NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERPRESFEKTIF GENDER MELALUI TRADISI LISAN MASYARAKAT MELAYU SIAK Violeta Inayah Pama Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau Email:
[email protected] Abstrak: Education should be done since early childhood for the senses as the main medium to absorb the information on humans develop gradually and methods used in presenting the information was different. For infants and children, for example, methods with emphasis on hearing and vision will be more suitable than the sensory forward. Early childhood education receive directly from their parents because the parents are the first to be beside him since birth until the age increases. Education from parents, especially the mother will be absorbed by infants directly by using the tool senses gradually. One of the traditions of the Malay community is putting the child by the mother with a song that has a rhythm and a string of words that contain the word of Allah, moral teachings and contains the message and mandate. The singing is spoken by the mother when changing consciousness of children that are useful for the formation of character to face adult life. The tradition is positive for putting the child with a religious chant is a form of teaching that is done informally by parents. That means putting the child to be part of the duties of a mother for Siak Malay society. In connection with this, this paper tries to do the content analisys against the oral tradition so that the role played by the Malay women Siak accordance with the concept of gender. Keyword:nilai,pendidikan, anak usia dini, tradisi lisan, Melayu Siak PENDAHULUAN
bukti-bukti berupa tradisi dan peninggalan-
Masyarakat Melayu pada umumnya
peninggalan lama yang sangat berharga yang
masih memegang teguh adat dan tradisi
sebagiannya sampai saat ini masih eksis
yang ada.Hal ini disebabkan tradisi tersebut
berkembang
sudah menjadi kebiasaan dan mendarah
masyarakat namun sebagiannya lagi sudah
daging dalam kehidupan bermasyarakat.
mulai
Adat terbentuk berdasarkan pembiasaan
dikatakan
dalam
Peninggalan dan tradisi tersebut ada yang
kehidupan
manusia
yang
terus
di
dilupakan
bahkan
kehidupan sudah
mendekati
menerus dilakukan sejak dulu kala. Pada
berbentuk
dasarnya adat berisikan norma dan nilai-nilai
berbentuk lisan.
pembentuk perilaku manusia. Adat dalam
tengah
tulisan
Tradisi
dan
kepunahan. ada
merupakan
dapat
pula
yang
bagian
dari
kehidupan masyarakat Melayu bersumber
kebudayaan dan merupakan produk berfikir
dari hukum Islam yakni Al-Quran dan
yang dimanifestikan ke dalam pola dan
Hadits. Dua sumber inilah yang menjadi
tingkah
pedoman
kelompok maupun perorangan.1Begitu pula
bagi
orang
Melayu
dalam
menjalani kehidupannya.
laku
serta
dipelihara
dalam
halnya dalam masyarakat Melayu yang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
menganggap sebuah tradisi sebagai cerminan
memiliki berbagai kebudayaan. Kenyataan
dalam kehidupan bermasyarakat sehingga
ini tidak dapat dipungkiri karena adanya
terjalin suatu kekerabatan yang baik. 136
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
Salah satu dari tradisi masyarakat Melayu
yang
sarat
dengan
muatan
ini mencoba melakukan conten analisis terhadap tradisi lisan yang menitikberatkan
pendidikan dan tunjuk ajar adalah ketika
kepada
hendak menidurkan anak. Anaka ditidurkan
Akibatnya, pendidikan pada anak usia dini
dengan senandungatau
adalah tanggungjawab ibu semata yang
dengan nyanyian
perempuan
yang memiliki ciri khas tersendiri yakni
dilaksanakan
dengan irama dan untaian kata-kata yang
masyarakat.
sebagai
melalui
pelakunya.
tradisi
lisan
berisikan kalimah Allah dan ajaran moral PEMBAHASAN
serta mengandung pesan dan amanat. Menidurkan anak merupakan tugas
Pendidikan Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan individu
seorang ibu, demikian tradisi masyarakat Melayu Siak.Tradisi ini telah berlangsung
yang
sedemikian
awal
perkembangan baik fisik maupun mental
mulanya. Yang jelas sampai saat ini tradisi
yang paling pesat. Anak usia dini merupakan
tersebut masih tetap menjadi tugas seorang
anak-anak
ibu ketika hendak
menidurkan anaknya.
tertentu, yakni dari yang baru lahir sampai
Sang ibu dengan suaranya yang merdu atau
usia lima tahun (usia prasekolah) di mana
suara yang memelas
pada
lama
tanpa
diketahui
dan menghiba akan
dalam
tahap
yang
rentang
pertumbuhan
memiliki
usia
ini
batasan
yang
dan
usia
sangat
bersenandung bernyanyi demi sang buah
menentukan adalah pembentukan karakter
hati tertidur dengan lelap meskipun matanya
dan kepribadian seseorang anak. Namun,
juga ingin ditidurkan dengan lelap. Pada hal
terkadang ada pula sebagian orang atau
dalam
yang
lembaga yang mengklasifikasikan anak usia
diungkapkan Riswani bahwa perempuan
dini itu adalah anak yang baru lahir sampai
merupakan makhluk yang patut dihormati
umur enam tahun. Seperti Undang-Undang
dan dihargai, kedudukannya setara dengan
No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
kedudukan lelaki, namun dalam realitas
nasional pasal 1 ayat (14) yang menyatakan
budayaperempuan Melayu terkesan masih
bahwa: “Pendidikan anak usia dini (PAUD)
termarginalisasi, tersubordinasi oleh kaum
adalah
lelaki.
kaum
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
sepertinya
dengan usia enam tahun yang dilakukan
dilegalisasikan oleh tradisi dan ketentuan
melalui pemberian rangsangan pendidikan
adat yang dikenal dengan istilah “pantang
untuk
larang” yang ada dalam budaya Melayu.2
perkembangan jasmani dan rohani agar anak
tataran
teori,
Perendahan
perempuan
sebagaimana
terhadap
tersebut
Inilah fenomena yang terjadi pada perempuan Melayu.Oleh karena itu, tulisan
memiliki
suatu
upaya
membantu kesiapan
pembinaan
pertumbuhan dalam
yang
dan
memasuki
pendidikan lebih lanjut”. Selanjutnya, pada 137
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini
Pada
hakikatnya,
anak
memiliki
(PAUD), dinyatakan bahwa pendidikan anak
karakteristik tertentu yang khas dan tidak
usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
sama dengan orang dewasa, hal ini terlihat
pendidikan dasar, dapat diselenggarakan
dari sifat-sifat mereka yang selalu aktif,
melalui jalur pendidikan formal, nonformal,
dinamis, antusias dan selalu memiliki rasa
ataupun informal.
ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal yang
Sujiono
mengatakan
bahwa
pada
dilihat dan didengarnya. Solehuddin dalam
hakikatnya anak adalah makhluk individu
Masitoh,
yang
proses
karakteristik anak usia dini adalah unik,
perkembangan dengan pesat dan sangat
aktif, rasa ingin tahunya tinggi, egosentris,
fundamental bagi kehidupan selanjutnya.3
berjiwa
Pada dasarnya, pendidikan anak usia dini
pendek, daya imajinasi yang tinggi, dan
meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
senang
dilakukan oleh pendidik, orang tua dan
dikemukakan oleh Kellough dalam Hartati
orang dewasa lain yang berada di sekitar
yang
lingkungan anak, yang dapat memberikan
pandangan
kesempatan belajar kepada anak untuk
memiliki karakteristik yang berbeda dengan
mengeksplor segenap kemampuan
anak lain yang usianya berada di atas
sedang
menjalani
suatu
guna
mengemukakan
petualang,
daya
berteman4.
konsentrasinya
Hal
menyatakan
bahwa
senada
bahwa
psikologis,
anak
juga
menurut usia
dini
mengembangkan berbagai pengalaman agar
delapan tahun, yakni
(1) anak bersifat
anak memperoleh pengalaman belajar yang
egosentris; (2) anak memiliki rasa ingin tahu
sesuai dengan tahap perkembangan anak.
