th.XIV/16 Desember 2016
118
Unika Soegijapranata
snap QR code
Nilai Soegijapranata dan Sendi Perekonomian Bangsa Indonesia Dr. Octavianus Digdo Hartomo, Msi Ak The Soegijapranata Institute Unika Soegijapranata Sebagai seorang Uskup yang sekaligus Pahlawan Nasional, setiap ucapan dan tindakan Mgr. Soegijapranata layak menjadi perhatian dan bahkan teladan bagi banyak orang, tidak hanya umat Katolik tetapi juga masyarakat luas. Berikut adalah sebagian dari seluruh ajaran nilai yang telah diwariskan oleh Mgr. Soegijapranata yang relevan dengan permasalahan perekonomian Bangsa Indonesia yang terjadi pada saat ini.
a. Kejujuran Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan bagi pembentukan integritas diri. Pribadi yang berintegritas dituntut untuk bisa dan berani berkata jujur dan transparan, tidak berdusta, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Dalam hidupnya
sebagai seorang pastor (artinya: gembala), beliau selalu bebicara dan bertindak jujur meskipun kadangkadang harus menghadapi resiko yang berat. Kejujuran itu juga beliau tunjukkan ketika berhadapan dengan tokoh-tokoh Pemerintah, termasuk dengan Presiden Sukarno yang memiliki hubungan dekat dengan Mgr. Soegijapranata. Kejujuran merupakan nilai yang sangat mendasar dalam berbisnis, karena dengan kejujuran kita dapat membentuk suatu kepercayaan, yang sangatlah mahal harganya dalam berbisnis. Oleh karena itu, kita seharusnya menjauhi setiap bentuk ketidakjujuran dalam bisnis, seperti tidak transparan pada konsumen, memberikan informasi
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
1
yang asimetris, bahkan menyusun laporan keuangan abal-abal, karena kebohongan tersebut justru akan menjerumuskan kita dalam lubang ketidakpercayaan yang dalam. Kehancuran korporasi besar di USA seperti Enron, Worldcom, Adelphia, Xerox pada tahun 2002 mencerminkan ketidakjujuran dalam pengelolaan perusahaan yang berdampak besar bagi perekonomian negara. Kejujuran dalam berucap, bersikap, dan bertindak hendaknya terus kita jadikan landasan bagi pembentukan integritas pribadi kita dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
b. Kesederhanaan Sejak kecil pemuda Soegija sudah diajar untuk bertirakat dan hidup sederhana, tidur tanpa kasur, berpuasa Senin-Kamis, malahan kadang-kadang berpuasa pati geni tujuh hari tujuh malam. Setelah menjadi imam di Paroki Bintaran Yogyakarta, Mgr menyadari bahwa minat beliau terhadap bidang sosial ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Belian menyadari bahwa umatnya kerap jatuh kedalam lobang hutang yang terus menerus, maka kemudian beliau mendirikan koperasi simpan pinjam di Paroki sebagai upaya untuk meringankan beban keluarga katolik yang kebanyakan hidup sebagai pegawai rendah dengan gaji yang kecil. Kepada pengatur ekonomi rumah tangga, Mgr menganjurkan untuk melaksanakan perhitungan dengan teliti dan bijaksana. Dikatakan bahwa dengan bekerja giat dan memlihara hidup rumah tangga secara hemat dan cermat, serba sederhana dan ugahari maka kepentingan hidup keluarga sehari-hari akan dapat dipenuhi secukupnya. Secara kelembagaan, pada tahun 1955, bersama dengan Romo J Dijkstra, SJ, Mgr Soegijapranata membentuk panita sosial untuk mewujudkan beberapa ide kreatif untuk mengatasi permasalahan dalam bidang sosial ekonomi seperti kemiskinan dan kelaparan. Beberapa contoh kegiatan panitia sosial yang telah dilakukan adalah ‘proyek gaplek’ di Wonosari semasa paceklik dan ‘proyek pemberantasan tikus’ di sekitar Ambarawa sebagai bentuk nyata usaha perbaikan sosial ekonomi.
c. Kepedulian Sebagai seorang pastor, Mgr. Soegijapranata memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama yang tidak hanya terbatas pada umat katolik saja tetapi pada semua orang. Beliau bahkan juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Rasa peduli itu ditunjukkan antara lain sikap dan tindakan beliau ketika menghadapi kondisi masyarakat yang kesulitan bahan pangan. Beliau bersama tokoh-tokoh masyarakat Semarang mengupayakan pengiriman beras dari Pusat (Jakarta) untuk membantu masyarakat Semarang (Gonggong, 1993).
2
16 Desember 2016
Semakin meluasnya pengaruh kehidupan kota yang bersifat individualistis, akan menurunkan kesadaran sosial yang sudah menjadi tradisi sejal lama. Maka yang menjadi pemikiran Mgr Soegijapranata adalah begaimana caranya untuk menanamkan semangat sosial yang tepat pada umatnya, namun sekaligus menanamkan semangat ekonomis, artinya orang tidak menjadi kikir tetapi juga tidak menjadi manusia yang tanpa perhitungan ekonomis. Mgr juga selalu menekankanpada umatnya agar jangan menjadi manusia yang materialistis, yang hanya mengejar harta kekayaan tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat. Sikap peduli kepada sesama seperti yang dicontohkan Mgr. Soegijapranata ini akan menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Jika kita memiliki sifat kasih sayang maka kita akan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan akan selalu memperhatikan lingkungan di sekitar kita. Kita rasa peduli kita terasah dengan baik maka kita tidak akan tega membiarkan saudara-saudara kita yang menderita dan membutuhkan uluran tangan kita. Dalam pergaulan bersama teman-teman, rasa peduli ini juga akan membuat kita peka akan temanteman kita yang sedang membutuhkan pertolongan.
d. Kemandirian Kemandirian akan membentuk karakter yang kuat pada diri kita agar kita tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian akan memungkinkan kita untuk mengoptimalkan daya pikir kita secara efektif. Manusia yang memiliki jiwa kemandirian kuat tidak akan takut menghadapi apapun, termasuk ujian-ujian yang paling sulit sekalipun. Mgr. Soegijapranata telah meneladankan sikap kemandirian tersebut. Ketika masih kecil, misalnya, beliau berani mengambil keputusan-keputusan sendiri berdasarkan keyakinannya, termasuk keputusan untuk menjadi seorang katolik dan menjadi seorang imam (pastor) padahal ayahnya, Bapak Karjodimedjo, tidak menyetujuinya. Apa yang ditunjukkan Mgr. Soegijapranata bukan satu sikap “bandel” dan tidak taat seorang anak terhadap orangtua, tetapi sebuah pilihan sadar yang akan dibuktikan kebenarannya di kemudian hari. Semua yang diyakini benar itu akhirnya terbukti. Sang ayah akhirnya juga menjadi katolik beberapa saat menjelang wafat padahal pada saat itu Mgr. Soegijapranata sendiri sedang belajar Filsafat di Belanda. Cermin keteladanan Mgr Soegijapranara dalam kemandirian ekonomi tercermin dalam himbauannya kepada keluarga guru yang selama penjajahan Jepang tidak mendapatkan gaji mereka. Mgr Soegijapranata menganjurkan agar istri-istri para guru berani mencoba melakukan perdagangan kecil-kecilan. Jika beliau memiliki uang, maka beliau tidak berkeberatan untuk memberi pinjaman modal berdagang kecil-kecilan dan diperkenankan mengembalikan dengan cara mencicil. Mgr Soegijapranata selalu mendorong keluarga-keluarga
Kronik Edisi 118/Th.XIV
Katolik untuk berdikari dalam bidang ekonomi, jangan bergantung dari pihak lain untuk mengatasi kesulitan ekonomi mereka. Konteks ajaran kemandirian Mgr Soegijapranata dalam situasi saat ini adalah bagaimana sebagai bangsa maupun lembaga kita tidak boleh tergantung terlalu besar dalam bidang ekonomi dan bisnis pada negara atau institusi lain, karena ketergantungan tesebut justru akan menjerat kita dalam jangka panjang. Yang diperlukan adalah suatu perjanjian bisnis atau transaksi yang bebas (arm’s length transaction), tanpa adanya kepentingan tersembunyi dibalik transaksi tersebut. Perdagangan yang adil serta kompetisi yang proporsional justru dibutuhkan oleh negara untuk selalu bisa berkembang dan siap bersaing dengan negara lain sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonominya.
