PENGARUH PROGRAM EDUKASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN TERTULIS TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DAN KUALITAS HIDUP PADA WARGA PADUKUHAN KASIHAN
Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
UPIK MEI ANGGRAINI 20120320177
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
PERNYATAAN Dengan ini selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Nama : Upik Mei Anggraini NIM Judul
: 20120320177 : Pengaruh Program Edukasi dengan Media Audio Visual dan Tertulis terhadap Perilaku Pencegahan Diabetes Melitus dan Kualitas Hidup pada Warga Padukuhan Kasihan.
Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author. Demikian Harap Maklum. Yogyakarta, Agustus 2016 Pembimbing,
Mahasiswa
Yanuar Primanda, S. Kep., Ns., MNS., HNC.
Upik Mei Anggraini
NIK: 19850103201110173177
NIM: 20120320177
* Coret yang tidak perlu
ii
Pengaruh Program Edukasi dengan Media Audio Visual dan Tertulis terhadap Perilaku Pencegahan Diabetes Melitus dan Kualitas Hidup pada Warga Padukuhan Kasihan Upik Mei Anggraini1, Yanuar Primanda2 Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016 Email:
[email protected] Email:
[email protected] INTISARI Diabetes melitus merupakan penyebab kematian terbesar ke-4 di dunia. Peningkatan jumlah penderita DM mengakibatkan penurunan kualitas hidup yang dapat dicegah dengan perilaku pencegahan DM yang baik sebagai usaha promosi kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh program edukasi dengan media audio visual dan tertulis terhadap perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup pada warga Padukuhan Kasihan. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan jumlah sampel sebanyak 54 responden menggunakan teknik purposive sampling, 27 responden kelompok kontrol diberikan leaflet dan 27 responden kelompok eksperimen diberikan video. Masing-masing kelompok mendapatkan pretest dan posttest dengan diberikan kuesioner perilaku pencegahan DM dan kuesioner WHOQOLBREF. Data dianalisis menggunakan uji statistik Independent T-Test. Hasil penelitian menunjukkan usia responden rata-rata berusia 31 tahun pada kelompok kontrol dan 35 tahun pada kelompok eksperimen. Baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami peningkatan perilaku pencegahan DM (masing-masing p value = 0,000) dan kualitas hidup (masingmasing p value = 0,000) setelah dilakukan intervensi. Tidak terdapat perbedaan perilaku pencegahan DM dan kualitas hidup antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan intervensi. Video dan leaflet merupakan media yang sama-sama efektif untuk meningkatkan perilaku pencegahan DM dan kualitas hidup warga. Perawat dapat menggunakan video maupun leaflet untuk memberikan edukasi sebagai usaha untuk meningkatkan perilaku pencegahan DM guna mengoptimalkan kualitas hidup. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan media edukasi lainnya dalam meningkatkan perilaku pencegahan DM. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Media Audio Visual, Perilaku, Kualitas Hidup.
iii
The Effect of Educational Programs with Audio Visual and Written Media on Diabetes Mellitus Prevention Behavior and Quality of Life of the People in Padukuhan Kasihan Upik Mei Anggraini1, Yanuar Primanda2 Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016 Email:
[email protected] Email:
[email protected] ABSTRACT Diabetes mellitus is the 4th largest cause of death in the world. The increasing number of patients with DM resulting in decreased quality of life that can be prevented with good DM prevention behavior as a health promotion efforts. The purpose of this research was to examine the effect of educational programs with audio-visual and written media on diabetes mellitus prevention behavior and quality of life of the people in Padukuhan Kasihan. The research design was quasi experimental with a total sample of 54 respondents who was selected by using purposive sampling technique. Twenty seven respondents enrolled in control group received educational profram a leaflet and twenty seven respondents enrolled in experimental group received educational program using video. Data were collected by using DM prevention behavior questionnaire and Indonesia version WHOQOL-BREF questionnaire. Data were analyzed using Independent T-Test and Paired T-Test. The results showed that the average age of respondents was 30 years in the control group and 34 years in the experimental group. Both the control group and the experimental group increased DM preventive behavior (p value = 0.000 respectively) and quality of life (p value = 0.000 respectively) after conducted intervention. There was no significant difference in DM prevention behavior and quality of life between the control group and the experimental group after the intervention. Video and leaflets are education media that equally effective to improve DM prevention behavior and quality of life of healthy people. Nurses can use the video and leaflets to provide education to improve DM prevention behaviors in order to optimize the quality of life. Researchers can develop more atractive educational media to improve DM prevention behaviors. Keywords: Diabetes Mellitus, Audio Visual Media, Behavior, Quality of Life.
