari kemerdekaan Indonesia. Secara implisit, Anies memahami bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya berarti secara fisik yakni lepas dari penjajah, namun lebih dari itu, merdeka juga bermakna terlindungi, tercerdaskan dan tersejahterana serta menjadi bagian dari masyarakat dunia yang diakui. Pada kalimat setelah itu: “Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun tangan, ramai-ramai melunasi janji kemerdekaan Indonesia. Ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini tanggung jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini adalah panggilan untuk sama-sama. Mari kita lunasi janji ini.” Kalimat tersebut sangat halus untuk membuat komunikan percaya bahwa komunikator adalah salah satu diantara komunikan dan hal ini secara tidak langsung mengkonstruk pikiran komunikan bahwa ada kesetaraan antara komunikator dan komunikan. Sehingga tujuannya menurut peneliti adalah agar komunikan terpengaruh oleh gagasannya yakni bersama dengan komunikan bertanggungjawab atas kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana yang dijabarkan di awal pidatonya. Setelah lead dari pidato, maka skema selanjutnya adalah story atau dalam konteks pidato Anies Rasyid Baswedan ini merupakan deskripsi detail daripada judul dan lead atau upaya untuk mencapai lead teks tersebut. Lead teks tentang janji Repulik menurut Anies adalah janji untuk melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia. Anies juga memaparkan tingkat prosentase keberhasilan Indonesia dalam memberantas buta huruf yakni 95%
54
sejak awal kemerdekaan Indonesia yakni tahun 1945. Anies kemudian mengungkapkan poin penting dalam upaya memajukan bangsa yaitu “Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar, jangan fokus pada material. Jangan fokus pada sumber daya alam, tapi fokus pada manusia Indonesia. Kunci memajukan Indonesia, pada manusianya. Tapi kita sering merasa kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut, hutan. Itu kekayaan, tapi kekayaan terbesar adalah manusia Indonesia. Itu kekayaan terbesar kita. Begitu manusianya terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita meraih kesejahteraan. Karena itu saya melihat, mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya garisbawahi, mengembangkan manusia, bukan semata matamata sumber daya. Kenapa? Karena manusia harus dikembangkan seutuhnya.” Selain memaparkan kunci memajukan bangsa menurutnya adalah mencerdaskan manusia Indonesia, Anies Rasyid Baswedan juga menyoroti persoalan yang dalam jangka waktu dekat harus diselesaikan yaitu menyelesaikan persoalan ekonomi dan penegakan hukum mengingat problem defisit integritas yang menurutnya menjalar pada proses penegakan hukum di indonesia. Sebelum menutur pidatonya Anies menambahkan “Saya rasa ini menjadi kunci bila kita miliki tiga pilar, ada pilar ekonomi, ada pilar demokrasi. Dua ini berjalan. Tapi pilar ketiga yang menopang adalah kepastian hukum, keadilan, rule of law. Di sini kita perlu hadirkan. Dalam jangka pendek ini, kita harus menghadirkan pilar ketiga melalui kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan yang menggerakkan, karena tidak bisa urusan sebesar Indonesia diselesaikan satu orang. Kita harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan, terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu.”
55
Anies Rasyid Baswedan menutup pidatonya dengan motivasi untuk bersama bertanggungjawab atas nasib bangsa. Skema pidato tersebut disusun sedemikian rupa dengan argumen serta retorika untuk meyakinkan pentingnya memiliki rasa kepemilikan itu sendiri untuk Indonesia. Secara umum skema awal mengepalai isi pidato selanjutnya yakni tentang janji kemerdekaan, serta upaya-upaya yang memungkinkan untuk dapat melunasi janji kemerdekaan. Anies juga memaparkan kunci penting untuk mengupayakan terwujudnya janji kemerdekaan tersebut. Pada bagian penutup, komunikator menyisipkan kepentingan dari
komunikator
sendiri
melalui
bahasa
„memunculkan
kepemimpinan yang efektif‟. Bahasa yang halus tersebut tanpa disadari komunikan membawa pada persepsi dan pilihan bahwa komunikator merupakan salah satu orang yang layak untuk berada di posisi tersebut. Peneliti berpandangan, melihat dari konteks bahwa pidato ini merupakan pidato konvensi atau kampanye, efek dari kalimat kampanye yang diungkapkan komunikator secara implisit lebih berpengaruh bagi komunikan daripada kalimat atau pernyataan secara terang-terangan bahwa komunikator sedang mencalonkan diri. 3. Struktur Mikro (Semantik) a. Latar Van Dijk mengkategorikan skema sebagai makna lokal (local meaning), yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat,
56
hubungan antar proposisi, yang membangun makna tertentu dari suatu teks. Analisis wacana terutama memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang eksplisit maupun implisit.17 Latar adalah bagian teks yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar ini kemudian menentukan ke arah mana pandangan masyarakat hendak dibawa. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat komunikator yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat komunikator atau teks sangat beralasan.18 Latar dalam pidato Anies Rasyid Baswedan berjudul “Indonesia Kita Semua” ada dalam permulaan pidato yakni teks lead, “Republik ini merdeka bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Republik ini datang bukan dengan cita-cita. Republik ini bukan datang dengan harapan. Republik ini datang dengan janji. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita raih. Denganlah kita meraihnya, maka kita syukuri. Tapi bila gagal, kita revisi cita-cita itu. Republik ini berjanji dan janji tidak bisa direvisi. Janji harus dilunasi pada setiap anak bangsa Indonesia. Apa janji republik ini? Republik ini berjanji melindungi, berjanji mencerdaskan, berjanji mensejahterakan dan berjanji membuat setiap kita menjadi bagian dari dunia. Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa Indonesia. Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun tangan, ramai-ramai melunasi janji kemerdekaan Indonesia. Ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini tanggung jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini adalah panggilan untuk sama-sama. Mari kita lunasi janji ini.”
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78. Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 235.
