ISBN: 978-979-8968-303 ~. ;..~. ~.. IHOM :ABAYA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL SISTEM & TEKNOLOGIINFORMASI urabaya, 2 Desember 2009 .ampus STIKOM SURABAYA I. Raya Kedung Baruk 98 urabaya
.ditor: ;holiq Gede Arya Utama Vinarti .chrnad Yanu Aliffianto ~Arifin 'uwono Marta Dinata iusijanto TR )ian Arisanti Curniawan Jatmika
Call For Papers
;')NA~ •
)iterbitkan oleh:
Seminar Naslonal Slstem & reknologllnformasl
3agian Penelitian Akademik 3EKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABA YA
SNASTI2009 Susunan Panitia Keynote Speaker 1. Prof. Dr. Rlchardus Eko IndraJlt (Ketua APTIKOM Pusat) 2. Prof. Dr. Abdullah Shah ab (Dosen ITS) RevlewerlKomite Program • Prof. Achmad Benny Mutlara (Universitas Gunadarma) • Ir. Kridanto Surendro, M.Se., Ph.D. (ITB) • Dr. Ir. Joko Lianto Buliali, M.Se. (ITS) • Dr. Iping Supriana Suwardi (ITB) • Dr. Jusak (STIKOM SURABAYA) • Karsam, MA., Ph.D. (STIKOM SURABAYA) • Prof. Dr. Ir. Mauridhi Heri P., M.Eng. (ITS) • Dr. Daniel Siahaan (ITS)
Pellndung Dr. Y. Jangkung Karyantoro, MBA Ketua Pelaksana Achmad Yanu Aliffianto Komite Pelaksana • Sholiq, S.T., M.Kom. • Ir. I Gede Arya Utama., M.MT. • Achmad Yanu A1iffianto, S.T, M.BA • Tutut Wurijanto, M.Kom. • Tltik Lusiani, M.Kom. • Anjik Sukmaaji, S.Kom., M.Eng. Alamat Sekretarlat: Bagian Penelitian Akademik STIKOM SURABAYA Jalan Raya Kedung Baruk 98, Surabaya 60298 Telp: 031.8721731, Faksimili: 031.8710218 Email:
[email protected]@yahoo.co.id Website: http://snasti.stikom.edu
KATAPENGANTAR Seminar Nasional Sistem dan Teknologi Informasi 2009 (SNASTI 2009) merupakan temu ilmiah nasional tahunan yang diselenggarakan oleh STIKOM (STMIK) Surabaya, di mana tahun ini adalah tahun ke-4 sejak diadakan mulai tabun SNASTI 2006. Konferensi ini kami maksudkan sebagai sarana desiminasi hasil-hasil penelitian atau kajian kritis terhadap Sistem dan Teknologi Informasi dengan skala nasional, sekaligus sebagai sarana komunikasi antar peneliti, praktisi, dan akademisi Teknologi Informasi. Tahun ini, SNASTI 2009 mengambil tema: IT for Life yang merupakan sebuah kerinduan sekaligus keresahan kita agar kemajuan Teknologi Informasi dapat dimanfaatkan sebesarbesamya untuk kehidupan bersama yang lebih baik. Suksesnya aeara SNASTI 2009 tidak lepas dari peran serta dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan kami mengueapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Prof Dr. Ir. Eko Indrajit M.Se, M.BA dan Dr. Ir. Abdullah Sahab, M.Se atas partisipasinya sebagai keynote speaker. 2. Komite Program: Prof. Dr. Ir. Mauridi Heri P, M.Eng (ITS), Prof Aehmad Benny Mutiara (Univ Gunadarma), Ir. Kridanto Surendro, M.Se, Ph.D (ITB), Dr. Ir. Joko Lianto Buliali M.Se (ITS), Dr. Ir. Iping Supriana Suwandi (ITB), Dr. Daniel Siahaan (ITS), Dr. Jusak (STIKOM). dan Karsam, MA, Ph.D (STIKOM) 3. Para pemakalah yang mempercayakan artikelnya dimuat dan dipresentasikan di acara SNASTI2009. 4. Para sponsor yang berpartisipasi. 5. Pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa STIKOM Surabaya. 6. Panitia SNASTI 2009 7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga acara ini bennanfaat bagi kemajuan dan perkembangan sistem dan teknologi informasi Indonesia. Akhirnya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan-kesalahan dalam penyajian buku prosiding ini atau pada penyelenggaraan acara SNASTI 2009.
Surabaya, 2 Desember 2009 Redaksi SNASTI 2009
DAFTARISI SUSUNAN PANITIA
.
KATA PENGANT AR............................................................................................
ii
DAFf AR ISI..........................................................................................................
iii
I.
