Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011 www.profesi-unm.org
Kaleidoskop 2011...hal.8-9
Profesi FM - 107.9 MHz
Nyali Para Penantang Ciut... hal.13
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
Pejabat yang Dikerjai
1
Istrinya...hal. 15 Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
2 Persepsi www.profesi-unm.org
EDITORIAL_
Harapan di Tahun Naga P erjalanan setahun bukanlah waktu singkat. Sebagai intitusi pendidikan, UNM tentu memiliki seabrek program yang mesti direalisasikan. Meski berbagai kasus menerpa, cita-cita menjadikan kampus ini menuju world class university tetap semakin dekat dengan perwujudannya. Sebagai catatan akhir tahun 2011, beberapa perkembangan yang yang sudah dicapai. Selain pembangunan menara Phinisi sebagai icon, pengadaan sarana penunjang lainnya juga banyak yang perlu kita acungi jempol. Banyak prestasi telah ditorehkan para mahasiswa demi mengharumkan nama UNM. Bukan hanya di kancah nasional, tetapi juga di kancah internasional. Yang terpenting, UNM yang dikenal sebagai intitusi yang mahasiswanya doyan tawuran semakin menunjukkan grafik yang menurun. Namun perlu dicatat, dibalik berbagai kesuksesan itu, beberapa hal yang diabaikan kampus orange ini. Sebagai bahan evaluasi menapaki tahun 2011 yang identik dengan tahun naga, beberapa momok diselesaikan UNM tidak konsisten dengan aturannya sendiri. Hal ini membuat penegakan sanksi terhadap mahasiswa terkesan asal-asalan. Sebut saja, pemecatan mahasiswa yang melanggar statuta. Lantaran, tidak sesuai dengan aturan yang dipedomani. Karena hal tersebut, birokrat semakin
menunjukkan sikap arogansinya. Dibalik sikap itu, beberapa hal luput dari perehatian birokrasi. Sebagai contoh, situs Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menyatakan, 24 program studi (prodi) UNM menyandang status akreditasi kadaluarsa. Belum sampai di situ, pemalsuan ijazah UNM juga belum bisa dihentikan. Momok lainnya, institusi pencetak generasi “Oemar Bakrie” yang memiliki beberapa kampus yang tersebar bukan hanya di Makassar tetapi di beberapa daerah lain di Sulawesi Selatan ini mengabaikan beberapa unit. Diantaranya, kampus Unit Penyelenggara Pendidikan (UPP) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Bone dan Parepare. Cukup? Ternyata belum. Di penghujung 2011. UNM dihebohkan dengan kasus penikaman salah seorang mahasiswa. Kasus ini lagi-lagi disinyalir sebagai imbas ketidakkonsistenan birokrasi dalam menindaklanjuti permasalahan mahasiswa. Buntutnya, balas dendam di kalangan mahasiswa merebak. Memasuki tahun 2012 tentunya akan menghadirkan suasana baru dalam iklim institusi UNM. Ditengah hingar-bingar suksesi rektor yang telah bergulir tentunya menimbulkan harapan sangat besar bagi para civitas akademika. Semoga ke depan pimpinan kita bisa lebih bersahabat dalam menyelesaikan seabrek konflik yang ada. Amin!(*)
Tulisan opini Anda maksimal 5000 karakter. Redaksi berwenang memotong tulisan Anda tanpa merubah makna, maksud dan tujuan. Kirim tulisan opini Anda ke email:
[email protected] dengan subjek “Opini Pembaca”. Lampirkan foto terbaru.
085242740xxx Selamat pagi, saya mau bertanya. Kalau mau ikut gabung di ogranisasi HIPMI PT siapa yang bisa sya hubungi dan brapa no HPx? Jawaban: Pemimpin Redaksi Profesi Silahkan hubungi ketua HIPMI PT UNM, Ilham Baharuddin (085322303577/ 085242590317). Terima kasih. 085256271xxx Asslmu Alaikum Knpa di perpustakaan Universitas mahal sekali kalau foto kopi, 500 rupiah/lmbr. padahal itu adalah UPT UNM. Semestinya melayani civitas akademika UNM. Kalaupun tdk bsa gratis, stidaknya jgn terlalu mahal, sedangkan foto kopi di luar 150 rupiah sja. Jawaban: Pembantu Rektor II UNM, Andi Ikhsan Saya tidak tahu kalu ada foto copy di sana. Kalau memang ada seperti itu, saya pikir itu salah satu upaya dari UPT Perpustakaan. Mungkin pengelola bermaksud memudahkan para mahasiswa agar tidak perlu lagi jauh-jauh mencari tempat foto copy. Karena biasanya ada buku yang tidak bisa dipinjam di perpustakaan. Pengelola Perpustakaan UNM, Hj. Sumroh Hasil survey perpustakaan beberapa standar foto copy cukup murah dibanding di tempat lain, karena khususnya skripsi saja tidak bisa gratis, karena karya seseorang. Skripsi tidak bisa dibawa keluar dari perpustakaan, kami sebagi petugas hanya meringankan saja, jadi pimpinan menyediakan foto copy di perpustakaan tetapi ada foto copy juga atas saran-saran dari mahasiswa juga. 085656863xxx Salam Lestrari … Mohon bantuannya untuk klarifikasikan masalah KKN terpadu bulan 3 tahun 2012, terus terang kami anak pendidikan bahasa Inggris 2008 yng mengambil KKN terpadu nantinya sangat waswas, dikarenakan ada isu katanya ditiadakan, padahal semestinya pihak birokrasi harus lebih mengerti akan mahasiswanya. Bsa jadi kami telat selesai. Mohon bantuannya. Jawaban: Kepala LPM UNM, Prof. Dr. H. Muhammad Ardi, M.S Tidak benar kalau dihilangkan. Sekarang sudah pendaftaran KKN Terpadu (Januari 2012). Terjadwal berdasarkan kalender akademik UNM 2011/ 2012. Belum ditentukan kapan berangkat, penjadwalannya diupayakan setelah ujian semester. 087741082XXX Asslamu alaikum… profesi tolong bantu tanyakn, knapa penerima beasiswa bidik misi tdk dikasi sma rata? Ad yg terima Rp1.8 juta dan ada juga yg terima Rp 3.6 juta? Tolng bantu. Trimaksih. Jawaban: Pembantu Rektor III UNM, Prof. Dr. H. Hamsu Abdul Gani, M.Pd Yang jelas bahwa setiap bulannya itu mereka diberi Rp600 ribu pada setiap mahasiswa penerima bidik misi. Sedangkan pertiga bulan baru terima, makanya Rp 1,8 juta yang didapat. Mungkin yang dapat Rp3,2 juta itu terhitung enam bulan. Semua itu rata-rata. Tidak ada yang Rp3,6 juta.
Kunjungi Kami di Redaksi menerima saran, dan kritikan terhadap mahasiswa atau birokrasi UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke: 085 256 881 844/087 740 082 784
www.profesi-unm.org Find us on fanpage: http: www.facebook.com/profesi.unm
Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Andi Ikhsan, Hamsu A. Gani, Nurdin Noni, Kamaruddin, Baliana Dewan Pembina: Abdullah Dola, Hazairin Sitepu, Mukhramal Aziz, Uslimin Pemimpin Umum: Rahmat Fadhli Sekretaris: Yusrianti Hanike Bendahara: Parni Divisi Penerbitan: Isnaeni Dahlan (Pemimpin Redaksi) Divisi Penyiaran: Nurhasni (Station Manager) Divisi Online: Sahrul Alim (Kepala Divisi) Divisi Penelitian dan Pengembangan: Sitti Marlina (Kepala Litbang) Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Rahmat Fadhli Pemimpin Redaksi: Isnaeni Dahlan Sekretaris: Yusrianti Hanike Bendahara: Parni Redaktur: Asri Ismail Reporter: Sutrisno Zulkifli, Nurjanna Jamaluddin, Fahrizal Syam, Andini Ristyaningrum, Rukmana Mansyur, Sudarmi, Fotografer: Fajrianto Jalil, Layouter/Grafis: Imam Rahmanto, Manager Sirkulasi dan Iklan: Muhammad Ilham Kepala Biro Redaksi Gunungsari: Fajrianto Jalil
DESAIN SAMPUL: IMAM RAHMANTO
f
Like This!
Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Kompleks Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail:
[email protected], website: www.profesi-unm.org Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
Mozaik 3 www.profesi-unm.org
Modal Nekat, Sumbang Medali Buat UNM MESKI bermodal nekat, dua petinju Sparta FIK UNM berhasil menyumbangkan medali pada kejuaraan nasonal (Kejurnas) Tinju Piala Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar pada1723 Desember lalu. Mereka adalah Alan Oktavianus Tulalesy dari jurusan Kepelatihan dan Andi Irfandi dari jurusan Ilmu Olahraga. Pada partai final, Andi Irfandi tak dapat memberikan perlawanan yang maksimal. Akibatnya Irfandi takluk pada petinju asal Sumatra Selatan. Sedangkan Alan Oktavianus yang turun dikelas 60 kg senior juga hanya puas meraih medali perunggu karena kalah angka dari tuan rumah.
Meski begitu, Irfandi tetap merasa puas atas apa yang telah ia capai. Menurutnya, ia sudah bekerja maksimal untuk mencapai yang terbaik. “Kami sudah maksimal sebab pertama kalinya kami keluar daerah, apalagi kami hanya berlatih selama lima bulan,” ungkapnya. Kejuaraan ini diikuti oleh sasana tinju hampir di setiap universitas yang ada di Indonesia. Beberapa daerah juga turut serta mengirimkan delegasinya. Ketua Umum Sparta FIK UNM, Putu Agustya Natha mengungkapkan, kejuaraan ini merupakan yang pertama kalinya diikuti di luar daerah Sulawesi Selatan. Meski keikutsertaannya hanyalah modal nekad. Pasalnya,
Sparta FIK UNM tak mendapat kan support dari birokrasi UNM. Putu mengakui, keberangkatannya ke NTT merupakan dana Swadaya mereka karena besarnya kecintaan pada olahraga tinju. Mahasiswa eksponen 2009 ini menuturkan, sebelum berangkat, ia meminta dana ke birokrasi tetapi kurang direspon . “Kami hanya bermodal nekat. Tidak masalah itulah perjuangan, yang penting kami bisa membuktikan bahwa tinju bisa juga mengharumkan nama UNM,” ungkapnya. Dengan keberhasilannya tersebut, Putu berharap, semoga aksi anarkis yang berlangsung, bisa disalurkan ke hal positif seperti olahraga tinju. (Isd)
Reuni Akbar IKIP UP/UNM
Sambut 100.000 Alumni Mengawali tahun baru 2012, Ikatan Alumni UNM menggelar Reuni Akbar. Reuni ini rencananya akan digelar di Gedung Rektorat dan Pelataran UNM Jl.Raya Pendidikan (08/01). Diprediksi, acara ini akan dihadiri sekitar 100.000 Alumni IKIP UP/UNM mulai dari angkatan 1961-2011. Reuni yang dikemas dengan tema “Semalam di Gunsar Menyambut 100.000 Alumni” ini akan menggelar beberapa item acara. Diantaranya jalan sehat, senam aerobik massal, dialog pendidikan
bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhammad Nuh. Dilanjutkan pemberian perhargaan pengabdian pendidikan kepada alumni guru yang hadir (Education Award) yang dirangkaikan dengan Hari Guru. Usai acara, dilakukan penyerahan hadiah utama bagi pemenang jalan sehat, penyerahan penghargaan pengabdian kepada mantan rektor/pembantu rektor serta temu kangen dan bina akrab antar alumni. Panitia juga mengundang, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul
Yasin Limpo, Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, dan para bupati se-Sulsel. Wakil Ketua Panitia Chaeruddin Hakim mengharapkan dengan kegiatan ini, akan kembali membangun citra positif terhadap almamater UNM. Sehingga, UNM tidak lagi dikecam sebagai almamater yang anarkis. “Kami ingin membuktikan kepada masyarakat umum bahwa UNM punya potensi sosial, potensi budaya dan potensi politik dengan jumlah alumni yang Seratus Ribu” ungkapnya. (Nja)
Snapshot
FAJRIANTO - PROFESI
DUKA. Keluarga dan rekan kuliah korban penikaman, Irfan Nasir (20) tak kuasa menahan kesedihan (29/12). Irfan Nasir menghembuskan nafas terakhir di ruang UGD RS. Faisal setelah mengalami luka tusukan cukup dalam di bagian rusuk kanannya.
