MUSLIM BERJIWA SOSIAL1 Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum
ُ ََ ُ ْ َ ََ ُ ُ َ ََ ُ ُ ْ َ َ ّ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ ُ ْو َ َ ْ ﱠ ﺎت ِ و ُﻌ ْﻮذ ِﺑﺎ ِ ِﻣﻦ ﺷﺮ ِر أﻧﻔ ِﺴﻨﺎ وﺳ ِ ﺌ،ِإن ا ْﻤﺪ ِ ﻧﺤ َﻤﺪﻩ و ْﺴﺘ ِﻌ ْﻴﻨﮫ و ْﺴﺘﻐ ِﻔ ُﺮﻩ ْ َو َﻣ ْﻦ ﱡﻳ،ﷲ َﻓ َﻼ ُﻣﻀ ﱠﻞ َﻟ ُﮫ ُ َو َأ ْﺷ َ ُﺪ َأ ْن ﱠﻻ إ َﻟ َﮫ إ ﱠﻻ ﷲ،ﻀﻠ ْﻞ َﻓ َﻼ َ ﺎد َي َﻟ ُﮫ ُ َﻣ ْﻦ ﱠ ْ ﺪﻩ،َأ ْﻋ َﻤﺎﻟ َﻨﺎ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ َ ً َ ْ َُ َ َ ْ َ َُ َ ْ َُ ﱠ ُ َﱠ َ َا ﱠﻟﻠ ُ ﱠﻢ. َﻻ َﻧ ﱠ َوَﻻ َر ُﺳ ْﻮ َل َ ْﻌ َﺪ ُﻩ,ﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُﻩ َو َر ُﺳ ْﻮ ُﻟ ُﮫ ﺻ ِ ّﻞ وﺣﺪﻩ ﻻ ﺷ ِﺮ ﻚ ﻟﮫ وأﺷ ﺪ أن ﻣﺤﻤ ِ َ َ َ ُ َ َﻓ َﻴﺎﻋ َﺒﺎد.َو َﺳ ّﻠ ْﻢ َو َ ﺎر ْك َﻋ َ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪ َوﻋ َ َأﻟﮫ َوأ ْ َ ﺎﺑﮫ أ ْﺟ َﻤﻌ ْ َن أ ﱠﻣﺎ َ ْﻌ ُﺪ ْﷲ أ ْوﺻ ْﻴ ُﻜﻢ ٍ ِ ِ ِِ ِِ ِ ِ ِ ِ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُْﱠ َ َﻳﺎ أ ﱡ َ ﺎ ﱠاﻟﺬ:ْاﻟ ُﻘ ْﺮأن ْاﻟ َﻜﺮْ ﻢ َ َو َﻧ ْﻔ ْ ﺑ َﺘ ْﻘ ن ى ﻳﻦ َآﻣ ُﻨﻮا ﺎ ﻌ ﷲ ﺎل ﻗ و ﻮ ﻘ ﺘ ﺎز ﻓ ﺪ ﻘ ﻓ ﷲ ﻮ اﳌ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ ِ ِ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ َ َ ﱠ َُ َ َ ُ ُ ﱠ ﱠ َ ُْ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ ً ﱠ .ﻨﺎك اﻟ ْﻮﺛ َﺮ ِإﻧﺎ أﻋﻄﻴ: وﻗﺎل ﻌﺎ أﻳﻀﺎ.ﱠاﺗ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ ﺗﻘﺎ ِﺗ ِﮫ وﻻ ﺗﻤﻮﺗﻦ ِإﻻ وأﻧﺘﻢ ﻣﺴ ِﻠﻤﻮن َْ َ ُ َ َ إ ﱠ.ﺼ ّﻞ ﻟ َﺮّ َﻚ َو ْاﻧ َﺤ ْﺮ ُ ﷲ, ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ .ﷲ َأ ْﻛ َ ُ َﻛﺒ ْ ً ا ُ , ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ , ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ . ُ َ اﻷ ْﺑ َ َﻓ ﻮ ﻚ ﺌ ﻧ ﺷﺎ ن ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ. َو ْا َ ْﻤﺪ, ُ َ ﷲ َأ ْﻛ, ُ ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ َو,ﷲ ُ َﻻ إ َﻟ َﮫ إ ﱠﻻ, ُ َ َأ ْﻛ ِ ِ ِ Hadirin kaum muslimin jama’ah idul adha rahimakumullah Marilah kita panjatkan ucapan yang paling utama yakni puji kepada Zat yang Maha Terpuji dan Maha Suci, syukur kepada Zat yang Maha Ghafur (Pengampun) atas limpahan nikmat, dan ampunan-Nya yang tak terbatas kepada semua manusia, shalawat teriring salam semoga dilimpahkan kepada Jungjungan Alam Nabiyullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-Nya