PROBLEMATIKA PEMAHAMAN AGAMA ISLAM DALAM NASKAH SERAT KADIS ( Kajian Filologi Dan Analisis Isi )
Oleh:
Nasrun Salim Siregar, S.Th.I. NIM: 1420510082
TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Agama Islam Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab YOGYAKARTA 2016
ABSTRAK Kebudayaan suatu Bangsa ternilai dengan banyak peninggalannya, dan di antara warisan peninggalan tersebut adalah manuskrip. Serat kadis (PB. F. 6. I43) adalah salah satu manuskrip yang menjadi bukti sejarah karya ulama terdahulu, manuskrip berbahasa Arab yang membahas lima pokok ajaran agama Islam, yakni akidah, syariat, filsafat syahadat, rukun Iman dan Islam serta sifat Allah dan rasulNya. Manuskrip tersebut merupakan pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam, yang kini menjadi koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Dengan kajian filologi, manuskrip yang sudah sangat lama dan terkesan tidak bermanfaat dikaji kembali agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Penelitian ini merupakan kajian filologi yang menjadikan manuskrip kuno berbahasa Arab sebagai objek kajiannya dengan menggunakan metode landasan. Penelitian kajian filologi termasuk dalam kategori penelitian pustaka ( library reseaach ) yakni peneliti melakukan pendataan yang berkaitan dengan pembahasan kajian filologi ini. Begitu halnya, kajian filologi ini disempurnakan dengan analisis isi terhadap beberapa pembahasan teks yang menurut peneliti perlu pengkajian ulang, seperti pernyataan bahwa syariat Muhammad menghapus seluruh syariat sebelumnya, rukun shalat menurut mazhab Syafi’i terdiri dari delapan belas perkara dan sifat wajib rasul hanyalah siddi>q, tabli>g dan ama>nah. Kajian filologi ini menyelamatkan manuskrip serat kadis (PB. F. 6. I43), salah satu dari ribuan manuskrip Arab yang membahas ajaran agama Islam terhindar dari kepunahannya. Dengan analisis isi, yakni dengan melakukan perbandingan terhadap beberapa karya ulama yang berkaitan dengan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa syariat Muhammad tidaklah menghapus seluruh syariat sebelumnya, dan rukun shalat menurut mazhab Syafi’i terdiri dari tiga belas perkara, serta sifat wajib rasul adalah siddi>q, tabli>g, ama>nah, dan fat}a>nah. Kata Kunci : Manuskrip, Filologi, Landasan, Ajaran Agama Islam, Analisis Isi.
vii
MOTTO
Had We sent down this Qur’an on a mountain, verily, thou wouldst have seen it humble itself and cleave asunder for fear of God
# Hadapi Dengan Senyuman
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana penulis pendosa, yang tak tahu apa-apa Buat ayah dan mamak tercinta Kakanda juga abangda Sohebe – sohebe saya Serta pecinta filologi di seluruh jagad raya
“cinta naskah - cinta budaya – cinta bangsa dan negara”
KATA PENGANTAR
الحود هلل الذي ال إله إال هى العزيز الغفار وخلق اإلًساى هي صلصال كالفخار وخلق الجاى هي هارج هي ًار ويتىب علي عبده كل ليل وًهار ثن الصالة والسالم علي رسىله الوختار هىالوختار بيي األخيار وسيد البشز وعلي أله وأصحابه األطهار Segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Dia, dengan rahmat, ijin dan ridha-Nya penelitian ini dapat diselesaikan sebaik mungkin. Shalawat serta salam terhadap baginda Nabi Muhammad SAW, duta Ilahi sebagai suri tauladan seluruh manusia di muka bumi. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebanyakbanyaknya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan, baik moril, materil, arahan, motivasi maupun kritik demi terselesaikannya penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya mereka, tiadalah daya peneliti dan penelitian tak akan pernah terselesaikan serta gelar yang diraih mustahil mampu digapai. Oleh karenanya, peneliti sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Sang motivator utama, tanpanya peneliti tak akan pernah merasakan nikmatnya kehidupan, Ayah dan Umak, yaitu Drs. H. Maradong Siregar, S.Pd.I, beserta bidadarinya yang menjadi pelita di setiap kegelapan peneliti Hj. Nur Insan Hasibuan, You are my life. 2. Bapak Prof. Dr. H. Machasin, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
x
3. Bapak Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 4. Ibu Ro’fah, BSW., M.A., Ph.D dan Ahmad Rafiq, M.Ag,. MA,.Ph.D, selaku ketua dan sekretaris Program Magister (S2). 5. Bapak Dr. Uki Sukiman, M.Ag, selaku pembimbing yang terus memberi bimbingan, saran, semangat bahkan kritik di tengah kesibukan aktifitasnya, demi terselesaikannya penelitian sebaik mungkin serta menjadi karya yang memiliki kontribusi nyata dalam khazanah keilmuan. 6. Bapak Dr. Maharsi, M.Hum, selaku dosen yang memiliki keahlian dan kompetensi dengan kajian peneliti, yakni filologi, serta menjadi sahabat diskusi peneliti demi tercapainya penelitian yang baik. 7. Bapak-bapak dosen Program Pascasarja UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah berjasa dan berbagi berbagai wawasan keilmuan dan pengalaman selama peneliti belajar di Pascasarjana. 8. Kakanda dan abangda tercinta, Amnah Hayati Siregar, Am.Ked, Amir Hidayah Siregar, S.E.I, dan Khairul Arif Siregar, L.C. 9. Seluruh dewan guru pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, yang telah memberikan kunci dan semangat keilmuan, serta seluruh warga Ikatan Keluarga Ar-Raudhatul Hasanah (IKRH) se-Jawa, yang menjadi sohebe-sohebe peneliti, selama di Yogyakarta, bahkan hadir di saat suka dan duka baik secara langsung maupun tidak, di antaranya adalah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ...........................................................
iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI .................................................................
iv
PENGESAHAN ..............................................................................................
v
NOTA DINAS PEMBIMBING.....................................................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
MOTTO ..........................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xiii
BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..............................................
6
D. Kajian Pustaka ..........................................................................
7
E. Kerangka Teori .........................................................................
9
F. Metode Penelitian .....................................................................
16
G. Sistematika Pembahasan ..........................................................
18
BAB II : INVENTARISASI DAN DESKRIPSI NASKAH A. Inventarisasi Naskah ................................................................
19
B. Deskripsi Naskah......................................................................
24
C. Ringkasan Isi Naskah ...............................................................
29
xiii
BAB III : SUNTINGAN TEKS A. Pertanggungjawaban dan Pedoman Transliterasi.....................