Hot News Gelar Pilrek Setahun Lebih Awal
e. Kerja keras Mgr. Soegijapranata tak pernah berhenti mendorong umatnya untuk terus bekerja keras agar bisa bertahan dan bertumbuh-kembang dengan baik. Hal ini bisa dimengerti karena masa itu adalah masa perjuangan yang penuh keterbatasan. Jika tidak memiliki etos kerja maka menjadi lemah dan bahkan mati. Mgr. Soegijapranata sendiri membuktikannya dengan terus-menerus melakukan kunjungan kerja kepada umat katolik dan masyarakat umum untuk memberi dorongan agar mereka mau bekerja keras. Kerja keras juga dituntut dari kita semua, utamanya dalam menjalankan kegiatan perekonomian yang sedang menghadapi suasana dan kondisi saat ini yang lebih menantang dan kompleks. Kita wajib mencurahkan daya pikir dan kemampuan kita untuk melaksanakan tugas-tugas kita sebaik-baiknya, sebagai pelaku bisnis, karena tidak akan diperoleh hasil yang memadai tanpa kita bekerja keras. Dewasa ini banyaknya tawaran bisnis dan investasi yang memberi keuntungan besar tanpa perlu bekerja keras. Namun kita perlu menyadari bahwa tawarantawaran tersebut hanya merupakan kenikmatan semu dalam jangka pendek dan jika kita tidak waspada bisa berujung pada penipuan yang akan merugikan kita. Mgr. Soegijapranata selalu mengingatkan umatnya untuk tidak mau menerima sesuatu tanpa mengeluarkan keringat, karena hanya dengan kerja keras, disertai dengan restu dari Tuhan, kita akan mencapai apa yang kita inginkan Nilai-nilai yang telah diwariskan oleh Mgr Soegijapranata pada saat beliau berkarya hampir setengah abad yang lalu, masih sangat relevan bagi permasalahan bangsa dan kondisi masyarakat ekonomi dan bisnis kita pada saat ini. Permasalahan nyata bangsa dihadapan kita seperti perilaku korup, ketidakjujuran, hedonisme, ketidakpedulian baik terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar serta tindak kekerasan fisik maupun psikis harus dikurangi bahkan dihentikan. #(3.16)
Unika Soegijapranata Semarang menggelar pemilihan rektor (Pilrek) untuk masa periode 2017-2021. Tiga calon bersaing untuk memimpin Unika yaitu Dr Ridwan Sanjaya SE SKom MSIEC, Dr Octavianus Digdo Hartomo SE Akt MSi dan Prof Dr Andreas Lako. Uniknya, pilrek ini digelar satu tahun lebih awal dari batas waktu peralihan sehingga meskipun Januari 2017 sudah ada nama yang terpilih, namun rektor terpilih baru akan bekerja per 1 September 2017. “Pemillihan sengaja kita gelar setahun lebih awal, atas berbagai pertimbangan. Salah satunya berdasarkan permintaan Prof Dr Budi Widianarko MSc, yang menjabat rektor Unika saat ini. Beliau berkeinginan agar proses peralihan lebih lancar, selain itu rektor terpilih juga masih cukup waktu untuk belajar sekaligus mulai dikenalkan kepada pihak-pihak di luar, seperti pertemuan-pertemuan forum tingkat nasional maupun internasional,” terang Ketua panitia Pilrek Unika Drs Theodorus Sudimin MS, di sela pemaparan visi misi calon rektor di gedung Thomas Aquinas Kampus Unika Bendan Dhuwur, akhir pekan lalu. Tidak hanya itu, dalam pilrek kali ini juga diterapkan metode tim panelis yang berkesempatan untuk melakukan tanyajawab dengan calon rektor, dalam sidang senat terbuka. Tim tersebut memberikan penilaian dari tiga aspek, yakni pengelolaan manajemen universitas termasuk pelaksanaan tri darma, kesetiaan Unika dalam memelihara dan menghidupi nilai-nilai kekatolikan dan nilai-nilai Soegijapranata, serta penilaian dari aspek bidang yang menghubungkan perguruan tinggi dengan dunia industri dan usaha. “Tim panelis ini terdiri atas Prof Dr Y Budi Widianarko MSc, Romo Benedictus Bambang Triatmoko SJ dan Romo Paul Suparno SJ,” tandasnya. (wws.)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
3
OH, Rita Sri Astuti :
Perlu Perlindungan Hukum di Bidang Farmasi
Kecintaannya dengan dunia kesehatan khususnya farmasi adalah salah satu hal yang mendorong OH, Rita Sri Astuti melanjutkan studi magisternya pada Program Pasca Sarjana Magister Hukum Kesehatan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Wanita yang lahir di Semarang, dua puluh enam silam ini memilih Program Pasca Sarjana karena ia beranggapan bahwa bidang kesehatan perlu adanya perlindungan hukum yang khusus, tidak dicampur adukan dengan masalah hukum yang lain, khususnya di bidang farmasi. Menurut Rita, belum banyak hukum yang menyentuh tentang pelayanan kefarmasian di Indonesia. Rita, wanita yang sekarang berprofesi sebagai seorang apoteker ini mengaku sangat senang bisa melanjutkan studinya di Unika Soegijapranata, karena Program Magister Hukum Kesehatan di Unika didukung oleh dosen-dosen yang kompeten dan berkualitas. Selain itu Unika sendiri adalah perguruan tinggi yang mendidik para mahasiswanya menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, yang memiliki soft skills dan sangat menerapkan nilai-nilai Kristiani. Hal ini dibuktikan sendiri oleh wanita yang hobi membaca ini. Selama berkuliah di Unika, Rita juga sering terlibat di acara kongres tentang Hukum Kesehatan. Dengan judul tesis “Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian Dalam Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Kota Semarang Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.” Rita berharap tesisnya bisa berguna bagi seluruh mahasiswa Unika. Rita juga berpesan bahwa untuk mendapatkan hasil yang besar juga harus disertai dengan perjuangan yang keras, karena segala sesuatu tidak diperoleh dengan mudah namun dengan kerja keras dan berdoa. (#sita)
4
16 Desember 2016
Kronik Edisi 118/Th.XIV
dikarenakan Ilmu Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan umum yang paling fleksibel karena bisa dipakai dalam segala bidang. Selain itu, menurut Vita kuliah ilmu ekonomi mengajak para mahasiswa untuk membuka logika berpikir untuk memecahkan suatu kasus. “Dari semula aku masuk di Unika, aku memilih untuk mengikuti Program satu kelasnya berisi sekitar 16 orang di Manajemen Unggulan 1 kelompok hanya terdiri dari 4 orang. Selain itu, melalui program Manajemen Unggulan, yang sudah 1 paket pesertanya bisa langsung meneruskan pendidikan di Magister Manajemen” jelas Vita tentang Manajemen Unggulan “ Saya sendiri paling menyukai dari Program Manajemen Unggulan, terutama pada pendidikan magister, dimana pada program magister sangat mengembangkan soft skill dan hard skill. Karena pada pendidikan magister, rata-rata mahasiswa yang bergabung sambil bekerja lebih beraneka ragam dibandingkan dengan latar belakang mahasiswa S1, faktor umur juga mempengaruhi dalam menjalin komunikasi. Dari situ, kendala dalam bersosialisasi lebih sulit dibandingkan dengan mahasiswa S1 yang selisih usianya tidak terlalu jauh. Karena itu, untuk mempersolid para mahasiswa S2 dibuatlah berbagai kegiatan yang diadakan oleh Pendidikan Magister Manajemen misalnya saja outbound dan live in” tutur Vita tentang Magister Manajemen Unika. Selain berkuliah, Vita juga bekerja sebagai salah satu pengurus Reign (Dance Group). Bermula dari tahun 2008, Vita bergabung bersama Reign sebagai salah satu penari dalam EO tersebut . Lambat laun pada tahun 2012, Vita dipercaya untuk bekerja sebagai pengurus Reign.
