PENGUJIAN KEABSAHAN DATA (VALIDASI AHLI) EKRANISASI CERPEN FILOSOFI KOPI KARYA DEWI LESTARI KE DALAM FILM FILOSOFI KOPI SUTRADARA ANGGA DWIMAS SASONGKO
Tim Ahli
Pembagian cerita
No 1.
: Dr. Sri Widayati, M.Hum. : Dewi Ratnaningsih, S.Pd., M.Pd. Data cerpen
Data film
Pada cerpen, diawali dengan pengenalan tokoh Ben yang rela berkeliling dunia untuk mendapat-kan ilmu dari barista-barista terhebat. Hal itu dilakukan Ben karena ingin mengetahui cara yang tepat dalam membuat berbagai macam kopi. Berikut kutipannya.
Pada film, adegan pertama menampilkan tokoh Ben yang sedang sibuk meracik kopi dengan alat-alat yang modern untuk disuguhkan kepada pengunjung kedai. Selain itu ditampilkan juga tokoh Pak Seno, seorang petani kopi dengan cara yang sederhana sedang mengolah bijibiji kopi untuk dijadikan secangkir minuman dan disuguhkan kepada pengunjung warung (2/EPv/C/1/I/iii).
Bagian satu Ben pergi berkeliling dunia, mencari koresponden di mana-mana demi mendapatkan kopi-kopi terbaik dari seluruh negeri. Dia berkonsultasi dengan pakar-pakar peramu kopi dari Roma, Paris, Amsterdam, London, New York, bahkan Moskow (1/EPv/C/1/II/i).
Ekranisasi Perubahan variasi (cerita) Peristiwa pada adegan pembuka film mengalami perubahan variasi cerita. Film menghadirkan adegan pembuatan kopi dengan cara modern dan tradisional, sedangkan pada cerpen hanya diceritakan tentang Ben yang berkeliling dunia untuk belajar mengenai kopi.
Tanggapan ahli 1.Perhatikan pemenggalan kata. 2.Cantumkan rumusan kode yang sudah dibuat pada teknik analisis data. 3.Hindari pengulangan kata yang sama dalam satu kalimat.
2.
Adegan selanjutnya, menampilkan tokoh yang membantu Ben dan Jody dalam menjalani usaha kedai kopi. Tokoh tersebut, yaitu Nana sebagai pelayan pengantar kopi kepada pengunjung, Arga dan Aldi membantu Ben dalam meracik kopi (2/EPn/T/1/I/xii). Setelah kedai tutup, Jody pulang ke rumah kontrakan. Kemudian datang Cici, teman Jody (2/EPn/T/1/II/iii).
3.
4.
5.
Kedatangannya memberi tahu bahwa usaha mencari pinjaman yang dibutuhkan Jody untuk membayar cicilan hutang tidak mendapatkan hasil. Jody pusing memikirkannya karena hutang yang ditinggali ayahnya senilai 800 juta sudah jatuh tempo (2/EPn/C/1/II/iv). Kedai yang dibuka bersama Ben dan Jody bernama Kedai Koffie Ben & Jody (1/EPc/C/3/I/ii).
Nama kedai itu ditulis pada jendela kaca besar dengan hurufhuruf dicat dengan arsitektur zaman Belanda. Ben membuat kartu filosofi untuk dibagikan kepada pengunjung.
Cici sebagai teman Jody memberi saran untuk menjual kedai Filosofi Kopi. Uang hasil penjualan dapat digunakan untuk melunasi hutang. Lalu Jody dapat mencari pekerjaan lain dengan mengandalkan ijazah yang didapat dari pendidikan yang diselesaikan di luar negeri (2/EPc/C/1/II/v).
Penambahan (tokoh) Pada film ada penambahan tokoh Nana, Arga, dan Aldi, sedangkan pada cerpen tidak ada.
1. Perhatikan penggunaan tanda baca dan rapihkan tabel
Penambahan (tokoh)
1. Bedakan antara kutipan dalam film maupun cerpen dengan penjelasan dari data yang ditulis.
Tokoh Cici yang dihadirkan dalam film tidak ditemukan di dalam cerpen. Penambahan (cerita) Peristiwa hutang Ayah Jody yang baru diketahui setelah ayahnya meninggal dan waktu untuk membayar sudah jatuh tempo.
2. Perhatikan penggunaan huruf kapital.
Penciutan (cerita) Peristiwa penggunaan nama kedai dalam cerpen tidak ditampilkan dalam film.
1.Hindari katakata bahasa sehari-hari dalam tulisan ilmiah.
Nama kedai yang digunakan pada cerpen, yaitu kedai Koffie Ben dan Jody kemudian berganti nama menjadi kedai Filosofi Kopi.
2. Perhatikan pengetikan antara kutipan dan penjelasan.
Kartu tersebut disesuaikan dengan kopi yang dipesan sehingga nama kedai pun kembali berubah.
Namun, yang digunakan pada film dari awal cerita sampai akhir, yaitu kedai Filosofi Kopi.
Puncaknya, dia mengganti nama kedai kopi kami menjadi: Filosofi Kopi Temukan Diri Anda di Sini (1/EPc/C/3/I/ii).
6.
7.
Perubahan variasi (latar waktu)
Setelah setahun lalu, aku resmi menjadi partner kerjanya. Berdasarkan asas saling percaya antar sahabat ditambah kenekatan berspekulasi, kuserahkan seluruh tabunganku menjadi saham di kedainya (1/EPv/Lw/2/II/i).
Namun Jody keberatan dengan saran Cici, ia tidak bisa meninggalkan Ben. Selama 12 tahun, Jody yang menemani Ben hidup dan menjalani usaha kedai secara bersama-sama (2/EPv/Lw/1/II/v).
