www.bpmigas.go.id
KONTEN
04 Fokus
2013 Tahun Pengeboran
12
Tahun 2013 dicanangkan sebagai tahun pengeboran. Sepanjang tahun ini, lebih dari 2.000 sumur akan dibor, baik sumur eksplorasi, pengembangan, maupun work over. Dari kegiatan tersebut, tambahan produksi minyak bumi hingga 121.691 barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 938 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
08
PERSPEKTIF
Reorganisasi Untuk Tingkatkan Kinerja Belum genap sebulan dilantik, Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini selesai melakukan perombakan organisasi mulai dari jajaran pimpinan hingga kepala sub dinas.
Figur Muliawan, Deputi Pengendalian Operasi Bidang Pengendalian Operasi menjadi ujung tombak merealisasikan target pengeboran. Kegiatan survei dan pengeboran yang telah direncanakan mesti bisa berjalan sesuai jadwal. Pasalnya, setiap keterlambatan akan menyebabkan produksi berkurang.
14
SEREMONIAL Kegiatan SKK Migas dan KKKS
16
Spektrum • Pengukuhan Himpunan Wanita SKK Migas • Kangean Capai Produksi 20 juta barel
18
Bianglala • Industri Hulu Migas Peduli Banjir di Daerah • SKK Migas & Total E&P Indonesie Resmikan Kelas di Kutai Kartanegara • Penyerahan Bantuan ke Nelayan Tuban
Pelindung: Rudi Rubiandini | Penanggung Jawab: Gde Pradnyana Pemimpin Redaksi: Elan Biantoro | Editor: Agus Budiyanto & Heru Setyadi Tim Redaksi: Adhitya C. Utama, Alfian, Bambang D. Djanuarto, Galuh Andini, Ruby Savira M., Redaksi menerima masukan artikel melalui :
[email protected];
[email protected] Redaksi: Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas | Twitter : @HumasSKKMigas Alamat: Gedung Wisma Mulia Lt. 29 Jl. Jend. Gatot Subroto No.42, Jakarta 12710 www.skspmigas-esdm.go.id
2 | BUMI
Maret 2013
SALAM REDAKSI
SKK Migas
P
SIAP BERLARI KENCANG
erkembangan industri hulu migas di Indonesia memasuki babak baru. Setelah mengalami “goncangan” selama sekitar tiga bulan sejak 13 November 2012, akhirnya situasi darurat konstitusi di hulu minyak dan gas bumi terlampaui tanpa mempengaruhi aktifitas dan kontribusi produksi hulu migas secara signifikan. Hal ini bisa terjadi berkat langkah sigap dan cepat pemerintah pasca putusan Mahkamah Konstitusi, dengan mengeluarkan sejumlah aturan mulai peraturan presiden hingga keputusan menteri. Terakhir, pemerintah membentuk Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Langkah sigap pemerintah ditindaklanjuti dengan cepat oleh Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini, beserta jajarannya dengan menyusun pasukan dalam struktur organisasi baru yang penempatan personilnya mengambil prinsip the right man in the right place. Dalam kurang dari dua minggu, Kepala SKK Migas langsung merombak komposisi pejabat baik struktural mulai dari kepala sub dinas, kepala dinas, kepala divisi, sampai deputi, maupun pejabat-pejabat fungsional seperti tenaga ahli, vice president management representative, penasehat ahli dan spesialis.
Maret 2013
Langkah taktis lainnya adalah dengan menyelenggarakan rapat kerja tahunan yang memformulasikan key performance indicators (KPI) SKK Migas dan targettarget yang harus dicapai tahun 2013. Dalam rapat kerja tersebut Kepala SKK Migas dan seluruh peserta raker sepakat untuk mencanangkan tahun 2013 adalah “Tahun Pengeboran” dengan kiat “Kolaborasi, Kolaborasi, Kolaborasi.”
kendaraan ini siap untuk berlari kencang untuk mengejar target yang telah disiapkan Mengutip pernyataan Rudi Rubiandini dalam langkah cepat membangun pasukan khusus SKK Migas, ibarat merakit suatu kendaran roda empat. Roda semua telah terpasang, mesin sudah disusun se-powerfull mungkin, speedometer, stir, dan discbrake terpasang dengan baik untuk pengaman. Tinggal selanjutnya kendaraan ini siap untuk berlari kencang untuk mengejar target yang telah disiapkan. SKK Migas bertekad untuk tahun 2013 tidak ada penurunan produksi alias decline rate
0 persen pada produksi minyak bumi. Target yang tidak ringan mengingat dalam 10 tahun terakhir penurunan produksi minyak bumi antara tiga sampai lima persen per tahun. Bahkan, selanjutnya, tahun 2014 tingkat produksi minyak bumi akan incline alias meningkat. Para pembaca yang terhormat, BUMI edisi Maret 2013 kali ini membahas topik utama berupa upaya-upaya SKK Migas dalam mengejar target tersebut di atas yang dipersonifikasikan sebagai berbagai perangkat dalam kendaraan untuk menunjang dalam berlari kencang. Perangkat-perangkat tersebut antara lain strategi kegiatan operasi berupa pekerjaan-pekerjaan pengeboran eksplorasi dan eksploitasi, kerja ulang, perawatan sumur, survei seismik 2D/3D, sampai berbagai upaya peningkatan produksi melalui enhanced oil recovery (EOR). Semoga semua upaya dan perjuangan ini memberikan hasil yang maksimal sehingga amanah UUD ‘45, yaitu memaksimalkan kontribusi industri hulu migas untuk negara dan sebesarbesarnya kemakmuran rakyat Indonesia dapat terwujud. Semoga...
