FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGUASAAN NANDA,NOC, NIC PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEMESTER V1 FAKULTASILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Nofianty Kaesmetan,Wahyu Rochdiat M INTISARI Latar Belakang : Pendidikan Keperawatan yang profesional harus mengacu pada pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai pedoman NANDA, NOC, dan NIC (NNN). Oleh sebab itu, mahasiswa keperawatan wajib mempelajari NNN selama pendidikan. Hasil studi pendahuluan pada mahasiswa keperawatan semester V1 menunjukkan beberapa faktor yang berhubungan dengan penguasaan NNN diantaranya tingkat pengetahuan, berpikir kritis, motivasi belajar, dan metode pembelajaran. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa keperawatan semester V1 FIKES UNRIYO. Metode Penelitian : Penelitian dengan metode deskrispsi analitik rancangan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 66 responden. Teknik sampling dengan propotional to population size with simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuisoner dan lembar observasi. Pengolahan dan analisa data dengan uji Kolmogrov-smirnov. Hasil : Secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan dari tingkat pengetahuan (p=0.293), berpikir kritis (p=1.000), motivasi belajar (p=0.982), dan metode pembelajaran (p=0.997) dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC. Hasil observasi menunjukan penguasaan NANDA baik dengan 17 asuhan keperawatan sesuai, NOC masih kurang dengan 7 asuhan keperawatan yang sesuai, dan NIC kurang dengan 14 asuhan keperawatan yang sesuai. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan dari faktor tingkat penetahuan, berpikir kritis, motivasi belajar dan metode pembelajaran dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa keperawatan semester VI UNRIYO. Kata Kunci : Penguasaan, NANDA, NOC, NIC (NNN), Asuhan Keperawatan, Pendidikan Keperawatan. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan sebagai suatu profesi mengacu pada kriteria profesi yaitu memiliki tubuh pengetahuan (body of knowledge) berbatas jelas, pendidikan khusus berbasis keahlian pada pendidikan tinggi, memberikan pelayanan pada masyarakat sesuai bidang profesi, memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian, memberlakukan kode etik keprofesian, serta motivasi bersifat altruistik. Pengakuan keperawatan di indonesia sebagai profesi mencakup
pengertian, pelayanan keperawatan sebagai profesional dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional (Nursalam, 2008). Salah satu wujud menunjukkan profesionalitas perawat adalah pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas melalui tahapan yang disebut proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian hingga evaluasi. Tahapan dalam proses keperawatan saling berhubungan dan berkaitan, sehingga memiliki arti penting terhadap pasien dan perawat sebagai pelaksananya. Oleh sebab itu, jika salah satu tahapan tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan memberikan dampak negatif bagi perawat dan bagi pasien. Dua dari 8 mahasiswa mengatakan untuk menegakan diagnosa harus menganlisis kasus dan berpikir kritis. Hal ini disebabakan, sebelum menegakan diagnosa harus meringkas data yang dikumpulkan, kemudian dicocokkan dengan diagnosa yang ingin ditentukan berdasarkan definisi, batasan karateristik dan faktor berhubungan dari diagnosa tersebut sesuai atau tidak sesuai. Dua dari 8 mahasiswa juga mengatakan tidak mengetahui bagaimana harus menegakan diagnosa, kriteria hasil dan intervensinya sesuai pedoman NANDA, NOC, dan NIC (NNN) sebab tidak begitu handal. Delapan mahasiswa mengatakan mengalami hambatan diantaranya dalam bahasa dan motivasi belajar. Untuk masalah bahasa, 6 dari 8 mahasiswa mengatakan tidak begitu menjadi hambatan yang berarti karena ada kemudahan dalam menerjemahkan menggunakan alfa link, program terjemahan, dan kamus. Delapan mahasiswa mengatakan motivasi dalam belajar sangat dibutuhkan, untuk dapat menguasai menggunakan Label NOCNIC dalam bahasa inggris. Namun dalam pengaplikasiannya cenderung menggunakan media internet untuk melihat label diagnosa, NOC, dan NIC. Dua dari 8 mahasiswa mengatakan bahwa metode pembelajaran dengan latihan kasus 7 7
semakin membantu mereka untuk handal menguasai menggunakan NNN di pendidikan maupun klinik. Observasi terhadap metode pembelajaran yang telah berlangsung sejauh ini sudah baik, dimana metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi dalam memberikan materi di kelas, metode problem based learning (PBL) untuk membahas mengenai kasus dan proses keperawatannya secara brainstorming. Studi pendahuluan juga dilakukan terhadap dosen dengan metode wawancara kepada dua dosen. Hasil wawancara dari dua dosen, menjelaskan bahwa diagnosa, kriteria hasil, dan intervensi yang ditegakan mahsiswa belum sesuai, karena terkadang mahasiswa mengambil dari internet. Dalam pengaplikasiannya belum sesuai dengan diagnosis NANDA, NOC, ataupun NIC serta kurang aplikatif ke pasien dan masih secara teoritis. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan, maka peneliti
menganalisis bahwa ada faktor yang berhubungan dengan penguasaan diagnosis NNN yakni tingkat pengetahuan, motivasi belajar, berpikir kritis, dan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan penguasaan diagnosis NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa semester VI Universitas Respati Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apa sajakah faktor-faktor yang berhubungan 8 8
dengan penguasaan penggunaan diagnosis NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa Keperawatan semester VI ? “ C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan penguasaan diagnosis NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa Keperawatan semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran karateristik (umur dan jenis kelamin) mahasiswa keperawatan semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Respati Yogayakarta (UNRIYO). b. Diketahuinya karateristik dari variabel indepeden yaitu tingkat pengetahuan, berpikir kritis, motivasi belajar, metode pembelajaran dan variabel dependen yaitu penguasaan NANDA, NOC, NIC dari mahasiswa keperawatan semester VI FIKES UNRIYO. c. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa keperawatan semester VI. d. Diketahuinya hubungan kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa keperawatan semester VI. e. Diketahuinya hubungan motivasi belajar dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa keperawatan semester VI. f. Diketahuinya hubungan metode pembelajaran dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa keperawatan semester VI. 9 9
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan ilmu kesehatan terkhususnya terkait pendidikan dasar keperawatan. 2. Manfaat Praktisi a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai salah satu kerangka acuan penguasaan
menggunakan NANDA, NOC, NIC bagi lulusan SI-Ilmu Keperawatan Univeristas Respati Yogyakarta . b. Bagi Dosen Dapat dijadikan bahan informasi kepada para dosen untuk memberikan edukasi dan aprespsi terkait penggunaan diagnosis NANDA, NOC, NIC. c. Bagi Mahasiswa Dapat dijadikan sumber informasi dan menambah pengetahuan tentang faktor yang berhubungan dengan penguasaan diagnosis NANDA, NOC, NIC. d. Bagi Peneliti Mendapatkan pengalaman meneliti secara langsung dan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penguasaan diagnosis NANDA, NOC, NIC pada mahasiswa keperawatan semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. 10 10
e. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan penelitian khususnya di pengembangan pendidikan dasar keperawatan yang berhubungan dengan penguasaan diagnosis NNN. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode penelitian deskriptif analitik dan rancangan penelitian cross-sectional. Deskripsi analitik merupakan penelitian yang menggambarkan suatu situasi atau keadaan, sedangkan rancangan penelitian cross-sectional merupakan penelitian yang dilakukan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan akibat yang ditimbulkan, dan pengumpulan data pada saat yang bersamaan. (Notoadmojo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) pada mahasiswa keperawatan semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta dengan pengumpulan data dalam saat yang bersamaan. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, berpikir kritis, motivasi belajar, dan metode pembelajaran. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) pada mahasiswa keperawatan semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES). Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 12 april 2014, 15 april 2014, dan 02 Mei 2014. 45 45
C. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam
suatu penelitian (Saryono, 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO yang telah mengikuti PKK I, PKK 2, dan PKK 3 sejumlah 157 mahasiswa. b. Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Pengambilan sampel pada penelitian dilakukan dengan propotional to population size with simple random sampling dengan menentukan kriteria inklusi dan eksklusi. Penentuan besar sampel menggunakan rumus slovin (Nasir, dkk, 2011) : () Keterangan : N = Jumlah Populasi ŋ = Jumlah sampel e = kesalahan maksimal yang ditoleransi (0, 1) Berdasarkan rumus tersebut, maka dihitung jumlah sampel sebagai berikut : 46 46
ŋ= (,)
ŋ= ŋ = 61, 08949416342 (dibulatkan menjadi 62) Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 62orang yang kemudian dihitung dengan cara pengambilan propotional random sampling seperti perhitungan di bawah ini : jumlah sampel tiap kelas x jumlah sampel Jadi hasil perhitungan di atas maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.1. Tabel Perhitungan jumlah sampel tiap kelas No Nama kelas Jumlah mahasiswa Perhitungan Hasil 1 A.81 41 41/157x 62 17 2. A.82 33 33/157 x 62 14 3. A.83 38 38/157 x 62 16 4. A.84 39 39/157 x 62 16 5. A.85 6 6/157 x 62 3 TOTAl : 66 Jumlah sampel minimal berdasarkan rumus slovin sebanyak 62 responden. Namun, peneliti menggunakan jumlah sampel yang diambil dari setiap kelas dengan total responden sebanyak 66
responden. Peneliti juga menetapkan kriteria eksklusi pada sampel. Kriteria Eksklusi adalah sebagian subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi oleh karena pelbagai sebab atau 47 47
alasan (Sastroasmoro, dkk, 2011). Kriteria eksklusi yang ditetapkan dalam penelitian ini yakni : a) Mahasiswa semester VI yang melaksanakan cuti b) Mahasiswa semester VI yang sakit c) Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi respnden. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) didirikan berdasarkan SK MenDikNas no.233/D/0/2008 tertanggal 22 Desember 2008. Universitas Respati memiliki dua kampus yaitu di Jalan Laksda Adisucipto, KM 6.3 Yogyakarta dan di Jalan Raya Tajem Km. 1,5 Maguwoharjo. Universitas Respati mengelola 3 Fakultas, 14 Prodi dan 1 program Profesi. Tiga Fakultas yang dikelola oleh UNRIYO adalah Fakultas Ilmu Kesehtan (FIKES), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) (Pedoman Akademik UNRIYO, 2010). Prodi SI Ilmu Keperawatan merupakan salah satu Prodi yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Kesehatan dan terakreditasi B. Prodi S1 Ilmu Keperawatan ditempuh selama 8 semester atau 4 tahun. Visi dari Penyelenggaraan Prodi S1 Ilmu Keperawatan adalah untuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pelaksanaan pendidikan keperawatan di UNRIYO memiliki harapan, untuk dapat memenuhi kompetensi lulusan sarjana keperawatan yaitu Profesional Care Provider (Pemberi asuhan 66 66
keperawatan), Community Leader (Pemimpin di komunitas), Educator (pendidik), Manager (pengelola), dan Researcher (Peneliti pemula). Tujuan dari kompetensi lulusan sarjana keperawatan adalah untuk menghasilkan lulusan keperawatan profesional yang dapat berkompetisi secara global pada berbagai institusi penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia (Panduan Akademik Fikes, 2010). Prodi S1 Ilmu Keperawatan tidak hanya menekankan terhadap teori, namun juga pelaksanaan Praktik Kuliah Keperawatan (PKK) di rumah sakit maupun di masyarakat. Praktik Kuliah Keperawatan setiap angkatan memiliki lama waktu yang berbeda-beda. Angkatan 2011 melakukan PKK di rumah sakit selama 2 minggu yang terdiri dari 4 kelas yaitu A81, A82, A.83, A.84 dan diikuti oleh 157 mahasiswa dari
total keseluruhan mahasiswa berjumlah 166 (BAK PSIK FIKES UNRIYO, 2014). Jumlah kelas pada angkatan 2011 sebanyak lima kelas, akan tetapi dalam pelakasanaan pembelajaran, kelas kelima disebar ke kelas A.83 dan A.84. Praktik Kuliah Keperawatan angkatan 2011 telah dilakukan dari semester 3 yang meliputi mata kuliah KDDK, sistem sensori dan persepsi, sistem integumen. Semester 4 telah melakukan PKK untuk mata kuliah sistem endokrin, sistem pencernaan, sistem perkemihan. Semester 5 dan 6 melakukan PKK untuk mata kuliah sistem kardiovaskular, sistem reproduksi, sistem respirasi, sistem 67 67
muskoluskletasl, sistem neurobehavior, sistem imun dan hematologi (Panduan Akademik Fikes, 2011). Kurikulum yang diberlakukan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang disusun berdasarkan elemen kompetensi secara komprehensif menumbuhkan keinginan untuk mengetahui dan memikirkan sesuatu secara mendalam oleh peserta didik (Sudjawardi, 2010). Pembelajaran mengenai NANDA, NOC, NIC (NNN) di UNRIYO mulai dipelajari oleh mahasiswa sejak semester II dalam mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar (IKD) 3. Pembelajaran NNN tidak hanya teori di kelas, namun ada kunjungan yang dilakukan pada salah satu Rumah Sakit swasta di Yogyakarta untuk melihat contoh dokumentasi asuhan keperawatan. Semester-semester berikutnya, pembelajaran terkait NNN sudah mulai difokuskan dan dikaitkan dengan penyakit tertentu yang terbagi dalam beberapa sistem. Pembagian dalam beberapa sistem, dimaksudkan untuk membuat proses pembelajaran di kelas lebih mudah. Tenaga pendidik tidak hanya menjelaskan tentang penyakit, tetapi diakhir pembahasan penyakit ada contoh asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan pedoman NANDA, Label NOC dan NIC. 68 68
B. Analisa Data 1. Karateristik Responden Responden dalam penelitian adalah mahasiswa keperawatan semester VI yang telah melaksankan PKK 1,2,3 sebanyak 66 mahasiswa. Dari hasil penelitian, diperoleh gambaran mengenai karateritik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Penelitian Berdasarkan Umur dan Jenis kelamin pada Mahasiswa Keperawatan Semester V1 Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO.