18
57
Latar yang ingin ditampilkan pembicara dalam pidato tersebut adalah janji kemerdekaan yang melibatkan atau mengajak para pendengar untuk terlibat dan masuk pada ranah tanggungjawab dan janji untuk memperjuangkan keberhasilan melunasi janji-janji kemerdekaa tersebut. Pembicara ingin menampilkan sebuah latar tentang peran dari semua kalangan untuk andil dan masuk pada apa yang hendak ia sampaikan sebagai bagian dari hal yang tak terpisah antara pembicara dan pendengar sebagaimana keterangan pembicara dalam wawancara: “Saya ingin menawarkan prespektif lain bahwa ini negeri milik kita karena ini negeri bukan hanya milik mereka, ini milik kita Kalau memang negeri ini milik kita, mari kita miliki masalah yang ada di negeri ini.” b. Detil Detil masih masuk dalam kategori semantik. Detil adalah elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Pada elemen detil merupakan strategi bagaimana komunikator mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.5 Elemen detil merupakan strategi bagaimana komunikator atau dalam konteks penelitian ini adalah pembicara mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh pembicara kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari detil bagian mana yang dikembangkan dan
5
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 240
58
mana yang diberitakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan.19 Detil yang hendak disampaikan Anies Rasyid Baswedan dalam pidatonya adalah Indonesia memiliki syarat utama untuk optimis dengan fakta meningkat secara drastisnya pemberantasan buta huruf dalam kurun waktu setengah abad lebih. Hal ini diungkapkan dalam pidatonya “Kita berjanji untuk mencerdaskan. Dan kita lihat di sini, alhamdulillah, hari ini, penduduk kita 240 juta orang. Pada saat kita merdeka penduduk kita sekitar 70 juta, ada yang menyebut 73 juta. Dan dari 73 juta itu 95 persen buta huruf. Mereka memiliki seluruh persyaratan untuk pesimis. Terbelakang, miskin, tak terdidik. Hari ini, penduduk kita 240 juta. Dan 95 persen buta huruf itu hari ini tinggal delapan persen. Tak banyak bangsa di dunia mengubah dari buta huruf total menjadi melek huruf total seperti sekarang. Tak banyak bangsa di dunia bisa melakukan itu. Dan Indonesia melakukan ini. Dan hari ini, kita memiliki persyaratan untuk optimis.” Hal ini dikuatkan dengan statement-nya terkait pentingnya pendidikan dalam membangun suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu fokus utama yang harus diperbaiki dan diperbaharui jika Indonesia memimpikan sebuah perubahan fundamental, ”Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar, jangan fokus pada material. Jangan fokus pada sumber daya alam, tapi fokus pada manusia Indonesia. Kunci memajukan Indonesia, pada manusianya. Tapi kita sering merasa kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut, hutan. Itu kekayaan, tapi kekayaan terbesar adalah manusia Indonesia. Itu kekayaan terbesar kita. Begitu manusianya terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita meraih kesejahteraan. Karena itu saya melihat, 19
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 238.
59
mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya garisbawahi, mengembangkan manusia, bukan semata matamata sumber daya. Kenapa? Karena manusia harus dikembangkan seutuhnya.” Pada bagian terutama yang terkait urgensi daripada pendidikan diungkapkan secara lebih luas oleh pembicara. Point pendidikan ditekankan
dan
dijabarkan
sedemikian
rupa
dalam
upaya
mempengaruhi opini publik tentang krusialnya persoalan pendidikan ini. Latar belakang pendidikan pembicara memang cukup kuat. Terlahir dari keluarga pendidik membuatnya juga fokus dalam upaya mengubah mainstream pendidikan di Indonesia. Sebagaimana disebutkan bahwa pendidikan merupakan kunci untuk memajukan suatu negara. Karena Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah sekalipun ketika dikelola di tangan orang yang salah atau kurang berkompeten akan menghasilkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi banyak orang. Menurut peneliti, ini merupakan salah satu sudut pandang atau persepsi yang dimiliki pembicara terkait pentingnya pendidikan. c. Maksud Pada tahap elemen maksud ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan elemen detil. Perbedaannya adalah jika dalam elemen detil, informasi terutama yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara detil dan panjang, sedangkan dalam elemen maksud, informasi yang menguntungkan komunikator disampaikan secara eksplisit dan
60
jelas.6 Tujuan akhirnya ialah publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan
komunikator.
Elemen
maksud
dalam
pidato
pembicara adalah sebagai berikut: “Saya rasa ini menjadi kunci bila kita miliki tiga pilar, ada pilar ekonomi, ada pilar demokrasi. Dua ini berjalan. Tapi pilar ketiga yang menopang adalah kepastian hukum, keadilan, rule of law. Di sini kita perlu hadirkan. Dalam jangka pendek ini, kita harus menghadirkan pilar ketiga melalui kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan yang menggerakkan, karena tidak bisa urusan sebesar Indonesia diselesaikan satu orang. Kita harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan, terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu. Indonesia ini adalah Indonesia kita semua, milik kita. Mari kita miliki masalah yang ada di bangsa ini, lalu kita turun tangan ramairamai menyelesaikan masalah yang ada di bangsa ini.” Pada akhir pidatonya, pembicara menyampaikan bahwa Indonesia harus menghadirkan pemimpin yang kepemimpinannya mampu
menggerakkan
semua
kalangan
untuk
bersama-sama
menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa Indonesia. Sebagaimana disebutkan juga dalam pidatonya bahwa persoalan Indonesia tidak bisa diselesaikan oleh satu orang atau dengan kata lain hanya pemimpinnya saja. Semua lini dan kalangan juga mesti turut andil dan support serta memiliki rasa optimisme bersama dengan begitu rasa kepercayaan diri bangsa dapat bangkit dan hal itu akan membantu secara psikis untuk mewujudkan janji-janji kemerdekaan.
6
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 242
61
d. Pra Anggapan Elemen selanjutnya dalam teori Van Dijk adalah wacana praanggapan, yaitu (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Jika dalam latar berarti upaya mendukung dengan jalan memberi latar belakang, maka pra-anggapan adalah upaya mendukung pendapat yang disampaikan pembicara dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya oleh sebagian besar orang. Pra-anggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan.21 Berikut bagian pra-anggapan yang ada dalam pidato Anies Rasyid Baswedan adalah “Republik ini merdeka bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia...” pada teks tersebut, terdapat pra-anggapan bahwa kemerdekaan
Indonesia
sudah
seharusnya
bertujuan
untuk
menyejahterakan, memakmurkan dan memberi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagian lain ialah terdapat dalam pernyataan berikut, “...Begitu manusianya terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita meraih kesejahteraan....”. Didalam statement tersebut anggapan bahwa
21
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 256.
62
dengan
tercerdaskannya
manusia,
hal
tersebut
akan
mampu
menyelesaikan upaya penyejahteraan bangsa. Bagian dari pra-anggapan lain adalah “...bila kita lihat hari ini, yang berada di ruangan ini, yang bisa berdiri di sini, yang bisa mengelola, yang bisa merasakan kemajuan, adalah mereka yang terdidik, mereka yang merasakan manfaat ketercerdasan”. Dalam pernyataan tersebut terdapat suatu pra-anggapan bahwa memang hanya manusia yang merasakan pendidikan yang akan mampu mengelola dan merasakan kemajuan. Ungkapan pernyataan yang mengandung pra-anggapan adalah pada kalimat “...yang paling krusial hari ini di Indonesia, kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di segala level. Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas. Tiadanya integritas...”. Dalam teks tersebut disimpulkan pembicara menyimpulkan bahwa sebab orang bisa korupsi adalah kurangnya integritas yang dimilikinya sehingga tidak lagi bisa dipercaya dan jujur dalam memangku jabatan atau tanggungjawab dengan menyelewengkan atau menggelapkan dana-dana yang bukan miliknya. Pernyataan tersebut merupakan suatu fakta yang belum tentu terbukti kebenarannya. Karena korupsi bisa disebabkan berbagai hal, namun dipercayai hampir semua orang.
