I'ERMINTAAN TERHADAP PENYEDfAAN
BARA.t\G DAN .IASA PUBLIK DI KAJ3UPATEN!KOTASE-lNDONESIA; (A~kal1 Hipotesis Median Voter 13erlaku'!)
Demand For The Provision Of Public Goods And Services
111 Indonesian Regencies/Municipalities (Does The Median Voters HypothesisExistr)
Oleh:
MIMI ABRIYANI NPM. 120720070013
TES IS Diajukan gun a mem1>eroleh gelar Magtster 1£konomi pada Program Magister l1ko11omi Ternpan Pascasarjana Fakultas F.ko.non1i Universitas Padjadjarau
Spestalisast I rc111iual:tu : Ekonnrni Pembangnaan dan Perencanaan
PROGR.\.M :\1AGISTER EKONOlVll TERAPAN PASCASARJANA FAKUL TAS EKONOIVU UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2008
ll.
PER.\'1INfMN TERHADAP P8'1YEDIAAN BARANG DANJASAPUBLIK DI KABUPATENtKOTASE-lNOONESJA; (Ap1kah HiJX)4eii<; Malian Vw Berlaku?)
Demand For The Provision Of Public GoodsAnd Services In !11do11e.'
(Does The Media11 VotersHypothesis Existt)
Olch:
l\llMI ABRIYA I NPM. 120720070013
TESIS Diujukan guna mrmperoleh gel3r \hi:isttr ~:konomi p•rl• Proi:ran1 Magi<1er Fkonomi Terspan Pascasarjnnn flakultas Lko11001i l"ni\·or.;tas P•dj•djsron Spesialisasi I Prniiutan : £konomi Prmbangunan din Perencanaan Telah
Ketua Pembimhing,
{__
Prof, Or. Armida S. 1\li$jabbaoa, SE., MA. NJP IJJ 760 497
7
Or. Aricf
1vip-,
shory usuf, SE., t\lSc. N I' 132 ZOS 5-lS
PROGRAM MAGISTF.R EKONOMI TERA PAN PASCASARJANA FAKULTAS EKONO!VIJ U1''1Vft'.RSITAS PADJAOJARAN BANDUNG
2008
PERNYATAAN
Dcngan ini saya mcnyatakan bahwa : I.
Karya tulis saya, tesis ini, adalah asli dan bclum pernah diajukan untuk mendapa.kan gelar akadcmik (sarjana, mugistcr, clan atuu doktor], baik di
Univcrsitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lain. 2.
Karya tulis ini adalah murni gaga~an, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa banruan pihak lain, kccuali arahau Pembimbing.
3.
Dala111 karya tulis ini tidak ierdapat karya atau pendapat yang tcloh ditulis atau dipublikasikan orang lnin, kecuali sccara tcrtulis dcngan jclas dicanrumkan sebagni ucuan dnlam naskah dcngan disebutkan narna pcngarang dan dtcanuunkan dalum dafter pustaka.
4.
Pernyataan ini saya huat dengan scsungguhnya dan apabila di kcmudian hari terdapat penyimpangan dan keridakbenaran dalam pcrnyutuan ini, muka saya bcrsedia mcncrimn sanksi akadcmik bcrupa ~ncnl1111a11 gelnr ynng tchth diperoleh karcna karya ini, seuu sa11ksi lainnyu sesuai dcngan
norma yang berlaku di perguruan tinggi,
iii
ABSTRAK
PER:\-fTNTAAN TERHADAP PENYEDIAA~ .BAR.ANG DAN JASA PUBLIK DI KABUPATENIKOTA SE-INDONESIA; Apakah Hipotesis 1lfediu1r Voter Berlaku?
Penclirian ini teruiama bertujuan untuk rnenguji Hipotesis Median Voter sebagai alat uotuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap permintaan untuk penyediaan barang dan jasa publik di kabupatenlkota se-Indonesia tahun
2006. Dalam penclitian ini digunakan analisis deskriptif dan kuantitatif Analisis dcskriprif digunakan untuk memperoleh deskripsi tentang kondisi penyediaan barang dan jasa publik di kabuparcn/kota so-Indonesia. Analisis kuantitatif dilakukan unruk menganalisis fak:or-:aktor yang mempcngaruhi permintaan terhadap pcnyediaan barang dan jasa publik dan menghirung elastisitas harga permintaan dan elasrisitas pendapatan. Analisis kuantitatif dilakukan dengan regresi Ordinary least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa scmua variabel, kecuali saru karakteristik sosial ekonomi yaitJ ;_JLncttlllsc penduduk bersekolah berpengaruh sccara signifikan terhadap permintaaan penyediaan barang dan iasa publik. Dengan
Kata kunci:
Hipotesis Median Voter, Prcfcrcnsr, Permintaan, Barang dan Jasa Pul>ltk.
IV
ABSTRACT
DE:\'IAND t'OR THE PROVISION OF PUBLIC GOODS A1'iU SERVICES IN INOONESIAN REGENCl[SIMlJNICIPALITIES; Does Tire Median Voters llJ1>othe.~i.~t::rl.11?
The main purpose of this research is to examine the median voters hvpothesis as c1 tool 10 estimate th« publi» p•·,,ji?renc-es 111:d private demand for ihe provision of public goods and services in Indonesian
Regencies/Municipalities. Descriptive and quantitasive analysis are applied in this research. Descriptive analysis ll'llS applied to describe provision the public goods and services condition in Indonesian Regencies/Munieipaiities. Quantitative analysis was applied to esusnine the factors ti1111 fn/luence the demand for the provision of public goods and services. and to calculate the price elasticity of demand and also income elasticity. Finally, quantitative analisys is conducted by using Ordinary Least Square regression (OLS). The results of this research show tha: all variables, except moreover variable of citizents whose be schooling i11 percent of population have significant effect011 demand for provided public goods and services. With the result
that
Median
Voters
Hypothesis
is
exist
in
Indonesian
Regencies/Municipalities.
Keywords : Median Voters Hypothesis. Preference. Demand, Public Goods and
Services.
v
KAT A PENGANT AR
Syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tclah mclirnpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis dengan judul "Permintaan Terhadap Penyediaan Barang dan Jasa Publik di Kabupaten/Kota se-Indonesia; Apakah Hipotesis Median VoterBerlakut" ini dapat diselesaikan.
1 lingga penghujung masa studi, telah banyak pihak yang mernbaruu Penulis selama menempuh pendidikan di Program Magister Ekonomi Terapan (MET) Universitas Padjajaran, o!eh karenanya patut bagi Penulis untuk menyampaikan ucapan tcrima kasih kcpada : 1. Ylh. Pruf. Dr. Hj. Tali Suhartati Jocsrnn, S.E., M.S. selaku Ketua Program
Magistcr Ekonomi Terapan Universitas Padjajaran, beserta jajarannya, Dr. Akadcmik & Kerjasama)
Budiono, S.E., .M.A. (Sek.Bid.
dan Bayu
Kharisma, S.E., M.M., M.E. (Sek.Bid. Adm. Keu. & Prasarana) yang tiada henti memberi arahan clan motivasi dalam meraih pcngctahuan selama Penulis menempuh pendidikan di kampus. 2. Yth. Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana. S.E .• M.A dan Dr. Arief Anshory Yusuf, S.E., M.Sc. selaku Pernbirnbing yang selalu menyediakan waktu untuk mcmbcri mnsukun dan nrahan bcrmakna bagi Penulis 3. Yth. Para Dosen yang dalam kesempatan ini ridak dapat disebutkan satu persatu, yang telah melirnpahkan segenap ilmu dan pcngetahuan sehingga
Penulis merasakan adanya pencerahan dan wawasan baru yang sangat bermanfaat dimasa kini dan mendatang.
v
4. Dr. K.odrat Wibowo S.E. dan Dr. Budiono. S.E .. M.A. selaku Penguii dalam
Seminar Usu! Penclitian vane telah memberi masukan dan koreksi untuk mensarahkan tulisan ini meniadi lebih baik
5. Mamon Setlawan, S.E.. M.T. vang denean sabar menvediakan waktu bag i Penulis untuk mendiskusikan beberaoa baeian materi dalam draft thesis ini 6. Seluruh StatBaaian J\kadcmik MET Unoad (lbu Ilerrni, lbu Rika, lbu Irma. Pak Deden dan Pak Mumu') yang senantiasa memberikan keriasarna yang
baik keoada Penulis Selaniutnva, oada kesernoatan ini ucaoan terima kasih disamoaikan nula kepada : I. Yth. Kcoala Pusbindiklatren Banocnas R.I besena iaiaranya atas kcscmoatan
dan kenercavaan yan!! telah diberikan kepada Penulis untuk mencrima beasiswa oendidikan percncana pembangunan. 2. Yth. Walikota Metro Provinsi Larnouna, Co. Sckrctaris Kora Metro yang telah mernberikan lzin Tugas Bclaiar dan dukungan biaya untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang rnagister di Universitas Padjadjaran. 3. Yth. Kcpala Badan Kepegawaian Daerah dan Kepala Bappeda Kola Metro
yang telah rnernberi dukungan dan perhatian kepada Penulis Secara khusus, tak ada hal terbaik yang dapat Pcnulis sampaikan kcpada seluruh kcluarga dan kerubat. kecuali ucapan tcrima kasih tak tcrhingga kepada : I. Ayanda 1-L Lzhan Fatoni Said
mcncurahkan doa, kasih sayang dan tuntunan kepada Pcnulis 2. Keluarga Besar Ayaoda Niklnan Hasan (Alm) dan lbunda Huryati (Alm) di Bandarlampung yang selaku memberikan doa dan dukungan kepada Penulis.
YI
3. Suamiku Andi Arafat, S.T .., M.E. yang dikala siang dan malarn selalu berdoa dengan sabar menanti
Penulis yang jauh diperantauandan
dan Anakku
tcrcinta M. Alifani Arafat yang selalu menjadi pcnghibur dan sumber
scmnngat untuk Bunda. 4. Keluarga Besar Dra, Harliyana di Bandar Larnpung, Drs. Syahrulsyah di Lampung Tengan, !bu lryani, Keluarga Sukimin,
Keluarga lnsan dan
Keluarga Saparian Alamsyah di Bandung ; yang senantiasa mcmbcrikan perhatian, dorongan moril dan bantuan kepada Penulis 5. Rekan-rekan mahasiswn Magister Ekonomi Terapan Speslalisasl Ekonorni Pembangunan dan Perencanaan Angkatan 2007, dan keluarga lbu Rochati D. Jufris scna kclunrga lbu Horn di Bandung ; yang mcmberi keceriaan huti bagi Penu I is. Scmoga tulisan ini dapat bcrrnanfaat dalam pclaksaaan rugas-tugas selanjutnya, Akhir kata, menyadari draft tesis ini masih jauh dari sempurna, saran dan rnasukan
yang mcmbangun pcrbaikan tulisan ini sangat l'cnulis harapkan. Bandung,
November 2008
Pcnulis
VII
DAFfAR lSl
tEMllAR PERSETU.TI!A·~
JI
PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGA'ITAR
Ill
DAFTARllil DAFTA.R TABEL
vi x
UAl
IV
v
Xll
x 111
BAB I : PENOAHULUAN
I . I . Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Kcgunaan Pen el iuan RAB Tl : KAJl.-\.N Pt;STAKA, KERAJ\"GKA PF.MlKIRAN DAN AlPOTESJS 1.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Eko-iorui Kesejahteraan 2..1.2. Pandangan Tentang Konsep Desentralisasi 2.1.J. Barang Publik 2.1.4. Pilihan Publik
2.2. Ponclitian Empiris Terdahulu 2.3. Kcrangka Pemikiran 2...1. Ilipotesis BAB HI : l\lETODOLOGI PEl'\ELITIA.'I J. I. Model Empiris dan Disain Penelitian 3.1.1. Rancangan l'enul:han Model 3.1.2. Model E111µi1is 3.1.3. Mctode Analisis 3.2. Definisi dan Opcrasionalisasi Vanabel 3.3. Lokasi, Pcriode Pcngamatan, Jems Data dan Somber Data i.3.1. Lokasi Penchtian dan l'enode Pengamatan 3.3.2. Jcnis Data dan Sumber Data BAB rv ; HASIL p~:i\t-:J,J'J'(Ar\ DAN Pl<:t\lBAHASAN 4.1. Situasi Umum Penycdiaan Barang den Jasa Publik 4.1. I. Pengeluaran Pcmcrintah 4.1.2. Pcndnpatan Median
4. I .3. Share Pajak
I
s 10 10
12 12
13 15
17 29
49 51
52 52
56 57 58 63 63 63
64 64 66 67
4.l.4. Karakteristik
Sosial Ekonomi
4.1.4, I. Persentase Penduduk :Jersekolah 4.1.4.2. 'l'ingkat Kesehatan
4.1.4.J. Tingkat Kesempatan Kerja 4.1.4.4. Pcrscntasc Pcnduduk Bcrusia 65 Tahun Ke Atas 4.2. Model Pcnelitian +.3. Husil Estiruasi Model 4..t ..Analisis Kuantitatif dan Pengujian 4.4.1. Uji Asumsi Klasik -1.4.1.1. Multikolinicritas 4.4.1.2. Heteroskcsdatisitas 4.4.2. Uji Siatistik 4.4.2.1. Uji t 71 UJI.. F 4 .4 ·-·-· 4 4.2.3 Koefisien Detenninasi iR2) 4.5. Analisis Ekonomi dan Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1. Pengaruh Tingkat Pendapaian terhadap I'ermintuan Pcnycdiaan Barang dan Jasa Publik 4.5.2. Pengaruh Share Pajak Tcrhadap Permintaan Penyediaan Barang clan Jasa Puhlik 4.5.2. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonon:i Tcrhadap
68 69
70 71
72 73 74
75 75 75
76 77
77 80 81 82
82
84
Permintaan l'enyediaan Barang dan Jasa Publik BAB V : KESIMPllLAN DAN REl(Ol\'fENDASI' 5.1. Kesimpulan 5.2. Rekomendasi
91
92
).2.1. Rekomendasi Akademis
\12
5.2.2. Rekcmcndasi Kcbijakau
l.)3
DAFTAR PlJSTAKA
96
r ,,\.MPfR.AN
99
IX
OAITARTABEL hl'llf.lll!\ll
Tabel
I. I
Jumlah l'enduduk clan Penumbuhan Jumlah Penduduk di Indonesia Tahun 1996 - 2005
Tnbel
1.2
P l)R.ll per Kapita Aias Dasar Herga Konswn Tahun 2000 dan I.aju Pertumbuhan PORR di Indonesia Tahun lC-01 2005
T31'1CI
2.1
F.stimosi Parameter dari Conditional Demand System Model I
31
Tabel
22
Estimasi Parameter dari Cordnional Demand System Model 2
32
Tube I
2.3
U1,m111 uruuk Varinlx:I Oc1><.11den Ihm Vori•bel l11'1cpc111k11
35
Trrhd
2.4
Fakror-faktor yang Mcrr.pcng:trubi Pengeluamn Kola, Tahun 1%2, Pool untuk
36
Tnllcl
2.5
Fnktor-rnkwr yang Mcmpcngan·hi Pengeluaran Kola. Tahun 1962, Ila.ii R"8JC:S. Kuantil
1R
Tabel
2.6
Perbandingan antara Hasil bsumas, G'-'11\1 dan Estimasi Fixed "ffec1
40
Tnbcl
2.7
Fak10:- fok1or yang Mcmpcngaruhi Pcagcluarau Kora, Tahun 1962. Pool untuk semua observasi
44
Tal>cl
2.8.
l'enelitian Sebelumnya
45
Tabcl
3.1
Ringkasan Operasional Vanabel
60
Tabet
4.1
64
Fabel
4.2
l'abel
43
T:rbd
4.4
T otal Pcngcluarnn Pcmcnntah Berdasarkan I 0 Pcringkat l'ertmggi dan l 0 Peringkar Terendah di Kabupalen/Kola se-lndoncsiaTahun 2006 Tingkat Pendapatan Median Berdasarkan Peringkat Tertinggi dan I 0 Peringkat Terendah di Kabupalen!Kot" sc-Indonesia Tahun 2006 Share Pajak Berdesarkan IO Peringkat Tertiuggi dan IO Peringkar Terendah di Kabupa1en/Kora se-Indonesia Tahun 2006 Perscmase l'enduduk Berusia 5 T ahun Kc /\las yang Masih Sekolahderdasarkan 10 Peringkat T ertinggi dan IO Peringkat 'fc-n;oJah Iii Kabupaien'Kotase-Indonesia Tahun 2C-06
:o
x
·'
66 67 68
Fabel
·1.5
Persentase l'enduduk Oengan Keluhan Kesehatan Sebulan Ynn.e lalu Berdnsarkan Ill Penngka: 'I er11ngg1 dan 10 f>cringkat Terendah dr Kabupaten1Kotase-lndonesrc Tahun 1006
69
Tnb<:I
4.6
I mgkat Kesempatan Kerja llerdasarkan 10 Peringkat Tcrringgi dan 10 l'eringkuTerendah di Kabuparcn/Kota sc-Indonesia Tahun 2006
71
l'ahel
4.7
Pcrseuase PmduJuk Bcrusia 65 T ahun Kc Alas Bcrdasarkan 10 Pcringkat Tertinggi dan 10 Peringkat T ercndah di Kahupaten/Kota se-lndonesra Tahun 2006
72
l'ahcl
4.~
I lasil l:Stima>i OLS
7J
·1 abcl
4.9
Pcrbandingan l\ilai t Stausuk
78
XI
OAFTAR
GAMBAR b tlnman
Clainbar 2.1 Garnbar
2.2
Kurva Pcrmiuraan dau Surplus Kousumcn
21
Kurva Penentuan Pengcluaran yang Diinginkan
~6
olch Permiruaan dan Share Pajak
Gambnr 2.3 Gamhar
2,-t
Kurva Hubuugan antaru Pengeluaran yang
26
Diinginkan dau Pendapatan Keraugka Pemikiran
50
xu
OAfT AR L..\1\fPIRAN nalcrrco
Dara Vanabel Dependen Jan Vanabel Indepcndcn
99
Hasil Estirnasi J\fo
109
J
Hasil Estimasi l\lo
110
Lampi ran
4
Uji Mulnkolinieritas Mode, I dan Model 2
11 1
Lampiran
5
Uji HeteroskedasusrtasMoJcl I
I 1.2
Lampuan
6
Lji Heteroskedastis.tas vlodel 2
113
Lampi ran Lampi ran I .ampiran
2
,
XIII
BAUi
PENDAHULUA'I
1.1. Latar Belakang Pcran Pemeriruah
dalarn pcrckouomian sebagian besar merupakan
konsekuensi dari semakin kompleks dan saling ketergantungan di dalarn masyarakat yang sernakin modern. Mcnurut Samuelson dan Nordhaus ( 1996:4650) menyebutkun bahwa perckonomian yang ideal adalah pcrckonornian yang menerapkan mckanisme pasar, artinya jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi wewenang pasar karcna rnckanisme pasar yang marnpu rnengalokasikan sumbcr daya secara efisien. Narnun dalarn ha! tcrrcntu menunjukkan bahwa mekanisrnc pasar memiliki kelemahan yaitu gaga! dalam mencapai alokasi efisien dalam hal ini disebabkan karena adanya eksternalitas, monopoli dan barang puhlik iPublik Cooti.v). lJntuk
i111
campnr
1ang111\
pemerintah masih diperlukan
dalam perckonomian terutama karena terjadinya kegagalan pasar. Selanjutnya
Todaro
(2004}
meuyebutkan
bahwa
sekror
publik
(pemeriruah) harus diakui dan dipcrcaya untuk memikul pecan yang lcbih bcsar
dan lebih mcnentukan didalam upaya pengelolaan perekonomian nasional dan daerah. Pcmerintah daerah selaku pengambil kebijakan akan melaksanakan pembangunan yang discsuaikan dcngan karaktcristik potensi yang dimiliki dacrahnya dimana diharapkan dapat mcojadi pcnggcrak pcnurnbuhan ckonomi daerah. Hal ini menjadi salah satu laudasan peuukiran bagi Pemerintah Indonesia unruk mcngambil kebijakan desentralisasidan otonorni daerah,
2
Tujuan utarna percepatan
terwuiudnya
kebijakan
desentralisasi
peningkatan
dan otonomi
kcsejahteraan
daerah
adalah
seluruh masyarakat.
Kim
scmua mengetahui bahwa landasan hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Uudang-Undang Nomor 33 Tahun 2004. Dengan mendekatkan
pcngambilan kepurusan ke masyarukat. perumusan strategi dan langkah-langkah pcmbangunan diharapkan lebih responsif meuangkap kebutuhan ataupun isu yang berkcmbang,
~ahkan, dengan pcr.;pcktif yang lebih dernokratis
tcrscbut.
diharapkan nilai tambah ckonomi yang dihasilkan mcnjadi lebih tingg] dan manfautnya dirasakan lcbih langsung oleh seluruh masyarakat,
Dalarn kcrangka desentralisasi. Pcmcrintah Daerah memiliki fungsi ganda, >ail 11 scbagai pcnyelenggara
pemcrintahan, sekaligus sebagai penyclcnggara
utama pernbangunan di docruh. Scbegai pcnyclcnggara pcmerimahau di daerah, Pernerintah Dacrah bcrperan menata kehidupan masyarakai dalam kerangka regulasi. Scdangkan seoagai penyelcnggara uiama pernbangunan
di daerah.
Pcmcrintah Daerah berpcran sebagai peluksana dun penanggung jawab utama atas kcseluruhan proses pcmbangunan yang dilaksanakau di daerah. yaitu dalarn kerangka invcstasi, penyediaan barang dan jasa publik. Karena bagi masyarakat, I'emerintah Dacrah dianggap berhasil apabila dapat mcnycdiakan barang dan
jasa publik yang mcmadai sehingga dapat meningkatkan perekonomian demi mencapai kcsc jahtcraan masyarukat. Dalam kaitan deugan kebutuhan tcrhadap kcterscdiaan barang dun jasa puhlik pada kenyataannya pcrmintaan masyarakat terhadap penyediaan barang
dan jasa pub I ik khususuya di Lndoncsia akan selatu mengalami peningkatan dari
3
tahun ke tahun. Hal ini discbabkan oleh pcningkatan jumlah peududuk dan jumlah
keluarga yang ada di dalam masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk sangat sulit dihindari,
walaupun Indonesia
berhasil menekan jumlah
pertumbuhau
pcnduduk kurang dari 1,5% per tahun, tetapi jumlah penduduk secara abso lut terus bertambah. Hal ini dapat tcrlihat pada tabel hcrikut : Tabd I.I. ,lurnl:i:h Pendnduk dan Perlun1b11han Jumlah Pendud1k Tahuo 1996 - 2005 UR.Al AN 1996 1997 1998 1999 2000 llHll JJmla.~ Pcnduduk 198.3 199) 201.6 203.9 205.8 208,6 {Ju1a Jlwa. nadn I Juli) Pertumbuhan Jumlah 1,2 l,•I l'en<Juduk ~ 1,2 1,2 l;S ( oersensabun I
.
di Indonesia
2002
2003
2004
2005
211.4
214.3
217.1
219,9
1.J
1.3
1.3
1.3
~u1nhtr: Ashin Deevetopmeet Bank, 2006
Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk
hal ini berani kebumhan
rnasyarakat rerhadap akses pelayanan publik dan ketersediaan
barang clan jasa
publik juga akan semakin bertambah terutama untuk barang dan jasa publik yang
bcr.sifat sangat mcndasar baik pendidikan dasar, kesehatan dasar dan la innya. Selain pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan tingkat pendapatan msyarakat juga merupakan scbab peningkatan pcnniruaan terhadap penyediaan barang dan jasa publik, Karena dengan pendapatan yang semakin tinggi ada
kecenderungan masyarakat uruuk mendapatkan akses dari barang dan jasa publik juga lebih banyak. Pcningkatan pendapatan juga terjadi di Indonesia dan terlihat pada tabel berikut :
Tabel t.; Produk Domestlk R~2ional llrulo Per Kupita dan Luju Pcrtumbuhan
PORU
di Indonesia Tuhuu 2000-2006 No
liraian
2001
I
PORll Per Kapira (rupiah)
6.922.R88
i.
7.135.900
2004*
I 2005••
7.3RSA12
7.673.119
7.9Rfi.J99
3.40
3,82
4,32
.
1.aju l'<'llurnhuhnn l'DJUl
2.54
(person)
2003
2002
3,08
S11111ht,r: Bad:an Pusr.e Stati~tik. ludout~i-.. 2005-2007
Tahcl di alas menunjukkan bahwa pcrmintaau masyarukat umuk barang dan jasa publik
akun semakin mcningkat sciring dcngan peningkatan tingkat
pendapaum per kapita masyarakat, 'lerlihat dari data PORA per kapita masyarakat yang juga cendcrung mengalarrsi kcnaikun scjak tahun 2001 scbcsar Rp 6.922.888 per kapita meniadi Rp 7.986.399 per kapita di tahun 2005 dcngan laju pcrtumbuhan mencupui 4,32% pada tahun 2005. 13crdasurkan rcalita d1 atas, pcmerincah dacrah harus daput 111cmc1111hi
kebutuhan masyarakai tcrhadap pcnyediaan barnng dun jasa publik yang dibiayai melalui
Anggaran Pcnduputan clan Belaoja Daerah (APBD). Karena pcugeluaran
pcrncrintah untuk meniugkaikan pcnumbuhan ekonorni merupakan indikator yang kompn:hensif dari produktivitas pengeluarun publik. Ada dun komponen yang
diukur. yaitu kontrihusi output
sektor
publik tcrhadap pertumbuhan ekonomi dan
cfisiensi dari pengcluaran ini terhadap outputnya, Dalarn rangka rnencapai efisieusi dari pengcluarun dan juga karena adanya keterbatasan anggaran rnaka tugas pernerintuh daerah yang paling utama adalah bagaimana
untuk
dupat mengalokasikan
prefereusi dari masyarakar di daerahnya.
seiiap pengeluaran
sesuai
dcngan
I
5
Tidak seperti pengeluaran untuk barang swasta konvensional, yang d itcmukan melalui sistem harga.. pengeluaran untuk barang publik d itentukan melalui proses politik. Adapun model-model yang digunakan dalam proses politik merupakan irisan antara ilmu ekonomi dan ilmu politik. Sistem harga yang diterapkan dalam ekonomi pasar untuk mencapai alokasi
somber
daya yang cfisicn dalam memproduksi barang swasra,
mcnyediakan insentif bagi para produscn untuk memproduksi barang-barang yang dinilui dun mcnjndi suatu basis mcngakikasikannya diantara para konsumcn. I larga bcrperan penting dalam mcnyampaikan!mcmbawa konsumen
informasi
: dari
ke produsen schubungan dengan nilai yang mereka berikan pada
komoditi yang berbeda; dimana ckuilibrium dalam pasar swasta ditenrukan pada pcrpotongan antara kurva pcnnintaan dan pcnawaran. Kcputusan tentang alokasi somber daya pada seklor publik dibuai dengan cara yang sedikit berbeda, lndividu-individu bersuara (vote) untuk wakil-wakil yang dipilih, yang kcrncdian wakil-wakil yang duduk di Dewan Perwakilan Ralye: Dacrah (DPRD) terscbut mclakukan vote untuk suatu anggaran publik, dun
uang iru sendiri dibclanjakan olebl'melalui agen-agen administratif yaitu pernerintah daerah kabopaten/kota yang bcragam. Tcrdapat satu perbedaan yang sangat besar antara bagaimana individu memutuskan untuk menghabiskan uangnya sendiri dengan, misalnya DPRD memutuskan untuk membelanjakan
uang
publik.
Seorang
anggota
DPRD,
ketika
ia
bersuara
(vote),
dianggap/diandaikan uruuk dapat merefleksikan pandaagan/pendapat pemilihnya, bukan hanya pendapat dirinya sendiri. Dalam memuruskan bagaimana cara untuk
6
melakuknn vole, ia memiliki 2 masalah : pertama ia harus rnengetahui dengan pasti apa pandangan dari para pemilihnya, kcdua ia harus memutuskan berapa
bcsar kuantitas yang hasur diberikan untuk masing-masing kcinginan terscbut. (JE. Stiglitz, 2000) Yang akan mcnjadi pertimbangan adalah, bahwa dalam proses pcuycdiaan barang dan jasa yung bcrsifot publik sccara umum mcmiliki 2 bagian, yairu : I.
Biaya dad baning Jan jasa publik yang harus ditanggung oleh masing-masing anggota masyarakat dalarn suatu komunitas.