Karate Penting Bagi Mahasiswa Institut Karate-Do Nasional (INKANAS) ranting UNM yang berdiri sejak Juli, diresmikan langsung Kepolisian Daerah Sulsel, Joni Waenal Usman (18/12). Heri Tahir selaku pendiri dan pelatih lembaga INKANAS Cabang UNM mengatakan lembaga karate sangat penting bagi mahasiswa. Pasalnya, Karate tidak hanya digunakan untuk beladiri dan olah fisik, tapi juga mampu melatih mental bagi seseorang. Ketua Komisi Disiplin UNM ini menambahkan, karate juga bisa memperekat hubungan emosional antar mahasiswa. Lebih jauh, ia mengajak seluruh sivitas UNM untuk ikut bergabung di lembaga yang sudah beranggotakan 50 karateka ini. Sementara itu, dalam menjalankan latihan rutin, INKANAS ranting UNM untuk sementara
waktu masih menggunakan gedung Pascasarjana UNM sebagai tempat latihan sementara. Heri berjanji akan menyiapkan tempat latihan yang representatif bagi para karateka. “Saya sudah komunikasikan dengan Rektor UNM, kata beliau akan ada lahan di gedung phinisi jika sudah rampung,” janjinya. Rektor UNM, Arismunandar mengaku bangga dan apresiatif dengan berdirinya lembaga ini di kampus orange. “Bagus itu, untuk memasyarakatkan beladiri dikalangan civitas UNM,” ungkapnya. Apalagi, kalau melibatkan seluruh fakultas akan menjadi wadah untuk silahturahmi. Ia juga menjanjikan tempat latihan.”Kalau menara Phinisi selesai bisa latihan lantai satu, luasnya ada 4000 meter lebih,” tutupnya. (Asr)
Pertemuan UKM se-UNM
Rindu Kampung Kecil yang Telah Dirampas Rahmat Fadhli & Yusrianti Hanike
Alkisah, dua tahun lalu terdapat sebuah kampung kecil di UNM yang sangat makmur. Seluruh warganya saling mengayomi dan bertoleransi. Di kampung kecil itupula, kreatifitas dan pusat aktivitas mahasiswa UNM selalu tumbuh dan berdenyut. Kini, kampung kecil itu telah hancur. Para warganya telah bercera-berai. Mereka tak lagi berada dalam satu atap. Suara drum band, hentakan baris berbaris, petikan gitar, dan kicauan penyiar kini tak pernah lagi terdengar. Tetapi, malam itu (09/12), warga kampung kecil, para penghuni Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) kembali bersua di Kantin Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dalam rangka temu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) se UNM. Pertemuan yang pertama kalinya digelar itu tentu tak seperti dua tahun lalu. Pasalnya, para anggota UKM yang hadir bukan lagi embrio yang lahir dari rahim PKM. Kegiatan yang diprakarsai oleh UKM Resimen Mahasiswa (Menwa) ini kemudian memberikan kesempatan kepada tiap UKM untuk memperkenalkan organisasi dan anggota mereka. Tak ayal, sejumlah keluh dan kesah dilontarkan untuk sekadar berbagi suka dan duka selama bersekertariat diluar kamProfesi FM - 107.9 MHz
FAJRIANTO - PROFESI
TEMU UKM. Foto bersama para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa se-UNM yang tergabung dalam diskusi lepas di kantin FIP UNM, (9/12).
pus. “Kalau musim hujan tiba, banjir pasti melanda sekertariat kami. Tingginya bisa mencapai lutut. Akibatnya barang-barang inventaris kami banyak yang hanyut,”ujar Ketua UKM Sintalaras Basri. Kondisi ini tentu sangat kontras dengan “rumah lama” yang pernah menggoreskan potongan mozaik bagi para penghuninya itu. Bangunanannya yang kokoh
dan bertingkat menyebabkan banjir “takut” untuk mampir. “Kami sangat rindu dengan masa-masa di PKM, dulu kita bisa berkumpul, makan dan tidur bersama,”terang demisioner Ketua UKM Seni Faisal Nadjamuddin. Faisal menyayangkan kebijakan pimpinan universitas yang membiarkan para UKM-nya harus bersekertariat diluar kampus. “Kami merasa ada sesuatu yang
hilang selama kita tak lagi satu atap,”imbuhnya. Pria berdarah Maros ini mengatakan seharusnya rumah yang paling ideal bagi lembaga kemahasiswaan adalah kampus. Tetapi sepertinya kampus bukan lagi tempat yang nyaman untuk beraktivitas. Pasalnya, lembaga kemahasiswaannya juga telah dipaksa hengkang dari habitatnya. Senada dengan Faisal, Basri mengungkapkan sepatutnya pimpinan universitas tak memandang UKM dengan sebelah mata. Hal itu, kata Basri dapat dilihat dari prestasi yang kerap dihasilkan oleh tiap-tiap UKM. “Kita berharap birokrasi juga dapat berfikir rasional, UKM bukanlah musuh dari universitas ini,”ungkapnya. Sementara itu, imbas yang sangat terasa oleh tiap UKM pasca “dipaksa” hengkang adalah akses antar UKM yang kian sulit karena lokasinya yang sangat berjauhan. Tak ayal, para anggota dari masing-masing UKM kini tak lagi saling mengenal. Penyebabnya, karena frekuensi pertemuan yang
sangat minim. Belum lagi persoalan adaptasi dengan masyarakat umum yang kurang menerima dengan baik sejumlah kesibukan yang membuat “ bising” lingkungannya. Tak ayal sejumlah kasus pun kerap menimpa. Mulai dari aksi pencurian, pelemparan oleh warga, hingga pelaporan ke aparat kepolisian menjadi tantangan baru yang tak pernah dihadapi sebelumnya. “Kami rindu kampung kecil kami yang telah dirampas,”ujar Sahrul anggota dari LPPM Profesi. Meski demikian, ketika ihwal ini dikonfirmasi ke Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Hamsu Abdul Gani, pria berdarah Pangkep itu malah tak bergeming. Hamsu mengungkapkan pihaknya tak mau lagi ambil pusing dengan kondisi PKM yang telah terjadi sekarang. Ia mengatakan, dirinya tak memiliki banyak tenaga untuk mengurusi PKM yang telah dibiarkan terkatungkatung itu. “Periode jabatan saya sudah mau habis , lebih baik saya fokus jadi petani, dan jadi doja di mesjid,” kilahnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
44 Reportase Utama www.profesi-unm.org
UPP PGSD Parepare
Menanti Realisasi Janji Renovasi Laporan Imam Rahmanto & Nurjannah Jamaluddin
Mereka yang terpisah bukanlah untuk dilupakan ataupun diabaikan. Mereka layaknya rumah sendiri, juga butuh perhatian dan pembenahan. Seperti halnya salah satu kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) yang terletak di Parepare.
FOTO-FOTO: JANE/ IMAM - PROFESI
PGSD Parepare, Abdul Halik. Ia menuturkan, kebanyakan mata kuliah berakhir jika menjelang sore hari. “Itulah kenapa suasana di sini terasa sepi,” tambahnya. Akan tetapi, menurutnya, sebagian mahasiswa mengisi waktu sorenya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Kemahasiswaan (LK) PGSD.
Sekretaris UPP, Abdul Halik
Memasuki kampus V UNM di Parepare, serasa memasuki sebuah lingkungan yang sunyi. Hanya tulisan yang terukir pada tembok di pinggir jalan yang menandakan kompleks bangunan itu adalah milik UNM. Tidak lebih besar ataupun lebih megah dari kompleks sebuah sekolah menengah yang berseberangan dengannya. Topologi areal kampus yang berbukit-bukit, sedikit memaksa reporter Profesi untuk menapaki belasan anak tangga. Pepohonan dan rerumputan mendominasi pandangan di sekitar areal kampus itu. Bangunan-bangunan bercat putih ditata rapi berdasarkan kondisi geografis wilayah itu. Tak ayal lagi, sampah-sampah berupa dedaunan kering berceceran dimana-mana, baik di lantai, di halaman, maupun di beberapa undakan anak tangga. Tidak ada aktivitas perkuliahan yang tampak siang itu ketika kami memasuki wilayah salah satu Unit Penyelenggara Pendidikan (UPP) PGSD tersebut. Hanya beberapa anak kecil yang sedang bermain perosotan dan ayunan di halaman kampus yang sempat sedikit mengalihkan perhatian kami. Segelintir pegawai yang kelihatan hilir-mudik pun memasuki ruangan yang ditunjuk sebagai kantor. “Memang, biasanya perkuliahan di sini berakhir di siang hari. Kalau sore, sudah jarang yang kuliah,” tutur Dewi Anna, fungsionaris Pramuka UPP Parepare. Hal ini dibenarkan oleh sekretaris UPP Urai data, ungkap fakta, saji berita
Pemborong Tak Berminat Kondisi bangunan di UPP PGSD Parepare juga agak memprihatinkan. Di sana-sini tembok maupun lantai hasil olahan semennya sudah menunjukkan beberapa garis retakan. Lebih parah, atap seng bangunannya juga sudah berkarat. Menurut Abdul Halik, kondisi atap bangunan juga memerlukan renovasi karena sudah lapuk dimakan usia. Beberapa kali pemborong diminta untuk sekadar mengecat atap, namun tidak satupun yang berminat. Kerangka-kerangka atap berumur belasan tahun yang kian lapuk membuat gentar para pemborong itu. “Kita sebenarnya di sini menunggu bantuan dari pusat. Tapi, sampai sekarang belum ada realisasinya,” keluhnya. Selain itu, Ketua UPP PGSD Parepare, Amir Pada menambahkan, permohonan untuk renovasi gedung sudah lama diajukan pihaknya ke pusat. Proposal untuk pembangunan kantor berlantai tiga sudah ditandatangani pimpinan. Tinggal menunggu waktu realisasinya saja. “Rencananya awal tahun 2012 nanti akan dibangun, setelah pemilihan rektor,” harapnya. “Sebenarnya selama ini kampus pusat sudah memberikan sentuhan-sentuhan, namun kami merasa itu belum maksimal mengingat kondisi bangunan di sini yang sudah sekitar 20 tahun,” papar Amir. Ia mengaku, baru satu kali bantuan renovasi diberikan untuk UPP yang dipimpinnya itu. Renovasi kampus kecil-kecilan sekadar pengecatan tembok saja malah dibebankan pada mahasiswa-mahasiswanya
yang sementara KKN (Kuliah Kerja Nyata, red). Ditambah lagi, kampusnya sudah dijanjikan oleh pihak ICT Center UNM untuk pembangunan tower jaringan setinggi 50 meter di bulan Desember ini, namun entah mengapa hingga kini belum ada tanda dimulainya pembangunan itu. “Rencananya sih mau dibangun di samping masjid,” timpalnya. “Memang beginilah kondisi di Parepare, kami berharap saja pembangunannya cepat dilaksanakan,” harap dosen yang berdomisili di Parepare ini. Dosen Dinilai Belum Memadai Dosen-dosen yang mengabdi juga turut menjadi penilaian berkembang-tidaknya suatu kampus. Dosen di UPP Parepare yang berjumlah 22 orang masih dirasa kurang memadai oleh mahasiswa. Bahkan, beberapa dosen yang mengajar di kelas-kelas mereka dinilai tidak sesuai pada mata kuliah yang bersangkutan. “Dosen-dosen disini (UPP Parepare, red) masih kurang. Beberapa malah mengajar banyak mata kuliah dan kami rasa tidak sesuai dengan keahliannya,” papar mahasiswi eksponen 2010 yang tak ingin disebutkan namanya ini. Akan tetapi, menurut Amir, jumlah dosen yang ditugaskan di kampus eks Sekolah Pendidikan
Guru (SPG) ini untuk sementara sudah bisa dikatakan memadai. Hanya persoalan kualifikasi mengajar di kelasnya yang diakuinya masih terkendala. “Karena untuk mengambil dosen dari luar Parepare sangat berat, kita mesti menanggung transportasinya. Makanya, kita lihat dosen yang ada relevansinya ke mata kuliah bersangkutan,” kilahnya. Ia menambahkan, meskipun begitu, tetap ada dosen yang didatangkan dari luar daerah. Bahkan dosen-dosen untuk mahasiswa Pascasarjana (PPs) UPP PGSD Parepare didatangkan langsung dari Makassar. Perkuliahan biasanya dilakukan di hari Sabtu atau Minggu. Jika dosen berhalangan hadir, tak jarang pula mahasiswa-mahasiswanya yang harus mengikuti perkuliahan di kampus PPs Makassar. Dekan FIP, Ismail Tolla membenarkan hal tersebut. Apalagi, menurutnya, jumlah mahasiswa di sana tidak terlalu banyak, sehingga dosen yang berjumlah 22 orang itu masih sangat memadai untuk proses perkuliahan. “Beberapa dosen juga malah ada yang dari sini (FIP, red),” tambahnya. Bikin Malu Selain sarana belajar, mahasiswa juga mengeluhkan tentang fasilitas olahraga yang tersedia di
kampus tersebut. Pasalnya, beberapa waktu lalu ketika diadakan Temu Akbar antar UPP PGSD UNM, tuan rumahnya adalah UPP Parepare. Akan tetapi, yang didapati, mahasiswa-mahasiswa pengurus LK mesti rela menanggung malu. Untuk melaksanakan pertandingan olahraga persahabatan saja, mahasiswa UNM harus menumpang tempat dan alat di SMA sebelah. “Waktu itu, kan bikin malu, kita tidak punya alat olahraga sama sekali, dan harus minjam ke SMA tetangga,” sesal Marsuki. Ia juga menambahkan, lapangan yang dimiliki oleh UPP Parepare hanya satu. Itupun tidak layak dijadikan sebagai lapangan volley. Menanggapi hal itu, Amir Pada mengungkapkan, lahan untuk membuat fasilitas olahraga sangat sulit dan butuh biaya yang sangat besar, melihat kondisi geografis kampusnya. “Kemarin waktu KKN sempat ingin dibuat (lapangan, red), hanya saja dananya tidak cukup. Makanya dialihkan saja ke pemasangan paving block,” paparnya membenarkan kondisi kampusnya. Selain itu, tambahnya, pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan pengadaan sarana olahraga ke pimpinan pusat, hanya saja rektor berkata lain. “Katanya, dananya dialihkan saja dulu untuk pembangunan gedung-gedung UPP. Itu, kan lebih penting,” kutipnya. (*)
PULANG. Beberapa mahasiswa UPP PGSD Parepare baru saja usai mengikuti perkuliahan. Lepas siang hari, suasana kampus mulai terasa sepi. Sebagian besar mahasiswa lebih memilih untuk pulang ke rumah dibanding meramaikan kampus dengan kegiatan-kegiatan di luar perkuliahan.
