MUSEUM KERETA API INDONESIA SEBAGAI PUSAT EDUKASI DAN REKREASI DI KABUPATEN SEMARANG
Carolin Monica Sitompul Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jalan Babarsari 44 Yogyakarta Email :
[email protected]
Abstraksi : Museum Kereta Api Ambarawa merupakan bangunan cagar budaya milik PT. Kereta Api Indonesia (persero) yang berfungsi sebagai museum yang menyimpan koleki lokomotif uap. Pada awalnya Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun militer yang dibangun pada 21 Mei 1873 dengan nama Stasiun Willem I. Pada tahun 1976 Gubernur Jawa Tengah meresmikan stasiun tersebut menjadi Museum Stasiun Kereta Api Ambarawa.. Perancangan Museum Kereta Api Indonesia mengacu pada Pedoman Teknis Pelestarian Bangunan Perkereta-apian yang ditetapkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (persero) yaitu. konservasi dalam bentuk Preservasi, Restorasi dan Adaptasi untuk melestarikan bangunan eksisting di Kawasan Museum Kereta Api Ambarawa yaitu bangunan stasiun, dipo lokomotif, dan bangunan gudang yang dimodifikasi menjadi toko souvenir serta penambahan masa penerima dan pengelola untuk menunjang kegiatan edukasi dan rekreasi di Museum Kereta Api Indonesia. Konsep Sustainable Architecture lebih menekankan pada konservasi energi berupa pengolahan grey water, air hujan, memaksimalkan penghawaan alami, memaksimalkan pencahayaan alami, konservasi material dan penggunaan panel surya sebagai energi alternatif.
Kata Kunci : Museum Kereta Api, Stasiun Wisata, Edukasi dan Rekreasi, Konservasi Arsitektur, Sustainable Architecture.
PENDAHULUAN Museum Kereta Api Ambarawa
Semarang yang dinaungi oleh Dinas
adalah sebuah situs bersejarah milik
Pemuda,
PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kebudayaan
1
Olahraga
Pariwsata
Kabupaten
dan
Semarang.
Museum
Kereta
Api
Ambarawa
pelestarian
berupa
memelihara,
terletak di Jalan Stasiun No.1, Panjang,
merawat, memperbaiki dan mereparasi
Ambarawa dengan luas lahan sebesar
(restorasi
127.500 m2. Museum ini adalah satu-
megadaptasi
satunya museum kereta api uap di
renovasi),
Indonesia
yang
ruangnya.
lokomotif
kereta
memiliki uap
koleksi
dan
rekonstruksi),
(rehabilitasi dan
menata
dan
organisasi
terlengkap.
Konservasi merupakan salah satu
Beberapa lokomotif uap milik Museum
upaya untuk mempertahankan sebuah
Kereta Api Ambarawa masih dapat
situs bangunan cagar budaya agar tetap
dioperasikan, misalnya Lokomotif tipe
bertahan dan sustainable. Tujuan dari
B52 dengan nomor seri 25 yang
sebuah
dimanfaatkan sebagai kereta wisata.
mempertahankan
Museum Kereta Api Ambarawa juga
manusia agar tetap betahan dan tidak
memiliki koleksi yang sangat langka di
punah.
dunia yaitu kereta uap bergigi. Kereta
memberikan ruang untuk perubahan
uap bergigi yang ada di museum ini
karena kebutuhan zaman namun tetap
merupakan salah satu dari tiga kereta
terkendali.
uap bergigi yang tersisa di dunia, kedua
mengkonservasi
lainnya dimiliki oleh negara Swiss dan
budaya,
India.
memiliki berbagai teknik yang dapat
konservasi
adalah
hasil
Sebuah
kebudayaan
konservasi
Dalam
untuk
juga
proses
untuk
bangunan
cagar
Konservasi
Arsitektur
Museum Kereta Api Ambarawa
diterapkan sesuai dengan kebutuhan
merupakan salah satu bangunan cagar
konservasi sebuah bangunan yaitu
budaya di Kabupaten Semarang yang
teknik preservation, repair, restorasi,
perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak
rekonstruksi dan adaptive reuse.
rusak.
Menurut
Pedoman
Teknis
Berdasarkan paparan di atas maka
Pelestarian Bangunan Perkereta-apian
muncullah
yang diterbitkan oleh Unit Preservasi
mengembangkan Museum Kereta Api
dan
Api
Ambarawa menjadi Museum Kereta
Indonesia (persero), salah satu upaya
Api Indonesia sebagai pusat edukasi
yang harus dilakukan untuk menjaga
dan rekreasi. Sebagai pusat edukasi,
bangunan bersejarah perkereta-apian
Museum Kereta Api Indonesia akan
adalah dengan melakukan kegiatan
dirancang menjadi museum kereta api
Arsitektur
PT.