yang kokoh dan kuat senantiasa memegang teguh dan melaksanakan ajaran-nya. Allah SWT menciptakan manusia adalah untuk menjadi khalifah sekaligus makhluk berjiwa sosial di bumi yang memberikan manfaat bagi orang lain. Manusia yang bermanfaat bagi orang lain adalah menusia yang menjalin hubungan baik dengan sesamanya dengan modal utama perangai yang baik atau Akhlaq al-Karimah. Dengan modal Akhlaqul Karimah, manusia dapat membangun hubungan sosial yang baik tidak hanya bagi orang lain, akan tetapi bagi orang yang ada didekatnya yaitu anak, isteri, orang tua dan karib kerabatnya (saudaranya). Persaudaraan dalam Islam sangat dibutuhkan dan sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih harmonis, rukun dan damai. Jika hal itu sudah merekat dalam diri seorang manusia, maka akan membentuk pribadi muslim yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Jiwa sosial yang tinggi dapat diwujudkan dengan bentuk perbuatan nyata sehingga hubungan dengan sesamanya akan semakin kokoh dan kuat bagaikan suatu bangunan satu sama lain saling menguatkan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: 1 Disampaikan pada hari Raya Idul Adha di STIKES Ahmad Yani Yogyakarta. Rabu, 10 Zulhijjah 1436 H/ 23 September 2015 M.
Hari Raya Idul Adha 1436 H| 1
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺧﻼد ﺑﻦ ﻳﺤ ﻗﺎل ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻔﻴﺎن ﻋﻦ أ ﻲ ﺑﻦ ﺑﺮدة ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ أ ﻲ ﺑﺮدة ﻋﻦ ﺟﺪﻩ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ﱠ ّ َﱠ ُ ََْ َ َ ﱠ ﺎل إ ﱠن ْاﳌُ ْﺆﻣ َﻦ ﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺆﻣ َﻦ َ ْﺎﻟ ُﺒ ْ َﻴﺎن َ ُﺸﺪﱡ َ ِ ِ ِ ِ ِ ﻋﻦ أ ِ ﻲ ﻣﻮ ﻋ ِﻦ اﻟﻨ ِ ِ ﺻ ﷲ ﻋﻠﻴ ِﮫ وﺳﻠﻢ ﻗ َ َ َْ ُُ َْ ً َ َ ﱠ ُ َ َ ي ( ﻌﻀﮫ ﻌﻀﺎ وﺷﺒﻚ أﺻﺎ ِ ﻌﮫ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎر “Telah menceritakan kepada kami Khallad bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abi Burdah bin Abdillah bin Abu Burdah dari Kakeknya dari Abi Musa dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin yang lain bagaikan suatu bangunan sebagian dengan sebagian lainnya saling menguatkan dan jari-jari tangannya terjalin kuat.”
