1
My OT - Alert Program Oleh: Bapak Taufiq Hidayat Seiring berjalannya waktu sang anak akan tetap belajar hingga akan tiba satu saat pelajaran yang ia dapat dilakukan pada lingkungan tanpa perlu bergantung pada orang lain. Sudah pasti hambatan akan merintanginya untuk tetap belajar, dan semua bergantung pada sang anak apakah akan memundurkan langkah untuk belajar, atau berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya. Jika tubuh ini diibaratkan mesin yang terus bekerja seharian penuh, akan ada pula saat perputarannya melambat sehingga tidak dapat bekerja maksimal. Tapi manusia memiliki keunikan tersendiri untuk mengatur strategi menanganinya. Seperti halnya saat baru terbangun dari tidur ada yang membutuhkan segelas kopi untuk membuatnya segar untuk siap bekerja, ada pula yang membutuhkan waktu untuk mandi dengan air hangat atau dingin, berolah raga di pagi hari, mendengarkan musik atau menonton televisi dan lainnya. Ada sangat banyak cara untuk membangkitkan mesin tubuh ini untuk dapat bekerja maksimal. Dari sudut pandang Okupasi Terapi, saat tubuh baru terbangun dari tidur tingkat kesadaran (alertness) berada pada level yang rendah yang membuat tubuh belum siap melakukan aktifitas dikarenakan belum mampu mencapai, mempertahankan dan mengubah tingkat kesadaran (self regulation) secara optimal. Dalam menjalani rutinitas seharian tidak setiap saat tubuh siap untuk melakukan semua kesibukan tersebut. Ada kalanya seakan mesin yang ada didalam tubuh ini berjalan secara lambat, yang membuat seakan berat melakukan sesuatu, sehingga sesuatu dorongan untuk dapat bangkit dan bekerja secara normal. Ada juga saat dimana mesin bekerja terlalu cepat sehingga membuat perhatian dan konsentrasi menjadi terpecah sehingga apa yang dilakukan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ex. 1 : Pada anak dengan tingkat arousal yang rendah, untuk bangun dari tidur dan siap melakukan aktifitas merupakan hal yang sulit. Mungkin ia tidak akan tidur lagi namun mesin tubuhnya berada pada level yang rendah sehingga sulit untuk bangun. Setelah mandi dan makan pagi system saraf di tubuh telah mencapai level optimal dan siap untuk melakukan aktifitas. Pada tengah hari saat berada dalam sesi belajar mesin tubuhnya kembali berada pada level yang rendah, yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitasnya untuk menyerap materi. Kondisi tersebut membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas fisik non fisik dalam keseharian. Ex. 2 : Pada anak dengan tingkat arousal yang tinggi (high alert), mesin tubuhnya berjalan dengan cepat dalam kesehariannya. Bergerak merupakan suatu kebutuhan yang terkesan hiperaktif. Membuatnya sulit untuk fokus melakukan aktifitas, di All rights reserved - www.puterakembara.org - 2013
2
malam hari tidur menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Karena mesin tubuh yang berjalan cepat membuatnya sulit melakukan transisi ke level rendah untuk dapat tidur. Sekelumit masalah mengenai tingkat arousal dan kemampuan untuk melakukan self regulation diangkat pertama kali pada AOTA (American Occupational Therapist Association) newsletter dan symposium Sensory Integration International di tahun 1992. yang akhirnya diterbitkan buku yang dibuat oleh Marry Sue Williams OTR/L dan Sherry Shellenberger OTR/L beserta OT lainnya seperti Patti Otter, Pat Wilbarger, Eileen Richter dan lainnya sebagai kontributor yang berjudul "How Does Your Engine Run", the Alert Program for Self Regulation. Alert Program (AP) Adalah metode yang membantu anak memahami serta mengatur tingkat kesadaran (alertness atau arousal) dan meningkatkan kemampuan strategi sensori-motor untuk menghadapi hambatan yang dihadapi saat melakukan aktifitas kesehariannya. Untuk memahami teori Alert Program secara menyeluruh dikembangkan "Eight Key Concept" yang berisi : 1. Definisi dan peranan Okupasi Terapi pada pelaksanaan AP pada klien 2. Sensori Integrasi yang merupakan dasar pemikiran dari pengembangan AP 3. Teori mengenai Arousal dan pengaruhnya pada sang anak 4. Tingkatan level arousal dan pengaruhnya pada kerja mesin tubuh 5. Respon protektif pada susunan saraf pusat yang berhubungan dengan tingkatan level arousal, sensory defensiveness dan prilaku yang muncul saat sebelum dan sedulah melakukan AP 6. Inhibisi yang dilakukan serta hubungannya dengan input proprioseptif saat menerapkan strategi sensori-motor di AP 7. Strategi sensori-motor yang dilakukan dan terdapat checklist yang membantu orang tua, guru dan profesi lain dalam memahami kebutuhan sang anak, murid dan kliennya. 8. Detective work yang dilakukan untuk mengetahui akar permasalahan yang dihadapi sang anak untuk mempermudah melakukan AP. "Bermain adalah pekerjaan yang dilakukan anak-anak. Melalui itu sang anak belajar tentang dirinya dan dunia sekitarnya." (Sensory Integration International, 1991). Melalui hal tersebut, Okupasi Terapi
All rights reserved - www.puterakembara.org - 2013
3