Kereta
2
gagasan
untuk
yang
bukan
hanya
mengkoleksi
Pengembangan Museum Kereta
lokomotif uap namun juga akan
Api
menambah koleksi lokomotif disel dan
Kereta Api Indonesia sebagai pusat
listrik untuk memaksimalkan kegiatan
edukasi dan rekreasi ini diharapkan
edukasi di museum ini. Fasilitas-
dapat mengedukasi masyarakat tentang
fasilitas baru juga akan ditambahkan
kereta api dan menjadi sarana rekreasi
untuk
masyarakat
bersejarah
masyarakat
Kabupaten
terhadap museum ini misalnya teater
Semarang.
Keunikan
bagunan,
4D untuk anak-anak, ruang simulator,
penambahan fasilitas dan koleksi serta
ruang audiovisual dan fasilitas edukasi
wisata kereta uap diharapkan dapat
lainnya agar kegiatan edukasi di
menjadi daya tarik museum ini dalam
Museum Kereta Api Indonesia menjadi
menarik minat wisatawan domestik
maksimal.
dan mancanegara.
menarik
Sarana
minat
rekreasi
yang
akan
Ambarawa
menjadi
Museum
RUMUSAN MASALAH
ditonjolkan di Museum Kereta Api
Bagaimana
konsep
Indonesia adalah wisata kereta uap
perencanaan dan perancangan dari
dengan
Tuntang-Ambarawa-
Museum Kereta Api Indonesia sebagai
Bedono dengan memanfaatkan rel jalur
pusat edukasi dan rekreasi berdasarkan
tersebut dan kereta uap serta lori
pedoman teknis pelestarian bangunan
wisata. Fungsi bangunan stasiun yang
perkereta-apian yaitu mempertahankan
saat
karakter bangunan melalui konservasi
rute
ini
menjadi
museum
akan
dikembalikan menjadi fungsi aslinya
arsitektur
yaitu stasiun. Tujuan pengembalian
keberlanjutan
fungsi
bangunan
tersebut
selain
sustainable
sebagai
bentuk konservasi
adalah
diwujudkan ke dalam tata ruang dalam
untuk stasiun
memaksimalkan wisata
di
pelayanan
museum
dan
mempertahankan bangunan
architecture
melalui yang
dan tata ruang luar bangunan.
ini.
TEORI
Pengembalian fungsi ruang tunggu,
Konservasi Arsitektur
peron, loket tiket kereta dan ruang
Menurut Kamus Besar Bahasa
pengelolaan menjadi salah satu upaya
Indonesia (KBBI), Konservasi adalah
untuk menghadirkan kembali suasana
pemeliharaan
stasiun di bangunan tersebut.
sesuatu secara teratur untuk mencegah
3
dan
perlindungan
kerusakan dan kemusnahan dengan
3. Pemugaran (Restorasi)
jalan
Pemugaran atau restorasi adalah upaya
mengawetkan;
pengawetan;
pelestarian. Menurut Sidharta dan
untuk
mengembalikan
bentuk
Budihardjo
bangunan cagar budaya
kebentuk
merupakan melestarikan
(1989), suatu
konservasi upaya
untuk
yang
diketahui
dengan
atau
menghilangkan unsur-unsur baru yang
penggunaan
pernah ditambahkan dan menyusun
serta arah perkembangannya sesuai
kembali berdasarkan bahan-bahan asli
dengan kebutuhan saat ini dan masa
tanpa menggunakan bahan baru.
mendatang sedemikian rupa sehingga
4. Bina Ulang (Rekonstruksi)
makna kulturalnya akan dapat tetap
Bina ulang atau rekonstruksi adalah
terpelihara.
upaya untuk mengembalikan bangunan
lingkungan,
bangunan
semula
mengatur
Menurut Buku Pedoman Teknis
cagar
budaya
dengan
melakukan
Pelestarian Bangunan Perkeretaapian
pendekatan terhadap bentuk aslinya.
yang diterbirtkan oleh PT.Kereta Api
Proses rekonstruksi berbeda dengan
Indonesia
restorasi
(persero),
dalam
karena
pada
bentuk
mengkonservasi bangunan bersejarah
rekonstruksi
perkeretaapian dapat dilakukan melalui
digunakan adalah bahan material baru.
