NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI DESA PULUHAN, KECAMATAN TRUCUK, KLATEN
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi
Disusun Oleh:
Muchlis Rhaysa Ganna (J300110019)
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal
: Hubungan Antara Umur Pertama Pemberian MP ASI Dengan Status Gizi Bayi Usia 6-24 bulan Di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten
Nama Mahasiswa
: Muchlis Rhaysa Ganna
Nomor Induk Mahasiswa
: J300110019
Telah diuji dan dinilai TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 10 Juli 2014 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji. Surakarta, 02 Juli 2014 Menyetujui Pembimbing I
Pembimbing II
Muwakidah, S. KM., M. Kes. Epid
Pramudya Kurnia, S.TP., M.Agr
NIK. 865
NIK. 959 Mengetahui Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyaningrum Rahmawati, M. Kes NIK. 744 2
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ABSTRAK MUCHLIS RHAYSA GANNA. J300110019 HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI DESA PULUHAN, KECAMATAN TRUCUK, KLATEN PENDAHULUAN : Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya umur pertama pemberian MP-ASI. TUJUAN : PenelitIan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur pertama pemberian MP-ASI terhadap status gizi bayi usia 6-24 bulan di Desa puluhan, Kecamatan trucuk, Kabupaten Klaten. METODE : Penelitian ini termasuk kedalam penelitian diskriptive observasional dengan metode pendekatan crosssectional. Umur pertama pemberian MP-ASI diukur dengan koesioner dan data status gizi bayi di ukur dengan melakukan pengukuran secara langsung dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel. Uji hubungan menggunakan uji Chi Square. HASIL : Dari hasil analisa didapatkan umur pertama pemberian MP-ASI paling cepat pada usia 2 bulan (2,23%), sedangkan prosentase bayi yang baru diberi MP-ASI pada usia 6 bulan (ASI Ekslusif) berjumlah 11,11%. Dari uji Chi Square menunjukkan hasil analisa hubungan antara umur pertama pemberian MP-ASI terhadap status gizi bayi usia 6-24 bulan di dapat nilai p=1,000 (>0,05) yang menunjukkan tidak ada hubungan. KESIMPULAN : Tidak ada hubungan antara umur pertama pemberian MPASI terhadap status gizi bayi usia 6-24 bulan di Desa puluhan, Kecamatan trucuk, Kabupaten Klaten. SARAN: Kepada keluarga bayi usia 6-24 bulan disarankan agar dalam memberikan MP-ASI disesuaikan dengan usia bayi. KATA KUNCI KEPUSTAKAAN
: MP-ASI : 1990-2014
3
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SCIENTIFICT PAPERS
ABSTRACT Muchlis RHAYSA Ganna. J300110019 RELATIONSHIP BETWEEN FIRST AGE GIVING MP-ASI WITH NUTRITIONAL STATUS OF BABY AGED 6-24 MONTHS IN THE VILLAGE PULUHAN, DISTRICTS TRUCUK, KLATEN INTRODUCTION: Nutritional status is the body's state of health of a person or group of people are caused by many factors, one of which age at first giving MP-ASI. OBJECTIVE: This study aimed to determine the relationship between age at first giving MP-ASI on the nutritional status of baby aged 6-24 months in the village Puluhan, districts Trucuk, Klaten. METHODS: This study includes research into diskriptive observational cross-sectional approach. First age giving MP-ASI measured by koesioner and the data of baby nutritional status measured by direct measurement with a sample size of 45 samples. Test the relationship using Chi Square test. RESULTS: From the analysis found first age giving MP-ASI as early as 2 months of age (2.23%), while the percentage of newborns were given MPASI at 6 months (exclusive breastfeeding) amounted to 11.11%. From the Chi Square test shows results of analysis of the relationship between age at first giving MP-ASI on the nutritional status of baby aged 6-24 months in to the value of p = 1.000 (> 0.05), which showed no association. CONCLUSION: There is no relationship between first age giving MP-ASI on the nutritional status of baby aged 6-24 months in the village Puluhan, districts Trucuk, Klaten. ADVICE: To the families of baby aged 6-24 months is recommended in order to provide MP-ASI with baby age. KEYWORDS BIBLIOGRAPHY
: MP-ASI : 1990-2014
4
PENDAHULUAN
dan sempurna untuk bayi, karena
Masa bayi dimulai dari usia
mengandung
semua
zat
0-12 bulan yang ditandai dengan
sesuai
pertumbuhan dan perubahan fisik
pertumbuhan dan perkembangan
yang
bayi
cepat
disertai
dengan
kebutuhan
gizi
(Dinkes,
untuk
2005).