NO Karateristik Responden N % 1 Usia Responden < 20 tahun 20-22 tahun 1 65 1.5 98.5 Total 66 100 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 31 35 47.0 53.0 Total 66 100 Sumber : Data Primer, 2014. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 65 orang (98,5%) berada pada rentang usia 20-22 tahun. Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 35 orang (53,0%) adalah perempuan. 69 69
2. Analisa Univariat Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, Berpikir Kritis, Motivasi Belajar, dan Metode Pembelajaran, serta Penguasaan pada Mahasiswa Keperawatan Semester V1 Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO. No Variabel N % 1 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang 53 11 2 80.3 16.7 3.0
Total 66 100 2 Berpikir Kritis Baik Cukup Kurang
49 15 2 74.2 22.7 3.0
Total 66 100 3 Motivasi Belajar Baik Cukup Kurang 31 21 14 47.0 31.8 21.2
Total 66 100 4 Metode Pembelajaran Baik Cukup Kurang 56 7 3 84.8 10.6 4.5
5 Tingkat Penguasaan Baik Sekali Baik Cukup Kurang 22 23 14 7 33.3 34.8 21.2 1066
Total 66 100 Sumber : Data Primer, 2014. Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 53 responden mahasiswa semester VI (80,3%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang penguasaan NANDA,
NOC, NIC (NNN). Berdasarkan berpikir kritis dari mahasiswa semester VI diketahui mayoritas responden menunjukkan berpikir kritis yang baik yaitu 49 (74.2%). 70 70
Berdasarkan motivasi belajar mahasiswa semester VI menunjukkan mayoritas responden yaitu 31 responden (47,0 %) memiliki motivasi belajar yang baik. Berdasarkan tabel 4.2 mayoritas responden yaitu 53 (85,5%) menyatakan metode pembelajaran baik. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu 23 (34,8%) responden memiliki tingkat penguasaan NANDA, NOC, NIC yang baik. 3. Analisa Bivariat Tabel 4.3 merupakan tabel silang uji korelatif yaitu uji kolmogorov-smirnov tentang hubungan tingkat pengetahuan, berpikir kritis, motivasi belajar, dan metode pembelajaran dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) pada mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan Semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO). Pada analisa Bivariat ini, pengujian dilakukan secara berturut-turut untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Uji kolmogorov-smirnov merupakan uji alternatif yang digunakan, jika hasil uji chi square tidak sesuai dengan syarat uji chi square. Syarat uji chi square adalah bila tabelnya 2x2 atau 2x3 maka tidak boleh memiliki nilai ekpektasi yang kurang dari 5 atau maksimal 20% dari jumlah sel. Tabel silang di penelitian ini adalah tabel 3x4, sehingga dilakukan penggabungan sel untuk variabel independen dan variabel dependen. 71 71
Variabel independen memiliki 3 kategori yaitu kurang, cukup, dan baik digabung menjadi 2 kategori yaitu, kategori kurang dan kategori baik sedangkan untuk variabel dependen yang memiliki 4 kategori yaitu kurang, cukup, baik, dan baik sekali digabung menjadi 3 kategori yaitu, kurang, cukup, baik sekali. Penggabungan sel dari tabel 3 x 4 menjadi tabel 2x3, mendapatkan hasil tabulasi silang, yang masih menunjukan nilai ekpektasi kurang dari 5. Oleh sebab itu, uji yang digunakan adalah uji alternatif kolmogorov-smirnov. Pada tabel tabulasi silang ini, tidak dilakukan penggabungan sel menjadi 2x2 dikarenakan dapat merubah makna dari kategori yang telah ditentukan. a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) Pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UNRIYO.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) pada mahasiswa keperawatan semester VI FIKES UNRIYO dapat dilihat pada Tabel 4.31. 72 72
Tabel 4.31 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO Penguasaan Kurang Cukup Baik sekali pvalue N%N%N%
Tingkat pengetahuan Kurang Baik 1 6 1.5 9.1 1 13 1.5 19.7 0 45 0 68.2 0.293 Total 7 10.6 14 21.2 45 68.2 Sumber: Data Primer, 2014 Tabel di atas merupakan tabel analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penguasaan NNN pada mahasiswa semester VI FIKES UNRIYO. Berdasarkan tabel tersebut, dilihat bahwa dari total 66 responden, mayoritas responden yaitu 45 (68,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan penguasaan yang baik sekali. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov antara tingkat pengetahuan dengan penguasaan mahasiswa diperoleh bahwa nilai p-value 0,293 (p>0,1). Hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan penguasaan NNN mahasiswa semester VI. b. Hubungan Berpikir Kritis dengan Penguasaan NANDA, NOC,
NIC (NNN) Pada Mahasiswa Keperawatan Semester V1 FIKES UNRIYO. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk mengetahui hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) pada mahasiswa keperawatan semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO dapat dilihat pada Tabel 4.32. 73 73
Tabel 4.32 Hubungan antara Berpikir Kritis dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO Penguasaan p-value Kurang Cukup Baik sekali N%N%N% Berpikir kritis Kurang Baik 0 7 0 10.6 1 13 1.5 19.7 1 44 1.5 66.7 1.000 Total 7 10.6 14 21.2 45 68.2 Sumber: Data Primer, 2014 Tabel di atas merupakan tabel hubungan antara faktor berpikir kritis dengan penguasaan NNN pada mahasiswa keperawatan semester VI FIKES UNRIYO. Berdasarkan tabel 4.32 antara berpikir kritis dengan penguasaan mahasiswa akan NNN diperoleh bahwa mayoritas responden yaitu 44 (66.7%) responden menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang baik terhadap penguasaan yang baik sekali. Nilai p-value=1.000 (p>0,1). Hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NNN mahasiswa semester V1. c. Hubungan Motivasi Belajar dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) Pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI
FIKES UNRIYO. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) pada mahasiswa keperawatan semester V1 Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO dapat dilihat pada tabel 4.33. 74 74
