Nama: Ikrar Panunggul Antoni NIM : 09.11.2564 Kelas : 09.S1TI.01 SEMANGAT SI PELUPA Disuatu sore yang sedikit mendung berjalanlah seorang pemuda yang kira-kira berusia 20 tahun, Kirun namanya. Kirun adalah seorang pemuda yang berasal dari Banyumas, dia mempunyai karakter pelupa dan kental sekali dengan logat bahasa ngapaknya. Kirun mempunyai semangat yang berkobar-kobar dalam segala hal. Hal itulah yang membuat dirinya menjadi pelupa. Kirun sedang berjalan menuju ke kost sahabatnya yaitu Pepeng. Pepeng adalah sahabat Kirun semenjak mereka masuk kuliah di suatu sekolah tinggi di Yogyakarta. Karakter Pepeng adalah seorang yang santai. Sebenarnya sebelum Kirun menuju ke kost Pepeng mereka berdua yaitu Kirun dan Pepeng sudah saling bercakap lewat telpon yang intinya Pepeng memperingatkan Kirun untuk membawa modem, karena tugas mereka membutuhkan akses Internet untuk mencari referensi. Sebenarnya Pepeng punya modem, tapi tidak ada pulsa internet, sehingga tidak dapat terkoneksi dengan Internet. Dikost Pepeng sudah ada satu teman lagi yaitu Agus. Agus dan Pepeng sudah lama menunggu datangnya Kirun untuk mengerjakan tugas kelompok mereka bertiga. Masuklah kirun kekamar Pepeng. “Assalamualaikum...” dengan nada keras kirun memberi salam. “Waalaikumsalam...” jawab pepeng dan Agus secara kompak. Bercakaplah mereka bertiga menyambut datangnya Kirun “Mana Modemnya? Sudah ditungguin dari tadi nih..”. Tanya Pepeng kepada kirun sambil mengulurkan tangan. “Waduh... lupa aku, ketinggalan di kost nih, maaf... maaf... maaf”. Jawab Kirun merasa bersalah dengan logat ngapak ciri khasnya. “Yahhh.....”. Suara Pepeng dan Agus yang sedikit kecewa kepada Kirun. Agus pun segera menyuruh Kirun untuk segera mengambil modem yang tertinggal. “Sana ambil, nih pakai motorku saja biar cepat”. Agus. “Nanti lah... ngrokok dulu, hehe..”. Kirun tertawa kecil dan langsung mengambil sebatang rokok di tasnya. “Pinjam korek dong” lanjut Kirun “Tuh, dimeja, ambil saja” Jawab Pepeng sembari menunjukan meja yang dimaksud.
Akhirnya mereka bertigapun bercakap-cakap membicarakan banyak hal terlebih dahulu sembari menikmati rokok yang mereka hisap sebelum membahas tentang tugas kampus yang akan mereka kerjakan. Setelah sekitar limabelas menit dan rokok sudah habi, Agus menyuruh kirun untuk segera mengambil modem yang tertinggal di kost Kirun “Sana run ambil modemnya, nih pakai motorku saja” perintah Agus kepada Kirun “Oke... siap boss....!!!” jawab Kirun dengan lantang dan semangat untuk segera mengambil modem. “Ayo Peng ikut” lanjut Kirun mengajak pepeng untuk menemani mengambil modem di kostnya. Dan Pepeng pun bergegas ikut menemani kirun mengambil Modem di kost Kirun. Berangkatlah mereka berdua menuju kost Kirun yang kira-kira jaraknya 2 Km dari jarak kost Pepeng dengan menggunakan kendaraan milik Agus. Pelan-pelan mereka menuju kekost Kirun sambil asyik mengobrol. Ditengah perjalanan menuju kost Kirun, mereka berdua melihat seorang sosok perempuan yang cantik yang sedang duduk santai di depan rumah sendirian. Kirun dan Pepeng yang sedang asyik mengobrol sambil mengendarai kendaraan langsung tertuju pandangan matanya kepada gadis cantik tersebut tanpa memperhatikan jalan. Kirun yang berada didepan tidak lagi memperhatikan jalan, Pepeng yang segera sadar bahwa kirun tidak lagi memperhatikan jalan segera berteriak keras kepada Kirun... “Awas ruunnnnn...!!!” seru Pepeng kepada Kirun untuk segera berkonsentrasi kembali menjalankan motor. Tapi Kirun terlambat, tanpa disadari motor yang mereka naiki sudah masuk ke trotoar dan di depan sudah ada pohon yang siap mereka tabrak, karena seharusnya Kirun membelokan motornya tapi Kirun tetap jalan lurus terus. Beruntung Tidak ada orang yang sedang berjalan