Soft Computing & Intelligent Systems (SCIS) 1. Modeling Multi Device E-Democracy using XML Web Services Soetam Rizky Wicaksono ...•....... 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1
Optimalisasi Algoritma Apriori Menggunakan Iceberg Query untuk Menentukan Rekomendasi Peserta Diktat (Studi Kasus BPKB Provinsi DIY) MA. Ineke Pakereng; Yessica Natoliani, Fandy Kumiawan
5
Aplikasi Ant Colony System (ACS) pada Travelling Salesman Problem Rina Refianti, Pipit Dew; Arnesia;
10
Deteksi Bahasa untuk Dokumen Teks Berbahasa Indonesia Amir Hamzah
20
Rancang Bangun Perangkat Lunak Mesin Pencari File PDF pada Perangkat Mobile Fajar Baskoro, Melati
26
Pembuatan Perangkat Lunak Simulasi Lift dengan menggunakan Logika Fuzzy Monica Widiosri, Susana Limanto
32
Kompleksitas Algoritma Shared Nearest Neighbor Berbasis Data Shrinking Rifle; Fahrial Zainal
39
Penerapan Metode Total Least Squares untuk Image Denoising Ahmad Saikhu; Rully Soelaiman; Rizki Winartati
45
Analisis Tekstur Parket Kayu Jati dengan Menggunakan Metode Statistikal Gray Level Difference Method Sulistyo Puspitodjati, Diah Alfiani, Suryarini Widodo, Nicky M Zahab
50
Identifikasi Gambar Pomo Berbasis Segmentasi Wama Kulit dan Bentuk Teguh Sutanto, Handayani Tjandrasa ........................................•........
55
Aplikasi Principle Component Analysis (PCA) untuk Mempercepat Proses Pendeteksian Obyek Pada Sebuah Image Liliana
61
2
12. Kombinasi Metode Steganografi Parity Coding dan Metode Enkripsi Aes Rijndael untuk Pengamanan Dokumen Elektronik Gregorius S. Budhi, Resmana Liem, Denny Tirtoadi Surya
13.
66
Aplikasi Tingkat Kemiripan Dokumen Berbahasa Indonesia Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode TF-IDF Dan Vector Space Model Adhit Herwansyoh; Ana Kumiawati, Sulistyo Puspitodjati, J Wayan 73
Simri Wicaksana
14.
Penerapan Fuzzy Q Learning pada Navigasi Otonom Behavior Based Hexapod Robot Handy Wicaksono, Prihastono, Khairul Anam, Rusdhianto Effendi, Jndra Adji SuJistijono, Son Kuswadi, Achmad Jazidie, Mitsuji Sampei
15.
77
Implementasi Demosaicking Dengan Menggunakan Metode Edge Sensing 83
Liliana
16. Aplikasi Network Inventory Collection System (NICS) untuk
Mendukung Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Anjik Sukmaoji,
17.
Jusak Jrawan
,...............................................
Sistem Deteksi Infark Miokardium Akut Menggunakan Sistem Neuro Fuzzy{SNF) 92
M. Sarosa, M. Rasjad Jndra, Azam Muzakhim Jmammuddin
Il.
87
Control Systems & Hardware (CSH) 1. Pendeteksian Halangan pada Robot Cerdas Pemadam Api Menggunakan Kamera dengan Integral Ptoyeksi Setiawardhana; Ariftanto
Nana Ramadijanti, Rizky Yuniar Hakkun; Aji Seto
96
2. Mensiasati Penggabungan Lensa untuk Pemotretan Makro Abdul Aziz .
104
3. Analisis Implementasi Layanan Multimedia Triple Play pada Jaringan
Broadband Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL) Aftf Mukharomi,
4.
Sofia Naning H, Jr., MT, Agus Ganda P, Jr.,
Mr.........
108
Pendekatan Dimensi Fraktal untuk Mengindikasi Eksistensi Anomali Emisi Sinyal ULF Geomagnet 113
John Maspupu
5. Teknik Penjadwalan Drop-Tail, Red, dan SFQ pada Video Streaming di
Jaringan HSDPA Terhadap Kualitas Penerimaan User EIw B Cahyono,
Jndrarini Dyah Irawati,
Sofia Naning Hertiana;
116
6. Perbandingan Performansi Modem ADSL Berdasarkan Spesifikasi
Produk Dewi Fitriya
Wati, Hafidzah, Silmina Ulfah, J Wayan S. Wicaksana.i.. ii
121
7. Simulasi Kontrol PID untuk Pengaturan Temperatur dengan Matlab di Paper Machine (PM) 2 PT.Tjiwi Kimia, Tbk Ika Noer Syamsiana. Mayor Le! Arwin D. w.s,
126
8. Perbandingan Metode Lost Packet Recovery pada Multipoint Control
Unit Agam Adityas Nugroho, Nurul Ramadhanioh, Riwaldi Pudja, I Wayan S. Wicaksana............................................................................................
