e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM TULISAN SISWA PADA MAJALAH DINDING DI SMP NEGERI 1 SERIRIT Putu Ari Capri Angga, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja 2014 email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui penerapan nilai-nilai karakter bangsa dalam tulisan siswa pada majalah dinding di SMP N 1 Seririt. Subjek dalam penelitian ini adalah madding dari siswa SMP Negeri 1 Seririt. Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah nilai-nilai karakter bangsa sebagai variable bebas dan majalah dinding sebagai variable terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penerapan nilai-nilai karakter bangsa dalam tulisan siswa pada majalah dinding di SMP N 1 Seririt, yang diwujudkan dengan tulisan-tulisan di majalah dinding khususnya pada rubric berita, tajuk rencana, opini, profil dan cerita hiburan. Delapan belas nilai karakter, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dari delapan belas tersebut, hanya sembilan nilai-nilai karakter yang ditemukan dalam tulisan mading SMP N 1 Seririt yaitu nilai karakter religius, toleransi, kerja keras, kreatif, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, peduli sosial, dan tanggungjawab. Kata-kata kunci: nilai karakter, tulisan siswa, mading
Abstract This research is aqualitative descriptive study aimedtode termine the application of value of the character of the nation in student writing on the wall magazine in SMP N 1 Seririt. As for the subjects in this study were Mading of students of SMP Negeri 1 Seririt. While the object of research is the character of the nation's values as independent variables and the dependent variable wall magazine. The results showed that there is application of national character valuesin student writing on the wall magazine in SMP N 1Seririt, which is realized by the writings on the wall, especially on the rubric magazine news, editorials, opinions, profiles and entertainment stories. Eighteen character values are: Religious, Honest, Tolerance, Discipline, Hard Work, Creative, Independent, Democratic, Curious Sense, Spirit of Folk, Love the country, Rewarding Achievement, Friendly, Love Peace, Joy of Reading, Environ mental Care, Social Care, Responsibility. Of the eighteen, only nine of character values that are found in the writings of SMPN 1 Seririt Mading is the value of a religious character, tolerance, hard work, creativity, spirit of nationalism, patriotism, respect for achievement, social care and responsibility. keywords: value of characters, writing students, mading
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
1. Pendahuluan Pada dasarnya, setiap pengajaran bahasa bertujuan agar para pebelajar atau peserta mempunyai keterampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen ini merupakan satu-kesatuan.Setiap keterampilan itu erat hubungannya dengan proses-proses berpikir yang didasari oleh bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.“Semakin terampil seseorang berbahasa, semikin cerah dan jelas jalan pikirannya” (Tarigan, 1990:1). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, penguasaan bahasa meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi langsung, sedangkan kegiatan membaca dan menulis merupakan komunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1986:3). Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan masyarakat. Dengan menulis seseorang mampu menuangkan ide, gagasan, pendapat, untuk mencapai maksud dan tujuan yang diinginkan. Keraf (2004:34) mengatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi secara jelas dan efektif. Keterampilan menulis juga mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah juga ditentukan dari
keterampilan menulis. Pembelajaran menulis pada siswa SMP yang dilaksanakan selama ini kurang produktif. Guru pada umumnya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis. Sementara pelatihan menulis sebenarnya jarang dibahas atau disampaikan, seperti penggunaan tanda baca dalam menulis, memadukan kalimat, menyatukan paragraf yang baik, kurang mendapat perhatian. Kompleksitas keterampilan menulis seperti dipaparkan di atas, mengakibatkan keterampilan ini tidak mudah untuk dikuasai. Oleh karena itu, mengajarkan keterampilan menulis merupakan tantangan besar bagi guru bahasa Indonesia. Sekolah merupakan tempat untuk menumbuhkan minat menulis bagi siswa-siswanya. Sekolah juga merupakan tempat untuk mengembangkan keterampilan menulis, sehingga siswa diharapkan merasakan manfaat langsung dari keterampilan itu. Mata pelajaran menulis tidak diajarkan secara mengkhusus, namun sekolah semestinya memberikan perhatian ekstra terhadap keterampilan ini, terutama adalah guru bahasa Indonesia. Hal ini diupayakan, karena keterampilan ini penting dikuasai siswa. Terlebih lagi, sekolah-sekolah tingkat menengah sedang gencargencarnya menggalakkan majalah dinding (mading), bahkan beberapa sekolah menyelenggarakan lomba majalah dinding yang bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas siswa untuk berimajinasi, berkarya, dan menghasilkan berbagai tulisan. Dalam majalah dinding biasanya diisi berbagai rubrik yang sebagian besar materinya berupa tulisan seperti, puisi, cerpen, esai, opini,