_______________ 1
2
Nursing Student, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta Lecturer at Medical Surgical Nursing, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta
iv
kesehatan. Perilaku seseorang
PENDAHULUAN Diabetes
melitus
(DM)
sangat
merupakan gangguan kesehatan yang
merupakan
pencegahan
kumpulan
kekurangan
sudah
kematian
ada
fisik, monitor kadar glukosa
kematian
yang
4,8
darah
ada
1
juta
disebabkan
orang
yang
dengan
penderita
diabetes
mengakibatkan
edukasi
peranan
utama
yang
menjadi
dasar
membangun
edukasi
memegang
pengetahuan
yang
perilaku
penurunan
DM
akan
pemahaman, jumlah
DM
tersebut,
Pencegahan
melitus (Tandra, 2013)2. Peningkatan
intervensi
akan
pengetahuan (Setiawati, 2008)4.
meninggal akibat penyakit yang berkaitan
dan
farmakologis. Dari kelima pilar
langsung oleh diabetes. Tiap 10 detik
bahwa
edukasi, terapi gizi, aktivitas
terbesar ke-4 di dunia. Di tahun 2012
(2011)3
pilar utama yaitu mencakup
2007)1. Diabetes melitus telah penyebab
DM.
pengelolaan DM terdiri atas lima
atau resistensi insulin (Bustan,
menjadi
penyakit
menyampaikan
peningkatan kadar gula darah akibat
dalam
PERKENI
gejala yang disebabkan oleh
(glukosa)
berpengaruh
melalui
membentuk meningkatkan
dan seseorang
mengubah dalam
mengelola faktor risiko diabetes,
kualitas hidup dapat dicegah
serta mencegah meningkatnya
dengan perilaku pencegahan DM
angka
yang baik sebagai usaha promosi 1
kejadian
DM.
2
Peningkatan
pengetahuan
visual
dan
tertulis
terhadap
membuat pencegahan diabetes
perilaku pencegahan diabetes
jauh lebih efektif dan efisien
melitus dan kualitas hidup pada
(Putro & Suprihatin, 2012)5.
warga Padukuhan Kasihan.
Tingkat
pengetahuan
masyarakat
mengenai
BAHAN DAN CARA Metode
penelitian dalam
yang
pencegahan DM masih sangat
digunakan
penelitian
ini
minim. Salah satu strategi untuk
adalah eksperimen semu dengan
meningkatkan
pengetahuan
bentuk pretest-posttest with control
seseorang
yaitu
dengan
group design. Pada penelitian ini,
pemberian
program
edukasi
kelompok eksperimen mendapatkan
dengan upaya untuk merubah
edukasi dengan media audio visual,
perilaku kearah yang positif.
sedangkan
Menurut
(2006)6
Bastable
kelompok
kontrol
diberikan edukasi dengan media
menggunakan alat yang berupa
leaflet.
media
intervensi, pada kedua kelompok
audio
membantu
visual
tenaga
dapat
kesehatan
dilakukan
Sebelum
dilakukan
pemeriksaan
kesehetan
menyampaikan informasi secara
untuk memastikan responden tidak
kreatif dan jelas pada saat
mengalami DM dan tidak memiliki
memberikan
risiko DM lalu dilakukan pretest,
edukasi.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
kemudian
dilanjutkan
mengetahui pengaruh program
edukasi dengan audio visual maupun
edukasi dengan media audio
leaflet
pada
pemberian
masing-masing
3
kelompok. Waktu yang digunakan
kuesioner WHOQOL-BREF versi
selama 2 bulan. Tehnik pengambilan
Indonesia. Analisis statistik yang
sampel
digunakan
menggunakan
sampling dengan
purposive
jumlah sampel
frekuensi
meliputi untuk
distribusi
analisis
data
yang digunakan dalam penelitian ini
demografi, uji Independent T-Test
yaitu sebesar 54 responden dengan
dan Paired T-Test digunakan untuk
kriteria usia 17-45 tahun, dan tidak
mengetahui pengaruh antara variabel
menderita DM serta tidak memiliki
independen dan variabel dependen.