133
9. Desain Kontrol Traksi pada Motor DC Menggunakan Fuzzy Logic
Berbasis Field Programable Gate Array (FPGA) Yuwono Marta Dinata; He/my Widyantara...........................................
138
10. Sistem Pemantauan Keberadaan Kendaraan Ekspedisi pada PT. Sumber
Rejeki Krian Faisal Reza, Tutut Wurijanto, Teguh Sutanto
143
11. Sistem Pengendalian Ruang Tanaman Anggrek Bulan Berbasis
Mikrokontroler Susijanto Tri Rasmana; I Dewa Gede Rai M
:......
149
12. Magnetohydrodynamics Computer Simulation Of Solar-Coronal
Disturbance Time Arrival: Space Early Warning Done at Lapan Watukosek Bambang Setiahadi Ill.
157
Information System (IS) 1. Virtual Meeting using Web Meeting 2.0 Denny Permana
163
2. Sistem Informasi Penyusunan Program Berat Badan Ideal dengan Body
Mass Index dan Knapsack Model Rudy Setiawan ..
168
3. Penerapan Metode Promethee dalam Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Supplier Obat dan Alat Kesehatan (Studi Kasus PT. Mitra Farma Anugerah Lestari Kediri) Retno Ayu P. W, Haryaruo Tanuwijaya 4. Meningkatkan Kinerja dan Kepuasan Kerja melalui Telecommuting Gendut Sukamo
176
180
5. Pembuatan Aplikasi OLAP dan Peramalan Arima pada Data Adventure
Work Akhmad Saikhu; Darlis Herumurti, Andhika Rifa'a 6. Rancang Bangun Sistem Pengolahan Administrasi Berbasis Web pada Kemahasiswan STIKOM Surabaya Julianto Lemantara; Arya Utama
iii
181
186
7. Penggunaan Barcode dalam Model OOP pada Perusahaan Gannen Hendra Achmadi S.Kom MMSi. MAce.
191
8. Implementasi Parser untuk Fast Light Toolkit (FLTK) untuk Bahasa D Wahyu Suadi, S.Kom, Muchamad Agus Romansyah
202
9. Perancangan dan Pembuatan 3-Tier Sistem Menggunakan Teknologi Web Services dan Thin Client PHP-GTK2 Wahyu Suadi, S.Kom, Roni Muhadi
207
10. Analisis Biaya dan Manfaat Terhadap Implementasi Aplikasi mM Rational Portfolio Manager pada PT. MNB dengan Menggunakan Metode Information Economics Hudiarto, Antonius Brian, Nike Savalas Walensius, Mulyo Santoso, ....
212
11. Optimalisasi Biaya Pengiriman Beras dengan Metode Fuzzy Integer Programming Susana Limanto, Monica Widiasri
216
12. The Significance of a Business Process Reengineering: a Case Study of Student Card Printing Process in University "X" Jimmy
222
13. Peningkatan Realitas Komunikasi Antar User Komputer dengan Penambahan Dunia Maya Budi Hartanto, Sholeh Hadi Setyawan, Kusuma Halim
227
14. Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Supplies dengan Metode Single Exponential Smoothing dan Double Moving Average (Studi Kasus Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang) 1rma Tri Ardhiani, Haryanto Tanuwijaya
231
15. Prototipe Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Umum Menggunakan Gabungan Metode Fuzzy dan Non-Fuzzy Gregorius S. Budhi, Alexander Setiawan; Henry Octaviano
235
16. Pengembangan Aplikasi Berbasis Web pada Fakultas Biologi Universitas Nasional dengan Metodologi Berorientasi Obyek Sri Gautama Prabancana B. C, 1na Agustina; Ariana Azimah...............
244
17. Pengembangan Aplikasi Web dengan Metodologi Berorientasi Obyek pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional. Achmad Firdaus, 1na Agustina, Ariana Azimah
250
18. Implementasi Customer Relationship Management pada Biro Perjalanan Wisata (Studi Kasus pada Bali Star Island) 1 Wayan Adisaputra, Haryanto Tanuwijaya
255
IV
19. Sistem Pakar untuk Menentukan Menu Makanan Sehat Berdasarkan Golongan Darah untuk Mengurangi Dan Mengobati Alergi Titik Lusiani, lka Fitriawantt ..