Chrisentia Alvita Ria Sanariyan :
Thesis yang Anti Mainstream “Kalau kamu sudah memilih sesuatu, kamu harus menjalani sampai akhir karena setiap pilihan pasti memiliki risiko dan itu sudah menjadi risikomu. Jikalau kamu mundur itu artinya kamu belum dewasa” prinsip itulah yang Vita pegang selama menjalani masa kuliah. Chrisentia Alvita Ria Sanariyan atau biasa dipanggil Vita, bungsu dari 3 bersaudara baru saja menyelesaikan Pendidikan Magister Manajemen dalam Pengembangan Bidang CSR (Corporate Social Responsibility) dan lulus dengan IPK 4,00. Awalnya, ia memilih Unika dikarenakan kedua saudaranya yang telah terlebih dahulu menempuh pendidikan di Akuntansi dan Manajemen Unika Soegijapranata. Menurut Vita, awalnya ia memilih menempuh Pendidikan Manajemen Unggulan
“Menurutku, cara untuk mendapatkan Indeks Prestasi yang memuaskan itu mudah, yang pertama duduk paling depan karena kalau duduk di barisan paling depan, mau tidak mau kita sendiri akan mendengarkan dosen. Sedangkan duduk di barisan belakang, godaan yang datang banyak. Yang kedua, mencatat dikarenakan tidak ada pekerjaan lain kalau duduk di depan selain mencatat. Otomatis kalau mahasiswa yang mendengarkan dan mencatat, ketika ujian mahasiswa itu akan ingat letak catatan dia sendiri. Untuk pembagian waktu, semua mahasiswa S2 sulit untuk membagi waktu disamping kegiatannya sambil bekerja, sehingga kalau untuk pembagian waktu kembali ke diri masing-masing. Setiap ada kemauan pasti ada jalan” pungkas Vita tentang tips dalam belajar. Mengambil judul Thesis “Makna Pelaksanaan Program CSR bagi Institusi Pelaksana, Donatur, dan Masyarakat pada Proses Pemberdayaan Masyarakat”. Vita sendiri memiliki suatu idealis dimana thesis yang ia hasilkan nantinya merupakan thesis yang anti-mainstream, hal ini ia buktikan yaitu biasanya kalau dalam pengerjaan skripsi maupun thesis Ilmu Ekonomi di Unika banyak yang berbasis kuantitatif (perhitungan ekonomi), ia lebih memilih pengerjaan thesis yang berbasis kualitatif (wawancara dengan narasumber) yang lebih kompleks. Pada pengerjaan thesis, narasumber yang diwawancarai oleh Vita ada 3 meliputi masyarakat, Pertamina, dan UNNES. (#calvin)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
5
Psikologis Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Program Profesi Psikologi Unika Soegijapranata Semarang”. Menurut Juan, praktik lapangan ini memanglah berat karena harus berlatih dan memosisikan diri sebagai calon Psikolog yang professional untuk ke depannya. Karena standar yang tinggi pulalah yang mengharuskan mahasiswa mencapai hal tersebut dengan belajar, mengerjakan tugas tepat waktu. Seringkali mahasiswa menunda-nunda hal tersebut dan dalam dunia Psikologi hal itu disebut dengan prokrastinasi.
Juan Arturo :
Bayaran Setimpal atas Kesungguhan Usaha
“Tidak banyak orang yang bisa bertahan dengan situasi tersebut. Selain itu mereka seringkali mengeluh tentang pekerjaan yang tidak kunjung selesai yang menyebabkan kelelahan emosi. Orang juga berfikiran bahwa Psikolog memiliki kecerdasan untuk menyelesaikan masalah orang karena psikolog juga memiliki ketangguhan psikologis.” cerita Pria yang akrab disapa Juan ini. Juan juga tak bisa memungkiri bahwa ia sering kali melakukan prokrastinasi, namun ia memiliki kiat-kiat untuk mengatasinya, “Sering kali saya terjebak dalam tindakan menundanunda, namun saya mendapatkan dukungan motivasi dari orang tua. Saya sering berkomunikasi dengan orang tua melalui telpon ketika sedang berada dalam situasi ini. orang tua selalu mengatakan bahwa proses ini harus dijalani sekalipun itu sulit karena ini bagian dari tanggung jawabmu, tidak banyak orang yang memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.” Selama pengerjaannya, ia selalu teringat dengan kata-kata yang ada di Mazmur 119: 105 yang menyebutkan bahwa “Kerjakanlah bagianmu dan Tuhan akan mengerjakan bagianNya”, ia percaya bahwa akan ada bayaran yang setimpal atas usaha yang dikerjakan dengan sungguhsungguh.
Praktik lapangan merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran di perkuliahan khususnya di Magister Profesi Psikologi Unika Soegijapranata. Dinamika yang terjadi didalamnya tentu tidaklah mudah karena harus mengalami proses yang panjang serta perlu waktu yang lama. Tak jarang pula dengan adanya proses ini, mahasiswa sulit untuk menyelesaikan studinya dan bahkan ada yang meninggalkan kuliah karena menjalankan praktik kerja lapangan. Atas dasar inilah yang membuat Juan Arturo Djara penasaran dengan fenomena seperti ini dan membawanya untuk diteliti dalam Thesisnya yang berjudul “Hubungan Antara Kelelahan Emosional Dan Ketangguhan
6
16 Desember 2016
Tak hanya dari orang tua saja, Pria peraih IPK 3,55 ini juga merasakan adanya dukungan dari teman-temannya untuk pengerjaan thesisnya ini. Ia merasa kekeluargaan dalam pertemanan di kampus juga sangat membantu prosesnya. Dari sisi dosen serta tenaga kependidikan, ia juga merasakan hal yang berbeda dengan situasi saat berada di kampusnya yang terdahulu. “Saya merasakan teman-teman disini sangat friendly dan membantu saya dalam mengatasi hambatan saya. Semua fasilitas yang saya nikmati di Unika juga mendukung dalam mengakses informasi yang saya butuhkan. Dukungan dosen yang selalu memberikan bimbingan dalam thesis saya. Selain itu juga saya diberikan kesempatan untuk berkembang dan berproses selama berkuliah di Unika. Saya merasakan Unika sebagai kampus yang luar biasa baik untuk tempat belajar dan berkembang.” (#wahyu)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
Kho, Wilson Khoenadi :
Hampir Semua Mata Kuliah Favorit
Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang angkatan 2012 kembali meluluskan mahasiswa dengan predikat lulusan terbaik dengan IPK 3,8. Mahasiswa tersebut bernama Kho, Wilson Khoenadi atau akrab dipanggil dengan sebutan Wilson. Dia lahir di Semarang, 05 Januari 1995 dan berdomisili di Jalan Kp. Strong No. 47, Semarang. Wilson yang merupakan putera dari keluarga Silfanus Kho Handoyo ini, merupakan alumni SMA Kristen YSKI Semarang. Dia mengaku bahwa terdapat pengalaman suka maupun duka dalam menjalankan kegiatan kuliahnya. Namun, katanya bahwa lebih banyak pengalaman suka daripada pengalaman duka. Hal ini terjadi, karena hampir seluruh mata kuliah yang diajarkan merupakan mata kuliah favorit bagi dia. Dia berpendapat bahwa belajar tentang hal-hal yang berhubungan teknik, sains, serta analisis, khususnya teknik sipil sangat menarik untuk dipelajari. Kemudian, saat ditanya bagaimana cara dia untuk dapat meraih IPK yang tinggi dan bagus? Dia menjawab bahwa setiap hari dia mencoba untuk membaca dan latihan mengerjakan soal. Selain itu, dia juga membuat rencana belajar dan berusaha untuk disiplin waktu, yaitu membagi waktu antara membuat tugas, belajar, dan kegiatan lainnya. Lalu, yang paling penting untuk dia adalah berdoa. Dia berkata bahwa doa adalah sumber kekuatan. Jadi, setiap kegiatan apapun yang akan dia lakukan, dia selalu mengawalinya dengan berdoa. (#vania)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