Elan Biantoro Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
BUMI | 3
FOKUS
2013 : Tahun Pengeboran Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
Tahun 2013 dicanangkan sebagai tahun pengeboran. Sepanjang tahun ini, lebih dari 2.000 sumur akan dibor, baik sumur eksplorasi, pengembangan, maupun work over. Dari kegiatan tersebut, ditargetkan ada tambahan produksi minyak bumi hingga 121.691 barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 938 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
P
encanangan ini merupakan tantangan tersendiri bagi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Ini juga dimaksudkan untuk menyukseskan pencapaian target produksi tahun 2013. Apalagi, pencapaian tahun 2013 akan menjadi tahun penentu keberhasilan mencapai target-target di masa mendatang. SKK Migas memiliki target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus diselesaikan. Target jangka pendek adalah berusaha mencapai target produksi tahun 2013 dan tahun 2014. Sesuai arahan pemerintah, produksi minyak tahun 2014 harus menyentuh angka satu juta barel. Target jangka menengah adalah pencapaian target produksi minyak tahun 2015 yang rata-rata mencapai satu juta barel. Dalam perhitungan teknis, pencapaian target ini bisa dicapai apabila SKK Migas berhasil meningkatkan kegiatan enhanced oil recovery (EOR) dan mengawal proyekproyek untuk dilaksanakan tepat waktu. Sedangkan pada jangka panjang, SKK Migas dituntut bisa meningkatkan cadangan, utamanya cadangan minyak yang selama beberapa tahun belakangan ini mulai menurun. Hal itu dilakukan untuk mendukung ketersediaan energi di masa yang akan datang. Oleh karena itulah, kegiatan
4 | BUMI
survei dan pemboran menjadi sangat penting. Untuk mencapai target tersebut, menurut Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, pimpinan dan pekerja dituntut membuat terobosan teknis dan manajemen. Mereka juga dituntut harus berani menyusun rule of thumb agar proses persetujuan kontraktor kontrak kerja sama dapat berjalan dengan cepat, namun tetap efektif. “Dengan begitu, pekerja SKK Migas memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan pembenahan dan peningkatan pengawasan, tidak terjebak pada beban pekerjaan yang ada di meja,” kata Rudi. Berdasarkan rencana program dan anggaran (work program and budget/ WP&B) tahun 2013, sepanjang tahun ini akan dilakukan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 258 sumur, pengeboran sumur pengembangan 1.178 sumur, dan work over sumur produksi 1.094 sumur. Selain itu, para kontraktor akan melakukan survei seismik 2D sepanjang 18.752 km, survei seismik 3D seluas 22.298 km2, dan kegiatan non seismik sebanyak tujuh kegiatan. Hasil dari kegiatan tersebut sepanjang tahun 2013 ini ditargetkan ada tambahan produksi minyak sebanyak 121.691 bopd dan gas sebesar 938 MMscfd. Dari kegiatan pengeboran sumur pengembangan, ditargetkan
tambahan produksi minyak 75.044 bopd dan produksi gas sebesar 587 MMSscfd. Kegiatan work over diharapkan menghasilkan produksi minyak 33.595 bopd dan gas sebesar 333 MMscfd. Sedangkan well service diharapkan mampu menghasilkan minyak sebesar 13.052 bopd dan produksi gas sebesar 18 MMscfd. Dengan demikian, rencana kegiatan pengeboran sumur pengembangan, work over dan well service tahun ini akan memberikan kontribusi sebesar 14 persen dari rencana produksi minyak nasional tahun 2013. Sementara kontribusinya atas rencana produksi gas nasional mencapai 11 persen. Target tahun ini lebih baik dibandingkan realisasi kegiatan tahun 2012 lalu. Pada tahun 2012, kontribusi produksi minyak dan gas dari kegiatan pengeboran sumur pengembangan, work over dan well service mencapai 10 persen. Realisasi pengeboran sumur pengembangan mencapai 840 sumur yang menghasilkan produksi minyak sebesar 46.250 bopd dan gas sebesar 385 MMscfd, pekerjaan work over sebanyak 740 sumur dan pekerjaan well service sebanyak 11.323 kegiatan untuk mempertahankan produktivitas sumur dapat dihasilkan produksi minyak sebesar 43.250 bopd dan gas 435 MMscfd. Sehingga total kontribusi kegiatan pengeboran pengembangan, kegiatan work over dan well service sebesar 90.087 barel minyak per hari Maret 2013
FOKUS
dan gas sebesar 820 juta kaki kubik per hari. Dalam rangka penambahan cadangan minyak dan gas nasional, pada tahun tahun lalu juga dilakukan survei seismik 2D mencapai 13.995 km, survei seismik 3D tercapai 6.165 km2, kegiatan non seismik 46 kegiatan. Juga dilakukan pengeboran eksplorasi sebanyak 119 sumur yang merupakan pencapaian terbesar selama 10 tahun terakhir. Dari hasil pengeboran 119 sumur tersebut, sebanyak 52 sumur berhasil menemukan cadangan minyak dan gas sebesar 541 juta barel minyak dan 5,4 triliun kaki kubik gas. Dengan demikian total recoverable resources yang ditemukan pada tahun 2012 mencapai 1,4 miliar barel ekuivalen. Apabila tidak ada perubahan strategi, realisasi kegiatan tahun 2013 tidak berbeda jauh dengan realisasi tahun
2012. Namun, bisa semakin buruk lagi karena tahun ini industri hulu migas menghadapi masalah pengadaan tanah pasca keluarnya UndangUndang Pertanahan Nomor 2 tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2012. Berdasarkan peraturan tersebut, waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan tanah hulu migas (yang dianggap sebagai lahan untuk kepentingan umum) semakin panjang. Kalau proses normal dibutuhkan waktu 282 hari kerja, namun jika proses pembahasan masih terkendala pihak lain akan dibutuhkan waktu selama 546 hari. Rudi mengakui realisasi kegiatan pengeboran di tahun-tahun sebelumnya selalu lebih rendah dari rencana. Sebagai contoh pada tahun 2012, realisasi kegiatan survei dan pengeboran hanya 88 persen. Pencapaian target terendah terjadi
pada realiasi kegiatan eksplorasi yang hanya 50 persen. Hasil evaluasi yang dilakukan SKK Migas menunjukkan bahwa sebagian besar penyebab tidak terlaksananya kegiatan itu justru karena kendala non teknis, bukan masalah teknis. Selain tidak tersedianya rig yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan, masalah non teknis lainnya di antaranya adalah perizinan lahan hutan, tumpang tindih izin lahan, minimnya akses infrastruktur, serta masalah sosial lainnya. “Kondisi seperti itu tidak boleh berlanjut. Kita sepakat untuk berkolaborasi dengan kementerian terkait agar pengeboran jangan sampai terganggu. Mudah-mudahan tahun ini bisa sampai 100 persen,” ujar Rudi.***
Potensi Kendala Operasi 2013 Bambang Dwi Djanuarto/
[email protected]
K
egiatan survei, pengeboran dan work over merupakan salah satu agenda terpenting pada rantai industri hulu migas. Pasalnya, kegiatan ini terhubung langsung dengan realisasi produksi tahun ini dan tahun-tahun mendatang, yang merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) SKK Migas. Hal itu disampaikan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini, dalam pembukaan Rapat Koordinasi Operasi Survei, Pengeboran dan Work Over Kuartal I Tahun 2013 di Bandung, Senin, 11 Februari 2013 lalu. Rapat koordinasi yang berlangsung selama dua hari itu dihadiri sekitar 300 peserta yang berasal dari SKK Migas dan Perwakilan kontraktor produksi dan eksplorasi. Rakor diadakan untuk memonitoring dan melakukan evaluasi kegiatan survei, pengeboran, dan workover yang dilakukan kontraktor kontrak kerja sama sepanjang tahun 2012. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menentukan strategi terbaik kegiatan operasi yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) tahun
Maret 2013
2013. Tujuannya agar kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana dan kontribusi produksi. Dalam sambutannya, Rudi menyampaikan masalah non teknis menjadi kendala Utama dalam realisasi kegiatan survei, pengeboran, dan work over di tahun 2012. Sebut saja, pengadaan tanah, perizinan, pengadaan barang, termasuk rig, dan masalah-masalah kehumasan. Yang cukup mencolok, 46 persen kegiatan pengeboran pengembangan yang tidak bisa dilaksanakan karena tidak
tersedianya rig. “Padahal, kegiatan ini memiliki persentase tinggi untuk mendukung keberhasilan peningkatan produksi,” katanya. Hambatan lain terkait evaluasi geologi dan geofisika, menunggu kepastian pembeli yang membuat proyek terhenti, masalah formasi, dan masalah cuaca. “Selain masalah di atas, ada juga unsur perencanaan yang buruk dari Kontraktor,” katanya. Tahun lalu, kontraktor juga menemui berbagai hambatan dalam melakukan
BUMI | 5
FOKUS
kegiatan eksplorasi. Kendalanya hampir sama dengan yang dihadapi kontraktor eksploitasi. Contohnya, dalam kegiatan survei seismik yang berpotensi mengganggu adalah kendala alam, seperti banjir dan remote area, disusul masalah peralatan seperti keterlambatan kapal survei dan kerusakan fasilitas, serta soal perijinan semisal izin kehutanan, perkebunan, pertambangan, dan kehumasan. Kondisi ini cukup memperihatinkan. Pasalnya, kegiatan eksplorasi berpotensi menambah cadangan migas sehingga akan meningkatkan atau setidaknya mepertahankan prodkusi pada 10-15 tahun mendatang. “Faktor-faktor itulah yang menyebabkan realisasi kegiatan survei dan pemboran tahun 2012 lalu belum mencapai target
U
paya pencapaian target kinerja tahun 2013 ini tidak akan berhasil tanpa kolaborasi. Oleh karena itu, keberhasilan yang telah dicapai selama ini jangan membuat jumawa. Pasalnya, semua itu dapat terjadi karena adanya kolaborasi dengan berbagai pihak.
