1
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL ORANG-ORANG BLANTI KARYA WISRAN HADI
1)
2)
2)
Septiadi Nefri , Gusnetti , Romi Isnanda 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E-mail:
[email protected]
ABSTRACT This research purposed to describe culture values in Wisran Hadi’s Orang-orang Blanti novel that includes cultural values, such as (1) the nature of human life (2) the nature of human works(3) human nature with time (4) human nature with realm (5) the nature of human relationship, which are contained in Orang-orang Blanti novel. The theory used in this research is about the cultural values explained by Abdurrahman (2002). Type of this research is qualitative descriptive method as explained by Moleong (2010). The subject of this research, is a novel. Data collection is obtained by: (1) read and understand Orang-orang Blanti overall, (2) analyze all the data that have been classified in accordance with human nature, and (3) conclude overall analysis covering the cultural values in Wisran Hadi’s Orang-orang Blanti novel. Result of the research showed that in Wisran Hadi’s Orang-orang Blanti novel totally has 32 data, which include : 18 data of the nature of human life, 3 data of the nature of human works, 6 data of the nature of human works, 2 data of human nature with realm, and 3 data of the nature of human relationship. Thus, it can be concluded that this novel has cultural values that can open people’s eyes about the customs that has undergone many changes, cynical view of society and problems in the family. In addition, this novel taught about life struggle and patience. Keywords : cultural values, novel, Orang-orang Blanti.
A. Pendahuluan Karya sastra merupakan suatu wujud
imajinatif
yang
menggambarkan
masyarakat
segala
segi
macam
dari
kehidupan
sebagai titik tolak proses kreativitas pengarang.
Sastra
juga
mampu
2
menjadi wadah penyampaian ide-ide
kerangka
yang dipikirkan dan dirasakan oleh
tentang apa yang mereka namakan
pengarang
sastra.
tentang
kehidupan
manusia yang diungkapkan melalui bahasa. Sejalan dengan itu, Atmazaki (2007:21)
mengatakan
bahwa
bukanlah
suatu
kesusastraan
kepercayaan atau tahayul, ilmu jiwa atau ilmu sosial, tapi merupakan pemakaian bahasa yang mempunyai peraturan khusus baik dari segi struktur maupun segi yang lainnya. Karya sastra bukanlah alat untuk menyampaikan kenyataan
ide-ide,
yang
refleksi
terdapat
dalam
masyarakat atau jelmaan dari nilainilai kebenaran yang sukar untuk dipahami.
Karya
sastra
adalah
kenyataan itu sendiri dan keliru jika melihatnya
sebagai
ekspresi
penulisnya. Sejalan
dengan
itu,
Ahadiat
melingkupi bidang yang luas. Teori sastra mencakup sejarah sastra dan kritik sastra. Teori sastra ialah bagian sastra
yang
membicarakan
pengertian-pengertian dasar sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra,
dan
Menurut
para
Abdurrahman
pakar
(2011:27)
bahwa kebudayaan meliputi segala perbuatan manusia seperti cara ia menghayati dan membuat upacara untuk
kematian,
kelahiran,
seksualitas, makanan, sopan santun, pakaian, kesenian, ilmu pengetahuan dan
agama.
Abdurrahman
juga
mengungkapkan bahwa kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari
pengetahuan,
pengalaman,
kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki,
agama,
pilihan
waktu,
peranan, relasi ruang, konsep yang luas,
dan
objek
material
atau
yang
dimiliki
dan
kepemilikan dipertahankan
oleh
sekelompok
orang atau suatu generasi. Sastra
(2007:1) menjelaskan ilmu sastra
ilmu
pemikiran
perkembangan,
serta
dapat berupa puisi, cerpen, cerbung, dongeng dan novel. Salah
satu
mencerminkan
novel
yang
adanya
nilai
kebudayaan adalah novel Orangorang Blanti karya Wisran Hadi. Novel Orang-orang Blanti yang mengupas
pandangan
masyarakat
tentang kesenjangan di dalam adat
3
istiadat, adat yang saat ini sudah
orang sekitar, sebab Bu Yuk yang
banyak
beragamakan
ditinggalkan,
dilupakan,
Islam
mempunyai
bahkan diubah untuk kepentingan
suami yang beragama Kristen, Eko
sesuatu,
namanya.