32
B. Suntingan Teks, Transliterasi dan Terjemah ............................
40
BAB IV : ANALISIS ISI A. Apakah Syariat Nabi Muhammad Menghapus Seluruh Syariat Sebelumnya ? ...........................................................................
121
B. Rukun Shalat .......................................... .................................
132
C. Sifat Wajib Rasul .............................................................. .......
141
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................
152
B. Saran .........................................................................................
155
DAFTAR PUSTAKA CURRICULUM VITAE LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejak abad ke-3 Sebelum Masehi, filologi sudah dikenal di kota Iskandariyah. Pada waktu itu ahli filologi berusaha meneliti teks-teks lama yang berasal dari bahasa Yunani dengan menemukan bentuk yang asli dan bebas dari kesalahan penulisan serta mengetahui tujuan penulisannya 1. Begitu halnya di Indonesia, sebenarnya penelitian filologi sudah banyak dilakukan, terutama oleh Sarjana Eropa, khususnya sarjana Belanda, sekitar abad ke – 19 telah meneliti naskah-naskah nusantara, seperti Batak, Karo, Jawa, Sunda dan lain sebagainya. Hal ini wajar terjadi, mengingat Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan meninggalkan banyak hal warisan kebudayaan, di antaranya adalah naskah-naskah kuno. Dewasa ini, kebudayaan Indonesia yang dikenal adalah penjelmaan dari perkembangan kebudayaan Nusantara yang diwarnai oleh nilai-nilai agama yang ada, seperti Kristen, Hindu, Budha dan Islam. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa datangnya agama, seperti halnya Islam ke Indonesia memberi perubahan baru dalam sejarah masyarakat Nusantara. Bersamaan dengan masuknya Islam di
1
Elis Suryani NS, Filologi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 24.
1
2
Nusantara, yang pada awalnya sejarah Islam di Kepulauan Melayu – Indonesia tampak sangat problematis dan rumit. Pijnappel2, menyatakan bahwa sumber Islam di Kepulauan Melayu – Indonesia adalah Anak Benua India, Persia dan Arab, yang akhirnya sejumlah ahli sejarah menyetujui pendapatnya. Pada abad ke-17, tahapan perkembangan Islam di Indonesia sangat krusial setelah proses konversi secara besar-besaran pada abad sebelumnya3. Pada abad itu jugalah, para penuntut ilmu Indonesia mulai banyak berdatangan ke Haramain guna mencapai ajaran agama yang murni dari sumbernya. Para ulama kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam serta sebahagian kembali ke Indonesia untuk mendakwahkan agama Islam sebenarnya.4 Kemudian, dari para ulama tersebut hadir karya-karya monumental mengenai ajaran agama Islam dalam bahasa Arab tentang tauhid, kalam, tafsir, fikih, tasawwuf5, dan lain sebagainya yang kini menjadi koleksi berbagai museum, koleksi pribadi, serta koleksi perpustakaan, bahkan banyak naskah Nusantara yang berada di Eropa. Naskah yang merupakan warisan budaya bangsa, menurut Nabilah Lubis bahwa jumlahnya yang kini berada di Perpustakaan Nasional Jakarta terdapat 10.000 naskah dalam berbagai aksara, dan 1000 naskah di antaranya merupakan
2
Seorang ahli sejarah berkebangsaan Belanda dari Universitas Leiden. Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, (Bandung : Mizan, 2002), hlm 109. 4 Ibid., hlm 61. 5 Nabilah Lubis, Menyingkap Intisari Segala Rahasia Syekh Yusuf Al-Taj Al-Makassari, (Bandung : Mizan, 1996), hlm 11-12. 3
3
naskah berbahasa Arab6, namun hingga kini peminat studi naskah berbahasa Arab sangat jauh dari perhatian. Kata naskah, yang dalam bahasa Arab dikatakan nuskhah, merupakan padanan bahasa Indonesia untuk kata „manuskrip‟ yang berasal dari bahasa Latin, yakni : manu dan scriptus, yang secara etimologi bermakna tulisan tangan (written by hand). Dengan demikian, manuskrip yang sering disingkat menjadi MS untuk naskah tunggal dan MSS untuk naskah jamak merupakan dokumen yang ditulis tangan secara manual di atas sebuah media seperti papyrus, kertas, daun lontar, kulit binatang dan lain sebagainya.7 Serat Kadis, merupakan salah satu naskah kuno yang kini dapat ditemukan di Museum Sonobudoyo, terdapat empat naskah dengan judul yang sama, tiga terdapat di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, dua berbahasa Arab dan lainnya berbahasa Jawa, serta satu naskah terdapat di Balai Bahasa Yogyakarta dengan bahasa Arab. Sementara itu, naskah Serat Kadis tersebut mengkaji perihal ajaran agama Islam, dari sisi aqidah, syariah, filosofis syahadat, Iman dan Islam serta sifat Allah dan rasul-Nya berdasarkan hukum akal. Secara umum, ajaran agama Islam tidak dapat dilepaskan terhadap kelima pembahasan di atas. Pertama, aqidah merupakan patokan utama keislaman seseorang, rusak akidahnya maka rusaklah serangkain agamanya secara total. Secara etimologi akidah berasal dari bahasa Arab, yaitu al-‘aqdu yang berarti 6
Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta : Forum Kajian Bahasa dan Sastra Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996). Hlm 3. 7 Fathurrahman, Oman, dkk, Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta : Puslitbang Lektur Keagamaan, 2010), hlm 4.
