PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 403
Pemberdayaan Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Standar Kompetensi Yusria Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Abstrak Tuntutan akan kualitas di bidang pendidikan saat ini sudah merupakan suatu keharusan yang dimiliki oleh seorang guru, karena tugas guru merupakan suatu profesi yang menuntut keahlian di bidangnya. Oleh karena itu guru yang mengajar di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini mulai dari Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan Taman KanakKanak harus memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dan kualifikasi akademik yang harus dimiliki oleh guru, sehingga guru mampu memberdayakan diri sebagai tenaga professional sesuai dengan ketentuan yang ada. Pendidikan yang diberikan sejak usia dini merupakan moment yang sangat penting; karena usia dini adalah golden age yang harus mendapat rangsangan dan stimulus yang tepat sesuai dengan usianya. Dimana pendidikan usia dini adalah sebagai peletak pondasi awal dalam membentuk karakter/kepribadian. Apabila sejak dini anak mendapatkan pendidikan dan pengasuhan “salah asuh dan salah didik”, maka akan dipertanyakan bagaimana kualitas bangsa ini ke depannya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan disain kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah guru/pengasuh yang mengajar dan mengasuh pada TPA, KB dan TK di PAUD Jambi, dengan menggunakan tehnik porpusve dan snowball sampling. Kata kunci: Pemberdayaan, Pendidik Anak Usia Dini, dan Standar Kompetensi. Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
404 YUSRIA
Pendahuluan Era globalisasi merupakan suatu tanda bahwa dengan persaingan kualitas ataupun mutu menuntut semua pihak dalam semua bidang dan sektor pembangunan untuk meningkatkan kompetensinya. Khususnya di bidang pendidikan kompetensi adalah suatu keniscayaan yang harus dimiliki oleh guru sebagai syarat utama dalam pembelajaran. Begitu pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang secara kontinuitas dilakukan, sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa ini. Menyadari akan pentingnya pendidikan anak usia dini, dewasa ini bermunculan berbagai bentuk lembaga pendidikan anak dengan segala ciri khasnya. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran anak usia dini, semua itu tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, salah satu adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru PAUD itu sendiri. Guru merupakan unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan baik ditataran institusional maupun instruksional. Tanpa guru, pendidikan hanya akan menjadi slogan muluk karena segala bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan ditentukan oleh kinerja guru. Disini guru berperan penting dalam mencerdaskan anak dengan berbagai karakteristik usianya, dan ia merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan, sebagai figur dan menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena ia sangat berpengaruh dalam proses dan keberhasilan peserta didik. Seiring dengan tuntutan mutu pendidikan tersebut, maka pemerintah dewasa ini membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kualifikasi, dan kompetensi serta sertifikasi guru. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 20051 tentang Standar Nasional Pendidikan dijabarkan bahwa tenaga kependidikan dituntut memiliki kompetensi yang mencakup kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetensi tersebut diharapkan dimiliki oleh seluruh tenaga pendidik pada lembaga pendidikan sekolah dan luar sekolah termasuk pendidik dalam program Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 405
pendidikan anak usia dini, yaitu pendidikan pra sekolah. Dan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 20052 juga membicarakan tentang Guru dan Dosen Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Adalah suatu yang mengembirakan bagi para guru dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut berarti kedudukan mereka sama dengan para profesional lainnya seperti dokter, pengacara, dan sebagainya, apalagi dalam undang-undang itu juga disebutkan kemungkinan adanya peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi mereka yang memenuhi persyaratan tertentu. Dan sudah saatnya pemerintah membuat kebijakan dan program baru untuk membangun pendidikan dengan memulainya dari guru sebagai subyek utama. Dan guru juga jangan sampai terjebak pada rutinitas pembelajaran semata sehingga lupa pada peningkatan kompetensi diri. Persoalannya apakah peningkatan kompetensi ini sudah sampai pada guru/pendidik pada level pendidikan anak usia dini ? dan bagaimanakah bentuk dari peningkatan kompetensi tersebut ? serta bagaimanakah aspek finansial yang diperoleh setelah peningkatan kompetensi itu dilaksanakan ? mengingat pendidikan pada taraf usia dini adalah sangat penting dalam mempersiapkan anak untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya. Pemerintah khususnya Depdiknas dan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini seharusnya telah mengimplementasikan Undang-undang dan Peraturan Pemeritah tersebut bagi pendidik PAUD. Jadi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran anak usia dini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kompetensi guru khususnya guru PAUD. Untuk meningkatkan kompetensi guru PAUD dalam pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan peningkatan kemampuan guru dilihat dari standar kompetensi yang harus dimiliki yaitu paedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Implikasi dari kondisi ini menggambarkan bahwa kualifikasi Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
406 YUSRIA
pada jenjang pendidikan dan pelatihan sebagai indikator untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi guru PAUD. Berdasarkan pemaparan di atas maka makalah ini membahas tentang bagaimana Pemberdayaan Pendidik Anak Usia Dini Melalui Standar Kompetensi.