Menurut
perubahan dalam kebutuhan zat
Naesrul (2005), bayi sampai usia
gizi (Notoatmodjo, 2007). Selama
6 bulan tetap tumbuh normal dan
periode
sepenuhnya
sehat dengan diberi ASI. Bayi
tergantung pada perawatan dan
yang berumur 6 bulan, makanan
pemberian makan oleh ibunya.
tambahan harus diberikan karena
Nursalam,
(2005)
kebutuhan
gizi
tahapan
meningkat
dan
ini,
bayi
dkk
mengatakan
bahwa
pertumbuhan pada masa bayi
bayi
semakin
tidak
dapat
dipenuhi hanya dengan ASI.
dibagi menjadi masa neonatus
Berdasarkan
rekomendasi
dengan usia 0-28 hari dan masa
WHO, makanan pendamping ASI
pasca neonatus dengan usia 29
(MP-ASI)
hari-12
bayi
pada waktu setelah bayi usia 6
pertama
bulan. Masih banyak ditemukan
kehidupan kritis karena bayi akan
pemberian MP-ASi sebelum 6.
mengalami
Keadaan
bulan.
merupakan
Masa
bulan adaptasi
terhadap
sebaiknya
ini
diberikan
menggambarkan
lingkungan, perubahan sirkulasi
bahwa bayi usia kurang dari 6
darah, serta mulai berfungsinya
bulan telah diberikan makanan
organ-organ tubuh,
selain
pasca
neonatus
dan pada
ASI
makanan
yang
merupakan campuran gizi paling
sangat cepat (Perry & Potter,
seimbang bagi bayi sampai usia
2005).
sekurang-kurangnya 4-6 bulan,
pertumbuhan
ASI (air susu ibu) adalah
apabila
paling
merupakan
akan
mengalami
bayi
ASI.
lengkap
kebutuhan
bayi
dan
akan
makanan lengkap yang dapat
energi telah tercukupi oleh ASI
memenuhi kebutuhan zat gizi bayi
otomatis semua kebutuhan gizi
yang baru lahir dan pada umur
lainnya
selanjutnya,
(Boedihardjo, 1994).
apabila
diberikan
akan
terpenuhi Didalam
dalam jumlah yang cukup. ASI
ASI mengandung berbagai zat
juga merupakan makanan terbaik
gizi yang sangat dibutuhkan oleh 5
bayi
dan
mengandung
kekebalan
terhadap
zat
tinggi, penyakit seliak atau alergi
infeksi
gluten (protein dalam gandum),
diantaranya immunoglobulin (Ig),
Obesitas,
lactoferin, dan zat antibodi. ASI
menghubungkan
memiliki perbandingan komposisi
makanan yang berlebih di awal
yang
masa
tetap
sehingga
mudah
penelitian
telah
pemberian
perkenalan
dengan
dicerna dan diserap serta mampu
obesitas dan peningkatan resiko
memenuhi
bayi
timbulnya kanker, diabetes dan
sampai usia enam bulan, baik
penyakit jantung di usia lanjut
dari
(Lewis, 2003).
kebutuhan
segi
kualitas
kuantitasnya
maupun
(Jenny,
2006).
