Mycobacterium Penyebab Penyakit Tuberculosis Serta Mengenal Sifat-sifat Pertumbuhannya di Laboratorium Oleh: Merryani Girsang, S.Si. MSc Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbang Kesehatan Jakarta JL. Percetakan Negara I No 23 Jakarta10560. Email:
[email protected]. Telp 0818124851
Pendahuluan. Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di masyarakat. Salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang dapat menularkan kuman tuberculosis melalui udara, percikan dahak, atau ludah yang terinfeksi oleh kuman tuberculosis. Menurut Sommer dan Good dalam buku Journal of Clinical tahun 1980, dilakukan kajian tentang Klasifikasi Mycobacteria, pada masing-masing kelompok terdiri dari Divisio, Class, Family, Genus, dan spesies. Pada bagian spesies ini banyak ditemukan macam dan ragam dari koloninya, dan juga kehidupannya dipengaruhi dengan sifat asam atau basa pada media yang ditumbuhinya. Jika dilakukan pembiakan di laboratorium maka akan tampak perbedaan koloni serta sifat pertumbuhannya, hal ini juga dipengaruhi oleh suhu dan pH pertumbuhan koloni. Untuk apa kita membiakkan Mycobacterium? Pertanyaan ini tentu bisa dijawab apabila kita sudah terjun dan bekerja untuk kuman tuberculosis di Laboratorium. Beberapa hal kebersihan lingkungan tempat bekerja, kecukupan reagen, bahan pemeriksaan, serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dan sanggup melaksanakan pemeriksaan laboratorium secara tekun dan dinamis. Banyak laboran yang enggan melakukan pekerjaan pemeriksaan dahak di laboratorium, karena memang yang dikerjakan adalah sputum/dahak dari penderita TB-paru, merasa jijik, merasa tidak penting, dan akhirnya kerjanya asal-asalan saja. Jika ini terjadi maka akan banyak masalah yang ditemukan. Seperti: hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan data penderita, hasil pemeriksaan tidak mengikuti aturan coilling (prosedur pengecatan), akibatnya kualitas hasil yang baik tidak diperoleh, karena akan terjadi positif palsu atau positif palsu. Jika ini terjadi akan menyebabkan salah diagnosis oleh dokter pemeriksa. Ini dapat mengakibatkan orang yang diperiksa hasil sputumnya seharusnya positif ditulis negatif, dan sebaliknya hasil 1
laboratorium negatif dinyatakan positif. Keadaan yang seperti ini akan mengakibatkan seorang yang seharusnya diberi obat anti tuberculosis (OAT), tapi tidak diberikan karena salah pemeriksaannya. Di laboratorium penyakit menular penting dilakukan pembiakan/kultur dari sampel sputum, dengan menanamkan sampel dahak ke atas media yang mengandung telur, glycerol, malachyte green, sikloheksimid, linkomisin, dan asam nalidiksat. Semua bahan ini perlu dan penting bagi Mycobacterium untuk pertumbuhannya serta perkembangbiakan koloninya.
Gambar1. Cara menanamkan kuman TB pada media Lowenstein Jensen (LJ) pada tabung M. Cartney
Gambar 2. Koloni Mycobacterium tumbuh pada Tabung Jena
2
Pembagian Kelompok Mycobacterium menurut Sub Divisio Divisio
: Mycobacteria
Class
: Actinomycetes
Ordo
: Actinomycetales
Family
: Mycobacteriaceae
Genus
: Mycobacterium
Spesies
: Mycobacterium tuberculosis
Sebagian besar dari golongan Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan manusia, akan tetapi beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang, burung, dan mamalia. Yang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya adalah Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Kuman yang menyerang manusia biasanya melalui udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan nafas dan masuk ke dalam paru-paru melalui bronkus dan menyebar di dalam paru dalam waktu lama. Apabila seseorang sudah tertular kuman tuberculosis, maka gejalanya adalah batuk-batuk secara terus menerus >3 minggu, berat badan menurun, berkeringat malam hari walau tidak ada aktifitas. Penderita yang sudah dinyatakan positif TB, harus diobati dengan segera dan minum obat anti tuberculosis (OAT) selama 6-8 bulan lamanya.
Beberapa tipe dari tuberculosis adalah: 1. M. tuberculosis type human: dapat menyebabkan penyakit TBC pada manusia 2. M. tuberculosis type bovine: dapat menyebabkan penyakit TBC pada hewan (sapi) 3. M. tuberculosis type avium: menyebabkan penyakit TBC pada burung 4. M. tuberculosis type murine: menyebabkan penyakit TBC pada tikus M. tuberculosis dinamakan juga “Basil Koch” karena pertama sekali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882, sedangkan M. leprae yang bentuk kumannya serupa ditemukan oleh Hansen pada tahun 1868, dan kuman ini juga disebut basil Hansen. Untuk kelangsungan hidup dan perkembangbiakan Mycobacterium dipengaruhi oleh lingkungan tempat kehidupannya, penanganan, dan pengenalan koloni sangat diperlukan, karena tiap koloni mempunyai sifat kehidupan yang berbeda satu sama lainnya.