2. Keputusan tcntang berapa jumlah! kuantitas barang yang akan di-supply yang dibuat secara kolektif {Bergstrom dan Goodman, 1.974)
Tcrkait ccngan biaya dalam proses penycdiaan baraug dan jasa publik yaitu dalarn bentuk pajak maka pernerintah baik pusat maupun daerah hams dapar menentukan bcrapa besar pajak yang harus dikumpulkan dalam proses produksi barang dan jasa publik tersebut yang akan dibebankan dan bersedia dibayar olch mnsyarakat sclaku konsumennya yang ditarik melalui pajak dengan tetap berpegaug pada prinsip keadilan. SejaJau dengan kebijakan otonomi daerah yang
rcrus berkembang, pajak daerah dan retribusi dacrah diharapkan mampu mernbiayai belanja pcmcrintah daerah kota clan kabupaten sebagai titik berat otonomi, Sedangkan keputusan tentang berapa jumluh atau kuantitas barang dan jasa publik yang akan disediakan haruslah melihat dari kebutuhan atau permintaan
dari masyarakat yang dipenuhi dengan pengeluaran pemerintah. Keputusan akan
keburuhan barang dan jasa puhlik tersebut dibuat secara kolcktif dan tidak
7
dibuar sccara scpihak olch pcrncrimah yang tetap mempcrtimbangkan variabel ekonomi tradisional yaitu Tingkat Pcndapatan masyarakat dan Harga (pajak), juga sangat tergantung pada karakteristik demografi tertcnru dari masyarakat dan daerah tertcntu, Dcngan pertimbangan permintaan masyarakat yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor rersebut diharapkan alokasi pengeluarau pemci inrah untuk barang clan jasa publik tersebut lebih efisien karcna sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Alas dasar
pcrtimbangan-pcrtimbangan icrscbut
maka akan sangat
tergantung pada pcrilaku masyarakar di daerah. Aplikasi secara umum tcori perilaku konsurnen ke dalam analisis kcuangan dacrah pads awalnya dimulai oleh Barr dan Davis ( 1966) dalam kontcks permintaan rnasyarakat akan pengeluaran pemerintah lokal. Dengan asurnsi tcrtcntu yang dikenakao terhadap distribusi preferensi masyarakat sena rnengacu pada kaidab suara mayoritas yang sederhana (Hergstrorn dan Goodman, 1973), preterensi rnasyarakat dapat direpresenrasikan
oleh seorang pernilih tengahan (median voter). Oleh karena itu. permintaan masyarakat akan pcngcluaran pcmerintah daerah dapat dipcrlakukan scbagaimana
layaknya pcrmintaan seorang individu yang memaksimumkan fungsi utilitas dengan kendala pendapatannya sehingga model preferensi median ini dapat dipandang pula sebagai analogi pasar persaingan sempuma sektor privat ke dalam sektor publik. Argumen teoretis yang mendasari analisisnya adalab asumsi bahwa masyarakat
memaksimisasi
kesejahteraan
atau
utilitasnya
deugan
kcndala
anggaran yang terbaias. Dalam bal ini, masyarakar dipandaug sebagalmana
layaknya seorang individu (agen) yang rnempunyaipreferensi seperti ditunjuk:kan
8
oleh kurva indifcrcnsi. Dougan menggunakan hipotesis Median Voter maka preferensi dari masyarakat tcrscbut akan dicapai pada tingkat utilitas yang paling maksimal.
Bcrdasarkan uraian di atas terlihat bcrapa pcntingnya informasi teutang pcrmmtaan masyarakat untuk barang dan jasa publik di kabupatcn/kota di Indonesia karena akan snngut mempengaruhi kincrja pemerintah daerah terutama dalam pcngalokasian sumber daya yang efisicn agar dapat tercapai kcsejahreraan masyarakat di daerah tersebut, Dan yang lcb1h penting adalah karena sulitnya untuk menemukan tingkat perminraan rersebut perlu dibuat s11Ah1 hipotcs1s yang dapat menenrukan 1i11gka1 permintaan yang paling diinginkan olch masyarukat (publik) unrara lain dengan mcnggurukan Hipotesis Median Voter. Pcutiugnya isu ini tidak pcrlu dipcrtanyakan lagi, tetapi pcnchnan yang mcnyangkut isu ini cukup mendupat tuntungun, baik dari perspektif teknis maupun dari kehuruhan duta. Sehingga wajar apabila pcnclitian scpcrti ini masih sangat sulit ditemukan khususnya di Indonesia. Mcngingat penringnya isu ini maka peuulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang pcrmintaan masyarakat terhadap penyediaan barang dan jasa publik di kabupaten/kota di Indonesia untuk mcne11ji apakah hipotesis median voter dapat berlaku di Indonesia.
1.2. Rurnusan M asalah
Berdusarkan latar bclakang di alas tcrlihat betapa pcntingnya infonnasi tcruang permintaan masyarakat untuk baning dun jasa publik di kabupatcn/kota di
Indonesia karena akan sangat mcmpcngaruhi kim.:rja pemerintah daerah terutama dalam pengalokasian surnber daya yang efisicn agar dapat tercapai kesejahreraan
9
masyarakar di daerah tersebut. Dan yang lebih penting adalah karena sulitnya untuk menentukan tingkat pennintaan tersebut perlu dibuat suatu hipotesis yang
dapat mcncntukan tingkat pcnnintaan yang paling diinginkan olch masyarakat (publik) antara lain dengan mcnggunakan Hiporesis Median Vo1er. Yang menjadi
permasalahan utama adalah "Apakah Hipotcsis Median Voter dapat berlaku di kabupaten/kota sc-Indoncsia tahun 2006r
Untuk itu perlu diidentifikasi
pennasalahan-pcrmasalahan
antara Jain
faktor-faktor mcmpengaruhi permintaan masyarakat terhadap penyediaan barang
dan jasa
publik
yang
berdasarkan penetiuan-penelirian
sebelumnya
tclah
tcridenti fikasi antara lain tingkat pendapatan, biaya atau harga yang harus ditanggung (share pajak), jumlah penduduk dan variubel karakteristik sosial ekonomi laiunya yang terkait dengan karakteristik masing-masing wilayah yang
mcwakili kesehatan,
selera masyarakar misalnya usia, kepadatan penduduk, penoidikan, infrastrukmr, lembaga politik dan lainnya.. Oleh karena iru perlu
dirumuskan permasalahan-permasalahdalam penelitian ini antara lain: Faktor-faktor apa yang mcmpengaruhi
pcrmintaan
tcrhadap pcnyediaan
barang dan jasa publik di kabupaten/kota di Indonesia? Bagaimana pengaruh tingkat pcndapatan masyarakat terhadap pcrmintaan harang dan jasa publik di kabupaten.'kota di Indonesia? Bagaimana pengaruh share pajak terhadap pcrmintaan barang dan jasa publik
di kabupatcn/kota di Indonesia? Bagaimaua pengaruh karaktcristik sosial ckonomi yang terdiri dari pcrscntase penduduk bersekolah, ticgkat kcschatan, tingkat kesempatan kcrja, persentase
10
pcnduduk berusia 65 tahun ke alas dan perbedaan antar pulau terhadap pcnnintaan barang clan jasa publik di kabupaten/kota di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, tujuan utama dari penelitian ini a
yang
mempengaruhi
permintaan
masyarakat
terhadap
pcnycdiaan barang dan jasa publik di kabupaten/kota di Indonesia. Pengaruh tingkar pendapatan masyarakat terhadap permintaan barang dan jasa publik di knhupaten/kota di Indonesia.
Pengaruh share pajak terhadap pcrmintaan barang dan jasa publik di kabupatcn/kota di Indonesia.
Pengaruh karakteristik sosial ckonomi yang terdiri dari pcrsenrase penduduk bcrsckolah, tingkat kesehatan, tingkat kesempatan kerja, persentase penduduk berusia 65 tahun ke atas dan perbedaan antar pulau terhadap pcrminrasn
barang dan j asa publik di kabupareo/kora di Indonesia.
1.4. Kegunaan Penclitian Kegunaan hasil pcnclirian ini diharapkan dapat meliputi dua aspek. Bagi aspck pengembangan ilmu pengerahuan, penelitian ini diharapkan dapat berperan dalam mcnambah scrta memantapkan tcori-teori ckonomi (khususnya teori dan
11
konsep public choice, teori kesejahteraan) dan pada gilirannya dapat mempcrluas wawasan penalaran dan peudidikan di peq,'ltruim tinggi. Bagi aspek guna laksana (kcbijakan), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan dalam pencntuan kebijakan terutarna dalam pcnentuan pilihan fiskal yang terkait dengan target penerimaan khususnya kebijakan tentang struktur pcrpajakan dan tarif pajak yang akan di1pJ1111hn unluk mcmbiayai penyediaan barang dan jasa publik scrta penentuan besamya alokasi pengeluaran untuk menyediakan barang dan jasa publik sehingga diharapkan semaksimal muugkin pengcluaran tersebut dapat mendckati apa yang diinginkan masyarakat, sehingga dapar mencapai tingkat alokasi pengeluaran yang efisien untuk rneningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BAB Jl KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKlRA:--1 DAN H u-orrsrs
2.1.
Kajia11 Pustaka
2. I. I. Ekonomi Kesejahrcraan Sebelum pcmbahasau lebih lanjut reutung konsep-konsep dcscutrntisasi
I iskal. konscp bnrang publik dun pilihan pnhlik
mnka sclmiknyn 1111nik
rlnp~t
dikemhui lchih dnhulu rcn1nns konsep ekonomi ke.se,jnhtcraan yang mcrupaknn tandasan bcrfikir duri seluruh konsep-konscp
terscbut,
Agar dJJlrlt dimcngcrri sepenuhnya mcngcnui pcranan 11c111cri11101I dalnm pcrckonomian. mnk11 perlu dimcngcni pcrbedann unrara ctislcnsi cko11n111i, yun!I dikcnal dc11,g1.111 Oprimulitus Pareto dan jugn Oprlmnlltas
Kesejahieraan 'ostal
(Social welfare) Dengan dcmikian 11d.1':1h pcnting untuk mcrnbcdahan
uniara
optirualitas dahuu urti parcto dun nptimalitux datum arti distrihusi pendupntun .uau kcscjalncruan susial. Optirnalitus parero merujuk pada kendarm dirnann sumhersumber daya dialokasikan sosiul
merujuk
secara efisicn, scdangkan oprlmalitas kcsejahteraan
kepndn keadaan dimana buknn sajn sumbcr dnya dialokasikun
sccara chsien. akun tetap1 dirnana disrnbusi pendapatan yang diauggap paling adil
bagi nrasyarakut. S11:1111 optimatims parero dikaraknn dialokasikun
sedemikian
rupe schinggu
rcrjadi apabila sumber-sumber daya tidak scorangpun
menjadi
lebih
buik
keadaunnya tunpa membuat keadaan yacg lain menjadi lebih buruk atau produksi
1'.• 1
suatu komoditi ridak dapat duingkatkan
tanpa mengurangi
produksi komodiri
In i 1111ya. Kondisi ini hi asa di sebur dcngan First 1'°1111damenta/ Theorem of l'lelfari'.
Scdangkau suatu optimaliras kesejahieraan sosial dikatakan rerjadi apabilu alokasi sumber duya ridak hanya mcrujuk pada kondisi pareto optimirn tempi juga mcnunjukkan tingkat rertinggi dari kemakmuran sosial yang dapat dicapai apubila terdapat suaru keadilan bagi disuibusi suuihcr daya di ruasyurakat. Sebagai konsckucnsinya, dapat saja terjadi masyarakat let>ih menginginkan alokasi sumber
daya tidak efisien dcngan tingkat kcadilan pcndnpatan yang tertinggi dari suutu alokasi sumbcr daya, dar.pada rnencapai kondisi parcro optimum yang efisien tempi distribusi pendapatan ridak
meratu,
Untuk kondisi keadilan ini biasa dikcnal
dengau Second Fundamental Theorem of Welfare.
2.1.2. Pandan.gan Tentang Konsep Ocsentralisasi Fiskal Dalam tataran tcori adu banyak manlaat dan keunrungan yang bisa diperoleh
da1i pclaksanaan desernralisasi fiskal. Dalam perspektif ckonomi,
maufaat yang paling menonjol dan diharapkan
dari pelaksanaan dcsentralisasi
fiskal adalah sernakin rneningkatnya efisicnsi alokasi sumber daya, Dengan efisiensi alokasi sumber daya yang semakin tinggi, pengeluaran pcmeruuah akan lcbih mcngcua sasaran-sasaran
pcrnbangunan,
sehingga dapat dikatakan oahwa
kinerja pemerintah juga meningkat. Salah satu tujuan ditakukannya desenrralisasi
fiskal adalah tcrcapainya
etisrensi alokasc sumbcr daya yang semakin tinggi sebagaimana dijclaskan oleh
Musgrave (1959) clan Oates (1972) (Akhrnad Syakir Kurnia, 2006). Efisiensi yang
14
semakin linggi ini tercapai dengan anggapan bahwa pemenmah daeruh lebih
1mmpn mengideruifikasi pennasalahan di daerah masing-masing clan lehih marnpu mcrtenuhi
kebetuhan masyarakar di daerahnya. Disamping
itu.
meningkatnya efisiensi juga dimungkinkan karena kernampan pernerintah dnerah
dalam mernobilisasi dan memberdayakan potensi somber daya dacrahnya unruk rnenghasilkan pendapatan daerah sebagai sumber pembiayaan pengeluaran daerah Desenrralisasi
fiskai dapat drlihat melalui dua konscp )~tilu descnunlisasi
pcncrhuaan pcurerimah (rerenue decentrulizuzion)dau desemralisasi pengeluaran pernerintah texpenditure decemm/izaio11} (Akhrnad Syakir Ku111ia, 200(1). Oleh
karcna im. cfisicosi sebagai hasil dari desemralisasi fis:
sebagai suatu kondisi kctika udak mungkin lag.i realokasi sumber daya yang cilakukan marnpu memngkatkan kesejahteraan masyarakar, Dengan kata lain, efisiensi pengcluaran bclanja pemenrruh daerah diartikan klltika setiap rupiah yang
dibelarjaknn
oleh pemerintah daerah
menghanlkan kesejalncraan
masyarakat yang paling optimal. Kerika kondisi tersebut terpenuhi, maka
dikatakan pengeluaran pemerinrah rclah mencapai ringkat yang efisien. Dularn kaitannya dengan pengeluaran pemerintah daerah (pengeluaran publik), ada tiga
j~nis cfisicnsi yang penting untuk dilihat y~i111 : 1. Efisicnsi produksi
2. Efi~iensi aiokasi
3. Etisicnsi Fiskal
]5
2.1.J. Barang Publik
Barang publik merupakan suatu jcms barang dimana sekali diproduksi. ridak seornngpun dapai dipisahkan dari manfaat ketcrsediauunya (11.011-exc!J1si',,e). Barang publik biasanya juga bcrsifat non-rival. tempi tidak harus sclalu dcmikian. (\\faller Nicholson, 1991)
Berdasarkan definisi terscbut maka barang publik tenliri dari dua atribut pcnting, yaitu Non-Exclusive artinya sangat tidak mungkin atau terlalu mahal jika harus menusahkan para individu unruk mendapatkan manfuat dari barang tersebut.
Dan Non-Rival aninya jikn konsumsi unit-unit rambahan dari barang tersebur melibatkan biaya marginal sosial dari produksi yang sebesur nol. Keberadaan kcdua karaktcristik ini dalam mengkonsurnsi suatu barang dapat mcnycbabknn kegagnlnn pasar, karcna keduanya dapat mcnyebabkan terjadiuya
iucfisiensi
yang dihasilkan
oleh adanya
underconsumption
undersupply. Ketika pcnggunaan atas suatu barang bcrsifat nonrival Lian non eksklusif maka akan tirnbul
masalah
underconsumption, karcna dengan
mengenakan harga alas suaru barang ym1g bersifar nonrival atas penggnnaannya
akan mencegah sejumlah orang untuk dapat menikmati barang tersebut mcskipun biaya marjiual untuk konsurnsiuya
1101.
Narnun bila penggunaan nonrival tcrscbur
trdak eksklusif atau tidak ada biaya dalam pcnggunaannya rnaka tidak akan ada inscntif untuk rnenawarkan barang tersebut, sehingga terjadi undersupply. Kebanyakan baraug publik adalah ridak murni, tctapi memiliki salah satu dari sifat barang publik di atas tnon-rival
atau 11011-1:>xc/usi1·e)
dcngan dcrnjat
tcrtcntu. Sclain itu barang publik yang tidak murni juga meugalarni masalah
16
kepadatan
(congestion) pada
derajat bcrvariasi,
dimana
bertambabnya jumlah orang yang menggunakannya,
dengan semakin
kegunaan/manfaat dad
barang tersebut bagi individu menjadi berkurang. Barang publik menjadi bcgitu
tcrnama karena menuliki karakteristik duri barang publik dan barang swasta (Harvey S. Rosen, 2005)
Equilibrium Li11ilali/ Karena barang publik murni tidak depat diperdagangkan secara efisicn
dalam pasar persaingan, sejumlah ahli ekonomi Lelah meneliti bagairnana barangbarang publik tersebut dapat disediakan olch pcmerintah dan didanai melalui pajak, Kcmungkinan
pcrnyataan
yang
paling
jelas
rentang
bagaimana
kcmungkinan tcrbenruknya keseimbangan antara manfaatdari barang publik yang disediakan dengan besarnya pajak yang dibebankan, dibcrikan oleh ahli ckonomi
Swedia, Erik Lindahl pada tahun 1919. Pendekararmya adalah meneliti apakah alokasi sumber daya sumbcr daya yang efisien untuk barang publik dapat dihasilkan secara sukarela, yaitu para individu akan sctuju untuk dibebani pajak sebagai perrukaran untuk manfaatrnanfaat yang diberikan oleh barang-barang publik tcrsebut. Wacana rentang majority voting lahir sebagai alternatif solusi
dalam
mekanisme kebulatan suara (unaminity) sebagai alat untuk menenrukan pilihan publik. Kebulatan suara dapat menghasilkau suatu knantitas barang publik yang
efisicn, yang dicerminkan
melalui
proses Lindahl Pricing. Model Lindahl
menunjukkan adanya share pajak dan suatu tingknt persediaan barang publik yang
17
discpakati oleh scluruh a11ggo1'1 masyurukat, sehiugga ckuilibrium
dalnm model
merupakan scbuah set .. herga Lindahl". sehingga pada harga-harga tersehui serinp orang memilih untuk jumluh barang publik pcrckonorniun
untuk moucapai ekuilibrium
yang sama. Masalah rirnbul bagi lorscbut, yaitu ketika setiap orang
harus mencapai sua:u kebulamn suaru dalam mcncnmkan jumlnh barang publik <1J1g diminta, pada saat pemerintah mengurnumkan bebcrapa set awal share pnjak,
)1
Bila keputusan belum d.scpakari maka pemcrintah akan mengumumkan set share pajak lainnya; tlan terus dcmikian sampui sctiap orang sctuju alas jumlah barang publik tertentu. Penentuan kuantitas baraug puhlik seperti ini cukup mirip dcngan mekanisme
pasar, sehiuggr
dapat menghasilkan
output yang pareto efisien.
(Harvey S. Rosen, 2005)
.2.l.4. Pilihan Publik Pili/um Fi,,k11/ Pcmerinrah
pruvinsi
dan lokal
fundamental. Yang pertama adalah pilihan
menghadapi
3 pilihan
fiskal
yang
srruktur pcncrimaan/pcndnpatan
atau
struktur pajak, yaitu rnacam-macum serta gabungan sumbcr pcncrimaan yang sehurusnya digunakan. Pilihan kedua yaitu tingkat pcngeluaran total yang scsuat dengan total pcndapatan yang tcrpcnuhi. Melalui pilihan struktur pajak tertentu, pcnyesuaian pada tingkat pengeluaran dapat diwujudkan dengan meningkatkan atau menurunkan
penerimaan
seluruh
tari! pajak (tax rate) taupa
dasar. Terakhir,
yairu
pcmerintah
mcngubah
harus memilih
struktur
bagaimana
mengalokasikan pengeluanu: total diantara bcrbagai barang clan jasa yang diminta
I l{
oleh para voter , yang terdiri dari pilihan mengenal jenis dan kuantitas dari barang dan jasa yang disediakun.
Keriga putusan
pilihan
fiskal tersebut sating
berhubungan satu sama Jain sehingga pilihan tersebut tidak dapat ditenuikan sccara tepisah.
Pemungutan suara (voting) adalah suatu cara utama yang dapat ditempuh untuk membuat keputusan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah propinsi dan lokal. Karena barang dan jasa publik tidak dapat dijual pada suatu pasar tradisional,
maka udak mungkin bagi individu-individu
untuk memilih dan
membayar atas sctiap kuamitas yang diinginkan. Pillhan-pilihan iersebut dibuat secara kolektif dengan para pcnduduk kabupatcn/kota Jainnya (para voter). Dan penggunaan
voting unruk membuat pilihan-pilihan
semua penduduk scruju, schingga voting
menunjukkan bahwa tidak
mcnjadi suatu
mctode untuk
memuruskau/menetapkan diantara keinginan-kcinginan yang berbeda. (Ronald C. Fisher, 1997)
Pengeluar{m Pemeri11tah yang Diinginkari Hal yang aksiomaris (sudah jelas kebenaranya), bahwa tidak setiap orang
rnenginginkan hal yang sama dari pemerintahnya. Bagi para ekonorn, hal tersebut menggambarkan bahwa individu
memiliki fungsi yang bcrbeda untuk jasa
pemerintah. Individu juga bolch mcmiliki pennintaan yang berbeda untuk jasa pemerintah yang sama, karena rnereka rnemiliki pendapatan dan peuilaian (selera) yang berbeda atas jasa pemerintah..
19
Asumsi
yang
tiap individu
atau kelompok
rnemiliki sclera yang sama, nan pcrbcdan pendapatan akan menjadi alasan bagi perbedaan permintaan.
Jika jase-jasa pcmcrintah tcrscbut mcrupakan barar.g
normal (seperti kasus pada umumnya), maka permintaan meningkat dcngan peningkatan pendapatan.
seiring
J ika tingkar pendapatan adalah sama, maka
perbedaan permintaan dikarcnakan bahwa penilaian (selera) yang berbeda. Tentu saja, perbedaan permiutaan dapat pula disebabkan karena perbeduan pendupatan dan pcrbedaan selera,
Share pajak. Cara lain
untuk
menetapkan
perhedaan aktivitas
fiskal
pemeriruah
memiliki kcmiripan sepcrti halnya belanja individu di pasar swasta, Jika terdapat banyak wilayah kabupaten/kota
sehagai pilihan para warga, individu
boleh
memilih diantara wilayah-wilayah tersebut berdasakan paket pajak dan jasa yang tersedia. Sehingga, dalam hal ii:i individu
diasumsikan
bersifat
"bergerak
(mobile)". Salah satu model yang digunakan untuk asumsi ini adalah model Tiebout.
Majority Voting Untuk rnengetahui share pajak dan pendapatan individu dimana dari setiap yurisdiksi yang akan digunakan untuk rnengkarakteristikkan
yurisdiksi tcrsebut
dalam mengestimasi clastisitas harga dan pcndapatan, tcrgantung pada bagaimunu
pilihan pengeluaran diteutukau, atau terganiung pada mekanisme yang digunakan
}()
oleh pemerinrah dalarn memilih diantara bcrbagai pilihan jumlah pengeluaran atau jumlah barang jasa publik yang diminta olch para warga di komunitas rerschut. Dengan menggunakan sistem pemilihan atau voting (given), masalahnya adalah mcngetahui voter (pcmilih) mana }'ling akan menjadi
J)C11c11Lu
pilihan di riap
yurisdiksl, yairu voter yang terbaik dalam mewakili masing-masing yurisdiksi tersebut,
Karena nature dari barang-barang pemerintah adalnh satu kuantitas maka kcputusan tunggal tcrscbut dapat
disediakan uiuuk
semua konsumen,
dipcroleh mclalui
voting, M!1.~ori1y voting banyak digunakan untuk membuat
keputusan publik, dimana sistem ini tidak mcngharuskan adanya aruran tentang kebulutun suaru (111wmi11ily mies). Mclalui majority voting, posisi atau pilihan yang menang udalah jumlah pengeluaran
yang setidaknya
didukung oleh 50%
phis satu suara, dimana suatu pilihan pcngcluaran dipilih bukan karcna adanya suatu mayoritas pcrnilih yang memilihnya, melainkan karena pilihan tcrscbut adaleh satu-satunya pilihan yang dapat menerimn dukungan mayoritas (Ronald C. Fisher, 1997). Schiugga dalam sistern ini akan terdapat individu-individu ya11i; terpaksa harus rnengkompronukan prclcrcuslnya dun mencrima suatu jumlah pengeluaran yang bcrbeda. namun lebih
majority 1•01i11g dalarn mcnghasilkan
pcmcnang tunggal
tergaurung kepada struktur utau urutan preferensi imlividu unluk bcrbagai tingkat pengeluarun, yaitu setiap voter mcmiliki preferensi dcngan puncak tunggal (sinK!e
peak prejerencesi (Harvey S. Rosen, 2005). Suatu puncak dalam prefcrcnsi individu merupakan suatu titik dengan tingkat utilitas paling tinggi, dimana titik-
2l
titik lamnya berada di bawahnya. Dan seornng
1·01~r
hanya mertiliki satu puncak
preferensi ketika jika ia bergerak kearah manapun dari titik puncaknya tersehut
maka utilitasnya akan terns menerus menurun atau berkurang (Harvey S. Rosen, 1992). Hasil majonty 1·0/ing akan menjadi ndak stabrl atau tidak konsisten jika prefcrensi setiap voter tidak berpuncak tunggal, y.mg dapat menimbulkan suaiu
voting paradox, yoitu kondisi dimana preferensi dari suatu kornunitas tidak konsisten atau tidak mencapai kepurusan, mcskipun preferensi dari sctiap individu
konsisten, Gcjala terdapatnya prefcrcnsi yang memiliki puncak banyak (multtpeok preferonces) dnpat dimunculkan karena rerdapatnya subsritusi pihak swasra utas pcnycdiuan barang publik (Eric J. Brunner, 2002) Kurva pcrmintaan standar dengan kemiringan yang mcnurun ke buwah idownward sloping) mcnyatakan secara 1i1fok lnng."l.lng preferensi herpuncak tunggal, Gambor 2.1.
K11"a Perm.in1 .. n dan Surplus Konsumen
Horgo
Pi
c 0
GI
(Sumber: \"\'alter Nicholson. 1999)
G2
G3
Kuantitas G
22
Ketika konsumen bergerak dari keseimbangan kuantitas yung diinginkan, surplus konsumen dan kepuasan kousumen secara torus
rucucrus
(cunt1nuonv)
berkurang, Maka tiap tingkatan pengeluaran yang diinginkan bisa besar maupun kecil namun sclama pcrmintaan selalu mcmpunyai kemiringan menurun dengan semakin bcsarnya jarak dari tingkat yang paling diinginkan tersebut, dan inilnh yang disebui dengan preferensi berpuncak tunggal.
Median Voter Theory Dalam Tcori Pcngambilan
dikcnal adanya Median Voter
Kcputusan
Theory. Median Voter Theory bcrtujuan untuk merestriksi
prcfcrcnsi dari
individu, dirnuna dalum kontcks barang publik tiap individu akan mcmiliki kcccnderungun uruuk menutupi preferensiuya atas manfaat dan suatu barang publik.
asumsi
Dalum median voter theory rligunnkan singl« peak preference sebagai
dalam
pengambilan
kcputusnn,
dimana
majority
menggambarkan preferensi dari individu secara konsisten.
voting dapat Dcngan asumsi
rersebut maka dalam proses pcmilihan/pcrnungutan suara, pilihan median voter adalah yang paling
untung sebab pilihan yang disukainya
yang dapar
mernuksimumkan kesejahteraau seluruh pemilih.
Median Voter adalah voter yang prcfercnsinya berada ditengah-tengah, diantara kurnpulan seluruh preferensi voter lai nnya; dimana setengah dari para voter menginginkan jumlah yang lehih dari jurnlah yang diiuginkan oleh voter median dan setengahnya lagi mcnginginkan jumlah yang kurang dari jumlab yang diinginkan olch voter median. Teorcrna voter median rnenyatakan bahwa selama
scluruh preferensi mcmiliki
puncak tunggal, maka hasil dari majority voting
merefleksikan prcfercnsi dari voter median (Harvey S. Roscn,2005). Dengan mengeplikasikau
tcorcma ini pada pilihan pcngcluaran pcmcrintah dapat
diusulkan bahwa jika scluruh kurva pcrmintaan individu atas jasa-jasa pemerintah merniliki kcmiringan yang menurun ke bawah maka pcngcluarun yang akan dipilih olch suara mayoritas adalah jumlah median dari pcngcluarao yang diinginkan oleh individu-individu tcrsebut (Ronald C. Fisher, 1997). Jumlah yang diminta
olch voter-voter lainnya menjadi tidak relevan, karcna hanya posisi
median yang dapat menghasilkan
dukungan rnayoriias.
(Heh karena
itu,
pcrmintann voter median seclah-olah mcrupakan pcrmiruaan satu komunitas. Punenang median dularn suatu majori~y vor/11,~ tiduk berubuh 111;;,klpu11 pilihanpilihan lain bcrubah, sehingga suatu tingkat pengeluaran pcmcrintah yang dipilih eleh mojority
1011•
tidak tergantong pada kekuutan (.rrrrmgrh) rclatif dari
preferensi-preferensi paru voter, mcluinkun hunyu kepuda urulan mcrcka (ordar). Majoriry 110//11g dalam pcmilihan pcngcluaran pemcrintah tiduk hanya dapat
diterapkan dalam suatu demokrasi langsung idirect/particinatory democracy), yaitu yang mengasumsikan
adanya suatu mckanisme
pernungutan suara yang
akrual di antara para pembayar pajak, tetapi juga dalam demokrasi perwakilan (representative democracy), dimana para voter ruembcrikan suara kepada wakil-
wakilnya yang nantinya akan memilih peugeluaran
tersebut.
Penggunaan kedua
sistem tersebut rnasih tetap dapat rneucerrninkan preferensi dari voter median (JE. Stiglitz, 2000)
Pendapatan Metl/1111
Jika individu yang menginginkan pcngcluaran median dapat diidentifikasi, rnaka karakrcristik
individu - share pajak, pcndapatan. karakteristik sosial
ekonomi - dapat digunakan untuk mewakili atau menggambarkan kornunitas dalam mcngesumasi elastisitas pcrmintaan. Dengan rnengasumsikan bahwa dalam knmunitas tcrdapat suatu kondisi yang dibutnhkan untuk mengaplikusiknn model
voter median, diidentifikasi.
kondisr-kondisi .liinginknunya
maka voter median atau voter pemenaug tersebut dapat Sulusi
ini telah diajukan,
tcncntu
voter dengan
yang jumlah
mcnunjukkan
bahwa dibawah
pengcluaran median
yang
dal11111 suatu komunitns adalah voter dengan pendapatun median.
