Daftar isi Eksperimen dan Prediksi Penyerapan n-Amylalkohol
dalam Poly(n-butyl methacrylate)
(Gede Wibawa)
EKSPERIMEN DAN PREDIKSI PENYERAPAN N-AMYLALCOHOL DALAM POLY(N-BUTYL METHACRYLATE) Gede Wibawa Jurusan Teknik Kimia, FTI - ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
ABSTRAK EKSPERIMEN DAN PREDIKSI PENYERAPAN N-AMYLALCOHOL DALAM POLY(N-BUTYL METHACRYLATE). Dalam penelitian ini, penyerapan (sorption) dari n-amilalkohol dalam dari poly(n-butyl methacrylate) diukur secara percobaan dengan metode piezoelectric quartz crystal Microbalance pada suhu 333,15 K,343,15 Kdan 353,15 K. Kristal yang digunakan adalah jenis AT-Cut 5 MHz, diameter 5,5 mmdanketebalan 0,3 mm. Reliabilitas dari pengukuran di tes dengan membandingkan hasil pengukuran dengan data literatur untuk sistem benzene-polyisobutylene pada suhu 338,15K. Diperoleh bahwa semakin tinggi suhu, penyerapan n-amil alkohol dalam dari poly(n-butyl methacrylate) semakin rendah. Data percobaan dikorelasikan menggunakan persamaan UN/QUAC dengan rata-rata deviasi absolut sebesar 3,8 %. Data terse but juga dibandingkan dengan prediktifmode kontribusi grup UN/FAC-FVdan UN/FAC-ZM. Kata kunci : N-amylalcohol, poly(n-butyl methacrylate),
UN/QUAC
ABSTRACT EXPERIMENTAL
AND PREDICTION
OF THE ABSORPSTION
ON N-AMYLALKOHOL
IN
POLY(N-BUTYLMETHACRYLATE). In this work, sorption ofn-amyla1cohol in poly(n-butyl methacrylate were determine experimentally using the piezoelectric quartz crystal microbalance method at temperatures 0033.15 K, 343.15 K and 353.15 K. The crystal used was AT-Cut 5 MHz, 5.5 mm in diameter and 0.3 in thick. The reliability of the measurements was confirmed by comparing present data with literature data for benzene-polyisobutylene system at temperature of338.15 K. The sorption ofn-amyla1cohol in poly(n-butyl methacrylate) decreases with increasing temperature. Data obtained in this work were correlated using the UNIQUAC equation with average absolute deviation 00.8%. Comparisons were also made with predictive group contribution UNIFAC-FV and UNIFAC-ZM models. Key words: N-amylalkohol, poly(n-butyl methacrylate), UN/QUAC
PENDAHULUAN Proses polimerisasi selalu melibatkan pelarut (solvent) dimana pelarut, monomer yang tidak terpolimerisasi dan oligomer hams dipisahkan dari produk akhir polimer sehingga produk terse but sesuai dengan standar kesehatan, keamanan dan memenuhi peraturan-peraturan lingkungan. Untuk dapat mendesain proses dan peralatan pemisahan yang rasional diperlukan pengetahuan penyerapan solven atau solubilitas pelarut dalam larutan polimer. Data solubilitaspelarut dalam polimer telah banyak dipublikasi salah satunya dalam Polymer
Data Collection [1]. Namun data tersebut masih sangat terbatas baik dari jumlah maupun kondisinya jika dibandingkan dengan banyaknya data yang tersedia untuk sistem non-polimer. Aplikasi metode quartz crystal microbalance (QCM) untuk mengukur solubilitas uap pelarut dalam polimer telah banyak digunakan dalam mengukur solubilitassolven dalam polimer [2- 7] karena metode terse but mempunyai kelebihan antara lain pencapaian kondisi kesetimbangan cepat, sensitif dan dibutuhkan sampel polimer dalam jumlah sangat sedikit jika dibandingkan teknik-teknik lain seperti
141
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
ISSN 1410-8720