yang besar; (3) anak adalah makhluk sosial;
Berdasarkan paparan di atas, maka
(4) anak bersifat unik; (5) anak pada
dapat disimpulkan bahwa anak usia dini
umumnya kaya dengan fantasi; (6) anak
merupakan manusia atau individu yang
memiliki daya konsentrasi pendek; (7) anak
termasuk ke dalam batasan usia mulai dari
merupakan
lahir sampai berumur lima tahun di mana
potensial.5
pada usia tersebut seorang anak mengalami perkembangan
anak
usia
yang dini
paling dapat
tugas
diartikan sebagai upaya pendidik (yang
lah
yang
dalam hal ini adalah orang tua, guru, dan
memberikan pemahaman serta pengajaran
orang dewasa lainnya) dalam memfasilitasi
pada anak agar dapat mengeksplor semua
perkembangan dan belajar anak sejak lahir
kemampuannya yang nantinya akan berguna
sampai dengan usia enam tahun melalui
untuk memeroleh pengembangan berbagai
penyediaan
pengalaman belajar yang sesuai dengan
rangsangan yang bersifat mengembangkan,
tahap perkembangan anak.
terpadu, dan menyeluruh sehingga anak
atau
pesat,
Pendidikan
belajar
dan
pendidik
yang
masa
orang
tua
berbagai
pengalaman
dan
dapat tumbuh kembang secara sehat dan 138
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
optimal sesuai dengan nilai dan norma
ini didasarkan oleh beberapa alasan dan
dalam kehidupan.6 Selanjutnya Solehudin
faktor, antara lain: (a) usia dini merupakan
dalam Ali juga mengatakan bahwa dalam
fase pundamental bagi perkembangan dan
konteks
belajar anak; (b) belajar dan perkembangan
perkembangan
anak,
PAUD
memiliki lima fungsi dasar, yaitu : (1)
merupakan
pengembangan
berkesinambungan; (c) tuntutan masa depan
dasar-dasar
potensi; aqidah
(2)
penanaman
proses
yang
(3)
akan generasi unggul semakin kompetitif;
pembentuka n dan pembiasaan perilaku
dan (d) tuntutan non-edukatif lainnya, yakni
yang
perubahan
diharapkan;
keimanan;
suatu
(4)
pengembangan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang
pola
dan
sikap
hidup
dan
struktur keluarga.9
diperlukan; dan (5) pengembangan motivasi Selintas Melayu Siak
dan sikap belajar yang positif.7
Dalam era otonomi daerah, yang
Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini
berfungsi
sangat
komprehensif.
dimulai
semenjak
reformasi
setelah
saja
kekuasaan Orde Baru, Siak menjadi daerah
berfungsi memberikan pengalaman belajar
yang kembali memiliki kesempatan yang
kepada anak yang hanya terbatas pada
lebih besar untuk mengembangkan potensi
kegiatan-kegiatan
daerahnya
Pendidikan
anak
usia
dini
tidak
pembelajaran
akademis
sesuai
dengan
kehendak
saja, tetapi juga berfungsi menyeluruh dan
masyarakat. Sistem politik dan penguasa
mencakup
aspek
yang silih berganti telah menyebabkan Siak
intelektual,
tampil sebagai daerah Melayu yang terbuka
stimulasi
perkembangan psikososial,
anak
seluruh seperti
fisik-motorik,
dan
juga
terhadap unsur-unsur asing yang masuk yang kemudian diolahnya menjadi miliknya
keyakinan dan perilaku keagamaan. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa
sendiri. Kabupaten Siak menurut data Badan
Pendidikan Anak Usia Dini juga memiliki dan
Pusat Statistik Provinsi Riau.10berpenduduk
pengembangan
427. 891 jiwa dengan luas wilayah lebih
kualitas sumber daya manusia, karena pada
kurang 8.556.09 km2. Kabupaten ini sedang
periode ini (yakni periode usia dini) anak
bergiat
mengalami perubahan dan perkembangan
Pembangunan jembatan di kota Siak sudah
yang sangat pesat dan bersifat melandasi
selesai dan diharapkan masyarakat akan
bagi
dapat
kontribusi
yang
fundamentalterhadap
perkembangan
besar
anak
berikutnya.8
Demikian juga pendidikan anak usia dini
membangun
memperoleh
daerahnya.
keuntungan
dari
kehadiran jembatan tersebut.
merupakan hal yang sangat penting dan
Daerah yang dikenali juga dengan
sangat esensial bagi perkembangan anak. Hal
sebutan Negeri Sultan ini memiliki potensi 139
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
wisata alam dan buminya terutama wisata
Itulah yang terjadi hingga sekarang ini
sejarah,
wisata budaya. Wisata budaya
dimana
termasuk
wisata
menidurkan anak tetap dilakukan dalam
tradisi
menanti
untuk
dikembangkan. Beberapa tempat bersejarah seperti
Istana
Sultan
Siak
tradisi
lisan
sepertisenandung
kehidupan sehari-hari oleh perempuan.
Asserayah
Hasyimiah, Kompleks Makam Koto Tinggi,
Pengertian Tradisi Lisan Istilah
Kompleks Makam Sultan Syarif Kasim, Balai
tradisi
lisan
merupakan
Kerapatan Tinggi, Mesjid Raya Syahabuddin,
terjemahan dari bahasa Inggris oral tradition.
semuanya dapat menjadi tujuan wisata yang
Yang
menarik. Selain itu, potensi budaya seperti
menurut Hutomo hanya terletak pada unsur-
rumah adat Melayu, kerajinan tenun Siak,
unsur yang ditransmisi secara lisan yang
wisata desa Melayu Sungai Mempura yang
kadang-kadang diikuti dengan tindakan.
pernah menjadi ibukota kerajaan pada masa
lebih lanjut Hotomo mengemukakan bahwa
pemerintahan Sultan Mahmud Abdul Jalil
tradisi lisan mencakup beberapa hal, yakni
Muzaffar Syah, upacara pernikahan adat
(a) yang berupa kesusasteraan lisan, (b) yang
Melayu yang menjadi pedoman dan acuan
berupa teknologi tradisional, (c) yang berupa
bagi
pantas
pengetahuan folk di luar pusat-pusat istana
dikembangkan. Demikian juga tradisi-tradisi
dan kota metropolitan, (d) yang berupa
yang sudah menjadi amalan masyarakat
unsur-unsur religi dan kepercayaan folk di
seperti
anak
luar batas formal agama-agama besar, (e)
sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri
yang berupa kesenian folk di luar pusat-pusat
bagi pengembangan budaya lokal Siak.
istana dan kota metropolitan, dan (f) yang
daerah
lainnya,
senandung
sangat
menidurkan
Kebudayaan Melayu yang tumbuh dan dikembangkan di Siak juga sangat
membedakannya
dengan
folklor,
berupa hukum adat.11 Banyak ilmuan yang berpandangan
penting artinya bagi munculnya daerah ini
bahwa
sebagai salah satu kabupaten unggulan di
kebudayaan.