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 feature, dan berita langsung (straight news). Kemampuan menulis bukan hanya sekadar menuangkan ide-ide pemikiran dalam sebuah mading, akan tetapi bagaimana tulisan tersebut mampu memberikan nilainilai positif bagi para pembaca sehingga dapat menjadi sarana dalam memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai karakter bangsa yang sedang gencar didengung-dengungkan dalam dunia pendidikan. Karakter menurut Rutland (dalam Asmani, 2011:27) berasal dari akar katabahasa Latin yang berarti “dipahat”. Secara harfiah, karakter artinya adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral reputasinya (Hornby dan Parnwell dalam Asmani, 2011:27). Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Santrock (2011:121) bahwa pendidikan karakter adalah pendekatan langsung pada pendidikan moral, yakni mengajari murid dengan pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan tindakan tak bermoral dan membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Selanjutnya, menurut Muslich (2011:71) karakter bertalian dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Koesoema (2007:10) menyatakan bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai “ciri atau karakter atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukanbentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir”. Untuk mewujudkan manusia menjadi manusia yang berkarakter bukanlah sesuatu yang mudah.
Hal ini dapat ditanamkan dari sejak dini melalui jalur pendidikan karena menurut King (dalam Muslich, 2011:71) “intelligence pluscharacter...that is the goal of trueeducation” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya). Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Asmani (2011:27) yang menyatakan bahwa “karakter merupakan titian ilmu pengetahuan”. Penjelasan di atas menerangkan bahwa karakter merupakan titik tombak dalam keberhasilan pendidikan. Pendidikan sendiri menurut Lukitaningsih (2011:3) merupakan suatu “kebutuhan mutlak untuk mencerdaskan anak bangsa, juga untuk membangun moral, kepribadian, mental dan akhlak yang baik guna menjadi tiang penyangga bagi bangsa dan negara”. Pendidikan yang berhasil merupakan awal untuk mewujudkan bangsa yang sejahtera. Menurut Anshoriy (2008:163) kesejahteraan bangsa bukan lagi bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, melainkan bersumber pada modal moralitas. Untuk membangun karakter atau membentuk karakter baik, perlu ditanamkan pada anak dasar-dasar yang kuat dan kokoh. Sebagai pilarpilar penunjang kepribadiannya agar kuat sehingga nantinya benar-benar menjadi manusia yang berkarakter baik. Lukitaningsih (2011:50) menjelaskan bahwa dasar-dasar membangun karakter itu adalah: (1) rasa cinta kepada Tuhan YME dan segenap ciptaan-Nya, termaksud cinta kasih terhadap sesama, cinta damai; (2) pendidikan yang memadai, formal dan nonformal; (3) disiplin terhadap waktu, tempat dan peraturan yang ada; (4) percaya diri, adil, mandiri, dapat bertoleransi, baik dan rendah hati; (5) siap bekerja keras, pantang menyerah, kreatif,
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 dapat bekerja sama, menolong dan berbagi dengan teman; dan (6) jujur, bertanggung jawab, santun, hormat pada orang lain dan ada kepedulian. Menurutnya lagi, berdasar pada “enam pilar penyangga ini karakter anak dapat dibangun sejak dini”. Selanjutnya Asmani (2011:36) mengemukakan nilai nilai karakter yaitu: (1) nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan; (2) nilai karakter hubungannya dengan diri sendiri yang terdiri dari sikap dan prilaku jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wira usaha, berpikir (logis, kritis, kreatif, dan inovatif), mandiri, ingin tahu dan cinta ilmu; (3) nilai karakter hubungannya dengan sesama yang terdiri dari sikap dan prilaku sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun dan demokratis; dan (4) nilai karakter hubungannya dengan lingkungan; (5) nilai kebangsaan yang terdiri dari sikap dan prilaku nasionalis dan menghargai keberagaman. Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010:7) menjelaskan bahwa nilainilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasikan dari sumber agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Jika dikaitkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis mading, ada sebuah hal yang mesti menjadi perhatian seorang guru, yaitu bagaimana menanamkan nilai-nilai karakter bangsa seperti yang dijelaskan di atas, sehingga mampu memberikan kontribusi positif terhadap siswa dalam hal penanaman karakter sejak dini melalui karya tulis yaitu Mading, yang bisa diterima dan dicerna