Kondisi terscbut dinutaranyu adulah : (Bergstrom dan Goodman, 1973) Shure pajak uullvidu-individu (atau n1111ah tanggu), 1, adalah fungsi dari pcndapatan dcngan clasnsltas konstan (r » wMc1), dimana tvl= pendapatan, w = suaru bilangan konstun
'>
0, dan d adulnh elastisitas
share pajak
tcrhadap pendapatnn, yang juga diasumsikan >O. Seluruh
individu/rumah
tangga mcmiliki
bcnruk (form) permintaan
ierhadap jasa-jasa publik yang sarna, yang hanya tergnntung puda share pojak
individu
clan pendapatan
sorta mcmiliki
elnstisitas
harga dan
pendapatan yang konstan (G = wM"hb) dirnana a adalah clastisitas pendapatan clan b adalah elastisitas harga, Bila dikctahui elastisitas a, b, clan c {a
t
bd] harus sama dengan 0.
Seluruh individu turut serta dalam suatu majority vote bcrdasarkan atas permintaan mercka yang scbenarnya (tidak ada strategic voting)
r
Distribusi pendapacan dari scluruh grup sub-populasi dalam suatu kornunitas proporsional dengan distribusi pendapatan dari sub-grup dalam kornunitas lain yang ada.
lnruisi dibalik unalisis Hergstrom-Goodrnan ini dapal dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3. Dirnisalkan bahwa bareng-barang sub-nasional adalah barang normal (pcrmintaan rneningkat dengan pcndapatan, schingga elastisitas pcndapatan positif) dun share pajak juga meningkat dengan pendapatan. llal ini berbcda dengan analisis pcrmintaan tradisional, dimana individu yang bcrbeda bcrhadapan dcngan harga yang sarna. Tetapi karena h1rga barang jasa publik duentukan oleh pejak yang dibayarkan dan karena pajak tersebut tidak sama b:1gi mdividu dcngan pendapntan berbeda, maka share pajak umuk barang dan jasa publik sub-nasional juga bcrvariasi dengan pendapatan (Ronald C. fisher, 1997) Jika diketahui :vtt' > M8 > VI" , perminiaan meningkat kctika pcndapatan meningkat di kedua kasus pada gambar 2.2., dan share pajak mcningkal dengan
pendapatan, meski dengan cara yang berbeda. di kedua kasus. Dengan tclah diketahui sebelumnya perrnintaan dan share pajak untuk masing-masing individu
dalam seliap kasus, jumlah pengcluaran yang diinginkan tiap individu disebut dengan A*, B * dan C*.
_)
26
Gall!bar 2.2. Pcncntuan Pcngcluaran yang Diingink:in oleh Permtntaan dan Shsr~ Pajak
(a)
(b)
~.{Md
·~M.;)
t,.(l\f,.}
U..{M..)
t,.,(~t...)
l11(f\.f1J
u.(M,)
·•M.l
,. .
n• c•
1.-..::...t.
Pc1111t:h~ran
(;111nbar 2.3. HubunQa• ••l•rn Pcngeluarun y••K DiinMlnkun d11n Pendapatun
Pol'lg.luor.on
Y•ne
(!Q1.t1
(1)
\'•1'18
tliinaink.:111
dG11sin~•"
c· A'
(Samber : Ronald C. Fisher, 1997)
(b)
27
Pada gambar 2.2a, meski share pajak meningkat dengan pendapatan, permirnaan mcningkat
lebih,
pendapatan
meningkaJ
jumlah
pengeluaran
menginginkan
sehingga
pengcluaran
lndividu
dengan
yang diinginkan pendapatan
yang paling sedikit, individu
pengeluaran
di tengah-tengah,
meningkat
terendah
ketika
menginginkan
dengan pendapatan
median
sedangkan individu
dengan
pendapatan tertinggi menginginkan pengeluaran yang paling bcsar. Maka dengan adanya majority voting di antara ketiganya, B* menang, dan individu B adalah
yang memiliki pendapatan ditengah atau median. Seperu pada garnbar 23a pengeluaran yang diinginkan meningkat kerika pendaparan meningkat. Namun cidak demikian pada situasi yang ada pada gambar 2.2b dan 2.3b, dimana individu dengan jumlah pengeluaran yang diinginkan adalah A, yaitu individu yang berpendaparan terendah. Dalam suatu majority voting diantara ketiga jumlah pengeluaran yang diinginkan, A• dipilih, sehingga voter median adalah individu yang herpendapatan paling rendah, Sepertipada gambar 2.3b, pengeluaran publik yang dimginkan
adalah
fungsi
pendapatan
berbentuk
U, dimana
voter
berpendapatan tinggi dan rendah bergabung bersama-sama untuk mernilih tingkat pengeluaran yang lebih tinggi daripada yang diingnkan olrh voter berpendapatan median. Maka solusi yang ditawarkan hubungan
antara pengeluaran
oleh Bergstrom-Goodman yang diinginkan
tergantung pada
dengan pendapatan.
Jika
pengeluaran yang diinginkan adalah fungsi dari pendapatan yang meningkat atau rnenurun secara terus rnenerus (hubungan monoton antara pengeluaran dan pendapatan) seperti pad a garnbar 2.3 a, maka pengeluaran median adalah yang
28
dipilih oleh voter berpendapatan median. Tetap1 jika pengeiuaran vang diinginkan pada awalnya menurun dengan peodapatan dan kemudian meningkat dengan pendapatan (hubungan dengan benruk U), maka voter median bukanlah individu dengan pendapatan median. Dapat disimpulkan bahwajika terdapat suatu ekuilibnum majonty voting, dan jika
median voter dapar diideatifikasi, maka pendapatan individu, share pajak, dan karakterisuk sosial ekonomi dapai digunakan untuk mengestimasi permintaan terhadap jasa-jasa publik lokal, Oengan menggunaltan asumsi-asumsi tenentu, suaru observasi bempa tingkat pengeluaran publik disuatu komunitas dapat diperlakukan seolah-olah (meocemunkan) sebagai jumlah yang diminta oleh voter dengan pendaparan median. Pengaruh mobilitas mdividu-individu diabaikan dalam menemukan wilayah lokal yang menjadi pilihan tempat tinggalnya berdasarkan paket pajak dan jasa-jasa yang ditawarkan oleh masing-masing wilayah tersebut Hal ini dimungkinkan
karena masalah permintaan indiv idu terhadap barang dan jasa publik dianggap baru muncul setelah masing-masing individu mcactepkan pilihannya aras wilayah lokal yang diinginkan. Selain itu juga karena proses vonng hanya dipcruntukkan bagi para rcsidcn (pcnduduk tctap) (Ronald C. Fisher, 1997).
29
2.2
Penelitian Empiris Terdahu lu
2.2.1 M.ik.1el Witterblad (2008)
Mikael Witterblad (2008) dalam penelitiannya yang berjudul The Demand
for Local Public Services In Sweden, menganalisis
dari
rentang kornposisi
pengeluaran-pengeluaran kota dengan mengestimasi suatu sistem permintaan untuk layanan publik lokal. Estirnasinya dilandaskan pada spesifikasi "Quadratic Almost Ideal" Demand System (QAJDS) yang digunakan untuk rnengestirnasi
syarat-synrar dari share pengeluaran tertenru, dimnna diakui bahwa terdapat kemungkinan dimana share pengcluaran
Dnla111
pencliriannya
rnenganulisa
Wiuerbl
adalah Iungsi nonlinier dari income.
rnenggunakan
pengumpulan pcncrirnaan
analisis
simultan
untuk
pajak den bagairnana pengeluaran
dialokaslkan dianrara beberapa layru1an publik lokal yang berbeda, Aplikasi empiris ini menggunakan data panel untuk cnam jcnis lavanan publik lokal yaitu Jasa Pcrawatan Anak (Child Care), l'elayanan Sosiat (Socta!
:$erv/ces), Jasa Perawaten Orang Tua (Elderly Care), Pendidikan Komprehensif
tComprenenstve F.ducalton), lnlrastruktur dan Perlindungan, dan Pengeluaran Lainnya, selama periode 19')X - 2005. Adapun model esrimasi yang digunakan
antara lain rnenggenakan model yang dihangun oleh 11anks dkk
.~~ =a, + f.r Jk In fa~ + .8, In[&;/a' (p.)] + (i, /b (p 1
.l.J
I·
k, inc; + i/1!no:
+
QJ~
+ s; + fi~
1))
(19'!7), yaitu
x (1n~;/a'(p1
))1
30
Selam itu juga digunakan spesiflkasr QATDS yang kedua yaitu :
s;, =a;+ 'f.rJA lnp~ + P lnk/a'(p,)j+ 1
().1/b'(p1})
><
(1n[x;/a'(p,)D2
k I
+
171 lnB; + 91; +n;
+
11~
Dimana penjelasan untuk masing-masing variabel adalah :
Pj
c c
CH YO EL
DENS POP
LEFT
. Pengeluaran unruk pelaianan publik j sebagai share dari pendapatan total kota · Pengeluaran umuk pelaianan pubhk J sebagai share dan enggara» publik lokal . Harga dari la) anan publik lokal j : Total Pcndapatan, jumlah dari dasar pajak dan banman umum (SEK per capita). · Total Anggaran (SEK per capita). · Kon-;umsi barang swesta (SEK per capita) : Persentase penduduk lurang dari usia 6 tahun . Persentase penduduk berusia 7 - 15 tahun : Persentase penduduk lebih dari usia 75 tahun Kepadaran Penduduk : Jumlah Penduduk .Perentasc anggota Social Democrats d1111 Lefi Party di parlemen kora
: Herfindahl lnde:r(dalam persen) mengukur kckuatan politik dalrun parlcmcn kota, UNEMP : Pcrscntase Pcngangguron FBORN : Umur Rata-rata wanita saat melahukan anak pcrtama, COLLEGE : Persentase penduduk )Mg berpendidikan perguruan tinggi MERF
Hasil estimasi dari kedua model dengan menggunakan mctode 3SLS untuk meiihar pengaruh secara sirnultan amara masing-rnasing variabel. adalah sebagai bcrikut ·
31
T"bd2.t Varia~l
£.~tin1:.siParanktt-rdtui (.'unditional l)e11l3nd Snttnt:\1odel I si1:art Penft:tuaran
Child -0.Q<)9Q• (-1,7'.l) 0.()(\3 (1.18)
ln1n (lnri1)'
Eld 0.127
Edu 0.011
(7:Z9)
(1,57) ·-0.00;)••
(0,14)
(-1.37)
-0,000
0..008•·••
(-0.09)
(2,34)
4),003
~.011•••
-0,005 (·1.61) 0,001• (1,81)
{1,017•••
(-~.74)
lnP.i,;id
o,01s·•• {6.62)
(-1,62)
JnP~w
0,000
o.005**"*
(0.50)
lnP,1d
..o.ocs•••
(W,116) -0.005•• (-2,18)
(-357) -0.002 \-0,6.l)
lnPe.:lu
Lnc
0,009
~·.05&*••
(0.83) -0.005
(-5,77) ..0,023••• (-3,37) ..0,100···
o.os:;,•••
lnCH
In YO lnEL
. o.ooR~·
(6,38)
(-4,02) -0.001 (-0,6<1) 0,022 (l,12)
lnPw1~,..
-0,004
(-2,14) -0.001 • (-1,70) .().001 (-1,09) -0,053·-·· (-2.85) -0.034••·· (-5,65)
-0.002•••
lnPnin
(-0,65) 0.035•••
c-i.io>
(-O,i7) -0,002••• -2,45 O.Q28 (3,19) -0,
(-2;70)
..0.003••• (-5,.JO)
~.004
(·3,09} 0,02;•··· (4,.16) -0-0JI' (·1,68) -0.000 ( -0,43)
(-1,3;)
0,004
.0,012
(0, 14)
(-0.43)
0.041•••
-0.0-10•«• (-4,48)
0,()69•••
-0.050'"
(4,5 I! -0,029••• (-2,87) 0.04)•• i2,26) -0,002 (·0,22)
(-3.8&) 0,0.00 (0,04)
(-5,15)
.0.004•• (·2:ZI)
(4,36)
C.015 (095)
o.oi:n•••
0,00.l (0,58)
(--0,23)
lnLEFT
0.004
-0.003
0.(111•••
-0.012•••
lnUNEMP
0.002
(-1,02) 0.002 (0,76) -0.000
( l,IJ)
(-\I.IV)
(2,'19) 0.016··· (-3,86) -0,002 (-0,83)
(-2,88)
lnIIERf
(1,36) -0.002 (-0,65)
R' Listed Variabcl, X; Mun. Effect X2
Time Effect, X2 Hansen J, p-valuc Homogeneity, t-value No. of Observanons No. Of municipalities
(-7,85) -0,00 I
()._.002
(0.41) -0.001 (-0,52)
0,94
0,91
0.%
0,93
170,33"** 22,68···
37.82'*•· 29,01·•·
475,49•·• 33.30"""
670,58··· 20,45•••
20.91•••
4.69~··
3,44•••
0.11 2184
o, l.l -1.68'' 2148
J3.?0··-· O.t)l «••
273
213
ll.4Y
-0.0JQ••• (-3,2~)
0,009·-·· ( 11,95) -0.001 i-0,49) 0.003 (0,14) -0,0IJ (· l.2l)
-0.00.s···
lnDENS
(2,72)
-0.089
·O.OIQ•••
(7,55) -0.033 (-1,62) -0.02t••• (-2,49)
loPOP
Infra
Social 0.369···
0.28 -0.11 2148 2?3
0,79 2148 273
0,025 ( 1,5.5) 0.011•• ...
(2.51) 0.006 (L.56) 0,003 (0,95) -0,000 (-0,1 l) O,Jg 54,5& ••• 15.57"••
3,12••• U,06" -1,43
2148 273
Dari hasil estimasi parameter untuk model I di alas, dapat disi mpulkan bahwa tidak menolak hasil dari penelitian sebelumnya (Borge dan Rattso, 1995) yang
menunjukkan
bahwa
pelayanan
publik
lokal
dan
konsumsi
individu/masyarakat tidak dapat diperlakukan secant. terpisah, Dari hasit test
32
ekonomerrik rnenuojukkan nilai t-stattsuk (di dalarn kurung) mernperliharkan hubungan tersebut terlihat unruk Jasa Pelayanan Sosial. Sedangkan basil esurnasi
parameter untuk Model 2, sebagai berikut : Tab•l l.2.
!!sfUlllSI. Parsme Ier dan'Condi. . nooa I llt man• IS..~l"tl"m J'Mod e12
~------= Varh1bl'I
(,'hild
In 1n (In nr)
-
-0,016 .. (·1,98)
0,0(IQ
2
(0.80) 0,0()6••· (15,06) 0,000 (1,ll) -0,002···
lnP,00.r
I ln.Pc1d I 1,, I'"'" I 1nP.,
(·J,04)
1,,
lnCH
luYO 111!.:L
lnl'OP lnDF.NS
lnlJNEMP
Rt Listed Variabcl
x'
Mun. Elfcc1, X2 'l'ime Effect, X2 Hansen l. p-valuc
Homogeneity, t-valuc No. of Observations No. Of municjJ?_alJli cs
-0,004•···
(·.l,87)
~l.OG2 (--0, 16) .0.0:)2··-· (·2,ll)
o.coo
0,()02•••
0,003'"
(0,%)
(2.85)
(4,08)
0,001•••
0,000
~O.OJ t •••
(12,41)
-oroo
(OM)
(·2,45)
0,011•••
(.0,79)
(Hl.92)
0,001 (0!>7)
-0.000
0,()0.I ••I
0,0 lS ••'
(.O,fl4)
(14,11)
.(),())()*••
-0.000 (-0,75) 0.000 10.94)
<'M)
..0.001 ••• (2.64) 0,000
o,ooo•
ln/ra
4>,0321f••
( ·2,70) 0.002•• (2.0l)
0.000 (0,75) 0.001 ••• (2.79) 0.001 (0,67) .0,002' (·I .6j) 0.003••• ( 13.(M)
o.oos ..
(-4.311
0.11)
( 1,77) 0.002··· (4,57) -0.007"' (·2.33)
-0,1)11····
0,0:()•9
O,f>'\R•••
..n,OOQ•••
(2.10) ·0.001
(4,83)
(2,30) 0.026··· (7,30) ·O,oo-1 (·o.60) ·0.004 1·1,27)
(9,63) -O.OC2
(-2.61) 0,003
-0.001•••,
(-0.3~)
-0.001 (·0,78)
-0.010•••
-Q,019*''
(•.l,19) 0.001
(-6,12) 0.000 (0,:11)
·0.000
(0,22) 0.011'"
o.oos•••
O,()<) I '
( l.Cil) -0.003 (·1.24)
-
()th('t ·0.041 •11•
("l,43)
0.002···· 0,08) 0.003 ... (6,20)
-0,(•00 (-0,99)
0,000 (0,14)
(),()();1 ••¥ (4.80)
o,ooo•••
(2.86) 0,003••• (9.09) 0.001 (0.50}
o.oott"'• (3.03) .o,oos•••
(.(),l·I)
(1,00)
(·2,47)
0.021··· (4.94) 0.002 (0,58) 0.001 (-0.78) o,ooJ••
0.016•···
O,OIM"'"
\J.42) 0.001•••
(4.99) 0.001
(:),IS)
(O,M)
0,003''
-0.00 I (·1.~9) 0,004···
(2,V,)
(l.~1)
(4,bl)
0.001 •
(0,(•i)
(-0,25) 0,001 (1,l2)
0.000
0,()00
-0,003•• (·2.26) 0,000
(O.'Xl)
(I ,!
(O.S9)
0.83
0.89
0..97
0.002••• (2.78) 0.9·1
IG3,9J••• 18,7S•••
Jl,2<J•••
301,32~··
498,48•••
0,00 I ( 1.13) 0.84 40,59···
26,R9•1•
4.1.os•••
'23,.14•••
16.00•••
JJ.JI)•••
],ii, •••
25,89"··
9,9Q•••
a,13•••
90,82··· 22.10··· 11.02·-·
0.13
0,06•
0,08'
o,o:r•
0,02•••
s.z1·••
uo
o.oo···
7.91•••
2.18 ..
s.02•••
2HVI
2H8 273
2148
11.10•·· 2143
2ldR
2148
213
27.1
273
273
0.001
loHERF
(8,26)
·O,OIJ4••• ( -
0,{)48••• (3J>7)
(l,RO)
(0,6<)) O,OOJ (l,S4)
lnLEFf
O,OM•••
Shire PenRtluaran Eld !::du
0.001• (·3,21) 0.000 (1.00) 0,012'" (6.53)
lnP,0,«
Social
273
(),17)
(2,16)
0,002
(J.14) 0.8&
-
33
Dan hasi I estimasi parameter untuk model kedua menunj ukkan bahwa perubahan pada karakreristik lokal secara tidak langsung mempengaruhi sisrern perrnimaan keseluruhan (comple1e demand sysrem). Hal ini dapat terlihat pada penyediaan Jasa Perawaian Anak (Chiid Care) dimana share ternnggi yang dipengaruhi
oleh perseotase anak berusia dibawah
6 tahun. Pendidikan
Komprehensif tCompeenenstve &iua11io11) yang share terbesamya dipengaruhi oleh adanya persentase penduduk berusia 7 - 15 tahun, dan Jasa Perawatan Oarang Tua (ElderlyCare) dimana share terbesamya dipengaruhi oleh perubahan perseruase jurnlah penduduk di alas 75
tahun,
Dalam. penelitian ini, dimana rujuan utamanya adalah mengidentifikasi faktor yang menentukan ringkat pengeluaran pemerimah kota di Swedia, secara simultan menganalisis pengumpulan hasil pajak dan bagaimana sumber-sumber daya dialokasikan diberbagai jenis layanan publik lokal Dalam rangka untuk memahami prioritas yang dibuat oleb kota, diperlukan suatu sistem permintaan
secara lengkap. secara tidak langsung bahwa konsumsi masyarakat juga digunakan dalam model. Penelitian empiris didasan pada data panel untuk periode 1998-2005
dan berisi hasil dari estimasi suatu sistem permintaan
lengkap yang berisikan gabungan konsumsi untuk barang privat serta enam jenis layanan publik Iokal. Karakteristik lokal juga mempengaruhi alokasi dari konsumsi masyarakai lokal sesuai dengan model reoritis, seperti total pendapacan per kapita, har~ dan karakteristik pemerinrah kola, digunakan pula dalam regresi. Hasilnya rnenunjukkan bahwa titik estimasi dari semua elastisitas pendapatan kecuali satu adalah positif. dan tak satupun dari basil estimasi nu
34
signifikan mclebihi satu. Dari semua basilnya, juga ditemukan bahwa elastisiras harga adalah negatif dan kurang dari satu pada nilai mutlak untuk semua
layanan.
2.2.2 Constantino C. Mendes dan l\faria C. Sampaio de Sousa (2004) Constantino dan Maria de Sousa (2004) dalam tulisannya yang herjudul Demand For Locally Provided Public Services Within The Median Voter Framework : The Case Of The Brazilltan Municipalities rneneliti permintaan terhadap pcngcluaran jasa publik lokal dengan menggunakan kerangka kerja Median Voter dengan sampel 3.427 kora dari total 5.264 kota di Brazilia dengan menggunakau data soisus Tahun 2000. Penelitian ini mengestirnasi perrnnuaan terhadap pengeluaran jasa publik lokal dengan meiode OLS dengan model estimasi sebagai berikut : LnE = k +(I+ P,)[1.n(b~f b )]+ P1(LnY~)+
p,(i.nD)+ P,(LnN. )+!ii
Pcnjclasnn dan uraian untuk rnasing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 2.3. Dari estimasi OLS klasik mcnunjukkan bahwa Iaktor-faktor yang mempengaruhi perminraan barang publik lokal di kota-kota Brazilia teriihat pada tabel 2.4. Hasil estimasi menunjukkan pengaruh dari masing-masing variabel konsisten dengan laiar belakang teoritis dan mcncrima scmua hipotesis yang telah dibuat.
Selain itu juga ditunjukkan bahwa dampak dari ukuran kota tcrhadap
kualitas deri penyediaan barang lokal menghasilkan nilai crowding cjfcc1 antara 0 dan L
35
Tobe! 2.J.
Cnian anruk \.,.1ri2.btll>tpmden dan \·aria.bf.Il.oMptnden 1-..,.-~V,_,ariaheDe.......,.rfen J '-lkionj.. 1'11b1il: LoW - E V ariabcl lndr..._.,.,tn l,uasaOI Jami:
Shan: 1X1jak bmlb
Pend~ p111an Median
Y 1l
IJrai•n
Vanabel "sp;as.ur, unlUk menunjuli:an fCIC\-ansidari cfcktctin,gga (-:•lxwil antftl'tl Dr'nll11n11&m1 mediandao: tal8•ta1 Upab Mcxll>D. d•h.""'8 de.,g•• duo ~n""1ot: pmrbpa!M l\Oc!i.n dllamboh sbte f'litl: {Ollruk kedua kriteria) dan nil•i per kapita dari d&no lnlmfla (Iola! ecpulU>) f'waasc P...Sadul. y.n~ bcrnu kl>h dKri 6-0 IAhun dsn IOtol ~1...
Jl21riks II (konktuimk ,.,.;11
ekono~" Komdotan Pendcllu~ Pol11y1oon. RumM Sakit &. KC1Cbtao f:nrollu1'-'"t
% Rumah 'fangs,' yang mcndal)Qd:aa
Uraia.n TOlll Pop.Jui/ kJu wila1oala (1'1rillild .Ula) Voriabcl Kct<.\aWI sd..p f'<"'Ci dMi [
.sor w 1'IOXI imr.ik kcnnwMD
~
dari IUOIU kot>
unoh lchih Cari I uMh rninimwn ~
Vurblxl
Pattisi posi llal4lll tocuomum anw kac." l)aemh l'O\\'.'.IA
ltmboga
t."niln .lb 1.Dtol mililt kooaUllllaS (I}_ lib 01 l'l'<»i UDlolc k«dmsi du O11l aBW' kola
f
drukur
de~n ~n·,rti~i
olhm lcrtcNull\don l>iM\0(0) Nvnb. Northco~ 5'>U:l1\a:t uxl $0.llh f'ro:
Saru hasil yang dianggap cukup mengejutkan dengan adanya marginal kongesti yang sediki; menurun seiring penurunan tingko.t pengeluaran yang depat pula disimpulkan bahwn cfck kongesti akan lcbih tinggi di kcta-kota besar. Dengan demikian nilni pengcluaran yang tinggi di kota-kota besar tersebut tidak hanya merefleksikan nilai crowding cost yang tinggi tetapi juga fakta bahwa tcrdapat cakupan layanan yaog lebih luas dibandingkao dengan kota-kota kecil.
36
Tw.t U. Paktor·l~lttor Yan~ :\l•mpOI llllntli ...,, .. obo
l'enjela.u.n \'ariabel
Model I S,61!16(21,612!) 0,0387.l (.l,8909) -0.11340( -630 II)
lmersee
L.....,.,Jautl. Sh:lre M;alc-b,.lb Pcnda~lall Median- Y.
04747flS. 0.6805': (&.612J)
Kooital Kecadatan p..,du<Jut Pelevanan Rowah 5m1 & K.>obolaa E.arollmen: Partisiposi dalam lembags t"""""um
-0,l)M3 ( -l,8991}
I
0.0589(6,4920) 0,0922 ( l.l,11181) -0.()114(-3.4-119)
:\lod•12
s.6213 (21.9<mJ 0,397') (6,11212) -0,UJJS (-0.2342~)
o.4n7 06.2698) 0,676'12 (B.,6)601) -0,06174 (-t.910&) 0.0004 (6,657657) 0,09057I1.\,2682) -0.0389 (-332491)
.at.tar kw
Jumlah Peodudut-N ~~. ?coduduk < rs ts.bun ~·i ?enduduk» 00 tahull % Rumah T4t1Sl)l )""!l mcodapa1kao
0,6773 (53,911>) -0.0069(-0.4395) -0,0438(·2.3913) 0.0056 '.050147)
0,6747S (S.,1019)
Daerahrawan Northea::tRegion N(lrtbemRe~
-OJllAA(-2..1610) 0.1011 o, -0.1238(-4.1218)
StJuthea;t Kegioo
O.t4S8(6.2~9)
-O,mR~(-1,'161) O.<m07 G.m8Sl -0, 1430 (·S29185) 0,119\171 (8.~S n)
on•h lcbib dari
.
-O.OS476(·.l,4161)
0.00627(0.57199)
t ...... mici.J!IUm
SouthKPCti~ PT
0,02%(1.2620)
O,Ol!?OS(2,&529) 0,009~ (l.393) 0,00?54 (O,S3SJ) O.D06S (0.4MU
--PH. POT
p~~B PSDR
0 0'17S2 (2.7891U) 0.04085 {1.85919)
.
0.005010.J.!U J.121
3427
Adiurted R-s,.,.·an:d Akaikc info ~ritecrion Sch't''ir2 crirerica
0,926611 0.335960
0,927036 0.33)679
0.3nl64
Log li)
-552.6617
0.36S926 ·553,7597
NumberObsef'o·atia:i;
--
(:at·attn : t-.$1tUUikdl d:al:tr.l lwnm:.
Untuk melengkapi pelaksanaan analisis ekonometrik pada bagian Iainnya, telah dilakukan proses investigasi lebih detail menggunakan Metode Regresi Quantil, seperti yang diperkenalkan oleh Koenker dan Bassett tahtllll978.
Sebagaimana Regresi Linier Klasik yang membenarkan mengestimasi model untuk fungsi kondisional rara-rata, fungsi kondisional median, dan fungsi kondisional quannl, Estimasi OLS hanya mempertimbangkan efek dari satu variabet pada titik medium dari dismbus: kondisional
unruk variabel independen
kain, Tcknik Quantile Regression untuk mclihat dampak pcrubahan pad a variabel-
37
variabel pengkondisi/bebas terhadap perubahan tiap ungkatan pengeluaran publik lokal yang berbeda hal ini untuk mempertirobangkan heterogenity (tingkat
pertJedaan) amara masing-masmg kota Hasil estimasi OLS dengan tel::nik regresi kuantil menunjukkan bahwa: Dampak Share Pajak mengalami kenaikan untuk senap kenaikan tingkat pengeluaran, hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa koa-kota dengan ringkat pengeluaran yang lehih tinggi cenderung unmk rnemiliki lebih banyak mempunyai variasi basis pajak, elastisitas barga pajak yang tinggi menunjukkan besamya variasi dari basis pajak ini sebagaimana
fakta bahwa mereka lebih berinregrasi dengan ekonomi paser. Tingkat pendapatan dan jurnlah pendudul:: merupal::an Iaktor yang kuat mempengaruhi permintaan untuk layanan publik lokal. Sebagaimana diperkirakan, perbedaan
untuk tingkar pendapatan dampak kenaikan dengan tingkatan
pengcluaran
menunjukkan
bahwa
tingkat
pembangunan yang lebih tinggi membawa dorongan pada kenaikan ringkat pelayanannya, Demi kian pula halnya untuk jumlah penduduk, pcnurunannya di scpanjang tingkatan pengeluaran menuojukkan adanya agglomerasi ekonorni. Jadi unruk kasus di Braziiia, pengurangan
efek
kongesti
bertentangan dengnn hast! tradisional, di
sepanjang tingkatan pengeluaran
merefleksikan dommasi dari variabel sl::ala yang diukur dengan elasusitas populasi terhadap efek harga
38
T11bt-l 2.5. f•kt..--faktor Ymg ~ltmpenl•ruhl P""l!fluum KOla, Tabun 196? Hasil K~ -•• Nin•an Kllanti.1 ari ...bd 1,18 (US 0,7S 6.12289-~ 5,14131-· S,71803-• .S,93698._••
o.so
\1
l.nterscp
(0.19232}
(0,24631)
(0,381.14)
0.04394"'
0,05021'"
(0,Q0592)
(0.19001) 0Jl4147"' (0,00>91)
(0.00761)
(0,01177)
-0.021&···
~..Ola&•••
-0.0266···
~.0356·-
(0,00457)
(000454)
(0,00446)
(C•,00567)
030369···
0.39370-·
0,427-44-·
0.8')387'"
0~85447•••
(0,10l75)
(0,11990)
(0,04284) 0.63370"' (0,21974)
Kc[MitM P..,,tuduk
(0.3271b) -'!.062&----·
(0,()219>) 0.75330'" (0,1101~)
(0,0222-1)
Kaptal
(0.02166) 0,64900"
0,.4638~· ... <0,029()6)
-OJ)639'*'
-0,072J•••
(0.00662)
(0.00681)
-0,0632··· (C•,OO&l3! 0,05613···
~.054)••• (0.012%) 0,0529J••• 10,01737)
o,ol.>n·-
Lu;ison/Jara~
(Q()'557) Sba.""C pejak - b,,/b Pe(IJ:ap.jtdl&M~iaiJ-
Y.:i
(0.())SZ7)
(0,19055)
0,90
5,73624 .....