ُ. َو ْا َ ْﻤﺪ, ُ َ ﷲ َأ ْﻛ, ُ ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ َو,ﷲ ُ َﻻ إ َﻟ َﮫ إ ﱠﻻ, ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ , ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ ِ ِ ِ Hadirin kaum muslimin jama’ah idul adha rahimakumullah Hubungan sosial yang kokok dan kuat dapat melahirkan dampak positif bagi pelakunya, baik individu dengan individu, individu dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, bangsa dengan bangsa dan Negara dengan Negara lain di dunia, dengan berusaha menghilangkan penyakit egois dan individualis yang berlebihan dalam dirinya. Karena sikap egois dan individualis yang berlebih-lebihan akan memunculkan perpecahan umat Islam. Oleh karenanya Allah SWT mengingatkan kepada umat Muslim agar tetap berpegang teguh pada tali agama Allah dan jangan sampai berpecah belah. Firman Allah SWT dalam al-Quran surat Ali-Imran 3: 102, yang artinya: “Berpegangteguhlah kalian pada tali agama Allah dan jangan bercerai berai (berpecah belah).” Dalam hal ini Galenus sekitar 175 M menyebutkan empat tipologi manusia, yaitu: (a) Sifat Sanguinicus yaitu manusia yang sangat percara diri, tidak takut resiko, wawasan ke depan selalu cerah, berfikir positif, gampangan dan selalu puas, (b) Flegmaticus yaitu manusia yang memiliki sifat berfikir positif, emosionalnya kurang peka, agak lemah, dan kurang peduli, dan memiliki mental positif, kuat, stabil, sabar, tidak lekas panik, dan tidak mudah tersinggung. (c) Cholericus yaitu manusia yang memiliki sifat hebat, lekas marah, mudah tersinggung, berfikir negatif, agressif, fanatik dan provokatif, (d) melancholis yaitu manusia yang memiliki sifat statis, ragu-ragu, sangat hati-hati, cengeng, kurang gairah, tertekan dan berliku-liku. Semua sifat tersebut terdapat dalam diri setiap manusia di mana ia berupaya mengatasi karakteristik buruk dan berusaha untuk menjadi manusia yang peka terhadap orang lain. Orang yang peka terhadap orang lain, pastinya sudah menjalin hubungan baik dengan Rab-nya. Dengan kata lain manusia sebagai makhkuk sosial dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana yang dikehendaki Tuhannya yakni Allah SWT. Kepekaan sosial yang tinggi tersebut berangkat dari keimanan dan ketaqwaan yang sempurna, kokoh dan kuat. Sebagaimana al-Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, keduanya membangun hubungan baik dan mampu menghilangkan sifat egois dan individualis dalam diri keduanya, semua urusannya diserahkan kepada Allah SWT. Hari Raya Idul Adha 1436 H| 2
Apa pun perintah Allah SWT sekalipun menyembelih putranya yakni Ismail AS tetap dilaksanakan oleh keduanya tanpa ada niat untuk ingkar dari perintah-Nya. Al-Kisah tersebut diabadikan dalam al-Qur’an surat Ash-Shaffat 37: 102-111:
َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َّ َْ َ َ ْ ََ ﱠ ََ َ َ َ ُ ﱠ َ ﺎل ﻳﺎ ُﺑ َ ﱠ إ ّ ﻲ َأ َ ى اﳌ ﺎل َﻳﺎ أ َﺑ ِﺖ ﻨﺎم أ ِ ﻲ أذﺑﺤﻚ ﻓﺎﻧﻈﺮ ﻣﺎذا ﺗﺮى ﻗ ر ﻗ ﻓﻠﻤﺎ ﺑﻠﻎ ﻣﻌﮫ اﻟﺴ ِِ ِ ِ ْ ُ ََ ﱠ َ ْ َ ََﱠ َ َ ْاﻓ َﻌ ْﻞ ﻣﺎ ُﺗ ْﺆ َﻣ ُﺮ َﺳ َﺘﺠ ُﺪ ِ ﻲ إ ْن ﺷﺎء ا ﱠ ُ ﻣ َﻦ ﱠ (103) ( ﻓﻠﻤﺎ أﺳﻠﻤﺎ وﺗﻠﮫ ِﻟ ِﺒ ِن102) اﻟﺼ ِﺎﺑ ِﺮ َﻦ ِ ِ ِ َ ُ َْ َ ْ َ ﱠ ُ َ ْ َ ﱠ ْ َ ﱡْ ﱠ َ َ َ ْ ي َ ْ ْ َ ْ ُ ؤ ( ِإن ﺬا105) ﺬﻟﻚ ﻧﺠ ِﺰ ا ِﺴ ِﻨ ن ِ ( ﻗﺪ ﺻﺪﻗﺖ اﻟﺮ ﺎ ِإﻧﺎ ﻛ104) وﻧﺎدﻳﻨﺎﻩ أن ﻳﺎ ِإﺑﺮا ِ ﻴﻢ ٌ( َﺳﻼم108) ( َو َﺗ َﺮ ْﻛﻨﺎ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﮫ ْاﻵ ِﺧﺮ َﻦ107) ( َو َﻓ َﺪ ْﻳ َﻨ ُﺎﻩ ﺑ ِﺬ ْﺑﺢ َﻋ ِﻈﻴﻢ106) ﻼء ْاﳌُﺒ ُن ُ َﻟ ُ َﻮ ْاﻟ َﺒ ٍ ِ ِ ِ ٍ ِ ُْْ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ ( َﻛ109) ﻴﻢ ْ ُﱠ َ َﻋ إ ْﺑ َﺮا (111) ﺒﺎدﻧﺎ اﳌﺆ ِﻣ ِﻨ َن ِ ( ِإﻧﮫ ِﻣﻦ ِﻋ110) ﺬﻟﻚ ﻧﺠ ِﺰي ا ِﺴ ِﻨ ن ِ ِ ِ
“Maka Tatkala anak itu sampai (pada umur yang sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim. Ibrahim berkata: “Wahai anak-ku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih-mu. Maka pikirkanlah apa pendapat-mu?. Ia menjawab: “Wahai ayah-ku apa yang diperintahkan kepada-mu; Insya Allah kamu akan mendapati-ku termasuk orang-orang yang sabar.Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggilah dia: “Wahai Ibrahim, sungguh kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Kesejahtraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikianlah kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman.”
