Kesadaran Diri
Kesadaran Diri Waspada terhadap Penyakit Ayam Belajar dan Terus Belajar
News that Works Mei 2009
HIDUP BUTUH PERUBAHAN Oleh Arum Kusumo (HC Div.)
EDISI 1—MEI 2009
da pelajaran menarik dari tragedi kapal Titanic, sebuah kapal super mewah yang tenggelam di laut Atlantik tanggal 14 April 1912. Desain dan rancangan kapal ini begitu luar biasa, banyak orang percaya bahwa tidak akan ada kekuatan apapun yang mampu menenggelamkan kapal yang berlayar dari Southampton, Inggris ke New York, Amerika ini. Titanic dipercaya juga akan menjadi puncak kejayaan era tersebut, sebuah era dengan banyak penemuan-penemuan jenius (seperti ditemukannya radio pada tahun 1901 dan pertama kalinya the Wright Brother berhasil menerbangkan pesawat mereka pada tahun 1903). Malam keempat dari perjalanannya, Titanic mendapatkan 6 kali peringatan akan adanya bahaya bongkahan es di laut, tapi peringatan itu tidak diindahkan karena malam itu laut terlihat sangat tenang. Titanic pun tetap melaju dengan cepat, 21 knots (25 mph).
ADVISED BY: Eddy Dharmawan Arief Sasongko Cosmas Wardojo Slamet Riyadi Sunyoto Sugeng Hermanto
CONTRIBUTED BY: Agus Mardianto Arum Kusumo Minggoes D Tri Rahayu Marselus H Novyta Gultom Anggana Sufriadin
DESIGNED BY: (bersambung)
Anggana Sufriadin
2
Akhirnya pada pukul 23:40, seorang awak kapal melihat gunung es tepat di depan kapal. Kegaduhan segera terjadi guna menyelamatkan kapal dan penumpangnya. Kapal tidak sempat menghindar karena jarak yang terlalu dekat dan kecepatan yang terlalu tinggi. 37 detik kemudian kapal menghantam gunung es, merobek badan kapal sepanjang 300 kaki dan air mulai membanjiri. Kapal megah itupun mulai tenggelam dan akhirnya karam, menyebabkan 1502 nyawa hilang dan hanya 705 penumpang yang selamat. Apa yang bisa kita ambil dari penggalan sejarah di atas? Kita hidup di dunia yang melibatkan prosedur, standar dan jadwal. Prosedur, standar dan jadwal memang membuat kegiatan kita lebih terencana dan teratur. Namun kadang hal ini bisa menyebabkan kita terjebak dalam sebuah rutinitas. Pada akhirnya tanpa kita sadari, rutinitas menjadi zona nyaman kita (comfort zone). Saking nyamannya kita berada di comfort zone, terkadang membuat kita lengah akan perubahan yang terjadi di sekitar kita. Hal ini menyebabkan kita tidak siap menghadapi situasi yang tidak seperti biasanya atau menghadapi perubahan yang mendadak. Kewaspadaan justru sangat dibutuhkan saat kita merasa berada pada situasi yang aman dan nyaman.
EDISI 1—MEI 2009
Perubahan membutuhkan kewaspadaan dan perjuangan Hidup selalu diwarnai dengan perubahan. Contoh paling sederhana adalah perubahan gaya hidup. Semakin banyak orang pakai handhpone merupakan contoh perubahan gaya hidup. Hidup adalah perubahan (kata Rhenald Kasali) dan hidup adalah perjuangan (menurut Dewa 19). Perubahan selalu membawa dinamika.
Pada akhirnya, tanpa disadari rutinitas menjadi zona nyaman(comfort zone) yang dapat membuat lengah terhadap perubahan. Dibutuhkan kewaspadaan untuk mengantisipasi perubahan dan dibutuhkan perjuangan untuk menghadapinya. Perubahan bisa menjadi sebuah kemajuan, jika diwaspadai, dikenali, dipahami, dan disikapi dengan positif. Tapi perubahan akan menjadi musuh dan penghambat bagi kita yang tidak pernah mengantisipasi dan mewaspadainya. Karena hal-hal seperti itu, maka kesadaran untuk mawas diri (self awareness) diperlukan. Pada edisi Agustus 2008 yang lalu, NTW juga pernah membahas masalah kesadaran diri dan perjalanan menuju kesadaran diri. Dalam artikel itu dibahas bahwa kesadaran diri merupakan proses mengenali motivasi, pilihan-pilihan hidup, kepribadian, dan memahami bagaimana ketiga hal itu mempengaruhi penilaian, keputusan, dan interaksi dengan orang lain (Fidusia, 2008). (bersambung)
3
Kali ini, kita membahas aspek lain dari kesadaran diri yaitu memahami esensi dari apa yang ingin kita capai, apa kemampuan dan kelebihan kita, apa yang perlu kita tingkatkan, apa yang orang lain harapkan dari kita, serta apa tugas dan tanggung jawab kita.