Indonesia nantinya. Namun dengan adanya
berpendapat bahwa perbedaannya terletak
modernisasi yang datang dari berbagai arah
hanya
menyebabkan kebudayaan Melayu di Siak
penyebaran
mulai
dilakukan dengan lisan, yakni disebarkan
termarjinalkan
karena
masyarakat
tradisi
pada
lisan
Misalnya ciri-cirinya dan
berbeda
dengan
Sukatman saja
pewarisannya
yaitu
yang (1)
biasanya
melalui tutur kata dari mulut ke mulut (atau
terkontaminasi dengan arus modern. Meskipun modernisasi telah melanda
dengan suatu contoh yang disertai dengan
tugas
gerak isyarat dan alat bantu mengingat); (2)
oleh
bersifat tradisional, yakni berbentuk relatif
modernisasi tersebut. Sang ibu tetap bertugas
tetap atau standar; (3) mempunyai varian
menidurkan anaknya yang masih usia dini.
atau versi yang berbeda; (4) bersifat anonim; 140
masyarakat seorang
ibu
Melayu tidak
Siak
namun
terkontaminasi
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
(5)
mempunyai
bentuk
atau
material, seperti arsitektur rakyat (bentuk
berpola; (6) mempunyai kegunaan dalam
rumah asli daerah, bentuk lumbung padi,
kehidupan
(7)
dan sebagainya); kerajinan tangan rakyat
bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika
(pakaian adat dan asesoris tubuh khas
sendiri yang tidak sesuai dengan logika
daerah); makanan dan minuman tradisional;
umum; (8) menjadi milik bersama suatu
dan obat-obatan tradisional. (b) yang bukan
kolektif; (9) bersifat polos dan lugu sehingga
material seperti gerak isyarat tradisional
seringkali
(gesture),
bersama
kelihatan
berumus
suatu
kasar
kolektif;
atau
terlalu
spontan.12
bunyi-bunyian
isyarat
seperti
kentongan untuk komunikasi, dan musik
Tradisi lisan terbagi menjadi beberapa bentuk.Berdasarkan
menurut
Berdasarkan keterangan di atas, maka
Brunvand yang dikutip oleh Sukatman13 dan
tradisi lisan seperti senandung menidurkan
Danandjaja
anak
14
tipenya
rakyat.
menggolongkan tradisi lisan
yang
dilakukan
oleh
perempuan
menjadi tiga bentuk, yakni (1) tradisi lisan
Melayu Siak
yang lisan (verbal folklore) adalah foklor yang
nyanyian rakyat. Hal ini dikatakan demikian
bentuknya memang murni lisan. Bentuk-
karena
bentuk (genre) foklor termasuk ke dalam
penyebarannyapun diwariskan secara lisan
kelompok besar ini antara lain (a) bahasa
pula. Nyanyian rakyat merupakan bunyi
rakyat (folk speech); (b) ungkapan tradisional,
(suara) yang berirama dan berlagu yang
seperti pribahasa, pepeatah, dan pemeo; (c)
terangkai
pertanyaan tradisonal, seperti teka-teki; (d)
harmonisasi yang indah.Oleh karena itu
puisi rakyat seperti pantun, gurindam, dan
dapat dikatakan bahwa nyanyian rakyat
syair; (e) cerita prosa rakyat, seperti mite,
adalah salah satu genre atau bentuk folklor
legenda, dan dongeng; (f) nyanyian rakyat;
yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang
(2) tradisi lisan sebagian lisan (party verbal
beredar secara lisan di antara anggota
folklore) adalah berbentuk campuran unsur
kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan
lisan dan unsur bukan lisan. Adapun yang
banyak mempunyai varian.
termasuk
dalam
kelompok
ini
termasuk ke dalam jenis
dilantunkan
sehingga
secara
lisan
menghasilkan
dan
suatu
adalah
Menurut Hutomo nyanyian rakyat ini
kepercayaan rakyat, permainan rakyat, teater
bermacam-macam jenisnya seperti nyanyian
rakyat, tari rakyat, adat istiadat, upacara, dan
anak-anak (children songs), nyanyian nina-
pesta rakyat; (3) tradisi lisan material (non
bobo (lullaby), nyanyian kerja (work songs),
verbal folklore) adalah tradisi yang bentuknya
nyanyian permainan (game songs), nyanyian
bukan lisan, walaupun cara pembuatannya
situasi (situational songs), dan nyanyian sedih
diajarkan secara lisan. Bentuk ini dapat
waktu pemakaman (dirge).15Nyanyian rakyat
dibagi menjadi dua kelompok, yakni (a) yang
ini termasuk ke dalam kategori tradisi lisan 141
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
yang lisan. Hal ini disebabkan nyanyian
pengetahuan adalah anak usia dini. Artinya
rakyat
tradisi
merupakan
sebuah
tradisi
yang
lisan
untuk
menidurkan
anak
menggunakan media lisan secara utuh baik
merupakan salah satu bagian dari budaya
pengapresiasiannya
masyarakat Melayu termasuk Siak yang
maupun
pengembangannya.
menjadi bagian wilayah Propinsi Riau.
Sebagai sebuah tradisi lisan, senandung
Siak
sebagai
sebuah
kabupaten
menidurkan anak yang dilakukan oleh para
memiliki budaya dan tradisi yang kental dan
ibu
sarat
rumah
tangga
di
Siak
dapat
akan
nilai-nilai
keislaman.
Siak
diimplementasikan
dalam
kehidupan
memiliki beraneka ragam budaya dan tradisi
terutama
dalam
aspek
pendidikan.
seperti upacara adat menyambut tamu,
yang
dimaksud
tentunya
tradisi bersyair dalam menyambut tamu,
pendidikan terhadap anak-anak pada usia
tradisi berbalas pantun, tradisi menumbai
dini. Dikarenakan senandung menidurkan
lebah, tradisi senandung menidurkan anak,
anak merupakan tradisi yang sudah bersebati
dan banyak lagi tradisi lainnya.
Pendidikan
dengan kehidupan masyarakat Melayu Siak,
Kebanyakan
dari
tradisi
tersebut
maka pada dasarnya wajib dipertahankan
sampai saat ini masih ada dan masih
dan dilestarikan karena tradisi tersebut
dilaksanakan. Akan tetapi ada juga tradisi
mencerminkan dan merupakan jati diri
yang sekarang ini sudah mulai memudar
bangsa ataupun daerah di mana tradisi
bahkan hampir punah.Meskipun demikian
berasal.
tradisi senandung menidurkan anak tetap
Ada beberapa sebutan untuk tradisi
bersebati pada masyarakat Melayu Siak.
lisan mengenai nyanyian menidurkan anak. Hal ini sesuai dengan istilah yang berlaku di
Tradisi
daerah-daerah
Anak Berpresfektif Gender
Misalnya
yang
masyarakat
menyebutnya
dengan
melahirkannya.
Senandung
Menidurkan
Siak
Sejak dulu hingga sekarang orang-
senandung
orang tua di Siak gemar sekali bersenandung
Melayu nama
Lisan
menidurkan anak, di Kampar disebut bagandu,
ketika
di daerah lain ada yang menyebut dengan
selalunya dilakukan oleh ibu bukan ayah.
dodoi bahkan masih banyak sebutan lainnya.
Biasanya nyanyian atau lagu yang ibu-ibu
Apapun sebutan terhadap tradisi lisan
menidurkan
anaknya.Senandung
senandungkan selalu diiringi irama-irama
itu
yang bervariasi sehingga mampu membuat
mempunyai tujuan dan proses yang sama
sang anak terlelap dalam tidurnya. Nyanyian
yakni sebuah kegiatan yang dilakukan oleh
atau senandung tersebut biasanya berisikan
seorang
berprediket
pesan-pesan, nasihat-nasihat, petuah-petuah,
seorang ibu ketika akan menidurkan anak
harapan, cita-cita dan keinginan-keinginan
yang masih kecil atau dalam istilah ilmu
orang tua terhadap anaknya sedari kecil 142
tersebut
yang
jelas
perempuan
tradisi
yang
lisan
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
hingga
mulai
beranjak
dewasa.Semua
Menjadi kebiasaan kaum ibu bahwa
harapan dan keinginan orang tua terhadap
sebelum
anaknya selalu diutarakan lewat sebuah
aktivitas-aktivitas lain, maka
nyanyian yang disenandungkan pada anak
terlebih dahulu mengurus anak-anaknya,
sebelum tidur.
mulai
Secara psikologis, ketika seorang anak
melakukan
dari
pakaian,
kegiatan
memandikan, memberi
ataupun para ibu
memakaikan
makan
sampai
tidur ia akan lebih mudah menyerap pesan-
menidurkan anaknya. Dalam menidurkan
pesan yang diberikan oleh orang tuanya
anak inilah biasanya para ibu bersenandung
karena pada saat itulah otak anak bekerja
dengan harapan agar anaknya segera terlelap
dengan aktif dan cepat sehingga akan mudah
dalam tidur.Setelah anaknya tidur barulah
terserap dalam alam bawah sadar anak.