4
ikatan, sedangkan secara terminologi akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya 8. Kedua, syariat adalah hukum dalam ajaran agama Islam, walau menurut beberapa ahli perlunya pembaharuan dalam memandang syariah demi mencapai ajaran yang bermaslahat di seluruh zaman,9 namun pengkajian syariat karya-karya terdahulu tetap diperlukan demi memperdalam pemahaman. Ketiga, syahadat menurut beberapa ahli menjadi perhatian besar dalam Islam, karena syahadat merupakan syarat memasuki pintu Islam yaitu syahadat melalui perbuatan hati yang penuh keyakinan dan pengakuan dengan lisan. Bahkan tidak ada manfaat dalam segala hal kecuali dengan kesaksian atas syahadat.10 Keempat, iman11 dan islam12 merupakan dua hal yang saling berdampingan, karena bukti keimanan seseorang ternilai dari sikapnya akan melaksanakan ajaran Islam. Kelima, sifat Allah13 dan
8
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, terj. Tim Pustaka Imam asy-Syafi‟I, (Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2006), hlm. 27. 9 Syariat merupakan salah satu dari tujuh pilar kehidupan, bila akal menjadi tolak ukur ilmiah, dan fitrah menjadi tolok ukur jiwa, maka syariah merupakan tolok ukur bagi kedua tolok ukur tersebut; akal dan fitrah. Lihat M. Ratib an-Nabulsi, 7 Pilar Kehidupan, terj. Muhammad Muhtadi, (Jakarta: Gema Insani, 2010), hlm. xxxiii. Sementara itu, menurut Sahal Mahfudh bahwa syariat Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Allah yang di dalam fiqih social menjadi kompenen ibadah dan mengatur hubungan antara sesama manusia dalam bentuk mu‘asyarah, serta kompenen fiqih tersebut merupakan teknis operasional dari lima tujuan prinsip dalam syariat Islam. Begitu halnya, menurutnya perlu penggalian fiqih dan pengembangan fiqih menuju fiqih yang kontekstual. Lihat, Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta : LKiS, 1994), hlm. 549. 10 Hafizh Ahmad Al-Hakami, Benarkan Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah, terj. Abu Fahmi dan Ibnu Marjan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994), hlm. 74. 11 Iman adalah perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin. Iman dapat bertambah melalui ketaatan dan berkurang akibat kemaksiatan. Lihat Hafizh Ahmad Al-Hakami, Benarkan Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah, terj. Abu Fahmi dan Ibnu Marjan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994), hlm. 73. 12 Islam adalah agama yang diwahyukan kepada Muhammad berupa iman dan amal. Iman menyerupai akidah dan ushul yang dipondasi oleh syariat Islam. Iman dan amal atau akidah dan syariat keduanya saling berhubungan dengan yang lain, ibaratkan hubungan buah dengan pohon atau hubungan musabbab dengan sebab dan kesimpulan dengan pendahuluan. Lihat Sayid Sabiq, Akidah Islam, terj. Sahid HM, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1996), hlm. 31. 13 Setiap zat mempunyai sifat, keduanya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Zat mutlak tidak terikat oleh hukum apapun, sehingga aktivitasnya sesuai dengan
5
rasul-Nya merupakan bagian dari keimanan yang harus diketahui oleh setiap mukallaf demi mencapai keimanan yang lebih baik dan sempurna. Mengenal kembali ajaran Islam dalam naskah Serat Kadis, pada hakikatnya lebih tepat dilakukan dengan studi filologi. Sebagaimana menurut Edi S. Ekadjati yang dikutip Saleh Partaonan Daulay bahwa studi atas naskah lama idealnya dilakukan terlebih dahulu secara filologi, kemudian suntingan filolog tersebut dijadikan objek atau bahan studi ilmu-ilmu lain sesuai dengan kajian naskahnya.14 Berangkat dari uraian dan penjelasan di atas, peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang naskah tersebut. Demi mengenal ajaran Islam Indonesia di masa lalu serta pelestarian naskah-naskah kuno, yang merupakan tanggung jawab akademik serta harus diemban oleh para peneliti di masa kini. Melalui kajian filologis yang dilakukan, setidaknya naskah Serat Kadis dapat terselamatkan dari kemungkinan kepunahanya bahkan masyarakat banyak dapat lebih mudah membaca dan memahaminya. Selanjutnya, peneliti menganalisis isi naskah perihal syariat nabi Muhammad menghapus seluruh syariat sebelumnya, rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i dan sifat wajib rasul.
kehendak yang keluar dari dirinya. Zat mutlak disebut pencipta sedangkan jirim, jisim dan jisim latif disebut ciptaan. Maka perbedaan sifat pencipta dan ciptaan sangat jauh, sejauh mata dan cakrawala yang tak mungkin bertemu. Zat mutlak penuh dengan kesempurnaan, sedangkan ciptaan mempunyai sifat keterbatasan dan kekurangan. Lihat Muhammad Rafiq, Kepercayaan Islam, (Yogyakarta : Alma‟arif, 1981), hlm. 28 – 30. 14 Saleh Partaonan Daaulay, Taj Al-Salam Karya Bukhari Al-Jauhari Sebuah Kajian Filologi dan Refleksi Filosofis, (Jakarta : Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, 2011), hlm. 7.
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan-permasalahan pokok yang dibahas dalam penilitian ini, yakni sebagai berikut : 1. Bagaimana inventarisasi dan deskripsi naskah Serat Kadis (PB.F.6. I43) yang terdapat di museum Sonobudoyo? 2. Bagaimana transliterasi dan terjemah naskah Serat Kadis (PB.F. 6. I43) dalam bahasa Indonesia? 3. Bagaimana problematika pemahaman kajian agama dalam naskah perihal syariat sebelum Muhammad, rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i dan sifat wajib rasul dalam naskah Serat Kadis (PB. F. 6. I43)?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa tujuan pokok penelitian ini antara lain adalah : 1. Melacak dan mengetahui inventarisasi serta deskripsi naskah Serat Kadis. 2. Memperoleh transliterasi dan terjemah naskah tersebut dalam bahasa Indonesia.
7
3. Mengetahui problematika pemahaman agama Islam dalam naskah, yakni perihal syariat sebelum Muhammad, rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i dan sifat wajib rasul. Sementara, kegunaan yang akan diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Menyelamatkan naskah, yang merupakan warisan Budaya dan Ulama terdahulu agar terhindar dari kepunahannya. 2. Memperkaya refrensi bahan kajian dalam ilmu agama Islam. 3. Memberikan sumbangan pengetahuan filologi Arab, yakni mengkaji naskah kuno yang tertulis dalam bahasa Arab.