Di dalam cerpen, Jody merupakan tokoh yang bertugas sebagai kasir yang tempatnya di sudut belakang berbeda dengan Ben yang posisinya di tempat strategis yaitu di depan. Berikut kutipannya
Adegan pada film, Jody sebagai kasir di kedai Filosofi Kopi berada di depan sejajar dengan posisi Ben (2/EPv/Lt/2/V/i).
Perubahan variasi (latar tempat)
Ben sedang meracik kopi tubruk pesanan pengunjung kedai. Ben tidak lupa untuk memberikan kartu filosofi
Penciutan (cerita) Peristiwa Ben pada cerpen memberikan perbedaan caffe latte
Cerita pada film menampilkan hubungan Jody dan Ben yang sudah terjalin selama 12 tahun. Pada cerpen kedekatan Ben dan Jody diceritakan baru terjalin satu tahun.
Tempat dalam cerpen menjelaskan posisi Jody berada di belakang, tetapi pada film posisi Jody berada di depan.
1. Perhatikan penggunaan huruf miring dan huruf kapital.
1. Perhatikan pilihan kata yang digunakan dan penempatan tanda baca.
Jody. J-o-d-y. Kau dapat menemuinya di tempat yang kurang menarik, yakni di belakang mesin kasir atau di pojokan bersama kalkulator (1/EPv/Lt/2/III/i).
8.
Hal yang unik dari Ben pada cerpen, yaitu setiap kopi yang dibuatnya memiliki filosofi. Ia
Hindari pembuatan kalimat yang
dapat membedakan cafelatte dan capuccino. Berikut kutipannya. “Berbeda dengan cafe latte, walau penampilannya cukup mirip. Untuk cappuccino, dibutuhkan standar penampilan yang tinggi. Mereka tidak boleh kelihatan sembarangan. Kalau bisa terlihat seindah mungkin” (1/EPc/C/4/V/i).
9.
kopi tubruk kepada pengunjungnya. Kemudian datang seorang wanita yang menanyakan tentang kopi cappuccino. Setelah menjelaskan filosofi cappuccino, Ben mendapatkan pesanan untuk membuat kopi espresso (2/EPc/1/I/ix).
dan cappuccino, tetapi pada film Ben hanya menjelaskan kopi cappuccino saja tidak menyinggung kopi caffe latte.
membingungkan pembaca (kalimat tidak efektif)
Saat Jody ingin membuka kedai, ia kedatangan seorang laki-laki berlogat Batak untuk menagih hutang yang sudah jatuh tempo (2/EPn/T/1/IV/ii).
Penambahan (tokoh)
Perhatikan penggunaan huruf kapital yang digunakan untuk penulisan nama/suku
Pria Batak yang kehadirannya hanya ada di film. Penambahan (cerita)
10.
11.
Jody mengatakan akan membayar secepatnya, tetapi orang Batak tersebut mengancam. Berkas-berkas kedai akan dibawa ke pengadilan jika Jody telat membayar (2/EPn/C/1/IV/iii). Setelah kedai buka, datang pengunjung anak muda bersama temannya untuk minum kopi sambil internetan. Namun, kedai tidak dilengkapi wifi dan pemuda itu tidak jadi minum kopi. Hal itu membuat Jody berinisiatif untuk memasang wifi dengan alasan untuk menambah pemasukkan kedai, tetapi rencana Jody ditolak Ben. Menurut Ben, yang dapat
Peristiwa hutang yang jika tidak dibayar dengan tepat waktu akan diperkarakan dan diselesaikan secara hukum Penambahan (cerita) Peristiwa yang dihadirkan dalam film yaitu pemasangan wifi untuk menambah pemasukan kedai
Hindari pemilihan kata-kata yang tidak tepat dalam tulisan ilmiah. Perbaiki kalimat yang belum efektif.
12.
13.
menarik pengunjung datang ke kedai adalah dengan menyuguhkan minuman kopi dari biji terbaik (2/EPn/C/2/VI/i). Adegan selanjutnya, yaitu dihadirkan tokoh El (seorang wanita) yang sedang berbincang-bincang dengan pria berkebangsaan Jerman, El membahas tentang buku yang akan ia tulis (2/EPn/T/2/IX/i).
Di depan kedai, Jody kedatangan Bang Norman yang membawa berbagai jenis kopi. Tidak lama kemudian, Ben datang untuk menanyakan kopi apa saja yang dibawa Bang Norman (2/EPn/T/2/X/i).
Penambahan (tokoh)
Konsisten pada penulisan kode
Hadirnya tokoh El dalam film tidak ditemukan dalam cerpen Penambahan (cerita) Peristiwa El yang sedang menulis buku tentang kopi Penambahan (tokoh) Bang Norman yang hadir pada film, tetapi tidak ada di dalam cerpen
Perhatikan penggunaan huruf kapital
Penambahan (cerita)
14.
Saat Jody dan Ben sedang makan di warung makan, Jody memberikan
Peristiwa adegan pada film menampilkan biji-biji kopi yang dipakai Ben berasal dari Bang Norman, tetapi dalam cerpen tidak dijelaskan dari mana Ben mendapatkan biji-biji kopi yang diolah menjadi minuman. Hindari Penambahan mengulang kata(latar tempat)
satu bungkus kopi gayo yang diinginkan Ben. Kopi itu dibeli dari Bang Norman (2/EPn/Lt/2/XI/ii). 15.