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
Reportase Utama 55 www.profesi-unm.org
UPP PGSD Bone
Mereka yang “Dianaktirikan” Laporan Sudarmi JARUM jam menunjukkan pukul 13.25 WITA. Salah seorang mahasiswi menyapaku dengan senyum. Mira, mahasiswa angkatan 2008 ini menyambutku dengan ramah. seperti keramahan kebudayaan Kabupaten Bone sipakatau, sipakalebbi. Menilik sekeliling pekarangan UPP PGSD Bone. Pandanganku terhenti pada taman yang ditumbuhi oleh pohon kelapa dengan berbagai jenis bunga. Keindahan taman didukung dengan patung ikan hiu putih yang dikelilingi dengan air mancur. Keindahan tersebut menutupi kekurangan kantor UPP PGSD Bone yang tidak bertingkat. Selain pekarangan yang tampak baru, adapula mushallah yang terletak di sebelah utara kampus. Tempat ibadah ini dibangun dari hasil swadaya KKL angkatan I UPP PGSD Bone. Tak luput Rektor UNM Arismunandar berkunjung pada 30 Mei 2009 untuk meresmikannya. Jika dilihat sepintas gedungnya hampir sama dengan gedung sekolah pada umumnya. Tak ada tanda kemewahan yang menandakan gedung perguruan tinggi. Ketua UPP PGSD Bone, Nasaruddin mengakui kampus jauh UNM ini dianggap sekolah SMA oleh sebagian masyarakat Kampung Arung Palakka. Bahkan, sebagian pemerintah setempat pun mengatakan seperti itu. Mereka baru menyadari bahwa gedung tersebut adalah kampus setelah
melihat papan nama yang terpampang di depan kampus. Hanya Bajunya Yang Bagus Tata letak dan arsitektur bangunan tersebut tampak sangat jauh berbeda. Tata letak setiap gedung yang memanjang memberi kesan arsitek bangunan masih mempertahankan bentuk lama. Pemandangan di dalam jauh berbeda dengan keindahan pekarangan yang ditata modern. “Hanya kesingnya saja yang bagus,” ungkap salah seorang mahasiswa. Mahasiswa pun mengeluhkan kelayakan gedung. Kelayakan gedung UPP PGSD Bone memang jauh dengan kampus yang berada di Makassar. Sebagian merasa didiskriminasi oleh petinggi UNM karena kampusnya tidak mendapatkan jatah pembangunan padahal SPP yang dibayar sama. Nasruddin pun mengungkapkan ketidaklayakan gedung UPP PGSD Bone jika dibandingkan dengan kampus lain UNM. Gedung warisan eks-SPG ini dibangun sejak tahun 90-an. Tambahnya selama ini hanya perbaikan kecil yang dilakukan. Bahkan gedung perkuliahan belum pernah dirombak sama sekali. Itu pun pernah hanya atap yang pernah direnovasi saat masa kepemimpinan Prof. Arif Tiro. Perbaikan Gedung Tergantung Fakultas Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor II UNM, Andi Ikhsan menuturkan, perbaikan
gedung yang masih peninggalan PGSD dulu itu tergantung dari fakultas. Pihaknya hanya membantu dalam mendapatkan dana. “Kita sudah mencoba mengajukan proposal tapi belum tentu juga lolos, proposal tersebut kita ajukan ke Jakarta, sempat kita mendapat bantuan,” tuturnya. Namun, apabila dana tersebut cair, belum tentu proposal untuk PGSD Bone yang lulus. Karena harus bersaing dengan PGSD UNM lainnya. “Kita juga belum tahu apakah PGSD Bone yang lulus, Pare-pare atau tidung ataupun yang lainnya,” ungkapnya. Ia juga menambahkan, apabila ada dana nantinya sebenarnya bukan untuk pembangunan gedung hanya untuk pemeliharaan. Guru besar olahraga tersebut menyarankan, untuk pembangunan gedung, harus lebih mengandalkan PNBP. Ikhsan mencontohkan Matematika yang memulai gedung itu diambil dari pungutan pembayaran SPP dan DPP, FIP juga begitu. “Tergantung dekan mereka masalah pembangunan. Dan biasanya fakultas mulai membangun sesuatu dari dana DPP dan SPPnya mereka,” imbuhnya. Kinerja Pendidik Perlu Dibenahi Nasaruddin mengungkapkan, kualitas tenaga pendidik dari kampus yang ia nahkodai sudah cukup baik. Menurutnya, saat ini tenaga pendidik yang dimiliki UPP PGSD Bone sudah 100% telah melalui jen-
SUDARMI - PROFESI
HIJAU. Suasana di dalam kampus PGSD UPP Bone didominasi oleh rerumputan hijau bekas rawa-rawa. Pemandangan ini tampak sangat berbeda ketika melihat keindahan pekarangan depan kampus.
jang pedidikan S2. “Bahkan doktor sudah ada satu dan yang satu lagi sementara menempuh pendidkan di UNJ S3nya,” tukasnya. Berbeda dengan Nasaruddin ketua HIMA, Jumardi mengelukan masalah kinerja dosen. Menurutnya, kinerja dosen perlu diadakan evaluasi untuk memperbaikinya. “Jujur, ada dosen yang mementingkan tugasnya yang lain sampai-sampai tidak memenuhi jadwal kuliah yang telah ditetapkan, seenaknya memindakan jadwal sendiri tanpa mempertimbangkan mahasiswanya,” ungkapnya. Nasaruddin menyiratkan, salah satu faktor munculnya pendidik yang terkadang malas tidak lain honor pendidik yang seringkali terlambat diterimanya. “Itu masih bisa diatasi namun masalahnya jarak antara Bone dengan Makassar cukup jauh, terkadang kita ada di Makassar, dana belum ada dan ketika sudah kembali ke Bone, dana sudah cair sedangkan kita berhalangan karena ada kegiatan,” imbuhnya.
Kuota Beasiswa Minim Masalah lain yang luput dari perhatian birokasi adalah beasiswa. Tercatat jumlah mahasiswa PGSD Bone yang aktif 868 orang sedangkan penerima beasiswa hanya 27 orang. Diantaranya dua orang penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), sembilan orang penerima beasiswa Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tujuh orang penerima bidik misi. “Pelu dikembangkan saya kira rasio mahasiswa dengan penerima sangat sedikit,” ungkap Nasaruddin. Senada, Ketua Himpunan Mahasiswa UPP, Jumardi juga mengungkapkan, diantara sejumlah penerima beasiswa tersebut, ada yang yang tidak memenuhi criteria. “Pantas tidak pantasnya. Ada yang pantas dan ada yang tidak,” keluhnya. Menurutnya, inilah yang menjadi masalah karena tidak transparansi siapa saja yang masuk penerima. Ia tidak mengetahui siapa yang menerima karena nama-nama yang bersangkutan tidak ditempel. (*)
Lima Lembaga dalam Satu Sekretariat
SUDARMI - PROFESI
SESAK. Di tempat kecil inilah lima LK yang bernaung di bawah UPP PGSD Bone bersekretariat. Profesi FM - 107.9 MHz
Satu hal lagi yang tampak sangat membedakan kampus UNM yang ada di Makassar dengan yang terletak di Bone. Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang memiliki sekretariat sangat minim. Tercatat lima LK yang ada hanya menempati satu sekretariat. Diantaranya Himpunan Mahasiswa (Hima) UPP PGSD, Hima Pramuka, Hima Basic, Hima Korps Sukarela (KSR), dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Menurut ketua Hima UPP PGSD Bone, Jumardi, ia kesulitan ketika akan menggelar rapat karena berada di tengah-tengah pengurus lembaga lain. “Kalau
kami mau rapat, kami menggunakan ruangan kuliah dan aula sebagai ruangan alternatif. Karena tidak mungkin sekret kita gunakan terus karena ada lembaga lain yang ingin menggunakannya,” tuturnya. Pengurus himpunan lainnya menuturkan, sebenarnya ada sekretariat baru yang sementara dibangun. Hanya saja, proses pengerjaannnya yang memakan waktu lama. “Sebenarnya sekret kami yang belum jadi itu sudah bisa digunakan ketika sudah ada pintunya. Kalau lantainya kan kita bisa menggunakan tikar,” keluh salah seorang pengurus yang eng-
gan disebutkan namanya. Menanggapi hal ini, Pembantu Rektor Bidang Sarana dan Prasarana UNM, A. Ikhsan mengungkapkan, pihaknya tidak bisa berbicara banyak terkait keadaan sekret di UPP Bone karena minimnya pemantauan. “Terkait masalah sekret UPP, kita kan tidak sampai ke sana untuk melihat sekret itu karena jauh. Jadi tergantung dari fakultas masingmasing. Sekret kan bervariasi antara fakultas ada lima, sepuluh dan delapan belas,” imbuhnya. Jalan Panjang Kucuran Dana LK Terkait dalam menjalankan
program kerja setiap LK, pengurus harus melalui beberapa tahap untuk mendapatkan bantuan dana. Misalnya saja, ia harus menembuskan dua proposal ke lembaga yang berbeda padahal hanya satu pihak saja yang akan mengucurkan dana. Keempat lembaga yang dibawahi oleh HIMA harus mengajukkan proposal ke pihaknya ketika membutuhkan dana. Setelah itu baru melanjutkan ke lembaga UPP. Selanjutnya Hima yang mengajukkan proposal ke universitas. “Dana yang diterima biasanya sebesar1,5 juta rupiah untuk lembaga,” ungkap Jumardi. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
6 Reportase Utama www.profesi-unm.org
Jajak Pendapat Profesi
Gerbong Rektor di Penghujung Tahun Yusrianti Hanike Pesan pendek itu datang di akhir tahun 2011. Sebuah pesan meluncur dari sebuah kertas aspirasi entah dari mahasiswa atau mereka selain dari kami (profesi,red), akademika kampus. Isinya singkat: Akhir tahun menjelang masa akhir rektor. Kalimat yang sempat mereka torehkan di kertas polling Profesi. Memang benar, akhir tahun 2011 menjadi puncak rektor menunjukkan taringnya. Walau disadari sangat susah mencari yang agung. Apatah lagi, titah sang rektor yang ternyata menuai berbagai kontroversi. Program Dana Penunjang Pendidikan (DPP), menjadi titik awal bongkahan kebijakan sang rektor. Persetujuan pungutan biaya setiap fakultas yang dianggap mampu memajukan kondisi akademik di UNM. Kini mulai dipertanyakan. Keresahan mahasiswa sempat memuncak hingga aksi demonstrasi masuk di kawasan pimpinan, rektorat. Namun, panas membara dari mahasiswa diredupkan dengan tindak pimpong pimpinan universitas. Ini katanya milik fakultas, jadi fakultaslah yang memiliki wewenang terkait kebijakan. Lalu, di fakultas malah angkat tangan dan berdalih, “Dananya masih di rekening rektor,” ungkap mereka. Alih-alih dalang malah makin kabur. Ingat benar, hal ini pernah diresahkan para aktivis di Fakultas Ekonomi (FE). Hanya, respon yang mereka dapatkan yakni ancaman pemecatan. Hingga saat ini mereka tergelantung atas status tersebut. Lagi, pembungkaman aspirasi. Sarana dan prasarana juga menjadi sisa di akhir tahun. Bangunan tinggi beberapa tempat sempat menjadi ajang kompetisi di berbagai fakultas, setelah phinisi berlantai 18, muncul tellu cappa, dan bangunan – bangunan tinggi di sana. Sementara di beberapa fakultas, ruang kuliah pun masih berebutan. Sebut saja, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang mesti tenang
berkuliah di kampus jalan Hasanuddin. Belum lagi, kondisi toilet yang tak layak. Ada pula bangunan yang dibiarkan saja hancur tak terurus, Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Anehnya, sarana dan prasarana malah memiliki kualifikasi peningkatan sejumlah 85 persen. Mirisnya, sebagian civitas malah belum menikmati peningkatan ini. Ada lagi yang menarik. Kelas Internasional dikenal International Class Program (ICP) saat ini menjadi pertanyaan besar. Jutaan pembayaran dianggap tak sesuai dengan pelayanan yang mereka dapatkan. Kurikulum yang dianggap berbasis internasional pun ternyata hanya diinggriskan saja dari kelas reguler. Bahkan setelah diminta tanggapan mahasiswa bersangkutan, banyak yang belum mendapatkan janji kelas ini. Berbicara persoalan akademik UNM, dana seminar akademik masih terngiang di benak kita. Kasus yang malah juga meresahkan pimpinan. Anggapan mendelegasikan kewenang sempat terciut dari bibir pembantu rektor. Namun, apa daya ini hanya penyesalan saja, hingga beberapa pembantu dekan dianggap telah melakukan penyelewengan. Jangan salah, jika mereka dituding sebagai pembohong. Luapan kekecawaan sempat juga menggoroti mahasiswa terhadap para tenaga pengajar yang ternyata telah melingkupi 90 persen lulusan strata dua. Namun, kualitas pengajaran masih belum memuaskan. Jawabannya jelas karena mereka sibuk menggorogoti kepentingan luar. Di beberapa jurusan bisa dihitung dosen yang memenuhi 16 pertemuan. Itu pun, jika mereka memindahalihkan kewajiban mereka kepada para asisten yang ternyata di bawah kualifikasi sebagai dosen pengajar. Kewajiban layaknya digugurkan begitu saja. Lucunya, penambahan program studi terus dilakukan, namun tak seimbang penambahan kualitas akademik UNM. Alhasil, beberapa
program studi bahkan tak memiliki ruang kuliah tetap, dosen yang tak sesuai disiplin ilmu hingga ruang administrasi akademik yang tak karuan. Belum lagi, alasan akademik mereka jadikan alasan berkunjung ke negeri Cina. Pantas pelesiran mereka ke negeri tirai bambu menuai kecaman baik dari mahasiswa dan birokrasi sendiri. Tak Ada Maaf Bagi “Pelanggar” Itu kembali hanya kerikil saja, paling menggiurkan yakni keputusan rektor terhadap 19 mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) yang dipecat secara sepihak. Walau jelas birokrasi melanggar statuta institut sendiri, namun kembali lagi tak ada maaf untuk mahasiswa yang mereka anggap tidak etis. Ini hanya persoalan program yang dianggap meresahkan beberapa kalangan. Namun, realitasnya malah mahasiswa baru sendiri yang ingin mengikuti kegiatan ospek ini. Gusti, sempat tercatat di kampus ini. Lalu yang terakhir, dana kemahasiswaan. Teriakan persoalan ini tak hanya datang dari mahasiswa tetapi juga dari birokrasi. Beberapa fakultas mesti pusing terkait kejelasan dana yang ada. Fakultas Seni dan Desain misalnya mengaku hingga kini belum menikmati dana tersebut setahun lamanya. Juga di beberapa fakultas, himpunan yang hanya mendapat secuil dana dari birokrasi. Dan Fakultas Bahasa dan Sastra, yang kini tak memiliki satu lembaga pun masih bungkam persoalan dana ini. Nyatanya, gerbong sang rektor masih penuh di tahun ini. Banyak persoalan yang mesti diperbaiki. Namun, tak dipungkiri UNM telah jauh lebih maju dibanding sebelumnya setelah rektor memangku jabatan. Kreatifitas yang coba dibangun baik itu di sisi akademik, sarana dan kemahasiswaan hanya perlu di dorong saja. Ibaratnya, kelingking kami telah muncul dipermukaan. (*)
GRAFIS: IMAM - PROFESI
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
Info Akademik 7 www.profesi-unm.org
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Dari Skripsi Kertas ke Elektronik Kalau saat ini para mahasiswa masih menggunakan kertas untuk menulis skripsi sebagai tugas akhir sebelum wisuda, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) justru berencana akan mengganti metode tersebut menjadi lebih mudah. Skripsi elektronik dianggap solusi yang baik dan akan memudahkan mahasiswa dan birokrasi fakultas dalam pembuatan tugas akhir sebagai syarat mendapatkan gelar S1, baik secara administrasi maupun pengumpulan skripsi itu. Hal ini diungkapkan Ismail Tolla selaku Dekan FIP (2/12). Menurutnya, metode ini akan segera diterapkan di fakultas yang dinahkodainya. Alasan akan digantinya cara pembuatan skripsi dengan pertimbangan jika menggunakan kertas akan sukar disimpan. Berbeda dengan kalau menggunakan elektronik. Nantinya mahasiswa cukup mengumpulkan skripsinya dengan menggunakan satu keping kaset Compact Disk (CD). Cara ini dianggap mampu mengurangi
FAJRIANTO - PROFESI
CANGGIH. Fakultas Ilmu Pendidikan yang berencana akan mengganti pembuatan skripsi ke ranah teknologi, skripsi elektronik.
