e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 1 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENGAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER SEKOLAH DI INDONESIA Ni Luh Lina Agustini Dewi, Ida Bagus Putrayasa, I Gede Nurjaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: (
[email protected],
[email protected],
[email protected])@undiks ha,ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan karya Khirsna Pabichara (2) mengetahui relevansi novel Sepatu Dahlan terhadap pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia. Jenis penelitian yang tergolong penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data tersebut dengan kalimat-kalimat kualitatif. Subyek penelitian adalah novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara, sedangkan objeknya adalah nilai-niai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara serta relevansi novel Sepatu Dahlan terhadap pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai-nilai karakter yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan ada 14 yaitu, nilai karakter religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, jujur, mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab , (2) terdapat relevansi atau hubungan yang terkait antara nilai-nilai pendidikan karakter novel Sepatu Dahlan terhadap pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia. Jadi dalam novel Sepatu Dahlan terdapat nilai-nilai karakter yang dapat dikaitkan dengan pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia. Kata-kata Kunci : nilai, karakter, relevansi, dan pengajaran
ABSTRACT This study aimed at (1) finding out the character education value in Sepatu Dahlan novel written by Khrisna Pabichara and (2) finding out the relevance of Sepatu Dahlan novel toward the teaching of character education at school in Indonesia. This study was descriptive qualitative stud, in which the data were described qualitatively. The subject of the study was Sepatu Dahlan novel written by Khrisna Pabichara. The object of the tudy were the character education value in Sepatu Dahlan novel and the relevancy of Sepatu Dahlan novel toward the teaching of character education at school in Indonesia. The method of data collection used in this study was documentation. Then, the data were analyzed descriptively. The findings of the study showed that (1) there were 14 values of character education in Sepatu Dahlan novel such as religious, tolerant, discipline, hard work, creative, appreciating achivement, friendly, /communicative, avid reader, care for the environment, social care, honest, independent, courious, and responsible, (2) there
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 2 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 was relevancy between the values of character education in Sepatu Dahlan novel and the theaching of character education at school in Indonesia. So, in Sepatu Dahlan novel, there were character values which was relevant to the teaching pf character education at school in Indonesia. Key Words : value, character, relevancy, and teachig
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan pilar terpenting dalam kemajuan suatu bangsa, bahkan menjadi peran paling utama dalam kemajuan hidup manusia. Keadaan suatu bangsa tentunya sangat dipengaruhi dengan bagaimana kondisi manusia yang berada dalam bangsa tersebut. Maju atau tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kondisi orangorangnya, karena pada dasarnya yang berperan dalam menjalankan suatu bangsa adalah orang-orang yang menempati bangsa itu sendiri. Hal inilah sangat tergantung dari pendidikan yang diperoleh dari orang-orang itu sendiri. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Mencermati fungsi pendidikan nasional, yakni mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa, maka pendidikan seharusnya memberikan pencerahan yang memadai untuk hal tersebut. Pendidikan harus berdampak pada watak manusia atau bangsa Indonesia. Fungsi ini amat berat dipikul oleh pendidikan nasional, terutama apabila dikaitkan dengan siapa yang bertanggungjawab untuk