quartz spring balance [8] dan kromatografi gas-liquid [9]. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur penyerapan uap n-amylalkohol dalam poly(n-butyl methacrylate) pada suhu 333,15 K, 343,15 K dan 353,15 K dengan metode QCM. Data yang diperoleh dikorelasikan dengan persamaan UN/QUAC [10] dan dibandingkandengan hasil prediksimenggunakan model-model kontribusi grup UN/FAC-FV[II] dan UN/FAC-ZM[12]. SOLUBILITAS SOLVEN LARUTAN POLIMER
DALAM
Solubilitasuappelarutdalam larutanpolimer adalah kesetimbangan termodinamika antara fasa uap dan cair sehingga salah satu syarat teIjadinya kesetimbangan tersebut adalah isofugasitas yaitu fugasitas pelarut dalam fasa uap sarna dengan fugasitas pelarut dalam fasa cair: (1)
dimana koefisien p1:amaan-virial, B dapat dihitung dari korelasi Tsonopolou} [13]. Pada umumnya, solubilit~ pelarut sialamhubungan poli~er pada suhu tertentu din~bagai antara fraksi masa pelarut dalam polimer dengan aktifitaspelarut Sehingga berdasarkan persamaan (7) aktifitas mengekpresikan tekanan kesetimbangan. MODEL-MODEL TERMODINAMIKA Aktifitas pelarut dalarn larutan polimer dapat dikorelasikan dengan persamaan UN/QUAC, karena persamaan tersebut terdiri dari dua suku yaitu suku kombinatorial yang memperhitungkan perbedaan ukuran antara pelarut yang berukuran kecil dan polimer yang berukuran besar, dan bagian residual yang memperhitungkanpengaruh entalpi pencampuran yang diakibatkan oleh interaksi antar molekul. Untuk campuran biner, persarnaan UN/QUAC dari aktifitas pelarut dalam polimer adalah : lna\ = lnalc + lnaJR
A
A
=
f..V
y\ P
(2)
.
•••••••••••••••••••••
(8)
Untuk suku kombinatorial:
(3)
Karena polimer tidak mudah menguap maka fasa uap hanya terdiri dari pelarut murni, sehingga persamaan (2) menjadi: (4)
Fugasitas komponen murni pada tekanan rendah bisa diperkirakan dengan persamaan berikut:
dimana z ditetapkan nilainya sarna dengan 10. clan8j masing-masing didefmisikan :
rjWj CfJ;
(11)
= Ljrj wj qjWj
J\r
=
(5)
'1'\ ",sat p,saJ \
OJ
(12)
= Lj'q j wj
Sehingga persamaan (I) menjadi '" '1'1
p
= a\ p,,'al'" \ '1'1,wI
(6)
•••••••••••••••••••••••••
Untuk tekanan rendah koefisien fugasitas bisa diperkirakan dengan persamaan virial sampai suku ke 2 sehinggapersamaan (6)menjadi:
Parameter rj dan q; dihitung dari penjurnlahan parameter-parameter grup volume molar, Rk dan parameter area group Qk : (13) (14)
a = -J
142
~'WI p
exp __ [_
B
I~I __ RT _ (p"WI
~
P )]
.
(7)
Eksperimen dan Prediksi Penyerapan n-Amylalcohol
Parameter group
Rk
dan
Qk
didapat dari
volume group Van der Waals, Vwk dan luas permukaan, AWk d yang didifinisikan: Rk
=
Vwk
/15.17
Qk
=
AWk
/2. 5 x 109
Parameter-parameter didifinisikan:
£' if
dalam Poly(n-butyl methacrylate)
volume penjumlahan. Sehingga, volume reduced campuran menjadi: vM
(15) •••••••••••••••••••
interaksi
(16)
antar molekul
= exp (a- ; J
(17)
dimana aij dioptimasi dari data eksperimen. Untuk sistem biner, dibutuhkan 2 parameter interaksi dan a2t) untuk tiap sistem. Disamping model korelasi, aktivitas pelarut juga bisa diperkirakan dengan model UNIFAC Free-Volume (UNIFAC-FV) dari Oishi and Prausnitz [11]. Model UNIFAC-FV ini merupakan modifikasi dari persamaan UNIFAC [14] yaitu dengan memperhitungkan perbedaan free-volume yang besar antara pelarut dan polimer. Untuk campuran biner, aktifitas solvent adalah: (at2
(Gede Wibawa)
v.w.