beban fakultas untuk meyimpan setiap berkas skripsi yang bakal menumpuk jika menggunakan cara manual. “Kalau setiap tahun ada yang wisuda, maka skripsi dalam bentuk buku itu akan menumpuk dibanding jika menggunakan elektronik,” terangnya. Hasbullah selaku mahasiswa semester akhir mengaku merasa senang dengan rencana perubahan
positif yang terjadi di fakultasnya. “Bagus, karena itu merupakan sebuah loncatan besar dari FIP,” ujar mahasiswa jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan ini. Ia pun berharap, semoga dengan adanya sripsi elektronik tersebut bisa mempermudah mahasiswa, khususnya bagi mereka yang sudah semester akhir, untuk menyelesaikan studinya. (Asr/Rma)
Bantu Guru Miliki Kemampuan Mengajar UNM dan Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) kembali membuat sebuah program khusus untuk membantu guru. Hal ini dilakukan karena melihat fakta di lapangan, banyak guru yang mengajar mata pelajaran tapi tidak sesuai dengan programnya. Program ini diberi nama Sarjana Kependidikan Kewenangan Tambahan (S-1 KKT). Ini ditujukan untuk mahasiswa calon guru yang memiliki minat atau bakat diluar bidang studi atau program studinya sendiri tetapi masih serumpun. Misalnya, mahasiswa program studi pendidikan seni rupa dapat mengikuti pendididkan di bidang musik atau tari atau sebaliknya. Para mahasiswa yang mengikuti program ini nantinya akan mengikuti kuliah selama satu semester dengan beban 24
Sistem Kredit Semester (SKS). Tak hanya itu, mahasiswa yang mengikuti program ini juga akan mendapatkan beasiswa berupa biaya hidup dan biaya pendidikan selama mengikuti program. Untuk mengikuti program yang pendaftarannya dibuka dari tanggal 23-29 Desember di semua fakultas ini harus memenuhi beberapa persyaratan. Diantaranya, mahasiswa yang mendaftar sudah tak ada lagi program tatap muka yang diikuti (Semester VII dan IX). IPK minimal 3,00. Jika mahasiswa bersangkutan diketahui menerima beasiswa, maka harus bersedia untuk dicabut beasiswanya. Singkatnya masa pendaftaran diakui Pembantu rektor bidang Akademik, Sofyan Salam sebagai sesuatu yang wajar. Itu dikarenakan program ini masih
bersifat khusus. Lanjut Sofyan, program yang diadopsi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini kedepannya akan menjadi program reguler Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Sofyan menambahkan, program ini akan terus dilaksankan di UNM. “Untuk kali ini masih bersifat program khusus, tetapi nantinya akan menjadi program reguler,” kata guru besar Seni ini. Untuk kurikulumnya sendiri akan segera disusun oleh LPTK. Selain untuk mahasiswa, KKT juga ditujukan kepada guru. Hanya saja, guru diwajibkan mengikuti program ini selama dua semester. Persyaratan lainnya, yang mengikuti program ini diprioritaskan mengikuti PPG (Pendidikan Profesi Guru). (Iza)
Peluang Pindah Jurusan Sudah Tertutup KINI pendaftaran untuk transfer jurusan telah tertutup. Pendaftaran program yang mewadahi bagi anda, mahasiswa UNM yang merasa tertarik dengan jurusan lain atau merasa kurang cocok dengan jurusan anda sekarangm ini dibuka mulai tanggal 12 Desember dan ditutup pada tanggal 6 Januari 2012, bertepatan dengan masa pembayaran SPP. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat transfer ke jurusan lain. Diantaranya, mahasiswa harus minimal semester tiga dan jurusan yang diminati harus memiliki strata yang sama. Misalnya sama-sama S1. Selain itu, mahasiswa yang ingin pindah tak tercatat sebagai mahasiswa penerima bidik misi atau diterima melalui jalur PMDK. Tak hanya itu, mahasiswa yang ingin pindah
jurusan tak bisa pindah ke jurusan lain sesukanya. Jurusan atau prodi yang dibidik harus memiliki kuota kosong. Untuk formulir atau blanko transfer jurusan bisa didapatkan di Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UNM. Setelah itu diajukan ke fakultas kemudian diseleksi di prodi masing-masing. Setelah dinyatakan bisa transfer, lalu kembali melapor ke BAAK. Kepala BAAK, Kamaruddin mengungkapkan, mahasiswa tak dapat pindah dengan mudah karena harus melalui persetujuan dari jurusan dan prodinya. Hal inilah yang biasanya menjadi kendala karena sebagian mahasiswa yang ingin pindah tak mendapat restu begitu saja dari prodinya. “Harus ada izin dulu dari prodi masingmasing,” tegasnya. (Riz)
IPK di Atas 3,50, Bebas Test di PPs Kabar gembira buat alumni UNM yang ingin melanjutkan studi magister di Program Pascasarjana (PPs) UNM. Pasalnya, pada penerimaan mahasiswa baru 2012 mendatang, PPs UNM akan membebasteskan alumni UNM yang lulus dengan IPK 3.51 ke atas atau berpredikat cumlaude (pujian). Hal ini diungkapkan Direktur PPs UNM Prof. Dr. Jasruddin M.Si. Selain berpredikat cumlaude, program studi yang dipilihnya juga harus linear. "Linear artinya, jika pada S1 mereka memilih Bahasa Inggris maka S2 yang dipilih juga Bahasa Inggris, " katanya. Lebih lanjut guru besar FMIPA ini mengungkapkan, jika kebijakan ini sebagai bentuk apresiasi bagi alumni yang memiliki prestasi akademik. Sementara itu, untuk alumni Magister PPs UNM yang ingin lanjut pada Program Doktor (S3) juga dibebasteskan. Dengan syarat, mereka lulus dengan predikat cumlaude saat S2 (IPK 3.71 ke atas). Keistimewaan khusus juga diberikan kepada para alumni magister PPs UNM yang beru-
sia 26 tahun ke bawah yang ingin melanjutkan studi di program doktor. Mereka tidak hanya akan dibebasteskan tetapi juga akan dibebaskan dari biaya pendaftaran dan sumbangan pembangunan. Nilainya mencapai jutaan rupiah. Selain syarat usia, nilai tesis harus A dan lama penyelesaian studi saat S2 tidak lebih 5 semester. "Kebijakan ini diambil untuk mendorong generasi muda untuk terus melanjutkan studinya di jenjang yang lebih tinggi. Makanya kita membuka lebar kesempatan buat mahasiswa," ujar Jasruddin. Pendaftaran mahasiswa baru di PPs UNM untuk tahun akademik 2012/2013 akan di buka pada 2 Januari-15 Maret 2012 untuk gelombang I. Sedangkan gelombang kedua pada 18 April10 Mei 2012. Sekedar diketahui jumlah pendaftar PPs UNM tahun lalu kurang lebih 1.200 orang, namun yang diterima hanya 900 orang. Saat ini PPs UNM program magister menyiapkan 12 prodi pilihan. Sedangkan untuk program Doktor PPs UNM menyiapkan tujuh prodi. (Isd)
GRAFIS: IMAM - PROFESI Profesi FM - 107.9 MHz
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
88 KALEIDOSKOP 2011 www.profesi-unm.org
Yang Berlalu Bukan untuk Dilupakan Kita kini memasuki tahun baru 2012. Banyak bengkalai UNM yang belum tuntas. Aneka kasus datang silih berganti. Biar yang berlalu tidak dilupakan begitu saja. Sekedar intropeksi, pemecatan mahasiswa yang sepihak, kelalaian birokrat dengan menjamurnya puluhan program studi yang berstatus akreditasi kadarluarsa, pembangunan beberapa gedung yang dinyatakan belum mengantongi izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), pemalsuan ijazah dan seabrek pekerjaan rumah lainnya yang belum tuntas. Bersamaan dengan itu, suksesi pemilihan rektor telah dihelat. Kita hanya berharap, pimpinan UNM kedepan, konsisten dengan aturan yang berlaku.
2
1
3
16
10
8
Dekan FE memboikot perkuliahan dan menutup kerang dialog dengan mahasiswa. Alhasil, mahasiswa dan birokrasi FE saling melemparkan kritik melalui spanduk (perang spanduk).
6
Juni
6
12
Beberapa elit UNM beserta istrinya melakukan pelesiran ke China.
7
Mei
Gedung Phinisi yang masih dalam tahap pembangunan kerap dijadikan tempat rekreasi, hingga akhirnya menelan korban.
7
8
1
2
Gedung studio multimedia (stumul) FT dibakar oleh oknum yang tidak dikenal.
Dana seminar akademik kemahasiswaan tidak jelas dikemanakan sebagian PD III. Ada yang menunda dan ada juga berbohong kalau dana tersebut tidak ada yang diterimanya.
Januari
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Maret
April
3 4
Satgas Datasemen Datasemen Anti Anarki (Satgas DAA) tidak bisa diterima oleh mahasiswa karena mengekang demonstrasi. Selain itu, dinilai hanya kepentingan politik. Salah satu calon guru besar UNM menyontek disertasi.
Februiari
5
Rakerda UNM, beberapa pejabat UNM naik panggung bukan untuk memberikan sambutan melainkan bernyanyi dan berjoget.
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
KALEIDOSKOP 2011 99
16
18
www.profesi-unm.org
Desember
Ditemukan tiga orang pemalsu ijazah UNM.
November
Puluhan prodi di UNM dinyatakan berstatus kadaluarsa oleh Dikti.
17
Genderang pemilihan Rektor UNM dimulai. Beberapa kandidat mulai bersaing.
Oktober
9
September
14
Beberapa gedung pencakar langit UNM yang sementara dibangun disinyalir belim memiliki izin AMDAL.
14
11 15 12 13 13
Agustus
Anggaran pengurus BEM UNM tidak sesuai dengan kinerjanya.
Ratusan maba jurusan penjaskesrek dipindahkan ke jurusan PGSD tanpa dimengerti maba.
17
19 mahasiswa di-DO dan 24 LK FBS dibekukan. Rujab rektor dilempari bom Molotov disertai surat kaleng berisi ancaman.
Juli
4
9
Lembaga Kemahasiswaan (LK) maupun Birokrasi UNM sama-sama ngotot jadi pelaksana PMB.
10
Birokrasi FE mengeluarkan ancaman DO kepada 9 mahasiswanya.
5
15
Profesi FM - 107.9 MHz
11
18
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
10 Wawancara Khusus www.profesi-unm.org
Organisasi Mahasiswa Harus Lahirkan Pemimpin Bagaimana peran universitas untuk mengatasi masalah seperti ini? Menurut hemat saya, Anda memukul, Anda keluar, tidak penting siapa yang memulai. Hal seperti itu mesti ditangani oleh universitas yang bersangkutan. Harus tegas dalam mengambil tindakan. Lalu, peran Lembaga Kemahasiswaan sendiri? Kalau saya cenderung menyebutnya organisasi mahasiswa, bukan lembaga mahasiswa. Organisasi itu memiliki semangat gerakan. Kalau lembaga, lebih pada programik bukan gerakan. Mahasiswa juga seperti itu, mahasiswa yang sering kita temui itu adalah pejabat lembaga mahasiswa. Makanya, saya tidak suka nama lembaga itu, kita adalah pemimpin organisasi bukan pemimpin lembaga. Organisasi mahasiswa punya potensi untuk mengembangkan kepemimpinan. Jadi organisasi mahasiswa harus menjadikan pengembangan kepemimpinan sebagai tujuan utama.
BIODATA Prof. Dr. Anies Baswedan, Ph.D Tempat, tanggal lahir: Kuningan (Jawa Barat), 7 Mei 1969 FAJRIANTO - PROFESI
Nama orang tua: - Ayah : Rasyied Baswedan, mantan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia - Ibu : Aliyah Rasyied, guru besar di Universitas Negeri Yogyakarta Pendidikan terakhir: - Master Bidang International Security and Economic Policy di Universitas Maryland, College Park - Departemen Ilmu Politik, Universitas Northern Illionis Pekerjaan: - National Advisor bidang desentralisasi dan otonomi daerah di Partnership for Governance Reform (2006-2007) - Peneliti utama di Lembaga Survei Indonesia (2005 - 2007) - Rektor Universitas Paramadina (2007 - sekarang) - Moderator dalam acara debat calon presiden (2009) - Dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi anggota Tim-8 dalam kasus sangkaan pidana terhadap pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra (2009) - Presenter acara Save Our Nation, MetroTV (2010) - Pendiri dan Ketua Yayasan Indonesia Mengajar Penghargaan dan Prestasi: - William P. Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student Award. - Mendapatkan penghargaan sebagai salah seorang “Young Global Leaders 2009” dari Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum, WEF). - Salah satu dari 100 tokoh intelektual muda dunia, versi Majalah Foreign Policy. - Terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight, Jepang (2010). - Menjadi pembicara asal Indonesia pada pertemuan puncak tokoh muda dunia, Young Global Leaders Summit, di Tanzania, Afrika - Menerima anugerah Nakasone Yasuhiro Award dari the Institute for International Policy Studies (IIPS) Jepang (2010).