keberlangsungan fungsi ini (Dharma Kesuma, dkk : 2011). Tujuan pendidikan yang dimiliki suatu bangsa merupakan tujuan dari bangsa tersebut. Dengan pendidikan, manusia diantarkan menjadi sosok yang pandai, bijaksana dan kritis. Bahkan dengan pendidikan, manusia dapat menjadi orang yang beriman, bertakwa, jujur, dan bertanggungjawab. Namun, pada dasarnya pendidikan tidak harus serta merta diawali pada lembagaa pendidikan formal, akan tetapi pendidikan dalam keluarga juga sangat berperan dalam membentuk karakter seseorang. Bahkan, pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan paling mendasar yang sangat dominan dalam pembentukan karakter seseorang. Arus modernisasi seperti masuknya budaya asing dari luar telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan masyarakat. Hanya saja, perubahan yang terjadi justru banyak mengarah pada krisis moral. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab semua pihak untuk memperbaiki penurunan moral dan akhlak tersebut dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Krisis moral tengah menjalar dan menjangkiti bangsa ini. Hampir semua eleman bangsa juga merasakannya. Misalnya, Pilkada yang ricuh, kasus korupsi para elite politik, hingga tebar-tebar janji manis menjelang pemilu. Sementara itu, merebaknya budaya kekerasan atau meruaknya masalah ekonomi dan politik, disadari atau tidak, telah ikut melemahkan karakter anak-anak bangsa sehingga nilai-nilai luhur
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 3 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 menjadi tenggelam. Nilai-nilai etika dan estetika terlupakan oleh gaya hidup instan dan serba praktis. Jika melihat kenyataan yang ada dalam kehidupan sekarang, banyak kasuskasus yang menunjukkan bahwa moral bangsa kita ini telah menurun. Seharusnya dengan keadaan sosial budaya dan kekayaan bangsa yang berlimpah ruah ini masyarakat Indonesia dapat hidup makmur tanpa harus ada kasus-kasus seperti kejahatan, korupsi, kolusi dan, nepotisme. Selain itu, tawuran antar pelajar, sikap anak zaman sekarang yang cenderung tidak menghormati orang tua, dan banyak kasus lainnya yang seharusnya tidak dilakukan oleh siswa-siswa sekolah terjadi saat ini. Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa moral manusia telah menurun. Berangkat dari permasalahan krisis moral yang semakin menurun, maka sudah saatnya sistem pendidikan di Indonesia dibenahi tanpa meninggalkan jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. Kemudian datang gagasan dari pemerintah tentang program pendidikan baru, yaitu pendidikan berbasis karakter. Adanya pendidikan karakter tersebut akan mampu mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik dan berakhlak baik. Dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut, setiap sekolah harus menyisipkan nilai-nilai karakter pada materi pembelajarannya. Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan sejak tahun 2010. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan ahlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan maratabat bangsa Indonesia. Pendidikan karakter sekarang ini mutlak diperluakan bukan hanya di sekolah saja, tapi di rumah dan lingkungan sosial (Prasetyo, 2011).
Dengan menyadari bahwa karakter adalah sesuatu yang sangat sulit diubah, maka tidak ada pilihan lain bagi orang tua untuk membentuk karakter anak sejak usia dini. Jangan sampai orang tua kedahuluan oleh yang lain, misalnya lingkungan. Orang tua akan menjadi pihak pertama yang kecewa jika karakter yang dibentuk oleh orang lain itu ternyata adalah karakter buruk. Sementara, mengubahnya setelah karakter terbentuk merupakan sebuah pekerjaan yang tidak ringan (Abdul Munir, 2011). Dalam upaya menyusun pendidikan karakter tersebut maka dibuatlah berbagai perwujudan pendidikan karakter. Perwujudan karakter terlihat juga dalam karya sastra. Salah satu pendekatannya yaitu melalui psikologi sastra. Psikologi sastra merupakan pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Lewat tinjauan psikologi akan nampak bahwa fungsi dan peran sastra adalah untuk menghidangkan citra manusia yang seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk memancarkan bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia ( Siswantoro, 2005). Karya sastra yang berupa novel, apalagi yang sudah difilmkan telah terbukti efektif memberi dampak psikologis yang sangat baik bagi terjaganya kepribadian bangsa. Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Ayat-ayat Cinta atau Ketika Cinta Bertasbih karya Habibburahman El Sirazy merupakan contoh karya yang sangat bagus bagi penanaman nilainilai norma masyarakat kita. Sastra adalah sebuah produk budaya, kreasi pengarang yang hidup dan terkait dengan tata kehidupan masyarakatnya.