7
F Dian Fajar Waluyo :
Awalnya Tertarik Robot
F Dian Waluyo atau yang kerap di sapa Waluyo ini adalah Pria kelahiran semarang 26 maret 1994 yang menjadi Wisudawan Terbaik dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro Unika Soegijapranata pada Wisuda periode III tahun 2016 dengan judul skripsi “ Desain dan Implementasi pompa air montor BLDC dengan suplai tenaga surya” Skripsi yang ia buat berisi tentang membuat aplikasi dari panel surya, karena kebanyakan panel surya digunakan sebagai penerang jalan yang biasanya ada didaerah pelosok dan tidak terjangkau listrik PLN, disitu ia menggunakan panel surya untuk menggerakkan sumber dari pompa air dengan merancang alat yang ramah lingkungan, murah dan bahkan gratis jika menggunakan tenaga surya. yang bermanfaat untuk para petani terutama yang membutuhkan pompa air untuk mengairi sawah. Saat melakukan pengerjaan skripsi ia mendapatkan kendala cuaca saat melakukan penelitian atau uji coba yang ia buat karena dengan menggunakan tenaga surya, saat dicoba ternyata cuaca tidak mendukung, tetapi dengan dorongan orang tua dan dosen, pria ini tetap semangat dalam melakukan uji coba dan akhirnya berhasil. Hal tersebut karena saat awal semester sebelum memasuki skripsi juga sudah diajarkan membuat atau mengimplementasikan ilmu elektro jadi tidak kaget saat mengerjakan skripsi. Pria yang berhobi tidur, badminton, basket, ngeGame, dan suka nonton film ini juga serius saat mengikuti mata kuliah yang diberikan dosen. Pria yang tinggal di Bandungan ini setiap pergi kuliah mengendarai sepeda motor setiap hari, ia tidak kecapean atau tidak ingin ngekos didaerah unika, “Karena di jalan bisa merefresh otak kita juga, apalagi pemandangan setiap hari di jalan berubah-ubah dan mendapatkan inspirasi-inspirasi saat saya mempunyai tugas bisa memikirkan dijalan” jelasnya. Motivasi Waluyo kuliah di Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unika Soegijapranata diawali dengan ketertarikannya pada pertemanan pada kakak angkatannya dulu dan mainan robot yang baginya sangat mengasyikkan. Cara menjadi wisudawan terbaik menurut pria ini adalah harus belajar dan konsentrasi saat dosen memberikan pelajaran. Pria ini juga mempunyai harapan untuk para mahasiswa agar dapat mengimplementasikan nilai nilai ATGW dan melatih soft skill - hard skill serta kelanaran bahasa inggris. Pria yang memiliki motto ‘Always Give The Best’ ini juga sudah mendapatkan pekerjaan di PT. Mas Sumbiri Boja, sebuah perusahaan dari Srilanka karena ia disarankan mencoba melamar pekerjaan di situ, kemudian ia mencobanya dengan berbagai tahap yang harus ia lakukan dan diikuti akhirnya lolos dan diterima. (#desi)
8
16 Desember 2016
Kronik Edisi 118/Th.XIV
Clevyra Loisa Wangsajaya :
Tidak Melepas Setiap Kesempatan Yandg Ada
Clevyra Loisa Wangsajaya berhasil menjadi wisudawan terbaik dari Fakultas Hukum dan Komunikasi Program Studi Ilmu Hukum. Putri dari Liontoro Wangsadjaja yang merupakan alumni dari SMA Krista Mitra, Semarang berhasil lulus dengan skripsinya yang berjudul “The Implementation of Legal System and Women Strategy on Legacy Distribution : Study of Chinese-Indonesian Women in Semarang”. Alasan ia mengambil skripsi tersebut karena ia punya perhatian yang besar untuk hak asasi dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Selama menuntut ilmu di Unika Soegijapranata, ada banyak pengalaman seperti pengalaman berorganisasi, berkompetisi dan pengalaman internasional yang bisa ia dapatkan. Selama 4 tahun, ia merasa bahwa Unika merupakan tempat ia dapat tumbuh dan beraktivitas, mulai dari kuliah di Gedung Antonius, mencari parkir di Gedung Henricus Constant dan merasakan ramainya kantin Gedung Thomas Aquinas hingga dapat berdinamika di International Office. Clevyra juga berpartisipasi dalam International Humanitarian Law Moot Court Competition yang diadakan Sabtu (3/12) di Gedung Antonius Unika Soegijapranata. Ketika menerima permintaan untuk mengikuti acara tersebut, ada banyak orang yang bertanya mengapa Clevyra masih mau mengikuti lomba meskipun hampir lulus. Tetapi Clevyra berpikir untuk mengambil setiap kesempatan yang ada. Ia melihat dirinya sebagai seorang pembelajar seumur hidup sehingga ia akan selalu bersemangat untuk belajar lebih banyak dari pengalaman yang bisa ia dapatkan. “I will not have that anymore next year. Well, somehow, without realizing it, I would miss it,” ujarnya untuk mengungkapkan betapa berkesannya seluruh pengalaman yang ia rasakan selama berkuliah di Unika. Ia tidak akan merasakan pengalaman yang sama di tahun yang akan datang dan ia akan merindukan semua pengalaman yang ia dapatkan di Unika. Clevyra berpesan pada teman-teman yang masih kuliah agar bersyukur karena kita beruntung dapat menempuh pendidikan. “A girl in Taliban was shoot for pursuing education. Malala Yousafzai is only one example of so many children who are deprived of education. How lucky we are to be able to study now. It is platitude, yet so true that Nelson Mandela says education is the most powerful weapon we can use to change the world. So, be thankful! Grab every chances you get! And spread your wings!” (#sherin)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
9
dunia otomotif serta suka mengamati perkembangan arsitektur. Anak dari pasangan Halim Tjandraatmadja dan Maria Patricia Nureka ini memutuskan melanjutkan pendidikannya di Unika Soegijapranata karna mengikuti jejak kedua kakaknya yang juga lulusan dari Unika Soegijapranata.
Mauritius Thursena :
Karena Doa Sangat Membantu
“Unika merupakan universitas yang sangat bagus. Toleransinya sangat tinggi. Meskipun Universitas Katolik, tapi mahasiswanya sangat beragam baik itu suku, agama, budaya, maupun ras. Dan semua mahasiswanya sangat akur dan mudah berbaur satu sama lain.” ujarnya yang pernah meraih juara 1 lomba Integrated Marketing Manajemen Unggulan 2013 ini. Tak heran jika wisudawan terbaik berhasil dia raih, karena selain aktif di dalam kelas, Mouritz juga aktif dalam beberapa kepanitiaan yang diadakan oleh fakultasnya. Berikut beberapa tips dari Mouritz agar kuliah menjadi menyenangkan dan mendapatkan feedback yang positif: “Pertama, belajar disertai juga dengan doa. Selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam hal apapun dan kepada siapapun termasuk kepada Tuhan. Selalu menaruh harapan kepada Tuhan dan percaya jalan Tuhan, biarpun kadang bukan seperti yang kita inginkan, tapi itu pasti yang terbaik buat kita. Kedua, saya selalu memperhatikan dan memahami pada saat dosen menerangkan ataupun pada saat teman presentasi, dan kalau ada yang bingung atau tidak mengerti langsung ditanyakan, kedua hal itu sangat penting sih menurut saya. Saya itu termasuk orang yang sering tanya di kelas, sampai semua teman sekelas dan beberapa dosen hafal kebiasaan saya hahaha. Tapi tidak apa, itu hak kita kok buat tanya apa yang kita tidak mengerti.