EDISI 1—MEI 2009
Dalam area kerja, sebagai karyawan kita perlu mengerti apa tujuan kita bekerja, apa yang diharapkan atasan pada kita, dan keterampilan apa yang perlu kita tingkatkan untuk memenuhi standar kerja. Jika kita bekerja tanpa mengetahui untuk apa kita bekerja, sama saja kita menghabiskan waktu minimal 8 jam sehari untuk sesuatu yang tidak ketahui tujuannya. Akibatnya kita bekerja menjadi malas—malasan atau asal—asalan karena kita tidak bisa menghargai apa yang kita kerjakan. Sudah semestinya kita sadar akan apa yang atasan, rekan kerja atau konsumen harapkan dari kita. Mengenali harapan—harapan dari mereka dapat memperjelas akan apa yang harus kita lakukan dalam pekerjaan kita sehari—hari. Yang jangan terlupakan adalah kita harus senantiasa mengenali kekuatan dan kelemahan kita dalam bekerja. Selain itu, kita perlu mengetahui keterampilan apa saja yang dibutuhkan untuk dapat bekerja secara maksimal dalam pekerjaan kita sehari—hari. Memahami kekuatan— kelemahan diri dalam bekerja dan memahami kebutuhan kerja, memudahkan kita menentukan keterampilan apa yang perlu kita tingkatkan. Kita adalah makhluk yang berada di sekitar makhluk lain. Masing-masing dari kita mempunyai andil terhadap lingkungan, keluarga, pekerjaan, masyarakat, atau negara. Kesadaran diri menimbulkan respons terhadap lingkungan dan sikap antisipasi terhadap perubahan, peluang dan rintangan. Hal ini mewajibkan kita untuk selalu mawas diri dan mengontrol setiap aktivitas yang kita lakukan serta selalu siap akan konsekuensi dari segala yang kita lakukan. (SELESAI)
Knowing others is Wisdom Knowing yourself is Enlightenment Mengenal orang lain adalah
Kebijakan Mengenal diri sendiri adalah
Pencerahan (Tao Tzu)
4
Semua Berawal dari Kesadaran Diri Oleh Minggoes Dharyanto (HC Div.)
EDISI 1—MEI 2009
esadaran diri atau self awareness merupakan langkah awal dalam memahami dengan lebih baik tentang apa yang kita rasakan dan mengetahui dengan pasti tindakan apa yang akan kita lakukan atas perasaan kita. Tanpa mengetahui siapa diri kita sebenarnya dan juga sikap penerimaan diri maka akan sangat sulit bagi kita untuk mengenali apa yang kita ingin capai, mengekspresikan apa yang kita rasakan secara tepat dan bertindak semestinya. Sering tidak kita sadari bahwa sumber utama dari permasalahan yang terjadi adalah berasal dari dalam diri kita. Jika kita tidak dapat mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya, hal ini bisa menyebabkan kita tidak dapat menikmati hidup. Jika tidak dapat menikmati hidup, hidup menjadi terasa tidak menyenangkan dan ini dapat berpengaruh terhadap pekerjaan kita sehari-hari. Mungkin pekerjaan kita menjadi tidak teratur, emosi tidak pada tempatnya dan sering tidak focus dalam bekerja atau mengambil keputusan. Tanpa merasakan kesenangan dalam hidup maka seakan—akan kita seperti berjalan tanpa dapat menikmati perjalanan itu sendiri.
Oleh karena itu jika kita ingin menikmati hidup dan pekerjaan, maka kita harus mempunyai sikap sadar diri. Dengan sikap sadar diri inilah kita akan dapat menemukan kebahagiaan atau kesenangan dalam hidup dan juga pekerjaan. Dalam pekerjaan kita, jika kita mengetahui dengan pasti atau menyadari apa tugas kita maka kita akan dapat melakukan yang terbaik dalam pekerjaan tersebut sehingga hasilnya juga akan menjadi maksimal. Kita harus memahami dahulu apa pekerjaan kita sebelum kita memulai suatu pekerjaan, sehingga nanti dalam bekerja kita juga dapat menikmatinya dan akhirnya hasil dari pekerjaan yang kita berikan kepada perusahaan juga akan baik. Kita harus menyadari betapa pentingnya memahami pekerjaan, karena dengan menyadarinya dari awal maka untuk selanjutnya akan menjadi lebih mudah dalam melakukan pekerjaan tersebut. (bersambung)
5
Bagaimana cara kita untuk melatih kesadaran diri itu sehingga nantinya akan memberikan dampak yang baik terhadap diri sendiri dan juga perusahaan: 1. Rencanakan semua kegiatan yang akan dilakukan; Bertukar pikiranlah dengan atasan, rekan sekerja dan bahkan keluarga untuk menentukan kegiatan—kegiatan mana yang penting dan kegiatan mana yang bukan prioritas. Dengan merencanakan kegiatankegiatan tersebut maka anda akan dapat dengan mudah untuk menentukan goal anda baik dalam pekerjaan anda maupun kehidupan pribadi anda. 2. Kenali kekuatan anda; Pahami apa kekuatan anda. Tanyakan kepada atasan, bawahan, rekan kerja dan keluarga apa yang menjadi kekuatan anda dalam bekerja. Dengan mengenali kekuatan, kita dapat memaksimalkan kerja kita dengan mengerahkan kekuatan kita.
EDISI 1—MEI 2009
3. Kenali kelemahan anda; Bagian ini merupakan sesuatu yang amat sulit karena anda diminta untuk menyadari sendiri apa-apa saja yang menjadi kelemahan anda dalam bekerja. Untuk membantu hal ini anda dapat melihat kembali feedback yang telah diberikan oleh atasan, rekan kerja, teman dan juga keluarga. Terimalah apa yang mereka sampaikan dengan bijaksana. Dalam bekerja fokuskan untuk meningkatkan kekuatan anda dan usahakan agar kelemahan anda tidak menghalangi efektifitas anda dalam bekerja. 4. Identifikasi goals anda dalam bekerja; Dalam mengidentifikasikan goals harus jelas dan spesifik.