Berdasarkan
Menurut Irawati (2002) laporan
Riskesdas
dari
balita
beberapa
negara
data
(2010),
dari
prevalensi
seluruh
Indonesia
menunjukkan bahwa penyebab
berdasarkan BB/U jumlah balita
gangguan pertumbuhan adalah
gizi buruk sebesar 4,9%, balita
mendapat
tambahan
gizi kurang sebesar 13,0%, balita
sebelum 6 bulan, disapih pada
gizi baik sebesar 76,2% serta
usia 1-2 bulan dan pemberian
balita gizi lebih 5,8% dari total
susu formula pada bulan pertama
balita se-Indonesia. Sedangkan
(Suhardi, 2008).
prevalensi provinsi Jawa Tengah
makanan
Adapun waktu yang baik
berdasarkan BB/U jumlah balita
dalam memulai pemberian MP-
gizi buruk sebesar 3,3%, balita
ASI pada bayi adalah umur 6
gizi kurang sebesar 12,4%, balita
bulan.
makanan
gizi baik sebesar 78,1% dan
pendamping pada bayi sebelum
balita gizi lebih sebesar 6,2% dari
umur tersebut akan menimbulkan
total
risiko
sistem
Survey
karena
dilakukan dengan data sekunder
perkembangan usus bayi dan
di Kecamatan Trucuk pada bulan
pembentukan
Desember
Pemberian
rusaknya
pencernaan
dibutuhkan
enzim untuk
memerlukan
yang
pencernaan
Jawa
pendahuluan
2013
dari
Tengah. yang
survey
KADARZI ada 300 balita dan 9% diantaranya mengalami masalah
meningkatkan resiko terjadinya
gizi kurang. Kemudian di Desa
alergi
Puluhan terdapat 136 bayi pada
asma,
6
di
bulan,
seperti
waktu
balita
demam 6
bulan Agustus 2013, diketahui
Trucuk,
bahwa
mempunyai
Penelitian ini dilaksanakan pada
masalah gizi kurang dilihat dari
bulan Januari mei minggu ke 1
indeks BB/U. Berdasarkan uraian
sampai minggu ke 4. Populasi
tersebut, penulis akan melakukan
penelitian ini adalah bayi usia 6-
penelitian mengenai Hubungan
24 bulan yang tinggal di Desa
Antara Umur Pertama Pemberian
Puluhan,
MP-ASI dengan Status Gizi Bayi
Kabupaten Klaten pada bulan
Usia 6-12 Bulan di Desa Puluhan,
Mei 2014 yang berjumlah 136
Kecamatan Trucuk, Klaten.
bayi.
6,617
%
Kabupaten
Kecamatan
Dalam
peneliti
Trucuk,
penelitian
mengambil
sebanyak
METODE PENELITIAN
Klaten.
45
ini
sampel
responden.
Jenis penelitian ini adalah
Semakin banyak sampel yang
observasional dengan rancangan
diambil semakin representative
crosssectional.
pula hasil dengan populasi.
Crossectional
Pengambilan
merupakan salah satu bentuk study
observasional
penelitian
(non
sampel
ini
adalah
eksperimental) yang paling sering
menggunakan
dilakukan mencakup semua jenis
pengambilan Simple Random
penelitian
pengukuran
Sampling.
dilakukan
Sampling
yang
variabel-variabelnya
teknik
Simple adalah
Random suatu
tipe
hanya satu kali pada satu saat
pengambilan
sampel
(Sastroasmoro,
probabilitas
dimana
2002).
Jenis
penelitian ini pendekatan cross
pengambilan sampel dilakukan
sectional
secara acak, dimana peneliti
yaitu
teknik
pengambilan data dalam satu
melilih
waktu,
mengetahui
memberikan kesempatan yang
hubungan antara umur pertama
sama kepada semua anggota
pemberian MP-ASI dengan status
populasi
untuk
ditetapkan
gizi bayi usia 6-12 bulan di Desa
sebagai
sampel
(Nursalam,
Puluhan,
2008).
untuk
Kecamatan
Trucuk,
Jenis
Kabupaten Klaten. Desa
sampel
dengan
data
yang
Penelitian dilakukan di
digunakan adalah data diskriptif.