faktor risiko DM. Sebelum dilakukan
HASIL
penelitian, peneliti sudah melakukan
1. Karakteristik Demografi
ethical clearence dengan nomor etika
penelitian
Usia responden kelompok
181/EP-FKIK-
kontrol rata-rata (mean) sebesar
UMY/V/2016 di fakultas kedokteran
30,89 (SD= 8,02), usia termuda
dan Ilmu Kesehatan
Universitas
adalah 18 tahun dan usia tertua
Muhammadiyah
Yogyakarta
adalah 44 tahun. Usia responden
sehingga
penelitian
ini
bisa
dilaksanakan. Instrument
kelompok eksperimen rata-rata (mean)
penelitian
sebesar
34,70
(SD=
yang
7,86), usia termuda adalah 18
digunakan pada penelitian ini berupa
tahun dan tertua adalah 45 tahun
video, leaflet, dan kuesioner yang
(Tabel 1.)
terdiri dari 3 bagian, yaitu kuesioner data demografi, kuesioner perilaku pencegahan
diabetes
melitus,
4
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden di Padukuhan Kasihan (N= 54) Variabel
Mean
SD
Minimum-Maksimum
Mode
Usia Kelompok kontrol Kelompok eksperimen
30.89 34.70
8.02 7.86
18-44 18-45
25.00 29.00
Sumber: Data Primer 2016 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Penelitian di Padukuhan Kasihan (N=54) Kelompok Kontrol Jumlah Persentase (n) (%)
Karakteristik
Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Total Pernah diberikan Edukasi 1. Ya 2. Tidak Total Melakukan Pemeriksaan Gula Darah 1 Bulan Terakhir 1. Ya 2. Tidak Total Mengalami Tanda Gejala DM 1. Ya 2. Tidak Total
Kelompok Eksperimen Jumlah Persentase (n) (%)
10 17 27
37 63 100
5 22 27
18.5 81.5 100
2 25 27
7.4 92.6 100
4 23 27
14.8 85.2 100
7 20
25.9 74.1
8 19
29.6 70.4
27
100
27
100
3 24
11,1 88,9
3 24
11,1 88,9
27
100
27
100
Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan sebagian berjenis
tabel
2,
besar
responden
kelamin
perempuan
orang dan kelompok eksperimen 23
orang
mendapatkan
belum
pernah
edukasi
terkait
yaitu 17 orang pada kelompok
DM sebelumnya, hanya ada 7
kontrol dan 22 orang pada
orang pada kelompok kontrol
kelompok
dan 8 orang pada kelompok
eksperimen.
Kelompok kontrol sebanyak 25
eksperimen
yang
melakukan
5
pemeriksaan kadar gula darah
2. Perbedaan
Perilaku
dalam waktu 1 bulan terakhir.
pencegahan DM dan Kualitas
Responden
Hidup Sebelum dan Setelah
pada
kedua
kelompok sebanyak 3 orang,
dilakukan
mengalami tanda gejala DM
Masing-Masing
seperti kebiasaan sering buang
Kontrol dan Eksperimen
air kecil, merasa sering haus dan
a. Perbedaan
Intervensi
pada
Kelompok
perilaku
merasa sering lapar tidak seperti
pencegahan
biasanya,
kualitas hidup sebelum dan
namun
belum
DM
terdiagnosa DM dari tenaga
setelah
intervensi
kesehatan Puskesmas Kasihan 1.