Bertukar-pikiranlah dengan atasan, rekan kerja bahkan keluarga Setelah anda mengetahui dan mengidentifikasikan apa yang ingin anda capai dalam bekerja, temukan cara untuk mencapainya. Cobalah untuk membuat perencanaan jangka pendek dan juga jangka panjang sehingga nantinya dalam bekerja anda dapat bekerja sesuai rencana yang anda buat. 5. Kenali syarat—syarat yang diperlukan untuk mencapai goals anda Sebagai contoh jika anda ingin menjadi seorang manager, maka salah satu syarat yang dibutuhkan adalah keterampilan kepemimpinan. Oleh karenanya anda harus dapat mengembangkan keterampilan tersebut sehingga jika datang kesempatan menjadi manager, anda siap untuk memimpin. 6. Tuliskan rencana anda untuk mengembangkan syarat—syarat yang dibutuhkan Jika posisi yang ingin anda tuju membutuhkan keterampilan kepemimpinan bagaimana cara anda untuk mengembangkan kepemimpinan yang anda miliki? Mungkin anda dapat membaca buku-buku yang bertemakan mengenai kepemimpinan atau leadership, atau anda dapat juga belajar dari atasan anda. Pastikan rencana yang anda buat dapat diraih dan juga anda harus membuat rencana kapan hal tersebut dapat tercapai. (SELESAI)
6
yam (Broiler, Layer Breeder) merupakan “Mesin Biologis” yang bekerja berdasarkan kinerja sel—sel yang hidup, bertumbuh dan berkembang secara dinamis. Pemahaman yang kurang tentang cara kerja, kelebihan dan kekurangan Mesin Biologis ini seringkali menjadi penyebab timbulnya permasalahan penyakit yang tidak terantisipasi dengan baik, dan sering pula menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar. Penyakit/sakit adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan dan/atau kegagalan fungsi organ tubuh untuk melaksanakan “Tugas dan Fungsinya”. Kegagalan fungsi organ ini disebabkan oleh 2 faktor penyebab: 1. Faktor penyebab Infeksius/menular yaitu : Virus, Kuman, Parasit, Jamur 2. Faktor penyebab Non Infeksius/tidak menular, seperti : genetik/keturunan, defisiensi/ kekurangan bahan nutrisi tertentu (vitamin, mineral, asam amino), penuaan/umur, syndroma (kumpulan gejala penyakit yang disebabkan banyak faktor) misalnya : Ascites syndrome, Fatty Liver syndrome, Runting Stunting syndrome.
Pojok Teknis 1 BIBIT PENYAKIT
BP dapat masuk melalui orang, alat kandang, mobil/truk, vektor (tikus, lalat, serangga). Mengapa ayam bisa sakit? Dari mana bibit penyakit (BP) masuk ke dalam tubuh ayam? Ayam sebetulnya telah memiliki organ sistem kekebalan yang berfungsi menangkap, mencerna/membunuh, dan memproduksi zat anti terhadap BP yang masuk kedalam tubuh ayam melalui mulut, hidung, mata, dan luka pada kulit.
EDISI 1—MEI 2009
(bersambung)
Kewaspadaan terhadap Timbulnya Penyakit pada Ayam Oleh Drh. Agus Mardianto (AH&TS Jakarta)
7
Organ-organ adalah :
sistem
kekebalan
tersebut
1. Rambut getar dan lendir pada tenggorokan/trachea yang berfungsi secara mekanis menyapu dan mendorong keluar bibit penyakit yang masuk melalui hidung, tenggorokan dan dikeluarkan dengan mekanisme bersin.
Pojok Teknis 1
2. Organ Thymus (letaknya di bagian leher atas), Caeca Tonsil, GALT (Gut Associate Lymphoid Tissue), sumsum tulang, limpa, bertugas menghasilkan kekebalan seluler/ sel-sel darah putih yang bergerak cepat menangkap BP dan membawanya ke Bursa Fabrisius, untuk diproduksi zat antinya (antibody).
EDISI 1—MEI 2009
3. Organ Bursa Fabrisius, letaknya tepat diatas dubur ayam, organ ini berfungsi mengasilkan Imunoglobulin/ antibody,protein terlarut dalam darah, ada 3 jenis Immmunoglobulin (Ig A, Ig M,Ig G) yang berfunsi “memakan” BP, menetralkan racun, dan menetralkan virus, serta membuat “sel memori” yang berfungsi mengingat, bila dimasa depan BP yang sama menyerang kembali, maka bursa akan cepat memproduksi zat antinya. Dalam kondisi normal, semua mekanisme “pemusnahan dan pengeluaran BP” ini berjalan dengan baik. Akan tetapi dalam kondisi stress/cekaman yang berat dan terus menerus, maka sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja secara maksimal, bahkan gagal dalam menghalau BP keluar dari tubuh ayam. Akibatnya adalah ayam menjadi sakit, BP berkembang dalam tubuh ayam tanpa bisa dihambat dan pada akhirnya merusak fungsi organ—organ tubuh yang lain. (bersambung)
“Dalam kondisi stress yang berat dan terus menerus, sistem kekebalan tubuh ayam berpotensi gagal dalam menghalau bibit penyakit keluar dari tubuhnya”.