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Status sebagai mahasiswa bukan hanya sekadar berkualitas di bidang akademik sesuai disiplin ilmu yang ditempuhnya. Mahasiswa sudah seharusnya membekali dirinya dengan kemampuan akademik maupun keterampilan lainnya. Poin terpenting yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa yaitu memiliki jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menjadi instrumen penting yang wajib dimiliki setiap orang yang ingin menjadi pemimpin.Hal itu sesuai dengan hasil wawancara reporter Profesi Asri Ismail dengan Prof. Anies Baswedan, Ph.D, salah satu tokoh Intelektual Muda Dunia usai memberikan kuliah umum di Auditorium Amanagappa UNM. Mahasiswa Makassar dikenal dengan suka tawuran, konflik, perang dan cepat naik pitam. Bagaimana anda melihat kondisi mahasiswa seperti ini? Saya dengar tentang kekerasan itu dan memang sering ada konflik yang terjadi. Tapi begini, pada akhirnya ketegasan dan kedisiplinan itu yang menentukan. Apakah akan terjadi sikap-sikap anarkis itu atau tidak? Bergantung pada ketegasan aparat terkait. Kalau kekerasan yang terjadi hanya didiamkan saja, maka dia akan jadi penyakit kambuhan. Tapi kalau kekerasan itu dihukum, dia akan menjadi faktor penghambat munculnya kekerasan. Lalu yang kedua sebagian dari kekerasan itu banyak juga penyusup-penyusupnya yang tidak jelas dari mana. Dan ini mahasiswa sendiri yang harus hati-hati menghadapi situasi seperti itu, kalau tidak, citra mahasiswa tidak lagi maha atas kesiswaannya.
Seperti apa itu? Mulai dari kegiatan-kegiatannya untuk membangun kepemimpinan mahasiswa. Dan harus diingat organisasi mahasiswa memiliki dua peran yaitu, peran kekinian dan masa depan. Dia adalah bagian dari masyarakat. Jadi mahasiswa harus peduli atas kondisi masyarakat. Mahasiswa tidak bisa diam, mahasiswa harus terlibat. Namun, mahasiswa juga harus mempersiapkan dirinya untuk memainkan peran di masa depan. Jadi mahasiswa harus memiliki kompetensi, memiliki kapasitas untuk bisa menjadi agen perubahan dimasa yang akan datang. Anda menyebutkan salah satu solusinya adalah mahasiswa harus memiliki jiwa kepemimpinan. Apa syarat untuk menjadi pemimpin? Seorang pejabat itu berada di kursi karena ada keputusan untuk berada di situ. Seorang pemimpin, akan menjadi pimpinan dengan satu syarat yaitu jika punya pengikut. Kalau anda tidak punya pengikut, maka bukan pemimpin. Analoginya seperti ini, ketika anda ingin menjadi imam maka anda harus punya makmum, begitu ada satu saja makmun, Anda sudah pemimpin dari sholat. Artinya, kalau anda menjadi patokan dan Anda didengar maka anda sudah jadi pemimpin. Mahasiswa itu dikatakan menjadi pemimpin, jika sebayanya mengakui dia sebagai pemimpin. Bukan jika ia berada dalam kepengurusan lembaga. Apa yang harus dilakukan agar orang mengakui kita sebagai pemimpin dan mengikuti kita? Orang mengikuti kita kalau ada ide dan ada ketegasan. Oleh karena itu, senantiasalah temukan dan gali ide-ide yang ada di sekitar kita.
Ide-ide seperti apa saja yang Anda maksudkan bagi pemimpin? Ide-ide yang dikeluarkan bukan hanya sekadar wacana, tapi dikerjakan. Baiknya, kita menceritakan kepada mereka apa yang sudah dikerjakan dari pada apa yang akan dikerjakan. Ketika itu masih rencana kita bicarakan terbatas, ketika sudah jadi kenyataan baru kita ajak yang yang lain. I’m man of action saya lebih suka bertindak. Think a big, start small and start now, makanya kita harus mampu berpikir besar, mulai dari yang kecil dan kerjakan sekarang. Karena segala sesuatu harus dimulai dari yang paling kecil dulu. Selain dari itu? Untuk menjadi pemimpin, jadilah pemimpin yang bertanggung jawab, mulailah memimpin diri Anda dulu. Bentuk pertanggungjawabannya itu jika Anda memutuskan menjadi mahasiswa untuk kuliah, maka selesaikan itu. Jadi jangan memulai sesuatu lalu tidak diselesaikan. Kalau waktunya digunakan hanya untuk bermalas-malasan maka itu pertanda suatu kemubaziran dan nantinya hanya akan anda sesali di kemudian hari. Jangan menjadikan masa mudanya untuk sifat-sifat yang tidak produktif. Masa kuliah memang paling dekat dengan kemalasan kerena peluang untuk malas dan peluang untuk menunda itu sangat rawan. Dan bila Anda sudah mampu menaklukkan diri Anda di periode itu maka Anda sudah dipastikan memiliki proyeksi masa depan yang cerah. Kalau tidak, maka itu akan menjadi titik kemalasan yang akan tumbuh terus sampai Anda selesai kuliah. Bagaimana tanggapan Anda terkait pemimpin UNM sekarang? Saya baru kenal pertama kali dengan beliau, tapi saya lihat beliau itu baik, apalagi pengetahuannya tentang pendidikan sangat luas. Kami memiliki kesamaan pandang tentang kondisi pendidikan sekarang. Bagaimana Anda melihat Potensi yang dimiliki Mahasiswa UNM? Saya baru pertama kali di UNM. Jadi saya belum bisa memberikan pernyataan tentang mahasiwa-mahasiswanya. Tetapi, kalau melihat ada salah satu mahasiswa UNM yang ikut Indonesia Mengajar, berarti Mahasiswa UNM itu potensial sekali. Saya senang sekali dengan pertanyaanpertanyaan yang dilempar pada saat saya memberi kuliah umum, berkualitas. Saya salut dengan mahasiswa-mahasiswa UNM. Pesan Anda untuk civitas akademika UNM? Jagalah tiga hal yang paling urgent buat kalian, yakni stamina fisik, stamina moral dan stamina intelektual. Dunia kampus dan anakanak muda itu memiliki peran apalagi di dunia intelektual untuk menjaga agar mahasiswa bisa mengarungi masa depan dengan baik. (*)
Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
Opini 11 www.profesi-unm.org
Rizal
P
ergeseran tahun meninggalkan berbagai cerita dan kenangan bagi UNM. Tak dapat dipungkiri, UNM yang dikenal sebagai institusi pencetak tenaga pengajar handal ini memang mengalami beragam konflik dan permasalahan internal sepanjang tahun 2011. Sekilas terlihat secara fisik, pembangunan sejumlah gedung pencakar langit yang ditancapkan sebagai salah satu sarana menuju the world class university memang sangatlah membanggakan. Betapa tidak, gedung-gedung baru ini didesain sedemikian rupa oleh arsitekarsitek terkenal dengan sentuhan modern namun tetap menggambarkan kearifan budaya lokal didalamnya. Sebutlah, menara Phinisi. Pembangunan gedung megah yang nantinya akan menjadi landmark UNM tersebut bahkan diklaim sebagai satu-satunya yang ada di Indonesia. Belum rampung pembangunan Menara Phinisi ini, UNM sudah merencanakan pembangunan beberapa gedung pencakar langit lainnya. Tapi siapa sangka, ternyata belakangan pembangunan gedung-gedung ini terbentur pada permasalahan izin analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Makassar menyebut pihak UNM melaksanakan pembangunan tanpa mengantongi izin AMDAL, meskipun kemudian dibantah oleh
Profesi FM - 107.9 MHz
Refleksi Problematika Dibalik Gemerlap Artifisial pihak rektorat yang mengklaim telah memiliki izin AMDAL karena pembangunan gedung tersebut sudah melalui tahapan administratif. Ironi selanjutnya ketika Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) beberapa waktu yang lalu merilis sejumlah prodi di UNM yang akreditasinya sudah memasuki tahap kadaluarsa. Selain prodi yang akreditasinya kadaluarsa. Sebanyak 24 prodi di UNM dinyatakan kadaluarsa dan diwajibkan melakukan akreditasi ulang. Ancamannya jelas, bagi prodi yang tidak segera melakukan akreditasi ulang maka tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan ijazah, mengingat ijazah tanpa akreditasi prodi bersangkutan merupakan tindak pidana. Alumni UNM terancam tidak dapat bersaing dengan alumni institusi lain terutama dalam dunia kerja. Belum lagi terungkapnya kasus pemalsuan ijazah UNM yang merebak belakangan ini tentunya memberikan dampak negatif yang sangat merugikan institusi mantan IKIP ini. Pergerakan Mahasiswa Terancam Mati Menyinggung soal Lembaga Kemahasiswaan (LK) di UNM, pantas kita menyebut tahun 2011 adalah tahun dengan sejarah kelam nan pahit bagi semua insan yang berkecimpung dalam LK. Betapa tidak, LK UNM sepertinya perlahan tapi pasti akan
kehilangan eksistensinya. Kampus UNM tak lagi ramah dan bersahabat bagi fungsionaris LK. Hak kebebasan berpendapat dan kemerdekaan berekspresi yang merupakan sesuatu yang mutlak tak lagi mendapat tempat di kampus “Orange” ini. Kampus, masihkah demokratis? Pertanyaan itu masih terus menggelayut di benak para insan kritis institusi “Oemar Bakri” ini sampai sekarang. Nasib Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MAPERWA) UNM periode 20112012 juga masih terkatung-katung disebabkan karena pelantikan dua lembaga tinggi universitas ini belum jelas kapan akan dilaksanakan. Masih teringat jelas pembekuan seluruh LK di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) karena dianggap telah menentang sejumlah kebijakan dari pihak rektorat. Amunisi ini terbilang ampuh untuk mematikan pergerakan di Kampus Ungu yang memang dikenal sebagai kiblat pergerakan di UNM. Seiring dengan pembekuan LK tersebut, satu kejutan besar juga diberikan pihak birokrasi terhadap 19 mahasiswa FBS yang di Drop Out (DO) karena dianggap tidak mematuhi titah sang pimpinan dengan melaksanakan Pekan Pengenalan Akademik kepada maba 2011. Pihak mahasiswa mengklaim, penjatuhan sanksi tersebut cacat hukum
karena tidak sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam statuta UNM. Namun apa daya, mereka hanya bisa bungkam untuk menghindari ancaman selanjutnya. Obral DO tidak hanya berhenti sampai disitu, sembilan mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) juga terancam didepak dari UNM karena menuntut transparansi Dana Penunjang Pendidikan (DPP). Meski sampai sekarang SK pemecatan mahasiswa FE tersebut belum dikeluarkan tapi itu sudah cukup menggambarkan sebagian pihak birokrasi sudah kehilangan hati nuraninya sebagai orangtua. Tepuk Tangan Atas Hilangnya Tawuran Satu hal yang juga patut digarisbawahi, sepanjang tahun 2011 intensitas tawuran yang melibatkan mahasiswa UNM menurun drastis dari tahun sebelumnya. Ini cukup menjadi bukti bahwa mahasiswa UNM sudah semakin dewasa dalam menanggapi berbagai fenomena kampus yang terjadi. Semoga saja imege sebagai arena tawuran yang selama ini melekat di kampus tercinta kita bisa sedikit demi sedikit terkikis. Dan berganti dengan nuansa intelektual yang menjadi kodrat sebuah institusi perguruan tinggi. Hal tersebut tentunya akan dapat memperbaiki citra kampus kita di mata masyarakat luas bahwa UNM
tidak lagi terkenal dengan konfliknya tetapi akan dikenal dengan ukiran dan torehan prestasi akademik yang cemerlang. Selain itu, torehan prestasi dan perkembangan yang berhasil dicapai UNM sepanjang tahun 2011lainnya, pengembangan SDM kampus dengan berbasis IT juga patut kita acungi jempol. Perbaikan jaringan internet UNM dengan menggunakan Fiber Optik (FO) semakin memudahkan akses internet bagi para civitas akademika. Berbagai bentuk kerja sama yang dijalin dengan pihak luar utamanya dari pihak asing membuktikan keseriusan UNM dalam mengembangkan percepatan dan mutu pendidikan. Sepanjang tahun 2011, UNM juga banyak melakukan berbagai terobosan dalam hal pengembangan kewirausahaan bagi para mahasiswa yang tertarik untuk menjadi pebisnis. Tahun baru 2012 tentunya akan menghadirkan suasana baru dalam iklim institusi UNM. Ditengah hingar-bingar suksesi Rektor UNM yang segera dihelat tentunya menimbulkan secercah harapan baru bagi para civitas akademika UNM. SEMOGA!(*) Penulis adalah Ketua Umum HMPS ACCESS FBS UNM Periode 2011-2012
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
12 Suplemen www.profesi-unm.org
Menatap Masa Depan Bersama Tokoh Intelektual Dunia Berbicara tentang integritas, pendidikan dan kepemimpinan berarti berbicara tentang masa kini dan masa depan. Menilik kondisi realitas yang terjadi saat ini, integritas menjadi sesuatu sangat vital dan fundamental. Pasalnya, tak dapat dipungkiri NKRI saat ini mengalami defisit kepemimpinan yang sangat kronis. Olehnya dibutuhkan solusi untuk segera mengatasi krisis integritas yang telah mengalami bangsa ini. Universitas sebagai suplier “pemimpin masa depan” setidaknya mempunyai tanggungjawab yang sangat besar untuk menelurkan alumni yang berkarakter dan memiliki integritas yang tinggi. Demikian disampaikan oleh Prof. Anies Baswedan Ph.D dalam kuliah umum yang dilaksanakan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi UNM, (16/12). Kuliah umum yang bertemakan “Menumbuhkan Integritas dan Jiwa Leadership Dikalangan Mahasiswa dalam Bingkai NKRI” ini dihadiri sebanyak 848 peserta. Menurut Anies, persoalan integritas dan leadership merupakan proyeksi jangka panjang sekaligus aset berharga yang dimiliki oleh seseorang. “Orang yang memiliki integritas pasti akan dapat diterima dilingkungan mana saja ia tinggal,” ujar Rektor Universitas Paramadina ini. Olehnya, Anis menghimbau untuk menjadi orang yang memiliki integritas dan jiwa leadership dimasa mendatang, mulai hari ini segera bangun pondasi integritas dan jiwa leadership itu.