Mauritius Thursena, atau yang kerap disapa Moritz, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) program studi Manajemen Unggulan ini merupakan salah satu wisudawan terbaik dalam wisuda periode III tahun 2016, dengan judul skripsi ‘Perumusan Blue Ocean Strategy untuk Strategi Bersaing pada Pusat Perbelanjaan DP Mall Semarang’. “Tentunya sangat senang dan merasa sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, karena saya selalu dipermudah dalam mengikuti perkuliahan hingga lulus menjadi wisudawan terbaik. Yang membuat saya sangat senang adalah saya bisa membuat bangga papa, mama dan opa oma saya, itu yang sangat penting “ ujar pria alumni SMA Sedes Sapientiae ini. Pria kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1994 ini punya hobi di
10
16 Desember 2016
Ketiga, jangan anggap kuliah itu beban, karena sekalinya kita anggap kuliah itu beban, maka kita akan selalu merasa berat dan susah menjalaninya, dan kita akan menjadi malas. Selalu tanam dibenak kita bahwa kuliah itu suatu hal yang menyenangkan, dimana kita bersama teman – teman bisa mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan yang berguna buat masa depan kita. Terus juga yang harus ada di mindset kita adalah selain untuk menambah teman dan relasi, tujuan utama kita ini kuliah untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan untuk masa depan kita, jadi dapatkanlah ilmu dan pengetahuan itu. Terakhir, jangan individualis atau sampai ansos (anti sosial) buat belajar terus menerus, komunikasi dan berkumpul sama teman - teman itu penting banget. Dan jangan lupa juga selalu berdoa, karena doa sangat membantu.” imbuh pria yang mempunyai MOTTO ‘Everything happens for a reason’ itu. “Ora et Labora. Berdoa dan bekerja. Bekerja memang penting, tapi doa tidak kalah penting. Doa sangat besar kuasanya. Saya bisa seperti ini juga berkat doa. Work hard, play hard, pray hard. And Thank you Unika Soegijapranata for being the part of my life! I will never regret studying at Unika Soegijapranata!” tutupnya. (#adji)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
Regina Feby Ellen :
Memiliki Target dan Fokus
Regina Feby Ellen, Wanita kelahiran Semarang, 3 Maret 1994 merupakan Wisudawati Terbaik pada Wisuda Periode III tahun 2016 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Program Studi Akuntansi. Judul Skripsinya adalah ‘Komitmen Organisasi dan Orientasi Etika Memediasi Hubungan Antara Keuntungan Pribadi dengan Manajemen Laba’. Menurut putri pasangan dari Rudijanto dan Enyta Dewi Janny ini, menjadi Wisudawati Terbaik harus mempunyai target, “Dari awal kuliah kita sebaiknya memiliki target sebagai motivasi kita untuk memperoleh hasil yang terbaik dan berusaha semampu kita. Fokuslah pada sesuatu yang sedang kita kerjakan” ujar wanita yang mempunyai hobi membaca novel ini. Alumni dari SMA Sedes Sapientiae Semarang, yang kemudian melanjutkan Studinya di Unika, memilih Unika Soegijapranata karena di dalamnya ada beberapa Character Building yang tidak dimiliki oleh Perguruan Tinggi lain. “Unika merupakan kampus yang ‘asik’ karena menurut saya di Unika selain pelajaran akademik juga terdapat kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa yang membuat mahasiswa tidak hanya pintar secara akademik namun juga mampu menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah yang dapat diterapkan dalam masyarakat misalnya saja kegiatan ATGW dan KKU. Dalam kegiatan tersebut kita tidak hanya memiliki teman yang satu fakultas saja tetapi dapat juga membaur dengan temanteman dari fakultas lain, sehingga bisa mendapatkan ilmu dari teman-teman di fakultas lain.” tambahnya. Wanita kelahiran Semarang ini, memiliki prinsip ‘If God brings you to it, He will bring you through it’. Bagi nya, motto ini merupakan salah satu motivasi ketika sedang berada kondisi ‘down’ selama menjalani perkuliahan hingga tugas akhir. Tidak hanya itu, perempuan yang menekuni dunia Akuntansi ini sangat serius sekali jika dalam hal perkuliahan, selain target pada awal kuliah, juga motivasi yang tinggi dapat membantunya menjadi pribadi yang luar biasa, “Tetap berusaha untuk mencapai hasil yang terbaik dalam mengerjakan tugas, kuis, UTS dan UAS. Dan terus berusaha meskipun terkadang hasilnya tidak sesuai dengan harapan” tutupnya. (#adji)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
11
Djunita Septiani :
Organisasi dan Kuliah Harus Seimbang
Djunita Septiani lahir di Semarang 2 September 1995, merupakan salah satu mahasiswa dari Program Studi Perpajakan yang menjadi wisudawan terbaik di tahun ini. “Aku gak nyangka banget bisa jadi wisudawan terbaik, sempet kaget juga, kok bisa sih jadi wisudawan terbaik... haha” kata dara yang biasa dipanggil Septi. Almuni SMA Mardisiswa Banyumanik ini, memilih jurusan pajak karena suka dengan materi yang berhubungan dengan angka, dan ia mengaku tidak suka hal-hal yang bersifat teoritis. Septi yang menuliskan Tugas Akhir yang berjudul “Perbandingan Beban Pajak Terhutang Menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto (NPPN) dengan Menggunakan PP No 46 Tahun 2013 pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Bidang Usaha Perdagangan” ini meneliti tentang perbandingan beban pajak perusahaan di tahun 2013 kemudian disesuaikan dengan peraturan pada perhitungan pajak setelah itu diterapkan dalam perusahaan yang diteliti tersebut. Dalam mengerjakan Tugas Akhir tersebut, Septi diberi kemudahan, karena saat magang ia mendapatkan hasil teori dan praktik yang seimbang dalam meneliti perusahaan tersebut, yang kemudian ia terapkan ke dalam bentuk Tugas Akhir. Dengan dukungan dari temanteman dan keluarganya ia dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan lancar dan lulus dalam waktu 2 tahun 11 bulan, dengan IP 3,45. Organisasi yang pernah ia tekuni adalah BEM Fakultas, dari situ Septi dituntut untuk berusaha dalam mendapatkan IP yang baik, karena di BEM Fakultas ini pengurus wajib menjaga nilai akademik supaya tidak turun. Maka dari itu dara yang mempunyai hobi memasak tersebut, belajar dengan sungguh-sungguh sehingga ia menjadi berprestasi sampai sekarang. Selain itu, ia juga mempunyai motto yang membuat ia bisa menjadi berprestasi yaitu “Carilah ilmu di negeri China, karena wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya” yang ia kutip dari Ayat Al-Quran. Ia bersyukur dan bangga kuliah di Unika Soegijapranata, terutama pada jurusannya, Perpajakan. Septi berharap supaya para mahasiswa yang sedang kuliah untuk fokus ke masa depan, “Selain kuliah, organisasi juga penting, karena organisasi merupakan proses dimana karakter kita dibentuk dalam tim kerja,.. ya intinya dua-duanya harus imbang lah” ungkap Septi. (#andra)
12
16 Desember 2016
Kronik Edisi 118/Th.XIV
nama-Nya. Semuanya dimampukan olehNya, semua hambatanku bahkan takkan terasa berat karena aku berjalan dengan Iman” ungkap Dara kelahiran Semarang, 13 Mei 1994 ini.