= -------
+V2W2
15. 17b(lj'wt
+ r;wz) (22)
Suku free-volume
mengandung
parameter yang dapat diatur (b dan c t)' dimana ct telah ditetapkan dengan nilai numerik sarna dengan 1,1 clan b adalah faaktor proposional yang telah dioptimasi berdasarkan data eksperimen clan diperoleh nilai b adalah 1,28. Karena model UNIFAC-FV'membutuhkan informasi ly~erty volumetric b~ik solven maupun poHmer, Zhong dkk-- [12] mengusulkan >-model yang dlsebutUNIFA"C-ZM model. Model ini merupakan modifikasi dari UN/FA C model dimana pengaruhfree-volume dimasukan pada suku combinatorial dari persamaan UN/FAC:
dimana ,
x\r\
¢. = Xtr• + Xz [0. 6583nr(1) ] dimana
loot adalah
suku residual yang diambil
dari model UNIFAC dengan interaksi parameter grup diambil dari sistem dengan berat molekul rendah. Suku rree volume, InatV
Volume reduced volume dinyatakan dengan : v;
=
:
dari solven,
VI
VI
15. 17br/
dua
(24)
Model ini telah mengakomodasi pengaruh free volume walaupun tidak tertulis secara eksplisit. Sarna dengan model UNIFAC-FV, model ini juga menggunakan suku residual, dari model UNIFAC dengan interaksi parameter grup diambil dari sistem dengan berat molekul rendah Dari kedua model prediksi tersebut, salah satu keuntungannya adalah banyaknya tersedia parameter-parameter interaksi grup fungsional yang dapat dimanfaatkan secara luas untuk memperkirak~ sistem-sistem yang terdiri dari berbagai jenis pelarut dan polimer.
(20)
METODEPERCOBAAN Prinsip Dasar Metode QCM Metode dimana vt adalah jumlah group tipe k dalam molekul i. Untuk menyederhanakan perhitungan, volume campuran liquid diasumsikan sebagai
piezoelectric
quartz crystal
microbalance merupakan metode gravimetri dimana massa uap pelarut yang terserap dalam polimer, dapat diketahui dengan mengukur 143
Prosiding Simposium
Nasional Polimer V
ISSN 1410-8720
perubahan frekuensi (frequency shift) yang dinyatakan oleh Sauerbrey [15]: PBMAPIB I:1F = -Cl:1m
Tabell. Karakteristik PIB dan PBMA. -337 500 274,7 197,2 288,2 T",IK 10.3 M..!g.morl T/K Polimer
(25)
dimana C adalah konstanta yang tergantung dari properti fisik dan geometris kristal. Persamaan diatas diaplikasikan pada dua kasus dari pelapisan polimer (frequency shift, Mo akibat dari massa film polimer, Ilmo) dan uap pelarut yang terserap pada polimer (frequency shift, akibat dari massa pelarut yang terserap ke film polimer, ). Sehingga, fTaksi massa pelarut yang terserap pada polimer, dapat diperoleh dari pengukuran perubahan frekuensi yang ditunjukkan dengan persamaan berikut :
Bahan
Bahan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah dua jenis pelarut organik, yaitu: benzene dan n-amylalcohol pure analys (99%) yang..diperoleh dari E. Merck, Darmstadt tanpa dilakukan pemurnian lebih lanjut. Polimer yang digunakan ada dua jenis yaitu poly n-butylmethacrylate (PBMA) dan polyiso butilene (PIB) diperoleh dari Aldrich
Chemical Co., Inc., dengan karakteristik ditunjukkan pada Tabel 1. Peralatan
Diagram skematis peralatan QCM ditunjukkan dalam Gambar 1, dimana terdiri dari 4 bagian utama yaitu sorption cell, tangki pelarut,unitpengukuran frekuensidan unit vakum. Suhu sorption cell dan tangki pelarut diukur dengan four-wire platinum resistance suhu detectors, kemudian dicatat dengan digital suhu indicator (YOKOGA WA 7563) Kays dengan ketelitian ± 0,03 K. Untuk menjaga suhu pada sorption cell, waterbath dengan suhu kontrol diinstall pada sorption cell. Sedangkan suhu solvent tank dikontrol dengan suhu controller (Shimaden CO., LTD Japan). Ketelitian dari kedua suhu kontroler tersebut adalah 0,1 K. Untuk menghindari terjadinya kondensasi uap pelarut,suhu salurandari tangki pelarut ke sorption cell diset (5-10) K lebih tinggi dari suhu cell dengan memasang tape heater sepanjang aliran tersebut.