Tabel 4.33 Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC pada Mahasiswa Keperawatan Semester V1 Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO Sumber : Data primer, 2014 Tabel di atas merupakan tabel hubungan faktor motivasi belajar dengan penguasaan NNN pada mahaiswa keperawatan semester V1 FIKES UNRIYO. Berdasarkan tabel 4.33 diperoleh bahwa mayoritas responden yaitu 37 (56,1%) menunjukkan motivasi belajar yang baik dan memiliki penguasaan baik sekali. Nilai p-value = 0,9826 (p<0,1). Hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC mahasiswa semester V1. d. Hubungan Metode Pembelajaran dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) Pada Mahasiswa Keperawatan Semester V1 FIKES UNRIYO. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara metode pembelajaran dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC (NNN) pada mahasiswa keperawatan semester V1 Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO dapat dilihat pada tabel 4.34. Penguasaan pKurang Cukup Baik Sekali value N%N%N% Motivasi Belajar Kurang Baik 2 5 3.0 7.6 4 10 6.0 15.2 8
37 12.1 56.1 0.982 Total 7 10.6 14 21.2 45 68.2 75 75
Tabel 4.34 Hubungan antara Metode Pembelajaran dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI Fakultas Ilmu Kesehatan Penguasaan pKurang Cukup Baik value sekali N%N%N% Metode Pembelajaran Kurang Baik 1 6 1.5 9.1 0 14 0 21.2 2 43 3.0 65.2 0.997 Total 7 10.6 14 21.2 45 68.2 Sumber : Data Primer, 2014. Tabel tabulasi silang di atas menunjukkan mayoritas responden yaitu 43 (65,2%) menyatakan metode pembelajaran baik dan memiliki penguasaan baik sekali. Hasil uji kolomogorov dengan nilai p-value = 0,997 (p>0,1). Hal tersebut menunjukan tidak ada hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NANDA, NOC, NIC mahasiswa semester VI FIKES UNRIYO. 4. Observasi Dokumentasi Asuhann Keperawatan sesuai dengan Pedoman NANDA, NOC, NIC (NNN) Pada Mahasiswa Semester VI FIKES UNRIYO. Observasi dilakukan pada tanggal 02 Mei 2014 terhadap 30 dokumen asuhan keperawatan mahasiswa semester VI saat PKK
ketiga. Asuhan keperawatan yang dikumpulkan merupakan asuhan keperawatan yang dibuat secara kelompok. Satu kelompok PKK, tidak hanya terdiri dari mahasiwa yang dijadikan responden, tetapi terdapat mahasiswa yang bukan responden namun berada 1 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 mahasiswa. 76 76
Observasi pada dokumentasi asuhan keperawatan mahasiswa semester VI disesuaikan dengan pedoman NANDA, NOC, NIC (NNN). Hasil observasi menunjukkan dari 30 asuhan keperawatan, 17 asuhan keperawatan sudah sesuai NANDA, dengan memenuhi 3 indikator yaitu penegakan diagnosa sesuai dengan masalah, menggunakan istilah etiologi sebagai faktor berhubungan, menggunakan batasan karateristik sebagai tanda dan gejala yang dimasukkan dalam analisis data. Observasi berikutnya adalah terhadap Nursing Outcome Classification (NOC), untuk NOC terdapat 5 indikator yang dilihat yaitu label NOC sesuai dengan diagnosa yang ditegakan, menggunakan identitas klien, berisikan indikator yang dapat diukur dan diobservasi, terdapat skala pencapaian yang mengukur status pasien, terdapat lama waktu untuk menyelesaikan masalah pasien. Dari 30 dokumentasi asuhan keperawatan hanya 7 asuhan keperawatan yang memenuhi 3 dari 5 indikator dalam menentukan NOC yaitu menggunakan identitas klien, indikator yang dapat diukur dan diobservasi, dan lama waktu untuk menyelesaikan masalah. Observasi terhadap intervensi sesuai dengan label NIC dengan kriteria observasi yaitu terdapat label NIC yang sesuai diagnosa, menyebutkan intervensi mandiri perawat, tindakan kolaborasi yang disesuaikan dengan penyakit pasien. Dari 30 asuhan keperawatan, 14 asuhan keperawatan memenuhi 2 indikator dari 3 indikator yang 77 77
ditentukan yaitu hanya menyebutkan intervensi mandiri perawat baik tindakan mandiri ataupun memberikan penyuluhan dan intervensi kolaborasi. C. Pembahasan 1. Karateristik Responden a. Usia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa semester VI menunjukkan bahwa dari 66 responden didapatkan hasil pada tabel 4.1 usia mayoritas responden berada pada rentang usia 2022 tahun sebanyak 65 responden (98,5%). Rentang usia remaja akhir yaitu 18-22 tahun (Santrock, 2007). Rentang 18-22 tahun dikelompokkan usia remaja akhir yang akan
memasuki usia dewasa awal yang mengalami perubahan fisik, kognitif dan psikososial (Papila, dkk, 2009). Perkembangan kognitif yang terjadi yaitu perubahan dalam pola berpikir yang abstrak dan logis (Provitae, 2006). Perkembangan kognitif terdiri atas perkembangan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan melalui jalur pendidikan (formal dan informal) (Dariyo, 2004). Teori piaget mengenai proses kognitif pada usia remaja akhir adalah remaja mulai termotivasi dan secara aktif mengkonstruksikan pola pikirnya menjadi lebih konkrit (Santrock, 2007). Secara teoritis, rentang usia pada penelitian ini termasuk dalam rentang usia remaja akhir yang menunjukkan adanya perubahan kognitif dalam pola pikir 78 78
yang logis, maka responden juga mengalami perubahan kognitif dan peningkatan penguasaan pengetahuan, serta ketrampilan termasuk tentang NNN. b. Jenis Kelamin Pada penelitian ini, Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 35 responden (53,0%), sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 responden (47,0%). Hamalik (2010), menjelaskan bahwa kemampuan untuk belajar dan menyerap informasi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perempuan jauh lebih unggul dari pada laki-laki dalam hal ingatan, penggunaan bahasa, manual dexterity, perhitungan angka dan kecepatan perseptual. Perbandingan gambaran karateristik dari responden menunjukkan jenis kelamin perempuan menjadi mayoritas responden dibandingkan laki-laki. Secaca teoritis, Hamalik (2010) menyebutkan kemampuan menyerap informasi dan belajar lebih unggul pada perempuan. Namun, Hasil penelitian ini hanya mencoba menunjukan jenis kelamin sebagai karateristik dari responden, bukan menjadi ukuran bahwa pada tempat penelitian menunjukkan jenis kelamin perempuan lebih unggul dari laki-laki. c. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 53 responden 79 79