yang ditetapkan,” tegas Rudi. Deputi Pengendalian Operasi, SKK Migas, Muliawan meminta kontraktor segara bekerja untuk merealisasikan kegiatan yang sudah disetujui dalam WP&B. Dalam beberapa tahun belakangan ini, SKK Migas telah berusaha mempercepat proses persetujuan WP&B, sehingga dapat diselesaikan sebelum tahun anggaran berjalan. Tujuannya, agar Kontraktor dapat merealisasi kegiatan sejak awal tahun. “Kontraktor semestinya memberikan respons positif terhadap perbaikan yang dilakukan SKK Migas itu dengan merealisasikan kegiatan sejak awal tahun,” katanya. Kerja sama erat, kata dia, antara SKK Migas, kontraktor, dan stakeholders
diperlukan untuk menyelesaikan masalah di lapangan. Koordinasi dilakukan secara cepat dengan memanfaatkan teknologi maupun bertatap muka secara langsung. “Ini bukan saat untuk berpangku tangan,” kata Muliawan. Pada akhir rapat koordinasi tersebut, dipaparkan sejumlah potensi hambatan/ kendala yang akan dijumpai saat pelaksanaan kegiatan operasional survei, pemboran, work over, dan well service sepanjang tahun ini. Kendala tersebut, yang dibagi menjadi faktor internal dan eksternal, merupakan kendala operasional yang telah terjadi sepanjang tahun 2012 lalu. Setelah dijabarkan satu per satu, para peserta rapat koordinasi berupaya mencari antisipasinya.***
Kolaborasi Menjadi Kunci Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
Hal itu disampaikan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dalam pembukaan Rapat Kerja SKK Migas tahun 2013 di Jakarta, Kamis, 14 Februari. Bertajuk “Upaya Pencarian Cadangan Baru dan Peningkatan Produksi Migas Secara Optimal dan Terintegrasi”, acara dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo, dan Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati. Rapat kerja SKK MIGAS yang berlangsung selama dua hari ini diikuti sekitar 200 peserta mulai deputi, kepala divisi/setingkat, hingga kepala dinas. Raker itu diawali dengan pembahasan pencapaian key performance indicators (KPI) dan program kerja 2012. Kemudian masuk ke pembahasan KPI dan program kerja tahun 2013. Di sini dibicarakan peranan setiap bidang untuk mendukung pencapaian KPI tahun 2013. Rudi berharap tahun ini bisa menjadi
6 | BUMI
Maret 2013
FOKUS
Potensi Kendala Operasi 2013 Hambatan/kendala yang akan dijumpai saat pelaksanaan kegiatan operasional survei, pemboran, work over dan well service disebabkan oleh beberapa faktor:
A. Internal:
- Proses pengadaan - Evaluasi geofisika dan geologi (G&G) - Proses rencana pengambangan lapangan (POD) - Permasalahan internal KKKS (finansial) - Kendala teknis operasi
B. Eksternal:
tahun kolaborasi bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Terutama untuk mendukung pencapaian target kinerja hulu migas. Harapan tersebut muncul karena terdapat sejumlah hambatan yang berpotensi mengganggu penambahan cadangan baru dan pencapaian target produksi minyak dan gas nasional tahun ini. “SKK Migas tidak mungkin dapat mengatasi semua hambatan itu sendirian,” katanya. Menurutnya, meningkatkan produksi minyak dan gas nasional menjadi tugas seluruh pemangku kepentingan. Hal ini sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi Minyak Bumi Nasional. “Kita semua perlu berkolaborasi untuk mencapai target tersebut,” kata dia. Untuk mencapai target produksi minyak dan gas tahun 2013, kegiatan pengeboran sumur pengembangan, work over dan kepastian proyek harus dapat direalisasikan tepat waktu. Namun terdapat hambatan dalam merealisasikannya, terutama pengeboran pengembangan yang sebenarnya bisa memberikan kontribusi penambahan produksi sekitar 14 persen. Industri hulu migas juga mendapatkan berbagai hambatan dalam melakukan kegiatan eksplorasi. Padahal kegiatan ini akan memberikan dampak realisasi produksi pada 10-15 tahun mendatang. Selain itu dalam kegiatan survei seismik, juga terdapat sejumlah hambatan yang berpotensi mengganggu. Maret 2013
- Perijinan & pengadaan tanah - Tumpang tindih lahan - Ketersediaan dan jadwal peralatan (kapal survei dan rig offshore) - Perencanaan tata waktu KKKS - Kondisi sosial, politik, budaya dan situasi keamanan di wilayah kerjanya - Kondisi cuaca
Untuk mengatasi kendala eksternal, Kepala SKK Migas mengharapkan bantuan dari semua pihak terkait. Tidak hanya itu, dalam rangka memperoleh dukungan, SKK Migas juga berusaha semakin membuka diri terhadap pemangku kepentingan. Contoh implementasi dari kebijakan tersebut adalah melibatkan sejumlah pemangku kepentingan pada saat melakukan rapat kerja tahunan yang bertujuan untuk menetapkan program kerja tahun 2013. SKK Migas mengundang Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Bea Cukai, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan Indonesia Petroleum Association (IPA). Rapat Kerja ini juga mengundang pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI, sebagai wakil rakyat. Rudi percaya, masukan dan jalan keluar dari seluruh pemangku kepentingan dibutuhkan untuk mencapai target produksi migas nasional. “Jika target produksi berhasil dicapai, itu keberhasilan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, bukan keberhasilan SKK Migas saja,” kata Rudi.