beberapa cara, yaitu:
5.Penggunaan Kembali (Adaptive
1.Perlindungan (Preservation)
Reuse)
Perlindungan atau preservation adalah
Adaptive
bentuk
pelestarian
konservasi
yang
bahan
reuse
material
yang
merupakan upaya
yang
memanfaatkan
mempertahankan keaslian bentuk dan
warisan kebudayaan untuk kegiatan
bahan agar tetap bertahan di masa
yang sesuai. Hal ini menyebabkan
sekarang hingga masa yang akan
adanya peluang untuk melakukan
datang agar tidak punah.
perubahan-perubahan
2. Perbaikan (Repair)
bangunan cagar budaya yang sesuai
Perbaikan atau repair merupakan salah
dengan ketentuan undang-undang yang
satu bentuk konservasi yang bertujuan
mengatur terhadap bangunan cagar
untuk
budaya.
mengembalikan
sebuah
bangunan cagar budaya
kebentuk
aslinya.
4
terhadap
SO2, CO2, CO dan NO, sumber daya
Sustainable Architecture Sustainable
Architecture
dapat
dari air juga dapat merusak lingkungan
didefinisikan sebagai desain arsitektur
karena harus membangun waduk yang
yang berwawasan lingkungan yaitu
dapat merusak habitat tanaman dan
pembangunan
hewan.
yang
kebutuhan
memenuhi
saat
ini
mengkompromikan
tanpa
Konservasi Air
kemampuan
Setiap konseumsi air pada bangunan
generasi medatang untuk memenuhi
mulai dari untuk memasak hingga air
kebutuhannya di masa mendatang
untuk
(Prayoga,2013). Desain sustainable
sebagai sebuah limbah. Konservasi air
architecture merupakan desain yang
adalah keadaan dimana konsumsi air
mampu
kondisi-kondisi
dapat diminimalkan dan limbah air
yang terjadi saat ini misalnya krisis
bukan hanya dibuang namun dapat
lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan
digunakan kembali untuk kebelanjutan
populasi manusia, menurunnya sumber
lingkungan.
daya alam, kerusakan ekosistem dan
Konservasi Material
mengatasi
hilangnya
keanekaragaman
hayati
menyiram
toilet
dianggap
Limbah material merupakan
manusia.
salah satu hal yang perlu dikelola.
Konservasi Energi
Limbah material dapat berupa sisa-sisa
Setelah
konstruksi,
bangunan
material
dari
pembangunan
membutuhkan aliran konstan energi
sebelumnya
untuk
pembangunan. Limbah material juga
menunjang
bangunan.
Hal
sistem tersebut
operasi dapat
dapat
atau
sesudah
dilihat
berdasarkan
emulsi
yang
dihabiskan
untuk
memberikan dampak buruk terhadap
energy
lingkungan. Penggunaan listrik untuk
mendatangkan
penerangan, pendinging, penghangat
tertentu untuk membangun bangunan.
dan alat-alat elektronik lainnya tidak
ANALISIS
dapat dipulihkan dengan cepat. Sumber
Analisis Programatik
material-material
tempat
Pengguna kegiatan Museum
beragam
Kereta Api Indonesia dibagi menjadi 3
terhadap lingkungan misalnya sumber
yaitu pengunjung, pengelola dan tamu.
energi batu bara menghasilkan polusi
Pengunjung
energi
listrik
memiliki
pada
dampak
suatu yang
5
dibagi
menjadi
dua
golongan yaitu anak-anak dan dewasa,
sangat rendah. Maka dari itu respon
sedangkan untuk pengelola dibagi
yang akan diberikan adalah dengan
menjadi 6 bagian yaitu Konservasi dan
memisahkan ruas-ruas pintu entrance
Preservasi, Edukasi dan Publikasi
untuk masing-masing sirkulasi yaitu
Operasinal, Literatur, Kuratorial, dan
mobil, motor dan pejalan kaki.
Regristrasi serta Kepala Museum,
Analisis Kebisingan
Wakil Kepala Museum dan Staff Service. Museum Kereta Api Indonesia diprediksi
akan
menampung
pengunjung sebanyak 2.413 orang
Gambar 1.2 Analisis Kebisingan
perhari dengan 8 jam kerja. Besaran
Sumber : Analisis Penulis, 2016
ruang
yang
dibutuhkan
untuk
pengunjung
dan
kendaraan bermotor dan aktivitas pasar
mewadahi kegiatan di museum ini
Lanang yang berada di sisi timur site.
adalah 4.720m2 dengan KDB di
Untuk merespon kebisingan tersebut
Kecamatan Ambarawa 40%, Garis
maka pada area dengan kebisingan
Sempadan Jalan 6 m dengan ketinggian
tinggi (sisi timur site) akan ditanami
maksimal bangunan 4 lantai.
tanaman
Analisis Tapak
ketapang kencana dan teh-tehan.