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 4 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri yang sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat dengan orangorang, antar manusia, antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Maka memandang karya sastra sebagai penggambaran dunia dan kehidupan manusia, kriteria utama yang dikenakan karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran atau yang hendak digambarkan. Namun Wellek dan Warren (1990:89) mengingatkan bahwa karya sastra memang mengekspresikan kehidupan, tetapi keliru kalau dianggap mengekspresikan selengkaplengkapnya. Hal ini disebabkan fenomena kehidupan sosial yang terdapat dalam karya sastra tersebut kadang tidak sengaja dituliskan oleh pengarang, atau karena hakikat karya sastra itu sendiri yang tidak pernah langsung mengungkapkan fenomena sosial, tapi secara tidak langsung yang mungkin pengarangnya sendiri tidak tahu. Pengarang merupakan anggota yang hidup dan berhubungan dengan orang-orang yang berada disekitarnya, maka dalam proses penciptaan karya sastra, seorang pengarang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, karya sastra yang lahir di tengahtengah masyarakat merupakan hasil dari pengungkapan jiwa pengarang tentang kehidupan, peristiwa, serta pengalaman hidup yang dihayatinya. Seperti yang dikatakan di atas, karya sastra novel tidak lain adalah layar kehidupan yang menampilkan berbagai pergolakan dalam masyarakat. Melalui novel, masyarakat dapat belajar tentang hidup dan kehidupan. Begitu pula dengan karya novel yang dibuat oleh Khrisna Pabichara. Beliau tidak
melepaskan diri dari melihat pengalaman hidup Dahlan Iskan. Sepatu Dahlan merupakan satu novel karya Khrisna Pabichara. Di pilihnya novel ini karena terinspirasi dari sebuah kisah nyata yang sarat akan nilai-nilai pendidikan terutama pendidikan karakter. Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara ini termasuk novel baru, yang merupakan inspirasi dari kisah nyata seorang Dahlan Iskan waktu kecil, yang kini menjabat sebagai menteri BUMN di Indonesia. Novel yang sangat menarik, penuh dengan kisah-kisah teladan yang mengharukan dan tentunya sarat akan nilai-nilai pendidikan. Terutama pendidikan karakter yang diharapkan dapat menjadi bacaan berkualitas untuk masyarakat. Novel tidak saja menjadi karya rekaan semata, tetapi bisa menjadi referensi atau bacaan untuk memahami budaya suatu etnis. Selain untuk memahami sebuah kebudayaan suatu masyarakat, kemungkinan sebagai bahan penunjang pengajaran karakter di sekolah juga bisa didapatkan dengan menggunakan novel. Begitu juga dengan novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. Novel tersebut bisa digunakan sebagai bahan pengajaran pendidikan karakter di sekolah untuk menambah wawasan siswa mengenai novel Indonesia. Pengajaran sastra di sekolah masih belum maksimal. Hal tersebut terlihat dari kurangnya pemberian materi mengenai sastra. Selain itu, para guru bahasa Indonesia masih cenderung bingung untuk memberikan materi sastra kepada siswa agar mudah dimengerti. Beranjak dari kenyataan tersebut, penelitian ini sangat baik dilaksanakan untuk menunjang pengajaran karakter di sekolah. Salah satu contohnya adalah materi pengajaran membuat penilaian
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 5 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 terhadap novel. Dengan diketahuinya nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan akan mampu membantu siswa dan guru untuk menentukan nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel yang akan dianalisis. Pendidikan di Indonesia sekarang ini menekankan pada pendidikan karakter siswa. Analisis mengenai nilai pendidikan karakter yang peneliti lakukan sangat berkaitan dengan tujuan pembentukan karakter siswa. Hal tersebut bisa terwujud ketika nilai karakter yang ada dalam sebuah karya sastra telah diketahui dan mampu dipahami maka guru atau siswa itu sendiri akan bisa meniru nilai-nilai karakter tersebut. Perlahan-lahan karakter siswa tersebut akan muncul seiring dengan kemampuannya memahami sebuah karya sastra. Jika dilihat kaitan antara novel dan pengajaran, novel sebagai salah satu jenis karya sastra selain sebagai media juga bisa berperan sebagai bahan pengajaran. Begitu pula bahan ajar bisa diperoleh dari sebuah novel. Jadi, kedua variabel tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dalam pembelajaran sastra. Dengan demikian, analisis nilai-nilai pendidikan karakter novel Sepatu Dahlan ini sangat mungkin untuk dijadikan pengajaran pendidikan karakter di sekolah. Novel Sepatu Dahlan merupakan sebuah karya sastra yang tidak cukup dinikmati saja, melainkan perlu mendapat tanggapan ilmiah. Peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya, khususnya untuk mengetahui nilainilai karakter yang ada dalam novel tersebut. Ketertarikan peneliti ini berawal dari pemahaman peneliti bahwa dengan mengetahui nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan maka dapat dijadikan sebagai acuan untuk mampu