Maria Meilinda :
Berjalanlah dengan Iman
Selain mengandalkan Tuhan, Wanita yang akrab disapa Linda ini juga sangat tertantang untuk mengerjakan tugas ini karena judul yang diambilnya menarik untuk dikerjakan olehnya, “Judul yang ku ambil adalah Prokrastinasi akademik ditinjau dari school well-being pada mahasiswa sekolah tinggi teologia baptis Indonesia Semarang. Judul ini memang pada awalnya tidak terlintas di fikiran, namun suatu saat aku dapet insight buat mengetahui alasan seseorang suka menunda pekerjaan dan memilih mengerhajab tugas mepet deadline dengan sistem kebut semalam. Aku sendiri juga tipikal orang yang seperti itu, maka aku sangat tertarik dengan judul ini dan tertantang untuk mencari variable school well-being (kesejahteraan di sekolah/ kampus)” tuturnya. Linda juga menceritakan selama ia berproses dalam skripsi yang dimulai dari pencarian ide, brainstorming (sharing) dengan dosen pembimbing yang penasaran dengan variable barunya serta keberaniannya untuk mempertahankan argumennya di depan dosen pembimbing. “Ketika bimbingan, dosbingku sempat penasaran dengan judul yang kuajukan. Dan itu membuatku harus mempertahankan argumen agar judul ini bisa berhasil karena ini termasuk yang baru. Puji Tuhan dosen pembimbingku ternyata mendukung dan dalam prosesnya juga diberikan kemudahan dalam mencari tempat penelitian. Berkat bantuan teman yang tak lain adalah dosen di tempatku penelitian, aku bisa melanjutkan skripsi ini. Dukungan dari orang tua, saudara serta sahabat pula yang memberiku semangat dalam mengerjakan skripsi ini”
Seorang yang aktif Selain bercerita mengenai proses skripsinya, ia juga menceritakan proses ketika berkuliah. Selama menempuh pendidikan S1 di Fakultas Psikologi, peraih IPK 3,81 ini memang aktif di berbagai kegiatan kepanitiaan yang ada di kampus. Setiap mahasiswa yang sedang terlibat dalam skripsi pasti pernah mengalami kebuntuan dalam prosesnya, termasuk bagi Maria Meilinda Ardeanti. Hambatan yang dialaminya cukup rumit, ia harus bersusah payah untuk mencari buku referensi serta jurnal terkait karena variabelnya yang jarang ditemui. Selain itu juga ia harus menggali lebih dalam mengenai teori yang didapat dari referensi yang sedikit agar orang lain juga memahami maksud dari tulisan ilmiahnya. Lantas apa yang dilakukannya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut? “Dalam setiap menghadapi hambatan, aku selalu berdoa dan menjadikan Tuhan sebagai kekuatanku. Aku selalu percaya dengan apa yang aku kerjakan di dalam
“Aku sempat mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di Fakultas Psikologi yakni Hypnomorphosis namun hanya beberapa semester saja. Lalu aku juga melanjutkan organisasi menjadi Kepala Bidang 1 Penalaran Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi periode 2014/2015. Selain itu juga sempat ikut kepanitiaan menjadi Sie Acara PICASO 2014, Wakil Ketua PICASO 2015 serta Senada 2015.” Di sela-sela menunggu untuk wisuda pada 17 Desember nanti, Linda saat ini tengah aktif mengerjakan pelayanan di dalam maupun di luar gereja. Selain itu ia juga aktif tergabung dalam organisasi pelayanan untuk misi ke daerah pedesaan serta pedalaman. (#wahyu)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
13
unggulan di Unika dan mampu menyaingi progdi teknologi pangan di universitas lainnya. Selama berkuliah di Unika, hari-harinya selalu diisi dengan jadwal kuliah yang padat, deadline tugas yang selalu ada setiap minggu, praktikum setiap sore hingga malam, deadline laporan praktikum. Akan tetapi, ia berusaha untuk keluar dari zona nyamannya guna meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai kegiatan misalnya saja Hana tidak pernah absen menjadi asisten praktikum di tiap semesternya, selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Sie Acara Food Festival “Gelar Pangan Noesantara” tahun 2014.
Hana Melinda Bornok Permata :
Keluar Dari Zona Nyaman
Selama menjadi asisten praktikum, banyak sekali manfaat yang ia peroleh terutama untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai alat-alat yang digunakan dalam praktikum. Hal ini dikarenakan selama menjadi praktikan, banyak alat yang tidak boleh dioperasikan. Sedangkan saat menjadi asisten praktikum, ia dapat menggunakan alat tersebut. Selain itu, Hana juga pernah menjabat sebagai Sie Acara Food Festival “Gelar Pangan Noesantara”. Selama menjadi sie acara, ia banyak belajar mengenai sajian pangan Nusantara terutama yang berada di Kota Semarang. Selain itu, karena acara Food Festival tersebut baru pertama kali diadakan oleh BEM FTP Unika saat itu, maka ia bersama teman-teman panitia lainnya harus keluar masuk dari tiap rumah makan bernuansa Nusantara yang ada di Semarang untuk mengajak agar mau membuka stand dalam acara Food Festival tersebut.
“Selalu bersyukur atas apa yang sudah diterima namun tidak cepat puas. Jalani semuanya dengan sukacita maka semuanya akan terasa ringan. Tuhan ciptakan setiap orang sama, tapi balik lagi ke diri kita masing-masing. Apakah kita mau mengembangkan setiap talenta yang sudah Tuhan berikan atau bermalas-malasan diam tanpa hasil?” begitulah kata penyemangat yang selalu mengisi hari-hari Hana Melinda. Dara dari pasangan Sahat Ferdinand Sitorus dan Tri Budi Mintayani awalnya memilih Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata sebagai pelabuhan berikutnya setelah lulus dari masa SMA karena ia diberitahu oleh kakak sepupunya yang telah lebih dulu menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata mengenai adanya Progdi Teknologi Pangan di Unika Soegijapranata. Selain itu, sedari masa SMA, ia telah berkeinginan untuk mempelajari mengenai teknologi pangan. Ia sendiri cukup berbangga menjadi salah satu mahasiswa Teknologi Pangan Unika dikarenakan Progdi Teknologi Pangan ini merupakan salah satu progdi
14
16 Desember 2016
“Selain menjadi asisten praktikum, pengalaman yang sangat berharga yang didapatkan selama berkuliah di Teknologi Pangan Unika adalah saat saya mengikuti Internship Student Exchange di Assumption University, Thailand. Banyak sekali benefit yang didapat dari internship tersebut seperti melatih kefasihan berbahasa inggris baik secara lisan dan menulis (karena disana saya harus menjalankan penelitian dan membuat final report sebagai pertanggungjawaban), memahami kebudayaan baru yang sangat berbeda dari Indonesia, punya pengalaman tinggal di luar negri, melatih berkomunikasi dengan orang lain yang sama sekali tidak dapat berbahasa inggris (karena hanya bisa berbahasa Thailand), dan mendapatkan teman-teman baru dari berbagai macam Negara” tutur Hana. Jalan yang tidak rata juga dilalui Hana dalam proses pengerjaan skripsinya dimana ia mengambil judul “The Effects of Red Ginger (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Addition in Various Concentration on Physicochemical Characteristic”, dikarenakan skripsi yang kerjakan berbasis penelitian sehingga ia harus melakukan penelitian di laboratorium dari pagi hingga malam bahkan ia harus rela mengerjakan penelitiannya sampai jam 23.00 dikarenakan sampel yang ia kerjakan harus diuji saat itu juga dan tidak dapat ditunda untuk keesokan harinya, hal tersebut ia lakukan selama 3 bulan. Hingga pada akhirnya, segala perjuangan yang ia lakukan terbayar dengan menjadi wisudawan terbaik Fakultas Teknologi Pertanian dengan IPK 3, 65. (#calvin)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
Liem Kezi Debora, dara yang memiliki hobi membaca ini menjadi salah satu wisudawan terbaik dari Fakultas Bahasa dan Seni. Anak pertama dari pasangan Liem Benny Haryanto dan Liany Setiawati ini lebih memiliki hobi untuk membaca. Ia adalah alumni SMA Kristen Terang Bangsa Semarang.