Hakekat Standar Kompetensi Pada hakekatnya standar kompetensi adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Guru sebagai jabatan profesional menyakinkan setiap orang bahwa pekerjaannya merupakan pekerjaan profesional yang harus memiliki kemampuan atau kompetensi. Istilah kompetensi mempunyai banyak makna seperti dipaparkan Hall dan Jones (1976) 1 bahwa kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Menurut Bloom,dkk. (1956)3 menganalisis kompetensi kepada tiga aspek yaitu kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotorik. Sementara Mc. Ashan dalam E. Mulyasa (2003) 4 mengartikan kompetensi sebagai pengetahuan,keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dam psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Sedangkan Sanjaya (2008)5 menjelaskan bahwa guru dituntut memiliki satu kompetensi yaitu kompetensi paedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Secara eksplisit standar kompetesi pada guru PAUD tidak disebutkan jelas karena guru PAUD secara kontekstual dalam pelaksanaannya tidak melakukan tugas belajar dalam konteks bermain Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 407
yaitu dengan menguasai keempat kompetensi dalam memahami karakteristik perkembangan anak usia dini. Tetapi Anggani6 lebih spesifik menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAUD adalah kompetensi paedagogik yaitu kemampuan mendidik anak usia dini yang dilaksanakan dengan belajar melalui bermain. Kompetensi kepribadian yaitu penampilan yang mencerminkan pribadi yang mantap,stabil,humoris,dewasa,arif dan berwibawa serta dapat diteladani. Sedangkan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi esensial, yang dibelajarkan pada anak usia dini secara integratif dan holistik. Dan kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan bergaul baik dengan anak, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua anak, masyarakat sekitar. Oleh karena itu keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru, dan dielaborasi sebagai berikut (1) kompetensi paedagogik dimaksudkan adalah konsep yang berorientasi praktis, yaitu kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, diantaranya mencakup pemahaman peserta didik, penguasaan prinsip dan teori belajar, kurikulum, pengelolaan kelas, serta evaluasi pembelajaran. Kepribadian adalah perilaku pisitf yang ditampilkan seorang guru dalam proses belajar dengan memiliki karakter yang mantap,stabil, dewasa, arif dan berakhlak mulia. Dan kompetensi sosial adalah berkenaan dengan sikap dan kemampuan mebangun komunikasi, berinteraksi, bekerjasama, empatik, dan peka terhadap permasalahan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sedangkan kompetensi profesional adalah kesanggupan guru dalam menguasai materi yang diampu dan mengimpleentasikannya dalam proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberdayaan Guru Pemberdayaan berasal dari kata “daya” berawalan ber, berarti memiliki atau mempunyai daya. Dalam bahasa Inggrisnya Empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
408 YUSRIA
Dictionary mengandung dua pengertian yaitu (1) to give ability or enable to (2) to give power of authority to 7 Pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat guru dalam kesejahteraannya, hak-haknya, dan menyeimbangkan posisi guru dengan profesi lain yang lebih mapan dalam kehidupan. Melalui standar kompetensi proses pemberdayaan diharapkan dapat memperbaiki kehidupan guru secara adil, dan demokratis. Umpan balik yang diharapkan pada guru agar mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan sesuai dengan perkembangan zaman. Kindervatter 8 memberi batasan pemberdayaan sebagai peningkatan pemahaman manusia untuk meningkatkan kedudukannya di masyarakat, yang meliputi 1) akses, memiliki peluang yang cukup besar untuk mendapatkan sumber daya dan sumber dana, 2) daya pengungkit, meningkat dalam hal daya tawar kolektifnya, 3) pilihan-pilihan, mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilhan, 4) status, meningkatnya citra diri, kepuasan diri, dan memiliki perasaan yang positif atas identitas budayanya,5) kemampuan refleksi kritis, menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi keunggulannya atas berbagai peluang pilihan dalam pemecahan masalah, 6) legitimasi, ada pertimbangan ahli yang menjadi justifikasi terhadap alasan-alasan rasional atas kebutuhan masyarakat, 7) disiplin, menetapkan sendiri standar mutu untuk pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain. Dan 8) persepsi kreatif, sebuah pandangan yang lebih positif, innovatif terhadap diri dan lingkungannya. Sementara itu menurut Cook dan Macaulay 9 mendefinisikan pemberdayaan sebagai alat penting untuk memperbaiki kinerja dan tanggung jawab. Ketika berbicara masalah konsep pemberdayaan tenaga kependidikan dalam kajian ilmu manajemen. Menurut konsep Castetter dalam pengembangan sumber daya manusia dapat dijadikan sebagai referensi untuk melihat pola pengembangan tenaga kependidikan tersebut. Konsep yang dikembangkan tersebut telah memberikan gambaran yang jelas mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Kaitannya dengan kualitas Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 409
pendidikan tidak terlepas dari input-proses –output. Pemberdayaan guru dalam praktek pendidikan merupakan cara yang praktis dan produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari guru. Produktifitas kinerja guru dapat diperoleh dengan membagi tanggung jawab secara proporsional sesuai tugas profesionalnya. Artinya pemberdayaan guru dalam proses pembelajaran diharapkan guru mempunyai kepercayaan diri atas tugas yang diemban pada dirinya. Karenanya standar kompetensi merupakan proses pemberdayaan bagi guru untuk membangkitkan potensi guru agar mampu mengontrol diri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan menurut Mulyasa pemberdayaan guru melalui tahaptahap sebagai berikut yaitu tahap pertama guru mengembangkan kesadaran awal bahwa mereka dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupan dan memperoleh seperangkat keterampilan. Tahap kedua. Guru mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Dan pada akhirnya, seiring dengan pertumbuhan keterampilan dan kepercayaan diri, guru melatih diri lebih banyak untuk mengambil keputusan dan memilih sumber daya yang dapat meningkatkan kesejahteraan.