V2
I 2 3 4 5 6
Vacuum pump Ethylene glycol bath Solvent tank Water Jacket Sorption cell Quartz crystals
7 AC-supply 8 Oscillator 9 Scanner 10 Frequency counter I···················~
Heated region
Gambar I. Diagram skematis metode QCM 144
Eksperimen
dan Prediksi Penyerapan n-Amylalcohol
Cara Kerja Prosedur yang dilakukan dalarn penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap po timer coating, tahap pengukuran frekuensi kristal dan tahap pengolahan data. Tahap Polymer Coating Pada tahap ini, kedua permukaan dari kristal dilapisi dengan larutan polimer. Larutan polimer dibuat dengan melarutkan polimer dalarn toluena dengan konsentrasi 1 % mass a polimer dan dipanaskan pada suhu 80°C. Satu tetes larutan diteteskan pada permukaan kristal yang bersih yang diletakkan secara horisontal dan dibiarkan kering pada suhu ruang. Prosedur ini diulang untuk sisi kristal yang lain sampai ketebalan film yang diinginkan (0,3 - 0,8) V4m sesuai denganfrequency shift untuk polymer coating (= 3000 Hz sarnpai dengan 8000 Hz) sesuai yang disarankan oleh Masuoka dkk [4]. Tabap Pengukuran Frekuensi Frekuensi kristal yang bersih ditentukan pertama kali pada suhu yang diinginkan dan frekuensinya dicatat sebag~i Fo' Setelah semua kristal dilapisi polimer kemudian kristal diinstall padasorption cell. Zat-zat yang mudah menguap, kotoran dan udara dikeluarkan dari cell dengan menjalankan pompa vakum sampai frekuensi kristal konstan dan frekuensi kristal terlapisi polimer dicatat sebagai Ft' Kemudian uap pelarut dialirkan ke cell dari tangki pelarut dan frekuensi masing-masing kristal dicatat sebagai fungsi waktu. Jika frekuensi telah mencapai nilai stabil dengan toleransi kurang lebih 5 Hz, maka nilai frekuensi dicatat sebagai nilai kesetimbangan F2• Pada saat kesetimbangan tersebut suhu sorption cell dan tangki pelarut juga dicatat. Tahap Pengolahan Data Fraksi massa pelarut yang terserap pada polimer ditentukan dengan menghitung perubahan frekuensi akibat lapisan polimer, dan perubahan frekuensi akibat terserapnya pelarut pada polimer:
(27) (28)
dalam Poly(n-butyl methacrylate)
(Gede Wibawa)
Sehingga fraksi massa dapat ditentukan dengan persamaan (26). Aktifitas pelarut dihitung dengan persamaan (7) dimana tekanan kesetimbangan P sarna dengan tekanan tekanan uap pelarut mumi pada suhu tangki pelarut dan tekanan uap pelarut, pada suhu sorption cell. Tekanan uap dari pelarut dihitung dengan persarnaan Wagner dengan konstanta diperoleh dari Poling dkk [16].
Perkiraan Uncertainty Uncertainty dalam eksperimen dapat timbul dari pengukuran frekuensi dan suhu baik pada sorption cell maupun tangki pelarut. Akurasi dalarn pengukuran perubahan frekuensi selarna percobaan adalah ±5 Hz dan akurasi pengukuran suhu termasuk kontrol ± 0,13 K. Dari analisis uncertainty yang telah dilakukan diperoleh bahwa maksimum uncertainty dalarn pengukuran fraksi masa pelarut adalah 7 % yang ditemukan pada pengukuran solubilitas terendah untuk sistem n-amylalkohol + PBMA. Untuk data dengan solubilitas lebih tinggi uncertainty semakin rendah. Berdasarkan akurasi pengukuran suhu, korelasi untuk perhitungan tekanan uap dan korelasi untuk perhitungan koefisien persarnaan virial, uncertainty dari aktifitas pelarut tidak lebih dari 1 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Reliabilitas pengukuran dikonfirmasi dengan membandingkan data solubUitas yang diperoleh pada penelitian ini d~ data publikasi yang ada [4] untuk sistem benzene + PIB pada suhu 338,15 K. Data eksperimen sesuai dengan data publikasi, seperti ditunjuk_ pada Garnbar 2. Data solubilitas yang diperoleh pada eksperimen untuk sistem n-amjlalcohol + PBMA ditunjukkan pada Tabel 2. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa solubilitas
amylalcohol dal~ naiknya suhu Garnbar3.