63
4. Struktur Mikro (Sintaksis) a. Koherensi Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam suatu teks. Dalam koherensi akan digabungkan atau disambungkan dua kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda hingga tampak koheren atau bertalian. Hasilnya, fakta yang tidak berhubungan sekalipun bisa menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Koherensi sendiri merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seseorang dapat menjelaskan suatu fakta dan atau peristiwa dengan lebih strategis. Dalam konteks ini ada banyak kemungkinan pertalian, apakah peristiwa tersebut dipandang sebagai sesuatu yang saling terpisah, berhubungan, atau malah sebab akibat. Pilihan-pilihan yang diambil tentu ditentukan oleh sejauh mana kepentingan komunikator terhadap peristiwa tersebut.22 Bentuk koherensi yang terkandung dalam pidato Anies Rasyid Baswedan selaku komunikator adalah sebagai berikut : -
Kunci memajukan Indonesia, pada manusianya, tapi kita sering merasa kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut, hutan. Kalimat pertama, secara umum bisa diartikan dengan “kualitas manusia merupakan faktor penting dalam kemajuan bangsa” di kalimat kedua, adalah hal yang berbeda jika diartikan secara umum yaitu “kekayaan alam suatu negara adalah faktor
22
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 242.
64
penting dalam kemjuan bangsa.” Dua kalimat ini adalah berseberangan dan tidak berkaitan sama sekali. Namun dengan penghubung
“tapi
kita
sering
merasa”
maka
peneliti
menemukan, dua kalimat ini terlihat saling berhubungan dengan arti yang menjadi “kita merasa alam adalah sumber kehidupan bangsa padahal alam itu tergantung pada kualitas manusia yang menanganinya” -
“Pendidikan adalah kunci, tapi dalam jangka pendek, kita harus bereskan ekonomi kita, kita harus bereskan penegakan hukum kita...”. Kalimat awal yakni “pendidikan adalah kunci” merupakan intisari dari pidato teks sebelumnya terkait pentingnya pendidikan. Sedangkan kalimat kedua menegaskan pentingnya menyelesaikan kebijakan serta berbagai persoalan ekonomi dan penegakan hukum di Indonesia. Keduanya bersebrangan namun jika dihubungkan dengan “tapi” keduanya tampak koheren. Menurut peneliti hal ini juga berarti, sebelum masuk pada tujuan besar bangsa Indonesia yakni melalui pendidikan yang mencerdaskan dan menumbuhkan integritas bangsa, ada persoalan pelik yang sedang menunggu untuk diselesaikan dalam waktu dekat, yakni persoalan ekonomi dan penegakan hukum. Keduanya adalah persoalan mendesak dan urgen serta harus segera diselesaikan agar pendidikan yang dicitacitakan dapat membawa perubahan segera terwujud secara menyeluruh.
65
b. Bentuk Kalimat Bentuk kalimat dari segi sintaksis berkaitan dengan cara berpikir logis yakni prinsip kausalitas. Logika ini kemudian diterjemahkan menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan objek (yang diterangkan). Lebih jauh bentuk kalimat adalah untuk menentukan apakh subjek atau objek yang menjadi fokus utama dengan demikian makna dapat diterjemahkan secara lebih mendalam.7 Dalam pidato politik Anies Rasyid Baswedan, bentuk kalimat ini diantaranya terdapat dalam: -
“Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar, jangan fokus pada material”. Bentuk kalimat tersebut ialah kalimat aktif. Fokus yang ditekankan dalam kalimat aktif ialah subjeknya. Pada kalimat tersebut maka kata “kita” merupakan fokus pembahasan.
-
“...pendidikan kita adalah untuk membangun integritas”. Pada kalimat tersebut kata pendidikan merupakan fokus pembahasan. Selain dari pola kalimatnya, ia didukung juga dengan intonasi suara komunikator saat menyampaikan pidato.
-
“Siapa
melanggar
hukum,
mereka
dihadapkan
dengan
penegakkan hukum.” Bentuk kalimat tersebut adalah pasif dengan fokus pembahasannya adalah objek yakni “penegakan hukum”. Dari
7
sini
bisa
ditelaah
bahwasanya
komunikator
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.251
ingin
66
menekankan pentingya penegakan hukum bagi mereka yang melanggar. -
“...Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang baik, maka dia akan hanya meningkatkan angka-angka laporan. Padahal yang kita butuhkan adalah perubahan realita di masyarakat...”. Bentuk kalimat yang merupakan anak kalimat diatas menekankan suatu kualitas manusia kemudian secara implisit menggunakan istilah halus dalam kalimat “...maka dia akan ...” untuk menggambarkan citra negatif dari suatu peristiwa dalam contoh kasus/analogi komunikator. Bentuk kalimat-kalimat dianalisa untuk diketahui fokus-fokus
pembicaraan yang mengarah pada wacana global komunikator. Meski demikian jika ditinjau secara keseluruhan, pidato politik tersebut menjelaskan “...berbagi visi mengenai Indonesia...”. Komunikator menggunakan pola deduktif dalam pidato politiknya. Suatu pola yang mengutarakan inti pembahasan di awal kalimat diikuti dengan penjelas serta rinciannya. c. Kata Ganti Elemen berikutnya adalah kata ganti, yakni suatu elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Dalam kata ganti, komunikator menempatkan dimana posisi-posisi seseorang atau suatu kalangan dalam suatu wacana.8
8
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 253
Kata ganti
67
“saya” dan “kami” akan menunjukkan sikap resmi komunikator. Kata ganti “dia” dan “mereka” menggambarkan pihak yang terpisah dari komunikator dan biasanya digunakan untuk suatu wacana atau hal yang tidak disetujui oleh komunikator. Sedangkan “kita” atau “kami” memiliki implikasi menumbuhkan solidaritas, suatu aliansi, perhatian publik dan mengurangi kritik dan oposisi kepada diri sendiri. Kata ganti tersebut juga seolah merupakan representasi komu nikator dan komunikan dalam membenarkan wacana dan sikap komunikator. Pada prinsipnya kata ganti tersebut merupakan upaya meraih dukungan serta menghilangkan opsisi yang ada. Pada pidato politik Anies Rasyid baswedan, kata ganti “saya” diucapkan 3 kali, kata ganti “kami” disebutkan sebanyak 2 kali. Sedangkan kata ganti “kita” sebanyak 45 kali. Kata ganti “mereka” sebanyak 4 kali dan kata ganti “dia” dua kali. Dalam penggunaan kata ganti, komunikator sebisa mungkin menghilangkan jarak pemisah antara ia dan komunikan. Ia lebih banyak menggunakan kata ganti “kita” dalam pidato politiknya. Kata ganti “saya” hanya 3 kali diucapkan seperti dalam kalimat “saya merasa terpanggil untuk turun tangan, ramai-ramai melunasi janji kemerdekaan Indonesia”, dan juga kalimat “...Karena itu saya melihat, mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya garisbawahi, mengembangkan manusia...”. Kata ganti “saya” dengan pola kalimat diatas menurut peneliti merupakan upaya untuk
68