0.03481"'
~.0466·-·· (0,00871)
0,551 )5«••
0.04990···
0,045>;•••
0,04630-·
K=batan
(O,Gmo)
(0,1)()92)')
Enrollment
0,()8721)••*- 0.08052'"
(Q,010)7) 0.08513"' (C•.00882)
~~0342•·
(0.01338) -0,0728_. ••
Pelayan.an
RuOlllh
Sak.it
&.
IO.O:l6&9)
(0.tl0704)
-0,0250'
-OJ)33l-·
(0,00&59) 0.03955'" (0.00709) -0,0193
kcesorsium 3ntar kot:l
(C,01338)
(0Jlll99)
(0.01202)
C
(0.02233)
Jumlall l'enduduk - N
0.7(X;2G••• (C.01221) -0.022J•••
0.10509•••
0,66388....
0.65235.···
(O,Pll II)
0.61115'" (0.0 111'}))
(0,01337)
(0,02131)
-0.()235• .-'
-0,0362•••
--0,0)82•••
-0,0708'··
(0,007>'1
(0.()084!_ -0Jl2983• (O,Pt610) 0.035J3 (0J)22()l) -0.1811"' (0,()2410) 0,07340-' (0.01310) 0,05474•
.(O.Oot87)
(0.01().19}
(Ol)1641)
-0.0313" (0,01628) 0,05163"
.-(t-0624••• (C•,01992)
-0.051@' (0,02SC6)
0,064()6••
0,0974-t....
ro.022681
10.0281131
-0.12j2"' (0,03745) 0.033'll"' (0.01353) 0.04329 (0,04708)
--0.1270•·· (0,04278)
(0,03800) -0,11320 (OP7018)
0,13276····
0,20016•• ...
(0.01863)
(0.028(6)
Pan1si~si
dalsm
% Pcnduduk > 60 tahm 1'>3C1tbrnwan Ncxlhc:;,u( Regice I
Ncx1hem Rcgi1ln SoutheastReg100
I PT PDT
leobega
-0.02824 (0,02-15-1) -0,01893 (0.02.543) -0.1879''' (0.015l6) OJ)47J l-ca (0.01460)
0.05687••· (0.01249) 0.02263 <0.1)1219)
(OD3301) 0~02639 IOJ)I~\
0,0l03S'
"'.022""
Cat.at.an · R) H.a.~I dalam knnng mcnllf.111kk.aastudar error. b) • sagmfibn ~ (l=511J,; ••• signifik11n pdcia CF10%
0.07687"'
0.16615''' 0,12044 (0,02356) (0.078:0) 0,0Z719 0,05919 (Q.03478) (0.068i8) CFI%.: •• s-grufik:iin [Wla
2.2.3 Matz Dahlberg dan Johanna Jacob {2000) Matz Dahlberg dan Johanna Jacob (2000) dalam penelitiannya yang
bemsful Sluggishness. Endogeneity and the Demand for Local Public Services rneneliti penungnya endogenuas dan kedinamisan untuk mengomrol basil ernpiris dau uji hipotesis selungga perilaku yang diobservasi dapat duasionalisasikan
39
melalui
proses
maksimalisas:
yang jelas.
mencoba menguji penelitian-penelitian
Penelitian
ini dimaksudkan
untuk
sebetumnya dimana dalam proses estimasi
permiruaan alas rasa publik lokal melalw median voter framework rnemiliki asumsi bahwa regresor bersifar eksogen dlll dianggap statrs. Selain nu juga spesifikasi log-hmer dalam fungsi perminraan yang umum digunakan dalam banyak kasus tidak didukung oleh suatu masalah maksimalisasi yang terdefinisi dengan baik, Adapun Model Bsiimasi yang digunakan adalah : L!1e,, - I,
+ fo + f1Ln(y;
- g.,r J- f1/,n t" + (J - ,t)!,n C.,_1 + /, -T 11.,
Dimana:
e;,
(Yi;
=Ee/No arau Penyediaan I .0~111 Per kapitn unluk harang publik. ~g"r.,)= Pendapatan Median, dari pendaparan medien
»
hnrga pajnk•granr
r,,
= Harga Pa1ak. dan Pendapatan Med1an/Pendap:uan rata-rata
,f,
- Efek Spesifik dari kola. yang terdiri dari : - Perseruase Jumlah Pcnduduk di bawah us111 16 tahun Perseruase Jumlah Peoduduk di atas usia 65 ta.hun - Kcpadatan Penduduk Dengan menggunakan data panel untuk 266 Kola di Swedia selama
pcriode 1981 - 1987 digunakan Metode GMM sebagai alat estimasr untuk rnengontrol endogenitas dan kedinamisan dari regresor. Variabel yang digunakan lerdiri dari variabel ekonomi. dernograf dan sosial ekonomi dan tiap kota Maka basil yang didapat adalah dengan menggunakan alal dan metode mengindikasikan
ini
hahwa hasil estimasi mengalami bias ke atas (berlebih)
dibandingkan dengan studi-studi sebelurmya dimana regresor diasumsikan statis
40
dan eksogen, Ji ka tetap ingin menggunakan asumsi tersebut maka digunakan pula estimaror fixed effect, mereka harus menolak hipotesis bahwa pen laku yai1g diobservasi dapat dirasionalisasikan melalui maksimalisasi dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas. Dari hasil esumasi kedua
esumaior
tersebut dapai
dibandingkan ha>ilnra sebagai benkut : T2hel 2.6.
PerbandiDl?•• anl2ra Kasi\ '£Jtimail., CMM dtA £srirusi Fi.led Effect Pcnd11p11ttn H1rga Ptaduduk Ptoduduk Kepodatno
_J'.-J•k
I Pix•d Elfect
1,30 (0.04S3)
CMM: St•ti<
GM'M: T)lnomlt
Usia 'fua
Penduduk
·l,48
-0,76
(0, 129'3)
(0.0513)
-0,07 (0.0621)
-O,S9 (0.0i72)
-0,12 (0,0784)
.{),65 (0,105<))
(),45
JJ.61
(0,3003)
(0,2895)
0.22 (0,07:1.0)
Otti
-0,7• (0,2542)
0.27
-0,06
-0,54
(O,(f/9J)
(U,)000)
(0.1058)
(0,2622)
Namun
U1la Mud1
keuka
-
mereka mengontrol endogcnitas
diri
kedinamisan,
penelitinn ini 1idak lagi mcnolak k::ndnla-kcndala pada fungsi pcrmintaan yang ditentuknn melalui fungsi Cobb Douglas. Atau dcngen kata lain, suatu spesifikasi log-linier fungst permintaaa akan valid selama digunakan tekruk ekonometrik
yang sesuar, Dan untuk kasus 266 Kota di Swedia selama periode 1981 - 1987 dapat disirnpulkan
bahwa kenka kita ingio mengestimasi fungsi pcrmimaan dengan
rnenggunakan median voter mode! yang harus diingat bahwa regresor adalah endogen dan bahwa kedinamisan menjadi peuting untuk mcngomrol proses penyesuaian yang bersifat sluggish (lembam).
41
2.2.4 Theodore C. Bergstrom dan Robert P.Goodman (J.9731 Bergstrom dan Goodman (1973) dalam tulisannya berjudul Private
Demand For Publu: Ooods yang meneliti perminlaan terhadap barang publik dan fktor-fakrr yang mcmpcngaruhinya dcngan obje;. barang publik berupa layanun
polisi dan taman rckreasi di 826 kola di 10 negara bagian di Arnerika Serikat.
Model Esumasi dengan menggunakan mctode OLS adaJah logE :::c+alogn+ologrTelogY
-
t
+ I,P,X, 'I
dimana : E -
Pongcluoron dari suatu koia unluk jasa dengan kategori khusus bagi kola
tcrscbut, Sccnrn rincilkhusus. rcgresr tcrpisah akan dilakukun untuk masingmasing definisi dari I!. sebagai berikut .
c - Peogcluaran jasa kcpolisian £- Pcoi...:luarau untuk Tam<111 dan rekreasi E = Pengeluaran Total Kora 1idak termasuk Pcndidil.an dun kesejahteruan n ~
Jumlah rumah 1angga/populasi di saru koia
'
Tax Share dari warga dengar; Tingkat Peodapalan Media11 untuk satu kola
r
=
Tingl..al Pendaputan Mediuu di satu I.Ola
,Xi. - terdiri dari uilai-nilai dari beberapa
variabel gambaran sosial dan ckonomi
di saru kota Asurnsi ya.ug iligwtakan dalam mt:i•) usun model di l.
aias
adalah :
Unit-unit pengukuran uatuk g1vrm l.omoditi ~ ang disediakan kota dapat dipilih sedemikian rupa sehingga setiap kola j dapat mcnyediakan komodui
42
dengan hiava unit konstan Cj (Oiaya marginal ~ kcnstan). Maka seuap kota memiliki
karakteristik produksi
yang cnn.uant return to scale dalam
memproduksi barang publik, dimana biaya per unit atau harga input lokal dapat berbeda-beda namun biaya unit yang berkaitan dengan output di setiap tempat adalah tetap, 2.
Untuk setiap konsumen i , terdapar share pajak Ti dimana i harus rnembayar
fraksi!bagian dari total bieya atas oengeluaran kota yang meruadi komunitasnya. Tax Share konsumen i dapat 1ergantune oleh t ingkat kesejalueraan, pendapatan, atau karaktenstik individu lainnya, tempi tidak bcrvariasi scsuai dcngnn ukurun/bcsur pcngeluaran kota dan juga tidak
mencerminkan earn individu dalam meogcksprcsikan kcinginannye
mes
pelayanan yang diberikan dalam kote terscbui. 3.
Setiap konsumcn i yang tlnggal di kota j. sadar akan harga pajak tlCj. yahu digunakan untuk menentukan jumlah komoditas kota yang dipilih
untuk
komunitasnva melalui given Iraksi ti dari total biaya Untuk melakukannya individu hanya harus memaksimnlkan prcfcrcnsi-nya scndiri yong dibatasl oleh kendala anggaran tinier, dimana harga pajak dari barang koie adalah 1iCj. 4,
Disetiap kota, jumlah baraig kota yang discdiakan
S
dengan jurulah
median yang diminta oleh para warganya. 5.
Disetiap kota, jumlah median yang diminta adalah jumlah yang dimirua warga yang merniliki pendapaian median di kola terseout.
43
6.
Untuk mcngestirnasi share pajak propeni
riil yang dibayarkan oleh warga
dengan pendapatan median di masing-masing koia, maka diasurnsikan bahwa
rnasyarakat yang berpendeaatan median mendJanu sena memiliki propcrti yang bernilai median Dari hasil estimasi OLS menunjukkan bahwa sesuai dengan reon dan penelitian sebelumnya yaitu variabel elastisitas pendapatan secara silJ!lifikan berpengaruh positif terbadap pengeluaran kota, sclain nu juga variabel elasrisiias harga ynllg secara signifikan berpengaruh ncgatif tcrhadnp pengeluaran kota, Selain kedua variabel tcrsebut faktcr-fektorlain yang mcmpcngaruhi pengeluaran kola di Ameriku Seril..at adalah variabel populasr dan karakteristik demografi dari
suaru kota dirnana umuk esumas: total po:t11,..:luaran scluruh variabel tersebrn
secara sigmfikan
mempengaruhi pcngcluaran kota
Untuk Pengeluaran
Kepolisian faktor-faktcr yang secara sigmlii-a.11
mempeogaruhi selain pcndapatan. harga dan populasi adalah variabel pcrscruase pcrubahan jurnlah penduduk. persentasc pcnduduk yang meaullki ternpat tinggal sendiri, perseuase bukan kulit punh, dan perseuase penduduk yang tinggal dirumah yang sama untuk periode 1955 - 1960. Sedangkan unruk Pcngeluaran
Taman dan Rekreasi selain variabel pendapat.'lll, haiga dan populasi yang sebagian besar sccara signifikan mempengaruhi pengeluaran tersebut kecuali persentase penduduk yang memiliki tempat tineeal seodiri, employment residential ratio. persentase bukan kullt putih, kepadatan penduduk dan persemase populasi di alas 65 tahun.
I abcl 2.7. F:1ktor~(ak1ur Y11ng ~ktnpMttaruhit"C"ngtluirau h:ot:a. Tahun 1962 t>oolLUUk stm\U obsfr\asi
l'engcluamn
P,lastisilaS l\.'tldapatan
Pcngeklanln Total 0.6'1· 0,07
Ke.;,.,;•ian 0.11• 0,JJ
F.lasti>ilas Shore Psja'.<
. 0,lJ•
. o.rs-
0,DJ
o.os
Pengeluaran Toman dan Rekreasi 1,32• 0,22 • 0,19· 0,08 1,11·
F,lastisitas Jwnlo.i 1'1.-nJudul.
0,84'
o.~·
0,03
0,06
0,11
C1owdit1@ l'ManJe••r(r)
1,09••
1,07
1,44••
• 0,04' 0,0/ 0.12• O,IZ
• 0,()4• 0,01 0,01
• o,oR• o,oz
U,tu
0,06
--0.n• O,IJ
- l,12 U,15
• 0,78 0,'1
0.84'
o.oo·
0,20
0,19 . 0,01· 0,12 l.7S· 0,45
0,)6
0,60
0,01
.Q,02
O,
4,«J4• /,-IJ
- 0.6~· 0,11
- 0,77• 0,.31
Pc'fUbohimj1onlah pe11dudult (1950.f.O) Employment Residetaial Ratio
~·e
PCflltllllls< memilil
pulih
Kcpadawn l'llrs<'tlll•"" P<"!tth•tu~ henLii• ti~• P\.'l'>(TJlaSe ynng :uJAAnl diruaulb YS woa (I !>S.5-60) •
..
0,24•
-
0,06
• 1.99' O,SJ
cte•• 111irin& IHl•h• Jlt•du '"°'" dari kori""tt.tt• r.·IC":Jglndli.:~.,1t.a11 ,u•t• livfll'ie• >••c Mpifilu pad1 tingkflt l.tJWr<"l)••fl ~.,~ ~'''' l'b•I cf•;
• •• &fc.:irlndiikulbo ailJJd•·l y ,.,.,
Hasil estimasi
fff'W•~•~••
bttW• dari I p1da lin.1ta1 k&:pct.:-1~1111119S11/"
lam yang juga cukup penting adalah unruk variabel
crowding parameter (y) dimana untuk kota-kota dengan populasi antara 10.000 sampai dengan 150.000 secara umum nilainya adalah satu atau lebih, Hal ini berarti bahwa pada kota-kota besar dalam peoelitian ini ternyata tidak ada skala ekonomi dalam penyediaan barang publik, Variabel ini secara signifikan
berpengaruh untuk total peogeluara» kota dan pengeluaran taman dan rekreasi.
-"'"' j
'a ~
'ii :z::•
..
>c
.,,~
. "'
"'
E
••...:
·~I'
••
;i~ ~
..
;;,, Ji .. R
!- ·~
';:
].., e
;; -e•
:l
"'
.. 1
s.
j 0
.•'
1•
.. 4
~
.. s• •
·~ '• ~ .r
, :i 2
z
i;:;;
~
a
:;:
!
'.!'
i
.~
~ ~
• l
.i:
"••
;;
..,5 Cl•
"Et
.
o~ Cl
~ c..i ~~ :; ~
-8 ~ ]
o ~ ei:.. .g ~ ;.-. I""
• .t
..
0
7.
~me:::~
-
--
~
I~
...,
s
!.s
•a
_
1ii:
~·..
•.
....
,_·~
~~
~ ;;; e
...• •
u
;;: j
7
..i
iii~
·~ J• ~••... ~ . •~ ·~" ;; ~ .:
]j~ I! ~ .!! .-t':
Ii
'C
i
~.w I::
~" l~
i !-'
5~
!l' ;:."'-·"~ !I·~
~
1.:; ~~l~
?l!J Ii'~
t\ Q <:)
...iJ ~ - O' "·=~ 008 .... . .8 ;
.. ,,_ "' "' ~~ d
~
e 'ii
>.,;
" 8 A~
z..- ~""
J:l ~
~~
-
-l• o{
~
!
11
1! )'.
t •(
.., !
"'0
.-1
·i'
~ ~ -e ~
i ~
... "' ::. .. 5 ·~ .,~, ~1
l "'i ~
~
""*' "
~
00
"'
.
~
f< ._g
Qi
'f
...,,e
~
'& .... "'
~
.,,•~• '&
.!G
~ ;;:
-§"
l.,, ~--
5~ f.:.11 tc e
.~ll ~ "'
~i];;
&: :I
... ]
~-~
l~ ~~! .f ~ ·~ 25. .
t:; ~
(; 5
"·o
·o~
:.::. 4-
s ";]
...§
!!' ~ ii
:>.
mi ~u~•
7, ...
z
•
7,
•
,N:
..tl
-s: .5
•
:$.
.,... •''
7
'6"'
*'".'' r..~·. ~
'
>(
•.. J
·81
a ii i ~l ~ ·•'• :;: :z a~ 2
'
"'•
.....s
~-
•.J'
.... ~
;;:
49
2.3.
Kerangka Pemikiran
Permiruaan
masyarakat untuk mernperoleh
barang publik
akan
mempertunbangkan variabel ekonomi tradisional, yaitu harga dari harang publik dan fingkal pcndaparan masyarakat Selain kedua itu, Iaktor-faktorlain yang juga memiliki peranan penting dalam mernpcngaruhi permintaan masyarakat untuk barang publik, misalnya
: karakterisrik
demograf tenentu dari anggota
masyarakat tersebut ataupun wilayah di mana masyarakatberternpat unggal Untuk kasus penycdiaan barang dan jasa publik, dilakukan observasi aras pilihan-pilihan yang dibuat oleh kabupaten/kora yang ada Dengan menggunakan asumsi-asumsi atas nature dari proses politik di setiap kola, maka informasi int dapat digunakan sebagai inferences tentang respon dari perrnintaan individu atas barang dan [asa publik di suatu kabupaten/kota, yang ditirnbulkan
olch harga, pendapatan dan
variabel lainnya. Pemerintah rnemiliki tanggungjawab terhadap penyediaan barang dan jasa publik dalam rangka mernenuhi
pemuntaan masyarakat akan layanan tersebut
Dalam hal penyediaan barang publik, pemerintah pada prinsipnya memiliki 2 (dua) pertimbangan yaitu : biaya dan jumlah dari barang publik, Keputusaa unruk rnenyediakan barang publik tersebut haruslah mempertimbangkan faktor-fastor yang dapat membanru pemeriruah untuk rnelakukan penilaian dari tingkat preferensi rnasyarakar yang daoat memenuhi kepuasan dari seluruh anggota masyarakat tersebut I Jntuk mengetahui seberapa besar alokasi pengeluaran yang dibuat oleh pcmerinrah daerah di kabupaten/kota di Indonesia dalam rangka
menyediakan barang dan jasa publik yang dapat mencerminkan keinginan serta
50
preferensi individu-individu di daerah tersebut sehingga alokasi ini merupakan jumlah yang diminta atau dikchcndaki olch masyarakamya, dilakukan estimasi permintaan mdividu alas barang dan jasa publik di witayah kabupaten/kota
tersebut, dan untuk mengagregasi prefercnsi masyarakai dengan menggunakan asumsr-asumsi tonenru dapat digunakan Hipotesis Medto» Voter sebagai meiode umuk memperrnudah
mengukur prefcrnsi masyarakat. Dengan dcmikian
diharapkan setiap tingkatan pengeluaran pemerintah umuk barang j asa publik merupakan representasi dari permintaan masyarakat akan barang dan jasa publik tersebut sehmgga tercapar tingkat efisiensi alokasi pengeluaran pemerintah unruk
tujuan pcningkaran kesejahteraan masyarakat.
Gambur2~. Kerangka Pemikiran
BARANG Ff.,\f.ERJN'l'AH fJ"t;.A,'GJ::t...liAMN)
DAN .IASA
Sii?PTY. . . .
PUBLIK
DDfANO
[Nl)(Vll)I,
t•'O/tSW>l.~f) PKlll·l!Kl!fflll :
AIAYA KUA~lrrA~
Pf.NU ..\PATAN
+-------------l.'itFO:ES!S·,\ffiD{A."l VOTER
SHA.RB PAJAK K1\KAKrnK1Sf lKSOOIAL t:.KU!"C>.\U
BAB JIJ JVlETODOLOGl PENELITIAN
3.1.
Model Empiris dau Disain Penelitian
3.1.1.
Rancangan Pemilihan Model
Merujuk pada tujuan penelitian dan kerangka pcmikiran yang ielah diuraikan, maka disusun sehuah model matematis yang dapat rnemberi penjelasan terhadap question research yang diajukan. Dal am menyusun dan menetapkan model yang akan drgunakan,
penelitian
ini mengadopsi model dari Bergstrom dan
Goodman ( l 9'13) dan pengolahan variabcl seperti yang pcrnah digunakan oleh Constantine C. Mendes dan Maria C. Sampaio de Sousa (2004), dengan beberapa
penyesua ran. Pokok dari kerangka pcmikiran yang disederhanakan dalam bentuk model adalah bagaimana pengaruh faktor-Iaktor yang menentukan permintaan masyarakat untuk pcnycdiaan barang dan jasa publik terhadap jumlah barang dan jasa puhlik yang discdiakan olch pcmcrintah.
Dengan demikian, variabel-variabel bebas
(independent variables) dari model adalah faktor-faktor pcnentu permintaan yaitu tingkat pendapatan, share pajak, jumlah pcnduduk dan karaktcristik sosial ekouomi tertentu ; scdangkan variahel tidak bebas idependent variablei adalah indikator jumlah barang clan jasa publik yang disediakan yang dirunjukkan oleh Tingkat Pengeluaran Pernerintah dari masing-masing kabupaten/kota se-Indonesia.
.53
Dependent Variable Tingkat Pengeluaran
Pemerintah
P« Kapita merupakan indikator
yang
digunakan untuk mcngukur jumlah atau kuanlitas dari barang clan jasa publik yang
discdiakan atau secara tidak langsung dan ditujukan dalam rangka penyediaan barang dan jasa publik yang diminta olch individu-individu,
Selain itn dngan
adanya sistcm Ocmokrasi Pcrwakilan (Representative Democracy; mob tingkat pcngeluaran
1elah diretapkan mclalui suaru proses politik
pemcrintah
masyarakar yang tclah mcmilih (m1e) wakil-wakilnya
dimana
untuk duduk di DPR[) dan
kcmudian para wakil rakyat tcrscbut tclah mcnctapkan Tmgkut Pengeluaran tertentu yang akan digunakan untuk memenuhi kcinginan masyarakat, dengan dcmikiun pengeluaran
cen11i11n11
pemerinrah dai
meningkatnya
uncuk pcnyediann barang
permintaan bnmne clan jasa publik dari masyarakat, Sehingga Pengeluaran
Pemerintah
Per Kapita juga merupakan pcningkatan
perrnintauu individu untuk penyediaan barang dan jasa publik.
Independent Variable.~ Tingkat Pendapatan dan Harga merupakan faktor ekonomi tradisional yang mencntukan
tingkat permintaan masyarakat tcrbadap suntu barang dan jasa baik
barang swasta maupun barang publik. Dengan menggunakan Median Voter Framework maka Tingkat Pendapatan
yang
digunakan
adalah
Tingkat
Penrlapatan
Median.
Jika
individu
yang
mcnginginkau pcngcluaran median dapat diidentifikasi, maka karaktenstik individu - share pajak. pendapatan, karakteristik sosial ckonomi - dapat digunakan untuk mewakili
atau
menggambarkan
komuuitas
dalam
mengestimasi
elastisitas
54
permintaan. (Bergstrom rlan Goodman,
1973) Dengan mengasumsikan bahwa
dalam kornunitas terdapat suatu kondisi yang diouruhkan untuk mengaplikasikan model voter median, maka voter median atau voter pemeaang tersebut dapat
diidentifikasi dan ditunjukkan bahwa dibawah kondisi-kondisi tertentu voter dengan jumlah pengeluaran median yang diinginkannya dalam suatu komunitas adalah voter dengan pendapatan median. Untuk barang dan jasa publik dimana sifatnya yang non-rival dan non·
excludable maka jumlah yang diminta merupakan pcnjumlaban vertikal (Vertical Summation; dari permintaan tiap individu yang diukur dengan jumlah pajak (harga) yang bersedia dibayar dari semua individu, Jadi harga unluk barang publik diukur dcngan jurnlah pajak yang bersedia diranggung olch individu/rnasyarakat
di
kabupaten/kota tertentu atau Share Pajak. Untuk indikator Share Pajak pada Model
I digunakan proxi Rasioantara Jumlah Pajakdan Retribusi Daerahdan Bagi Hasil Pajak terhadap Total Penerimaon. Proxi ini cfigunakan karcna untuk kasus di Indonesia belurn dapar diidcntifikasi sumber-sumber penerimaan tertentu yang digunakau uutuk membiayai pcngeluaran untuk penycdiaan barang dan jasa publik sehingga tidak dapat digunakan share untuk pajak tcrtentu. Selain itu sistem
perpajakan yang bcrlaku di Indonesia masih pcngaturannya bersifat terpusat baik dari sisi dasar pajak maupun penetapan batas tarif pajak tertentu, sehingga digunakan
share seluruh pencrimaan pajak yang pcmungutannya bcrasal dari
rnasyarakat di daerah kabupaten/kota tcrtcntu, Proxi ini dapat pills digunakan untuk
melihat perilaku dari masyarakat selaku pembayar pajak khususnya pajak lokal, bagaimana share dari pcnerimaan lokal tersebut terhadap pencrimaan total yang bukan ban ya bersumbcr dari masyarakal lokal.
55
tfniuk dapat mengetahui pilihan masyarakat akan penyediaan barang jasa publik maka akan sangat tergannmg pada sclcra masyarakat yang sangat berbeda baik berdasarkau karakteristik wilayah, demografi dansosial ekonomi tertcntu schingga digunakan variabel Karakteristik Sosial Ekonomi sebagai alat ukur yang tordiri dari Persentase Pe11d11d11k Bersekolah, Tingkat Kesehatan. Tingkat KesempatanKerja, PersentasePmd11d11Jc Berusiadi atas 65 tahun kc atas, Dummy Antar P11/a11.
Untuk rnengukur selera masyarakat dalam proses penyediaan barang dan jusa publik dapat dilihat pada pcngctahuan dan kebutuhan masyarakat akan penting atnu tidaknye barang dan jasa publik tcrscbut. Dengan demikian Pcrsentase Pcnduduk Bersckolah yang diukur dari Persentose Penduduk berusia 5
mat yrmg masih hl'rselwlah. lndikator
1111
111/11111
ke
dapat mcnggarnbarkan selera dan
kcburuhan masyarakat akan barang dan jasa publik khususnya unmk hidang pendidikan.
Scmakin tinggi nilai
indikator ini maka pcrmintaan terhadap
pcnyediuun barang dan jasa publik juga semakin besar, Sclain itu juga untuk mengukur kcbutuhan terhadap penyediann barang dan jasa publik ditentukan pula oleh Tingkat Kesehatan masyarakat yang diukur dengan salah satu indikator statistik yang dapat menunjukkan dcrajat atau status kcschatan
fisik tcrsebut adalah Persentase Penduduk Yang ,Mengalumi Keluhan Kesehatan. Dcngan semakin nngginya indikator ini maka permintaan masyarakut untuk barang dan jasu publik khususnya bidsng kesehatan juga akau semakin meningkat. Variabel sosial ekonomi lainnya yang akan menentukan permintaan rnasyarakat terhadap penyediaan barang dan jasa publik adalah Jumlah Penduduk
yang bekerja yang diukur dengan variabel bidang kctenagakerjaan yaitu Tingkat
56
Kesempatan Kerja (TKK). Dengan mcngetahui Tingkat Kcsernparan Kerja (Employment Rllle). atau dengan kata lain adalah proporsi angkatan kerja yang
bckerja, dapat diketahui proporsi penduduk yang mclakukan kegiatan ekonomi. Sernakin tinggi nilai TKK maka kebutuhan masyarakat akan penycdiaan baraug dan jasa publik akan semakin tinggi. Variabe! lain yangjuga dapat menjadi salah saru faktorpenentu pennintaan akan penyediaan barang dan jasa publik adalah Persentase Penduduk berusia di atas 65 tahun. Dalam hiporesis siklus hidup (Life cycle) diprcdiksi bahwa penduduk
yang berusia di atas 65 rahun memilih untuk membelanjakan sebagian besar penrlapatannya untuk konsumsi dibandingkan dengan pcnduduk yang berusia lcbih muda, demikian pula halnya untuk konsumsi barang publik, sernakin besar jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun maka pcrmintaan untuk penyediaan barang dan
jasa publik juga akan semakin tinggi. Variabcl
karaktcristik
menentukan permintaan
lainnya yang
dianggap
adanya
perbedaan
ketersediaan
tcrutama infrastruktur dasar antara pulau Jawa-Bali, dan lndonesia
penting
unruk
masyarakat akan penyediaan barang dan jasa publik
khususnya infrestrukrur adalah
Sulawesi,
juga
infrastrukrur
Sumatra, Kalirnantan,
Bagian Timur, sehingga untuk mcncnrukan tingkat
permintaan terhadap barang dan jasa publik khususnya infrastruktur digunakan .0wnmy Varia/lfd .