ibu mulai melakukan aktivitas hariannya
Sebagaimana yang diungkapkan oleh
mulai dari berkemas rumah, memasak,
Ken
Adams bahwa bayi yang masih kecil akan
mencuci
mencoba
Kemudian di sela-sela pekerjaannya apabila
bergerak
mendengar bahkan
sesuai
musik.
membuat
irama
Terkadang suara
saat
mereka
„aaah‟,
sang
piring,
anak
dan
mencuci
terbangun,
pakaian.
menangis,
dan
dan
merengek maka sang ibu dengan segera
mengoceh saat bergerak mengikuti alunan
meninggalkan pekerjaannya dan kembali
musik.16 Lebih lanjut ia mengungkapkan
menyenandung menidurkan anaknya hingga
bahwa kemampuan untuk mengapresiasi
tertidur kembali. Begitulah seterusnya di
dan membedakan suara pada bayi yang
setiap harinya.
masih kecil sudah sangat berkembang, dan
Dalam
menyanyikan lagu kepada bayi yang ada
menidurkan
dalam pelukan adalah cara lain untuk
dengan dua cara yaitu pertama dengan
memodifikasi
menimang-nimang
mempercepat membuktikan
pengalaman
yang
perkembangan.17Hal bahwa
bayi
yang
dapat ini baru
bersenandung anak
menggendongnya memasukkan
anak
biasanya
untuk dilakukan
anak dan ke
sambil
kedua
dengan
dalam
buaian
lahirpun mampu merespon secara selektif
(ayunan). Kedua cara tersebut sangat lumrah
terhadap ucapan orang dewasa.
dilakukan oleh para ibu-ibu Melayu di Siak
Hal ini diperkuat oleh pendapat Brody,
dalam
menyenandungkan
anaknya,
Zelazo & Chaika yang dipakai oleh Desmita,
meskipun ada sebagian kecil ibu-ibu yang
yang menyatakan bahwa tiga hari setelah
bersenandung ketika menyusui
kelahiran, bayi dapat membedakan antara
dalam posisi duduk atau berbaring.
suara-suara ucapan baru dan suara-suara yang telah didengar sebelumnya.18
anaknya
Untaian kata berirama yang disuarakan oleh para ibu ketika hendak menidurkan anak merupakan tradisi yang bernilai positif 143
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
bahkan memiliki fungsi multi dimensional
tanggungjawab perempuan sebagai ibu di
antara
dalam
anak
dan
ibu.Misalnya
terjadi
keluarga,.
Dapat
disimak
dalam
hubungan batin yang mendalam antara
sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada
keduanya dimana anak dan ibu saling
seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
memiliki keterkaitan akibat suara ibu yang
dan berkata,
selalu didengar anak. Dengan demikian sang
"Wahai Rasulullah, siapa orang yang
ibu memiliki tugas yang bermuatan nilai-
paling berhak untuk aku untuk berlaku bajik
nilai pendidikan karena uantaian kata-kata
kepadanya?" Nabi menjawab, "Ibumu." Orang
yang dirangkai sedemikian rupa berisikan
itu bertanya lagi, "Kemudian setelah dia siapa?
nasehat dan petuah yang berkaitan dengan
"Nabi menjawab," Ibumu."Orang itu bertanya
kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
lagi,"
Berkaitan dengan tugas ibu ketika melantunkan
kata-kata
berirama
guna
menidurkan anaknya dapat ditinjau dari
Kemudian
setelah
dia
siapa?"Nabi
menjawab," Ibumu."Orang itu bertanya lagi," Kemudian setelah dia siapa?"Nabi menjawab," Ayahmu." (HR. Bukhari-Muslim).
kedudukan perempuan dalam agama Islam
Lihat pula dalam tataran ungkapan
yakni kedudukan perempuan sebagai orang
orang tua-tua Melayu mengatakan walaupun
tua.Perempuan bertugas melahirkan anak
hakikatnya antara laki-laki dan perempuan adalah
sesuai dengan kodratnya dan tidak pada laki-
sama
laki. Namun, dalam proses membesarkan
serupanya
dan mendidik anak adalah tugas laki-laki
ungkapan yang lain dikatakan di dalam sama
dan perempuan yang berprediket sebagai
ada bedanya, di dalam beda ada samanya.19
seorang ayah dan seorang ibu. Artinya
Ungkapan-ungkapan tersebut jelas sekali
mendidik anak bukan hanya tanggungjawab
memberikan jawaban terhadap kesetaraan
perempuan saja.Hal ini telah jelas termaktub
yang bagaimana yang seharusnya diikuti
dalam al-Quran yang melambangkan tugas
oleh masyarakat Melayu. Di dalam adat dan
mendidik
resam Melayu diakui adanya kesetaraan
anak
yang
dilakukan
oleh
Perempuan memiliki tugas dan peran luar
biasa
terkait
kedudukannya
sebagai ibu. Mulai dari kehamilan hingga melahirkan dengan mempertaruhkan nyawa. Kemudian menyusui dan mendidik anak. Oleh karena itu, Al-Quran dengan tegas mendahulukan ibu dari ayah dalam hal penghargaan
samanya
beralur-alur.
bertempat-tempat, Kemudian
dalam
antara laki-laki dan perempuan, namun di
Lukmanul Hakim.
yang
tetapi
karena
demikian
beratnya
sisi lain diakui pula adanya perbedaan antara mereka.20Dalam suatu ungkapan dikatakan anak jantan ditimang-timangan, anak perempuan disayang-sayangan, anak laki-laki cahayanya negeri anak perempuan permata intan, anak lakilaki payung negeri, anak perempuan pelita budi.21 Pengakuan adanya perbedaan tersebut seterusnya
diwujudkan
dalam
bentuk
pantang larang dan pembatasan yang wajib 144
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
ditaati oleh setiap anggota masyarakat.
Dalam
teks
senandung
kekentalan
Misalnya pantang larang perempuan menjadi
bahasa Melayu Siak ditampilkan sebagai
kuli atau pekerja keras, menjadi hamba
identitas sebuah tradisi, hal ini dapat juga
sahaya
sebagai pembeda dengan tradisi di tempat
atau
piaraan
orang.Kedua-dua
pekerjaan tersebut kalau dicermati sangat
lain.
mengutamakan kekuatan fisik.22 Dalam hal
berlapaskan pendidikan, baik pendidikan
ini jelas sekali bahwa kekuatan perempuan
agama maupun penanaman nilai karakter.
berbeda
laki-laki.
Hal ini tentu menegaskan bahwa senandung
Seterusnya pengakuan tersebut diwujudkan
yang dilantunkan ibu untuk pengantar tidur
juga
dengan
kekuatan
dalam
tradisi
Bentuk
bahasa
yang
digunakan
yang
lebih
anak bukan sekadar ucapan kosong semata,
laki-laki
dalam
akan tetapi mendidik anak melalui pesan-
menyelesaikan masalah social. Namun dalam
pesan yang diucapkan dengan bahasa daerah
menyelesaikan masalah di rumah tangga
atau bahasa ibu.
mengedepankan
kaum
lebih mengedepankan perempuan karena perempuan
relatif
dibandingkan untuk
dengan
menidurkan
perempuan
lebih
karena
emosional
laki-laki
anak
jika
didengar anak ketika terjadi komunikasi
sehingga
dengan kelilingnya. Hal ini bermakna bahwa
adalah
lebih
Bahasa ibu adalah bahasa awal yang
tugas
bahasa ibu adalah bahasa asli yang murni
memerlukan
dan belum disentuh oleh hal-hal lainnya.
perasaan.
Artinya si anak ketika mendengarkan bahasa ibu yang menyenandungkannya, maka si
Bahasa dan Lirik Senandung Menidurkan
anak akan memperoleh pendidikan awal
Anak Melayu Siak
yang murni dalam aspek bahasa. Oleh karena
Bahasa dalam sebuah tradisi secara
itu, bahasa ibu merupakan bahasa yang tidak
umum biasanya mengacu kepada di mana
pernah dilupakan seorang anak sampai
tradisi tersebut tumbuh dan berkembang.
kapanpun dan dimanapun ia berada.