sesuatu
yang
bertujuan
Itulah
yang
menjadi
untuk menyelamatkan tetapi justru
penghalang Bu Yuk ketika ingin
mengaburkan
menulusuri lebih dalam adat Blanti
bahkan
menghancurkan generasi penerus. Novel ini menggabungkan kisah cinta, ekonomi, sosial dan budaya. Novel ini menceritakan tentang tiga orang Blanti yaitu Bu Yuk, Empon, dan Puan. Dalam cerita tersebut banyak terjadi kesenjangan sosial, ekonomi,
adat
istiadat
maupun
agama. Adat yang seharusnya tetap berjalan sesuai alurnya kini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Adat yang ditambah-tambahkan bahkan ada
yang
dikurang-kurangkan
sehingga bagi sebagian penerus adat istiadat merasa kebingungan dengan apa yang dimaksud dengan adat istiadat bagi orang-orang Blanti itu sendiri. Bu Yuk yang hanya orang biasa
merasa
terpanggil
ingin
menelusuri adat istiadat Blanti yang sebenarnya melalui keluarga Empon,
yang sebenarnya. Salah satu masalah yang diangkat dalam novel Orang-orang Blanti karya Wisran Hadi adalah masalah budaya yang dilahirkan dalam bentuk pengalaman
dan
pengetahuan.
Adapun masalah tersebut meliputi nilai budaya yang merupakan bagian dari adat-istiadat bersama pandangan hidup,
cita-cita,
norma-norma,
hukum, pengetahuan dan keyakinan, seperti adanya hakikat hidup manusia yang
menganggap
hidup
adalah
sumber keperihatinan dan derita. Selanjutnya, dalam hakikat karya, manusia bekerja untuk kelangsungan hidup dan merubah ekonomi yang lebih baik. Begitu juga dengan waktu yang merupakan suatu orientasi masa depan dan masa lampau.
namun di sisi lain Bu Yuk juga
Alasan peneliti membahas novel
dilema dengan keadaan keluarganya
Orang-orang Blanti karya Wisran
sendiri, dikarenakan Bu yuk yang
Hadi ini dikarenakan di dalam novel
sering menjadi sindiran bagi orang-
ini terkandung nilai-nilai budaya
4
Minangkabau. Wisran Hadi juga
konsep yang sedang dikaji secara
banyak mendapat penghargaan dari
empiritis. Sedangkan untuk metode
beberapa
yang
lembaga
dalam
negeri
dipakai
adalah
maupun luar negeri. Pria yang lahir
deskriptif,
pada tahun 1945 ini juga seorang
dikumpulkan adalah berupa kata-
sastrawan/budayawan
kata, gambar dan bukan angka-angka
Indonesia.
Pada tahun 1991 dan 2000 Wisran Hadi mendapat penghargaan sebagai Sastrawan Terbaik Indonesia oleh Departemen
Pendidikan
dan
yaitu
metode
data
yang
(Moleong, 2009:11). C. Hasil Penelitian Data
penelitian ini
Kebudayaan Republik Indonesia, dan
kutipan
pada tahun yang sama juga yaitu
budaya dalam novel Orang-orang
pada tahun 2000 ia juga mendapat
Blanti karya Wisran Hadi berupa: (1)
South East Asia (SEA) Write Award
Hakikat hidup manusia diperoleh 18
dari Kerajaan Thailand. Berdasarkan
data, terdiri dari kehidupan buruk 10
uraian
tertarik
data, kehidupan baik 3 data, dan
melakukan penelitian dengan judul
kehidupan buruk tapi mengusahakan
Nilai-nilai
Novel
menjadi lebih baik 5 data, (2)
Orang-orang Blanti karya Wisran
Hakikat karya manusia diperoleh 3
Hadi. Karena dalam novel tersebut
data, (3) Hakikat kedudukan manusia
memiliki nilai budaya yang baik
dalam ruang dan waktu diperoleh 6
untuk dijadikan pedoman dalam
data, terdiri dari masa kini 2 data,
kehidupan bermasyarakat.
masa lampau 2 data, dan masa akan
tersebut
peneliti
Budaya
dalam
terkait
nilai-nilai
datang 2 data. (4) Hakikat manusia
B. Metodologi Penelitian Penelitian
yang
berupa
dengan alam ada 2 data, (5) Hakikat
ini
merupakan
hubungan manusia dengan sesama
kualitatif.