Liem Kezi Debora :
Membaca itu Penting
“lebih suka baca, apapun di baca kalo ada waktu luang, buat nambah pengalaman” ujar dara kelahiran tanggal 26 januari 1995 ini. Kezia adalah dulu seorang mahasiswa aktif di kampusnya, yaitu sebagai mantan anggota organisasi BEM. Selain itu kezia juga pernah menjadi ketua acara dan merasakan bagaimana susah dan capeknya mencari dana untuk sebuah acara. Tidak hanya dalam sebuah organisasi atau sebuah kepanitiaan saja, kezia juga pernah menjadi asisten di penelitian salah satu dosen dan juga menjadi asisten dosen untuk mengajar. Jadi tidak heran kalo sosok seperti Kezia ini menjadi salah satu wisudawan terbaik dari FBS. Dengan banyak pengalaman yang didapat, Kezia sendiri mengaku menjadi lebih cekatan dan juga percaya diri, semua ini menjadi salah satu keuntungan bagi Kezia karena dalam sebuah dunia kerja atau dunia luar, sebuah percaya diri dan juga sifat cekatan sangat di butuhkan. Kepada wartawan Kronik, kezia memberikan tips bagaimana agar menjadi wisudawan terbaik, “lebih ke Ora et Labora dan I’m possible” ujar kezia memberikan tips. Menurutnya sebagai mahasiswa kita harus utamakan Tuhan dalam segala hal, namun tetap harus tekun melakukan kewajiban, dan juga optimis dengan apapun yang terjadi dan juga percaya bahwa apapun yang telah di pilih atau dimulai kita akan dapat menyelesaikannya dengan baik karna sesuatu yang kita pilih pasti sudah yang terbaik. Dengan mengambil judul skripsi “An Analysis of Request Strategies in Online Communications Among Students and Lecturers in Faculty of Language and Arts” kezia berhasil lulus dan menjadi lulusan terbaik dari Fakultas Bahasa dan Seni Unika Soegijapranata semarang dengan IPK 3,6 (dengan Pujian). (#abek)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
15
Hal ini terbukti menjadi seorang yang pendiam bukan berarti tidak aktif dalam setiap kegiatan kampus. Meskipun menjadi pribadi yang pendiam. Namun Billy merupakan Sekretaris BEMF IKOM. Bahkan organisasi ini sudah dianggap sebagai sebuah keluarga yang dapat memberikan sebuah kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa didapat pada organisasi lainnya. Tidak hanya rasa kebersamaan, hal terpenting yang bisa didapatkan yaitu ‘pengalaman’. “Meskipun saya tipe orang yang pendiam, namun ternyata didalam BEMF IKOM. Saya bisa mendapat teman yang banyak. Bahkan organisasi ini sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri. Dan yang terpenting ini merupakan pengalaman yang baik untuk saya, karena dengan hal baru ini saya mendapat pengetahuan baru seperti cara membuat LPJ dan lainnya.” tuturnya Langkah kaki Billy untuk memilih Unika Soegijapranata memang tidak sia-sia. Terutama jurusan yang menjadi salah satu kekuatan utama Billy dalam bidang akademik.
Billy Fernandus :
Pemberian yang Terbaik dari Tuhan Menjadi salah satu Wisudawan Terbaik merupakan hal yang sangat diluar ekspetasi bagi Billy Fernandus. Wisudawan kelahiran Tegal 12 Januari 1994 ini mengaku memang dari awal tidak menyangka bahwa dirinya berhasil mendapatkan gelar ‘Wisudawan Terbaik Teknik Informatika.’ “Setelah mendapat kabar bahwa saya menjadi wisudawan terbaik, saya merasa senang, bersyukur, dan juga tidak menyangka kalau saya bisa menjadi wisudawan terbaik, karena saya merasa masih ada teman-teman yang lebih baik dari saya.” tutur Billy. Dalam proses pembuatan skripsi yang berjudul “Separating of The Word Using Finite State Automata” tidak serta merta dikerjakan sendirian. Billy juga didukung oleh Motto Hidup yang sudah dibuatnya. “Pemberian Tuhan adalah Pemberian yang terbaik” dimana didalam proses pembuatan Skripsi. Billy selalu meminta bimbingan Tuhan. Ia percaya bahwa apa yang dikerjakannya akan selalu berjalan sempurna jika ada bimbingan dari Tuhan. “Saya teringat saat saya berjuang untuk menyelesaikan Tugas Akhir saya di jurusan Teknik Informatika. Mulai dari mencari judul TA sampai saat review ketiga saya selalu berdoa untuk meminta yang terbaik dari Tuhan. Awalnya saya sempat ragu apakah saya bisa menyelesaikan topik TA tersebut tepat waktu atau tidak, tetapi saya percaya bahwa apa yang Tuhan kasih, pasti itu yang terbaik buat saya “ ungkapnya
16
16 Desember 2016
Mengambil hal yang berhubungan dengan sistem memang pas dengan hobby Billy yang senang bermain Game, karena di dalam game juga terdapat sistem dan kasus-kasus yang merumitkan. Selain itu Billy juga suka membaca Manga (Komik Anime). Awalnya memang Billy sudah berniat untuk mengambil jurusan Ilmu Komputer. Namun Billy masih binggung dengan kualitas yang ada didalam bidang akademik yang ada. Billy masih ingat bagaimana dialog saat itu, ketika ia mulai melangkahkan kakinya ke Unika. “Memang awalnya sempat nanya ke orangtua ‘Kalau ambil ilmu Komputer bagusnya dimana?’ orangtua pun menyarankan untuk masuk ke universitas swasta. Dan memang setelah saya tanya ke teman-teman yang lain juga menjawab, jawaban yang sama. Saya pun mulai mencari Universitas yang Ilmu Komputernya bagus. Akhirnya menemukan Unika. Kebetulan Unika Soegijapranata ini dekat dengan Tegal. Jadi saya langsung memilih Unika.” jelasnya. Kesan baik juga diberikan oleh Billy. Dimana sepanjang perjalan kuliah ia mengaku mendapatkan teman teman yang bisa dipercaya sehingga bisa lulus sama-sama. “Kesan yang dapat saya berikan adalah kuliah di Unika itu menyenangkan, Teman temannya juga bisa di percaya, dan bisa menyelesaikan kuliah sama-sama” ucapnya. Billy juga memberikan sedikit pesan kepada teman teman mahasiswa yang masih menjalankan perkuliahan dimana ia menyarankan agar kuliah itu dinikmati. “Jika teman teman masih dalam proses kuliah nikmati masamasa itu dengan teman-teman kalian, dan bagilah ilmu kalian kepada teman teman yang butuh bantuan. Karena suatu saat kita juga akan membutuhkan bantuan orang lain” tandasnya. “Selepas ini saya akan menerapkan apa yang saya pelajari. Mungkin nanti juga akan melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.” ucap Billy. (#eric)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
Viena Patrisiane:
Hidup Hanya Sekali, Lakukan dengan Sepenuh Hati
Viena Patrisiane, merupakan salah satu lulusan terbaik Unika Soegijapranata dari Fakultas Ilmu Komputer program studi Sistem Informasi. Putri dari pasangan Willem Basar dan Hartani ini lulus dengan IPK 3,62 dan menyandang predikat dengan pujian. Alumni dari SMA Sint Louis kelahiran Palangka Raya, 7 Maret 1994 ini mengangkat judul skripsi “Simulasi dan Penerapan Penanggulangan Perubahan Iklim dengan Media Game”. Dikarenakan ia melihat bahwa di kota asalnya (Palangka Raya) nyaris setiap tahunnya ada kabut asap disebabkan pembakaran hutan dan/atau kekeringan yang setelah ia cari tahu ternyata merupakan salah satu faktor perubahan iklim. Bukan hanya karena isu perubahan iklim sedang marak, tetapi karena masalah perubahan iklim ini memang berpengaruh besar dan Viena ingin berkontribusi untuk menyampaikan mengenai dampak dari perubahan iklim dengan media yang berkaitan dengan bidang yang ia tekuni yaitu melalui game. Banyak suka duka yang ia alami selama proses pembuatan skripsi tersebut. Contohnya seperti ngelembur untuk membuat game, bahkan sampai laptopnya rusak jadi harus mencari laptop lain yang bisa dipakai untuk melanjutkan game tersebut. Selain prestasi akademik yang mumpuni, Viena ternyata aktif di organisasi kampus. Ia ingin membuktikan aktif berkegiatan tidak mengganggu proses perkuliahan sehingga dapat seimbang antara softskill dan hardskill. Di masa awal kuliah, Viena pernah menjadi panitia Mathematic Logic Competition, HC Games serta PTMB fakultas. Kemudian berlanjut menjadi bendahara Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer. Yang terakhir, Viena dan rekannya Stephani juga mendapat kesempatan menjadi mahasiswa program pertukaran pelajar ke Providence University di Taiwan. Ketika ditanya apa saja tips-tips agar bisa menjadi lulusan terbaik seperti dirinya, ia mengatakan bahwa motivasi itu nomor satu. Melanjutkan terus apa yang sudah dikerjakan dan harus diselesaikan, meskipun dalam prosesnya lambat yang penting harus ada kemajuan. Lalu jangan mau kalah dengan diri sendiri, yang dimaksud adalah keinginan diri untuk bersantai atau berkompromi yang tidak membuahkan kemajuan. Pemilik motto hidup “Memento vivere, memento mori” yang artinya ingat untuk hidup, ingat suatu saat akan mati ini memutuskan untuk mencari pekerjaan dan informasi beasiswa kuliah S2 disamping membuat paper untuk konferensi yang akan ia ikuti di Bangkok, Thailand. (#danesh)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
17
Inspirasi Bekerja di warung agar Tetap Kuliah Selepas lulus SMA, karena desakan kebutuhan hidup dan keterbatasan biaya, kembali ia harus bekerja di beberapa usaha catering. Hingga akhirnya tahun 2012, Maria mendapat kesempatan untuk studi di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata melalui program Beasiswa Penuh. Pada program beasiswa ini, Maria mendapat beasiswa penuh dari semester 1 sampai dengan semester 7 dengan persyaratan IPK >3,0. “Sebelum menuju ke Semarang, dari orangtua memberikan kebebasan pada saya, maksudnya kalau saya punya impian ibu saya pasti selalu memberikan dukungan, pokoknya apa yang menjadi keinginanmu akan terlaksana. Dari pesan itulah, yang memberikan sugesti kepada saya untuk terus bersemangat menjalani kuliah dan kerja. Mereka menyerahkan semuanya pada diri saya, hanya saja saya dapat bertanggung jawab atas pilihan yang saya perbuat” jelas Maria.
