MYCOPLASMA PNEUMONIAE Maria Dwi Lestari 078114031 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Abstrak
Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut (ISNA) yang sering terjadi pada anakanak dan dewasa muda. Memiliki bentuk cincin, batang dan badan spiral, filament, dan granula. Termasuk dalam famili Mycoplasmataceae dan genus Mycoplasma. . Infeksi M.pneuumoniae mudah menyebar pada populasi yang padat misalnya di sekolah, asrama, pemukiman yang padat dan kemp militer. Penularan dapat melalui percikan ludah penderita yang dihirup oleh orang lain. Pasien mengalami demam yang timbul perlahan-lahan, sakit kepala berdenyut, sakit dada, pilek, serak dan batuk kering. Pengobatan biasanya dengan Eritromisin atauTertasiklin.
Pendahuluan
Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu penyebab
infeksi saluran nafas akut (ISNA) yang sering terjadi pada anakanak dan dewasa muda. Di Negara berkembang termasuk Indonesia penyebab pneumonia yang paling sering ditemui yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae. Sekitar 30% dan semua pneumonia pada penduduk secara umum disebabkan oleh M.pneumoniae. Di negara kita laporan mengenai infeksi M.pneumonia sebagai salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut masih sangat jarang.
Pada akhir tahun 1930 ditemui adanya grup pneumonia yang digambarkan tidak menyerupai bakteri tipikal dari pneumonia, karena penyabab dari pneumonia ini tidak diketahui. Gambaran radiology paru yang tidak spesifik dan angka mortalitas yang rendah, membedakan kasus ini dari pneumonia bacterial sehingga disebut Pneumonia Atypical Primer (PAP). Pada dekade lanjut setelah obat sulfa dan penisilin digunakan sebagai pengobatan terhadap pneumonia bakterial, ternyatapneumonia atipikal ini kurang respon terhadap obat tersebut.baru pada tahun 1940 terungkaplah penyebab dari pneumonia atipikal ini, setelah diisolasi oleh Eaton dkk, ditemukannya kesamaan dengan yang menyebabkan Pleuro pneumonia pada ternak. Maka sejak saat itu disebut namanya Eaton Agent atau Pleuro Pneumonia Like Organsme. Chanock dkk tahun 1969 berhasil mengisolasi penyebab pneumonia ini yang ditunjukkan bahwa mikro organisme ini termasuk famili mycoplasmatacea dari Class Mollicutes dan sejak saat itu disebut Mycoplasma pneumoniae.
Morfologi
Mikoplasma tidak terdapat dipelajari dengan cara-cara bakteriologik yang biasa dilakukan karena koloninya kecil, plastisitas dan kehalusan sel-selnya (akibat tidak mempunyai dinding sel yang kaku), dan hasil pewarnaannya yang jelek dengan
zat warna aniline. Morfologinya berbeda-beda sesuai dengan cara pemeriksaan yang digunakan (misalnya, lapangan gelap, imunofluoresensi, sediaan yang diwarnai dengan Giemsa dari pembenihan padat atau cair, fiksasi agar). Pertumbuhan dalam pembenihan cair menghasilkan berbagai bentuk yaitu, cincin, batang dan badan spiral, filament, dan granula. Pertumbuhan pada pembenihan padat pada dasarnya terdiri atas massa protoplasma plastis dengan bentuk tidak teratur dan mudah berubah. Mikoplasma mempunyai struktur sangay primitif, yang dapat berubah bentuk dari bulat yang berdiameter 125-250 nm sampai bentuk filamen kecil dengan panjang antara beberapa nm sampai 850 nm.
Klasifikasi
Kingdom Division Class Ordo Famili Genus Spesies
: Bacteria : Firmicutes : Mollicutes : Mycoplasmatales : Mycoplasmataceae : Mycoplasma : Mycoplasma pneumoniae
Siklus Hidup M.pneumoniae ditularkan melalui ludah penderita kemudian tertelan dan masuk ke inang yang baru. Bakteri ini hanya dapat berkembangbiak didalam tubuh manusia/hospes. Jika diluar tubuh hospes hanya dapat bertahan beberapa jam saja itupun dalam keadaan lembab seperti air ludah kemudian mati. Berkembang sangat pesat dalam paru-paru lebih tepatnya dalam bronchitis. Akibat banyaknya populasi dalam bronchitis, bakteri akan naik ke faring untuk mencari jalan dan keluar saat penderita meludah atau bersin. Jika bersin atau air liur terhirup maka M.pneumonia akan
masuk dalam inang baru dan tinggal untuk berkembamgbiak kembali.
Keterangan: Gambar 1:Sel Mycoplasma pneumoniae pada fase I (8 jam). Membentuk karakteristik morfologi tubuhnya. Gambar 2: Mycoplasma pneumoniae pada fase I yang tumbuh (2 hari). Sel menjadi pendek, kuat dan mulai membentuk filamen sebagai alat gerak. Gambar 3: Mycoplasma pneumoniae pada fase II (3 hari). Membelah dan membentuk koloni yang memiliki filamen disekelilingnya. Gambar 4: Mycoplasma pneumoniae pada fase antara II-III (4 hari). Gambar 5: Mycoplasma pneumoniae pada fase akhir II (6 hari). Filamen memendek dengan pusat (inti) yang hampir sama.
Gambar 6: Mycoplasma pneumoniae pada fase III (10 hari). Bakteri menjadi semakin lebar dan tipis untuk siap membelah kembali.