Puluhan
Data diskriptif merupakan data
Kecamatan 7
yang digunakan untuk tujuan
kemaknaan
memberikan
diperoleh dari hasil perhitungan
gambaran
secara
mengenai suatu data agar data
tabel
yang
mudah
kepercayaan yang digunakan
dipahami dan informatif bagi
adalah 95% dan p< 0,05, artinya
orang yang membacanya. Data
hipotesis diterima jika p < 0,05.
tersaji
primer
menjadi
adalah
diperoleh
data
langsung.
2x2.
Tingkat
yang
dengan
pengambilan
silang
statistik
HASIL DAN PEMBAHASAN
cara
data
secara
Pengambilan
Gambaran Umum
data
Berdasarkan data pada
primer dilakukan menggunakan
saat
kuesioner
sekunder di Kecamatan Trucuk
dan
antropometri. adalah
Data
data
dikumpulkan
perhitungan sekunder
yang oleh
pengumpul
Kabupaten
telah
adalah
data
Klaten.
Puluhan
sebuah
desa
di
lembaga
kecamatan Trucuk, Kabupaten
dan
Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
data
dipublikasikan
pengambilan
kepada
Desa
masyarakat pengguna data.
Puluhan
sebelah
terletak
tenggara
dari
di Kota
Variabel yang dianalisis
Klaten dan berjarak sekitar 15
secara univariat pada penelitian
km. Desa ini berbatasan dengan
ini
4 desa di kecamatan trucuk
adalah
responden,
karakteristik umur
pertama
lainnya,
sebelah
utara
pemberian MP-ASI, dan status
berbatasan dengan desa Bero,
gizi anak. Analisis bivariate yaitu
sebelah
uji hipotesis antara dua variable
dengan desa Planggu, sebelah
berbeda, yakni satu variabel
selatan
bebas dan satu variabel terikat.
desa
Analisis bivariat dilakukan pada
berbatasan
masing-masing variabel dengan
Kradenan dan Trucuk.
tujuan
untuk
timur
berbatasan
berbatasan Gaden,
mengetahui
dengan
sebelah dengan
barat desa
Dusun/dukuh
yang
hubungan antar variabel yang
terdapat di desa puluhan antara
terkait
lain
uji
statistik
yang
:
Nglarangan,
digunakan chi-square (X2). Ada
Sudimoro,
tidaknya
Gayam.
perbedaan
atau 8
Karangri,
Puluhan, Sebagian
dan besar
masyarakat
desa
Puluhan
yaitu
sebesar
31,11%
beragama Islam dan hampir
prosentase
disetiap dukuh terdapat Masjid
pada anak berumur 10-12 bulan
dan
yaitu sebesar 15,55%.
mushola.
Pendidikan
di
terkecil
dan
terdapat
desa Puluahn terdapat sekolah dari TK-SLTP. Desa puluhan
Distribusi
terletak
jenis kelamin
di
dekat
sawah,
sehingga memungkinkan untuk
anak
Terdapat
menurut 2
kategori
bercocok tanam. Tanah di Desa
jenis kelamin balita yaitu laki-laki
Puluhan
dan
perempuan,
hasil
bahwa
tergolong
transportasinya
subur,
cukup
baik,
balita
terbesar
perempuan
dengan
jalan di pedesaan sudah di
adalah
perbaiki.