Rektor termuda se-Indonesia ini juga meyampaikan, selain memperbaiki prestasi akademik di kampus, mahasiswa juga sedapat mungkin berupaya untuk menumbuhkan jiwa integritas dan leadership itu. Caranya adalah aktif pada kegiatan keorganisasian. “Jangan takut untuk tidak selesai 4 tahun, yang penting dibarengi leadership yang tinggi dan prestasi,” ucapnya. Alumnus Universitas Gadjah Mada ini menambahkan, IPK yang tinggi hanya akan mengantarkan pada panggilan wawancara kerja. “Selebihnya itu ditunjang seberapa besar jiwa leadership dan integritas yang anda miliki,”terangnya. Untuk mencapai hal tersebut, Anies memberikan saran yakni program mata kuliah yang biasanya diprogram 24 SKS di kurangi menjadi 18 SKS mata kuliah dan 6 SKS untuk kegiatan positif. Kegiatan di luar bangku kuliah akan mengajarkan tentang integritas dan kepemimpinan. “Namun, jangan sampai kegiatan yang 6 SKS ini dijadikan alasan untuk tidak selesai kuliah,” katanya. Anies pun mengungkapkan bahwa dalam mengelola suatu lembaga atau kegiatan, mahasiswa harus mempunyai kejujuran. Karena jikalau kejujuran tidak ada, maka tidak ada kepercayaan. Ketidakpercayaan adalah petaka. “Jangan jual murah harga diri kita” tekannya. Anies pun mengatakan, universitas mempunyai tanggunjawab besar dalam memberikan wadah kepada mahasiswanya agar bisa mengasah kreativitas. Dengan adanya lembaga kemahasiswaan secara tidak langsung universitas terbantu dengan
pembelajaran kepemimpinan dan integritas. Lanjut Anies terkait dengan penguasaan dan pemahaman, untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik perlu pengetahuan. “Jangan belajar pengetahuan yang kadaluarsa,” sarannya. Anies pun menyarankan untuk penguasaan masa depan minimal bisa berbahasa Inggris. Terakhir, tokoh intelektual muda dunia versi Majalah Foreign Policy Amerika ini mengungkapkan, jadilah bagian dari dunia. Mulailah dengan mengubah mindset berpikir. Dan menjadi bagian dari dunia mesti punya tanggungjawab moral. Status itulah yang akan membawa anda ke masa depan yang cerah. Berprinsiplah bahwa saya adalah orang kampung tetapi saya tidak kampungan dan saya memiliki standar internasional. “Buatlah standar untuk diri anda,” sarannya kepada peserta kuliah umum yang ditimpali dengan tepuk tangan yang sangat meriah.(Sma)
Anies Baswedan bersemangat menjawab pertanyaan dari peserta kuliah umum.
Pemimpin Umum LPPM Profesi, Rahmat Fadhli memberi kenang-kenangan kepada Anies Baswedan FOTO: FAJRIANTO - PROFESI
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Profesi FM - 107.9 MHz
Reportase Khusus 13
Tabloid Mahasiswa Mahasiswa UNM UNM Tabloid Profesi edisi edisi 153 153 (Khusus (Khusus Akhir Akhir Tahun) Tahun) Profesi Desember Tahun Tahun XXXV XXXV 2011 2011 Desember
www.profesi-unm.org
Pemilihan Rektor, Periode 2012-2016
Nyali Para Penantang Ciut Tak ada nama Hamzah Upu, Mansyur Akil, Wasir Thalib, Amin Rasyid ataupun Husain Syam dalam bursa calon rektor UNM periode 2012-2016. Mereka seakan tenggelam ditengah superior Arismunandar. Suara besar yang mereka pertontonkan sebelum panitia pilrek terbentuk, hilang ditelan bumi. Saat itu, Husain Syam, mengenakan jas hitam terlihat mondar-mandir di lantai 3 rektorat Selasa, 3 Januari lalu. Menenteng sebuah map ditemani sejumlah dosen lain. Hari itu merupakan hari terakhir pendaftaran calon rektor UNM. Hingga pukul 16.00 Wita batas waktu terakhir pendaftaran, Husain tak jua memasuki ruang panitia untuk menyerahkan isi map yang ditentengnya itu. Ia malah bergegas turun ke lantai satu, setelah memberi kode angka tiga ke salah satu panitia Pilrek. Angka tiga merupakan batas minimum bakal calon rektor. Sebelumnya menurut panitia, sudah ada tiga calon yang mendaftar yakni Arismunandar, Karta Jayadi, dan Hasmiati. Tak salah jika banyak yang menilai keinginan Dekan Fakultas Teknik (FT) itu untuk bertarung pada Pilrek hanya seakan ingin menggenapkan jumlah calon. Hanya saja, sudah ada calon lain yang mencukupi hingga berjumlah tiga. Namun yang paling menyedihkan nama-nama yang santer terdengar ingin bersaing dengan sang incumbent, Arismunandar, malah terkesan lari atau ciut menghadapi guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) itu. Menurut ketua panitia, Anwar Pasau, tidak munculnya namanama mereka dalam laga empat tahunan ini, kemungkinan adanya ketakutan yang menyelimuti benak para guru besar tersebut untuk bersaing dengan Arismunandar. “Kelihatanya semua takut bersaing karena melihat Arismunandar ada monument (Menara Phinisi) yang dibuat,” katanya. Padahal, menurutnya prestasi bukan hanya dilihat dari fisik tetapi memperbaiki lulusan saja sudah suatu prestasi yang luar biasa. “Jadi bukan hanya gedung,
intinya mereka tidak perlu takut, tidak perlu ragu, keberhasilan pak rektor adalah keberhasilan kita semua” ujarnya. Lanjut Anwar, sebenarnya panitia menginginkan lebih banyak yang mendaftar dalam pilrek ini supaya panitia lebih selektif untuk menyeleksi. Apalagi, jika banyak yang mendaftar, menunjukkan UNM banyak tokoh yang akan memperbaiki kampus kita ini kedepannya. Hanya tiga calon yang mendaftar pada pilrek ini.Padahal, ada 127 yang dianggap mampu untuk melaju sebagai bakal calon rektor. Menurutnya memalukan institusi sebesar UNM. “Kami malu, apalagi kita ini lembaga besar begini, malu,” kata mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik ini. Ditambah juga, UNM saat ini memiliki ratusan professor yang secara persyaratan mampu mengarungi “phinisi” menuju ke arah yang lebih maju. Arismunandar, usai memimpin UNM satu periode kini kembali maju untuk mengalahkan kedua calon yang menjadi penantangnya. Malah, saat hari terakhir pendaftaran calon rektor, pria yang pernah menjabat Pembantu Rektor II ini menjadi pendaftar pertama sebelum kedua calon lainnya ikut menyusul. Ia mengaku keinginannya untuk maju, untuk melanjutkan beberapa pembangunan yang perlu dirampungkan, belum lagi masalah LK yang dianggap masih banyak harus diperbaiki. Tak hanya itu, berdasarkan pengakuannya selama empat tahun memimpin kampus orange ini, ada beberapa hal yang belum ia capai dalam misinya. Perbaikan ruang kelas, peningkatan mutu dan kualifikasi dosen serta aksi saling perang antar mahasiswa yang belum juga redam, ketiga poin terse-
CINNO- PROFESI
SOSIALISASI. Pejabat-pejabat Fakultas Ekonomi ketika menerima sosialisasi terkait pemilihan rektor UNM
Profesi FM - 107.9 MHz
but dianggap belum terlaksana selama ia menahkodai UNM. Tentu saja, saat ia terdeklarasi sebagai pemenang nantinya kan dijadikan sebagai visi yang diprioritas untuk segera direalisasikan. Hal itulah juga yang mendorongnya untuk berjuang pada pilrek periode ini. Anggapan itu bisa saja benar adanya, mengingat pernyataan Husain Syam, pemimpin Fakultas Rajawali ini sebelum pendaftaran dibuka (20/12). Ia menganggap, betapa kejamnya politik kampus dibanding dengan politik praktis. “Politik kampus itu kejam pak, kalau anda gagal maka anda akan gagal seterusnya,” tegasnya. Selain itu, ia menyatakan dirinya bukan sosok penakut yang hanya ingin maju untuk cobacoba. “Ini bukan ajang coba-coba, makanya saya perlu melihat kira-kira dimana ruang bisa saya masuki,” ungkapnya. Bahkan, dengan lantang ia mengatakan jika saja putra Sinjai itu tak mau lagi ikut berlaga, dirinya akan berjuang penuh untuk memenangkan pertarungan ini. “Andaikan Arismunandar menyatakan dirinya tidak maju, maka tidak akan saya biarkan orang lain untuk menang di Pilrek ini,” tegasnya. Tak Dapat Restu Keluarga Lain halnya dengan Husain, Mansyur Akil, membantah pemberitaan mengenai ketakutannya melawan sang pencetus gedung Phinisi berlantai 17 itu.
Mantan Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) ini mengaku sedang mengidap penyakit yang membuatnya pesimis jika nantinya ia terpilih memimpin kampus pencetak tenaga pendidik ini dalam kondisi yang kurang sehat.Padahal, ia berprinsip jika ia memimpin harus betul-betul bekerja maksimal. “Menjadi rektor itu tidak mudah, bukan hanya sekadar menduduki jabatan,” terangnya. Ditambah lagi, dirinya belum siap bertarung lantaran kondisi keluarga yang kurang merestui jika dirinya mencalonkan. “Saya punya anak kecil yang membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanya,” tepisnya. Selain itu, istrinya yang saat ini menjabat sebagai dekan di salah satu universitas yang ada di kota Makassar , juga kurang maksimal dalam mengurusi buah hatinya sehingga mengharuskan dirinya menjadi “ibu rumah tangga” sementara. Senasib dengan Mansur, mantan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Amin Rasyid yang juga sempat digadanggadang akan meramaikan pemilihan rektor kali ini tak pernah memunculkan batang hidungnya di posko panitia pendaftaran rektor. Disinyalir karena alasan sang istri yang menolak jika dirinya kembali ikut nimbrung di pesta demokrasi empat tahunan kampus orange ini. “Dilarang katanya sama istrinya,” ungkap Anwar Pasau dengan nada bercanda.
Pilih Bungkam Potret lain, calon lain yang mengurungakan niatnya malah enggan berkomentar alias tutup mulut perihal ketidakhadiran namanya dalam bursa pencalonan rektor. Hamsah Upu, Dekan FMIPA justru hanya meminta kepada kami (Profesi, red) untuk mempublikasikan visi dan misi ketiga calon rektor tersebut. “Wawancarai saja para calon rektor, agar kami semua tahu,” pintanya melalui SMS. Saya tidak mau kalah dua kali. Teringat kata-kata tersebut yang dilontarkan Wasir Thalib di tabloid Profesi edisi 151. Perkataan tersebut awalnya dinilai sebagai bentuk adanya keinginanan guru besar Fakultas Teknik tersebut untuk melawan sang Incumbent, namun akhirnya disinyalir sebagai bentuk ketakutan besar melawan Arismunandar untuk kedua kalinya. Saat ingin dimintai tanggapannya terkait pemilihan rektor oleh wartawan Profesi, dirinya tak pernah memberikan konfirmasi serta kesiapan untuk diwawancarai. Dan terbukti, hingga akhir masa pendaftaran calon rektor (03/01), namanya tak jua muncul dalam berkas kepanitiaan pemilihan rektor. (Tim) Tim Reportase Khusus Koordinator: Asri Ismail Reporter : Sahrul Alim, Fajrianto Jalil Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
14 Reportase Khusus www.profesi-unm.org
Para Penantang Arismunandar
Petarung Itu Bernama Karta Jayadi
Dr. Karta Jayadi, M.Sn
Siapa yang tak kenal Karta Jayadi, pria yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD) ini, menjadi satu-satunya yang konsisten dengan perkataannya. Doktor jebolan Universitas Indonesia (UI) tersebut mencantumkan namanya sebagai calon rektor periode ini. Ia tercatat sebagai pendaftar kedua setelah Arismundar. Sekilas, tentang Karta Jayadi, dalam beberapa tahun terakhir ini sosoknya menjadi sorotan para birokrasi. Sudah menjadi rahasia umum lagi, dosen Seni Rupa ini selalu kontra dengan segala kebijakan-kebijakan Universitas yang dianggapnya hanya menguntung para kaum elit UNM. Pola pikir beberapa pejabat UNM banyak yang tidak sejalan dengan dia. Sehingga, stigma negatif menyeretnya ke dalam
labirin masalah yang tak kunjung jua ia selesaikan.Dosen yang mengambil gelar magisternya di Institut Teknologi Bandung ini, menilai pemimpin UNM saat ini sebagai pemimpin Fisik bukan pemimpin jiwa. Terkait keinginannya untuk maju, Karta Jayadi mengaku hanya bermodalkan kepercayaan diri. “Tidak apa-apa saya tidak punya suara, menang kalah tidak ada masalah” ujarnya merendah. Tekadnya untuk maju sebagai bentuk keresahannya melihat kondisi UNM saat ini, menurutnya institusi pencetak guru ini masih jauh ketinggalan dengan universitas yang lainnya dengan segala instrumen pendukung yang ada. Ada beberapa hal yang rencananya akan dibenahi di UNM apabila pemimpin FSD nantinya terpilih, mulai dari akademik,
sarana prasarana dan kemahasiswaan yang dianggapnya masih bermasalah. Untuk akademik, ia menginginkan sistem akademik yang berjalan di UNM semua difasilitasi dengan IT, “sekarang ini cerita ji itu, tidak ada yang benar,” terangnya. Ia mencontohkan kegagalan IT UNM, ketidak mampuannya mengkordinir semua mahasiswa UNM yang bermasalah. “ Ada mahasiswaku sudah di DO, tapi ternyata hingga sekarang sudah KKN, IT macam apa itu,” ujarnya mencontohkan Selain itu, ia mengaku perihatin dengan nasib lembaga kemahasiswaan (LK) yang terombang-ambing dengan ketidakjelasan aliran dana yang diperoleh dari universitas. “Saya kasihan dengan LK, mondarmandir cari dana, disana-sini mengamen,” keluhnya.