Pembelajaran Anak Usia Dini Terminologi anak usia dini secara umum mengacu pada anak yang berusia 0-6 tahun, sebagaimana disebutkan dalam pasal 28 UndangUndang No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menegaskan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Sementara UNESCO menyepakati bahwa anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Untuk mengatasi perbedaan ini pemerintah dalam hal ini Diknas melalui Puskur mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan pembelajaran tematik sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-8 tahun. Pendapat serupa oleh Essa menjelaskan bahwa Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
410 YUSRIA
terminologi anak usia dini berdasarkan perkembangannya adalah anak berusia 0-8 tahun10. Jadi secara kajian keilmuan PAUD anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada prinsipnya secara umum dalam pembelajaran anak usia dini yaitu (1) proses pembelajaran anak usia dini didasarkan pada prinsip perkembangan anak, (2) pembelajaran anak usia dini dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar melalui bermain, (3) proses belajar anak dilaksanakan dalam lingkungan yang kondusif dan inovatif, (4) pembelajaran anak usia dini dilaksanakan dengan pendekatan tematik dan terpadu, (5) pembelajaran anak usia dini diarahkan pada pengembangan potensi kecerdasan secara menyeluruh dan terpadu11. Oleh karena itu ada beberapa teori belajar yang telah diformulasikan oleh para ahli yang dapat diimplementasikan pada anak usia dini, seperti teori belajar Behavioristik, teori kooperatif learning, dan teori konstruktivistik.
Upaya Pemberdayaan Guru PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi Pendidikan usia dini merupakan hal yang sangat penting, mengingat usia dini adalah “masa emas” atau “golden age” yaitu masa yang paling menentukan dalam perkembangan manusia. Karena 50 % variabilitas kecerdasan pada otak dan syaraf sudah terjadi ketika anak berusia 5 tahun, 30 % berikutnya pada usia 8 tahun dan 20 % sisanya ketika usia anak mencapai sekitar 18 tahun12. Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini cukup tinggi bagi negara maju, bagaimana dengan Indonesia sendiri ? di Indonesia belum banyak yang menyadari baik dari masyarakat maupun praktisi pendidikan,meskipun pendidikan anak usia dini di Indonesia sudah ada sejak 10-an tahun yang lalu, mengingat selama ini perhatian pemerintah hanya pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, mengabaikan pendidikan usia dini. Padahal keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya, apabila seseorang mendapatkan pendidikan yang Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 411
tepat sejak dini, maka akan memperoleh kesiapan belajar yang baik sebagai kunci untuk keberhasilan pendidikan selanjutnya. Selain itu juga bahwa pendidikan anak usia dini adalah bagian utuh dari sistem pendidikan nasional dalam konteks pengembangan sumber daya manusia Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 28 b ayat 2 13 yaitu negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan. Pemerintah juga telah meratifikasi Konvensi hak-hak anak melalui Keppres No. 36 Tahun 1990 14 yang mengandung kemakmuran sebagai kewajiban bagi Negara untuk memenuhi hakhak anak dan terakhir dengan dikeluarkannya UU No. 23 Tahun 2002 15 menjadi indikator kepedulian pemerintah terhadap perlindungan anak. Dan secara khusus pemerintah juga telah mengeluarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang. 16 Pendidikan Nasional khususnya ketentuan-ketentuan yang terkait dengan seluruh jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini sampai dengan jenjang pendidikan tinggi. Tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini dilihat dari tujuan utama untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. Sedangkan tujuan penyerta untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar di sekolah 17. Mengingat pendidikan anak akan lebih baik diserahkan ke Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), atau Taman Penitipan Anak (TPA) daripada diserahkan kepada pembantu yang tidak memiliki dan mengetahui pengetahuan mendidik. Tujuan dari program PAUD itu sendiri menurut Tim Pengembang Kurikulum Ditjen Dikti18 bahawa PAUD (a) mengembang keingintahuan (b) mengembang rasa percaya diri, kreativitas dan imajinasi (c) mengembangkan relasi timbal balik (d) respek terhadap masalah sosial budaya (e)bahasa untuk berkomunikasi (f) berfikir kritis (g) relasi diantara objek (h) pengetahuan teknologi dan seni (i) mengapresiasikan seni, komunikasi Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
412 YUSRIA