dalam proses pembelajaran yang tentunya bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulyani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Penanaman Pendidikan Berkarakter dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penulisan Mading pada Siswa Kelas II SMP 1 Cianjur” menunjukkan hasil bahwa mading memiliki peranan yang sangat strategis dalam peningkatan pemahaman pendidikan berkarakter dalam pembelajaran Bahasa Indosesia. Itu ditunjukkan dengan peningkatan yang berarti setelah diberi pembelajaran bahasa Indonesia yang berorientasi pada pendidikan karakter dalam mading. Dari catatan anekdotal terlihat bahwa rata-rata siswa di akhir semester memiliki nilai MB (mulai berkembang). Ini berarti siswa sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator nilai pendidikan karakter dan mulai konsisten. Pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pelajaran bahasa Indonesia telah mampu menimbulkan atmosfer pembelajaran yang lebih kondusif dan baik dalam menumbuhkembangkan nilai karakter bangsa daripada pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari peran aktif, sikap dan perilaku yang ditunjukkan seluruh siswa selama proses pembelajaran. Darmajaya (2011) dalam Penelitiannya yang berjudul “Integrasi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Bahasa khususnya Majalah Dinding pada Siswa Kelas I SMA 3 Solo” menunjukkan hasil bahwa siswa sangat merespon model pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya mading bermuatan nilainilai karakter menunjukkan adanya kebutuhan akan model
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 5 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 pembelajaran yang perlu dikembangkan. Karakterisitik model pembelajaran Bahasa Indonesia dalam mading bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter berdasarkan hasil angket dari responden ini dijadikan acuan untuk penyusunan panduan model pembelajaran Bahasa Indonesia pada pendidikan Menengah Atas. Model pembelajaran yang diperlukan guru sebagai panduandan siswa sebagai cara pembelajaran yang baru dan bernuansa pendidikan karakter mulai dari sintaks, sistem sosial, peran guru, sistem pendukung, dan dampak instruksional maupun dampak pengiring. Hasil temuan penelitian yang relevan tersebut di atas menunjukkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat strategis dalam pengembangan Pendidikan Berkarakter melalui mading. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat nilai-nilai berkarakter dalam karya tulis siswa khususnya pada mading. Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah menengah pertama (SMP) 1 Seririt. Adapun judul penelitian yang diangkat yaitu ”Nilai-nilai Karakter Bangsa dalam Tulisan Siswa pada Majalah Dinding di SMP Negeri 1 Seririt”. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; Bagaimanakah penerapan nilai-nilai karakter bangsa dalam tulisan siswa pada majalah dinding di SMP N 1 Seririt? Sejalan dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah; Untuk mengetahui penerapan nilai-nilai karakter bangsa dalam tulisan siswa pada majalah dinding di SMP N 1 Seririt. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada guru Bahasa Indonesia mengenai nilai-nilai karakter bangsa dalam penulisan Mading dan menambah khasanah keilmuan mengenai penulisan mading yang berkualitas dan sarat nilai-nilai positif. a) Bagi Guru Bahasa Indonesia Bagi Guru Bahasa Indonesia hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan Pendidikan Berkarakter melalui Majalah Dinding sehingga menjadi sarana yang memudahkan siswa untuk mencerna dan memahami serta mampu mengaplikasikan pemahamannya tersebut ke dalam kehidupan seharihari. b) Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai sarana barau dalam menanmkan nilai-nilai pendidikan berkarakter, sehingga dapat meningkatkan out put dari sekolah bersangkutan. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan dokumen resmi lainnya. Dengan demikian yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode diskriptif (Moleong, 2004:131). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mading dari siswa SMP Negeri 1 Seririt.Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah nilai-nilai karakter bangsa sebagai variabel