8
Ada 2 jenis stress: 1. Stress Internal, yaitu stress yang diakibatkan oleh terpacunya mekanisme internal tubuh ayam, misalnya pembentukan daging yang cepat (Pengaruh Faktor Perbaikan Genetik), saat masa produksi telor. 2. Stress Eksternal, yaitu stress dari luar tubuh ayam, yang dipicu oleh kondisi tidak nyaman, dan tidak terpenuhinya kebutuhan ayam. Misalnya : stress kepanasan/ kedinginan, kekurangan oksigen/ventilasi kurang bagus, ammonia tinggi, kurang makan/minum, perlakuan yang kasar terhadap ayam, dll.
EDISI 1—MEI 2009
Kedua jenis stress ini harus diantisipasi dan dikendalikan dengan baik melalui penerapan Good Management Practice, yaitu management pemeliharaan ayam yang menerapkan kaidah—kaidah dalam pemenuhan kebutuhan “primer” ayam, seperti udara/ventilasi, pakan dan minum yang berkualitas, lingkungan yang nyaman, perlakuan yang baik dan “berperikehewanan”, dan Good Breeding Practice, yaitu rasio dan kualitas pejantan yang baik, sangkar cukup serutan dan bersih, penanganan HE yang tepat (bersih, disimpan ditempat yang dingin dan tidak terkena panas matahari).
Meningkatkan daya tahan tubuh ayam melalui vaksinasi yang: TEPAT PROGRAM TEPAT PENANGANAN TEPAT PELAKSANAAN
Pojok Teknis 1 Konsep Pengendalian Penyakit pada Ayam. Ada 3 faktor penting yang berperan dalam pengendalian penyakit. 1. Meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit, melalui vaksinasi yang “tepat program, tepat penanganan vaksin dan tepat pelaksanaan vaksinasi”. Kemudian didukung oleh pemberian nutrisi yang berkualitas dan seimbang, serta air minum yang memenuhi standar. 2. Menurunkan keganasan BP. Sebagai gambaran, virus AI dapat bereplikasi dan menghasilkan keturunan hanya dalam waktu 4-6 jam, 1 virus dapat menghasilkan ratusan sampai ribuan keturunan dalam 1 kali reproduksi. Proses menurunkan keganasan BP ini dengan cara pencucian dan istirahat kandang yang cukup, menerapkan prinsip sanitasi atau kebersihan di dalam dan di sekitar kandang, kondisi yang Bersih-Kering-Rapi-Tertata-Teratur merupakan indikator yang baik untuk mengurangi keganasan BP, serta penerapan program biosekuriti yang tepat dan berkelanjutan, yaitu melakukan segala upaya untuk mencegah masuknya BP kedalam kandang/area farm. BP dapat masuk melalui orang, alat kandang, mobil/truk, vektor (tikus, lalat, serangga). 3. Menurunkan stress/cekaman yang diterima ayam, dengan menerapkan Good Management Practice dan Good Breeding Practice. (SELESAI)
9
ernahkah kita berpikir tentang apa yang kita harapkan dari pekerjaan kita? Atau apa yang orang lain (rekan kerja, atasan maupun anak buah) harapkan dari kita? Kita bekerja untuk siapa? Diri kita sendiri, keluarga atasan, atau untuk perusahaan dimana kita bekerja? Apa kita bekerja semata – mata untuk uang, jabatan atau status sosial? Apakah kita mendapatkan apa yang kita cari dari pekerjaan kita? Atau jangan – jangan kita tidak tahu apa yang kita cari dari pekerjaan kita? Kesadaran diri (internal self awareness) adalah keadaan dimana kita bisa memahami diri kita sendiri dengan tepat. Salah satunya kita dapat memahami apa tujuan kita, goal apa yang ingin dicapai dan ke arah mana sekarang kita menuju. Kesadaran diri yang baik terjadi jika kita dapat memahami emosi yang sedang dirasakan, dapat berlaku kritis terhadap diri sendiri, dan menerima keadaan diri kita sekarang. Singkat kata, kesadaran diri terjadi jika kita sadar mengenali pikiran dan perasaan kita, juga dapat mengevaluasi diri kita sendiri. Bentuk kesadaran yang lain adalah kesadaran akan apa yang terjadi di sekitar kita (external awareness).
Pojok Pembelajaran Kesadaran luar diri kita melingkupi kesadaran tentang; perasaan orang lain, masalah – masalah yang mungkin atau bahkan sudah timbul di lingkungan sekitar kita, kesempatan – kesempatan apa yang tersedia, dll. Di lingkungan pekerjaan, kesadaran ini melingkupi; apa yang diharapkan atasan akan pekerjaan kita, harapan rekan kerja atas kerjasama kita, dll. Kesadaran luar diri seorang karyawan dapat meliputi kesadaran terhadap orang lain, terhadap lingkungan dan terhadap pekerjaan. 1. Kesadaran terhadap Orang Lain / Personal. Adalah kemampuan mengetahui dan memahami emosi diri sendiri tetapi juga mampu membaca situasi hati orang lain. Memahami harapan diri sendiri dan juga mengerti harapan orang lain terhadap dirinya. Umumnya orang dengan kesadaran terhadap orang lain yang tinggi, cenderung dapat bersikap lebih simpatik dan empatik terhadap orang lain.
EDISI 1—MEI 2009
(bersambung)
KESADARAN DAN HARAPAN Oleh Tri Rahayu (HC Div.)