dan ilmu pengetahuan dan (j) keterampilan dasar Dari pihak orang tua sendiri tidak merasa khawatir dan merasa nyaman meninggalkan anak mereka baik di TK, KB, maupun TPA, meskipun sebagai konsekuensinya mereka harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal demi pengasuhan dan pendidikan anak mereka yang lebih tepat. Lembaga pendidikan yang berkualitas harus dikelola dengan kualitas sumber daya guru yang memiliki standar kompetensi dan kualifikasi akademik, sarana prasarana memadai dan sesuai dengan kebutuhan anak. Karena itu keberhasilan program pendidikan sangat ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor tenaga pendidik, karena guru adalah faktor strategis yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pendidikan. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak guru PAUD yang ada belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi sebagai tenaga pendidik sebagaimana yang diinginkan oleh Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, yang mensyaratkan pendidik PAUD untuk memiliki kualifikasi akademik minimum D.IV atau S-1 dengan bidang keahlian yang sesuai. Peraturan Menteri Pendidikan nasional RI Nomor 16 Tahun 200719 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru diantaranya adalah kompetensi guru PAUD/TK/RA, sebagaimana terlampir. Kecuali itu para guru ini juga dibekali dengan berbagai model pelatihan yang diikuti dan dipersiapkan untuk memberikan pengalaman belajar,sehingga tercapai sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk menangani program PAUD. Karena pendidik menurut UU No 20 Tahun 2003 untuk program PAUD adalah mereka yang bertugas memfasilitasi proses pengasuhan dan pembelajaran pada anak usia dini serta mengabdikan diri pada program / lembaga PAUD, baik pada jalur formal maupun non formal, serta memiliki komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini. Kaitannya dengan kualitas, tidak terlepas dari input-prosesMedia Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 413
output. Pemberdayaan merupakan salah satu strategi untuk mendapatkan kualitas tenaga yang kompeten dan profesional dalam suatu lembaga. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan dalam memberdayakan pendidik/pengasuh pada lembaga PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi adalah pertama rekrutmen tenaga pendidik pada PAUD ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan LPTK atau perguruan tinggi yang mencetak pendidik PAUD, meskipun belum banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program S-1 PAUD, tetapi untuk menjadikan lembaga PAUD yang bermutu, maka sebagai pengelola tetap membuka kerjasama tersebut dan bersifat fleksibel untuk mendapatkan pendidik PAUD yang profesional. Karena untuk menjadi pendidik PAUD seorang pendidik harus kreatif, inovatif dan mencintai anak serta selalu ceria ketika berada dihadapan anak. Berdasarkan hasil observasi ditemukan juga bahwa pada PAUD yang ada di Jambi umumnya belum melakukan kerjasama dengan LPTK atau perguruan tinggi yang mencetak pendidik PAUD. Hal ini disebabkan karena di Jambi belum ada LPTK atau perguruan tinggi yang menfasilitasi pola rekrutmen tenaga PAUD tersebut. Sementara itu di Jambi perguruan tinggi yang mencetak pendidik PAUD yaitu S1 PAUD itu pun baru berdiri kira-kira 2 tahun terakhir ini, yaitu perguruan tinggi al-Azhar. Artinya bahwa perguruan tinggi tersebut belum mengeluarkan sarjana PAUD. Terkait dengan itu rekrutmen tenaga pendidik PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi khusus nya sebagaimana terlihat pada taman penitipan anak masih menggunakan cara yang sifatnya konvensional yaitu penerimaan tenaga pendidik dalam hal ini adalah pengasuh berdasarkan pembicaraan dari mulut ke mulut20. Dimana tidak secara formal diberitahukan informasi tentang lowongan untuk menerima tenaga pendidik/pengasuh PAUD pada lembaga tersebut dengan persyaratan tertentu. Disamping itu dari hasil wawancara penulis dengan pengasuh yang bersangkutan menyatakan bahwa saya diterima di sini (PAUD al-Jamiah) dapat informasi dari kakak bahwa PAUD ini membutuhkan tenaga pengasuh 21. Dengan demikian permasalahannya adalah apakah pendidik/pengasuh tersebut telah memenuhi standar kompetensi ? Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
414 YUSRIA
meskipun untuk taman penitipan anak, pendidik/pengasuh kualifikasi akademik tidak menjadi syarat mutlak harus S1 PAUD, akan tetapi cukup pada tingkat pendidikan SMA, namun pendidik/pengasuh tersebut harus memiliki kompetensi,dan keahlian dalam merawat dan mengasuh anak dengan baik dan telah mengikuti pelatihan. Adalah menjadi tugas lembaga yang menggunakan guru / pengasuh tersebut, maka aspek kedua, dalam memberdayakan guru/pengasuh PAUD yaitu membina dan mengembangkan pegawai yang dimilikinya. Sebab pembinaan yang diberikan lebih berorientasi pada pencapaian standar minimal, yaitu diarahkan untuk dapat melakukan tugasnya sebaik mungkin dan menghindari pelanggaran. Sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada pengembangan karier pegawai22. Dalam kaitan dengan itu seorang pimpinan berupaya memiliki pegawai yang profesional yaitu suatu tipologi pegawai yang potensial baik dari segi pendidikan, pengalaman, ketrampilan maupun kesadaran 23. Sehingga dengan sejumlah potensi tersebut akan membentuk kepribadian pegawai yang profesional. Menurut Shapero seperti dikutip oleh Bafadhal mengatakan bahwa untuk memiliki pegawai yang profesional dapat