menegaskan posisi kepemimpinan komunikator serta ketegasan sikap dalam wacana yang ia sampaikan. Ia ingin menunjukkan pada komunikan bahwa hal tersebut adalah kebenaran yang sudah selayaknya didukung oleh komunikan. Kata ganti “mereka” dalam pidato politik Anies Rasyid Baswedan menunjukan suatu komunitas ideal yang seharusnya dicapai oleh komunikan. Hal ini tercermin dalam pidatonya “...yang bisa merasakan kemajuan, adalah mereka yang terdidik, mereka yang merasakan manfaat ketercerdasan, mereka yang diangkat naik kelas...”. Selanjutnya Kata ganti “dia” dalam kalimat “maka dia akan mengubah amanah itu menjadi kebahagiaan...” menunjukkan kesepakatan komunikan pada siapapun yang secara ideal bersikap demikian, hal ini secara tidak langsung juga mengarah pada upaya amanah dari komunikan
jika ia berada dalam kondisi wacana
tersebut. Berikutnya kata ganti “dia” yang terdapat dalam kalimat “...Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang baik, maka dia akan hanya meningkatkan angka-angka laporan...” menunjukkan citra negatif dar sebuah kondisi tertentu. Komunikator menggiring komunikan untuk refleksi pada kondisi yang mungkin dianggap sudah terjadi dimasyarakat dan hal tersebut tidak disepakati secara tidak langsung oleh pandangan umum. Meskipun ini merupakan upaya memojokkan pihak tertentu, namun kmunikan
69
membungkusnya dalam retorika yang diplomatis sehingga komunikan secara tidak sadar sependapat dengan wacananya. Pola penguatan wacana yang dilakukan komunikator melalui kata ganti terlihat jelas pada banyaknya penggunaan kata “kita”. Komunikator berupaya mensejajarkan posisi dengan komunikan, hal tersebut berimplikasi tumbuhnya solidaritas dan aliansi antara komunikan dan komunikator. Selain itu hal tersebut dapat menjadi perhatian publik dan mengurangi kritik dari komunikan serta oposisi. Misalnya dalam kalimat “...Ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini tanggung jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini adalah panggilan untuk samasama...”, Anies Rasyid Baswedan menyebutkan “tanggungjawab kita semua”
sebagai
upaya
untuk
mengajak
komunikan
turut
bertanggujawab atas janji yang diwacanakan Anies adalah janji suatu Republik Indonesia. Kata ganti “kita” diucapkan sebanyak mungkin untuk menunjukkan kepedulian komunikator atas persoalan yang mungkin dialami oleh komunikan. Hal ini juga sekaligus upaya untuk mencapai kesepakatan dengan komunikan dalam mengatasi problematika bersama tersebut. Kesepakatan yang coba ditawarkan komunikator menurut peneliti adalah tercapainya pemerintah yang bersih melalui kepemimpinan yang menggerakan dibawah komando komunikan dengan cara perbaikan terutama dari segi pendidikan, selanjutnya penguatan ekonomi, demokrasi dan keadilan dan kepastian hukum.
70
5. Struktur Mikro (Stilistik) a. Leksikon Leksikon merupakan elemen wacana yang menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Dalam hal ini, pemilihan kata seorang komukator tersebut bukan dilakukan secara kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Pemilihan kata-kata yang dipakai juga menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama dapat digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda.25 Pemilihan kata dalam pidato Anies Rasyid Baswedan yang berjudul “Indonesia kita semua” bisa dilihat sebagai berikut: Kata Turun tangan dan rame-rame dalam kalimat : Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa Indonesia. Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun tangan rame-rame melunasi janji kemerdekaan Indonesia. Kata turun tangan adalah ungkapan lain dari kata menangani. Rame-rame merupakan ungkapan lain dari bersama. Ia menggunakan kata-kata yang termasuk common sense dalam upaya menyamakan kedudukan dengan komunikan untuk mempengaruhi wacana atau gagasan yang komunikator bawa.
25
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.
71
kata naik kelas dalam kalimat: ... mereka yang merasakan manfaat ketercerdasan, mereka yang diangkat naik kelas. Dalam kalimat tersebut, komunikator menggunakan istilah naik kelas untuk mengungkapkan bahwa mereka yang cerdas memiliki level yang lebih tinggi. Naik kelas merupakan istilah lain dari naik tingkat atau derajat. Dalam tingkatan tersebut manusia yang tercerdaskan akan mampu mengubah hal yang lebih besar dan dengan kecerdasan pula ia akan memikul tanggungjawab yang lebih besar. Sehingga pada titik ini, manusia yang cerdas, jujur dan berintegritas menurut komunikator adalah orang-orang yang dapat tampil dan mengelola negara. Kata
dihantam dan tsunami korupsi pada kalimat: Kita
sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Katakata dihantam merupakan penggambaran dari suatu benturan kuat. Dihantam juga menggambarkan suatu momok terhadap sesuatu. Sedangkan tsunami korupsi merupakan gambaran dahsyatnya bencana korupsi ini mempengaruhi sendi-sendi berbangsa dan bernegara. Disini komunikator berupaya Kata krusial dalam kalimat: Dalam mengembangkan ini yang paling krusial saat ini di Indonesia. Kata lain dari krusial adalah penting, utama. Komunikator mengunakan kata krusial
72
menurut peneliti untuk menguatkan pentingnya point yang akan disampaikan oleh komunikator. Kata gejala dan defisit pada kalimat: Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala, penyakitnya adalah defisit integritas. Gejala merupakan kata lain dari tanda-tanda. Gejala sendiri biasa digunakan dalam konteks penyakit. Sebagaimana dalam kalimat setelahnya yang penyatakan penyakitnya adalah defisit integritas. Selanjutnya, kata lain dari defisit adalah kurang atau kekurangan sehingga defisit integritas bermakna kurangnya integritas. Pemakaian kata defisit pada defisit integritas menurut pandangan peneliti mengambarkan elegansi dari sebuah integritas yang ternyata sangat kurang atau minim di negri ini. Kata bereskan pada kalimat: Pendidikan adalah kunci, tapi dalam jangka pendek, kita harus bereskan ekonomi kita, kita harus bereskan penegakan hukum kita. Kata lain dari bereskan adalah menyelesaikan. Peneliti berpendapat komunikator menggunakan
kata-kata
bereskan
untuk
menegaskan
penyelesaian persoalan dengan tuntas. Kata tanpa pandang bulu pada kalimat: dalam konteks penegakan hukum ini, hari ini, kita harus dorong satu sisi tingkatkan soal integritas, sisi lain kita harus menegakkan
73
hukum tanpa pandang bulu. Kalimat lain dari ungkapan tanpa pandang bulu adalah tanpa perbedaan atau membedakan. 6. Struktur Mikro (Retoris) a. Grafis Elemen selanjutnya yaitu struktur mikro grafis merupakan bagian untuk meneliti dari segi apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam wacana berita grafis bisa dilihat melalui bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain atau bagian yang dicetak miring. Elemen grafis yang perlu diamati juga termasuk diantaranya caption, raster, grafik, gambar, tabel pendukung suatu teks. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh komunikator, disana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.26 Dalam wacana pembicaraan sebagaimana pidato Anies Rasyid Baswedan maka ekspresi tersebut dengan intonasi. Berikut unsur grafis yang baik berupa intonasi dan angka pasti sebagai bagian dari penjelas dan argumentasi pendukung dalam tema pidato Anies Rasyid Baswedan: Republik ini berjanji dan janji tidak bisa direvisi. Janji harus dilunasi pada setiap anak bangsa Indonesia.