kelompok kontrol
dan
pada
Tabel 3. Hasil Analisa Perbedaan Perilaku pencegahan DM dan Kualitas Hidup Sebelum dan Setelah Intervensi Kelompok Kontrol (N=54) Median (Min-Max)
Mean
P
26 (21-38) 36 (28-46)
27,74 35,07
0,000
88 (77-110) 96 (85-111)
90,48 95,81
0,000
Perilaku Pre-test Post-test Kualitas Hidup Pre-test Post-test
Sumber:Data Primer 2016 Tabel 3 dalam penelitian ini, menunjukkan nilai signifikansi 0,000
(p<0,05)
disimpulkan
bahwa
dapat terdapat
signifikan sebelum dan setelah intervensi. b. Perbedaan
perilaku
dan
kualitas hidup sebelum dan
perbedaan perilaku pencegahan
setelah
intervensi
DM dan kualitas hidup yang
kelompok eksperimen
pada
6
Pada tabel 4 diatas, nilai
Tabel 4. Hasil Analisa Perbedaan Perilaku Pencegahan DM dan Kualitas Hidup Sebelum dan Setelah Intervensi Kelompok Eksperimen (N=54) Perilaku Pre-test Post-test Kualitas Hidup Pre-test Post-test
Mean
SD
P
27,92 37,03
5,70 4,23
0,000
signifikasi sehingga bahwa
0,000
(p<0,05)
dapat
disimpulkan
kelompok
eksperimen
terdapat perbedaan perilaku dan kualitas hidup yang signifikan
89,51 97,67
9,23 5,89
0,000
sebelum dan setelah intervensi.
Sumber: Data Primer 2016 c. Perbedaan perilaku dan kualitas hidup antara kelompok kontrol dan eksperimen setelah intervensi Tabel 5. Hasil Analisa Perbedaan Perilaku Pencegahan DM dan Kualitas Hidup antara Kelompok Kontrol dan Eksperimen Setelah Intervensi (N=54) Perilaku Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Kualitas Hidup Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
Mean
SD
P
35,07 37,04
4,79 4,23
0,340
95,81 97,67
7,46 5,89
0,135
Sumber: Data Primer 2016 Pada tabel 5 menunjukkan
untuk
kualitas
nilai signifikansi 0,340 (p>0,05)
disimpulkan
untuk
terdapat
perilaku
yang
berarti
hidup bahwa
perbedaan
dapat tidak kualitas
bahwa tidak terdapat perbedaan
hidup antara kelompok kontrol
untuk perilaku antara kelompok
dan
kontrol dan eksperimen setelah
diberikan intervesi.
diberikan intervensi, sedangkan nilai signifikansi 0,135 (p>0,05)
eksperimen
setelah
7
PEMBAHASAN
b. Jenis Kelamin Jenis kelamin responden
1. Karakteristik Demografi
dalam penelitian ini sebagian
a. Usia Distribusi frekuensi dan presentasi
besar
adalah
perempuan.
karakteristik
Sebanyak 17 orang (63%)
responden ditemukan bahwa
pada kelompok kontrol dan
usia
sebanyak 22 orang (81,5%)
responden
berusia
30
rata-rata
tahun
pada
pada kelompok eksperimen.
kelompok kontrol dan 34
Tingginya jumlah responden
tahun
kelompok
tersebut sesuai dengan data
Berdasarkan
tingginya jumlah perempuan
pada
eksperimen. Depkes
RI
(2009)7
usia
di Provinsi DIY (Kemenkes
responden dalam penelitian
RI, 2015)9. Tingginya jumlah
ini termasuk kelompok usia
perempuan
dewasa muda. Usia dewasa
karena angka harapan hidup
muda
populasi
perempuan yang relatif lebih
penduduk dominan wilayah
tinggi dari pada laki-laki. Hal
Provinsi
ini karena perempuan lebih
merupakan
Daerah
Yogyakarta Statistik
2014)8.
(Badan
Daerah
Yogyakarta
Istimewa
[BPS
disebabkan
Pusat
ringan dalam hal pekerjaan,
Istimewa
tidak memiliki risiko tinggi
DIY],
menderita DM dan tingkat stress yang rendah (BPS DIY, 2014)8.
8
c. Pernah Mendapat Edukasi
hendaknya edukasi
Sebelumnya Responden
memberikan
dan
memfasilitasi
dalam
sharing kepada masyarakat
penelitian ini yang belum
terkait pengetahuan tentang
pernah
diberikan
pencegahan
terkait
DM
edukasi
sebelumnya
DM
mengoptimalkan
kualitas
sebanyak 25 orang (92,6%)
hidup
pada kelompok kontrol dan
terjadinya
penyakit
yang
23
serupa
yang
dapat
orang
(85,2%)
kelompok
pada
eksperimen.