D. Kajian Pustaka Pengkajian naskah kuno dengan filologi berbahasa Jawa dan Melayu pada saat ini sudah agak subur, bahkan peminatnya terus bertambah, berbeda dengan naskah Arab masih kurang memperoleh perhatian yang memadai. Sejumlah penelitian tersebut tertulis dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi. Adapun beberapa penelitian tersebut yang menjadi kajian pustaka peneliti adalah : Pertama, Roro Fatikhin,
mahasiswa Pascasarjana
Universitas Islam
Negeri Yogyakarta, menulis tesis dengan judul Isra’ Mi’raj Rasul Dalam Naskah Perpustakaan Masjid Agung Surakarta (Kajian Filologi Arab), tulisan tersebut merupakan kajian penelitian filologi yang menjadikan manuskrip kuno berbahasa Arab sebagai objek kajiannya dengan metode landasan, serta dianalisis
8
menggunakan teori Strukturalisme Robert Stanton, untuk mencapai makna yang komprehensif. Kedua, Saleh Partaonan Daulai, mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, menulis disertasi berjudul Taj Al-Salatin Karya Bukhari Al-Jauhari: Sebuah Kajian Filologi Dan Refleksi Filosofis, pada tahun 2007, tulisan tersebut merupakan kajian penelitian filologi terhadap naskah Taj Al-Salatin serta mencoba mengungkapkan unsur-unsur filsafat politik kenegaraan yang terdapat di dalamnya, yang kini dapat ditemukan dalam edisi buku, diterbitkan oleh Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan pada bulan Oktober 2011. Ketiga, Kamran As‟at Irsyady, mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, menulis tesis berjudul Fath Gafir alKhatiyyah ‘ala Kawakib al-Jahiliyyah fi Nazam al-Jurumiyyah karya Syaikh Nawawi al-Bantani, tulisan tersebut merupakan kajian filologi terhadap naskah yang berisi tentang komentar Syaikh Muhammad Nawawi atas Nazm alJurumiyah susunan Syaikh „Abdussalam an-Nabrawi, serta mengeksplorasi poinpoin dari teks tersebut dengan pendekatan Hermeneutika Friedrich Schleirmacher. Setelah melakukan penelusuran kajian pustaka, peneliti menyimpulkan bahwa pembahasan yang setema dengan penelitiannya belum pernah dibahas. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti naskah Serat Kadis (PB. F. 6. I43) dengan pendekatan filologi serta melakukan analisis isi. Penelitian ini diharapkan dapat
9
melindungi naskah-naskah warisan leluhur serta mengetahui problematika pemahaman ajaran agama Islam pada masa dulu melalui naskah tersebut.
E. Kerangka Teori Untuk menjawab permasalahan serta mencapai tujuan penelitian, maka metode penelitian akan dilaksanakan melalui dua tahap kajian, yaitu kajian filologi dan analisis isi. a. Filologi Filologi berasal dari kata Yunani philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Bentukan dua kata tersebut menjadi cinta kata atau senang bertutur. Secara etimologis, kata filologi berasal dari philologia yang pada awalnya berarti kegemaran berbincang-bincang, yang kemudian maknanya meluas menjadi cinta kepada kata, perhatian terhadap sastra dan akhirnya menjadi studi ilmu sastra. Istilah filologi memiliki beberapa pengertian, salah satunya adalah filologi sebagai studi teks. Yakni, suatu studi yang melakukan kegiatannya dengan melakukan kritik terhadap teks. Dengan pengertian ini, filologi dikenal sebagai studi tentang seluk beluk tekstologi. Begitu halnya di Belanda, filologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan studi teks sastra atau budaya yang berhubungan dengan latarbelakang budaya teks tersebut. Sementara di Inggris, filologi merupakan ilmu dan studi bahasa ilmiah yang disandang oleh linguistic pada masa sekarang,
10
namun apabila studinya dikhususkan pada teks-teks tua, filologi memilki pengertian semacam linguistic historis.15 Filologi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tahqiq an-nushus, sebagaiana Az-Zamakhsyari menyatakan bahwa tahqiq sebuah teks bertujuan untuk mendapatkan hakekat makna sesungguhnya yang terkandung dalam naskah tersebut. Begitu halnya, dapat dikatakan bahwa tahqiq merupakan usaha dan upaya untuk menampilkan karya klasik dalam bentuk yang baru serta lebih mudah dipahami oleh pembaca. Objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran sebagai hasil budaya bangsa masa lampau. Semua bahan tulisan tangan itu disebut naskah „handschrift‟ atau juga dikenal dengan istilah manuskrip, yang dalam bahasa Arab disebut makhthuthah atau nushus. Dalam penelitian naskah tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah meneliti kebenaran pengarang naskah tersebut, meneliti kebenaran isi perihal kesesuaiannya dengan mazhab ataupun aliran pengarangnya, meneliti kebenaran materi, dan memberi penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas.16 Sementara itu, Stuart Robson berpendapat ada dua hal yang menjadi tugas utama seorang filolog, yaitu memaparkan isi teks dan menjelaskannya.17
15
Elis Suryani NS, Filologi, ibid., hlm 3. Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta : Forum Kajian Bahasa dan Sastra Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996). Hlm. 16. 17 Stuart Robson, Principles Of Indonesian Philology, (Netherlands : Foris Publication Holland, 1988) hlm.11. 16
11
Demi tercapainya hal di atas, diperlukan metode. Metode sebagaimana diketahui adalah cara atau sistem kerja. Metodelogi dalam filologi merupakan teknik atau instrumen yang dilakukan dalam penelitian filologi. Menurut Suryani, penetapan metode kajian filologi berdasarkan atas keadaan naskah, yakni naskah tunggal „codex uniqus‟ atau naskah banyak „codex multus‟.18 Naskah tunggal adalah keadaan naskah yang ditemukan hanya satu dan tidak memungkinkan dilakukannya perbandingan, serta pengkajian naskah tersebut dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu : Pertama, metode edisi diplomatis „editio diplomatica‟, yakni menerbitkan satu naskah dengan seteliti mungkin tanpa melakukan perubahan. Metode edisi ini adalah hasil diproduksi fotografis atau disebut dengan facsimile. Begitu halnya, metode ini dianggap paling murni, dikarenakan tidak adanya unsur campur tangan dari pihak editor, namun dari segi praktis kurang membantu pembaca. Kedua, metode edisi standar „editio critica‟, yakni menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahankesalahan kecil dan ketidakajegan, sedangkan ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Di antara perbaikan yang setidaknya harus dilakukan adalah perbaikan kata, perbaikan kalimat, penggunaan huruf besar, fungtuasi dan pemberian komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks. Begitupun halnya, segala usaha perbaikan harus disertai pertanggungjawaban dengan metode rujukan yang tepat.19
18 19
Elis Suryani NS, Filologi, ibid., hlm 77. Ibid., hlm 77 - 78.
12
Sementara itu, naskah yang ditemukan dalam keadaan berjumlah banyak, dapat dikaji secara filologi dengan beberapa metode sebagai berikut, yaitu : Pertama, metode intuitif yaitu suatu metode yang bertahan sampai abad ke-19, metode ini dilakukan dengan mengambil dan mengkaji naskah tertua, sedangkan bahasan yang sukar dipandang tidak jelas dan tidak benar akan diperbaiki berdasarkan naskah lain dengan menggunakan akal sehat, selera baik dan pengetahuan luas.