10
2. Kesadaran terhadap Lingkungan / Publik. Orang yang memiliki kesadaran terhadap lingkungan akan berperilaku mengarah keluar dirinya. Artinya dia tidak hanya bercermin dari dalam ke luar, tetapi mampu bercermin dari luar ke dalam. Mampu untuk melihat dan membandingkan situasi kondisi lingkungannya saat ini dengan kondisi dia saat ini. Memahami apa yang sedang terjadi di sekitar dia. Melihat hambatan atau kesempatan yang ada di sekitarnya. Mereka yang memiliki kesadaran terhadap lingkungan yang baik cenderung untuk tidak berlama – lama dalam comfort zone. Mereka terus belajar dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berkembang karena mereka mengetahui lingkungannya berubah dan dia pun harus berubah mengikuti perkembangan zaman.
Pojok Pembelajaran Kualitas hubungan yang baik adalah hubungan dimana kita dapat saling memberi dan menerima masukan, saran dan kritik yang bertujuan untuk kemaslahatan bersama. Dibutuhkan kelapangan dan kerendahan hati dalam menerima kritik dan saran dari orang lain. Perlu disadari bahwa dibalik kesuksesan seseorang, dia pasti membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kemasalahatan dirinya. Dengan menjadikan diri kita terbuka terhadap saran dan kritik, semoga kesuksesan dapat lebih mudah kita capai, baik di pekerjaan, keluarga dan kehidupan secara umum. (SELESAI)
EDISI 1—MEI 2009
3. Kesadaran terhadap Pekerjaan. Kesadaran yang satu ini kita temui dalam pekerjaan sehari – hari. Seseorang yang bekerja harus memiliki kesadaran terhadap pekerjaannya. Contohnya kesadaran dalam mengerjakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Kesadaran terhadap pekerjaan berarti juga kita sadar akan harapan kita terhadap pekerjaan, sadar harapan atasan, rekan kerja, bawahan dan perusahaan terhadap kita. Lebih jauh lagi, kita sadar akan harapan konsumen, pemerintah, para pemegang saham dan masyarakat umumnya pada pekerjaan dan perusahaan kita. Dengan kesadaran diri terhadap orang lain, lingkungan dan pekerjaan yang tinggi dapat meningkatkan kualitas hubungan kita dengan anak buah, atasan atau rekan kerja.
3 Kesadaran Karyawan: •
Kesadaran terhadap orang lain
•
Kesadaran terhadap lingkungan
•
Kesadaran terhadap pekerjaan
11
pa jadinya jika tiba – tiba blower kandang closed house rusak dan tidak berfungsi? Sirkulasi udara dalam kandang terganggu, suhu dan kelembaban udara menjadi tidak ideal, ayam menjadi kepanasan atau kegerahan, kemudian ayam menjadi stress dan jika tidak cepat – cepat diatasi ayam bisa mati. Apa jadinya jika tiba – tiba mesin hatcher rusak dan tidak berfungsi? Telur tidak tererami secara sempurna, telur ada kemungkinan menjadi rusak jika terlalu lama tidak tererami pada suhu ideal. Dari dua kemungkinan tersebut dapat kita bayangkan akibat yang dialami jika kedua hal tersebut terjadi. Ayam mati atau telur yang rusak pastinya mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Untuk mengindari kerusakan pada mesin atau alat dalam produksi ayam atau telur perlu adanya perawatan secara berkala terhadap mesin atau alat tersebut. Perlu adanya kesadaran akan pentingnya perawatan mesin dan alat sebelum kerusakan terjadi karena perawatan lebih baik dari pada perbaikan.
EDISI 1—MEI 2009
Perawatan bisa dilakukan secara terencana dan tidak terencana. Perawatan yang terencana adalah pekerjaan yang dapat dan harus dijadwalkan seperti perawatan berkala mesin, pembersihan alat dan mesin, pelumasan atau pemberian oli pada mesin, dll.
Pojok Teknis 2 Perawatan tidak terencana atau biasa disebut dengan perbaikan adalah pekerjaan yang muncul karena terjadi kerusakan yang teridentifikasi melalui pemeriksaan berdasarkan kondisi alat atau mesin yang membutuhkan perhatian segera. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan terencana. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam perawatan terencana adalah pemahaman akan maksud dan tujuan dari perawatan itu sendiri. Tujuan dari perawatan terencana adalah menjaga alat atau mesin produksi agar tetap berfungsi secara optimal, mencegah terjadinya kerusakan dan meminimalkan kemungkinan terjadinya breakdown (ketidakberfungsian) alat atau mesin yang dapat menyebabkan kerugian ekonomis, waktu, dan bisnis secara tidak langsung. Dalam keterbatasan waktu dan tenaga kerja, hal kedua yang perlu diperhatikan adalah prioritasi dalam melakukan perawatan. Setiap mesin atau alat memiliki karakteristik masing – masing dan perhatian yang berbeda – beda. Dalam melakukan prioritas perhatikan hal – hal berikut:
Mencegah Kerusakan dengan Perawatan Oleh Anggana Sufriadin disarikan dari materi training “Total Preventive Maintenance” oleh Binarti Dwi Astuti.