berbuat positif di masyarakat. Selain itu, sikap positif terhadap karya sastra bisa ditumbuhkan degan menganalisis sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini, peneliti tidak membahas atau menganalisis novel Sepatu Dahlan ini secara murni kajian sastra tetapi dikaitkan dengan relevansinya terhadap pengajaran pendidikan karakter, khususnya novel di sekolah. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Relevansinya Terhadap Pengajaran Pendidikan Karakter Sekolah di Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut , (1) untuk mengetahui nilainilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dan (2) untuk mengetahui relevansi novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara terhadap pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya kajian ilmu sastra, terutama penerapan pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. Secara Praktis bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu sumber informasi untuk memandu dan memahami karya sastra sehingga pemilihan terhadap novel lebih konferensif. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun bahan pijakan bagi peneliti lain untuk mengembangkan dan melakukan penelitian mengenai analisis novel dengan lebih mendalam. Bagi guru
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 6 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 mata pelajaran, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi arahan membaca karya bermutu sebagai sumber pengetahuan yang memiliki nilai pendidikan karakter dengan menyesuaikan pada setiap mata pelajaran. Serta bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar mengenai pengajaran karakter melalui karya sastra. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian agar memperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Penelitian yang berjudul “Analisis Nilai-nilai Pendidikan Karakter Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Relevansinya Terhadap Pengajaran Pendidikan Karakter Sekolah di Indonesia” ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang berusaha mendeskripsikan satu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian. Rancangan deskriptif kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas, objektif, sistematis, dan cermat mengenai fakta-fakta aktual dari sifat populasi. Di samping itu, rancangan ini digunakan sebagai prosedur mengidentifikasi dan mendeskripsikan fenomena yang terdapat di dalam sumber data dengan apa adanya tanpa rekayasa. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis dan lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Rancangan penelitian deskriptif ini dipilih karena rancangan penelitian ini mampu menggambarkan secara keseluruhan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter novel Sepatu Dahlan tersebut, serta kesesuaiannya sebagai bahan penunjang pengajaran karakter di sekolah. Selain itu, rancangan penelitian deskriptif juga dapat menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat variabel melekat dan yang dipermasalahkan dalam penelitian. Subjek penelitian mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam sebuah penelitian karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah novel Sepat Dahlan karya Khrisna Pabichara. Pemilihan novel tersebut sebagai subjek penelitian karena secara pribadi peneliti tertarik dengan penyajian cerita novel tersebut. Sementara itu, Objek penelitian merupakan masalah yang dikaji dalam suatu penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dan relevansinya terhadap pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia. Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan, disesuaikan dengan masalah yang ingin diteliti dan dipecahkan dalam penelitian ini. Berdasarkan asumsi tersebut, metode pengumpulan data
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 7 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memeroleh data yang bersumber pada tulisan, seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang nilai-nilai pendidikan karakter novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti mencatat data-data yang dianggap mengandung nilainilai pendidikan karakter ke dalam kartu data yang telah disiapkan. Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran. Oleh karena itu, harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian bisaanya dinamakan instrumen penelitian. Penentuan instrumen penelitian ini berkaitan erat dengan metode pengumpulan data yang dipilih. Sejalan dengan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi, maka dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa kartu data. Guna mendapatkan data yang relevan, peneliti mencatat data-data yang dianggap mengandung nilainilai pendidikan karakter novel Sepatu Dahlan. Analisis data dilakukan setelah dilakukan pengumpulan data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tentunya data yang dianalisis adalah data yang dihasilkan dalam melakukan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif adalah suatu teknik menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan kata-kata. Data mentah yang didapatkan di lapangan sebelum diolah atau dianalisis perlu disusun dalam kelompok-kelompok yang berhubungan atau ditabulasi