267
20. Pengembangan Aplikasi Web Automatic System Information Terminal Untuk Pengelola Akademik Jurusan di Universitas Kristen Petra Alexander Setiawan, Leo Willyanto Santoso, Isaac Jonathan
272
21. Mengoptimalkan Proses Bisnis dengan Metode Business Process Management pada Sektor Jasa Pendidikan (Studi Kasus Kehadiran & Pengisian Realisasi SAP Online) Meyliana
279
22. Aplikasi SMS Web untuk Managemen Sistem Informasi Laboratorium lwan Handoyo Putro, Indar Sugiarto, Hendra Setia Pennana
286
23. Panduan Elektronis Belajar Tajwid Cara Membaca Al-Qur'an Arts Rakhmadi, Umi Fadlillah; Ady Puma Kumiawan
291
24. Model Perencanaan Tenaga Kerja Layanan Kesehatan Menggunakan MetodeWorkload Indicator of Staffing Need Mike Proboningrum Dior Siwi, I Gede Arya Utama
298
25. Rancang Bangun Sistem Otomasi Rumah Menggunakan Bluetooth dan SMS pada Mobile Device Harianto, Didik Ismoyo
303
26. Sistem Informasi Pembelajaran Berbasis Web dengan Metode Cooperative Learning Bambang Hariadi .........................•..
310
27. Pemanfatan Layanan Short Text Message Service untuk Otomasi Maintenance Reminder System Sulis Janu Hartati, Lukman Hakim Ahmad Jufri
319
28. Monitoring Siswa Bermasalah Menggunakan Metode Certainty Factor (Studi Kasus SMAK Frateran Surabaya) Moch. Arifin; S.Pd, MSi, Yohanes Budi Hartoyo,
325
29. Analisis Nilai SDM dan Akuntansi SDM: Studi Kasus PT. X Irra Chrtsyantt Dewi
331
30. Rancang Bangun Sistem Informasi Production Planning And Inventory Control (PPIC) dengan Metode MRP Mochamad Subianto, Nining Martiningtyas ..
343
31. Optimized The Hospital's Work Performance with Queueing Theory M Virdienash Haqmal
354
v
32. Penerapan On-Line Analytical Processing (OLAP) untuk Analisis Multidimensional Bongkar Muat Petikemas 362
Tutut Wurijanto, Sholiq......................
IV. Network and Mobile Computing (NMC) 1. Aplikasi Database Everyplace pada Mobile Device Menggunakan J2ME
Sarwosri, Ahmad Hoirul Basori, Rochmat Santoso
366
2. Aplikasi Mobile RSS Push Menggunakan Protokol Jabber Fajar
Baskoro, S.Kom, M.T., DwiArdi Irawan
373
3. Aplikasi Tracking Pos Berbasis J2ME pada PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan Alexander Setiawan; Leo Willyanto
Santoso, Thomas Harmono...........
382
4. mLab: Aplikasi Perangkat Bergerak untuk Mengakses Sistem Informasi Laboratorium berbasis SMS dan J2ME Iwan Handoyo
V.
Putro, Indar Sugiarto, Hestin Kezia Octalina Klaas.....
388
Multimedia & Gratis (MG) 1. Implementasi Teknologi Flash Remoting sebagai Altematif Aplikasi Web Database Yang Responsif 393
Yuli Asriningtias
2. Kesalahan-KesaJahan dalam Pemahaman Motif Batik dan Aplikasinya PadaBaju 397
Karsam
VI. Lain-lain 1. The Analysis of Facebook That Related with Marketing Education Business Based on Computer Media Communication Heru Wijayanto Aripradono
2.
405
Analisis Reaksi Kinerja Makroekonomi Terhadap Penurunan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia 411
Achmad Yanu Aliffianto..