(80,3%). Pengetahuan sebagai hasil dari tahu, merupakan faktor penting terbentuknya perilaku seseorang (Notoadmojo, 2010 Cit Nurjanatun, 2012). Oleh sebab itu, perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama dari yang tidak berpengetahuan. Tingkat Pengetahuan yang baik dari responden dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya dari usia responden, kurikulum, jenis kelamin, dan pengalaman. Saat ini usia responden adalah usia remaja akhir, yang sedang mengalami perubahan kognitif dalam menguasai pengetahuan dan ketrampilan untuk lebih baik (Dariyo, 2004). Hasil univariat didukung dengan hasil observasi peneliti, bahwa dari 30 asuhan keperawatan 17 asuhan keperawatan untuk aspek diagnosa sudah sesuai NANDA, sedangkan penentuan label NOC dan NIC masih kurang. Secara teoritis pengetahuan yang baik, seharusnya menunjukkan penguasaan yang baik pula. Namun, kemungkinan terdapat faktor lain dalam penguasaan NNN. Hal ini akan diperjelas dalam pembahasan penguasaan. Secara teknis pengetahuan yang baik dari responden, dapat dipengaruhi oleh kurikulum yang diberlakukan yaitu KBK. Kurikulum ini menjadikan peserta didik sebagai fokus pembelajaran, dengan memandirikan peserta didik untuk meningkatkan pengetahuannya yang bertujuan untuk menginterpretasikan masalah 80 80
secara komprehensif (Sudajwardi, 2010). Hal ini juga termasuk pengetahuan tentang NANDA, NOC, dan NIC (NNN). Mayoritas responden adalah perempuan, sesuai dengan pernyataan Hamalik, (2010) yang mengatakan kemampuan mengingat perempuan jauh lebih unggul dibandingkan laik-laki. Hal inilah berkemungkinan juga dapat mempengaruhi hasil tingkat pengetahuan yang baik dari responden Saat PKK, responden sudah baik menggunakan pengetahuannya untuk menganalisis diagnosa pada pasien. Hal ini terlihat dengan hasil observasi yang baik dari penegakan diagnosa sesuai NANDA Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan baik adalah pengalaman. Pengalaman didefinisikan sebagai suatu cara untuk menemukan kebenaran pengetahuan (Notoadmojo, 2003 cit Nurjanatun 2012). Mahasiswa semester VI memiliki 3 kali pengalaman PKK pada beberapa Rumah sakit di Yogyakarta dan Jawa Tengah, sehingga kemampuan pendokumentasikan asuhan keperawatan semakin meningkat. d. Berpikir Kritis Berdasarkan tabel 4.2 mayoritas responden memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik yaitu sebanyak 49 responden (74,2%). Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang sistematik berdasarkan pada pikiran yang rasional dan cermat serta penting bagi seorang profesional (Wong, dkk, 2008). Bagi seorang mahasiswa 81 81
keperawatan, kemampuan berpikir kritis diperlukan untuk
menyeimbangkan antara teori yang dipelajari dengan kejadian di lapangan. Secara statistik kemampuan berpikir kritis responden baik mengenai NANDA, NOC dan NIC. Hal ini dapat dipengaruhi oleh usia responden, metode pembelajaran PBL, dan kondisi fisik sebagai faktor pendukung observasi. Responden tergolong remaja akhir yang dalam teori Piaget menyebutkan bahwa remaja akhir telah mampu memecahkan permasalahan secara logis dan mampu berpikir ilmiah sebagai bentuk dari kemampuan berpikir kritis.(Santrok, 2007) Respondenpun telah dibiasakan belajar berpikir kritis lewat pembelajaran dengan metode problem based learning (PBL) dimana menggunakan kemampun berpikir kritis dalam menginterpretasikan kasus secara komprehensif termasuk dalam membuat dokumentasi asuhan keperawatan sesuai pedoman NANDA, NOC, dan NIC. Hal ini terlihat lewat tutorial yang selalu dilakukan pada mata kuliah sistem dengan melaksanakan brainstorming. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa responden telah menggunakan kemampuan berpikir kritis dalam penguasaan NANDA untuk menegakan diagnosa pada pasien. Namun, untuk penguasaan NOC dan NIC masih kurang saat PKK. Hal ini, dapat terjadi dikarenakan oleh penurunan kondisi fisik. Kondisi fisik yang baik akan membantu individu untuk memecahkan masalah secara rasional 82 82
(Mulyaningsih, 2011). Penurunan kondisi fisik dapat terjadi saat PKK, karena pembagian waktu yang tidak seimbang oleh mahasiswa dalam mengerjakan tugas asuhan keperawatan dan melaksanakan shift kerja di bangsal. Oleh sebab itu, dalam penguasaan NOC dan NIC belum dilakukan secara maksimal. e. Motivasi Belajar Tabel 4.2 menunjukkan motivasi belajar responden yang mayoritas adalah motivasi belajar baik yaitu 31 responden (74,0%), Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi sebagai dorongan atau kehendak dari dalam diri untuk melakukan suatu perbuatan dalam pencapaian tujuan tertentu (Hakim, 2010) dimiliki oleh responden. Motivasi responden yang baik dalam penelitian ini dapat dipengaruhi oleh usia, kemampuan peserta didik, dan faktor pendukung observasi yaitu kondisi lingkungan belajar dan kondisi fisik. Usia remaja akhir dalam teori Piaget menyebutkan bahwa remaja akhir memiliki motivasi secara aktif untuk mengkonstruksikan pola pikir menjadi konkrit (Santrock, 2007) Hal yang mempengaruhi motivasi belajar baik adalah kemampuan dari peserta didik itu sendiri, yang mana peserta didik dalam penelitian ini berusaha untuk mendapatkan IPS (Indeks Prestasi
Semester) yang baik dengan tujuan dapat mengambil semua mata kuliah di semester berikutnya. Oleh sebab itu, keinginan untuk belajar akan ditingkatkan. 83 83