(ditabelkan) dan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca, dipahami, dan bisa melayani kebutuhan alat analisis yang digunakan. Adapun langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih halhal pokok, memfokuskan pada halhal penting, dicari tema dan polanya. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian direduksi atau dikurangi. Apabila data yang didapatkan ternyata valid, maka data tersebut dapat dikumpulkan untuk diklarifikasikan. Sebaliknya, jika data yang didapatkan ternyata tidak valid, maka data tersebut harus dibuang. Setelah data digolongkan sesuai dengan rumusan masalah, selanjutnya data tersebut diolah dan disajikan untuk memperoleh jawaban yang tepat dan sesuai dengan rumusan masalah, sehingga data tersebut dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Data-data yang telah direduksi akan disajikan uraian data yang nantinya akan digambarkan secara rinci dan jelas. Dalam penyajian data ini, data yang didapat akan dihubungkan dengan teori-teori yang relevan yang nantinya akan dapat menjawab permasalahan yang ingin dipecahkan. Untuk mengetahui keakuratan penelitian, penyimpulan sangat penting dilakukan. Penyimpulan yang dilakukan harus dapat menjawab semua masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut, sehingga hasil akhirnya nanti akan diperoleh informasi mengenai nilainilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dan relevansinya terhadap pengajaran pendidikan karakter sekolah di Indonesia.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 8 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang didapat dalam penelitian ini berkenaan dengan dua hal yaitu, (1) nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel “Sepatu Dahlan” karya Khrisna Pabichara, dan (2) relevansi novel “Sepatu Dahlan” karya Khrisna Pabichara terhadap pengajaran karakter sekolah di Indonesia. Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara hanya memuat sebanyak 14 nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut terdiri atas religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai karakter tersebut tercermin pada ungkapan atau kalimat tokohtokohnya. Pendidikan menurut Djumransjah (2006) dalam bukunya Filsafat Pendidikan sebagai proses sosial yang dapat mempengaruhi individu. Pendidikan menentukan cara hidup seseorang, karena terjadinya modifikasi dalam pandangan seseorang disebabkan pula oleh terjadinya pengaruh antara interaksi antara kecerdasan, perhatian, pengalaman, dan sebagainya. Pengertian itu dapat dikatakan hampir sama dengan apa yang dikatakan oleh Godfrey Thompson (1977:2) bahwa pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan tingkah lakunya, pikiran dan sikapnya. Sistem pendidikan tidak bisa terlepas dari adanya tujuan untuk pembentukan nilai bagi pribadi siswanya. Dengan adanya penerapan nilai yang bisa diperoleh oleh siswa, akan memudahkannya untuk bersosialisasi di masyarakat. Sekolah sebagai lembaga formal
pertama mengharuskan lembaga untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan karakter itu sendiri. Kaitan nilai karakter dengan sastra khususnya novel Sepatu Dahlan dan relevansinya terhadap pengajaran karakter di sekolah saling berkaitan. Tampak pada nilainilai karakter yang disampaikan pengarang dalam novel “Sepatu Dahlan”. Nilai karakter yang ada tersebut bisa dikembangkan untuk pembentukan karakter bangsa, Seperti halnya yang sering digunakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap tokoh dalam novel “Sepatu Dahlan” menyampaikan nilai-nilai karakter tersendiri. Guru sebagai pendidik juga harus mampu menyampaikan nilai-nilai karakter tersebut agar lebih mudah dicerna oleh siswa. Karya sastra mampu menggambarkan kehidupan masyarakat pada zamannya. cerita yang disajikan dalam karya sastra (novel) tidak hanya mengandung imajinasi tetapi juga mengandung realita dan nilai pendidikan karakter. Itu pula yang disajikan Khrisna Pabichara dalam karyanya, novel Sepatu Dahlan. Novel ini menyajikan bagaimana perjuangan seorang Dahlan Iskan saat kecil yang hidup dalam kemiskinan. Sebenarnya masalah yang dialami beberapa tokoh dalam novel Sepatu Dahlan sama dengan masalah yang dialami masyarakat Indonesia. Khrisna Pabichara menggambarkan bagaimana perjuangan Dahlan Iskan meraih pendidikan yang terpuruk dalam keadaan ekonomi yang tidak mampu. Khrisna Pabichara sebagai sastrawan, melalui tokoh-tokoh dalam novel Sepatu Dahlan telah menggambarkan suatu masalah yang dihadapi Dahlan Iskan. Khrisna Pabichara mendeskripsikan nilainilai karakter secara deduktif tentang