Jody mengutarakan keinginannya untuk membuka kedai pada jam makan siang. Alasan Jody, yaitu untuk menambah pemasukan kedai. Keuangan yang semakin menipis ditambah hutang yang sudah jatuh tempo membuat Jody berpikir hal-hal yang dapat menambah pemasukkan kedai. Lalu Jody memberi masukan untuk memecat Nana dengan alasan penghematan pengeluaran. Namun, Ben menolak karena Nana sudah dianggap seperti keluarga. Akhirnya Ben menyetujui saran Jody untuk membuka kedai pada jam makan siang (2/EPn/C/2/XII/ii). Ben kedatangan seorang pengunjung pria perlente berusia 30 tahunan untuk meminum kopi yang memiliki filosofi kesempurnaan hidup.
16.
Berikut kutipannya. Dia mulai bercerita. Sore tadi, dia kedatangan seorang pengunjung, pria perlente berusia 30 tahunan. Di hadapan
Malam hari, Ben diwawancarai reporter wanita tentang kedainya. Tidak lama kemudian datang seorang wanita lainnya yang ingin bertemu dengan Ben. Wanita itu datang bersama bosnya (Hadi Surya), seorang pengusaha di bidang properti yang berusia 50 tahunan (2/EPv/T/3/XIII/ii).
Warung makan yang dihadirkan dalam film tidak ditemukan dalam cerpen. Penambahan (cerita)
kata yang sama dalam satu kalimat. Hal itu membuat kalimat menjadi tidak efektif.
Peristiwa pada adegan film memperlihatkan Jody yang memberi saran kepada Ben untuk meningkatkan pendapatan kedai dengan cara membuka kedai pada jam makan siang atau memecat pegawai untuk menghemat pengeluaran. Akhirnya Ben menyetujui untuk membuka kedai pada jam makan siang.
Hindari pembuatan Pria yang menantang Ben dalam kalimat yang cerpen adalah pria perlente yang menyebabkan berumur 30 tahunan, sedangkan pembaca pada film adalah seorang bos yang kesulitan berumur 50 tahunan memahami informasi yang akan Perubahan variasi (cerita) Perubahan variasi (tokoh)
mereka, dia bertanya kepada Ben tepatnya, mengumumkan keras-keras. Di kedai ini, ada tidak kopi yang punya arti: kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup! (1/EPv/T/8/VI/i).
Namun, dalam daftar menu di kedai tidak ada kopi semacam itu. Akhirnya, pria tersebut menantang Ben. Jika ia berhasil, uang 50 juta sebagai imbalan akan diberikan kepada Ben. Berikut kutipannya.
17.
18.
Dia ditantang pria itu untuk membuat kopi dengan rasa sesempurna mungkin. “Kopi yang apabila diminum akan membuat kita menahan napas saking takjubnya, dan cuma bisa berkata hidup ini sempurna. Pria itu menjelaskan dengan ekspresi kagum yang mendalam, kemungkinan besar sedang membayangkan dirinya sendiri dan gongnya dia menawarkan imbalan sebesar 50 juta. (1/EPv/C/10/I/i)
Saat Ben dan Jody sedang berbincang-bincang di kursi bar, Ben bercerita bahwa ia kedatangan seorang pengunjung. Berikut kutipannya. Dan, yang kupikir sudah luar biasa ternyata belum apa-apa. Malam itu Ben mengungkap-kannya kepadaku, saat
disampaikan. Nominal uang yang ditawarkan kepada Ben pada cerpen senilai 50 juta, tetapi di dalam film senilai 100 juta. Buat kalimat secara sederhana agar mudah dipahami. Perubahan variasi (cerita) Perhatikan Peristiwa dalam cerpen, Ben penggunaan ditantang untuk membuat kopi ejaan. yang memiliki filosofi tentang Ketika Ben sudah di hadapan bos itu, gambaran diri. Namun pada film, ia menantang Ben untuk membuat satu Ben ditantang untuk membuat kopi house blend yang terbaik di kopi yang akan disuguhkan Jakarta. Imbalan 100 juta akan kepada seorang investor untuk memenangkan sebuah tender yang diberikan kepada Ben jika ia sedang diincar seorang pengusaha berhasil membuat kopi tersebut. (2/EPv/C/3/XIII/viii). bernama Hadi Surya. Saat Ben sedang makan malam di rumah kontrakannya, ia menyerahkan sebuah kartu nama kepada Jody. Ben mengatakan bahwa ia ditantang untuk membuat house blend. Jika berhasil, 100 juta akan diterima Ben (2/EPv/Lt/3/XIV/ii ).
Perubahan variasi (latar tempat)
Tempat Jody dan Ben mengobrol pada cerpen yaitu di kursi bar, tetapi pada film di kontrakan.
Perhatikan diksi yang tepat dalam kalimat.
kami menghirup kopi panas pertama kami, larut malam di kursi bar. Jody hari ini aku mendapat tantangan besar (1/EPv/Lt/8/III/ii)
19.
Jody mendukung Ben untuk mengambil tantangan tersebut. Berikut kutipannya. Kalau begitu, buat apa pikir-pikir lagi. Sikaaat! Seruku berkobar-kobar. Terbayang pengembangan apa saja yang bisa dibuat dengan 50 juta di tangan (1/EPv/C/10/III/i).
20.
Jody seketika mengucapkan Golden ticket. Menunjukkan kartu yang diterimanya dari Ben. Dengan menerima tantangan itu, uang yang diterima dapat digunakan untuk mencicil hutang yang sudah jatuh tempo (2/EPv/C/3/XIV/v).
Perubahan variasi (cerita)
Ben yang ditemani Jody menemui bos yang menantangnya di lapangan golf. Ben menyetujui tantangan yang diberikan dengan syarat bos tersebut menambahkan nol satu lagi dalam cek menjadi 1 milyar. Bos itu menyetujui syarat yang diajukan Ben (2/EPn/Lt/3/XV/i).