Tekan Laju Penurunan Dalam rapat kerja itu, Rudi secara tegas menyampaikan target laju penurunan produksi minyak tahun 2013
ini sebesar 0,2 persen. Target itu bisa dicapai dengan berbagai upaya seperti pengeboran pengembangan, work over, well service, dan optimasi fasilitas yang didukung oleh perubahan struktur didalam organisasi. Tanpa melakukan kegiatan apapun, laju penurunan produksi minyak tahun ini diperkirakan akan mencapai 21 persen. SKK Migas akan berupaya menekannya hingga 0,2 persen. Pada tahun 2012, laju penurunan produksi minyak bisa ditahan menjadi 4,7 persen dan tahun 2011 bisa ditahan sebesar 4,5 persen. Untuk produksi gas, pihaknya berharap bisa ditingkatkan hingga 4,2 persen. Tanpa upaya apapun, diperkirakan laju penurunan produksi mencapai 20 persen. Sebagai informasi, penurunan produksi gas tahun 2012 sebesar 3,1 persen dan tahun 2011 sebesar 5 persen. “Dengan beberapa proyek gasselesai, saya optimis produksi gas tahun ini meningkat,” kata Rudi. Untuk mewujudkan upaya-upaya tersebut, SKK Migas telah melakukan reorganisasi di antaranya adalah membentuk divisi survei dan pengeboran dan divisi pengawasan rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD). Reorganisasi itu dilakukan untuk penajaman fokus agar bisa menahan laju penurunan produksi minyak dan gas, serta menambah cadangan untuk pencapaian target jangka panjang.***
BUMI | 7
PERSPEKTIF
L
ebih cepat, lebih baik. Ungkapan inilah yang coba diterapkan dalam perombakan susunan pejabat di SKK Migas. Perombakan itu dilakukan guna meningkatkan kinerja dalam mengejar target produksi minyak dan gas bumi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Belum genap sebulan dilantik, Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini selesai melakukan perombakan organisasi mulai dari jajaran pimpinan hingga kepala sub dinas. Proses penyusunan organisasi baru itu diakuinya telah dimulai sejak dilantik, berkoordinasi dengan Kementrian ESDM. Akhirnya, organisasi baru itu pun ditetapkan setelah mendapatkan persetujuan dari Komisi Pengawas. “Reorganisasi menjadi satu dari empat pesan yang diutarakan Presiden kepada saya saat ditunjuk menjadi kepala SKK Migas,” kata Rudi. Penempatan pejabat dalam organisasi baru itu dilakukan sangat teliti. Prinsip the right man in the right place betulbetul diterapkan atau minimal sudah mendekati. Selain dari pengalaman dan ilmunya, faktor soft skill juga diperhatikan dalam penempatan personil. “Rotasi dilakukan pada sebagian
8 | BUMI
Reorganisasi untuk Tingkatkan Kinerja Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
pejabat karena ingin lebih mendekatkan mereka pada keahlian yang dimiliki. Dengan kata lain, saya berusaha menerapkan orang pada posisi yang tepat,” ujarnya. Ke depan, dia pun menjanjikan promosi jabatan yang akan disesuaikan dengan kemampuan aslinya. Apalagi, seorang pemimpin itu harus betul-betul mampu me-manage dan berkolaborasi dengan pihak lain. Mereka juga harus mampu membawa visi dan misi secara lurus, serta tidak tergoyahkan oleh berbagai halangan. “Ini yang disebut sebagai good leadership. Yang pada akhirnya akan membawa dan mengendalikan lembaga ini,” kata Rudi. Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, pimpinan SKK Migas terdiri dari kepala, wakil kepala, sekretaris, pengawas internal dan deputi. Sekretaris SKK Migas akan berfungsi seperti sekretaris
jenderal di kementrian, mengurus rumah tangga lembaga. Sementara pengawas internal berfungsi seperti inspektur jenderal di Kementrian, bertugas mengawasi dan mengukur kinerja lembaga, agar semua proses dan keputusan yang ditetapkan, sesuai dengan standar good governance. Bidang pemasaran ditingkatkan fungsinya, dan berganti menjadi Deputi Pengendalian Komersial. Selain mengurusi berbagai hal yang terkait dengan penjualan minyak dan gas bumi, bidang ini juga memiliki divisi yang bertugas mengevaluasi keekonomian lapangan yang telah diproduksikan. Dengan demikian, pada saat suatu wilayah kerja berakhir masa kontraknya, SKK Migas memiliki evaluasi yang lengkap tentang kinerja wilayah kerja tersebut dan dapat memberi masukan yang komprehensif kepada pemerintah mengenai kelanjutan pengelolaannya. Penyusunan organisasi baru pun dilakukan secara bertahap. Begitu Maret 2013
PERSPEKTIF
juga pelantikannya. Di awali tanggal 8 Februari 2013. Kepala SKK Migas melantik Wakil Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko, Deputi Pengendalian Perencanaan Aussie B. Gautama, Deputi Pengendalian Operasi Muliawan, Deputi Pengendalian Keuangan Akhmad Syakhroza, Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis Gerhard Marteen Rumesser, Deputi Pengendalian Komersial Widhyawan Prawiraatmadja, Sekretaris Gde Pradnyana, dan Pengawas Internal Priyo Widodo. Bersamaan hari itu, Tenaga Ahli dan Kepala Divisi/Setingkat juga ikut dilantik. Ada lima orang Tenaga Ahli, 22 orang Kepala Divisi yang berada di tingkat struktural, dan 27 orang di tingkat non struktural. Sebelas hari kemudian atau tepatnya tanggal 19 Februari 2013, Kepala SKK Migas melantik 191 orang pejabat setingkat kepala dinas dan kepala sub dinas. Selain itu juga ada 73 pejabat setingkat kepala dinas dan kepala sub dinas yang mendapat pengalihan dan pengangkatan pada jabatan baru di jajaran fungsional. Dengan demikian jumlah pejabat yang ditempatkan pada posisi kepala dinas dan kepala sub dinas mencapai 264 orang. Secara keseluruhan organisasi SKK Migas justru mengalami perampingan, utamanya di tingkat Kepala Dinas dan Kepala Subdinas. Ada dinas dan Maret 2013