ْ َْ ُ ََُْ ُ َ ُ ُ ََُْ ُ ََُْ َ َ َ ﱠ . َو ِ ا َ ْﻤ ُﺪ, ُ َ ﷲ أﻛ, وﷲ أﻛ, ﻻ ِإﻟﮫ ِإﻻ ﷲ, ﷲ أﻛ, ﷲ أﻛ Hadirin kaum muslimin jama’ah idul adha rahimakumullah Dalam ayat tersebut ada satu kata kunci yang dimiliki oleh dua sosok manusia yang teruji keimananya yaitu sabar, sehingga dengan mudah dan ringan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS dapat melaksanakan perintah Allah SWT dengan penuh keikhlasan. Kesabaran yang miliki oleh Ibrahim AS dan Ismail AS menunjukan tingkat keimanan yang paling tinggi. Allah menguji Nabi Ibrahim AS, beliau bermimpi diperintah menyembelih putranya yakni Ismail AS, anak satu-satunya yang sangat dicintai dan disayangi oleh Ibrahim AS. Kemudian Ibrahim AS dengan tegas menjawab siap untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Dan hal itu disampaikan kepada anaknya kemudian Ismail AS menjawab dengan penuh kelembutan siap melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT kepada ayahnya. Lalu Ibrahim AS menyembelih anaknya yakni Ismail AS kemudian Allah SWT mengganti dengan seekor sembelihan yakni Kibas. Ucapan Ismail AS menunjukan keshalihan, dan ketaatan seorang anak kepada
Hari Raya Idul Adha 1436 H| 3
orang tuanya yang sudah barang tentu konsikuensi logis-nya sudah melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT. Ibrahim AS adalah sosok manusia yang pertama kali mengorbankan anaknya demi melaksanakan perintah Allah SWT. Dari keduanyalah munculnya persyariatan berqurban bagi setiap orang yang mampu melaksanakannya tanpa memberikan beban yang berat sebagaimana yang diperintahkan kepada keduanya. Dengan berqurban inilah manusia dituntut bersikap dermawan dengan memberikan sebagian hartanya kepada orang lain berupa hewan qurban (binatang ternak) seperti unta, sapi, kerbau, dan kambing. Qurban yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada Ibrahim AS tersebut, itu juga berlaku bagi umat Nabi Muhammad SAW yang mengandung beberapa pelajaran yang berharga, di antaranya: a. Memberikan pelajaran kepada manusia agar dalam melakukan sesuatu hendaknya dilakukan dengan kesabaran. b. Mengajarkan kepada umat manusia agar menjadi orang bijak dalam bertindak dengan bersikap santun dan pemaaf. c. Mengajarkan kepada umat manusia agar memiliki sikap yang peduli kepada sesama tanpa mementingkan kepentingan pribadi dan golongan. d. Mengajarkan kepada umat manusia agar menyembelih (menghilangkan) sifat egois, individualis, sombong, dan bakhil kepada sesama. e. Memberikan pelajaran kepada umat manusia tentang ke Maha Kuasaan Allah SWT agar manusia semakin kuat iman dan taqwanya kepada-Nya. Lima hal tersebut jika tertanam dan mengakar dalam diri setiap manusia niscaya akan menciptakan dan mewujudkan kesejahtraan bagi masyarakat, bangsa maupun Negara. Namun demikian, masih banyak saudara-saudara kita di Indonesia yang berada dalam garis kemiskinan. Mereka mengalami kesusahan dalam sandang, pangan dan papan karena mereka sulit mencari pekerjaan. Di tambah lagi runtuhnya moral bangsa ini, semakin memperpuruk keadaan bangsa. Sungguh sangat ironis Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam namun mereka mengalami kemiskinan. Padahal Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk hidup sejahtra dengan adanya zakat, infak, shadaqah yang kesemuanya itu untuk mensejahtrakan umat manusia wabilkhusus (khususnya) umat Islam. Di tengah penderitaan rakyat Indonesia, triliyunan rupiah dikorupsi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan mementingkan kepentingan pribadinya tanpa memperhatikan aturan hukum Islam. Aturan hukum Islam sudah jauh dari mereka sehingga dengan tanpa malu mereka mudah melakukan korupsi secara berjama’ah.