(bersambung)
12
•
Seberapa sering sebuah alat atau mesin mengalami satu jenis kerusakan yang sama
•
Jika mengalami rusak atau breakdown, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya (termasuk waktu memesan suku cadang jika tidak tersedia)
•
Jika sampai breakdown proses apa yang secara langsung tertunda akibat breakdown tersebut
•
Seberapa besar dampak kerusakan tersebut terhadap produk; kuantitas produk dan kualitas produk
Setelah melakukan prioritas maka yang perlu diperhatikan sebelum membuat jadwal perawatan adalah jumlah tenaga kerja dan waktu yang tersedia untuk melakukan perawatan berkala. Semakin sedikit tenaga kerja dan waktu yang ada, harus semakin cermat dalam membuat jadwal perawatan. Berikan perhatian lebih dan utamakan perawatan terhadap alat atau mesin yang prioritas.
3
2
EDISI 1—MEI 2009
1
Pojok Teknis 2 Hal yang sering terlupakan adalah penggunaan alat atau mesin yang tidak sesuai instruksi atau prosedur penggunaannya dapat mempercepat kerusakan alat atau mesin tersebut. Masukkan pelatihan atau refreshment tentang penggunaan alat atau mesin kedalam perencanaan perawatan. Jika itu tidak memungkinkan, pastikan setiap mesin atau alat memiliki dokumen tertulis tentang instruksi pengoperasiannya dan pekerja yang mengoperasikan alat atau mesin tersebut dapat mengakses dokumen tersebut. Perawatan alat dan mesin penting demi kelancaran produksi. Maka sudah seharusnya setiap alat dan mesin memiliki jadwal perbaikannya masing – masing. Jangan biarkan alat dan mesin dirawat jika kerusakan telah tiba.
PRIORITAS TINGGI Jika terjadi kerusakan, saat itu juga kualitas atau kuantitas produk berkurang. Jika kerusakan terjadi, berpotensi terjadi pemberhentian produksi secara keseluruhan. PRIORITAS SEDANG Jika terjadi kerusakan, masa yang akan datang kualitas atau kuantitas produk akan berkurang. Jika kerusakan terjadi, kemungkinan beberapa jalur produksi berhenti. PRIORITAS RENDAH Jika terjadi kerusakan, pada masa yang lama akan mengurangi kualitas atau kuantitas produk. Jika terjadi kerusakan, kemungkinan satu atau lebih alat berhenti beroperasi. (SELESAI)
Mencegah lebih baik daripada mengobati… Merawat lebih baik daripada memperbaiki…
13
BELAJAR DAN TERUS BELAJAR Oleh Novyta Gultom (HC Div)
anusia diciptakan Tuhan dengan otak yang cerdas dan pintar yang tidak dimiliki makhluk ciptaan lainnya. Sayangnya kebanyakan dari kita tidak memanfaatkan kecerdasan itu dengan sebaik mungkin. Dalam dunia kerja, sebagai karyawan dituntut perusahaan untuk memberikan kontribusi terbaik dari yang kita bisa. Untuk bisa terus memberikan kontribusi, kita hendaknya terus menerus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Mulailah mengajarkan diri anda menjadi manusia sekaligus karyawan pembelajar yang terus menerus belajar, menggali hal—hal baru, memperkaya diri dengan pengetahuan dan keterampilan baru.
EDISI 1—MEI 2009
Belajar tidak berarti kita harus selalu ada di dalam ruangan kelas, duduk manis mendengarkan seorang guru menyampaikan pelajaran. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap terus belajar. Belajar mandiri (self learning) adalah kegiatan dimana kita mengajar diri sendiri untuk sebuah hal baru, misalnya dengan mencari berbagai materi dari sarana yang tersedia, seperti browsing di internet, membaca buku, artikel, buletin dll. Pada saat kita terbiasa untuk belajar sendiri, akan sangat mudah bagi kita untuk mengajarkan diri kita menjadi ”haus” akan pengetahuan, skill, informasi yang belum kita miliki.
Pojok Pembelajaran 2 Knowledge sharing merupakan salah satu media lain untuk bisa belajar. Dalam knowledge sharing, kita berbagi pengetahuan yang kita miliki dengan rekan-rekan lainnya. Pada saat kita berbagi ilmu dengan orang lain, kita membantu orang lain untuk berkembang, memperkaya orang lain dengan ilmu yang kita miliki dan secara tidak langsung ilmu kita turut berkembang dan diperkaya juga. On the job training juga merupakan salah satu sarana untuk kita belajar hal-hal baru. Misalkan pada saat ini anda terdaftar pada dept X, pada suatu waktu dept Y membutuhkan tenaga tambahan untuk sebuah projek dan anda di tugaskan untuk terlibat dalam projek tersebut. Ini yang dinamakan on the job training. Kita akan mempelajari sesuatu yang baru berbeda dari pekerjaan kita sehari-hari. Dan mungkin ada cara-cara kreatif lain yang belum disebutkan yang sebenarnya bisa kita jalankan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang kita miliki. Membiasakan diri untuk belajar mengajarkan diri kita melihat berbagai kesempatan, hal yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Belajar bagaimana berfikir di luar kebiasaan – thinking out of the box. (bersambung)
EDISI 1—MEI 2009
14
Kunci untuk bisa menjadi karyawan pembelajar adalah tidak jemu belajar, selalu ”haus” akan hal-hal baru, informasi, ilmu baru, skil baru yang belum pernah diketahui ataupun belum mahir dalam mengerjakannya. Mengajarkan diri anda untuk selalu memburu ilmu-ilmu baru, hal-hal baru dan mempelajarinya. Berburu ilmu, pengetahuan, informasi akan memberikan keasikan tersendiri pada saat kita menyukai dan menjalankannya dengan sepenuh hati dan kesadaran.