20
Kedua, metode
objektif, yaitu metode penelitian secara sistematis hubungan kekeluargaan antara naskah-naskah sebuah teks atas dasar perbandingan naskha yang mengandung kekhilafan bersama. Begitu halnya dengan memperhatikan kekeliruan-kekeluruan bersama dalam naskah tertentu, dapat ditentukan silsilah naskah. Kemudian dilakukanlah kritik teks yang sebenarnya. Sementara itu, metode objektif yang sampai pada silsilah naskah disebut metode stema. Metode objektif dianggap sangat penting karena pemilihannya berdasarkan objektivitas selera baik dan akal sehat dapat dihindari
21
. Ketiga, metode gabungan, yaitu metode yang digunakan apabila nilai
naskah menurut filolog semuanya hampir sama dan perbedaannya tidak besar. Pada umumnya, naskah yang banyak itu merupakan saksi atas bacaan yang betul. Apabila ditemukan hal yang meragukan, maka dilakukan pertimbangan lainnya, seperti kesesuaian dengan norma tata bahasa, jenis sastra, keutuhan cerita, factor-faktor literer lain dan latar belakang pada umumnya. Begitu halnya, dengan metode ini teks yang disunting merupakan teks baru, yaitu merupakan teks gabungan bacaan dan semua naskah yang masih ada.
22
Keempat, metode landasan,
23
yakni suatu metode filologi
dengan melandaskan kajian terhadap salah satu naskah terbaik. Metode ini 20
Ibid., hlm. 78 – 79. Ibid., hlm. 79 22 Ibid., hlm. 79. 23 Ibid., hlm 79. 21
13
digunakan jika menurut peneliti terdapat satu naskah yang diyakini lebih unggul kualitasnya disbandingkan dengan naskah-naskah yang diperiksa dari sudut bahasa, kesustraan, sejarah dan lain sebagainya, maka dapat dinyatakan sebagai naskah yang
paling baik. Oleh karena itu, naskah tersebut dipandang lebih baik untuk dijadikan landasan edisi. Metode ini juga disebut metode lengger atau metode induk. Sementara itu, varian-varian lainnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penunjang, serta varian-varian yang terdapat pada naskah lain yang setema dipaparkan dalam aparat kritik sebagai bahan pembanding yang menyertai penyajian suatu naskah.24 b. Analisis Isi Analisis isi (content analysis), dalam analisis isi terdapat bermacammacam batasan. Secara ringkas, analisis isi adalah teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis isi dari teks.25 Begitu juga halnya, analisis isi dapat dinyatakan sebagai penilitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis isi dipelopori oleh Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis kemudian memberikan interpretasi.26 Konsep analisis isi pada hakikatnya jauh lebih tua dari namanya, yaitu jauh sebelum teknik ini dikenalkan dengan nama content analysis, para sosiolog, sejarawan dan kritikus sastra telah menggunakan content analysis.
24
Ibid., hlm 79 – 80. Bambang Setiawan, dkk. Metode Penelitian Komunikasi, cet. ke-5, ( Tanggerang : Universitas Terbuka, 2012), hlm. 6.3. 26 Ibid., hlm. 6.11. 25
14
Karangan termashur di antaranya adalah karya Max Weber, Thomas, Znaniecki dan Sorokin.27 Analisis isi pada mulanya banyak mengandalkan sumber-sumber data, seperti surat kabar, laporan-laporan diplomatik, jurnal dan lain sebagainya. Penggunaan analisis isi semakin lama semakin meningkat, hal ini tampak dari teknik-teknik yang diperlukan makin bertambah, secara frekuensi dan keterampilannya. Menurut Bambang, pada 20 tahun terakhir, analisis ini dipergunakan secara luwes untuk melakukan pengujian hipotesis pada berbagai materi oleh sejumlah disiplin ilmu.28 Analisis isi yang dimaksud oleh peneliti adalah memahami isi teks serta perihal yang terkandung dalam teks, dan bukanlah analisis dengan metode yang banyak berkembang saat ini, seperti semiotika, wacana, framing, naratif, hermeneutika dan lainnya. Barelson, sebagaimana dikutp oleh Eriyanto mendefinisikan bahwa analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak. Begitupun halnya Weber, menyatakan bahwa analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks. Sementara itu, Neuendorf, menyatakan bahwa analisis isi adalah sebuah peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah (di antaranya objektif-intersubjektif, reliabel, valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplikasi dan sebagai pengujian hipotesis)
27 28
Ibid., hlm. 6.4. Ibid., hlm. 6.5.
15
serta tidak dibatasi untuk jenis variable tertentu atau konteks di mana pesan dibentuk dan ditampilkan.29 Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan. McQuail dalam buku Mass Communication Theory, sebagaimana dikutip oleh Kriyantono,
mengatakan
bahwa
tujuannya
antara
lain
adalah
Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi, (2).
:
(1).
Membuat
perbandingan antara isi media dengan realitas social, (3). Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai social dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat, (4). Mengetahui fungsi dan efek media, (5). Mengavaluasi media performance, dan (6) Mengetahui apakah ada bias media.30 Sementara itu, Andi Bulaeng menambahkan kegunaannya, antara lain adalah : (1). Sebagai
bahan
mengklasifikasikan pengutaraan lambang-lambang, dan (2). Sebagai alat penetapan ketentuan analisis dalam laporan pengamat ilmiah.31 Begitupun halnya, analisis isi dalam penelitian ini merupakan kajian mengenai kandungan naskah, dengan melakukan komparasi atau perbandingan isi naskah terhadap keilmuwan yang tersebar pada pemahaman kalangan masyarakat yang tertulis di berbagai karya-karya ulama baik kitab tafsir ataupun kitab-kitab lainnya seperti fiqih, aqidah dan artikel. Sementara itu, diharapkan kajian analisis isi ini menambah wawasan para penggiat kajian Islam, mengenai pemahaman
29
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, cet. ke-2, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 15. 30 Rahmat Kristyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. Ke-2, (Jakarta : Kencana, 2007), hlm. 229 – 230. 31 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta : Andi, 2004), hlm. 164.
16
keagamaan pada masa lalu dan sekarang, baik yang sesuai maupun adanya perbedaan pendapat.
F. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori library research (kajian pustaka) yang merupakan suatu penelitian dengan membaca, menelaah serta mengkaji beberapa literature atau bahan yang berkaitan dengan judul penelitian.32 Begitu halnya, sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sekunder. Sumber primer penelitian ini adalah naskah kuno (manuskrip) yang berjudul Serat Kadis (PB. F. 6. I43), dan terdapat di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Sementara sumber sekundernya adalah buku, artikel serta tulisan-tulisan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dalam naskah yang diteliti. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan memenuhi tiga langkah metodis yang ditawarkan oleh Sudaryanto, yaitu metode pengumpulan data, metode analisis data dan metode pemaparan hasil analisis data.33 a. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan prosedur secara sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Penulis, dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan 32
Dudung Abdur Rahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), hlm. 7. 33 Sudaryanto, Metode Linguistik,cet.2, (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press: 1988) hlm. 57.