Penambahan (latar tempat)
Jody marah karena Ben membuat keputusan sendiri dengan mengubah nominal 100 juta menjadi 1 milyar. Jody takut Ben akan kalah dalam tantangan tersebut. Namun, Ben yakin bahwa ia akan memenangkan tantangan tersebut dan dapat melunasi hutang kedai. Selain itu, Ben memiliki
Peristiwa pada film tentang uang yang digunakan untuk mencicil hutang, sedangkan pada cerpen untuk pengembangan kedai.
Lapangan golf yang ada di film tidak ditemukan di dalam cerpen. Penambahan (cerita) Peristiwa Ben yang mengubah nominal uang tantangan menjadi 1 milyar dengan alasan untuk mengembangkan usaha.
Perhatikan kutipan yang dicantumkan dengan penjelasan yang dibuat
Perhatikan pilihan kata yang digunakan. Kalimat kehilangan subjek.
keinginan membeli tanah yang terletak di belakang kedai untuk mengembangkan usaha. Ia pun ingin membuat sekolah barista seperti yang ada di Thailand. (2/EPn/C/3/XVI/i) 21.
Setelah menemui penantangnya, Ben meminta kepada Jody untuk menemaninya menghadiri acara pelelangan biji kopi. Ben ingin mem-beli biji kopi terbaik yang akan dipakainya untuk membuat kopi yang dapat mengantarkannya mendapatkan uang 1 milyar. Siang hari di tempat pelelangan, Jody dan Ben datang untuk mencicipi kopi dari jenis terbaik. Ramai orang datang. (2/EPn/Lt/4/XVIII/iii).
Ben bekerja keras untuk meracik kopi dengan alat-alat canggih miliknya. Malam hari, ia meminta Jody untuk datang ke kedai mencicipi kopi buatannya. Berikut kutipannya.
22.
Ben tahu-tahu meneleponku, memaksaku datang ke kedai. Ke depan batang hidungku, dia menyodorkan sebuah
Setelah dari acara pelelangan, Ben berhasil memenangkan acara pelelangan dengan mendapatkan kopi yang ia inginkan dengan harga 70 dollar. Sesampainya di kedai, ia meracik kopi dengan teknik yang tepat (2/EPn/C/4/XIX/i).
Penambahan (cerita) Peristiwa Ben yang mencari biji kopi terbaik untuk membuat kopi yang akan disajikan kepada pria investor.
Penambahan (latar tempat) Tempat pelelangan yang ada di dalam film tidak ditemukan di dalam cerpen. Konsisten pada Penambahan (cerita) Peristiwa Ben yang memenangkan kode yang kopi yang ia inginkan, sedangkan digunakan. tidak ada di dalam cerpen
Penambahan (tokoh) Kopi telah tersaji dalam gelas yang
Sesuaikan kutipan dengan kajian ekranisasi yang dibahas.
gelas ukur. Ada kopi hangat di dalamnya. “Coba cium” (1/EPn/T/11/III/ii).
Setelah meminum kopi buatan Ben, Jody memperlihatkan ekspresi senang karena kopi yang diminumnya enak. Ben telah berhasil membuat kopi yang diinginkan penantangnya. Kemudian kopi itu diberi nama Ben’s Perfecto. 23.
Bagian dua
Setelah Ben berhasil membuat kopi dengan rasa yang enak, Ben menghubungi penantangnya untuk datang ke kedai. Berikut kutipan. Pukul empat sore penantang itu datang bersama isterinya. Disaksikan semua pelanggan yang sengaja kami undang, Ben menyuguhkan secangkir kopi Ben’s Perfecto pertamanya dengan raut tegang. Pria itu menyeruput menahan nafas kemudian menghembuskannya lagi sambil berkata pelan, hidup ini sempurna. Pria itu mengeluarkan selembar cek. “Selamat, kopi ini perfect, sempurna” (1/EPc/C/13/II/i).
Kini kopi Ben’s Perfecto menjadi minuman favorit di kedai. Pendapatan kedai mengalami
berjumlah empat dan diberikan kepada Jody, Nana, Aldi, Arga untuk diminum. Tiba-tiba mereka berkata, “Perfecto.” Kopi buatan Ben memiliki rasa yang enak (2/EPn/T/4/XIX/v).
Tokoh yang hadir dalam film, yaitu Nana, Aldi, dan Arga yang mencicipi kopi buatan Ben, tetapi pada cerpen hanya Jody yang mencicipi kopi.
Pagi hari kedai tampak sibuk. Ramai orang datang dan banyak yang memesan Ben’s Perfecto. Nana tampak sibuk mengantar pesanan. Aldi dan Arga membantu Ben di bar. Sementara Jody sedang sibuk di mesin kasir (2/EPc/C/4/XX/v)
Penciutan (cerita) Peristiwa pada cerpen, Ben menelepon penantangnya dan hal tersebut tidak dihadirkan dalam film.
Perhatikan tanda baca yang digunakan.
peningkatan hingga berlipat ganda karena pengunjung ramai datang ingin mencicipi kopi Perfecto. 24.
Setelah Ben berhasil memenangkan uang 50 juta itu, Jody menemani Ben yang sedang di bar. Jody ingin melihat ekspresi orang-orang yang mencicipi ramuan spektakuler Ben’s Perfecto. Tidak lama kemudian datang pengunjung yang tidak dikenal Ben. Berikut kutipannya.