memberikan aktifitas pada setiap sesi terapi secara relevan. Sang anak akan memiliki dorongan dari diri (inner drive) untuk bergerak, bereksplorasi dan belajar melalui pengalaman yang menyenangkan. Yang secara logis saat pembelajaran yang paling baik adalah saat individu mendapat pengalaman yang menyenangkan, memuaskan dan aman. Sesi terapi diterima anak sebagai sesuatu yang memberikan memotivasi dan dilakukan dengan bermain adalah sangat penting pada pencapaian proses dan tujuan terapuetik. Tujuan A. Jean Ayres, Phd, OTR. FAOTa saat meneliti Sensori Integrasi adalah mengembangkan teori yang menjelaskan hubungan antara prilaku sensor-motor, fungsi saraf dan kemampuan pre akademik (Fisher, Murray, Bundy, 1991). Otak harus mampu mengatur semua sensasi agar seseorang dapat bergerak, belajar dan berprilaku secara normal. Sensori Integrasi dapat dianalogikan seperti komputer yang untuk menulis suatu surat, informasi diketik melalui keyboard (input) yang kemudian diproses pada komputer yang terhubung dengan printer (output) untuk mencetak hasil ketikan tersebut. Jika terjadi masalah pada susunan kata yang terketik, salah satu kemungkinan masalah terjadi saat mengetik susunan kata (input). Dan jika tidak, kemungkinan yang lain dapat disebabkan adanya masalah pada internal proses di komputer. Kemampuan untuk mencapai, mempertahankan dan mengubah tingkat arousal (Self regulation) adalah bagian dari proses perkembangan yang melibatkan komponen penting pada system saraf pusat (ANS, RF dan sistem limbic). Yang pada intinya system saraf akan bertanya dan harus mampu menjawab pertanyaan "apa yang harus dilakukan untuk memaksimalkan level arousal dan bagaimana caranya?." Pada bayi yang baru lahir komponen tersebut berperan dominan pada kemampuan self regulation. Saat sang bayi semakin tumbuh dan berkembang, kemampuan mengatur level arousal semakin berkembang. Ex. Saat tidur untuk dapat mengontrol arousal sang bayi memasukan ibu jarinya ke mulut, atau pada usia yang lebih besar saat duduk dikursi belajar sang anak memilinkan rambutnya lalu menggigitnya (terkadang juga terlihat pada orang dewasa) untuk dapat fokus belajar. Tubuh memiliki respon protektif yang terjadi secara otomatis pada input sensori tertentu. Saat input diterima otak memberikan sinyal bahwa hal tersebut berbahaya dan perlu dihindari (sensory defensiveness). Jika hal tersebut terjadi akan terlihat perubahan yang cukup drastis pada level arousal dan prilaku yang dimunculkan. Respon yang timbul disebut flight-fright-fight reaction. Pada anak yang merespon flight ia akan menjauh atau berlari menghindarinya, fright reaction dapat menyebabkan
All rights reserved - www.puterakembara.org - 2013
4
anak terdiam tak bisa bergerak bahkan mungkin pipis dicelana, pada fight reaction anak akan berusaha sekuat tenaga untuk menolak seperti memukul dan menendang orang lain atau mungkin dirinya sendiri. Inhibisi atau hambatan dilakukan untuk membantu otak melakukan self regulation terutama pada saat-saat fluktuasi level arousal yang tinggi. Input proprioseptif merupakan salah satu input yang direkomendasikan AP saat hal tersebut terjadi. Input ini dapat digunakan saat mesin tubuh berjalan sangat cepat ataupun sangat lambat, yang memberikan efek menenangkan atau meningkatkan (calming or alertning). Tidak seperti input sensori lainnya (vestibular dan taktil) proprioseptif sangat jarang menyebabkan overload yang mungkin jika overload terjadi akan menambah masalah jika tidak dilakukan dengan sesuai. Mencari dan menentukan strategi sensori-motor membantu terapis, guru dan orang tua agar sang anak mampu mencapai dan mempertahankan arousal pada berbagai situasi. Mengamati, memahami dan menghargai kebutuhan sensori-motor dari tiap anak merupakan kunci utama. Ada aktifitas yang dapat meningkatkan atau menurunkan tingkatan level arosal atau alertness. Dalam hal ini input sensori-motor memegang peranan penting yang dibagi menjadi 5 bagian : 1. Memasukan sesuatu ke mulut (input oral motor) 2. Bergerak (input vestibular-proprioseptif) 3. Sentuhan (input taktil) 4. Melihat (input visual) 5. Mendengar (input auditory) Amati berapa banyak input yang dibutuhkan, seberapa sering dan berapa lama hal tersebut dilakukan. Hal tersebut membantu untuk menentukan strategi sensori-motor pada tiap-tiap individu. AP memberikan kerangka berpikir yang dapat berguna untuk mengamati dan memahami tujuan prilaku sensori-motor yang dilakukan sang anak. Melalui detective work, terapis, guru dan orang tua dapat membantu sang anak menemukan solusi dan strategi yang lebih toleran saat menghadapi situasi dan konsisi yang kritis bagi perkembangan sang anak.
All rights reserved - www.puterakembara.org - 2013
5
Referensi : - Williams.M. S, & Shellenberger. S, (1996), Howdoes Your Engine Run, Therapy Works, Inch. - Oetter. P, Reichter. E. W & Frick. S. M (2001), PDP Press - Williams. C. C (2006) Workshop Manuals "The Alert Program for Self Regulation", Therapy Works, Inch & Explora Learning
All rights reserved - www.puterakembara.org - 2013