Hasil observasi menunjukkan penguasaan akan NANDA cukup baik, namun penguasaaan NOC dan NIC masih kurang. Berdasarkan hasil univariat dan observasi, maka faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yaitu kondisi lingkngan belajar dan kondisi fisik. Menurut Suciati dan Prasetya, (2001) cit Nursalam, (2009) jika kondisi lingkungan belajar kondusif, dalam artian nyaman, tidak menimbulkan perasaan malas maka keinginan untuk belajar dapat muncul. Saat PKK, responden perlu untuk melakukan adaptasi lingkungan belajar, dikarenakan sebagian besar tempat PKK berada di luar Yogyakarta hingga ke Jawa Tengah. Oleh sebab itu, jika kondisi lingkungan belajarnya kurang nyaman, maka bisa mempengaruhi motivasi belajar repsonden. Selain itu, jika kondisi fisik dalam keadaan baik, maka akan mendukung pemusatan, gairah, dan keinginan dalam belajar. f. Metode Pembelajaran Hasil dari tabel 4.3 menunjukkan mayoritas responden menyatakan metode pembelajaran yang telah digunakan saat ini adalah baik yaitu 56 responden (84, 8%). Hal ini dapat dipengaruhi oleh penerapan kurikulum, kemampuan tenaga pengajar. Kurikulum yang sekarang diberlakukan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dimana kurikulum ini lebih menjadikan peserta didik sebagai fokus pembelajaran, dengan mengarahkan 84 84
peserta didik untuk menumbuhkan keinginan dan memikirkan sesuatu secara lebih mendalam (Sudjawardi, 2010). Mata kuliah sebelum penerapan KBK, belum dikelompokkan dan terpadu. Masih dipisahkan dengan praktikumnya. Namun, saat ini telah ada pengelompokkan mata kuliah sesuai dengan elemen kompetensi yang ingin dicapai setiap semester, sehingga memudahkan untuk mengukur kemajuan kompetensi yang diajarakan. Faktor berikutnya yang mempengaruhi adalah kemampuan tenaga pengajar. Tenaga pengajar pada prodi S1 Ilmu Keperawatan UNRIYO memiliki jenjang pendidikan hingga S2 dan spesialis. Hal ini, menunjukkan bahwa dari sisi jenjang pendidikan, tenaga pengajar yang ada sudah berkompeten. Hal ini, juga ditunjang dengan adanya tutorial atau yang dikenal dengan metode problem based learning (PBL) dalam setiap mata kuliah sistem dengan brainstorming
sebagai salah satu unsur dari metode seven jump terkait penyakit dan asuhan keperawatan sesuai pedoman NNN dan tenaga pengajar sebagai tutor. g. Penguasaan Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan penguasaan responden terhadap NNN yang mayoritas adalah penguasaan baik yaitu 23 responden (34,8%). Hasil ini menunjukan bahwa belum semua responden memiliki penguasaan NANDA, NOC, NIC yang baik. Hasil univariat ini, didukung dengan hasil observasi asuhan 85 85
keperawatan saat PKK yang menunjukkan penguasaan NANDA sudah baik, sedangkan penguasaan NOC dan NIC masih kurang. Hal yang mungkin menjadi penyebab presentase akan penguasaan NOC dan NIC kurang adalah kemampuan berbahasa inggris responden. Walaupun pembelajaran bahasa inggris hingga semester 8, tetapi kemampuan dari setiap individu untuk memahaminya berbeda-beda. Faktor lain yang berpengaruh yaitu lama waktu pembelajaran di kelas, yang terkadang tenaga pengajar dalam pembahasan asuhan keperawatan lebih cenderung menampilkan aspek diagnosa yang sesuai dengan NANDA dibandingkan menampilkan label NOC dan NIC yang seharusnya pada diagnosa tersebut dengan lama waktu sekitar 10-15 menit di akhir pembahasan penyakit. Faktor berikutnya yang mempengaruhi penguasaan adalah motivasi yang masih kurang dari mahasiswa untuk menggunakan label NOC dan NIC. Hal ini sesuai dengan analisis univariat yang menunjukan hanya separuh responden bermotivasi belajar baik. Faktor lainnya adalah konsistensi dari kemampuan peserta didik itu sendiri dalam berlatih pengaplikasian NNN, dan tenaga pengajar untuk memperbaharui pengetahuan dan penguasaan NNN. 86 86
2. Analisa Bivariat a. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Penguasaan NANDA, NOC, NIC pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI FIKES UNRIYO. Hasil penelitian dengan uji kolmogorov smirnov yang ditunjukan pada tabel 4.31 antara tingkat pengetahuan dengan penguasaan memiliki nilai signifikasi p = 0, 293 lebih besar dari (0,1) yang menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penguasaan NNN. Walaupun Notoadmojo, (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan domain kognitif yang berperan dalam pembentukan
perilaku seseorang. Secara teoritis, kemampuan kognitif diperlukan dalam menegakan diagnosis keperawatan yang tepat (Herdman, 2012). Penegakan diagnosis merupakan salah satu bentuk penguasaan pengaplikasan NNN. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan harapan peneliti dan teori yang mendukung hubungan antara tingkat pengetahuan dan penguasaan NNN. Namun kemungkinan, terdapat faktor yang mempengaruhinya yakni paparan media massa dan hubungan sosial. Responden memanfaatkan kecanggihan media saat ini. Paparan media masaa baik itu cetak maupun elektronik dapat menambah informasi dan mempengaruhi pengetahuan (Notoadmojo, 2003 cit 87 87
Nurjanatun, 2012). Informasi yang terpapar dapaat memberikan berbagai dampak positif dan negatif. Dampak positif dalam pemanfaatan media masaa adalah semakin meningkat pengetahuan responden karena melalu internet beragam informasi didapatkan. Namun, dampak negatif yang terjadi adalah sering kali asuhan keperawatan yang dibuat hanya mengambil dari situs-situs tidak resmi seperti blog. Padahal, tidak semua asuhan keperawatan pada blog telah sesuai dengan pedoman NNN. Faktor lainnya adalah hubungan sosial, yang mana Notoadmojo (2003) cit Nurjanatun, (2012) mengatakan hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu untuk meningkatkan pengetahuannya. Saat PKK mahasiswa membuat asuhan keperawatan dengan standar dari Clinical Instruktur (pembimbing lapangan) sebagai bentuk kewajiban untuk mendapatkan nilai. Namun, pembimbing lapangan hanya memfokuskan terhadap penegakan diagnosa sesuai NANDA dibandingkan dengan penentuan NOC dan NIC. Hal ini, sesuai dengan hasil observasi yang menunjukkan penguasaan NOC dan NIC mahasiswa masih kurang. Seringkali, dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat, jika telah disetujui, meskipun belum sesuai maka mahasiswa tidak akan memperbaikinya, karena mahasiswa merasa tidak memiliki kekuatan hubungan sosial untuk membantah atau menanyakannya. 88 88
b. Hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NNN Pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI FIKES UNRIYO Hasil penelitian seperti yang ditunjukan pada tabel 4.32 dengan uji kolmogorov-smirnov antara berpikir kritis dengan penguasaan NNN memiliki nilai signifikasi (P) = 1,000 lebih besar dari (0,1).