Ia malah mengadopsi janji ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, untuk menuntaskan segala masalah di UNM hanya dalam satu tahun. “Saya janji, kalau dalam satu tahun saya tidak mampu memperbaiki UNM, saya akan mundur sebagai rektor,” tegasnya jika terpilih. Menanggapi kesuksesan Arismunandar dalam membangun beberapa gedung pencakar langit, Karta Jayadi menilai hal tersebut biasa saja. “Semua orang bisa membangun secara fisik, yang sulit itu menyeimbangkan dengan kesejahteraan dibawahnya,” tantangnya. Ia juga membenarkan kemungkinan adanya ketakutan yang membebani para calon Sehingga mengurungkan niatnya tersebut. “Mungkin saja mereka takut di blacklist di Universitas,” tambahnya. (TIM)
Hasmiati Wakili Kaum Hawa Satu lagi calon rektor yang kehadiranya tidak pernah diprediksikan sebelumnya. Dia adalah Hasmiati, ia hadir sebagai perwakilan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Saat ini, ia menjabat sebagai ketua jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi ( Penjaskrek). Kehadirannya sempat mengagetkan beberapa Senat Universitas. Namun, setelah ditelusuri ternyata munculnya nama Hasmiati, disebabkan adanya rekomendasi dari dekan Fakultas Ilmu Olahraga, Arifuddin.
“Di FIK itu ada 17 orang yang bisa jadi calon,” jelas Arifuddin. Tambahnya, ia merekomendasikan Hasmiati dengan pertimbangandedikasinya selama ini untuk FIK terbilang cukup besar. Diisukan, calon yang satusatunya perempuan ini hanya dipasang sebagai pelengkap untuk menutupi aturan Pilrek. “Untuk mencukupi saja tiga calon,agar tidak dibuka lagi penambahan jadwal pendaftaran” tutur salah satu anggota senat yang enggan disebutkan namanya. Namun, calon ini tidak boleh
FSD - FT Jalin Koalisi Awalnya Karta Jayadi pernah tidak mengakui perihal adanya kesepakatan yang dibuat dengan Husain Syam selaku Dekan Fakultas Teknik (FT) untuk memuluskan langkahnya menuju “kursi panas” tersebut. “Sampai saat ini, saya belum tahu siapa yang mau pilih saya, selain saya sendiri,” bantah Karta Namun, isu tentang adanya konspirasi yang dibuat antara pimpinan FSD dan FT terkait pemilihan rektor ini semakin menguat ketika nama Husain Syam tidak tercantum dalam daftar calon rektor. Sementara, nama Karta Jayadi masuk sebagai calon yang siap dipilih nantinya. Hal ini mengindikasikan, kabar tersebut bukan
SUDUT + Menanti Realisasi Janji Renovasi - Janji terus.... + Mengapa Lari Hadapi Arismunandar? - Mungkin takut menahkodai Phinisi + Dispen Sulsel Ingkar Janji - Mungkin karma dari janji renovasi. Dg. Tata Urai data, ungkap fakta, saji berita
hanya sekadar kabar burung. Terlebih, ketika Jebolan Doktor Universitas Indonesia (UI) ini memastikan dirinya mendapatkan suara dari Husain Syam, Dekan FT saat ia mendapat pernyataan langsung dari Penguasa fakultas rajawali itu. “Kalau saya maju bapak pilih saya tidak, berarti duami suaraku toh?,” tanyanya kepada Husain Syam via telepon genggam (20/12). Sementara itu, Husain Syam mengaku juga pernah diajak Karta Jayadi agar dirinya ikut bertarung di Pemilihan Rektor ini.”Karta bilang, kalau saya maju dia akan mundur dan suaranya kan dilarikan ke saya,” terangnya. (TIM)
disepelekan, ia menepis segala tuduhan itu. Ia mengaku hadir dalam pesta demokrasi tersebut karena hati nuraninya terketuk untuk mewakili kaum hawa. ”Saya mendaftar untuk mewakili kaum wanita,” alasan Hasmiati. Menurutnya, kehadirannya mengisi posisi calon rektor sebagai cara untuk memperlihat adanya persamaan gender. “Inikan persamaan gender, UNM sekarang juga butuh sosok ibu. Jangan selalu bapak yang diandalkan,” jawabnya singkat. Namun, wanita yang me-
nyelesaikan gelar doktornya di Universitas Negeri Jakarta ini belum mau membeberkan visi misinya,”yang jelasnya, saya punya strategi yang calon lain tidak akan sangka,” ungkap ibu dua putri ini. Ia juga mengaku optimis dengan pemilihan rektor kali ini. Sudah saatnya wanita sekarang dipandang dengan dua mata. “Kalau ada laki-laki perkasa, harus ada wanita yang lebih perkasa juga disampingnya,” tutupnya. (TIM)
Dr. Hasmiati, M.Kes
Incumbent Diprediksi Kuasai Enam Fakultas Menjelang Pemilihan rektor periode 2012-2016, Arismunandar yang saat ini masih menjabat sebagai orang nomor satu di kampus eks IKIP ini, diprediksikan mampu mengumpulkan suara senat di enam fakultas yang ada di UNM. Hal ini tentu, bukan tanpa alasan, beberapa petinggi fakultas secara lantang siap mendukung sang pencetus menara Phinisi itu. Sejumlah argumen pun muncul dari beberapa petinggi UNM tentang segala hal yang menyangkut prestasi yang telah ditorehkan Arismunandar selama periodenya. Hal ini menjadi indikator tersendiri untuk menentukan arah suara itu. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Ismail Tolla, mengatakan, secara penuh akan mendukung calon yang berasal dari fakultas yang saat ini dipimpinnya. “Kami sama-sama satu fakultas, jadi kami akan saling mendukung,” ujarnya. Apalagi, menurutnya, rektor saat ini sudah menjalankan kepemimpinannya dengan baik, “Aris itu kalau
dibanding dengan rektor sebelumnya, sudah banyak perubahan yang terjadi,” pungkasnya. Tak hanya itu, Dekan yang menjabat dua periode ini bahkan berani menyebutkan beberapa fakultas yang kemungkinan akan menjadi “kawan” sang incoumbent dalam pemilihan nantinya. Ia menyebutkan, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) juga kan menyumbangkan beberapa suaranya, ia menilai adanya hubungan emosional yang baik antara Dekan FIK dan Rektor. Berikut Fakultas Ilmu Sosial (FIS) juga masuk dalam deretan sebagai sumber suara untuk Arismunandar. Sama halnya dekan FIP, Samsul Bahri Thalib selaku pemimpinan Fakultas Psikologi (Fpsi) juga memeridiksikan, Guru Besar Administrasi Pendidikan itu bakal tetap terpilih untuk melanjutkan kepemimpinannya nanti. “Kalau saya pikir masih pak Aris yang bakal menang,” tuturnya. Sementara, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) juga di gadanggadang melarikan suaranya ke
Arismunandar. Meski masih malu-malu kucing beberapa pemilik suara disenat tampaknya melirik ke Arismunandar. Syukur Saud, Pembantu Dekan (PD) III FBS yang juga memiliki hak untuk memilih rektor mengaku saat ini Aris masih muncul sebagai calon terbaik. Selain fakultas di atas, Direktrur Program Pascasarjana (PPs) bersama dengan beberapa koleganya dipastikan juga akan menjadi penyumbang suara untuk jebolan Doktor Universitas Negeri Malang (UNM) ini. Ternyata, di balik sumpah sarapah yang ia ungkapkan kepada wartawan Profesi perihal ketidakinginannya maju di laga empat tahunan ini, Jasruddin punya pertimbangan sendiri, menurutnya pemimpin UNM sekarang masih lebih baik. “Saya pikir pemimpin saat ini masih lebih baik daripada saya, apalagi saat ini saya belum ada niat untuk maju,” tandasnya. “UNM itu butuh orang-orang cerdas, dan Arismunandar itu Cerdas,” ucapnya bangga. (TIM) Profesi FM - 107.9 MHz
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
Profesiana 15 www.profesi-unm.org
Dispen Sulsel Ingkar Janji Sebanyak 250 mahasiswa dari berbagai jurusan di UNM harus rela mengelus dada. Pasalnya, program Kuliah Kerja Nyata Pemberantasan Buta Aksara (KKN PBA) yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UNM terpaksa harus disetop. Padahal, para mahasiswa tersebut sudah terdaftar untuk diberangkatkan pada 15 November lalu. Program KKN PBA yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi (Dispenprov) Sulawesi Selatan ini ditunda keberangkatannya lantaran terbentur masalah dana. Hal tersebut sangat disayangkan oleh Ketua
LPM UNM, Muhammad Ardi. Ia mengatakan, pembatalan ini bukan kesalahan LPM, hanya saja komunikasi yang kurang sehingga terjadi hal seperti ini. Dosen jurusan Teknik Sipil ini menambahkan, pihak dinas pendidikan sebenarnya ingin saja memberangkatkan para mahasiswa tersebut. Tapi dengan jaminan segala bentuk administrasi pelaporan program sudah ada sebelum para mahasiswa tersebut diberangkatkan. Ini yang tidak disetujui oleh Ardi. Sehingga ia dengan berat hati terpaksa membatalkan pemberangkatan para mahasiswa yang siap “terjun” untuk mengabdikan
dirinya di masyarakat itu. “Saya tidak mau ambil resiko,” tegas lelaki berdarah Soppeng ini. Lanjutnya, hal yang ditawarkan oleh pihak dinas merupakan kesalahan besar. Ia menginginkan program ini terlaksana dengan benar. Bukan dengan cara yang tidak “halal”. Ardi melanjutkan, jika para mahasiswa tersebut benar jadi untuk diberangkatkan , maka akan terjadi polemik yang muncul dikemudian hari. Fatma, salah satu mahasiswa yang batal berangkat sangat menyesali hal ini. Ia mengatakan, dirinya sangat berharap akan mengikuti program KKN PBA ini mengingat
Pejabat yang Dikerjai Istrinya Jangan kira para istri pejabat UNM tak bisa berbuat jahil pada suami mereka. Mau bukti, berikut potret kejahilan mereka pada ulang tahun dharma wanita UNM yang ke12, di Hotel La Macca UNM, (21/12). Para pejabat yang hadir terpaksa harus pasrah dikerjai oleh para istrinya itu untuk mencari tas mereka ditengah tumpukan tas-tas yang lain. Wajah Rektor UNM Arismunandar tiba-tiba berkerut, matanya menelisik tajam, dipandanginya sejumlah tas yang berada dihadapannya. Alumnus administrasi pendidikan ini sejurus kemudian mengambil sebuah tas kecil berwarna hitam. Dipandanginya hingga berulang kali sambil membolakbaliknya. Merasa ragu dengan pilihannya itu, guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan ini kemudian mengambil tas lain yang berukuran lebih besar, bermaksud untuk membandingkan bentuk dari kedua benda tersebut. Diterawangnya hingga beberapa menit sambil membolak-balik kedua tas tersebut. Arismunandar harus menetapkan satu tas dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Disisi lain, Pembantu Rektor II UNM Andi Ikhsan tampak sibuk menciumi sejumlah tas yang berada dihadapannya. Meski kelihatan berbeda dengan yang lain, Ikhsan tetap sibuk dengan caranya yang “aneh”. Tujuan guru besar Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) itu sebenarnya sangat mulia, yaitu untuk mengetahui bau parfum yang biasa digunakan oleh istrinya. Selang beberapa lama, Ikhsan memantapkan pilihannya untuk memilih salah satu tas di tengah tumpukan tas-tas itu. Ia menjatuhkan pilihannya pada tas berwarna ungu.