Penelitian
ada 3 data, terdiri dari manusia
kualitatif dilakukan dengan tidak
sebagai makluk sosial 2 data dan
mengutamakan pada angka-angka,
individualisme
tetapi
kekuatan sendiri 1 data. Jadi, data
penelitian
mengutamakan
ke
dalam
penghayatan terhadap interaksi antar
menilai
keseluruhan yang diperoleh
tinggi
dari
5
masing-masing dalam
nilai-nilai
budaya
32 data. Hakikat hidup manusia
Novel Orang-orang Blanti
ditemukan 18 data, terdiri dari
karya Wisran Hadi ada 32 data.
kehidupan buruk 10 data, kehidupan baik 3 data, kehidupan buruk tapi
D. Pembahasan
mengusahakan menjadi lebih baik 5
Setelah ditinjau berdasarkan
data. Hakikat karya manusia dari
data-data dan teori yang mendukung
yang ada diperoleh 3 data. Hakikat
untuk menganalisis nilai-nilai budaya
kedudukan manusia dalam ruang
dalam novel Orang-orang Blanti
waktu dari data yang diperoleh 6
karya Wisran Hadi, dapat diketahui
data, terdiri dari masa kini 2 data,
bahwa pada novel tersebut memiliki
masa lampau 2 data, dan masa akan
nilai-nilai budaya yang diambil dari
datang 2 data. Hakikat manusia
penjelasan
(2011).
dengan alam ada sekitarnya 2 data.
Nilai-nilai budaya tersebut ialah: (1)
Hakikat hubungan manusia dengan
hakikat hidup manusia, kehidupan
sesama ada 3 data, terdiri dari
yang baik, hidup itu buruk tapi
manusia sebagai makhluk sosial 2
manusia mengusahakannya menjadi
data dan inividualisme menilai tinggi
lebih
kekuatan sendiri 1 data.
Abdurrahman
baik,
(2)
hakikat
karya
manusia, (3) hakikat waktu manusia, masa kini, masa lampau dan masa akan
datang,
manusia.
(4)
hakikat
Bagaimana
kita
alam dapat
memanfaatkan alam sebagai harta pencarian, (5) hakikat hubungan manusia, manusia sebagai makhluk sosial.
Salah
satu
masalah
yang
diangkat dalam novel Orang-orang Blanti karya Wisran Hadi adalah masalah budaya yang dilahirkan dalam
bentuk
pengetahuan.
pengalaman Adapun
dan
masalah
tersebut meliputi nilai budaya yang merupakan bagian dari adat/istiadat
Data diperoleh
keseluruhan dari
yang
bersama pandangan hidup, cita-cita,
masing-masing
norma-norma, hukum, pengetahuan
hakikat dalam novel Orang-orang
dan
Blanti karya Wisran Hadi berjumlah
hakikat
keyakinan, hidup
seperti manusia
adanya yang
6
menganggap hidup adalah sumber
Kedua, Riphal Taru, dengan judul
keprihatinan dan derita. Selanjutnya,
“Nilai-nilai Budaya dalam novel
dalam
Penari
hakikat
karya,
manusia
Kampus”
Nang
bekerja untuk kelangsungan hidup
Syamsuddin.
dan merobah ekonomi yang lebih
bahwa: (1) hakikat alam manusia,
baik. Begitu juga dengan waktu yang
bagaimana kita dapat memanfaatkan
merupakan suatu orientasi
masa
alam sebagai harta pencarian, (2)
depan dan masa lampau. Di samping
hakikat hubungan manusia, manusia
itu, kebudayaan yang menilai alam
sebagai makhluk sosial. Perbedaan
sebagai suatu yang dasyat sehingga
penelitian
manusia tunduk pada alam. Terakhir
penulis terletak pada jumlah data,
hubungan
yang
Riphal Taru menemukan 34 data
mengajarkan untuk seiya sekata dan
sedangkan penulis menemukan 32
gotong royong.
data.
dengan
Jika
sesama
dikaitkan
Ia
karya
Riphal
menyimpulkan
Taru
dengan
dengan
penelitian sebelumnya, ada kesamaan
E. Kesimpulan
hasil penelitian dengan objek yang
Berdasarkan hasil penelitian tentang
berbeda,
Nilai-nilai
seperti
judul.
Pertama,
Budaya
dalam
novel
Dewi Sartika, dengan judul “Nilai-
Orang-orang Blanti karya Wisran
nilai Pendidikan tentang ungkapan
Hadi,
Kepercayaan
terdapat: (1) hakikat hidup manusia,
Bungus di
Masyarakat
Suku
Desa Tanah
Merah
(2)
dapat
hakikat
disimpulkan
karya
bahwa
manusia, (3)
Kabupaten Indragiri Hilir Riau”. Ia
hakikat manusia dengan waktu, (4)
menyimpulkan bahwa: (1) hakikat
hakikat manusia dengan alam dan (5)
hidup manusia, kehidupan yang baik,
hakikat manusia dengan sesama yang
kehidupan yang buruk tapi manusia
disimpulkan berupa kutipan serta
mengusahakannya
analisis
menjadi
lebih
yang
menggambarkan
baik, (2) hakikat karya manusia, (3)
pandangan
hakikat waktu manusia, masa kini,
Budaya dalam novel Orang-orang
masa lampau dan masa akan datang.
tentang
Nilai-nilai
7
Blanti karya Wisran Hadi sebagai
mencari asal usul sejarah dari Blanti
berikut:
itu sendiri melalui keluarga Empon.