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 9 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 perjuangan masa kecil Dahlan Iskan melalui tokoh-tokoh dalam novel Sepatu Dahlan. Pada dasarnya pengarang mendominasi novel ini dengan nilai pendidikan karakter dikarenakan pengarang ingin pembaca, khususnya masyarakat Indonesia sadar akan semakin pudarnya karakter dalam diri maupun lingkungan masyarakat. Masih banyak masyarakat Indonesia yang perlu membenahi karakter, mulai dari diri sendiri. Dengan membaca novel ini, pengarang ingin menyadarkan pribadi masyarakat Indonesia yang lebih berkarakter agar ditanamkan sejak dini. Dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara memuat 14 nilai karakter. Dari hasil yang didapatkan, nilai-nilai karakter tersebut yaitu, nilai karakter religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial. karakter jujur, mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab. Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel ”Sepatu Dahlan” tersebut sangat baik digunakan sebagai bahan penunjang pembentuk karakter seseorang. Pembentukan karakter seseorang bisa dilakukan sejak dini di sekolah melalui pendidikan. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang memengaruhi pertumbuhan seseorang agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004:79). Sejalan dengan kutipan tersebut, berarti nilai karakter novel Sepatu Dahlan dan relevansinya sebagai penunjang pengajaran karakter, sangat dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
siswa bersosialisasi di masyarakat luas. Dengan mengajarkan nilai-nilai karakter tersebut, seorang siswa akan lebih siap untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam pengajaran karakter di sekolah, nilainilai karakter dalam novel tersebut bisa digunakan sebagai penunjang pengajaran karakter sekolah di Indonesia. Jadi, dapat dikatakan bahwa novel ”Sepatu Dahlan” karya Khrisna Pabichara memiliki nilai-nilai karakter yang sangat baik digunakan sebagai bahan penunjang pengajaran untuk membentuk karakter seseorang. Nilai-nilai karakter tersebut diantaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan pada , maka dapat dikemukakan simpulan yang merupakan hasil penelitian untuk menjawab beberapa permasalahan yang telah dikemukakan pada bagian awal penelitian ini. (1) Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara berjumlah 14. Nilai-nilai karakter tersebut terdiri atas, nilai karakter religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, jujur, mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab. (2) Hasil kajian terhadap novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara yang jika dikaitkan terhadap pengajaran pendidikan karakter di sekolah sangat relevan. Relevansi novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara terlihat dari nilai-nilai karakter dalam novel tersebut,
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 10 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 sangat baik digunakan sebagai pengajaran untuk membentuk karakter seseorang. Misalnya, nilai karakter religius yang terkait dengan ketuhanan secara tidak langsung dapat diterapkan melalui kegiatan persembahyangan di sekolah. Begitu juga nilai-nilai karakter yang lain sangat bisa dikaitkan dengan pengajaran pendidikan karakter di sekolah. Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. Bagi guru, mengingat pentingnya karya sastra dalam kehidupan, maka sudah selayaknya guru-guru bisa memanfaatkan karya sastra sebagai salah satu media pengajaran penanaman nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian mengenai pendidikan karakter dalam karya sastra, dapat mengembangkan melalui penelitian tindakan kelas. Bagi orang tua, lebih menyiapkan dan memfasilitasi anakanaknya dengan bacaan-bacaan yang lebih bermutu dan memiliki nilai-nilai pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang : Bayumedia. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kesuma, Dharma. Dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter : Membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah. Yogyakarta : PT. Pustaka Insan Madani. Pabichara, Khrisna. 2012. Sepatu Dahlan. Jakarta : Noura Books
Prasetyo. Agus. (27 Mei 2011). Konsep, Urgensi dan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Dari http: //edukasi.kompasiana. com/2011/05/27/konsepurgensi-dan-implementasipendidikan-karakter-disekolah/. Rene, Wellek. 1987. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Siswantoro, 2005. Metode Penelitian Sastra Analisis Psikologi Sastra. Surakarta : Muhammadiyah University Pers. Thompson Godfrey. 1977. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Alfabeta. Wendra, Wayan. 2009. Penulisan Karya Ilmiah. Undiksha.