ANALISA AVO DAN ATTRIBUT SEISMIK UNTUK MEMPERKIRAKAN SEBARAN GAS PADA FORMASI UPPER TALANG AKAR (UTAF); STUDI KASUS LAPANGAN IKA DAERAH JABUNG PROPINSI JAMBI Nugroho Budi Raharjo * Widya Utama * Labolatorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA ITS
ABSTRAK Hasil test DST pemboran sumur ITS-1 dan ITS-2 menunjukkan bahwa lapisan sand Upper Talang Akar menghasilkan kumulatif hidrokarbon sebesar 802 BOPD dan 10535 MSCFD. Dengan kandungan gas yang cukup besar lapisan sand pada formasi upper talang akar ini menarik untuk dikaji lebih lanjut. Menggabungkan hasil analisa AVO 2D dan attribut 3D merupakan salah satu solusi yang murah dan cepat dalam penentuan karakteristik reservoar. Dalam penelitian ini difokuskan karakteristik reservoar dengan menggunakan analisa AVO dan attribut sweetness untuk melihat distribusi reservoar secara lateral. Karakterisasi reservoar menunjukkan bahwa reservoar target berkarakteristik Low impedance sand dan AVO anomali kelas III. Analisa anomali AVO pada lapisan sand di formasi UTAF menghasilkan attribut AVO A*B yang positif. Distribusi reservoar target di formasi UTAF secara lateral telah dimodelkan dengan attribut Sweetness dan menunjukkan High Sweetness Value yang direpresentasikan dengan warna merah
Kata Kunci : AVO, Low impedance sand, attribut, sweetness material organik menjadi kontributor yang paling signifikan sebagai source rock. Selain itu, coaly shale yang diendapkan pada lingkungan pengendapan lacustrine pada Formasi Talang Akar Bawah juga sebagai source rock yang potensial. Migrasi minyak ini terjadi secara horisontal dan vertikal dari source rock Talang Akar. Migrasi horisontal terjadi di sepanjang kemiringan slope, yang membawa hidrokarbon dari source rock yang lebih dalam kepada batuan reservoar yang berada pada formasi Talang Akar. Migrasi vertikal dapat terjadi melalui rekahan-rekahan dan daerah sesar turun. Reservoar utama penghasil hidrokarbon di Cekungan Sumatra Selatan adalah pada batupasir berumur Oligo sampai Miosen pada Formasi Talang Akar. Reservoar Formasi Talang Akar dengan karakteristik yang baik pada bagian bawah formasi ini tersusun oleh batupasir fluvio sampai deltaic dengan ukuran butir sedang sampai sangat kasar. Trap (batuan penjebak) Batuan penjebak hidrokarbon pada Cekungan Sumatra Selatan terdiri atas dua tipe, yaitu tipa
PENDAHULUAN Petrochina International Jabung Ltd. yang merupakan kontraktor bagi hasil dengan Pertamina telah mengembangkan lapangan gas, salah satunya adalah lapangan Ika (bukan nama lapangan yang sebenarnya) yang berada di Blok Jabung, Propinsi Jambi (Sub basin dari Souht Sumatran Basin). South Sumatra Basin merupakan daerah prospek yang baik dibandingkan dengan daerah yang lain di Indonesia karena memiliki volume Resource minyak 5 BBOE (Billion Barrel of Oil Equivalent). Petroleum Sistem Cekungan Jambi Cekungan Sumatra Selatan merupakan salah satu cekungan penghasil hidrokarbon di Indonesia. Keterdapatan hidrokarbon pada cekungan ini sangat ditentukan oleh saling keterkaitannya aspek-aspek dalam petroleum system. Source rock (batuan induk) Formasi Lahat dengan fasies lacustrine yang kaya akan 1
jebakan struktur dan tipe jebakan stratigrafi. Tipe jebakan struktur pada Cekungan Sumatra Selatan secara umum berupa struktur-struktur tua dan struktur lebih muda. Tipe jebakan stratigrafi pada umumnya berupa batupasir yang membaji pada Talang Akar Bawah yang diendapkan pada lingkungan fluvial. Seal atau batuan penutup pada petroleum system Cekungan Sumatra Selatan secara umum berupa lapisan shale cukup tebal yang berada di atas reservoar Formasi Talang Akar itu sendiri (intraformational seal rock), shale yang bersifat intraformational juga menjadi seal rock yang baik untuk menjebak hidrokarbon.