3
Sifat-sifat pertumbuhan kuman tersebut secara bakteriologik adalah: -
Tidak membentuk spora dan tidak bergerak
-
Berbentuk coccoid dan seperti benang
-
Gram positif staf (sulit diwarnai dengan gram, memerlukan waktu lama)
-
Tahan asam dan alkohol, berwarna merah dengan pulasan Ziehl-Nellsen
-
Tumbuh lambat pada media buatan (6-8 minggu) Morfologi kuman adalah berbentuk langsing seperti silinder, akan tetapi bisa juga
berbentuk benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua tampak bercabang karena pengaruh obat-obatan, dan dapat juga berubah bentuk involusi, karena kuman tidak berspora tidak bergerak dan tidak berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh pada media biasa, dan memerlukan pembenihan istimewa (mengandung telur). Suhu optimum 37° C, pH optimum pembenihan antara 6,0-8,0 dan pH optimum antara 6,5-6,8. Keistimewaan kuman ini adalah sekali menangkap zat warna maka sukar terlepaskannya, tahan terhadap asam dan mineral. Oleh karena itu dikenal dengan sebutan “Acid Fast Staining” atau Bakteri Tahan Asam (BTA).
Jenis-Jenis Mycobacteria Mycobacteria merupakan mikroba tahan asam, lebih mirip dengan bakteri nocardia. Tingkat ketahanan terhadap asam atau alkohol bervariasi, bergantung spesiesnya. Beberapa jenis dari Mycobacteria ini ada yang tidak patogen dan sering ditemukan pada manusia dan juga pada lingkungan tempat tinggal. Di antaranya ada yang ditemukan di dalam air, sedangkan yang ditemukan pada lingkungan merupakan cemaran yang harus diantisipasi, agar tidak membuat kesalahan pada pemeriksaan biakan/kultur serta pada pengujian kepekaan di laboratorium. Beberapa jenis Mycobacterium yang sering ditemukan pada lingkungan dan orang adalah: -
Mycobacterium tuberculosis
-
Mycobacterium bovis
-
Mycobacterium africanum
-
Mycobacterium microtii
-
Mycobacterium ulcerans
-
Mycobacterium leprae
-
Mycobacterium kansasii 4
-
Mycobacterium marinum
-
Mycobacterium simiae
-
Mycobacterium scrofulaceum
-
Mycobacterium szulgai
-
Mycobacterium xenopi
-
Mycobacterium gordonae
-
Mycobacterium flavescens
-
Mycobacterium fortuitum-chelonaecomplex
-
Mycobacterium avium-intracellulare complex
-
Mycobacterium terra-triviale complex Dari semua spesies tersebut di atas untuk pertumbuhannya memerlukan pigmen dalam
perkembangannya, dan cara tumbuh koloni dilihat dari parameter yang diamati sebagai berikut:
Tabel. 1 Parameter Kecepatan Pertumbuhan Mycobacterium menurut spesies No
Nama Spesies
Parameter Pertumbuhan
1.
- M. kansaii - M. marinum - M. simiae - M. asiaticum
Kuning Photochrogen (Berwarna bila disinari cahaya lampu)
2.
-M. tuberculosis complex -M. terrae complex -M. gastrii -M. malmoense -M. avium complex -M. haemophilum -M. xenopi
Non photochromogen (tanpa pigmen )
Hijau muda (tidak berwarna)
3.
-M. gordonae -M. flavesens -M. thermoresistible -M. scrofulaceum -M. xenopi -M. szulgai
Scotochromogen (ada pigmen)
Koloni berwarna kuning dan juga ada yang berwarna oranye, jika dieramkan pada ruang gelap
4.
-M. flavescens -M. thermoresistible -M. marinum -M. fortuitum-chelonae complex
Rapid Grower (cepat pertumbuhannya)
Hijau dove (tidak patogen pada manusia)
5
Sifat /warna koloni
Penyakit TBC pada manusia disebabkan oleh kuman type human, sedangkan type bovine pada sapi dapat juga menular ke manusia yaitu melalui perantaraan susu sapi. Tuberculosis adalah kuman penyebab penyakit TBC kronis (menahun) dan paling sering menyerang paru dan merusak jaringan dan pembuluh darah di paru, akibatnya terjadi pendarahan dan darah ini sering keluar bersama-sama dengan dahak, darah yang keluar dari paru umumnya berwarna merah jernih, oleh sebab itu orang yang mengeluarkan kuman tuberculosis melalui dahaknya adalah merupakan sumber potensial sebagai penyebaran penyakit TB-paru di masyarakat.
Daftar Pustaka: 1. Mohamed Abdel Azis, External Quality Assessment for AFB Smear Microscopy, 2003 2. Depkes RI, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis Edisi II, 2006 3. WHO. Laboratory Services in Tuberculosis Control,1998 4. Koman Brahmana, Bakteriologi Khusus bagi Pendidikan Analis 5. Depkes RI, Modul Kultur dan Uji Kepekaan M. tuberculosis terhadap obat anti tuberculosis lini pertama, tahun 2008. 6. Girsang. Merryani. Panduan Pengenalan Penyakit TBC bagi Siswa-Siswi di Sekolah Menengah Atas (SMA), tahun 2009.
6