subdinas yang dirampingkan sehingga secara keseluruhan jumlah dinas berkurang enam posisi, dan subdinas berkurang 18 posisi. Reorganisasi itu dilakukan untuk memenuhi tuntutan publik yang menginginkan efisiensi di lembaga pengganti BPMIGAS ini. Contoh perampingan adalah penggabungan Divisi Pemeliharaan dan Divisi Manajemen Proyek di Bidang Pengendalian Operasi. Karena kedua organisasi ini mengurusi proyek, maka demi efisiensi dijadikan dalam satu komando, di bawah Deputi Pengendalian Operasi. Agar proses bisnis di organisasi ini berjalan dengan baik, Divisi Akutansi yang sebelumnya menangani masalah-masalah terkait keuangan Kontraktor KKS dan internal dikembalikan ke fungsi asalnya, yaitu mengurus masalah akutansi Kontraktor KKS. Sementara masalah keuangan internal akan diurus oleh Divisi Internal. Meskipun begitu, ada juga penambahan jumlah pimpinan dan promosi beberapa bidang yang dianggap strategis, seperti Dinas Humas dan Kelembagaan dan Dinas Survei dan Pengeboran yang ditingkatkan menjadi Divisi. Dalam kesempatan itu, Kepala SKK Migas berharap semua pejabat dapat menerima perubahan yang terjadi. Setelah ditempa oleh serangkaian kejadian eksternal yang mempengaruhi perubahan organisasi secara signifikan, kini waktunya seluruh elemen SKK
Migas bekerja keras untuk membuktikan kepada seluruh stakeholders apakah keberadaan SKK Migas dibutuhkan untuk mengawal penerimaan negara dari industri hulu migas. “Oleh karena itu, selain bekerja keras, kita harus menjadi organisasi yang ramah. Artinya harus rajin berkomunikasi dengan stakeholders,” kata Rudi. Hal itulah yang menjadi dasar peningkatan humas sebagai fungsi strategis. Meskipun Kepala SKK Migas sudah menginstruksikan agar semua pimpinan dan kepala divisi menjadi corong bagi lembaga ini, namun Humas harus berada di garda depan menjadi dirigen terhadap komunikasi yang dilakukan organisasi. Humas harus sensitif terhadap tuntutan stakeholders, sekaligus harus dapat menjelaskan kepada publik gerak dan arah organisasi. Dengan demikian, gap pengetahuan antara lembaga dan stakeholders dapat diminimalkan. Kepala SKK Migas juga minta agar Humas aktif dan kreatif dalam menyusun program dan menjadi stimulator terjadinya KOLABORASI di antara instansi lain di negari ini untuk menyukseskan kegiatan di lapangan. Usaha pencapaian target kegiatan yang dilakukan tidak akan berhasil tanpa KOLABORASI. “Keberhasilan yang kita capai, tidak perlu membuat kita jumawa, karena semua itu dapat terjadi karena KOLABORASI,” kata Rudi.***
BUMI | 9
PERSPEKTIF
Pelantikan Deputi & Kepala Divisi / Setingkat Jakarta, 08 Februari 2013
10 | BUMI
Maret 2013
PERSPEKTIF
Pelantikan Kepala Dinas & Kepala Sub Dinas / Setingkat Jakarta, 19 Februari 2013
Maret 2013
BUMI | 11
FIGUR
Muliawan, Deputi Pengendalian Operasi SKK MIGAS
Tahun Pengeboran Jadi Tantangan yang Harus Dijawab Adhitya C. Utama/
[email protected]
K
epala SKK Migas, Rudi Rubiandini telah mencanangkan 2013 sebagai tahun pengeboran. Bidang pengendalian operasi menjadi ujung tombak untuk merealisasikan target tersebut. Kegiatan survei dan pengeboran yang telah direncanakan mesti bisa berjalan sesuai jadwal. Pasalnya, setiap keterlambatan akan menyebabkan produksi berkurang.
Selain berupaya mengatasi sejumlah permasalah operasi yang bakal menghadang, Bidang Operasi akan terus melakukan kolaborasi, baik dengan sesama fungsi di SKK Migas, pemerintah pusat, dan daerah, serta stakeholder lainnya. “Tanpa dukungan semua pihak, target produksi migas nasional sulit tercapai,” kata Deputi Pengendalian Operasi, SKK Migas, Muliawan, kepada BUMI beberapa waktu lalu di ruang kerjanya. Berikut petikan wawancara selengkapnya: Bagaimana kesiapan Bidang Operasi dalam menghadapi tahun pengeboran? Ini merupakan tantangan bagi kami, bidang operasi. Apalagi, kegiatan pengeboran pengembangan dan work over (kerja ulang) tahun ini diharapkan dapat memberi hasil tambahan produksi sekitar 120 ribu bph (barel per hari) dan gas bumi hampir 1.000 MMscfd (juta kaki kubik per hari). Kami akan berupaya agar kegiatan yang telah direncanakan tersebut bisa sesuai jadwal. Mulai dari persiapan, kapan mulai dibor, hingga selesai. Setiap keterlambatan dari
12 | BUMI
kegiatan pengeboran akan berdampak langsung pada penurunan produksi. Perlu disadari banyak permasalahan yang akan menghadang. Misalnya, kendala eksternal yang di luar kontrol SKK Migas. Jargon kolaborasi sudah sesuai guna menghadapi permasalahan tersebut. Kita perlu berkoordinasi dengan stakeholders, khususnya masyarakat dan pemerintah di daerah. Apalagi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengeluarkan beberapa izin, misalnya izin lokasi. Jika izin itu tidak keluar, persiapan teknis yang sudah disiapkan sedetail mungkin jadi percuma. Masalah lainnya adalah soal pengadaan lahan. Lahan yang dibutuhkan memang tidak luas. Hanya lubang bor saja, dengan diameter tidak sampai 36 inchi. Total lahan yang diperlukan hanya sekitar dua hektar. Ini tidak seperti industri pertambangan yang memerlukan lahan sangat luas. Namun, proses pembebasan lahan untuk kegiatan pengeboran sering kali terhambat dan lama. Terlebih daerah yang tumpang tindih, misalnya dengan perkebunan,
hutan, dan bahkan pemukiman. Kendala eksternal sudah ada sejak lama. Terobosan apa yang dilakukan? Dari hasil rakor bulan Februari 2013 lalu, kita membuat jadwal seluruh sumur yang akan dibor. Data tersebut kemudian diberikan kepada fungsi terkait seperti perwakilan, formalitas, dan humas. Dengan begitu, fungsifungsi terkait itu sudah bisa aware dan mengantisipasi lebih awal kegiatan apa saja yang perlu mereka lakukan. Jadi, kita berharap mereka bisa lebih pro aktif. Karena persiapan-persiapan sebelum pengeboran itulah yang paling penting. SKK Migas juga telah mengundang asosiasi perusahaan pengeboran nasional (APMI/Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas, dan Panas Bumi Indonesia). Kita paparkan jadwal tersebut. Dari jumlah sumur yang akan dibor, muncullah kebutuhan rig. Kami minta mereka ikut mengantisipasinya. Pengadaan rig menjadi faktor krusial terlambatnya pengeboran. Saat dibutuhkan, kerap rig tidak tersedia. Oleh karena itu, sejak Maret 2013
FIGUR