Lalu muncul pertanyaan apa untungnya kalau saya menjadi karyawan pembelajar? Kalau teman-teman membaca uraian di atas akan bisa melihat begitu banyak nilainilai positip dan keuntungan yang bisa kita raih yaitu:
Adapun ciri-ciri pembelajar:
1. Pengetahuan bertambah, keterampilan meningkat
manusia
atau
karyawan
•
Terus menerus belajar dan tidak cepat puas
•
Bertanggung jawab terhadap perkambangan diri
Pojok Pembelajaran 2
2. Melatih kerja otak sehingga otak kita terbiasa untuk selalu diajak berfikir. 3. Melatih kesadaran akan perubahan yang terjadi lingkungan sekitar dan menjadi lebih siap dalam mengantisipasi perubahan tersebut.
•
Dapat memotivasi diri sendiri
•
Melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda
•
Berorientasi pada pengembangan diri dan perbaikan kinerja
4. Dapat berkontribusi lebih baik pada diri sendiri, keluarga atau perusahaan.
Diperlukan kesadaran untuk tetap ”haus” akan pengetahuan dan hal-hal baru. Apabila kita sadar, maka kita belajar, apabila kita belajar, kita akan paham, apabila kita paham, kita bisa menerapkan. Misalnya pada saat ini pekerjaan yang kita lakukan tidak pernah bersinggungan dengan program power point (PPT). Karena kita sadar akan kebutuhan pekerjaan di masa mendatang, sadar kalau kedepannya akan lebih mudah dalam bekerja apabila bisa menyiapkan materi presentasi dengan PowerPoint, maka kita akan berusaha untuk menguasai PowerPoint dengan mempelajarinya. Sehingga pada saat diperlukan kita sudah memiliki keterampilan dalam mengoperasikan PowerPoint. Dengan itu, tanpa kita sadari pastinya kita akan mendapat satu nilai plus dimata atasan dan rekan sekerja.
Bisakah setiap individu menjadi manusia atau karyawan pembelajar? Jawabannya sangatlah bisa. Semua berpulang pada diri kita sendiri. Manusia dengan bekal otak yang luar biasa dari Yang Maha Kuasa, sangat mungkin melakukan bermacammacam hal. Pilihannya hanya 2 mau memakai dan mengembangkannya atau membiarkan dan menyianyiakan begitu saja, menjadi manusia yang rajin atau malas. Semua berpulang pada diri sendiri. Berlakukanlah pada diri anda: ”Raihlah ilmu sampai ke negeri Cina”, jangan pernah lelah untuk belajar, tetaplah menjadi manusia yang ”haus ilmu”. (SELESAI)
15
PROFIL:
SUNYOTO Oleh Arum Kusumo & Minggoes Dharyanto (HC Div) Apa yang dicarinya dalam sebuah pekerjaan adalah pencarian akan hakekat hidup itu sendiri, yaitu kebahagiaan dunia – akhirat.
EDISI 1—MEI 2009
agi kebanyakan dari kita, aktvitas pekerjaan di kantor memakan mayoritas waktu dalam sehari. Berangkat pagi – pulang sore, belum lagi jalan macet. Tinggallah hari libur menjadi waktu relaksasi dan rekreasi bersama teman dan keluarga, itupun jika tidak dihadang oleh lembur dan aktivitas kantor di luar jam kerja. Setelah menghabiskan sedemikian banyak waktu, apakah masingmasing dari kita benar-benar tahu apa sih sebenarnya yang dicari? Apakah kita menyadari arti sebuah pekerjaan, apa yang akan kita dapat, dan apa yang diharapkan dari pekerjaan itu untuk kita? Mari kita temui profil NTW kita pada edisi ini, Pak Sunyoto. Setelah menyelesaikan studinya dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM di tahun 1976 Pak Sunyoto langsung berkarya di CP, sampai sekarang. Bagi Pak Sunyoto, hidup itu pada satu sisi adalah sebuah pengabdian, dimanapun dan kapanpun kita berada. Misalnya sebagai penanggung jawab keluarga, sebagai karyawan di perusahaan, dan tentunya sebagai makhluk Tuhan.
“CP sudah memberikan kesempatan yang sangat luas dan sangat panjang bagi saya,” demikian papar beliau di awal sesi wawancara di ruangan beliau di CO Manis Tangerang. Kesempatan ini salah satunya berupa kesempatan untuk membuka beberapa unit baru di Poultry Breeder (Farm Curug Tangerang, Farm Purwosari Pasuruan, Farm Bangunrejo Medan, Farm Palembang 2, Farm Balikpapan, Farm Kopo 2, Farm Manado, Farm Banjarmasin, Farm Probolinggo, dan Hatchery Semarang). Selain di Poultry Beeder, Pak Sunyoto juga pernah tergabung di divisi Marketing (farm Pullet), divisi ICT (melalui project SAP feedmill, saat beliau bekerja bersama Bp Preecha), dan pengembangan farm buaya yang sampai saat ini masih beliau kelola. Tahun 2004, Pak Sunyoto juga tergabung dalam tim penyusun buku biru bisnis proses Poultry Breeder (SOP PB). Dengan sebegitu banyak kesempatan yang didapat, menurut Pak Sunyoto yang terpenting adalah manfaat bagi kedua belah pihak. Berbicara mengenai perubahan dan kesadaran diri, masing-masing dari kita harus tanggap, karena menurut Bapak 4 anak ini, hidup itu... (bersambung)
16
tidaklah seperti air mengalir, yang tenang, yang tanpa bersusah-susah pasti akan sampai ke tujuan. “Dengan segala perubahan yang terjadi, kita harus tahu dan sadar, apa posisi kita, apa yang menjadi tanggung jawab kita, dan apa yang lingkungan harapkan dari kita,” papar beliau. Berbicara tentang stagnasi, Pak Sunyoto berpendapat; “Stagnasi itu tidak ada, karena sampai sekarang pun CP masih terus tumbuh, yang artinya banyak hal yang bisa kita lakukan untuk tumbuh bersama juga. Karena sekarang semua hal itu berubah”. Bagi beliau, stagnasi itu hanya masalah perasaan dan kemauan masing-masing individu saja. Apa yang harus dipikirkan sekarang adalah, seberapa besar kesempatan itu ingin diraih, karena setiap kesempatan yang ingin diambil itu berbanding lurus besarnya dengan tanggungjawab yang melekat darinya.