3. Attribut seismik 3D, untuk mengetahui sebaran sand yang diduga mengandung gas secara lateral. Attribut yang digunakan adalah attribut komplek sweetness. ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Pemodelan respon AVO Dalam penelitian ini dibuat dua model seismik sintetis yaitu model respon seismik bila reservoar terisi oleh gas dan model respon seismik bila reservoar terisi oleh air. Saturasi air yang digunakan berasal dari pengukuran hasil DST, yaitu sebesar 19% untuk kondisi sebenarnya. Pemodelan reservoar terisi gas (insitu case) menggunakan input saturasi air yang sebenarnya dari hasil DST sebesar 19%. Sedangkan model yang kedua diasumsikan reservoar terisi air dan menggunakan input saturasi air sebesar 100%. Offset seismik sintetis yang digunakan dalam pemodelan ini dalam domain sudut (0 o -35o). Analisa gradient pada model gas case menunjukkan nilai magnitude amplitud seismik yang meningkat dengan tajam seiring bertambahnya offset, sedangkan pada model yang kedua menunjukkan nilai magnitude amplitud seismik yang tidak begitu terlihat perubahannya. Analisa ini juga menunjukkan bahwa pada model gas case, lapisan top sand memiliki nilai Intercept dan gradient yang sama-sama negatif (anomali AVO seismik sintetis ini dikategorikan sebagai anomali AVO kelas III). Attribut ketiga yaitu attribut A*B merupakan perkalian antara Intercept dan Gradient digunakan untuk melihat indikasi keberadaan hidrokarbon dari sintetis seismik. Nilai intercept dan gradient yang sama-sama negatif akan menghasilkan nilai attribut A*B positif bila kedua attribut tersebut dikalikan (nilai positif pada A*B ini selanjutnya digunakan sebagai indikator keberadaan hidrokarbon pada reservoar). Dengan menggunakan attribut A*B terlihat bahwa pada model yang pertama lapisan top sand bernilai positif sedangkan pada model yang kedua attribut A*B memiliki nilai lapisan top sand yang negatif.
AVO Attribut Adapun attribut-attribut AVO yang digunakan adalah : a. Intercept(A), merupakan respon amplitud seismik pada saat zero offset. Attribut ini belum bisa menunjukkan adanya respon AVO bila tidak digunakan dengan attribut yang lain. Pada AVO anomali kelas III lapisan top sand memiliki nilai Intercept negatif yang berarti pada data stack seismik nantinya lapisan sand target akan berupa throught. b. Gradient(B), merupakan kemiringan kurva hasil crossplot antara amplitud dengan offset. Atrribut ini juga belum bisa menunjukkan adanya respon AVO bila tidak digunakan attribut yang lain c. Product A*B, Perkalian antara Intercept dan Gradient, yang dapat digunakan sebagai indikator keberadaan hidrokarbon. METODOLOGI PENELITIAN Pengolahan data pada penelitian ini secara garis besar dikelompokkan menjadi : 1. Pembuatan model, yakni pengolahan data sumur untuk memodelkan respon AVO. Model dibuat berdasarkan asumsi reservoar terisi oleh air (wet case) dan terisi gas (gas case) kemudian dibandingkan hasil pemodelan tersebut dengan data seismik riil. 2. Analisa AVO dari data CDP Gather seismik 2D, (data seismik dalam format SEGY). Data seismik yang digunakan merupakan data seismik pre-stack 2D.
Analisa AVO
2
Dari seismik post stack vertikal sumur ITS-1 terlihat adanya zona bright spot, zona bright spot berasosiasi dengan keberadaan gas pada reservoar. Zona ini telah dilakukan test DST yang menghasilkan 361BOPD dan 5161 MSCFD. Lapisan sand yang terdapat zona Bright spot ini kemudian ditargetkan untuk dilakukan analisa AVO. Karakterisasi reservoar target bertujuan untuk mengetahui kelas anomali AVO dari reservoar. Karakterisasi dilakukan dengan melakukan crossplot antara P-impedance dengan densitas menggunakan gamma ray untuk memisahkan antara sand dengan shale. Hasil karakterisasi reservoar menunjukkan bahwa reservoar target memiliki karakteristik Low density dan Low impedance sand (AVO anomali kelas III).