Analisis Sirkulasi
Analisis Polusi
menampung
Kebisingan
utama
peredam
berasal
yaitu
dari
tanaman
Gambar 1.1 Analisis Sirkulasi
Gambar 1.3 Analisis Polusi
Sumber : Analisis Penulis, 2016
Sumber : Analisis Penulis, 2016
Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
Polusi udara pada site Museum Kereta
menjadi satu titik di sisi timur site.
Api Indonesia berasal dari sisi timur
Pada
entrance
site yaitu dari pertigaan jalan Kartini
kendaraan dan pejalan kaki tidak
dan Jalan Pemuda sertas aktivitas pasar
dibedakan ruasnya sehingga tingkat
Lanag. Respon yang diberikan untuk
kondisi
eksisting
keamanan dan kenyamanan pengguna 6
mengatasi polusi udara pada site adalah
dan analisis tapak pada sub bab
dengan
sebelumnya adalah berupa siteplan
memberikan
filter
berupa
tanaman peredam dan penyaring udara
sebagai berikut.
yaitu tanaman teh-tehan dan tanaman ketapang kencana. Analisis Arah Matahari Untuk merespon lintasan matahari pada site yaitu timur untuk matahari pagi dan barat untuk matahari sore maka
orientasi
bangunan
akan
diletakkan dengan menghadap ke timur
Gambar 1.5 Siteplan
untuk menerima matahari pagi yang
Sumber : Penulis, 2016 Konsep Konservasi-Preservasi
bersifat positif.
Preservasi merupakan langkah untuk melestarikan bangunan eksisting agar tidak punah. Upaya preservasi dilakukan untuk melestarikan bentuk
Gambar 1.4 Analisis Lintasan Matahari
(eksterior) bangunan Stasiun Willem I,
Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gudang dan Dipo Lokomotif.
KONSEP Konsep Tapak Tapak pada Museum Kereta Api Indonesia dibagi menjadi 3 kelompok zoning yaitu publik, semi publik dan
Gambar 1.6 Stasiun Willem I
privat. Pada zona publik terdapat
Sumber : Penulis, 2016
bangunan penerima dan parkiran. Untuk zona semi publik terdapat bangunan koleksi, dipo lokomotif, dan stasiun wisata. Zona privat terdapat banguan pengelola dan gudang koleksi. Gambar 1.7 Dipo Lokomotif
Bangunan-bangunan tersebut ditata secara
linear
berdasrkan
Sumber : Penulis, 2016
tingkat
privasinya. Sehingga hasil dari zonasi 7
bangunan eksisting Stasiun Willem I
Konsep Konservasi-Restorasi upaya
untuk digunakan kembali menjadi
untuk mengembalikan identitas Stasiun
ruang diorama, uang tunggu kereta dan
Willem I agar nilai-nilai sejarah yang
restaurant. Adaptasi gudang untuk
ada di Museum Kereta Api Indonesia
diubah
semakin kuat. Retorasi yang dilakukan
childern’s hall dan lavatory. Adaptasi
adalah dengan mengembalikan warna
yang
asli bangunan yaitu putih gading.
melakukan
Restorasi
merupakan
menjadi
terakhir
toko
souvenir,
adalah
dengan
penambahan
masa
bangunan untuk menunjang kegiatan di Museum Kereta Api Indonesia yaitu berupa
penambahan
penerima,
bangunan
bangunan pengelola
,
gudang koleksi dan ruang koleksi. Penambahan bangunan baru tentu saja Gambar 1.7 Stasiun Willem I 2015
didesain dengan bentuk yang selaras
Sumber : Penulis, 2016
dengan lingkungan dan bangunan eksisting yang ada.