Bahasa
dalam
tradisi
lisan
senandung
Lirik senandung dalam menidurkan
menidurkan anak di Siak menggunakan
anak di Siak tidak hanya satu macam saja
bahasa Melayu Siak yang masuk dalam
akan tetapi terdapat banyak macam syair
kelompok dialek Melayu Pesisir. Meskipun
atau lirik yang digunakan masyarakat ketika
demikian bahasa Melayu Siak agak sedikit
menidurkan anaknya. Hal ini tergantung
berbeda dengan bahasa Melayu di Bengkalis
kepada si ibu karena ibu lah yang menyusun
dan Dumai. Perbedaan tersebut tampak pada
kalimat-kalimat yang disampaikannya. Lirik
akhir kata [a] diganti [o], sedangkan dalam
senandung
bahasa Melayu Bengkalis berubah menjadi
hakikatnya
[e].
pendidikan, baik pendidikan secara umum
yang
didendangkan
mengandung
pada
nilai-nilai
145
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
maupun pendidikan agama.Sebagai contoh dapat dilihat dari lirik senandung di bawah ini. Contoh Pertama Lai lahaillallah Nabi Muhammad pesuruh Allah Dia dilahirkan di kota Mekkah Anak dari Abdullah dan Aminah Lailahaillallah Nabi Muhammad kekasih Allah Tidoulah sayang tidoulah nyawo Jangan menangis pejamkan mato Sayang tidoulah nak, dah malam hari nak Bah engkau belum jugo balek Tidou yo nak sayang Anak ku sayang cepatlah beso Kejolah ilmu dengan belajo Al-Quran dan Hadits jadikan dasar Penjago diri sebagai pagar Lailahaillallah Nabi Muhammad pesuruh Allah Lailahaillallah Nabi Muhammad pesuruh Allah
Cepatlah beso bunda doakan Jadilah anak yang penuh iman Wahai anakku mustika bunda Adil dan benar hendaklah dibela Jagalah dengan sehabis daya Supaye hidup beroleh pahala Wahai anakku kekasih ayah Membela yang adil hendaklah tabah Membela yang benar jangan gegabah Supayo hidup beroleh faedah Wahai anakku tambatan hati Ingatlah pesan bunda mu ini Berlaku adil engkau taati Berlaku benar engkau ikuti Wahai anakku bunda berpesan Berlaku adil engkau utamakan Berkata benar engkau amalkan Supayo hidup diberkati Tuhan Kedua contoh yang ditampilkan di atas memiliki irama yang berbeda.Bahkan bukan
hanya
dua
saja
lirik
yang
disenandungkan namun ada banyak lirik yang
berkembang
ditengah
masyarakat
Melayu Siak. Kemudian diiringi dengan ciloteh-ciloteh sang ibu. Oi anak emak, ngapo jugo engkau belum tidou sayang nak… Ya Allah he sayang Dah mak kasi susu engkau belum jugo nak tidou, mak pun dah risau. Bah engkau belum jugo balek hari dah tengah malam Anak mak tak jugo tidou Tidou sayang sayang Buah hati mak Oi sayang.....
Nilai-nilai Pendidikan Pada Tradisi Lisan Melayu Siak Pada hakikatnya, tradisi lisan seperti senandung menidurkan anak bukan hanya semata-mata sebagai
sebuah seni saja,
melainkan sebuah tradisi yang memiliki banyak fungsi. Salah satu fungsinya yang sangat menonjol adalah berfungsi sebagai pendidik
karena
petuah-petuah,
berisi
cita-cita,
nasihat-nasihat, dan
harapan-
Contoh Kedua
harapan para orang tua yang diperuntukkan
Dengan bismillah bunda tidoukan Tidoulah sayang pemato intan
kepada anak. 146
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
Senandung menidurkan anak sebagai
oleh
nyanyian-nyanyian
sebuah tradisi lisan adalah nyanyian rakyat
tradisional
yang ada di masyarakat dimana di dalamnya
kegembiraan dalam bermain.
juga tergambar dengan jelas mengenai tata
dan
yang
bersifat
memberikan
Dikarenakan
perkembangan
efek zaman
cara kehidupan sosial masyarakat setempat.
dan teknologi yang semakin canggih, maka
Hal ini sesuai dengan fungsi nyanyian rakyat
permainan-permainan yang mengedepankan
tersebut
tradisi dan kebudayaan mulai dilupakan
seperti
yang
dikatakan
oleh
Danandjaja bahwa nyanyian rakyat memiliki
karena
banyak fungsi, yakni (1) : memiliki fungsi
cenderung
lebih
menyukai
rekreatif yaitu untuk merenggut kita dari
permainan
yang
modern.Bahkan
dapat
kebosanan
dikatakan
bahwa
mereka
tidak
hidup
sehari-hari
walaupun
anak-anak
terpengaruh
dan
permainansudah
untuk sementara waktu atau menghibur diri
mengenal lagi permainan dan nyanyian-
dari kesukaran hidup sehingga dapat pula
nyanyian rakyat tersebut. Pada hal menurut
menjadi semacam pelipur lara atau untuk
William R. Bacom dalam Sukatman, ada
melepaskan diri dari segala ketegangan
beberapa
perasaan yang pada akhirnya memperoleh
nyanyian
kedamaian jiwa. Nyanyian rakyat yang
menidurkan anak, yaitu : (1) sebagai sistem
berfungsi demikian itu adalah nyanyian
proyeksi;
jenaka,
mengiringi
pranata-pranata dan lembaga kebudayaan;
permainan kanak-kanak dan nyanyian “Nina
(3) sebagai alat pendidikan anak (pedagogical
Bobo” atau menidurkan anak; (2) berfungsi
device); dan (4) sebagai alat pemaksa dan
sebagai
pengawas agar norma-norma masyarakat
nyanyian
untuk
pembangkit
semangat,
seperti
nyanyian bekerja “Holopis Kuntul Baris”, sebagainya;
memelihara
tradisi
rakyat (2)
lisan
seperti
sebagai
alat
termasuk senandung
pengesahan
akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.24
nyanyian untuk berbaris-baris, perjuangan, dan
fungsi
Berdasarkan keterangan di atas dapat
(3)
berfungsi
untuk
pula dikatakan bahwa tradisi lisan yang
sejarah
setempat
dan
tumbuh dan berkembang di masyarakat
sebagainya; (4) juga berfungsi sebagai protes
mana
sosial, protes mengenai ketidakadilan dalam
dilakukan secara tepat. Hal ini dikarenakan
masyarakat atau negara bahkan dunia.23
berbagai keutamaan yang diperoleh jika
Salah satu jenis nyanyian rakyat yang
saja
dilaksanakan.
akan
berfungsi
Artinya
positif
tradisi
jika
yang
sudah mulai tertinggal adalah nyanyian
diwariskan oleh nenek moyang dulu kepada
anak, baik itu nyanyian permainan maupun
masyarakat sekarang tidaklah hanya sebagai
nyanyian
yang
sebuah warisan untuk disebut-sebut saja
disenandungkan pada anak sebelum tidur).
akan tetapi sebuah warisan yang sangat sarat
nina-bobo
(nyanyian
Dulu, permainan anak-anak selalu diiringi 147
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
dengan nilai-nilai pendidikan dan tunjuk
serangkaian sangsi dalam pelaksanaan dari
ajar.
norma-norma yang diberikannya.Sistem nilai Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
inilah yang paling banyak mewarnai tingkah
menuliskan bahwa nilai mengandung arti
laku kehidupan social masyarakat Melayu.