diperoleh melalui dua pertanyaan pokok yaitu how to have dan how to empower 24. Terkait dengan itu Fasli Jalal memperkuat bahwa dimensi yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah pertama pengetahuan yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. kedua, pemahaman yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki seseorang. ketiga, kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. keempat, nilai adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. kelima, sikap yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. keenam, minat adalah25 kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Jadi kompetensi memiliki beberapa dimensi baik kecakapan proses, konsep dasar keilmuan, maupun penerapan yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat. Terkait dengan upaya memberdayakan tenaga pendidik/ Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 415
pengasuh pada PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi, berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa tenaga pendidik/pengasuh tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 126 Kondisi pendidikan tenaga pendidik/pengasuh PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi Tahun 2011 No 1
Nama-nama Eva H aryati, S.Pd
Pendidikan S1 Konseling
Jabatan Guru TK/Kep.sek TK Guru TK Guru KB
2 3
Tri Pangestu Ernawati, A.ma
D1 PGTK D2 GA
4
Dina Maria Ulfah, S.IP
Pengasuh TP A
5 6
Mawarni,SE Eka Masyatul Yulita
S1 Ilmu Pemerintahan S1. Akutansi MAN
7
Surtina
MAN
Cleaning Service
Pengasuh TP A TU
Keterangan
(kursus 1 bulan) P roses P endidikan S1 P AUD
P roses P endidikan S1 Ilmu P erpustakaan
Kualifikasi akademik menjadi penting, ketika kualitas pendidikan dipertanyakan dan tidak berbeda halnya dengan layanan pendidikan pada anak usia dini. Karena dalam pelaksanaannya seorang guru PAUD juga harus peduli terhadap sisi kenapa , disamping bagaimana maupun kapan dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Hal ini diperlukan karena setiap anak adalah individu yang unik, memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain, sentuhan dan layanan yang diberi pun akan berbeda. Kadangkala anak menangis, berteriak, ngambek, bisa jadi tindakan guru direaksi oleh dengan tangisan, teriakan, ataupun ngambek. Kondisi ini yang harus dipertimbangkan oleh guru sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan dan tindakan yang dapat mengakibatkan cidera pada anak, namun layanan yang diberikan harus mengedepankan kemaslahatan bagi anak. Sehubungan dengan itu komptensi akademik dan kompetensi profesional guru PAUD merupakan dua aspek yang tidak dapat terpisahakan dimana sosok utuh kompetensi profesional guru Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
416 YUSRIA
PAUD meliputi kemampuan yaitu (a) mengenal anak secara mendalam, (b) menguasai profil perkembangan fisik dan psikologis anak, (c) menyelenggarakan kegiatan bermain yang memicu tumbuhkembang anak sebagai pribadi yang utuh meliputi merancang kegiatan yang memicu kegiatan perkembangan anak, mengimplementasikan kegiatan yang memicu perkembangan anak, menilai proses dan hasil kegiatan yang memicu perkembangan peserta didik 27. Kompetensi profesional guru/pengasuh PAUD adalah kemampuan menerapkan kompetensi akademik dalam situasi nyata di KB/TPA dan TK. Kemampuan ini akan tercermin dalam menyesuaikan rancangan pembelajaran melalui bermain atau permainan sesuai situasi yang dihadapi atau mengadakan perubahan dalam melaksanakan kegiatan tergantung situasi yang berkembang. Upaya ketiga, yang dapat dilakukan untuk memberdayakan guru/pengasuh PAUD adalah membangun kerjasama dengan orang tua atau menjalin komunikasi positif dengan orang tua anak. Komunikasi yang dimaksud terkait dengan kebiasaan anak seperti makan, cara merawat, mendidik, kesehatan dan penyakit yang mungkin ada pada diri anak harus diketahui oleh guru/pengasuh di tempat anak tersebut dititip atau belajar. Mengetahui dan memahami kebiasaan tersebut agar guru/pengasuh benar-benar mengetahui peta tumbuhperkembang dan kesehatan setiap anak, karena setiap anak berbeda. Pemahaman ini berguna untuk menyediakan berbagai bentuk permainan yang akan merangsang perkembangan anak. Sebab bermain melalui belajar akan berdampak positif bagi perkembangan potensi anak. Oleh karena itu perbandingan jumlah guru/pengasuh dengan banyaknya anak akan sangat berpengaruh. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa jumlah guru dan jumlah anak pada PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi dapat dilihat pada tabel 2. Perbandingan jumlah guru dan anak pada jenjang TK, dan KB pada PAUD al-jamiah telah memenuhi syarat, hanya saja ditemukan pada TPA masih membutuhkan pengasuh sesuai dengan jumlah anak dan usia. Berdasarkan ketentuan yang ada rasio pengasuh dengan Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 417
Tabel 228 Kondisi Guru pada PAUD IAIN STS Jambi Tahun 2011
No 1 2 3
Jenjang pendidikan TK KB TPA
Jumlah Anak 11 orang 18 orang 15 orang
Jumlah guru 2 orang 1 orang 2 orang
Keterangan