Bagian tiga Ben sangat hapal pengunjung yang datang di kedainya. Sesaat kemudian seorang pria setengah baya masuk. Agak canggung dia membenarkan posisi duduknya, celingak-celinguk mempelajari tempat kami lalu perlahan membuka koran yang dia kempit (1/EPv/T/14/II/i). Dengan senang hati, Ben membuatkan Perfecto untuk bapak itu. Setelah siap dan minum seteguk, bapak itu meletakkan cangkir dan kembali membuka halaman korannya (1/EPv/T/16/II/i).
Namun, Ben tidak menyangka kopi yang melambangkan kesempurnaan itu dianggap biasa saja oleh bapak tersebut.
Malam hari kedai Filosofi Kopi kedatangan El (seorang wanita) yang sedang mewawancarai Jody tentang kopi Ben’s Perfecto. Tidak lama kemudian Ben datang menyuguhkan kopi Ben’s Perfecto untuk El. Setelah menghirup aromanya, El meminum kopinya dan langsung melanjutkan obrolan dengan Jody (2/EPv/T/5/XXI/iv). Tiba-tiba Ben memutus obrolan karena El tidak menanggapi rasa Ben’s Perfecto. El hanya mengatakan bahwa kopi Ben’s Perfecto not bad. Selanjutnya El memberi tahu kepada Ben bahwa kopi enak yang pernah diminumnya ada di daerah Ijen.
Perubahan variasi (tokoh) Cerpen menampilkan tokoh pria paruh baya yang datang ke kedai untuk minum kopi. Namun pada film, berganti dengan seorang wanita cantik bernama El.
Buatlah kalimat efektif agar pembaca mudah memahami informasi yang disampaikan. Bedakan antara kalimat majemuk tunggal dan majemuk bertingkat.
25.
26.
27.
28.
Ketika pria paruh baya tersebut mengatakan kopi buatan Ben rasanya tidak jauh berbeda dengan kopi yang pernah ia minum, Ben langsung menanyakan alamat tempat kopi yang memiliki rasa yang lebih enak dari perfecto. Ben seketika membuat keputusan. Jo, tengah hari kita tutup. Temani aku pergi ke suatu tempat. Bawa perlengkapan untuk beberapa hari (1/EPv/T/17/IV/i).
Malam hari, Jody membicarakan profesi El sebagai food blogger yang berpredikat Q-graider. Ben marah pada Jody karena ia tidak suka kopinya dibandingkan dengan kopi yang dibuat oleh petani kampung (2/EPn/C/5/XXII/ii). Jody penasaran dengan perkataan El yang mengatakan bahwa kopi tiwus memiliki rasa yang lebih enak dari Ben’s Perfecto. Kemudian Jody mengajak Ben untuk mencari kopi tiwus, tetapi Ben menolak (2/EPv/T/5/XXII/ii).
Penambahan (cerita)
Keesokan harinya, Jody menemani seorang fotografer yang sedang memotret bagian demi bagian kedai. Jody berencana akan menjual kedai karena Ben tidak mau diajak mencari tiwus (2/EPn/C/5/XXIII/ii).
Penambahan (cerita)
Malam hari saat Jody di kedai dan Ben sedang sibuk, tiba-tiba Nana menumpahkan biji-biji kopi yang ada di dalam karung. Ben yang melihat kejadian itu teringat pada masa lalunya ketika ayahnya yang merupakan petani
Penambahan (cerita)
Perhatikan diksi yang digunakan.
Peristiwa Jody yang mencari tahu tentang pekerjaan El di google
Perubahan variasi (tokoh) Pada cerpen, Ben yang ingin mencari kopi tiwus, tetapi di dalam film Jody yang ingin mencari kopi tiwus.
Peristiwa Ben pada film yang tidak ingin mencari tiwus, sehingga Jody berencana menjual kedai. Namun, Pada cerpen tidak ada peristiwa tersebut.
Peristiwa Nana yang mengalami musibah. Peristiwa tersebut membuat Ben mau mencari kopi tiwus
Hindari penulisan satu paragraf satu kalimat. Hal itu membuat kalimat menjadi tidak efektif.
kopi dipukuli oleh orang-orang yang ingin merebut lahannya. Nana meminta maaf kepada Jody karena tidak sengaja menumpahkan biji-biji kopi. Ia panik karena mendapat berita bahwa suaminya kecelakaan dan sekarang dirawat di rumah sakit. Jody dan Ben ke rumah sakit untuk melihat kondisi suami Nana. Ben hanya terdiam menyaksikan Nana yang sedih karena mengalami kesulitan keuangan untuk biaya operasi suaminya (2/EPn/C/5/XXIV/ii).. 29.
Bermodalkan peta yang dibuat pria paruh baya itu, Jody menemani Ben untuk memenuhi obsesinya menemukan kopi yang lebih enak yang dikatakan pria paruh baya itu. Hari yang semakin gelap, membuat Jody dan Ben menginap di Klaten semalam. Keesokan paginya, Ben yang menyetir mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Pagi harinya, Ben memutuskan untuk ikut Jody mencari kopi tiwus. Jody yang menyetir mobil, sementara Ben duduk di belakang (2/EPv/Lt/6/XXVI/i).
Perubahan variasi (latar tempat) Pada cerpen Ben yang menyetir mobil, tetapi pada film Jody yang mengemudikan mobil. Penciutan (cerita) Peristiwa Ben dan Jody yang menginap di Klaten dalam cerpen, tetapi tidak dihadirkan di
Bedakan antara kutipan dengan penjelasan dan perhatikan tanda baca yang digunakan.
Berikut kutipannya.
dalam film
Ben mengambil alih kemudi. Aku sudah tahu kenapa kita nyasar kemarin. Ada satu belokan yang tidak kulihat (1/EPv/Lt/18/IV/ii).
30
31.