vi
PERBANDINGAN METODE LOST PACKET RECOVERY PADA MULTIPOINT CONTROL UNIT
Agam Adityas Nngroho", Nurul Ramadhaniah'',
Riwaldi Pudja", I Wayan S. Wicaksana"
1.2,3) Jurusan
Teknik Elektro, Universitas Gunadarma 4) Pusat Studi Teknologi Sistem Informasi, Universitas Gunadarma {kidd, penuhdengankarya, gohan_djapu}@student.gunadarma.ac.id,
[email protected]
Abstract: Increasing of demand for videoconference applications on the network, make the development of these applicationsmore challenging especially in various network characteristics. Isdn as an older network is only for two userson videoconference and it makes proper for multiuser if adapts IP technology. ISDN and IP technology need a bridgeto connect both of them. Multipoint control unit is a tool that connect dial up-based network to lP-based network.Packet loss can be detrimental for compressed video with interdependent frames because the errors potentiallypropagate across many frames. Many techniques are for recovering packet loss such as forward error correction,interleaving, retransmission, and error concealment. There are several advantage and disadvantage in eachtechnique. Videoconference is a network application development which needs tight latency bounds and less delay.For this reason, applications need a good packet-loss recovery technique. This paper discuss about packet loss,how to recover it, compare it with others and then conclude which is the best for this videoconference application. Kata kunci : MeU, multipoint packet unit, packet loss recovery, videoconference
Pada jaman informasi seperti sekarang, arus informasisangat padat. Sebagai salah satu alternatif telekomunikasi, video conference mulai banyak digunakan. Data yang di-transmisikan oleh video conference dalam bentuk video atau audiovisual sehingga membutuhkan jaringan yang handal. Jaringan ISDN merupakan pilihan awal dalam penggunaanvideo conference karena kecepatannya bisa mencapai 128 kbitls. Namun pada perlcembangannya, jaringan Integrated Services Digital Network (ISDN) sudah tidak populer lagi karenavideo conference hanya dapat digunakan oleh 2 pengguna(end-to-end). Saat ini telah berkembang teknologiInternet Protocol (JP) yang dapat menutupi kelemahanjaringan ISDN. Untuk menghubungkan jaringanISDN dengan lP, dibutuhkan suatu jembatan yangdisebutMultipoint Control Unit (MeD). Dalam paper ini kami akan membandingkan teknik recovery packet loss yang diterapkan pada MeU. Packet loss Recovery merupakan parameter yangdiuji dalam penelitian ini. Diharapkan perbandingan ini dapat membantu danmemberipetunjuk dalam menentukan Meu yang sesuaidengan kebutuhan masing masing. Paper ini dibagi menjadi 4 bagian, bagian pertamaberisi latar belakang dan motivasi, bagian keduamenjelaskan packet loss dan teknik recoverynya, bagian ketiga membandingkan teknik recovery packet loss dari dua produk yang berbeda dan bagian terakhirberisi kesimpulan.
METODE Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai deskripsi dari packet loss kemudian pengaruh dari packet loss ke aplikasi videoconference kemudian teknik-teknik yang digunakan dalam mengatasi packet loss.
Packet loss Packet loss merupakan kegagalan pengiriman satu atau lebih paket data hingga tiba ke titik tujuan, dan biasa dinyatakan dalam persen. Sebagai contoh, tertulis "Packet loss: 5%" berarti ada 0.05 bagian paket data yang hilang dari sumber hingga ke titik tujuan. Packet loss dapat disebabkan dari faktor internal (instalasi LAN) atau karena faktor eksternal (perusahaan penyedia jaringan). Secara teknis, penyebab utama packet loss meliputi padatnya trafik (pelanggan yang berlebih, penggunaan yang berlebih), trafik dengan prioritas yang lebih tinggi menghalangi trafik dengan prioritas yang lebih rendah, error di salah satu peralatan jaringan (kegagalan alat switch, router, dan lain-lain), kesalahan daIam konfigurasi (penggunaan alamat IP yang sama), dan kesalahan dalam pengkabelan.
Pengaruh packet videoconference
loss
terhadap
Packet loss sangat dimungkinkan terjadi apabila ukuran fisik media transmisi semakin panjang dan Iebar yang akan menyebabkan banyaknya hambatan. Pengaruh pada kualitas video ialah adanya Video SNASTI2009 - 133
tiling, distorsi gambar," fliker (jitter meningkat), menunmnya nilai frame rate, dan problem pada Lip sync. Kemudian pengaruh pad a kualitas suara ialah gangguan suara secara umum, timbulnya Hiccups atau chirping dan suara putus-putus.
TeknikLost Packet Recovery (LPR) Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk mengurangi packet loss, namun secara garis besar teknik yang berkaitan dengan proses pengiriman dapat dibagi menjadi 2 yaitu active retransmission dan passive channel coding (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998). Pada passive channel coding masih bisa dibagi lagi sehubungan dengan penggunaan forward error correction (FEC) dan interleaving-based. Forward error correctiondata dapat berupa media-independent ataupun mediaspecific. Hirarki teknik ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2. Proses repair menggunakan parity FEC (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998) Ada beberapa keuntungan pada mediaindependent antara lain, operasi pada FEC ini tidak bergantung pada data paket yang ditransmisikan dan perbaikannya tepat pada paket yang hilang. Keuntungan lainnya adalah perhitungan yang diperlukan tidak banyak dan relatif mudah. Sedangkan kerugiannya adalah terjadinya penambahan delay, peningkatan bandwidth yang diperlukan dan sulit untuk memecah kode yang terkirim.
Media-Specific FEC ~ I
1
1•.•••••••• lng
forwurd
I ModlD-ind~
I
mer
I
corroctlon
I Mod~ocilic
Gambar 1. Hirarki Teknik Recovery pada Bagian Pengirim (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998) Sedangkan teknik recovery pada penerima yang dibahas adalah error concealment (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998).