anak berdasarkan usia adalah sebagai berikut: Tabel 329 Rasio Jumlah Pengasuh dengan jumlah Anak Berdasarkan usia
No
Usia anak
1 2 3 4
0 -12 bulan 13 – 36 bulan 37 – 60 bulan 61 – 72 bulan
Jumlah pengasuh 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Jumlah anak 2 bayi 4 anak 8 a nak 10 anak
Sementara rasio jumlah pengasuh dan anak pada TPA PAUD alJamiah IAIN STS Jambi adalah sebagai berikut: Tabel 430 Kondisi Pengasuh dan Anak pada TPA IAIN STS Jambi Tahun 2011 No 1 2 3 4
Anak berdasarkan usia 1 tahun 6 bulan 2 – 3 tahun 3 – 4 tahun 4 - 5 tahun
Jumlah anak 1 orang 7 orang 5 orang 2 orang
Jumlah pengasuh
2 orang
Dari hasil temuan di atas menggambarkan bahwa pertama hanya 2 orang guru yang mengasuh dengan jumlah anak 15 orang, selain itu tidak ada pembagian yang jelas untuk satu orang guru sesuai dengan Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
418 YUSRIA
usia anak. Kedua, apabila salah seorang pengasuh tersebut berhalangan hadir, maka 15 orang anak tersebut hanya di asuh dan diawasi oleh 1 orang pengasuh saja, betapa repotnya…!, sementara dari pimpinan belum ada upaya untuk menambah pengasuh dengan pertimbangan tidak ada biaya untuk membayar pengasuh. Dari sisi peningkatan kompetensi pengasuh dan guru PAUD adalah kewajiban bagi suatu lembaga untuk mendapatkan guru/pengasuh yang kompeten. Untuk mendapatkan guru/pengasuh yang kompeten atau pofesional, mereka perlu diberi kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan yang terkait dengan PAUD seperti mengikuti pelatihanpelatihan yang diadakan oleh lembaga terkait seperti dinas pendidikan, Kementerian Agama kota maupun propinsi dalam hal ini terkait dengan instittusi keagaamaan karena PAUD IAIN STS Jambi berada di bawah naungan Kementerian Agama tentang mendidik, merawat, mengasuh AUD secara umum maupun secara islami, dan seminar-seminar yang terkait. Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpina PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi menyatakan bahwa paud ini mengadakan workshop sekali dalam satu tahun bekerjasama dengan darma wanita IAIN STS Jambi. Sedangkan tahun ini kami akan mengadakan workshop lagi bekerjasama dengan darma wanita dan HIMPAUDI Propinsi2. Terkait dengan pemberdayaan dikatakan bahwa pendidik/pengasuh PAUD al-Jamiah ini pertama masing-masing pendidik/pengasuh sudah diberi rincian tugas. Kedua saya terapkan disiplin datang pagi yaitu jam 7.30, tetapi masih saja mereka sering datang terlambat. Saya bingung mau memberikan reward dan punishment, karena yang datang terlambat bukan orang yang itu saja tetapi hari ini orang ini yang terlambat besok yang lain lagi, seperti itu seterusnya3. Lebih lanjut dikatakan kalau dipotong gaji mereka berapa lagi yang harus mereka terima .., kasihan juga, jadi gimana ? serba salah … Jadi pada prinsipnya upaya pemberdayaan pendidik/pengasuh dapat dilakukan melalui pre house education yaitu dilakukan oleh Perguruan Tinggi dengan mengadakan kerjasama dalam rekrutmen tenaga pendidik. Kemudian dapat juga dilakukan melalui in house Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 419
education yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi, Lembaga Penjamain Mutu Pendidikan, dan dinas Pendidikan. Dan juga dapat dilakukan melalui on house education yaitu Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan , dan Dinas Pendidikan. Dengan kata lain bahwa untuk memberdayakan guru pada umumnya dan pendidik/pengasuh pada PAUD khususnya dapat dilakukan kerjasama ketiga lembaga terkait tersebut.
Kendala yang dihadapi dalam pemberdayaan guru PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi. Masa usia dini merupakan masa pertumbuhan yang peka. Pentingnya pendidikan anak usia dini menuntut pendekatan pembelajaran yang memusatkan perhatian pada anak. Permasalahan yang muncul tidak setiap guru/pengasuh yang memahami cara yang tepat dalam mendidik dan mengasuh anak di usia dini. Lembaga pendidikan pra sekolah formal maupun nonformal seperti Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, dan Taman Penitipan Anak. Berdasarkan temuan di lapangan bahwa lembaga pendidikan ini masih lemah dalam kegiatan pembelajaran yang memusatkan pada anak. Tentu factor penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Persoalan kualitas merupakan permasalahan yang rumit, Karena banyak komponen penyangga yang harus dibenahi. Sementara itu lembaga PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi dari hasil observasi menemukan kendala dalam memberdayakan sumber daya manusia yaitu guru/pengasuhnya. Kendala yang dihadapi berdasarkan observasi adalah pertama Orientasi lembaga. Orientasi lembaga tentang pentingnya pendidikan anak usia dini meliputi tumbuhkembang anak, gizi, kesehatan, pola pengasuhan, pola pembelajaran melalui bermain, masih belum maksimal. Indikasi ini dapat terlihat dari visi, misi,dan tujuan lembaga ini terkait dengan pendidikan anak usia dini sebagaimana diketahui secara eksplisit yaitu tertulis belum ada. Dengan kata mengapa dan untuk apa lembaga PAUD ini didirikan tentu akan terlihat jelas dalam Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