Hasil ini menunjukan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NNN. Hasil yang tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pemikiran kritis adalah bagian yang penting dari proses keperawatan, dimana perawat menggunakan proses pengambilan keputusan untuk menentukan diagnosa, menetapkan hasil yang diinginkan, dan memilih intervensi untuk mencapai kriteria hasil (Johnson, 2006 Cit Hye Jin Park, 2010) Hal yang mungkin menjadi penyebab tidak terdapat hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NNN terdiri dari beberapa faktor yaitu motivasi, kebiasaan, dan kondisi fisik sebagai faktor pendukung observasi. Motivasi sebagai dorongan dalam melakukan suatu perilaku mencapai tujuan tertentu masih belum dimiliki oleh semua responden, ditunjang dengan hasil tabulasi silang, menunjukkan motivasi belajar responden yang baik tehadap penguasaan NNN hanya separuh dari responden yaitu 31 responden (47.0%). Hal ini juga mempengaruhi hubungan dari kemampuan berpikir kritis 89 89
dengan penguasaan NNN. Jika motivasi yang dimiliki belum digunakan secara maksimal maka bisa menjadikan individu mengalami penurunan untuk menganalisis asuhan keperawatan sebagai bentuk berpikir kritis. Faktor selanjutnya adalah kebiasaan, dimana kebiasaan dapat menghambat penggunaan ide baru serta kreativitas (Mulyaningsih, 2011). Responden terjebak dalam rutinitas untuk memanfaatkan media masa dalam pembuatan asuhan keperawatan. Responden melupakan pembelajaran dengan menggunakan NANDA, NOC, dan NIC yang pernah diajarkan secara manual, dikarenakan telah membiasakan untuk memanfaatkan media. Kenyataannya pun, pengaplikasian NOC dan NIC di klinik masih kurang, hal ini ditunjang dengan data observasi. Maryam, dkk (2008) cit Mulyaningsih, (2011) menyebutkan bahwa kondisi fisik mempengaruhi pemikiran seseorang untuk lebih realistis dan rasional. c. Hubungan antara motivasi belajar dengan penguasaan NNN Pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI FIKES UNRIYO Hasil uji kolmogorov seperti yang ditunjukan pada tabel 4.3 antara motivasi belajar dengan penguasaan dengan nilai signifikasi (P) = 0,982 lebih besar dari (0,1). Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan penguasaan NNN. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan harapan 90
90
peneliti dan penelitian sebelumnya oleh Diyanto, (2007) yang menyebutkan motivasi sebagai salah satu faktor dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo, Semarang. Perbedaan hasil pada kedua penelitian ini adalah karena berbeda pada sampel penelitian. Pada penelitian ini sampelnya adalah mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran sehingga motivasi belajar yang dimiliki dipengaruhi oleh kecemasan dan perasaan . Faktor lain yang dapat mempengaruhinya adalah unsur dinamis pembelajaran. Unsusr dinamis pembelajaran adalah perhatian, ingatan, kemauan, dan pengalaman hidup yang mempengaruhi minat belajar (Nursalam, 2011). Responden kurang memiliki konsistensi, minat, perhatian untuk belajar secara langsung dan tidak langsung dalam penguasaan NNN. Hal ini dapat terlihat bahwa responden jarang membawa NOC dan NIC. Jika dianalisis ketebalan NOC dan NIC yang membuat responden tidak memiliki keinginan membawa NNN ke kampus atau saat sedang di bangsal. Tenaga pengajar dibedakan atas dosen dan pembimbing lapangan. Jika menghubungkan dengan keadaan saat PKK, tenaga pengajar salah satunya adalah pembimbing lapangan, cenderung kurang memperhatikan NOC dan NIC, fokus utama lebih pada penegakan diagnosa NANDA dan penanganan pasien secara klinis. 91 91 Faktor lainnya adalah ketika dosen pengajar melakukan supervisi, tidak bisa memberikan penjelasan secara mendetail tentang NNN kepada maahsiswa dikarenakan waktu yang singkat, dan faktor kondisi lingkungan belajar yang kurang nyaman bagi mahasiswa misalnya cuaca, air, makanaan yang berbeda dengan di Yogyakarta sehingga menyebabkan motivasi belajar menjadi tidak konsisten dan kurang baik.
d. Hubungan antara metode pembelajaran dengan penguasaan NNN pada Mahasiswa Keperawatan Semester VI FIKES UNRIYO. Hasil penelitian seperti yang ditunjukan pada tabel 4.3 hasil uji uji kolmogorov-smirnov antara berpikir kritis dengan penguasaan dengan nilai signifikasi (P) = 0,997 lebih besar dari (0,1). Hasil ini menunjukan tidak ada hubungan antara metode pembelajaran dengan penguasaan NNN. Kautz, dkk (2006) menyebutkan bahwa metode pembelajaran merupakan strategi pembelajaran untuk mendorong siswa menggunakan penalaran klinis dan ketrampilan untuk mampu menggunakan NNN. Secara konseptual tidak terdapat hubungan antara metode pembelajaran dengan penguasaan NNN dapat dikarenakan oleh kemampuan dari peserta didik itu sendiri dan kurang referensi.