Maria Ida Widayanti “Opo sing dadi pinginanmu bakal kelakon” begitulah kata-kata mutiara dari Cecilia Kartipah, sang ibunda yang menjadi pemecut semangat Maria untuk terus bermimpi dan ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Maria Ida Widayanti merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara dari pasangan Petrus Mujianto dan Cecilia Kartipah berasal dari Desa Juwana-Karangrejo, Purwodadi. Ketiga saudara Maria lainnya, telah menikah dan bekerja. Ia dinyatakan lulus dari Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata pada tanggal 13 Juni lalu dengan IPK 3,5 dan akan diwisuda pada Wisuda periode III tahun ini. Di dalam keluarganya, ia cukup berbangga karena ia merupakan orang pertama yang mampu menembus tingkat sarjana. Ayahnya berprofesi sebagai tukang becak terkadang juga berprofesi serabutan seperti tukang bangunan dan tukang pijat di Kota Semarang dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kisah perjalanan hidup Maria yang penuh suka dan duka dilalui dengan tabah dan penuh suka cita. Dara yang setelah lulus SMP tidak langsung melanjutkan SMA ini, sempat terhenti sekolahnya selama satu tahun karena keterbatasan biaya. Baru tahun 2006 Ia melanjutkan studi SMA-nya yakni di SMAN 1 Grobogan.
18
16 Desember 2016
Selama 5 tahun masa kuliah yang telah berjalan, Maria tinggal dan bekerja di Warung Nugroho (sekarang bernama Warung Handayani). Saat ia kuliah ia ijin untuk mengikuti kuliah, setelah itu ia pulang dan membantu kembali di warung tersebut sampai dengan larut malam. Dari hasil keringatnya, membantu kerja serabutan di Warung Nugroho (sekarang bernama Warung Handayani) tersebut ia mendapat gaji yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan kuliah seperti membeli buku, fotocopy dan kebutuhan lainnya. Selain kuliah seperti mahasiswa lainnya, Maria juga pernah terlibat aktif dalam berbagai kegiatan nonakademik seperti menjabat sebagai Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi periode 2012-2013 dan Komandan KSR Unika Soegijapranata periode 2013-2014. Di tengah sibuknya membagi waktu antara kegiatan non-akademik dan kegiatannya bekerja, ia juga tidak melupakan kewajibannya pada akademik dengan menjadi asisten dosen Bio-psikologi dari tahun 2012-2013. Saat pertama kali mendengar Maria lulus sebagai sarjana di Unika Soegijapranata, ibunya langsung menangis terharu. “Atas pencapaian saya ini, keluarga terutama saya menjadi sangat bersyukur, karena bagi saya ini merupakan suatu anugerah dari Tuhan, mengingat sebelumnya saya benarbenar berangkat dari bawah, sejak lulus SMP lalu bekerja sampai akhirnya saya bekerja sambil kuliah hingga bisa lulus sebagai sarjana. Menurut saya, ini merupakan suatu keajaiban” tuturnya. Saat ini Maria telah diterima bekerja di LPT (Lembaga Psikologi Terapan) Persona yang terletak di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.(#calvin)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
Inspirasi Nikolaus Wakei atau sering disapa Niko, adalah salah satu calon wisudawan dari Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi yang akan diwisuda pada Wisuda periode III tahun 2016.
Nikolaus Wakei :
Karya Game Putra Nabire
Niko yang merupakan alumni SMA YPK Tabernakel Nabire, adalah salah satu mahasiswa Unika yang berasal dari Papua. Ia yang lahir di Timepa tanggal 5 Agustus 1993 ini, merupakan anak ke-10 dari sebelas bersaudara. Tiga saudaranya sudah menyelesaikan studi kesarjanaannya dan saat ini sudah berkeluarga. Ayahnya yang bernama Paulus Wakei telah meninggal dunia saat Ia masih usia 5 tahun. Beliau berpesan melalui Ibunya bahwa anak-anak yang masih belum menempuh pendidikan paling tidak satu atau dua orang itu harus menjadi sarjana. Pesan tersebut yang memotivasi Niko untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yakni di Unika Soegijapranata. Saat ditanya kenapa memilih Unika Soegijapranata, Niko menjelaskan awal mula dia mengenal Unika dari kesempatan Beasiswa Unggulan Game Technology yang dibuka untuk 5 mahasiswa Papua melalui Binterbusih. “Saya bersyukur karena dinyatakan lolos dan berhak mendapatkan Beasiswa Unggulan dari Kemendikbud selama 4 tahun kuliah,” jelasnya. Niko adalah anak Papua yang pertama lulus dari Program Studi Sisitem Informasi Unika Soegijapranata. Masa studi yang ditempuh untuk menyelesaikan studinya adalah 9 semester. “Di antara teman-temannya dari Papua, Niko tergolong paling gigih daya juangnya. Sebetulnya studinya bisa diselesaikan 8 semester, namun karena ada sedikit kendala di Tugas Akhirnya, maka studinya baru bisa diselesaikan di semester ke-9” jelas Brenda Chandrawati, MT selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi. Dengan judul Skripsi “ Promosi Pariwisata Kabupaten Nabire Menggunakan Aplikasi Game” Niko berharap dapat mempromosikan pariwisata di Papua lewat media game. Karena promosi yang sudah dilakukan di sana masih menggunakan media cetak, sehingga aplikasi game yang dia buat merupakan yang pertama kali dibuat untuk promosi pariwisata Papua. “Nama gamenya adalah Panagmon yang merupakan kependekan dari tiga pantai yang ada di Papua yakni Pantai Nabire, pantai Gedo, pantai Monalisa,”tutur Niko. Kepada teman-teman yang masih menempuh studi Niko berpesan “Supaya jangan anggap remeh dan tetap berjuang karena tujuan utama kita adalah belajar, kita harus selesai tepat pada waktunya karena keberhasilan kita adalah harapan dari Orang tua,”pungkasnya. Motto hidup Niko adalah “Lebih baik menderita di bangku pendidikan daripada menderita di hari tua”. (#ags)
Kronik Edisi 118/Th.XIV
16 Desember 2016
19
SIDANG REDAKSI wakil rektor 4 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER wahyu, sherin, adjie, andra, eric, vania, calvin, desi, abec, sita, danesh LAYOUT e®nanto KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433 email :
[email protected]
20
16 Desember 2016
Kronik Edisi 118/Th.XIV