ْ . َو ِ ا َ ْﻤ ُﺪ,
ُ ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ َو,ﷲ ُ َﻻ إ َﻟ َﮫ إ ﱠﻻ, ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ , ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ ُ َ ﷲ َأ ْﻛ, ِ ِ
Hadirin kaum muslimin jama’ah idul adha rahimakumullah Solusi yang tepat adalah manusia harus melihat kepada tugas yang pokok lahir ke dunia yaitu tunduk, patuh dan beribadah kepada Allah SWT. Salah satu di antara bukti Hari Raya Idul Adha 1436 H| 4
kepatuhan seorang hamba kepada Allah SWT adalah dengan berqurban. Ibadah qurban adalah bentuk ibadah yang memiliki dua dimensi, yaitu: Pertama, Ibadah yang bersifat vertikal (Hablun min Allâh), semata-mata berbakti kepada Allah SWT dan hanya mengharapkan keridhaan-Nya. Ibadah qurban sebagai bentuk perwujudan keimanan dan ketakwaan yang dipenuhi dengan cinta kepada Allah SWT di atas cintanya kepada selainnya. Dalam hal ini ibadah qurban yang akan dilakukan pada hari ini dan hari tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah) bersifat essoteris (batiniyah) yang secara kualitas hanya Allah yang menilai. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj 22: 37 sebagai berikut:
ُ َ ْ َ َ ُ َ ََ َ ُ ُ ُ ََ ْ َ َ ﱠ ﻨﺎﻟ ُﮫ ﱠ َ اﻟﺘ ْﻘ َﻮى ﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َﻛﺬﻟ َﻚ َ ﱠ َﺮ ﺎ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﻟ ُﺘ َﻜ ّ ُ وا ا ﱠ ﻮﻣ ﺎ وﻻ ِدﻣﺎؤ ﺎ و ِﻟﻜﻦ ﻳ ﻟﻦ ﻳﻨﺎل ا ِ ِ ِ ِ ُ ُْ ّ (37) َﻋ َﻣﺎ َ َﺪاﻛ ْﻢ َو َ ِﺸ ِﺮ ا ْ ِﺴ ِﻨ َن
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang akan sampai kepada Allah. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya yang diberikan kepada-mu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” Kedua, ibadah yang bersifat horizontal (Hablun min an-Nâs), yakni menyantuni para dhu’afa dengan membagi daging hewan qurban tanpa membeda-bedakan suku dan golongan. Qurban merupakan wujud nyata dari upaya setiap muslim untuk bersikap ta’awun (saling tolong menolong) demi mensejahtrakan sesama. Dalam hal ini ibadah qurban bersifat eksoteris (lahiriyah) sehingga secara kuantitas tidak hanya Allah yang menilai tetapi juga manusia bisa menilai betapa banyak setiap orang muslim yang mampu melaksanakan ibadah qurban.