Forward Error Correction Teknik ini dipakai untuk mengurangi data yang hilang pada saat transmisi. Cara ini mengandalkan penambahan data pada saat transmisi data berlangsung. Dari jenis data yang ditambahkan pada saat transmisi, dapat dibagi menjadi 2 yaitu data dengan konten yang independen (media independent) dan data pintar yang dapat meningkatkan proses perbaikan (media-specific) (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998).
Cara yang sederhana untuk melindungi dari packet loss adalah dengan mentransmisikan setiap unit dalam multiple packet. Jika satu paket hilang, maka paket lain yang berisi unit yang sama akan menutupi paket yang hilang tadi. Prinsipnya seperti pada Gambar 3. Data salinan pertama yang ditransmisikan disebut primary encoding dan data yang ditransmisikan berikutnya adalah secondary encodings. Umumnya secondary encodings menggunakan bandwidth dan kualitas yang lebih rendah daripada primary encoding. Jika primary encoding membutuhkan daya yang cukup tinggi namun kualitas yang diperoleh baik dan bandwidth yang dibutuhkan rendah maka secondary encoding akan sama sepertiprimary. Tidak seperti teknik yang telah dibahas, penggunaan media specific FEC mempunyai latency yang rendah sehingga cocok untuk aplikasi interaktif dimana delay yang besar tidak dapat ditoleransi.
Media-Independent FEC Banyak skema blok yang ada, karena menggunakan protokol RTP,jadi hanya akan dibahas mengenaiparity coding. Pada parity coding, operasi eksklusif-OR (XOR) dipakai pada kumpulan paket untuk menghasilkan parity packet yang berhubungan. Caranya, satu parity packet akan ditransmisikan setiap n-l paket data. Jiks hanya ada satu loss dalam setiap n paket, maka loss tersebut dapat diatasi. Cara ini dapat dilihat pada gambar 2.
SNAST12009 -134
Gambar 3. Proses repair menggunakan mediaspecific FEC (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998)
Interleaving Jikaukuran unit data lebih kecil daripada ukuran paketdan delay end-to-end tidak diperhitungkan makainterleaving merupakan teknik yang berguna untukmengurangi efek dari packet loss. Interleaving mengacakefek packet loss. Misalnya setiap unit panjangnya5 ms dan setiap paket panjangnya 20 ms (ada4 unit/paket), lalu paket pertama berisi unit 1,5,9,13;lalu paket kedua berisi 2,6,10,14 dan seterusnyaseperti pada gambar 4.
~~~cp
cbfulliclr::b 1
1
c:p~~
I
1 Pack.t Ios.
d:Jc::bc:bcb Gambar4.Interleaving unit melintang pada multiple paket(C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998) Dapat dilihat dari ilustrasi tersebut, ketika satu paketloss dari transmisi maka akan menghasilkan banyak celah yang tersebar pada rekonstruksi paketnya,hal ini akan menghindarkan dari satu celah besar yang akan terjadi jika tidak menggunakan metodeini. Kelebihan dari teknik 1D1 adalah tidak memerlukan peningkatan bandwidth pada saat transmisi. Sedangkan kekurangannya adalah meningkatnya latency sehingga kurang cocok digunakanuntuk aplikasi interaktif. Retransmission Pengembangan dari teknik retransmission yang telah banyak digunakan adalah scalable reliable multicast (SRM). Pada waktu SRM mendeteksi adanya loss maka SRM akan menunggu beberapa waktuyang tak tentu kemudian akan mengirim sinyaI untuk meminta perbaikan. Oleb karena itu, metode inikurang cocok untuk streaming media. Jika dalam suatukasus ada paket yang disebar ke beberapa titik danhanya satu penerima yang mengalami loss, maka semuapenerima akan kembali menerima paket yang sama sehingga mengurangi efisiensi waktu. Disini jelasbahwa metode ini bisa dikesampingkan. Error Concealment Teknik ini digunakan pada penerima karena tidak semua loss yang terjadi dapat diperbaiki pada bagianpengirim. Teknik ini menghasilkan pengganti yang sama denganpaket yang hilang. Ini memungkinkan karena sinyal yang ditransmisikan umumnya mempunyai kesamaan, khususnya sinyal suara. Teknik ini