Bermodalkan peta yang dibuat pria paruh baya itu, Jody menemani Ben untuk memenuhi obsesinya menemukan kopi yang lebih enak yang dikatakan pria paruh baya itu. hari yang semakin gelap, membuat Jody dan Ben menginap di Klaten semalam (1/EPc/18/IV/i). Setelah itu, Ben bertanya kepada seorang perempuan yang melintas untuk menanyakan lokasi yang menjual kopi yang enak. Perempuan itu menunjukkan jalan dan memberi tahu kopi itu adalah kopi tiwus. Berikut kutipannya. Setelah Ben bertanya kepada seorang perempuan yang melintas, Ben seperti kerasukan setan. Jalanan becek dan berlubang itu dilewatinya dengan kecepatan jalan tol. Tinggal aku yang sekuat tenaga menahan mual (1/EPv/T/19/VII/i).
Penciutan (cerita) Daerah Klaten pada cerpen tidak ditampilkan pada film
Jody dan Ben pergi mencari tiwus Perubahan variasi (tokoh) ditemani El karena ia sudah pernah ke warung Pak Seno Di dalam cerpen, Ben yang tidak (2/EPv/T/6/XXVIII/ii). mengetahui alamat warung Pak Seno bertanya pada seorang perempuan yang ditemuinya di jalan. Namun pada film, digantikan El yang mengetahui lokasi warung Pak Seno.
Hindari penggunaan bahasa daerah dalam tulisan ilmiah. Pilihlah bahasa yang sudah dibakukan.
32.
Dengan ramah Pak Seno menyambut Ben dan Jody yang sudah jauh-jauh datang dari Jakarta. Pak Seno membuatkan dua gelas kopi untuk Ben dan Jody dan menyuguhkan gorengan sebagai teman ngopi. Berikut kutipannya. Gorengannya sekalian dicoba Mas. Monggo. Aku menyomot satu pisang goreng. Masih ada beberapa lagi pringpiring berisi gorengan beraneka macam (1/EPv/C/21/I/i)
33.
34.
Setelah tersaji, Ben lebih dahulu meneguk kopi tiwus. Sejenak Jody terpaku menunggu reaksi yang muncul Jody pun meneguk kopi (1/EPv/C/21/V/i).
Setelah sampai di warung Pak Seno, El pertama kali keluar dari mobil dan menyapa Pak Seno. El memperkenalkan Jody dan Ben yang ikut bersamanya karena ingin mencoba kopi tiwus.
Perubahan variasi (cerita) Peristiwa makanan yang disuguhkan di dalam cerpen, yaitu gorengan. Namun, pada film kacang sangrai
Pak Seno memberikan tiga cangkir kopi dengan kacang sangrai yang masih hangat dan mempersilahkan untuk dimakan (2/EPv/C/6/XXVIII/viii). Saat Pak Seno mengeluarkan tiga gelas kopi, Jody dan El langsung meminum kopinya. Jody berkomentar walaupun ia bukan pecinta kopi, kopi buatan Pak Seno memiliki rasa yang enak. Namun, Ben belum meminumnya. Ia akan minum kopi tersebut setelah melihat proses pembuatannya (2/EPv/C/6/XXVIII/ix).
Perubahan variasi (cerita) Peristiwa pada film menampilkan Ben yang tidak mau minum kopi sebelum melihat proses pembuatannya. Berbeda dengan cerita cerpen
Pak Seno dan istrinya akhirnya pergi ke kebun kopi milik mereka untuk menemani Ben yang ingin melihat tanaman kopi (2/EPn/Lt/6/XXIX/ii).
Penambahan (latar tempat) Latar kebun kopi dalam film, tidak ditemukan dalam cerpen
Usahakan kalimat dibuat efektif. Jangan gunakan bahasa sehari-hari dalam tulisan ilmiah.
35.
36.
Ben membuat keputusan untuk menyerahkan cek 50 juta yang ia dapatkan untuk diberikan kepada Pak Seno. Namun, Jody menentangnya. Berikut kutipannya. “Tidak lagi, ketika kita sepakat memasukkannya ke dalam kapital yang akan digunakan untuk pengembangan kedai,” bantahku cepat. (1/EPv/C/24/VI/i).
Akhirnya Ben memutuskan untuk pulang. Berikut kutipannya. Namun, sampai langkah gontai kami berdua akhirnya menggiring kami masuk ke mobil, sampai lambaian Pak Seno mengantar kepergian kami kembali ke Jakarta. Secarik kertas itu tetap kugenggam erat-erat (1/EPv/C/24/IX/ii).
Setelah sampai di kebun kopi, Ben teringat masa kecilnya yang pernah diajak bapaknya ke kebun kopi. Saat itu Ben diberi tahu cara merawat pohon kopi yang benar untuk mendapatkan biji kopi terbaik. Tidak disadari Ben, ia meneteskan air mata karena terkenang masa lalunya (2/EPn/T/6/XXIX/iv).
Penambahan (tokoh) Kehadiran Ayah Ben pada film yang tidak ditemukan dalam cerpen
Setelah pulang dari kebun kopi dan sampai ke warung, Pak Seno membuatkan kopi untuk Ben. Pak Seno mempersilakan Ben untuk mencicipi. Saat Ben meminum kopi itu, Ben teringat kepada bapaknya. Kopi yang dibuat Pak Seno memiliki rasa yang sama dengan kopi buatan bapaknya. Ben menikmati rasa kopi itu, sementara El dan Jody hanya memperhatikan. Setelah meminum kopi itu, Ben mengeluarkan beberapa lembar ratusan ribu untuk membayar kopi yang telah diminumnya. Namun, Pak Seno menolak uang itu (2/EPv/C/6/XXX/xi).