Penyebaran
Tersebar di seluruh dunia, sporadic, endemis dan kadangkadang muncul sebagai wabah/KLB terutama menyerang anggota militer atau institusi tertentu. Prevelasi kasus yang paling banyak didijumpai biasanya pada musim panas sampai ke awal musim guguryang dapat berlangsung satu sampai dua tahun. Infeksi lebih mudah menyebar pada populasi yang padat misalnya di sekolah, asrama, pemukiman yang padat dan kemp militer. Angka serangan bervariasi antara 5 atau lebih dari 50 per1.000 per tahun pada kelompok militer dan 1 sampai 3 per 1.000 per tahun pada masyarakat sipil. KLB lebih sering pada musim panas dan musim gugur, penyakit endemis ini tidak diikuti pola musiman. Namun, bervariasi dari tahun ketahun dan bervariasi menurut daerah geografis yang berbeda. Menyerang semua jenis kelamin dan ras. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur dan sangat ringan pada anak balita, biasanya penyakit dengan gejala kilnis sering menyerang pada anak usia sekolah atau dewasa muda. Masa inkubasi M.pneumoniae relatif lama antara 2-3 minggu. M.pneumoniae yang sudah lama berada pada host yang telah terinfeksi ini mungkin merupakan suatu faktor penting dalam penyakit epidemik yang disebabkan oleh organisme ini.
Penularan
Diperkirakan penularan terjadi melalui percikan ludah yang dihirup oleh orang lain, melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi (termasuk kontak dengan infeksi subklinis) atau dengan benda-benda yang tercemar denga keluarnya kotoran hidung dan tenggorokan dari penderita akut dan penderita batuk. Sering
terjadi pneumonia sekunder diantara kontak, anggota keluarga dan pengunjung pasien.
Gejala Infeksi ini umum menyerang saluran pernafasan bagian bawah dengan gejala febris. Walaupun sangat jarang faringitis dapat berkembang menjadi bronkhitis dan berlanjut menjadi pneumonia. Pasien mengalami demam yang timbul perlahan-lahan, sakit kepala berdenyut, sakit dada, pilek, serak dan batuk kering. Setelah beberapa minggu terjadi pneumonia interstitialis atau bronchopneumonia. Pada pemeriksaan sinar Rontgen akan terlihat pneumonia bersegmen. Beberapa pasien mendapat lesi yang melepuh pada mulut, mata dan kulit. Pada komplikasi gastrointertinal gejala yang ringan dapat berupa diare, mual, muntah dan anoreksia. Pada awalnya sputum sedikit lama-lama bertambah banyak. Foto toraks memberikan gambaran adanya infiltrat pada paruparu. Infiltrat berbentuk bintik-bintik menyebar kesannya lebih berat dibandingkan dengan gejala klinis. Pada kasus yang berat, pneumonia menyebar dari satu lobus ke lobus lainnya dan dapat juga bilateral. Sepertiga dari kasus menunjukkan adanya lekositosis pada minggu pertama. Lama sakit berlangsung dari beberapa hari sampai satu bulan lebih. Infeksi sekunder oleh bakteri lain dan komplikasi lain dapat terjadi. Mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan penyakit Bronkitis infeksiosa.
Pengobatan
Antibiotik Ampisilin tidak sensitif terhadap M.pneumonia ini, karena mikroorganisme ini tidak mempunyai dinding sel. Mikoplasma pneumonia secara invitro memperlihatkan sensitifitas terhadap Eritromisin dan Tertasiklin, obat ini merupakan obat
pilihan untuk Mikoplasma pneumonia. Pada anak yang lebih kecil dari 10 tahun obat pilihannya adalah Eritromisin, sedangkan Tetrasiklin tidak dianjurkan karena adanya efek samping terhadap anak. Eritromisin diberikan dengan dosis penuh yaitu 250-500mg 4kali sehari selama 7-10 hari. Perincian dosisnya : Dewasa dengan BB ≥ 26 kg : • Tetrasiklin 1000mg/hari dibagi 4 dosis. • Eritromisin 1500mg/hari dibagi 4 dosis. Anak-anak dengan BB ≤ 25 kg : • Tetrasiklin 25mg/kg BB/ hari dalam 4 dosis. • Eritromisin 30-50mg/kg BB/ hari dalam 4 dosis. Dengan pemberian obat ini dalam jangka waktu pendek menunjukan hasil yang baik dengan meninggalkan manifestasi klinik secara cepat, tetapi mikroorganisme ini bisa tidak hilang dari sputum atau hapusan tenggorokan sehingga dapat mempengruhi fungsi paru dikemudian hari. Obat baru saat ini yang banyak dipakai adalah Roxytromycin yaitu antibiotik dari golongan Markolide ternyata cukup efektif terhadap mikroplasma pneumonia dengan efek samping yang sedikit dengan pemberian yang sederhana dengan dosis 5-10mg/kg BB/ hari dibagi dalam 2 dosis secara per oral, diberikan selama 7-14 hari.
Pustaka
Anonim, 2004, Penyakit Paru-paru dan Saluran Pernapasan, www.medicastore.com/med Diakses pada tanggal 8 Mei 2008 Anonim, 2005, Mycoplasmal Pneumonia, www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/kamus_detail Diakses pada tanggal 8 Mei 2008
Anonim, 2007, Mycoplasma Scientific Classification, www.wikipedia.org/wiki/mycoplasma diakses pada tanggal 9 Februari 2007 Jawetz, E, J.L.Melnick & E.A.Adelberg, 1986, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta Jawetz, E, J.L.Melnick & E.A.Adelberg, 1995, Mikrobiologi Kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta Kammer, Gary M., J. Dennis Pollack & Albert S. Klainer, 1970, Scanning-Beam Electron Microscopy of Mycoplasma pneumoniae, www.pubmedcentral.nih.gov Diakses pada tanggal 9 Februari 2008