3.1.2
Model Empirts
Berdasarkan kerangka pemikiran )"ang telah diuraikan, rnaka disusun model sebagai berikut :
57
Pengeluaran Pemerintah = f (Tingkat Pendapatan, Share Pajak, Jumlah Pcnduduk, Karakteristik Sosial C:konomi) Selain itu uniuk melihat perbedaan karakteristik wilayah dalam dalam pcnyediaan dan rnengkonsurnsi barang jasa puhlik khususnya pcnycdiaan infrastruklur rnaka digunakan pula model yang dapat membedakan antara pcrilaku masyarakat antar pulau, Sehingga digunakan model yang mcrnasukkan variabel Dummy yaitu : Log Gcap =/Jn
I
/l, Iog Median' I fl2Share I + f]JSekolah; +fl .• Keseha
tan'
i
+ /31'l'KK1 + P.u~ia 65, +.'£..fl, D; + e, '' 1.t i man
a:
Gear
• Pcngcluaran Pcmcrintah pcrkapita di kabupetcn'kotu
Y,,,
= Iingkat Pendapatan Median di kabupstcivkote
Share
- Share Pajak di kcbupnrcu'kota
Kar
- Voriabel Kurakteristik Sosia! Ekono1111 terdiri dari : • % Penduduk bersekolah • Ttngknt Kesehatan • 1l11gknt K11semp/11a11 Kerja · % Penduduk Rer11si11 65 ta/11111 ke alas ~ Variabcl Dummy antar pulau
F. i
- Error term
J.l .3. Metode Analisis Analisis
yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah uictode analisis
kuantitati f, yaitu mcnarik kcsimpulau berdasarkan pcrhirungan nuuernatis dan
staristis. Terdapat dim metode yane digunakan dalarn penclitian ini.
58
Pertama, dcngan menggunakan rnetode statistik deskriptif, data-data yang berkenaan dengan lingkat pengeluaran pemerintah unruk barang dan jasa publik dan faktor-faktor yang mempengarahi permintaan masyarakat alas penycdiaan barang dan jasa publik serta alokasi pengeluaran pemcrintah umuk barang dan jasa publik yang disajikan dalam bentuk data arau grafik yang discrtai dengan penjclasannya, sehingga dapat mcmbcri gambaran taktor-faktor apa yang tcrlihat paling dominan mcmpengaruhi permintaan masyarakat terhadap pcnycdiaan barang dan jasa publik.
Kedua, disusun model empirik unruk mengcstimasi faktor-faktor yang rnompengaruhi permintaan rnasyarakat terhadap penyedraan baning dan jasa publik iindependentvariablesi dan pengaruhnya tcrhadap perilaku pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa publik tcrscbut (dependent variables. Dengan demikian, dapat diketahui seberapa besar pengaruh independent variable terhadap dependent
variable. Untuk membuktikan aca atau tidaknya hubungan antara independent variables dengan dependent variable secara parsial maupun keseturuhan, maka digunakan
metode statisik
infcrens. yairu melakukan
uji signifikansi
tcrhadap
model empiris yang ada,
3.2.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel a. Pengeluaran Pemerintah Per Kapita adalah Total realisasi Belanja dari A1'80
Kabupaten/Kota
dibagi dengan jumlah
penduduk yang secara
langsung ataupun tidak langsung digunakan unruk penyediaan barang dan jasa publik dan dianggap sehagai jumlah barang dan jasa publik yang diminta oleh masyarakat dalam wakru satu tahun anggaran dengan satuan
59
rupiah. Alasan digunakan angka Total Realisasi Relanja yang tcrdiri dari Bclanja langsung dan tidak langsung atau Rurin dan Pembangunnn karena dianggap bahwa unruk bclanja yang sifatnya langsung untuk peuyediaan dan jasa
h1ir1111~
administrusi
publik juga tetap harus didukung
yang sifatnya
tidak langsung
rnisalnyu
oleh biaya-biaya gaji pegawai dun
opcrusional lainnyu. b.Pcndapatan Median adalah tingkar pendapatan dcngan nilai median diantara
scluruh nilai pcndapatan ya.ng dimiliki
individu
atau rumah tangga di
masi 11g-111asi ng kubuputen/kotu. c.Sbarc Pajak adalah yang mcrupakan harga dari barang dan jasa publik yang drscdiakan diuur dengan rusio jumlah pejak rata-rata yang dibayarkan oleh
individu/rumah tangga dcugan ungkat pcndaputun rata-rnta tr,rh11d,1p total pcncrimann pajak. Shore Pujnk cliukur dengan: ,.,
o..111(11'1? =
i>aiak {)(lerah + R.etribusl Daerah + Bugi l lusil J'11jak TotalPcner!1110(111
d.Pcrscntasc ke alas
Penduduk bersekolah. adalah banyaknya penduduk usia 5 tahun yilng
mnsih
bersekolah
untuk
sernua
jenjang
pcndidikan
dibandingkun den gun jumlah pcnduduk, = Jml per.d111/11k 11sia 5 th kc mas 11wsili sekoluh .ti OO%
Jml pentluduk. e.Tingkat Kesehatan,
adalala hanyaknya penduduk yang mengalami gungguan
kesehatun atau kejiwaan baik karena penyakit kccclakaan, kriminol atuu hal lain dibandingkan = Jm! pe1ul111/11k
akut, penyakit krnnis. dengan jumlah penduduk.
yg se/mlan lolu mengalami ke/11/um Acselwtan xlOOO/o Jumluh penduduk
60
[ Tingkat Kesempamn Kerja
TKK
Jml pcmludukyar.gbckcrja Jml angka tan ker ja
("""·
)(. V\1- ft
g, Pcrscntasc Pcnduduk di atas 65 tahun adalah banyaknya penduduk yang
berusia 65 1ah:111 ke atas cibandingkan dcngan jumlah penduduk Jml pend11d11k yang berrni!I 651alm11 keatas x IOO%
Jm! P1mcl111J11A
-·------~
-~-------~---
··-·- ··----~---
[
s:
,.
t
-. ~
I----·---+--+-----·-
---+---<
..
(I>
..
~-----
<:'
.,
·---'---'--------
rt>
,If , a.,.
== .. 51.. .. ···-·---
..
.• ...,
-· ·--·-----'
·:cl
63
3.3.
Lokasi Penelitian, Periode Pengamatan, Jcnis Data dan Sumbcr Data
3.3.1.
Lokasi Penelitian
t.okasi pcnelitian ini berada 422 dari 434 jumlah kabupatcn/kotu ~eIndonesia, dcngan pcriodc pcngamatan pada tahun 2006
3.3.2. Jenis Data dan Sumber Data
Penelitian ini rnenggunakan data sckundcr yang dipuhlikasikan secara resmi oleh Biro Pusat Statistik ciao lcmbaga resmi lainnya, litcratur, studi ilmiah, jurnul penelitiau terdahulu dan inlorruasi internet yang hcrkaitan dengan objek penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE1\·ffiAHASAN
4.1.
Situasi Umum Penyediaan Barang dao .lasa Publik
Berdasarkan data yang (ersedia, uraian ini bertujuan
unruk
memberikan gambaran mengenai snuasi umum dari permintaan masyarakat terhadap penyediaan barang clan jasa publik di kabupaten kota di Indonesia .. Fokusnya diarahkan pada pembahasan mengcnai iaktor-faktor
yang
dianggap dapat mempengaruhi permintaan rnasyarakat akan penyediaan barang dan jasa publik di kabuparen kota di Indonesia yang diukur dengan pengeluaran pemerintah, khususnya faktor-faktor utarna yaitu pcndapatan,
harga dan selera masyarakat. 4.1. I. Pengeluaran Pcmcrintah Pada tahun 2006 Total Pengcluaran Pemerintah di kabupaten/kota di Indonesia secera umum mengalami ?Cningkatan dari tahun sebelumnya. Pengeluaran Pemcrintah sebagai indikator yang digunakan untuk mengukur penniutaan masyarakai terhadap penycdiaan barang dan jasa publik sccara
u1:1u111 menunjukkan bahwa pennintaan
masyarakat terhadap penyediaan
barang clan jasa publik juga terus mcningkat. Untuk Tahun 2006 Total Pcngeluaran Pcmerintah yang tertinggi dan mcnempati pcringkat reratas adalah Kabupaten Kutai Provinsi Kalimantan Timur scbcsar Rp :l.795.970.162, sedangkan
yang menempati peringkar
tcrcndah adal ah Kabuparen Enrekang Provinsi Sulawesi Sela tan sebesar
65
Rp 145.929.873,-
. Sedangkan Kabuparen Kola yang memiliki
Total
Peugeluaran Pemerintah di alas nilai rata-rata adalah hanya sebanyak 155 kabuparen/kcra atau 36, 73%, sedangkan sisanya sebesar 63.27% berada di bawah rata-rara. Sebagian besar dari kabupatan/kota yang memiliki Total
Pengeluaran Pemermtah di atas rata-rata berada di Pulau Jawa dan Sumatra serta merupakan kabupaten/kota yang memiliki kekayaan sumbcr daya alam lebih dibandingkan
dengan kabupaten/kota dengan Total Pcngcluaran
Pernerintah di bawah rata-rata, Komposisi ini mcnunjukkan adanya kecenderungan bahwa secara relati f kabupaten/kota yang n.emiliki sumber daya lebih besar akan mcrnil ik i
Total Pcngcluarsn Pcmcrintah yang lcbih tinggi. Sedangkan jika dilihat dari sisi permintaan masyarakat terhadap penycdiaan barang dan jasa publik hal
ini berarti pula bahwa tingkat permintaan masyarakat terhadap pen ycdiaan barang dan jasa publik untuk kabupatervkota
yang kaya juga akan lebih
tinggi. Tabel 4.1.
Total Pe1g,luarao Pe.mtriobh Berd>Sukan 10 pttiogkat Tenia,W dan 10 Peri.ogkal Terendsh Kabupaten..-Kot.a se-Indeeesla 1·abu:n 2006 (dal1m Rupish) 10 Ttr-tcdah
10 Tmini21 K ...\BLPA:rt:.Nl KOTA
NU I l
Ko1b. Kut;,1i Kob. B<11ak:tlis
J
K.ab. Rckan I lulu
4
Kell Surabcva
Total Pto!!:tluar2.a
Raak
NO
l(f.8UPA1'ENIJ(OTA
3.1?5.910.162 2.196.+47171
1
II
K>b. i..:.m..a
213.375.251
1
12
KmS.ool!:l
212.942,339
1.993.JSS..323
~
13
K..b,_ JC..T.ar
210.4>55.7.;J
1.949.244.891
Klll.l S:.t...--ah L.u•o Ka w·al~•1 K.ab. ll;mvb T<:>uh Ku.aP..d.... ~ ,.,,. .......
210 91•.102
192.J6: 12.i 178134.921 145.929.873
K:Jb. :Sid.
J.W3..Ji6.55'J
4 :;
~
Kab. Rokan M1lir
1.760..)92 040
6
14 lS 16
i
Kab. B:itl\tin~
1,D622n.510
r
17
~
Kab. T
s
Kab. Bo!!O<
~
II 19
Kah. \.tiX1b.
s
1537.485.0SO 1.456.&H.000
10
29
K.ab. F.inbn•
.z., -·
T•t.al fc•edu:1nu1.
10 Kesa Medan 1.419.763.120 S umber: BPS Iodenesia, 1008
K>b.
r..•~• lllw3l
R:i.nL.
I
~13 414 4IS 416
2C7,744 378
417
l!i'150;.)16 1%,714 SIS
418 419 410 42)
422
66
4.1.2.
Pendapatan
Median
Permintaan masyarekat terhadap pccycdiaan barang dan jasa publik akan sangar ditenrukan oleh tlngkat pendapatan masyarakat, sernakin tinggi tingkat pendapatan bark untuk harang dan jasa swasta maupun barang dan jasa publik akcn meningkat. Untuk permintaan terhadap pcnyediaan barang dan jasa publik sebagaimana sifat dari barang publik yaitu
11011-rh
al dan
non-exaudable maka akan sulit untuk mengukur preferensi masyarakai atas
kebutuhan dan permintnan mereka rerhltdap harang clan jasa puhlik terschut. Dengnn mcnggunakan Hipotesis Median Voter dimana prcferensi dari rnnsyarakat di tingkat median dapai dijudikan sebagai suatu ukuran bagi prefercnsi
dan seluruh anggota masyarakat. maka ungkat pendapatan
median masyarakat di kabupatca/kota dapat digunakan scbagai ukuran tingkat pendapatan yang akan mcmpcngaruhi pcrmintaun dengan asumsi bahwa pendapatuu masyarakut terdistribusi sccara iuerata. Untuk tahu:i 2006. dari basil pengolahan data didupat bahwa Tingkat pendaparan median di kabupatcn/kota di Indonesia yang rertinggi heradu cli Kota Banda Aceh dengan Tingkat Pendapatan Median scbesar Rp 643. l 05,per bulan scdangkan yang terendah adalah Kabupaten Timor Tengan Selatan scbesar Rp I l!!.213,·
per bulan, Ila! yang terlibat lainnya adalah daerah
yang memihki ·1 mgkat Peudapatan Median di atas mlai raia-rata sebagian besar mcrupakan daerah kota, sedangkan yang berada di bawah rara-rata sebagian
bcsar
adalah
kabuparen.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
kcccnderungan daerah kota memiliki tingkat pendapatan yang lcbih tinggi
dibanJingkan daerah kabupaten. oleh karena itu jika dilihat dari faktor
67
tingkat pcndapatan maka masyarakat di kola akan ccndcrung mcmilik i tingkat permintaan terhadap penyediuan barang dan jasa publik yang lehih tinggi dibandingkan daerah kabupaten. Tabel 4.2.
Ting~nt Pendapatan 1\fedian u~rd:1~:1rkan 10 peringkir 'l\1r1in1o~i dan 10 Pcrl11g,kar Tf.!rendah Kubup:Htn/Kota st-ltu:lc1nc!1la Tahuu 2006 (Rupiah per bulan) IOTcrtnd:ah
IO'l'
NO
-I
KA OUP,\TENI KOTA
Pcn1h1paia11
f\·lcdlan MJ,IQl l67 780
Kom 1);1n ..h1 A:~ll
'l
Koe 1
Or111w *ifir
>24,ns
,_ k.ul:.i Uallkn;1rx;in
I
NO
I(,\ Ollf' ATF.N/KOTA
I
II
K.lb, K~nultiu.un t-.11:'nU:.wal
'
12
K11h Ti11lhr Tc1lP11h llrnt:'l
J •t
u
K.lb. ~·1a!1s15::uui
l•I
K 11), ~1thli:tit1
R.-nk
I
Ko11i l\ac.ur
s
Ku1a Jlc~n 0111lJ
lll,SS~ S ll,Q4(;
5
IS
K;1l>. rurc:o 1iu1u1
(,
K11h 1~fi111i~,1
1
P)6 '>OS
6
K11h Ni!l' Scln1111\
7
Kuta Tanj!ut~ir1:1r1.t.-. Kl•tn ~lnl:111r-
49284R
7
16 17
·188 209
8
• _9_ 10
~~ 'k Kci:i- YCl2Vllk.'1M1l
4Rl.'l~
9
18 19
·1~0 92
10
20
rcndap11l11• l\tedh1n
I so 96~ 14f1.Sl4 1<12898 142.405 140,950 1l9,211 I) I. I
Kah. Sikkl Knb S111nl'la ni,r.u
123.JO?
Kuh. Rc>ll) Ndllc Kuh T11n('lr'fc:a&!1'1 Sul~11111
118.J'n 11 S.2 ll
Rnnk 41J 414 413 416 417 118 419 •tl
Sumber : DPS Indonesia, 20(»!
4.1.3.
S/r111·e Pajak Selain
pcrmintaan
Tingkat
l'endapatan,
faktor
yang
ukan mernpengaruhi
adalnh horga, baik perrnintann uruuk barnng swasta maupun
barang publik. Scdangkan untuk barang dan jasa publik yang pcnycdiaannya dibiayai melalui pajuk yang bcrasal dari masyarakar, maka share pajak yaitu jumlah
pajak yang ditanggung oleh anggota masyarakat terhadap total
penerimaan yang digunakan unruk memhiayai penyediaan barang dun jas publik dapat diguakan sebagai alut untuk mcngukur harga dari barang chm jasa puhlik di kabupatcn/kota.
Untuk kasus kabupaten/kota di Indonesia tahun 2006, daerah yang memiliki share pajak tertinggi adalah Kabupaten Badung Propinsi Bali
68 sebesar 46,65% atau dengan kata lam harga dari barang dan jasa publik di kabupaten ini adalah yang tertinggi. Sedangkan daerah yang ruemiliki share pajak terendah adalah Kabupatcn Mappi Propinsi Papua scbesar 0,35°/ci,
bcrarti bahwa harga barang dan jasa publik di kabupateu ini sangat murah, Tabel4J. Share l'ajak fttrdasarkat JO ~ringk.,.i Te.rtinggi dan 10 PttingkatTerendah Kabupatt-alKoca se..tadonesia Ta.bun 2086 10 Ttrtndab
10 Tertin:e:ei NO
11(,b, 6tJ.du110
I
l J 4
~
• )
S•art
l
Patak
I
R1111k
NO I
Shi.rt f'aiaL
Rank
Ka&. £....... •buo:n r~~
2.5199'.?A
413
2 ~79365 2.3??18)
414 415
2.2%164
416
KABCPA Tt.'l!l
46.65.JOOO 43.9615.S.~
2
12
K3b b\~-·f'"a
41)16f$3l
J
ll
Kah. Siu.ailuc
4
s
"
1:a!>
K-0ta &t3m
l1 '41"l26 36.11420>
IS
Kab. } ta:wiuUsaR
1.946&88
417
K-01a(~ll~{IO
J,U0t07S
e
16
Ka"~ Kuhb t:i:lr.l
1J!43&5)
413
Keta TaJ1.,,,-.ns
I ;
11
Kah. . UllOI I~
J.348822 I 1074%
41~ ~2·)
Kota SurJho.\a Kem St:k:isi Keta ~,,l:dJn
l
ti
O!•• ~-· Ulu Set L"tara.
~
Kora Se1rw:il'l.:o
B.n0486 i2.961ns
9
Kah. K-·lauan Rau
ll.95";56
~
19
K>b.-... K>h. Ba--.n Di
0.919)00
421
29.792928
rn
.bl
K:lb.~I·-
0.351375
.J'2'2
10
Kola llanduru:
13
Sumber : l!PS lndoncsia, l008
4.L.4. Karakteristik Sosial Ekonomi
Selain faktor pendapatan dan barga, permintaan barang dan jasa baik swasta maupun yang bcrsifot publik akan sangat tergantung pula pada selera masyarakat, dimana selera tersebur akan citcntukan olch karakteristik
SCJSial
ekonomi rnasyarakai di suatu wilayah tertentu. Karakteristik tcrscbui antara lain dari sisi pendidikan, kondisi keseharan, tingkat kesejahteraan, usia, kondisi wilayah tcmpat tinggal Jan lainnya. Dalarn pcnclitian ini coba diidentifikasi
beberapa karakteristik y.ing dianggap akan mempcngaruhi
pennintaan masyarakat terhadap penyediaan barang dan jasa publik di
69 kabupaten/kota se-lndonesia untuk tahun 2006. antara lain persentase penduduk bersekolah, tingkat keschaian, tingkat kesempatan kerja, persentase pendudus usia 65 tahun ke atas dan juga perbedaan ketersediaan
infrastrukrur di suatu wilayah dengan menggunakan variabcl Dummy autar pulau di Indonesia. 4.l.4.1 Persentase Penduduk Bersckolah
Untuk kasus kabuparcn/kota sc-Indonesia tahun 2006, berdasarkan data terlihat
bahwa
rata-rata persentase penduduk bersekolah
di
kabupaten/kota se-lndonesia adalah sebesar 24,18%, sedangkan jumlah
penduduk yang berusra 5 tahun kc alas di kabupatenfkota se-lndonesia adalah 91.07% dari jumlah pcnduduk total, atau 26,59% dari pend ud uk yang bcrusia 5 tahun ke atas. Tabet~.~. fers.enmse Pendttdok Bt:nekolah B..,.dasarkan 10 periagkat Tertin,ro dan 10 Ptringkat Ttreodah Kabupatto.iK(l(t se-Iadenesia Taheu 2006 I & Tcrtinggi
J\O
K,\!JllPATENi KOTA
18 Tereedah Pen.tntiSt
Rt•-
NO
KAJIUPATEIV
KOT.\
Perseatase
I
JUb. Ja"31)UJ'll
3965
I
Ii
~b.).1-C"..30
17.91 1794 11.n
z
Kab. Hu.1nb;m·• l-l>JSu1tduw • O~
3612
2
12
Kah. ·.w;.o
l
Kota Sanda A¢¢h
352f
j
13
Kab.
·I
Kab. Sau\OSit
3523
4
14
K:lb. T
5
Kab. ?vfuniru•
JJ'J
3
IS
·~
Kab. Oli--..ar
6
}U.'t;i
Kab. HahuaheraTen~ Kab. T-..n.ai)u" St:l::tao
33 If
b
1
3269
7
~
Kab. Tcba Samosi:
3261
8
9
Kora i\1ub:iu
J2Sl 3205
1~
Kab.•\1aluku 'l'c:n:i'.t'3ra Sumhcr : RPS Indonesia, 2008
10
~
"--
17.76
I
Rank
•n 414
I
'15
i!L
1168
417
K.ab. t.ual:li31'1;t?
17.42 11.H
418
II
K:lb.Gu• .. ••Kwl
l6.X6
420
19
Kab. f'robdiQ-
16.24
20
Kah ........
1).72
421 422
16
K:lb. Sit>boodo
41~
Dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki persentase penduduk bersekolah adalah di Kabupsten Jayapura Propinsi Papua
70
sebanyak ~9,65% jadi jika dil.hat dari karakteristiknya sudah seharusnya lingkat perrnintaan barang dnn jasa publik khususnya bidang peudidikan menjadi lebih tinggi. Sedangkau Kabupaten Asmat Propinsi Papua memil iki jumlah penduduk bersckolah dengan persentase terendah yaitu sebesar 15,72%. 4.1.4.2 Tingkat Kesehatan
Kondisi kcschatnn masyaraknt akan ikut mcncnrukan sclern atau preferensi masyarnkat tcrhadap kcinginan mcrcka untuk mengkonsumsi barnng dan jasa publik khususnya barang dan jasa publik bi dang keschatan. T•bcl 4.5. Tln:tkilt Ktsth1th111 Ut1•d•tArl<Jln 10 pcrlnak•I l'
Ut I l•r1h11.u:.I
NO I
K1lll\JP1\T~N/ KOTA K11h !.('n1h·1t11
2
K.1l,., Su1111.o,1 l'iu"u
)
K11b, Acch J1l\'ll
4 5
ti.ab. Acch fi1111Jr
6
K
Kab. Kulon Pruuu
R»nl-.
NO
KAOUP.,\'ft:N!KOTA
PC'rsr111nu1
49,IJ6_ _L_. II •19,l6 12 2 49.),1 }_ _IJ 4g,z3 4 M 41.~S 15 5
K(!;l Pcm~mn.1t Sinn1:1r l\ull. f'lulu Su11it.11i Um.111
14.19
4U
14.fM
•••
Knh. l'c:uk \V(111dn1nr1 t\.(1b. 6i:ik Nu1nfl)r Ki.)1:1 Dini;u
IJ.11
41S
IM7
~~
I? Nt
•11
I~.))
418
r1:1'M'11t11St
• ' 8
11• 11 18
Ko«.:i 1'c1al
7
~·b. Et1d"'-
41,55 41..l2
8
Ktib. ~'lang&ll1~1i
•I'/ )9
<1
Kob. Slc111hu
•16.51
·)
19
t
45.6)
10
20
Knb. Raia An\n:'.ll
10 Kub. Beau.-r M1.·1iah Sumht:r · RPS lndonc"•:J. 7008
Kr1h, K~i11unt1
-
K:1h. S1un1,~ir
R1111k
11.88
419
11.31 11.)4
4111
-
121
7N
422_
Deugun rnenggunakan data jumlah clan persentasc pcnduduk dengan kcluhan kcschntun sebulan yang lalu, maka dapat diidenrifikasi
ban yak
pcnduduk
yang
seharusnya
m endapatakan
kesehatan/medis baik dari perueriutah maupun swasta.
bcrapa
pelayanan
71
Rata-rata untuk kabupaten/kora se-Indonesia tahun 2006 persentase penduduk dcngan kcluhan kcschatan scbulan yang lalu adalah sebcsar 28,27 duri jurnlah
penduduk.
Dacrah
dengan
perscnrase
tertinggi
adalah
Kabupatcn Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur sehesar 49,96% dari total penduduk, scdaugkan yang terendah adalah Kabupaten Raja Ampat Propinsi lriun Jaya scbesar 7,49% dru i total penduduk. Secara ideal jika pelayanan kcschaian di setiap kabupnten/kota di Indonesia berjalan baik dan
sesuai dengan kcmampuan masyarakat mnka dengan scmakin bauyaknya pcnduduk dengan kcluhan kcschntnn akun mcningkntkan puln pcrmiutaau
masyarakat uuluk baning dan jusa publik rersebut, 4.1.4.3 Tingkat Kesempntnn Ker]a
Suaru komuniias dengan Tingkat Kcscrnpatnn Kerja yang tinggi maka akan memiliki aktivitas
kornersial dun industri yang ting~i pula,
sehingga akon mcmcrlukan jumlah barang dan jasa publik dalam jumluh
yang besar untuk melancarkan aktivitas tersehut. Selain ilu dengan tingginya
tingkat kesempatan kerja berarti pula bahwa scmakin banyak
penduduk usia kerja yang bekerja, hal ini akan sangat berhubungan dcngan tingkat kcscjahteraannya, scrnakin tinggi kcscjahtcraannya maka sernakin banyak pu la j um !ah burang dan j asa pub I ik yang diminta oleh masyarakat.
72
Tabel4.6. Tingkiu Kewrap$l9o Krrj.a Berdasark110 10 ~rinikat Trninggi dao 10 Perin:k.at Terendah Kabuparea/Koca ~e-lndontti.a Tahua 2006 10 °fff*'lld.ab
10Tet1i~
NO
"-'Ill PATE' KOTA Keb
J
TKI: 9& 711
Hu111lK111\!' U.l~llndLll.n.
Ronk
~o
I
II
Kour.~--
76.1: 75.&8
4 I~
75.S~
415
1s.n
416 411
k'.ABUPATE.'UXOTA
!
Kab. ln1ri
9712
2
12
Kou •• _,,
}
Kab, Nias Sclaran
9716
}
u
KouArnbo•
Kab Rnu::r ~lcc~h
%.-14
4
14
Koh$,..,....
1'KK
,, ''
s
Kab. N•od.l
961C
s
IS
Kot>K·--·
o
Kab, K Kah ~m11e, Sdatiln
9S9C
b
16
K6l>.Ktir.lU4
1 g
17
Kab- ~.-..
1¥
K;lb.
Kol•,,.._
73.97
K>b \lcautc
69.)2
l
95.lW
9s.n
~ 9
l(uli. K:tpts.~U K:tb. Ou1u1n" K1dul
9S.61
9
IQ
10
K..b. P''"'•k ijharo1
95-54
10
?O
Rank
71.Q!
74.11
lbdll
74.)6
Pcsisit S&JM
414
41L 419 420
421 422
Su1nb<'T: DPS lrcloo
Untuk
kasus kabupaten/kota sc-lndonesia
tahun 2006, tingka:
kcscmpatun kerja rata-rata adalah 86, 75%, atau dengan kara lain dari scratus pcrsen angkatan kerja tcrdapnt 86. 75% pcnducluk yang bckerja, Angku tcrtinggi dari tingkat kesempatan kcna ini adalah di Kabupaten Humbnug Hasundutan Propinsi Sumatra 1 'tara sebesar 98,78%. sedangkan yang tercndah adalah Kabupntcn Merauke Propinsi Papua seoesar 69,32%. 4.J.4.4 Persentnse Pcnduduk
Berusia 115 Tahun Ke Atas
Selain dari kctiga variabel di atas, salah saru faktor yang juga dapat menerukan
selcra
rnasyarukat adalah faktor usia yang diukur
dengan
perscntase penducuk berusia 65 tahun ke alas. Vanabel ini dipilih dengan dasar hipotesis siklus hidup dimana diµrediksi bahwa penduduk yang berusia di alas 65 tnhun memilih untuk membelanjakan sebagian besar pendapatannya
untuk
konsumsi
dibandingkan
dcogan
penduduk yang
berusia lebih rnuda, dcmikian pula hnlnya dengan konsumsi barang publik.
T11bel 4.i. Per!>ent:ut: Pcnduduk Reru5i:16S Tabun K~:ot:.~ lh:rdasarli.nn (() pcringk11t Trrfinggi rlan I 0 Pcrin~kat Terendah Kahupaten/Kota se-lndunesia Tahun 2006 llt'fer-1i11~i l\'O
KAIU!PA'l"EN/
10 'l'ttendalii
KOTA
Perseutase
Rank
NO
KABUP,.\TE~11KOTA
Petsenr:\~
Rank
I
K11b, 01.111\an~ Kidul
12.12
I
II
!5;ab. t-.111rung.!~.~1vil
O.'lK
413
2
Kcb, W•>no2lri
12.U4
2
12
Kntll J~\';)OUl'a
0.9&
414
)
K~b. M.u!\.fan
I 1.62
)
lj
K:lb. N11h1rc
0.90
•
Kab
IJA4
(l jl"\
415 416
K.111(111 Prose
5
l
11.18
6
K11b. Ponnm,Jt!)