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 6 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 bebas dan majalah dinding sebagai variabel terikat. Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian yang berlangsung dan dapat dianalisis pada waktu kejadian itu terjadi. Dibandingkan metode survey metode observasi lebih objektif. Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang diteliti. Pengamatan atau pemusatan perhatian dilakukan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra, jadi mengobservasi dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nilai-nilai karakter bangsa bangsa yang terdapat dalam karya tulis siswa khususnya pada mading. Metode wawancara adalah sebuah dialog atau tanya jawab yang dilakukan dua orang atau lebih yaitu pewawancara dan terwawancara (narasumber) dilakukan secara berhadaphadapan. Menurut Moleong (2004:135) dijelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksudmaksud tertentu.Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lesan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan pembina mading, serta siswa-siswi yang tergabung dalam
ekstrakurikuler mading.Adapun wawancara tersebut menyangkut tentang isi dari mading, nilai-nilai karakter bangsa yang dimuat dalam madding, nilai edukasi yang diperoleh pembaca dalam mading, serta relevansi rubrik-rubrik yang dimuat dalam mading dengan nilainilai karakter bangsa pada kehidupan sehari-hari. Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada (Riyanto, 1996:83). Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa cacatan buku, surat, transkip, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Teknik atau studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil-dalil atau hukum-hukum dan lain-lain berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak hipotesis tersebut.Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nilainilai karakter bangsa yang terdapat dalam karya tulis siswa khususnya pada mading. Jadi dalam penelitian ini,metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, berupalampiran-lampiran seperti artikel, rubric berita, cerpen, profil, puisi, cerita hiburan dan lain-
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 7 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 lain yang merupakan komponenkomponen penyusun dalam mading. Analisis data dilakukan setalah dilakukan pengumpulan data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Data yang dianalisis adalah data yang dihasilkan melalui observasi terhadap mading yang dijadikan obyek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang berupa rubrikasi yang terdapat dalam mading tersebut dianalisis untuk mengetahui relevansinya dengan nilai-nilai karakter bangsa. Teknik analisis deskriptif kualitatif adalah suatu teknik menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan kata-kata. Teknik deskriptif kualitatif juga sering diartikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan “perhitungan” atau hanya menggunakan kata-kata (Meleong dalam Sugiono, 2006:23). Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi akan dianalisis melalui langkah-langkah, sebagai berikut (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan. 3. Hasil dan Pembahasan Temuan penelitian ini terkait rubrik yang terdapat dalam mading SMP N 1 Seririt menunjukkan bahwa semua rubrik yang ditulis sudah mencerminkan dari penerapan nilainilai karakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara lewat pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada para pembaca, khususnya pada edisi “Hari Kebangkitan Nasional” yang dilaksanakan setiap tanggal 20 Mei dan peringatan Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Ini dilihat dari isi tulisan yang dimuat oleh anggota mading SMP N 1 Seririt yang isi tulisannya memuat tentang nilai religious, toleransi, kerja keras, kreatiif, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, peduli social dan tanggung jawab. Ide yang tertuang ke dalam rubrik-rubrik majalah dinding tersebut oleh tim mading SMP N 1 Seririt bisa dikatakan sebagai representasi dari pemahaman akan nilai-nilai karakter, yang disampaikan lewat tulisan-tulisan yang bertujuan untuk menyampaikam pesan-pesan moral kepada pembaca khususnya para siswa-siswi SMP N 1 Seririt. Hasil penelitian di atas sesuai dengan teori tentang Karakter. Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Seperti diketahui bahwa dalam tulisan madding SMP N 1 Seririt dapatdilihat ada 18 Nilai Karakter Bangsa yang sudah ditanamkan dalamtulisan tersebuut seperti ucapan dan tindakan/perilaku peserta didik dalam aktivitasnya dilingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat, yaitu:religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung-jawab. Sesuai dengan hasil wawancara dengan tim madding SMP N 1 Seririt menyebutkan bahwa siswa yang tergabung di dalam tim madding merasa memiliki wadah yang tepat untuk menyalurkan ideide kreatif seperti tulisan rubrik berita, opini, tajuk rencana, hiburan dan lain-lain. Madding sangat tepat dijadikan sebagai media komunikasi siswa di sekolah dan mampu menarik minat siswa untuk membaca lebih dalam lagi terkait isu yang berkembang di masyarakat.