26
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 257.
74
...
untuk
turun
tangan,
ramai-ramai
melunasi
janji
kemerdekaan Indonesia. Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas, tidak dirancang untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara Indonesia secara tanpa syarat. Siapa pun, di mana pun, agama apa pun, keyakinan apa pun, etnis apa pun, ... hari ini, penduduk kita 240 juta orang. Pada saat kita merdeka penduduk kita sekitar 70 juta, ada yang menyebut 73 juta. Dan dari 73 juta itu 95 persen buta huruf. Mereka memiliki seluruh persyaratan untuk pesimis. Terbelakang, miskin, tak terdidik. Hari ini, penduduk kita 240 juta. Dan 95 persen buta huruf itu hari ini tinggal delapan persen. Tak banyak bangsa di dunia mengubah dari buta huruf total menjadi melek huruf total seperti sekarang. Tak banyak bangsa di dunia bisa melakukan itu. Dan Indonesia melakukan ini. Dan hari ini, kita memiliki persyaratan untuk optimis. Karena itu, kita turun tangan sama-sama membangkitkan optimisme republik ini. Tapi itu tidak cukup. Hari ini yang terdidik pendidikan tinggi hanya 8 persen. ... jangan fokus pada material. Jangan fokus pada sumber daya alam, tapi fokus pada manusia Indonesia. Kunci memajukan Indonesia, pada manusianya.
75
Dalam mengembangkan ini, yang paling krusial hari ini di Indonesia. Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di segala level. Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas. Dan dalam konteks penegakan hukum ini, hari ini, kita harus dorong satu sisi tingkatkan soal integritas, sisi lain kita harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Tak pandang latar belakangnya,
tak
lihat
agamanya,
tak
lihat
warna
kelompoknya, tak lihat warna partainya. Siapa melanggar hukum, mereka dihadapkan dengan penegakkan hukum. Kita harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan, terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu. Indonesia ini adalah Indonesia kita semua, milik kita. Mari kita miliki masalah yang ada di bangsa ini, lalu kita turun tangan ramai-ramai menyelesaikan masalah yang ada di bangsa ini. Dalam poin-poin penekanan intonasi maupun pemberian angka pada kalimat-kalimat diatas, peneliti berpandangan bahwa sebagian besar penekanan intonasi pidato adalah terletak pada upaya Anies Rasyid Baswedan untuk menawarkan pendidikan sebagai salah satu aspek penting dalam fondasi kemajuan bangsa Indonesia. Ia bahkan menyebutkan fakta-fakta dalam bentuk prosentasi tentang pendidikan Indonesia dahulu dan nanti.hal penting lainnya dalam penyampaian
76
akhirnya adalah pentingnya memunculkan sosok pemimpin yang mampu membuat perubahan dan mampu menggerakkan. b. Metafora Setelah elemen grafis, selanjutnya adalah elemen metaforan. Elemen metefora menyampaikan pesan pokok lewat kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita atau teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.27 Komunikator dapat menggunakan ungkapan sehari-hari, kepercayaan masyarakat, peribahasa, pepatah, kata-kata kuno dan bahkan mungkin ayat suci dalam upayanya memperkuat pesan utama. Dalam pidatonya metafora yang digunakan diantaranya terlihat dalam kata-kata mengulung dan menggelar pada kalimat, “Republik ini merdeka bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dan pada kalimat, “... Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di segala level. Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas. B. Analisis Kognisi Sosial Dimensi yang kedua dalam teori Teun A. van Dijk adalah dimensi kognisi sosial. Pada tahap ini van Dijk melihat perlunya menelaah teks dari segi kesadaran mental komunikator
27
dalam proses terbentuknya suatu teks
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.. 259.
77
tersebut. Dalam hal ini asumsi yang kemudian dibangun adalah bahwa teks memiliki makna yang terutama dibuat oleh pemiliknya atau dengan kata lain teks merupakan representasi dari wacana atau gagasan dari pembuat teks.9 Dalam memaknai proses bagaimana teks dibentuk atau diproduksi ini tentu tidak lepas dari memahami ideologi dan sudut pandang atau bahkan prinsipprinsip dari pembuat teks. Menurut van Dijk karena setiap teks dihasilkan melalui kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan.10 Oleh sebab itu untuk memaknai teks perlu melihat lebih jauh kognisi sosial dari pembuat teks atau komunikator. Pidato konvensi Anies Rasyid Baswedan disampaikan pada acara penyampaian visi misi resmi pertama peserta konvensi partai Demokrat yang terdiri dari 11 orang pada hari Minggu, 15 September 2013. Peserta Konvensi terpilih nantinya akan mewakili Partai Demokrat untuk menjadi Calon Presiden dari Partai Demokrat pada Pemilihan Umum (PEMILU) 2014. Pada saat itu terdapat 11 peserta yang menyampaikan pidato mengenai visi misi. 11 peserta yang ditetapkan sebagai peserta Konvensi adalah 1) Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan); 2) Anies Rasyid Baswedan (Rektor Universitas Paramadina); 3) Dahlan Iskan (Menteri BUMN); 4) Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat); 5) Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI); 6) Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan); 7) Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah); 8) Hayono Isman (anggota Komisi I DPR
9
Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h 74 10 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 260
78
dari Fraksi Partai Demokrat); 9) Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat); 10) Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat); 11) Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).11 Peneliti menggunakan metode wawancara dengan sumber utama yakni Anies Rasyid baswedan untuk menelaah dari segi kognisi sosial. Pada tahap ini peneliti menelaah dari segi skema person terkait pidato Konvensi Partai Demokrat. Dari hasil wawancara peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan ia menyebutkan hal yang membuat Anies memberi judul pidatonya dengan Indonesia Kita Semua adalah sebagai berikut: “Kenapa saya pilih istilah Indonesia Kita Semua, Indonesia ini adalah negeri yang kita bangun, Republik ini kita dirikan dan tanggungjawab atas negeri ini ada pada kita semua. Sekarang ini ada kesan bahwa republik ini hanya diurus oleh sebagian orang, hanya dinikmati sebagian orang, dan kalau ada masalah hanya menjadi tanggungjawab sebagian orang. Saya ingin menawarkan prespektif lain bahwa ini negeri milik kita karena ini negeri bukan hanya milik mereka, ini milik kita Kalau memang negeri ini milik kita, mari kita miliki masalah yang ada di negeri ini.”12 Dari uraian di atas, bisa dijabarkan bahwa teks pidato Anies Rasyid Baswedan berangkat dari sebuah kesadaran dimana ia berpandangan sudah saatnya rakyat Indonesia kembali pada rasa kepemilikan yang tinggi pada bangsa ini. Rasa kepemilikan tersebut menurutnya akan mendorong manusia Indonesia untuk tidak saling menyalahkan keadaan, situasi ataupun pemerintah. Karena dengan rasa kepemilikan dari seluruh lapisan masyarakat terhadap bangsanya, akan terbangun usaha untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa bersama. 11