awal, kami jelaskan akan mengebor berapa sumur yang lengkap dengan kedalamannya. Dengan begitu, para pemilik rig sudah bisa mengetahui spesifikasi rig yang dibutuhkan. Bagaimana tanggapannya? Mereka menyambut baik. Ini merupakan peluang buat mereka. APMI memperkirakan kebutuhan rig tahun ini bisa mencapai 500 rig. Sementara rig yang tersedia hanya 250-an. Ini jadi tantangan. Saya harapkan mereka dapat mengantisipasinya dengan mencari kekurangan rig tersebut. Para pengusaha pasti bisa, apalagi ada peluang. Tinggal cari rig, dari mana pun. Masuk bulan ketiga 2013, realisasi vs target pengeboran seperti apa? Sejauh ini realisasinya belum sesuai dengan target. Kami mendorong adanya akselerasi. Pengeboran yang tertunda harus segera diselesaikan. SKK Migas akan melakukan kunjungan ke lapangan untuk mengetahui masalah riil yang terjadi. Tim harus bisa mengantisipasi dan mencari peluang untuk percepatan tersebut. Mereka itu juga harus bisa segera mengatasi masalah. Namun perlu diingat, masalah pengeboran bukan hanya tanggung jawab bidang operasi. Ada peran fungsi lain. Kita mesti bisa lebih solid dan berkolaborasi. Dinas Survei dan Pengeboran ditingkatkan menjadi divisi. Seperti apa kondisi yang dihadapi saat ini? Secara struktural hingga subdinas sudah lengkap personelnya. Malahan sudah bertambah. Hanya dari staf, kami masih melakukan penyesuaian. Pasalnya, di bidang operasi ada dinas yang naik menjadi divisi, namun ada pula divisi yang melebur. Kami bersepakat untuk mendukung Divisi Pengeboran agar kinerjanya optimal. Apalagi, ini tahun pengeboran. Perbedaan dengan “naik” menjadi divisi, dari konsentrasi pekerjaan, mereka akan lebih fokus untuk menyelesaikan masalah. Sebagai ilustrasi, saat masih setingkat dinas, sumur pengembangan masih sub Maret 2013
dinas dengan satu staf yunior. Padahal, yang diawasi ada sekitar 800 sumur pengembangan. Jadi tinggi sekali load pekerjaannya. Akhirnya, kurang begitu maksimal dari sisi pengawasan dan pengendalian. Apalagi untuk mengantisipasi agar pengeboran dapat dipercepat. Jadi harus diakui bahwa upaya sebelumnya belum maksimal. Divisi Pemeliharaan Fasilitas Operasi dilebur dengan Manajemen Proyek. Itu seperti kembali ke sebelumnya. Apa yang menjadi dasar pertimbangannya? Tahun 2010, unplanned shutdown menjadi istilah yang sering diucapkan terkait hasil produksi migas. Kontribusi unplanned shutdown kala itu menyebabkan berkurangnya produksi minyak sampai 14 ribu bph. Tahun ini, jumlahnya bisa ditekan di bawah 10 ribu bph. Hal inilah yang mungkin dilihat oleh manajemen. Memang, jika dibandingkan dengan produksi nasional, kontribusi unplanned shutdown hanya satu sampai dua persen. Sementara target yang diharapkan dari kegiatan pengeboran dan work over mencapai 15 persen. Itulah yang mendorong terjadinya perubahan paradigma. Tujuan akhir pengeboran adalah produksi, bagaimana realisasinya hingga saat ini? Dari mulai awal tahun, produksi sudah menunjukkan tren meningkat dibandingkan akhir tahun 2012. Ratarata produksi minyak saat ini (akhir Februari 2013) berkisar 828 ribu bph. Dengan kondisi di lapangan seperti sekarang, produksi realistis antara 830-840 ribu bph. Apa saja proyek-proyek tahun 2013? Untuk proyek minyak sedikit sekali. POP (put on production) justru sangat dominan. Kebanyakan proyek gas. Jadi untuk minyak benar-benar titik terendah tahun ini. Bagaimana dengan Blok Cepu? Sejauh ini, kami masih melihat full scale Blok Cepu bisa sesuai jadwal, yakni mulai onstream Juli 2014. Selanjutnya, produksi secara bertahap
akan naik hingga 165 ribu bph pada akhir tahun 2014. Pengalaman paling berkesan selama bekerja di industri hulu migas? Setelah lulus kuliah, saya sempat bekerja di sebuah perusahaan tambang batubara di Jakarta. Kemudian masuk Pertamina melalui BPS (Bimbingan Profesi Sarjana). Setelah mengikuti pendidikan selama tujuh bulan di Cepu, saya langsung ditempatkan di Pulau Bunyu, Tarakan, Kaltim. Pengalaman pertama ini sangat berkesan. Karena berbeda dengan perjalanan hidup saya sebelumnya. Sejak kecil dan tumbuh dewasa di Jakarta. Kemudian kuliah di Bandung. Keduanya adalah kota besar. Berbeda dengan Pulau Bunyu, yang sangat kecil dan terpencil. Namun karena terisolir, hubungan antar warga menjadi sangat solid. Kesan lainnya adalah ketika ditugaskan di perwakilan, yakni Sumatera Bagian Utara. Ini merupakan pengalaman baru juga. Sejak awal bekerja di Pertamina hingga BPMIGAS, saya melulu mengurusi masalah teknis. Namun, ketika bertugas di kantor perwakilan Sumbagut selama empat tahun, saya menjalani pekerjaan dengan sentuhan dinamis. Sehari-hari justru selalu menghadapi masalah non teknis, seperti perizinan, pembebasan lahan dan sebagainya. Namun, pengalaman inilah yang membentuk karakter saya hingga sekarang. Karena sebagai ujung tombak di daerah, saya mesti bisa membawa citra institusi dan industri hulu migas ke stakeholder lokal. Pesan-pesan untuk pekerja SKK Migas? Bekerjalah dengan bertanggung jawab, serta dengan jiwa dan rasa. Kita harus kompak untuk mencapai target institusi. Industri ini sedang disorot, bahkan digoyang. Dengan kondisi ini, sudah semestinya kita saling menjaga, bahu-membahu. Kita memang berasal dari berbagai macam latar belakang. Namun, dengan heterogenitas tersebut, kita bisa saling bersinergi dan bertukar pengalaman.***
BUMI | 13
SEREMONIAL
Diskusi Migas PDIP – Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini menjadi pembicara dalam diskusi Migas untuk Ketahanan Energi yang digelar Fraksi PDIP di Gedung DPR, Rabu 27 Februari 2013. Acara dihadiri Ketua Umum PDIP, Megawati Soeharnoputri, Ketua MPR, Taufik Kiemas, dan Ketua DPD, Irman Gusman.
BNI Jadi TPA Blok Mahakam - BNI ditunjuk sebagai trustee and paying agent (TPA) untuk kontrak penjualan gas di blok Mahakam, Kalimantan Timur. Penandatanganan kesepakatan dilakukan pimpinan BNI, Pertamina, Total E&P Indonesie, dan Inpex disaksikan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (kedua dari kiri) di Jakarta, Senin, 25 Februari 2013.
Cinderamata Luncheon Talk IPA – Ketua Indonesian Petroleum Association (IPA) Lukman Mahfoedz (kanan) menyerahkan cinderamata kepada Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (kiri) usai menjadi pembicara kunci pada Luncheon Talk IPA pada Rabu 13 Februari 2013 di Jakarta.
Penandatanganan Sewa Rig – Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (kiri) menyaksikan penandatanganan kontrak lima Rig pengeboran antara Vice President Director Apexindo Pratama Duta, Zainal Abidinsyah Siregar (tengah) dan Presiden Direktur dan General Manager Total E&P Indonesie, Elisabeth Proust (kanan) di Jakarta, Senin, 18 Februari 2013 lalu. Nilai kontrak-kontrak tersebut mencapai Rp 5,4 triliun dengan TKDN sebesar 76 persen.