17
menelaah laporan yang tersedia.34 Berhubung data primer penelitian ini merupakan naskah kuno maka penulis menelitinya langsung ke tempat naskah dilestarikan, yakni museum Sonobudoyo, Yogyakarta. b. Metode Analisis Data Setelah meneliti dan mengumpulkan data relevan, tahap selanjutnya adalah menganalis data yang telah terkumpul untuk mencapai hasil penelitian yang lebih sempurna, antara lain adalah : (1). Menginventarisasi naskah dan mendeskripsikannya, selain itu penulis juga menggunakan metode cakap35 yakni melakukan wawancara terhadap pengelola naskah mengenai naskah tersebut. (2). Menyalin teks naskah menggunakan metode landasan. (3). Mentranslaterasi teks naskah ke huruf latin dengan mengikuti pedoman transliterasi yang menjadi panutan penulis. (4). Menerjemahkan teks naskah sebaik mungkin ke dalam bahasa Indonesia. (5). Menganalisis kajian naskah tentang syariat sebelum nabi Muhammad, rukun shalat dan sifat wajib Rasul. c. Pemaparan Hasil Analisis Data Setelah melakukan berbagai metode sebelumnya, maka dalam tahap ini peneliti memaparkan hasil penelitian dalam bentuk laporan tertulis, yaitu dalam bentuk tesis dengan mengikuti pedoman penulisan tesis di Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
34
Ahmad Tahzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 66. Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, metode dan tekniknya, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2015), hlm. 95. 35
18
G. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini meliputi : Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua adalah inventarisasi dan deskripsi naskah yang meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah dan ringkasan isi naskah. Bab ketiga adalah suntingan teks yang mencakup pertanggungjawaban penulis terhadap perubahan suntingan teks, pedoman transliterasi, suntingan naskah, transliterasi naskah dan terjemah naskah. Bab keempat adalah analisis isi naskah Serat Kadis mengenai syariat sebelum nabi Muhammad, rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i dan sifat wajib Rasul. Bab kelima adalah penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian filologi dan analisis isi terhadap naskah serat kadis yang ditemukan peniliti di Mesuem Sonobudoyo, Yogyakarta, yakni naskah yang membahas perihal lima pokok ajaran agama Islam, antara lain akidah, syariat, filsafat syahadat, Iman dan Islam serta sifat Allah dan rasul-Nya berdasarkan hukum akal, sebagaimana telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, peniliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kajian filologi yang dilakukan peneliti terhadap naskah serat kadis koleksi Museum Sonobudoyo, merupakan analisis dengan metode landasan, yakni melandasakan kajian dan analisis terhadap naskah tersebut dikarenakan ia merupakan naskah terbaik di antara naskah lainnya serta demi mencapai naskah yang tidak terlalu jauh dengan naskah aslinya. 2. Proses penyuntingan yang dilakukan peneliti terhadap naskah tersebut secara umum tidak begitu menemukan hambatan secara signifikan, walaupun peneliti harus berusaha menemukan kata-kata yang benar terhadap beberapa kata dalam naskah yang tertulis salah di dalam naskah. 3. Teks naskah serat kadis berisi pembahasan ajaran agama Islam, yang terdiri dari akidah, syariat, filsafat syahadat, Iman dan Islam serta sifat Allah dan rasul-Nya berdasarkan hukum akal. Akidah dalam naskah
152
153
tersebut merupakan akidah agama Islam yang mencakup dan menjelaskan rukun Iman, serta menyandarkan pembahasannya terhadap pernyataan Syaikh Abu Lais As-Samarqandi. Begitu halnya, ajaran syariat dalam naskah tersebut merupakan syariat berdasarkan mazhab Imam Syafi‟i yang merupakan salah satu mazhab muktabar dalam aliran ahlu sunnah wa jamaah, serta kajian pembahasannya adalah meliputi syahadat, bersuci, shalat, zakat, puasa ramadan, dan haji. Sementara itu, filosofis syahadat dalam naskah ditinjau dari aspek susunan kata-kata syahadat, misalnya mengapa kata-kata negasi „tidak‟ didahulukan. Adapun Iman dan Islam merupakan pembahasan yang disandarkan terhadap hadis kedatangan Jibril AS mengajarkan perihal agama kepada rasulullah beserta sahabatnya. Sedangkan sifat Allah dan rasul-Nya berdasarkan hukum akal, menyatakan bahwa sifat Allah dan rasul-Nya terdiri dari sifat wajib, mustahil dan jaiz, serta keterangan sebagai bukti adanya sifat-sifat tersebut. 4. Ajaran agama Islam yang dipaparkan di dalam naskah merupakan pemahaman masyarakat pada saat naskah tersebut ditulis, di antara pemahaman ajaran agama Islam dalam naskah tersebut terdapat problematika, yaitu bahwa seluruh syariat sebelum nabi Muhammad terhapus dengan hadirnya syariat nabi Muhammad dan rukun shalat menurut mazhab Imam Syafi‟i terdiri dari delapan belas perkara serta sifat wajib rasul hanyalah tiga, yakni siddi>q, tabli>g dan ama>nah.
154
5. Problematika pemahaman ajaran agama tersebut dianalisis dengan analisis isi, yakni membandingkan serta mengkaji berbagai buku lainnya
mengenai
pembahasan
setema.
Analisis
isi
tersebut
menyimpulkan bahwa penghapusan dan pembatalan syariat sebelum nabi Muhammad itu tidak secara menyeluruh dan rinci serta hanya menghapus syariat yang bertentangan dengan syariat nabi Muhammad, karena masih banyak hukum-hukum syariat sebelum syariat nabi Muhammad yang masih berlaku bagi umat nabi Muhammad. Begitu halnya dalam pemahaman rukun shalat, berdasarkan analisis di atas peneliti menyimpulkan bahwa rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i yang muktabar terdiri dari tiga belas perkara serta menyatakan bahwa thuma‟ninah include kedalam rukun yang ia harus dilakukan dengan thuma‟ninah dan
tidak berdiri
sendiri
menjadi suatu rukun
sebagaimana dinyatakan di dalam naskah tersebut. Adapun perbedaan jumlah rukun tersebut adalah disebabkan perbedaan penyikapan ahli fikih terhadap hadis „hadi>s\ul-musi>’ fi> sala>tihi’ . Sementara itu, sifat wajib rasul sepatutnya terdiri dari s}iddi>q, ama>nah, tabli>g dan fat}a>nah. Hal ini dikarenakan ketidak mungkinannya seorang rasul hadir membawa
risalah
tanpa
adanya
kecerdasan,
namun
mampu
memberikan perubahan dan menjelaskan serta melaksanakan tugas Allah dengan baik dan bijaksana. 6. Problematika pemahaman agama Islam dalam naskah di atas merupakan kontribusi teoritis terhadap khazanah keilmuan, baik dalam
155
khazanah ilmu ushul fikih, fikih dan akidah. Begitu halnya, susunan salinan naskah berdasarkan sub tema, transliterasi dan terjemahan merupakan kontribusi praktis penelitian.