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/15/0901003/Hari.Ini.11.Peserta.Konvensi.Dem okrat.Perkenalkan.Diri diakses pada tanggal 14 Februari 2014, pukul 11.39 12 Lihat Lampiran transkip hasil wawancara Peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan
79
Selanjutnya adalah telaah kritis dari segi skema peran / Role Schemas. Peneliti mendapati hal ini ketika Anies mengungkapkan, “saya ingin mengembalikan agar manusia menjadi sentral pambicaraan. Nomor satu manusianya. Kalau manusianya itu berkualitas, republik ini akan hebat. Tapi kalau manusianya tak berkualitas bagaimana republik ini akan hebat?Kualitas manusia nomor satu itu sehat. Anda juga tidak bisa wawancara seperti ini kalau sakit. Yang kedua, berintegritas, lalu berkompetensi, dan ini didapat lewat pengembangan kualitas manusia. Perhatikan, saya tidak sebut kata sumber daya manusia, saya selalu mengatakan kualitas manusia. Karena saya mau menempatkan manusia lebih dari sekedar sumber daya. Kita selalu mengatakan SDM, dan SDM itu kental dengan alat produksi. Dalam fungsi produksi itu ada namanya, tanah, modal, manusia (tenaga) dan teknologi, itu factor produksi.” Dari apa yang komunikator sampaikan ia menyatakan bahwa manusia merupakan titik setral dari perubahan. Manusia adalah pusat utama bagi bangsa untuk ditingkatkan kualitasnya. Bagi komunikator manusia berkualitas memegang peran terpenting dalam mengupayakan perubahan dan kemajuan bangsa. Manusia bukan suatu kelengkapan dalam persyaratan roda produksi ekonomi. Lebiih dari itu, manusia memiliki \dimensi pengubah dan pengontrol keadaan. Peneliti menyimpulkan, bahwa alasan wacana pentingnya pendidikan yang komunikator sampaikan sejalan dengan cita-cita kemajuan bangsa. Skema yang ketiga adalah skema peristiwa (event Schemas), skema yang terakhir ini yang banyak digunakan karena hal ini terkait peristiwa dari segala sesuatu yang memungkinkan untuk dimaknai dan ditafsirkan dalam skema tertentu. Sebelum lebih jauh membahas skema peristiwa, peneliti akan memaparkan beberapa hal yang melatarbelakangi Anies Rasyid Baswedan turut serta dalam event Konvensi Partai Demokrat. Salah satu yang
80
memotivasinya adalah dari sepak terjang tentang tokoh-tokoh yang menginspirasinya. Dari hasil wawancara peneliti, Anies Rasyid Baswedan menyebutkan beberapa tokoh yang turut mempengaruhi dan menginspirasinya diantara lain adalah Agus salim, Muhammad hatta, Cokroaminoto, Sutomo, Wahidin, Mahatma Gandhi, Nehru, Tito, Nabi Muhammad, Lincoln, George Washington serta masih banyak lainnya. Anies menyadari bahwa para tokohpun tidak ada yang tidak membuat kesalahan, namun mereka selalu berani dalam membuat keputusan. Mengenai tokoh-tokoh tersebut, Anies tidak mengikuti satu tokoh habis-habisan atau keseluruhan. Hal ini ia paparkan sebagai berikut, “Tidak ada satu orang tokoh yang saya rujuk habis-habisan. Saya belajar dari teladan negatif dan teladan positif. Nama-nama itu saya kutip karena mereka teladan positif, dan teladan negatif saya tidak ungkapkan. Tapi tetap saya belajar dari mereka, yang berarti jangan seperti mereka. Teladan itu teladan positif dan teladan negatif, dari keduanya kita bias belajar tapi tidak diambil total. Labih mudah membuat daftar tidak boleh dari pada daftar seharusnya. Buat saja, jangan mencuri, jangan berbohong, jangan selingkuh. Jadi kita harus belajar dari kedua teladan itu, kita belajar dari banyak orang, dan kemudian dari situ kita meniti langkah. Dan akhirnya kita bisa mengambil keputusan dalam perjalanan hidup kita. Salah satu dalam pengalaman, penting. Jangan takut ambil keputusan. Anda baca sejarah orang-orang yang disebut tadi, berani dalam mengambil keputusan. Bayangkan jadi Moh Hatta itu seperti apa menjalani 19421945? Dipenjara itu mudah, tapi dicap sebagai penghianat itu yang berat. 42-45 dia bekerjasama dengan Jepang. Kalau sebelumnya dia ditangkap belanda ya biasa saja, dia pejuang, ditangkap. Tapi dianggap penghianat? Berat itu. Ini kalau kita mambaca biografi itu, 42-45 terasa 5 menit. Tapi bagi yang menjalani? 3 tahun lho, itu berat tapi membuat ringan dikemudian.” Dalam pandangan Anies Rasyid Baswedan, keputusannya untuk mengikuti event konvensi Partai Demokrat tidak semata-mata didasarkan pada keinginannya terjun dalam dunia politik. Sebagai orang yang berlatar belakang
81
pendidikan, ia menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci utama untuk kemajuan republik Indonesia. Peningkatan kualitas manusia Indonesia merupakan tema besar yang ia tawarkan dalam Konvensi ini. Konvensi bagi Anies
Rasyid
Baswedan
merupakan
salah
satu
cara
untuk
turut
bertanggungjawab terhadap nasib republik ini kedepan. Berikut salah satu jawaban Anies ketika memaknai pemimpin, “Mengapa seseorang dianggap sebagai pemimpin? Karena ada orang yang dipimpin dan diakui oleh orang yang dipimpin. Seorang yang sholat sendiri kemudian diikuti oleh orang lain, seketika itu namanya berubah menjadi imam. Kenapa? Karena orang lain yang mengikutinya mempercayakan. Dan makmumnyalah yang membuat dia menjadi imam”. Bagi
Anies
partisipasinya
dalam
konvensi
Partai
Demokrat
merupakan suatu tahap yang telah ia pertimbangkan matang setelah banyak pihak terutama sekitarnya mendorong dan mendukung dirinya. Berikut pandangannya terkait Konvensi Partai Demokrat: “Jadi bukan karena saya diminta demokrat, lalu saya ajukan. Tapi saya Tanya kepada semuanya dan semuanya bersama-sama mengatakan, saya berada dibelakang anda. Dan itulah sebabnya saya yakin.” Selain pernyataan komunikator baik dalam pidato maupun wawancara, ada beberapa pernyataan yang ia sampaikan melalui media sosial yang telah dibukukan yaitu tentang pernyataan komukator berikut: “Republik ini didirikan ewat iuran kolosal. Ada yang iuran nyawa, badan, pikiran, tenaga, uang dan lain-lain. Semua iuran untuk negri.”13
13
Twitter tanggal 10 November 12 16:22, Lihat karya Syafiq Basri, Melampaui Mimpi (Anies Baswedan @twitterland), Bandung: PT. Mizan Pustaka, h. 137
82
Pilihannya mudah: lipat tangan atau turun tangan. Tak usah pikir stempel-stempel pahlawan, yang penting turun tangan sekarang!”14 Dari segi kognisi sosial, wacana ke-Indonesia-an atau kebangsaan sudah lama komunikator suarakan. Media memang merupakan salah satu penyampai wacana dan isu yang cepat. Media sosial sebagai salah satu alat untuk melakukan dialog tidak langsung. Komunikator menggunakan berbagai media salah satunya media sosial sebagaimana yang peneliti paparkan. C. Analisis Sosial Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.30 Wacana yang digaungkan oleh Anies Rasyid Baswedan menitikberatkan terutama tentang pentingnya suatu pendidikan bagi manusia. Pendidikan merupakan persoalan mendasar yang akan sangat bermanfaat bagi kemajuan setiap orang. Orang yang berpendidikan akan lebih memahami persoalanpersoalan yang terjadi ditengah masyarakat. Orang yang memilki pendidikan lebih tinggi akan lebih dihargai ditengah masyarakat. Hal ini karena ilmu pengetahuan sangat bermanfaat diberbagai bidang dan dimensi kehidupan. Sikap optimis untuk mengubah wajah bangsa melalui pendidikan, demokrasi, 14
Twitter tanggal 10 November 12 20:07, Lihat karya Syafiq Basri, Melampaui Mimpi ..,
30
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 273.