Pemberian edukasi terhadap masyarakat merupakan salah
tenaga
kesehatan
mencegah
menurunkan kualitas hidup. d. Melakukan
Pemeriksaan
Kadar Gula Darah
satu peran dari puskesmas maupun
dan
guna
Pemeriksaan kadar gula darah merupakan hal yang
lainnya untuk meningkatkan
sangat
derajat kesehatan masyarakat,
Responden dalam penelitian
akan
ini
tetapi
di
wilayah
minim
sebanyak
dilakukan.
20
Padukuhan Kasihan belum
(74,1%)
pernah
edukasi
kontrol dan 19 orang (70,4%)
dari
pada kelompok eksperimen
diberikan
secara
terstruktur
puskesmas
atau
tenaga
belum
pada
orang
pernah
kelompok
melakukan
kesehatan lainnya. Puskesmas
pemeriksaan
atau
darah dalam waktu 1 bulan
tenaga
kesehatan
kadar
gulah
9
terakhir. Pemeriksaan kadar gula darah perlu dilakukan
e. Mengalami Tanda Gejala Diabetes Melitus
sejak awal guna mengetahui
Tanda gejala DM yaitu,
apakah terdapat peningkatan
sering buang air kecil di
yang
terhadap
malam hari, merasa sering
kadar gula darah atau tidak.
haus dan sering lapar tidak
Hal tersebut dilakukan untuk
seperti
mendeteksi
penelitian ini responden pada
signifikan
tertentu
dini
dalam
penyakit
biasanya.
masyarakat
kedua
pemisahan
kelompok
berdasarkan gejala yang ada
kelompok
untuk
masing-masing sebanyak 3
dengan
memisahkan
yang
kelompok
Pada
kontrol
orang
(11,1%)
sehingga mereka yang sehat
tanda
gejala
bisa
Berbagai
pendidikan
dan
eksperimen
sehat dan yang berisiko sakit,
diberikan
yaitu
mengalami dari
DM.
keluhan
adanya
DM
perlu
kesehatan terkait pencegahan
kecurigaan
penyakit
dapat
dipikirkan apabila terdapat
dilakukan penanganan lebih
keluhan klasik seperti, sering
lanjut
yang
buang air kecil (polyuria),
berisiko sakit supaya tidak
sering lapar (polifagia) dan
membahayakan dirinya atau
sering
lingkungan.
(PERKENI, 2011)3.
DM
pada
dan
mereka
haus
(polydipsia)
10
2. Perbedaan
Perilaku
eksperimen setelah diberikan
Pencegahan DM dan Kualitas
intervensi.
Hal
Hidup Sebelum dan Setelah
menunjukkan
bahwa
dilakuakn Intervensi
kelompok
a. Perilaku Pencegahan DM
kelompok
eksperimen
memiliki
peningkatan
Pada tabel 3 dan tabel 4, hasil
penelitian
menunjukkan pencegahan
ini
baik
kontrol
perilaku
dan
yang
perilaku
Peningkatan
pada
pencegahan
DM
ini
sama. perilaku
DM
secara
masing-masing
kelompok
signifikan disebabkan oleh
kontrol
kelompok
adanya beberapa faktor yang
mengalami
mempengaruhi yaitu media
peningkatan yang signifikan
edukasi leaflet maupun video
antara sebelum dan setelah
itu sendiri dan informasi yang
diberikan leaflet (kelompok
terkandung didalamnya.
dan
eksperimen
kontrol) dan video (kelompok eksperimen).
Berdasarkan
Hasil
penelitian
didukung
oleh
tabel 5, penelitian ini juga
Hermaningsih
menunjukkan
(2009)10
bahwa
tidak
Nargis
meneliti
tentang
penggunaan
pencegahan
audio
yang
penelitian &
terdapat perbedaan perilaku DM
ini
visual
media
bantu
dan
leaflet
signifikan antara kelompok
terhadap perubahan perilaku
kontrol
perawatan diri pra remaja di
dan
kelompok
11
Sekolah Menengah Pertama
disimpulkan
Kecamatan Buahbatu Kota
pendidikan kesehatan dengan
Bandung,
hasil
menggunakan audio visual
ada
dan leaflet sama-sama efektif
yang signifikan
untuk meningkatkan perilaku
dengan
menunjukkan perbedaan antara
kelompok
yang
audio
visual
diputarkan dengan
tidak
kelompok
diberikan
leaflet
peningkatan
bahwa
seseorang. b. Kualitas Hidup
yang
Pada hasil penelitian ini
terhadap
dalam tabel 3 dan tabel 4,
perilaku
menunjukkan kualitas hidup
perawatan diri pada remaja.