1.
Hakikat
hidup
di
4. Hakikat manusia dengan alam
dalamnya ditemukan nilai budaya
sekitar, hal tersebut terlihat pada
yang baik dan budaya yang tidak
upacara-upacara yang dilakukan oleh
baik. Nilai-nilai budaya yang baik
orang-orang Pulau, mereka masih
yaitu sikap sabar, sikap sabar yang
menyembah pohon besar seperti
digambarkan oleh tokoh Empon,
pohon beringin.
dalam menjalani hidup ia selalu
5. Hakikat manusia dengan sesama
mendapatkan cobaan, akan tetapi ia
dan
tetap
terdapat pada orang-orang Blanti
berusaha
menjadi
lebih
manusia,
menjadikannya baik
dan
individualisme,
hal
tersebut
selalu
yang dulunya mempunyai toleransi
berpikir positif terhadap apa yang ia
terhadap pendatang seperti orang
jalani. Sikap yang tidak baik yaitu
Pulau, namun seiring berjalannya
sikap yang tidak bertanggung jawab
waktuorang
dan egois, terlihat pada tokoh Datuk
menjadi sombong.
Blanti
pun
berubah
Tuo. Tidak ada rasa tanggung jawab terhadap kaumnya, yang dipikirkan hanya
materi
tanpa
memikirkan
Saran Berdasarkan
kesimpulan
data
orang banyak.
tersebut, maka peneliti menyarankan
2. Hakikat karya manusia, yang di
kepada: (1) Bagi siswa, agar dapat
dalamnya
sesosok
meningkatkan pemahaman terhadap
dalam
karya sastra khususnya nilai budaya
bekerja, walaupun sudah termakan
dan juga sebagai pedoman dalam
umur dan sulit untuk mengiringi
kehidupan. (2) Bagi guru, agar dapat
zaman, dialah Empon.
dijadikan sebagai bahan pengajaran
3. Hakikat kedudukkan manusia
Bahasa Indonesia. (3) Bagi peneliti
dalam ruang waktu terdiri atas tiga,
berikutnya, hasil penelitian ini dapat
yaitu masa kini, masa lampau dan
dijadikan acuan atau pedoman untuk
masa akan datang. Hal ini terlihat
penelitian sastra.
perempuan
terdapat yang
gigih
pada tokoh Bu Yuk, ia berusaha
8
Kabupaten
Daftar Pustaka
Riau”. Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra: Teori
Indragiri
Skripsi.
Hilir
Padang.
Universitas Negeri Padang.
dan Terapan. Padang: UNP Taru,
Press.
Riphal.
2015.
“Nilai-nilai
Budaya dalam novel “Penari Ahadiat,
Endut.2007.Ilmu
Teori
dan
Apresiasi
Kesusastraan. Universitas
Sastra:
Padang: Bung
Kampus”
Nang
Syamsuddin. Skripsi. Padang. Universitas Bung Hatta.
Hatta
Press.
Muhardi, M.S dan Hasanuddin WS. 1992.
Abdurrahman.
2011.
Budaya
Nilai-nilai
dalam
Press. Guswita, Reni. 2009. “Ungkapan Kiasan
Prosedur
Analisis
Fiksi. Padang: UNP Press.
Kaba
Minangkabau. Padang: UNP
Moleong, Lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Masyarakat
Minangkabau di Kenagarian Koto
karya
Baru
Kecamatan
Kubung Kabupaten Solok”.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian
Fiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada
Skripsi. Padang. Universitas Negeri Padang.
Hadi, Wisran. 2008. Orang-orang Blanti. Padang. Citrahati.
Sartika, Dewi. 2009. “Nilai-nilai Pendidikan Ungkapan
tentang Kepercayaan
Soelaeman, M Munandar. 2005. Ilmu
Masyarakat Suku Bungus di
Budaya
Desa
Rafika
Tanah
Merah
Dasar.
Bandung. Aditama.