3. Ojo sirik mring sapa wae (jangan mempunyai sifat sirik kepada siapa saja) Hidup di dunia ini hanya 1 kali, jadi janganlah memusuhi/mendengki siapa saja, bahkan pada orang yang memusuhi kita. Bina dan jaga kerukunan bersama.” (SELESAI)
“Ada 3 hal yang selalu saya pegang, yang ketiganya ini mempunyai makna yang sangat dalam:
EDISI 1—MEI 2009
1. Lilakno nek kelangan (relakan jika kehilangan) Kehilangan disini tidak hanya kehilangan barang, tetapi juga kehilangan keluarga, kehilangan umur, kesempatan, pekerjaan, dan lainnya. Sebagai contoh, setelah kesempatan yang begitu luas, sekarang adalah saatnya bagi saya untuk bekerja/berusaha sendiri. Semua yang ada pada kita adalah titipan/amanah dari Yang Maha Kuasa untuk dikelola. Pada akhirnya pertanggungjawaban terhadap setiap yang dititipkan pasti akan diminta. 2. Nrima ing pandum (menerima dengan ikhlas) Semua apa yang ada di kita (sekali lagi) adalah karunia dari Yang Maha Esa, semua hendaklah membawa berkah dan membuat kita makin bersyukur.
Lilakno nek kelangan Nrima ing pandum Ojo sirik mring sapa wae
17
Mengajar Mas—mas
EDISI 1—MEI 2009
Oleh Anggana Sufriadin (HC Div.)
Si mas
Huhuhuhuhu…hehehehehe… Pusing… Pusing… Ga kepilih lagi… ga kepilih lagi… Emosi aku…
Si mbak
Sadar mas, sadar mas…
Si mas
Iya, ini sadar kok mbak, emangnya aku kaya para caleg yang jadi stress karena ga kepilih…
Si mbak
Ya sapa tau aja mas… Abis sih si mas ngomongnya ngelantur…
Si mas
Gini loh mbak, aku mau jadi kades (kepala desa) tapi ga kepilih – kepilih. Tiga kali ngajuin diri tapi belooom aja kepilih, padahal modal udah keluar banyak…
Si mbak
Makannya mas, kalo punya harapan kudu masuk akal. Harus disesuaikan dengan kemampuan dan usaha… SD aja ga lulus, pingin jadi kades…
Si mas
Mulai ngomel deh si mbak…
Si mbak
Bukan gitu mas… Kita sebagai manusia yang diberi akal pikiran oleh Tuhan kudu sadar diri…
Si mas
Maksud looo???
Si mbak
Kita perlu sadar siapa kita, apa yang kita mau, apa kemampuan kita dan apa usaha kita. Sekedar kemauan sih boleh tapi liat kemampuan juga. Kalo kira – kira kemampuan dan keinginan kita tidak sesuai, coba dipikir lagi kira – kira apa yang perlu kita tingkatkan agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Jadi usaha yang kita lakukan jelas tujuannya…
Si mas
Iya… iya…
Si mbak
Tunggu dulu mas… Itu saja belum cukup, kita juga perlu sadar akan apa yang terjadi di sekitar kita dan apa yang diinginkan oleh orang dan lingkungan di sekitar kita terhadap diri kita. Sebagai contoh, mas ingin jadi kepala desa tapi lulus SD aja tidak. Di desa—desa lain, kades-nya minimal lulusan SMA, oleh karena itu sekarang masyarakat mengharapkan seorang kades yang lulusan SMA juga. Bisa jadi masyarakat juga menginginkan seorang kades yang berpengalaman, sedangkan si mas pengalamannya cuma jadi ketua karang taruna selama 3 bulan. Pada akhirnya, segala sesuatu tidak hanya bersandar pada apa yang kita mau, mas. Sadarlah apa yang lingkungan atau orang lain harapkan dari kita…
Si mas
Iya... iya… Jadi harus gimana donk mba?
Si mbak
Tingkatkan dulu kemampuan mas, dalam hal ini bisa dengan cara mengikuti program kejar paket A, B atau C. Mulai asah kemampuan dengan mengerjakan tanggung jawab sebagai ketua RT dengan baik, kemudian meningkat jadi ketua RW, hingga kelurahan. Sehingga saat kesempatan itu tiba, si mas memang sudah siap menjadi kades. Lakukan semua usaha itu dengan maksimal dan terus fokus pada tujuan yang mas ingin capai…
Si mas
Nggeh…