I 0.l:('>
10.47
~
Kab. KJ111e11 Kub. ·rrcnoo:l'Ck
9
K11h. Tulunt111~~110
, ,
10
Kab. Kct>"u111-.:1'
.~
~
-·• -
_14_ Kata !)onwn,. IS
Kilb. Mu•>ot
OAl
417
II>
K11ob. Sittk
0.80
7
17
Kah. DoYcn Di ~-10:1
O.
418 41')
10.2J
3
18
Kab. Mi1nikn
0.48
IU'l
Q
I')
K:\h l'cluk 01n111ni
If~.
10
20
1$.nl~itti
0.19 11.IM
5
420 421
42L.
Sturbcr : OPS lndoncsi». 2008
Untuk tahun
2006
di
kahuparcn/kota
se-lndoncsia,
rata-rata
persentase jumlah pc11d111!11k y11ng heni~ia 6~ rahun kc atas adalah sebesar 4,55% duri total penduduk. Dengan persentase tcrbcsar pada Kabupatcu Gunuug Kidul Propinsi DI Yogyakarta sebesur 12,12%,
dan yang terendah
padn Kabupaten Puniai Propinsi Papua scbcsar O. l 8% dari total pcnduduk.
4.2.
Model Pcnclitian Sebagaimana tclah diuraikan pada bab scbelumnya, objck pcnchtian
ini menggunakan data cross section. Dalam pcnclilian yang diikutsertakan
ini, cross section
dalum estimasi model adalah seluruh kabupaten/kota
yang ada di Indonesia Tuhun 2006 dikurungi dengan kota-kotu di DK! Jakarta dun heberapa k abupatcu/kota di Sulawesi
dan Papua. Sehingga
jumlah scluruh obscrvasi pada penelitian ini adalah 422 kabupaten/kota.
74
Metode estin.asi yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS).
Dengan dcmikian, model yang ditetapkan adalah : Log Gcap - Po+ P,Log Median,+ /12S}wre 1 + /11Seknlah; +Pi TKK;
4.3.
I
fJ, Kescha tan,
s
1
/l6Usia 65, + 'f. /11 D; + L.;
·-·
Hasil Estimast Model
Estimasi model dengan menggunakan metode OLS mcngenai fungsi permintaun terhadap penycdiaan barang dan jasa publik di kabupaten/kota di Indonesia, terlihat pada label 4.8. Tabd 4.8
-
ltasil t:irimui OLS
Voriabel Kuuz:,tauha
Koofisien
.A.911892 (.J,OSJSJ
Lo~ M
0.970807 (8,J899)
--
Share
.o.CJ:331
~ckolnh
--0.003939
Kc>chulan
--0.00i7S9
TI
(.] 1114)* 0.017486
u,;,
(·6,IJOOJ (-04359)
65~
{l,9J00l .Q.OS147S (.J,18]1)
D11mmv _Sumatra
0.535659 (-6,1286)
_Jab~Ji
-1.052377
-Kalimmran
-O.l8J679 (.1,5795) -0.-IQ(>573
(-9JUJ)
Sulawcs.
(.J.9751)
R-Squ>r
SE
I F-Statistk ,.\11glo.;11 O:iil:asn Kun1•g: J\1bi t-M.•tislik 11') si~ifikanpiid:a a= lt.05
0,507i 0,5351 42,3896
75
4.4.
Analisis
Kuantitarif clan Pengujian
4.4.J.
LI.ii Asumsi Klasik
4.4.1.1. Mulukolmleritas
Salah satu asumsi yang digunakan dalnm metode OLS adalah tidak
adanya hubungan tinier antara variabel independen. Adanya hubungan nntara
variubel
rnuirikolinieritas.
independen
Apabila
dnlam
suatu
regresi
disebut
tcrdapat gejah1 multikolinearitus,
dengan
kocfisien
estimasi (estimator) masrh bersifat 81.,UE (l:les1 linear Unbiased Estunatori, narnun estimator dari OLS rncmpunyai varian dan kovariau yang besar, schinggn mcmbuai cstimasi mcujadi kurnng nkurat don sensitif terhadap scdikit pcrubahan dari daia. Salah satu cara mcndctcksi gejala rnultikoiuicr, rerlihat dan rulai R2 yang tingg]. dan tebih banyok variabel indcpendcn yang tidak signitikan duripada vuriabcl indcpcndcn yang signifikan atau bahkan
tiduk ada sarupun variabel indepcndcn yang signifikun .. Cara lain untuk rncndctcksi musalah muhikolinearitus adulah dcugan rncnggunakan Uji Korelusi, yairu dengan mcnguji kocfisien korelasi (r) antar variabel independen,
Sebagai rule oj' thumb dari uji Korelasi ini, jika
kocfisicn korclasi cukup tinggi katakanluh di atns 0,85, muka model tersebut mcnganduug masulah multikulinicr, deiuikian pula sebaliknya. Bcrdasarkan basil uji korelasi didapat bahwu koefisicn korelasi
diantnra semua variabel independent dari model memihki rulai koefisien korelasi dibawah 0,85. Dengan demikian, estimasi dnri model tersebut tidak
mengandung unsur multikolinier.
(Lampiran 4)
76 4.4.J .2. I Ieteroskesdastisitas Terjadinya heteroskesdastisitas merupakan pclanggaran tcrhadap asumsi
hornoskesdastisitas (residualldiswrba11ce
yang muncul dalam
perxamaan rcgresi pola pernbahan yang konsran, atau mempunyai varian
yang konstan umuk semua data yang diobservasi). Asumsi ini sering dilanggar
apubila
suaiu
penelitian menggunukm
Konsekucnsi dari heteroskcsdastisiras
data cross section.
adalah hasil estiruasi udak lap,i
mcmiliki varinn yang minimum, dan estimatomya tidak lagi mengahsilkan estlmetor yang ULUE, karena perhitungon standard error ny.i tidak lagi dapat dipcrcaya dan uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi 1 maupun F tidak lagi dapat dtpercaya untuk evaluasi basil rcgrcsi, Salah satu pengujian
yang
bisa
dilekukan
untuk
mengetahui
ada
tidnknya
hctcroscdastisitas adaleb dcngnn mcnggunakan metode White. Hipotcsis nul dulurn uji ini adaluh tidak ada heteroskesdastishas. Uji White didasarkan pada jumlah sampcl (n) dikahkan dengan R2 yang mcngikuti distribusi Chi Square dengan degree of freedom seoanyak variabel independcn tidak termasuk
konstansta dalam regresi auxiliary. Nilai Chi Square Statistik (nilai
Chi Square hitung) merupakan hasil dari R; cikaliken dengan n. Jika nilai Chi Square Statistik adalah lcbih kccil dari
Chi Square kritisnya (Chi
Square Tabcl), artinya tidak ada masalah heteroskesdastisitas. I lasil uji White terhadap model I mcnunjukan, babwa nilai Chi Square Stutistik adalah sebesar 81.25559 : scdangkan nilai Chi Square Tabel ~=5% dan degree offreedom 16 adalah 5,14224. Dengan demikian, karena
Chi Square Statisrik lebih besar dari Chi Square Tabel, berarti esrimasi
77 dalam model I rnemiliki masalah hcteroskesdastrsitas. ( l.amprran 5). Sedangkan basil uji White tcrhadap model 2 mcnunjukan. bahwa nilai Chi Square Statistik adalah scbcsar 67.22656 ; scdangkan nilai Chi Square Tabel a=5% dan degree of freedom 16 adalah 5,14224. Dengan demikian, karena Chi Square Statistik Jebih bcsar dari Chi Square Tabel, berarti estimasi dalam model 2 juga memiliki masalah heteroskcsdastisitas. (I.ampiran 6).
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas ini maka dilakukan pcnycmbuhan dengan metode White yang merupakan rnetode koreksi standard error (he:eroskedasticity-correctedstandarderror), dimana metode penyembuhannya telah tersedia pada Software [views.
4.4.2. U ji Statistik 4.4.2.1. Uji
t
Uji parsial
t
statistik digunakan untuk menguji pengaruh dari suatu
variabcl indcpcnden terhadap variabcl dcpenden secara parsial, dimana
variabel lain dianggap konstan. Uji I yang dilakukan adalah uji t statistik dua arah, Hipotesis dalam uji t statistik ini, adalah sebagai berikut : Ho : r1n = 0, masing-rnasing variabel independen tidak berpcngaruh terhadap
variabe(depeodw H1
Pn
'F
0, masing-masing variabel indepcndcn bcrpengaruh terhadap
varibel dependen.
78
Pengujian dilakukan
dengan cara membandingkan mlai t-hitung yang
didapat dari hasil rcgresi dengan nilai t kritis yang didapat dari t-tabel pada tingkat kepercayaan tertentu, dengan ketcntuan sebagai berikut : Jika nilai t hitung lebih besar dari t rabcl, maka Ho di1olak dan rnencrima H1; yang herarti, bahwa secara parsial variabel independen
mcmiliki
pcngaruh yung signifiknn terhadap variabcl dependen. Jika nilai 1 hirung lebih kccil dari 1 tabel, maka menerima Ho ; yang bcraru,
bahwa
signiflkan
variabcl rndependen
ndak mermliki
pengaruh yang
terhadap variabel dependent.
Nilai t hitung hasil rcgrcsi dan 1 tabcl ditunjckkan sebagai berikut : Tab.t 4.9 Prrbandingu l"iil~iI Statl,tik
- Vorinbct nependen
Y:irinb
Dr,:reeof fneilom (n·kl
rcndar.atQn Median
~09
Share Pajak
409
t tobtl (a, n-k)
Q
I ~,.
s ('.
1()% 1%
s •{,
IO':'• I •4
Pcngcluurun Pemerintah
Per Kapi1a
Sckolah
409
s ~/.
10% I"~
Kesehatan
Ti
409
409
5~ 10%
.
1 ~-~) ·t.-
10,. Usia (,St-
-109
1 ~-
5%
1«»•
1
Kesinipulan
hitunc
Sunifik~n _ S.unifilwn S.l!ujfikau S11lnitikan SiRnifik;in S1~nlfiklln
2.58&
1.966 1.6-18 2.$88 1.966 1.648
8,J89
. 6,130
2.58&
Tid:ilc Sianifiknn
1.966 1.648 2.588 1.966
TiJak Si~uifik~u Tida;; Siznifikan
1.6-IA 2.SSS 1.966 1.648
2.588 t.961, 1.64.l
• 0,436
Tid:ilc Siemfikan
- 2,113
s1a1111iklln SiRnifikan Siani Iikau
2,930
Sistnifikan ,_
• 3,184
Si~nifikan Signifikan _
Siunifikan _ S1i;nifikau
Berdasarkan Tabel 4. di alas, hubungan antara variubel independen dan variabcl dcpcndcn, secara statistik dapat dijelaskan sebagai berikut :
79
I.
Pada
tahun
2006,
tingkat
pendapatan
yang
diukur
dengan
pendapatan median memiliki pengaruh signitikan (a =I%) terhadap perrnintaan untuk peayediaan barang dan jasa publik yang diukor dcngan penge!uaran pernerintah per kapita di kabupatcn/kota selndonesia.
2. Pada tahun 2006. share pajak yang digunakan untuk rnengukur hargabarang dan jasa puhlik memtliki pcngarub signifikan (u= 1%) terhadap permintaan untuk pcnyediaaa barang dan jasu publik yang diukur dcngan pengeluaran pemerimah JRT kapita di kabuparen/kota
se-lndonesia, 3.
Pada tahun 2006, persentase pcnduduk 'ierusia 5 tahun ke atas yang
masih bcrsekolah sebagai salah karakteristik masyarakat
satu ala: ckur selera
tidak berpengaruh
dan
signi fikan terhadap
permintaan untuk penyediaan barang dan jasa publik yang diukur clengan pengcloaran pemerintah per kapita di kabupaten/kota se-
Indonesia, 4. Pada tabun 2006, persentase penduduk dcngan keluhan kcsehatan sebulan
yang lalu sebagai salah satu alat ukur selcra
dan
karakteristik masyarakat memiliki pengaruh signifikan (u ~ 5%) tcrhadap permintaao untuk pcnyediaan barang dan jasa publik yang diukur dengan pengeluaran pemerintah per kapita di kabupaten/kota se-Indonesia,
5. Padu tahun 2006, tiogkat kesempatan kerja sebagai salah satu alat ukur selera dan karaktcristik masyarakat mcmiliki pengaruh
80
signitikan (a - I%) terhadap perrmruaan untuk pcnyediaan barang dan jasa publik yang diukur dengan pengeluaran pemerintah per kapita di kabupaten!kota se-Indoncsia.
6. Pada tahun 2006. persentase pcnduduk usia 65 tahun ke alas sebagai snlah saru nlnt ukur selera dan karaktcristik masyarakat mcmiliki pengaruh
signifikan
(a
"'
I%)
terhadap
permintaan
unruk
penyediaan baiang dan jasa publik yang Jiukur dengan pcngcluarnn pemerintah per kapita di kabupaten/kota se-Indonesia,
4.4.2.2.
t:ji F Selanjutnya untuk menentukan signiflkan atau tidak signifikannya
~uatu variabel independcn sccara bcrsama delam mempengaruhi variabel dependennya, dilakukan UJi F stati ·tik. Hipotesis Jalam uji F ini. adalah sebagai berikut :
Hu :
P 1 ~ 132 - Pn 0. variabel independcn sccara bersarna tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
H1
:
Sctidaknyn tcrdapat satu 13n
"lo
0. variabel independcn secara bersama
berpengaruh tcrhedap variabel dcpcndcn
Pcngujian Jilakukun
dengan cara mcmbandingkan nilai F hitung yang
Jidapal dari hasil regresi dengan nilai F kritis yang didapat dari I' tnbel pada tingkat kcpcrcayaan tertentu, dengan ketcntuan sebagai berikut :
SJ
Jika hnsil pcrhitungan menunjukkan F hi tung lebih bcsar dan I' label, maka llo ditolak dan menerima I r1• Dapai diartikan, bahwa variabelvariabcl indcpcndcn
secura bcrsama mernpunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabcl depcndcn Jika hasil pcrhirungan mcnunjukkan F hitung lebih kecil dari F tabel, rnaka H11 tidak dirolak. Oapar diartikun, bahwa variabcl-variebel independen
secara bersarna
liduk
ruunpunyai penguruh
yang
signi tikan terhadap variabel dcpcndcn Dori hasil rcgresi, dipcrolch nilai F hitung adaluh sebcsar 4 I ,J8CJ6 I . Sesuai F tabcl I F:
11
.(~ ...
·k>t dimana k - jumlah parameter n • jumlah observasi. Pada
u = I%, derajat kebebnsan IJ don 409 mcmilikr nilai sebesar 2, 173642 lni berani uilai F hitung lebih bcsar dari pada F label. Dnpm disimpulknn, bahwn pnda periode tuhun 2006, pendapatnn median, share pajak, pcrsentase pcnduduk usia 5 tahun ke etas yang masih bcrsckolah, persentasc pcnduduk dengan keluhan kesehatan sehulan yang lalu. tingkat kescmpatan kerja dan pcrscntase penduduk usia tl5 rahun ke alas; sccara bersama-sarna memiliki pengaruh yang signifikan
(pada u = l %1) terhadap permintaan
untuk
penyediaan baraug dan jasa publik di kabupaten/kota sc-lndonesin.
4.4.2 . ."l. Kocfisicn Dctcrminasi (R2) Kocfisien deterrniuasi menccrminkan besarnya pengaruh pcrubahan
variabcl independen
secara bcrsama-sama dalam menjelasxan perubahan
variabel dependen.
Koefisien detcnninasi
bermanfaat untuk mcngukur
kceratan hubungan antar variabel dalam model. Besaruya nilai R2 berkisar
82
antara 0 sampai l. Jika nilai R2 semakin mendekari saru. rnaka model yang diusulkan dapat dikarakan baik, karena variasi variabel depcnden yang dapat dijelaskan olch variabcl independen semakin tinggi. Hasil estimasi menunjuk.kan r.ilai koefisien deterrniuasi (Rz) adalah
sebesar 0,5077. Hal ini herarti. bahwa 50,77 % pcrubahan permintaan untuk penyediaan barang dan jasa publik di kabupaten/kota se-lndonesia pada tahun 2006 dapat dijclaskan oleh pcrubahan pendapatan median, share
pajak, persentase penduduk usia 5 tahua ke atas yang masih bersckolah, persentase penduduk dengan keluhan kesehatan sebulan yang lalu, tingkat kesempatan kcrja dan persentase penduduk usia 65 tahun ke alas; secangkan sisanya scbesar 49.2}% dijelaskan uleh variabcl Jain di luar model.
.t.5.
Analisis £konomi dan Pembahasan Basil Penelilian
4.5.J. Pcngaruh
Tingkat Pcndapatan terhadap Permintaan
Penyediaau
barang dan jasa publik Tmgkat
Pendapatan
dan
Harga
merupakan
faktor
ekouomi
tradisional yang menenrukan tingkat perminraan masyarakat terhadap suatu barang dan jasa baik barang swasta maupun barang publik. Dengan menggunakao Ilipotcsis Median Voter
ruaka Tingkat
Pendapatan yang digunaknn adalah Tiagkat Pendapatan Median. Jika mdividu yang mcoginginkan pengeluaran median dapat diidentifikasi, maka
karakteristik inrlivirlu ekonomi -
- share pajak, pendapatan. karakteristik sosial
dapat digunakan untuk mewakili atau menggambarkan
komunitas dalam mengestimasi elastisitas pennintaan.
83 Dengan melihat data Pendaparan Median di kabupatcn/koia seIndonesia untuk tahun 2006 dan data pengeluaran pemerintah akan terlihar bahwa kabupaten/kota yang memiliki tingkat pendapatan median memiliki kcccndcnmgan rnemiliki tingkat pengeluaranpcmerintah yang tinggi pula
Koefisicn regresi memiliki nilai yang positif yaitu sebcsar 0,970807. Hasil tcrsebut menjelaskan, bahwa setiap peningkatan sebesar satu persen
pendapatan median di kabupatcn/kota maka akan meningkatkan permintaan
penyediaan barang dan jasa publik sekitar 0,97"/0iceteris paribus). Hasil pcnelitian ini sejalan dengan penclitian-penelitian sebelumnya dengan rnenggunakan hiporesis Median Voter maka didapat bahwa Tingkm Pendapatan Median berpengaruh positif terhadap perrnintaan barang dan jasa publik dengan hasil yang lebih akurat karcna ringkat pendapatan median dapat digunakan scbagai agregasi prefcrcnsi dari sckelompok masyarakar
dalam suatu wilayah kabupaten/kota.
4.5.2.
Peugaruh Share Pajak terbadap Perrnintaan Penyediaan Barang dan Jasa Publik Share Pajak sebagai ukur.m dari harga yang harus ditanggung dalam penyediaan barang dan jasa publik akan menjadi satu faktor peruing dalam mernpengaruhi pennintaan terhadap penyediaan barang dan jasa publik. Catuk kasus di Indonesia belum dapat ditetapkan satu jcnis pajak tertentu yang yang dapat digunakan unruk mengukur harga atau biaya tersebut, karena belum adanya spesifikasi dalam penganggaran
pajak atau sumber penerimaan tertentu digunakan
dimana
untuk pengeluaran
84
tertcnru, sehingga yang dapat digunakan adalah sumber-sumbcr penerirnaan lokal/daerah
yang memang bersumber
tlari masyarakat
baik obje!
individu maupun badan dan share (bagian) nya terhadap total pencrimaan
yang yang digunakan untuk membiayai penyediaan barang dan jasa publik. fle11g:111 demikian penetapan tarif dan objek pajak akan sangat mcneniukan tingknt share pajak dari suatu daerah. Hasil esrimasi mcnunjukkan. bahwa kocfisicn rcgresi mcmiliki nilai yang ncgati f, yaitu sebesar -0,032331. Hasil tersebut membcs i penjclasan, bahwn sctiap peningkatan saru persen share pajak akan menurunkan
pcrmintann terhadap pcnyediaan barang den jasa publik sekitar 0.01 % (cetcris parihus).
Hasil mi sejalan dengan penehtiaan Constantino C. Mendes dun Maria C Sarnpaio de Sousa (7.004) dengan kasus pcrmmtaan barang publik di kota-kota di Urll7'ilia, dimona hasil penclitiannya mcnunjukkan bahwa pcningkutan share pajak sebagai proxi harga bcrdampak negrtif terhadap permintaan barang clan jasa publik.
4.5.3. Pengaruh
Karaktcristik
Sosial
Ekouomi
terhadap
Permintaan
Penyc
masyarakatakan suatu barang baikiru barang swasta maupun barang publik. Untuk barang dan :asa puhlik selcra masyarakat dapat dilihat berdasarkan karukteristik
sosial ekonomi masvarakat dalam suatu wilayah tertentu,
antara lain berdasarkan tingkat pendidikan, usia, kondisi wilayah tempat
85
tinggal, status dan lainnya. Dalam pene.itian ini selera diwakili dcngan variabel pendidikan, kesehatan, peoduduk bekcrja, usia, dan wilayah. Untuk
variabel pendidikan
}'-ang digunakan
adalah Persentase
pcnduduk bersekolah, hasilnya tidak signifikan, hal ini dimungkinkan karena dipengaruhi kabupatcn/kota pcrmintaan
angka rata-rata
lama sekolah di sebagian
bcsar
yang hanya sampai tingkat dasar (9 tahun) sehingga
untuk barang dan jasa pendidikan puhlik tingkat lainnya
(menengah dan perguruan tinggi) menjadi rendah. Variabel lain yang digunakan untuk mengukur selera masyarakar adalah Tingkat Kesehatan, dimana variabel ini digunakan untuk mengukur pcrmintaan masyarakat terhedap harang dan jasa publik kl.ususnya bidang kesehatan. Koefisien regresi memiliki nilai yang negarif, yaitu sebcsar -0,007759. Hasil tersebut memberi pcnjelasan, buhwa setiap peningkatan satu person jurnlah penduduk dengaa keluban kesehatan sebulan yang lalu akan menurunkan permintaan terhadap penyediaan barang dan jasa publik sckitar 0,007 % iceteris paribus). Hal ini menunjukkan bahwa untuk kasus kubupa.cn/kora se-Indonesia tahun 20o)6, sclera masyarakat terhadap barang dan jasa publik khususnya di bidang kcsehatan tidak ditentukan oleh tingkat kebutuhan akan barang dan jasa tcrscbur, hal ini dimungkinkan
karcna
adanya kctcrbatasan akses cchaclap pelayanan kesehatan atau masih tingginya harga dari barang clan jasa publik bidang kesehatan itu sendiri. Variabel lain yang juga mempcngaruhi selera masyarakar adalab Tingkat Kesempatau Kerja scbagaimana dijclaskan
pada
bab-bab
86
sebelumnya dunana dengan tingginya tir.gkat kesempatan kerja menandakan bahwa jumlah penduduk yang bekcrja akan rneningkat dan juga aktivitas
pcrckonornian juga lcbih tinggi. Dcngan tingginya Tingkat Kesempatan Kerja ini menunjukkan tingkat kesejahreraan masyarakat juga lcbih baik.
IJengan dcmikian pennintaan mereka untik ketersediaan barang dan jasa publik baik kualitas rnaupun kuantitas juga akan lebih tinggi. H1JSil estirnasi menunjukkan, hahwa koefisicn regresi rucmiliki nilai yang positif, yaitu sebesar 0,0 I 7486. Basil tersebut memberi penjclasan,
bahwa setiap peniugkatan satu persen Tingkat Kesempatan Koria maka akan meningkatkan
permintaan
terhadap penyediaan
barang dan jasa publik
sekitar 0,017 % (ceterisparibuss.
I lasil iui sejalan dengan peneliuaan Bergstrom dan Goodman (I ?73) dcngan kasus permintaan barang publik di kota-kota di Arnerika Scrikat,
dirnana basil peneluiannya rnenunjukkan bahwa pcningkatan Employment Residential
Ratio berdampak positif terhadap permintaan harang clan jasa
publik. Selain dari ketiga variabel di atas, salah satu faktor yang juga dapat mcnctukan
sclcra masyarakat adalah faktor usia yang diukur dengan
persentase penduduk berusia 65 tahun ke alas. Variabel ini dipilih dcngan dasar hipotesis xiklus hidup dirnana
diprcdiksi
bahwa penduduk yang
berusia di alas 65 tahun mcmilih untuk membelanjakan sebagian besar pendapamnnya untuk konsumsi dibandingkan dengan pcnduduk
yang
berusia Iebih muda, demikian pula halnya dengan konsumsi barang publik.
87
Koefisien regresi mcmiliki
nilai
yang negatif,
yaitu sebcsar -
0.051475. Hasil tersebut mcmberi penjelasan, bahwa setiap peningkatan satu persen jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas akau menurunkan pcrmintaan terhadap pcnycdiaan barang dan jasa publik sekitar 0,05%
(ceteris partbust. Hasil ini mcmang bertentangan dengan hasil-hasil
penelitian
sebelumnya, namun sejalao dengan pcnelitiaan Constantino C. Mendes dan Maria C Sampaio de Sousa (2004) dengan kasus perminlaan barang publik di kola-kola di Brazilia, dimaua basil penelitiannya mcnunjukkan bahwa peniogkatan perscntase jumlah pcnduduk tua bcrdampak negatif terhadap
perminraan barang clan jasa publik. Hal i111 mungkin dapat rliscbabkan bahwa
secara
relative
penduduk
usia
iua cendcrung
lebih
miskin
dibandingkan penduduk dengan usia yang lebih muda sehingga dalam
mengkonsumsi
barang dan jasa publik
akau mengalami
ketcrbatasnn
sehingga mereka akan memilih untuk membelanjakan pendapatannya pada barang clan jasa swasta sebagai pcnggant]. l lntuk kasus kabupaten/kota di Indonesia penduduk dcngan usia di atas 65 tahun sebagian besar bcrada pada kondisi miskin schingga akscs mcrcka untuk memanfaarkan barang
dan jasa publik dengan biaya icrtentu akan sungat kecil. Sclanjumya faktor yang, juga berpengaruh pada selera masyarakat
datam mcngkonsurnsi
barang dan jasa pubhk adalah kondisi wilayah,
Dengan menggunakan Variabel Dummy antar pulau maka akan tcrlinat pcrbcduan tingkat permintaan masyarakat untuk penyediaan barang dan jasa
publ ik di masing-rnasing pulau di Indonesia,
88
Dari basil estimasi terlihat bahwa j.ka dibandingkan
dengan pulau-
pulau di lndoncsia bagian timur lainnya (Maluku, Nusa Tcnggara, Papua) maka : Dengan nila1 koefisien dummy -0,535659, artinya bahwa untuk tahun 2006 pcnduduk di kabupatcn/kota di Pulau Sumatra mernpunyai tingkat permintaan pcnycdiaan barnng dun jusa publik per kapita yang lebih rcndah 0,5'.1% dibandingkun
dengan pulau-pulau
di Indonesia baginn
timur lainnya.
Dengnn nilni koefisien dummy -1,052377, artinya bahwa unmk tahun 2006 penduduk di kabupatcn/kota di Pulau Jawa don Bali mempunyai tingkat pcrrnintaun pcnycdiaan barang dau jusa publik per kapita yang lcbih renduh 1,05% dibandingkun dcngan pulau-pulau di Indonesia baginn timur lainnya. Dengan nilai koefislen dummy -0,2836i9, urtinya bahwa unuik tabun 2006 penduduk di kabupaten/kota Ji Pulau Kalirnantan
mcmpunyu:
tingkat pcrmiruaan penyediaan barang dan jasa publik per kapita yang lebih rendah 0,28% dibandingkan
dengan pulmi-pulau
di Indonesia
bagian timur lainnya. Dengan nilni koefisien
hahwa untuk tahun
2006 pcnduduk ulau Sulawesi mempunyai tiugkat pcrmintaan penyediasn
harang dun jasa publik per kapita yang lebih
rendah 0,41% dibandingkan dengan pulau-pulau
timur luinnya.
di Indonesia
bagian
89
Perbedaan-perbedaan
ini
dapat
disebabkan olch perbedaan jumlah
penduduk dart masing-masing pulau, dimana terlihat bahwa Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah penduduk terbesar memiliki tingkat permintaan
per
kapita yang pal.ng rcudah.
Analisis Elastislras Konscp dari elastisiras dalam ieori pennintaan adalah adanya elastistas harga pennintaan yang ditunjukkan oleh variabel harga produk itu sendiri, elastistas pendapaian ya11g ditunjukkan olch variabel pendapatan, dan elastistas harga silang yang dirunjukkan pcrmintaan
oleh variabel harga barang Iain. Dari hasil regrcsi model
terhadap penyediaan barang dan jasa publik di kabupaten/kota se-
lndonesia maka didapat bahwa :
1.
Elastisitas pendapatau sebesar 0,97_ yang bcrarti bahwa kenaikan pendapatan
sebesar l % akan menyebabkan kenaikau permintaan penyediaan barang dan jasa publik sebesar 0,97%. Nilai Elastisitas pendapatan terhadap permintaan
harupir mendekati
l ha! ini berani bahwa peningkatan pendapatan
bagi
masyarakat merupakan pcniugkatan daya beli, dan akan mengkonsumsikan
untuk barang dan jasa pnblik. 2.