B. Saran Berdasarkan pada penelitian di atas, terdapat beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan, yaitu adalah : 1. Kepada pihak yang berwenang agar lebih melestarikan dan mencintai naskah-naskah Nusantara yang terdapat di berbagai museum baik dalam Negeri maupun di luar Negeri, yang merupakan bukti sejarah dan agar selamat dari kepunahannya, serta berupaya untuk menerbitkan dan mempublikasikan naskah-naskah hasil filologi tersebut. 2. Kepada filolog agar melakukan kajian-kajian filologi terhadap naskah lainnya untuk melestarikan naskah ulama-ulama Nusantara yang di antara karyanya kini tersimpan di berbagai perpustakaan di Timur Tengah dan Leiden, maupun di kawasan nusantara, termasuk Malaysia. 3. Kepada peniliti di bidang lainnya, agar mengkaji naskah yang telah ditahqiq ini dari sudut pandang dan basis keilmuan masing-masing untuk menambah khazanah keilmuan dalam bidang akademik.
156
Daftar pustaka Abduh, Muhammad, Risalah Tauhid, terj. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang, 1976. Alu Bassam, Abdullah bin Abdurrahman, Syarah Hadits Pilihan, terj. Kathur Suhardi, Jakarta : Dar Al-Falah, 2002. Arsyad, Natsir, Seputar Rukun Iman dan Rukun Islam, Bandung : Mizan, 1992, hlm. 22. Ayub, Hasan, Fikih Ibadah Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah, terj. Abdurrahim, Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010. Azra, Azyumardi, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Bandung : Mizan, 2002. Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah, terj. Kamran As‟at Irsyadi, dkk. Jakarta : Bumi Aksara, 2013. Al-„Ajami, Abul Yazid Abu Zaid, Akidah Islam Menurut Empat Mazhab, terj. Faisal Saleh dan Umar Mujtahid, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2012. Bakri, Nazar, Fiqh Dan Ushul Fiqh, Jakarta : RajaGrafindo, 1996. Al-Bagdad, Mahmud Al-Alusi, Ruh al-Ma‘ani, jil. Ke-9, Lebanon : Dar Kutub Al-Ilmiyyah, 2009. Al-Baghawi, Abu Muhammad Al-Husain bin Mas„ud bin Muhammad bin AlFarra‟I, At-Tahzib Fi Fiqh Al-Imam Asy-Syafi’I, Lebanon : Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1997. Adz-Dzakiey, Hamdani Bakran, Prophetic Intelligence, Yogyakarta : Al-Manar, 2008. Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta : Andi, 2004. Dahlan, Abdul Rahman, Ushul Fiqh, cet-2. Jakarta : Amzah,.
157
Daulay, Saleh Partaonan, Taj Al-Salam Karya Bukhari Al-Jauhari Sebuah Kajian Filologi dan Refleksi Filosofis, (jakarta : Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, 2011). Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, cet. ke-2, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013 Fathurrahman, Oman, dkk, Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta : Puslitbang Lektur Keagamaan, 2010 Fatih, Mukhlisul, Pengetahuan Islam Anak Muslim, Yogyakarta : Badan Koordinator TKA-TPA DIY, 2011. Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-Hari, cet.1, Jakarta : Gema Insani Press, 2005. Al-Farisi, Abdurrahman Abdul Wahab, Soal Jawab Ibadah dan Muamalah, Jakarta : Gema Risalah, 1996. Al-Ghazali, Abu Hamid, Mukhtasar Ihya Ulumuddin, cet. ke-1, Lebanon, Dar AlFikri, 1993 Haroen, Nasrun, Ushul Fiqh I, cet. ke-1, Jakarta : Logos, 1996. Hawa, Said, Ar-Rasul salla Allahu ‘alaihi wa sallam, Qahirah : Maktabah Wahbah, tt. Al-Hakami, Hafizh Ahmad, Benarkan Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah, terj. Abu Fahmi dan Ibnu Marjan, Jakarta : Gema Insani Press, 1994 Al-Hakami, Hafizh Ahmad, 200 Tanya Jawab Akidah Islam, terj. As‟ad Yasin, Jakarta : Gema Insani, 1998. Al-Hanafi, Sodruddin Ali bin Muhammad bin Abi Al-„Izz, Syarhu atThahawiyyah fi al-‘Aqidah As-Salafiyyah, Qahirah : Dar Al-Hadis, 2000. Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, terj. Tim Pustaka Imam asy-Syafi‟I, Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2006
158
Khalaf, Abdul Wahab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, terj. Talchah Mansoer, Bandung : Risalah, 1983. Al-Khatib, Muhammad ‟Ajjaj, Ushul Al-Hadis ’Ulumuhu wa Musthalahatuhu, Beirut : Dar al-Fikr, 1975. Kristyantono, Rahmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. Ke-2, (Jakarta : Kencana, 2007 Lubis, Nabilah, Menyingkap Intisari Segala Rahasia Syekh Yusuf Al-Taj AlMakassari, (Bandung: Mizan, 1996 -------------------- Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta : Forum Kajian Bahasa dan Sastra Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996) Mahfudh, Sahal, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta : LKiS, 1994. Mahmud, Ali Abdul Halim, Karakteristik Umat Terbaik, Jakarta : Gema Insani, 1996. Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, metode dan tekniknya, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2015 Makluf, Lois, Al-Munjid Fi al-Lughah Wa al-‘Alam, cet. ke-43, Lebanon : Dar AlMasyriq, 2007. Manzhur, Ibnu, Lisanul Arab, juz ke-10, cet. ke-3, Lebanon : Dar Ihya‟ At-Turas Al-Arabiy, tt. -------------------, Lisanul Arab, juz ke-2, cet. ke-3, Lebanon : Dar Ihya‟ At-Turas Al-Arabiy, tt. Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, terj. Masykur A.B, dkk. Jakarta : Lentera, 1999. Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, cet. ke-4, Jakarta : Gaung Persada, 2011. Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab – Indonesia, Surabaya : Pustaka Progresif, 2002. Nasution, Lahmuddin, Fiqih 1, tt : Logos, tt.