h. 137
83
ekonomi yang mensejahterakan serta kepastian hukum merupakan harapan seluruh lapisan masyarakat. Pidato Anies Rasyid Baswedan, menceritakan beberapa hal yang merupakan kunci dari kemajuan bangsa Indonesia. Salah satu kunci utamanya adalah memperbaiki kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan. Lalu dengan memperbaiki perekonomian, demokrasi dan penegakan hukum. Dalam pidatonya Anies secara lebih rinci menuturkan bagaimana Indonesia bisa mengubah sejarah yang dahulu 90% buta huruf menjadi melek huruf. Gagasan yang dikemukakan oleh Anies Rasyid Baswedan berangkat dari keprihatinannya banyaknya persoalan yang kini dihadapi bangsa Indonesia. Korupsi menurut Anies Rasyid Baswedan merupakan penyakit yang harus diobati. Penyakit yang disebabkan hilangnya integritas ini dapat diobati dengan membuat sistem pendidikan yang dapat menghasilkan orang-orang yang ujur, berkarakter dan amanah. Satuan nilai yang demikian akan mengubah pilaku korupsi di negri ini. Anies Rasyid Baswedan menghimbau masyaraat untuk turut andil dalam memunculkan sebuah kepemimpinan yang mampu menggerakkan. Seorang pemimpin memang tidak dapat menyelesaikan seluruh persoalan, namun dengan pemimpin amanah maka akan terbuka banyak peluang dan akan dapat melibatkan lebih banyak orang dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Dengan demikian, secara garis besar Anies Rasyid Baswedan berusaha menyampaikan kepada masyarakat Indonesia bahwa Indonesia memiliki seluruh persyaratan untuk tetap optimis.
84
Selanjutnya, dalam analisis sosial ada banyak faktor yang menyebabkan keberadaan wacana tersebut. Peneliti merangkum 2 point penting dalam pidato Anies Rasyid Baswedan sehubungan dengan wacana keindonesiaannya. 1. Praktik kekuasaan Dalam menyusun wacana ke-indonesiaan, menurut peneliti, sebagai orang yang berlatar belakang pendidikan, komunikator yang telah terjun langsung dalam dunia pendidikan percaya bahwa pendidikan adalah satu-satunya cara untuk dapat mencapai kemajuan bangsa. Komunikator yang juga rektor merasa ia merasakan langsung bagaimana manajemen pendidikan di lapangan dan kiat-kiat untuk mensukseskan jalannya proses pembentukan karakter peserta didik. Komunikator percaya bahwa ia mampu mengembalikan semangat tercerdaskan dan tercerahkannya bangsa Indonesia. Dia lain sisi, sebagai Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia bersinggungan dengan kasus-kasus korupsi yang menurutnya sudah mengkhawatirkan. Peneliti
berpendapat
pengetahuan
dan
pengalaman
komunikator dalam bidang edukasi, instansi pemerintahan, dan berbagai aktifitas sosial lainnya yang berpengaruh pada terciptanya pidato “Indonesia kita semua”. Komunikator meyakini ia mampu membawa Indonesia pada kualitas terutama individu sebagaimana
85
yang dijanjikan. Dalam sebuah buku karya Syafiq Basri15, komunikator mengiri surat kepada sejumlah relawan Program Idonesia Mengajar dan lainnya terkait alasannya menerima pinangan dari Partai Demokrat untuk maju dan membuahkan pidato resmi Konvensi. 2. Akses mempengaruhi wacana Jika ditinjau dari segi latar belakang komunikator terkait praktik kekuasaan dalam kerangka analisis sosial, dua point di atas sudah cukup mewakili akses yang dapat mengkonstruk wacana yang dikembangkan
oleh
komunikator.
Jawaban
komunikator
saat
diwawancara adalah bukan karena komunikator adalah seorang pendidik dan juga ketua Komite Etik KPK yang menjadi jawabannya. Komunikator secara jujur mengakui bahwa pidato dalam Konvensi Partai Demokrat yang memuat wacana ke-Indonesiaannya terjadi karena diantaranya adalah komunikator didukung dan didorong orang dilingkungannya
untuk
turut
serta
dalam
Konvensi
tersebut.
Selanjutnya, komunikator merasa menjawab undangan untuk turut menjadi peserta Konvensi adalah bentuk dari rasa tanggungjawabnya dan pengabdiannya bagi bangsa. Berikut adalah
kutipan dari hasil
wawancara: “... Kalau saya tidak diundang, maka saya tidak kena hukum. Tapi saya diundang dan hukumnya berubah, mau ikut bertanggungjawab atau tidak mau ikut tanggungjawab?! Lain hal kalau saya daftar, kalau saya daftar, berarti saya yang ingin jadi calon presiden, tapi saya diundang. Nah ketika 15
Lihat surat Anies pada buku karya Syafiq Basri, Melampaui Mimpi (Anies Baswedan @twitterland), Bandung: PT. Mizan Pustaka, h. 217-221
86
diundang, kalau saya bilang tidak, bagi saya berarti bukan saya tidak ingin jadi calon presiden, tapi saya tidak ingin mengurusi republik ini ...” Tanggungjawab
adalah
sebuah
kewajiban
yang
mesti
komunikator tunaikan. Bukan karena pengalaman dan pengetahuannya akan kunci kemajuan bangsa, namun komunikator mengakui hal ini karena rasa tanggungjawabnya. Lebih jauh, keyakinan komunikator tumbuh karena ia merasa didukung oleh orang sekitarnya. Berikut konsep pemimpin menurut komunikator: ” ... Ada begitu banyak orang yang dalam posisi “Anies kami berharap anda mewakili kita ...”