Llastisitas
harga terhadap
permintaan
seoesar
-0,29, yang berarti
bahwa
kcnaikan harga sebcsar I% meuyebabkau permintaan pcnyediaun barung dan
jasa publik turun sebesar 0,29%. Nilai Elastisitas kurang dari I mcnunjukkan bahwa
rnasyarakat
kabupatcn/kota se-Indonesia tidak elastis
terhadap
pcruhahan harga barang clan jasa pubhk. ha! ini dimungkinkan karcna adanya
90
somber penerimaan lain rnisalnya dari dana perimbangan dengan komposisi yang lebih besar dibandingkan penerimaan lokal yang bersifat subsidi dari pcmcrintah dalam penyediaan barang dan jasa publik sehingga harga barang
dan jasa publik masih dianggap murah, Sebagai akhir dari seluruh uraran ini. kirmya perlu dipertegas kembali, hahwa inforrnasi tentang perrnintaan masyarakat untuk penyediaan barang dan jasa publik sangatlah pouting, dimana dcngan adanya infonnasi terscbut pemerintah baik pusat miiupun dacrah dapat mengambi I sualu langkah kebijakan yang lebih pro rakyat,
dimana setiap pengeluaran akan didasarkan pada keburuhan dan sesuai dengan preferensi dari masyarakat, sehingga tidak akan tcrjadi pemborosan. Selain itu
dcngan menggunakan fungsi permintaan terseout, peuierintah dapat mcngkaji ulang tcntang penerapan struktur perpajakan sebagai sumber pencrimaan yang nantinya akan digunakan dalam penyediaan pelayanan publik. Dengan demikian sernua fungsi pemerintah haik alokasi, distribusi dan stabilisasi dapat bcrjalan sciring dan sesuai dengan yang telah digariskan,
BABV KESIMPULAN
5.1.
DAN SARAN
Kesimpulan
Bcrdasarkan hasil analisis permintaan penycdiaan barang dan jasa publik di kabupaten/kota se-Indouesia tahun 2006 dapat diambil beberapa kesimpulan: L)
Perrnintaan penycdiaan barang dan jasa publik dipengaruhi secara signi fikan sccara bcrsama-sama oleh variabel pendapatan median, share pajak, variabel
karakieristik anrara lain persenrase penduduk berusia 5 iahun ke mas yang masing bersekolah, pcrsentase penduduk dengan keluhan kesehatan scbulan yane lau, tingkat kesempatan kerja, persentasc pcnduduk bcrusia 65 tahun ke alas dan dummy antar pulau
2)
Secara parsial semua variabel bebas (kecuali persentase penduduk bcrusia 5 tahun keatas yang masih bersekolah) berpengaruh secura signifikan terhadap permintaan penyediaan baraug dan jasa publik.
J)
Hasil perhitungan elasnsitas harga permintaan menunjukkan bahwa barang dan jasa publik
di
lndonesia
merupakan
harang inelaxtis,
sehingga
herapapun harganya nkan dibeli karena masih dianggap murah harganya. Selain itu karona tidak adanya substitusi yang dinnggap lebih murah dalam p\:nggu11aatlll) a. 1
92
4)
Dari perhitungan elastisitas
pendaparan, barang dan jasa publik dapat
dikatagorikan barang normal cimana sctiap kenaikan pendapatan akan
rneningkatkan daya beli atau adanya pe-ringkatan jumlah output yang diminta sehingga permintaan akan barang dan jasa publik juga akan meningkat. 5)
Berdasarkan basil Estirnasi dan kesimpulan-kcsimpu.an di alas, maka
kesimpulan yang utama adalah bahwa dcngan tcridentifikasinya faktorfaktor yang secara signifikan mempengarubi permintaan masyarakat terhadap penyediaan barang dan jasa publik rnaka Hipotesis Median Vorer
dapat berlaku untuk kasus kabupaten/kota se-lndoncsia tahun 2006.
5.2.
Rekomendasi
5.2.l.
Rekomendasi Akademis
Untuk penelitian bcrikutnya, perlu memasukkan variabcl lain khususnya variabel-variabcl karaktcristik sosial ekonomi masyarakat, karena dari penelitian ini terlihat variabel-variabel
karekteristik tersebur memiliki pengaruh yang cukup
dominan dalam mencntukan permintaan terhadap penyediaan barang dan jasa publik. Selain itu juga dapat dicoba untuk dimodifikasi dengan memasukkan variabel penerirnaan lain seperti dana perimbangan dan juga variabel spasial untuk rncngetahui apakah pennintaan masyarakat untuk barang dan jasa publik di suatu
93
daerah tertcoru akan dipengaruhi olel; ketersediaan barang dan jasa punlik di dacrah sekitarnya.
5.2.2. Rckomcndasi Kehijakau Berdasarkan basil penelitian ini. penulis dapat mcnyampaikan rekomcndasi sebagai berikui:
I)
Dari hasi I stud i dimana elasusiras share paja'c terhadap permi ntaan ha rang daa jasa publik pelanggan yang bcrsifat inclastis menunjukkan bahwa struktur pajak khususnya pajak-paiak lokalldaerah masih bclum dapui menjadi suaru pcnerimaan andalan yang dapat digcnakan sebagai sumbcr pcmbiayaan bagi penyediaan barang can jasa publik, atau dengan kata lain kabupaten/kota
seoagai
penyeirnhang dalam sistem penganggaran. Untuk itu d:harapkan kepada pemerintah daerah untuk dapat mcogintensifkan penerimaan-penerirnaan yang bersifat lokal dan :nenumbuhkan kcsadaran bagi masyarakat di daerah
bahwa apa yang mcrcka bayarkan sesungguhnya akan rncrcka rasakan secara Iangsung hasilnya berupa kctersediaan barang danjasa publik.
2)
Untuk
hasil
csrimasi
variabcl
persentase
penduduk
dengan kcluhan
kesehatan ridak sesuai dengan yang diharapkan. hal ini mungkin disebabkan oleh tlngginya
harga dari barang dan jasa publik khususnya
bidang
94
kcschaum atau rendahnya kualiias pelayanan sehingga timbul keengganan rnasyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Jika dernikian dapat disarankan dihimpun
bahwa setiap kenaikan harga barang dan jasa pub!ik yang dari pajak dan retribusi haruslah diikuii dcngan peningkatan
kunhtas layanan yang sesuai sehingga akan timbul kepe.cayaan masyarakat rerhadap kinerja lnyanan puhhk tersehut,
3)
Unruk hasil cstimasi variabcl persentase penduduk berusia 65 tahun ke alas
juga tidak scsuai dengan yang diharnpkan, salah satunya dapat discbebkan bahwa
secara
dibandingkan
relative
penduduk
usia
tua ecndcrung
lebih
penduduk dengan usia yang lebih muda schingga
miskin dalum
mengkonsumsi barnng can iasa publik akan mcngalami kererbaiasan dan
rncrcka nkan memilih untuk membclanjakan pendapatannya pada barang clan jasu swas:a sebagai penggunti. Untuk kasos kabupatcn/kota di Indonesia dirnana pendcduk dengan usia di atas 65 tahun scoagian bcsar bcrada pada
kondisi miskin sehingga akses mcrcka unruk memanfaatkan baruug dan jasa publik dengan biaya tertentu akan sangat kccil, diharapkan pcmcrintah daerah lebih mcngirucnsifkan program-progrnm pelayanan khusus hagi para pcnduduk lanjut usia tcrscbut baik delam bcmuk bantuan tunai maupun program-program jamlnan sosiul luinnya, kurcna berdasarkan
hipotesis
siklus hidup seharusnya semakin banyak penduduk usia lanjut maka akan sernakin tinggi permintaan tcrhadap penyediaan barang dan jasa publik. 4)
Dalarn prosl·s perencauaau dan evaluasi khususnya dalam penyusunan anggaran, dimana diputuskan melalui suatu proses politik, infonuasi dari
95
pcnuintaan masyarakat untuk penyediaan barang dan iasa publik yang merujuk pada Hipotesis Median Voter dapat menjadi suaru bahan masukan dalam pengambilan keputusan sehingga tidak akan muncul suatu pemyataan bahwa "apakah terlalu banyak atau tcrlalu sedikit" dana yang dianggarkan dalam mcnycdiakan barang danjasa publik tcrtcmu.
96
DAVl'AR PLJSTAKA
L. I'anzr. V .. 2003, Public Sector Efficienc»: An International Comparison, Working Paper No. 242, European Central Rank, J crman.
Afonso • A. Schuknecht,
Akhmad Syakir Kurnia. 2006. Model P~·ng1.1k11rtm Ki11<'1ja dau Efisiens! Sektor l'11blik Metode Free Disposab!« l Inl! (FDf!), Jurnal Ekonomi Perubangunan, Volume 11, \o. I, Hal. 1-20
Balsdon, E, Brunner, E. Rueben, K.. 2003, Private Demand for Pubiic Capital: Evidence From School Re1 . erenda, Discussion Paper 03-05, Dcpartement of Fconomic, Center for Public Economic, San Diego
Bergstrom, T and Goodman, R, 19'7'.l, Private Demands for Public Goods, The American Economic Review, Volume 63, hlip:/!rcpositori es.dcl i b.org/t1csl>L:crn1!h~rgstr:-,111/ 1973 C
lssue
3,
Bergstrom, T. C. Rubinfeld, D. L. Shapiro, I'., 1982, Micro-Based Esumates of Demand Functions for local School Expenditures. Econometrica. :50: 1183-1205. Brunner, Eric,J, Collective Choice, 111e Median Voter Model and Estimating Demand for Local Pubiir Goods, Lecture Notes, www .rohan.sd su. edu! focul ty/chiut!ncr Co.rgletou, Roger D. the Medtan Voter Model, 2002, Encyclopedia of Public Choice, Center for Study of Public Choice George Mason University
Dahlberg, M. and Jacob, J., 2000, Sluggishness, Endogeneity and Demand for local Public Services, Journal of Applied Economic, 14, SOl -'523. Guritno Mangkoesoebroto, 2001, EkonO•ni Publik, Cctakan kcsepuluh, HPFE
Yogyakarta, Yogyakarta Haryo K uncoro, Kajian Ekonomi Politik Pengaruh Transfer Antarl'emerimah I'ada Kincrja Ke11r.11ga11 Pemerintah Daerah, Yogyakana. haryo kuncom(ci;hot.mail.eom
Hillman, 1\.L., 2003, Public Finance and Public Policy: Responsibilities and Linutations of Government, Cambridge University Press, UK. Koenker, R, 2006, Quantile Regression in R: A Vignette, http://cratLr-projcct.12r.g.
97
Koenker,
I{_ ,
2005, Quantile Regression, Cambridge University Press.
Megna Richard H. and Tong Hun Lee, 1990, Estimation of the Demand }')r Local Public Education under a Kinked Budget Constraint, TI1c Review of Econormcs and Statistics, Vol. 72, No. 4, pp. 596-602, The MI'f Press, URL: http://www. jstor.ordstable/2109599
Mendes. Constantino a.nd Maria C. Sampaio de Sousa, 2004, Demand for Locally Provided Public Services Within The Medtan Voter '3 Framework. The Case of The Brazilian Municipalities, Applied liconoin1cs. Volume 38. Edisi 3, London.
Nicholson, W, 1999, Teori Mikroekonomi : Prinstp Dasar dan Pcrluasan. Cetakan Pertama, Binarupa Aksara, Jakarta Rosen, Harvey, S, 2005, Public Finance, Seventh Edition, International Edition, McOraw-llill, US
Romer, T. dan H. Rosemhal, 1979, The r:lu.fi1•eMedlimVoter, Journal of Public Economics. 12(3), Oktober: 143-70.
Rubinfcld, 0. L., 1983, ··The Economics of the Local Public Sector:" ln Handbook of Public Economics, Vol II, Cap, II, 571-645.
Samuelson, P., IQ54, "'l'ht? Pura 1'hP.nry nf Public Expenditure." Review of Economics and Slll!i~lii;.o; 36: 387-389.
¥.'
Samuelson - Nordhaus, 2003, Ilmu Mikroekonoml, Edlsl Tujuh Belas, McGraw Hill F.ducation, PT. Media Global Eduka.~i, Jakarta. Sampaio de Sousa, M. C. and Stosic, 13. D., 2003, Technical Ejjicumcy of the Brazilian Municipalities: Correcting Non-Parametric Frontier Measurementsfor Outliers, Dcpartarncnto de Economia, Working Paper 294. lJnivc.rnity nfF.lr11~1lia, Rrazilia.
Sampaio de Sousa, M.C. Cribari Neto, F., AND Stosic, B.D., 2003, Explaining DEA Technical t;fliciency Scores in an Outlier Corrected Environment: The Case of Public Services in the Brazilian Municipatiiies,Mnneo. Stromberg, D. 2006, Demography, Voting and Public Expenditure: 'theory and evid1mr.1? from Swedish M1micipalities, 1111 p:I isc«.Y! J ic~ .su .~cltlalttil 1011 rel slro 1 ul.Jer
Todaro, Michael.P - Smith. Stephen, C, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta
Tridimas, G., 2006, Thi' Fronomics and Empirics (l The Allocation of Public Consumption Expenditure, Working Paper n. 2006-02, Economics of
European Integration, Milan. Tridin.as, 0 .. 2002. The dependence of private consumer demand on public consumption expenditures. 711eo1y and evidence, Reader 111 Public
l'olicy. School of Policy Studies, University of'Ulster, UK. Wutrrblad,
M. 2008,
The /.l,•111a11d (01· Local Public Services in Sweden,
Deponement of Economics, Urnea University, SE-901 Swed in.
87 Umea,
:.; f!.: ~ .,-
et
-i
t'~
..... - - .,,,,...q--=.
x.::--r-·~-< -xv-
...: ..... --- -i ..,... ~
:.~".,_.,, - ~ _.:..,: ~.,:.
.....
... j
.:::~-.x.:.c..:::c=.>X!-""' r": :.c;; t'~ e; ~
~r-1:;.~~=-c~!t,!!:O~
~ so ~ ""'
..,
C"'I ~
""';
'! :;;.
0::-,.....-~N-V:<'·lll'I
~
0
-
ir
~
c~~-r-
C"
.--f .....: ~-.
'.r. "11N ,.,_c,-..:::-:-..0 .; -:.e ,...; '7
~
....
-0
~~rile
T.CV".l~-
l~~x
.y_ .- ~
~~--··~·~o~r~
v~-~ ~~N•nCq~~qMG~~--~ c-i ,-,~~~N..---c~~~~~~~N~~ "'lo t'~ --.J (°".. ~ '7 I'~ t'I ,,_ ..... .-, -c
!"- ... .. W"<
or.
""' r- ~"'~ "'?C,~'q;~ ...eoo:r-r-.~
r.: .,,· e-. r-1-r
01
••
~:---M
-"I
w1 0- I·· r·· x
.... -o
>C ~ M
6- r-i
,.._, ~
-
t"l
N
r.:
-'-
~cO ~'": o~ -e; ";
f'."""f-.ln.X.X.:it;
sc ~ ~ e- XI 0- ~ 0 C i:"I "" ~ ..... ~ '""! "' ')('~ -: ...-~ -: 1C ..... ..:::i x .::> ) ,...., ,.. 9' r· .,. -,
.~ .... ·~..... -
.,.,. .::;...,.,.,"' ?-".,.. .:-
,,.;x,£xx--
r-1 C"I
~
..:
Vi
;::..'.
('"I
-t''1
e,.. •r• Vl. '"'
r; :'i l'I
0
,..._
c-J..:;
("', ~
..... 0"1- -o « ""' CZ CV ..... c~-.;:)ot:"• l'I f"'- O" ~ x-.: C"I~·•x. .:; . . .; x. " .,n,o : r"I f'"f C"~ N P"l ee e-a e-
:;" :i-..
q
or-.-
~· ..:: c-
o
00
N
:-.
ON'=".:•r:
::.•g~~~
~"' ~ c "°" ......... ,..in x ~ '" ~
,..,j .~ -/...: N -r v+ •ri
•
Co:tNC~~::;on r.i--~r--orll"l '» -. ,...!. ~ ~ r-. ,,, ,Q -:xi ,: (IC> - e-. .-i 'TV1 <) ;J() ... ,~..,~ f"\l_.:l,C!X>f"·I'"'";-=!_
o~~~-~=•Mm••••-aom---~-~~NO~NO~N· •~-~-~m•mnmmN•D-no••~-~~---~MM~ft•
• ~~~q~~==q~~~NCm~q~m•ONQ~~~~q~~~~9 o••m-N=~-~--~=•0DMM~~-~-+•c~-·~---
.
O~Nom••N•N-N•••··--~Nmp=N~·•-NNO• NNNNN~NMNNNNNNNMNmrNM--NNNNNNNNMN
-·~~.·-· Ct"lY.::i'Tl"'te-11"":
::=:~c~~~s~~ r'i" ~ • f..; - :ai ..... -
'~
..,.
,, ,~.
'··-
-
~,.,..,o
""'!.V:"'.-:"'".l""';.~~C-0'> #'I
-e
t-1 N
se N
rl
......
..,. r- 'TC. re rr, <'I ~· ~
·~ ,...
.,c.
V\
1-.. ~
'"
o-
NI"
-
V\ r ! ~ :z, ~ ;,"?-; ": -; ..,.; ~. "'): G•-~~"~"',..;~~-"'DW•Om"'-·~-~·~,_.,;.,;.,;~J~
• ~ X: -.. ._ .,, I'! z> c- -o c - -e
......
'"!
.::;
o .n r-. ..::::·
-=. Vj ~! -
'"'1 "'-
1r.
z
r-i
<· - ....
YI
~ a'\
.!:'> ...... .,. '""" ,.•_
%
,..,
M
,,.. V'1
..C: r-. V\
0 ,.;.; ~ ,..,;, ~
,...j ri
•r;
i-l~a~~S 1~ -~~!9.rrl ~..c: .•-;.e.~ ..... ~!~.,..c;.c: -c. 'a' c- e- r- V ri $ 0 V1 f"o C C'. "t '"j 11 Y1 - ~C ("'l"iO'l""l,...C.1"--N•.,f'-. oo.r.,.-.«.0-~('1ll'IOQ¢:i,~
'-"'if ,...,.
--
!~¢'I-
I··
- -- - "'·~ ~ ~ ~ ,;
:>
(':•
0 .; .-,
I'
..,~X
'OT
'J'..:.;
OOY.it-.
r<"\
t.,_
M-~-·'°,
-
~ ~ r-.
.. -
"'
"'- "' -
l"I
D•DC~~N-~GN•N•"'••,_ "l V1 • '"'1 ~ v: "' I": °'; . ee ": "; •: ~ ., "T; r- o-..:) .¢ ,..., ,,.:; '°>:JC .::i 1·· ~ "7 Y.l ""* c- ,.,
v: ~ q¢1! 1··~
'° •••••O••••,..-••••o-••••••••••
•': "": ~ '""'!
- -,..
-
,.
.,.
e-r
_ - 0 N..:;
..,.
-· t··
..... e- "' c
o= , ••
in ':e
..,.
=~
..
..."' ~,, '< c:;- ~..,. "' "'"' "' "' .,. ·~ -e.,;"' q ~q,. • ."':i.. ...."I •• "'0"' "' r-,.;.. • • -r-' ~ -:: . -;; ,: "' """ ""' - "'" "' "' " ~"'" ~i " ~ "' "' ;!, " •"' "' ,.., '" "' "'
~ c• ~ ~ u N ~' ,.., c-,.. • "' C· "' q '1 ;:-: .,, .,; ~ N -t-~ N ~ .... --- ~ ~ 0 .; r·i~ .; ...;"'e-t vi~
"' "
-
:!:C8~.S~~:=~ ...")=f!>;;:. I'", V) '=t :>-0 ~ '(I'. •l'I.., ~ "'": ._~ I": f1 ~~~&~iJ..~~~~~:!e.(
0
ro
0
.-,
M
,....
x: .... ~...! -
K11ri ~~·~
E:' :: ~ :7i ~. ~ :::. E: ~ 8 c- ~ ~ ~ ~ ~ ~ :.'.:! ~ ~ ~ ;::- ~ ~ ~,~ ~ •~..;..;.~.,;..;~~7~M~ • ..;~~~~~~..;-N1w~
..
.~
se,
u-
ri
"T('ll-Off'O' r- .......... , 'T
'//~...-:.
...
<1\
:;;>~·>0:1.:
e- r .., ..:. .,, ''! ,~ " v! ,..~ "'": C'"! -:r' •.t .,..; ,,.; ., •·i,. -r -r -r ,."I -t "''
ri,.:.
I
..
., ,. ~ -e ... .. ,, -c ,, ~~ ~ -~ ,. ~ ~ ~ ~ 'J ,. ::; "' c- cq "' 0: ..., .., .,. ,. " '1 '"cc "' ,:"'"' ~.0 ~ , . ..; ..... ; ,. e-. .,; ,,. "' ~.~-e-....'" -- .~-i,, ~-c ~-c~.., .... ~~ .; ,.: ~ ''· "'c--i dc ~ o- "· " -o c' .0 d ,. "" ~ ~ ~ ec~ ~ ~ ~ "' " "' "' • "" "" " "' "' °' "' " "' " "'"' "' "" "' "' "' " "' " "' c~
0
'-.o
r
•0
u-..,--:>--...-: ...10 e 00 ec -r -a -c <XI .:0 Cr~OOr'"l~-0:~ N"l '"'lt°')r'1..-.N
-
w
..., ..,, ('"-1
......; "''°~ ,..j t;'ll ·'1 ..c .....
~."" -
.
0 v.
- ~ c""
'O< """('-.
"' f'l""'
,.., "' ....
M 00 "'f
N~ci-cf"i<:f,,.: -
x
0
N
c
ee
x
e--
·~
-t
N M
M
-c
~;
°'CW~~~ft~G•O-~-OMM-~~N~ .--
~~;J;;s:;;i~r:~·:-!
l"I t'I ...... ,.., r1
~i~:G;t.if.~~s
cc eex •n
x
~N~-M~O.-..••~N~~N('~-~~· ··~~~~~~"'q~·~0"1• l"I f'-1 .-, N
,_
.0
N
t"'\ "'I
-·
.-f .....
y
.. o:~c~ ""I
-
-.
,...
M
x
Y.
1'2 t~ ~
:.s::;; ~ ~ ~-r ~-T ':" c:"· ,. ;:;-T ....; r...: ·t ..,.· -i ..;
~c .,. ,~~ ~nnmrxrr•"' ~· .., ·:- ..... , .... , .. " .(: ,_
,.. ; r-i '"' ,...: r-i ,.,.:, ....; .,...;
i-
j ..; ..,:
y
-
. ,.. ,....
•~ .... .,_
~
. ,.:
.£: ,..:
-
":I" ...... ~ X. :1' C r- V'I Cl'-..¢Nt:'"'T•r1=~-
-: .c ~ 0. ....;
:i. -:;-·
'i
= x r-i
Xi
.f"I
r-" :"
= ., ,. ..,.,. "' ~- - ,. ,. ... "' - .- - .....- "' ..... ~- " ... .., - , ,,: "' .. "' "' . .. "' ·- ··- •. -· "' .. " ., ... ,_ ... ...- ,. ,.,.. .,. ,. ... ,..,.. , ,. ... "' .n -. c "' ... .. "'... ,. -· " s ,,·., ·- - "'"· -·" ., • "' ,., - ~- - "' -· " " " - "" - " ""- °'" -- - .."' -" "'- "'" ""' ·-· .. ... - " -·" -- .. ...-°' "'" "'"'" "'" ..."' -·.. -r
"· -c ~
r.:r¥.
,_ ,,. -. '-' J, ,., 0! ~ :r ~ "1 "' -a w -o ¥. ~ x se » " ,~.. " ..: r « ..> x
r-,
~ -i
cc e- i: -:;. ,; .., .., ~ N ;:;
r-. 0-
~ -. ... ...x -r» "x ~-se ~x r-: x
e--
:;;
~ Co
r-
-r x '!: e-
t-
e- x
-i x
x
-r
~ ~
N
.;;
C> ,c e-,
-s-
"1
J.
0
-r
c:
~
"'
(>""
"i
"
- • .c,c;c-...:r--~ ..........
,;
....
f•
cr- ~ v-c _, h e-; VO 0! ,c o Nc -a ,,_ r: cc c ~ ~ , , ~ -0 ~ o.o > M
-c
>:.
-c e-
"T...,_, --.r ... ~ -e: ..~"' -: """
-· -
~ ~f.~~;tii,71;-i~
"'
"'C
ii ~~. 7i ~
~
-s e- e-
c,
t--
~
«
oe.r-,
'"'; "" ~
1?, ~. ~
N
t"-f ~
.... .,.
~
o-
-=e-•
c-
,.., o ~ e- r-, x ~ ;; ~ ,; >< ,,: c. x ~~ ~
or • ce- -e. r-, x -o ,; vi c-
"
~~~~('~~~~
Fi ;! ~~t:i~~~oe~N or40:.::r·
ft. ~:::tX'! .... ,..,~-~ ,_ .,, .,. 0
O' ~
... 1 ... .,
-
-::;·~ ~·;:~~ ::
-..
".;t, .,, /, " ': "'I _,,, e ••1
~
:r :I: J:
= J: :r; -
"T" ::;:
~~~~~~~-~~~~~r~~~~~~~~<<<<<<~~~<~~<<
x
::!!: :r. J: :t
<~~<2<<<~2<~<<<<<<~<<<~oooocooccoocc
~<~~~~~~~<~<~~~~~~<~~~~~~G~~~~~~~~~~
m~IDmmoo~mmo~~m~~oo~moo~~~~~-~~~~~~~~ <<<<<<<.<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<~<< ~~~~~~~~3~3~~3~~~~3~3~~333~~~3~3~~~~
-~-~~-~~----~-------~--~~-----~--~~~ <<<<<<<<<<<<<~<<<<<~~<<<<<~<<~<<~~<~
ODC-NMW~a~-~O-N-~ftG~•mn-NM•r•~-~C-NM$-~~-~=•N~MMMMM:~~:~~~·~· .. ·~1~ftnftn-ftnnnG~~·
CGG~~~~
CIC ;;. -,- , .. ,
•r. "· -
x r.: -', ,,.., ''"•,.. •ri '"J e:;c
=
.::
~.
-r. ,.,· " .-,o
..:;. •fl
e- e- .........
~~-~~
:::. .:
N
Y'\:.0.A¥•7.-""': t'- ,...! ..-1 -r.
.c ,,.., ~t'·r
... -:
,._.,..
~
!"'! 1,C M
7~-,ccc~•-•N~~~Gc ... ""'' .,., "';> ...., ::it) ..... c. "T ('~ '"T
-c: .....
~
dd-,~~~~-4~~~~~~~·
<J,
-.
rl
~ N
N :.C:· .,.;
~~
,.,_
X.:-.C
of\
..,
~
~g
.l(;
7
Cl"-.i-.Xf-,CZ "'' -
.,. ~ ?C oto t"~ ..,
0- ~
;:
~
~
.:
0
~;::~::-!=r~~
..:i? ..... ;£ ~ '.;! ;: ~ ~ o,,.., :.0 '>G """l:>C ..0
c..::
e-. ee.
M--•-·•-~N---NM--N--N
;~~~~~~~g~~~
~ ~ ~ ..... ~ ~ ..c.. ~ ,_ C-: 0: ~ ..... :C f' ...
r"',
e-
,...: r~ <.(I<';.
-o;r 1-.
6 o
rt·.
Vl~"'IC.._.r...,:;
0 ('I
,..J N
~
r-• j;'j
- -= ~- c; o: . .,: -· ~ •C
"'! -:_ .,._ '"'I -
••1 -:-
~
IJCll'",0:~ "'I
=J
("i
4-.
-e-. X
-
.,.. f'I
0- 'X'
"'1-"T~"'"',..""'.:: "f
-
¢
:x; -.:- ,._
t"I V
N
8~~=~g~;:;~~~:; rO: ,-..iMv\....;~_;_;.otrl"';o::'
N
,..., ,-..; "'· ....._ r~ r• r-1 ~ ~
-
r1 ~--
.e.
-
~M¢.0:>'::f-~ t"I f": f"'-
'.!::!
-e
!::~~,...,._xx;
"T ~ -c "• -e "':!:11-q.qv-N-=;I)
1'~
--
...
~ V
".;
"'
-
-
-
-
~ l"l 00·- "' r-__; :c c-
>cQ·
r-Cx-':>,.._~~":t
r-l
:::: - "' - ...
;
r:
sc
-c .,. ~ x c ~ eo.,...-=. ,.., C'l II\ ....'f"o - c ::;:: ~ -. ""':::-•x:M~O' :. ~ ~ "\ "! •}C.-"'!'"-,
0 !'.:. ~ ~j-:~c 0 •r. t"I t' •..... x -=-. :.c:_ -=;_
e- ~ ~ ~ -
::.i:
~ft"m~-n~n•~ftn•u-~•~·• ; ~ q ~ :!.-~ M-~~~~~~c~~~~n~~N~-~x_. .c,- l'I~bl ;::: ,....: ,... 'X ,..., ~ ~ '<:T ODNr"~~dd~~~-~~dd~~=f"I r-, -e r-1 'I
,_
....,
f'.i
ro
ee .....
~. "T.
('I -
.:.c.
..:; ...., -c ~ .... 3: ....; .,,.; -o
-......,, "'"
,.,
q N
==:-:""'"!:"'
c;
U". "'·
('•I -
r1 M
~:x.:::--<•"TI"'·
~I•
....,
.... -.
n
VT:;.e.,.;~
-: c 7 ..... O< ...... 0 u:..,
c ''"· -o cc , ......... -e .~r, c: .,..
-
.;IC. ,...
~ "":,_ x -~~"!~-or.-C-
•li
:'·I N
-
C q' -
:;;).-'l~O't"lt't"I-•""'....,
N
-
-•<'I~
,...,
« -e ~ •o•-•••O~••GCGaN•~~NO~•~w-=•--oN~~ r--
~·
~j
...-. ~
(1C
X
N
<:oC:
C.C. ~
,-.I f'"• X- 0
....
.:.0 .._, t•I •'I
-
•r-
v,
f•
._,. N
<::; .-
~
"(>
~
.-1
,.._
.-.
"¢
C
.Cl
::
G ~
r- ('1 "'f' f"I
X
X
X
~.