memiliki loss rates yang rendah « 15%) (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998). Bagian pengirim memperbaiki sebagian besar loss yang terjadi dan meninggalkan sedikit celah pada hasil yang diterima dan kemudian akan ditambal oleb error concealment. Teknik recovery pada bagian penerima dapat dibagi menjadi tiga (C. Perkins., O. Hodson dan V. Hardman, 1998). Pertama, insertion-based schemes yaitu dengan cara menyisipkan sebuah paket yang telah terisi untuk menutupi bagian yang hilang, Teknik ini mudah diimplementasikan namun repetisi yang terjadi akan menyebabkan kurangnya performa teknik ini. Kedua adalah interpolation-based scheme yaitu dengan menggunakan kesamaan pola dan interpolasi untuk membuat pengganti buatan untuk mengisi paket yang hilang. Teknik ini lebih sulit diimplementasikan namun mempunyai performa yang lebih baik daripada insertion-based schemes. Ketiga adalah Regeneration-based schemes menggunakan pemecah kode buatan dari paket yang berada di sekeliling paket yang hilang untuk membuat penggantinya. Proses ini membutuhkan biaya yang mahal namun hasilnya sangat baik. BASIL DAN PEMBAHASAN Dari berbagai teknik lost recovery yang ada, pada bahasan ini akan dibandingkan lost recovery dari dua produk yang ada di pasaran yaitu Polycom dan Tandberg. Polycom mempunyai tiga cara yang digunakan untuk mengatasi packet loss yaitu Lost Packet Recovery, Dynamic Bandwith Allocation dan Polycom Video Error Concealment sedangkan pada Tandberg menggunakan fitur lntel/egent Packet loss Recovery (IPLR). Polycom's Loss Recovery Polycom mempunyai tiga cara yaitu LPR, DBA dan PVEC (Wainhouse Research, 2008). Lost Packet Recovery (LPR) Ketika packet loss terdeteksi, LPR bekerja dengan cara mengalokasikan sementara beberapa bagian dari call bandwidth kedalam saluran data (saluran data yang digunakan FEC), kemudian FEe tersebut dikirim ke sistem penerima. LPR dapat menaikan dan menurunkan besar saluran data FEe hingga menemukan bandwidth minimum yang hams diaIokasikan ke saluran data FEe supaya sistem penerima dapat memperbaiki semua packet loss yang ada. Ketika terjadi packet loss, maka LPR akan melihat apakah besarnya bitrate yang dikirim. Jika lebih besar dari 128k, maka bandwidth saluran data FEC akan diperbesar. Jika tidak terjadi packet loss, tapi kecepatan pengiriman tidak dalam kondisi ideal, maka bandwidth saluran data FEC diperkecil untuk meningkatkan kecepatan pengiriman.
SNASTI2009 - 135
Packet loss dapat terjadi di bagian receiver maupun bagian transmitter. Jika packet loss terdeteksi pada bagian receiver, decoder akan mencari informasi yang hilang berdasarkan packet loss. Pada saat informasi yang hilang tidak dapat diperoleh lagi, maka efeknya bisa diminamilisir oleh fitur ini. Sementara itu, jika packet loss terjadi pada bagian transmitter maka bagian encoder akan melakukan mode penguatan.
Perbandingan Polycom Gambar 5. Diagram AIm Cara Kerja LPR (Wainhouse Research, 2008)
Dynamic Bandwidth Allocation (DBA) Untuk packet loss yang terjadi secara konsisten, metode DBA ini akan berfungsi sebagai metode tambahan dari LPR. DBA merupakan suatu algoritma yang dapat mengatur video bit rate secara otomatis dan dinamik untuk mengeliminasil mencegah packet
loss. Fungsi DBA ini akan dijelaskan dalam contoh berikut, jika terdapat 10% packet loss yang konsisten pada 384 kbps panggilan video (320 kbps untuk video, 64 kbps untuk audio), DBA akan menurunkan bit rate sebesar 10%, dari 320 kbps menjadi 288 kbps, kemudian DBA mengambil sampel lagi untuk melihat apakah masih ada sisa packet loss. Jika dibutuhkan, DBA akan terns menurunkan video bit rate hingga tidak ada packet loss yang hilang lagi dalam beberapa detik.
Po/yeom Video Error Concealment (PVEC) PVEC adalah algoritma untuk kualitas pelayanan IP video dengan memberikan efek dari packet loss dengan menggunakan informasi dari
neighboring macroblocks, prior frames, future frames sebagai estimasi dari muatan video frame. Tidak seperti LPR yang memperbaiki packet loss dan DBA yang mencegah packet loss, sementara PVEC hanya berfungsi memanipulasi dampak dari packet loss.
Fitur pada Tandberg ini mampu mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan packet loss. IPLR mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekuatan transmisi bit-stream, penerimaan gambar, dan menunmkan call rate jika kelebihan packet loss terdeteksi (Whitepaper Tandberg and Packet loss. D50165. Rev 2.0).
dan
Tabell. Tabel Perbandingan Spesiftkasi Tandberg Edge 95 Mpx dengan Polycom HDX 8004. (Polycom Competitive QI,2008) Karakteristik Spek, Data rate maks.