kaki ditrotoar. Kirun dan Pepeng pun menabrak pohon. “Waduh run..run.. kamu tuh gimana sih, yang bener dong kalau sedang mengendarai motor. Konsentrasi, untung pelan-pelan. Kamu nggak apa-apa?” tanya Pepeng kepada Kirun. “Maaf..maaf.. Khilaf .Nggak apa-apa kok. Santai aja.” Jawab Kirun kepada Pepeng yang masih sempat mengajak bercanda. “Udah ayo, kita lanjutin perjalanan” lanjut Kirun. “Yang bener bawa motornya” menyuruh Kirun agar lebih berhati-hati “Siap..!!” Seru Kirun dengan santai. Mereka sangat beruntung hari itu, kecelakaan yang mereka alami tidak sampai membuat mereka terluka sampai parah, hanya lecet-lecet sedikit. Motor Agus yang mereka
bawa pun tiddak sampa rusak parah. Tidak lama kemudian melanjutkan perjalanan menuju kost Kirun untuk mengambil modem dengan lebih hati-hati. Sesampai dikost tujuan, kirun baru tersadar bahwa kunci kamarnya tidak dibawa. “Aduh peng, kunci kamarku lupa nggak dibawa, kuncinya ada di tas dan tasku ada di kamarmu” celoteh Kirun sambil garuk-garuk kepala. “walah run..run.. kamu tu” jawab Pepeng dengan sedikit kesal. “Ya udah, ayo ambil kuncinya” lanjut Pepeng kepada Kirun dan segera bergegas kembali kekost untuk mengambil Kunci kost yang tertinggal. Mereka kembali kekost Pepeng untuk mengambil kunci kost Kirun yang tertinggal. Tapi setelah hampir sampai di kos pepeng, kirun tiba-tiba berhenti di warung makan untuk membeli minuman. Berhentilah mereka di sebuah warung makan didekat kost Pepeng untuk membeli minuman. “Bu, es teh dua” seru kirun kepada ibu penjual es. “iya mas, tunggu sebentar ya, silahkan duduk dulu.” Jawab ibu penjual kepada Kirun sambil menyuruhnya duduk. “Kita minum dulu Peng biar segar” Celoteh kirun kepada Pepeng. Pepeng hanya membalas dengan anggukan kepala. Mereka pun duduk sambil menunggu es teh yang mereka pesan. Es teh sudah habis, saatnya untuk membayar. “Bu, sudah bu” suara kirun kepada penjual es. “Iya mas. Esteh aja ya mas?”. Tanya ibu penjual es. “Iya bu, berapa?” jawab Kirun sambiil bertanya balik kepada ibu penjual es berapa yang harus di bayar untuk dua gelas es teh. “duaribu aja mas” jawab ibu penjual es. Tanpa disadari mereka berdua tidak membawa uang, tidak membawa dompet. Sampai pada saat akan membayar, kirun kebingungan. Kirun yang mengira Pepeng membawa uang langsung meminta Pepeng untuk membayarinya dahulu. Tapi Pepeng juga tidak membawa uang. “waduh, uangnya ketinggalan bu. Kalau Motornya ditinggal dulu gimana bu? Nanti kita balik lagi kesini kok bu” Ucap Kirun kepada ibu penjual es dengan jaminan motor Agus berharap ibu penjual es mau menyetujuinya. “ya sudah, gak apa-apa” jawab ibu Kirun dan Pepeng bergegas meninggalkan warung untuk segera kembali kekost dan mengambil uang untuk segera mambayar es teh yang mereka minum. Beruntung jarak dari
wariung kekost pepeng hanya sejauh kira-kira 100 meter. Mereka berjalan kaki menuju kekost Pepeng untuk segera menebus motor Agus yang mereka gadaikan sebagai jaminan dari es teh yang mereka minum. Sesampainya dikost Kirun langsung mencari tasnya yang ketinggala dan segera kembali lagi ke warung. Agus panik karena Kirun dan pepeng kembali tanpa membawa motornya. “Mana motorku run?” tanya agus kepada Kirun. “ada di warung depan” jawab kirun “lho kok nggak dibawa. Kenapa?” lanjut agus menanyakan alasan kenapa sampai motornya di tinggal di warung yang dimaksud. “ceritanya panjang. Nanti ku ceritakan. Ayo peng ” jawab kirun kepada agus sambil mengajak Pepeng untuk menemani mengambil motor Agus dan sekaligus mengambil modem yang tertinggal. Tapi kali ini Pepeng tidak mau lagi menemani Kirun. Pepeng justru menyuruh agus untuk menemani Kirun. Agus yang sedikit panik langsung ikut dengan Kirun. Kirun Justru mengerjai Agus dengan berlari cepat