kadar, mutu, banyak sedikitnya isi, sifat-sifat
Hal ini disebabkan nilai-nilai tradisi lebih
(hal-hal) yang penting atau berguna
mudah dan lebih dahulu
bagi
dicernakanoleh
kemanusiaan.25Namun menurut Hamidinilai
anggota masyarakatkarena nilai-nilai inilah
pada dasarnya merupakan sesuatu yang
yang
abstrak
kehidupan masyarakat. Perangkat nilai ini
dan
sulit
dikemukakan
secara
lebih
awal
kongkrit sebab lebih cenderung kepada
selalu
sesuatu yang dirumuskan bukan sesuatu
mereka sehari-hari.28
diperkenalkan
bersentuhan
yang ditunjukkan. Untuk mengenal nilai
Berdasarkan
dalam
dengan
kehidupan
berbagai
pandangan
harus menggunakan panca indera.Namun
tersebut
nilai yang didapatkan tetap saja bersifat
merupakan sesuatu yang potensial, dalam
abstrak dan yang digunakan adalah simbol
arti terdapatnya hubungan yang harmonis
bahasa seperti baik, sedang, amat baik,
dan
buruk,
menyempurnakan manusia.
buruk
sekali
dan
lainnya.26Oleh
dapat
kreatif
dikatakan
sehingga
bahwa
berfungsi
nilai
untuk
karena itu sebagaimana yang dikemukakan
Selanjutnya, nilai dalam bahasa Inggris
oleh Lasyo bahwa nilai sangat diperlukan
adalah value yang berarti berguna, mampu,
dalam kehidupan bermasyarakat agar arah
berdaya, berlaku, dan juga kuat.Hal ini
peradaban manusia itu menjadi baik, karena
sesuai
nilai biasanya berorientasi pada kebenaran,
mengatakan bahwa nilai adalah kualitas
kebaikan, keindahan, dan kesatuan.27
suatu hal yang menjadikan hal itu dapat
dengan
pendapat
Sjarkawi
yang
Pada masyarakat Melayu system nilai
disukai, diinginkan, berguna, dihargai dan
yang dipelihara adalah: pertama, system nilai
dapat menjadi objek kepentingan.Demikian
yang diberikan oleh agama Islam yang
juga menurut Steeman yang dikutip oleh
merupakan sistem nilai yang dipandang dan
Sjarkawi bahwa nilai adalah yang memberi
diakui sebagai sumber nilai yang paling
makna pada hidup serta memberi pada
terpercaya
hidup ini titik-tolak, isi, dan tujuan. Lebih
dan
benar
oleh
masyarakat.
Kedua, sistem nilai adat yang memberikan
lanjut
ukuran dan ketentuan-ketentuan terhadap
merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi,
bagaimana manusia harus berbuat dan
yang mewarnai dan menjiwai tindakan
bertingkah laku serta dengan serangkaian
seseorang.29
sangsi yang cukup tegas.Sistem ini sifatnya horizontal.Ketiga
adalah
sistem
nilai
tradisi.Sistem nilai ini tidak memberikan
ia
mengemukakan
bahwa
nilai
Dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam tertulis
bahwa
nilai
adalah
suatu
tipe
kepercayaan yang berbeda dalam ruang 148
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
lingkup sistem kepercayaan dalam mana
bahwa
seseorang bertindak atau menghindari suatu
kehidupan budaya adalah konflik yang
tindakan, atau mengenai suatu yang pantas
timbul akibat hubungan manusia dengan
atau tidak pantas dikerjakan.30Sementara itu
dirinya sendiri, manusia dengan manusia
Abu Ahmadi mengemukakan bahwa nilai
lain, manusia dengan alam, dan manusia
adalah suatu seperangkat keyakinan atau
dengan Tuhan.33
perasaan
yang
diyakini
sebagai
suatu
permasalahan
Sedangkanmengenai
identitas yang memberikan corak khusus
pendidikan
kepada
dikemukakan
pola
pemikiran,
perasaan,
keterikatan, dan perilaku.31
pengertian
Dari berbagai pendapat tersebut, maka semakin
memperjelas
bahwasanya
nilai
mendasar
dikemukakan
sebenarnya oleh
para
secara
keseragaman
definisi sudah
banyak
ahli,
namun
komprehensif
juga
dalam
perlu
guna
diperoleh
pemahaman
tentang
selalu berhubungan dengan tindakan, hal ini
pendidikan itu sendiri.Ditinjau dari segi
disebabkan nilai seseorang itu diukur melalui
etimologi, pendidikan dalam bahasa Arab
tindakannya.Bahkan pada hakikatnya nilai
sering dipakai dengan kata tarbiyah yang
adalah sebuah konsep yang terkandung dari
berasal dari kata rabba. Ada juga yang
sebuah
menggunakan istilah ta’lim yang berasal dari
objek
berharga
dan
budaya
yang
menjadi
kata allama atau ta’dib akar kata addaban.
tuntunan dalam segala aspek kehidupan
Istilah ta’lim mengindikasikan suatu proses
bermasyarakat.Sebagaimana
pendapat
pemberian bekal pengetahuan, sedangkan
oleh
tarbiyah memberikan arti pembinaan dan
Koentjaraningrat bahwa semua nilai budaya
pengarahan bagi pembentukan kepribadian
dalam semua kebudayaan di dunia ini,
dan sikap mental. Istilah ta’dib menunjukkan
sebenarnya
masalah
proses pembinaan terhadap sikap moral dan
pokok dalam kehidupan manusia. Kelima
etika dalam kehidupan yang lebih mengacu
masalah pokok itu adalah
pada peningkatan martabat manusia.
Kluckhohn
penting
dipandang
yang
untuk
dikutip
mengandung
lima
(1) masalah
mengenai hakekat dari hidup manusia; (2) masalah
mengenai
disimak
lebih
mendalam lagi, maka dapat dikatakan bahwa
manusia; (3) masalah mengenai hakekat dari
ketiga kata tersebut memberi kesan bahwa
kedudukan
dan
antara satu dan lainnya serupa tapi tidak
waktu; (4) masalah mengenai hakekat dari
sama. Sebagaimana yang dikatakan oleh al-
hubungan manusia dengan alam sekitarnya;
Attas bahwa pengertian pendidikan dengan
(5)
seluruh totalitasnya dalam konteks Islam
masalah
dalam
mengenai
dari
jika
karya
manusia
hakekat
Sebenarnya
ruang
hakekat
dari
hubungan manusia dengan sesama.32Tokoh
inheren dalam konotasi istilah
tarbiyah,
lain juga menyatakan pendapat yang senada
ta’lim, dan ta’dib yang harus dipahami secara 149
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
bersama-sama. Meskipun kata tarbiyah lebih
mengalami perubahan serta perkembangan
luas konotasinya yang sekaligus mencakup
sesuai dengan kehidupan tersebut, baik
makna mengajar (allama) yang mengandung
secara teori maupun konsep operasionalnya,
arti
dan
maka diskursus pendidikan tidak akan
mendidik.34 Dari makna tersebut, dapat
pernah mati dan senantiasa menarik dan
diartikan bahwa mendidik tidak lain adalah
penting diperbincangkan.36
memelihara,
membentuk
membesarkan,
manusia
tempatnya
yang
untuk
tepat
menempati
dalam
Selain
itu,
sebagian
kalangan
susunan
mengatakan bahwa hal itu ada hubungannya
masyarakat, berperilaku secara proporsional
dengan kebangkitan Islam di mana ketika
sesuai dengan
dunia mengalami kemerosotan moral yang
ilmu dan teknologi yang
dikuasainya.
sangat
Sementara Dewey,pendidikan pembentukan
itu
mengkhawatirkan
pendidikan
yang
John
suatu
proses
berkiblat kepada konsepsi pendidikan barat,
yang
maka orang-orang mulai mencari konsepsi
kemampuan
dasar
paradigma
dari
menurut
adalah
beratnya
akibat
fundamental, baik menyangkut daya fikir
alternatif.Konsepsi
pendidikan
(intelektual)
dipandang
salah
maupun
daya
perasaan
sebagai
(emosional) menuju ke arah pembentukan
alternatif.Dengan
tabiat
bermunculanlah
manusia.35Banyak
lagi
sebenarnya
defenisi pendidikan yang dipaparkan oleh
pendidikan
para ahli, baik pakar pendidikan barat
kajian
maupun
terdapat
pakar
sebenarnya
dapat
Indonesia.