Lingkungan di Desa
prosentase
Puluhan
cukup
sejumlah
bangunan masyarakat
bersih,
rumah desa
dan
didapatkan
51,11% 23
yaitu
anak
dan
rata-rata
prosentase terkecil adalah laki-
sudah
laki yaitu 48,88% yaitu sejumlah
menggunakan batu bata dan
22 anak.
lantai sudah terbuat dari alas cor/keramik, serta ventilasinya
Umur
cukup baik. Mata pencaharian
Hasil
bertani, wiraswasta , dan PNS.
diketahui
penelitian
bahwa
prosentase
umur pertama pemberian MP-
Hasil Analisa Data anak
pemberian
MP-ASI
sebagian besar masyarakatnya
Distribusi
pertama
ASI pada bayi berumur < 6
menurut
bulan yaitu sebesar 88,89%.
umur
MP-ASI
dan
PASI
yang
di
Umur responden dibagi
berikan ibu bayi antara lain
menjadi 4 kategori yaitu umur
bubur nasi, bubur sumsum dan
6-9 bulan, 10-12 bulan, 13-18
susu
bulan,
bulan.
terjadi pada anak yang memiliki
Didapatkan prosentase jumlah
orang ibu dengan pekerjaan
anak terbesar terdapat pada
perantau dan pekerja pabrik.
umur 6-9 bulan dan 13-18 bulan
Sedangkan
dan
19-24
9
formula.
Hal
tersebut
prosentase
pemberian MP-ASI dan PASI
bulan
pada umur ≥ 6 bulan yaitu
obesitas
sebesar
Bahkan
11,11%
dengan
melindungi di
bayi
dari
kemudian
hari.
pada kasus ekstrim
pemberian MP-ASI dan PASI
pemberian MP-ASI dini dapat
oleh ibu bayi antara lain bubur
menyebabkan
nasi, bubur sumsum, nasi tim
saluran
dan susu formula.
dilakukan pembedahan (Gibney,
Pemberian
makan
penyumbatan
cerna
dan
harus
2009).
setelah bayi berusia 6 bulan
Status Gizi
memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini
Terdapat
2
kategori
disebabkan oleh imunitas bayi
status gizi pada anak yaitu
yang berusia > 6 bulan sudah
normal
lebih sempurna dibandingkan
Perhitungan status gizi anak
umur bayi < 6 bulan. Pemberian
menggunakan Z-Score dengan
MP-ASI dini sama saja dengan
melihat hasil BB/TB. Prosentase
membuka
pintu
gerbang
anak yang mempunyai status
masuknya
berbagai
macam
gizi normal sebesar 80% yaitu
penyakit. Saat bayi berusia 6
sejumlah 36 anak. Untuk anak
bulan
atau
pencernaannya
tidak
normal.
lebih,
sistim
yang mempunyai status gizi
sudah
relatif
tidak normal yaitu sebesar 20%
sempurna dan siap menerima MP-ASI.
dan
Beberapa
atau sejumlah 9 anak.
enzim
Status
gizi
adalah
pemecah protein seperti asam
ekspresi
lambung,
dalam bentuk variabel-variabel
pepsin,
lipase,
dari
keseimbangan
amilase baru akan diproduksi
tertentu.
sempurna. Saat bayi berusia
merupakan
kurang dari 6 bulan, sel-sel di
keseimbangan antara konsumsi
sekitar
dan penyerapan zat gizi dan
usus
menerima
belum
kandungan
siap dalam
Status
penggunaan
gizi
akibat
zat-zat
juga dari
gizi
makanan, sehingga makanan
tersebut atau keadaan fisiologik
dapat menyebabkan reaksi imun
akibat dari tersedianya zat gizi
dan
dalam seluruh tubuh (Supariasa,
terjadi
alergi.
Menunda
pemberian MP-ASI hingga 6
2002). 10
Sistem
klasifikasi
6 bulan sebesar 80% dan 20%
biasanya
lainnya
digunakan untuk melihat status
normal.
gizi pada anak adalah z-score
prosentase status gizi bayi yang
atau skor standar deviasi (SD).
normal dengan pemberian MP-
Sistem
ini
ASI dan PASI ≥ 6 bulan sebesar
oleh WHO
80% dan 20% lainnya berstatus
karena kemampuannya dalam
gizi tidak normal. Berdasarkan
menggambarkan
hasil
standar
yang
klasifikasi
direkomendasikan
termasuk
status
pada
ekstrim,
serta
gizi
keadaan
berstatus
gizi
Sedangkan
analisis
menggunakan
data uji
tidak untuk
dengan
Chi-Square
menunjukkan
diperoleh nilai p= 1,000 pada uji
proses hasil statistik, seperti
hubungan antara umur pertama
mean dan standar deviasi dari
pemberian MP-ASI dan PASI
z-score
2007).