Perubahan variasi (cerita) Peristiwa pada cerpen menunjukkan bahwa Ben akan menyerahkan cek yang telah didapatkannya kepada Pak Seno. Namun pada film, Ben mengeluarkan uang dari dompetnya untuk membayar kopi Pak Seno.
Penambahan (cerita) Peristiwa pada film menampilkan masa lalu Ben yang menerangkan bahwa ia anak petani kopi, sedangkan pada cerpen tidak ada peristiwa seperti itu.
37.
Sesampainya di rumah kontrakan, Jody memutuskan untuk membawa biji kopi tiwus ke Jakarta. Ia tidak ingin Ben kalah dalam tantangan tersebut. Jody meminta Ben untuk tetap memakai teknik Perfecto dalam meracik kopi, hanya saja biji kopi yang digunakan adalah biji kopi tiwus. Ben pun hanya terdiam (2/EPn/Lt/6/XXXI/i). Keesokan harinya, Jody pergi ke warung Pak Seno untuk mengambil biji kopi tiwus yang akan diolah menjadi minuman yang akan disajikan kepada pria investor (2/EPn/C/7/XXXII/iii).
38.
Keesokan harinya Ben dan Jody datang ke perusahaan milik Hadi Surya, bos yang menantang Ben. Di dalam ruangan, Ben mempersiapkan kopi house blend yang akan disajikan untuk pria investor. Setelah mencicipi kopi, pria investor itu menanggapi rasa kopi buatan Ben dengan tersenyum dan menikmati kopi yang diminumnya (2/EPn/T/7/XXXIII/ii). Akhirnya Ben berhasil memenangkan cek 1 milyar dan Jody merasa senang
Penambahan (latar tempat)
Perhatikan diksi yang dipakai.
Rumah kontrakan yang dihadirkan Buat kalimat pada cerita film, tidak ada di secara sederhana dalam cerpen. agar mudah dimengerti. Penambahan (cerita) Peristiwa Jody yang mengambil biji kopi tiwus untuk dibawa ke Jakarta
Penambahan (tokoh) Pria investor yang hadir dalam film tidak ditemukan dalam cerpen
sekali. Namun, tidak diduga Jody, Ben kemudian memutuskan untuk berhenti menjadi barista. Sesampainya di kedai, Ben pamit kepada Nana, Aldi, dan Arga. Jody hanya terdiam melihat Ben yang pergi meninggalkan kedai. 39.
40.
41.
Kini, Ben tidak ingin berurusan dengan kopi. Keadaan seperti itu membuat Jody sadar bahwa yang dikatakan Ben benar. Ia hanya memikirkan uang tanpa memikirkan nasib kedai Filosofi
Sebelum Ben pergi ke Liwa untuk menemui bapaknya, ia mengunjungi makam Ayah Jody. Ben mencabuti rumput yang ada di atas makam. Setelah bersih, Ben melanjutkan perjalanan (2/EPn/Lt/8/XXXVI/i).
Penambahan (latar tempat)
Setelah sampai di Liwa, Ben melihat bapaknya sedang berada di kebu sayur. Kemudian, Ben menghampirinya. Saat malam hari di rumah, Ben membuatkan kopi untuk bapaknya. Kemudian, bapaknya menceritakan tentang kejadian penyebab kematian ibu Ben. hal ini membuat Ben menangis begitu pun bapaknya (2/EPn/C/8/XXXIX/ii) Setelah kepergian Ben, Jody sendiri di sebuah ruangan menonton video sewaktu ia kecil bersama Ben. Di dalam video terlihat Ben dan Jody sedang membuat kopi di dapur. Jody tersenyum melihat tayangan itu
Penambahan (cerita)
Makam Bapak Jody yang ada dalam film tidak ditemukan di dalam cerpen
Perhatikan penggunaan huruf kapital.
Peristiwa pada film yang tidak ada pada cerpen mengenai penyebab Ben kehilangan ibunya dan membuat Ben hidup jauh dari bapaknya.
Perubahan variasi (cerita) Di dalam film, Jody menyaksikan video sewaktu ia kecil bersama Ben. Namun, pada cerpen Jody sedang membuat kopi dan
Jangan mengulang kata yang sama dalam satu kalimat.
Kopi sekarang menjadi tidak jelas. (2/EPv/C/8/XXXVII/ii). Malam itu, Jody membuat kopi dari biji kopi tiwus yang pernah dibeli Ben saat perjalanan ke warung Pak Seno. Berikut kutipannya.
terkenang dengan masa-masa yang telah dilalui bersama Ben.
Kuhirup tegukan tiwusku yang pertama…, di benakku membayang wajah Ben. Saat dia datang kepadaku bersama setumpuk ide cemerlang mengenai kedai ini. Dua tahun yang lalu. Tegukan yang ke dua membayangkan potongan-potongan gambar, kerja keras kami berdua. Tegukan yang ketiga dan tegukan demi tegukan, merasa kehilangan sahabatku (1/EPv/C/26/III/i).
42.
Setelah pulang dari Ijen, Ben seperti kehilangan semangat hidup. Ia tidak ke kedai dan tidak meracik kopi. Namun, Jody tetap ke kedai dan mengurus kedai. Berikut kutipannya.
Di kedai, Maliq membuat kopi yang dipesan seorang laki-laki dengan bapaknya yaitu kopi cappucino dan kopi tubruk. Sementara Jody berada di mesin kasir menghitung harga kopi yang telah dipesan. (2/EPn/T/9/XL/ii).