Nilai sweetness yang tinggi ini diwakili olaeh warna merah pada base map attribut sweetness. Distribusi sand secara lateral dapat diasosiasikan dengan warna merah tersebut KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : anomali Bright Spot pada data Stack yang telah dilakukan test DST (menghasilkan minyak dan gas) berkarakteristik Low Impedance Sand dan memiliki anomali AVO kelas III, analisa anomali AVO pada lapisan sand di formasi UTAF menghasilkan attribut AVO A*B yang positif. Distribusi reservoar target di formasi UTAF secara lateral telah dimodelkan dengan attribut Sweetness dan menunjukkan High Sweetness Value yang direpresentasikan dengan warna merah.
Analisa Attribut seismik Brown (2000), mendefinisikan attribut sebagai derivatif suatu pengukuran seismik dasar, Tujuan utama analisa attribut seismik adalah menafsirkan anomali disekitar horizon UTAF dan melihat distribusi lateral sand yang diduga mengandung gas. Akumulasi hidrokarbon umumnya berada pada daerah tinggian sebab migrasi hidrokarbon menuju ke daerah yang lebih tinggi. Oleh karena itu daerah interest berupa daerah tinggian yang diwakili oleh warna merah pada depth structure UTAF. Attribut yang pertama kali dibentuk dari data seismik adalah attribut instantaneous amplitude (sering disebut sebagai attribut reflection streght). Attribut instantaneous amplitude ini cocok diterapkan di zona target sebab anomali AVO kelas III berupa bright spot akan menimbulkan reflection streght yang kuat pada data seismik. Attribut kedua yang diterapkan adalah attribut instantaneous frequency. Attribut ini sesuai untuk reservoar mengandung gas karena akan menghasilkan low frekuensi shadow tepat di bawah reservoar dan frekuensi akan terlihat normal kembali untuk daerah yang lebih dalam dari reservoar. Attribut yang ketiga adalah attribut sweetness. Keberadaan gas dalam reservoar yang diasosiasikan dengan high amplitude anomaly dan low frekuensi shadow akan menyebabkan nilai sweetness lebih tinggi pada lapisan sand mengandung gas.
SARAN Untuk mengembangkan dan menetapkan lokasi sumur baru pada lapangan Ika direkomendasikan lokasi pengembangan sumur di daerah Bright Spot dengan nilai attribut sweetnes yang relatif lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Joko Syawal Adi, 2000. Analisa AVO Pada Lintasan L-280 Ext. Di Daerah Tandes, Cekungan Jawa Timur (Studi Kasus), Tugas Akhir. Robertson Research Australia PTY. LTD, 1996. AVO Calibration and Modeling Study Tuban Block East Java, Indonesia. Report prepared for JOB Pertamina – Trend Tuban. Sukmono S. & Abdullah A., 2002. Karakterisasi Reservoar Seismik, Lab Geofisika Reservoar, Department Teknik Geofisikaa, ITB, Bandung. Ostrander, W.J., 1984. Plane-wave reflection coefficient for gas sand at normal angle of incident. Geophysics, 49: 1637-1648. Santoso, D., Alam, S., Hendrajaya, L., Alfian, S. and Munadi., S., 1995. Estimation of limestone reservoar porosity by seismic attribut and AVO analysis. Explor. Geophysics.,26:437-443.
3
KEERANGAN GAMBAR Gambar 1 : Lokasi lapangan Ika, terletak di blok Jabung Propinsi Jambi Gambar 2 : Seismik vertikal sumur ITS-1. Gambar 3 : Pemodelan anomali AVO untuk Gas case dan wet case. Gambar 4 : Crossplot antara P-impedance dan density Gambar 5 : Hasil attribut A*B pada data seismik. Gambar 6 : UTAF depth map. Gambar 7 : Peta Distribusi anomali Attribut Sweetness.
Gambar 1. Lokasi lapangan Ika, terletak di blok Jabung Propinsi Jambi
Gambar 2. Seismik vertikal sumur ITS-1
4
Gambar 3. Pemodelan anomali AVO untuk Gas case dan wet case.
Gambar 4. Crossplot antara P-impedance dan density
Gambar 5. Hasil attribut A*B pada data seismik.
5
Gambar 6. UTAF Depth map
Gambar 7. Peta Distribusi anomali Attribut Sweetness.
6