terhadap status gizi bayi usia 6-
Berdasarkan pengolahan data
24 bulan dengan nilai p ≥ 0,05
status gizi menggunakan WHO
maka
Antrho diperoleh output dalam
dapat disimpulkan tidak ada
bentuk tiga kategori, nilai z-
hubungan antara umur pertama
score berupa WAZ (weight- for-
pemberian
age z-score) atau BB/U, HAZ
status gizi bayi usia 6-24 bulan
(length
di Desa Puluhan Kecamatan
(WHO
or
height-for-age
z-
score) atau TB/U, dan BAZ (BMI-for-age
z-score)
Ho
diterima
MP-ASI
sehingga
terhadap
Trucuk Kabupaten Klaten.
atau
Pada penelitian ini tidak
IMT/U.
ada hubungan yang signifikan antara umur pertama pemberian
Hubungan
antara
umur
MP-ASI terhadap status gizi
pertama pemberian MP-ASI
bayi
terhadap
Kesimpulan yang didapat sama
status
gizi
bayi
6-24
bulan.
dengan hasil penelitian yang
usia 6-24 bulan Pada
usia
dilakukan Salmiyah (2004) yaitu
penelitian
tidak ada hubungan antara umur
didapatkan prosentase status
pertama kali pemberian MP-ASI
gizi bayi yang normal dengan
dengan status gizi bayi. Hal ini
pemberian MP-ASI kurang dari
seperti tertera pada tabel 11. 11
Artinya pemberian MP-ASI lebih
oleh faktor lainnya. Gangguan
awal dari 6 bulan maupun saat
pertambahan berat bayi akibat
berusia 6 bulan atau lebih tidak
pengaruh
dapat
status
dini terjadi sejak bayi berumur
gizinya. Ini menunjukkan bahwa
dua bulan dan berlanjut pada
pemberian
interval umur berikutnya (Irawati
mempengaruhi MP-ASI
sebelum
pemberian
berumur 6 bulan tidak berakibat
dan
pada kondisi status gizi anak.
pendamping
Hal dengan
ini
bertentangan
penelitian
Anies,
beresiko
2004). ASI
(ISPA)
pada
dilakukan oleh Risa (2013) yang
terjadi
infeksi,
mendapat
mengalami
adanya
Makanan dini
diare
yang
hasil
MP-ASI
dan
akan infeksi
bayi.
Dengan
tubuh
demam
akan
sehingga
hubungan umur pemberian MP-
kebutuhan zat gizi dan energy
ASI dengan status gizi anak.
semakin meningkat sedangkan
Perbedaan hasil yang di dapat
asupan makanan akan menurun
ini dimungkinkan terjadi karena
yang
keterbatasan
berdampak
pada
jumlah
sampel
penurunan daya tahan tubuh.
dan
wilayah
Dengan pemberian MP-ASI dini
penelitian yang terbatas. Pada
maka konsultasi energi dan zat
dasarnya
penelitian
gizi dari ASI akan menurun yang
dilakukan
Risa
yang
kurang
yang (2013)
berdampak
pada
kegagalan
menggunakkan jumlah sampel
pertumbuhan bayi dan anak
yang lebih besar dan jangkauan
(Pudjiadi, 1990).
wilayah
dengan
kabupaten., penelitian
skala
Kesimpulan
Sedangkan yang
dilakukan
1. Dari 45 anak usia 6-24 bulan
Salmiyah (2004) menggunakkan
diperoleh
jumlah sampel yang lebih kecil
pemberian MP-ASI pada bayi
dan jangkauan wilayah yang
berumur
lebih sempit.