pada
masing-masing
Artinya dalam memberikan
kelompok
kontrol
pendidikan kesehatan pada
kelompok
pra remaja khususnya yang
mengalami peningkatan yang
terkait
signifikan antara sebelum dan
perawatan
dengan
materi
diri
dapat
setelah
dan
eksperimen
diberikan
leaflet
menggunakan kedua media
(kelompok kontrol) dan video
tersebut.
(kelompok
tersebut terdapat
Hasil
penelitian
menunjukkan peningkatan
nilai
eksperimen).
Tabel 5 menunjukkan bahwa tidak
terdapat
mean pretest dan posttest
kualitas
untuk masing-masing media.
signifikan antara kelompok
Secara
kontrol
praktis
dapat
hidup
perbedaan
dan
yang
kelompok
12
eksperimen setelah diberikan
terhadap pemberdayaan dan
intervensi.
kualitas
hidup
pasien
penyakit
jantung
koroner.
Hal
ini
menunjukkan kelompok
bahwa kontrol
dan
Berdasarkan
penelitian
kelompok
eksperimen
tersebut, edukasi terstruktur
memiliki
peningkatan
berbasis
teori
perilaku
kualitas hidup yang sama.
terencana
dapat
dilakukan
Hasil penelitian ini dapat
sebagai
dipengaruhi
keperawatan secara optimal
oleh
media
edukasi yang digunakan. Hasil
penelitian
ini
intervensi
sehingga
pasien
paska
serangan
penyakit
jantung
memperkuat penelitian yang
koroner tetap dapat hidup
dilakukan Widiastuti (2012)11
sehat, berdaya guna serta
tentang
memiliki kualitas hidup yang
efektifitas
terstruktur
berbasis
edukasi teori
perilaku terencana terhadap
baik. KESIMPULAN DAN SARAN
pemberdayaan dan kualitas
Video dan leaflet merupakan
hidup pasien penyakit jantung
media yang sama-sama efektif untuk
koroner
sakit
meningkatkan perilaku pencegahan
Pondok Indah Jakarta. Hasil
DM dan kualitas hidup warga.
penelitian tersebut didapatkan
Perawat dapat menggunakan video
adanya
maupun leaflet untuk memberikan
dirumah
pengaruh
yang
bermakna edukasi terstruktur
edukasi
sebagai
usaha
untuk
13
meningkatkan perilaku pencegahan DM guna mengoptimalkan kualitas hidup. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lainnya
media
dalam
edukasi
meningkatkan
perilaku pencegahan DM. DAFTAR PUSTAKA 1. Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. 2. Tandra, H. (2013). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 3. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2011). Konsensus pengendalian Dan pencegahan diabetes mellitus Tipe2 di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni. 4. Setiawati. (2008). Proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan, Jakarta: TIM 5. Putro PJS, Suprihatin, (2012). “Pola Diit Tepat Jumlah, Jadwal, dan Jenis terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe II”. dalam Jurnal STIKES Vol 5, No 1, Juli 2012. Kediri. 6. Bastable, S. B. (2006). Essentials Of Patient Education. Sudburry: Jones & Bartlett Learning. 7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Republik Indonesia.
8. Badan Pusat Statistika (BPS). (2014). Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2014. Yogyakarta: Badan Pusat Statistik. 9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2015). Pusat Data dan Informasi. Jakarta selatan. 10. Hermaningsih, S. & Nargis. (2009). Penggunaan Media Bantu Audio Visual dan Leaflet terhadap Perubahan Perilaku Perawatan Diri Pra Remaja di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Buahbatu Kota Bandung. Politeknik Kesehatan 11. Widiastuti. A., Nurachmah, E., & Besral. (2012). Efektifitas Edukasi Terstruktur Berbasis Teori Perilaku Terencana Terhadap Pemberdayaan dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. Tesis FIKUI