Namun
disimpulkan
bahwa
dalam
satu
konsep
demikian,
maka
kajian-kajian
tentang
Islam.Salah
mengenai
Islam
satunya
kandungan budaya
nilai dan
adalah yang tradisi
masyarakat.
pendidikan adalah proses menyempurnakan
Tradisi lisan senandung menidurkan
potensi-potensi (kemampuan) manusia yang
anak yang tumbuh dan berkembang pada
mudah
masyarakat Melayu Siak memiliki kekuatan
dipengaruhi
kebiasaan
supaya
oleh
kebiasaanoleh
pendidikan yang bernilai padat yang diserap
dengan
anak secara langsung dari si penandung
alat/media yang disusun sedemikian rupa
yang dalam hal ini adalah ibunya. Ibu yang
dan dikelola oleh manusia untuk mendorong
selalu melakukan pekerjaan ini meskipun
orang lain atau diri sendiri mencapai tujuan
dalam kondisi lain sang bapak juga ikut
yang
melakukannya namun tidak secara kontiniu.
kebiasaan-kebiasaan
ditetapkan.
disempurnakan yang
baik
Dengan
kata
lain
pendidikan adalah memanusiakan manusia. Munzir Hitami berpandangan bahwa persoalan
tidak berada di dekat anak dan tentu saja
berhubungan
bapak akan menggantikan tugas tersebut.
langsung dengan kehidupan manusia dan
Artinya pekerjaan menidurkan anak memang 150
persoalan
pada
darurat saja misalnya ketika sang ibu sedang
hakikatnya
adalah
pendidikan
Kalau boleh dikatakan hanya terjadi ketika
yang
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
lebih akrab dilakukan oleh perempuan.Selain itu
perempuan
emosional
sangat
yang
membangkitkan
sarat
dengan
kadangkala
dapat
semangat
yang
Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang ini, pada satu sisi menjadikan peran perempuan
lebih
terbantu
dalam
menjalankan tugasnya, namun sebaliknya
mendengarkan suaranya. Oleh karena itu
menjadi
dalam
masyarakat yang dapat diterapkan dalam
senandung
seorang
ibu
ketika
penyebab
pudarnya
menidurkan anak, maka nilai pendidikan
pendidikan.Artinya
punakan terkandung pula. Hal ini dapat
rakyat mulai dikhawatirkan keberadaannya
dilihat pada semua aspeknya, baik bahasa
karena
maupun liriknya.Oleh karena itu, apabila
terlupakan.Secara
ditelaah secara seksama, maka senandung
terlihat bahwasanya sekarang ini nyanyian
menidurkan anak sangat sarat dengan nilai-
rakyat sudah jarang bahkan tidak lagi
nilaipendidikan,
diperdendangkan sehingga sangat terlihat
baik
pendidikan
secara
umum maupun pendidikan agama Islam.
tradisi
keberadaan
tradisi tradisi
tersebut
sudah
mulai
realitas
sudah
mulai
jelas posisinya sudah berada diambang
Kandungan dan muatan tradisi lisan
kepunahan. Pada hal tradisi masyarakat di
senandung menidurkn anak masyarakat Siak
satu pihak memberikan dampak positif
yang telah diperturunkan dari satu generasi
meskipun di pihak lain memberikan dampak
ke generasi berikutnya secara lisan pula
negative
dengan
mendiskriditkan
sangat bermanfaat dalam kehidupan global
perempuan terhadap
tradisi yang dianut
sekarang ini dimana pelaku pendidikan atau
akibat pemahaman tradisional.
si pendidik pertama bagi anak usia dini telah berganti dengan teknologi.
Berikut ini dapat dilihat nilai –nilai pendidikan yang terkandung dalam tradisi
Peran ibu dalam satu aspek tradisi ini
lisan senandung menidurkan anak yang
mulai tertindas karena sudah digantikan oleh
tumbuh dan berkembang pada masyarakat
teknologi canggih. Misalnya dengan kaset,
Melayu Siak.
compact disk, laptop, handphone dan lain sebagainya yang bisa memperdengarkan berbagai anaknya.
lagu
ketika
Sementara
1.
Nilai Pendidikan Agama Nilai-nilai religi yang terdapat pada
meninabobokan lagu
yang
tradisi
lisan
senandung
menidurkan
diperdengarkan itu tiada lain lagu-lagu yang
anakadalah petuah-petuah agar manusia
sedang populer seperti sakitnya di sini yang
sebagai hamba Allah
dilantunkan oleh Cita Citata dan lagu-lagu
selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa
lainnya.
Pergantian peran ibu tersebut
beserta para nabi dan rasulnya dengan cara
apakah dikarenakan sang ibu sudah berperan
selalu melaksanakan segala perintah-Nya
ganda dalam rumahtangga.
dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun
diwajibkan untuk
151
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
perintah-Nya
yang
harus
dipatuhi
dan
pagar.Kalimat-kalimat
tersebut
dijalankan diantaranya adalah salat lima
menggambarkan bahwa dalam berperilaku
waktu dan membaca kitab suci Al-Qur‟an
serta berbuat haruslah selalu berpedoman
serta meyakini Muhammad Saw awbagai
pada Al-Qur‟an dan hadits karena dengan
nabi akhir zaman. Nilai-nilai agama tersebut
mengamalkannya dunia dan akhirat pasti
tersirat dalam beberapa penggalan syair
terjaga. Dalam penggalan lirik yang lain juga
senandung menidurkan anakberikut ini.
selalu disebutkan sebagaimana di bawah ini.
Lailahaillallah Nabi Muhammad pesuruh Allah Dia dilahirkan di kota Mekkah Anak Abdullah dan Siti Aminah
Kalaulah beso harus mengaji Kelak menjadi anak berbudi Kalau dah beso harus sembahyang Agar mendapat ridhonya Tuhan
Lailahaillallah Nabi Muhammad kekasih Allah Lailahaillallah Nabi Muhammad pesuruh Allah
Kalimat-kalimat menggambarkan utamanya
Kalimat-kalimat
di
atas
betapa
membaca
mengerjakan
Dua puluh lima rasul pilihan Nama yang tersebut di dalam Al-Qur’an Yang pertama Adam alaihissalam Yang terakhir Muhammad Salallhu alaihiwasallam
di
salat
atas
penting
dan
Al-Qur‟an
dan
lima
waktu
karena
keduanya merupakan perintah dari Allah Swt dan sebagai seorang muslim diwajibkan untuk
mengerjakannya
pahala
serta
ridho
agar
dari
Nya.
mendapat Dengan
jelas
demikian, maka terciptalah seorang anak
menggambarkan adanya pengetahuan agama
yang berbudi.Semua itu dimulai sejak kecil
dasar yang diberikan secara tidak langsung
agar terbawa-bawa di masa tua.
kepada anak bahwa Tuhan mereka adalah Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw merupakan nabi yang diutus oleh Allah untuk
menyempurnakan
Nilai Pendidikan Moral Moral selalu berkaitan dengan tindak
umat
laku perbuatan.Nilai moral yang terdapat
manusia di muka bumi ini. Selain itu juga
pada tradisi lisan senandung menidurkan
terdapat
untuk
anak yang tumbuh dan berkembang pada
menyempurnakan akhlak manusia Allah
masyarakat Melayu Siak berupa pesan agar
mengutus dua puluh lima orang nabi dan
dalam hidup haruslah selalu berbuat adil dan
rasul pilihan di mana yang pertama adalah
berkata benar. Keadilan dan kebenaran
Nabi Adam As dan Nabi yang terakhir
merupakan suatu hal yang patut dijunjung
adalah Muhammad Saw.
tinggi dan diutamakan, karena orang yang
pengajaran
akhlah
2.
bahwa
Penggalan syair berikutnya yang juga mengandung nilai religi adalahAl-Qur’an dan Hadits
jadikan
dasar,penjago
diri
adil tentulah akan menjadi orang yang bijaksana.