Untuk kemampuan peserta didik secara statistik univariat menunjukkan tingkat pengetahuan NNN baik, namun jika dilihat dari data observasi menunjukkan penguasaan NNN hanya baik pada penguasaan NANDA, dan kurang di NOC dan NIC, hal ini karena kemampuan berbahasa inggris yang kurang, serta motivasi 92 92
belajar yang belum konsisiten dan maksimal dimiliki oleh semua responden. Lama waktu Pembahasan mengenai asuhan keperawatan dengan pedoman NNN di kelas cenderung hanya selama 10-15 menit di akhir pembahasan penyakit, kurang menampilkan contoh label NOC dan NIC yang sesuai dengan diagnosa. Slide yang ditampilkan, cenderung hanya pada diagnosa yang ditegakan, dan lebih menekankan terhadap penyusunannya, dibanding pada pengaplikasian penggunaanya. Faktor kurangnnya referensi dikemukakan Kautz,dkk (2006) yang menjelaskan bahwa perlu ada pembuatan situs resmi atau website sebagai referensi untuk dapat merangkup keseluruhan asuhan keperawatan yang telah sesuai pedoman NANDA, NOC, NIC sehingga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Faktor ketiga ini dapat pula diaplikasikan di instansi ini untuk meningkatkan kemampuan akan penguasaan D. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, masih memiliki banyak keterbatasan. Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu : 1. Jumlah pernyataan pada kuisoner yang dibuat sebanyak 54 pernyataan, sehingga cenderung membuat responden enggan memahami dengan cermat setiap pernytaan dan mengisi sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. 93 93
2. Peneliti tidak dapat mengumpulkan 66 asuhan keperawatan dari responden, tetapi hanya mengumpulkan 30 asuhan keperawatan kelompok saat PKK 3 sebagai data pendukung. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan PKK 3 telah berlangsung di semester V, sehingga tidak disimpan kembali oleh responden. Oleh karena jumlah asuhan keperawatan yang kurang dari jumlah sampel seharusnya, maka membuat hasil observasi ini tidak dapat digeneralisasikan. 94 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian dilakukan pada 66 responden pada usia 19-22 tahun di Prodi S1 Ilmu Keperawatan UNRIYO. Berdasarkan hasil penelitian pada 66 responden dapat disimpulkan bahwa : 1. Mayoritas responden berada pada rentang usia 20-22 tahun sebanyak 98,5%, mayoritas jenis kelamin yaitu perempuan sebesar 53,0%. 2. Tingkat pengetahuan dari responden bermayoritas kategori baik 80,3%, berpikir kritis bermayoritas dengan kategori baik sebesar 74,2% dan, motivasi belajar bermayoritas dengan kategori baik sebanyak 47,0%, untuk metode pembelajaran kategori baik menjadi mayoritas sebesar 84,8%, dan untuk penguasaan, mayoritasnya kategori baik sebesar 34,8%, 3. Hasil analisis uji hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penguasaan NNN secara statistik menunjukan tidak terdapat hubungan dengan nilai signifikasi yaitu p= 0,293>0.1. 4. Hasil analisis uji hubungan antara berpikir kritis dengan penguasaan NNN secara statistik tidak terdapat hubungan dengan nilai signifikasi yaitu p= 0,261>0.1. 95 95
5. Hasil analisis uji hubungan antara motivasi belajar dengan penguasaan NNN secara statistik tidak terdapat hubungan dengan nilai signifikasi yaitu p= 0,982>0.1. 6. Hasil analisis uji hubungan antara metode pembelajaran dengan penguasaan NNN didapatkan hasil bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan dengan nilai signifikasi yaitu p= 0,997>0.1. B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Pengembangan sumber referensi mengenai NANDA, NOC, NIC sebagai fasilitas yang dapat dipergunakan mahasiswa Program Studi SI Ilmu Keperawatan. 2. Bagi Dosen a. Pemberian pelatihan menguasai mengaplikasikan NNN lebih sering diadakan pada mahasiswa sehingga semakin mengasah kemampuan meguasai penaplikasikan NNN. b. Mewajibkan mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan untuk memiliki NNN dalam setiap mata kuliah tentang asuhan keperawatan. c. Menjadikan syarat untuk membawa NNN dalam mengikuti mata kuliah yang berkaitan dengan penguasaan NNN. 96 96
3. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa harus meningkatkan motivasi belajar dengan sering
melakukan latihan mengaplikasikan NANDA, NOC, dan NIC secara manual baik itu indvidual maupun bersama dengan kelompok . b. Mahasiswa harus lebih sering memanfaatkan situs resmi yang sudah dipublikasikan seperti jurnal keperawatan tentang NNN dibandingkan mengambil dari situs tidak resmi seperti blog. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian tentang penguasaan NNN dapat melakukan penelitian untuk mencari tahu faktor-faktor seperti tingkat pengetahaun, berpikir kritis, motivasi belajar, metode pembelajaran, sarana, paparan media massa yang berhubungan dengan penguasaan NNN secara lebih detail dengan metode kualitatif. 97 97
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian. Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. Aqib, Z, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta, CV. Bulechek, Gloria et al. (2008). Nursing Intervention Classification.Fifth Edision.USA: Library Of Catalong. Carpenito. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC. Clarke, Marry.Implementation Of Nursing Standar Languange: NANDA, NIC, NOC. Dahlan. 2012. Analisis Multivariat Regresi Logistik. Jakarta: Epidemologi Kesehatan. Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa. Jakarta: Grasindo. Diyanto, Yahyo. ( ). “Analisis Faktor-Faktor Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang”. Skripsi, Universitas Diponegoro. Dipublikasikan Hakim. (2010). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Niaga Swadaya. Hamalik, O. (2010). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algerindo.