Rakor Kepabeanan - Peserta Rapat Koordinasi Kepabeanan ke I Tahun 2013 berfoto bersama usai acara yang digelar 13-15 Februari lalu di Bogor. Kegiatan yang diadakan bersama Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdagangan tersebut dilakukan dalam rangka harmonisasi peraturan pemerintah antara lain terkait fasilitas fiskal kegiatan CBM dan kegiatan eksploitasi, ketentuan tata laksana bahan peledak, ijin impor dan ekspor barang bukan baru, sekaligus membuat terobosan agar kegiatan kepabeanan dalam operasi hulu migas dapat lebih terintegrasi.
14 || BUMI BUMI 14
Maret 2013 2013 Maret
SEREMONIAL
Silaturahmi ke Bengkulu Utara – Bupati Bengkulu Utara, Imron Rosady (tengah) berfoto bersama Deputi Pengendalian Keuangan SKK Migas, Akhmad Syakhroza (keempat dari kanan) dan Presiden Direktur & General Manager Total E&P Indonesie, Elisabeth Proust (keempat dari kiri) usai kunjungan kerja ke Bengkulu, Selasa 29 Januari 2013 lalu. Kunjungan terkait penjajakan kegiatan Eksplorasi di blok Bengkulu 1 Mentawai. Total berencana melakukan investasi US$ 400 juta di blok lepas pantai tersebut.
Peresmian Klub Migas UPN – Wakil Kepala SKK Migas, J. Widjonarko meresmikan Wimaya Oil and Gas Club, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran”, Yogyakarta, pada Senin, 25 Februari 2013. Pembentukan klub migas menjadi upaya SKK Migas mendorong keterlibatan universitas berperan aktif dalam pengembangan industri hulu migas. Kegiatan dihadiri Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPN, Sari Bahagiarti dan Ketua Wimaya, Suhari Rachman.
Kunjungan FKDPM – Perwakilan Forum Komunikasi Daerah Penghasil Migas (FKDPM) berfoto bersama usai kunjungan ke kantor Total E&P Indonesie di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, pada 20 Februari 2013 lalu. Selama dua hari, diungkap berbagai masalah yang masih dianggap mengganjal dan belum dipahami oleh peserta forum, antara lain, lifting, dana bagi hasil, dan tanggung jawab sosial.
Sabet Stan Terkait Balikpapan Fair – Kepala Perwakilan Kalimantan-Sulawesi SKK Migas, Ngatijan belajar membatik di selasela Balikpapan Fair yang diadakan pada 27 Februari hingga 3 Maret 2013. Dalam kegiatan tersebut, stan pameran SKK Migas dan kontraktor KKS mendapat penghargaan sebagai peserta terbaik 1. Selama pameran ditampilkan berbagai program unggulan pemberdayaan masyarakat, pengenalan industri migas, serta hasil UKM di sekitar wilayah operasi kontraktor. Keikutsertaan industri hulu migas sebagai bentuk kepedulian serta dukungan pada pemerintah kota Balikpapan yang berulang tahun ke 116.
Maret 2013 2013 Maret
BUMI || 15 15 BUMI
SPEKTRUM
Pengukuhan Himpunan Wanita SKK Migas Adhitya Cahya Utama /
[email protected]
K
epengurusan Himpunan Wanita SKK Migas (HWS) resmi terbentuk. Pengukuhan pimpinan dan pengurus dengan penyematan pin secara simbolis oleh Penasihat HWS, Triesna J. Wacik pada Rabu, 27 Februari 2013 lalu. Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dari Ketua HWS, Lien Rubiandini kepada Pembina HWS, yang juga Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Dalam sambutannya, Rudi mengatakan, sama seperti pimpinan dan pekerja SKK Migas, struktur organisasi ini mengikuti perubahan yang terjadi. Tugas dan tanggung jawab SKK Migas saat ini jauh lebih berat karena menghadapi
16 | BUMI
sorotan dari stakeholders. Oleh karena itu, dia meminta dukungan ibu-ibu sebagai pendamping suami di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, untuk mengembalikan citra lembaga SKK Migas. Di sinilah peran penting ibu-ibu dalam memberikan warna tersendiri bagi industri hulu migas. “Ibu-ibu harus dapat menjaga supaya kita selalu berada dalam koridor untuk menjunjung tata kelola lembaga yang baik,” katanya. Pada awal September 2012, waktu itu masih Himpunan Wanita BPMIGAS, telah diluncurkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Menurut Rudi, AD/ART ini masih relevan digunakan untuk mengatur operasional dan menentukan arah perkembangan organisasi secara lebih tertata.
Lien Rubiandini mengatakan, pengurus baru diharapkan mempunyai semangat yang tidak kalah tinggi dengan pengurus sebelumnya untuk lebih mengoptimalkan peranan dan kemajuan organisasi HWS. Tak kalah penting, peranan dari anggota HWS lainnya untuk mendukung dan menyukseskan program-program HWS yang akan dicanangkan oleh pengurus yang baru. “Tentunya dengan tidak mengesampingkan peran kita sebagai istri dan ibu dari anak anak,” kata dia. Setelah pengukuhan, hadirin mendapat ceramah agama dari Ustadz Toto Tasmara bertajuk “Bagaimana Pergaulan dan Komunikasi yang Harmonis Diterapkan pada Kehidupan Sehari-hari.”***
Maret 2013
SPEKTRUM
Kangean Capai Produksi 20 Juta Barel Alfian/
[email protected]
P
ada akhir Januari 2013, Blok Kangean yang berlokasi di timur Madura telah mencapai akumulasi produksi minyak dan gas bumi sebesar 20 juta barel setara minyak (barrel oil equivalent/ BOE). Kangean Energy Indonesia yang menjadi operator wilayah kerja tersebut mengadakan peringatan atas pencapaian kinerja tersebut pada Rabu, 27 Februari 2013 lalu. Acara dihadiri Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini dan Presiden dan General Manager Kangean, Katsuo Suzuki. Pencapaian angka produksi 20 juta BOE merupakan gabungan dari produksi sebesar 10 juta BOE dari Lapangan Pagerungan, PUO dan Sepanjang, serta 10 juta BOE dari produksi gas sumur dari Lapangan
Maret 2013
Terang. Hasil produksi lapangan Terang sangat menggembirakan. Dari empat sumur yang mulai produksi pada Mei 2012, kumulatif produksi 10 juta BOE dapat dicapai pada 29 Januari 2013. Produksi gas per sumurnya mencapai 75 juta kaki kubik per hari. Dalam sambutannya, Rudi mengucapkan selamat kepada operator dan partner yang telah bahumembahu mencapai angka produksi ini. “Semoga pencapaian produksi ini menjadi tonggak untuk pencapaian target produksi yang lebih meningkat lagi pada masa-masa mendatang,” katanya. Rudi mengatakan, hasil produksi saat ini tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan survei dan pengeboran yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, dia mengingatkan Kangean
untuk tidak lupa membuat program pengeboran, karena hanya melalui pengeboran, produksi minyak dan gas bumi dapat dipertahankan. “Tinjau kembali rencana kegiatan pemboran tahun 2013,” katanya. SKK Migas, kata dia, tidak ingin produksi Lapangan Terang yang membanggakan ini hanya untuk periode sesaat. Perlu ditemukan sumber gas lain di Lapangan Sirasun dan Batur, sehingga kesatuan TSB (Terang, Sirasun dan Batur) akan lebih membanggakan. Katsuo mengatakan, SKK Migas telah memberi target produksi untuk Kangean sebesar 52 ribu BOE per hari. Angka ini membuat Kangean berada di urutan 10 produsen migas di Indonesia. “Kami berusaha keras mencapai target tersebut,” katanya.***
BUMI | 17
BIANGLALA
Industri Hulu Migas Peduli Banjir Di Daerah Priandono Hernanto/
[email protected] Darwensi/
[email protected]
B
encana banjir terjadi di beberapa daerah Indonesia. Di daerah yang terdapat industri hulu migas, para korban mendapat bantuan paket sembako dari SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama yang beroperasi di sekitar daerah tersebut.