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Deskripsi teks yang dibangun Anies Rasyid Baswedan terkait visi misinya. Diantaranya adalah ia fokus untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Anies menuturkan bahwa pendidikan merupakan kunci dari kemajuan. Manusia merupakan titik sentral perubahan. Formasi teks yang disampaikan Anies rasyid Baswedan lebih banyak menggunakan analogi, sampel dan contoh fenomena. Misi Anies Rasyid Baswedan sebagaimana tertuang dalam teks pidatonya adalah mengadirkan tiga pilar penting yakni pilar ekonomi, pilar demokrasi serta pilar dan rule of law. Anies Baswedan menyadari bahwa terutama pilar ketiga sedang goyah, karennya menurutnya perlu menghadirkan kepemimpinan bangsa yang mampu menggerakkan. Menggerakkan untuk memajukan dan menggerakkan untuk kebenaran serta keadilan. Anies Rasyid Baswedan mewacanakan bahwa Indonesia sangat perlu untuk memprioritaskan peningkatan pendidikan. Nuansa pendidikan baik argumentasi, analogi dan story begitu kental dipaparkan dalam pidato politiknya. Pendidikan harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Keterlibatan dari seluruh lapisan masyarakat untuk mendorong dan mendukung proses terwujudnya generasi terdidik, ekonomi yang baik serta keadilan dan kepastian hukum secara implisit menurut Anies Rasyid Baswedan adalah jawaban dari visi misinya. Sebagai orang yang memiliki
87
88
background
pendidikan yang kuat, Anies menyadari betul bahwa pintu
kesuksesan dan kemajuan ada pada pengetahuan atau knowledge. Dengan sistem demokrasi yang sudah tumbuh dan terbangun di Indonesia, pendidikan, ekonomi dan hukum adalah beberapa aspek yang masih harus terus dibenahi melalui kepemimpinan yang menggerakkan. Wacana pendidikan yang dibangun dan dikembangkan Anies Rasyid Baswedan ini diyakini mampu menuntaskan berbagai problematika bangsa. Pembenahan pendidikan ini juga merupakan misi jangka panjang yang ia tekadkan untuk dikembangkan. Terlepas dari komitmen Anies rasyid Baswedan sebagai peserta konvensi Partai Demokrat, jika ditinjau dari track record-nya dibidang pendidikan, Anies memang konsen dan mengembangkan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi semua. Gerakan Indonesia mengajar misalnya adalah buah nyata dari wacana idealnya tentang pendidikan. Kepemimpinan
menggerakkan
dan
mempengaruhi
berbagai
elemen
masyarakat terutama melalui pendidikan dan kolektifitas ini menurut peneliti yang menjadi agenda besar Anies Rasyid baswedan. Karenanya Anies menggiring wacana publik untuk memprioritaskan dunia pendidikan. B. Saran Setelah menelaah pidato Anies Rasyid Baswedan yang berjudul “Indonesia Kita Semua”
peneliti berpandangan bahwa retorika yang
digunakan komunikator sudah bagus, namun demikian, hal tersebut disatu sisi mengurangi pengungkapan visi dan misi yang jelas. Komunikator cenderung
89
menyoroti persoalan pendidikan saja. Point-point penting yang harusnya diungkapkan untuk menegaskan posisi komunikator sebagai bakal calon presiden menjadi sedikit kabur. Meski begitu Anies mampu menghilangkan sekat pemisah antara komunikator dan komunikan. Hal ini terlihat dari pidatonya yang lebih banyak menggunakan istilah „kami‟ atau „kita‟ daripada „saya‟. Dengan demikian, dilihat dari konteks pidato Anies Baswedan, peneliti berpandangan seharusnya pidato Anies Rasyid Baswedan memang memberikan gambaran utuh terkait visi dan misinya jika mendapat kesempatan memimpin bangsa.
90
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟an Al Karim, PT. Mizan Pustaka, 2009, Cet, Ke-1, hal 314 Alwi, Hasan (ed), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Basri, Syafiq, Melampaui Mimpi (Anies Baswedan @twitterland), Bandung: PT. Mizan Pustaka Birowo, M. Antonius, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004. Creswell, John W, Desain penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: KIK Press, 2003 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, 2008 Cet ke-4 Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, Yogyakarta: LkiS, 2001 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana 2007 Lull, James Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan global, Terj. A. Setiawan, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998. Maleong , Lexy J. (ed, 13), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000 McQuail, Dennis. Mass Commuication theory: An Introduction, London: Sage Publication, third edition, 1995 Muhibbudin, Muhammad, Kisah Inspiratif 7 Anak Kampung, Mantra Books, 3013
Yogyakarta:
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, Bandung: Rosdakarya, 2006 Mulyana, Dedi, Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi, prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta : Tiara Wacana 2005 Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia,2003. Riyanto, Adhe, The True Wisdom, Yogyakarta: Kanal Publika, 2012,
91
Salim, Peter dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Press, 2002, edisi ke-3, hal 1709 (Ibnu Khamdan 2009) Sobur , Alex, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006 Sudjiman , Panuti. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta : Pustaka Utama Grifiti, 1993 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta, 2010 Teun A Van Dijk, News as Discourse, Amsterdam: University of Amsterdam, 1988 Teun A Van Dijk, The Interdisciplinary Study of News as Discourse, dalam Klaus Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski. Ed. Handbook of Qualitative Methodologies for Mass Communication Research, London and New York, Routledge, 1993). Teun Van Dijk, Aims of Critical Discourse Analysis, Japan Discourse, 1995 Vol. 1, http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan http://id.wikipedia.org/wiki/Anies_Baswedan. http://nasional.kompas.com/read/2013/09/15/0901003/Hari.Ini.11.Peserta.Konven si.Demokrat.Perkenalkan.Diri http://nasional.kompas.com/read/2013/09/23/0923423/Mencari.Capres.di.Media.S osial https://www.facebook.com/notes/cak-ripin-kartun/partai-demokrat-sebagaibunker-para-koruptor/10150361521822105 https://www.youtube.com/watch?v=omsc8KTFlIo
Foto Anies Rasyid Baswedan sewaktu diwawancara oleh peneliti (Adharu Dhahiru)
Foto Anies rasyid Baswedan seusai wawancara bersama peneliti
i