sebesar
Pemberian MP-ASI dini terbukti
berpengaruh
prosentase <
6
bulan
88,89%
yaitu dan
prosentase pemberian MP-ASI
pada
pada umur ≥ 6 bulan yaitu
gangguan pertambahan berat
sebanyak 11,11%.
bayi walaupun setelah dikontrol 12
Daftar Pustaka
2. Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan
bahwa
status
gizi
anak
6-24
bulan
yang
berumur
didapatkan
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Anggraini, Adisty Cynthia. 2010. Asuhan Gizi : Nutritional Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu. Ariani. 2008. Makanan Pendamping ASI (MPASI). Diakses 13 Desember 2013. http://parentingislami.wordpress.c om/2008/05/27makananpendampng -asi-mp-asi/ Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta. Arisman, 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar ilmu Gizi, edisi ke-2. Jakarta: EGC. Depkes RI. 2001. Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan ASI. Gerakan nasional Peningkatan Penggunaan ASI. Jakarta. Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta. Depkes RI. 2004. Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan ASI. Gerakan nasional Peningkatan Penggunaan ASI. Jakarta. Depkes RI. 2004. Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif Pada Bayi Indonesia. Jakarta. Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta. Gibney, J. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran. ECG. Gibson, Rosalind. S, 1990. Principle Of Nutritional Assessment,Oxford University Press, New York Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
berstatus tidak normal sebesar 20% dan bayi yang berstatus gizi normal 80%. 3. Tidak ada hubungan antara umur pertama pemberian MPASI dengan status gizi balita usia
6-24
bulan
di
Desa
Puluhan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten dengan p sebesar 1,000 (p>0,05).
Saran 1. Kepada keluarga dan ibu anak usia 6-24 bulan disarankan agar dalam
memberikan
pendamping
ASI
makanan
disesuaikan
dengan usia bayi. 2. Kepada tenaga kesehatan dapat dijadikan
acuan
dalam
memberikan penyuluhan untuk meningkatkan akan
pengetahuan
kesehatan
pemberian
ASI
dan
dalam MP-ASI
yang baik. 3. Kepada peneliti lain, diharapkan memperhatikan faktor-faktor lain yang
berpengaruh
terhadap
pemberian MP-ASI dan status gizi yang dapat dijadikan acuan sebagai
bahan
penelitian
selanjutnya.
13
Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta Husaini, M, 2001. Makanan Bayi Bergizi. Cetakan VIII. Gadjah Mada, Yogyakarta. Irawati, Ramdhani. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Jenny, Sr. 2006. Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi. Yogyakarta: Sahabat Setia. Lewis, Sara. 2003. Seri Praktis Keluarga Panduan Makanan Pertamaku. Jakarta : Erlangga. Maria & Dina, 2001. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta: PuspaSwara Muchtadi, Deddy 2002. GIZI UNTUK BAYI : Asi, Susu Formula dan Makanan Tambahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Narendra, M.S, dkk. 2008. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta. Nasrul Effendi. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta. Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam, dkk. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta. Perinasia. 2008. Tata Cara Pemberian MP-ASI. Jakarta. PT Rineka Cipta. Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : EGC. Prasetyono, D.S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan,Praktik dan Kemanfaatan- kemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta. Riskesdas. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011 “Health Statistic”. Jakarta. Riyadi, H. 2003. Metode Penilaian Status Gizi secara Antropometri (Method of ntropometric National Assessment), Bogor: Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rosidah, D. 2004. Pemberian Makanan Tambahan. EGC. Jakarta. Sarah. M. 2008. Skripsi. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dan Pola Asuh Dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. FKM USU. Medan. Sastroasmoro, P, Sarwono. 2002. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Penelitian Klinis, edisi 2 (ed-2). Jakarta : CV. Sagung Seto. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC. Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Suhardjo.2003. perencanaan pangan dan gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Supariasa, I D N. 2001. Gizi dalam Masyarakat. Jakarta : EGC. Supariasa, I D N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
14
15