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Temuan di atas sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Nursito (1999:1-8) yang mengemukakan bahwa mading memiliki banyak manfaat. Beberapa di antaranya adalah sebagai media komunikasi, wadah kreativitas, menanamkan kebiasaan pembaca, pengisi waktu, melatih kecerdasan berpikir, melatih berorganisasi dan menolong latihan menulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa-siswi yang tergabung dalam Mading SMP N 1 Seririt memperoleh manfaat yang cukup banyak dalam penulisan mading seperti yang diungkapkan oleh Nursito (1999: 18). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Suhandang (2010:23) yang menyatakan bahwa jurnalistik adalah seni dan/ keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi seharihari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya. Indah di sana punya arti dapat diminati dan dinikmati sehingga bisa mengubah sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku khalayaknya. Hal ini dapat dibuktikan dengan terampilnya para anggota mading SMP N 1 Seririt ketika mereka mencari, mengumpulkan, mengolah, menyususn dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi seharihari dan menentukan tema yang akan mereka angkat sesuai dengan isu yang berkembang di masyarakat. Hasil penelitian ini juga relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Sofyan (2006:35) yang membagi manfaat menulis menjadi enam bagian. Keenam manfaat menulis tersebut adalah sebagai berikut:Pertama, memperoleh kebenaran dan percaya diri. Kedua, menyehatkan kulit. Ketiga, mengatasi trauma atau
frustasi. Keempat, tangan ibarat jembatan yang mengalirkan kepribadian saat seorang menulis. Kelima, menulis sama dengan menata dan menjernihkan pikiran. Keenam, menulis secara teratur dan terstruktur akan membuat seseorang dimudahkan untuk mengenali dirinya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan para siswa yang merupakan anggota mading SMP N 1 Seririt. Mereka mendapatakan enam manfaat menulis seperti yang diuraikan oleh Sofyan (2006:35). Mereka menjadi memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisan sehingga menjadi sebuah karya tulis yang mewakili pemikiran mereka. Menulis juga menyehatkan kulit, sebab anggota mading yang sudah terbiasa menulis membuat mereka menjadi lebih rileks karena apa yang menjadi bahan pemikiran mereka disalurkan, sehingga poripori kulit lebih terbuka dan menjadi lebih sehat. Menulis juga dapat menghilangkan trauma dan frustasi, karena para anggota mading dapat menuangkan rasa gelisah, gundah menjadi sebuah puisi yang indah dan dapat mewakili perasaannya. Berdasarkan uraian di atas, hasil penelitian ini memiliki korelasi dengan teori-teori yang dijadikan pisau bedah dalam penelitian ini terkait dengan nilai-nilai karakter bangsa dalam mading SMP N 1 Seriritt. 4. Simpulan dan Saran Terdapat penerapan nilainilai karakter bangsa dalam tulisan siswa pada majalah dinding di SMP N 1 Seririt, yang diwujudkan dengan tulisan-tulisan di majalah dinding khususnya pada rubrik berita, tajuk rencana, opini, profil dan cerita hiburan. Delapan belas nilai-nilai karakter yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras,
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 9 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab. Dari delapan belas tersebut, hanya sembilan nilainilai karakter yang ditemukan dalam tulisan mading SMP N 1 Seririt yaitu nilai karakter religius, toleransi, kerja keras, kreatif, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, peduli sosial, dan tanggung-jawab. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan di sekolah semestinya selalu mendapatkan porsi perhatian yang cukup besar, sebab karakter bangsa yang ditanamkan sejak dini melalui tulisan-tulisan di majalah dinding akan semakin membuat rasa kebangsaan muncul dan siswa-siswi sebagai generasi muda tetap berusaha bisa menjaga keutuhan NKRI. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, M. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhadiah, Subarti, dkk. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. IKIP Jakarta: Erlangga. Anshoriy, M.N. 2008. Pendidikan Berwawasan Kebangsaan: Kesadaran Ilmiah Berbasis Multikulturalisme.
Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.
Asmani, 2011. Pendidikan Karakter Membangun Bangsa. Bandung: Ganeca Excatc Darmajaya, 2011. Integrasi Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Bahasa Khususnya Majalah Dinding pada Siswa Kelas I SMA 3 Solo. Skripsi Tidak diterbitkan. Elbow, Peter. 2007. Writing Without Teachers: Merdeka dalam Menulis!. Jakarta: Indonesia Publishing. Enre, Fachrudin Ambo. 1988. Dasardasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI. Haryadi
dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti.
Keraf, G. 1997. Komposisi.Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah. Keraf, Gorys. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Koesoema,
2007. Karakter membangun Kedaulatan Rakyat dalam Perspektif
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 10 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Pancasila.Bandung: Yrama Widya. Komaidi, Didik. 2008. Aku Bisa Menulis. Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media. Kosasih,
E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia.Bandung: Yrama Widya.
Komaidi, Didik. 2008. Aku Bisa Menulis. Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media.
Luktianingsih, 2011. Jati Diri Pendidikan Karakter. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Megawangi, Ratna, (2004). Pendidikan Karakter Solusi untuk Membangun Bangsa. See more at: http://indovasi.or.id/conte nt/pendidikan-karakterberdasarkan-tahapanperkembangan-moralanak#sthash.OCZ2iib5.d puf Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Bahasa Indonesia melalui Penulisan Mading pada Siswa Kelas II SMP 1 Cianjur, Skripsi: tidak diterbitkan. Muntaha. 2009. Media Sekolah dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Paradigma. Muslich 2011. Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Pendidikan Non Formal. Jakarta: Depdiknas. Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin: Sarjana Indonesia. Nazir.Moh. Penelitian, Indonesia.
2003. Jakarta:
PT.
Metode Ghalia
Nursito. 1999. Mading dalam Pendidikan Jurnalistik. Jakarta: Depdiknas. Nurudin. 2007. Mengarang itu Gampang. Jakarta: Gramedia Widia Sarana. Santrock, Jhon W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Dua. Diterjemahkan oleh Tri Wibowo B.S. Jakarta: Redana Media Group.
Moleong, Dr. Lexy J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Sofyan, Ahmadi. 2006. Jangan Takut Menulis. Tip-tip Cerdas dan Terapi Mengolah Diri Menjadi Penulis Produktif. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Mulyani, 2010. Strategi Penanaman Pendidikan Berkarakter dalam Mata Pelajaran
Soedjito dan Hasan, M. 1986. Seri Membina Keterampilan
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 11 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Menulis Paragraf. Malang: Tanpa Penerbit. Spandel, V. and Stigginis, R. J. 1990. Creating Writers. London: Longman. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, Prof.Dr. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: AlfaBeta.
Tim
penyusun. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk daya Saing Dan karakter Bangsa : Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa.Jakarta : Pusat kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT.
Widayati, Rini. 1996. Penegaruh Kualitas Majalah Dinding terhadap Kemampuan Menulis Siswa Kelas I SMUN Kepanjen Tahun Pelajaran 1995/1996. Malang:JPBSI FPBS IKIP MALANG
Suparno dan Yunus Mohamad. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiyanto. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suhandang. 2010. Pengantar Jurnalistik. Bandung : Nuansa.
Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis.Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Djago dkk. 1998. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa Raya. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.