Nilai-nilai
moral
tersebut
sebagai 152
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
tergambar pada penggalan-penggalan syair berikut ini.
Nilai
pendidikan
tersebut
terdapat
pada kalimat anakku sayang cepatlah beso kejolah ilmu dengan belajo dan tuntutlah ilmu ke
Wahai anakku mustika bunda Adil dan benar hendaklah dibela Membela yang adil hendaklah tabah Membela yang benar jangan gegabah Berlaku adil engkau taati Berlaku benar engkau ikuti Berlaku adil engkau utamakan Berkata benar engkau amalkan Kalimat-kalimat
di
negeri
berbuat adil
dan
menuntut
diperlukan
kesabaran
akan
semakin
mempererat
benar dan atau
mendekatkan hubungan batin antara ibu dan anaknya
sehingga
tercipta
hubungan
emosional yang dekat antara keduanya. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hutt yang dikutip Desmita bahwa respons selektif bayi yang baru lahir terhadap ucapan manusia memiliki arti penting bagi kelangsungan hidupnya, sebab ia menjadi bagian yang vital dalam
perkembangan
hubungan
kasih
sayang antara orang tua dan anak37 3.
Nilai pendidikan secara umum yang terdapat dalam tradisi lisan senandung menidurkan anakjuga berupa ilmu secara umumnya karena menuntut ilmu tidak ada batasnya.Menjadi orang yang berilmu dan semakin
pribadi ke arah kebajikan.
dengan
belajar
bahkan
pandai dan berbudi pekerti. Keseluruhan unsur-unsur nilai inilah yang nantinya akan menjadi alat untuk membentuk kepribadian dan watak anak yang masih dalam usia dini di kemudian hari. Maka dari itu antara agama, moral dan pendidikan
mendekatkan
haruslah
berjalan
seimbang
karena ketiganya merupakan nilai dasar yag harus dimiliki oleh anak sebagai calon anggota masyarakat. PENUTUP Dari
uraian
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa tradisi lisan berupa senandung
menidurkan
anak
pada
masyarakat Melayu Siak telah memberikan konsep
yang
sesuai
dengan
nilai-nilai
pendidikan anak usia dini berpresfektif gender
Nilai PendidikanUmum
berpendidikan
ilmu
pentingnya
sosok pribadi yang baik, berakal, cerdas,
keuletan.Bersenandung pada anak ketika tidur
bahwa
Dengan rajin belajar maka akan terbentuklah
walaupun terkadang untuk melalui semua itu
tersebut
menuntut ilmu tidak akan ada batasnya.
atas
berkata
Kalimat
menggambarkan
menggambarkan bahwa dalam hidup harus selalu
Cino.
dimanaantara
laki-laki
dan
perempuan setara namun juga memiliki perbedaan sesuai dengan kodratnya masingmasing dalam kehidupan bermasyarakat. Hal
ini
bukan
berarti
adanya
diskriminasi terhadap perempuan namun bertujuan
untuk
melegalisasi
eksistensi
perempuan yang lebih cendrung memiliki 153
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
perasaan yang sensitive sehingga terjadi komunikasi dua arah dengan anak usia dini. Akibatnya
nilai-nilai
pendidikan
yang
terkandung di dalam tradisi lisan dapat dieksplor
kepada
anak
sebagaimana
mestinya. Endnotes: Tim Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau, 2005,h.27. 2 Riswani, “Konsep Kesetaraan Gender Dalam Budaya Melayu Riau”, Jurnal Perempuan, Agama dan Gender Mawah,Vol.II. No.4 Desember 2003, ISSN 1412-6095, Pekanbaru: PSW UIN Suska Riau, h.82. 3 Sujiono, Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka,2009, h.6. 4 Masitoh, ,Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h.64. 5 Hartati, Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005, h.8. 6 Ali, dkk,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: Pedagogiana Press,2007, h.192 7 Ibid. 8 Ibid.,h.194. 9 Ibid. 10 Siak Dalam Angka 2012, Katalog BPS Propinsi Riau : 1102801.1405. ISBN: 979 484 770 4 11 Hutomo, Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Jawa Timur, 1991, h.11. 12 Sukatman, Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2009, h. 11. 13 Ibid. 14 Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain, Jakarta: PT Temprint, 1984, h. 3. 15 Hutomo, op.cit.,h. 66. 16 Adams, Semua Anak Jenius: Aktivitas Seru untuk Mengembangkan Kecerdasan Anak Usia 0-11 Tahun. Jakarta: Esensi Erlangga Group,2006, h.27. 17 Ibid. 18 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosadakarya,2006, h.101 19 Tenas Effendy, Gender dalam Adat dan Budaya Melayu, Makalah diampaikan pada pertemuan daerah rencana aksi nasional 1
penghapusan kekerasan terhadap perempuan, Pekanbaru, 2001, h.2. 20 Riswani, op.cit., h. 90. 21 Tenas Effendy, op.cit.h.3. 22 Riswani, loc.cit. 23 Danandjaja, op.cit, h.152-153 24 Sukatman, op.cit., h.7 25 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Kemendiknas, 2008, h.783. 26 Hamidi,Islam dan masyarakat Melayu di Riau. Pekanbaru: UIR Press,1986, h.14. Dibicarakan juga dalamDukun Melayu Rantau Kuantan Riau. Pekanbaru: Melayulogi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI 27 Lasyo, Nilai-nilai Pendidikan sebagai Sistem Metafisika. Jakarta: Dirjen Dikti, 1999, h.1. 28 Tengku Lukman Sinar, Jati Diri Melayu, Medan: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya Melayu, 1994, h.2. 29 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.29. 30 Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, h.7. 31 Abu Ahmadi dan Salimi, MKDU: Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h.202. 32 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2002, h.28. 33 Djamaris, Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka, 1993, h.3. 34 Al-Attas, Aims and Objektives of Islamis Education. Jeddah: King Abdul Azis University, 1977, h.3. 35 Dewey, Democracy and Education. New York: The Mc. Millan Co, 1916, h.383. 36 Hitami, Mengonsep Kembali Pendidikan Islam. Pekanbaru: Infinite Press, 2004, h.1. 37 Desmita, op.cit.,h.105.
DAFTAR PUSTAKA Tim
Jurnal
Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau, 2005 Perempuan, Agama dan Gender Mawah,Vol.II. No.4 Desember 2003, ISSN 1412-6095, Pekanbaru: PSW UIN Suska Riau
154
Violeta Inayah Pama, Nilai-Nilai Pendidikan Anak Usia Dini Berpresfektif Gender
Sujiono, Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka,2009 Masitoh, , Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 Hartati, Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005 Ali,
Siak
dkk,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: Pedagogiana Press, 2007 Dalam Angka 2012, Katalog BPS Propinsi Riau : 1102801.1405. ISBN: 979 484 770 4
Hutomo, Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Jawa Timur, 1991 Sukatman, Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2009
Hamidi,Islam dan masyarakat Melayu di Riau. Pekanbaru: UIR Press ,1986 Lasyo, Nilai-nilai Pendidikan sebagai Sistem Metafisika. Jakarta: Dirjen Dikti, 1999 Tengku Lukman Sinar, Jati Diri Melayu, Medan: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya Melayu, 1994 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Thoha,
Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996
Abu Ahmadi dan Salimi, MKDU: Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2002
Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain, Jakarta: PT Temprint, 1984
Djamaris, Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Adams, Semua Anak Jenius: Aktivitas Seru untuk Mengembangkan Kecerdasan Anak Usia 0-11 Tahun. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2006
Al-Attas, Aims and Objektives of Islamis Education. Jeddah: King Abdul Azis University, 1977
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2006
Dewey, Democracy and Education. New York: The Mc. Millan Co, 1916
Tenas Effendy, Gender dalam Adat dan Budaya Melayu, Makalah diampaikan pada pertemuan daerah rencana aksi nasional penghapusan kekerasan terhadap perempuan, Pekanbaru, 2001
Hitami, Mengonsep Kembali Pendidikan Islam. Pekanbaru: Infinite Press, 2004
155