ُ. َو ْا َ ْﻤﺪ, ُ َ ﷲ َأ ْﻛ, ُ ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ َو,ﷲ ُ َﻻ إ َﻟ َﮫ إ ﱠﻻ, ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ , ُ َ ﷲ َأ ْﻛ ُ ِ ِ ِ
Hadirin kaum muslimin jama’ah idul adha rahimakumullah Menjalin hubungan dengan manusia merupakan suatu yang sangat urgen dan paling pertama dilakukan sebagai perwujudan dari hubungan seorang hamba kepada Allah SWT dalam menumbuhkan kesalihan sosial dengan sesama adalah dengan berqurban. Sebagaimana firman Allah SWT:
َ َْ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َّ ّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َْ ْ َ ﱠ ﱠ َ ُ ْ .( 3 - 1 /109 ِإن ﺷﺎ ِﻧﺌﻚ ﻮ اﻷﺑ )اﻟ ﻮﺛﺮ. ﻓﺼ ِﻞ ِﻟﺮِ ﻚ واﻧﺤﺮ.ِإﻧﺎ أﻋﻄﻴﻨﺎك اﻟ ﻮﺛﺮ
“Sesungguhnya kami telah memberikan kepada-mu kenikmatan yang banyak, maka shalatlah dan berqurbanlah, sesungguhnya orang yang membenci kamu ialah orang yang terputus.” Ayat tersebut menjadi dasar hukum disyariatkannya melaksanakan shalat idul adha dan berqurban dengan harta berupa binatang ternak yang dihalalkan Allah SWT, sebagaimana Ibnu Katsir menyebutkan dengan mengutip pendapat Abu Qatadah yang
Hari Raya Idul Adha 1436 H| 5
mengatakan bahwa kata shalat yang dimaksud adalah shalat idul Adha dan qurban yang dimaksud adalah qurban badan (binatang ternak). Berqurban tidak hanya berhenti pada hari ‘Idul Adha saja, namun perlu dikembangkan dalam ranah yang lebih luas, yaitu berqurban dengan mengabdi dan berbakti (ibadah) semaksimal mungkin kepada Allah SWT dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, mengaplikasikan nilai-nilai ibadah seorang hamba kepada hamba lain sehingga terwujud masyakarat yang berkepribadian tauhid (aqidah), dan berjiwa sosial (muamalah ijtima’iyyah). Semoga kita senantiasa membangun prestasi dan tabungan terbaik demi menggapai kesejahtraan gemilang di dunia dan akhirat.
ْ َْ ُ ََُْ ُ َ ُ ُ ََُْ ُ ََُْ َ َ َ ﱠ . َو ِ ا َ ْﻤ ُﺪ, ُ َ ﷲ أﻛ, وﷲ أﻛ, ﻻ ِإﻟﮫ ِإﻻ ﷲ, ﷲ أﻛ, ﷲ أﻛ