..;"T -.C ....; ::: e i .: :iO .: ~·...;,...:,....,...; _;.,... _;,.: °'...,.; 0 .-. -e- .: - :t'l,.: ,..J e-.; 0 'C- f'"I - ~- -0 r-. ~ , ... X. C ~ V. OC ~ r-- -C "It" 00 - O" ('
---
~
.. .i X:
v. c:;;• ~ <'·! (':
~ ~- ~ ~ , .. ,-,
~-
~ r~
.,. '"
•l'I
...-_;~ 0
e-
......
=~~~~~~~-~~c~~ia~=-~~t .i r-: ,..\ -i ~ v\ .::0: •ri i'- ,...: r-i t·.' '"
•r•
~
-o ...., r- r1 ¢ .,. . ""'l'""T"'l"-.-r~-i""-i-i..C-T ::>
,...j
::"1' ~
C' 0
-::; ,". .:>: '"'! o; "'
f'i ,..i .....;
o
,..,
.,..., ,., ~
~
•1--1-i>-<--+--+-+-+-l--l
' -o-s
rr
r-1 .... or; -
,.: '"": ,..., ""·
:i.()
,..
~
c ,.., >r1
0
Bi s! $5 ~ fi asi ~
ON~-t
,.. "') ~ ~ c: "!
-:t-
~
~ ;;;~~~~r?i~
0-
·"'I :0 .,,-~ •I' '·XI,.. - 1·· ,- "' -s
1fi ·"5 ,..., -
M
~,
("'
~
;i
...... V'l
i
-
c<'I
(j ~
~~~~~~~~~~~~~~-~ ~~·-·-·~-~o-•~~~
o
"t .,
--:: "· o:r: ~a.., °" -r c. -t:J'
-
:xl. ~
r"+ N r.1
1
t•• ,,., V1 ,...., -
My-, N
"I
t' I
('I Vo
tT q- ~·I rl rl ~., ..,NI'!"!
I
= -::: ( .. ~""!;
0
,... r. -
f"I ,., -
-
'·~~d~~~~
,., ,., ,.., ('I "'
-
1"1 ,.., rl
... ~~~ddd~~~d~~~Mdd~~~~~~~~
,..,f"I "'' -
-
-
"' -
-
-
,., -
"I ,., ,., ,.
( ..
3:
•C> 7: u, -r I""'•_.,,.,
V!
~g~~~,~~~•= ... •~=g~~~a==~~~~~~•;~!~~~:~~,~~~~~ d-·~-~DO~d
-
oi ~ &!
N "' ,.. "'' ,. I ,... rl
rI
f'l ,.,
I
~~~~~~=;~~~~! "' + .,.. .,. O" - - ., ~
- . ..,. ~ f'<•
,I,. .· .,.\ ,.\ 0: -· .:f ~I ..; ..... ,..; .,; ,.,\ 'l) I'• I'• "° fl 'f l"'I t•I ,., -
,.,
_
-
,..,
11"1
...,
...
-~..
~ ;~ "' -o
_
or-.""' ,..., ,....°.,.~ ,... <::: ·.::-:: r-i ~ i">j r-i .....
!:)'~:;:::;;;,(.(;~!'; =i
\"I
~·r;r·.',.,
.,,,....;
,.... c t"lt'&
f"l.1- -:> - ~~~~~:;~;;2.~3~t'-·~;:-:
<'"I ,.... ~· ~
"T::::
M ~· "i -i
'°
,..j
rl r-1 -
.-1 ..... """ .,:
-;-i
C: ri "1 r1~
•r. ~ '°'I ~ .-._ ,.., r- ;,; .,,.., ::;..:ia 1..; r--- ,_ '<:: '
e-.
CV~""'I°'
g~;·;!~
~ ~ ~ .., ,..~ -:--JO' - °'....:. ,...; ::i :::: ..,.; r-: cc 0- c-
~~~~~=~~~~~~g~~4~~~~~ ,,
.o:i ·~
•"!
~ oc:'C
r-t ~ r-. -
r- xx
...:ee-ov.ri ,..~.:'?\.O--:-
..-. "t r-1
,.,. .,, .::J I>
('I
. . ...
;'iCOC'"'--~ 0" X NC r1 r1 e-r
('I
M~~
Mc-'~
-
~~.,:.._-;..,:,-; t"-'
r-1
~~$q
,"'fr--r--vo~ ..... ,....,..-r-r--~-rr-1r-......... ,...¢,,.,.
.-j
"''
...;~Mv=.....:c.,.;~-.
..0 ~ ..... N ("l ,..I
c-1 ~•
("<
r-t
r• r• r-.
.... ..::
i:-1
e-
-=-
re ,._
VI f"'I
i -
rJ
-
.....
:.·
!:: ~ ~ ~ ;i~~·~
:i(;
~~~~f-1~~
vi=-· c ,-.1
~
vt.nM....;::i c- e- o- eee ce
e- e-
C- -
.;::
,..,~:..;
. .-.t"" .....
., ., °' .-. ~
-:O~"'?'t'-~t'I
('l::;),Nr-.r--oM
~ ~
_..
.... ·t;. '¢. - •t , .• ,. • "T"'T~J N.---~x..-: x::--r.,......, •.l\~t ... ~~ .,,.l!C""<:;?C-:X:-.
~OG
"T0.0Xlf'"l("4C -"'lN--.-i,..,~
,..~
.-1 r- ~> ¢1'~ Mt'-V".N"'\O>
C- 'XI~
"t' V\
M
7
-
=
~ ~ r. ~ r. ~ !?. :::i::: ~ ~ ~ s: ~ f. ~':"lMt"'-'"':"";~,::
~r--"":: 1r, ~ q ~: e-r -e- N ('•1 l:'l
~I
-
~ e- .........~ x
=" e
NON
..~ v-; ~
('~ "T
~
e-
ccc
°' ~ -'"; "'~'":° ~
('~ -1 -
.~~~x: XN~.C1' ..D
~~;/:..,
.O· ,.., v\ ..,;
\&8~F:i~~
°" (v-.
"':
r-- 0 '='" !": ...".:) r-.- X- ~-: - <; ~ XI _x, e-, c - ..:::: .!:o-t"-<X<::'::>X v. ,...,..._~.:'".Y~""'l..,..N "-IX....,_,_. X-00-".:V\Y\N '"'r. .......... r-t.-0-<:l' :.e..:::~~r"\-~ "'"~1-::-:r·-~ 'tt r-. ¢ "$ -s- ~ , .. ..£ ...-\ :X xi ~ ·~· -i ? ·~ -i ,~ .,..; :i
;:~~~~
tt
...-. -
('I .,..
0(
,.,., .,..,
";T
oc- ~ ''° ::::. .,,.--¢~
r-.-
•ti X> """ !"'-. ,..... ::r-- r--.V\...-.~t)( ...... " <""" (",...,
,..._,o.o..:...c.o .c.
('f
~ .,
""C'• .::;.
a: x .,· ,; ,;
~a~~m•~•~Dft~~aNQ-~ODNN•m~mft~~~~••~om o~~mmm~~~~w~NM~~-mN-~a=•~mmm•~~~~~o ~~~~Gm~cr---o~~~q~~o~~~~~~~-~~~~-=~q V) C ,..; v)lc:: N 00 ..C ..C 0 ,Q N • • c:::t ~ o;t') ~ -c r.. e- ~,.... "'-: : .. a::1 Ml v-.,,... \0 <::'" toi .0 I' V - \C- _. C -e- C"' 0 M :"I :"'l o- 0. - CO e-, - V: C\ -I --------MNN-"NNNN-NMN_N_M~MNNNN~NNM
e-
Ml"
r.. co :--i1:;::. o ~ M M (") ~I:.."' N "':'
-~~-~-6~~~~~-~1~~~£2RR 0~~~~SR~~~A~~-~~~~=i c--NM~~N-m~-~~~~~~~q~•c-•-o---•owc~~~~~~~~
~~~~~
~~~
• •
--N-------~~~~~~~-~·
-N--
V.:>""'.:',..•'T-CQr...r• ~-,t""l•'°! ..... ~.~~"Tr-:::ic;-~. "'· ,.., M _; -=i .,.; A ... .:: ,.: ..-. ,,.., ,.
t··.~
~ ~l;! ~ '5 ~
:¢
-c ri ,,., cc ~ ec
O>
'° . . , . . .. v-.c.-=· ..., .. ,'r... ':;'~~;:~~~: ,,.. r-. .:.c r-
-cr-el"t•x.Cor-; 0 -r
<'..C
~ ....j,.,.~...;_:,d.,.,.;..,:
...:,..j.....;
-.. '~"',._•r; c· ~ ~ ~
r-
;;: 11;¢ ff. :. N c;~ ~ C'> cc ,... :c
~~ ;;· * ~£g
-:- .:;
r·· ...::.-
,. .,...::
.,.\ ~· _: 0. X> ·-
~.;.::
;:; ~ ,}t ~~ ?~ ~
•:
vi
"C
0 -i ..... r..: !'i,., ".I
.,. ""'~ lh ~ c ·o ·X
:X:.
•r. v-.
~ ,. .., f·
..,:; •r; -i
r..: ::5 r-- ,...; .....c:
~''C-·Oq-O
~ <" l"'IC' f'l . ·> e-i etrxi:ex:x,-.~::r.
c>
- ~ '°-c C
('•If-•
,.;
~
1-
,...., '"' -c ::r
•r# ~ ·=:
&
l'I
c
.
"'I; ;
e-rec
lt-+-+-+-+-+-+-1-t--Ht-+-+-t-+-l-!-..-l-l-+-l--l--l-l--1-1'4--l-l--l--l-l--l--l--l--l-l--1--1-1--l-I--~ - '~ .,.._ or. -r. .._-. ..,- l•· "" 0::- s: C°' ....... r¢' ;:r. ~·If'" ~ .... ~$~~ '"; q; ""· rc.: -e r-I ~ ~.:..:;..:;. N ('·I (">I "": ("ll ,.., f"I <\l -::- f"I "1' l'I (' J "I -, ,_... ;q ~ '') ,..., ('I ('J l"I -e ...., - t"l ('•I
-
"I
.,:;
I
-~ ""~
j"•;
1~22;~~~~~~~~~~~~11~~ ('j
·n~-r-x: ('i
"1
c
l'-C
-
H',
o ......., ,,..,
.
~
·~
"~
f·· ~
('; ~
"'~ -C· -
- ~·
~·I ('I r•I Y'"I C Ir.
r-. f•I
.o
0
C>
"~ ~v.>
e-
-
0. ,...,
<'I -
v-,
f',I "'' "I ,-.., N
C'
r.
e-,
;.~ ~ :::.
f"i
,...
0 'T
f•·
l)O
;::;
,. ... ~
N
.:JC-
r-,
r-
"
¢.~.,;r.:-T-r...:
.,,~
r-."c:.:,~
,..
c,..,., ~
~o
t--(Xia)l.nl")NM-t"r-.
l"·:~c~~;.-
.. ~l'..~
•Oe-MV'l .... '"!'t-.t-...0 C"· \fl Ci' G'- e-, \Q 0 -.I f-'M.....-.-!N(')-
C' :"'> :-.: V)
•r. ::-:>
~v-
'° ~ " -r·: "'! ,...._ a- ... r'!, .x. --~
~I :-';1.~ ~ g:,~ ·=· '¢' r-:ccr--r--M ..: _:
,. .: ..: ..:
.,~
''"l~O'>~
Or-co..ONCC-r.J-0
t"l-O "f
v1
e-tc-tee
•n :.:>- .., r- sc ...... <....• '' .,. "'1' 0,..1 ~N N ~~ <:;O,)< ~-· o- , •. V'I .-.1 ,...... :c ;:e ~'"><1"1 r> M M ~ ~ )0 ~. «t ~ :.;>.;;:. ~ ~ •: , .. !"I -e ~ '-' "; ~ .,~ - r!
~ =•r, ·~~;'1;~~
r£ ....; ~
~ - !"'.., ~ ..o , ...
~~
"" oc:> ..... ~... ?'.) N tr.. r•I t'-1 ~I
"''
N ~.., C" -I.I')
M
r-< :=;
C¢
"' ;-; "° 0
I
- u-; o-. ·=:. -r. c<.
.o"';
-i;
r
C:C..oh-0-NY, (.oC. c- f"'• C
~~~~2~ <"I 'C -.0 ~~~<"'!~!"'! .,.: ,_ °'CT °'CT -r
<;/'
r·
r-. ~r-.~~rlV'IVl~X °' e-01"',("",0 ~ '" e- ,., .:;. ...: ...; .c . ,.:- vi -<;- '"
~ ,. e« N _;
..:;
----
~~~,...8~
l-
J; ~ 1··. •"'I,._,..;
('.J
e-i ..,; ,...\
:ie.o-
::.
'o ('•I .:;,.
'1';:1'f'f"""I'·
,.....
"· \'I c QC> ·.-i
('I
·t,.....i·'! ''1 ..;. r-i ~ C "! N -i ~I"-: ~ ,.., I"{
-,...;_:,,it..:o ,.. ···1 z· '"
~~
r-('!
,...: .0 ·-0 :,r, -r V\
,.., !'I l"I ('I f'·I
0 ·.::> ,.. f"<'~CO-i'-
~::? ... "! ..~
~
:;> IX•
"~ .,.
-r -r
::¢ (~ t-i..,.:
...
'7 ~ .,., 0
et
=, ~ ~
W"! ,.., ., ... ,....,
= fq ~ .,.., -N~ ..; ...., ,.., r-1 ~ ~
C'
~r.:~~~~:r:
00 V"l c-. 0 .:;:. <.::> - c~ <:• r'I f•· '-C- - Q'"4'_-~N_WV)0.
r-ir.i..:-N
-
-
f"I
,....
~
:r. v-, v-.1·:::!"'I C'; ~I X
•r."
ee r , ~
,,.. •r• or ~ •r
,_-,
:;:
eI ~ ~
~ -r:
:;.:;:::Cf"'i"'ltl'.;11"100-1
Xj f" ~ 'f c- ·~ r·: .... ,... ,.:. -i ....; ..i ~ ri~--•-~aWHftr-a~-mv• ...- .- C rl N ,..\ ,.i ,..j,.:,,...:
-- c ,.. -o e- 0..
c-
'i ~
.,, ~ "1 c- -r,,; .., ,,"' .,, o: a, •.t> "' ;.;: ;:6 .c ce ec.., -r ,.; 7 ,.
.,c
.,-,
r- .-. of> r: "' "' '
t-
'"~ .r..
.:;
I.., ~
('", f'I
,..
co r-
N
·-
"
"' "'
·~ ~ N
c-
"'
< ...;
"· Go":·
'<
~
.. "'
"' "
:J<
...,;
.:
I"'
-
...
C'
.. ~
1.: ,..: ....: ,.
c. ,,, er e-
(f',......,.
,,, _ '"
:Q ~ ~ C{ ,!!.~ ~ .1, •1 , ...
~
''°I -i
N
~a
" ,, ii;
- ":) f'i,. .
·O f~
.:)
•:!
..,.,
.,. ....-1
...... ~,,l·~O -.: - ~ r·1 •"": ,...., "'! ~
., ;g.., ".,, "' , .. "'"' ...,. .,., ~ "' "' -,.,, <> "':2 ~" s~ , ... ,... ii< r~ r: 8 ;(: ~ :!: "' .,. "' ,,. ::: '.'.! "' .:) "' ..,... ~,,. "1~:~ .:: vi ....:~ .0 N "' ..: - - - '° "' :::... e-'"
ri ...: ,,-
;,,.•:; ~I-r ~~ ~ 6 g-i 8;;ri ~...; 8,...; ~ sf"'i 1, .. : .-.i
r-1
..-i
•O
M
"'"°' "'=·
~"'-"Tt•xr~cof"' r•1 M " r·
r.:: ,.;:.. ,....: ...:
r"I -t- "1" 9:' f"I rt t-, "'1 ,.,
,..j T .,;: ,.; :J> o- -o ..... ,,, N N ("I l"I (..; r•I l'\I ,..~ r I !"II ,..., ,.,
,_
¢G
...: ei !'\ v\ .A~
,.~; ,.
~ ..,. .:- e-, Q>Q\~1'•"'1"1
- "'
nt'-Of"r11 - .o .-
'
~ 1 ...1 -r ~ ~ .- :Z1,.::: r·
&!
~ -r
"1
1"
~.
..,.... c- co Ne- se eO' ,.r- -t.,, "r- -r"\
-r r-
•r: «,"'I-=. f-1
:;-;
.... C>O-<.:>:.c
-r
M , ••
..-ijM ..~
('lit"'I f'I
.
I'·~
"'
" ""
2:(
"
,_
;; ,.. "!: ~,."' o-
i 'G.
I
..
~. o- ~· « c- •. ,._ .; - -: - ;i "
N
N
,.. "',,,,; v,
·-
-e-
;:r. c-o
"' "
ri
"'
~ ,.
-.
..
~.- c-': ee.
"' "' - "' "
,, so -, c: ,. e- ~::; ~ -. "' -r-, -o ~e-~,.. -c '.£
·- ,.·
c- "! "!
"'
..
,_ ,.. -r -r .,. .:> ,., "' ., c ,;~ ~x e-" i..; s» ~,,. x"' "' " ,. .,·' co":.i,~ ~~x ,,,,~ ,_ g "' "" ~ "' '°"' ·~ x x "'x -cx ee ~~g ~"' ~" ,_ ~ ,.... ,_ ,, , .. ,.. ,, ::: r'" "". -c " -c t: ~ -o" ~ ,. -o "". "' ~ c
-·
n
~;
e-, N
ce
.. ~-· f..~ .. c ~ "" ~ ~ " • -· !
c-
y
"'· ·i <>,•• -"' "'d-r ~ x 0
0
0
ro
V;
e-,
-c M
M
-
~ ;>
., -e-
·- .... 0()
e-N
.
.,. x cc -r <> ~ <,...,.. ~ ~"" ~-c "' '" ~ ::; - r": v-; ,. -r -~"' .., :;:; ., a ..., ,.. e-0 ~ "' .,; _., "'· ,.. ec"' ,..: c "" ,,; ,..: ,,; ,.: ,.: "o "" -e 0-
C' N N
N M
• c~ ,..: I
N
•n
0
.,, "'t.: M ,.
"
•r •r
~·
·O
"
M
r> "' -"'
ro
"' .,. ...C:x v. .,.,., -c"',,; '" "'-e- v.,_- ...-e- 0;:; ,._ "~ ,."' ,,,...e--
"9 ~ cc~t ....
,._
" " -·"
ro
'1 i;rO.c;.r.-.o o-;:.c:O~
e:_
.. ..
('0
=. r-. "'!,_
:"l· -
-
:7'
f#•nr·in.ec
"' "' .' ~ "'"
C'
~
-:
r:
..
\l'l
~-..
,.
O<
"
ro
.
- " "'
,. x x ;, c- ., ... -<; g~ ;:; c. ''"" :;: "' "'., N"' e ,."' "' -.c " ., ~~ ~ cc " x .,. ; M -. ... -. <> "' "' ,.. .... >C> 0 N 3 8 N "' "'1·:"' v.,., .,, ,,; "':J, -."' .,."' .c , . "'"',,; "',,; "'"'"',,. "',..,£ ~t··. "' ...... -. ~ c...: ,.; "' "' -i n "' c c "' "' -. ,, ~ N " "
"'
...
"' ·-"° ·~ ·O•
•~•G•~~
·-
.. .. ..
"'
.... N•G~-~-Nc~m
MMN~•-=mMN~Nmema-n~
qq~~~~~cqq~~~~q,.~q~ ~-~~~NN~-M~. w.·~~nw~m omm~M•~~o~mo~~~o-on
: .N~N~N-~NM-~~-~-NN~~ I i-..tr-r.-=r~M
,.. ........
,...a-:>-0
-.ct~.~-~ r--oc «TO: .. .x:ec -q_ .c,.q 0-.~ ::..~ X! r.r-. ...,xr-.':ION...,.,=: c - ~..,_rt.,. 0 .:: ¢ c-i
"'
v ..; v .:;"'
109
LAMPIR.A.N 2
HASIL ESTIMASI MODEL 1
Dependent Variable: lOG(GCAPi Method: least Squares Date: 10i27/08 Time: 13:29 Sample: 1 422 Included observations: 422 White Heteroskedast:city-Consistent Standard Errors. & Covariance Variable
Coefficient
S:d. Error
t-stansuc
Prob.
c LOG(MEDIAN) SHARE1 SEKOlAH KESEHATAN TKK USl/1.65 OSUMATRA OJABALI DKALIMANT.6-N DSUlAWESI
-1.462547 0.617668 0.136443 0.000330 -0.000728 Q.014527 -0.020943 -0.215399 -0.690159 0.081367 -0.179585
1.605385 0.107340 0,021702 0.009605 0.004042 0.0061 '0 0.015588 0.120002 0.130908 0.149410 0.118203
-0.911025 5.75~320 6.287068 0.033633 -0.180088 2.377351 -1.3435~0 -1.794969 -6.799866 0.544591 -1.519291
0.3628 0.0000 0.0000 0.9732 0.8572 00179 0.1798 U.Uf34 0.0000 0.5863 0.1295
R-squared Adjusted R-squared S.E. ot regression Sum squared resid log likelihood Durbin-Watson stat
0.544957 0.533886 0.514485 108.7896 -312.7627 1.283091
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-statislic Prob(F·s:atistic)
7.251087 0.753575 1.534420 1.639859 49.22123 0.000000
110
LAtv!PIRAN 3
HASIL ESTIMASI
vlOOF.I, 2
Dependent Variable: LOG(GCAP) Method: least Squares Date: 10127/08 Time: 13:25 Sample: 1 422 Included observations: 422 White Hcteroskcdasucity-Consistcnt Stondord Errors & Covariance Variab.e
Coefficient
Std. Error
!-Statistic
Prob.
c LOG(MEDIAN) $HARE2 SEK OLAH KESEHATAN TKK USIA65 DSUM.ATRA DJABALI DKALIMANTAN DSULAWESI
-4.911592 0.970807 -0.032331 -0.003939 -U.UU7759 0.017486 --0 051475 ·0.535659 -1.052377 ·0.283679 0.406573
1.838020 0.127970 0.006812 0.008762 0.004457 0.006851 0.015495 0.113890 D.128358 0.140968 0.114672
·2.672382 7.586176 -4.745922 -0.449541 -1.740644 2.552183 -3.322051 -4.703313 -8.198763 -2.0·12359 -3.545530
0.0078 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Leg likelihood Durbin-Watson stat
0507723 0.495746 0.535120 117 6914 ·329.3579 1.251522
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarzcriterion F-staUslic Proo(F-statis!ic)
0.6533 0.0825 0.0111 0.0010
o.oooo 0.0000 0.0448 0.0004 7.251087 0.753575 1.613071 1.718509 42.38961 0.000000
lll
LAMl'IR.AN 4
UJI MUL TIKOUNIER ( IJJI KORELASI) MOUt::L I
l.OQMEDIAN•
-
-LOGIMEDl·\Nl
I
KE.~EllATA~
TK.K
lJSIAt.:i
0 Bl91~
.0.036'19~
-0.26f.S41
-0.15&89b
0 lfH?11
-0091l%
0.0))11(•
oill 2341~'}
l.l)O()OO(\
0 tS,11~
0.14~Sl9
·0.44016) 0.134G%
S:iAREI
SF.KOi.Aii
.O.<M2J6S I OOOl))ll
0.20l2ll
I
1.0C~IOO
SHMEI
--0 •Wl.!6S
SGKOLMI
O.IJl'l?6
KESEllATA~·
-O.O.lM9S
-0.0'llS9S
.0.15711~
l.OJOOOO
TKK
-0 206!41 .•f1.25Xj•)6
0.0)3716
.O.IH!29
0.0~791>l>
0 09;<168 1.00(000
.U2J41ll
.0.440161
0.1)16%
0.11>%4·1
USIMS
I
n.16964'!_ I •)()0000
lJJI MlJLTIKOLINlt:R ( UJI KORELASI)
MODEL2
-
-
LOQMEDIA.'
SHAKl:2
StKULAH
Kl"-UIAHN
TKK
o.~;;m9
0 U1976
-OCJ699;
-0.266547
-O.i~$K%
SHARE2
I OOOCOO 0471\')9
I 000000
.O.ll,.71
-0.IOSSJ1
-0.22t>8S4
O.O'J2~K2
S~KOLA>I
U.IJl976
.O.ll9178
-0 111117
-0.147529
·0.44016)
KESEHAT.~
·O OJ611'15
0 10SSJ7
.0.151117
l.w
OAl'l/\H>K
0.1346%
TKK
-U.266547
.o.2;oas.
O.IH52'
O.C'l796&
1.000000
o. 161Jc'.r44
l!SIA65
-C2518%
.-009?83?
O.UOll1l
0.1346%
016?6U
I iXJOOUO
1.:'){;(MP.Ol~N)
-
IOJOOOO
'
USL~
I 12
Li\MPIRAN 5 l J.ll HETF.ROSKF.OASTISITAS (MF.TOOF \VHITF.j ~ODEL I White Hctcr0>kcdastici1yT<111: F-stati:'ti: Obs'R-s~1u1red
6.016144 81 :b559
Prob, F( 16A05) Prnb.Ch.-S<1u:ire(l6)
0 OCO-OOO
o.ocoooc
fc::;l l:'.tttU1lk111
Dependent V.1riable: RESl[}'2 Method; Least Squares Date: 10i30IOK Time· 17:22 Sample: I 422 I ncludcd observuuons: 422 \Vhire I l<1cr<1'
Colhn~•r test regressors dropp..'
Coefficient
Std. E-ror
1-Sunis1ic
Prob.
('
-1~.SJJ II 2 331161~ -0 OQ()()QI
·0.652938
().5142
SHAIU:.I SHAREl"2
·00279K9 0000690
SFKOLAH
-0.032356
SFKOl.1\H'2 KESEH/\TAN Kf.SEHATAN'2 TKK
0000317 -0.037&31 0.0006()) 0 143503
20&-1:?0 4 310513 () 173584 O.OJ)Sll 0.001711 0.().10~85 O.OOOK16 0.013580 0.000224 0.099-'95
l'KK'2
,0.00090'I
o.ooosu
USIA~S USIA~"2 DSUMATRA DJ.\BALI OKAUMANTM~ DSLILAWl:SI
·0.134943 0.012g.t& -0.23099-1 0335582
0.078~09 0.005785 0.127291 0.131154 0.149973 0.121036
l.OG(MEDIAN) ( LOO(Ml:l)IAN))"2
·0.221445 -0 34602~
0.542074
O.SR81
.n )19002
0.6040
.Q.181578 0.4G3422 -0.791>99 C.387787 -2.785748 l.<'32024 1.435103 -1.552290
0.4349
·2.J5~690 2.2?0811 -1.814696 -2.5528•8
-1.4899!0 ·2.858893
0.6~69
0.4292 0.6984
0.0056 0.0076 0.1520 0.1214 0.0188 0.0269 0.0703 U.0111
o.ino 0.0015
R·S<Jum«l
0.192549
;\1ean Jepcodcnt var
(l.257795
Adjusted Rvsquared
0.160649 0.418357 70.88403
S.L>. dependen1 var
0.456~ I
1\kaikc info criterion Schwarz cruenon l -stausuc Prob(F statistic)
1.134486 1.297436
S.E.
of regression
Sum squared resid
l.og Ii kclibood Ou rb111- \Vatscn.S.l
·1Z2.3765
1.763193
6.036144 0.000000
113
LAMPIRAN 6
!111 HETEROSKEDASTISITAS (METODE WHlTE) .\10DEL 2 White lleteroskeda;uci1y Test F~sl,1ll$tic
4.;96.504
Obs+R-squarcd
67.22656 !'rob.(b1-Square(:61
Prch. F(ll>.405)
0 OOOCOO
o.ococoe
Test Equation:
Dependent Variable: RESIDA2 Method: least Squares Dare: I 013-0!08 Time: 17:23
Sample: 1 412 lncloded obscrvericns: 422
White Hcteroskedasncity-Consiaent Stacdard Errors & Covariance Cullincar 1cs1 regressors d(()pj:ed from specification Variable
Coeflicieru
c
4.554948 -l.146322 0.044783 -4.36E-05 0.(o00190 O.CH9573 -0.001237
LOG(MEDIAN) (l.OG(M[DIAN))"2 SHARE2 SHARF.2'2
SEKOLAII SEKOLAHA2 IU:SEHATAN KF.SF.H:\T AN'2 TKK
-0.056216 o.Co00884
USL".65"2 DSL'MATRA
0.('9'1711 -0.(()0596 -0.121384 0.(()8680 -0.229439
DJABALI
-0.~66393
DKALIMA1''T~ DSULAWESI
-U.21:>077 -{U26214
R.~:jquarc:d Adjusted R-><Juared S.E.ofr~bn Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson Stal
0.159305 0_126092 0.446014 80.56587 -249.3908 1.465219
TKK'·2 USl/\65
Std. Error
t-Staustic
Prob.
36.03150 5.620186 0.224708 0.01()()11 }.00-)..133 ).03~372 {).00'74-0 0.044107
11.121\
0$995 0.8'385
:>.0006<)2 (>-128393
!).000756 0.053269 il.003964 0.112500 0-ll5883 0. !331!96 •).093759
-0.203965 0.199292 -0.001.'!2.l 0.439647 1.259095 -1.670884 -1.274516 1.276896 0.761033 -0.788585 -2.278693 1.189897 -2.039466
-3.J6P48 -l.0!:630'/ -3.3C3139
Meandepcodcmvar
S.D. deoendec; var Akaikcinfo criterion Schwarzcmerioo
f-stalisuc Prob(l'-statislit:)
0.8411 0.9978
0.6604 02087 0.0955 0.2032 0.20l4 0.4471 04308 0.0232 0.0291 0.0421 00017 0.1090 00010 0.2'8890 0.417!06 1.262516 1.425466 4.796504 0 ()(10001)