PBMA meningkat dengan
seperti
ditunjukkan
pada
Persamaan UNIQUAC dipilih untuk mengkorelasikan data percobaan karena persamaan terse but mengandung bagian 145
Prosiding Simposium
Nasional Polimer V
/SSN 1410-8720
<> I. This 0.05 0.3 0.1 0.2Benzene( work dkk I(1984) 0.15 0.25 )-PIB(2) Masuoka T= 338.15 K 0I .8 A(j'" 0.4 I ~ UNIQUAC eq. ....!....
WI [-]
-
/~
0.8
0.6
Amyl alkohol (1)- PBMA(2) m 333.15 K A 343.15 K (I) 353.15 K -UNIQUAC eq.
0.6
0.4
0.2
o
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
WI [-]
Gambar 3. Aktifitas n-amylaleohol,
Gambar 2. Aktifitas benzena, a, dalam PIB. Tabel2. Solubilitas TIK
al dalam PBMA
dimana untuk sistem biner a(O) a(O) a(l) 12' 2]' 12 dan
n-amylaleohol dalam PBMA
al
0.008 0.025 0.379 0.020 0.555 0.750 0.813 0.897 0.483 0.556 0.694 0.342 0.411 0.407 0.626 0.761 0.828 0.891 0.312 0.341 0.422 0.693 0.492 0.627 0.211 0.331 WI
adalah parameter yang tidak tergantung pada suhu. sehingga untuk satu sistim pada range suhu 333,15 K sampai 353,15 K hanya dibutuhkan satu set parameter. Parameter-parameter interaksi daJipersamaan UN/QUAC yang diperoleh pada penelitian aW
0.038 0.031 0.013 0.027 0.030 0.028 0.020 0.023 0.033 0.040 0.046 0.024 0.036 0.042 0.051 0.037
ini ditunjukkan pada untuKalffiIitas TabE.{3.Aver~ deviation (AAD)
absolute pelarut
l..antaradata eksperimen dan hasil perhitungan adalah 3,8 %. Tabel3. Parameter interaksi persamaan Uniquae untuk n-amylalkohol-PBMA pada range suhu 333,15 K sampai dengan 353,15 K; sistim
..
a(O) = a(o) =
21 21
AAD*/% Parameter 32,07 -1230,622 -197,036 0,001
12 12
kombinatorial yang dapat mengakomodasi perbedaan ukuran molekul yang sangat besar antara pelarutdanpolimer [10]. Parameter interaksi antar molekul dari persamaan UNIQUAC didefinisikan dengan fungsi linierterhadap suhu : aij=a~O)+a~')(T-273.15) 146
3,8
a(l) art) = =
(21)
Data hasil eksperimenjuga dibandingkan dengan hasil perkiraan dengan menggunakan persamaan UN/FAC-FV dan UN/FAC-Z1w dimana diperoleh AAD antara aktifitas pelarut data percobaan dengan hasil perkiraan
Eksperimen dan Prediksi Penyerapan n-Amylalcohol
menggunakan persamaan UN/FAC-FV dan UN/FAC-ZM masing-masing adalah 27,9% dan 34,2%. KESIMPULAN Pada eksperimenini,solubilitasuntuksistem n-amylalkohol dalam PBMA telah dukur dengan peralatan QCM pada range suhu 333,15 K, 343,15 K dan 353 K. Validasi pengukuran dikonfirmasi dengan membandingkan data eksperimen dan data literatur yang ada untuk sistem benzene + PIB pada suhu 338,15 K. Solubilitasn-amylaIkoholdalam PBMA menurun dengan kenaikan suhu. Data terse but dapat dikorelasikan menggunakan persamaan UN/QUAC denganAAD 3,8 %. AAD aktifitas pelarut antara data percobaan dengan hasil prediksi menggunakan model UN/FAC-FV dan UN/FAC-ZM masing-masing adalah 27,9% dan 34,2%. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dept. of Chern. Eng. Graduate School of Engineering, Hiroshima University atas Hibah peralatan eksperimen. DAFTAR PUSTAKA [1]. WEN, H.; ELBRO, H. S. and ALESSI, P. Polymer Solution Data Collection Part 2+3; DECHEMA Chemistry Data Series; DECHEMA: Frankfurt am Main, Germany, (1992) J., [2]. BOUDOURIS, D., PRINOS, BRIDAKIS, M., PANTOULA, M. and Panayiotou" C., Measurement ofHFC-22 and HFC-152a sorption by polymers using a quartz crystal microbalance, /nd. Eng. Chern. Res., ,40, (2001) 604-611 [3]. FRENCH, R. N. and KOPLOS, G. J., Activity Coefficients of Solvents in Elastomers Measured with a Quartz Crystal Microbalance, Fluid Phase Equilib., 158160, (1999) 879-892 [4]. MASUOKA, H., MURASHIGE, N. and YORIZANE, M., Measurement of
dalam Poly(n-butyl methacrylate)
I'Gede Wibawa)
Solubility of Organic Solvents in Polyisobutylene using the Piezoelectricquartz Sorption Method, FlUid Phase Equilib., 18, (1984) 155-169 [5]. WIBAWA, G, TAKAHASHI, M., SATO, \':; TAKISHIMA, S. and MASUOKA, H, Solubility of Seven Nonpolar Organic Solvents in Four Polymers using the Piezoelectric-quartz Sorption Method, J. Chern. Eng. Data, 47, (2002) 518-524 [6]. WIBAWA, G., HATANO, R., SATO, \':, TAKISHIMA, S. and MASUOKA, H., Solubility of 11Polar Organic Solvents in Four Polymersusing the Piezoelectric-quartz Sorption Method, J. Chern. Eng. Data, 47, (2002) 1022-1029 [7] WONG, H., C., CAMPBELL, S., W. and BHETHANABOTLA, V. R., Sorption of Benzene, Toluene and Chloroform by Poly(styrene) at 298.15 K and 323.15 K using a Quartz Crystal Balance, Fluid Phase Equilib.,139, (1997) 371-389 [8]. LIEU, J.G., PRAUSNITZ, J. M. and GAUTHIER, M.,Vapor-liquidEquilibriafor Binary Solutions Arborescent and Linear Polystyrenes, Polymer, 41,(2000) 219- 224. [9]. MALONEY, D. P. and PRAUSNITZ, J. M., Solubilities of Ethylene and Other Organic Solutes in Liquid, Low-Density Polyethylene in the Region 124°Cto 300°C, A/ChE J., 22, (1976) 74-82 [lO].ABRAMS, S. and PRAUSNITZ, J. M., Statistical Thermodynamics of Liquid Mixtures: ANew Expression for the Excess Gibbs Energy of Partly or Completely Miscible Systems, A/ChE J. 21, (1975) 116-128 [ll].OISHI,-T. and PRAUSNITZ, J. M., Estimation of Solvent Activities in Polymer Solutions Using a Group Contribution Method, /nd. Eng. Chern. Process Des. Dev., 17, (1978) 333-339 [12].ZHONG C., SATO \':, MASUOKA H. and CHEN x., Improvement of Predictive Accuracy of the UNIFAC Model for Vapor-liquid Equilibria of Ppolymer
147
Prosiding Simposium
Nasional Polimer V
Solutions, Fluid Phase Equilib., 123, (1996) 97 -106
[13].TSONOPOULUS, C., (1974), An Empirical Correlation of Second Virial Coefficients AIChE J, 20, (1996) 263 [14].FREDENSLUND, AA., JONES, R. L. and PRAUSNITZ, J. M., Group Contribution Estimation of Activity Coefficients in Nonidea1 Liquid Mixtures, AIChEJ, 21, (1975) 1085-1099 [15].Sauerbrey, G., Verwendung von Schwingquarzen zur Schichten und Zur, Z. Phys., 155, 206-222 [16].POLING, B. E., PRAUSNITZ, J. M. and O'CONNEL, J. P., The Properties of Gas and Liquids, fifth Ed., The McGrawHill Companies Inc., USA, (2001) 7.3-7.7
148
ISSN 1410-8720