159
An-Nabulsi, M. Ratib, 7 Pilar Kehidupan, terj. Muhammad Muhtadi, (Jakarta: Gema Insani, 2010 An-Nawawi, Mahya ad-Din Yahya ibn Syaraf Abi Zakariya, Raudah Talibin ‘Umdah Al-Muftin, tt : Dar al-Fikri, tt. Qardawi, Yusuf, Fiqih Perbedaan Pendapat Antar Sesama Muslim, terj. Aunur Rafiw Shaleh Tamhid, Jakarta : Rabbani, 1991. Al-Qari, Ali bin Sultan Muhammad, Mirqah al-Mafatih, Jil. Ke-1, Lebanon : Dar Kutub Al-Ilmiyyah, 2007. Rafiq, Muhammad, Kepercayaan Islam, Yogyakarta : Alma‟arif, 1981 Rahman, Dudung Abdur, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003. Rahman, Fazlur, Al-Islam, Bandung : Pustaka, 1984. Ar-Rastaqi, Muhammad Suma‟I Sayyid Abdurrahman, Perbandingan Pendapat Lama dan Pendapat Baru Imam Asy-Syafi’i, terj. Misbah, Jakarta : Pustaka Azzam, 2013. Razaq, Abdul, Tafsir Abdul Razaq, jil. ke-3, Lebanon : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1999. Ridha, Muhammad Rasyid, Al-Manar, Beirut : Dar al-Ma‟arif, tt. Sabiq, Sayid, Akidah Islam, terj. Sahid HM, Surabaya, Al-Ikhlas, 1996.
As-Samarqandi, Abu Lais Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Tafsir Bahr al-Ulum, juz. Ke-1, Lebanon, : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1971. As-Samarqandi, Abu Lais Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Tafsir Bahr al-Ulum, juz. Ke-2, Lebanon, : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1971. Ash-Shabuni, Muhammad Ali, Kenabian Dan Para Nabi, terj, Arifin Jamian Maun, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1993
160
--------------------------------------, Membela Nabi, terj. As‟ad Yasin, Jakarta : Gema Insani, 1992 Setiawan, Bambang, dkk. Metode Penelitian Komunikasi, cet. ke-5, Tanggerang : Universitas Terbuka, 2012. Sudaryanto, Metode Linguistik,cet.2, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1988. Suryani NS, Elis, Filologi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2012. Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqh Dan Ushul Fiqh, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2011. Al-Syafi‟I, Abu Abdillah Muhammad, Fathul Qarib, terj. Imron Abu Amar, Kudus : Menara, 1982. Syah, Ismail Muhammad, Fislafat Hukum Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992. Asy-Syami, Umar Muhammad Barkah Al-Baqa‟I, Faid AlIlah Al-Malik Fi Halli Alfaz Umdah As-Salik Wa Uddah An-Nasik, jil. Ke-1, Lebanon : Dar AlKutub Al-Ilmiyyah, 1971. Syarifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Ushul Fiqh, Jakarta : Kencana, 2012. Syamsuddin, Amir, Ushul Fiqh 2, cet. ke-5, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009. Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh 1, cet. ke-5, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009. Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras, 2009 Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih, Buku Induk Akidah Islam, terj. Izzudin Karimi, cet. VI, Jakarta : Darul Haq, 2012. Wahid, Ramli Abdul, Kamus Lengkap Ilmu Hadis, Medan : Perdana Publishing, 2011.
161
Yasien, Khalil, Muhammad Di Mata Cendikiawan Barat, terj. Salim Bsyarahil, Jakarta : Gema Insani Press, 1989. Zarkasyi, Imam, Pelajaran Fiqh 1, cet. ke-24, Ponorogo : Trimurti Press, 2013.
Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh Al-Islamiyyah Wa Adillatuhu, jilid ke-2, Lebanon, Dar Al-Fikri Al-Mu„asir, 1997. Zuhri, Pengantar Studi Tauhid, Yogyakarta : Suka Press, 2013.
162
CURRICULUM VITAE
NAMA
: Nasrun Salim Siregar S.Th.I
JENIS KELAMIN
: Laki-Laki
TTL
: Kabanjahe, 17 April 1992
ALAMAT
: Jl. Samura, Gg Madrasah, No 3, Kec Kabanjahe, Kab. Tanah Karo, Sumatera Utara.
Alamat sekarang
: Jl. Wuluh No 13, Papringan, Yogyakarta.
NO HP
: 089669167299
PENDIDIKAN FORMAL
:
1. SDN 040450 Kabanjahe, Tanah Karo, Sumatera Utara, Th. 1998-2004 2. M.Ts.Swasta Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, Sumatera Utara, Th. 2004- 2007. 3. M.A.Swasta Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, Sumatera Utara, Th. 2007-2010 4. Intsitut Agama Islam Negeri Medan, Sumatera Utara, Jurusan Tafsir Hadis, Program S1, Th. 2010- 2014. 5. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, konsentrasi Ilmu Bahasa Arab, Program Magister Pascasarjana, Th. 2014- sekarang.
PENDIDIKAN NON FORMAL
:
1. Kursus Mahir Dasar Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, di bumi perkemahan Sibolangit, Sumatera Utara, Th. 2008. 2. Pembelajaran Bahasa Arab, ‘Daurah al-Lugah al-‘Arabiyyah lil-
Mu‘allimi>n al-Lugah al-‘Arabiyyah’ di Pondok Pesantren Darun Najah Jakarta Selatan, Th. 2010.
163
PENGALAMAN ORGANISASI : 1.
Panitia Kursus Mahir Dasar Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, di bumi Perkemahan Sibolangit, Sumatera Utara, Th. 2009.
2.
Pengurus Organisasi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Th. 2009 – 2010.
3.
Wakil Ketua Seminar Nasional bertema JIL, di IAIN Medan, Sumatera Utara, Th. 2011.
4.
Ketua Ikatan Keluarga Raudhatul Hasanah, Medan, angkatan ke-19, Th. 2010 – 2012.
5.
Wakil Ketua Ikatan Keluarga Raudhatul Hasanah IAIN, Medan, Th. 2012-2014.
6.
Panitia tournament futsal IKRH CUP, di Institut Agama Islam Negeri, Medan, Th. 2013.
7.
Wakil Sekretaris Takmir Masjid Al-Huda, Jl. Wuluh, Papringan, Yogyakarta, Th. 2014 – sekarang.
8.
Wakil Direktur TPA Masjid Al-Huda, Jl. Wuluh, Papringan, Yogyakarta, Th. 2014- sekarang.
PENGHARGAAN DAN BEASISWA : 1.
Juara MTQ cabang Tafsir Bahasa Arab, tingkat Kabupaten Deli Serdang, Th. 2014.
2.
Juara II MTQ cabang Tafsir Bahasa Arab, tingkat kampus IAIN, Medan, Th. 2014.
3.
Beasiswa Depag Medan Th. 2010 – 2014 (free pembayaran uang kuliah selama S1).