menuju warung seolah-olah ada sesuatu dengan motor Agus. Sambil berlari Agus yang selalu mengikuti kirun kemana dia lari terusterusan menanyakan motornya. Kirun tak mau menjawab. Dia justru berlari semakin kencang. Sesampainya di warung Kirun langsung membayar es teh yang belum sempat dibayarnya tadi. Agus pun langsung mengerti maksudnya, dan langsung berkata kepada kirun “oalah run..run.. kirain ada apa. Sialan kamu, ngerjain aku.” “hehe.. Sudah ayo, temani aku ngambil modem” kirun tertawa kecil kepada Agus sambil menyuruh Agus untuk menemani mengambil modem dikost yang tertinggal. Mereka berdua yaitu Kirun dan Agus bergegas menuju kost Kirun untuk mengambil modem yang tertinggal. Sesampainya dikost kirun, Kirun segera masuk kekamar dan mencari dimana modem itu disimpannya. Sedangkan Agus menunggu dihalaman kost kirun. Agus kaget setelah dia menyadari bahwa motornya ada yang lecet. Tapi Agus hanya diam saja menunggu datangnya kirun yang sedang mengambil modem didalam kamarnya. Hampir lima menit berlalu Kirun Tak kunjung datang. Agus pun menghampiri ke kamar kirun mencoba mengecek apa yang sedang kirun lakukan. Sesampainya dikamar agus melihat kirun yang sepertinya sedang mencari sesuatu. Begitu masuk kekamar kirun, agus seperti menginjak sesuatu. Ternyata benda yang terinjak itu adalah modem yang sedang dicari kirun, beruntung modem itu terinjak tidak sampai pecah. Setelah modem ditemukan mereka bergegas menuju kost Pepeng.
Sore sudah mulai gelap, tapi ketika hampir sampai dikost Pepeng tiba-tiba hujan turun sangat deras, dan petir menyambar-nyambar dengan dahsyatnya. Agus dan Kirun pun kehujanan. Baju mereka setengah basah. Sesampainya di kost Pepeng mereka beristirahat sejenak. Hujan masih turun sangat deras, bahkan bertambah deras dan petir menyambarnyambar. Setelah hampir setengah jam kemudian mereka bertiga memulai mengerjakan tugas. Dan ketika tugas mulai dikerjakan tiba-tiba listrik padam. Mereka bertiga kebingungan, sedangkan tugas belum selesai dan harus dikumpulkan besok pagi. Mereka bertiga pun punya inisiatif untuk mengerjakan tugasnya di kampus, tetapi sesampai di kampus ternyata kampusnya sudah ditutup. Dengan baju basah, ketiga anak tersebut pun mulai berfikir untuk mencari tempat yang ada wifi nya. “eh, temen.. kita ke warnet ajah yuk?” kata Agus “ayuk.. dari pada bingung nyari tempat wifi dimana, ntar nda kelar-kelar dah tugas kita.” Saut Pepeng sambil menstater motornya. Sesampai di warnet mereka bertiga memesan tempat untuk mengakses internet. Dengan kondisi tempat yang sempit, akhirnya mereka bertiga berdesak-desakan diruangan itu. Tanpa menghiraukan baju basah, tempat sempit, dan dinginnya ruangan karena ber-AC, mereka pun sibuk dan konsen sama tugas kelompok mereka. Setelah berjam-jam lamanya, akhirnya tugas mereka pun selesai juga. Ketiga anak tersebut merasa lega karena beban mereka sudah tidak ada lagi. Mereka bertiga pun pulang ke kostanya Pepeng. Sesampai di kostannya Pepeng, Kirun dan Agus pun berpamitan pulang ke kostannya sendiri-sendiri. Akhirnya perjuangan mereka bertiga berbuah juga, setelah melalui berbagai halangan dan rintangan untuk menyelesaikan tugas mereka. Mereka pun mendapatkan nilai yang memuaskan dalam nilai tugas kelompok mereka. Intinya kita sebagai manusia pasti banyak lupanya, tetapi janganlah lupa dijadikan alat untuk alesan karena malas untuk membawa sesuatu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai umatnya yang bermalas-malasan dan memangku tangan. Berusaha dan berdoa adalah kunci utama dalam menjalani hidup ini, seperti ketiga anak tersebut yang semangatnya tidak goyah karena mendapati rintangan dan halangan yang mungkin disebagian anak orang akan merasa putus asa bahkan menyerah.