Penyerahan Bantuan ke Nelayan Tuban Amar /
[email protected]
S
KK Migas bersama Mobil Cepu Limited (MCL) menjalankan Program Kemasyarakatan Pendukung Operasi (PKPO) Tambat Labuh yang dibangun di Desa Glodog, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Peresmian secara simbolis dilakukan dengan penandatanganan prasasti oleh MCL dan Bupati Tuban, Fathul Huda disaksikan Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Jabamanusa, Agus Kurnia di kantor Kecamatan Palang, 1 Februari 2013. Hadir pula dalam kesempatan tersebut, anggota Komisi VII (bidang energi) DPR, Satya W. Yudha, perwakilan tokoh masyarakat serta para nelayan. “Kami berharap program ini dapat memberikan nilai manfaat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kecamatan Palang dan sekitarnya,” kata Agus. Fathul mengucapkan terima kasih atas kepedulian industri hulu migas terhadap nelayan. Tambat labuh ini akan dimanfaatkan tidak hanya oleh nelayan Glodog, tetapi juga nelayan-nelayan di sekitar Kecamatan Palang. Pemerintah daerah berharap, program yang diberikan kepada masyarakat harus sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat sekitar. Semua bentuk bantuan sebaiknya sampai kepada semua lapisan masyarakat dan tepat sasaran. “Tentunya dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten,” kata Fathul.***
18 | BUMI
Maret 2013
BIANGLALA
Bencana banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, membuat SKK Migas serta Mobil Cepu Limited (MCL), JOB Pertamina-Petrochina East Java, dan Pertamina EP, tergerak untuk membantu para korban. Sebagai bentuk kepedulian tersebut, diserahkan bantuan sebanyak 1.900 paket sembako pada Rabu, 20 Februari 2013 lalu. “Menjadi kewajiban kami membantu saudara yang sedang dilanda bencana,” kata Kepala Bagian Humas, SKK Migas, Elan Biantoro, di sela-sela serah terima bantuan di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro. Elan berharap, penerima bantuan tidak melihat dari nilai barangnya. “Melainkan perhatian kami yang ingin berbagi,” kata dia. Asisten I Kabupaten Bojonegoro, Kusnandaka Catur mengatakan banjir telah melanda Bojonegoro sejak lama. Untuk itu, dia meminta masyarakat bisa berharmoni dengan kondisi tersebut. “Selalu waspada. Apalagi ada potensi
banjir bandang dari daerah selatan, karena hutan yang sudah gundul,” katanya.
Rabu, 27 Februari 2012 lalu. “Langkah ini untuk membantu meringankan korban banjir,” kata Rudy.
Banjir luapan Bengawan Solo memang menyisakan duka bagi warga Desa Piyak, Kecamatan Kanor. ”Banjir tingginya satu meter lebih di dalam rumah kami,” kata Tarimo. Dia pun harus diungsikan dengan perahu selama dua hari di wilayah yang tidak tergenang air. Bantuan tersebut sangat membantu keluarganya memenuhi kebutuhan hidup. Pasalnya, banjir membuat dia dan istrinya yang menjadi buruh tani tak bisa bekerja.
Bantuan diserahkan kepada korban banjir berdasarkan informasi kebutuhan yang diperoleh dari Dinas ESDM Muaro Jambi. Beberapa kontraktor yang berpartisipasi yakni Pertamina EP, UBEP Jambi, Petrochina International Jabung, dan TAC Pertamina-EMP Gelam.
SKK Migas dan kontraktor juga memberikan bantuan korban banjir yang melanda di beberapa daerah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Untuk Kabupaten Muaro Jambi diberikan bantuan berupa sembako sebanyak 400 paket. Bantuan secara simbolis diserahkan Kepala Operasi Perwakilan Sumateri Bagian Selatan, SKK Migas, Rudy Fajar kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muaro Jambi, Muhammad Zakir pada
Kemudian, pada Sabtu, 2 Maret diserahkan bantuan 250 paket Sembako untuk Kota Palembang. Bantuan diserahkan langsung kepada masyarakat di sekitar kantor perwakilan, yaitu Kelurahan Ogan Baru Kertapati, Kemas Ridho, Demang Lebar Daun, Jakabaring. “Lokasi-lokasi tersebut belum mendapatkan bantuan dari pihak manapun,” ujar Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Setia Budi. Selain itu, SKK Migas telah mengerahkan sejumlah kontraktor di Musi Banyuasin, Jambi dan sekitarnya untuk membantu korban banjir di wilayah masingmasing.***
SKK Migas-Total E&P Indonesie Resmikan Kelas SD Di Kutai Wandy Ferdian/
[email protected]
S
KK Migas dan Total E&P Indonesie membantu pembangunan dan renovasi dua ruang kelas tambahan di SD Negeri 015 Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Peresmian berlangsung pada Kamis, 28 Februari 2013, dihadiri Deputi Executive Vice President Total E&P Indonesie, Jean Francois Brisou, Camat Anggana, Alamsyah, dan Humas Perwakilan SKK Migas, Damar Setyawan. “Program ini sejalan dengan upaya meningkatan kualitas sarana belajar mengajar di Kabupaten Kutai Kartanegara,” kata Brisou. Damar menjelaskan, latar belakang pembangunan SD 015 Muara Pantuan dikarenakan kurangnya jumlah sarana dan prasarana, seperti ruang belajar sekolah. Sebagai contoh penggunaan satu ruang kelas dipakai untuk dua tingkat secara bersamaan. Belum lagi ruangan yang telah termakan usia dan
Maret 2013
dipengaruhi oleh kondisi cuaca lokal. Kondisi ini, kata dia, dapat menghambat proses belajar mengajar sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus agar terjaga keamanan dan kenyaman para murid maupun guru.
Alamsyah menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan. Pihaknya berjanji akan memanfaatkan secara optimal bantuan tersebut untuk guru dan murid, dan masyarakat sekitar.***
BUMI | 19