Sementara itu, tak ingin berlama-lama pusing, Dekan FBS Kisman Salija yang juga ikut bermain coba curang. Kisman membuka sejumlah tas di tengah tumpukan tas tersebut untuk mengetahui barangbarang milik istrinya itu. Tindakan Kisman sempat menuai kecaman dari sejumlah ibuibu Dharma Wanita UNM yang hadir. Dilain pihak, Pembantu Rektor I Sofyan Salam dan Pembantu Rektor IV UNM Nurdin Noni sedari awal hanya memilih diam mematung sambil memandangi tumpukan tas yang ada. Meski demikian, Nurdin masih beruntung dibanding Sofyan. Pasalnya, dosen bahasa Inggris itu berhasil mendapatkan tas istrinya lebih cepat dibanding Sofyan meskipun dalam waktu yang cukup lama. Tak ayal sejumlah tawa pun pecah tatkala menyaksikan peristiwa yang tak biasa itu. Kepala program sertifikasi guru Eko Hadi Sudjono dan Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Hasnawi Haris sampai mengeleng-gelengkan kepalanya karena merasa dikerjai oleh tim Dharma Wanita UNM. Meski demikian baik Eko maupun Hasnawi mengaku sangat senang dapat berpartisipasi pada permainan yang menguji kepedulian terhadap pasangan masing-masing ini. “Permainan ini sungguh diluar dugaan,” ujar Hasnawi. Sementara itu ketua dharmawanita UNM, Emi Arismunandar menjelaskan, tujuan utama dari permainan tersebut adalah untuk mengukur kepekaan pasangan mereka ditengah-tengah kesibukan yang sangat padat. (Fdl/Prn)
program tersebut menawarkan prospek lebih dibanding program KKN yang yang diselenggarakan oleh LPM UNM sebelumnya. “Saya kira jadi, ternyata tidak,” sesalnya. Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut menambahkan, sempat ada penundaan pengumuman beberapa kali sebelum pengumuman pembatalan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Resky. Ia berharap agar program yang direncanakan berikutnya tidak lagi membuat mahasiswa berharap banyak, apalagi atas janji yang sempat digembar-gemborkan. “Semoga yang seperti ini terjadi terakhir kalinya,” harapnya.(Tri)
UPP PGSD Bone
Menagih Hadiah dari PR III Para pengurus himpunan mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Himaprodi PGSD) UNM Bone tampaknya harus mengelus dada. Pasalnya, dana yang dijanjikan dari birokrasi universitas hingga sekarang tak kunjung mereka terima sepenuhnya. Padahal janji birokrasi tersebut sudah kurang lebih dua tahun. Terhitung sejak 2010 silam. Jumardi, ketua himaprodi PGSD Bone menceritakan, kala itu Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Hamsu Abdul Gani menjanjikan akan memberikan hadiah. Hadiah itu dalam wujud pemberian dana sebesar Rp40 juta kepada pengurus Lembaga Kemahasiswaan (LK). Saat itu masih empat LK. “PR III membahasakan saat itu akan memberikan hadiah untuk organisasi, yaitu dalam bentuk dana,” tegas Jumardi. Dari empat LK tersebut, masing-masing menyetor 10 nama pengurusnya. Lanjut Jumardi, pembicaraan saat itu masing-masing yang disetor namanya akan diberikan dana sebesar Rp1 juta. Kenyataannya, hingga sekarang, baru 50 persen dari keseluruhan dana yang diterima. Artinya, masih ada Rp20 juta yang yang ditunggu oleh fungsionaris LK PGSD Bone. “Baru lima ratus ribu perorang yang dikasi ke pengurus,” ujarnya. Menanggapi hal ini, Hamsu mengklaim jika sebenarnya terjadi kesalahpahaman. Ia menjelaskan, dulu memang ada bantuan beasiswa untuk Bone. Rp500 ribu perorang tapi itu hanya berlaku untuk satu semester. Kuotanya sebanyak 40 orang. “Makanya, anggaran dari APBN (beasiswa) juga yang dijanjikan pada saat bulan puasa 2010,” imbuhnya. Guru besar Fakultas Teknik tersebut mengisahkan, saat itu rektor bertanya kepadanya perihal ada tidaknya beasisiwa untuk mahasiswa Bone. Hamsu kemudian mengiyakan. Namun, itu hanya berjalan satu semester karena tutup buku. “Sebenarnya hanya 20 juta,” tegasnya. Ia melanjutkan, sekarang ada lagi sementara brjalan dari APBN sebesar Rp750ribu perorang yang diperuntukkan bagi mahasiswa di sana. “Kuotanya untuk 90 orang,” tutupnya. (Isd)
Klinik UNM Lagi Sakit Kondisi klinik UNM akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Klinik yang terletak di Jalan Landak Baru ini terkesan hanya menjadi etalase saja. Itu terbukti tatkala salah satu warga UNM yang tertimpa kayu bagunan Fakultas Ekonomi (FE). Si korban kemudian dilarikan ke klinik UNM untuk segera diberikan pertolongan pertama. Naas, perangkat P3K yang dimiliki oleh klinik tersebut jauh api dari panggang. Akibatnya, karena tak memiliki waktu lama untuk menunggu, si korban kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sakri, salah satu staf petugas FE yang membawa korban ke klinik Profesi FM - 107.9 MHz
UNM ini sangat menyesalkan kondisi pelayanan klinik tersebut yang sangat buruk. Pasca kejadian tersebut, Sakri berharap kejadian yang dialaminya tidak terulang lagi dikemudian hari. Potret lainnya, salah seorang mahasiswa sosiologi Ami juga pernah mengalami kesan yang kurang memuaskan. Suatu ketika Ami berniat untuk memeriksakan anggota tubuhnya yang sering keram. Tanpa tedeng aling-aling, petugas klinik hanya memberikan suplemen berupa vitamin B1. Padahal, menurut Ami, idealnya petugas klinik memeriksa anggota tubuhnya terlebih dahulu kemudian men-
diagnosa penyakitnya. Setelah itu barulah diberikan formula yang tepat. “Jadi kesannya bahwa klinik UNM tidak memiliki pelayanan yang maksimal kepada sivitas akademika,” sesalnya. Tak hanya itu, Ami juga meyoroti fungsi klinik yang terkesan digunakan dalam momentum tertentu saja. “Saya lihat klinik ini baru ramai nanti pada saat penerimaan mahasiswa baru. SzxAXD mp;jxcetelah itu, klinik ini akan sepi bagaikan rumah yang tak berpenghuni,”timpalnya. Menanggapi hal itu, salah satu petugas Klinik UNM Mini mengatakan, wajar jika pelayanan kesehatan di klinik tersebut kurang maksimal.
Pasalnya, sudah hampir setahun pihaknya tidak mendapatkan suplay obat-obatan. Menurutnya untuk menunjang pelayanan kesehatan yang maksimal juga harus ditunjang dengan finansial yang memadai. Sementara itu pernyataan berbeda yang diungkapkan oleh Pembantu Rektor II UNM Andi Ikhsan. Ikhsan menuturkan, pihaknya selalu menganggarkan dana untuk klinik UNM tersebut. “Kita Selalu menganggarkan kurang lebih RP90 juta tiap tahunnya untuk klinik UNM itu,” terang guru besar fakultas ilmu olahraga ini. (Ham)
UPP PGSD Parepare
Satpamnya “Uka-uka” Kampus yang aman adalah idaman seluruh civitas akademika di Universitas Negeri Makassar (UNM). untuk mewujudkan ihwal ini, setidaknya lingkungan kampus memilki Satuan Pengamanan (Satpam) yang berjaga tiap waktu. Akan tetapi, hal berbeda terjadi di kampus V UNM UPP PGSD Parepare. Pasalnya, sebagian mahasiswa mengaku tidak memiliki satpam yang bertugas di sekitar kampus mereka. Menurut salah seorang mahasiswa, Marsuki, sebenarnya ada seorang satpam yang ditugaskan di kampus mereka. Hanya saja, satpam tersebut tidak selalu terlihat mengenakan pakaian seragamnya. “Biasanya dia memakai baju biasa. Waktuwaktu khusus saja baru pakai seragam, seperti kalau rektor berkunjung ke sini,” tuturnya. Lain halnya dengan Riri, mahasiswi eksponen 2010 ini tampak kebingungan ketika ditanyakan siapa satpam di kampusnya. Ia justru mengaku tidak pernah tahu ada seorang satpam yang berjaga di sekitar kampusnya. Padahal, menurutnya, lingkungan kampus UNM di Parepare cukup rawan disatroni maling. “Saya dan teman-teman malah tidak tahu kalau di sini ada satpamnya,” ujarnya kebingungan. Ia menyangka selama ini kampusnya yang lengang lepas dari penjagaan seorang satpam. Ketua UPP PGSD Parepare, Amir Pada, membantah jika kampusnya selama ini tidak menugaskan seorang satpam. Ia menegaskan, ada satu orang satpam yang ditugaskan di kampus. Akan tetapi, ia mengakui jika satpam yang kini bertugas tersebut memang kurang begitu aktif. Pasalnya, hingga kini status yang disandang oleh sang satpam hanyalah sebagai honorer. “Pernah diusulkan untuk PNS, namun ditolak karena usianya sudah lewat dari persyaratan,” sesal Amir. Amir menambahkan, persoalan inilah yang kemudian sedikit mengganggu kinerja sang satpam karena menurutnya sudah tidak ada lagi harapan untuk jadi pegawai negeri. Pihaknya sendiri sebenarnya tengah memikirkan solusi untuk masalah ini. “Itulah yang sedang kami pikirkan, apakah mau cari pegawai yang potensial untuk diangkat PNS atau tidak,” tandas dosen yang tengah menjalani kuliah S3 ini.(Imr) Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi edisi 153 (Khusus Akhir Tahun) Desember Tahun XXXV 2011
16 Persona www.profesi-unm.org
Drs. Bahar, M.Si, Dosen Jurusan Matematika FMIPA
Jalin Komunikasi Tanpa Handphone Sekilas, ia tampak seperti dosen kebanyakan di UNM. Dilihat dari penampilannya, dosen mata kuliah Geometri jurusan Matematika ini bahkan masih kalah jauh dengan penampilan dosen-dosen sejurusannya. Akan tetapi, di balik kesederhanaannya itu, ia ternyata dikenal sebagai dosen yang memiliki prinsip kedisiplinan yang tinggi. Hal tersebut diakui oleh Halim Eka Putra, salah satu mahasiswa jurusan Matematika. Ia mengaku terkesan dengan kedisiplinan yang dianut oleh dosennya itu. Ia belum pernah sekalipun mendapati dosennya itu absen mengajar. “Kalau kuliah, beliau tidak pernah datang terlambat,” terangnya. Selain itu, Bahar juga tergolong orang yang tidak bergantung pada kecanggihan teknologi. Terbukti, sampai sekarang ia mengaku tidak pernah membekali dirinya dengan alat komunikasi yang disebut dengan handphone. Baginya, handphone sering disalahgunakan oleh mahasiswa. “Karena pengalaman dari dosen-dosen lain, banyak mahasiswa yang salahgunakan,” tuturnya. Menurutnya, melalui alat komunikasi tersebut, mahasiswa dinilai tidak memiliki tata krama. Meskipun tidak pernah meng-
gunakan handphone, dosen asal Enrekang ini mengaku tidak pernah kesulitan dalam menentukan jadwal mengajarnya di lima kampus perguruan tinggi Makassar. Pengalaman mengajarnya di banyak institusi sudah melatihnya untuk sangat menghargai waktu. Meski tanpa handphone, komunikasi dengan dosen-dosen lain juga berjalan sebagaimana mestinya. “Kalau ada yang mau hubungi saya, biasanya lewat telepon rumah. Mahasiswa yang mau konsultasi juga biasanya datang ke rumah langsung,” tambahnya. Disaat dosen-dosen lainnya mengendarai motor maupun mobil, ia justru rela berjalan kaki dari rumah menuju tempatnya mengajar. Menurutnya, hal tersebut sengaja dilakukannya sebagai salah satu aktivitas olahraga untuk mengurangi kadar gula dalam darahnya. Sejak lima tahun silam, ia mengidap penyakit gula. “Itulah sebabnya saya selalu jalan kaki, biar saya mengeluarkan keringat,” jelasnya. Meskipun begitu, diakui pria alumnus S2 UGM ini, dengan berjalan kaki ia sudah terbiasa mengukur waktu yang tepat untuk tiba di tempat mengajarnya. Kedisiplinan yang diterapkan-
nya tidak lepas dari kiat-kiat kesehariannya. Ia menuturkan, waktu yang dimilikinya selalu dimanfaatkan seefektif mungkin untuk belajar. Bahkan, sementara berjalan kaki maupun mengendarai angkutan umum (pete-pete, red), konsentrasinya tak lepas dari materi kuliah yang akan diajarkannya pada kampus berikutnya. “Makanya jangan heran kalau saya sementara jalan, itu sementara berpikir tentang mata kuliah yang akan saya ajarkan,” papar pria beranak dua ini. Tidak heran, ilmu yang dimilikinya cenderung bertambah sejalan dengan usianya. Selama 31 tahun mengajar di perguruan tinggi, beberapa mahasiswanya sudah banyak yang jadi pembesar-pembesar di UNM, baik dalam lingkup fakultas maupun universitas. Hanya saja, walaupun mahasiswa-mahasiswanya itu sudah lebih dulu memboyong gelar guru besar, ia malah belum tertarik untuk menjadi guru besar. Untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 saja ia mesti merogoh kocek dalam-dalam. “Saya harus mengurusi keluarga saya dulu, terutama pendidikan buat anak-anak saya,” ungkapnya. “Saya punya prinsip, melakukan tugas bukan untuk mengajar, me-
lainkan untuk mendidik,” tegasnya. Menurutnya, kebanyakan guru maupun dosen sekarang hanya terkesan sebatas menggugurkan kewajiban mengajarnya. Baginya, kedisplinan adalah hal utama. Apalagi menerapkan hal-hal seperti itu, secara tidak langsung ia sudah mendidik mahasiswa. “Jangan sampai mahasiswa mencontoh hal-hal buruk dari kita, pendidiknya,” pesannya. (Imr)
FAJRIANTO - PROFESI
Lestarikan Aksara Lontara dengan Teknologi Di tengah maraknya perkembangan dunia teknologi yang terjadi hinggga saat ini, Mawaddah Muhammad menjadi sosok yang bertekad untuk memanfaatkan perkembangan dunia
Mawaddah Muhammad, Juara 1 Indosat Wireless Innovation Application Contest (IWIC) kategori Game and Other Devices FAJRIANTO - PROFESI
Urai data, ungkap fakta, saji berita
teknologi dengan melestarikan salah satu budaya lokal Indonesia. Dengan tekad yang kuat itu, Uthe panggilan akrabnya mengaku menciptakan Game Compare Lontara atau Game Lontar Lontara. Ide game ini diakuinya muncul dari keisengannya nonton sebuah film Drama Korea. “Kemudian terjadi percakapan antara saya dan kakak saya. Akhirnya muncullah ide itu,” kata mahasiswa Genetic Computer School (GCCS) UNM, Jurusan Internasional Diploma in Computer Studies (IDCS) ini. Perempuan asli Majene ini, sekali lagi menegaskan tekadnya dengan menciptakan games tersebut. Yakni untuk menciptakan permainan menarik sehingga mempermudah bagi siapapun yang tertarik aksara lontara menggunakan karakter dan keunikan yang terdapat pada aksara lontara dalam permainan. Selain itu, memanfaatkan tekhnologi untuk mempertah-
ankan eksistensi aksara lontara. Mahasiswa yang lahir pada 9 Desember 1991 silam ini berharap, dari ide tersebut tidak hanya menjadi ide semata, tapi juga dapat digunakan oleh user. Sehingga pada nantinya tidak menutup kemungkinan akan muncul inovasi- inovasi baru atau maha karya terbaru teknologi tetapi tetap berbasis pada kultur kebudayaan itu sendiri. “Sehingga yang budaya lokal itu tidak hanya tetap menjadi lokal saja, tetapi lebih dari itu kita berharap agar budaya lokal akan menjadi Local goes to Global,” harap gadis bertubuh langsing ini. Singkatnya, ide tersebut kemudian diikutkan pada kontes Indosat Wireless Innovation Application Contest (IWIC) sebagai rangkaian ulang tahun Indosat yang ke-6. Acara ini juga digelar di sejumlah provinsi lain di Indonesia. Hasilnya, dengan ide tersebut membawa anak dari pasangan
Muhammad A.Md dan Dra. Nur Hayati tahir ini lolos sebagai Juara pertama untuk other device dalam kategori game and entertainment. Melalui game tersebut, gadis yang bercita-cita ingin menjadi programmer sukses ini juga masuk sebagai salah anggota Android Developer Makassar 2011. Ia sangat bangga dapat membuat ide untuk mempromosikan budaya Indonesia melalui games, budaya Indonesia Pelestarian Budaya Situasi akan tercover dalam hal promosi, utamanya budaya lokal itu sendiri. “Keberadaan aksara – aksara asli Indonesia seharusnya dilestarikan dengan perkembangan tekhnologi yang ada saat ini. Selama ini perkembangan tersebut belum dimanfaatkan untuk melestarikan aksara lontara. Sekarang juga belum ada permainan yang mempromosikan kekayaan tradisi Indonesia secara khusus,” jelasnya. (Sni)
Profesi FM - 107.9 MHz