Hadirin kaum muslimin jama’ah idul adha rahimakumullah Akhirnya marilah kita bersama-sama berdo’a, memohon kepada Allah SWT perlindungan, pertolongan, rahmat, ampunan, dan bimbingan-Nya dalam menjalani hidup di dunia ini sehingga dapat terarah, dan istiqamah dalam beribadah dan tetap berada dalam jalan yang lurus, yakni jalan shirathal mustaqim untuk menggapai ridha dan kasih sayang-Nya.
َ ﱠ َ َ ََ َ َ ُ ُ َﱡ َ ََ ﱠ ّ َ َﱡَ ﱠ َ َ ُ َﱡ ﱠ َ ّ اﻟﻠ ُ ﱠﻢ.ﺻﻠﻮا َﻋﻠ ْﻴ ِﮫ َو َﺳ ِﻠ ُﻤﻮا ْﺴ ِﻠ ًﻴﻤﺎ ﻳﺎ أ ﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨﻮا، ِ ِ ِإن ﷲ وﻣﻼ ِﺋﻜﺘﮫ ﻳﺼﻠﻮن ﻋ اﻟﻨ ُْ َ َ ْ ُْ َ َ ُْْ َ َ ْ ُ ْ ْ ْ ْ ْ َ ْ َ َ ََ ْ َ َ ُْ ْ َ ﱠ ُ ﱠ ْ َ ﺎت ﻤ ﻠ ﺴ ِ ِ ﺎت واﳌﺴ ِﻠ ِﻤ ن واﳌ ِ اﻏ ِﻔﺮ ﻷﺣﻴﺎ ِﺋﻨﺎ وأﻣﻮا ِﺗﻨﺎ اﳌﺴ ِﻠ ِﻤ ن اﻟﻠ ﻢ اﻏ ِﻔﺮ ِﻟﻠﻤﺆ ِﻣ ِﻨ ن واﳌﺆ ِﻣﻨ ُُ ََ ْ َُ ُُ ْ َ ْ َ ْ ُُ َ َْ ْ ََّ ْ َْ َ َ ْ ْ ََ ﱠ ْ ْ ﻠ ﻮب أﺧ َﻴﺎ ِر ِ َﻢ اﻟﻠ ُ ﱠﻢ اﻏ ِﻔ ْﺮ ِ واﺟﻌﻞ ﻗﻠﻮ ﻢ ﻋ ﻗ، وأ ِﻟﻒ ﺑ ن ﻗﻠﻮ ِ ِ ﻢ،وأﺻ ِ ذات ﺑﻴ ِ ِ ﻢ ََْ ُ ََْ ْ ُ َ ّ ُ َ ﱠ َﱠ ُ ََْ َ َ ﱠ َ ﱠ ُ ْ ُ ُ اﻟﻠ ُ ﱠﻢ ا ْ َﻓ ْﻊ َد َ َﺟ َﺘ ﮫ , ﻢ ﻠ ﺳ و ﮫ ﻴ ﻠ ﻋ ﷲ ﺻ ﺪ ﻤ ﺤ ﻣ ﮫ ﻴ ﻨ ﺑ ﮫ ﻘ أ و ، ﮫ ﺒ ﻧ ذ ﻼن ﻓ ر ر ٍ ِ ِِِ ِ ِ ٍ ﻼن ﺑ ِﻦ ِ ِ ِﻟﻔ ْ َ َ َ ُْْ َ َ ْ ْ ﱠُ ﱠ ْ اﺟ َﻌ ْﻞ ﻛ َﺘﺎ َﺑ ُﮫ َﻋﻠ ﱠﻴ ْ َو،اﺧ ُﻠ ْﻔ ُﮫ َﻋﻘﺒﮫ ْاﻟ َﻐﺎﺑﺮ َﻦ ﺧ ﺮ ﻔ اﻏ ﻢ اﻟﻠ ﻴﺌ ﻄ ، ن اﳌ ﺘ ِﺪﻳﻦ و ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِِ ِ ِ ِ ِ ِِ ْ ﱠُ ﱠ ّ َو َﻣﺎ ْأﻧ َﺖ َأ ْﻋ َﻠ ُﻢ ﺑﮫ ﻣ،َأ ْﻣﺮي َ َوإ ْﺳ، ِ ْ َو َﺟ ْ َو َﺧ َﻄ, ْ اﻏ ِﻔ ْﺮ ﺟ ِّﺪ ْي َو َ ْﺰ ﻢ اﻟﻠ ، ا ﺮ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ََ َ ْ ْ َ ُ ﱡ َ َ ْ ْ َ ّ ْ َْ ُ َ ﱠ ُ ََ ﻮاة َو ِﻣ ْﻦ ذ ّ ِرَ ِ َرﱠ َﻨﺎ َوﺗﻘ ﱠﺒ ْﻞ ُد َﻋ ِﺂء َرﱠ َﻨﺎ ﻠ ِ ر ِب اﺟﻌﻠ ِ ﻣ ِﻘﻴﻢ اﻟﺼ. و ﻞ ذ ِﻟﻚ ِﻋﻨ ِﺪي,وﻋﻤ ِﺪي ْ ً ْ ْﱡ َ َ ﱠ َﻨﺎ آﺗ.ﺎب َ ْ ﻮم ا ُ اﻏﻔ ْﺮ َوﻟ َﻮاﻟ َﺪ ﱠي َوﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺆﻣﻨ ْ َن َﻳ ْﻮ َم َﻳ ُﻘ ُ اﻟﺪﻧ َﻴﺎ َﺣ َﺴ َﻨﺔ َو ِ اﻵ ِﺧ َﺮ ِة ﺎ ﻨ ﺴ ر ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ ْ ُْ َ َ ُﺳ ْﺒ َﺤ. اﻟﻨﺎر اب ﱠ َ َﺣ َﺴ َﻨ ًﺔ َوﻗ َﻨﺎ َﻋ َﺬ ﺎن َرِّ َﻚ َر ِ ّب اﻟ ِﻌ ﱠﺰ ِة َﻋ ﱠﻤﺎ َﻳ ِﺼ ُﻔﻮن َو َﺳﻼ ٌم َﻋ اﳌ ْﺮ َﺳ ِﻠ َن ِ ِ َ ْ ْ ﱠ .َوا َ ْﻤ ُﺪ ِ َر ِ ّب اﻟ َﻌ ِﺎﳌ َن
Hari Raya Idul Adha 1436 H| 6