Gambar 1.8 Preservasi Stasiun Willem Sumber : Penulis, 2016 Gambar 1.9 Bangunan Penerima
Konsep Konservasi-Adaptasi Adaptive
reuse
merupakan
Sumber : Penulis, 2016
salah satu langkah untuk memberikan ruang perubahan yang terkendali di Kawasan
Museum
Kereta
Api
Ambarawa yang disesuaikan untuk pengembangan museum ini menjadi
Gambar 1.10 Ruang Koleksi 1
Museum Kereta Api Indonesia. Bentuk
Sumber : Penulis, 2016
adaptasi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan
ruang
dalam
dari
8
Gambar 1.12 Prinsip Penghawaan dan
Gambar 1.11 Bangunan Pengelola
Pencahayaan Alami
Sumber : Penulis, 2016
Sumber : Penulis, 2016
Konsep Sustainable Architecture Konservasi Energi Konservasi Museum
energi
Kereta
Api
Indonesia
mengutamakan
pada
energi
digunakan
yang
pada
pengurangan untuk
mengurangi beban energi dan listrik
Gambar 1.13 Sistem Penghawaan
untuk operasinal bangunan sehingga
Alami
bentuk konservasi yang dilakukan
Sumber : Penulis, 2016
adalah : 1. Memaksimalkan
bukaan
untuk
mengalirkan
udara
sehingga
penghawaan
alami
menjadu
penghawaan utama.
Gambar 1.14 Prinsip Menjaga Suhu
2. Pencahayaan alami dimaksimalkan
Termal Ruang
dengan memaksimalkan jendela dan
Sumber : Penulis, 2016
ventilasi untuk celah masuk cahaya
Konservasi Air
matahari serta bangunan berupa
Pengolahan limbah air (grey water)
kanopi tanpa dinding.
melalui water treatment plant untuk
3. Penggunaan energi alternatif untuk sumber
energi
yaitu
sumber air bersih cadangan yang akan
dengan
menggunakan solar panel. 4. Shading pohon dan kanopi untuk
digunakan
untuk
toilet
springkle,
hidran
dan
flushing, menyirami
tanaman. Konservasi air juga dilakukan
menjaga suhu termal ruang dengan
dengan cara mengolah air hujan untuk
menciptakan pembayangan dan filter
digunakan sebagai sumber air bersih
terhadap cahaya matahari langsung.
cadangan. Air hujan akan ditampung 9
kedalam sumur resapan air hujan yang
penggunaan baja
kemudian akan disaring dengan sistem
utama menjadi salah satu upaya untuk
saringan upflow yang kemudian air
mengkonservasi material alam yang
hasil penyaringan akan ditampung ke
susah untuk diperbaharui seperti kayu.
sebagai
struktur
sumur air bersih cadangan.
Gambar 1.17 Plafon Ban Bekas Sumber : Penulis, 2016
Gambar 1.15 Pengolahan Grey Water Sumber : Penulis, 2016
Gambar 1.18 Ventilasi Sisa Potongan Bambu Sumber : Penulis, 2016
DAFTAR PUSTAKA Gambar 1.16 Pengolahan Air Hujan
Ikhwanuddin. (2000). Menggali Pemikiran Post-Modernisme di dalam Arsitektur. Jakarta.
Sumber : Penulis, 2016 Konservasi Material
Khoirnafias, S. (2011). Peranan Museum Bagi Masyarakat Masa Kini. Jakarta: Direktorat Permuseuman.
Konservasi material dilakukan dengan memanfaatkan material sisa bangunan, barang-barang daur ulang dan material konvensional.
Penggunaan
barang-
Mundar, A. A., & dkk. (2011). Sejarah Permuseuman di Indonesia. Jakarta: Direktorat Permuseuman.
barang daur ulang diterapkan pada interior bangunan berupa partisi dari susunan botol kaca, plafon dari sisa ban bekas
dan
kayu.
De
Kemudian
10
Chiara, Joseph., J. Crosbie, Michael. (2001). Time Saver
Standards for Building Types, Fourth Edition. Singapore : Mc Graw Hill. Rosenblatt, Arthur., (2001). Building Types for Museums. United States of America : John Wiley & Sons, inc. Tangoro, Dwi., (2006). Bangunan. Jakarta: UI Press.
Utilitas
Pujantara, Ruly., (2001). Jurnal : Karakteristik Fasade Bangunan Peninggalan Kolonialisme dan Sebaran Spasialnya di Kota Makasar. Makasar Wawancara dan Arsip Wawancara: Dika, Manager PT. Kereta Api Indonesia (persero) Semarang pada tanggal 3 Oktober 2015 Arsip : Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, Kecamatan dalam Angka tahun 2013 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang tahun 2014 2031 Humas PT. Kereta Api Indonesia (persero) Semarang, Sejarah dan Perkembangan Kereta Api Indonesia Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang
11