420 YUSRIA
visi, misi dan tujuan. Kedua kendalanya adalah contoh atau teladan. Sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan bahwa yang memberi contoh adalah orang yang lebih besar atau lebih tua kepada yang lebih kecil atau di bawahnya. Akan tetapi ketika ada tuntutan untuk mengaplikasikannya akan menemukan banyak masalah. Sebagaimana pengamatan peneliti selama ini pada PAUD al-Jamiah yaitu bagaimana bisa menuntut kehadiran pendidik/pengasuh tersebut untuk hadir lebih awal untuk menyambut datangnya anakanak yang mereka didik dan asuh baik TK, KB, maupun TPA, kalau pimpinannya sendiri tidak berkantor di PAUD tersebut. Bagaimana bisa fungsi monitoring sebagai pimpinan akan berjalan, kalau seorang pimpinan hanya sewaktu-waktu saja datang ; kapan pimpinan punya waktu untuk melaksanakan fungsi monitoringnya 4? Indikasi ini terkait dengan terlalu banyaknya seseorang memegang pekerjaan atau jabatan. Benar sekali kalau ada peraturan bahwa seseorang yang telah memegang suatu jabatan tidak dibenarkan untuk memegang jabatan lain. Kondisi ini dapat mengakibatkan ketidak kompeten, tidak professional , dan tidak focus nya orang tersebut dalam memimpin lembaga tersebut. Untuk suatu jabatan yang professional seseorang dituntut untuk lebih focus terhadap satu keahlian, jabatan pendidik/ pengasuh adalah jabatan professional. Sehingga menyebabkan muncul kendala berikutnya yaitu kendala ketiga, sulitnya menegakkan disiplin datang lebih awal bagi pendidik/pengasuh di PAUD tersebut. Apapun motivasi yang diberikan, namun tidak berpengaruh terhadap peningkatan disiplin datang lebih awal. Tentu hal ini terkait dengan factor keempat yaitu tidak adanya komitmen awal. Ketika pertama kali mereka diterima di PAUD tersebut. Komitmen atau kesepakatan adalah penting ketika tenaga pendidik/ pengasuh tersebut akan diterima dan dipekerjakan di suatu lembaga. Sehingga mereka punya rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan kepada mereka. Terkait dengan itu timbul kendala kelimat yaitu karena sumber daya manusia dalam hal ini pendidik/pengasuh pada PAUD al-Jamiah masih belum memenuhi standar kualifikasi akademik dan Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 421
kompetensi. Karena pendidik/pengasuh pada PAUD baik formal maupun non formal adalah tenaga professional dan semi professional5. Jadi apabila terdapat baik tenaga pendidik mau pun tenaga pengasuh yang belum memenuhi ketentuan tersebut seperti pada PAUD alJamiah masih ada tenaga pendidik tersebut berpendidikan D1 PGTK akan tetapi masih dipertanyakan status lembaga atau program studi yang mengeluarkannya apakah sudah terakreditasi atau belum. Selain itu juga bagi tenaga pendidik mau pun pengasuh di PAUD al-Jamih tersebut yang berlatar belakang pendidikan non kependidikan harus dibekali dan mengikuti program pelatihan ke PAUD an. Karena mereka direkomendasikan memiliki sejumlah kompetensi yang eliputi kompetensi akademik, professional, social dan kepribadian. Kecuali itu kendala keenam yang juga tidak kalah pentingnya adalah dana6. Dana yang dipeoleh bersumber dari DIPA IAIN STS Jambi dan bantuan dari Dinas Pendidikan Propinsi. Dana tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya fisik, seperti merehab pagar, mengecat, membeli alat permainan edukatif, dan sebagainya. Untuk sementara sarana prasarana bagi lembaga yang baru berdiri sudah cukup memadai. Namun sangat disayangkan bahwa belum adanya pemikiran terkait dengan penggunaan dana tersebut untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi para pendidik/pengasuh PAUD tersebut 7 . karena untuk mendapatkan lembaga yang berkualitas harus dibarengi dengan layanan pendidikan dan pengasuhan yang berkualitas juga yang diberikan oleh pendidik/ pengasuhtersebut. Dimana pembenahan dan peningkatan tidak hanya dari segi fisik saja, akan tetapi aspek sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik/pengasuh sebagai factor utama dalam melaksanakan proses pendidikan dan pengasuhan tersebut menjadi sangat urgen, sebab apabila terjadi kegagalan dalam pemberian layanan maka yang pertama disalahkan adalah humannya yaitu factor manusianya. Oleh karena itu pemberdayaan merupakan aspek penting dalam meningkatkan sumber daya manusia pendidikan terutama pada PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi . Sebab akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan dan pengasuhan pada anak. Untuk mendapatkan Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
422 YUSRIA
guru yang kompeten dan ideal menurut Segiovani yang dikutip oleh Mukhtar antara lain adalah guru tersebut memiliki komitmen dan akuntabilitas terhadap profesinya,memiliki disiplin akademis, menguasai ilmunya secara mendalam dan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perkembangan pendidikan8. Jadi kendala yang ditemukan di atas bagaikan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dimana sebagai permasalahan utamanya adalah factor pendidik/pengasuh yang belum memenuhi standar kompetensi dan professional.
Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian tentang pemberdayaan pendidik anak usia dini melalui standar kompetensi yang dilakukan pada pendidikan anak usia al- Jamiah IAIN STS Jambi dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara umum kompetensi pendidik/pengasuh PAID al-Jamiah IAIN STS Jambi masih perlu ditingkatkan dan diberdayakan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pemberdayaan merupakan suatu strategi yang tepat untuk dilakukan dalam lembaga pendidikan, tidak terkecuali pendidikan anak usia dini. Karena melalui pemberdayaan lembaga akan mendapatkan tenaga pendidik yang kompeten dan professional. Pemberdayaan tenaga pendidik tersebut dapat dilakukan baik melalui pre house education, dan in house education maupun on house education. Strategi penyiapan dan pengembangan serta pemberdayaan dapat dilakukan oleh tiga institusi Perguruan Tinggi, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, dan Dinas Pendidikan. Lembaga PAUD al-Jamiah IAIN STS Jambi dalam kaitannya dengan pemberdayaan tenaga pendidik/pengasuh belum memenuhi standar kompetensi sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dilihat dari segi kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga pendidik/pengasuh PAUD al-Jamiah IAIN Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 423
2.
STS Jambi berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas. Proses pemberdayaan tenaga pendidik/pengasuh pada PAUD alJamiah IAIN STS Jambi menemui kendala di antara kendala itu adalah pertama, orientasi lembaga tentang ke PAUD-an. Kedua masalah dana yang belum memadahi dan masih dialokasikan untuk pembangunan di bidang fisik dan belum ada pemikiran untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusianya. ketiga, sumber daya manusianya yaitu tenaga pendidik/pengasuh nya belum memenuhi standar kompetensi. Penyebab keempat adalah kurang disiplin tenaga pendidik/ pengasuh terkait dengan kehadiran. Kendala kelima adalah tidak adanya komitmen awal ketika menerima mereka.
Catatan: 1 . Hall, Gene and Jones, H.L. 1976. Competence-Based education : A Process for the Improvement of Education. New Jersey : Englewood cliffs, Inc. 2 . Bloom,et.al. 1956. Taxanomi of education Objectives : The Classification of Educational Goals. New York : McKay. 3 . Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandungh :RosdaKArya. 4 . Wawancara, oktober 2011. 5 . Wawancara, oktober 2011 6 . Observasi, Agustus, September, Oktober 2011 7 . Tenaga professional adalah tenaga pendidik AUD yang sudah memiliki kualifikasi pendidikan akademik-profesional minmal D2 dan D 4 atau S1 PG PAUD pada program studi yang terakreditasi untuk melahirkan tenaga pendidik AUD, sedangkan semi professional adalah mereka yang berkesempatan melaksanakan PAUD, dengan latar belakang pendidikan formal bervariasi minimal SLTA dan telah mendapat pembekalan tentang PAUD melalui program-program pelatihan atau sertifikasi.lih. hal. 19 Seminar dan Lokakarya Nasional PAUD tentang Konseptualisasi danPemetaan tatanan kebijakan serta system dan program PAUD di Indonesia. 8. Observas, Oktober 2011 9 . Observasi, oktober 2011 1 0 . Mukhtar Latif. Seminar Kompetensi Keguruan dan Realitasnya dalam Dunia Pendidikan, seminar Komoetensi Keguruan Fakultas Tarbiyah IAIN STS JAmbi, tanggal 6 Desember 2005. Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
424 YUSRIA
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak, Jakarta : DEpartemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. _______ 2007. Naskah Akademik Pendidikan Guru PAUD dan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program S1 Pendidikan Guru PAUD, Jakarta : Departemen Pendidikan nasional Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. ________ 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan KOmpetensi Guru, Jakarta BSNP. Bloom,et.al. 1956. Taxanomi of education Objectives : The Classification of Educational Goals. New York : McKay. Bogdan And Binkle, 1982. Qualitative Research for Education : An Introduction to Theory and Methods, Allyn and Bocan, Boston London. Dawam Ainurrofiq. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta : Dirjen Nonformal dan Informal Direktorat PAUD. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta : Dirjen Nonformal dan Informal Direktorat PAUD. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Naskah Akademik PG-PAUD dan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program S1 PG PAUD. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Eva L. Essa. 2003. Introduction to Early Childhood Education. Clifton Park, New York : Thomson Learning. Hall, Gene and Jones, H.L. 1976. Competence-Based education : A Process for the Improvement of Education. New Jersey : Englewood cliffs, Inc. http://suniscome.50webs.com32%20konsep%20pemberdayaan% partisipasi%20kelembagaan.pdf. Laporan Eksekutif Seminar Prodi PAUD, 2004. Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012
PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 425
Mukhtar. 2005. Kompetensi Keguruan dan Realitasnya dalam Dunia Pendidikan. Seminar KompetensiKeguruan Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi, tanggal 6 desember 2005. MAnsur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogjakarta : Pustaka Pelajar. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandungh :RosdaKArya _________2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Qomar Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam, Malang : Erlangga. Santoso Soegeng. Pendidikan Anak Usa Dini Di Masa Mendatang : Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Ilmu Pendidikan Jakarta 26 Juli 2000 Universitas Negeri Jakarta. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Penerbit Alfabeta,2008. Tim Perumus Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini tanggal 10-12 September 2003 Kerjasama Dirjen PLS Depdiknas dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2003 Tentang Guru dan Dosen Wina Sanjaya .2008.Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Prenada Media Group.
Media Akademika, Vol. 27, No. 3, Juli 2012