Content Sharing
Polycom
Tandberg
HDX8004
Edge95Mpx
H.323
4 Mbps
2Mbps
SIP
4 Mbps
2 Mbps
ISDN
2 Mbps
512 Mbps
H.239
Yes
Yes
P+CIP
Yes
-VNC
POC
Yes
No
AES
DES &AES
Encryption 720p
I280x720
I280x720
448p
-
576x448
Video format
MPEG-4
MPEG-4
Frame rate
30fps
30fps
Full Motion
Tiling Motion
camera
Kualitas Video
True colors Zoom Koneksi video 2nd
SNASTI 2009 - 136
Tandberg
Polycom dan Tandberg merupakan 2 merek dagang MCU yang paling terkenal, keduanya memiliki fitur dan spesifikasi yang berbeda meskipun tetap mengacu pada standart yang telah ditentukan. MCU yang baik tentu saja dapat memberikan hasil output yang baik (peniliaan subjektif) dan dari basil data (datasheetlpengukuran). Secara penilain subjektif Polycom sudah cukup handal dalam menampilkan gambar bila fitur LPR di aktfjkan (enable) Sedangkan untuk Tandberg, tidak bisa diberi penilaian tersebut karena tidak memiliki produk dari Tandberg. Spesifikasi Tandberg Edge 95 Mpx dengan Polycom HDX 8004 dapat dilihat pada tabel 1. Selain data spesifikasi, juga disajikan data hasil pengukuran packet loss pada Polycom pada Tabel 2.
Video
Tandberg's Intellegent Packet loss Recovery (IPLR)
spesifikasi
12x
-
Loudcom noises 7x Duo video (H.239)
---1nl
4 sites
MultiJ)Oint
(@.
Bandwidth
4CIF (SO) HO
LostPacket Recovery
1,288 kbps
768 kbps
960Kbps
1.1 Mbps
1-4Mbps LPR. OBA, PVEC Stereo + Wide band high fidelity
1.4 -2 Mbps IPLR SPDIF+ Digital Natural Audio Module
Audio
22kHz
110
In
4 (3HO,ISO)
5 (2HO,3S0)
Out
3 (2HO, ISO)
4 (IHO, 3S0)
Backpanel
Tabel2. Tabel Hasil Pengukuran Packet Loss pada Polycom. (Wainhouse Research, 2008). Pack et loss
0%
1%
2%
Resolu si Video
4SIF
4SIF
4SIF
Video Rate yang tersed ia 1408
1024
1024
Video Rate yang digunak an 1050
800
800
fra me rate
ket
SIMPULAN Meskipun Tandberg memiliki sistem IPLPR untuk mengurangi packet loss, hal ini tetap saja belum dapat menandingi sistem LPR yang dimiliki oleh Polycom. Keunggulan dari Polycom adalah pada ke-3 metode terhadap gangguan packet loss. LPR yang berfungsi untuk memperbaiki packet loss, DBA untuk mencegah packet loss dan yang terkahir adalah PVEC untuk memanipulasi packet loss yang terjadi, Selain dengan metode tersebut, menurut penilaian subjektif terlihat jelas perbedaan kualitas antara video yang sistem LPR diaktifkan (enable) menjadi jauh lebih baik bila dibandingkan dengan yang tidak diaktifkan.
DAFTAR RUJUKAN F. Nick, B. Hari. Packet loss Recovery for Streaming Video. Cambridge : M.I.T Laboratory for Computer Science, 2002. Technical Steering Committee. K-20 ISDN to IP Video Conferencing Transition Recommendations. November 2006.
The Network 30
30
30
5%
4SIF
1024
800
30
100/.
4SIF
1024
800
30
video dan suam bagus video dan suara ba2US video dan suam ba2US video bagus, suam terputu s-putus video dan suara ga bazus.
H. Vicky. A Survey of Packet loss Recovery Techniques for Streaming Audio. IEEE Network. Oktober
P. Colin , H. Orlon dan
1998. Tandberg. Tandberg and Packet loss. D50165. 2.0
Rev
Research. Po/ycom's Lost Packet Recovery (LPR) Capability. January 2008.
Wainhouse
SNASTI 2009 - 137
Diselenggarakan oleh : Bagian Penelitian Akademik (PA) STIKOM JI. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya Telp. 031. 8721731, Fax. 031.8710218 un : http://snasti.stikom.edu email:
[email protected]
ISBN 978-979-8968-30-3
JI~lllll~~~II~~ ~~I~I~III