Penambahan (tokoh)
Jody melihat keakraban pengunjung yang datang, Jody akhirnya sadar ketika Ben pergi meninggalkan Jakarta. Akhirnya ia memutuskan
Perubahan variasi (tokoh)
Maliq, tokoh yang dihadirkan pada film untuk membantu Jody, tetapi pada cerpen tidak ada
Tinggal aku yang kerepotan melayani telepon, surat-surat yang menanyakan kabar Filosofi Kopi bahkan beberapa menawarkan bantuan uang kalau memang kami kesulitan finansial (1/EPn/T/25/III/i).
43.
Jody yang sudah dua hari meninggalkan Jakarta telah kembali lagi. Sewaktu ia mampir ke kedai untuk mengambil kunci
Pada film Ben yang pergi, sementara di dalam cerpen Jody
Sesuaikan kutipan yang di cerpen dan film agar terlihat jelas yang
rumah ia bertemu Ben. Jody ke dapur membuatkan kopi untuk Ben. Walaupun sempat menolak, Ben menerima kopi buatan Jody. Seketika Ben terkejut karena Jody memberikan kartu filosofi kopi tiwus.
untuk menjemput Ben di Liwa dengan mengendarai mobil sendiri (2/EPv/T/9/XLI/i). Saat Jody sampai di Liwa, ia bertemu Ben dan bapaknya. Jody sadar selama ini ia hanya memikirkan uang. Namun, saat diajak Jody untuk kembali ke Jakarta, Ben mengatakan sudah betah di rumah bapaknya. Akhirnya Jody kembali sendirian.
yang pergi
Konsisten pada penulisan kode.
Malam hari, saat sedang berbincangbincang dengan ditemani dua cangkir kopi. Bapak Ben menginginkan Ben untuk kembali ke Jakarta dengan alasan di Liwa sudah tidak ada tanaman kopi lagi. Bapaknya tahu bahwa Ben seorang pecinta kopi. Akhirnya dengan nasihat ayahnya, Ben kembali ke Jakarta. 44.
Jody menasihati Ben untuk tidak larut dalam kesedihan. Jody menginginkan Ben untuk memikirkan masa depan kedai. Berikut kutipannya. Tapi masih banyak yang harus kamu pikirkan. Seperti ini… kutumpahkan kartu ucapan dan surat-surat ke meja, orang-orang ini tidak menuntut
Sesampainya di Jakarta, Ben langsung ke kedai. Namun, kedai tidak tampak seperti biasanya. Keadaannya kosong dan ada tulisan di kedai itu“Sudah terjual”. Hal itu membuat Ben bingung. Namun, tidak lama kemudian ada bus yang berhenti di depan kedai. Bus itu bertuliskan Filosofi Kopi yang di dalamnya ada
akan dianalisis.
Perubahan variasi (cerita) Pada film kedai dijual, sedangkan pada cerpen kedai tidak di dijual.
kesempurnaan seperti Ben’s Perfecto. Mereka mencintaimu dan Filosofi Kopi apa adanya.
Jody, Nana, Arga, dan Aldi. Mereka senang karena Ben telah kembali.
Ben menatapi berantakan kertas di hadapannya dan Ben merenungi mengingat kenangan tentang kopi yang dia suguhkan setiap harinya. Dan ketika kusangka penantianku tak bakal usai, tiba-tiba Ben berdiri, tangannya mencengkram bahuku, “Uang itu?” desisnya. “Ada di tangan yang tepat” (1/EPv/C/28/IV/i).
Jody mengatakan kepada Ben bahwa uang untuk Pak Seno sudah diberikan dan sekarang waktunya untuk membagi biji-biji kopi terbaik (2/EPv/C/9/XLIV/ii).
45.
46.
47.
Adegan selanjutnya, menampilkan tokoh El yang akhirnya menerbitkan buku tentang kopi. Ramai orang yang datang di acara tersebut (2/EPn/C/XLV/i).
Pada kaca besar kedai, tampak siluet tangan yang kembali menari di dalam bar, menyiapkan peralatan untuk esok hari membangunkan filosofi kopi yang lama diam bagai bubuk kopi tanpa riak air (1/EPv/Lt/29/I/ii).
Cerita ditutup saat Pak Seno menerima sebuah cek. Namun, ia tidak tahu apa yang telah diterimanya. Akhirnya hanya disimpannya di dalam lemari. Berikut kutipannya. “Mbok, mau ana sing njupuk kopi tiwus,
Adegan penutup pada film menampilkan kedai Filosofi Kopi tidak lagi berada di sebuah ruko melainkan di bus. Dengan semangat Ben membuat kopi di dalam bus yang dimodifikasi seperti dapur tempat ia membuat kopi. (2/EPv/Lt/9/XLV/vi).
Penambahan (cerita) Peristiwa El yang akhirnya menerbitkan buku tentang kopi dan Ben hadir di acara itu. Namun, tidak ada di dalam cerpen. Perubahan variasi (latar tempat) Pada film kedai Filosofi Kopi berada di bus, tetapi pada cerpen kedai tetap berada di sebuah ruko. Penciutan (cerita) Peristiwa Pak Seno pada cerpen yang menerima cek dari Jody dan Ben hanya disimpan di lemari,
Perhatikan penggunaan huruf miring, tanda baca, dan huruf kapital
terus aku dijoli iki.” “Ya wis, Mas, disimpen wae. Dienggo kenang-kenangan tho. (1/EPc/C/29/IV/i)
sedangkan pada film tidak ada adegan Pak Seno menerima cek.
Kotabumi, Juli 2016
Pembimbing Pertama,
Pembimbing Kedua,
Dr. Sri Widayati, M.Hum. NKTAM 790462
Dewi Ratnaningsih, S.Pd., M.Pd. NKTAM 1140164